Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 i · PDF file4. Penanggulangan Penyakit Demam...
Transcript of Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 i · PDF file4. Penanggulangan Penyakit Demam...
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan buku
Profil Kesehatan Provinsi Banten tahun 2011 dapat diselesaikan. Buku
Profil Kesehatan Provinsi Banten ini merupakan kompilasi data dari
seluruh Buku Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.Data
yang digunakan dalam proses penyusunan Buku Profil Kesehatan ini
bersumber dari berbagai unit kerja baik di dalam maupun di luar
lingkungan sektor kesehatan. Agar data yang diperoleh relevan dan
akurat, maka terhadap data yang berasal dari unit pelaksana teknis telah
dilakukan uji silang data dengan para pemegang program melalui
mekanisme pemutakhiran data di tingkat Kabupaten/Kota dan tingkat
Provinsi termasuk melibatkan pula lintas sektoral yaitu Badan Pusat
Statistik.
Buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran
secara utuh tentang situasi dan kondisi kesehatan di Provinsi Banten,
baik sarana/prasarana kesehatan, ketersedian dan sebaran tenaga
kesehatan serta pelayanan dan hasilnya yang telah dicapai selama tahun
2011.Kami sadar bahwa dalam Penyusunan Buku Profil Kesehatan ini
masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan masukan yang membangun untuk penyusunan Profil
kesehatan Provinsi Banten pada tahun yang akan datang.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 iii
Pada Kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Profil kesehatan Provinsi
Banten tahun 2011, mulai dari pengumpulan data, pemutakhiran data,
Pengolahan dan analisa data sampai pada proses percetakan, semoga
Allah SWT membalas kebaikan bapak/ibu semuanya.
Serang, November 2012
Tim penyusun
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 iv
SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN
Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatNya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Banten
tahun 2011 dapat diselesaikan.
Tanggung jawab Dinas Kesehatan sebagai badan publik di
lingkungan Pemerintah Provinsi Banten adalah menyediakan serta
memberikan informasi kepada masyarakat tentang derajat kesehatan di
Provinsi Banten. Melalui Buku Profil Kesehatan ini, berharap dapat
memberi informasi kepada masyarakat gambaran secara utuh tentang
situasi dan kondisi kesehatan di Provinsi Banten yang telah dicapai
selama tahun 2011.
Besar harapan kami buku Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun
2011 ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Banten, khususnya
para stake Holder Kesehatan di Provinsi Banten, sebagai informasi untuk
bahan evaluasi dan perencanaan kegiatan pada tahun selanjutnya.
Wassalamualaikum WW
Serang, November 2012
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Banten
dr. H. Djadja Buddy Suhardja S, MPH
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 v
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR i
SAMBUTAN KEPALA DINAS iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….…... 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………......... 1
1.2 Tujuan Umum ..……………………………………………………..……… 2
1.3 Tujuan Khusus ………………………………………………..................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ……………………………………………….…….. 2
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK ………………………… 4
A. Gambaran Umum Provinsi Banten …………………………..………… 4
1. Luas wilayah ……………..……………………….……………….......... 4
2. Wilayah Administrasi …………………………….………………………. 5
B. Keadaan Penduduk ………………………………………………………. 6
C. Keadaan Ekonomi …………………………………………..……………… 8
D. Keadaan Pendidikan ………………….………………………... 9
E. Keadaan Kesehatan Lingkungan ………………………………………… 10
1. Sarana Air Bersih …..……………………………………………………….. 10
2. Sarana akses terhadap sanitasi dasar ……………………………………. 11
3. Rumah Sehat ………………………………………………………………. 12
4. Tempat Umum dan Pengelolaan makanan ……………………………. 14
5. Bangunan yang diperiksa jentik ……………………………………….. 15
F. Keadaan Perilaku masyarakat …………………………………………… 17
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN …………………………………………… 18
A. Mortalitas ………………………………………….. 18
1. Angka Kematian Bayi (AKB) ………………………………………….. 18
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 vi
2. Angka Kematian Ibu (AKI) ………………………………………….. 19
Umur Harapan Hidup (UHH) ………………………………………….. 20
Status Gizi Balita …………………………………………… 21
B. Morbiditas …………………………………….…………………………….. 23
1. 10 Besar Pola Penyakit ……………………………………………….. 23
2. Penyakit manular ………………….………………………………….. 23
a. Malaria …………………………….………………………………….. 23
b. TB Paru ………………….…………………….…………………….. 24
c. HIV/AIDS …………………….……………………………………….. 26
d. Pneumonia ………………….………….…………………………….. 27
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ……………….. 28
a. Tetanus Neonatorum ……..………………………………………... 28
b. Campak …………………………………………………..………….. 29
c. Diptheri ……………………….……………….…………………….. 31
d. Hepatitis B ……………………………….………………………….. 32
4. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ……………….. 28
a. Demam Berdarah Dengue ………………………………………….. 33
b. Diare ………………………………………………………………….. 35
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN …………………………………………….. 37
A. Pelayanan Kesehatan dasar …………………………………………… 37
1. Pelayanan Kesehatan Dasar ……..…………………………………….. 37
a. K1 dan K4 ………………………………..…………………………….. 37
b. Pertolongan Linakes ………..………………………………………….. 38
c. Kunjungan Neonatus ……………..…………………………………….. 39
d. Pelayanan Kesehatan pada Balita ……………………………………. 41
2. Pelayanan Imunisasi …………………………..………………………….. 42
a. Desa UCI ……………………………………………………………….. 42
b. Imunisasi pada WUS ………………………………………………….. 43
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 vii
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan ………………………………………… 45
Jaminan Pemelliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) ...…………… 45
C. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ………………………… 46
1. Pencegahan Penyakit Polio …………………………………………. 46
2. Pengendalian Penyakit ISPA …………………………………………. 49
3. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS ……………………………….. 50
4. Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) …….. 51
5. Penanggulangan Penyakit Malaria …………………………………… 51
6. Penanggulangan Penyakit Filariasis ..………………………………… 54
D. Perbaikan Gizi Masyarakat …………………………………………... 55
1. Pemberian Tablet Besi (Fe) …………………………………………... 55
2. Pemberian ASI Eksklusif …………………………………………... 56
3. Pemerian Kapsul Vit. A …………………………………………... 57
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN …………………………………… 59
A. Sarana Kesehatan ……………………..………………………………… 59
1. Puskesmas ………….……………………………………………………. 59
2. Rumah Sakit ………….……………………………………………………. 61
3. Usaha Bersumber Kesehatan masyarakat (UKBM) …………………… 62
B. Tenaga Kesehatan …………….…………………………………………. 63
1. Rasio Tenaga Kesehatan ……………….………………………………... 64
2. Jumlah Tenaga Kesehatan ………………………………………………. 65
C. Pembiayaan Kesehatan ………………………………………………. 66
1. Jaminan Kesehatan Masyarakat ………………………………………… 66
BABVI KESIMPULAN ………………………………………………………………….. 69
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 viii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban
Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin Dan Kecamatan
Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Tabel 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut
Jenis Kelamin Dan Kecamatan
Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas
Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Kecamatan
Tabel 6 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 7 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 8 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Dan AFP Rate (Non Polio) Menurut
Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis
Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 11 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis
Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 12 Jumlah Kasus Dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 ix
Tabel 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, Dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut
Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 15 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis
Kelamin
Tabel 16 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 17 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 19 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis
Kelamin,Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas - Lanjutan
Tabel 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 24 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
Dan Puskesmas
Tabel 25 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 x
Tabel 27 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan,
Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 29 Persentase Cakupan Imunisasi Tt Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dan
Puskesmas
Tabel 30 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut
Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 31 Jumlah Dan Persentase Ibu Hamil Dan Neonatal Risiko Tinggi / Komplikasi
Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 32 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas
Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 33 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan Dan
Puskesmas
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 35 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 38 Cakupan Desa/Kelurahan Uci Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 39 Cakupan Imunisasi DPT HB Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 40 Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, Dan Puskesmas
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xi
Tabel 41 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
Dan Puskesmas
Tabel 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Dari Keluarga
Miskin Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 44 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 45 Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis
Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Menurut Jenis
Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Menurut Jenis
Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 49 Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat
Darurat (Gadar ) Level I
Tabel 50 Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani < 24 Jam Menurut Kecamatan
Dan Puskesmas
Tabel 51 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada Klb Menurut Jenis KLB
Tabel 52 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
Dan Puskesmas
Tabel 53 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
Dan Puskesmas
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xii
Tabel 54 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Tabel 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis
Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin)
Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin)
Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas
Tabel 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan , Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan
Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 59 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit
Tabel 60 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumahsakit
Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat Menurut
Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 62 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut
Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 64 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan,
Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 65 Persentase Keluarga Menurut Sarana Air Minum Yang Digunakan,
Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 66 Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut
Kecamatan Dan Puskesmas
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xiii
Tabel 67 Persentase Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
Tabel 68 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kecamatan
Dan Puskesmas
Tabel 69 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Tabel 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan
Tabel 71 Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes Dan Memiliki 4
Spesialis Dasar
Tabel 72 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan
Tabel 74 Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan
Tabel 75 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan
Tabel 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian Dan Gizi Di Sarana Kesehatan
Tabel 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Sanitasi Di Sarana Kesehatan
Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana Kesehatan
Tabel 79 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Patut kita garis bawahi bahwa pembangunan kesehatan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional yang sedang gencar-gencarnya dilaksanakan tidak lain
karena Pembangunan Kesehatan menyentuh hampr semua aspek
kesehatan atau dengan kata lain kesehatan merupakan Hak dasar
Manusia serta merupakan karunia dari Tuhan yang perlu di syukuri,
di jaga dan di tingkatkan kualitasnya.
Profil Kesehatan Provinsi Banten merupakan gambaran situasi
kesehatan di Provinsi Banten dan merupakan salah satu alat untuk
melakukan evaluasi pelaksanaan program pembangunan.
Pembangunan dibidang kesehatan dilaksanakan tidak hanya di
bidang fisik seperti pembangunan sarana dan prasarana gedung
akan tetapi juga dilaksanakan di bidang non fisik seperti
peningkatkan kualitas tenaga kesehatan dan Kegiatan Promosi
Kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan di bidang non
fisik.
Profil Kesehatan Tahun 2011 merupakan Terbitan ke 11
( Sebelas ) sejak Profil kesehatan mulai di susun pada tahun 2001.
Dengan adanya Penerbitan Profil Kesehatan secara berkelanjutan ini
di harapkan dapat mengambaran Pembangunan Kesehatan di
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xv
Provinsi Banten sekaligus menjadi bahan dalam perencanaan
Pembangunan kesehatan ke depan yang sesuai dengan keadaan
dan kondisi yang terkini
I. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Provinsi Banten 2011
adalah tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat
waktu dansesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan
kemampuan manajemen kesehatan secara berhasilguna dan
berdayaguna sebagai upaya menuju “Masyarakat Banten Mandiri
Dalam Hidup Sehat”.
II. Tujuan Khusus :
Mengetahui derajat kesehatan masyarakat Banten pada
tahun 2011, dengan indikator :
1. Diperolehnya Data / informasi umum dan lingkungan yang
meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan
dan sosial ekonomi di Provinsi Banten tahun 2011;
2. Diperolehnya Data / informasi tentang status kesehatan
masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan
status gizi masyarakat di Provinsi Banten tahun 2011;
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xvi
3. Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang
meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan di
Provinsi Banten tahun 2011;
4. Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan
perencanaan kegiatan program kesehatan di Provinsi Banten
tahun 2011;
5. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan
program – program kesehatan di Provinsi Banten tahun 2011;
6. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah
dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan
yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit
Kesehatan lainnya di Provinsi Banten tahun 2011;
III. Sistematika Penulisan
Penyusunan Profil kesehatan Provinsi Banten menggunakan
Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan edisi data terpilah,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan sistematika
Penulisan sebagai berikut :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Gambaran Umum Provinsi Banten
Bab III. Situasi Derajat Kesehatan
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xvii
Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan
Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab VI. Kesimpulan
Lampiran
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xviii
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
A. GAMBARAN UMUM PROVINSI BANTEN
1. Luas wilayah dan batas-batasnya
Melalui UU No. 23 Tahun 2000 tentang status karesidenan
Banten Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten.
Wilayah Provinsi Banten Memiliki Luas wilayah 9.662.92 KM2.
Wilayah Provinsi Banten terletak pada batas astronomis 1050
m1’11’’-1060 7’12’’BT dan 50 7’50’’-70 1’1’’ LS, mempunyai posisi
strategis pada lintas perdagangan internasional dan nasional
sedangkan untuk Temperatur didaerah pantai dan perbukitan
berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu dipegunungan
dengan ketinggian antara 400 -1.350 M dapat mencapai antara 180
C- 290 C.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xix
Adapun letak Provinsi Banten secara geografis berbatasan
dengan :
Sebelah utara berbatasan dengan laut jawa.
Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta dan Provinsi
Jawa Barat.
Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.
Sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda
2. Wilayah Administrasi
Provinsi Banten mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari 4
Kabupaten dan 4 Kota dengan perincian sebagai berikut :
1. Kabupaten Pandeglang
2. Kabupaten Lebak
3. Kabupaten Serang
4. Kabupaten Tangerang
5. Kota Tangerang
6. Kota Cilegon
7. Kota Serang
8. Kota Tangerang Selatan
Untuk jumlah kecamatan yang berada di Provinsi Banten
berdasarkan Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2011
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xx
,Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten berjumlah 154 kecamatan
dengan rincian :
1. Kabupaten Pandeglang terdiri dari 35 kecamatan
2. Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan
3. Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan
4. Kabupaten Serang terdiri dari 28 kecamatan
5. Kota Tangerang 13 kecamatan
6. Kota Cilegon terdiri dari 8 kecamatan
7. Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan
8. Kota Tangerang Selatan dari 7 kecamatan
Untuk jumlah desa / kelurahan yang berada di Provinsi
Banten berdasarkan Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2011
,Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten berjumlah 1545 desa /
kelurahan dengan rincian :
1. Kabupaten Pandeglang memiliki 339 desa/kelurahan
2. Kabupaten Lebak memiliki 345 desa/kelurahan
3. Kabupaten Tangerang memiliki 246 desa/kelurahan
4. Kabupaten Serang memiliki 348 desa/kelurahan
5. Kota Tangerang memiliki 104 desa/kelurahan
6. Kota Cilegon memiliki 43 desa/kelurahan
7. Kota Serang memiliki 66 desa/kelurahan
8. Kota Tangerang Selatan 54 desa/Kelurahan
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxi
B. KEADAAN PENDUDUK
Penduduk merupakan salah satu factor yang harus
diperhatikan dalam proses pembangunan dewasa ini, dimana jumlah
penduduk yang besar dengan komposisi dan distribusi yang lebih
merata dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban
apabila jumlah penduduk berkualitas rendah, sehingga dengan
demikian pembangunan yang di arahkan harus meningkatkan
kualitas sumber daya manusia juga harus mencakup upaya
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu factor yang
penting dalam masalah social ekonomi dan masalah pnduduk.
Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi social ekonomi
suatu daerah atau negara.Jumlah penduduk pada awal berdirinya
Provinsi Banten tahun 2000 yaitu 8.096.809 jiwa.Pada tahun 2011
menjadi, 11.005.518 jiwa (Banten Dalam Angka 2011).
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan sangat erat kaitannya dengan kualitas
SDM.Pendidikan yang relatif tinggi cenderung mampu meningkatkan
derajat kehidupan seseorang.Penduduk yang mempunyai pendidikan
tinggi pada umumnya tingkat sosial ekonominya relatif baik karena
mampu mengembangkan diri, menggali potensi dan memiliki
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxii
produktifitas yang lebih baik, serta berpotensi untuk mengembangkan
pola hidup / perilaku sehat.Pendidikan yang diselesaikan merupakan
indikator pokok kualitas pendidikan formal.
Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting
dalam indikator index pembangunan manusia (IPM) selain sektor
kesehatan dan kesejahteraan. index pembangunan manusia (IPM)
merupakan indicator komposit yang digunakan untuk mengukur
pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah.
Jumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Provinsi Banten pada
tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 4091 buah. Jumlah Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) pada tahun ajaran 2011/2012
terdapat 544 buah, bertambah 10 buah dibanding Jumlah Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) pada tahun ajaran
2011/2012yang sebanyak 534buah.Jumlah Sekolah Menengah Atas
Negeri(SMAN) pada tahun ajaran 2011/2012terdapat sebanyak 194
buah, (Banten Dalam Angka 2011).
Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Provinsi Banten pada
tahun 2011 untuk kelompok usia 7 – 12 tahun APS sebesar 98.23
naik 0.22 dibanding tahun 2010 sebesar 98.01 ,Untuk kelompok usia
13 – 15 tahun, APS sebesar 88,36 naik 6.66 dibanding tahun 2010
yang mencapai 81.70. Untuk kelompok usia 16 – 18 tahun APS
sebesar 56.16 naik 5.26 dibanding tahun 2010 yang mencapai 50.90
dan Untuk kelompok usia 19 - 24 tahun APS sebesar 12.53 naik 0.83
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxiii
dibanding tahun 2010 yang mencapai 11,07(Banten Dalam Angka
tahun 2011).
D. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Sarana Air Bersih (SAB) yang digunakan
Air bersih adalah air yang di pergunkan untuk keperluan
sehari hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan.
Jumlah Keluarga yang di Periksa sarana air bersihnya pada
tahun 2011 sebanyak 1.039.796, angka ini menurun dari tahun
2010 yang hanya mencapai 1.052.231 KK
Pada tahun 2011 KK yang memiliki Sarana air bersih
meliputi 1.039.796 KK (40.5%), menggunakan ledeng sebagai
sumber air bersih, Sumur Pompa tangan 192.605 KK (18.5%),
Sumur Gali 312.734 KK (30.1%), Penampungan Air Hujan 9.583
KK (0.9 %), Kemasan 11.353 KK (1.1%) dan lainnya 412.406 KK
(39.7%).
Sedangkan pada tahun 2010 KK yang memiliki Sarana air
bersih meliputi 273.275KK(17,1%) menggunakan ledeng sebagai
sumber air bersih, Sumur Pompa tangan 167.869KK (10,5%),
Sumur Gali 246.403 KK (15,4%), Penampungan Air Hujan
316.387 KK (19,8 %), Kemasan 141.268 KK(8,9%) dan lainnya
450.760 KK (28,2%).
Dengan Pemakaian sumber air bersih yang sesuai dengan
syarat kesehatan diharapkan penularan penyakit berbasis
lingkungan dapat di kurangi/diminimalisir. Situasi ini akan lebih baik
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxiv
bila masyarakat melaksanakan Perilaku Hidup bersih dan Sehat
(PHBS).
2. Sarana dan akses Terhadap sanitasi Dasar
Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasarmeliputi ; jamban,
Tempat Sampah dan Pengolahan air Limbah. Pada tahun 2011
Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Jamban diperiksa
mencapai 941.196 KK dengan penggunaan Jamban sehat
sebanyak 508.849KK (45.6%).Proporsi KK yang memilki jamban
tahun 2011 meningkat dari tahun 2010 sebesar 168.254 kk, tetapi
kepemilikan jamban tidak seiring dengan kepemilikan jamban
yang sesuai dengan syarat kesehatan.
Angka ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010 yang
memiliki jamban, Tempat Sampah dan Pengolahan air Limbah.
Pada tahun 2010 Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki
Jamban diperiksa mencapai 947.432 KK dengan penggunaan
Jamban sehat oleh 517.295 KK (55%)
3. Rumah Sehat
Untuk tahun 2011 jumlah rumah seluruhnya di Provinsi
Banten mencapai 2.253.718 rumah, dengan rumah yang di
periksa sebanyak1.048.120 rumah (46.5%) dengan jumlah rumah
sehat sebanyak 587.316 rumah ( 56.0%).
Sementara Rumah sehat pada tahun 2010 jumlah rumah
seluruhnya di Provinsi Banten mencapai 1.862.666 rumah,
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxv
dengan rumah yang di periksa sebanyak 833.644 rumah (44,8%)
dengan jumlah rumah sehat sebanyak 519.545 rumah (27,9%).
4. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu untuk
mengawasi kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat
umum tersebut yang mengakibatkan timbul dan menularnya
berbagai jenis penyakit. Sedangkan upaya pengelolaan makanan
ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan. Pengawasan
dilakukan pada manusia, alat-alat kebersihan dan tempat kegiatan
Tempat Umum dan Pengelolaan makanan merupakan salah
satu objek pengamatan kesehatan.Dari kegiatan ini dapat dilihat
sejauhmana aspek kesehatan menjadi prioritas dalam suatu
kegiatan Pengelolaan / tempat usaha baik di sektor Perhotelan,
Rumah makan maupun pasar sehat.
Jumlah restoran/ rumah makan pada tahun 2011 di Provinsi
Banten terdapat 2.798 restoran/ rumah makan, dengan jumlah
restoran/ rumah makan yang sehat sebesar 75.6%, sedangkan
pada tahun 2010 di Provinsi Banten terdapat 1.811 restoran/
rumah makan, dengan jumlah restoran/ rumah makan yang sehat
sebesar 77%, Jumlah pasar pada tahun 2011 di Provinsi Banten
terdapat 210 pasar, dengan jumlah pasar yang sehat sebesar
46.8%, sedangkan pada tahun 2010 di Provinsi Banten terdapat
198 pasar.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxvi
5. Bangunan yang diperiksa dan Bebas jentik Nyamuk Aedes
Dalam Upaya Pemberantasan Penyakit Deman Berdarah,
kegiatan yang umum dilaksanakan meliputi Kegiatan; pengamatan
jentik berkala (PJB), pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
dengan 3 M ( Menutup, Menguras, Mengubur ) serta kegiatan
foging atau pengasapan.
Kegiatan pengamatan jentik berkala adalah suatu kegiatan
untuk memeriksa jentik di rumah atau bangunan serta tempat-
tempat yang berpotensi sebagai tempat perindukan nyamuk aedes
aegypty yang dilakukan oleh juru pemantau jentik (jumantik).
Pada tahun 2011 rumah bebas jentik Provinsi Banten
adalah sebanyak 561.784 rumah/ bangunan (75.5%) dari jumlah
rumah/ bangunan sebanyak 2.231.969
Pada tahun 2010 rumah bebas jentik Provinsi Banten
adalah sebanyak 798.352 rumah/ bangunan (46,12%) dari jumlah
rumah/ bangunan sebanyak 1.731.181
Dengan terjadi cakupan rumah/ bangunan bebas jentik
seharusnya diiringi dengan turunnya kasus DBD di Provinsi
Banten. pada tahun 2011 Kondisi Rumah/bangunan yang Bebas
mencapai 75.5% atau mencapai 561.784 rumah dari total
2.231.969rumah/bangunan yang di periksa. Angka ini lebih baik
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxvii
dari tahunsebelumnya yang hanya mencapai 46.%persen dari total
yang di periksa sebanyak 798.352 rumah/bangunan bebas jentik.
E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Program terpadu untuk mengetahui prilaku masyarakat
tentang kesehatan adalah Program PHBS (Prilaku Hidup Bersih
dan Sehat), dimana program ini pendekatannya lebih ditik beratkan
pada penilaian terhadap indikator perilaku di rumah tangga. Pada
tahun 2011 jumlah keseluruhan di 8 Kabupaten/Kota yang telah
melaksanakan pembinaan ber-Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
adalah 973.191 Rumah Tangga (KK) dan yang Ber-BHBS adalah
495.954,Sedangkan Pada tahun 2010 Pematauan Rumah Tangga
Berperilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) mencapai 727.247
rumah, Secara umum Keadaan pada tahun 2011 meningkat bila di
bandingkan dengan tahun 2010, dimana pada tahun 2010 jumlah
Rumah tangga Berperilaku Hidup bersih dan Sehat mencapai 51%
dari tahun sebelumnya.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxviii
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Kesehatan Merupakan hak asasi manusia, oleh karena itu
Pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan manusia.Derajat Kesehatan manusia /
masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor-faktor ini dipengaruhi
oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial dan kesehatan.Derajat
kesehatan masyarakat dalam bidang kesehatan tercermin melalui angka
Morbiditas, mortalitas dan status gizi.
A. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN)
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi dapat didefiniskan sebagai bayaknya
bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Angka Kematian bayi di Provinsi Banten pada tahun 2011
adalah 29.5 / 1000 kelahiran hidupAngka ini menurun dari tahun
2010 dimana angka kematian bayi di Provinsi Banten mencapai
34.2 / 1000 kelahiran hidup.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxix
Penurunan angka kematian bayi ini banyak dipengaruhi oleh
kegiatan – kegiatan yang selama ini telah dilakukan oleh Instansi
terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan . Kegiatan – kegiatan
tersebut antara lain:Pelatihan manajemen supervisor Asfiksia dan
BBLR , kemitraan bidan dengan dukun, persalinan oleh tenaga
kesehatan, Program P4K, dan Asuhan Maternal Perinatal.Dengan
adanya kegiatan – kegiatan tersebut dapat berkontribusi terhadap
penurunan angka kematian bayi di Provinsi Banten.
GAMBAR 3.1.
GRAFIK ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2010– 2011
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2010-2011
2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian Ibu yang
disebabkan oleh karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa
nifas pada tahun yang sama per jumlah kelahiran hidup pada
tahun yang sama dikali seratus ribu.
27
28
29
30
31
32
33
34
35
2010 2011
TAHUN
34.2
29.5 AKB
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxx
Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Banten pada tahun
2011adalah 168.8 / 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun
jika dibandingkan dengan angka kematian ibu di tahun 2010 yang
mencapai 191/ 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan angka kematian Ibu ini banyak dipengaruhi oleh
program – program yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
seperti : ANC terpadu, pemantapan kelas ibu hamil, pembinaan
kemitraan bidan dengan dukun,persalinan oleh tenaga kesehatan,
dan pelayanan kesehatan Ibu lainnya.
GAMBAR 3.2 GRAFIK ANGKA KEMATIAN IBU DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010 - 2011
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2010-2011
3. Umur Harapan Hidup (UHH)
Umur Harapan Hidup adalah suatu perkiraan rata-rata
lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk dalam
suatu wilayah.
2010 2011
TAHUN
AKI 191 168.8
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxi
Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan masyarakat karena semakin tinggi
Umur Harapan Hidup (UHH) berarti semakin tinggi pula tingkat
Kesehatan manusianya.
Umur Harapan Hidup (UHH) di Provinsi Banten pada tahun
2011 adalah 65.05 tahun, meningkat sebesar 0.15 tahun
dibandingkan dengan Umur Harapan Hidup (UHH) tahun 2010
yang mencapai 64.90 tahun (Sumber BPS Provinsi Banten 2011).
4. Status Gizi Balita
Status gizi adalah suatu keadaaan tubuh yang diakibatkan
oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan
kebutuhan.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel
pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan / panjang badan,
lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai.
Untuk menentukan status gizi seseorang salah satunya
dengan menggunakan metode pengukuran Antropometri karena
relatif paling sederhana dan banyak dilakukan, yaitu dengan cara
pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar
lengan atas (LILA). Status gizi pada balita dapat diketahui dengan
cara mencocokan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan
standar table WHO-NCHS, indikator BB/TB merupakan
pengukuran antropometri yang terbaik karena menggambarkan
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxii
secara sensitive dan spesifik status gizi saat ini atau masalah gizi
akut.
Di Provinsi Banten kasus gizi buruk pada tahun 2011
ditemukan sebanyak 4317 balita yang mendapat perawatan
sebanyak 4008 balita ( 92,8% ). Cakupan Gizi buruk di Provinsi
Banten menurun dari tahun sebelumnya dengan melaksanakan
kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Asi ekslusif,
Vitamin A dan MP ASI, sehingga di harapkan di Provinsi Banten
tidak terjadi Loss Generation di masa yang akan datang.
Keberhasilan Penurunan status gizi buruk di Provinsi
Banten bukan hanya hasil kerja Dinas Kesehatan Banten akan
tetapi didukung oleh sektor lain seperti : Badan Ketahanan Pangan
Provinsi, Dinas Pertanian dan Lintas sektor lainnya.
GAMBAR 3.3 GRAFIK GIZI BURUK BALITA DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
B. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
KASUS PENANGANAN %
GIZI BURUK 4317 4008 92.8
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxiii
1. 10 Besar Penyakit Terbanyak di Masyarakat
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
1. Influensa 356955
2. Diare 346513
3. Hypertensi 124824
4. TBC paru 62646
5. Diabetes <elitus 56560
6. Diare Berdarah 33761
7. Tifus Perut Klinis 32048
8. Pneumonia 25936
9. Demam Dengue 21130
10. TBC Paru BTA ( + ) 17539
Sumber Data :Dinas Kesehatan Provinsi Banten 2011
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa penyakit yang paling
banyak terjadi pada masyarakat Banten adalah influenza, diare,
dan hipertensi.
2. Penyakit Menular
a. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis
parasit genus plasmodium dendan gejala utama demam yang
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxiv
berulang–ulang, yangditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles di mana salah satu tempatperindukannya berada di
lagun (air yang tergenang akibat limpahan air laut pada saat
pasang) atau area pesawahan,serta buruknya polaperilaku
masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat.
Pada tahun 2011 Jumlah kasus Malaria yang ditemukan di
Provinsi Banten sebanyak1881kasus, pada tahun 2010 Jumlah
kasus Malaria yang ditemukan di Provinsi Banten sebanyak
2.203 Kasus dengan jumlah kasus yang diobati sebanyak 1.756
(80%)
b. TB Paru
Tubercolosis merupakan penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tubercolosis),
dimana penyakit ini dapat menyebar melalui droplet nuclei
yaitupenyebaran kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak
pada waktu batuk atau bersin, umumnya penularan terjadi
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu
yang lama. Identifikasi kasus TB paru ditegakkan melalui
pemeriksaan Laboratorium(BTA positif).
Di Provinsi Banten Jumlah penemuan Penderita TB Paru
BTA positif pada tahun 2011 mencapai 8208Sedangkan pada
tahun 2010 mencapai 8.466 kasus dan diobati sebanyak 9.779
kasus serta penderita TB paru yang sembuh 6.903 kasus.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxv
Keberhasilan program TB paru di Provinsi Banten
didukung oleh terpenuhinya logistik (form laporan, Reagen,
OAT), peningkatan SDM (pelatihan, monitoring dan evaluasi),
Pengawas Minum Obat (PMO) dan terpenuhinya sumber dana
yang memadai.
Gambar berikut di bawah membahas tentang penemuan
kasus, pengobatan dan kesembuhan penderita tb paru di
provinsi banten pada tahun 2011 – 2010
GAMBAR 3.4 KASUS BARU, PENGOBATAN, KESEMBUHAN PENDERITA TB
PARU DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2010 – 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
c. HIV/AIDS
Kasus HIV / AIDSadalah ditemukannya individu yang
positif terinfeksi HIV atau penderita HIV yang sudah masuk
tahap AIDS. HIV/AIDS adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Human Imunodeficiency virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
KLINIS ( + ) DIOBATI SEMBUH
TAHUN 2010 16598 8466 9779 6903
TAHUN 2011 19665 8208 5918 6940
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxvi
kemampuan tubuh untuk melawan segala penyakit yang datang,
yang menyebabkan penderita mengalami penurunan daya tahan
tubuh.
HIV/AIDS ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak
aman (tanpa menggunakan kondom) dengan orang yang telah
terinfeksi HIV, jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan
dipakai bergantian, peralatan dokter yang tidak steril,
mendapatkan tranfusi darah yang mengandung HIV, ibu HIV
positif ke bayi melalui jalan lahir ketika melahirkan secara
normal dan melalui air susu ibu(ASI).
Pada tahun 2011 di Provinsi Banten ditemukan penderita
HIV/AIDS baru sebanyak 488 kasus, angka ini meningkat bila
dibandingkan Pada tahun 2010 di Provinsi Banten ditemukan
penderita HIV/AIDS baru sebanyak 263 kasus, dengan kasus
yang ditangani sebanyak 246 (94%)
Peningkatan penemuan kasus baru HIV /AIDS diProvinsi
Banten berkaitan dengan perubahan gaya hidup masyarakat,
letak geografis Banten yang berdekatan dengan Jakarta serta
mobilitas penduduk yang tinggi.
d. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru ( alveoli) dan mempunyai gejala batuk , sesak nafas,
ronki, infiltart pada foto rontgen. Infeksi dapat di sebabkan oleh
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxvii
virus, bacteri maupun jamur. Pnemonia juga dapat terjadi akibat
karena menghirup cairan atau bahan kimia dengan populasi
yang rentan terserang adalah anak-anak kurang dari 2 tahun
serta usia manula ( 65 tahun ke atas ).
Tujuan program Pnemonia adalah penemuan kasus
pneumonia dan pneumonia berat pada balita dengan
menggunakan metode tarikan dinding dada dan alat
bantusoundtimer.
Pada tahun 2011 kasus Pneumonia pada balita Provinsi
Banten ditemukan dan ditangani sebanyak 20.475 , Sementara
Pada tahun 2010 kasus Pneumonia pada balita di Provinsi
Banten ditemukan sebanyak 35.767 dengan balita yang
ditangani 16.639 (46,5%).
GAMBAR 3.5 PENEMUAN PENDERITA BARU PNEUMONIA PADA BALITA
DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2010 -2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
a. Tetanus Neonatorum
2010 2011
TAHUN
16639 20475
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxviii
Tetanus Neonatorum suatu penyakit yang di sebabkan oleh
basil Clostridium tetani yang seporanya tersebar di
lingkungan.Penyakit ini diakibatkan oleh action of a neurotoxin
yang dihasilkan bakteri sewaktu ketersediaan oksigen seperti
pada luka yang kotor.Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir
yang salah satunya di sebabkan oleh pemotongan tali pusat
dengan alat yang tidak steril atau bersih.Kasus TN banyak di
temukan pada daerah dengan cakupan Persalinan oleh tenaga
kesehatan yang rendah.
Pada tahun 2011 di provinsi banten ditemukan kasus TN
sebanyak 33 kasus. Sementara pada tahun 2010 di provinsi
banten ditemukan kasus TN sebanyak 41 kasus.
b. Campak
Campak merupakan salah satu penyakit yang dapat di
cegah dengan Imunisasi, Penyakit di sebabkan oleh Virus
campak dan sebagian besar menyerang anak-anakusia dibawah
15 tahun.
Pada tahun 2011 jumlah Kasus penyakit campak yang
menyerang di Provinsi Banten mencapai 1741 kasus. dengan
kota Tangerangsebagai kota yang paling banyak mengalami
serangan campak dengan total kasus 866campak
sebanyakkasus, sementara pada tahun 2010 jumlah kasus
campak mencapai 1.759 kasus dengan kota Tangerang sebagai
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxxix
kota dengan jumlah kasus campak paling banyak sebesar 945
kasus
Kecenderungan penyakit campak selalu meningkat
seiring dengan bertambahnya populasi rentan terhadap penyakit
campak, sehingga upaya yang harus terus dilakukan
mengintensifkan kegiatan imunisasi campak rutin, imunisasi
campak tambahan / supplement, swepping pada daerah
cakupan imunisasi rendah dan promosi kesehatan pada
kelompok potensial.
GAMBAR 3.6 GAMBAR KASUS CAMPAK DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010-2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
c. Difteri
Difteri merupakan penyakit yang dapat di cegah dengan
imunisasi (PD3I) dengan gejala demam, nyeri menelan, adanya
pseudo membrane dan bulneck dengan tingkat kematian yang
tinggi pada kelompok usia di bawah 15 tahun.
1730
1740
1750
1760
2010 2011
TAHUN
1759
1741
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xl
Penyakit ini menyerang semua kelompok umur.Pada
kelompok umur lebih dari 15 tahun cenderung bersifat carrier
dan berpotensi menular selama 6 bulan.Difteri termasuk
penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah, kasus ini
sangat di pengaruhi oleh adanya pemberian imunisasi lengkap
dan imunisasi booster.
Pada tahun 2011 di Provinsi Banten kasus Penyakit Difteri
ditemukan sebanyak 11kasus dengan jumlah kematian
sebanyak 5 orang, sedangkan Pada tahun 2010 di Provinsi
Banten kasus Penyakit Difteri ditemukan sebanyak 9 kasus
dengan jumlah kematian sebanyak 5 orang
Pada tahun 2010, status imunisasi penderita difteri yang di
temukan adalah 66% penderita status imunisasinya tidak
lengkap, dengan angka kematian (Case fatality rate) sebesar
55,6%, hal ini terjadi karena keterlambatan penanganan
penderita sehingga kematian kasus difteri cukup tinggi.
Untuk mencegah kejadian ini perlu adanya penguatan
program imunisasi yang dapat mencegah dan menekan
terjadinya difteri dan penyuluhan pada masyarakat untuk segera
berobat bila menemukan penderita dengan gejala-gejala difteri.
d. Hepatitis B
Hepatitis Badalah penyakit di sebabkan oleh virus
hepatitis Tipe B, dengan gejala mual terus menerus, icterus,
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xli
warna urine seperti air teh dan nyeri tekan pada daerah
epigastrium.Hepatitis B merupakan Penyakit yang dapat di
cegah dengan Imunisasi.
Jumlah kasus Hepatitis B yang ditemukan di Provinsi
Banten pada tahun 2011adalah249kasus, sedangkan pada
tahun 2010 adalah 181 kasus, sehingga pada tahun 2011 terjadi
peningkatan kasus sebanyak 68 kasus
GAMBAR 3.7 GAMBAR KASUS HEPATITIS B DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010- 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
4. Penyakit Potensial Wabah
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah (DBD) adalah Penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti yang ditandai demam mendadak 2-7 hari ,
lemah/lesu,gelisah , nyeri ulu hati disertai tanda pendarahan dI
kulit berupa bintik pendarahan/ ptechie melalui pemeriksaan
tourniquet, dan di tunjang hasil laboratorium sederhana dengan
0
50
100
150
200
250
2010 2011
TAHUN
KASUS 181 249
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xlii
hasil trombosit kurang dari 100.000 dan hematokrit meningkat
20 %.
Pada Tahun 2011 jumlah kasus Deman Berdarah
mencapai 1.979 kasus sedangkan pada tahun 2010 jumlah
kasus Deman Berdarah mencapai 5.468 kasus
Menurunnya kasus DBD menunjukan tingginya
Kepedulian kebersihan lingkungan pemukiman yang semakin
meningkat sehingga memungkinkan banyaknya tempat
perindukan potensial nyamuk demam berdarah dapat di basmi.
Untuk menekan angka DBD perlu dilakukan kegiatan PSN
dengan 3M ( Menguras, Menutup dan Mengubur ) dan
mengaktifkan
GAMBAR 3.8 GAMBAR KASUS DBD DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010- 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
b. Diare
Diare adalah Buang air besar lembek/cair bahkan dapat
berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya dan
2010 2011
TAHUN
5.468
1.979 KASUS
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xliii
berlangsung kurang dari 14 hari.Gejala penyakit diare
disebabkan oleh Infeksi, Malabsorpsi, alergi, keracunan
makanan.
Diare merupakan salah satu penyakit yang sering
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan tubuh
(Dehidrasi) apabila tidak segera mendapat penanganan secara
cepat dan tepat.
Di Provinsi Banten kasus diare pada tahun 2011
mencapai 971.269 kasus sedangkan pada tahun 2010 mencapai
816.802 kasus
GAMBAR. 3.9 JUMLAH KASUS DIARE DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010-2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
Tingginya Kasus Diare di Provinsi Banten di karenakan
oleh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang belum membudaya,
Kondisi sanitasi dasar yangbelum optimal dan lingkungan yang
kurang sesuai dengan syarat kesehatan.
0
200000
400000
600000
800000
1000000
JMLHKASUS
DITANGANI
%DITANGA
NI
TAHUN 2010 816802 274203 33.57
TAHUN 2011 971,269 274,327 28.2
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xliv
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan dasar merupakan salah satu bagian dari
Pembangunan Kesehatan, Pelayanan kesehatan di tujukan untuk
meningkatkan aksebilitas derajat kesehatan masyarakat dengan
Peningkatan Program program kesehatan.Upaya ksehatan meliputi upaya
Promosi Kesehaatan, pemeliharaan kesehatan, pemberatantasan
penyakit, Penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar serta
program kesehatan lainnya.
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)
Dalam rangka Peningkatan kualitas Pelayanan
kesehatan dan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) telah di
laksanakan Program Safe Motherhood Initiativedan di
pertajam dengan program MPS ( Making Pregnancy Safer ).
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xlv
Pemantauan Program pelayanan kesehatan Ibu hamil
di ukur melalui indikator cakupan kunjungan K1( jumlah
kunjungan ibu Hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal
Pertamakali pada Trimester pertama / pada umur kehamilan
0 – 12 minggu ) dan K4 ( Jumlah Kunjungan ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan rutin selama 4 kali dalam masa
kehamilan yaitu trimester1 satu kali, trimester2 satu kali dan
trimester3 dua kali dengan standar ANC).
Pada tahun 2011 cakupan K1 di Provinsi Banten
mencapai 97.3% dan K4 sebesar 80.5 %, sedangkan pada
tahun 2010 cakupan K1 di Provinsi Banten mencapai 98,4 %
dan K4 sebesar 81%
GAMBAR. 4.1 CAKUPAN KUNJUNGAN K1 DAN K4 DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010-2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
b. Pertolongan Linakes dengan Kompetensi Kebidanan (Pn)
2010 2011
98.4 97.3
81 80.5
TAHUN K1 TAHUN K4
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xlvi
Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan
adalah suatu upaya untuk menekan angka kematian ibu dan
bayi, dimana tenaga Kesehatan merupakan salah bagian
dari pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2011 Di Provinsi Banten cakupan Linakes
mencapai 82.2%, angka ini mengalami peningkatan jika
dibandingkan Pada tahun 2010 Di Provinsi Banten cakupan
Linakes mencapai 85,5%.Capaian Linakes yang meningkat
berkontribusi dalam penurunan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi di Provinsi Banten.
GAMBAR 4.2 CAKUPAN LINAKES DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010- 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
c. Kunjungan Neonatus
Kunjungan Neonatus ialah kontak dengan tenaga
kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanann
dan pemeriksaan kesehatan neonatal baik didalam gedung
2010 2011
TAHUN
85.5
82.5 LINAKES
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xlvii
puskesmas maupun diluar puskesmas (termasuk Bidan di
desa, polindes dan kunjungan rumah )
Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi
risiko tersebut antara lain dengan melakukan kunjungan
Neonatus oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6–48
jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8–28
hari.Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas
kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan
bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal
dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,
pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi);
pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Balita Muda
(MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah
dengan menggunakan buku KIA.
Di Provinsi Banten cakupan Kunjungan neonatus
(KN3) tahun 2011mencapai189.439 kunjungan sedangkan
kunjungan neonates ( KN2 ) pada tahun 2010 mencapai
175.983 kunjungan.
GAMBAR 4.3 KUNJUNGAN NEONATUS DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010-2011
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xlviii
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
d. Pelayanan Kesehatan pada Balita
Pelayanan Kesehatan pada balita mencakupi jumlah
Balita yang di layani di Posyandu berupa kegiatan :
PenimbanganBerat Badan, Imunisasi, pemantauan BGM
dan Gizi Buruk serta pemberian makanan tambahan (PMT)
Padatahun 2010 jumlah balita yang ada sebanyak
1.178.214 balita, dengan jumlah yang ditimbang sebanyak
678.441 (57,58%) dengan jumlah balita naik timbangannya
sebanyak 479.598 (70,69%)sementara pada tahun 2011
jumlah balita yang ada sebanyak 1.150.962 balita, dengan
jumlah yang ditimbang sebanyak 765.304 (66.5%) dengan
jumlah balita naik timbangannya sebanyak 520.772 (68 %)
160000
170000
180000
190000
2010 2011
TAHUN
175983
189436
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xlix
Terjadi peningkatan jumlah balita yang ditimbang di
Posyandu, hal ini menunjukan meningkatnya peran serta
aktif masyarakat dan kader kesehatan.
GAMBAR 4.4 PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2010-2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
2. Pelayanan Imunisasi
a. Desa UCI (Universal Child Immunization)
Desa UCI adalah desa/ kelurahan dimana kuranglebih
80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT, POLIO,
CAMPAK) pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2011 di Provinsi Banten Jumlah desa yang
telah mencapai target UCI sebanyak (85.2%) sementara
pada tahun 2010 di Provinsi Banten Jumlah desa yang telah
mencapai target UCI sebanyak 1.237 (81%)
Terjadi peningkatan yang bermakna dalam pencapaian
desa UCI sehingga diharapkan terjadi penurunan angka
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
BALITA BALITA YANGDI TIMBANG
BALITA NAIKBERATBADAN
TAHUN 2010 1178214 678441 479598
TAHUN 2011 1,150,962 765,304 520,772
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 l
kesakitan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I).
GAMBAR 4.5 CAKUPAN DESA UCI DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010-2011
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Banten 2010-2011
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM)
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
merupakan Suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan
yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan
kekeluargaan, yang berkesinambungan dan dengan mutu yang
terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra-upaya.
Salah satu bentuk kegiatan Pelindungan Kesehatan, dimana jenis
JPKM bisa berupa asuransi Kesehatan ( Askes) Jaminan Sosial
Tenaga Kerja ( Askes ) Kartu Miskin / Askeskin dan lain
Sebagainya.
78%79%80%81%82%83%84%85%86%
2010 2011
TAHUN
UCI 81% 85.2%
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 li
GAMBAR 4.6
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN ( JPKM ) DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2010 – 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat di
Provinsi Banten dari tahun ke tahunnya semakin meningkat, hal
ini dapat terlihat pada tabel berikut ini yang mengambarkan laju
penambahan jaminan Pemeliharaan Kesehatan baik tahun
2011 maupun tahun 2010.
C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
1. Pengendalian Penyakit ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) yaitu suatu
penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih
dari saluran nafas, mulai dari hidung ( saluran atas ) hingga
alveoli ( saluran bawah )
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
ASKESKIN JAMSOSTEK
2,509,221
460,371
2,907,772
118,134
TAHUN 2010 TAHUN 2011
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lii
Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi
penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan bukan
pneumonia.Pneuminia dibagi atas derajat beratnya penyakit
yaitu Pneumonia berat dan pneumonia tidak berat.
Berdasarkan hasil survey mortalitas subdit ISPA pada
tahun 2005 di 10 Provinsi, pneumonia merupakan penyebab
kematian bayi terbesar di Indonesia, yaitu 22,30 % dari seluruh
kematian bayi.
Hambatan yang ditemui dalam meningkatkan cakupan
penemuan pneumonia balita di puskesmas yaitu :
a. Tenaga terlatih tidak melaksanakan MTBS/Tatalaksana
Standar ISPA di puskesmas
b. Pembiayaan yang terbatas (logistic dan operasional)
c. Pembinaan secara berjenjang masih sangat kurang
(teknis, monitoring dan evaluasi)
d. Penyakit ISPA merupakan pandemi yang dilupakan/tidak
prioritas
e. Gejala pneumonia sukar dikenali oleh orang awam
maupun tenaga kesehatan yang tidak terlatih.
2. Penanggulangan HIV/ AIDS
Upaya Penemuan penderita dilakukan melalui skrining
HIV/AIDS terhadap darah donor, sero survai pada kelompok
resiko tinggi dan penemuan kasus di klinik VCT.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 liii
Dalam perjalanan penyakit dari HIV positif dikenal istilah
window period yaitu hasil pemeriksaan laboratorium negative
pada individu yang kontakpertama (berhubungan sex,
pemakaian jarum suntik yang sama) dengan penderita
HIV/AIDS selama kurun waktu kurang 3 bulan.
Upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS di Provinsi
Banten dilakukan dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan
kepada kelompok potensial (pelajar, mahasiswa, ibu rumah
tangga) dan kelompok resiko tinggi, penyediaan kondom gratis,
penyediaan alat suntik disposible secara gratis, Pembentukan
klinik PTRM (Pengobatan Terapi Rumatan Metadon) yang
berlokasi di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota
Serang.
Upaya penanganan penyakit HIV/AIDS di Provinsi
Banten dilakukan dengan melaksanakan konseling, tatalaksana
dan pengobatan pada Rumah Sakit Rujukan HIV/AIDS.
Kegiatan pencegahan dan penanganan kasus HIV/AIDS
bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
Provinsi Banten, Global Fund dan lintas sector lainnya.
3. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 liv
menyebabkan kematian. Upaya pemberantasan demam
berdarah terdiri dari 3 hal yaitu :
a. Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilas
vektor
b. Diagnosis dini dan pengobatan dini
c. Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular
penyakit DBD
Upaya pemberantasan vector dilakukan dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui metode 3M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur) plus menabur
larvasida.penyebaran ikan pada tempat penampungan air. Dan
pemeriksaan jentik berkala oleh petugas kesehatan maupun
juru/kader pemantau jentik (Jumantik/Kamantik).
4. Pengendalian Penyakit Malaria
Pemberantasan penyakit malaria digalakkan melalui
gerakan masyarakat yang dikenal dengan Gerakan Berantas
Kembali Malaria (Gebrak Malaria) yang dicetuskan tahun
2000.Gerakan ini merupakan embrio pengendalian malaria
yang berbasis kemitraan dengan berbagai sector dengan slogal
“Ayo Berantas Malaria”.
Di Indonesia meningkatnya jumlah penderita malaria
berkaitan erat dengan beberapa hal antara lain:
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lv
a. Perubahan lingkungan yang berakibat meluasnya tempat
perindukan nyamuk malaria
b. Mobilitas penduduk yang tinggi
c. Perubahan iklim
d. Krisis ekonomi
e. Tidak efektifnya pengobatan karena terjadi Plasmodium
falciparum resisten klorokuin dan meluasnya daerah
resisten
f. Menurunnya perhatian dan kepedulian masyarakat
terhadap upaya penanggulangan malaria secara
terpadu.
Kegiatan pengendalian penyakit malaria yang
dilaksanakan di Provinsi Banten yaitu dengan menyediakan
obat anti malaria, penyediaan kelambu berinsektisida,
penyediaan spraycant dan penyediaan larvasida.
5. Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
cacing filaria dengan vector penyebar nyamuk.
Berdasarkan kesepakatan global WHO pada tahun 2000
yaitu “The Global Goal of Elimination of Lympatic Filariasis as a
Public Health Problem the Year 2020”, di laksanakan Program
eliminasi filariasis di Indonesia. Adapun program Eliminasi ini
dilaksanakan malalui dua pilar kegiatan, yaitu:
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lvi
a. Pengobatan masal filariasis yaitu Pemberian obat
massal pencegahan (POMP) filariasis kepada semua
penduduk di kabupaten/kota endemis filariasis
(Kabupaten / Kota yang mempunyai kasus filariasis satu
persen atau lebih penduduk tertular filariasis yang
ditemukan pada saat survey darah jari / SDJ ) dengan
menggunakan DEC 6 mg/kg BB dikombinasikan dengan
Albendazole 400 mg sekali setahun selama 5 tahun,
guna memutuskan rantai penularan.
b. Tatalaksana kasus klinis filariasis guna mencegah dan
mengurangi kecacatan. Kegiatan tatalaksana kasus
klinis filariasis harus dilakukan pada semua penderita
yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi
kecacatan dan agar penderita mandiri merawat diri.
D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. Pemberian Tablet Tambah Darah (fe)
Pemberian tablet tambah darah pada Ibu hamil untuk
mencegah Anemia ibu hamil. Ibu hamil merupakan salah satu
kelompok yang rentan akan masalah gizi terutama pada kasus
anemia zat besi, salah satu penyebab anemia berat pada ibu
hamil dikarenakan kurangnya asupan tablet tambah darah (Fe)
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lvii
dimana pada ibu hamil asupan tablet tambah darah (Fe) yang
diharuskan adalah 90 tablet selama masa kehamilan.
Pada tahun 2011 jumlah Bumil yang mendapatkan tablet
Fe1 sebanyak 191.384 (79.2%) dan cakupan Fe3 adalah
180.097 (74.5%) sementara Pada tahun 2010 jumlah Bumil
yang mendapatkan tablet Fe1 sebanyak 206.976 (89,10%)
dan cakupan Fe3 adalah 185.959 (80,1%)
GAMBAR 4.7 GRAFIK CAKUPAN BUMIL MENDAPAT TABLET FE
TAHUN 2010-2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
2. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik bagi
bayi yang mengandung zat anti body yang sangat dibutuhkan
oleh bayi.
ASI eksklusif adalah pemberianhanya air susu ibu
(ASI) saja tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
BUMILDGN FE1
% BUMILDGN FE1
BUMILDGN FE3
% BUMILDGN FE3
TAHUN 2010 206,976 89.10 185,959 80.1
TAHUN 2011 191,384 79.2 180,097 74.5
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lviii
bayi berumur nol sampai enam bulan, bahkan air putihpun
tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (WHO 2001). ASI
dalam jumlah yang cukup merupakan makanan terbaik pada
bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan
pertama.ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan
utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang
yang optimal.
Pada tahun 2011 pemberian ASI ekslusif di Provinsi
banten mencakup 55.973 (32.2%) sementara Pada tahun 2010
pemberian ASI ekslusif di Provinsi banten mencakup 69.180
(39,9%).
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil
guna bila sumber daya kesehatan dapat terpenuhi. Dalam bab ini
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lix
gambaran mengenai sumber daya kesehatan di kelompokkan ke dalam
dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan , tenaga
kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu factor
pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sarana kesehatan yang di sajikan dalam Bab ini meliputi puskesmas,
rumah sakit, Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM ).
1. Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan tingkat dasar. Dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat maka
peningkatan Pelayanan kesehatan akan menunjukkan
keberhasilan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di
masyarakat itu sendiri, dengan dukungan sumber daya kesehatan(
SDM ) yang berkualitas dan kompeten.
Pencapaian pembangunan puskesmas pada tahun 2011 di
provinsi Banten adalah 222 puskesmas yang tersebar di 8
( delapan ) Kab / kota Se-provinsi banten, Jumlah ini meningkat di
bandingkan pada tahun 2010 di provinsi Banten adalah 208
puskesmas seperti pada table berikut :
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lx
2. Rumah sakit
Rumah sakit merupakan Suatu fasilitas yang menyediakan
rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan
jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi ,
diagnostic, terapeutik dan rehabilitative untuk orang-orang yang
menderita sakit, cidera dan melahirkan.
Jumlah rumah sakit (RS) di Provinsi Banten mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dapat dilihat
pada jumlah rumah sakit pada tahun 2010 sebanyak 60 , dan
pada tahun 2011 mencapai 68 Rumah Sakit, yang terdiri dari
rumah sakit pemerintah dan swasta, TNI/ Polri yang tersebar di 8
kab / kota se Provinsi Banten.
Meskipun terjadi penambahan sarana Rumah sakit tetapi
distribusi Rumah Sakit tidak merata di 8 Kabupaten / kota di
Provinsi Banten seperti terlihat pada grafik berikut
3. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
Peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan dengan
penerapan yang melibatkan potensi masyarakat sekitar, dimana
hal ini merupakan bagian dari cara pemberdayaan pengembangan
masyarakat dan Langkah tersebut tercermin dengan
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lxi
pengembangan kesehatan bersumber daya masyarakat seperti
pos pelayanan terpadu atau Posyandu. Posyandu merupakan
salah satu bentuk UKBM yang paling di kenal di masyrakat.
Untuk memantau perkembangan posyandu, Posyandu di
kelompokkan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu
madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri.
Posyandu di Provinsi Banten pada tahun 2011 mencapai
10.018 atau terjadi penambahan Posyandu sebesar 40posyandu
pada tahun 2012.Dari 10.018 Posyandu yang ada di Provinsi
Banten, yang aktif melaksanakan kegiatan sebesar 28,22%
( Posyandu Purnama + Mandiri )
Grafik dibawah berikut memperlihatkan kepada kita
perkembangan jumlah posyandu dan polindes pada tahun 2010
dan 2011 di kabupaten / kota se Provinsi Banten.
GAMBAR 5.1 JUMLAH POSYANDU BERDASARKAN STRATA
DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2010– 2011
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lxii
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
B. TENAGA KESEHATAN
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis
tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan
upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan
upaya peningkatan , pemeliharaan kesehatan , dan pencegahan
penyakit, sedangkan untuk aspek Peningkatan tenaga kesehatan
dilakukan melalui pendidikan dan pengembangan melalui pelatihan
tenaga oleh pemerintah.
1. Rasio Tenaga Kesehatan
Salah satu unsur yang mempercepat pembangunan
kesehatan salah satu nya adalah ketersedian Sumber daya
Manusia / tenaga kesehatan yang bertugas di pelayanan
kesehatan di masyarakat, untuk itu merujuk kepada ketersediaan
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
TAHUN 2010 2,107 5,345 2,048 478 9,978
TAHUN 2011 2,010 5,180 2,334 494 10,018
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lxiii
sumber daya kesehatan di perlukan ratio ideal dalam pelayanan
kesehatan berbanding jumlah penduduk di Suatu daerah
Di Tingkat Provinsi Banten Jumlah Rasio Dokter special
mencapai 10.92 /100.000 Penduduk angka ini melebihi rasio ideal
special yang hanya 6/100.000 penduduk, sehingga untuk kategori
Tenaga spesialis di Provinsi Banten sudah lebih cukup, akan tetapi
untuk tenaga dokter umum rasionya hanya mencapai 9,24/100.000
penduduk dan angka ini di bawah ratio ideal sebesar 40/100.000.
Untuk Kategori Dokter gigi rasionya mencapai 11/100.000
penduduk sedangkan di Provinsi Banten hanya mencapai
4,24/100.000, tenaga bidan sebesar 23,88/100.000 sedangkan
rasio ideal sebesar 100/100.000 penduduk, begitu juga dengan
perawat rasio ideal sebesar 117/100.000 sedangkan ratio yang
ada hanya sebesar 49,97/100.000 pendudu sehingga secara
menyeluruh tenaga tersebut di atas harus di tambah guna
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi.
2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Provinsi Banten
Sumber daya kesehatan yang bertugas di unit kesehatan
baik di sarana kesehatan puskesmas, RS pemerintah / swasta,
instansi diklat / diknakes, sarana kesehatan lainnya, dan Dinas
kesehatan kabupaten / kota se-provinsi Banten.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lxiv
GAMBAR 5.2
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2010-2011
Sumber data : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2010-2011
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas/Jamkesda)
Jaminan kesehatan masyarakat adalah sebuah program
pemerintah yang bertujuan melakukan pembiayaan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin pada pelayanan kesehatan
strata I (Puskesmas) maupun pelayanan kesehatan strata
selanjutnya (Rumah Sakit Rujukan).
Jaminan kesehatan yang dibiayai dari dana Bantuan
Pemerintah Pusat disebut jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas), sementara jaminan kesehatan yang dibiayai oleh
Pemerintah Provinsi disebut jaminan kesehatan daerah
(Jamkesda).
MEDIS PRWT +BIDAN
FARMASI
GIZI TEKMED
SANITASI
KESMAS
TAHUN 2010 3382 9168 556 452 588 244 419
TAHUN 2011 3322 9633 700 398 581 225 321
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lxv
Pada pelaksanaannya pembiayaan pelayanan kesehatan
keluarga miskin dibiayai oleh jamkesmas, bila ada keluarga miskin
yang belum tercakup pada jamkesmas dibiayai dengan dana
jamkesda.
Pada tahun 2011, Peserta jamkesmas di Provinsi Banten
mencakup sebanyak 2.910.506 masyarakat miskin, Jumlah
tersebut tidak mengalami perubahan dari tahun 2010.Pelayanan
kesehatan pada masyarakat miskin diarahkan agar dapat
mendukung berbagai program kesehatan di Provinsi Banten,
dalam upaya meningkatnya derajat kesehatan.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 lxvi
BAB VI
KESIMPULAN
Dari paparan pada Bab-bab Profil Kesehatan tahun 2011
sebelumnya didapat kesimpulan bahwa kegiatan pelayanan
kesehatan di Provinsi Banten tahun 2011 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2010.
Peningkatan pembangunan bidang kesehatan di Provinsi
Banten ini bisa dilihat dari peningkatan capaian indikator derajat
kesehatan masyarakat yaitu :
1. Terjadinya penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 34.2 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 29,5 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2011.
2. Terjadinya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 191 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 168.8 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011.
3. Terjadinya Peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) dari 64,9
tahun pada tahun 2010 menjadi 65.5 tahun pada tahun 2011.