PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA...

193
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN KELURAHAN TANAH SEREAL TESIS Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam OLEH TATI SUMIATI NIM : 2811011000046 Dosen Pembimbing Dr. H. Anshori. LAL. MA. SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA...

Page 1: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SDN KELURAHAN TANAH SEREAL

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

OLEH

TATI SUMIATI

NIM : 2811011000046

Dosen Pembimbing

Dr. H. Anshori. LAL. MA.

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

i

Page 3: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

ii

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA

FITK Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Ciuputat

15412 Indonesia

FORM

(FR)

No. Dokumen :

Tgl. Terbit :

No. Revisi :

Hal :

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Tati Sumiati

Tempat/ Tgl. Lahir : Jakarta, 12 Desember 1959

NIM : 2811011000046

Jurusan Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Tesis : Profesionalisme Guru Pendidikan Agama

Islam di SDN Kelurahan Tanah Sereal

Dosen Pembimbing : Dr. H. Anshori. LAL. M.A.

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat benar-benar hasil

karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang

saya tulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 16 Oktober 2014

Mahasiswa Ybs.

TATI SUMIATI

NIM. 2811011000046

Page 4: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

iii

ABSTRAK

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

Di SDN Kelurahan Tanah Sereal

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Kelurahan Tanah

Sereal. Dari pentingnya profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam ini, maka

penulis melakukan penelitian tentang profesionalisme guru Pendidikan Agama

Islam di SDN kelurahan Tanah Sereal. Adapun permasalahan profesionalisme

guru Pendidikan Agama Islam diidentifikasikan dari penguasaan kurikulum yang

masih minim, proses pembelajaran kurang menarik, materi pembelajaran kurang

dikembangkan, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang

bervariasi, sehingga pola pembelajaran lebih cenderung berpusat pada guru dan

masih minimnya fasilitas sekolah yang dimiliki. Hal di atas dapat berpengaruh

terhadap profesionalisme guru yang lebih difokuskan lagi terhadap faktor yang

menjadi pendukung dan penghambat Profesionalisme guru Pendidikan Agama

Islam di SDN kelurahan Tanah Sereal.

Penelitian ini membuktikan bahwa profesional sudah cukup baik dan

memiliki dampak positif bagi peningkatan mutu pendidikan. Penelitian ini

bertujuan secara umum untuk mengungkapkan Profesionalisme guru Pendidikan

Agama Islam di SDN Kelurahan Tanah Sereal dalam meningkatkan kwalitas

pendidikan. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan

gambaran profesionalisme guru dan untuk mengetahui dampaknya terhadap

peningkatan kwalitas pembelajaran di SDN Kelurahan Tanah Sereal.

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yakni

suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada

obyek yang diteliti secara obyektif. Penelitian membuktikan bahwa

profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SDN Kelurahan Tanah Sereal

sudah cukup baik. Hal ini terbukti dari segi guru Pendidikan Agama Islam di SDN

Kelurahan Tanah Sereal diwujudkan dalam Kualifikasi Akademik, empat

kompetensi yang dimiliki yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi akademik dan kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan

profesi yang sudah diikuti oleh Guru Pendidikan Agama Islam Kelurahan Tanah

Sereal yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Profesionalisme guru

Pendidikan Agama Islam di SDN Kelurahan Tanah Sereal sudah dapat dikatakan

professional mencakup dari hasil observasi dan angket siswa yang mencapai hasil

80%. Guru profesional adalah guru yang dapat bersikap dewasa, dapat

mengendalikan diri, tidak muda terbawa emosi. Bersikap objektif, guru yang

memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan bidangnya yaitu Sarjana

Pendidikan Agama Islam, memiliki empat kompetensi (Kompetensi pedagogik

dapat mengelola pembelajaran, Kompetensi kepribadian yakni berakhlak mulia,

arif, dan dapat menjadi teladan peserta didik, Kompetensi profesional

dikembangkan dengan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam

melalui media iptek, dan kompetensi sosial) serta harus memiliki sertifikat

pendidik. Hal tersebut sudah dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam di SDN

Kelurahan Tanah Sereal.

Page 5: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

iv

ABSTRACT

Teacher Professionalism Of Islamic Religion Education

In SDN Kelurahan Tanah Sereal

Teacher professionalism of Islamic religion education in SDN Kelurahan

Tanah Sereal. From Important of the professionalism teacher in Islamic Religion

Education, so the writer did research about the teacher professionalism of Islamic

Religion Education identified from curriculum domination that was still

minimized , the process of learning was still less interested, the material of

learning was less growed up, the method of learning that used by teacher was less

various , until the system of learning inclined to the teacher and other problem is

the minimum of school faculty that was owned. Those cases could influence to the

teacher professionalism that must be focused again to the factory that was

supporter and obstructor in teacher professionalism of Islamic Religion Education

in SDN Kelurahan Tanah Sereal.

This research purposes generally for pronouncing Teacher Professionalism

of Islamic Education in SDN Kelurahan Tanah Serealin improving quality of

education.This research purpose specifically for pronouncing about

reperesentation of teacher professionalism and for recognizing its impact to

improvisation education quality in SDN Kelurahan Tanah Sereal.

The method for this research is Analytic Descriptive and that is a research

that purposes for making a representation about reality to anresearched object

objectivally.The research attests that the teacher professionalism in SDN

Kelurahan Tanah Sereal is so exemplary. This matter was attested from the aspect

of teacher Islamic Education in SDN Kelurahan Tanah Sereal and was shaped in

Academic Qualification,the competences which were owned are Pedagogy

Competency, Personality Competency, Academic Competency, and Social

Competency which were found from Profession Education that was followed by

teacher of Islamic Education Kelurahan Tanah Sereal and attested with Educator’s

Certificate.Teacher Professionalism of SDN Kelurahan Tanah Sereal was claimed

by professional included from observation result and student questionnaire and

reached the result 80%.

The Professional teacher is a teacher has good character of human, can

reduce his passion and good attitude from passion. Have objective character , and

the teacher has academic qualification and appropriated with his section is

Bachelor of Islamic Region Education, has four competences (Pedagogy

Competency, Personality Competency, Academic Competency, and Social

Competency) and must has certificate of teacher. Those things was owned by

THE TEACHER OF Islamic Religion Education in SDN Kelurahan Tanah Sereal.

Page 6: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

v

Page 7: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat taufik

dan hidayah-Nya, tesis ini dapat diselesaikan penulisannya sesuai jadwal yang

ditentukan. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabatnya yang setia.

Selama penulisan ini banyak kendala yang dihadapi sebagai akibat dari

keterbatasan penulis. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya

berbagai kendala tersebut dapat diatasi.

Sehubungan hal tersebut di atas penulis sampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada: Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nurlena Rifai, M.A, Ph. D.; Wakil Dekan dan Ketua

Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

Magister PAI Faku;tas Tarbiyah Dr. Jejen Musfah, M.A., Koordinator Mahasiswa

Beasiswa PAIS 2011 Abdul Rozak, M. A., bapak dan Ibu penguji yang telah

memberikan arahan dan bimbingan; seluruh dosen yang telah memberikan ilmu,

bimbingan, arahan, dan motivasi; serta para karyawan Program Magister PAI

Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

pelayanan akademik; dan secara khusus penulis haturkan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Dosen pembimbing Dr. Anshori LAL. MA, atas

semua arahan, bimbingan, dan kesabaran didalam penyelesaian tulisan ini.

Ucapan terima kasih yang tiada terhingga penulis haturkan kepada: Kepala

Sekolah SDN Tanah Sereal 01 Sri Rachmi, M.Si., Kepala Sekolah SDN Tanah

Sereal 02 Petang Gunari, S.Pd., Kepala Sekolah SDN Tanah Sereal 03 Pagi, dan

Kepala Sekolah SDN Tanah Sereal 04, guru-guru SDN Tanah Sereal 01-04,

siswa-siwa dan karyawan SDN Kelurahan Tanah Sereal, atas izin dan bantuan

serta kerja samanya dalam penelilitian ini.

Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada

suami tercinta H. Sudirman atas izin dan doanya dalam menyelesaikan

perkuliahan ini, serta kepada anak berserta mantu dan cucu-cucu yang selalu

memberi semangat dalam menjalankan hidup ini, serta saudara-saudaraku yang

Page 8: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

vii

telah membantu dan mendoakan dalam menyelesaikan tulisan dan perkuliahan

ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman mahasiswa

beasiswa PAIS angkatan 2011 kelas B yang selalu komitmen di dalam

memberikan semangat sesama teman agar semua dapat menyelesaikan

perkuliahan ini dengan sempurna.

Terimakasih penulis haturkan pula kepada Kementrian Agama Republik

Indonesia, khususnya pada Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam (Ditjen

PAIS) yang telah memberikan beasiswa kepada penulis untuk mengikuti studi

Program Magister Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Akhirnya, penulis berdoa semoga pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan perkuliahan ini Allah mudahkan segala urusannya di dunia

dan akhirat, serta semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Amin.

Jakarta, 10 Oktober 2014

Tati Sumiati

NIM. 2811011000046

Page 9: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...................................... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ....................................... iii

ABSTRAK .................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................... X

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................. 7

C. Pembatasan .......................................................... 7

D. Rumusan Masalah ................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ................................................ 8

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................... 8

BAB II PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam .................... 11

B. Kedudukan Pendidikan Agama Islam .................. 21

C. Tujuan Pendidikan Islam ...................................... 25

D. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam .. 34

E. Kriteria Guru Pendidikan Agama Islam Profesional 53

F. Upaya Mewujudkan Guru yang Profesional ........ 74

Page 10: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian .......................................... 79

B. Desain Penelitian ................................................. 79

C. Subyek Penelitian ................................................ 80

D. Sumber Data ........................................................ 81

E. Teknik Analisa Data ............................................ 82

F. Pengecekan Keabsahan Data ............................... 85

BAB IV PROFESIOANLISME GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SDN KELURAHAN TANAH SEREAL

Profil SDN Tanah Sereal Kelurahan

Tanah Sereal ........................................................ 86

A. Kompetensi Akademik ........................................ 98

B. Kompetensi Pedagogik ........................................ 106

C. Kompetensi Kepribadian ..................................... 109

D. Kompetensi Sosial ............................................... 112

E. Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

di SDN kelurahan Tanah Sereal ........................... 115

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................... 121

B. Saran ..................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

Page 11: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Guru menurut Muhibinsyah ....................... 65

Tabel 4.1 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,

Kompetensi Professional Guru

Pendidikan Agama Islam ............................................... 100

Tabel 4.2 Kegiatan Program Kerja Guru (PKG) ........................... 117

Tabel 4.3 Tugas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ....... 118

Tabel 4.4 Kegiatan Penunjang Program Kerja Guru (PKG) ........ 119

Page 12: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

xi

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Data Peserta Didik SDN Kelurahan Tanah Sereal Per 1 Februari 2013

2. Data Kepegawaian di SDN Kelurahan Tanah Sereal Per 1 Februari 2013

3. Data Fasilitas Sekolah di SDN Kelurahan Tanah Sereal Per 1 Februari 2013

4. Data Terbaru Keadaan Peserta Didik SDN Tanah Sereal 01 Pagi Per 1

Februari 2013

5. Data Tenaga Pendidik di SDN Tanah Sereal 01 Pagi

6. Data Jenjang Kependidikan di SDN Tanah Sereal 01 Pagi

7. Data Tenaga Kependidikan SDN Tanah Sereal 01 Pagi

8. Daftar Nama Tenaga Pendidik dan Kependidikan

9. Rekam Jejak Kepemimpinan SDN Tanah Sereal 01 Pagi sampai dengan saat

ini

10. Fasilitas Sekolah SDN Tanah Sereal 01 Pagi

11. Data Terbaru Keadaan Peserta Didik SDN Tanah Sereal 02 Petang per 1

Februari 2013

12. Data Tenaga Pendidik SDN Tanah Sereal 02 Petang

13. Jenjang Pendidikan Tenaga Pendidikan di SDN Tanah Sereal 02Petang

14. Data Tenaga Kependidikan

15. Fasilitas Sekolah

16. Data Siswa SDN Tanah Sereal 03 Pagi

17. Data Tenaga Pendidik SDN tanah Sereal 03 Pagi

18. Jenjang Pendidikan Tenaga Pendidikan di SDN Tanah Sereal 03 Pagi

Page 13: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

xii

19. Data Tenaga Kependidikan SDN Tanah Sereal 03 Pagi

20. Fasilitas Sekolah SDN Tanah Sereal 03 Pagi

21. Data Terbaru Keadaan Peserta Didik SDN Tanah Sereal 04 Petang per 1

Februari 2013

22. Data Tenaga Pendidik

23. Jenjang Pendidikan Tenaga Pendidikan di SDN Tanah Sereal 04 Petang

24. Daftar Nama Tenaga Pendidik dan Kependidikan :

25. Fasilitas Sekolah SDN Tanah Sereal 04 Petang

26. Angket Pelaksanaan Metode Resitasi/ Pekerjaan Rumah dalam Proses

Belajar Mengajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

27. Hasil Skala Sikap

28. Pedoman Wawancara Dengan Majlis Guru Di SDN kelurahan Tanah Sereal

29. Pedoman Wawancara Dengan Siswa Di SDN kelurahan Tanah Sereal

30. Instrumen Observasi

Page 14: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah sebagai ujung tombak dalam upaya perubahan di

masyarakat. Hal itu diasumsikan bahwasannya pendidikan dapat mempengaruhi

kehidupan dalam masyarakat. Seorang guru agama adalah orang yang

mempunyai peran sentral dalam hal tersebut. Karena itu guru agama seharusnya

mampu untuk melatih mental peserta didik menjadi terpuji dan mulia. Seorang

guru Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menanamkan serta

menumbuhkan keimanan yang kuat dan betul dalam diri peserta didik. Karena

dengan keimanan keislaman seseorang akan baik sehingga menjadi manusia

yang ihsan.

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan unsur utama pada

keseluruhan proses pendidikan, terutama di tingkat institusional dan

instruksional. Posisi guru dalam pelaksanaan pendidikan berada pada garis

terdepan. Keberadaan guru dan kesiapannya menjalankan tugas sebagai pendidik

sangat menentukan bagi terselenggaranya suatu proses pendidikan. Menurut

Muhammad Surya, ―tanpa guru pendidikan hanya akan menjadi slogan yang

tiada arti. Baginya, guru dianggap sebagai titik sentral dan awal dari semua

pembangunan pendidikan‖.1

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam

konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan

nasional bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa yang menempati posisi yang strategis dalam pembukaan UUD 1945.

Dalam situasi pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, guru

merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini

disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan

________________

1

Muhammad Surya, Percikan Perjuangan Guru (Cet. I; Semarang: CV. Aneka Ilmu,

2003), h.2.

Page 15: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

2

Dengan kata lain, guru merupakan komponen yang paling

berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang

berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan

untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang

signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten.

Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi,

kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas

profesionalnya.

Menurut Mulyasa ―Peranan guru memiliki posisi sentral dalam proses

pembelajaran. Ada tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum,

yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan

dari dalam guru itu sendiri‖.2 Sehingga dari tiga faktor tersebut guru merupakan

faktor penentu di samping faktor-faktor yang lain. Dengan kata lain keberhasilan

implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan sangat ditentukan oleh guru

karena bagaimanapun baiknya suatu kurikulum ataupun sarana pendidikan jika

gurunya tidak memahami dan melaksanakan tugas dan fungsi secara baik, hasil

implementasi kurikulum tidak memuaskan. Oleh karena itu, pengembangan

profesionalisme guru merupakan keniscayaan dalam menyukseskan

impelementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Maju atau mundurnya pendidikan anak bangsa secara operasional

ditentukan kualitas guru. Secara sistemik, masalah mutu guru termasuk dalam

spektrum persoalan pendidikan yang mengemukan dalam dua dasawarsa

terakhir. Semula guru cukup hanya berkualifikasi ak ademik tamatan SPG, PGA,

D2, D3, dan saat ini sesuai Undang-undang dan Peraturan Pendidikan di

Indonesia harus memiliki kualifikasi akademi S1.

.

2E. Mulyasa, Implementasi KTSP, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Ed. I (Cet.

I; Jakarta: BumiKarsa, 2008), h. 180.

Page 16: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

3

Peran strategis para guru Pendidikan Agama Islam dalam proses

pembelajaran adalah dalam kerangka mengembangkan potensi anak didik

sehingga mutu pendidikan agama Islam ditentukan oleh profesionalitas guru

Pendidikan Agama lslam. Melalui guru-guru professional, maka transformasi

nilai dan ilmu pengetahuan berlangsung sebagaimana diharapkan dapat

diwujudkan dengan baik. Begitu pula, jika kualitas guru Pendidikan Agama

Islam rendah maka hasil belajar anak didik juga cenderung kurang

memuaskan atau tidak maksimal pencapaiannya.3

Sejalan dengan kutipan di atas, maka profesionalitas guru Pendidikan

Agama Islam sangatlah penting, hal ini adalah dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Agama Islam dan mengembangkan potensi anak dalam pendidikan

agama Islam. Pengembangan potensi anak tersebut, dititik tekankan pada

perubahan sikap dan wawasan sesuai dengan perkembangan komunitas yang

ada. Pengembangan itu harus bisa mendinamisasi gagasan, ide baru dan

penyebarannya dengan pendekatan yang tepat. Dan sebagai program, ia harus

merupakan kegiatan yang terencana dan tertanam dalam suatu bingkai

manajerial yang profesional yang tentunya harus dimiliki setiap guru Pendidikan

Agama Islam. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan

Agama Islam adalah guru Pendidikan Agama Islam Guru PAI lah yang

berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia.

Guru PAI memegang peranan yang sangat penting dalam dunia

pendidikan Islam. "Ditangan guru PAI lah akan dihasilkan peserta didik yang

berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian) kematangan emosional, dan

moral serta spritual".4

Pengembangan kepribadian muslim yang berarti proses interaksi dari

serangkaian kegiatan dan pendukung pendidikan itu, kini menghadapi sejumlah

tantangan. Tantangan yang paling mendasar adalah keterkaitan pendidikan

dengan kebutuhan tenaga kerja. Pendidikan selalu dianggap tidak menjanjikan

terbentuknya manusia produktif, manusia siap kerja, mampu bersaing dalam

mencapai taraf hidup yang memadai. Ini berarti bahwa pertimbangan praktis dan

pragmatis lebih mendominasi kehidupan, termasuk juga pendidikan, dengan

mengabaikan pertimbangan idealistik spiritual.

3Iskandar Agung, Menghasilkan Guru Kompeten & Profesional, (Jakarta: Bee Media

Indonesia, 2012), h.1.

4Kusnandar, Guru Profesional: Impelemtasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),

40.

Page 17: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

4

Pendidikan agama sebagai salah satu aspek sasaran pembangunan bangsa

menempati bagian dasar dalam usaha pendidikan, sebab tujuan pendidikan

adalah pembentukan pribadi yang luhur dan utuh. Dalam pendidikan agama

Islam lebih menitik beratkan pada pembentukan pribadi anak bukan semata-

mata masalah intelektual saja bahkan dalam pendidikan agama tersebut

diharapkan mencapai 3 hal kemampuan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dengan pengertian lain selain anak mendapat ilmu pengetahuan dan

menghayatinya sehingga menimbulkan peningkatan kesadaran beragama juga

mendorong anak didik untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jika tiga hal kemampuan tersebut ingin dicapai maka diperlukan strategi,

wacana, metode yang tepat. Dengan demikian profesionalitas seseorang guru

sangat mendukung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan khususnya

pendidikan agama Islam. Mengingat begitu penting peranan guru maka sudah

sepatutnya guru memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan profesi.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan

kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran,

sertifikasi guru, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan

peningkatan manajemen.5

Meskipun sejumlah usaha telah dilakukan, mutu pendidikan belum

menunjukkan peningkatan yang merata baik itu di kota-kota maupun daerah

lainnya sehingga hasil yang ingin dicapai belum optimal khususnya dalam dunia

pendidikan agama Islam.

Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki

kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi

berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan.

Menurut kamus bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan)

kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.6

5 Buchari Alma, Guru Profesional MenguasaiMetodedanTrampilMengajar (Bandung:

Alfabeta, 2009 ) h 124. 6

Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2005), Cet ke 17, 14.

Page 18: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

5

Menurut Usman dalam Kusnandar, "Kompetensi adalah suatu hal

yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang

kualitatif maupun kuantitatif‖.7

Pengertian kompetensi ini, jika digabungkan

dengan sebuah profesi yaitu guru atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru

mengandung arti kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak atau kemampuan

dan kewenangnan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada

dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

Kompetensi-kompetensi yang meliputi keprofesionalan guru

(berdasarkan Undang-undang No 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen),

dapat dilihat dari empat kompetensi, yaitu (1) Kompetensi pedagogik, (2)

Kompetensi kepribadian, (3) Kompetensi Profesional, dan (4) Kompetensi

Sosial.8

Masalah kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh

setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar

tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social

adjustment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka

penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun

berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru.

Tujuan, program pendidikan, system penyampaian, evaluasi, dan

sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan

tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian diharapkan guru

tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin.9

Menyikapi hal di atas, maka setiap guru harus memiliki sikap

profesionalisme, karena seorang guru merupakan faktor penentu dalam

pencapaian mutu pendidikan.

7 Kusnandar, Guru Profesional:Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan

Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 51. 8

Undang-Undang RI No, 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta:

Penerbit Widyatama, 2003) 9

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Jakarta:

Bumi Aksara,2006), Cet Ke-4, 36.

Page 19: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

6

Profesionalisme guru PAI dalam melakukan proses mendidik pada

lembaga pendidikan Islam atau pendidikan secara umum, menjadi sangat urgen,

ia akan mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam pembelajaran dan

perkembangan kualitas mutu pendidikan Agama Islam pada era globalisasi.

Kusnandar mengemukakan bahwa "Dengan profesionalisme guru PAI, maka

guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya

yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach) pembimbing

(counselor), dan manajer belajar. 10

Dengan demikian jelaslah bahwa tugas guru

PAI bukanlah sekedar memindahkan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)

kepada anak didik, tetapi guru PAI juga bertanggung jawab atas pengelolaan

(manager of learning), pengarah (director of learnig), fasilitator dan perencana

(the planner of future society)".11

Proses dan tujuan pendidikan di manapun dilaksanakan tidak akan

pernah mencapai hasil secara optimal tanpa adanya pendidik yang profesional.

Pendidik yang baik, dalam hal ini adalah guru dengan kepemilikan

profesionalisme yang memadai, merupakan persyaratan mutlak bagi

terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Dunia pendidikan merupakan

sarana yang diharapkan mampu membangun generasi muda yang diidamkan.

―Guru profesional akan dapat mengarahkan sasaran pendidikan

membangun generasi muda menjadi suatu generasi penuh harapan.‖12

Karena

kepemilikan profesionalisme guru harus senantiasa dibina dan dikembangkan

dengan harapan kualitas atau mutu pendidikan bisa meningkat. Berangkat dari

pentingnya profesionalisme guru PAI ini maka penulis perlu melakukan

penelitian tentang profesionalisme guru pendidikan agama Islam di SDN

kelurahan Tanah Sereal, hal ini dikarenakan kawasan tempat penulis mengajar

berada di daerah tanah sereal.

10 Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru)h, 50. 11

Tim Departemen Agama RI, Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PPPAI-

PTU, 1984),h 149 12

Buchari Alma, et al., Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampail Mengajar

(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 124.

Page 20: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

7

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, masalah-masalah penelitian dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

a. Penguasaan kurikulum masih minim.

b. Proses pembelajaran kurang menarik.

c. Materi pembelajaran kurang dikembangkan.

d. Matode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang variasi, sehingga

pola pembelajaran lebih cenderung berpusat pada guru

e. Masih minimnya fasilitas sekolah yang dimiliki.

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi diatas, nampak bahwa

masalah-masalah tersebut sangat penting untuk dijawab. Namun

permasalahan tersebut masih sangat luas, maka perlu ada pembatasan.

Masalah-masalah itu dibatasi pada: Profesionalisme Guru PAI di SDN

Kelurahan Tanah Sereal. Profesionalisme yang dimaksud adalah

Profesionalisme yang mencakup 4 kompetensi yaitu : kompetensi

pedagogik, kepribadian. Sosial dan profesional . Keempat kompetensi ini

harus terus dikembangkan sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan.

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang tersebut diatas , maka masalah pokok dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana Profesionalisme Guru PAI di SDN Kelurahan Tanah Sereal ?

Dari uraian ini dikaji hal-hal sebagai berikut :

a. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat

Profesionalisme guru PAI di SDN Kelurahan Tanah Sereal?

b. Apa manfaat Profesionalisme guru PAI di SDN Kelurahan Tanah Sereal

bagi mutu pendidik?

Page 21: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

8

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan Profesionalisme guru PAI di SDN

Kelurahan Tanah Sereal dalam meningkatkan kwalitas pendidikan. Mengetahui

faktor yang menjadi pendukung dan penghambat Profesionalisme guru PAI di

SDN Kelurahan Tanah Sereal, serta mengetahui manfaat Profesionalisme guru

PAI di SDN Kelurahan Tanah Sereal.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang Profesionalisme guru PAI di SDN Kelurahan

Tanah Sereal ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui Profesionalisme Guru PAI di SDN Kelurahan Tanah

Sereal.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat

Profesionalisme guru PAI di SDN Kelurahan Tanah Sereal.

3. Untuk mengetahui manfaat Profesionalisme guru PAI di SDN Kelurahan

Tanah Sereal.

G. PenelitianTerdahulu yang Relevan

Berbagai penelitian tentang peningkatan profesionalisme guru PAI antara

lain :

Tesis pengembangan Profesionalisme Guru Madrasah di Pondok

Pesantren, Fatur Rahman UIN Malang 2008 dengan judul tesis Pengembangan

Profesionalisme Guru Madrasah di Pondok Pesantren. Dalam tesisnya

menjelaskan bahwa dengan aplikasi profesionalisme guru agama ada

peningkatan terhadap mutu guru agama di Pondok Pesantren‖.13

Azwan Feri S, dengan judul tesis Manajemen ISO, Sikap dan

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam.

13 Fatur Rahman, Pengembangan Profesionalisme Guru Madrasah di Pondok

Pesantren, Tesis Program Pascasarjana UIN Malang, 2008.

Page 22: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

9

Dari hasil penelitiannya menunjukkan adanya korelasi positif antara

sikap manajerial guru Pendidikan Agama Islam pada Manajemen ISO 900:2000

terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian ini

berguna bagi guru Pendidikan Agama Islam agar menjadi guru profesional yang

dapat meningkatkan mutu pendidikan.14

Sunari, dengan judul tesis Implementasi Gaya Kepemimpinan

Transformasional. Dari hasil penelitiannya dalam tesis ini menunjukkan bahwa

implementasi gaya kepemimpinan transformasional dalam meningkatkan

profesionalisme guru di SMA Negeri 1 Depok diwujudkan dengan beberapa

transformasi yang dapat meningkatkan profesionalitas guru. Hal ini berbeda

dengan tesis yang ditulis penulis, namun ada persamaanya yaitu tentang

profesionalisme.

Jika dalam tesis ini lebih fokus membahas tentang kompetensi guru

Pendidikan Agama Islam dan mutu profesionalisme guru agama Islam, penulis

lebih memfokuskan terhadap keadaan profesionalisme guru pendidikan agama

Islam di SDN kelurahan Tanah sereal.

Nurul Laela dalam tesis yang berjudul ―Hubungan Antara Kompetensi

Guru Agama dan Sikap Keberagaman Siswa dengan Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam Kelas XII SMA Sekota Cilegon‖.15

Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa kompetensi guru agama memberikan nilai hubungan pada

hasil belajar siswa. Sementara sikap keberagaman siswa dengan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam juga menunjukkan nilai hubungan yang signifikan

sehingga dari kedua hubungan antara kompetensi guru agama dan sikap

keberagaman dengan hasil belajar memberikan nilai korelasi dengan kategori

baik.

Adapun persamaan kajian ini dengan yang penulis teliti adalah sama-

sama mengenai kompetensi guru mempunyai dampak yang positif terhadap

kemajuan siswa.

14 Feri Azwan S., manajemen ISO, Sikap dan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama

Islam Tesis Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. 15

Nurul laela, Hubungan Antara Kompetensi Guru Agama dan Sikap Keberagaman

Siswa dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XII SMA Sekota Cilegon,

(Tesis S2 FTIK, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, 2008)

Page 23: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

10

Sedangkan perbedaan kajian ini dengan yang penulis teliti adalah terletak pada

ruang lingkup bahasannya. Nurul Laela kajiannya meliputi kompetensi sikap

keberagaman. Sedangkan kajian penulis meliputi empat kompetensi yang harus

dikuasai guru. Yakni kompetensi pedagogik, kepribadianm, sosial dan

profesional.

Kegiatan ini memfasilitasi guru dari mulai memberi kesempatan lewat

kegiatan pengembangan diri sampai memberi kesempatan untuk mengeksplorasi

ide-ide dan pemikirannya dalam bidang pendidikan melalui publikasi. Selain itu

penilaian kinerja guru dan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan ini

dapat pula mendorong sekolah dan berbagai instansi pendidikan terkait untuk

lebih meningkatkan pelayanannya kepada guru dengan cara memberikan

kesempatan bagi guru secara merata untuk mengembangkan profesinya.

Sedangkan penelitian yang penulis lakukan mengacu pada Undang-

undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa

dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru berkewajiban meningkatkan

dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam hal

ini ada persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan bahwa

pengembangan kompetensi guru dalam rangka pengamalan ilmu pengetahuan,

teknologi, serta keterampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses

pembelajaran atau profesionalisme wajib bagi guru karena guru adalah perisai di

dalam dunia pendidikan. Sedangkan perbedaannya adalah Nanang meneliti

secara rinci dan dalam ruang lingkup yang luas, sementara penulis meneliti

dalam ruang lingkup yang terbatas.

Penelitian yang berkaitan dengan meningkatkan kompetensi guru sudah

banyak dilakukan, akan tetapi penulis belum menemukan penelitian yang fokus

pada peningkatan komptensi guru di sekolah. Dengan demikian topik tentang

profesionalisme guru di sekolah dasar kelurahan Tanah Sereal yang dibahas

dalam tesis ini belum pernah dilakukan oleh orang lain. Oleh sebab itu,

penelitian dengan tema tersebut di atas masih layak untuk dilaksanakan dan

menarik untuk diteliti.

Page 24: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

11

BAB II

PROFESIONALISME GURU PAI

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebagai fenomena kebudayaan, maka pendidikan menjadi faktor yang

menjamin pembinaan potensi secara maksimal guna mencapai kedewasaan

individu dan memelihara eksistensi serta perkembangan suatu masyarakat dalam

mengisi kehidupan dengan pengabdian dan kekhalifahannya secara

berkualitas/unggul sebagai insan sholeh di muka bumi.

Pendidikan berasal dari kata didik, yang mengandung arti perbuatan, hal,

dan cara. Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

religion education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk

menghasilkan orang beragama. Pendidikan agama tidak cukup hanya

memberikan pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih ditekankan pada

feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan .1

Berbicara tentang pengertian pendidikan agama Islam, banyak pakar

dalam pendidikan agama Islam memberikan rumusan secara berbeda.

Pendidikan agama Islam adalah upaya dasar terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,

bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan agama Islam dari sumber

utamanya kitab suci Alquran dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan, serta penggunaan pengamalan. Dibarengi tuntutan untuk

menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya

kesatuan dan persatuan bangsa.2

Ini sesuai dengan rumusan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Dalam penjelasan Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional mengenai agama dijelaskan bahwa pendidikan agama

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

1

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga, Jakarta, Kalam Mulia,

2001, h. 3. 2Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas

dan Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003), h. 7

Page 25: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

12

Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan untuk mewujudkan

pribadi muslim yang beriman dan bertwakwa kepada Allah serta berakhlak mulia.

Sementara itu, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta memiliki bekal untuk kehidupan yang lebih tinggi. 3

Dalam peraturan pemerintah tentang pengertian pendidikan agama Islam

adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,

kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran

agamanya yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran / mata

kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya dipercaya.

Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti. Dilihat dari bahasa aslinya

Sansekerta, menurut Hamka Abdul Azis adalah:‖ Kata guru merupakan

gabungan dari gu dan ru artinya melepaskan atau membebaskan. Jadi guru

adalah manusia yang berjuang terus menerusdan secara gradual, untuk

melepaskan manusia dari kegelapan‖.4

Dapat disimpulkan guru adalah profesi

dimana seseorang menanamkan nilai-nilai kebajikan kedalam jiwa manusia,

membentuk karakter dan kepribadian manusia, dipundaknya memikul beban

berat menciptakan sebuah generasi yang bertanggung jawab. Guru adalah

pendidik yang memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi

yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.

Guru merupakan teladan bagi siswa dan memiliki peran yang sangat

besar dalam pembentukan karakter siswa. Dalam undang-undang guru dan

dosen, Undang-undang nomor 14 tahun 2005, guru didefinisikan sebagai

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.

3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah , Bagian Proyek Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama , Bahan Dasar

Peningkatan Keagamaan (Islam) Guru Bukan Pendidikan Agama dan SLTA, (Jakarta:

Depdikbud, 1998) h. 92. 4Hamka Abdul Azis, Karakter Guru Profesional, Jakarta, Al-Mawardi Prima, 2012, h.19.

Page 26: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

13

Abdurrahman Al-Nahlawi dalam bukunya Abd Rahman menggunakan

kata tarbiyah dalam arti pendidikan berpendapat bahwa istilah tarbiyah

(pendidikan) berarti.

1. Memelihara fitrah anak.

2. Menumbuhkan seluruh bakat dan kesiapannya.

3. Mengarahkan fitrah dan seluruh bakatnya agar menjadi baik dan sempurna.

4. Bertahap dalam prosesnya.

Berdasarkan pengertian di atas Al-Nahlawi menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan tarbiyah adalah:

1. Pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan, sasaran dan target.

2. Pendidik yang sebenarnya adalah Allah, karena Dialah yang menciptakan

fitrah dan bakat manusia. Dialah yang membuat dan memperlakukan hukum-

hukum perkembangan serta bagaimana fitrah dan bakat itu berinteraksi.

Dialah yang menggariskan syari‘at untuk mewujudkan kesempurnaan,

kenaikan, dan kebahagiaannya.

3. Pendidikan menghendaki penyusunan langkah-langkah sistematis yang harus

didahului secara bertahap oleh berbagai kegiatan pendidikan dan pengajaran.

4. Pendidik harus mengikuti hukum-hukum penciptaan dan syariat yang

ditetapkan Allah.5

Kata Ta‘lim menurut bahasa mempunyai asal kata dan dasar makna

sebagai berikut.

1. Berasal dari kata dasar ―allama-ya lamu” yang berarti mengecap atau

memberi tanda.

2. Berasal dari kata dasar “alima-ya lamu” yang berarti mengerti atau memberi

tanda.

Dari kedua makna di atas, Tadjab menyimpulkan makna istilah Ta‘lim

mempunyai pengertian ―Usaha untuk menjadikan seorang (anak) mengenal

tanda-tanda yang membedakan sesuatu dari lainnya, dan mempunyai

pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang sesuatu‖. Kata Ta‟lim

mempunyai konotasi khusus dan merujuk kepada ilmu, sehingga konsep ta‘lim

itu mempunyai pengertian sebagai pengajaran ilmu menjadi seseorang berilmu.6.

5Abd. Rahman Abdullah, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam, (Yogyakarta: UII

Press, 2001) h. 27 6Abd. Rahman Abdullah, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam, (Yogyakarta: UII

Press, 2001) h. 27

Page 27: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

14

Menurut Naquib Al-attas Ta‟dib berasal dari kata adab yang diartikan

dengan ilmu pengetahuan, pengajaran dan pendidikan atau pengasuhan. Adab

sebagai sasaran pendidikan dan makna pendidikan (Islam) yang termasuk proses

pendidikan di dalamnya (Al-Ta‘dib). Menurut kamus Bahasa Arab, ―Al-Mu‘jam

al-Wasith‖ istilah Ta‘dib yang biasa diterjemahkan dengan pelatihan atau

pembiasaan mempunyai makna dasar sebagai berikut.

1. Ta‘dib berasal dari kara dasar ―aduba-ya „dubu yang berari melatih,

mendisiplin diri untuk berperilaku yang baik dan sopan santun.

2. Berasal dari kata dasar ―adaba – ya dibu” yang berarti mengadakan pesta

atau perjamuan yang berarti berbuat dan berperilaku sopan.

3. Kata adaba sebagai bentuk kata kerja ‖ta‟dib‖ mengandung pengertian

mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplin, dan memberi tindakan.7

Menurut Al-Attas (1980) dalam Hasan Langgulung, bahwa kata ta‟dib yang

lebih tepat digunakan dalam pendidikan agama Islam, karena tidak terlalu

sempit sekedar mengajar saja, dan tidak terlalu luas, sebagaimana kata tarbiyah

juga digunakan untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan pengertian

memelihara. Dalam perkembangan selanjutnya, bidang spelisiasi dalam ilmu

pengetahuan, kata adab dipakai untuk kesusastraan, dan tarbiyah digunakan

dalam pendidikan Islam hingga populer sampai sekarang.8

Menurut Langgulung, ―Pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai

tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku

tertentu pada kanak-kanak atau yang sedang dididik. Setiap suasana pendidikan

mengandung tujuan-tujuan, maklumat-maklumat berkenaan dengan

pengalaman-pengalaman yang dinyatakan sebagai materi, dan metode yang

sesuai untuk mempersembahkan materi itu secara berkesan kepada anak‖.9

7Abd. Rahman Abdullah, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam, (Yogyakarta: UII

Press, 2001) h. 32-34. 8Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran ; Implementasi Konsep, Karakteristik

dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I. Yogyakarta: Pustaka

Felicha. 2009. h. 12 9Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan

Pendidikan, (Jakarta: Pusataka Al-Husna, 1989), h.22.

Page 28: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

15

Lain halnya dengan Armai yang membahas teori pendidikan

dengan tiga macam aliran.

1. Aliran nativisme yang dipelopori Schopenhauer. Ia mengatakan bahwa

bakat mempunyai peranan yang penting. Tidak ada gunanya orang mendidik

kalau bakat anak memang jelek. Sehingga pendidikan diumpamakan dengan

―Mengubah emas menjadi perak‖ adalah suatu hal yang tidak mungkin.

2. Aliran empirisme yang dipelopori Jhon Lock. Ia mengatakan bahwa

pendidikan itu perlu sekali. Teorinya terkenal dengan istilah ―Teori

Tabularasa‖. Ini artinya bahwa kelahiran anak diumpamakan sebagai kertas

putih-bersih yang dapat diwarnai setiap orang (penulis). Dalam konteks

pendidikan, pendidik adalah orang yang mampu memberi warna terhadap

anak didik.

3. Aliran convergensi yang dipelopori Wiliam Stern. Aliran ini mengakui

kedua aliran sebelumnya. Oleh karena itu,menurut aliran ini, pendidikan

sangat perlu, namun bakat (pembawaan) yang ada pada anak diidk juga

mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Aliran ini seolah-olah merupakan

campuran dari aliran nativisme dan empirisme. Kendati pada kenyataannya

aliran ini lebih menekankan tentang pentingnya pendidikan.10

Ketiga aliran tersebut, dua diantaranya yaitu aliran nativisme dan aliran

empirisme sudah mulai hilang ditinggalkan oleh penganutnya, sementara aliran

convergensi ini aliran yang sekarang banyak dianut oleh para pendidik karena

lebih menekankan pada pentingnuya pendidikan. Selain pengertian pendidikan,

adapula

pula pengertian Islam yang menurut pemakaian bahasa berarti berserah diri

kepada Allah. Hal itu dipertegas oleh firman Allah berikut ini:

―Maka, apakah mereka mencari agama yang lain dari Agama Allah, pada hal

kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan

suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.‖(Ali

Imran: 83).11

10

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Peandidikan Islam, (Jakarta Ciputat Pers,

2002) h. 5-6 11

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta Ciputat Pers,

2002)h. 24.

Page 29: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

16

Dalam al-Quran kata tersebut digunakan sebagai tanda bagi ad-din dan

sistem agama yang untuk itu Allah telah mengutus Rasul-Nya, Muhammad saw.

Allah pun menjelaskan bahwa setiap orang yang mengambil dan mengikuti

agama selain agamanya, walaupun yang diikutinya itu adalah agama samawi, dia

tidak akan diterima sebagaimana tercantum dalam firman-Nya ini:

―Sesungguhnya, agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam...‖ (Ali

Imran: 19).

Islam merupakan syariat Allah bagi manusia yang dengan bekal syariat

itu manusia beribadah. Agar manusia mampu memikul dan merealisasikan

amanat besar itu, syariat itu membutuhkan pengamalan, pengembangan, dan

pembinaan. Pengembangan dan pembinaan itulah yang dimaksud dengan

pendidikan Islam.

―Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan

gunung-gunung,semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka

khawatir akan mengkhianatinya, dan pikullah amanat itu oleh manusia.

Sesungguhnya manusia itu amat zholim dan amat bodoh‖ Al-Ahzab:72)12

Tampaknya tidak ada perealisasian syariat Islam kecuali melalui

penempaan diri, generasi muda, dan masyarakat dengan landasan iman dan

tunduk kepada Allah. Untuk itu, pendidikan Islam merupakan amanat yang

harus dikenalkan oleh suatu generasi kegenerasi berikutnya, terutama dari orang

tua atau pendidik kepada anak-anak dan murid-muridnya. Dan kecelakaanllah

yang akan menimpah orang yang mengkhianati amanat itu.

12

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta Ciputat Pers,

2002)h. 25.

Page 30: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

17

Pendidikan Islam mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan

manusia yang berpedoman pada syariat Allah. Artinya, manusia tidak merasa

keberatan atas ketetapan Allah dan Rosulnya, sebagaimana yang digambarkan

Allah dalam Firman-Nya ini :

―Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga

mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan,

kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam arti mereka terhadap putusan

yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An Nisa: 65)13

Dengan demikian, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan manusia

dari kebaikan dan kerugian kecuali keimanan kepada Allah dan hari akhir,

beramal sholeh, dan saling berpesan menetapi kesabaran dalam mewujudkan

kebenaran serta memerangi kebathilan. Allah SWT telah berfirman:

―Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-

menasehati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasehati supaya menetapi

kesabaran.(Al-Ashr: 1-3)14

Ayat di atas mengisaratkan bahwa keselamatan manusia dari kerugian

dan azab Allah dapat tercapai melalui tiga bentuk pendidikan berikut. Pertama,

pendidikan individu yang membawa manusia pada keimanan dan ketundukan

kepada syariat Allah SWT serta beriman kepada yang ghaib. Kedua, pendidikan

diri membawa manusia pada amal sholeh dalam menjalani hidupnya sehari-hari,

ketiga pendidikan masyarakat yang membawa manusia pada sikap saling pesan

dalam kebenaran dan saling memberi kekuatan ketika menghadapi kesulitan

yang pada intinya, semuanya ditujukkan untuk beribadah kepada Allah.15

13Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta Ciputat Pers,

2002)h. 26. 14

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta Ciputat Pers,

2002)h. 26. 15

Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,

(Jakarta:Gema Insani Press) h. 26-27

Page 31: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

18

Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam di sekolah diarahkan untuk

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran

agama Islam.

Marimba dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam yang sering dikutip

dalam berbagai pembahasan pendidikan Islam menyatakan bahwa ―Pendidikan

Islam adalah bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam‖.16 Dari

pengertian ini nampak pendidikan agama Islam ini menekankan pada segala

usaha berupa bimbingan terhadap perkembangan jasmani-rohani berdasarkan

ajaran Islam dalam bentuk akhlak mulia menuju terbinanya kepribadian utama

sesuai dengan ajaran agama Islam.

Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam suatu Tinjauan Teoritis dan

Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner mengemukakan bahwa ―Hakikat

pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara

sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah

(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal

pertumbuhan dan perkembangannya.17

Dari definisi ini nampak ada penekanan

kepada usaha membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah (kemampuan

dasar) anak didik ke tingkat yang maksimal (sebagai tujuan pendidikan) yang

dilakukan oleh pendidik muslim melalui ajaran Islam.

Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam ketika membicarakan

arti pendidikan Islam mengemukakan bahwa ―pendidikan Islam adalah usaha

yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan

ajaran Islam atau sesuatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan

berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan

nilai-nilai Islam‖.18

16Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma‘Arif, 1989) h.23.

17M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) h. 32. 18

Zuhairini, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1994), h.32.

Page 32: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

19

Dari definisi ini nampak ada penekanan kepada usaha untuk

mengarahkan dan mengubah tingkah laku anak untuk mencapai pertumbuhan

kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses kependidikan melalui

latihan-latihan akal pikiran (kecerdasan, kejiwaan, keyakinan, kemauan dan

perasaan serta panca indra) dalam seluruh aspek kehidupan manusia yang

menjadikannya memikir, memutuskan, berbuat dan bertanggung jawab sesuai

dengan nilai-nilai Islam. (sebagai sasaran hasil pendidikan).

Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengemukakan

secara umum dapat dinyatakan bahwa Pendidikan Islam itu adalah pembentukan

kepribadian muslim. Selanjutnya digambarkan pengertian pendidikan Islam

dengan pernyataan syariat Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau

hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan.

Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlak

sesuai dengan ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu

segi, Pendidikan Agama Islam lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap

mental yang terwujud dalam amal perbuatan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Di segi lain Pendidikan Agama Islam tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga

praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan iman dan amal sekaligus. Ajaran Islam

berisi ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, maka pendidikan Islam

adalah pendidikan individu dan masyarakat.19 Definisi di atas memberi

penekanan pentingnya pendidikan dapat menanamkan ajaran Islam dan

membentukan kepribadian, syariat Islam yang harus melalui proses pendidikan,

mengajak beriman, beramal sholeh dan berakhlak, adanya perbaikan sikap

mental, pendidikan teoritis dan praktis, pendidikan iman dan amal, pendidikan

individu dan masyarakat, untuk menjadikan manusia yang sesuai dengan cita-

cita Islam. Bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan

kemampuan dasar (fitrah dan kemampuan ajarannya pengaruh diluar) baik

secara individu maupun kelompok sehingga manusia memahami, menghayati,

dan mengamalkan ajaran agama Islam secara utuh dan benar meliputi Aqidah

(keimanan), Syari‘ah (ibadah muamalah) dan akhlaq (budi pekerti).

19Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.28.

Page 33: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

20

Al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa ―Pendidikan Agama Islam

(al-Tarbiyah al-Islamiyah) mempersiapkan manusia supaya hidup dengan

sempurna dan bahagia mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi

pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam

pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan‖.20 Definisi

tersebut menekankan untuk mempersiapkan manusia supaya hidup bahagia dan

sempurna, punya rasa kebangsaan, kesehatan, berakhlak, berketrampilan dan

mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan sebaik-baiknya yang

didapat dari mempelajari pendidikan agama Islam. Pendidikan Islam dapat

diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang bersifat progresif

menuju ke arah kemampuan optimal anak diidk yang berlangsung di atas

landasan nilai-nilai ajaran Islam. Ilmu pendidikan Islam mengandung kesesuaian

(kompornitas) pandangan dengan teori-teori dalam ilmu pedagogik, terutama

yang menyangkut masalah anak didik, pendidik, alat-alat pendidikan dan lain

sebagainya, sehingga dalam pengembangan teorisasi ilmu pendidikan Islam bisa

meliputi aspek hakikat pendidikan Islam, asas pendidikan Islam, modal dasar

pendidikan Islam, strategi pendidikan Islam, ruang lingkup pendidikan Islam

serta metode yang akan digunakan.

Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam pembelajaran PAI, yaitu sebagai berikut.21

1. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan

membimbing, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan

sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

2. Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama

Islam.

3. Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk bisa

menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan, pangajaran dan

pelatihan.

4. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.

20

Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Al-Tarbiyah Al-Islamiyah, (Al-Arabi: Dar al-Fikr,

tt), h.100. 21

Nazarudin,Rahman. 2009. Manajemen Pembelajaran ; Implementasi Konsep,

Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I. Yogyakarta:

Pustaka Felicha. h.12

Page 34: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

21

Sebagai salah satu komponen ilmu pendidikan Islam, metode

pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus mengandung potensi yang bersifat

mengarahkan materi pelajaran kepada tujuan pendidikan agama Islam yang

hendak dicapai proses pembelajaran.

Dari berbagai definisi pendidikan Islam menurut beberapa ahli yang

dikemukakan di atas pendidikan agama Islam adalah usaha secara sadar

memimpin dan mendidik anak diarahkan kepada perkembangan jasmani dan

rohani untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju

terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama sehingga mampu

membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Oleh karena itu pendidikan Islam sangat penting sebab dengan

pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian

kuat dan baik (berakhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran agama Islam.

Sehingga pembentukan kepribadian tersebut salah satunya adalah tugas guru

dengan keprofesionalannya menanamkan kepada anak didiknya untuk

berakhlakul karimah berdasarkan pada ajaran agama Islam.

Agar hal di atas tercapai, maka guru pendidikan agama Islam dituntut

mampu mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam, disinilah pentingnya mempelajari metode pembelajaran

pendidikan agama Islam.

B. Kedudukan Pendidikan Agama Islam

Sistem pendidikan agama Islam di Indonesia merupakan bagian dari sistem

pendidikan nasional Indonesia. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 12

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,

mendeklarasikan bahwa pendidikan formal termasuk pendidikan umum,

pendidikan kejuruan, pendidikan khusus, pendidikan magang, pendidikan

keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi.22

22

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1995), Edisi ke-2, cet, ke-4. h.1077.

Page 35: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

22

Kajian historis seperti yang diungkapkan terdahulu bahwa pendidikan Islam

di Indonesia, telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pendidikan

itu pada tahap awal terlaksana atas adanya kontak antara pedagang atau

mubaligh dengan masyarakat sekitar, bentuknya lebih mengarah kepada

pendidikan informal. Setelah berdiri kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia maka

pendidikan Islam tersebut berada di bawah tanggung jawab kerajaan Islam. Dan

Pendidikan tidak hanya berlangsung di langgar-langgar atau masjid, tetapi ada

yang telah dilaksanakan di lembaga pendidikan pesantren.

Masuknya kaum penjajah Barat, memisahkan pendidikan Islam, dengan

pendidikan Barat. Pendidikan Barat berada pada alur dan jalur binaan

pemerintah dengan fasilitas yang memadai, sedangkan pendidikan Islam terlepas

dari tanggung jawab pemerintah kolonial. Kenyataannya membuat ada dua

generasi yang berbeda orientasinya. Pertama, pendidikan Islam yang ketika itu

dilaksakan di pesantren orientasinya keakhiratan, kedua, pendidikan Barat

orientasinya adalah keduniaan.

Sebetulnya perbedaan yang mencolok bukan hanya terletak kepada

perbedaan kedua orientasi itu, tetapi lebih dari itu pemerintah kolonial Belanda

tidak menempatkan pendidikan Islam sebagai bagian dari perhatian mereka.

Tidak memasukkan pendidikan Islam dalam sistem pendidikkan kolonial

Belanda, bukan hanya itu bahkan pendidikan agama pun tidak diberikan di

sekolah-sekolah pemerintah.

Pendidikan Islam dalam uraian ini dapat dikemukakan pengertiannya dalam

tiga hal. Pertama, sebagai lembaga, kedua, sebagai mata pelajaran, dan ketiga,

sebagai value. Pendidikan Islam sebagai lembaga, sejak Indonesia merdeka ada

beberapa lembaga pendidikan Islam formal,yaitu pesantren, sekolah dan

madrasah dan perguruan tinggi Islam. Di pesantren dengan berbagai polanya

dilaksanakan pentransferan ilmu-ilmu dan nilai-nilai (value) keislaman. Di

sekolah sejak Indonesia merdeka dimasukkan mata pelajaran agama, sedangkan

di madrasah sejak Indonesia merdeka telah diprogramkan mata pelajaran agama

dan umum yang seimbang.

Page 36: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

23

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, Undang-Undang tentang

Sistem Pendidikan Nasional, ditindaklanjuti dengan berbagai Peraturan

Pemerintah (PP) yang berkenaan dengan pendidikan, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pra-sekolah .

2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.

Peraturan ini sekarang telah berubah menjadi PP 60 Tahun 1999.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar

Sekolah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran serta Masyarakat

dalam Pendidikan Nasional.

Dalam Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang pendidikan

ditemmukan beberapa point tentang pendidikan Islam sebagai mata pelajaran.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, Bab IX pasal 39 ayat (2) dan (3):

Ayat (2): Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib

memuat:

1. Pendidikan Pancasila

2. Pendidikan Agama, dan

3. Pendidikan Kewarganegaraan.

Ayat (3): Isi kurikulum pendidikan dasr memuat sekurang-kurngnya

bahan kajian dan pelajaran (PP 28 Bab VII Pasal (14), ayat (2).

1. Pendidikan Pancasila

2. Pendidikan Agama

3. Pendidikan Kewarganegaraan

4. Bahasa Indonesia

5. Membaca dan Menulis

6. Matematika (termasuk berhitung)

7. Pengantar Sains dan Teknologi

Page 37: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

24

8. Ilmu Bumi

9. Sejarah Nasinal dan Sejarah Umum

10. Kerajinan tangan dan Kesenian

11. Pedidikan Jasmani dan Kesehatan

12. Menggambar

13. Bahasa Inggris

PP 28 Tahun 1990 Bab VIII Pasal (16) ayat (2): Siswa mempunyai hak

memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dicantumkan tentang

beberapa hal yang berkenaan dengan pendidikan agama.

Pasal 12 (Peserta Didik) (1). Setiap peserta didik pada satuan pendidikan

berhak: mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan

diajarkan oleh pendidik yang seagama.

Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Departemen Agama terhadap

Pendidikan Agama Islam di sekolah yaitu sebagai berikut.

1. Peningkatan mutu dan wawasan guru agama, pengawas pendidikan agama,

antara lain dengan penataran dan pembentukan musyawarah guru mata

pelajaran pendidikan agama dan kelompok kerja pengawas pendidikan agama

dan buku-buku pedoman pendidikan Islam.

2. Bantuan sarana ibadah bagi sekolah umum negeri maupun swasta.

3. Pengembangan pola pendidikan agama Islam terpadu.

Penamaan bidang studi ini dengan ―Pendidikan Agama Islam‖, bukan

―Pelajaran Agama Islam‖, adalah disebabkan berbedanya tuntutan pelajaran ini

dibandingkan pelajaran lainnya. Bahkan, yang diajarkan tidak cukup hanya

diketahui dan diresapi saja, tetapi dituntut pula untuk diamalkan. Bahkan ada

sebahagian bahan tersebut yang wajib untuk dilaksanakannya, seperti shalat,

puasa, zakat, dan lain-lain‖.23

Dengan demikian jelas bahwa kedudukan pendidikan agama Islam sebagai

pelajaran yang diajarkan di sekolah umum adalah segala penyampaian ilmu

pengetahuan agama Islam, tidak hanya untuk dipahami dan dihayati, tetapi juga

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

23Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi, dan Aksi,

(Jakarta: PT Maries, 1999).

Page 38: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

25

Misalnya kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa,

dan ibadah-ibadah lain. Begitu pula ibadah-ibadah yang sifatnya berhubungan

dengan Allah (ibadah mahdah), serta kemampuan siswa untuk beribadah yang

sifatnya hubungan antara sesama manusia, misalnya siswa bisa melakukan zakat,

sadaqah, jual beli, dan lain-lain yang termasuk ibadah dalam arti luas (ghairu

mahdah).

Pendidikan Agama Islam yang kedudukannya sebagai mata pelajaran

wajib diikuti seluruh siswa yang beragama Islam pada semua jenis dan jenjang

sekolah. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 yang menjamin warga negara untuk

beribadah menurut agamanya masing-masing.

Pendidikan Agama Islam sebagai satu bidang studi merupakan kesatuan

yang tidak bisa dipisahkan dengan bidang studi lainnya, karena bidang studi

secara keseluruhan berfungsi untuk mencapai tujuan umum pendidikan nasional.

Oleh karena itu, antara satu bidang studi dengan bidang studi yang lain

hendaknya saling membantu dan saling menguatkan.

C. Tujuan Pendidikan Islam

Secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud atau haluan.24

Dalam

bahasa arab tujuan diistilahkan dengan ghayat, ahdaf, atau maqashid. Sementara

dalam bahasa inggris di istilahkan dengan goal, purpose, objectives, atau aim.

Secara terminologi, menurut Daradjat tujuan ialah suatu yang diharapkan

tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.25

Tujuan pendidikan

bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu

keseluruhan dari kepribadian seseorang. Menurut Arifin tujuan pendidikan Islam

adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak

dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara

bertahap.

24

Muslih Usa, ed. Pendidikan Islam di Indonesia: Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta:

Tiara Wacana, 1991). h.11 25

Zakiyah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara dan Departemen

Agama RI, 1992) cet. ke-2. h.29

Page 39: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

26

Tujuan pendidikan Islam adalah idealistas (cita-cita) yang mengandung

nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang

berdasarkan ajaran Islam secara bertahap. Secara umum, tujuan pendidikan

Islam terbagi menjadi empat, yaitu tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir

dan tujuan operasional.

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan.

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Karena itu pendidikan Islam selain sebagai proses pembinaan fitrah/potensi

anak sekaligus merupakan transformasi kebudayaan sehingga eksistensi dan

pengembangan hidup umat Islam berlangsung berkelanjutan‖. Tujuan yang ditata

Islam dalam pendidikan adalah membuat kepatuhan manusia, dan menghambakan

diri sepenuhnya kepada Allah. Pendidikan adalah proses pemenuhan keyakinan

dan cita-cita pendidikan Islam adalah keagamaan. Pendidikan Islam membuat

kesadaran manusia sebagai kenyataan jiwa mempengaruhi kegiatan dan

kehidupanm tidak sempurna dan hanya melalui pendidikan maka bimbingan jiwa

mencapai keunggulannya.26

Oleh karena itu masalah akhlak atau budi pekerti merupakan salah satu

pokok ajaran Islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama Islam untuk

ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik

Dengan melihat arti pendidikan Islam dan ruang lingkupnya itu, jelaslah

bahwa dengan pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang

berkepribadian kuat dan berakhlakul karimah berdasarkan pada ajaran agama

Islam.

26

M. Arifin. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) cet. ke-1. h.224

Page 40: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

27

Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan

Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak

diarahkan kepada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk

kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Pendidikan agama Islam hendaknya ditanamkan sejak dini, sebab

pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk

pendidikan selanjutnya.

Sebagaimana Darajat dalam Zafar Alam mengemukakan bahwa: ―Pada

umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan

yang dilaluinya sejak sejak kecil‖.27

Oleh karena itu dalam mewujudkan Tujuan

Pendidikan nasional, pendidikan agama Islam di sekolah memegang peranan yang

sangat penting. Oleh karena itu pendidikan agama Islam di Indonesia

dimaksudkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak

didik mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya peningkatan keimanan dan ketakwaan di sekolah umum

berlandaskan pancasila, UUD 1945, dan UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Dalam pancasila, pendidikan iman dan takwa merupakan

penjabaran dari sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam UUD 1945,

upaya ini selaras dengan apa yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945,

―Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.....

Pernyataan ini mengandung pesan bahwa berdirinya Republik Indonesia

dilandasi semangat KeTuhanan Yang Maha Kuasa bersama dengan keinginan

luhur yang mendorong bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya. Hal

ini dipertegas lagi dalam pasal 29 ayat (1) dan (2).

27

Zafar Alam, Islamic Education Theory &Practice, (New Delhi: Adam Publishers &

Distributors, 2003), h.42

Page 41: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

28

Dalam mengembangkan ilmu pendidikan Islam diperlukan beberapa hal,

antara lain sebagai berikut.

1. Landasan atau basis filsafat yang akan dijadikan dasar pengembangan ilmu

pendidikan Islam. Yang dimaksud dengan filsafat di sini adalah yang

berdasarkan Islam.

2. Paradigma bagi penyusunan metodologi pengembangan ilmu pendidikan

Islam. Paradigma yang dimaksud disini adalah kerangka logika

pengembangan ilmu pendidikan Islam.

3. Metodologi pengembangan ilmu pendidikan Islam. Metodologi tersebut dapat

berupa metode-metode pengembangan ilmu pendidikan Islam juga dapat

berupa tuntutan praktis, langkah-langkah dalam mengembangkan teori-teori

ilmu pendidikan Islam .

4. Model-model penelitian untuk digunakan dalam penelitian pendidikan Islam.

Teori-teori ilmu pendidikan Islam secara berangsur-angsur dapat diperoleh

melalui penelitian-penelitian.

5. Organisasi yang berskala nasional. Organisasi nasional sangat berguna karena

dapat menghindari duplikasi penelitian dan dapat memberi rekomendasi

dalam mencari tenaga ahli penelitian. Organisasi tersebut juga diharapkan

dapat memberikan jasa dalam mencari biaya untuk penelitian tersebut.28

Kelima hal di atas merupakan landasan atau orientasi kerja dalam

pengembangan ilmu pendidikan Islam.

Menurut Abdullah pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk

kepribadian sebagai khalifah Allah SWT. Atau sekurang-kurangnya

mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan utama

khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total

kepada-Nya.29

28Ahmad Tafsir, Epistemologi untuk Ilmu Pendidikan, (Bandung:IAIN Sunan Gunung

Djati, 1995)Cet.I. h. 11-12 29

Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Quran,

(Jakarta:Rineka Cipta, 1990)

Page 42: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

29

Selanjutnya tujuan pendidikan Islam menurutnya dibangun atas tiga

komponen sifat dasar manusia yaitu: tubuh, ruh dan akal yang masing-masing

harus dijaga sebaik-baiknya.30

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan

Islam dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Tujuan Pendidikan Jasmani

Rasulullah SAW. bersabda:

―Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah ketimbang

orang mukmin yang lemah‖. (HR. Imam Muslim)

Oleh Imam Nawawi menafsirkan hadis di atas sebagai kekuatan iman yang

ditopang oleh kekuatan fisik. Kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari

tujuan pendidikan, maka pendidikan harus mempunyai tujuan ke arah

keterampilan-keterampilan fisik yang dianggap perlu bagi tumbuhnya

keperkasaan tubuh yang sehat dan bertujuan untuk menghindari situasi yang

mengancam kesehatan fisik para pelajar. Pendidikan Islam dalam hal ini

mengacu pada pembicaraan fakta-fakta terhadap jasmani yang relevan bagi

para pelajar, contohnya diberikan pendidikan olah raga, dll.

2. Tujuan Pendidikan Rohani

Orang yang betul-betul menerima ajaran Islam tentu akan menerima

seluruh cita-cita ideal yang terdapat dalam Al-qur‘an. Peningkatan jiwa dan

kesetiannya yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas

Islami yang diteladani dari tingkah laku kehidupan nabi saw. merupakan

bagian pokok dalam tujuan pendidikan Islam.

Tujuan pendidikan Islam harus mampu membawa dan mengembalikan

ruh tersebut kepada kebenaran dan kesucian, yaitu manusia dapat

berhubungan dengan Allah secara terus menerus. Maka pendidikan Islam

menurut Muhammad Qutb ialah meletakkan dasar-dasar yang harus

memberi petunjuk agar manusia memelihara kontaknya yang terus-menerus

dengan Allah swt.

30

Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Quran,

(Jakarta:Rineka Cipta, 1990)

Page 43: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

30

3. Tujuan Pendidikan Akal

Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi para pelajar

diharapkan dapat berfikir secara kreatif, inovatif, dan spekulatif berdasarkan

ajaran Islam yang mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat

menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya.

Pendidikan yang dapat membantu tercapainya tujuan akal, seharusnya

dengan bukti-bukti yang memadai dan relevan dengan apa yang mereka

pelajari. Disamping itu pendidikan Islam mengacu kepada tujuan memberi

daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia. Pendidikan yang

lebih berorientasi kepada hafalan, tidak tepat menurut teori pendidikan

Islam. Karena pada dasarnya pendidikan Islam bukan hanya memberi titik

tekan hafalan, sementara proses intelektualitas dan pemahaman

dikesampingkan.31

Al-Ghazali, sebagaimana yang dikutip oleh Arief menjelaskan bahwa

tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan kepada:

1. Membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri

kepada Allah swt.

2. Membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagiaan hidup, baik di

dunia maupun di akhirat.32

Dari kedua tujuan di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan

menurut Al-Ghazali tidak hanya bersifat ukhrawi (mendekatkan diri kepada

Allah), yang dikenal dengan kesufiannya, tetapi juga bersifat duniawi. Karena

itu Al-Ghazali memberi ruang yang cukup luas dalam sistem pendidikannya bagi

perkembangan duniawi. Namun dunia, hanya dimaksudkan sebagai jalan menuju

kebahagiaan hidup di alam akhirat yang lebih utama dan kekal.

31

Armai Areif, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat

Press, 2002)h. 19-21 32

Al-Ghazali, Ihya „ulum al-din, (Bairut:dr al-fik, t.th jilid III )h.12

Page 44: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

31

Dalam Al-quran banyak ayat menyatakan agar manusia tidak terlena

dengan kehidupan dunia, sementara akhirat adalah tempat kembali yang kekal.

Allah berfirman:

―...Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang

kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal...: (Q.S Al-Ala/ 87: 16-17)

Namun demikian akhirat oriented juga bukanlah sikap yang sejalan

dengan ajaran Al Quran. Keseimbangan antara dunia dan akhirat adalah sebuah

tuntutan yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu Al-Ghazali menyatakan

bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk mewujudkan kebahagiaan anak

didik baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana yang dimaksud dalam surat

Al-Qashas/ 28:77

―Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(keni‘matan) duniawi dan berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat

kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang berbuat kerusakan.‖

Dalam mencermati ayat di atas Ibn Khaldun terinspirasi untuk

merumuskan tujuan pendidikn Islam, sebagaimana yang dikutip oleh

Muhammad ‗Athiyah al-Abrasyi, dalam bukunya Armai yaitu.

1. Tujuan yang berorientasi akhirat, yaitu membentuk hamba-hamba Allah

yang dapat melaksakan kewajiban-kewajibannya kepada Allah.

2. Tujuan yang berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia-manusia yang

mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan

bermanfaat bagi orang lain.33

33Armai Arief, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat

Press, 2002)h. 22-23

Page 45: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

32

Tujuan pendidikan menurut Dhany, sebagaimana yang dikutip oleh

Armai Arief, adalah sebagai berikut.

1. Pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna.

a. Pendidikan harus mampu membentuk kekuatan dan kesehatan badan

serta pikiran anak didik.

b. Sebagai individu, maka anak harus dapat mengembangkan

kemampuannya semaksimal mungkin.

c. Sebagai anggota masyarakat, anak harus dapat memiliki tanggung jawab

sebagai warga negara.

d. Sebagai pekerja, anak harus bersifat efektif dan produktif serta cinta akan

kerja.

2. Peningkatan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan rasa

kepercayaan anak kepada Tuhan.

3. Mengembangkan intelegensi anak secara efektif agar mereka siap

mewujudkan kebahagiannya di masa mendatang.34

Ciri di atas menekankan pada perubahan yang dikehendaki dalam

tingkah laku dan kehidupan. Menurut Abuddin Nata tujuan pendidikan Islam

memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan

sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas kemakmuran dan mengolah

bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.

2. Mengarahkan manusia agar seluruh tugas kekhalifahannya di muka bumi

dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut

terasa ringan dilaksanakan.

3. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalah

gunakan fungsi kekhalifahannya.

4. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia

memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat dipergunakan

guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.

5. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.35

34

Armai Areif, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat

Press, 2002)h. 24 35

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) h 53-

54

Page 46: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

33

Ciri tujuan pendidikan di atas memberikan gambaran bahwa dengan

pendidikan agama Islam manusia sebagai khalifah di arahkan untuk

menjalankan tugas sebagai makhluk Allah yang baik di permukaan bumi ini baik

dalam kerangka kehidupan individu maupun kemasyarakatan.

Menurut Arifin pendidikan Islam bertugas mempertahankan,

menanamkan dan mengembangkan kelangsungan fungsi nilai-nilai Islam yang

bersumber dari kitab suci Alquran dan Alhadis, mampu sejalan dengan tuntutan

kemajuan atau modernisasi kehidupan masyarakat. Oleh karenanya pendidikan

Islam bertugas disamping menginternalisasikan nilai-nilai Islami, juga

mengembangkan anak didik menjadi mampu mengamalkan dan

mengembangkannya secara dinamis dan fleksibel dalam konfigurasi idealitas

wahyu Tuhan.

Hal ini berarti pendidikan Islam secara optimal harus mampu

mewujudkan ―kedewasaan atau kematangan‖ dalam beriman, bertaqwa dan

mengamalkan hasil pendidikan, sehingga mampu menjadi pengamal dan pemikir

―mujtahid‖ baru yang dialogis terhadap perkembangan zaman.36

Dari rumusan tujuan pendidikan Islam di atas dapat penulis simpulkan

bahwa dengan pendidikan Islam diharapkan dapat membentuk pribadi muslim

untuk menjalankan tugas sebagai makhluk Allah yang selalu taat beribadah

kepada Allah swt, membina kepribadian anak didik, meningkatkan moral dan

mengembangkan intelegensi anak juga dapat mengemban misi mempertahankan

ajaran Islam, mengembangkan dan menjadikannya sebagai nilai-nilai yang

senantiasa diamalkan sesuai dengan keadaan masyarakat.

36

M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h. 121-122.

Page 47: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

34

D. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

Profesionalitas seseorang sangat urgen dalam semua segi kehidupan,

termasuk dalam jabatan guru, karena akan dapat meningkatkan martabat dan

harkat guru di satu sisi, dan pada sisi yang lain akan dapat meningkatkan mutu

pendidikan nasional. Pengkajian terhadap pembinaan dan pengembangan

kemampuan profesional guru, sepertinya sudah klise, dalam makna selalu

didiskusikan.

Sesungguhnya hal itu tidaklah klise karena dari waktu ke waktu

persyaratan guru ideal senantiasa berubah sehingga pertumbuhan profesionalnya

harus terus-menerus dirangsang. Lebih lagi pada era globalisasi yang makin

masif dan ekstensif ini tanpa didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas baik dalam bidang pendidikan, kemajuan teknologi ataupun ekonomi

suatu negara akan tertinggal jauh. Negara manapun di dunia ini memerlukan

SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni serta beriman

dan bertaqwa yang dipersiapkan melalui proses pendidikan yang dikembangkan

secara luas terutama ketaqwaan yang dikembangkan melalui proses pendidikan

agama Islam untuk bekal hidup keduniaan terutama keakhiratan.

Keberadaan guru PAI sebagai pendidik utama dalam pelaksanaan

pendidikan agama Islam adalah berperan sebagai perancang, pelaksana,

pemimpin, komunikator dan evaluator terhadap proses pendidikan agama Islam

dalam kerangka mencapai tujuan terbentuknya kepribadian anak didik yang

luhur. Secara filosofis, manusia/anak adalah makhluk theomorfic, (manusia

berasal dari Tuhan dan kembali kepada Tuhan) yang diberi amanah sebagai

khalifah (pemimpin/wakil, penguasa), dan abdun (hamba), dalam kerangka misi

menemukan dan mengamalkan sunnatullah untuk keselamatan dan kemakmuran.

Profesionalitas guru PAI adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap

para guru PAI terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang

mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian,

sebutan profesionalitas guru PAI lebih menggambarkan suatu ―keadaan‖ derajat

keprofesian setiap guru PAI untuk bangkit menggapai sikap, pengetahuan, dan

keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran

Page 48: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

35

bidang studi PAI. Dalam hal ini, guru PAI diharapkan memiliki profesionalisme

keguruan yang memadai sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara

efektif.

Sejak diterbitkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD), profesionalisme guru sering

dibicarakan di dalam berbagai forum. Profesionalisme guru dikaitkan dengan

tiga faktor yang cukup penting, yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan

tunjangan profesi guru. Ketiga faktor tersebut merupakan latar yang disinyalir

berkaitan erat dengan kualitas pendidikan. Guru profesional yang dibuktikan

dengan kompetensi yang dimilikinya akan mendorong terwujudnya proses dan

produk kinerja yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan. Dengan

demikian untuk menjalankan peran strategis guru PAI maka diperlukan

ketersediaan guru PAI yang professional. Untuk mengajarkan mata pelajaran

agama, tentu saja harus diserahkan kepada orang-orang yang ahli dalam bidang

pendidikan agama Islam. Inilah praktik pendidikan agama Islam professional,

yang dilaksanakan oleh guru yang ahli merencanakan, melaksanakan dengan

strategi, memimpin siswa dengan keteladanan, dan mengevaluasi.

Semiawan dalam Danim Sudarwan mengemukakan hierarki profesi

tenaga kependidikan, yaitu tenaga profesional, tenaga semiprofesional dan

tenaga para-profesional.

1. Tenaga profesional merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi

pendidikan sekurang-kurangnya S1(atau yang setara), dan memiliki

wewenang penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan

pengendalian pendidikan/ pengajaran. Tenaga kependidikan yang termasuk

dalam kategori ini juga berwenang untuk membina tenaga kependidikan yang

lebih rendah jenjang profesionalnya, misalnya guru senior membina guru

yang lebih yunior.

2. Tenaga semiprofesional merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi

pendidikan tenaga kependidikan D3 (atau yang setara) yang telah berwenang

mengajar secara mandiri, tetapi masih harus melakukan konsultasi dengan

Page 49: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

36

tenaga kependidikan yang lebih tinggi jenjang profesionalnya, baik dalam hal

perencanan, pelaksanaan, penilaian maupun pengendalian pengajaran.

3. Tenaga paraprofesional merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi

pendidikan tenaga kependidikan D3 ke bawah, yang memerlukan pembinaan

dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengendalian pendidikan/

pengajaran.37

Saat ini tenaga kependidikan minimal berkualifikasi S1.

Sejalan dengan pendapat di atas, Windam dalam Danim Sudarwan

mengklasifikasikan derajat mutu tenaga kependidikan menjadi tiga kategori,

yaitu berkualifikasi penuh, berkualifikasi sebagian, dan tidak memenuhi

kualifikasi.38

Profesionalisme berasal dari kata profession artinya ahli atau terampil

dalam bidangnya. Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti

pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai

keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan

yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh

mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan

oleh mereka yang karena tidak mendapat pekerjaan lain.39

Profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi.

37

Danim Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002) h. 31 38

Danim Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002) h. 31 39

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),

h. 14.

Page 50: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

37

Guru merupakan pekerjaan profesi dalam Oemar Hamalik dirumuskan

bahwa, ―Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan dan suatu janji

terbuka, bahwa seorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan dalam

arti biasa, karena orang tersebut terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.40

Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.

Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang

oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan

pelatihan secara khusus. Professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.41

Itu artinya profesi adalah kedudukan atau jabatan yang memerlukan ilmu

pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan atau

perkuliahan yang bersifat teoretis dan disertai praktek, diuji dengan berbagai

bentuk ujian di universitas atau lembaga yang diberi hak untuk dan diberikan

kepada orang-orang yang memilikinya (sertifikat, lisensi, brafet) suatu

kewenangan tertentu dalam hubungannya dengan kliennya yang dipelihara

dengan hati-hati dan selalu ditingkatkan melalui organisasinya.

Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi, yaitu

pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.42

Pengetahuan bermakna aspek

kognitif yang dimiliki oleh seseorang melalui proses belajar, keahlian bermakna

terhadap penguasaan dari keilmuan yang dapat dijadikan acuan dalam bertindak

atau bisa juga disebut pakar dalam cabang ilmu tertentu, dan persiapan

akademik mengandung makna bahwa untuk mencapai derajat profesional atau

memasuki jenis profesi tertentu diperlukan persyaratan pendidikan khusus,

berupa pendidikan yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal,

khususnya jenjang perguruan tinggi.

40

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Jakarta:

Bumi Aksara, 2002), h.1.

41Kusnandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 45.

42Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2002), h.22.

Page 51: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

38

Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang

mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada

pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang

dimaksudkan di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai

instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.43

Dari uraian di atas bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang didasarkan

kepada pendidikan dan pelatihan khusus dengan tujuan memberikan layanan

dengan keahliannya kepada orang lain dengan imbalan dan gaji tertentu.

Pekerjaan atau jabatan itu dilaksanakan seseorang apabila dia telah mendapatkan

ijazah tertentu sehingga tidak sembarangan orang dapat melakukan pekerjaan

tersebut. Demikian hanya pekerjaan yang dikategorikan profesi seperti dokter,

pengacara, akuntan, bidan, guru dan lain sebagainya.

Nurdin, mengartikan profesi ―Sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan

pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai

prangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang

bermanfaat‖.44

Dari pengertian di atas, bahwa profesi adalah suatu pekerjaan

yang memerlukan pendidikan lanjut, profesi juga memerlukan keterampilan

melalui ilmu pengetahuan yang mendalam, ada jenjang pendidikan khusus yang

mesti dilalui sebagai sebuah persyaratan.

Jika disandangkan kata professional kepada guru, maka menurut Danim,

―Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan

persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan‖45

Kalau begitu guru profesional adalah guru yang senantiasa menguasai

bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar

mengajar, serta senantiasa mengembangkan kemampuannya secara

berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalamannya.

43

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2002), h.21. 44

Syafruddin Nurdin, Guru Profesinal dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Ciputat

Pers, 2002), h. 16. 45

Sudarman Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994),

h..53.

Page 52: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

39

Sedang persyaratannya menurut Usman adalah sebagai berikut.

1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu

pengetahuan yang mendalam.

2. Menemukan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang

profesinya.

3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan.

5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

6. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

7. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti guru dengan muridnya.

8. Diakui oleh masyarakat, karena memang jasanya perlu dimasyarakatkan.

9. Belajar memahami dan berfikir seperti orang-orang yang mereka layani

sehingga bisa mewakili mereka ketika orang-orang itu tidak ada di tempat;

10. Mereka adalah pemain tim;

11. Bisa dipercaya memegang rahasia;

12. Jujur bisa dipercaya dan setia

13. Terbuka terhadap kritik-kritik yang membangun mengenai cara

meningkatkan diri.46

Dari indikator yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa

professional itu adalah seseorang yang dipercaya memiliki kemampuan khusus

untuk melakukan satu bidang kerja dengan hasil kualitas yang tinggi

berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya tentang objek pekerjaannya

tersebut.

Kata profesional merujuk pada dua hal. hal pertama orang yang

menyandang suatu profesi. Kedua, kinerja atau performance seseorang dalam

melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.47

Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan

kompetensi (keahlian dan wewenang) dalam pendidikan dan pelajaran agar

dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif serta berhasil guna.48

Dengan cara demikian Guru harus memperkaya diri dengan berbagai ilmu

pengetahuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dalam interaksi

belajar mengajar sehingga dengan kemampuannya baik dalam hal metode

mengajar, gaya mengajar ataupun penyampaian materi pelajaran.

46Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosda

Karya, 2002), h..15. 47

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2002),, h.22-23. 48

Kusnandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h. 46.

Page 53: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

40

Tugas guru tidak hanya memerankan fungsi sebagai subjek yang

mentransfer pengetahuan kepada anak didik, melainkan juga melakukan tugas-

tugas sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam PBM, baik di dalam

maupun di luar kelas. Untuk menjalankan tugas-tugas itu secara efektif dan

efisien para guru harus memiliki kompetensi tertentu. Merujuk pada konsep

yang dianut di lingkungan Depdiknas, sebagai instructional leader guru harus

memiliki 10 kompetensi sebagai berikut.

1. Mengembangkan kepribadian.

2. Menguasai landasan kependidikan.

3. Menguasai bahan pengajaran.

4. Menyusun program pengajaran.

5. Melaksanakan program pengajaran.

6. Menilai hasil dan proses belajar-mengajar.

7. Menyelenggarakan program bimbingan.

8. Menyelenggarakan administrasi sekolah.

9. Kerjasama dengan sejawat dan masyarakat.

10. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.49

Berdasarkan uraian di atas setiap Guru PAI harus merasa bahwa

pekerjaannya adalah sebuah profesi. Bahkan lebih dari itu seorang Guru PAI

harus menyadari sepenuhnya bahwa aktivitasnya sebagai seorang pendidik

merupakan aktivitas mulia untuk mengangkat derajat manusia lain. Aktivitas

mengajar sebagai profesi harus dijalanknan secara sungguh-sungguh dan

Profesional. Apalagi dari aktivitas ini seseorang mendapatkan nafkah hidup

karenanya dia harus menjaga agar berjalan pada posisi yang seharusnya.

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari

para petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan

oleh orang yang tidak terlatih dan tidak dsiapkan secara khusus terlebih dahulu

untuk melakukan pekerjaan itu.50

49

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2002), h.21. 50

Mungin Eddy Wibowo, Paradigma Bimbingan dan Konseling, (Semarang;

DEPDIKNAS, 2001),

Page 54: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

41

Menurut Friedman dalam Sudarwan Danim pengakuan atas suatu

pekerjaan agar menjadi suatu profesi sungguhan dapat ditempuh melalui tahap,

yaitu registrasi (registration), sertifikasi (certification), dan lisensi (licensing).51

1. Registrasi adalah suatu aktivitas yang jika seseorang ingin melakukan

pekerjaan profesional, terlebih dahulu rencananya diregistrasikan pada kantor

registrasi milik negara dengan melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi.

2. Sertifikasi mengandung makna jika hasil penelitian atas persyaratan

pendaftaran yang diajukan memenuhi persyaratan akan diberikan pengakuan

oleh negara atas kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya berupa

pemberian sertifikat yang memuat penjelasan tentang kemampuan dan

keterampilan yang dimiliki oleh pemegangnya berikut kewenangannya.

3. Lisensi mengandung makna bahwa atas dasar sertifikat yang dimiliki oleh

seseorang, barulah orang tersebut memperoleh izin atau lisensi dari negara

untuk mempraktikkan pengetahuan dan keterapilan yang dimilikinya.

Ada beberapa alasan rasional menurut penulis, tugas mengajar disebut

sebagai profesi, pertama bidang tugas guru memerlukan perencanaan yang

matang, pelaksanaan mantap dan pengendalian yang baik.

Tugas mengajar dilaksanakan atas dasar sistem, kedua bidang pekerjaan

mengajar memerlukan dukungan ilmu teoritis pendidikan dan mengajar, ketiga

bidang pendidikan ini memerlukan waktu lama dalam masa pendidikan dan

latihan, sejak pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi untuk pendidik dan

tenaga kependidikan. Profesionalitas guru PAI adalah gambaran atau keadaan

derajat keprofesian setiap guru PAI dalam menggapai sikap mental,

pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan tugasnya

dalam pembelajaran bidang studi PAI secara optimal efektif dan efisien.

Karena itu, sejak tahun ini sudah dimulai seterusnya ke depan, seorang

sarjana. Pendidikan sebagai calon guru wajib mengikuti pendidikan profesi guru

(PPG) satu tahun supaya mendapat sertifikat pendidik professional sebagai

syarat profesi melakukan tugas dan jabatan mengajar.

51Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2002), h.30.

Page 55: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

42

Menurut Arifin Profesionalisme dalam bidang pendidikan merupakan

seperangkat tugas dan fungsi dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian.

Para guru yang profesional memiliki kompetensi keguruan berkat pendidikan

atau latihan di lembaga pendidikan guru dalam jangka waktu tertentu. Misi

profesional disimpulkan dalam tiga dimensi utama, yaitu: pengetahuan,

keterampilan dan komitmen. Pelaksanaan tugas guru yang mengacu kepada tiga

dimensi tadi mencakup kriteria dasar yaitu: kepribadian guru, penguasaan ilmu

yang diajarkan dan keterampilan mengajar.52

Orang yang profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan orang

yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama. Menurut

Abbuddin Nata ciri-ciri profesionalisme untuk guru secara garis besarnya ada

tiga, yakni: pertama, seorang guru yang profesional harus menguasai bidang

ilmu pengetahuan yang akan diajarkannya dengan baik. Ia benar-benar seorang

ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya. Selanjutnya karena bidang

pengetahuan apapun selalu mengalami perkembangan, maka seorang guru juga

harus terus menerus meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang diajarkannya

itu, seoraang guru harus secara terus menerus melakukan penelitian dengan

menggunakan berbagai macam metode. Kedua, seorang guru yang profesional

harus memiliki kemampuan menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang

dimilikinya (transfer of knowledge) kepada murid-muridnya secara efektif dan

efisien. Untuk itu seorang guru harus memiliki ilmu keguruan. Sehingga dapat

menjalankan metode dan strategi dalam pembelajaran. Ketiga, seorang yang

proefsional harus berpegang teguh kepada kode etik profesional. Kode etik

disini lebih ditekankan pada perlunya memiliki akhlak yang mulia. Dengan kode

etik tersebut maka seorang guru harus dijadikan panutan contoh dan teladan,

dengan demikian ilmu yang diajarkan/ nasehat yang diberikannya kepada para

siswa akan didengarkan dan dilaksanakannya dengan baik.53

52M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Agama dan Umum,(Jakarta: Bina Aksara,

1991), h.113. 53

Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 293.

Page 56: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

43

Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang

secara leksikal berarti sifat profesional. Profesionalisme dapat diartikan sebagai

komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan

profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang

digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya.54

Kusnandar mengatakan bahwa profesionalisme adalah suatu kondisi,

arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan

dengan mata pencaharian seseorang.55

Hamalik mengemukakan yang dimaksud

dengan Profesionalisme guru sebagai berikut.

Profesionalisme guru adalah guru yang memiliki keahlian atau keterampilan

khusus dalam bidangnya sebagai pendidik dan pengajar, sehingga ia mampu

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih

bukan hanya mendapat pendidikan formal tetapi juga harus menguasai landasan-

landasan kependidikan.56

Adapun maksud dari terdidik dan terlatih tidak hanya mendapat

pendidikan formal tetapi juga harus menguasai landasan-landasan kependidikan.

Dengan demikian secara singkat guru yang profesional adalah guru yang selain

kreatif juga inovatif, memiliki ilmu pengetahuan yang memadai tentang

keterampilan yang diajarkan kepada siswanya.

Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-

tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode.

Dengan keahlian itu, seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik

pribadi maupun sebagai pemangku profesinya. Guru profesional mempunyai

tanggung jawab sosial, intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi

yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya,

mengendalikan dirinya menghargai serta mengembangkan dirinya.

54

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2002), h.23. 55

Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP)

dan Sukses dalam Serifikasi Guru Ed. I (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 54. 56

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Jakarta:

Bumi Aksara, 2002) h.1

Page 57: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

44

Secara tegas Undang-undang Nomor 14 tentang Undang-Undang Guru

dan Dosen pasal 1 butir 4 mengatakan: ‖profesional adalah pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi.57

Atas dasar pernyataan ini, ternyata pekerjaan profesional berbeda

dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan

keahlian dalam melaksanakan profesinya, dimana kemampuan dan keahian

tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan yang memang sesuai dengan profesi

yang akan ditekuninya.

Profesional menunjuk pada dua hal, pertama orang yang menyandang

suatu profesi, kedua penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang

sesuai dengan profesinya.58

Guru sebagai profesi berarti guru sebagai perkerjaan

yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan

dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan

efisien serta berhasil guna.59

Sedangkan menurut UU No.14 Tahun 2005

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.

Ciri-ciri profesionalisme untuk guru mengacu kedua pendapat di atas

yaitu seorang guru berasal dari sekolah yang memang memiliki kompetensi yang

ditunjukkan (ilmu keguruan) sehingga guru tersebut menguasai bidang ilmu

pengetahuan yang akan diajarkannya dengan selalu meningkatkan dirinya serta

mengembangkan ilmu yang diajarkannya sehingga guru dapat membimbing,

mengajar dan melatih anak didik dengan berpegang teguh kepada kode etik

profesional.

57

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 3. 58

Mungin Eddy Wibowo, Konseling Kelompok Perkembangan, (Semarang: UNNES

Press, 2005) h.2.

59Kusnandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h. 46.

Page 58: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

45

Selanjutnya profesionalisme guru sebagai berikut.

1. Kepribadian guru yang unik dapat mempengaruhi murid yang dikembangkan

terus menerus sehingga ia benar-benar terampil a) memahami dan

menghargai setiap potensi murid b) Membina situasi sosial yang meliputi

interaksi belajar mengajar mendorong murid dalam meningkatkan

kemampuan memahami pentingnya kebersamaan dan kesepahaman arah

pemikiran dan perbuatan di kalangan murid c) Membina perasaan saling

mengerti, saling menghormati dan saling bertanggung jawab dan percaya

mempercayai antara guru dan murid.

2. Penguasaan ilmu pengetahuan yang mengarah pada spesialisasi ilmu yang

diajarkan kepada murid.

3. Keterampilan dalam mengajarkan bahan pelajaran terutama menyangkut

perencanaan program, satuan pelajaran dan menyusun seluruh kegiatan untuk

satu mata pelajaran menurut waktu (catur wulan, semester, tahun pelajaran).

Dia terampil menggunakan alat-alat, bentuk dan mengembangkannya bagi

murid di dalam proses belajar mengajar yang diperlukan.

Adapun ciri-ciri guru profesional menurut Abdul Rachman Shaleh

berikut.

1. Jabatan guru adalah tugas membimbing, mengajar dan melatih dan lebih dari

sekedar mencari nafkah.

2. Guru harus memiliki kompetensi yang ditunjukkan oleh ijazah dan LPTK

yang bersangkutan.

3. Mengajar mempersyaratkan dirinya setiap saat agar tumbuh dan berkembang

dalam jabatan.

4. Guru perlu meningkatkan dirinya setiap saat agar tumbuh dan berkembang

dalam jabatan.

5. Guru memiliki kode etik yang disepakati.60

60

Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 293.

Page 59: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

46

Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan profesional atau tidak

dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan

minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat ia menjadi

guru. Kedua penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proses

pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-

lain.

Pembelajaran merupakan proses menyiapkan lingkungan yang

memungkinkan anak untuk melakukan pembelajaran dalam rangka mencapai

perubahan perilaku. Untuk mengaplikasikan tugas-tugas pembelajaran lebih

kreatif, sehingga tercapai tujuan atau sasaran yang diharapkan dalam proses

pembelajaran maka setiap guru sangat dituntut untuk memiliki kompetensi

dalam proses pembelajaran.

Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila

kompetensi itu tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak memiliki

kompetensi dalam melaksanakan tugas guru di lembaga pendidikan

formal. Sebab guru harus dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan oleh

masyarakat dan anak didik dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran.

Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno (2007: 63), kompetensi

merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-cara

berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode

waktu yang lama.61

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kompetensi

menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari

pikiran, sikap, dan perilaku. Lebih lanjut Spencer dan Spencer dalam Hamzah B.

Uno (2007: 63), membagi lima karakteristik kompetensi yaitu sebagai berikut.

1. Motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan

sesuatu.

2. Sifat, yaitu karakteritik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi.

3. Konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan image dari sesorang.

4. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu.

5. Ketrampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan

dengan fisik dan mental.62

61B.Uno, Hamzah. Model Pembelajaran. (Gorontalo: Bumi Aksara, 2007) h. 63

62B.Uno, Hamzah. Model Pembelajaran. (Gorontalo: Bumi Aksara, 2007) h. 63

Page 60: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

47

Kompetensi tersebut, guru dapat mengembangkan karirnya sebagai guru

yang baik, sehingga ia dapat mengatasi berbagai kesulitan dalam proses

pembelajaran. Di samping itu ia akan mengerti dan sadar akan tugas dan

kewajibannya sebagai pendidik yang baik dan didambakan oleh masyarakat.

Guru kompeten setidaknya dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi

guru berikut tunjangan profesi yang memadai menurut ukuran Indonesia.

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai materi

materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan.

Kompetensi menurut Uzer adalah ―Gambaran hakekat kualitatif dari

perilaku guru yang tanpak sangat berati‖63

Sekarang ini, terdapat sejumlah guru

yang telah tersertifikasi, akan tersertifikasi, telah memperoleh tunjangan profesi,

dan akan memperoleh tunjangan profesi.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi

merupakan seperangkat penguasaan kemampuan, ketrampilan, nilai, dan sikap

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru yang bersumber dari

pendidikan, pelatihan, dan pengalamannya sehingga dapat menjalankan tugas

mengajarnya secara profesional.

Fakta bahwa guru telah tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang kuat,

bahwa guru telah memiliki kompetensi. Undang-Undang nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen pada pasal 10 ayat 1 menjelaskan bahwa dari pasal 8

tentang kompetensi meliputi (1) kompetensi pedagogik (2) kompetensi

kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional.64

63Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1997) h. 14. 64

Undang-undang Guru dan Dosen (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.212.

Page 61: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

48

Dalam rangka memiliki dan menjaga komitmen untuk meningkatkan

mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, seorang guru mau

tidak mau harus berupaya mengembangkan profesionalisme yang ia miliki.

Secara moral Guru PAI memiliki tanggung jawab besar dalam hal ini karena

selain peningkatan mutu pendidikan ia juga dituntut untuk meningkatkan

keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia peserta didik.

Selanjutnya profesionalisme guru sebagai berikut.

4. Kepribadian guru yang unik dapat mempengaruhi murid yang dikembangkan

terus menerus sehingga ia benar-benar terampil a) memahami dan

menghargai setiap potensi murid b) Membina situasi sosial yang meliputi

interaksi belajar mengajar mendorong murid dalam meningkatkan

kemampuan memahami pentingnya kebersamaan dan kesepahaman arah

pemikiran dan perbuatan di kalangan murid c) Membina perasaan saling

mengerti, saling menghormati dan saling bertanggung jawab dan percaya

mempercayai antara guru dan murid.

5. Penguasaan ilmu pengetahuan yang mengarah pada spesialisasi ilmu yang

diajarkan kepada murid.

6. Keterampilan dalam mengajarkan bahan pelajaran terutama menyangkut

perencanaan program, satuan pelajaran dan menyusun seluruh kegiatan untuk

satu mata pelajaran menurut waktu (catur wulan, semester, tahun pelajaran).

Dia terampil menggunakan alat-alat, bentuk dan mengembangkannya bagi

murid di dalam proses belajar mengajar yang diperlukan.

Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam

memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial

serta memiliki kemampuan interaksi yang efektif. Tanggung jawab intelektual

diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung

jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk

yang beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-

norma agama dan moral.

Page 62: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

49

Perubahan yang cepat berimplikasi terhadap nilai-nilai yang diyakini

masyarakat. Ini merupakan tantangan para guru pendidikan agama Islam. Dalam

menentukan nasib bangsa di masa depan maka peranan guru pendidikan agama

Islam tidak bisa diabaikan, sebab para guru merupakan ujung tombak bagi

keberhasilan pendidikan dan pengajaran di setiap sekolah. Konsekuensinya

adalah bahwa untuk keberhasilan program pendidikan agama Islam mutlak

diperlukan ketersediaan guru pendidikan agama Islam yang profesional. Peranan

guru-guru yang profesional ini penting sekali dalam menuntun proses

pendidikan agama Islam sehingga nilai-nilai ajaran agama Islam benar-benar

mantap sejak dari pendidikan dasar sebagai bekal hidup anak menghadapi

perubahan zaman yang cepat. Sebab nilai-nilai universal sajalah yang dapat

membimbing anak dalam cepatnya perubahan zaman. Di sini diperlukan

peningkatan mutu profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam yang sangat

berperan strategis membina anak didik.

Menurut Alam, guru dalam sistem pendidikan Islam adalah:‖ diharapkan

menjadi orang yang kompromi terhadap sesuatu yang berasal pada pengetahuan

secara langsung diperoleh melalui sumber utama‖.65

Karena itu, umat Islam dilarang agar tidak berpegang terhadap suatu

pendapat yang tidak ada padanya ilmu. Itu artinya, guru dalam Islam harus

memiliki kemampuan berpikir original, dan harus diperoleh dan tersusun dalam

sumber yang terpercaya.

Prinsip ini adalah kualitas utama yang secara langsung menyelidiki lebih

dahulu sebelum menyampaikan segala sesuatu kepada siswanya. Itu artinya,

guru dalam Islam selain sebagai tugas pengabdian dalam profesinya juga

sekaligus ilmuan. Dalam konteks ini guru dalam pendidikan Islam dalam

peranannya ―Pribadi yang memiliki komitmen. Semua loyalitasnya tertumpah

kepada ideologi Islam dalam kehidupannya. Pengajaran bagi guru tidak hanya

profesi untuk kehidupannya‖.66

65

Zafar Alam, Islamic Education Theory & Practice,(New Delhi: Adam Publishers &

Distributors, 2003), h.78-79. 66

Syafaruddin, Dkk, Ilmu Pendidikan Islam: Melejitkan Potensi Budaya Umat, (Jakarta:

Hijri Pustaka Utama, 2012), h.18.

Page 63: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

50

Guru memiliki komitmen untuk menghasilkan generasi muda untuk

meningkatkan masyarakat Islam. Prinsip ini membuat guru adalah pribadi kunci

dalam menata pendidikan Islam, meningkatkan kualitas masyarakat Islam

dengan memperkuat tujuan moral Islam. Alam mengemukakan ―Sesungguhnya

pekerjaan guru tidak hanya mengajar dan melatih pelajar, dalam menata

pelajaran yang dipelajari tetapi lebih dari itu guru bertindak sebagai teladan

untuk menanamkan nilai Islam dalam hati dan jiwa pelajar‖. Berkenaan dengan

penegasan tersebut ―Seorang guru dalam Islam dianggap tidak baik atau gagal

untuk memindahkan teori ke dalam pengamalan anak. Sebagai seorang guru

Pendidikan Agama Islam diharapkan mengaktualisasikan semua yang

diucapkannya‖.67

Peran strategis para guru Pendidikan Agama Islam dalam

proses pembelajaran adalah dalam kerangka mengembangkan potensi anak didik

sehingga mutu Pendidikan Agama Islam ditentukan oleh profesionalitas guru.

Melalui guru-guru professional, maka transformasi nilai dan ilmu pengetahuan

berlangsung sebagaimana diharapkan dapat diwujudkan dengan baik. Begitu

pula, jika kualitas guru rendah maka hasil belajar anak didik juga cenderung

kurang memuaskan atau tidak maksimal pencapaiannya.68

Peningkatan mutu

(kualitas) berarti penambahan pengetahuan, pembinaan skil, dan pengembangan

keterampilan tentang pelaksanaan tugas mengajar sebagai guru.

Dalam konteks zaman yang terus berubah, maka peningkatan kualitas

menjadi suatu keniscayaan. Untuk itu sebenarnya diperlukan pengembangan

tingkat profesionalitas sehingga profesionalisme yang dimiliki guru-guru

pendidikan agama Islam menjadi matang dalam menjawab tantangan pergeseran

nilai dan kemajuan teknologi di bidang pendidikan. Karena itu, pengembangan

kemampuan profesional guru tidak hanya bagi guru-guru baru dalam tugasnya,

akan tetapi dipentingkan pula sekaligus untuk mengembangkan pola karir guru

yang menjanjikan antusiasme, pengharapan dan komitmen mereka dalam

bertugas sebagai guru.

67Zafar Alam, Islamic Education Theory & Practice,(New Delhi: Adam Publishers &

Distributors, 2003), h.79-80 68

Iskandar Agung, Menghasilkan Guru Kompeten & Profesional, Jakarta: Bee Media

Indonesia, 2012, h.1.

Page 64: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

51

Profesionalisme guru menuntut dipersyaratkannya kualifikasi akademik

minimum dan bersertifikat pendidik. Guru Pendidikan Agama Islam semakin

berat apalagi mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.69

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang

pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur

pendidikan formal. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional dimaksudkan

berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen

pembelajaran sehingga diharapkan meningkatkan mutu pendidikan nasional

secara umum.70

Profesionalisme guru perlu dipupuk, dibina, dan dikembangkan sehingga

merasa memiliki tanggung jawab dalam menentukan arah pendidikan serta

mewujudkan cita-cita dan tugas luhur ini, yang pada gilirannya akan tercipta

bangsa yang sejahtera dan bermartabat.

Islam sangat memperhatikan peran penting guru dalam mengelola

pendidikan Islam. Tidak diragukan lagi, peran strategis mereka dalam upaya

menciptakan generasi Qur‘ani (pandangan dan perilaku berbasis nilai Qur‘an),

berkarakter, dan berkualitas. Ketersedian guru profesional sangat menentukan

generasi yang diharapkan tampil dengan kekuatan iman dan taqwa, memiliki

keterampilan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menuju pembumian

nilai Islam secara kaffah, Cita ideal ini perlu diwujudkan sebagai upaya

memenuhi tugas risalah, menyemai suburnya iman, menginternalisasi akhlak

mulia, menguasai IPTEK, serta membangun kekuatan budaya Islami dengan

mengamalkan Islam sebagai rahmatan lil ‟alamain.

69

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Jakarta: BP. Panca Usaha, 2003), h. 7. 70

Sudarwan Danim dan Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 6.

Page 65: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

52

Visi keunggulan dan daya saing umat, sebagai umat terbaik, umat

tengah/adil sebagai saksi sejarah yang mendapat petunjuk hanya mungkin

dicapai dengan mengutamakan pencapaian pendidikan berkualitas termasuk

guru Pendidikan Agama Islam yang profesional.

Dalam perspektif global ada beberapa faktor yang disoroti oleh Djamali,

sebagai fenomena kemunduran umat, yaitu: kemunduran bidang agama, akhlak,

keterbelakangan ilmu pengetahuan, dan teknologi, keterbelakangan ekonomi,

sosial, kesehatan, politik, manajemen, dan bidang pendidikan‖.93

Secara global

di dunia Islam, faktor-faktor tersebut yang memperlemah peran umat Islam

dalam daya saing dalam percaturan dunia global. Umat Islam nampaknya masih

kurang memiliki daya saing global karena keterbelakangan sistemik yang belum

bisa dieliminir melalui upaya melejitkan potensi dan kemampuan umat untuk

melakukan tindakan kompetitif serta kooperatif umat Islam dalam pergaulan

antar bangsa.

Sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam diharapkan

mengaktualisasikan semua yang diucapkannya. Rasulullah contoh teladan bagi

umatnya, termasuk bagi para guru. Seluruh perkataan, perbuatan dan perilaku

Rasulullah Muhammad SAW menjadi contoh keutamaan kepribadian bagi

semua peran yang ada di muka bumi ini, sesuai kepemimpinan Rasul, sebagai

pemimpin, kepala negara dan pemerintahan, sebagai suami, sebagai ayah,

ulama, dan panglima perang. Dalam proses pendidikan Islam, Rasulullah

menggunakan seluruh strategi pengembangan kepribadian muslim dalam tugas

risalahnya. Prinsip dan strategi tilawah (membacakan ayat-ayat Tuhan) yang

tertulis/Qur‘aniyah dan ayat tidak tertulis (yang ada di alam ini), tazkiyah,

(pensucian jiwa) dan ta‟lim (pembelajaran), dalam melaksanakan tugas risalah

harus menjadi misi utama dan kualitas prima yang dituntut ada pada diri guru

dalam Islam.

Page 66: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

53

E. Kriteria Guru Pendidikan Agama Islam Profesional

Tujuan pendidikan Islam ditegaskan bahwa:‖The aim of education in

Islam is to produce a good man”, yang berarti bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah menghasilkan pribadi manusia yang baik. Adapun yang baik itu adalah

berkenaan dengan adab, berkenaan esensi budi dalam pencapaian kualitas

kebaikan dimensi spiritual dan material manusia‖. 71

Pendidik mempunyai tugas yang sangat penting dalam proses

pendidikan, diantaranya ialah:

1. Membimbing, mencari pengenalan terhadap kebutuhan dan kesanggupan

pelajar.

2. Menciptakan situasi pendidikan yaitu kondusif, dimana seluruh tindakan

pendidikan dapat berlangsung dengan baik sehingga mencapai hasil yang

memuaskan.

3. Memiliki pengetahuan agama dan pengetahuan yang diperlukan untuk

diamalkan dan diyakininya.

Hasil studi beberapa ahli mengenai sifat atau karakteristik profesi itu

menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.72

1. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan, yaitu jenjang

pendidikan tinggi yang didalamnya termasuk pelatihan-pelatihan khusus

yang berkaitan dengan keilmuan profesinya kelak.

2. Memiliki pengetahuan spesialisasi, penguasaan bidang keilmuan tertentu

yang lebih khusus/ spesialisasi seperti guru yang memiliki spesialisasi di

bidang tertentu.

3. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang

lain atau klien.

4. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan, seorang guru harus

mampu berkomunikasi supaya apa yang disampaikan dapat dipahami oleh

peserta didik.

71Fadhil Al-Djamali, Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta: PT. Golden

Terayon Press, 1993, h.58-59, h.114. 72

Nur Ubiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997) Cet Ih. 71.

Page 67: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

54

5. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self-

organization, pekerjaan yang dia lakukan dapat dikelola sendiri tanpa

bantuan orang lain.

6. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Seorang guru harus siap

memberikan layanan kepada anak didiknya pada saat diperlukan baik di

kelas lingkungan sekolah bahkan di luar sekolah.

7. Memiliki kode etik.

8. Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas.

9. Mempunyai sistem upah.

10. Budaya profesional.

Keberadaan guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik utama

dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam adalah berperan sebagai perancang,

pelaksana, pemimpin, komunikator dan evaluator terhadap proses pendidikan

agama Islam dalam kerangka mencapai tujuan terbentuknya kepribadian anak

didik yang luhur. Secara filosofis, manusia/anak adalah makhluk theomorfic,

(manusia berasal dari Tuhan dan kembali Tuhan) yang diberi amanah sebagai

khalifah (pemimpin/wakil, penguasa), dan abdun (hamba), dalam kerangka misi

menemukan dan mengamalkan sunnatullah untuk keselamatan dan kemakmuran

umat manusia di muka bumi.

Peran para pendidik dalam mendidik anak tentu saja harus diarahkan

untuk mengembangkan potensi/talenta anak secara maksimal dan menyiapkan

lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran sehingga tercapai kedewasaan

yang maksimal (intelektualitas, moralitas, estetik, spiritualitas) sebagaimana

pribadi muslim sejati/insan sholeh. Tegasnya, pribadi yang diinginkan sistem

pendidikan Islam adalah yang memiliki kecerdasan intelek, emosi dan spiritual

secara terpadu. Suatu perpaduan berpikir Islami (aqliyah Islamiyah)-cara

berpikir dengan landasan Islam dan menjadikan Islam sebagai satu-satunya

standar pemikiran, dan dengan sikap Islami (nafsiyah Islamiyah) – sikap jiwa

dan kecenderungan berpedoman kepada Islam dalam standar pemuasan semua

keperluan manusia.

Page 68: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

55

Al-Ghazali menasehati para pendidik agar memiliki sifat-sifat sebagai

berikut.

1. Mempunyai rasa kasih sayang pada anak didik.

2. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi

hendaklah mengajar dengan maksud mencari keridlaan Allah swt. Dan

mendekatkan diri kepada-Nya.

3. Mencegah anak didik dari akhlak yang tidak baik.

4. Supaya memperhatikan tingkat akal pikiran anak didik dan berbicara kepada

mereka sesuai dengan tingkat akal pikirannya.

5. Jangan memperlihatkan adanya kontrakdiksi antara perkataan dengan

perbuatan.

6. Berikan nasehat kepada anak didik dalam setiap kesempatan.

7. Jangan menimbulkan rasa benci pada murid mengenai suatu cabang ilmu.73

Al-Abrasyi dalam Armai menyatakan bahwa guru dalam Islam

sebaiknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

1. Juhud, tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan karena mencari

keridlaan Allah.

2. Bersih jasmani dan rohani.

3. Sesuai antara perkataan dan perbuatan.

4. Bijaksana.

5. Tidak malu mengakui ketidak tahuan.

6. Sabar, rendah hati, pemaaf, berkepribadian baik, bersifat kebapakan.

7. Mengetahui karakter anak didik.

8. Ikhlas dalam pekerjaan.

9. Menguasai mata pelajaran.74

73

DR. Armai Areif, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta:

Ciputat Press, 2002)h. 73.

74DR. Armai Areif, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta:

Ciputat Press, 2002)h. 73.

Page 69: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

56

Sementara itu Mahmud Yunus menghendaki sifat-sifat guru muslim

sebagai berikut.

1. Menyayangi muridnya.

2. Selalu memberi nasehat kepada muridnya dengan bijak.

3. Guru tidak boleh merendahkan pelajaran lainnya yang tidak diajarkannya.

4. Hendaklah guru mengajak murid-muridnya supaya berpikir dan berijtihad,

dan tidak semata-mata menerima materi yang disampaikan oleh guru.

5. Hendaklah guru mengajarkan murid mula-mula dengan bahan pelajaran yang

mudah dan banyak terjadi di masyarakat.

6. Memperlakukan murid dengan adil.75

Dari pemaparan di atas menunjukkan bahwa menjadi pendidik tidaklah

mudah, sebab pendidik atau guru memegang peranan yang sangat penting

dalam proses pendidikan. Pertanggung jawaban hasil pendidikan terletak di

tangan pendidik.

Berbicara tentang perbaikan kinerja guru atau pengembangan

profesionalisme khususnya Guru Pendidikan Agama Islam, tidak bisa dilepaskan

dari tugas pokok (tupoksi) utama dan berbagai tanggung jawab guru yang terkait

lainnya. Tugas dan tanggung jawab guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat

berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan

belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, evaluator, inovator,

serta tugas lainnya yang terkait dengan statusnya sebagai guru pendidikan

agama Islam.

Untuk memenuhi tuntutan kinerja guru yang baik, maka pembinaan

profesionalisme guru menjadi sebuah keniscayaan. Ketika hal ini dihindari maka

peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan tidak akan terwujud.

Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berkaitan langsung

dengan ketrampilan mengajar, penguasaan terhadap materi pelajaran dan

penguasaan penggunaan metodologi pengajaran serta termasuk didalam

kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah, inilah keahlian khusus

yang harus dimiliki oleh guru yang profesional yang telah menempuh

pendidikan khusus keguruan.

75Armai Areif, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta:

Ciputat Press, 2002)h. 74.

Page 70: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

57

Guru yang berkualifikasi profesional yaitu guru yang tahu secara

mendalam tentang apa yang diajarkan, cakap dalam cara mengajarkan secara

efektif serta efisien dan guru tersebut berkepribadian yang mantap.

Pada umumnya orang memberi arti sempit terhadap pengertian

profesional. Profesional sering diartikan sebagai suatu ketrampilan teknis yang

dimiliki seseorang. Misalnya seorang guru dikatakan profesional bila guru itu

memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Padahal profesional mengandung

makna yang lebih luas dari hanya berkualitas tinggi dalam hal teknis.

Profesional mempunyai makna ahli, tanggung jawab, baik tanggung jawab

moral dan memiliki rasa kesejawatan.

Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja di tuntut melaksanakan

tugasnya secara profesional, tapi juga harus memliki pengetahuan dan

pengetahuan profesonal. Dalam diskusi pengembangan model pendidikan

profesional tenaga kependidikan, yang diselenggarakan oleh Program

Pascasarjana (PPs) IKIP Bandung , di rumuskan 10 ciri suatu profesi.

1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial.

2. Memliki keahlian dan ketrampilan tertentu.

3. Keahlian atau ketrampilan diperoleh dengan menggunakan teori dalam

metode ilmiah.

4. Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas.

5. Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama.

6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesionalis.

7. Kebebasan untuk memberikan Judgemen dalam memecahkan masalah

dalam lingkup kerjanya

8. Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi.

9. Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.76

Jadi untuk menjadi guru, seseorang harus benar-benar mempunyai

kualitas keilmuan kependidikan dan keinginan yang memadai guna menunjang

tugas jabatan profesinya, serta tidak semua orang bisa melakukan tugas dengan

baik.

76

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek,

(Bandung; Remaja Rosdakarya, 1999), h.191.

Page 71: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

58

Apabila tugas tersebut dilimpahkan kepada orang yang bukan ahlinya

maka tidak akan berhasil bahkan akan mengalami kegagalan, sebagaimana sabda

nabi Muhammad SAW:

تظر فا ل ر أ ( إذا وسدا ألهر إلي غ البخار الساعت. )روا

‖Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka

tunggulah kehancurannya‖.77

Dalam rangka mendukung terwujudnya suasana proses belajar mengajar

yang berkualitas di Sekolah dasar diperlukan adanya guru yang professional.

Karakteristik guru yang professional sedikitnya ada lima karakteristik dan

kemampuan professional guru yang harus dikembangkan, yaitu:

1. menguasai kurikulum,

2. menguasai materi semua mata pelajaran,

3. terampil menggunakan multi metode pembelajaran,

4. memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya,

5. memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya.

Sebagaimana layaknya makna profesional bagi guru umum, maka guru

agama pun mestilah seorang profesional. Seperti kesimpulan di atas bahwa guru

profesional adalah guru yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang

Pendidikan. Kemampuan atau kompetensi mempunyai kaitan yang erat dengan

interaksi belajar mengajar dalam proses pembelajaran. Dimana seseorang guru

akan ragu-ragu menyampaikan meteri pelajaran jika tidak dibarengi dengan

kompetensi seperti penguasaan bahan, begitu juga dengan pemilihan dan

penggunaan metode yang tidak sesuai dengan materi akan menimbulkan

kebosanan dan mempersulit pemahaman belajar siswa. Dengan demikian

profesionalitas seseorang guru sangat mendukung dalam rangka merangsang

motivasi belajar siswa dan sekaligus tercapainya interaksi belajar mengajar

sebagaimana mestinya. ‘

77

Imam Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrohim Bin Mughiroh Bardizah Al-

Bukhori Al-Ja‘fi, Shahih Bukhori, Juz 1, (Beriut-libanon; Dar-al kutb al Ilmiah, 1992), h 26.

Page 72: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

59

Kemampuan atau profesionalitas guru (termasuk guru agama) menurut

Mohammad Usman meliputi hal-hal berikut ini.

1. Menguasai landasan kependidikan

a. Mengenal tujuan pendidikan Nasional untuk mencapai tujuan

b. Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

c. Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan

dalam proses belajar mengajar.

2. Menguasai bahan pengajaran

a. Mengusai bahan pengajaran kurikulum pendidikan, pendidikan dasar dan

(menengah)

b. Mengusai bahan pengayaan

3. Menyusun program pengajaran

a. Menetapkan tujuan pembelajaran

b. Memiliki dan mengembangkan bahan pembelajaran

c. Memiliki dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai

d. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

4. Melaksanakan program pengajaran

a. Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat

b. Mengatur ruangan belajar

c. Mengelola intraksi belajar mengajar

5. Menilai hasil belajar mengajar yang telah dilaksanakan

a. Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran

b. Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.78

Sesuai dengan kutipan di atas, maka seorang guru profesional adalah

guru yang mempunyai strategi mengajar, menguasai bahan, mampu menyusun

program maupun membuat penilaian hasil belajar yang tepat.

Selain hal di atas guru juga mesti memiliki kemampuan dalam

membangkitkan motivasi bagi belajar siswa. Mengenai hal ini mengacu pada

Ibrahim dan Syaodih ada beberapa kemampuan yang mesti dimiliki oleh guru

yaitu : Pertama, menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang

bervariasi, untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kebosanan. Kedua,

memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa, dengan demikian

akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Ketiga, Memberikan

saran antara lain ujian semester, ujian tegah semester, ulangan harian dan juga

kuis. Keempat, memberikan kesempatan untuk sukses. Memberikan soal yang

sesuai dengan kepandainnya.

78Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1997) h. 18-19.

Page 73: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

60

Kelima, diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam hal ini di

lakukan guru dengan cara belajar yang punya rasa persahabatan, punya humor,

pengakuan keberadaan siswa dan menghindari celaan dan makian. Keenam,

Mengadakan persaingan sehat melalui hasil belajar siswa. Dalam persaingan ini

dapat diberikan pujian, ganjaran ataupun hadiah.

Sejalan dengan kutipan di atas, maka profesionalitas guru motivasi siswa

untuk sukses dalam belajar akan terlihat dengan kemampuan di dalam intraksi

belajar mengajar yang muncul indikator penggunaan metode dan media yang

bervariasi, pemilihan bahan yang menarik minat, pemberian kesempatan untuk

sukses, penyajian suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan juga

pengadaan persaingan sehat.

Beberapa pendapat menjelaskan tentang kompotensi guru agama Islam

dalam rangka motivasi siswa antara yaitu:

1. Penggunaan metode dan media yang bervariasi.

Di dalam interaksi belajar mengajar tidaklah kita temui selamanya

berjalan dengan sukses, tetapi pasti ada hal-hal yang menyenangkan siswa

merasa bosan mengikuti pelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru

dapat dipahami dan dikuasainya secara optimal. Salah satu yang menyebabkan

timbulnya kebosanan siswa dalam belajar adalah penggunaan metode dan media

yang menoton. Jadi jika terdapat di antara siswa menentang pelajaran yang

diberikan maka salah satu sebabnya adalah masalah metode dan media yang di

pergunakan guru tidak sesuai dengan materi yang disampaikan.

Misalnya seorang guru hanya menggunakan satu macam metode dan

media dalam berbagai materi pelajaran, siswapun akan merasa bosan dan tidak

mengikuti pelajaran sebagaimana yang diiginkan. Oleh sebab itu suksesnya

intraksi belajar mengajar harus dibarengi dengan metode dan media yang

bervariasi agar menghasilkan pembelajaran sebagaimana harusnya. Dengan

demikian penggunaan metode dan media yang bervariasi adalah salah satu

pendorong bagi siswa.

Page 74: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

61

2. Memilih bahan yang menarik minat belajar siswa

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian

siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menatap pada diri

seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat

seseorang akan melakukan suatu yang diminatinya. Sebaliknya tampa minat

seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

Sejalan dengan kutipan di atas sepatutnya seorang guru berusaha untuk

menarik minat belajar siswa, walaupun pada kenyataannya tidak semua materi

yang disampaikan oleh guru disukai siswa. Tetapi disinilah tugas guru

memahami sifat, mental, minat dan kebutuhan siswa agar dia bisa memberikan

bimbingan dan pelajaran dengan sebaik-baiknya untuk menarik minat siswa.

Beberapa cara membangkitkan minat belajar siswa, yaitu :

a. Mengajar dengan cara menarik.

b. Mengadakan selingan yang sehat.

c. Menggunakan alat peraga

d. Sedapat mungkin mengurangi / menghilangkan sesuatu yang menyebabkan

perhatian yang tak perlu.

e. Dapat menunjukkan kegunaan bahan pelajaran yang di berikan

f. Berusaha mengadakan hubungan antara apa yang sudah ada diketahui murid

dengan yang akan diketahuinya

3. Memberikan sasaran antara, seperti ujian semester, ujian tengah semester,

ulangan harian dan kuis.

Pengetahuan yang tidak adanya pengujian akan mudah hilang dan tidak

akan menetap dalam ingatan. Tetapi pengetahuan yang sering di ulang-ulang

akan menjadi pengetahuan dan dapat digunakan. Maka pada waktu intraksi

belajar mengajar guru hendaknya sering mengadakan ulangan yang teratur, agar

bahan pelajaran yang di ajarkan itu benar-benar dimiliki murid dan siap

digunakan.

Ulangan harian atau kuis diadakan apabila :

a. Sebagian besar murid-murid tidak mengerjakan tugas yang diberikan

b. Pelajaran yang lampau telah dilupakan

Page 75: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

62

c. Jika mungkin sebelum pelajaran dimulai. Sedangkan ulangan tengah semester

dan semester diadakan pada waktu sebelum libur.

3.Ulangan harian dan kuis diadakan oleh guru saat berlangsungnya

proses belajar mengajar dengan tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar.

b. Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dan proses belajar mengajar

dengan baik

Oleh sebab itu, tujuan ulangan harian atau kuis untuk perbaikan proses

belajar mengajar, maka sebagian guru hendaknya memiliki kebesaran hati

mencari kekurangannya dalam proses belajar mengajar seperti metodologi,

didaktik, motivasi dan penguasaan terhadap bahan yangt diajarkan. Dengan

demikian termasuk juga tujuan ulangan harian atau kuis untuk merangsang

siswa agar lebih rajin belajar dan sekal;igus mengetahui bagian-bagian materi

yang belum dikuasainya. Sedangkan ujian semester untuk mengukur

keberhasilan belajar siswa ataupun kelulusan naik kelas atau tidak.

4. Pemberian kesempatan untuk sukses

Pemberian kesempatan untuk sukses adalah pemberian soal kepada siswa

sesuai dengan kemampuannya. Sebagai guru hendaknya memahami bahwa

murid / siswa tidaklah semua punya kesamaan tingkat pengetahuannya, dimana

sebagian ada yang pintar, ada yang sedang dan ada pula yang bodoh. Mengenai

pemberian soal kepada siswa Thoha mengatakan:

―Pemberian soal haruslah tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah,

karena bilamana soal memiliki tingkat kesukaran yang maksimal maka murid /

siswa yang punya intlegensi dibawah sedang mungkin kesukaran dan tidak

mampu menjawab secara optimal yang akhirnya tidak pernah merasa sukses

dalam belajar, artinya tidak ada kesempatan untuk sukses.79

Jadi dengan

berpedoman kepada kutipan di atas dapat dipahami bahwa soal yang diberikan

guru mestinya jangan terlalu mudah, karena tidak ada nantinya pembeda yang

pandai, yang sedang yang bodoh, jangan pula terlalu payah karena ada nantinya

79M. Habib Toha, Tehnik Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),

h.47.

Page 76: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

63

siswa yang tidak pernah mendapatkan kesempaan untuk sukses, yang

memungkinkan motivasi belajar tidak timbul. Akhirnya tidak mampu

memahami pelajaran, dan malas untuk mengikuti intraksi belajara mengajar.

5. Penyajian suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

Siswa lebih senang melanjukan belajarnya jika kondisi pengajaran

menyenangkan. Jadi dengan guru harus berusaha semaksimal mungkin didalam

intraksi belajar mengajar dalam rangka memberikan motivasi bagi siswa agar

mereka bergiat terus belajar dan mencapai tujuan. Cara untuk menyenangkan

siswa dalam belajar adalah:

a. Usahakan jangan mengulangi hal-hal yang mereka ketahui, sebab mereka

jenuh.

b. Suasana fisik kelas jangan membosankan Hindarkan dari prustasi, seperti

pertanyaan yang tak masuk akal.

c. Hindarkan suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya

kontak personal.

d. Siapkan tugas-tugas yang menantang selama diselenggarakan intraksi belajar

mengajar.

e. Berikan siswa pengetahuan tentang hasil-hasil yang telah di capai masing-

masing siswa.

f. Berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh

siswa.

6. Mengadakan persaingan sehat

Persaingan, sebenarnya adalah berdasarkan kepada dorongan untuk

kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan dan penghargaan

adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan. Oleh karena itu persaingan dapat menjadi tenaga pendorong

yang sangat besar bagi perkembagan belajar siswa. Persaingan dalam rangka

memotivasi belajar siswa dapat dilakukan guru dalam bentuk bermacam mata

pelajaran. Dan pada biasanya persaingan secara sehat yang diadakan guru selalu

diikuti dengan ganjaran seperti pemberian hadiah ataupun pujian, sesuai dengan

Page 77: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

64

bentuk dan tingkat persaingan sehat itu ada hal-hal yang perlu diperhatikan

sebagaimana berikut ini :

a. Persaingan jalan terlalu intensif, sebab akan mengakibatkan hal-hal negatif,

seperti anak yang lemah akan merasa dirinya tidak mampu dan putus asa.

b. Persaingan harus diadakan dalam suasana yang jujur, yang sportif.

c. Semua anak ikut bersaing hendaknya mendapat penghargaan, baik yang

menang maupun yang kalah.

d. Hendaknya persaingan itu berjenis-jenis, agar yang menang tidak itu-itu saja.

Dengan demikian jika persaingan tersebut dilaksanakan dengan adanya

aturan-aturan sebagaimana yang di atas, maka persaingan itu akan jadi

persaingan sehat yang merupakan motivasi yang berperan untuk belajar siswa.

Di mana dengan motivasi tersebut siswa-siswa berlomba memahami dan

menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan belajar sehingga mencapai hasil

yang memuaskan. Bila profesionalitas guru yang memiliki indikator seperti

diatas direalisasikan di dalam intraksi belajar mengajar maka siswa akan aktif

mengikuti intraksi belajar mengajar, menyelesaikan tugas –tugas dengan penuh

kesadaran, mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Pada kondisi

yang seperti itu maka kesuksesan belajar dapat tercapai secara maksimal.

―Kedudukan guru yang diyakini sangat strategis, yaitu : 1. Agen

pembaharuan, 2 Berperan sebagai fasilitator yang menciptakan kondisi belajar

dalam diri anak, 3 Bertanggung jawab atas terciptanya hasil belajar subjek didik,

4 Sebagai contoh teladan, 5. Bertanggung jawab secara profesional

meningkatkan kemampuannya, 6 Menjunjung tinggi kode etik professional‖.80

Menurut Bestor dalam Syafaruddin kualifikasi utama profesi yaitu :

―(1) Memiliki ilmu pengetahuan yang luas dalam bidang yang dikerjakan, (2)

Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaannya yang

sesuai, bidangnya, (3) Memiliki karakter atau kepribadian yang membuatnya

dihargai, dibanggakan dan diterima kliennya.‖81

80Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran,(Jakarta: Quantum

teaching, 2005), h.83. 81

Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran,(Jakarta: Quantum

teaching, 2005), h.98.

Page 78: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

65

Penulis menyimpulkan karakteristik profesi: Pertama jabatan yang

memerlukan pendidikan yang panjang dan menyangkut pengetahuan dan

keterampilan khusus.

Kedua sistem ujian yang berkaitan dengan kemampuan teoritis dan

praktek sehingga benar-benar memiliki otoritas dan kewenangan dalam

tugasnya,ketiga organisasi profesi yang memelihara kepentingan, mutu dan

kewenangan profesi, selanjutnya adanya kode etik dan sumpah jabatan yang

menjadi pegangan anggota profesi dalam bertugas, dan terakhir adanya standar

pengetahuan dan keterampilan khusus yang terus dipelihara, dan dikembangkan.

Keprofesionalan guru (guru yang memiliki kompetensi) saat ini dapat

diukur dengan beberapa kompetensi dan berbagai indikator yang

melengkapinya, tanpa adanya kompetensi dan indikator itu maka sulit untuk

menentukan keprofesionalan guru. Elliot dan Dwecked dalam Scultheiss dan

Brunstein‖.82

Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan

atau kecakapan.83

Padanan kata yang berasal dari bahasa Inggris ini cukup banyak dan yang

lebih relevan dengan pembahasan ini adalah proficiency and ability yang

memiliki arti kurang lebih sama yaitu kemampuan.

Tujuan kompetensi guru menurut Sardiman, di antaranya yaitu.

1. Guru memiliki kemampuan pribadi, maksudnya guru diharapkan

mempunyai pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta sikap yang lebih

mantap dan memadai serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga

mampu mengelola PBM dengan baik.

2. Agar guru menjadi inovator, yaitu tenaga kependidikan yang mampu

komitmen terhadap upaya perubahan dan informasi ke arah yang lebih baik.

3. Guru mampu menjadi developer, yaitu guru mempunyai visi keguruan yang

mantap dan luas perspektifnya.84

82Scultheiss dan Brunstein, An Implicit Motive Perspective on Competence, dalam

Elliot dan Dweck, Handbook Competence and Motivation, (New York: The Guilford Press,

2005), h. 42. 83

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Guru, (Bandung; Remaja

Rosdakarya, 2000), h 229 84

Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi dalam Belajar (Jakarta: Rajawali Press, 2007)

. h.133

Page 79: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

66

Keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru PAI tergantung pada

penguasaan terhadap kompetensi- kompetensi tersebut. Jika guru dapat

mengelola kelas dengan baik peserta didik akan belajar dengan baik, akhlak

yang mulia, akan menambah motivasi belajar peserta didik. Dengan demikian

seterusnya keberhasilan proses pengajaran PAI tergantung pada kemampuan

penguasaan kompetensi guru PAI dan sebaliknya.Kompetensi merupakan

perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Tabel 2.1

Kompetensi Guru menurut Muhibinsyah85

Ragam Dan Elemen Kompetensi

Kompetensi Kognitif Kompetensi Afektif Kompetensi Psikomotor

1. Pengetahun

- Pengetahuan

kependidikan

- Pengetahuan bidang studi

2. Kemampuan mentransfer

strategi kognitif

1. Konsep diri dan harga diri

2. Efikasi diri dan efikasi

kontekstual

3. Sikap penerimaan terhadap

diri sendiri dan orang lain

1. Kecakapan fisik umum

2. Kecakapan fisik khusus

- Kecakapan ekspresi verbal

- Kecakapan ekspresi non verbal

Menurut beberapa ulama bahwa ada beberapa kemampuan dan perilaku

yang perlu dimiliki oleh guru yang sekaligus merupakan profil guru pendidikan

agama Islam (GPAI) yang diharapkan agar dapat menjalankan tugas-tugas

kependidikan dapat berhasil secara optimal. Profil tersebut pada intinya terkait

dengan aspek personal dan profesioanal dari guru. Aspek personal menyangkut

pribadi guru itu sendiri, yang selalu ditempatkan pada sisi utama. Aspek

personal ini diharapkan dapat memancar dalam dimensi sosialnya, dalam

hubungan guru dengan peserta didiknya, teman sejawat dan lingkungan

masyarakatnya karena tugas mengajar dan mendidik adalah tugas kemanusiaan.

Dan aspek profesional menyangkut peran profesi dari guru, dalam arti ia

memiliki kualifikasi profesional sebagai seorang GPAI.86

85Muhibinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Remaja

Rosdakarya, 2000), h. 236 86

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003),

h. 97

Page 80: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

67

Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ulama tentang

kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam:

1. Menurut Al Ghazali; mencakup a). Menyajikan pelajaran dengan taraf

kemampuan peserta didik, b). Terhadap peserta didik yaang kurang mampu,

sebaiknya diberi ilmu-ilmu yang global dan tidak detail.

2. Menurut Abdurrahman al-Nahlawy; meliputi a). Senantiasa membekali diri

dengan ilmu dan mengkaji serta mengembangkannya, b). Mampu

menggunakan variasi metode mengajar dengan baik, sesuai dengan

karekteristik materi pelajaran dan situasi belajar mengajar, c). Mampu

mengelola peserta didik dengan baik, d). Memahami kondisi psikis dari

peserta didik, e). Peka dan tanggap terhadap kondisi dan perkembangan

baru.

3. Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrosyi; mencakup, a). Pemahaman

tabiat, minat, kebiasaan, perasan dan kemampuan peserta didik, b).

Penguasaan bidang yang diajarkan dan bersedia mengembangkannya

4. Menurut Ibnu Taimiyah; Mencakup a). Bekerja keras dalam menyebarkan

ilmu, b). Berusaha mendalami dan mengembangkan ilmunya

5. Menurut Brikan Barky Al Qurasyi; meliputi a). Penguasaan dan pendalaman

atas bidang ilmunya, b). Mempunyai kemampuan mengajar, c). Pemahaman

terhadap tabiat, kemampuan dan kesiapan peserta didik.87

Kelompok profesional memiliki kode etik yang merupakan dasar untuk

melindungi para anggota yang menjunjung tinggi nilai profesional, di samping

merupakan sarana untuk mengambil tindakan penertiban terhadap anggota yang

melakukan perbuatan yang tidak sesuai suara dan semangat kode etik itu.

Kode etik guru diartikan sebagai aturan tata susila keguruan. Menurut Westby

Gibson, kode etik (guru) dikatakan sebagai suatu statemen formal yang

merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru.88

Guru

sebagai tenaga profesional memerlukan pedoman atau kode etik agar terhindar

dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman baginya untuk

tetap profesional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi). Setiap guru

memegang keprofesionalannya sehingga pendidik akan selalu berpegang pada

kode etik guru, sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada

pada profesi itu sendiri.89

87Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Remaja

Rosdakarya, 2000), h 98.

88Syaifl Bahri Djamarah, Strategi Belajar mengajar (Jakarta: Rhineka Cipta, 2002)., h.

49 89

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi dalam Belajar (Jakarta: Rajawali Press, 2007)

h. 149

Page 81: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

68

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah

untuk kepentingan anggota dan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum

tujuan mengadakan kode etik guru adalah untuk menjunjung tinggi martabat

profesi, untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, untuk

meningkatkan pengabdian para anggota profesi, untuk meningkatkan mutu

profesi dan mutu organisasi profesi.90

Menurut Imam Al-Ghazali, sebagaimana yang dikutip oleh Muhaimin

bahwa kode etik dan tugas guru sebagai berikut: 1). Kasih sayang kepada peserta

didik dan memperlakukannya sebagaimana anaknya sendiri, 2). Meneladani

rasullullah sehingga jangan menuntut upah, imbalan maupun penghargaan, 3).

Hendaknya tidak memberi predikat/martabat kepada peserta didik sebelum ia

pantas dan kompeten untuk menyandangnya, dan jangan memberi ilmu yang

samar (al-ilm al-khafy) sebelum tuntas ilmu yang jelas (al-ilm al-jali) 4).

Hendaknya mencegah peserta didik dari akhlak yang jelek, 5). Guru yang

memegang bidang studi tertentu sebaiknya tidak meremehkan bidang studi lain,

6). Menyajikan pelajaran sesuai dengan taraf kemampuan peserta didik, 7).

Dalam menghadapi peserta didik yang kurang mampu sebaiknya diberi ilmu-

ilmu yang global dan tidak perlu menyajikan detailnya, 8) Guru hendaknya

mengamalkan ilmunya, dan jangan sampai ucapannya bertentangan dengan

perbuatannya.91

―Kompetensi mengakar kepada konsep sebagai keterampilan, dan

kemampuan seseorang yang berkembang untuk tingkat efektivitas dalam

transaksi dengan lingkungan dan untuk keberhasilan tindakan/kinerja seseorang.

Kemudian dapat pula didefinisikan bahwa kompetensi adalah sebagai kondisi

atau kualitas efektivitas, kemampuan, kecakapan atau keberhasilan‖.92

90Sortjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta; Rineka Cipta, 1999), h. 30

91Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam., (Bandung: Trigenda, 1993) h. 95

92Elliot dan Dweck, Handbook Competence and Motivation, (New York: The Guilford

Press, 2005), h. 5

Page 82: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

69

1. Pengetahuan (Knowledge); kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya

seorang guru mengetahui cara melakukan identfikasi kebutuhan belajar, dan

bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan

kebutuhan.

2. Pemahaman (Understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan efektif yang

dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan melaksanakan

pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik

dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara

efektif dan efesien.

3. Kemampuan (Skill); adalah sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan

tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.misalnya kemapuan guru

dalam memiliki dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi

kemudahan belajar kepada peserta didik.

4. Nilai (Value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara

psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku

guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokrasi dan lain-lain).

5. Sikap (Attitude); yaitu perasaan atau reaksi terhadap sesuatu rangsangan

yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan

terhadap kenaikan upah.

6. Minat (Interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.93

Pengertian kompetensi guru ialah seperangkat penguasaan kemampuan

yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat

dan efektif.94

Tegasnya kompetensi dapat merupakan pengetahuan, kemampuan,

sikap dan keterampilan yang dimiliki seseorang sehingga memungkinkannya

memiliki efektivitas pribadi dan kelompok dalam pekerjaan.

Selanjutnya untuk melihat apakah seorang guru dikatakan profesional

atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkat

pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat

dia menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar,

mengelola proses pembelajaran, dan mengelola siswa.95

93E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung; Remaja Rosdakarya,

2002), h. 37 94

Kusnandar, Guru Profesional Impelemtasi KTSP dan Persiapan Menghadapi

Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Perasda, 2007), h. 55 95

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung; Pustaka Setia, 2002), h. 30

Page 83: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

70

Ada 10 kemampuan dasar bagi guru profesional menurut P3G (Proyek

Pembinaan Pendidikan Guru), yaitu:

1. Menguasai bahan

2. Mengelola program belajar mengajar

3. Mengelola kelas

4. Menggunakan media atau sunber

5. Menguasai landasan-landasan kependidiakan

6. Mengelola interaksi belajar mengajar

7. Menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran

8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan penyuluhan

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna

keperluan pengajaran96

Menurut Usman, kemampuan profesional guru meliputi: menguasai

landasan kependidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program

pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai hasil dan PBM yang

telah dilaksanakan.97

Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi. Dalam pengertian tersebut

telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja

melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi

yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Maka guru yang dinilai kompeten secara profesional, apabila:

1. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-

baiknya

2. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil

3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

sekolah

4. Guru tersebut mampu melaksanakan perananya dalam PBM dan belajar

dalam kelas.98

96W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Grasindo, 2002), h. 37

97Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002), h.

98Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta;

Bumi Aksara, 2002), h. 38

Page 84: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

71

Menurut Porter dalam Mukhtar sebagaimana yang dikutip oleh Karl Tan

Beng San, bahwa tenaga profesional yang akan mampu menghadapi persaingan

dunia global dalam era milinium ini sekurang-kurangnya memiliki lima

karakteristik ketrampilan, yaitu:

1. Memiliki ketrampilan dasar (basic skill)

2. Menguasai ketrampilan khusus (spesialisasi)

3. Menguasai ketrampilan komputer

4. Menguasai ketrampilan bahasa asing

5. Menguasai kertampilan manajerial dan kepemimpinan.99

"Kompetensi-kompetensi yang meliputi keprofesionalan guru

(berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen),

dapat dilihat dari empat kompetensi, yaitu: 1. Kompetensi Pedagogik, 2.

Kompetensi kepribadian, 3. Kompetensi professional, 4. Kompetensi social".100

Keempat komptensi ini memiliki indikator-indikator tertentu yang memberikan

jaminan bahwa keempatnya dapat dilaksanakan dan terukur secara kuantitatif

dan kualitatif, dengan indikator sebagai berikut.

1. Kompetensi pedagogic: Kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran

peserta didik, indikatornya: a) Pemahaman wawasan atau landasan

kependidikan, b) Pemahaman terhadap peserta didik, c) Pengembangan

kurikulum/silabus, d) Pemahaman terhadap peserta didik, e) Perancangan

pembelajaran, f) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, g)

Pemanfaatan teknologi pembelajaran, h) Evaluasi proses dan hasil belajar,

dan, i) Pengembangan peserta didik.

2. Kompetensi kepribadian; pemilikan sifat-sifat kepribadian, indikatornya: a)

Berakhlak mulia, b) Arif dan bijaksana, c) Mantap, d) Berwibawa, e) Stabil,

f) Dewasa, e) Jujur, f) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,

g) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan, h) Mau dan siap

mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

99Mukhtar, Desain Pembelajaran,Pendidikan Agama Islam, (Jakarta; Misaka Galita,

2003), h. 81-82 100

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta:

Penerbit Widyatama, 2003).

Page 85: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

72

3. Kompetensi profesional; kemampuan dalam menguasai pengetahuan bidang

ilmu, teknologi, dan/atau seni yang diampunya, indikatornya:

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program

satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran

yang akan diampunya

b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program

satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran

yang akan diampu.

4. Kompetensi sosial; dengan indikatornya: a) Berkomunikasi lisan, tulisan,

dan/atau isyarat, b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi

secara fungsional, c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orangtua/wali

peserta didik, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta system nilai yang berlaku, dan, d) Menerapkan

prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Keempat kompetensi profesional yang seharusnya melekat dalam diri

para guru itu, bukanlah sesuatu yang mudah untuk diterapkan jika tidak ada

kemauan dari berbagai pihak, terutama guru itu sendiri. Namun, hal itu akan

menjadi mudah diterapkan, jika kemauan dari berbagai pihak, terutama guru itu

sendiri memiliki komitmen untuk mencapai keprofesionalan, Pelatihan sebagai

bagian dari tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada peserta didik, kepada

pemangku kepentingan, dan yang tak kalah pentingnya, adalah tanggung jawab

kepada Allah SWT, yang telah memberikan amanah kepada setiap guru untuk

dapat melaksankan tugas dan fungsi sebagai pendidik, pengajar, pembimbing,

dan pelatih.

Empat kompetensi utama dan sub kompetensinya mutlak dimiliki oleh

guru karena guru berkedudukan sebagai tenaga profesional. Dia memiliki

tanggung jawab yang tidak ringan juga kewajiban-kewajiban lainnya, yang

harus dipegang dan dijalankan sesuai dengan aturan yang telah ada.

Page 86: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

73

―Guru sebagai jabatan professional memerlukan pendidikan lanjutan dan

latihan khusus (advanced education and special training). Dalam konteks ini

guru sebagai jabatan professional seperti dokter dan lawyer memerlukan

pendidikan pasca sarjana.‖101

Dalam memajukan jabatan guru sebagai jabatan profesional, kita belum

sepenuhnya menganut pendidikan profesional seperti yang dianut oleh jabatan

profesional lainnya yang lebih tua seperti dokter. Namun dengan adanya

Direktorat Jendral peningkatan mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan yang

khusus menangani urusan mutu pendidikan dan keguruan, peluang untuk menuju

ke arah profesionalitas jabatan guru dan pengelolaan pendidikan semakin

terbuka.102

Jabatan profesi merupakan jabatan yang melibatkan kegiatan

intelektual,menekuni suatu batang tubuh ilmu tertentu, didahului dengan

profesional yang lama, memerlukan pelatihan jabatan yang kontinyu, mengikuti

standar baku mutu tersendiri, dan dapat melakukan kontrol terhadap anggota

yang melakukan penyimpangan.

Jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang,

karena memerlukan persiapan yang harus ditempuh melalui jenjang pendidikan

dan latihan khusus.Kedudukan dan posisi guru sebagai tenaga profesional

bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan sekaligus

mewujudkan tujuannya. Untuk mencapai kreteria profesional, guru harus

menjalani profesionalisasi atau proses menuju derajat profesional yang

sesungguhnya secara terus menerus, termasuk kompetensi mengelola kelas.

Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah

memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi

keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan atau olah raga.

101Kusnandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.49.

102Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan KTSP)dan

Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. h.49.

Page 87: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

74

Joyce menulis bahwa program komprehensif pengembangan profesional

hendaknya memenuhi tiga fungsi, yaitu sebagai acuan untuk melaksanakan

kegiatan pelatihan dalam jabatan yang cocok bagi guru, sebagai bekal bagi

sekolah untuk meningkatkan kualitas program-programnya, dan menciptakan

suasana atau kondisi yang memungkinkan guru untuk sebisa mungkin

mengembangkan potensinya secara optimal.

Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru (P3KG) meliputi

pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional. Pembinaan dan pengembangan karir meliputi

penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Kegiatan pembinaan dan

pengembangan ini bisa dijalankan melalui prakarsa pemerintah, pemerintah

daerah, penyelenggara pendidikan, asosiasi guru, juga bisa melalui inisiatif guru

itu sendiri.

F. Upaya Mewujudkan Guru yang Profesional

Selanjutnya untuk mewujudkan guru yang profesional, guru dituntut

untuk memiliki pendidikan yang memadai yang harus ditempuh melalui jenjang

pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu, seperti Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) dan fakultas keguruan khususnya Pendidikan Agama

Islam. Pendidikan keguruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan

seseorang untuk menjadi profesional dalam bidang keguruan. Sebagaimana

dinyatakan oleh Soekijo bahwa untuk menjadi guru yang profesional harus

ditunjang oleh pendidikan keguruan yang memadai dan menguasai ilmu

pengetahuan serta keterampilan. Seseorang guru yang tidak memiliki ilmu

keguruan akan berbeda dengan guru yang memiliki ilmu keguruan sebab

menjadi guru yang profesional diperlukan penguasaan ilmu keguruan yang

dalam dan luas.103

Sehingga pendidikan keguruan menjadi hal yang utama yang

harus dimiliki seorang guru.

103

Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber daya Manusia, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h.30-33.

Page 88: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

75

Semakin jelas bahwa pendidikan seseorang berimplikasi terhadap ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, sebab pendidikan merupakan

upaya alih ilmu pengetahuan dan keterampilan dari seseorang atau kelompok

kepada seseorang atau kelompok lain. Sehingga untuk menjadi guru yang

profesional disamping memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan mengajar juga

yang paling utama adalah menguasai ilmu keguruan sebagai ilmu yang dapat

menunjang profesinya sebagai guru.

Untuk menjawab tantangan perkembangan sejajalan dengan dunia

pendidikan, guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun

luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Menurut Uzer Usman bahwa tugas guru

dapat dikelompokkan menjadi tiga unsur yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas

kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.104

Guru merupakan

profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. jenis pekerjaan ini tidak

dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan. tugas guru

sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti

meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Menurut Usman ―Mengajar

berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan

siswa‖.105

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati

sehingga ia menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seseorang guru

dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia

tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya.

Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Oleh karena itu

guru sebagai pendidik harus dapat memberikan contoh, harus dapat memberikan

pengaruh, dan harus dapat mengendalikan peserta didik.106

104

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003), h.6. 105

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003), h.7. 106

Setjipto dan Raflis Kosasi , Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.50.

Page 89: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

76

Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan yaitu bahwa guru bertugas

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia

seutuhnya.

Hal ini karena masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih

terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat

dapat memperoleh ilmu pengetahuan.107

Oleh karena itu sejalan dengan

perkembangan dunia pendidikan guru hendaknya memenuhi tugas keguruannya

yaitu sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Dalam organisasi pendidikan

sumber daya manusia didalamnya harus selalu dikembangkan sehingga mampu

menghadapi tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu keharusan, karena

sumber daya manusia merupakan tulang punggung penggerak kegiatan. Begitu

juga dengan guru dan profesinya. Dengan kata lain bahwa pengembangan

profesionalitas guru mutlak diperlukan. Pengembangan profesional guru tersebut

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sosial dalam rangka meningkatkan

kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan manusiawi serta melakukan

adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan sosialyang terkait langsung

dengan kepedulian kemasyarakatan guru di tempat mereka berdomisili.

Pengembangan profesionalitas guru dapat dilakukan dengan cara: 1.

Pembinaan guru melalui supervisi, 2. Pengembangan karir guru, 3. Peningkatan

kualifikasi akademik guru, dan 4. Peningkatan kompetensi guru.108

Di dalam

upaya peningkatan profesionalisme guru oleh pemerintah lembaga pendidikan,

dan guru itu, harus sikron antara pemerintah dengan lembaga-lembaga

pendidikan maupun guru itu sendiri. Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005

merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu guru, sekaligus

diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Di dalam UU ini

diamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

107

Setjipto dan Raflis Kosasi , Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.50

108Dadang Iskandar dan Sulipan, pengembangan Profesi Guru (Bahan Ajar PLPG),

(bandung: Universitas Pasundan, 2011), h.32.

Page 90: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

77

Kebijakan prioritas dalam rangka pemberdayaan guru saat ini adalah

meningkatkan kualifikasi, peningakatan kompetensi, sertifikasi guru, tunjangan

guru, dan maslahat tambahan. H.L Wilensky mengemukakan lima langkah untuk

memprofesionalkan suatu pekerjaan.

1. Memunculkan suatu pekerjaan yang penuh waktu atau full-time bukan

pekerjaan sambilan. Menjadikan suatu pekerjaan yang sedang dilaksanakan

sebagai suatu pekerjaan utamanya.

2. Menetapkan sekolah sebagai tempat menjalani proses pendidikan atau

pelatihan.

3. Mendirikan asosiasi profesi, misalnya Persatuan Guru Republik Indonesia

(PGRI) asosiasi profesi untuk guru.

4. Melakukan agitasi secara politis untuk memperjuangkan adanya perlindungan

hukum terhadap asosiasi perhimpunan tersebut. PGRI, misalnya, mempunyai

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang pendiriannya dimaksudkan untuk

memberikan perlindungan terhadap guru, sayangnya saat ini LBH PGRI tidak

pernah terdengar lagi.

5. Mengadopsi secara formal kode etik yang ditetapkan. Kode etik merupakan

norma-norma yang menjadi acuan seorang penyandang pekerjaan profesional

dalam bekerja.109

Ada beberapa preposisi untuk meningkatkan mutu pengembangan

profesional yaitu sebagai berikut.

1. Tugas-tugas atau kegiatan pendidikan dalam jabatan yang berkelanjutan

dapat mengembankan kompetensi profesional secara reguler, meningkatkan

mutu sekolah, dan memperkaya khasanah kehidupan individual guru.

2. Ada banyak bentuk pendidikan dalam jabatan yang dapat menampung

tujuan-tujuan itu. Persyaratan ini membutuhkan kondisi yang berbeda bagi

penghantaran yang efektif.

3. Banyak hasil penelitian bidang pendidikan dalam jabatan yang bermutu.

Sesungguhnya metode-metode pelatihan yang dianjurkan dan diyakini

109Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung; Pustaka Setia, 2002), h. 28-29

Page 91: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

78

sangat efektif telah banyak pula, tetapi hingga saat ini belum sepenuhnya

diterapkan dalam sistem pendidikan dalam jabatan.

4. Latihan meneliti akan mendorong guru untuk menemukan pengembangan

profesional, model dan keterampilan mengajar. Hal ini lebih menentukan

daripada kondisi-kondisi kekuatan yang dikreasi.

5. Hambatan-hambatan dalam mengaplikasikan pengalaman menuntut adanya

perluasan kegiatan pelatihan secara besar-besaran bagi guru.

6. Bagaimanapun juga guru dapat menjadi peserta pelatihan yang lebih efektif

daripada peserta lainnya sehingga banyak staf sekolah yang mempunyai

kemampuan mengajar, termasuk mengajar orang dewasa lainnya.

7. Barangkali banyak sumber pengembangan yang secara potensial efektif

menjadi lemah atau salah digunakan saat ini.

8. Ekologi sekolah berbeda secara luas dan membangun kombinasi-kombinasi

yang sangat berbeda dari pilihan-pilihan stafnya. Pada berbagai situasi yang

ada, suasana produktif yang memungkinkan setiap orang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas pengembangan dengan kata lain penerapan konversi.

9. Ada perbedaan besar di dalam keluasan, yang individu-individunya

mengambil keuntungan secara berbeda dari peluang-peluang yang ada

dalam lingkungan mereka. Orang-orang yang berpartisipasi secara aktif

dalam satu jenis pengembangan staf cenderung mengerjakan pekerjaan

lainnya secara baik, dan mempunyai sikap yang favorabel menghadapi

pilihan yang ditawarkan. Dengan kata lain, kebanyakan orang yang aktif

cenderung lebih aktif ―menyeberang ke luar‖, dan merasa lebih tampil

percaya diri.

10. Kolaborasi pemerintahan negara bagian dengan sekolah dan personel atau

tokoh masyarakat sangat esensial. Kepala, guru, dan anggota masyarakat,

personel universitas, dan asisten teknis, semuanya muncul menjadi vital

bagi usaha membangun lingkungan yang favorabel dan keterlibatannya

sangat krusial.110

110Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung; Pustaka Setia, 2002), h. 62-63

Page 92: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

79

Sutisna dalam Dadang, mengemukakan kegiatan penataran yang dilakukan

untuk upaya pengembangan profesionalisme guru harus dilakukan dengan

menggunakan prinsip berikut ini.

1. Program penataran hendaknya ditunjukkan pada peningkatan perbuatan

profesional.

2. Program penataran hendaknya ditandai dengan suasana pemeriksaan

profesional.

3. Program penataran hendaknya mendatangkan keterlibatan aktif dengan

masalah-masalah penting dalam suasana bebas ketentraman psikologis.

4. Program hendaknya menyediakan kesempatan bagi kegiatan individual dan

kelompok dua-duanya.

5. Walaupun program penataran hendaknya meliputi program-program yang

bersifat pelajaran atau latihan mempersiapkan satuan pelajaran serta alat

bantu pengajaran yang rutin, kegiatan-kegiatan yang disebut pertama

hendaknya lebih dipentingkan daripada yang kedua.

6. Program penataran hendaknya tidak diselenggarakan melalui surat perintah

administratif dan implikasi yang diikat pada suatu rencana atau sistem

penyesuaian gaji hendaknya dihindarkan.

7. Program penataran hendaknya meliputi prosedur bagi evaluasi.111

Jika program pengembangan profesional dapat berjalan secara efektif,

eksistensi pendidikan nasional sebagai proses peningkatan kualitas sumber daya

manusia (SDM) Indonesia menuju insan yang beragama, berbudaya dan mandiri

sebagai pribadi-sosial dan pribadi ekonomi, dapat dinyatakan dan diakui.

Upaya untuk mewujudkan profesionalitas guru pada hakekatnya bukan

hanya tanggung jawab guru sendiri, melainkan menjadi tanggung jawab bersama

dari semua pihak yang terkait, terutama pimpinan lembaga, pemerintah, orang

tua, dan masyarakat luas.

111Dadang Iskandar dan Sulipan, pengembangan Profesi Guru (Bahan Ajar PLPG),

(bandung: Universitas Pasundan, 2011), h.66.

Page 93: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

80

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

―Pendekatan penelitian ini menggunakan data kualitatif yang merupakan

suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorintasi pada penomena

atau gejala yang bersifat alami yang biasa disebut dengan field study atau

naturalistic inquiry.‖1

Pendekatan naturalistik digunakan untuk mencari dan menemukan

pengertian atau pemahaman tentang fenomena apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., ―secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah‖.2

Pendekatan ini digunakan dengan menggambarkan secara umum tentang

profesionalisme guru PAI pada pendidikan agama Islam pada SDN kelurahan

Tanah Sereal. Selanjutnya pendekatan analisis dilakukan supaya penulis untuk

mengetahui lebih jauh tentang bagaimana profesionalisme guru PAI pada SDN

kelurahan Tanah Sereal. Data-data yang diperoleh kami himpun dalam satu

susunan serta diinterpretasikan sehingga mendapat kesimpulan dari sasaran

obyek yang diteliti.

B. Desain Penelitian

Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti pada kondisi yang

alamiah yaitu obyek yang apa adanya, dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisa

data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.

1Mahmud, Metode Penelitian Pendididikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 89

2Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 6

Page 94: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

81

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yakni suatu penelitian

yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

diteliti secara obyektif, oleh karena itu bentuk datanya adalah kualitatif.

Penelitian ini menekankan pada satu variabel yakni pengembangan model

pendidikan berbasis kompetensi.

Dengan menggunakan metode kualitatif ini, realitas atau fenomena

mengenai keprofesinalisme guru dipandang sebagai suatu hasil konstruksi

pemikiran yang dinamis dan penuh makna.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,

karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena

yang satu dengan fenomena lainnya.3

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang

tengah berlangsung. Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik

seperti yang dikemukakan Furchan bahwa:

a. penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya

dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan

dilakukan secara cermat.

b. tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan,

c. tidak adanya uji hipotesis.

C. Subyek Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti maka objek penelitian ini adalah

seluruh guru Pendidikan Agama Islam di SDN kelurahan Tanah Sereal tentang

keprofesionalisme.

3Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h.72

Page 95: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

82

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan profesionalisme guru

PAI di SDN kelurahan Tanah Sereal dikategorisasikan kedalam dua kelompok

yaitu: manusia dan non manusia. Kelompok manusia meliputi pimpinan sekolah,

pengurus asrama, tenaga pengajar, staff administrasi, dan siswa. Sedangkan

kelompok non manusia meliputi dokumen resmi sekolah (peraturan sekolah dan

dokumen lainnya).

Tempat penelitian adalah di SDN Kelurahan Tanah Sereal Kecamatan

Tambora. Penelitian atau penentuan lokasi penelitian ini, berdasarkan

pertimbangan bahwa di Kelurahan Tanah Sereal ada salah satu sekolah dimana

peneliti bertugas, selain itu guna meninjau terwujudnya profesionalisme guru

PAI di SDN kelurahan Tanah Sereal.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yakni

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu sumber yang

diperoleh secara langsung dari informen melalui observasi dan wawancara.

Penentuan informen dari karakteristik tertentu, yaitu orang yang mengetahui

informasi dan masalah secara mendalam serta dapat dipercaya menjadi sumber

data yang akurat dan terlibat langsung dalam kegiatan ini .

Oleh karenanya yang menjadi informen adalah :

a. Kepala Sekolah dan guru-guru umum dari SDN Tanah Sereal 01 PG sampai

SDN tanah Sereal 04 PT untuk mendapatkan data dan informasi mengenai

arah kebijakan masing-masing sekolah dalam menerapkan sistem

pendidikan profesionalisme guru-guru .

b. Guru-guru PAI Kelurahan Tanah Seral di observasi, dilihat secara langsung

oleh peneliti bagaimana cara mengajarnya, serta cara penyampaian materi

kepada siswa, dan metode yang digunakannya.

c. Siswa-siswi dari SDN Tanah Sereal 01PG sampai SDN Tanah Sereal 04 PT,

untuk mendapatkan data informasi mengenai profesional Guru-guru PAI

masing-masing.

Page 96: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

83

Data sekunder adalah berbagai catatan dan data Base, Profil Sekolah,

buku-buku, majalah, koran yang sifatnya mendukung data primer. Data yang

bisa diambil berupa kata-kata atau tindakan yang dilakukan untuk mengetahui

kebenaran data yang diperoleh peneliti dari pihak sekolah. Di sisi lain juga

diperoleh dari sumber-sumber yang telah ada, yang berupa dokumen-dokumen

laporan-laporan dan arsip-arsip lain yang relevan termasuk mengamati fakta-

fakta di lapangan.

Menurut Moleong ―Sumber data bisa berasal dari sumber-sumber tertulis

(buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi) atau

sumber-sumber berupa gambar (foto) dan sumber-sumber data statistik‖.4

E. Teknik Analisa Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam

usaha pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan, penelitian ini

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut.

1. Studi kepustakaan, mengumpulkan bahan-bahan dan informasi mengenai

teori dan konsep guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan

profesionalisme melalui dokumen tertulis berupa buku dan bahan tertulis.

2. Observasi

Menurut Mahmud ―Observasi merupakan teknik pengamatan dan

pencatatan sistematis dari penomena-penomena ang diselidiki. Observasi

dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena

(kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan

penyelidikan yang telah dirumuskan.‖5 Observasi dilakukan secara langsung

(direct observation) yaitu melalui pengamatan langsung ke lokasi penelitian

seraya mencermati hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian, selain itu

dilakukan dengan cara door to door ke dalam kelas untuk mengetahui gambaran

riil melalui pengamatan dengan memperhatikan situasi dan kondisi.

4Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007.h. 157 5Mahmud, Metode Penenlitian Pendididkan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.168

Page 97: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

84

Selain itu juga mencatat hasil pengamatan yang berkaitan dengan proses

pembelajaran serta sarana pendukung bagi kelancaran pembelajaran agama

Islam di lingkungan SDN kelurahan Tanah Sereal. Observasi dilakukan terhadap

guru, siswa, sarana prasarana, administrasi dan aktifitas belajar mengajar serta

perilaku siswa diluar kelas.

Menurut Abuddin Nata observasi dilakukan dalam rangka memahami

konteks dalam keseluruhan situasi sosial, juga memberikan pengalaman

langsung sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif,

dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, menemukan

hal-hal menemukan hal-hal yang semula tidak akan diungkapkan oleh responden

dalam wawancara, menemukan hal-hal yang berada diluar persepsi responden,

mengumpulkan data yang kaya, kesan-kesan pribadi serta merasakan suasana

situasi sosial yang diteliti.6

Metode ini digunakan untuk mengamati perilaku guru agama Islam di

dalam kelas, antara alain:

a. Kemampuan guru agama Islam dalam interaksi terhadap peserta didik

b. Kemampuan guru agama Islam dalam menyampaikan pelajaran.

c. Kemapuan guru agama Islam dalam mengelola kelas, termasuk metode

motivasi dan alat pendidikan yang digunakan.

d. Gaya mengajar guru.

e. Suasana kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Sedangkan observasi diluar kelas dilakukan guna mengamati keadaan

sekolah pada umumnya (letak geografis, sarana dan fasilitas, situasi dan kondisi)

dan kemampuan guru agama Islam dalam berinteraksi dengan anak didik di luar

kelas, teman sejawat dan masyarakat.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mendatangi berbagai pihak yang dianggap

mengetahui permasalahan yang hendak dibahas.7 Penggalian data melalui

wawancara ini dilakukan terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, para guru SDN kelurahan tanah sereal.

6Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner: Normatif

parenalis, sejarah, filsafat, psikologi, sosiologi, manajemen, teknologi, informasi, kebudayaan,

politik, hukum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 367 7

Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1996)h. 73

Page 98: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

85

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur yakni

wawancara yang tidak disusun terlebih dahulu, namun disesuaikan dengan

keadaan dan ciri yang unik dari responden. Pelaksanaaan tanya jawab mengalir

seperti dalam percakapan sehari-hari.

Wawancara biasanya berjalan lama dan seringkali dilanjutkan pada

kesempatan berikutnya. Dalam proses wawancara atau pewawancara sudah

mengajari semua yang ada dibenaknya dan apa yang diketahuinya kepada lawan

bicara.

4. Studi Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang.

5. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumentasi adalah Teknik

pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi

melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan

perryataan tertulis yang disusun oleh seorang atau lembagauntuk keperluan

pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi

kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan membuka kesempatan

untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.8

Dokumentasi dimaksudkan untuk mengambil fakta-fakta yang berupa foto-foto

kegiatan yang berlangsung pada sekolah yang dijadikan obyek penelitian,

catatan, transkip. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil

belajar anak didik, keadaan sarana dan prasarana belajar, jumlah siswa, struktur

organisasi, staf pengajar dan tenaga administrasi.

8Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju,

2002), h. 86

Page 99: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

86

F. Pengecekan Keabsahan Data

Setiap penelitian membutuhkan uji keabsahan untuk mengetahui validitas

dan realibitasnya. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan daya yang valid dan

reliabel yang diuji validitas dan realibitasnya adalah datanya. Temuan atau data

dapat dinyatakan valid apabila tidak perbedaan antara yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan

dengan cara:

a. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu. Dalam penelitian ini hanya digunakan triangulasi

sumber sebagai keabsahan data. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas

data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui sumber.

Misalnya, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui profesionalisme guru di

SDN kelurahan Tanah sereal , maka pengumpulan dan pengujian data yang telah

diperoleh dilakukan kepada kepala sekolah dan rekan guru di SDN kelurahan

Tanah Sereal. Demikian pula untuk aspek lainnya, dilakukan uji keabsahan data

menggunakan cara triangulasi sumber.

Untuk menganalisa data dalam penelitian ini ditempuh prosedur sebagai

berikut.

1. Menelaah seluruh data yang berhasil dikumpulkan yaitu data hasil

pengamatan (observasi, wawancara, dan dokumentasi).

2. Mengadakan reduksi data yakni merangkum, mengumpulkan dan memilih

data yang relevan, dapat diolah dan disimpulkan.

3. Display data yakni berusaha mengorganisasikan dan memaparkan secara

keseluruhan guna memperoleh gambaran yang lengkap dan utuh.

4. Menyimpulkan dan verifikasi yakni melakukan penyempurnaan dengan

mencari data baru yang diperlukan guna mengambil kesimpulan.

Page 100: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

87

BAB IV

PROFESIONALISME GURU PAI DI SDN

KELURAHAN TANAH SEREAL

A. Profil SDN Kelurahan Tanah Sereal

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa

(atau ―murid‖) di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki

sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa

kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini

bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi

umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah

untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin

memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah

pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan sekolah

beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun). Universitas,

sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia setelah

sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu

bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah

dapat menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.

Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah

swasta mungkin untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah

tidak bisa memberi sekolah khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah

Islam, sekolah Kristen, hawzas, yeshivas dan lain-lain, atau sekolah yang

memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk

mengembangkan prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi

lembaga-lembaga pelatihan perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer.

Dalam homeschooling dan sekolah online, pengajaran dan pembelajaran

berlangsung di luar gedung sekolah tradisional.

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola

yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah

adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama

Page 101: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

88

mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-

anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara

berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan

estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi

oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan

kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri

dunianya melalui berbagai pelajaran di atas.

Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi: merupakan bangunan atau

lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi

pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah

dibantu oleh wakil kepala sekolah.Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah

berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan sekolah disusun meninggi

untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang

lain.

Sekolah dasar (disingkat SD; bahasa Inggris: Elementary School) adalah

jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar

ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid

kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang

memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan

pendidikan ke sekolah menengah pertama (atau sederajat).

Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap

warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni

sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau

sederajat) 3 tahun.

Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak

diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan Sekolah Dasar

Negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen

Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah

kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan

sebagai regulator dalam bidang Standar Nasional Pendidikan. Secara struktural,

Page 102: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

89

sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan

kabupaten/kota.

Pada masa penjajahan Belanda, sekolah menengah tingkat atas disebut

sebagai Europeesche Lagere School (ELS). Setelahnya, pada masa penjajahan

Jepang, disebut dengan Sekolah Rakyat (SR). Setelah Indonesia merdeka, SR

berubah menjadi Sekolah Dasar (SD) pada tanggal 13 Maret 1946.

Sekolah dasar negeri di Indonesia umumnya menggunakan seragam putih

merah untuk hari hari biasa, seragam coklat untuk pramuka/hari tertentu, dan

pada sekolah-sekolah tertentu menggunakan seragam putih-putih untuk upacara

bendera. Upacara bendera dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum dimulai

pelajaran.

Pendidikan dasar di Indonesia pada dasarnya dibedakan menjadi dua

yaitu yang dikelola oleh pemerintah biasanya disebut Sekolah Dasar Negeri dan

Madrasah Ibtidaiyah Negeri sedang yang kedua dikelola oleh masyarakat

biasanya disebut Sekolah Dasar Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta. SD

dibawah lingkup Kemendikbud sedang MI dibawah lingkup Kemenag.

disamping itu ada pula sekolah dasar dibawah lingkup Kemendikbud berciri

khas agama dengan sebutan Sekolah Dasar Islam atau Sekolah Dasar Kristen,dll.

1. Profil SDN Tanah Sereal 01 Pagi

a. Sejarah SDN Tanah Sereal 01 Pagi

SDN Tanah Sereal 01 Pagi, sekolah yang telah berdiri sejak 1970

dan telah direhab total pada tahun 1999, mengalami pasang surut. Banyak

masyarakat di lingkungan sekolah yang tidak mengenal keberadaan SDN

Tanah Sereal 01 Pagi. Sekolah Dasar Negeri ini lebih dikenal dengan SD

Songsi karena berada atau dekat Gang Songsi.1

SDN Tanah Sereal 01 Pagi berada di lingkungan dunia usaha

konveksi pakaian orang-orang Tionghoa. Tetapi keberadaan lingkungan

yang mengelilingi sekolah menyebabkan sekolah terkesan padat dan

kumuh dibandingkan keberadaan lingkungan itu sendiri.

1Wawancara dengan Rahmat Haemi di SDN Tanah Sereal 01 Pagi Pada tanggal 2

September 2013

Page 103: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

90

SDN Tanah Sereal 01 Pagi terletak di perbatasan Kelurahan Tanah

Sereal Kecamatan Tambora Jakarta Barat dengan Kelurahan Keagungan

Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat. Kedua Kecamatan ini hanya

dipisahkan sungai persis dibelakang SDN Tanah Sereal 01 Pagi, sehingga

sekolah ini menjadi tujuan pendidikan dari kedua kecamatan tersebut.

Berbagai upaya telah dilakukan dengan pendekatan kepada para

tokoh masyarakat dan aparat pemerintah untuk membenahi lingkungan

sekolah. Namun hingga kini tingkat kepercayaan masyarakat belum

sepenuhnya kembali. 2

Sekolah telah berusaha membebaskan biaya operasioanl sekolah

dan biaya operasional pendidikan secara menyeluruh. Upaya pendekatan

oleh Komite Sekolah pun tak henti-hentinya menyuarakan mutu

pendidikan dan sekolah gratis di SDN Tanah Sereal 01 Pagi, oleh karena

itu, SDN Tanah Sereal 01 Pagi menjadi sekolah rebutan dari tahun ke

tahun. Ini dibuktikan semakin banyaknya siswa yang mendaftar kelas 1

tiap tahunnya dan mutasi masuk tiap semesternya.3

SDN Tanah Sereal 01 Pagi Kecamatan Tambora, Jakarta Barat

berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah No.818a/C.3/KEP/2007 Berdasarkan Pedoman Pembentukan

Sekolah Dasar Negeri Reguler DKI Jakarta disebutkan bahwa Kriteria

sebagai berikut :

1) Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan

2) Memiliki ketenagaan yang berdedikasi, berkwalifikasi professional

serta jumlahnya sekurang-kurangnya sesuai dengan kebutuhan

3) Memiliki alat bantu pendidikan dan memanfaatkan secara optimal

4) Jumlah murid per kelas paling banyak 40 (empat puluh)

5) Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum

dan dapat mencapai daya serap kurikulum secara optimal

2Wawancara dengan Rahmat Haemi di SDN Tanah Sereal 01 Pagi Pada tanggal 2

September 2013 3Wawancara dengan Visi M. Nababan Guru TU di SDN Tanah Sereal 01 Pagi Pada

tanggal 2 September 2013

Page 104: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

91

6) Dapat merencanakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan

keuangan yang ada di sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

7) Memiliki sarana penunjang administrasi sekolah yang lengkap serta

memanfaatkannya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

penyelenggaraan pendidikan

8) Dapat menjalin hubungan baik antara sekolah dengan orangtua/wali

murid dan masyarakat guna membantu penyelenggaraan pendidikan di

sekolah.4

b. Lokasi SDN Tanah Sereal 01 Pagi

SDN Tanah Sereal 01 Pagi tercatat telah berdiri sejak tahun 1970-

an dengan nama sebelumnya adalah SD Songsi, SDN Tanah Sereal 01

Pagi terletak di sisi kali Keamanan yang membelah Kecamatan Tambora

dan Kecamatan Keagungan. Alamat Sekolah di Jl. Tanah Sereal 01 Pagi

dengan nomor telepon 021 6302 908, berada pada kelurahan tanah sereal,

kecamatan Tambora Jakarta Barat.

Spesifikasi gedung hak pakai dengan kepemilikan oleh Pemda DKI

Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 210/36/I/HP/

B/3/1983, selanjutnya bersertifikat No. 83/ 1983 tertanggal 29 Juni 1983.

Luas tanah berdasarkan sertifikat 1630 m2, namun berdasarkan prasasti

Rehab terakhir tahun 1994, luas tanah 1330 m2 dengan luas bangunan

1290 m2.

c. Visi dan Misi

Dalam melaksanakan penyelenggaraan sekolah agar terprogram

dan terarah diperlukan adanya Visi dan Misi. Visi SDN Tanah Sereal 01

Pagi adalah :

VISI Mewujudkan Siswa Beriman, Bertaqwa Dan Terampil.

MISI

Berdasarkan Visi di atas, maka Sekolah Dasar Negeri Tanah Sereal 01

Pagi menyusun Misi sebagai berikut:

4Profil SDN Tanah Sereal 01 Pagi

Page 105: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

92

1) Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.

2) Mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang aktif dan

menyenangkan.

3) Membentuk siswa yang berbudi pekerti luhur.

4) Menggali potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.5

Adapun data peserta didik, data tenaga pendidik dan kependidikan

serta fasilitas Sekolah terlampir.

2. Profil SDN Tanah Sereal 02 Petang

a. Sejarah SDN Tanah Sereal 02 Petang

SDN Tanah Sereal 02 Petang, sekolah yang telah berdiri sejak 1970

dan telah direhab total pada tahun 1999, mengalami pasang surut. Banyak

masyarakat di lingkungan sekolah yang tidak mengenal keberadaan SDN

Tanah Sereal 02 Petang. Sekolah Dasar Negeri ini lebih dikenal dengan

SD Songsi karena berada atau dekat Gang Songsi.6

Sebutan tersebut

tidaklah mengherankan. Hal ini disebabkan SDN Tanah Sereal 02 Petang

berada di lingkungan dunia usaha konveksi pakaian orang-orang

Tionghoa. Tetapi keberadaan lingkungan yang mengelilingi sekolah

menyebabkan sekolah terkesan padat dan kumuh dibandingkan keberadaan

lingkungan itu sendiri.

SDN Tanah Sereal 02 Petang terletak di perbatasan Kelurahan

Tanah Sereal Kecamatan Tambora Jakarta Barat dengan Kelurahan

Keagungan Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat. Kedua Kecamatan ini

hanya dipisahkan sungai persis dibelakang SDN Tanah Sereal 02 Petang,

sehingga sekolah ini menjadi tujuan pendidikan dari kedua kecamatan

tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan dengan pendekatan kepada para

tokoh masyarakat dan aparat pemerintah untuk membenahi lingkungan

sekolah. Namun hingga kini tingkat kepercayaan masyarakat belum

sepenuhnya kembali.7

5Kurikulum SDN Tanah Sereal 01 Pagi, h.6

6Wawancara dengan Lili Muslihah di SDN Tanah Sereal 02 Petang Pada tanggal 2

September 2013 7Wawancara dengan Lili Muslihah di SDN Tanah Sereal 02 Petang Pada tanggal 2

September 2013

Page 106: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

93

Sekolah telah berusaha membebaskan biaya operasioanl sekolah

dan biaya operasional pendidikan secara menyeluruh. Upaya pendekatan

oleh Komite Sekolah pun tak henti-hentinya menyuarakan mutu

pendidikan dan sekolah gratis di SDN Tanah Sereal 02 Petang, oleh karena

itu, SDN Tanah Sereal 02 petang menjadi sekolah rebutan dari tahun ke

tahun. Ini dibuktikan semakin banyaknya siswa yang mendaftar kelas 1

tiap tahunnya dan mutasi masuk tiap semesternya.8

SDN Tanah Sereal 02 Petang Kecamatan Tambora, Jakarta Barat

berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah No.818a/C.3/KEP/2007 Berdasarkan Pedoman Pembentukan

Sekolah Dasar Negeri Reguler DKI Jakarta disebutkan bahwa Kriteria

sebagai berikut :

1) Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan

2) Memiliki ketenagaan yang berdedikasi, berkwalifikasi professional

serta jumlahnya sekurang-kurangnya sesuai dengan kebutuhan

minimal

3) Memiliki alat bantu pendidikan dan memanfaatkan secara optimal

4) Jumlah murid per kelas paling banyak 40 (empat puluh)

5) Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum

dan dapat mencapai daya serap kurikulum secara optimal

6) Dapat merencanakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan

keuangan yang ada di sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

7) Memiliki sarana penunjang administrasi sekolah yang lengkap serta

memanfaatkannya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

penyelenggaraan pendidikan

8) Dapat menjalin hubungan baik antara sekolah dengan orangtua/wali

murid dan masyarakat guna membantu penyelenggaraan pendidikan di

sekolah.

8Wawancara dengan Lili Muslihah di SDN Tanah Sereal 02 Petang Pada tanggal 2

September 2

Page 107: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

94

b. Lokasi SDN Tanah Sereal 02 Petang

SDN Tanah Sereal 02 Petang tercatat telah berdiri sejak tahun

1970-an dengan nama sebelumnya adalah SD Songsi, SDN Tanah Sereal

02 Petang terletak di sisi kali Keamanan yang membelah Kecamatan

Tambora dan Kecamatan Keagungan. Alamat Sekolah di Jl. Pekapuran

Raya No. 66 dengan nomor telepon 021 6385 8119, berada pada kelurahan

tanah sereal, kecamatan Tambora Jakarta Barat.

Spesifikasi gedung hak pakai dengan kepemilikan oleh Pemda

DKI Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.

210/36/I/HP/ B/3/1983, selanjutnya bersertifikat No. 83/ 1983 tertanggal

29 Juni 1983. Luas tanah berdasarkan sertifikat 1630 m2, namun

berdasarkan prasasti Rehab terakhir tahun 1994, luas tanah 1330 m2

dengan luas bangunan 1290 m2. 9

c. Visi dan Misi

Dalam melaksanakan penyelenggaraan sekolah agar terprogram

dan terarah diperlukan adanya Visi dan Misi. Visi SDN Tanah Sereal 02

Petang adalah :

VISI Mewujudkan siswa beriman/bertaqwa, cerdas, trampil, mandiri dan

bertanggung jawab.10

MISI

dengan visi di atas, maka misi yang di emban oleh SDN Tanah Sereal 02

Petang adalah :

1) Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan

YME melalui pembelajaran keagamaan dan kegiatan lainnya.

2) Membentuk siswa yang berprestasi melalui kegiatan intra dan

ekstrakurikuler.

3) Meningkatkan pembelajaran melalui praktikum.

4) Menggali potensi siswa sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya.

9Profil SDN Tanah Sereal 02 Petang

10Kurikulum SDN Tanah Sereal 02 Petang, h.6

Page 108: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

95

5) Membentuk siswa agar terbiasa bertanggung jawab dalam setiap

kegiatan yang dilakukannya.11

Adapun data peserta didik, data tenaga pendidik dan kependidikan

serta data fasilitas sekolah terlampir.

3. Profil SDN Tanah Sereal 03 Pagi

e. Sejarah SDN Tanah Sereal 03 Pagi

SDN Tanah Sereal 03 Pagi, sekolah yang telah berdiri sejak 1977

dan telah direhab total pada tahun 1999, mengalami pasang surut. Banyak

masyarakat di lingkungan sekolah yang tidak mengenal keberadaan SDN

Tanah Sereal 03 Pagi. Sekolah Dasar Negeri ini lebih dikenal dengan SD

Inpres karena berada atau dekat Pasar Inpres.12

Sebutan tersebut tidaklah mengherankan. Hal ini disebabkan SDN

Tanah Sereal 03 Pagi berada di lingkungan pasar yang semula hanyalah

pasar kaget. Tetapi keberadaan pasar yang mengelilingi sekolah

menyebabkan sekolah terkesan lenyap dibandingkan keberadaan pasar itu

sendiri.

Berbagai upaya telah Kami lakukan dengan pendekatan kepada para

tokoh masyarakat, dan aparat pemerintahan untuk membenahi lingkungan

sekolah. Berbagai upaya telah kami lakukan untuk mengembalikan citra

sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Namun hingga kini tingkat

kepercayaan masyarakat belum sepenuhnya kembali.

Kami telah berusaha membebaskan biaya pendidikan. Upaya

pendekatan oleh Komite sekolah pun tidak henti-hentinya menyuarakan

mutu pendidikan dan sekolah gratis di SDN Tanah Sereal 03 Pagi tetapi

masih saja peningkatan jumlah murid belum berubah secara signifikan.

11Kurikulum SDN Tanah Sereal 02 Petang, h.6

12Wawancara dengan Siti Fauziah di SDN Tanah Sereal 03 Pagi Pada tanggal 3

September 2013

Page 109: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

96

Dengan Motto, Visi dan misi yang telah dilaksanakan, siswa yang

masuk SMP Negeri mulai mengalami perubahan dan peningkatan. Informasi

ini telah kami siarkan melalui brosur dan pendekatan dari pintu ke pintu

melalaui kunjungan langsung ke beberapa orang tua siswa yang tidak

mampu.13

f. Lokasi SDN Tanah Sereal 03 Pagi

Sekolah Dasar Negeri Tanah Sereal 03 Pagi yang berelokasi di Jalan

Tanah Sereal XIII / 25 kecamatan Tambora Kota Administrasi Jakarta

Barat.

Gedung sekolah merupakan bangunan tunggal / komplek yang

cukup megah dan terdiri dari 3 lantai. 14

g. Visi dan Misi

Dalam melaksanakan penyelenggaraan sekolah agar terprogram dan

terarah diperlukan adanya Visi dan Misi. Visi SDN Tanah Sereal 03 Pagi

adalah :

VISI

Terwujudnya layanan pendidikan yang mampu mengembangkan seluruh

potensi peserta didik dan menghasilkan lulusan yang berprestasi, terampil,

percaya diri, berkepribadian, berakhlak mulia dan bertanggung jawab.

MISI

Berdasarkan Visi di atas, maka Sekolah Dasar Negeri Tanah Sereal 03 Pagi

menyusun Misi sebagai berikut:

1) Melaksanakan PAIKEM, yaitu Pembelajaran yang Aktif, Inopatif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

2) Melaksanakan pengembangan diri sesuai minat dan bakat siswa, serta

tuntutan dan perkembangan iptek.

13Wawancara dengan Siti Fauziah di SDN Tanah Sereal 03 Pagi Pada tanggal 3

September 2013 14

Profil SDN Tanah Sereal

Page 110: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

97

3) Memberikan teladan perilaku pada akhlak mulia, tanggung jawab dan

berkepribadian.

4) Melaksanakan pembelajaran praktek untuk mendapat keterampilan dan

prestasi.15

Adapun data peserta didik, data tenaga pendidik dan kependidikan

serta data fasilitas sekolah terlampir.

4. Profil SDN Tanah Sereal 04 Petang

a. Sejarah SDN Tanah Sereal 04 Petang

SDN Tanah Sereal 04 Petang, sekolah yang telah berdiri sejak

1977 dan telah direhab total pada tahun 1999, mengalami pasang surut.

Banyak masyarakat di lingkungan sekolah yang tidak mengenal

keberadaan SDN Tanah Sereal 04 Petang. Sekolah Dasar Negeri ini lebih

dikenal dengan SD Inpres atau SD Gudang Areng karena berada atau

dekat Pasar Inpres dan Gang Gudang Areng.16

Sebutan tersebut tidaklah mengherankan. Hal ini disebabkan SDN

Tanah Sereal 04 Petang berada di lingkungan pasar yang semula

hanyalah pasar kaget. Tetapi keberadaan pasar yang mengelilingi sekolah

menyebabkan sekolah terkesan lenyap dibandingkan keberadaan pasar itu

sendiri.

Berbagai upaya telah dilakukan dengan pendekatan kepada para

tokoh masyarakat dan aparat pemerintah untuk membenahi lingkungan

sekolah. Berbagai upaya telah kami lakukan untuk mengembalikan citra

sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Namun hingga kini tingkat

kepercayaan masyarakat belum sepenuhnya kembali. Sekolah telah

berusaha membebaskan biaya operasioanl sekolah dan biaya operasional

pendidikan secara menyeluruh.

15

Kurikulum SDN Tanah Sereal 03 Pagi, h.6 16

Kurikulum SDN Tanah Sereal 03 Pagi, h.6

Page 111: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

98

Upaya pendekatan oleh Komite Sekolah pun tak henti-hentinya

menyuarakan mutu pendidikan dan sekolah gratis di SDN Tanah Sereal

04 Petang, oleh karena itu, SDN Tanah Sereal 04 petang menjadi sekolah

rebutan dari tahun ke tahun. Ini dibuktikan semakin banyaknya siswa

yang mendaftar kelas 1 tiap tahunnya dan mutasi masuk tiap

semesternya. 17

b. Lokasi SDN Tanah Sereal 04 Petang

Sekolah Dasar Negeri Tanah Sereal 04 Petang yang berlokasi di

Jalan Tanah Sereal XIII/ 25 Kecamatan Tambora Kota Administrasi

Jakarta Barat.

Gedung sekolah merupakan bangunan tunggal/ komplek yang

permanen dan terdiri dari 3 lantai. 18

c. Visi dan Misi

Kita menyadari bahwa kondisi saat ini yang telah kita capai belum

cukup maksimal walaupun peran serta dari semua pihak telah dilakukan,

oleh sebab itu dari hasil evaluasi yang kami lakukan masih perlu adanya

upaya-upaya dan dirangkum dalam program kerja termasuk adanya

sumber dana yang diharapkan dalam melaksanakan VISI dan MISI yang

telah kita canangkan.

Secara sepakat telah dicanangkan VISI dan MISI dan Tujuan Pendidikan

SDN Tanah Sereal 04 Petang sebagai berikut :

VISI

Terciptanya peserta didik yang kreatif, mandiri, yang didasari

iman dan taqwa. 19

MISI

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terampil dan

kreatif.

2. Melaksanakan KBM yang mengacu pada keaktifan dan kreatifitas.

17Wawancara dengan Bahrudin di SDN Tanah Sereal 04 Petang Pada tanggal 3

September 2013 18

Profil SDN Tanah Sereal 04 Petang

19Kurikulum SDN Tanah Sereal 04 Petang, h.6

Page 112: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

99

3. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

4. Menumbuhkan iman dan taqwa dalam perilaku sehari-hari.

5. Menjalin kerjasama yang baik sesama warga sekolah, komite dan

masyarakat.20

TUJUAN SEKOLAH

1. Membentuk Sumber Daya yang berkualitas dan berguna bagi dirinya,

keluarga, masyarakat dan negara.

2. Mampu mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

3. Mampu meraih prestasi akademik maupun non akademik.

4. Menguasai dasar IPTEK sebagai bekal melanjutkan sekolah yang

lebih tinggi.

5. Menjadi sekolah yang diminati dan disenangi masyarakat.

Adapun data peserta didik, data tenaga pendidik dan

kependidikan serta data fasilitas sekolah terlampir.

B. Kompetensi Akademik

Kompetensi akademik adalah kompetensi atau kemampuan yang

berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini

menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau

kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara. Kompetensi

akademik disebut pula kompetensi profesional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi

materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.

Guru harus memiliki pengetahuan yang luas, mendalam dari bidang ilmu yang

diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam

proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.21

Guru yang berkualifikasi

yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang daiajarkan, dapat me-

ngembangkan silabus yang ada. Guru sebagai tenaga profesional mengandung

20Kurikulum SDN Tanah Sereal 04 Petang, h.6

21Wawancara dengan Pak Haryanto, S.Pd, Kepala SDN Tanah Sereal 01 Pagi Pada

tanggal 02 Oktober 2013

Page 113: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

100

arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang

mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai

dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Kompetensi akademik memerlukan kreativitas, kecakapan menyesuaikan

keadaan yang berbeda-beda yang kesemuanya dituntut tanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya sebagai guru Pendidikan Agama Islam, karena kualitas

dan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam akan berdampak signifikan

terhadap kualitas pendidikan tersebut. Pada dasarnya tingkat kompetensi

profesional guru dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri yaitu

bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan yang diemban. Sedangkan faktor

luar yang diprediksi berpengaruh terhadap kompetensi profesional seorang guru

yaitu kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan

pemimpin guru di sekolah. Tugas guru pada dasarnya adalah mendidik para

siswa agar dapat mengemban potensi para anak didiknya baik yang menyangkut

kognitif, efektif maupun psikomotornya, guru dikatakan profesional apabila

mampu menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan

mendatangkan prestasi belajar yang baik. Itulah sebabnya Islam memandang

guru sangat mulia, karena itulah Islam menempatkan orang-orang yang beriman

dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan manusia

lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Mujadilah: 11)

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikataka kepadamu:‖Berlapang-

lapanglah dalam majlis‖, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberikan

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: :Berdirilah kamu‖, Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadila:11)22

22

Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, Juz-30, 793.

Page 114: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

101

Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) saat ini, dalam hal penilaian atau evaluasi, ditinjau dari sudut

profesionalisme tugas kependidikan maka dalam melaksanakan kegiatan

penilaian yang merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik

profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik

atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena

salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat

keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian

dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan

balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang

dilakukan.

Adanya komponen-komponen yang menunjukkan kualitas

mengevaluasi akan lebih memudahkan para guru untuk terus meningkatkan

kualitas menilainya. Baik

itu mempelajari fungsi penilaian,

mempelajari

bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian, menyusun teknik dan prosedur

penilaian,

mempelajari kriteria penilaian teknik dan proseur penialaian,

menggunakan teknik dan dan prosedur penilaian,

mengolah dan

menginterpretasikan hasil penilaian, menggunakan hasil penilaian untuk

perbaikan proses belajar mengajar, menilai teknik dan prosedur penilaian.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan

Kompetensi Guru, kompetensi professional guru PAI, adalah :

Page 115: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

102

Tabel 4.1

Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,

Kompetensi Professional Guru PAI

Kompetensi Profesional

No KOMPETENSI INTI

GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

20.

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang

diampu.

1. Kompetensi Guru mata pelajaran Pendidikan

Agama pada SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA,

SMK/MAK*

1.1 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

a. Menginterpretasikan materi, struktur,

konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang

relevan dengan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

b. Menganalisis materi, struktur, konsep,

dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan

dengan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

21.

Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran yang

diampu.

21.1 Memahami standar kompetensi mata

pelajaran yang diampu.

21.2 Memahami kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu.

21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang

diampu.

22.

Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu

sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

didik.

22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu

secara kreatif sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

23.

Mengembangkan

keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan

melakukan tindakan

reflektif.

23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri

secara terus menerus.

23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka

peningkatan keprofesionalan.

23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk

peningkatan keprofesionalan.

23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar

dari berbagai sumber.

24.

Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

untuk mengembangkan diri.

24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam berkomunikasi.

24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk pengembangan diri.

Dari indikator di atas yang telah dicapai melalui profesionalisme guru

PAI di SDN kelurahan Tanah Sereal.

1. Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang

relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Page 116: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

103

2. Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan

dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan

memahami Standarnkompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

4. Mengembangkan materi pembelajaran yang secara kreatif, dengan memilih

materi pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

5. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif, dengan melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara

terus menerus, memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan, dan mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai

sumber. Adapun secara rinci Kompetensi Akademik guru PAI di SDN kelurahan

Tanah Sereal mengacu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru adalah sebagai berikut.

1. Mempunyai pengetahuan yang tepat tentang mata pelajaran, karena para

guru selalu memperdalam materi-materi yang akan diajarkan dengan cara

meluangkan waktu untuk membaca, kajian bersama tentang materi

pembelajaran. Menurut Pak Bahrudin dalam wawancara mengungkapkan

―Meskipun saya sudah tidak muda lagi, tapi saya selalu menyempatkan

waktu untuk membaca kembali materi yang akan dipalajari dan

memperdalam materi dengan membaca lalu mengkajinya‖.23

2. Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan mata pelajaran dengan

tingkat pemahaman peserta didik. ―Setiap guru harus menyesuaikan mata

pelajaran yang akan disampaikan dengan tingkat pemahaman siswa, baik

materi beserta metode harus disesuaikan dengan pemahaman siswa agar

siswa memahami dengan baik materi yang disampaikan gurunya‖.24

23Wawancara dengan Pak Bahrudin, S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 04 Petang, 13

Februari 2013 24

Wawancara dengan Lily, S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 02 Petang Pada tanggal

11 Februari 2013

Page 117: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

104

Selain itu Ibu Lilypun menyampaikan bahwa ―Tingkat pemahaman itu

berbeda-beda dalam tingkatannya, sebagai guru profesional tentu harus

dapat menyesuaikan materi dengan kebutuhan peserta didik kita, hal ini

dilakukan ketika membuat perencaan pembelajaran, baik itu pemilihan

indikator, tujuan, materi beserta metode yang memerlukan pengkajian lebih

dalam agar apa yang kita sampaikan dapat diterima dengan sebaik-baiknya

dan memberikan manfaat untuk anak didik kita‖.25

3. Menyampaikan mata pelajaran dan topik-topik yang diajarkan dengan jelas.

―Ini sangat mempengaruhi apakah anak dapat memahami yang disampaikan

atau tidak, bahasa verbal ini yang kemudian akan dipahami oleh anak, jadi

guru dalam menyampaikan pembelajaran menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh anak, menggunakan alat peraga dan metode yang tidak

membosankan‖.26

Selain itu dalam angket yang diberikan oleh guru pada

anak di SDN kelurahan Tanah Sereal dengan masing-masing satu orang

anak dari masing-masing sekolah mengemukakan pada dasarnya dalam

menyampaikan materi pendidikan PAI secara resmi di kelas, guru

pendidikan agama Islam baru memulai pelajaran dalam suasana kelas yang

tenang, dalam menerangkan sesuai dengan materi yang sedang dibahas,

berbicara dengan lancar dan bertingkah laku yang dapat mendorong gairah

belajar siswa.

4. Mempunyai organisasi mata pelajaran yan sistematis dengan mengikuti

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan melengkapi perangkat

pembelajaran.

5. Memiliki dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, dan

prestasi akademik. Ini salah satu syarat kompetensi yang harus dimiliki

seorang guru profesional, contohnya guru Pendidikan Agama Islam di SDN

Kelurahan Tanah Sereal memiliki ijazah yang memang di bidang

keagamaan sekolah dasar, yaitu sebagai berikut.

25

Wawancara dengan Lily, S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 02 Petang Pada tanggal

11 Februari 2013 26

Wawancara dengan Nasita, S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 03 Pagi Pada tanggal

13 Februari 2013

Page 118: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

105

a. Lili Muslihah, Guru Pendidikan Agama Islam di Tanah Sereal 02 Petang,

Sarjana Pendidikan Agama 2002 dari Universitas Darul Rohman.

b. Nasita, Guru Pendidikan Agama Islam di Tanah Sereal 03 Pagi, Sarjana

Pendidikan Agama 2009 dari Universitas Madlaul Anwar.

c. Bahrudin, Guru Pendidikan Agama Islam di Tanah Sereal 04 Petang,

Sarjana Pendidikan Agama 2009 dari Universitas Madlaul Anwar.

6. Memiliki pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran. ―Salah satu tugas guru sebelum mengajar yaitu saya selalu

merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah

disusun tersebut dalam istilah ini dinamakan administrasi guru‖.27

Kemampuan profesionalisme guru di atas dikembangkan dengan

mengikuti kegiatan workshop dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan

dunia pendidikan. Workshop dan pelatihan yang dikuti oleh guru diantaranya.

1. Pelatihan Manajemen Pendidikan (Jakarta, 9-13 September 2002). Nasita

dan

2. Pelatihan Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Tingkat Sekolah

Dasar (Jakarta, 6-8 Desember 2007)

3. Seminar Peran Serta Tuppi dalam Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang

Berkualitas dan Tenaga Pendidik yang Profesional (2008)

4. Indahnya Syarikat Islam (25 Agustus 2008)

5. Seminar Talk Show dan Businnes Overview Aritmatika Jari Metode AHA

(Asmaul Husna Airmatic) 2009

6. Seminar Nasional Kependidikan dengan teman Menuju Indonesia brau

Masyarakat yang Cerdas dan Makmur melalui Guru Sejahtera dan

Profesional (2009).

7. Workshop Muballighoh Sejabotabek (2009)

8. Certificate This is To Certify That Hypnorenting (2009)

9. Seminar The Magic of Mind mapping (22 Mei 2010)

10. Workshop Kurikulum 2013 se-DKI Jakarta (Januari 2014)

27

Wawancara dengan Nasita, S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 03 Pagi Pada tanggal

13 Februari 201

Page 119: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

106

Serangkaian pelatihan di atas akan menambah pengetahuan dan

ketrampilan guru-guru. Dalam hal ini Jejen Musfah mengatakan dalam bukunya

Peningkatan Kompetensi Guru, bahwa:

Pengetahuan dan ketrampilan guru semestinya berkembang setiap saat

sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat.

Kemajuan ilmu pengetahuan,teknologi dan masyarakat harus direspon para guru

dengan cara belajar melalui beragam sumber belajar. Menjadi guru

pembelajaran membutuhkan motivasi tinggi dan ketersediaan fasilitas dan

program belajar dari lingkungan di mana guru bekerja dan tinggal.28

Profesional berhubungan dengan profil guru, ―Guru idaman merupakan

Produk dari keseimbangan antara penguasa aspek keguruan dan disiplin ilmu‖ .29

Keduanya tidak perlu dipertentangkan melainkan bagaimana guru tertempa

kepribadiannya dan terasah aspek penguasaan materinya. Kepribadian guru yang

utuh dan berkualitas sangat penting karena dari sinilah muncul tanggung jawab

profesional sekaligus menjadi inti kekuatan profesional dan kesiapan untuk

selalu mengembangkan diri.

Hasil penelitian membuktikan bahwa, guru mampu bersikap profesional

dengan mengembangkan kompetensi yang ada dalam dirinya hal ini dilakukan

oleh Nasita seorang guru Agama Islam, ia mengemukakan : ―Saya selalu

berusaha mengembangkan diri dengan mencoba menulis tentang materi

pelajaran yang saya ajarkan dengan mengaitkannya pada ayat-ayat Al-Quran

tentang penciptaan alam ini‖. (Wawancara pribadi, dengan Ibu Nasita, sekolah

SDN Tanah Sereal 03 Pagi, 22 Januari 2014). Hal ini dikuatkan oleh salah

seorang Kepala Sekolah Ibu Yuniarti yang mengatakan: ―Guru-guru yang

mengajar hampir semua menguasai materi yang diajarkan dan memiliki

wawasan yang luas tentang materi tersebut‖. (Wawancara pribadi, dengan

Yuniarti, Kepala SDN Tanah Sereal 03 Pagi, 22 Januari 2014). Guru yang

memiliki wawasan keilmuan luas, dapat menimbulkan semangat belajar siswa.

28Jejen musfah, Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber Belajar

Teori dan Praktek ( Jakarta: Kencana, 2011),h.59. 29

Mimbar Pendidikan IKIP Bandung, No. 3/ September 1987, h.87

Page 120: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

107

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, harus direspon oleh para

guru. Maksudnya para guru agar dapat terangkat harkat, martabat dan

kesejahteraannya, serta dapat memposisikan profesinya sejajar dengan profesi-

profesi yang lain seperti Dokter, Arsitek, Advokat dan lain-lain. Oleh sebab itu

sekolah mengadakan pelatihan dan mengikutsertakan guru-gurunya dalam

berbagai pelatihan yang diselenggarakan di luar sekolah. Adapun yang sudah

memperoleh pembekalan kurikulum 2013 adalah ibu Lili dari SDN Tanah Sereal

02 Petang, karena hubungan dan tempat mengajar dekat sehingga setelah

pembekalan kurikulum 2013 guru PAI kelurahan Tanah Sereal mengadakan

sharing atau berbagi ilmu tentang kurikulum 2013 dari yang sudah mendapatkan

pembekalan kepada yang belum, sehingga guru PAI di kelurahan Tanah Sereal

dinyatakaan profesionall semua.

C. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh

guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan

mendalam. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen

kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan yang dimiliki oleh

guru PAI kelurahan tanah Sereal berkenaan dengan aspek-aspek pedagogik,

adalah sebagai berikut.

1. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

sosial, kultural, emosional dan intelektual sehingga ada pengarahan yang

diberikan kepada siswa selain pembelajaran di kelas juga melewati kultum

yang sering diadakan setiap hari Jumat. ―Tugas guru itu bukan hanya

menyampaikan materi tetapi ada moral yang harus dimiliki setiap anak, h ini

biasanya saya terapkan melalui nasihat yang disampaikan lewat

pembelajaran atau ceramah yang disampaikan setiap hari Jumat sebagai

Page 121: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

108

pembiasaan, selain itu untuk menerapkan akhlak yang sesuai dengan agama

Islam, saya selalu berusaha memahami setiap karakter dari anak didik saya

baik itu ketika mengajar di kelas atau di luar pembelajaran, memang agak

sedikit sulit dan memerlukan waktu yang cukup, namun ini salah satu cara

agar kita mengetahui karakter dari masing-masing anak, dan untuk tindak

lanjut biasanya saya menyoroti anak yang bermasalah dengan moral dan

emosional dengan memberikan arahan berupa nasihat-nasihat, yang

bermasalah dengan aspek fisik dan sosial karena malu dengan keadaan

dengan selalu memberikan motivasi dan aspek pengetahuan dengan

memberikan dorongan supaya rajin lagi dalam belajar‖.30

2. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik denga cara melakukan pembelajaran yang variatif dengan

penggunaan berbagai metode dan media pembelajaran. ―Saya pernah

melihat guru pendidikan agama Islam saya menggunakan media

pembelajaran dalam menyampaikan materinya dan siswa terlihat antusias

dalam pembelajaran‖.31

Dari hasil angket anak pun disimpulkan bahwa

dalam menyampaikan materi pelajaran PAI secara resmi di kelas, guru PAI

sering menggunakan alat peraga pelajaran untuk menjelaskan tugas/

pekerjaan rumah untuk menarik perhatian siswa

3. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan pelajaran yang

dapat menjadikan siswa merasa betah di dalam kelas.

Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik, yaitu

diadakan pembacaan surat-surat setiap hari rabu, dan eskul marawis yang

diselenggarakan setiap hari sabtu.

30Wawancara dengan Nasita, S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 03 Pagi Pagi Pada

tanggal 13 Februari 2013 31

Wawancara dengan Yuniarti, S.Pd, Kepala Sekolah SDN Tanah Sereal 03 Pagi Pada

tanggal 13 Februari 2013

Page 122: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

109

―Banyak bakat yang harus dikembangkan dari setiap anak didik

kita, salah satu caranya dengan mengikuti eskul, maka diadakanlah eskul

marawis yang diselenggarakan setiap hari Sabtu yang diikuti oleh anak

dari kelas dua sampai kelas lima, selain itu anak dilatih untuk membaca

surat-surat pendek yang diselenggarakan setiap hari Rabu sebagai

pembiasaan‖.32

4. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, dalam bidang non

akademik yakni: kegiatan lomba-lomba dengan keteragan lomba yang

pernah mendapat juara. Adapun lomba yang pernah diikuti oleh anak didik

yaitu sebagai berikut.

a. Juara 1 kaligrafi Putra (SDN Tanah Sereal 01 Pagi) di tingkat kota madya

yang bertempat di wali kota pada tahun 2009.

b. Juara III Pidato Putra (SDN Tanah Sereal 01 Pagi) di tingkat kota madya

yang bertempat di wali kota pada tahun 2009.

c. Juara II Kosidah Putri (SDN Tanah Sereal 01 Pagi) di tingkat kota madya

yang bertempat di Kandepag pada tahun 2009.

d. Juara I Pidato Putra (SDN Tanah Sereal 01 Pagi) di tingkat kecamatan

yang bertempat di Duri Utara pada tahun 2009. Dan masih banyak lagi.

5. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan

hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. ―Penilaian ini

dilakukan di akhir pembelajaran, dan setelah pembahasan bab selesai,

penilaian ini kemudian di analisis untuk ditindak lanjuti sebagai reflektif

untuk peningkatan kualitas pembelajaran selanjutnya‖.33

32 Wawancara dengan Lili , S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 02 Petang Pada tanggal

11 Februari 2013 33

Wawancara dengan Lily, S.Pd, Kepala Sekolah SDN Tanah Sereal 03 Pagi Pada

tanggal 11 Februari 2013

Page 123: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

110

Siswa dalam angketnya memberikan kesimpulan bahwa pada setiap akhir

penyajian bidang studi PAI, terutama menyelesaikan tugas pekerjaan

rumahnya, guru bidang studi sering menyodorkan soal-soal test untuk

mengadakan evaluasi/penilaian sesuai isi materi yang telah diberikan pada

siswa-siswanya secara resmi di kelas.

Seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas

maupun di lingkungan sekolah harus menggunakan bahasa yang santun, sopan

dan mendidik. Menurut Mulyasa bahwa di dalam Standar Nasional Pendidikan

pasal 28 ayat 3 butir a menjelaskan pengertian dari kompetensi pedagogik guru

adalah Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik utuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa

kompetensi pedagogik guru ialah kemampuan seorang guru didalam mengelola

atau mengatur pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik.34

D. Kompetensi Kepribadian

Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus

memiliki keribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Kompetensi

kepribadian ini adalah salah satu kemampuan personal yang harus dimiliki oleh

guru profesional dengan cara mencerminkan kepribadian yang baik pada diri

sendiri, bersikap bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta

mempunyai akhlak mulia untuk menjadi sauri teladan yang baik. Melalui

kompetensi pribadi seorang guru harus memiliki kepribadian yang mantap dan

patut untuk diteladani. Dengan demikian seorang guru mampu menjadi seorang

pemimpin yang menjalankan peran: Ing Ngarso Sung Tulada Ing Madya Mangun

Karsa Tut Wuri Handayani.

34Enco Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik dan

Implementasi), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. h.75.

Page 124: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

111

Oleh karena itu guru harus mmpu menata dirinya agar menjadi panutan kapan

saja, dimana saja dan oleh siapa saja, lebih-lebih oleh guru pendidikan agama

Islam yang menempatkan diri sebagai pembimbing rohani siswanya yang

mengajarkan materi agama Islam, sehingga ada tanggung jawab yang penuh untuk

menanamkan nilia-nilai akhlakul karimah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW

merupakan suri tauladan bagi umatnya sebagaimana firman Allah SWT dalam

surat Al-Ahzab ayat 21:

والوم الآخر وذكر الل أسوة حست لوي كاى رجو الل (12)األحزاب: كثرا. لقد كاى لكن ف رسول الل

―Sesungguhnya telah ada pada (diri ) Rasulullah SAW itu suri tauladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah‖. (Q.S. Al-Ahzab ayat

21). Kompetensi ini terkait dengan guru sebagai teladan, beberapa aspek

kompetensi ini misalnya: dewasa, stabil, arif dan bijaksana, berwibawa, mantap,

berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,

mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Kompetensi kepribadian guru PAI di SDN kelurahan Tanah Sereal dalam

melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut.

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia, yang mencakup: a. Menghargai peserta didik tanpa

membedakan suku, adat-istiadat, daerah asal, dan jender, b. Bersikap sesuai

dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam

masyarakat, dan kebudayaan Indonesia yang beragam. ―Apalagi di Kota

Jakarta ini, anak didik saya berasal dari berbagai daerah dan istiadat, bahkan

ada yang berbeda agama, namun saya tetap belajar untuk menghargai

perbedaan tidak ada yang di anak emaskan dalam pembelajaran begitupun

dalam memberikan hukuman guru PAI tidak membedakan antara siswa satu

dengan siswa yang lain‖35

35Bahrudin, S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 04 Petang

Page 125: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

112

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat yang mencakup: a. berperilaku jujur, tegas

dan manusiawi, b. berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak

mulia melalui cara berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam c.

berperilaku yang diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat,

misalnya melaksanakan sholat duha di sela-sela jam istirahat, selalu

membuka pelajaran dengan mengajak siswa berdoa terlebih dahulu.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, memberikan arahan kepada siswa agar berperilaku sopan di

kelas.

4. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, bangga menjadi

guru dan percaya pada diri sendiri, bekerja mandiri secara profesional.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru baik itu memahami, menerapkan

dan berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

Kompetensi personal atau pribadi, artinya seorang guru harus memiliki

kepribadian yang mantap dan patut untuk diteladani. Guru merupakan model

atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia

sebagai guru.

Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan

mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang

menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Dengan demikian seorang guru

mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran: Ing Ngarso Sung

Tulada Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani.

Oleh karena itu guru harus mampu menata dirinya agar menjadi panutan

kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja, lebih-lebih oleh guru pendidikan

agama Islam yang menempatkan diri sebagai pembimbing rohani siswanya yang

mengajarkan materi agama Islam, sehingga ada tanggung jawab yang penuh

untuk menanamkan nilia-nilai akhlakul karimah yang dilakukan oleh Rasulullah

SAW merupakan suri tauladan bagi umatnya.

Page 126: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

113

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21:

( : 21)

‖Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah‖. (Qs. Al-Ahzab ayat

21)

E. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid

dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik

dan masyarakat sekitar. seorang guru harus mampu berkomunikasi baik dengan

siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas. Seseorang guru bukan hanya

bertugas disekolah saja, tetapi juga dirumah dan dimasyarakat. Dirumah guru

sebagai orang tua adalah pendidik bagi putra-putrinya, dimasyarakat guru harus

bisa bergaul dengan mereka, dengan cara saling membantu, tolong

menolong, sehingga ia tidak dijauhi oleh masyarakat sekitar, sebagaimana firman

Allah Qs. Al-Maidah ayat 2.

ش… إى الل (1)الوائدة: دد العقاب.وتعاووا علي البر والتقوى ولا تعاووا علي الإثن والعدواى واتقوا الل

‖……..Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan janganlah tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran dan

bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-

NYA“.)Qs. Al-Maidah: 2).

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi

sosial guru PAI SDN kelurahan Tanah Sereal ditunjukkan dalam kesehariannya,

yang meliputi:

1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik

dan tenaga kependidikan.

Page 127: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

114

3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi sosial guru dikembangkan pula melalui kegiatan bakti sosial

baik itu peduli korban banjir, kebakaran, dan jika ada wali dari murid ada

yang meninggal dunia. Salah satunya guru melatih kepekaan sosialnya

dengan cara mendatangi korban kebakaran di sekitar sekolah juga mengajak

siswanya untuk memiliki jiwa sosial mengumpulkan dana sosial untuk

membantu korban kebakaran dan setelah dana sosial terkumpul guru

mendatangi korban dan memberikan dana sosial yang sudah terkumpul

untuk membantu korban tersebut.

Dari jawaban angket anak dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya

dalam cara menyampaikan bidang studi PAI secara resmi di kelas, dalam

pembicaraan dan tingkah laku guru PAI bertindak, tegas lemah lembut, sabar,

simpatik, dan disiplin seperti seorang ibu pada anaknya.

Menurut Musaheri bahwa karakteristik guru yang memiliki kompetensi

sosial adalah berkomunikasi secara santun dan bergaul secara efektif.36

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif

dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi

(a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik

disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah

(c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak

lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan

profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat

melaksanakan tugasnya secara profesional.

Keempat kriteria tersebut dijadikan penulis sebagai acuan apakah guru

PAI di SDN Keluruhanan Tanah Sereal. Keempat kriteria tersebut biasanya

didapat dan dikembangkan ketika menjadi calon guru dengan menempuh

pendidikan di perguruan tinggi khususnya jurusan kependidikan.

36Musaheri, ke-PGRI-an, (jogjakarta: Diva Press, 2009. h.203.

Page 128: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

115

Dari empat guru PAI yang ada di Kelurahan Tanah Sereal, semuanya

adalah lulusan dari sekolah tentang kependidikan agama.

Hal ini dikarenakan adanya kesadaran dan keseriusan dari guru untuk

mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Karena kian hari tantangan

dan perubahan zaman membuat proses pendidikan juga harus berubah.

Profesionalitas guru merupakan proses peningkatan kualifikasi atau

kemampuan guru untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau

perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesional mengandung makna

dua dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan

praktis. Aksentasinya dapat dilakukan melalui penelitian, diskusi antar rekan

seprofesi, penelitian dan pengembangan, membaca karya akademik terkini, dan

sebagainya. Kegiatan belajar mandiri, mengikuti pelatihan, penataran, studi

banding, observasi praktikal, dan lain-lain menjadi bagian integral upaya

profesionalisasi.

Strategi yang dapat dipakai untuk meningkatkan profesionalitas amat

banyak baik yang dilakukan di dalam sekolah misalnya diskusi MGMP, seminar,

diklat maupun di luar sekolah misalnya studi lanjut, program magang bagi calon

guru dan sebagainya. Adapun kegiatan belajar mandiri seperti penataran yang

pernah diikuti oleh guru PAI di SDN kelurahan Tanah Sereal (terlampir). Salah

satu faktor utama demi terciptanya peserta didik yang memiliki kecakapan hidup

dengan segala macam bentuk keterampilan dengan mengedepankan moral serta

ahklakul karimah adalah denga adanya keberadaan seorang tenaga pendidik

khususnya dalam bidang PAI yang profesional.

Persoalan yang penting dalam dunia pendidikan adalah keberhasilan

proses pembelajaran. Hasil pendidikan ini akan dianggap tinggi mutunya apabila

kemampuan sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh para pendidik berpotensi

pada peserta didik. Oleh karena itu upaya profesionalisasi guru mutlak harus

dilaksanakan, mengingat guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensinya baik

ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik, guru juga orang yang bertanggung

jawab memberikan pertolongan kepada peserta didiknya dalam pertumbuhan

Page 129: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

116

dan perkembangannya agar dapat mencapai tingkat kedewasaa serta mampu

mandiri dalam memenuhi tugas sebagai manusia hamba Allah.

F. Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN kelurahan

Tanah Sereal

Pada dasarnya profesionalisasi guru PAI merupakan suatu proses

berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan, baik pendidikan

prajabatan (preservice training) maupun pendidikan dalam jabatan (in-service

training) agar para guru PAI benar-benar memiliki profesionalitas yang standar.

Usaha dalam peningkatan dan pengembangan tenaga kependidikan khususnya

guru dapat dilakukan secara perorangan, ataupun juga dapat dilakukan secara

bersama. Secara perorangan, peningkatan mutu profesi dapat dilakukan baik

secara formal maupun informal. Untuk mendapatkan derajat profesionalitas

yang diidamkan oleh para guru PAI, harus terpenuhi standar kualifikasi, standar

kompetensi dan sertifikasi.

1. Standar Kualifikasi Guru PAI

Standar kualifikasi guru PAI mengarah pada jenjang pendidikan minimal

S1/D-IV jurusan PAI PTAI yang terkreditasi. Guru PAI di SDN Kelurahan

Tanah Sereal jenjang pendidikan semua guru PAI sudah S1 di bidang

Pendidikan Agama Islam.

2. Standar Kompetensi Guru PAI

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PP 74/2008

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Empat

kompetensi guru tersebut bersifat holistik, artinya merupakan satu kesatuan utuh

yang saling terkait.

Khusus untuk guru PAI berdasar Permenag Nomor 16/2010 pasal 16

ditambah satu kompetensi lagi yaitu kompetensi kepemimpinan, meliputi:

a. kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pengamalan ajaran agama

dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai materi dari

proses pembelajaran agama;

Page 130: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

117

b. kemampuan mengorganisasikan potensi unsur sekolah secara sistematis

untuk mendukung pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas

sekolah;

c. kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator, pembimbing dan

konselor dalam pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas

sekolah; serta

d. kemampuan menjaga, mengendalikan, dan mengarahkan pembudayaan

pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah dan menjaga

keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

3. Sertifikasi Guru PAI

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik bagi guru/calon

guru yang telah memenuhi persyaratan dan lulus uji kompetensi. Sertifikasi

dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan

yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi

guru meliputi peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi. Uji kompetensi

dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan

pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan

kepribadian. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi

dengan peningatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

Mengenai hal ini semua guru PAI kelurahan tanah Sereal sudah memiliki

sertifikasi Guru PAI dengan lebih rinci sebagai berikut.

1. Lili Muslihah, Guru Pendidikan Agama Islam di Tanah Sereal 02 Petang,

Guru Profesional Bidang Studi PAI 30 Desember 2013 dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dan sudah memperoleh pembekalan Kurikulum 2013.

Mengacu pada UU No. 14 Tahun 2005 guru yang profesional yaitu guru yang

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik.

Kualifikasi akademik Lili Muslihah sudah sesuai dengan bidangnya yaitu

Sarjana Pendidikan Agama Islam. Keempat kompetensi yakni kompetensi

Kompetensi pedagogik yang dimiliki sudah muncul yaitu dapat mengelola

Page 131: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

118

pembelajaran peserta didik khususnya dalam bidang Pendidikan Agama

Islam, kompetensi kepribadian yang dimiliki sudah mantap, yakni berakhlak

mulia, arif, dan berwibawa dan dapat menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi profesional dikembangkan dengan penguasaan materi pelajaran

secara luas sudah mampu dikembangkan meskipun tidak melalui media iptek

tetapi dengan sumber lain (buku yang sesuai dengan materi pembelajaran

yang sedang dibahas). Kompetensi sosial sudah terlihat melalui

berkomunikasi dan berinteraksi yang baik dengan peserta didik, dan sesama

guru. Kompetensi profesional sesama guru Pendidikan Agama Islam

kelurahan Tanah Sereal yang belum memperoleh pembekalan Kurikulum

2013 sering berdiskusi atau berbagi ilmu dengan yang sudah memperoleh

pembekalan Kurikulum 2013.

2. Nasita, Guru Pendidikan Agama Islam di Tanah Sereal 03 Pagi, Guru

Profesional Bidang Studi PAI 30 Desember 2010 dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Memiliki profesionalisme guru, dilihat dari empat

kompetensi yang sudah dikembangkan oleh Nasita. Kualifikasi pendidik

Agama Islam sudah sesuai dengan bidangnya yaitu Sarjana Pendidikan

Agama Islam. Kompetensi akademik yang dimiliki dapat memahami

karakteristik anak dan menyesuaikan materi dengan tingkat pemahaman anak.

Kompetensi pedagogik yang dimiliki dapat mengelola pembelajaran peserta

didik khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Kompetensi

kepribadian yang dimiliki sudah mantap, yakni berakhlak mulia, arif, dan

berwibawa dan dapat menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional

dikembangkan dengan penguasaan materi pelajaran secara luas dan

mendalam melalui media iptek. Kompetensi sosial diterapkan melalui

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien baik dengan peserta

didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

3. Bahrudin, Guru Pendidikan Agama Islam di Tanah Sereal 04 Petang, Guru

Profesional Bidang Studi PAI 30 Desember 2010 dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Belum memperoleh pembekalan Kurikulum 2013 .

Page 132: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

119

Kualifikasi pendidik yang dimiliki Bahrudin sudah memiliki kualifikasi

akademik yang sesuai dengan bidangnya yaitu Sarjana Pendidikan Agama

Islam. Kompetensi akademik ditunjukkan dengan pengetahuan yang dimiliki

tepat dengan mata pelajaran yaitu selalu meluangkan waktu untuk

memperdalam materi dengan membaca. Kompetensi pedagogik yang dimiliki

dapat mengelola pembelajaran peserta didik khususnya dalam bidang

Pendidikan Agama Islam. Kompetensi kepribadian yang dimiliki sudah

mantap, yakni berakhlak mulia, arif, dan berwibawa dan dapat menjadi

teladan peserta didik. Kompetensi profesional dikembangkan dengan

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam melalui media iptek.

Kompetensi sosial diterapkan melalui berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif dan efisien baik dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Ketiga guru tersebut bersikap profesionalisme karena lima hal berikut ini.

1. Menguasai landasan pendidikan.

2. Menguasai materi.

3. Memiliki kemampuan menyusun program.

4. Melaksanakan program pengajaran.

5. Melakukan evaluasi (memiliki hasil belajar).

Selain itu, ketiga guru tersebut bersikap dewasa, dapat mengendalikan

diri, tidak muda terbawa emosi. Bersikap objektif, dapat memisahkan urusan

tugas dengan urusan pribadi. Selain itu mengacu pada UU No. 14 Tahun 2005

guru yang profesional yaitu guru yang memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, dan sertifikat pendidik. Kualifikasi ketiga pendidik Agama Islam

tersebut yaitu Lili Muslihah, Nasita, dan Bahrudin sudah memiliki kualifikasi

akademik yang sesuai dengan bidangnya yaitu Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Kompetensi pedagogik yang dimiliki dapat mengelola pembelajaran peserta

didik khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Kompetensi

kepribadian yang dimiliki sudah mantap, yakni berakhlak mulia, arif, dan

berwibawa dan dapat menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional

dikembangkan dengan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam

Page 133: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

120

melalui media iptek. Kompetensi sosial diterapkan melalui berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien baik dengan peserta didik, sesama guru,

orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Selain itu, untuk mengembangkan kompetensi profesional sesama guru

Pendidikan Agama Islam kelurahan Tanah Sereal yang belum memperoleh

pembekalan Kurikulum 2013 sering berdiskusi atau berbagi ilmu dengan yang

sudah memperoleh pembekalan Kurikulum 2013, akhirnya seluruh guru-guru

PAI Kelurahan Tanah Sereal dinyatakan profesional. Adapun kegiatan Program

Kerja Guru sebagai berikut.

Tabel 4.2

Kegiatan Program Kerja Guru (PKG)

Tingkat Nama

kegiatan Tujuan/ peserta

Lama

kegiatan

Tempat

kegiatan Fasilitator

Pusat

Latihan

kerja ins-

truktur

Mempersiapkan

bahan PKG dan

LKIGI tingkat

Provinsi

Satu kali

pada awal

semester

selama dua

minggu

PPPG

mata

pelajaran

Tim Pengembang

Nasional (instruk-

tur, konsultan na-

sional, konsultan

internasional, dan

staf dikmenum)

Kursus

pendala

man

materi

(KPM)

Membantu instruktur

dan guru inti dalam

memahami bahan

ajar

Satu kali

setiap

tahun,

masing-

masing

selama dua

minggu

PPPG

mata

pelajaran,

kampus

perguruan

tinggi

Dosen perguruan

tinggi

Provinsi

Latihan

kerja

guru inti

(LKGI)

Membantu guru inti

dalam menyiapkan

kegiatan di sanggar

PKG. peserta : Guru

inti dari seluruh

sanggar PKG di

kabupaten/kota

Setiap

awal

semester

selama dua

minggu

BPG dan

sejumlah

Center

yang

ditentukan

Instruktur

provinsi yang

telah mengikuti

LKI di tingkat

nasional

Pemanta

pan keja

guru

(PKG)

untuk

guru di

sekolah

terpencil

Membantu guru di

sekolah terpencil

menyiapkan kegiatan

pembelajaran di

kelas selama satu

semester

2 minggu

in-service

training I,

6 minggu

on service

I, 2

minggu in-

service

training II,

6 minggu

on service

II,

BPG atau

tempat

lain yang

ditentukan

Instruktur

provinsi yang

telah mengikuti

LKI di tingkat

nasional

Page 134: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

121

Kab/kota

Kegiatan

sanggar

PKG

Membantu guru da-

lam menyiapkan ke-

giatan pembelajaran

di kelas untuk satu

semester. peserta :

Guru inti dari

seluruh sanggar PKG

yang bersangkutan

1 minggu

in-service ,

12 minggu

on service

Sanggar

PKG yang

dibangun

di SMA

Guru inti yang

telah mengikuti

LKGI di tingkat

provinsi

Kegiatan Program Kerja guru tersebut diharapkan dapat meningkatkan

profesionalisme guru dengan kegiatan yang dilaksanakan mulai dari kabupaten/

kota sampai tingkat pusat dimana kegiatan ini untun membantu guru dalam

menyiapkan kegiatan pembelajaran untuk satu semester. Selain guru program ini

dikembangkan kembali untuk menunjang profesionalisme dengan pelaksanaan

kegiatan penunjang program kerja guru sebagai berikut.

Tabel 4.4

Kegiatan Penunjang Program Kerja Guru (PKG)

No Nama kegiatan Peserta Tujuan

1 Latihan kerja

pengawas

Pengawas

dikmenum

Menyiapkan pengawas agar

mampu menunjang kegiatan guru

yang mengikuti kegiatan PKG

2 Latihan kepala

sekolah Kepala Sekolah

Menyiapkan Kepala Sekolah agar

mampu menunjang kegiatan guru

yang mengikuti kegiatan PKG

3 Kursus di luar

negeri Instruktur

Memperluas wawasan dari luar

negeri dan mendalami materi

4 Studi diploma di

perguruan tinggi

Instruktur yang

berprestasi terbaik

dalam kursus di

luar negeri

Meningkatkan kualifikasi dan

kompetensi instruktur

5 Studi s2 di luar

negeri

Peserta diploma

yang mencapai

prestasi terbaik

Meningkatkan kualifikasi dan

kompetensi instruktur

Kegiatan penunjang ini selain untuk menyiapkan dan meningkat

kualifikasi dan kompetensi baik untuk penagwas, kepala sekolah juga instruktur

juga memotivasi guru untuk selalu menerapkan sikap profesionalisme guru

dalam dirinya.

Sertifikasi guru merupakan keniscayaan masa depan untuk meningkatkan

kualitas dan martabat guru, menjawab arus globalisasi dan menyiasati sistem

desentralisasi. Selain itu guru PAI di SDN kelurahan Tanah Sereal telah

mengikuti latihan pengembangan profesional guru yang dilakukan oleh

Page 135: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

122

pemerintah baik itu melalui PKG guru PAI atau MGMP guru PAI. PKG

(Pemantapan Kerja Guru) dengan jenjang keahlian guru dalam PKG yang

digunakan sebagi standar dalam kegiatan PKG adalah Guru biasa, yaitu guru

mata pelajaran dengan berbagai latar pendidikan dan jejang pendidikan yang

sangat beragam, mulai dari D1 sampai dengan S1. Langkah-langkah tersebut

yang diambil oleh guru dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI di

sekolah yaitu ―Melalui PKG dan MGMP‖.37

37

Wawancara dengan Lily, S.Pd, Guru PAI SDN Tanah Sereal 02 Petang Pada tanggal

11 Februari 2013

Kemampuan guru dalam mengajar di sekolah dengan tetap

mengedepankan tingkat profesionalisme serta efektivitas belajar di Sekolah

sehingga tingkat profesionalisme guru dalam mengajar sudah mencapai target

pembelajaran, dengan demikian profesionalisme guru PAI sangat menunjang

terhadap pembelajaran di Sekolah terutama dalam efektivitas belajar siswa.

Tabel 4.3

Tugas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) No Tingkat Tugas

1 MGMP pada

umumnya

1. Memberikan motivasi pada guru-guru agar mengikuti kegiatan di

sanggar;

2. Meningkatkan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan

KBM;

3. Memberikan layanan konsultasi yang berkaitan dengan KBM;

4. Menunjang pemenuhan kebutuhan guru yang berkaitan dengan

KBM, khsusunya yang menyangkut semua materi pelajaran,

metodologi, system evaluasi, dan sarana penunjang;

5. Menyebarkan informasi tentang segala kebijakan yang berkaitan

dengan usaha-usaha pembaharuan pendidikan di bidang kurikulum,

metodologi, system evaluasi, dan melaporkan hasil kegitan MGMP

serta menetapkan tindak lanjut.

2 Provinsi

1. Mengkoordinasikan kegiatan MGMP tingkat provinsi untuk

dikembangkan ke tingkat kabupaten /kota dan sekolah;

2. Mempersiapkan program kegiatan MGMP baik program semester

maupun program tahunan;

3. Menyebarkan hasil penataran/pelatihan kerja di tingkat pusat ke

tingkat sanggar melalui MGMP tingkat kab/kota, kecamatan, dan

sekolah untuk mendapatkan penyeleseian;

4. Mendiskusikan saran dan pendapat dari sanggar dan MGMP tingkat

kab/kota;

5. Melaporkan kepada kepala Kanwil dan Kabid Dikmenum (sekarang

Dinas Pendidikan) mengenai pelaksanaan program dan kegiatan baik

yang sudah maupun yang akan dilaksanakan.

3 Kab/kota 1. Mengkoordinasikan kegiatan MGMP di daerahnya;

2. Menyebarluaskan hasil penataran di tingkat sanggar sampai sekolah;

Page 136: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

123

3. Mendiskusikan saran dan pendapat yang berkembang di sekolah,

sanggar maupun tingkat provinsi untuk mendapatkan penyeleseian;

4. Melaporkan kepada MGMP tingkat provinsi mengenai pelaksanaan

program dan kegiatan baik yang sudah maupun yang akan dilaksanakan

Organisasi MGMP bersifat nonstructural di lingkungan Depdiknas.

Meskipun demikian, MGMP memiliki struktur berjenjang mulai dari tingkat

provinsi, kab/kota, kecamatan, sampai sekolah. Pengurus MGMP terdiri dari

ketua, sekretaris, bendahara, dan naggota, dipilih secara musyawarah, dan

diperkuat dengan surat keputusan pejabat Depdiknas.

Adapun hasil dari angket yang telah diberikan kepada masing-masing

anak yang diambil secara acak ini, dimana masing-masing sekolah mengambil

sampel sebanyak 30 siswa jadi totalnya ada 90 siswa menerangkan bahwa 77,8%

menyatakan hal positif terhadap sikap guru dalam mengajar. Selain itu hasil dari

observasi kinerja guru menunjukkan 90% guru sudah melaksanakan tugasnya

dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa guru PAI di SDN Kelurahan Tanah

Sereal sudah profesional.

Dengan adanya profesionalisme guru ini ternyata memberikan dampak

positif terhadap mutu pendidikan diantaranya sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan latar belakang pendidikan

terhadap kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di Kelurahan

Tanah Sereal.

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama latar

belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan etos kerja terhadap

kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di Kelurahan Tanah

Sereal.

Page 137: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

124

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian dan analisis sebagaimana terdapat dalam bab

terdahulu dapat disimpulakan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Profesionalisme guru tidak dapat dipisahkan dengan tiga faktor yang

cukup penting yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi

guru, dimana ketiga faktor tersebut menjadi pendukung Profesionalisme guru

PAI di SDN Kelurahan Tanah Sereal yang dikembangkan melalui pelatihan atau

diklat.

Berdasarkan temuan dan pembahasan secara umum dapat disimpulkan

bahwa profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam Kelurahan Tanah Sereal

sudah memiliki profesionalisme yang baik, hal ini dibuktikan dengan kualifikasi

akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik.

1. Kualifikasi akademik sudah sesuai dengan bidangnya yakni semua guru

Pendidikan Agama Islam sudah menyelesaikan studinya dengan gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam.

2. Kompetensi yang dikembangkan sudah muncul dalam diri masing-masing

guru tersebut. Meliputi seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan, yang meliputi pedagogik, kepribadian,

sosial, profesional, dan kepemimpinan.

3. Sertifikasi guru Pendidikan Agama Islam pada guru-guru yang diteliti di

kelurahan Tanah Sereal menunjukkan kondisi baik dilihat dari kondisi guru

dalam memahami tujuan dan manfat program sertifikasi bagi profesi

keguruan, yang diikuti guru untuk sampai pada dinyatakan sebagai guru

professional (lulus program sertifikasi), dan seperti tingkat pemahaman dan

pengalaman guru dalam menjalani prosedur atau tahap demi tahap

pelaksanaan program sertifikasi.

Page 138: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

125

Faktor penghambat Profesionalisme guru PAI di SDN Kelurahan Tanah

Sereal dari analisa data hasil penelitian yang dilakukan penulis yaitu

pengembangan ilmu teknologi dimana sekarang ini sesuatu bisa didapatkan

melalui teknologi, serta kurangnya sarana dan prasarana.

Manfaat Profesionalisme guru PAI di SDN Kelurahan Tanah Sereal

dapat disimpulkan yaitu menambah pengetahuan dan ketrampilan guru-guru

diantaranya mempunyai pengetahuan yang tepat tentang mata pelajaran, dapat

berdiskusi mengenai kajian bersama tentang materi pembelajaran,

menyampaikan mata pelajaran dan topik-topik yang diajarkan dengan jelas,

mempunyai organisasi mata pelajaran yang sistematis dengan mengikuti

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan melengkapi perangkat

pembelajaran, memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik

dengan cara mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap

bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak

mulia untuk menjadi sri teladan yang baik. Serta memiliki cara yang baik dalam

berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan

orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Selain itu profesionalisme guru di SDN Tanah Sereal juga dibuktikan

dengan adanya hasil angket yang dijawab oleh siswa diperoleh hasil 77,8% guru

telah melaksanakan keprofesionalannya. Sedangkan dari observasi kinerja guru

rata-rata mencapai 90%.

B. Saran

Beberapa rekomendasi yang ingin disampaikan penulis dari hasil

penelitian dan analisis data ini adalah sebagai berikut.

1. Saran untuk Guru

a. Melihat pada pentingnya mutu pembelajaran dalam peningkatan mutu

pendidikan dan masih rendahnya mutu hasil pembelajaran pada temuan

penelitian, ke depan seyogyanya guru mengidentifikasi lebih jauh faktor-

faktor apa yang menjadi determinan terhadap mutu hasil pembelajaran

Page 139: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

126

selain dari profesionalisme guru. Hal ini tentu saja menjadi amat penting

dalam upaya peningkatan dan penjaminan mutu pembelajaran.

b. Guru diharapkan dapat lebih meningkatkan profesionalitasnya dari

berbagai upaya yang diselenggarakan, untuk mengembangkan

profesionalisme, dan pembentukan sistem yang dapat menunjang

peningkatan profesionalitas guru sebagai tenaga pendidik profesional.

c. Guru berkewajiban untuk merawat kondisi tersebut bahkan

meningkatkannya menjadi sangat baik. Dalam hal ini guru perlu

memperkuat diri dengan berbagai kegiatan seperti temu pertemuan asosiasi

profesi, workshop dengan guru-guru lain dalam pemecahan masalah yang

dihadapi di kelas, dan sebagainya.

2. Saran untuk Kepala Sekolah

a. Menjaga dan mengembangkan profesionalisme dan mutu pembelajaran

pasca sertifikasi guru, kepala sekolah perlu merancang dan

mengembangkan program yang tepat untuk guru.

b. Untuk memberikan penguatan terhadap pengembangan kapasitas individu

dalam berbagai hal, kepala sekolah sepatutnya memberikan bimbingan

kepada guru-guru pasca sertifikasi untuk menjadikan sertifikasi guru

sebagai media atau sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

bukan sebagai tujuan yang harus dicapai.

c. Untuk menanggulangi penurunan pada kinerja dan produktivitas guru,

maka kepala sekolah harus mengagendakan secara rutin pertemuan guru-

guru dengan berbagai pihak untuk pencapaian tujuan sekolah.

3. Saran untuk Pengawas

a. Menjaga dan mengembangkan profesionalisme dan mutu pembelajaran

pasca sertifikasi guru, pengawas sekolah perlu merancang dan

mengembangkan program yang tepat untuk pembinaan guru, baik

melalui bimbingan individu maupun kelompok.

b. Untuk memberikan penguatan terhadap pengembangan kapasitas

individu dalam berbagai hal, pengawas sepatutnya memberikan

bimbingan kepada guru-guru pasca sertifikasi untuk menjadikan

Page 140: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

127

sertifikasi guru sebagai media atau sarana untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan bukan sebagai tujuan yang harus dicapai.

c. Guru-guru pasca sertifikasi untuk menjadikan sertifikasi guru sebagai

media atau sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan dan bukan

sebagai tujuan yang harus dicapai.

4. Saran untuk Kepala Dinas Pendidikan Kab. Kota

a. Penanganan fasilitasi sertifikasi bagi guru-guru menunjukkan kondisi

baik. Ke depan hal ini sepatutnya dipelihara dan dikembangkan secara

lebih merata.

b. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa sertifikasi guru

kurang berdampak terhadap profesionalisme dan mutu pembelajaran.

Kondisi ini seyogyanya ditangkap oleh kepala dinas pendidikan kab./kota

dan jajarannya untuk mengembangkan program lebih jauh mengenai

upaya-upaya pemeliharaan yang harus dilakukan di tingkat kab./kota

terhadap guru-guru pasca sertifikasi.

c. Untuk menjamin kebermutuan hasil, baik akademik maupun non

akademik, sepatutnya kepala dinas kab./kota beserta jajarannya

mengidentifikasi berbagai factor determinan terhadap mutu hasil

pembelajaran dan menjadikannya sebagai upaya perbaikan mutu

pendidikan.

5. Saran untuk Peneliti Selanjutnya

Temuan umum penelitian ini memiliki perbedaan dengan asumsi berbagai

ahli, dimana sertifikasi memiliki dampak terhadap profesionalisme guru dan

mutu pembelajaran. Untuk itu, peneliti selanjutnya perlu untuk meneliti ulang

variable penelitian dan mengembangkan varibel lainnya.

6. Saran untuk Masyarakat

Kepada masyarakat khususnya orang tua siswa diupayakan agar dapat aktif

berpartisipasi mendukung dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan

nasional, khususnya penerapan pola profesionalitas guru yang dilakukan di

SDN kelurahan Tanah Sereal.

Page 141: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

128

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Abu Syaikh. Lubaabut

Tafsir min Ibni Katsir, terjemahan, cetakan ke-4, Jilid. 5 (Jakarta:

Pustaka Imam Syafii, 2012)

Alma Buchari, M.Pd dkk. Guru Profesional, (Bandung : Alfabeta, 2009)

Arifin, M. Kapita Selekta Pendidikan Agama dan Umum,(Jakarta: Bina Aksara,

1991)

Arikunto. Manajemen Penelitian. (Jakarta:Rineka Cipta, 2005)

B.Uno, Hamzah. Model Pembelajaran. (Gorontalo: Bumi Aksara, 2007)

D. Marimba Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma‘Arif, 1989)

Danim, Sudarwan dan Khairil. Profesi Kependidikan. (Bandung: Alfabeta,

2011)

Departemen Agama RI. PedomanPengawasPendidikan Agama Islam pada

Sekolah Dasar dan Menengah (SD, SMP, SMA, dan SMK)

(DirektoratJenderalPendidikan Agama Islam, 2007)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Peningkatan Wawasan

Kependidikan Guru Agama, Bahan Dasar Peningkatan Keagamaan

(Islam) Guru Bukan Pendidikan Agama dan SLTA. (Jakarta: Depdikbud,

1998).

Elliot dan Dweck. Handbook Competence and Motivation.( New York: The

Guilford Press, 2005)

Feri, Azwan S. Manajemen ISO, Sikap dan Profesionalisme Guru Pendidikan

Agama Islam (Tesis Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011).

Furchan, A. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Pustaka (Pelajar:

Yogyakarta, 2004)

Hamalik, Oemar, Prof.Dr. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi Cet ke-4 (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).

Page 142: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

129

Iskandar, Agung. Menghasilkan Guru Kompeten & Profesional, (Jakarta: Bee

Media Indonesia, 2012).

Kusnandar. Guru Profesional:Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidkan Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007).

Kusnandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Serifikasi Guru Ed. I (Jakarta: Rajawali Press,

2009)

Kusnandar. Guru Profesional. (Jakarta: Rajawali Press, 2011)

Kurikulum SDN Tanah Sereal 01 Pagi. (Jakarta, 2012)

Kurikulum SDN Tanah Sereal 02 Petang. (Jakarta, 2011)

Kurikulum SDN Tanah Sereal 03 Pagi. (Jakarta, 2011)

Kurikulum SDN Tanah Sereal 04 Petang. (Jakarta, 2012)

Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi, Filsafat

dan Pendidikan, (Jakarta: Pusataka Al-Husna, 1989)

Mahmud. Metode Penelitian Pendididikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011)

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007)

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011)

Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Al-Tarbiyah Al-Islamiyah, (Al-Arabi: Dar al-

Fikr, tt).

Muhammad Surya. PercikanPerjuangan Guru Cet. I (Semarang: CV. Aneka

Ilmu, 2003).

Mulyasa. Implementasi KTSP, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Ed. I Cet

I (Jakarta: Bumi Karsa, 2008)

Mulyasa, Enco. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik dan

Implementasi), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)

Musaheri. ke-PGRI-an. (Jogjakarta: Diva Press, 2009)

Page 143: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

130

Muslih Usa, ed. Pendidikan Islam di Indonesia: Antara Cita dan

Fakta,(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999)

Mustofa, Dkk. Sistem Evaluasi Pendidikan Islam (Malang: STIT Raden Rahmat,

2002)

Nana, Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2006)

Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner:

Normatif parenalis, sejarah, filsafat, psikologi, sosiologi, manajemen,

teknologi, informasi, kebudayaan, politik, hokum. (Jakarta: Rajawali

Press, 2009)

Profil SDN Tanah Sereal 01 Pagi

Profil SDN Tanah Sereal 02 Petang

Profil SDN Tanah Sereal 03 Pagi

Profil SDN Tanah Sereal 04 Petang

Rachman, Abdul Saleh. Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi, dan

Aksi, (Jakarta: PT Maries, 1999).

Rahman, Fatur. Pengembangan Profesionalisme Guru Madrasah di Pondok

Pesantren, (Tesis Program Pascasarjana UIN Malang, 2008).

Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Jakarta: BP. Panca Usaha, 2003)

Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen. (Bandung: Citra Umbara, 2006)

Scultheiss dan Brunstein. An Implicit Motive Perspective on Competence, dalam

Elliot dan Dweck, Handbook Competence and Motivation, (New York:

The Guilford Press, 2005)

Syafaruddin dan Irwan Nasution. Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum

teaching Press, 2005)

Syafaruddin, Dkk. Ilmu Pendidikan Islam: Melejitkan Potensi Budaya Umat,

(Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2012)

Syed Naquib Al-Attas. Aimsand Objective of Islamic Education, (Jeddah:

Hodder and Stoughton King Abdul Azaz University, 1979)

Page 144: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

131

Tim Departemen Agama RI. Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, (Jakarta:

PPPAI-PTU, 1984)

Undang-Undang RI No, 20 Tahun 2003. 2003. Sistem Pendidikan Nasional,

(Yogyakarta: Penerbit Widyatama, 2003)

Uzer Usman Moch. Menjadi Guru Profesional Cet ke 17. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005).

Uzer, Usman Moch. Menjadi Guru Profesional Cet. XII. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001).

Zafar, Alam. Islamic Education Theory &Practice. (New Delhi: Adam

Publishers & Distributors: 2003)

Zuhairini. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994)

Page 145: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

132

Lampiran 1

Data Peserta Didik SDN Kelurahan Tanah Sereal

Per 1 Februari 2013

NO KELAS SDN KELURAHAN TANAH SEREAL

01 PG 02 PTG 03 PG 04 PTG

1 I 79 61 37 32

2 II 77 39 38 34

3 III 69 45 40 34

4 IV 52 43 35 40

5 V 46 45 40 29

6 VI 58 53 40 24

Jumlah 381 286 230 193

Lampiran 2

Data Kepegawaian di SDN Kelurahan Tanah Sereal

Per 1 Februari 2013

NO JABATAN

SDN KELURAHAN TANAH SEREAL

01 PG 02 PTG 03 PG 04 PTG

D2 S1 D2 S1 D2 S1 D2 S1

1 Kepala Sekolah - 1 1 - - 1 - 1

2 Guru Kelas 2 7 3 4 5 7 3 4

3 Guru Agama - - - - - - - -

a. Islam - 1 - 1 - 1 - 1

b. Kristen - - - - - - - -

c. Katolik - - - - - - - -

d. Budha - - - - - - - -

4 Guru PJOK - - - - - - - -

5 Guru Bahasa Inggris - - 1 - - - 1 -

6 Guru SBK 1 - - 1 1 - 1 1

Jumlah 3 9 5 6 5 9 5 6

Page 146: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

133

Lampiran 3

Data Fasilitas Sekolah di SDN Kelurahan Tanah Sereal

Per 1 Februari 2013

NO JENIS RUANG SDN KELURAHAN TANAH SEREAL

01 PG 02 PTG 03 PG 04 PTG

1 Ruang Kelas 7 7 6 6

2 Ruang perpustakaan 1 1 1 1

3 Ruang Guru 1 1 1 1

4 Rung Kepala Sekolah 1 1 1 1

5 Gudang 1 1 1 1

6 Rumah Dinas Kepala Sekolah - - - -

7 Rumah Dinas Guru - - - -

8 Rumah Dinas Penjaga Sekolah - - 1 1

9 Kamar Mandi / WC Guru 1 1 2 2

10 Kamar Mandi / WC Murid 1 1 2 1

11 Ruang UKS 1 1 1 1

12 Ruang Laboratorium - - 1 1

13 Ruang Serba Guna / Aula - - - -

14 Ruang Koperasi / Warung Sekolah 2 2 - -

15 Mushola 1

Lampiran 4

Data Terbaru Keadaan Peserta Didik SDN Tanah Sereal 01 Pagi

Per 1 Februari 2013 :

No Kelas Rombongan Laki-laki Perempuan Jumlah Ket

1 I 2 41 38 79

2 II 2 30 47 77

3 III 2 33 36 69

4 IV 1 26 26 52

5 V 1 24 22 46

6 VI 1 28 30 58

Jumlah 9 182 199 381

Keterangan :

Anak mampu : Kelas I – VI = 200 peserta didik

Kurang mampu : Kelas I – VI = 50 peserta didik

Tidak mampu : Kelas I – VI = 131 peserta didik

Page 147: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

134

Lampiran 5

Data Tenaga Pendidik di SDN Tanah Sereal 01 Pagi

No Jabatan PNS

Non

PNS

Jumla

h PNS

Non

PNS Jumlah Keterangan

L P L L P L P

1 Kepala Sekolah 1 - - 1 - - - 1

2 Guru Kelas 1 3 - 1 3 - 4 9

3 Guru Agama - - - - - - - -

a. Islam - 1 - - 1 - - 1

b. Kristen - - - - - - - -

c. Katolik - - - - - - - -

d. Budha - - - - - - - -

4 Guru PJOK 1 - - 1 - - - 1

5 Guru Bahasa Inggris - - - - - - - -

6 Guru SBK - - - - - - 1 1

Jumlah 3 4 - 3 4 - 5 12

Page 148: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

135

Lampiran 6

Data Jenjang Kependidikan di SDN Tanah Sereal 01 Pagi

No Jabatan

SLP

SLA

SPG

D 2

S 1

S2

JML

L P L P L P L P L P L P L P

1 Kepala Sekolah - - - - - - - - 1 - - - 1 -

2 Guru Kelas - - - - - - 1 1 1 6 - - 2 7

3 Guru Agama - - - - - - - - - - - - - -

a. Islam - - - - - - - - - 1 - - - 1

b. Kristen - - - - - - - - - - - - - -

c. Katolik - - - - - - - - - - - - - -

d. Budha - - - - - - - - - - - - - -

4 Guru PJOK - - 1 - - - - - - - - - 1 -

5 Guru Bahasa Inggris - - - - - - - - - - - - - -

6 Guru SBK - - - - - - 1 - - - - - 1 -

Jumlah - - 1 - - - 2 1 2 7 - - 5 8

Lampiran 7

Data Tenaga Kependidikan SDN Tanah Sereal 01 Pagi

No Jabatan PNS Non PNS

Jumlah Ket L P L P

1 Instruktur Pramuka - - 1 - 1

2 Penjaga Sekolah 1 - 1 - 2

3 Satpam - - - - -

4 Tata Usaha - - 1 - 1

5 Instruktur Tari/

Marawis - - 2 - 2

6 Cleaning Service - - - - -

Jumlah 1 - 5 - 6

Page 149: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

136

Lampiran 8

Daftar Nama Tenaga Pendidik dan Kependidikan

NO N A M A NIP L/P STATUS JABATAN

1 H. Djumatmo, S. Pd 195306281975011001 L PNS Kepala Sekolah

2 Adbul Maskun, A. Ma.

Pd 195211161974031002 L PNS Guru

3 Rohmah, A. Ma. Pd 195807061985032007 P PNS Guru

4 Hj. Tati Sumiati, S. PdI 195912121982022010 P PNS Guru PAI

5 Mulyani, S. Pd 196304241988082001 P PNS Guru

6 Riny Sumartinah, S. Pd 197003261991022001 P PNS Guru

7 Rahmat Haemi, S. Pd 198409192011011008 L CPNS Guru

8 Sumarja 196109241984121001 L PNS Penjaga Sekolah

9 Siti Masitoh, S. Pd --- P HONOR Guru

10 Diani Ekawati, S. Pd --- P HONOR Guru

11 Aniek Ikha Tresna, S. Pd --- P HONOR Guru

12 Visi M. Nababan, A. Md --- L HONOR Guru / TU

13 Rika Restiana, S. Pd --- P HONOR Guru

14 Asep Supriyadi --- L HONOR Penjaga Sekolah

Lampiran 9

Rekam Jejak Kepemimpinan SDN Tanah Sereal 01 Pagi

sampai dengan saat ini

NO PERIODE NAMA KEPALA SEKOLAH

1 1970 – 1975 BURLIAN ACHMAD

2 1975 – 1976 E. DJUANDA

3 1976 – 1979 SLEMAN JAFAR

4 1979 – 1984 SUMADI

5 1984 – 1989 RUPENDI

6 1989 – 1994 ABDUL GANI WANAR

7 1994 – 1999 RACHMAN D.

8 1999 – 2004 Hj. ODAH

9 2004 – 2009 SURYATI

10 2009 – sekarang H. DJUMATMO

Page 150: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

137

Lampiran 10

Fasilitas Sekolah SDN Tanah Sereal 01 Pagi

No Sarana Prasarana Volume Keterangan

1 Gedung / Ruang Kegiatan dan Perlengkapannya

a. Keadaan gedung

Spesifikasi :

1. Hak Pakai dengan kepemilikan oleh Pemda DKI

Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur DKI

Jakarta No. 210/36/I/HP/ B/3/1983

2. Sertifikat No. 83/ 1983 tertanggal 29 Juni 1983

3. Luas Tanah berdasarkan sertifikat 1630 m2, namun

berdasarkan prasasti Rehab terakhir tahun 1994,

luas tanah 1330 m2 dengan luas bangunan 1290 m2

1 Baik

Catatan : Rumah

Dinas mengalami

rusak parah akibat

turunnya struktur

tanah dan pondasi

bangunan

b. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

c. Ruang Guru 1 Baik

d. Ruang Kelas/ Belajar 7 Baik

e. Ruang perpustakaan 1 Baik

Catatan : Kurang

representatif

f. Ruang laboratorium 1 Tidak ada

Catatan : ruang

tersebut

dialihfungsikan

sebagai ruang guru

SDN Jembatan

Lima 03-04

g. Ruang UKS 1 Baik

Catatan :

memanfaatkan

space kosong di

bawah tangga di sisi

ventilasi/ sirkulasi

Page 151: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

138

udara sekolah

h. Ruang serba guna /aula Belum ada

Catatan : amat

diperlukan untuk

pertemuan resmi

i. Ruang / sanggar pramuka Belum ada

Catatan : amat

diperlukan untuk

melatih kemandirian

j. Ruang Koperasi Belum ada

Catatan : amat

diperlukan guna

membatasi ruang

jajanan anak-anak

yang tidak

terkontrol

k. Ruang WC (Guru dan Siswa) 2 Baik

l. Kantin 2 Ada

Catatan : ada tapi

kurang terstruktur

m. Ruang Tata Usaha 1 Ada

Catatan : masih

menyatu dengan

ruang Kepala

Sekolah

n. Mushola 1 ada

o. Rumah Dinas Penjaga Sekolah 1 Ada

Catatan : struktur

bangunan rapuh

Page 152: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

139

Lampiran 11

Data Terbaru Keadaan Peserta Didik SDN Tanah Sereal 02 Petang

per 1 Februari 2013

No Kelas Rombongan Laki-laki Perempuan Jumlah Ket

1 I 1 29 32 61

2 II 1 20 19 39

3 III 1 24 21 45

4 IV 1 22 21 43

5 V 1 19 26 45

6 VI 1 33 20 53

Jumlah 6 147 139 286

Lampiran 12

Data Tenaga Pendidik SDN Tanah Sereal 02 Petang

PNS : 6 orang (termasuk Kepala Sekolah)

Non PNS : 7 orang

No Jabatan PNS Non PNS

Jumlah Ket L P L P

1 Kepala Sekolah 1 - - - 1

2 Guru Kelas 2 2 2 1 7

3 Guru Agama - - - - -

a. Islam - 1 - - 1

b. Kristen - - - - -

c. Katolik - - - - -

d. Budha - - - - -

4 Guru PJOK - - 1 - 1

5 Guru Bahasa Inggris - - 1 - 1

6 Guru PLBJ/SBK - - - 2 2

Jumlah 3 3 4 3 13

Page 153: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

140

Lampiran 13

Jenjang Pendidikan Tenaga Pendidikan di SDN Tanah Sereal 02 Petang

No Jabatan SLP SLA SPG D3 S 1 S2 JML

L P L P L P L P L P L P L P

1 Kepala Sekolah - - - - - - 1 - - - - - 1 -

2 Guru Kelas - - - - - - 2 1 2 2 - - 4 3

3 Guru Agama - - - - - - - - - - - - - -

a. Islam - - - - - - - - - 1 - - - 1

b. Kristen - - - - - - - - - - - - - -

c. Katolik - - - - - - - - - - - - - -

d. Budha - - - - - - - - - - - - - -

4 Guru PJOK - - 1 - - - - - - - - - 1 -

5 Guru Bahasa Inggris - - - - - - 1 - - - - - 1 -

6 Guru SBK/PLBJ - - - 1 - - - - - 1 - - - 2

Jumlah - - 1 1 - - 4 1 2 4 - - 7 6

Page 154: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

141

Lampiran 14

Data Tenaga Kependidikan

NO NAMA / NIP GOL JENIS GURU TUGAS

1 PRAWOTO, A.Ma.Pd

NIP:

195312311977011009

IV A KEPALA SEKOLAH KLS. I – VI

2

POPON

SUTIHATTY. S.

S.Pd

NIP :

1953100419751220

01

IV A GURU KELAS KLS I

3

M. ANWAR. S,

A.Ma.Pd

NIP :

195906211985031005

IV A GURU KELAS KLS VI B

4

LILI MUSLIHAH

Sag

NIP :

1970030519920320

02

III D GURU MAPEL

PEND. AGAMA ISLAM KLS. I – VI

5 SRIYANTO, S.Pd

NIP :

196803201988081001

III B GURU KELAS KLS. IV

6

RATULINDA S

NIP.

19751012200801201

6

II B GURU KELAS KLS. III

7 ABDUL ROHIM - GURU KELAS KLS. VI A

8 CIPTODJO - GURU MAPEL

B.INGGRIS KLS. I – VI

9 FAJAR AKBAR, S.Pd - GURU KELAS KLS. V

10 M. ALI IMRON - GURU MAPEL

P J O K KLS. I –VI

11 MOH.CHAERUL ANWAR,

S.E - TATA USAHA KLS. I – VI

12 INTAN BADRIYAH - GURU MULOK KLS. IV – VI

13 IRMA RACHMAWATI,

S.Pd - GURU KELAS KLS. I

14 ENDIN - PENJAGA SEKOLAH -

15 ACENG - PENJAGA SEKOLAH -

Page 155: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

142

Lampiran 15

Fasilitas Sekolah

No Sarana Prasarana Vol

ume Keterangan

1 Gedung / Ruang Kegiatan dan Perlengkapannya

a. Keadaan gedung

Spesifikasi :

1) Hak Pakai dengan kepemilikan oleh Pemda DKI

Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur DKI

Jakarta No. 210/36/I/HP/ B/3/1983

2) Sertifikat No. 83/ 1983 tertanggal 29 Juni 1983

3) Luas Tanah berdasarkan sertifikat 1630 m2, namun

berdasarkan prasasti Rehab terakhir tahun 1994,

luas tanah 1330 m2 dengan luas bangunan 1290 m2

1 Baik

Catatan : Rumah

Dinas mengalami

rusak parah akibat

turunnya struktur

tanah dan pondasi

bangunan

b. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

c. Ruang Guru 1 Baik

d. Ruang Kelas/ Belajar 7 Baik

e. Ruang perpustakaan 1 Baik

Catatan : Kurang

representatif

f. Ruang laboratorium 1 Tidak ada

Catatan : ruang

tersebut

dialihfungsikan

sebagai ruang guru

SDN Jembatan

Lima 03-04

g. Ruang UKS 1 Baik

Catatan :

memanfaatkan

space kosong di

bawah tangga di

sisi ventilasi/

sirkulasi udara

sekolah

Page 156: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

143

h. Ruang serba guna /aula Belum ada

Catatan : amat

diperlukan untuk

pertemuan resmi

i. Ruang / sanggar pramuka Belum ada

Catatan : amat

diperlukan untuk

melatih

kemandirian

j. Ruang Koperasi Belum ada

Catatan : amat

diperlukan guna

membatasi ruang

jajanan anak-anak

yang tidak

terkontrol

k. Ruang WC (Guru dan Siswa) 2 Baik

l. Kantin 2 Ada

Catatan : ada tapi

kurang terstruktur

m. Ruang Tata Usaha 1 Ada

Catatan : masih

menyatu dengan

ruang Kepala

Sekolah

n. Mushola 1 ada

o. Rumah Dinas Penjaga Sekolah 1 Ada

Catatan : struktur

bangunan rapuh

Page 157: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

144

Lampiran 16

Data Siswa SDN Tanah Sereal 03 Pagi

No Kelas

Jumlah Murid

Tahun Pelajaran 2010 / 2011 Tahun Pelajaran 2011 /

2012

L P JML L P JML

1 I 11 28 39 23 14 37

2 II 24 16 40 14 24 38

3 III 11 27 38 21 19 40

4 IV 24 17 41 11 24 35

5 V 22 28 50 22 18 40

6 VI 15 16 31 17 23 40

Jumlah 107 132 239 108 122 230

Lampiran 17

Data Tenaga Pendidik SDN tanah Sereal 03 Pagi

No Jabatan PNS

Non

PNS Jumlah Keterangan L P L P

1 Kepala Sekolah 1 - - - 1

2 Guru Kelas 1 3 - 4 9

3 Guru Agama - - - - -

a. Islam - 1 - - 1

b. Kristen - - - - -

c. Katolik - - - - -

d. Budha - - - - -

4 Guru PJOK 1 - - - 1

5 Guru Bahasa Inggris - - - - -

6 Guru SBK - - - 1 1

Jumlah 3 4 - 5 12

Page 158: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

145

Lampiran 18

Jenjang Pendidikan Tenaga Pendidikan di SDN Tanah Sereal 03 Pagi

No Jabatan

SLP

SLA

SPG

D 2

S 1

S2

JML

L P L P L P L P L P L P L P

1 Kepala Sekolah - - - - - - - - 1 - - - 1 -

2 Guru Kelas - - - - - - 1 1 1 6 - - 2 7

3 Guru Agama - - - - - - - - - - - - - -

a. Islam - - - - - - - - - 1 - - - 1

b. Kristen - - - - - - - - - - - - - -

c. Katolik - - - - - - - - - - - - - -

d. Budha - - - - - - - - - - - - - -

4 Guru PJOK - - 1 - - - - - - - - - 1 -

5 Guru Bahasa

Inggris - - - - - - - - - -

- - - -

6 Guru SBK - - - - - - 1 - - - - - 1 -

Jumlah - - 1 - - - 2 1 2 7 - - 5 8

Page 159: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

146

Lampiran 19

Data Tenaga Kependidikan SDN Tanah Sereal 03 Pagi

No Nama Guru NIP L/P Pend Gol Jabatan

1 Yuniarti, S.Pd. 196608201986032003 P S 1 IV a Kep Sek

2 Jaka, A.Ma.Pd. 195503111985031003 L D II IV a Guru

3 Sri Herliawaati, A.Ma.Pd. 195211271974032003 P D II IV a Guru

4 Nasita, S.Pd.I 195510051984042003 P S 1 IV a Guru

5 Artati, A.Ma.Pd. 196201301985112002 P D II IV a Guru

6 Supriyati, A.Ma.Pd. 196110181985032006 P D II IV a Guru

7 Siti Fauziah, S.Pd. 197901152008012027 P S 1 III a Guru

8 Kusmawati

Batubara,S.Pd. 197302212008012009 P S 1 III a Guru

9 Bondeng

Nurhasanah,S.Pd. - P S 1 - Guru

10 Wulan Andriani,S.Pd. - P S 1 - Guru

11 Nurhayati, S.Pd. - P S 1 - Guru

12 Nur Ahmalia, S.Pd. - P S 1 - Guru

13 Murini, S.Pd. - P S 1 - Guru

14 Abdul Rohim - L D 1 - TU

15 Ahmad Syamsi 196404211985031009 L SD II a Penjg

Sek

16 Yamin Bunyamin - L SMP - Pesrh

Sek

17 Acep mulyadi - L STM - Satpam

Page 160: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

147

Lampiran 20

Fasilitas Sekolah SDN Tanah Sereal 03 Pagi

No Jenis Ruang Jumlah

Kondisi / Keadaan

Baik Rusak

1 Ruang Kelas 6 6 -

2 Ruang perpustakaan 1 1 -

3 Ruang Guru 1 1 -

4 Rung Kepala Sekolah 1 1 -

5 Gudang 1 1 -

6 Rumah Dinas Kepala Sekolah - - -

7 Rumah Dinas Guru - - -

8 Rumah Dinas Penjaga Sekolah 1 1 -

9 Kamar Mandi / WC Guru 2 2 -

10 Kamar Mandi / WC Murid 2 2 -

11 Ruang UKS 1 1 -

12 Ruang Laboratorium 1 1 -

13 Ruang Serba Guna / Aula - - -

14 Runag Koperasi / Warung

Sekolah - - -

Page 161: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

148

Lampiran 21

Data Terbaru Keadaan Peserta Didik SDN Tanah Sereal 04 Petang

per 1 Februari 2013

NO KELAS

JUMLAH MURID

TAHUN PELAJARAN

2012/2013

TAHUN PELAJARAN

2012/2013

L P JML L P JML

1 I 14 13 27 19 13 32

2 II 16 15 31 18 16 34

3 III 25 8 33 25 9 34

4 IV 22 17 39 20 20 40

5 V 18 19 37 11 18 29

6 VI 20 4 24 20 4 24

Jumlah 115 76 191 113 80 193

Lampiran 22

Data Tenaga Pendidik

No Jabatan PNS Non PNS

Jumlah Ket L P L P

1 Kepala Sekolah 1 - - - 1

2 Guru Kelas 2 2 2 1 7

3 Guru Agama - - - - -

a. Islam - 1 - - 1

b. Kristen - - - - -

c. Katolik - - - - -

d. Budha - - - - -

4 Guru PJOK - - 1 - 1

5 Guru Bahasa Inggris - - 1 - 1

6 Guru PLBJ/SBK - - - 2 2

Jumlah 3 3 4 3 13

Page 162: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

149

Lampiran 23

Jenjang Pendidikan Tenaga Pendidikan di SDN Tanah Sereal 04 Petang

No Jabatan SLP SLA SPG D3 S 1 S2 JML

L P L P L P L P L P L P L P

1 Kepala Sekolah - - - - - - 1 - - - - - 1 -

2 Guru Kelas - - - - - - 2 1 2 2 - - 4 3

3 Guru Agama - - - - - - - - - - - - - -

a. Islam - - - - - - - - - 1 - - - 1

b. Kristen - - - - - - - - - - - - - -

c. Katolik - - - - - - - - - - - - - -

d. Budha - - - - - - - - - - - - - -

4 Guru PJOK - - 1 - - - - - - - - - 1 -

5 Guru Bahasa

Inggris - - - - - - 1 - - -

- - 1 -

6 Guru SBK/PLBJ - - - 1 - - - - - 1 - - - 2

Jumlah - - 1 1 - - 4 1 2 4 - - 7 6

Page 163: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

150

Lampiran 24

Daftar Nama Tenaga Pendidik dan Kependidikan :

NO N A M A NIP L/P STATUS JABATAN

1 E T I, S. Pd 196407041988032007 P PNS KEPALA

SEKOLAH

2 BAHRUDIN, S. PdI 195508131986031001 L PNS GURU PAI

3 AMINAH, S. Pd 195709011978012003 P PNS GURU

4 SITI AYUNI, A. Ma.

Pd 470073100 P PNS GURU

5 SUPRIYATNI, S. Pd 197107222006042017 P PNS GURU

6 RAHMA YANTI, S.

Pd --- P -- GURU

7 NUR FITRIAWATI, A.

Ma. Pd --- P -- GURU

8 A. MUGISUL ALAM,

S. PdI --- L --- GURU

9 SAMUEL NABABAN --- L --- GURU

10 VISI M. NABABAN --- L --- OPERATOR/

TU

11 BUDI MULYANA --- L --- PENJAGA

SEKOLAH

12 ACEP MULYADI --- L --- KEAMANAN

SEKOLAH

Page 164: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

151

Lampiran 25

Fasilitas Sekolah SDN Tanah Sereal 04 Petang

NO JENIS RUANG JUMLAH KONDISI / KEADAAN

BAIK RUSAK

1 Ruang Kelas 6 6 -

2 Ruang Perpustakaan 1 1 -

3 Ruang Guru 1 1 -

4 Ruang Kepala Sekolah 1 1 -

5 Gudang 1 1 -

6 Rumah Dinas Kepala

Sekolah - - -

7 Rumah Dinas Guru - - -

8 Rumah Dinas Penjaga

Sekolah 1 1 -

9 Kamar Mandi / WC Guru 2 2 -

10 Kamar Mandi / WC Murid 1 1 -

11 Ruang UKS 1 1 -

12 Ruang Laboratorium 1 1 -

13 Ruang Serba Guna / Aula - - -

14 Ruang Koperasi / Warung

Sekolah - - -

15 Mushola 1 1 -

Page 165: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

152

Lampiran 26

ANGKET

PELAKSANAAN

METODE RESITASI/PEKERJAAN RUMAH

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BIDANG STUDI PAI

I. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pertanyaan angket ini terlebih dahulu dengan teliti

2. Berilah tanda silang (X) pada satu huruf a, b, c, d, dan e yang sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya.

3. Jawablah yang harus adik isi hanya satu dari kelima pilihan yang telah

tersedia.

II. Identitas Pribadi

1. Nama : ____________________

2. Kelas : ____________________

3. Jenis kelamin : Laki-laki/perempuan

III. Pertanyaan Penelitian

1. Pada dasarnya dalam menyampaikan materi pendidikan PAI secara

resmi di kelas, guru bidang studi baru mulai pelajaran dalam suasana

kelas yang tenang, dalam menerangkan sesuai dengan materi yang

sedang dibahas, lancar berbicara dan bertingkah laku, dan dapat

mendorong gairah belajar siswa. Dalam kenyataan keadaan guru

bidang studi, terutama dalam pelaksanaan metode resitasi/pekerjaan

rumah tersebut sepanjang pengalaman saya mengikuti kegiatan belajar

secara resmi di kelas itu :

a. Sepenuhnya terpenuhi

b. Lebih banyak terpenuhi

c. Antara terpenuhi dan tidak

d. Kurang terpenuhi

e. Tidak terpenuhi sama sekali

2. Pada prinsipnya dalam cara menyampaikan bidang studi PAI secara

resmi di kelas. Seharusnya pembicaraan dan tingkah laku guru bidang

studi bertindak, tegas lemah lembut, sabar, simpatik, dan disiplin

seperti seorang ibu pada anaknya. Dalam kenyataan cara pendekatan

Page 166: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

153

guru bidang studi tersebut, sepanjang pengalaman saya mengikuti

kegiatan belajar secara resmi di kelas, menurut pendapat saya keadaan

guru bidang studi saya :

a. Selalu bertindak

b. Sering bertindak

c. Antara bertindak dan tidak

d. Jarang bertindak

e. Tidak pernah bertindak sama sekali

3. Kalau ada yang berpendapat bahwa dalam mengikuti kegiatan

pelaksanaan metode resitasi/pekerjaan rumah dalam proses belajar

mengajar pada materi bidang studi PAI secara resmi di kelas,

seharusnya seorang siswa dalam belajar merupakan suatu kebutuhan

dari dirinya sendiri, dengan tekad dan niat menuntut ilmu yang

sesungguh-sungguh. Bagaimana pendirian bagi saya dalam mengikuti

kegiatan belajar secara resmi di kelas pada materi tersebut :

a. Selalu merupakan suatu kebutuhan

b. Sering merupakan suatu kebutuhan

c. Antara merupakan suatu kebutuhan dan tidak

d. Tidak merupakan suatu kebutuhan

e. Sama sekali tidak suatu kebutuhan

4. Pada prinsipnya materi PAI yang disajikan secara resmi di kelas oleh

guru bidang studinya, diarahkan dalam kegiatan belajar di rumah

dengan baik dan belajar sendiri dengan dibarengi ketekunan dalam

menyelesaikannya. Dalam kenyataan sepanjang pengalaman saya

mengikuti kegiatan proses belajar mengajar secara resmi, harapan

tersebut :

a. Sepenuhnya terpenuhi

b. Lebih banyak terpenuhi

c. Antara terpenuhi dan tidak

d. Kurang terpenuhi

e. Tidak terpenuhi sama sekali

Page 167: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

154

5. Selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, terutama dalam

pelaksanaan metode resitasi/pekerjaan rumah pada bidang studi di

kelas, garis besarnya materi yang diberikan menyesuaikan dengan

tujuan instruksional khusus. Dalam kenyataannya tersebut, menurut

pengalaman saya mengikuti kegiatan secara resmi di kelas itu :

a. Sepenuhnya terpenuhi

b. Lebih banyak terpenuhi

c. Antara terpenuhi dan tidak

d. Kurang terpenuhi

e. Tidak terpenuhi sama sekali

6. Selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, terutama dalam

pelaksanaan metode resitasi/pekerjaan rumah pada bidang studi PAI di

kelas, materi pokok yang disajikan dan diberikan untuk tugas meliputi;

tujuan kegiatan, sistem, dan usaha vital, pengertian, asas, landasan, dan

sendi-sendi dasar Islam. Dalam pelaksanaannya sepanjang pengalaman

saya mengikuti kegiatan tersebut :

a. Sepenuhnya terpenuhi

b. Lebih banyak terpenuhi

c. Antara terpenuhi dan tidak

d. Kurang terpenuhi

e. Tidak terpenuhi sama sekali

7. Dalam menyampaikan materi bidang studi PAI secara resmi di kelas

oleh guru bidang studi cara penyajiannya dalam bentuk metode

resitasi/pekerjaan rumah di samping metode yang lainnya. Dalam

prakteknya dari pelaksanaan metode resitasi/pekerjaan rumah tersebut,

selama mengikuti kegiatan tersebut :

a. Sering melakukannya

b. Lebih banyak melakukannya

c. Antara melakukannya dan tidak

d. Kurang melakukannya

e. Sama sekali tidak melakukannya

Page 168: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

155

8. Dalam menyampaikan materi pelajaran PAI secara resmi di kelas,

apakah guru bidang studi menggunakan alat peraga pelajaran untuk

menjelaskan tugas pekerjaan rumah untuk menarik perhatian siswa.

Dalam pelaksanaannya selama saya mengikuti kegiatan belajar secara

resmi tersebut :

a. Selalu menggunakan

b. Sering menggunakan

c. Antara menggunakan dan tidak

d. Jarang menggunakan

e. Tidak pernah menggunakan sama sekali

9. Pada setiap awal penyajian materi PAI yang telah ditugaskan oleh guru

di dalam menyelesaikannya di kelas, dan sebelum membahas isi materi

tersebut, apakah guru bidang studi PAI terlebih dahulu menyodorkan

pernyataan-pertanyaan pada siswanya sesuai dengan isi materi dan

waktunya. Dalam kenyataannya sepanjang pengalaman saya

menyelesaikan pekerjaan rumah di kelas, secara resmi :

a. Selalu menyodorkan pertanyaan-pertanyaan

b. Sering menyodorkan pertanyaan-pertanyaan

c. Antara menyodorkan pertanyaan dan tidak

d. Jarang menyodorkan pertanyaan-pertanyaan

e. Tidak pernah sama sekali menyodorkan pertanyaan

10. Pada setiap akhir penyajian bidang studi PAI, terutama menyelesaikan

tugas pekerjaan rumahnya, guru bidang studi mengadakan

evaluasi/penilaian dengan menyodorkan soal-soal test sesuai isi materi

yang telah diberikan pada siswa-siswanya secara resmi di kelas. dalam

kenyataan setiap akhir secara resmi di kelas, sepanjang pengalaman

saya mengikuti kegiatan tersebut, guru bidang studi saya :

a. Selalu menyodorkan soal-soal test

b. Sering menyodorkan soal-soal test

c. Antara menyodorkan soal-soal test dan tidak

d. Jarang menyodorkan soal-soal test

e. Tidak pernah sama sekali menyodorkan soal-soal test

Page 169: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

156

Lampiran 27

HASIL SKALA SIKAP

Dari 90 Siswa yang diacak dengan masing-masing Sekolah diambil 30 siswa

NO PERNYATAAN Selalu

(%)

Sering

(%)

Antara

(%)

Jarang

(%)

Tidak

Pernah

(%) 1 Pada dasarnya dalam

menyampaikan materi

pendidikan PAI secara

resmi di kelas, guru bidang

studi baru mulai pelajaran

dalam suasana kelas yang

tenang, dalam menerangkan

sesuai dengan materi yang

sedang dibahas, lancar

berbicara dan bertingkah

laku, dan dapat mendorong

gairah belajar siswa.

44 44 12

2 Pada prinsipnya dalam cara

menyampaikan bidang studi

PAI secara resmi di kelas.

Seharusnya pembicaraan

dan tingkah laku guru

bidang studi bertindak,

tegas lemah lembut, sabar,

simpatik, dan disiplin

seperti seorang ibu pada

anaknya.

39 31 20 10

3 Kalau ada yang berpendapat

bahwa dalam mengikuti

kegiatan pelaksanaan

metode resitasi/pekerjaan

rumah dalam proses belajar

mengajar pada materi

bidang studi PAI secara

resmi di kelas, seharusnya

seorang siswa dalam belajar

merupakan suatu kebutuhan

dari dirinya sendiri, dengan

tekad dan niat menuntut

ilmu yang sesungguh-

sungguh.

14 54 23 9

Page 170: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

157

4 Pada prinsipnya materi PAI

yang disajikan secara resmi

di kelas oleh guru bidang

studinya, diarahkan dalam

kegiatan belajar di rumah

dengan baik dan belajar

sendiri dengan dibarengi

ketekunan dalam

menyelesaikannya.

11 67 12 10

5 Selama mengikuti kegiatan

proses belajar mengajar,

terutama dalam pelaksanaan

metode resitasi/pekerjaan

rumah pada bidang studi di

kelas, garis besarnya materi

yang diberikan

menyesuaikan dengan

tujuan instruksional khusus.

34 37 20 9

6 Selama mengikuti kegiatan

proses belajar mengajar,

terutama dalam pelaksanaan

metode resitasi/pekerjaan

rumah pada bidang studi

PAI di kelas, materi pokok

yang disajikan dan

diberikan untuk tugas

meliputi; tujuan kegiatan,

sistem, dan usaha vital,

pengertian, asas, landasan,

dan sendi-sendi dasar Islam.

11 69 10 10

7 Dalam menyampaikan

materi bidang studi PAI

secara resmi di kelas oleh

guru bidang studi cara

penyajiannya dalam bentuk

metode resitasi/pekerjaan

rumah di samping metode

yang lainnya

11 69 10 10

8 Dalam menyampaikan

materi pelajaran PAI secara

resmi di kelas, apakah guru

bidang studi menggunakan

alat peraga pelajaran untuk

menjelaskan tugas

pekerjaan rumah untuk

menarik perhatian siswa.

54 19 27

Page 171: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

158

9 Pada setiap awal penyajian

materi PAI yang telah

ditugaskan oleh guru di

dalam menyelesaikannya di

kelas, dan sebelum

membahas isi materi

tersebut, apakah guru

bidang studi PAI terlebih

dahulu menyodorkan

pernyataan-pertanyaan pada

siswanya sesuai dengan isi

materi dan waktunya.

46 44 10

10 Pada setiap akhir penyajian

bidang studi PAI, terutama

menyelesaikan tugas

pekerjaan rumahnya, guru

bidang studi mengadakan

evaluasi/penilaian dengan

menyodorkan soal-soal test

sesuai isi materi yang telah

diberikan pada siswa-

siswanya secara resmi di

kelas. dalam kenyataan

setiap akhir secara resmi di

kelas, sepanjang

pengalaman saya mengikuti

kegiatan tersebut.

30 50 10 10

RATA-RATA 29,4 48,4 13,4 8,8 0

TOTAL 77,8 13,4 8,8

Page 172: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

159

Lampiran 28

Pedoman Wawancara Dengan Majlis Guru

Di SDN kelurahan Tanah Sereal

Tentang Penggunaan dan Pengaruh Alat Peraga di SDN kelurahan tanah Sereal

————————————————————————————————–

1. Sebutkan langkah-langkah apa saja yang diambil oleh guru dalam

meningkatkan profesionalisme guru PAI di sekolah anda?

2. Menurut Bapak/Ibu hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh guru

dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI?

3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah yang ibu/ bapak tempati? Sebutkan dan

jelaskan!

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dengan tetap mengedepankan

tingkat profesionalisme serta efektivitas belajar di Sekolah?

5. Apakah tingkat profesionalisme guru dalam mengajar sudah mencapai

target pembelajaran?

6. Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah?

7. Apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan kurikulum untuk

mencapai efektivitas pembelajaran?

8. Apakah sarana dan prasarana dapat menunjang proses pembelajaran dalam

meningkatkan profesionalisme guru PAI?

9. Apa yang menjadi faktor penghambat dan faktor pendukung dalam

pelaksanaan profesionalisme guru PAI? Sebutkan dan jelaskan !

10. Indikator apa yang telah dicapai melalui penerapan profesionalisme guru

PAI?

Page 173: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

160

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Guru : Lily Muslihah, S.Pd

Tanggal : 11 Februari 2013

PERTANYAAN JAWABAN

1. Sebutkan langkah-langkah apa saja yang

diambil oleh guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah

anda?

Mengikuti pelatihan-pelatihan

seperti diklat yang

diselenggarakan pemerintah,

mengikuti kegiatan MGMP.

2. Menurut Bapak/Ibu hambatan-

hambatan apa saja yang dialami oleh

guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI?

Kurangnya sarana dan prasarana

sekolah

3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan

oleh guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah

yang ibu/ bapak tempati? Sebutkan dan

jelaskan!

Melaksakan empat kompetensi

dalam meningkatkan

profesionalisme guru yaitu

kompetensi akademik berupa

serttifikat pendidik yang sesuai

dengan kualifikasi pendidikan

PAI, melaknakan kopetensi

pedagogic berupa membuat

administrasi dalam

pembelajaran, kompetensi

kepribadian bersikap baik

karena tauladan bagi semua

orang dan akademik social.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam

mengajar dengan tetap mengedepankan

tingkat profesionalisme serta efektivitas

belajar di Sekolah?

Sudah mampu bersikap

profesional

5. Apakah tingkat profesionalisme guru

dalam mengajar sudah mencapai target

pembelajaran?

Iya

6. Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh

guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah?

Melakukan sharing dengan guru

PAI dari sekolah lain.

Page 174: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

161

7. Apakah proses pembelajaran sudah

sesuai dengan kurikulum untuk

mencapai efektivitas pembelajaran?

Iya

8. Apakah sarana dan prasarana dapat

menunjang proses pembelajaran dalam

meningkatkan profesionalisme guru

PAI?

Iya

9. Apa yang menjadi faktor pendukung

dalam pelaksanaan profesionalisme guru

PAI? Sebutkan dan jelaskan !

Motivasi dari kepala sekolah

untuk mengikuti setiap

pelatihan yang dapat

meningkatkan profesionalisme.

10. Indikator apa yang telah dicapai melalui

penerapan profesionalisme guru PAI?

Empat kompetensi dalam

professional guru yaitu

kompetensi akademik,

pedagogic, social dan

kepribadian.

Page 175: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

162

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Guru : Bahrudin, S.Pd

Tanggal : 14 Februari 2013

PERTANYAAN JAWABAN

1. Sebutkan langkah-langkah apa saja

yang diambil oleh guru dalam

meningkatkan profesionalisme guru

PAI di sekolah anda?

Mengikuti pelatihan-pelatihan,

diklat ataupun workshop untuk

meningkatkan profesionalisme

guru.

2. Menurut Bapak/Ibu hambatan-

hambatan apa saja yang dialami oleh

guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI?

Penguasaan teknologi dan

kurangnya sarana/ prasarana

sekolah

3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan

oleh guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah

yang ibu/ bapak tempati? Sebutkan dan

jelaskan!

Berusaha menerapkan empat

kompetensi yang harus dimiliki

guru.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam

mengajar dengan tetap mengedepankan

tingkat profesionalisme serta efektivitas

belajar di Sekolah?

Sudah bersikap profesional

5. Apakah tingkat profesionalisme guru

dalam mengajar sudah mencapai target

pembelajaran?

Tentu

6. Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh

guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah?

Berusaha menerapkan empat

kompetensi yang harus dimiliki

guru.

7. Apakah proses pembelajaran sudah

sesuai dengan kurikulum untuk

mencapai efektivitas pembelajaran?

Tentu

8. Apakah sarana dan prasarana dapat

menunjang proses pembelajaran dalam

meningkatkan profesionalisme guru

PAI?

Tentu

Page 176: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

163

9. Apa yang menjadi faktor pendukung

dalam pelaksanaan profesionalisme guru

PAI? Sebutkan dan jelaskan !

Pelatihan-pelatihan, diklat

ataupun workshop untuk

meningkatkan profesionalisme

guru.

10. Indikator apa yang telah dicapai melalui

penerapan profesionalisme guru PAI?

Empat kompetensi dalam

professional guru yaitu

kompetensi akademik,

pedagogic, social dan

kepribadian.

Page 177: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

164

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Guru : Nasita S.Pd

Tanggal : 14 Februari 2013

PERTANYAAN JAWABAN

1. Sebutkan langkah-langkah apa saja

yang diambil oleh guru dalam

meningkatkan profesionalisme guru

PAI di sekolah anda?

Mengikuti pelatihan-pelatihan,

diklat ataupun workshop untuk

meningkatkan profesionalisme

guru.

2. Menurut Bapak/Ibu hambatan-

hambatan apa saja yang dialami oleh

guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI?

Penguasaan teknologi dan

kurangnya sarana/ prasarana

sekolah

3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan

oleh guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah

yang ibu/ bapak tempati? Sebutkan dan

jelaskan!

Berusaha menerapkan empat

kompetensi yang harus dimiliki

guru.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam

mengajar dengan tetap mengedepankan

tingkat profesionalisme serta efektivitas

belajar di Sekolah?

Sudah bersikap profesional

5. Apakah tingkat profesionalisme guru

dalam mengajar sudah mencapai target

pembelajaran?

Iya

6. Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh

guru dalam meningkatkan

profesionalisme guru PAI di sekolah?

Berusaha menerapkan empat

kompetensi yang harus dimiliki

guru.

7. Apakah proses pembelajaran sudah

sesuai dengan kurikulum untuk

mencapai efektivitas pembelajaran?

Iya

8. Apakah sarana dan prasarana dapat

menunjang proses pembelajaran dalam

meningkatkan profesionalisme guru

PAI?

Iya

Page 178: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

165

9. Apa yang menjadi faktor pendukung

dalam pelaksanaan profesionalisme guru

PAI? Sebutkan dan jelaskan !

Pelatihan-pelatihan, diklat

ataupun workshop untuk

meningkatkan profesionalisme

guru.

10. Indikator apa yang telah dicapai melalui

penerapan profesionalisme guru PAI?

Empat kompetensi dalam

professional guru yaitu

kompetensi akademik,

pedagogic, social dan

kepribadian.

Page 179: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

166

Lampiran 29

Pedoman Wawancara Dengan Siswa

Di SDN kelurahan Tanah Sereal

Tentang Penggunaan dan Pengaruh Alat Peraga

——————————————————————————————–

1. Apakah ananda memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang diberikan

guru dengan baik..?

2. Menurut ananda, apakah untuk lebih memahami pelajaran guru harus

menggunakan alat peraga..?

3. Apakah ananda malas mendengarkan pelajaran ketika tidak menggunakan

alat peraga..?

4. Apakah ananda mau mendengarkan pelajaran apabila mengunakan alat

peraga...?

5. Apakah ananda senang jika guru menjelaskan tanpa alat peraga...?

6. Apakah ananda kesulitan memahami pelajaran apabila guru menjelaskan

tanpa alat peraga...?

7. Apakah ananda ingin mencapai prestasi yang tinggi..?

8. Apakah senang jika prestasi ananda lebih baik dari sebelumnya..?

9. Pelajaran apakah yang sulit ananda pahami…?

10. Pelajaran apakah yang mudah ananda pahami...?

Page 180: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

167

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Siswa :

Tanggal : 14 Februari 2013

PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah ananda memperhatikan

penjelasan materi pelajaran yang

diberikan guru dengan baik..?

Iya

2. Menurut ananda, apakah untuk lebih

memahami pelajaran guru harus

menggunakan alat peraga..?

Kadang Iya kadang Tidak.

3. Apakah ananda malas mendengarkan

pelajaran ketika tidak menggunakan alat

peraga..?

Kadang Iya kadang Tidak

4. Apakah ananda mau mendengarkan

pelajaran apabila mengunakan alat

peraga...?

Iya

5. Apakah ananda senang jika guru

menjelaskan tanpa alat peraga...?

Kadang Iya kadang Tidak

6. Apakah ananda kesulitan memahami

pelajaran apabila guru menjelaskan

tanpa alat peraga...?

Kadang Iya kadang Tidak

7. Apakah ananda ingin mencapai prestasi

yang tinggi..?

Iya

8. Apakah senang jika prestasi ananda

lebih baik dari sebelumnya..?

Iya

9. Pelajaran apakah yang sulit ananda

pahami…?

Matematika

10. Pelajaran apakah yang mudah ananda

pahami...?

Pendidikan Agama Islam

Page 181: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

168

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Siswa :

Tanggal : 11 Februari 2013

PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah ananda memperhatikan

penjelasan materi pelajaran yang

diberikan guru dengan baik..?

Iya

2. Menurut ananda, apakah untuk lebih

memahami pelajaran guru harus

menggunakan alat peraga..?

Iya

3. Apakah ananda malas mendengarkan

pelajaran ketika tidak menggunakan alat

peraga..?

Tidak juga

4. Apakah ananda mau mendengarkan

pelajaran apabila mengunakan alat

peraga...?

Iya

5. Apakah ananda senang jika guru

menjelaskan tanpa alat peraga...?

Biasa saja

6. Apakah ananda kesulitan memahami

pelajaran apabila guru menjelaskan

tanpa alat peraga...?

Kadang-kadang sulit

7. Apakah ananda ingin mencapai prestasi

yang tinggi..?

Iya

8. Apakah senang jika prestasi ananda

lebih baik dari sebelumnya..?

Iya

9. Pelajaran apakah yang sulit ananda

pahami…?

Matematika

10. Pelajaran apakah yang mudah ananda

pahami...?

Pendidikan Agama Islam

Page 182: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

169

INSTRUMEN OBSERVASI

Nama Guru : Lily Muslihah, S.Pd

Tanggal Pelaksanaan : 11 Februari 2013

NO KOMPONEN KETERAMPILAN KATEGORI

BS B C K

1. Membuka pelajaran

Menarik perhatian siswa

Gaya mengajar siswa

Penggunaan alat-alat bantu peraga

Pola interaksi yang bervariasi

2. Merencanakan kegiatan belajar mengajar

Menetapkan rencana pembelajaran

Memilih dan menentukan materi pelajaran

Melakukan appersepsi

3. Keterampilan menjelaskan

Penggunaan kalimat yang sesuai dengan

pemahaman anak didik

Penggunaan contoh yang sesuai dengan

penjelasan materi

Memberikan ikhtisar butir yang penting

Menyimpulkan materi

Memberikan penekanan terhadap materi

yang penting

4. Penyampaian materi secara sistematis … … …

5. Pengembangan materi pelajaran … … …

6. Penentuan metode pengajaran yang sesuai

dengan materi

7. Variasi dalam gaya mengajar

Suara: nada suara, volume suara, kecepatan

bicara

Mimik dan gerak: gerak tangan dan badan

untuk memperjelas pelajaran

Kontak pandang: melayangkan pandangan

pada seluruh siswa

Perubahan posisi: bergerak

Memusatkan: tekanan pada butir yang

penting

8. Pemberian motivasi

Memberikan pesan / nasehat supaya belajar

lebih tekun

Page 183: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

170

9. Pemberian contoh

Pemberian contoh yang cukup untuk

menanamkan pengertian dalam

menjelaskan

Menggunakan contoh yang relevan dengan

sifat dari penjelasan itu

Pemberian contoh disesuaikan dengan usia,

pengetahuan, latar belakang peserta didik

10. Menutup pelajaran

Meninjau kembali

Memberikan kesimpulan

11. Pemahaman terhadap peserta didik

Mengenali tingkah laku dan karakteristik

siswa

Memperhatikan kemampuan siswa

Memperhatikan minat siswa

12. Melakukan evaluasi

Pemberian butir evaluasi dan pengayaan

pada siswa

Melakukan penskoran dan pengukuran

Melakukan penilaian

Melakukan perbaikan pengajaran

13. Mengatur tempat duduk siswa

Posisi setengah lingkaran, berhadapan,

berbaris ke belakang.

Sesuai materi pelajaran

14. Alokasi waktu belajar

Mulai pelajaran tepat waktu

Tidak pernah kosong

15. Pemberian tanggung jawab kepada siswa

Menyelesaikan tugas

Mentaati peraturan kelas

Menegur siswa bagi yang melanggar

BANYAK INDIKATOR 14 26

JUMLAH INDIKATOR 56 78

JUMLAH SKOR 134

PERSENTASI 84%

Keterangan : Skor

Kategori BS : Baik Sekali 4

Kategori B : Baik 3

Kategori C : Cukup 2

Kategori K :Kurang 1

Page 184: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

171

INSTRUMEN OBSERVASI

Nama Guru : Bahrudin, S.Pd

Tanggal Pelaksanaan : 13 Februari 2013

NO KOMPONEN KETERAMPILAN KATEGORI

BS B C K

1. Membuka pelajaran

Menarik perhatian siswa

Gaya mengajar siswa

Penggunaan alat-alat bantu peraga

Pola interaksi yang bervariasi

2. Merencanakan kegiatan belajar mengajar

Menetapkan rencana pembelajaran

Memilih dan menentukan materi pelajaran

Melakukan appersepsi

3. Keterampilan menjelaskan

Penggunaan kalimat yang sesuai dengan

pemahaman anak didik

Penggunaan contoh yang sesuai dengan

penjelasan materi

Memberikan ikhtisar butir yang penting

Menyimpulkan materi

Memberikan penekanan terhadap materi

yang penting

4. Penyampaian materi secara sistematis … … …

5. Pengembangan materi pelajaran … … …

6. Penentuan metode pengajaran yang sesuai

dengan materi

7. Variasi dalam gaya mengajar

Suara: nada suara, volume suara, kecepatan

bicara

Mimik dan gerak: gerak tangan dan badan

untuk memperjelas pelajaran

Kontak pandang: melayangkan pandangan

pada seluruh siswa

Perubahan posisi: bergerak

Memusatkan: tekanan pada butir yang

penting

8. Pemberian motivasi

Memberikan pesan / nasehat supaya belajar

lebih tekun

Page 185: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

172

9. Pemberian contoh

Pemberian contoh yang cukup untuk

menanamkan pengertian dalam

menjelaskan

Menggunakan contoh yang relevan dengan

sifat dari penjelasan itu

Pemberian contoh disesuaikan dengan usia,

pengetahuan, latar belakang peserta didik

10. Menutup pelajaran

Meninjau kembali

Memberikan kesimpulan

11. Pemahaman terhadap peserta didik

Mengenali tingkah laku dan karakteristik

siswa

Memperhatikan kemampuan siswa

Memperhatikan minat siswa

12. Melakukan evaluasi

Pemberian butir evaluasi dan pengayaan

pada siswa

Melakukan penskoran dan pengukuran

Melakukan penilaian

Melakukan perbaikan pengajaran

13. Mengatur tempat duduk siswa

Posisi setengah lingkaran, berhadapan,

berbaris ke belakang.

Sesuai materi pelajaran

14. Alokasi waktu belajar

Mulai pelajaran tepat waktu

Tidak pernah kosong

15. Pemberian tanggung jawab kepada siswa

Menyelesaikan tugas

Mentaati peraturan kelas

Menegur siswa bagi yang melanggar

BANYAK INDIKATOR 22 18

JUMLAH INDIKATOR 88 54

JUMLAH SKOR 142

PERSENTASI 89%

Keterangan : Skor

Kategori BS : Baik Sekali 4

Kategori B : Baik 3

Kategori C : Cukup 2

Kategori K :Kurang 1

Page 186: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

173

INSTRUMEN OBSERVASI

Nama Guru : Nasita, S.Pd

Tanggal Pelaksanaan : 13 Februari 2013

NO KOMPONEN KETERAMPILAN KATEGORI

BS B C K

1. Membuka pelajaran

Menarik perhatian siswa

Gaya mengajar siswa

Penggunaan alat-alat bantu peraga

Pola interaksi yang bervariasi

2. Merencanakan kegiatan belajar mengajar

Menetapkan rencana pembelajaran

Memilih dan menentukan materi pelajaran

Melakukan appersepsi

3. Keterampilan menjelaskan

Penggunaan kalimat yang sesuai dengan

pemahaman anak didik

Penggunaan contoh yang sesuai dengan

penjelasan materi

Memberikan ikhtisar butir yang penting

Menyimpulkan materi

Memberikan penekanan terhadap materi

yang penting

4. Penyampaian materi secara sistematis … … …

5. Pengembangan materi pelajaran … … …

6. Penentuan metode pengajaran yang sesuai

dengan materi

7. Variasi dalam gaya mengajar

Suara: nada suara, volume suara, kecepatan

bicara

Mimik dan gerak: gerak tangan dan badan

untuk memperjelas pelajaran

Kontak pandang: melayangkan pandangan

pada seluruh siswa

Perubahan posisi: bergerak

Memusatkan: tekanan pada butir yang

penting

8. Pemberian motivasi

Memberikan pesan / nasehat supaya belajar

lebih tekun

Page 187: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

174

9. Pemberian contoh

Pemberian contoh yang cukup untuk

menanamkan pengertian dalam

menjelaskan

Menggunakan contoh yang relevan dengan

sifat dari penjelasan itu

Pemberian contoh disesuaikan dengan usia,

pengetahuan, latar belakang peserta didik

10. Menutup pelajaran

Meninjau kembali

Memberikan kesimpulan

11. Pemahaman terhadap peserta didik

Mengenali tingkah laku dan karakteristik

siswa

Memperhatikan kemampuan siswa

Memperhatikan minat siswa

12. Melakukan evaluasi

Pemberian butir evaluasi dan pengayaan

pada siswa

Melakukan penskoran dan pengukuran

Melakukan penilaian

Melakukan perbaikan pengajaran

13. Mengatur tempat duduk siswa

Posisi setengah lingkaran, berhadapan,

berbaris ke belakang.

Sesuai materi pelajaran

14. Alokasi waktu belajar

Mulai pelajaran tepat waktu

Tidak pernah kosong

15. Pemberian tanggung jawab kepada siswa

Menyelesaikan tugas

Mentaati peraturan kelas

Menegur siswa bagi yang melanggar

BANYAK INDIKATOR 33 7

JUMLAH INDIKATOR 132 21

JUMLAH SKOR 153

PERSENTASI 96%

Keterangan : Skor

Kategori BS : Baik Sekali 4

Kategori B : Baik 3

Kategori C : Cukup 2

Kategori K :Kurang 1

Page 188: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

175

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Guru : Lily Muslihah, S.Pd

Tanggal : 11 Februari 2013

PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah yang Anda persiapkan sebelum

proses belajar mengajar di kelas

dimulai?

Merencanakan pembelajaran

melalui pembuatan RPP

2. Apakah Anda menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

setiap materi yang diajarkan?

Iya

3. Apakah Anda membuat aturan dan

kesepakatan dalam pembelajaran PAI?

Iya

4. Hal-hal apa yang Anda lakukan sebagai

guru PAI dalam proses belajar mengajar

supaya materi dapat dan mudah diterima

oleh siswa?

Menyesuaikan materi dengan

karakteristik ssiwa yang

diperhatikan saat pembuatan

RPP dan penggunaan media.

5. Apakah Anda menguasai setiap materi

yang akan disampaikan?

Iya

6. Bagaimana Anda mengembangkan dan

menyampaikan materi pelajaran secara

sistematis?

Membaca dan mencari materi

dari buku dengan dengan materi

yang sesuai.

7. Apakah dalam penggunaan media dan

metode pengajaran sesuai dengan materi

yang disampaikan?

Iya

8. Bagaimanakah Anda menciptakan

suasana belajar yang kondusif dalam

pembelajaran PAI?

Mempersiapkan siswa dalam

belajar yang kondusif sebelum

memulai pembelajaran.

9. Bagaimana cara Anda mengatur tempat

duduk siswa dalam pembelajaran PAI?

Duduk seperti biasa kadang

duduk berkelompok.

10. Apakah Anda sebagai seorang guru,

paham akan kepribadian serta

kemampuan anak didik berkaitan

dengan materi yang disampaikan?

Sangat memahami.

11. Apakah Anda selalu melakukan evaluasi

setelah materi berakhir?

Iya

12. Apakah Anda selalu menanyakan buku

catatan PAI siswa?

Iya, setelah selesai

pembelajaran buku diperiksa

dan dinilai

13. Sebagai wujud kreativitas guru, apakah

yang dapat Anda lakukan dalam

memunculkan ide-ide baru atau inovasi

dalam pendidikan?

Penggunaan media dan selalu

berusaha memeproleh informasi

tentang pembelajaran PAI dari

internet untuk dikembangkan

atau diterapklan di sekolah.

Page 189: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

176

PERTANYAAN JAWABAN

14. Apa yang dapat Anda lakukan untuk

dapat mengembangkan kreativitas

siswa?

Mendiskusikan materi

pembelajaran.

15. Bagaimana cara Anda mengatasi

masalah tingkah laku siswa yang

melanggar peraturan dalam

pembelajaran PAI?

Diberi nasehat.

Page 190: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

177

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Guru : Bahrudin, S.Pd

Tanggal : 13 Februari 2013

PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah yang Anda persiapkan sebelum

proses belajar mengajar di kelas

dimulai?

Membuat RPP dan menyiapkan

media

2. Apakah Anda menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

setiap materi yang diajarkan?

Tentu, untuk acuan kita dalam

mengajar

3. Apakah Anda membuat aturan dan

kesepakatan dalam pembelajaran PAI?

Tentu, supaya siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan

baik.

4. Hal-hal apa yang Anda lakukan sebagai

guru PAI dalam proses belajar mengajar

supaya materi dapat dan mudah diterima

oleh siswa?

Penggunaan media untuk

membantu siswa memahami

pembelajaran.

5. Apakah Anda menguasai setiap materi

yang akan disampaikan?

Tentu, karena sebelum

mengajar harus membaca dan

mempejari kembali materi yang

akan diajarkan

6. Bagaimana Anda mengembangkan dan

menyampaikan materi pelajaran secara

sistematis?

Disesuaikan saat pembuatan

RPP, mencari sumber belajar

yang sesuai untuk

dikembangkan dalam

pembelajaran.

7. Apakah dalam penggunaan media dan

metode pengajaran sesuai dengan materi

yang disampaikan?

Tentu, karena sudah

dipertimbangkan sesuai dengan

karakteristik siswa dan materi

saat pembuatan RPP.

8. Bagaimanakah Anda menciptakan

suasana belajar yang kondusif dalam

pembelajaran PAI?

Pembelajaran tidak hanya

dilakukan dengan metode

ceramah

9. Bagaimana cara Anda mengatur tempat

duduk siswa dalam pembelajaran PAI?

Duduk rolling biasanya sudah

dilakukan oleh guru kelas jadi

setiap minggunya siswa pasti

duduk di kursi yang berbeda.

10. Apakah Anda sebagai seorang guru,

paham akan kepribadian serta

kemampuan anak didik berkaitan

dengan materi yang disampaikan?

Tentu, karena kalau tidak

memahami akan sulit dalam

menyampaikan materi

Page 191: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

178

PERTANYAAN JAWABAN

11. Apakah Anda selalu melakukan evaluasi

setelah materi berakhir?

Tentu, untuk mengukur

keberhasilan kita dalam

menyampaikan materi apakah

anak sudah menguasai atau

belum., dianalisis mana yang

belum dipahaminya

12. Apakah Anda selalu menanyakan buku

catatan PAI siswa?

Tentu, kalau tidak nanti ada

siswa yang tidak mencatat,

kalau tidak siswa akan 2merasa

tidak diperhatikan.

13. Sebagai wujud kreativitas guru, apakah

yang dapat Anda lakukan dalam

memunculkan ide-ide baru atau inovasi

dalam pendidikan?

Sering berkomunikasi dengan

guru dari sekolah lain tentang

inovasi pembelajaran.

14. Apa yang dapat Anda lakukan untuk

dapat mengembangkan kreativitas

siswa?

Melalui inovasi yang ditemukan

tadi diterapkan dalam

pembelajaran untuk

mengembangkan kreativitas

siswa.

15. Bagaimana cara Anda mengatasi

masalah tingkah laku siswa yang

melanggar peraturan dalam

pembelajaran PAI?

Menasehati, dan menceritakan

kisah yang membuat siswa

menjadi individu yang baik saat

pembelajaran.

Page 192: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

179

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Guru : Nasita, S.Pd

Tanggal : 13 Februari 2013

PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah yang Anda persiapkan sebelum

proses belajar mengajar di kelas

dimulai?

Merencanakan Pelaksanaan

Pembelajaran dan menyiapkan

media yang diperlukan, mencari

materi sambil membaca dan

mempelajari dari sumber lain

yang sesuai dengan materi yang

akan diajarkan,

2. Apakah Anda menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

setiap materi yang diajarkan?

Ya

3. Apakah Anda membuat aturan dan

kesepakatan dalam pembelajaran PAI?

Ya, agar siswa memperhatikan

pembelajaran dengan seksama.

4. Hal-hal apa yang Anda lakukan sebagai

guru PAI dalam proses belajar mengajar

supaya materi dapat dan mudah diterima

oleh siswa?

Menyampaikan dengan bahasa

yang mudah dipahami anak,

memberikan contoh yang sesuai

dengan kegiatan sehari-hari

anak dan menggunakan media

jika harus menggunakan media.

5. Apakah Anda menguasai setiap materi

yang akan disampaikan?

Ya, harus karena kalau tidak

menguasai akan sulit dalam

menyampaikan materi.

6. Bagaimana Anda mengembangkan dan

menyampaikan materi pelajaran secara

sistematis?

Disesuaikan dengan

karakteristik siswa, mencari

contoh yang sesuai dengan

karakteristik siswa.

7. Apakah dalam penggunaan media dan

metode pengajaran sesuai dengan materi

yang disampaikan?

Iya, sehingga jika dalam materi

tersebut tidak harus

menggunakan media tidak usah

memaksakan jika akhirnya

materi tidak sesuai.

8. Bagaimanakah Anda menciptakan

suasana belajar yang kondusif dalam

pembelajaran PAI?

Selalu memperhatikan kesiapan

siswa, mengajak siswa memasu-

ki materi yang sedang diajar-

kan, tentunya tidak dilakukan

dengan metode ceramah saja

supaya siswa tidak jenuh.

9. Bagaimana cara Anda mengatur tempat

duduk siswa dalam pembelajaran PAI?

Disesuaikan dengan materi, jika

berkelompok maka duduk

secara berkelompok.

Page 193: PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25268/3/TATI... · Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah Dr. Fahriany.Mpd Sekretaris Program

180

PERTANYAAN JAWABAN

10. Apakah Anda sebagai seorang guru,

paham akan kepribadian serta

kemampuan anak didik berkaitan

dengan materi yang disampaikan?

Iya, untuk anak kelas 1

mungkin perlu waktu kurang

lenih 2 minggu untuk

memahami kepribadian anak,

untuk kelas 2-6 sudah

memahami.

11. Apakah Anda selalu melakukan evaluasi

setelah materi berakhir?

Iya, agar mengetahui sejauh

mana anak memahami materi

dengan baik.

12. Apakah Anda selalu menanyakan buku

catatan PAI siswa?

Iya

13. Sebagai wujud kreativitas guru, apakah

yang dapat Anda lakukan dalam

memunculkan ide-ide baru atau inovasi

dalam pendidikan?

Rajin mencari inovasi dari

internet lalu dikembangkan

sesuai dengan karakteristik anak

di sekolah kita.

14. Apa yang dapat Anda lakukan untuk

dapat mengembangkan kreativitas

siswa?

Melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan inovasi tadi.

15. Bagaimana cara Anda mengatasi

masalah tingkah laku siswa yang

melanggar peraturan dalam

pembelajaran PAI?

Menasehati dan membimbing

untuk tidak melakukan

pelanggaran lagi.