Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH JJJustrustrustru PKI yu...

1
9 MPA 313 / Oktober 2012 Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH Ketua Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang J J J ustr ustr ustr ustr ustr u PKI y u PKI y u PKI y u PKI y u PKI y ang ang ang ang ang T T T elah Melang elah Melang elah Melang elah Melang elah Melang g g g ar HAM ar HAM ar HAM ar HAM ar HAM Orang-orang komunis tak pernah surut langkah untuk mengha-pus jejak tragedi kema-nusiaan tahun 1965. Targetnya, apa yang pernah dilakukan PKI bukanlah merupakan tindakan makar terhadap negara. Lantas, apa yang sesungguhnya terjadi di balik usaha tersebut? Dan bagaimana seharusnya pemerintah mengatasinya? Untuk mengupas masalah itulah, reporter Malang Syaifudin Ma’arif menemui Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH. Berikut petikan wawancara dengan Ketua Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang ini: Selama ini banyak pihak yang berdalih, bahwa apa yang dilakukan PKI bukanlah tindakan makar terhadap negara? Itu skenario yang sengaja dibuat oleh PKI dan pendukungnya, yang berharap agar peristiwa kelam pembe- rontakan Madiun dan G30S/PKI tahun 1965 bukanlah tindakan makar terhadap pemerintah yang sah. Kalau peristiwa itu dianggap bukan tindakan makar, maka isu Dewan Jenderal yang dihembuskan PKI adalah sebuah kebenaran sejarah. Konsekuensinya, maka sebagai ideologi dan partai politik PKI berhak hidup dan berkembang di wilayah NKRI. Untuk itulah, me-reka selalu memanfaatkan setiap peluang yang ada dan menyusup ke dalam berbagai sistem lembaga negara maupun organisasi kemasyarakatan. Lalu konsekuensinya bagi pe- merintah? Karena pemerintah telah dianggap melanggar HAM dan menzalimi PKI, maka negara harus merahabilitasi nama baik mereka dan memberi kompensasi berupa materi yang ditentukan oleh mereka. Dan semua kezaliman yang diperbuat pemerintah harus dipertanggungjawabkan, atau harus dihukum. Sebab telah terjadi pelanggaran berat HAM, maka harus di diadili di MA atau Mahkamah Internasional. Oleh karenanya, kalau sampai PKI sebagai partai maupun ideologi hidup lagi dan menjadi partai resmi, sangat berbahaya bagi integritas dan keberadaan NKRI. Saat ini, orang-orang yang memiliki semangat keagamaanlah yang menjadi incaran mereka. Mengapa justru kaum agamawan yang dipersalahkan? Grand disain PKI adalah menghan- curkan umat beragama, terutama umat Islam. Sebab dianggap sebagai penghalang pencapai tujuan. Umat Islam dipancing untuk berbuat onar agar bisa dipakai sebagai cara untuk melakukan tindakan balasan, atau mencemarkan nama baik maupun citra umat beragama. Kalau or- ang sudah ragu dengan kebenaran agama- nya sendiri, yang terjadi adalah tindakan murtad. Kerusuhan dan tindak kekerasan di negara-negara Timur Tengah yang mayoritas beragama Islam, dimanfaatkan sebagai pintu masuk agar bisa menginvasi suatu negara. Dalihnya untuk menegakkan demokrasi, keamanan, maupun keadilan. Bagaimana dengan NKRI sendiri NKRI ini bisa kokoh berdiri dengan Pancasila sebagai dasar negara. Lambang negara berupa Burung Garuda dengan dengan dua sayapnya yang terbentang, mencerminkan kiprah dua ormas ke- agamaan (NU dan Muhammadiyah) yang selalu menjadi pendukung setia NKRI. Kalaupun toh ada bulu-bulu yang berjatuhan, itu karena perbedaan sudut pandang antar ormas saja. Lantas dengan falsafah PKI? PKI tentu menganut falsafah 5 a dalam menjalankan aksinya. Pertama, atheis; yang artinya anti Tuhan. Kedua, amoral; yakni dalam mencapai tujuan segala cara dilakukan, yang penting tujuan tercapai. Ketiga, anasional; artinya tidak ada semangat kebangsaan atau mengokohkan jati diri sebagai sebuah bangsa, tetapi yang dikedapankan paham internasional (komunis) yang bersumber dari negara lain. Keempat, anti demokra- si; artinya sistem pemerintahan yang diterapkan cenderung diktator, dengan kewenangan absolut di tangan pemerintah tanpa partisipasi rakyat dalam mengambil keputusan. Kelima asosial; selama ini yang menjadi isu pokok perjuangannya adalah membela kaum buruh, yang merupakan kaum tertindas yang menjadi korban sistem kapitalis. Mereka menyebutnya dengan sebutan prajurit revolusi. Itu hanyalah trik untuk menarik simpati dan dukungan kaum buruh untuk mencapai tujuan. Itu sangat bertentangan dengan sila-sila dalam Pancasila.. Iya. Coba kita uraikan satu-persatu. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Intinya mengakui adanya Tuhan, tetapi PKI justru anti Tuhan. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Tetapi praktek yang dilakukan mereka, kadang-kadang menggunakan cara yang biadab dan tak beradab, fitnah, teror dan sebagainya. Ketiga, Persatuan Indonesia. Tetapi mereka tidak memiliki identitas kebangsaan. Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Tetapi mereka justru otoriter, rakyat tidak memiliki kekuasaan dan negaralah yang mutlak berkuasa. Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh rakyat Indonesia. Kalau ini ada sedikit unsur sosialnya, tetapi dipakai se-bagai alat propaganda perjuangan kaum buruh dan sebagainya. Jika demikian, berarti tindakan pembubaran PKI bukanlah tindakan yang melanggar HAM? Itu tidak melanggar HAM. Sebab konteksnya, pemerintah dan rakyat In- donesia memperta-hankan integritas dan kedaulatan pemerintah berdasarkan undang-undang dan dasar negara. Justru PKI yang telah melanggar HAM, karena meniadakan hak-hak orang lain dengan membunuh para Jenderal. Juga tokoh- tokoh masyarakat yang dianggap menghalangi tujuan mereka. Para pemimpin dan masyarakat sekarang ini sangat risau dengan tindakan anarkhis yang sekarang bermunculan di mana- mana. Dan ujung-ujungnya adalah kerusakan fasilitas, kemiskinan, serta tercabik-cabiknya persatuan dan kesatuan bangsa.

Transcript of Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH JJJustrustrustru PKI yu...

Page 1: Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH JJJustrustrustru PKI yu ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar313/fpad1350461058.pdfMengapa justru kaum agamawan yang dipersalahkan? ... (komunis)

9MPA 313 / Oktober 2012

Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SHKetua Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang

JJJJJustrustrustrustrustru PKI yu PKI yu PKI yu PKI yu PKI yang ang ang ang ang TTTTTelah Melangelah Melangelah Melangelah Melangelah Melanggggggar HAMar HAMar HAMar HAMar HAMOrang-orang komunis tak pernah

surut langkah untuk mengha-pus jejaktragedi kema-nusiaan tahun 1965.Targetnya, apa yang pernah dilakukanPKI bukanlah merupakan tindakan makarterhadap negara. Lantas, apa yangsesungguhnya terjadi di balik usahatersebut? Dan bagaimana seharusnyapemerintah mengatasinya? Untukmengupas masalah itulah, reporterMalang Syaifudin Ma’arif menemuiProf. Dr. Mohammad Noor Syam, SH.Berikut petikan wawancara dengan KetuaLaboratorium Pancasila UniversitasNegeri Malang ini:

Selama ini banyak pihak yangberdalih, bahwa apa yang dilakukan PKIbukanlah tindakan makar terhadapnegara?

Itu skenario yang sengaja dibuatoleh PKI dan pendukungnya, yangberharap agar peristiwa kelam pembe-rontakan Madiun dan G30S/PKI tahun1965 bukanlah tindakan makar terhadappemerintah yang sah. Kalau peristiwa itudianggap bukan tindakan makar, maka isuDewan Jenderal yang dihembuskan PKIadalah sebuah kebenaran sejarah.Konsekuensinya, maka sebagai ideologidan partai politik PKI berhak hidup danberkembang di wilayah NKRI. Untukitulah, me-reka selalu memanfaatkansetiap peluang yang ada dan menyusupke dalam berbagai sistem lembaga negaramaupun organisasi kemasyarakatan.

Lalu konsekuensinya bagi pe-merintah?

Karena pemerintah telah dianggapmelanggar HAM dan menzalimi PKI,maka negara harus merahabilitasi namabaik mereka dan memberi kompensasiberupa materi yang ditentukan olehmereka. Dan semua kezaliman yangdiperbuat pemerintah harusdipertanggungjawabkan, atau harusdihukum. Sebab telah terjadi pelanggaranberat HAM, maka harus di diadili di MAatau Mahkamah Internasional. Olehkarenanya, kalau sampai PKI sebagaipartai maupun ideologi hidup lagi danmenjadi partai resmi, sangat berbahayabagi integritas dan keberadaan NKRI. Saatini, orang-orang yang memiliki semangatkeagamaanlah yang menjadi incaranmereka.

Mengapa justru kaum agamawanyang dipersalahkan?

Grand disain PKI adalah menghan-curkan umat beragama, terutama umatIslam. Sebab dianggap sebagai penghalangpencapai tujuan. Umat Islam dipancinguntuk berbuat onar agar bisa dipakaisebagai cara untuk melakukan tindakanbalasan, atau mencemarkan nama baikmaupun citra umat beragama. Kalau or-ang sudah ragu dengan kebenaran agama-nya sendiri, yang terjadi adalah tindakanmurtad. Kerusuhan dan tindak kekerasandi negara-negara Timur Tengah yangmayoritas beragama Islam, dimanfaatkansebagai pintu masuk agar bisa menginvasisuatu negara. Dalihnya untukmenegakkan demokrasi, keamanan,maupun keadilan.

Bagaimana dengan NKRI sendiri…

NKRI ini bisa kokoh berdiri denganPancasila sebagai dasar negara. Lambangnegara berupa Burung Garuda dengandengan dua sayapnya yang terbentang,mencerminkan kiprah dua ormas ke-agamaan (NU dan Muhammadiyah) yangselalu menjadi pendukung setia NKRI.Kalaupun toh ada bulu-bulu yangberjatuhan, itu karena perbedaan sudutpandang antar ormas saja.

Lantas dengan falsafah PKI?PKI tentu menganut falsafah 5 a

dalam menjalankan aksinya. Pertama,atheis; yang artinya anti Tuhan. Kedua,amoral; yakni dalam mencapai tujuansegala cara dilakukan, yang penting tujuantercapai. Ketiga, anasional; artinya tidakada semangat kebangsaan ataumengokohkan jati diri sebagai sebuah

bangsa, tetapi yang dikedapankan pahaminternasional (komunis) yang bersumberdari negara lain. Keempat, anti demokra-si; artinya sistem pemerintahan yangditerapkan cenderung diktator, dengankewenangan absolut di tangan pemerintahtanpa partisipasi rakyat dalam mengambilkeputusan. Kelima asosial; selama iniyang menjadi isu pokok perjuangannyaadalah membela kaum buruh, yangmerupakan kaum tertindas yang menjadikorban sistem kapitalis. Merekamenyebutnya dengan sebutan prajuritrevolusi. Itu hanyalah trik untuk menariksimpati dan dukungan kaum buruh untukmencapai tujuan.

Itu sangat bertentangan dengansila-sila dalam Pancasila..

Iya. Coba kita uraikan satu-persatu.Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.Intinya mengakui adanya Tuhan, tetapiPKI justru anti Tuhan. Sila kedua,Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.Tetapi praktek yang dilakukan mereka,kadang-kadang menggunakan cara yangbiadab dan tak beradab, fitnah, teror dansebagainya. Ketiga, Persatuan Indonesia.Tetapi mereka tidak memiliki identitaskebangsaan. Keempat, Kerakyatan yangDipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaandalam Permusyawaratan/Perwakilan.Tetapi mereka justru otoriter, rakyat tidakmemiliki kekuasaan dan negaralah yangmutlak berkuasa. Kelima, Keadilan Sosialbagi Seluruh rakyat Indonesia. Kalau iniada sedikit unsur sosialnya, tetapi dipakaise-bagai alat propaganda perjuangan kaumburuh dan sebagainya.

Jika demikian, berarti tindakanpembubaran PKI bukanlah tindakanyang melanggar HAM?

Itu tidak melanggar HAM. Sebabkonteksnya, pemerintah dan rakyat In-donesia memperta-hankan integritas dankedaulatan pemerintah berdasarkanundang-undang dan dasar negara. JustruPKI yang telah melanggar HAM, karenameniadakan hak-hak orang lain denganmembunuh para Jenderal. Juga tokoh-tokoh masyarakat yang dianggapmenghalangi tujuan mereka. Parapemimpin dan masyarakat sekarang inisangat risau dengan tindakan anarkhisyang sekarang bermunculan di mana-mana. Dan ujung-ujungnya adalahkerusakan fasilitas, kemiskinan, sertatercabik-cabiknya persatuan dan kesatuanbangsa.