Produksi Naik Hingga 400.000 Ton Bisnis Indonesia...

1

Transcript of Produksi Naik Hingga 400.000 Ton Bisnis Indonesia...

Page 1: Produksi Naik Hingga 400.000 Ton Bisnis Indonesia ...bigcms.bisnis.com/file-data/1/1726/70fa9049_Jun16-Hanson...ca pai 75,36 juta ton gabah ke ring giling naik 4,51 juta ton (6,37%)

A G R I B I S N I S22 Rabu, 27 Juli 2016

Petani mencoba mesin tanam padi rice transplanter bantuan dari Kementerian Pertanian di lahan persawahan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. Kementerian Pertanian berharap mesin tanam padi dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi petani. Penggunaan mesin itu akan mengurangi biaya produksi petani hingga 30%, sehingga produktivitasnya akan meningkat dan berdampak pada kesejahteraan petani.

Bisnis/Rachman

MESIN TANAM PADI PERLUASAN AREAL TANAM

Anggaran Pemda Bakal Dinaikkan

Sapi Induk Mulai Masuk

MEDAN — Pemerintah akan memberikan insentif be ru pa penambahan ang-gar an pertanian pada 2017 bagi pemerintah daerah (pem da) yang mampu me-naik kan produksi pangan di wilayahnya. Sebaliknya, ang garan akan dipangkas jika produksi justru turun.

“Kami akan memulai ta hun ini dengan parameter an tara lain target produksi,” ujar Menteri Pertanian Am ran Sulaiman dalam rapat koordinasi pangan se-Sumatra Utara di Kantor Gu bernur Sumatra Utara, Senin (25/7).

Mentan menuturkan, hing ga saat ini sudah ada 10 kabupaten yang tidak diberikan bantuan tam-bahan anggaran per ta nian, karena kinerja pro duksi pangan di wi la yah nya turun.

“Mereka marah dan lapor ke Wakil Presiden. Saat saya ditanya Wapres [wakil pre siden], saya jawab, ka-re na produksi mereka ren dah. Padahal, mereka su dah dapat tambahan Rp200 miliar dan Wapres se tuju,” ujarnya.

Amran menuturkan, pe-nambahan luas tanam di-la ku kan, karena pada Juni, Juli, dan Agustus selalu men jadi saat-saat kritis. Pro duksi padi pada periode ter sebut tidak maksimal, se hingga seringkali terjadi pace klik pada Desember—Januari. “Ini harus diubah.”

Menurut dia, ketahanan dan kedaulatan pangan bagi Indonesia tidak bisa di tawar lagi. “Kalau perut la par, rakyat tidak bisa di-atur termasuk petani,” ung kap Amran.

“Menjadikan Indonesia ber daulat pangan me ru pa-kan mimpi besar. Per luas-an luas tambahan tanam itu menjadi upaya kita.”

Mentan optimistis, pro-gram percepatan per luas an luas tanam yang me naik-kan tanam dari satu kali

menjadi dua atau tiga kali dalam setahun akan ter-capai. Pasalnya, be be ra pa pe merintah daerah telah ber komitmen untuk men-do rong swasembada di se-jum lah daerah.

“Bahkan kini kita sudah men dapat pengakuan oleh BPS yang bilang kita [2015] men capai produksi ter t inggi dan Global Food Se cu rity Index menaikkan pe ring kat ketersediaan pangan kita ke posisi 66 dari 113 negara.”

Dia menambahkan, saat ini tingkat kepuasan pe-ta ni naik, karena ada ba-nyak bantuan. “Men ko pol-hukam [Luhut Binsar Pan-jait an] sempat sanksi, tapi su dah cek dua kali dan dia me ngatakan benar setelah me ngecek ke lapangan.”

Menurut data BPS, pro-duk si padi pada 2015 men-ca pai 75,36 juta ton gabah ke ring giling naik 4,51 juta ton (6,37%) dibandingkan de ngan tahun sebelumnya. Ke naikan produksi tersebut ter jadi di Pulau Jawa 2,31 juta ton dan di luar Jawa 2,21 juta ton. Kenaikan pro duksi padi terjadi ka-re na kenaikan luas pa nen seluas 0,32 juta ha (2,31%) dan peningkatan pro duk-ti vitas 2,04 kuintal per ha (3,97%).

Kenaikan produksi padi pada tahun lalu terjadi pa da periode Januari–April, Mei–Agustus, dan Sep tember—Desember ma-sing-masing sebanyak 1,49 juta ton (4,73%), 3,02 juta ton (13,26%), dan 1,80 ribu ton (0,01%) dibandingkan de ngan periode yang sama ta hun sebelumnya.

Bantuan pertanian pada tahun ini akan dibagikan dalam berbagai bentuk guna percepatan tanam.

Kepala Dinas Pertanian di seluruh Su matra Utara, Dan-dim dan Danrem di Sumatra Uta ra tanda tangan pak ta in te gritas perluasan areal panen padi. (Martin Sihombing)

JAKARTA — Realisasi impor sapi induk yang digunakan untuk proses pembibitan pada tahun ini diperkirakan rendah, sehingga semakin mem-per sulit target swa sem-ba da daging.

Salah satu peng ham-bat impor sapi induk itu adalah proses lelang yang berjalan lama. Ke menterian Pertanian baru saja menyelesaikan pro ses lelang impor sapi yang digunakan untuk pem bi bit an. Im por sapi in duk pada pa ruh ke dua tahun ini di tar-get kan 5.000 ekor.

Jumlah tersebut me-ru pakan target realisasi tahap pertama dari total ren cana pengadaan 25.000 ekor sapi induk se pan jang tahun ini.

Hal serupa juga ter-jadi pada tahun lalu. Ke mentan mengalo ka-si kan dana pengadaan 30.000 ekor sapi induk pada 2015, tetapi hanya terealisasi sekitar 7.500 ekor.

Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Ke se hatan He wan, Ke men terian Per ta ni an Surach man Su wan di me nyam pai kan, pe me-rin tah telah me ne tap-kan satu per usa ha an yang telah menjadi pe-me nang tender peng-ada an sapi induk.

“Sekarang masih ada be berapa pembahasan yang masih harus di la-kukan antara pe me rin-tah dan perusahaan. Mung kin dalam 1 minggu—2 minggu ke depan akan selesai pro-ses-proses seperti kon-trak. Yang jelas untuk pa ket [pengadaan] sapi induk pertama, sudah akan kontrak [impor],” jelas Surachman. (Dara

Aziliya)

Sri Mas [email protected]

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan, pengembangan perikanan di Natuna membutuhkan waktu 2 tahun. Po tensi produksi perikanan hingga 400.000 ton per tahun itu setara dengan Rp5 triliun dengan asumsi rerata harga ikan US$1 per kg.

Potensi peningkatan produksi perikan-an hingga 400.000 ton tersebut dengan cara menaikkan pemanfaatan potensi per ikanan di Natuna. Saat ini, potensi per ikanan di Natuna baru dimanfaatkan sekitar 9,3%.

Melalui berbagai cara pengembangan Natuna, pemanfaatan potensi perikanan di wilayah itu akan dinaikkan dari 9,3% men jadi 40% dari stok ikan lestari di wi-la yah pengelolaan perikanan RI (WPP RI) 711 itu sebanyak 1,14 juta ton.

Pemanfaatan 40% itu merupakan per-

hi tungan maximum sustainable yield (MSY) WPP 711 berdasarkan standardisasi Fishing Power Index.

Berbagai potensi tersebut antara lain mencakup ikan pelagis besar dan ke cil, ikan demersal, ikan karang, udang penaeid, lobster, dan cumi-cumi. Se men-ta ra itu, komoditas unggulan berupa tong kol, kakap, dan kakap merah.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, berbagai in ter-ven si akan dilakukan dengan anggaran Rp300 miliar hingga akhir tahun depan.

Sentra perikanan terpadu akan di ba-ngun dengan memadukan tempat pe-le langan ikan (TPI) menyaingi Tsukiji Fish Market di Jepang, penyediaan gu-

dang berpendingin atau cold storage ber-kapasitas 3.000 ton dan 200 ton, pem ba-ngunan pelabuhan perikanan Selat Lam-pa, dan instalasi karantina ikan.

Pangkalan pendaratan ikan yang ter se-bar di Jakarta, Pontianak, Belawan, dan Batam, dirancang bergeser ke sentra per-ikanan terpadu di Natuna yang diproyeksi menjadi pusat perikanan terbesar di Asia.

“Kami perhitungkan 400.000 ton per tahun perikanan tangkap. Dikalikan US$1 saja [harga ikan per kg], berarti ni lai ekonominya US$400 juta,” katanya saat konferensi pers, Selasa (26/7).

Intervensi lain yang akan dilakukan oleh KKP adalah bantuan 200 kapal un tuk nelayan di Natuna berukuran 5—10 gros ton (GT) masing-masing 100 unit, alat tangkap 200 unit, dan asuransi un tuk 4.000 nelayan setempat.

Plt. Dirjen Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar sebelumnya mengatakan, ban-tu an kapal kecil dianggap sesuai dengan ke butuhan dan kapasitas nelayan Natuna yang umumnya merupakan tipe nelayan pe sisir.

Pada saat yang sama, KKP akan me-mo bi lisasi 400 kapal ekscantrang di atas 30 GT dari pantai utara Jawa secara ber-ta hap, yakni 300 kapal tahun ini dan 100 ka pal pada tahun depan.

Kapal bantuan dan kapal ekscantrang

pan tai utara (Pantura) Jawa itu di luar 915 kapal di atas 30 GT yang telah meng-antongi surat izin penangkapan ikan (SIPI) dari KKP dan 2.000 kapal di bawah 30 GT yang mendapat izin lokal.

BATAS WILAYAH Susi mengestimasi, jika satu kapal pin-

dah an dari Pantura itu memuat 15 anak buah kapal, maka akan ada hampir 5.000 ne la yan yang singgah ke Natuna setiap bu lan. KKP akan membangun rumah an don untuk menampung nelayan singgah tersebut.

Untuk mencegah konflik dengan ne-la yan setempat, pemerintah menetapkan ba tas wilayah tangkapan, yakni di atas 12 mil untuk nelayan Pantura. Wilayah se-pan jang 12 mil dari pesisir adalah kavling bagi nelayan Natuna. “Jadi, di atas 12 mil tidak boleh bentrok. Itu punya Indonesia, se mua orang boleh tangkap,” ujar Susi.

Tidak hanya perikanan tangkap, bu di daya kerapu dan rumput laut akan dikembangkan di Natuna, dengan ka pa-si tas masing-masing 240 ton dan 17 ton. Anggaran yang disiapkan untuk perikan-an budi daya itu Rp30 miliar.

"Rumput laut dikembangkan di Pu lau Tiga, sedangkan kerapu di Pu lau Sedanau," kata Dirjen Perikanan Budi da-ya KKP Slamet Soebjakto.

Pemanfaatan potensi perikanan di Natuna akan dinaikkan jadi 40% dari kondisi saat ini baru 9,3%.

JAKARTA — Pengembangan perairan Natuna, Kepulauan Riau bakal mengerek produksi perikanan

tangkap di wilayah itu dari 47.000 ton menjadi 400.000 ton per tahun setelah 2017.

PENGEMBANGAN PERAIRAN NATUNA

Produksi Naik Hingga 400.000 Ton

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, Investor, 27 Juli 2016