PRODUKSI DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN SAYURANfitri_yulianti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/... ·...
Transcript of PRODUKSI DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN SAYURANfitri_yulianti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/... ·...
PRODUKSI DAN
SERTIFIKASI BENIH
TANAMAN SAYURAN
MATA KULIAH TEKNOLOGI BENIH
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
Fitri Yulianti, SP. MSi.
PENGERTIAN PRODUKSI BENIH
Produksi benih pada dasarnya merupakan suatu rangkaian kegiatan dalammemperbanyak segenggam benih dari varietas unggu menjadi benih denganjumlah yang sesuai kebutuhan dan mutu yang sudah ditentukan.
Segenggam benih dari varietas unggul yang telahdihasilkan oleh pemuliaan tanaman, menjadikurang berarti manakala tidak sampai di tanganpetani untuk digunakan dalam kegiatanagronomis. Pekerjaan berat pemuliaan tanamanjuga akan sia-sia menakala benih yang sampai ditangan petani tidak memiliki mutu yang telahdihasilkan oleh pemulia.
Pentingnya produksi benih dalam programpengadaan benih, maka diperlukan teknikproduksi yang baik dengan strategi produksi yangtepat. Teknik produksi yang baik akanditerjemahkan melalui berbagai kegiatanproduksi benih yang secara umum akan masukdalam prinsip prinsip produksi benih. Strategiproduksi benih yang tepat lebih diimplikasikankepada tingkat pengelolaan produksi yang efisiendan efektif.
PENTINGNYA PRODUKSI BENIH
1. Benih hibrida
2. Benih non hibrida
JENIS JENIS BENIH
Benih Hibrida adalah benih yang berasal dari tanaman generasi pertama (F1) hasilsuatu persilangan sepasang atau lebih tetua (galur murni), yang mempunyaikarakter unggul.
Benih hibrida dapat terbentuk pada tanaman yang menyerbuk silang maupunmenyerbuk sendiri.
Jagung merupakan tanaman pertama yang dibentuk menghasilkan varietashibrida secara komersial, dan telah berkembang di Amerika Serikat sejak 1930-an.Kini benih jagung hibrida telah ditanam di sebagian besar areal jagung di dunia.
BENIH HIBRIDA
Kelemahan varietas hibrida :1. Penanaman benih varietas hibrida pada generasi berikutnya (generasi F2 dan
selanjutnya) akan menghasilkan tanaman yang rata-ratanya tidak unggul lagi, akibat adanya segregasi tanaman F2. Dengan demikian, petani harus membelibenih baru setiap akan tanam.
2. Harga benih hibrida jauh lebih mahal daripada benih bersari bebas (open pollinated)
Keunggulan varietas hibrida :1. Varietas hibrida memiliki sifat heterosis (lebih unggul dibanding kedua
tetuanya), sehingga produknya akan lebih baik dibanding dengan varietasbersari bebas.
2. Kualitas visual seragam, terjamin mutunya, dan umumnya mengandung zat giziesensial yang lebih baik dibanding varietas bersari bebas.
3. Varietas hibrida memiliki potensi hasil yang lebih tinggi4. Untuk beberapa jenis benih memiliki umur genjah/lebih cepat panen
BENIH HIBRIDA
Benih non hibrida adalah varietas yang benihnya diambil dari pertanamansebelumnya, atau dapat dipakai terus-menerus dari setiap pertanamannya dan belumtercampur atau diserbuki oleh varietas lain. Benih yang digunakan tentunya berasaldari tanaman yang mempunyai ciri-ciri dari varietas tersebut.
Alasan inilah yang menjadikan petani menyukai benih bersari bebas. Tidak perlumengeluarkan biaya lagi untuk membeli benih karena cukup menyimpan benih daripertanaman sebelumnya.
Produksi benih non hibrida meliputi :1. Inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri2. Bersari bebas atau open pollinated (OP) untuk tanaman menyerbuk silang
BENIH NON HIBRIDA
BENIH INBERIDA ATAU BERSARI
BEBAS
Keunggulan benih bersari bebas (non hibrida/OP)1. Harga benih relatif lebih murah2. Penanaman benih bersari bebas pada generasi berikutnya akan menghasilkan
tanaman yang rata-rata memiliki sifat yang sama dengan induknya, sehinggapetani tidak harus membeli benih baru
Kelemahan benih bersari bebas (non hibrida/OP)1. Benih bersari bebas secara visual kurang keseragamannya2. Potensi hasilnya rata-rata lebih rendah dibandingkan benih hibrida3. Memiliki masa panen dan umur yang panjang,sehingga pemeliharaannya lebih
lama. Hal ini mempengaruhi waktu dan biaya pemeliharaan
MACAM PRODUKSI BENIH
1. Produksi benih dalam konteks produksi benih awal (intial seed production)Kemurnian genetik merupakan sasaran utama kegiatan produksi benih ini
2. Produksi benih dalam konteks pemeliharaan varietas (variety maintenance)Mempertahankan genetik dari varietas yang ada merupakan sasaran utamadari kegiatan produksi benih ini
3. Produksi benih dalam konteks produksi benih komersial (commercial seedproduction)memproduksi benih bermutu dengan jumlah yang cukup merupakan sasaranutama kegiatan produksi benih ini.
KATEGORI PRODUKSI BENIH
KELAS BENIH
Sumber: BPTP Jambi
❑ Benih Penjenis (Breeder Seed/BS) : label kuning
❑ Benih Dasar (Fondation Seed/FS/BD) : label putih
❑ Benih Pokok (Stock Seed/SS/BP) : label ungu
❑ Benih Sebar atau hibrida (Extension Seed/ES/BR) : label biru.
No SumberBenih
Benih yang Dihasilkan
1 Benih Penjenis Benih Dasar
2 Benih Dasar Benih Pokok
3 Benih Pokok Benih Sebar
COLORING THE GLOBAL FUTURE www.gunadarma.ac.id
KEGIATAN PRODUKSI BENIH
1. Kegiatan-kegiatan dalam memaksimalkan potensi hasil (prinsip agronomis)
2. Kegiatan-kegiatan dalam rangka mempertahankan standar mutu terutama
mutu genetik (prinsip genetik)
PRINSIP AGRONOMIS PRODUKSI
BENIH
1. Penentuan jenis tanaman/varietas dengan potensi hasil yang jelas
2. Penentuan agroklimat dan kondisi tanah yang sesuai (radiasi matahari, suhu, curah
hujan, kelembaban, kondisi fisik, biologi dan kimia tanah, dan lain lain)
3. Penentuan dan penyiapan lapang produksi
kemudahan tempat lapang produksi dalam jaringan transportasi sangat diperhatikan
dalam rangka efisiensi pengelolaan tanaman, hingga pengangkutan hasil panen.
Penyiapan lapang produksi mencakup berbagai kegiatan (1) land clearing, (2)
pengolahan tanah(pembajakan dan penggaruan), (3) pembuatan lubang tanam, (4)
pemberian bahan organik, (5) pembuatan saluran masuk dan keluarnya air
4. Penentuan tingkat populasi tanaman
penentuan populasi tanaman yang tepat sangat menentukan terhadap pemanfaatan
hara dan radiasi matahari serta jumlah benih yang dibutuhkan.
5. Penanaman mulai dari penentuan metode tanam (langsung atau tidaklangsung) , persemaian, pembibitan, hingga pelaksanaan tanam.Alasan tanaman ditanam secara tidak langsung :a. ukuran benih relatif kecil, sehingga agak sulit untuk ditebar langsungb. fase bibit tanaman peka terhadap radiasi matahari langsung dan deraancuaca seperti angin dan dinginc. proteksi tanaman pada fase bibit akan dilakukan secara lebih intensifd. waktu musim tanam di lapang produksi akan lebih panjange. roguing akan dilakukan sejak fase bibit
6. Pemeliharaan tanaman (pemupukan, pengairan, pengendalian hama danpenyakit serta gulma, pemangkasan, pemberian lanjaran, pembubunan, danpemberian para)
7. Pemanenan dan pengangkutansaat panen yang tepat adalah pada saat tanaman menghasilkan jumlah benihyang maksimum. Cara panen dapat dilakukan secara manual dan juga denganmesin panen (combine harvester). Kegiatan panen dan pengangkutan sangatmenentukan terhadap tingkat produksi yang dihasilkan terutama dalamkehilangan hasil pada saat panen (loss panen)
PRINSIP AGRONOMIS PRODUKSI
BENIH
PRINSIP GENETIK PRODUKSI
BENIH
1. Penentu wilayah adaptasi2. Kegiatan produksi benih suatu tanaman yang dilakukan pada wilayah adaptasi
nya merupakan langkah awal untuk menghasilkan produk dengan genotipeyang masih bisa dikategorikan tidak berubah. Penentuan wilayah adaptasidapat dilakukan dengan mengetahui dskripsi objektif yang detail dari karakterkarakter tanaman yang akan dibudidayakan. Pengetahuan tentang daerahdaerah sentral produksi tanaman tertentu, merupakan langkah sederhanadalam menentukan wilayah adaptasi suatu tanaman, sebelum melakukankegiatan produksi benih selanjutnya.
3. Penentuan benih sumber yang akan digunakanbenih sumber yang akan digunakan dalam kegiatan produksi benih harusterkait dengan :a. pola perbanyakan yang digunakanb. kelas benih dari benih yang akan dihasilkanc. mutu benih sumber
PRINSIP GENETIK PRODUKSI
BENIH
4. Penentuan lahan yang tepatKontrol terhadap kemurnian genetik dapat dilakukan dengan mengontrol sejarahlahan yang akan digunakan. Kontrol terhadap sejarah lahan dimaksudkan untukmencegah terjadinyaa. voluntir sehingga terjadi percampuran dan persilangan yang tidak diinginkanb. kontaminasi penyakit yang berbahaya akibat kesamaan karakter tanamansebelumnya dengan tanaman yang dibudidayakankontrol terhadap lahan juga bisa dilakukan dengan bentuk geometris lahan
5. Penetapan isolasikegiatan isolasi dimaksudkan sebagai usaha agar pada tanaman yang dibudidayakantidak terjadi persilangan yang tidak diinginkan, sehingga terjadi kontaminasi.persilangan yang tidak diinginkan dapat dicegah dengan cara:a. menghindari terjadinya masa fase berbunga dari tanaman yang dibudidayakan,berbarengan dengan masa fase berbunga tanaman sejenis yang ditanam di sekitarlahan produksi benih tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur waktutanam. Kegiatan ini disebut isolasi waktub. melakukan usaha agar tanaman yang dibudidayakan pada fase berbunganya,tidak termasuk dalam wilayah jangkauan serbuk sari tanaman sejenis yang ditanamdi sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi jarak yang cukup daritanaman sejenis di sekitarnya atau barier berupa tanaman atau bangunan.Kegiatan ini disebut isolasi jarak
PRINSIP GENETIK PRODUKSI
BENIH
ISOLASI JARAK
Nomor Jenis tanaman Isolasi jarak Isolasi waktu
1 Padi 3 m 30 hari
2 Jagung 200 m 30 hari
3 Kedelai 8 m 15 hari
4 Kacang hijau 3 m 15 hari
5 Kacang tanah 3 m 15 hari
6 Tomat 45 m 30 hari
7 Terong 250 m 60 hari
8 Cabe 200 m 75 hari
9 Buncis 45 m 45 hari
10 Kecang panjang 45 m 45 hari
11 Bayam 200 m 60 hari
5. Kontrol kebersihan alat-alat yang digunakan6. Kegiatan Roguing
Roguing : kegiatan membuang tanaman-tanaman yang sangat memungkinkanmenjadi sumber kontaminasi melalui penyerbukan yang tidak dikehendaki dan ataupercampuran fisik karena kemiripannya.tanaman tersebut dapat berupa voluntir, campuran varietas lain (CVL), tipe simpang(off type) dan tanaman yang terkena penyakit terbawa benih (seedborn)voluntir : tanaman sisa musim tanam sebelumnya.tipe simpang : tanaman yang memiliki karakter yang berbeda dengan karaktertanaman yang dibudidayakan, tetapi secara keseluruhan belum menghantarkantanaman tersebut sebagai varietas lain. Tipe simpang terjadi karena :a. adanya gen resesif heterozigot pada saat pelepasan varietasb. terjadi mutasic. tanaman memiliki keragaman morfologis yang luasd. benih yang digunakan berasal dari hasil persilangan
PRINSIP GENETIK PRODUKSI
BENIH
PELAKSANAAN ROGUING
1. Fase bibitkarakter warna hipokotil muncul pada saat tersebut.
2. Fase vegetatifwarna bulu, daun, bentuk daun menjadi karakter yang bisa dijadikan dasar dalampenentuan tipe menyimpang.
3. Fase berbungawarna bunga merupakan dasar penentu varietas yang sering digunakan sebagaidasar dalam roguing
4. Fase berbuahbentuk buah
Hal hal yang diperlukan untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan roguing1. Tanaman hendaknya ditanam sedemikian rupa, sehingga masing masing tanaman dapat
terlihat jelas pada saat roguing2. Berjalan secara sistematik melalui pertanaman yang ada sehingga semua tanaman dpat
teramati3. Seluruh bagian tanaman yang termasuk rogue dicabut dan dibuang4. Pelaksanaan roguing sedapat mungkin dilakukan dengan membelakangi matahari dan
kondisi tanaman tidak sudah tidak ada embun.
PELAKSANAAN ROGUING
7. Panenpenentuan waktu panen yang tepat sangat berpengaruh terhadap mutu benih
yang dihasilkan, terutama yang berkaitan dengan mutu fisiologi benih.benih akan memiliki tingkat vigor yang maksimum pada saat masak fisiologi.
Kendala yang dihadapi pada saat masak fisiologis adalah tingkat kadar air benihyang masih tinggi.Solusinya adalah pemanenan dilakukan beberapa waktu setelah masak fisiologisdengan harapan kadar air benih sudah cukup aman dari kerusakan mekanik akibatpemanenanPenentuan masak fisiologis benih dapat berdasarkan deskripsi tanaman ataupunkarakter morfologi yang praktis di lapangan.Karakter morfologis tanaman yang dapat digunakan, seperti jagung adanya blacklayer pada jagung (kecuali jangung manis), lepasnya funikulus pada kelompoktanaman legum, meratanya warna merah pada tomat, dan lain lain.Penetapan masak fisiologis benih yang lebih akurat dapat dilakukan denganpengujian terhadap peubah fisiologis, dimana pada saat masak fisiologis benihmemiliki tingkat vigor yang maksimum.
PRINSIP GENETIK PRODUKSI
BENIH
PERAN SERTIFIKASI BENIH
Sertifikasi benih pada dasarnya adalah memberikan pengawasan terutama dalammemelihara kemurnian benih baik di lapang maupun di laboratorium, sehingga suatusistem pengadaan benih betul betul menghasilkan benih yang bermutu sesuai denganvarietas unggul yang telah dihasilkan.
Lembaga yang mengawasi setifikasi benih adalah Balai Pengawasan dan SertifikasiBenih (BPSB)
KETENTUAN UMUM DI LAPANG
UNTUK SERTIFIKASI BENIH
1. Benih sumbera. sertifikasi dapat dilakukan terhadap kegiatan produksi benih denganmenggunakan kelas benih sumber yang jelas : benih penjenis (breeder seed),benih dasar (foundation seed), benih pokok (stock seed) dan benih sebar(extention seed)b. untuk menghasilkan benih jagung hibrida, sebagai materi induk persilangandapat berbentuk galur murni (inbred line), single cross dan varietas bersaribebas (open pollinated) yang sudah disertifikasi.
2. Areal sertifikasia. sertifikasi dapat dilakukan pada areal produksi benih dengan lapang produksiyang jelas batas batasnya baik berupa parit, pematang, jalan maupun tandatanda yang jelas lainnya.b. satu areal sertifikasi dapat terrdiri atas beberapa unit lapang produksi yangterpisah pisah, tetapi jarak antar unit tidak boleh lebih dari 10 meter dan tidakdipisahkan oleh varietas/tanaman lain.c. dalam satu areal sertifikasi hanya dapat ditanam satu varietas dan satu kelasbenih.d. batas waktu tanam untuk satu areal sertifikasi maksimum 5 hari.
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
SERTIFIKASI DI LAPANG
1. Persyaratan lahanlahan yang akan digunakan untuk produksi beih tanaman kedelai, kacang hijau,kacang tanah, bayam, pada musim sebelumnya adalah bekas tanaman lain,bekas bera, atau bekas dari tanaman dari varietas yang sama, dan jika bekasvarietas yang berbeda diberakan selama 3 bulan terlebih dahulu.lahan yang akan digunakan untuk produksi benih tanaman tomat, terong, cabe,buncis, kacang panjang, kentang, pada musim sebelumnya adalah bekastanaman lain dan bekas bera. Lahan dilakukan bera terlebih dahulu selama 3bulan untuk
Produksi benih Lahan bekas tanaman
Tomat Tomat
Terong Terong, tomat
Cabe Cabe, tomat
Buncis Buncis, kecipir
Kacang panjang Kacang panjang, kecipir
Kentang Kentang, tomat
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
SERTIFIKASI DI LAPANG
lahan yang akan digunakan untuk produksi benih bawang merah dan bawangputih, pada musim sebelumnya adalah bekas tanaman lain, bekas bera danbekas tanaman yang sejenis
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
SERTIFIKASI DI LAPANG
2. Persyaratan isolasiareal dalam produksi benih dalam sistem sertifikasi harus memenuhi persyaratan
isolasi , baik isolasi jarak maupun isolasi waktu.
3. Pemberitahuan pemeriksaan lapangPengajuan pemeriksaan lapang ke BPSB, selambat lambatnya sebelum tanggal
pemeriksaan
4. Pemeliharaan tanaman sebelum pemeriksaan lapang (pembersihan dan roguing)
5. Pembersihan peralatan/perlangkapan (alat tanam, alat pemeliharaan, alat panen, alat angkut, silo, dan alat lain yang digunakan untuk kegiatan produksi benih)
6. Standar lapang
STANDAR
LAPANG
PEMERIKSAAN LAPANG
Pemeriksaan lapang merupakan salah satu kegiatan pokok dalam proses sertifikasiuntuk menghasilkan benih bersertifikasi.
Pemeriksaan lapang secara umum dilakukan pada saat sebelum tanam, fasevegetatif, fase berbunga, dan fase berbuah/masak.
TUJUAN PEMERIKSAAN LAPANG
a. Menilai kemurnian benih genetikb. Menilai sumber sumber kontaminasi yang terdiri atas varietas lain dan tipe simpangc. Menilai kesehatan benih dari hama/penyakit yang dapat ditularkan melalui benihd. Memberikan rekomendasi untuk mencapai persyaratan produksi benih bersertifikat
Pemeriksaan lapang untuk tanaman sayuran biasanya dilakukan 4 kali. Yaitu:1. Pemeriksaan pendahuluan
dilakukan sebelum tanah diolah, dapat dilanjutkan sampai sebelum tanam2. Pemeriksaan lapangan pertama (dilakukan pada fase vegetatif)
pemeriksaan ualang hanya dilakukan jika dianggap perlu dengan ketentuan :a. fase vegetatif belum berakhirb. paling lambat dilakukan 1 minggu setelah pemeriksaan pertamac. hanya diberikan kesempatan 1 kali
3. Pemeriksaan lapangan kedua (dilakukan pada fase berbunga)pemeriksaan ualang hanya dilakukan jika dianggap perlu dengan ketentuan :a. belum masuk fase masak (padi)b. fase berbunga belum berakhir (sayuran)hanya diberikan kesempatan 1 kali
4. Pemeriksaan lapangan ketiga (dilakukan pada fase berbuah)pemeriksaan ualang hanya dilakukan jika dianggap perlu dengan ketentuan :
a. paling lambat dilakukan 1 minggu setelah pemeriksaan ketigab. hanya diberikan kesempatan 1 kali
WAKTU PEMERIKSAAN LAPANG
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
LAPANG
1. Pemeriksaan lapangan pendahuluanPemeriksaan lapangan pendahuluan diajukan untuk memeriksa kebenaranpersyaratan administratif ysng telah di daftarkan :a. kebenaran nama dan alamat pemohonb. letak dan situasi arealc. sejarah penggunaan lahand. kebenaran batas batas areale. kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
LAPANG
2. Pemeriksaan lapangan kedua, ketiga dan atau keempata. persiapan-pemeriksaan persyaratan (bukti lulus pemeriksaan pendahuluan; letak, luas, dantanggal tanam areal produksi yang akan diperiksa)- membuat sketsa/peta areal dan penentuan blok- menghitung jumlah contoh yang diperlukan- menentukan letak areal contoh secara acak pada sketsa/peta areal produksi
b. Pemeriksaan globalmengelilingi petanaman untuk memeriksa isolasi jarak, isolasi waktu, keadaanpertanaman dan kebersihan lapangan
c. pemeriksaan lapangan tiap areal contoh pemeriksaan
JUMLAH CONTOH
PEMERIKSAAN
Untuk tanaman padi, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang panjang, dan bawangmerah/putih :1. Untuk luasan pertanaman sampai dengan 2 ha ditentukan minimum 5 contoh
pemeriksaan dan setiap penambahan luasan pertanaman sampai dengan 2 ha,jumlah contoh pemeriksaan ditambah 1 contoh pemeriksaan
2. Rumus yang digunakan X = (Y + 8) / 2X = jumlah contoh pemeriksaan dan Y = luas areal pertanaman
3. Untuk luas areal pertanaman > 16 ha contoh pemeriksaan minimum 12 contohpemeriksaan
Untuk tanaman tomat, terong, cabe, buncis, kacang panjang, bayam, dan kentang :1. Untuk luasan pertanaman sampai dengan 1 ha, ditentukan minimum 5 contoh
pemeriksaan, dan setiap penambahann luasan pertanaman sampai dengan 1ha, jumlah contoh pemeriksaan ditambah 1 contoh pemerikasaan
2. Rumus yang digunakan X = Y + 4X = jumlah contoh pemeriksaan dan Y = luas areal pertanaman
3. Untuk luas areal pertanaman > 8 ha contoh pemeriksaan minimum 12 contohpemeriksaan
JUMLAH TANAMAN TIAP
CONTOH PEMERIKSAAN
Nomor Jenis Tanaman Jumlah tanaman/contoh
1 Padi (tandur jajar) 400 rumpun
2 Padi (tebar langsung) -
3 Jagung 100 tanaman dalam 10 baris
4 Kedelai -
5 Kacang hijau -
6 Kacang tanah -
7 Bawang merah/putih 4 x 100 rumpun
8 Tomat 10 x 10 tanaman
9 Terong 10 x 10 tanaman
10 Cabe 10 x 10 tanaman
11 Buncis 10 x 10 tanaman
12 Kacang panjang 10 x 10 tanaman
13 Bayam 10 x 10 tanaman
14 Kentang 10 x 10 tanaman
Untuk tanaman padi tebar langsung, kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah, makajumlah tanaman tiap contoh pemeriksaan yang harus diambil didasarkan padapengambilan contoh pendahuluan. Contoh pendahuluan dilakukan untukmendapatkan informasi tentang populsi tanaman per satuan luas (m2), yangselanjutnya digunakan untuk menentukan luas suatu areal contoh
Penarikan contoh pendahulan dilakukan dengan cara :1. Menarik minimum 5 contoh secara acak dengan luasan tiap contoh adala 1 m22. Menghitung jumlah anakan/malai yang terdapat dalam tiap contoh
pendahuluan3. Menghitung nilai X yakni rata-rata anakan/malai per m24. Menentukan luas minimum setiap satu areal contoh yang akan diperiksa
dengan rumus- padi : 2000/X m2- kedelai : 1000/X m2- kecang hijau : 1000/X m2- kacang tanah : 1000/X m2
JUMLAH TANAMAN TIAP
CONTOH PEMERIKSAAN
PENENTUAN CONTOH PEMERIKSAAN
PADA AREAL PERTANAMAN
Penentuan contoh pemeriksaan pada areal pertanaman merupakan kegiatanterakhir dari teknik penarikan contoh dalam pemeriksaan lapangan.
Contoh pemeriksaan biasanya berupa petakan atau luasan.
Contoh periksaan biasanya ditentukan dengan sitematik, dimana setiap contohpemeriksaan mewakili sub areal pertanaman tertentu.
Misalkan ditentukan bahwa contoh pemeriksaan diatur sedemikian rupa, sehinggamembentuk diagonaldari areal pertanaman.
Dalam hal ini masing masing contoh pemeriksaan diharapkan mewakili bagianbagian sudut dan bagian bagian tengah areal pertanaman
CONTOH SKETSA PENENTUAN
CONTOH PEMERIKSAAN
HASIL PEMERIKSAAN LAPANG
a. Hasil pemeriksaan lapangan dimasukkan kedalam formulir yang sudahdisediakan oleh BPSB untuk setiap pemeriksaan lapangan
b. Hasil pemeriksaan lapangan dikirim ke penangkar benih selambat lambatnya 1minggu setelag pelaksanaan pemeriksaan lapangan