SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user AG DI BA Gu D Juru GRIBISNIS SERTIF ALAI PENG Untuk M una Memp i Fakultas usan / Prog P S HORTI K F UNIV FIKASI BE GAWASAN JAWA TUGA Memenuhi eroleh Der Pertanian gram Studi Arsitektu Disus DANI E H 3 PROGRAM KULTURA FAKULTA VERSITAS SURA 2 PENG ENIH PAD N DAN SE A TENGAH AS AKHIR Sebagian P rajat Ahli M Universit a Agribisni s r Pertaman sun Oleh : EL BAYU P 3308011 M DIPLOM DAN ARSI S PERTAN SEBELAS AKARTA 2011 GESAHAN I HIBRIDA RTIFIKAS H Persyarata Madya Pert as Sebelas M s Hortikul t nan P MA III I TEKTUR NIAN S MARET A SI BENIH n t anian Maret t ura Dan R PERTAM MANAN

Transcript of SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

Page 1: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

AG

DI BA

Gu

D

Juru

GRIBISNIS

SERTIF

ALAI PENG

Untuk M

una Memp

i Fakultas

usan / Prog

P

S HORTIK

F

UNIV

FIKASI BE

GAWASAN

JAWA

TUGA

Memenuhi

eroleh Der

Pertanian

gram Studi

Arsitektu

Disus

DANIE

H 3

PROGRAM

KULTURA

FAKULTA

VERSITAS

SURA

2

PENG

ENIH PAD

N DAN SE

A TENGAH

AS AKHIR

Sebagian P

rajat Ahli M

Universita

Agribisnis

r Pertaman

sun Oleh :

EL BAYU P

3308011

M DIPLOM

DAN ARSI

S PERTAN

SEBELAS

AKARTA

2011

GESAHAN

I HIBRIDA

RTIFIKAS

H

Persyarata

Madya Pert

as Sebelas M

s Hortikult

nan

P

MA III

ITEKTUR

NIAN

S MARET

A

SI BENIH

n

tanian

Maret

tura Dan

R PERTAMMANAN

Page 2: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan

Judul :

SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA

DI BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH

JAWA TENGAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Daniel Bayu P

H 3308011

Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : ....................

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Penguji

Ketua

Ir. Djoko Mursito, MP.

NIP.194812021978111001

Anggota

Drs. Sugijono. MP.

NIP.194709161980031001

Surakarta, Mei 2011

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian

Dekan,

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS.

NIP. 195602251986011001

Page 3: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

taufik dan hidayatNya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah

lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ir. Panut Sahari, MP selaku Ketua Minat Program Studi DIII Agribisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Ir. Djoko Mursito, MP selaku Dosen Pembimbing.

5. Bapak Kepala Pimpinan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa

Tengah.

6. Ayah, Ibu serta semua keluarga yang ada di rumah, terima kasih atas semua

kasih sayang dan dorongan semangat yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami

harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-kata

yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi

penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta, Mei 2011

Penyusun

Page 4: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................. vi

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................... 2

1. Tujuan Umum .................................................................... 2

2. Tujuan Khusus ................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4

III. TATALAKSANA PELAKSANAAN ............................................ 11

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan .............................................. 11

1. Tempat Pelaksanaan Magang ............................................. 11

2. Waktu Pelaksanaan Magang ............................................... 11

B. Cara Pelaksanaan .................................................................... 12

1. Metode Dasar .................................................................... 12

2. Metode Pengumpulan Data ................................................. 12

3. Metode Analisis Data ......................................................... 12

4. Metode Analisis Usaha Tani ............................................... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 13

A. Kondisi Umum Lokasi ............................................................ 13

1. Sejarah Berdirinya Lokasi .................................................. 14

2. Keadaan kebun dan Laboratorium ...................................... 18

3. Administrasi dan Manajemen ............................................. 20

B. Usaha Tani .............................................................................. 22

C. Pembahasan ............................................................................ 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 31

A. Kesimpulan ............................................................................. 31

B. Saran ...................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN

Page 6: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini produksi benih padi berlangsung melalui sistem “Jalur Benih

Antar-Lapang dan Musim” atau lebih populer disebut Jabalsim. Dalam sistem

Jabalsim, produsen atau sumber benih adalah penangkar berskala usaha kecil yang

jumlahnya masih terbatas dan petani yang menanam padi hibrida untuk tujuan

konsumsi. Sistem Jabalsim berperan penting dalam penyediaan benih padi

mengingat benih yang diproduksi tidak perlu disimpan lama, sehingga resiko

menurunnya daya tumbuh benih dapat dihindari dan sumber benih dekat dengan

lokasi pengembangan padi.

Benih yang dihasilkan tergantung pada kualitas benih dan cara

penanamannya, serta keadaan alam. Biji yang terpilih untuk dijadikan benih

dijemur kembali menggunakan alas berupa tikar, terpal, atau plastik dengan

ketebalan benih 2-3cm, pada pukul 08.00-12.00 selama 2-3 hari hingga berkadar

air 9-10%. Benih dikemas dalam kantong plastik dengan ketebalan 0,08 mm dan

kapasitas 5 kg per kemasan. Benih kemudian disimpan pada ruangan yang kondusif

(tidak lembab, tidak bocor, aman dari gangguan hama). Di tempat penyimpanan,

kantong plastik yang berisi benih tersebut ditaruh pada balok kayu agar tidak

menyentuh lantai semen atau lantai tanah. Untuk skala besar, benih dapat disimpan

pada ruangan ber-AC, khususnya dalam pengeringan benih dengan sinar matahari

(Imran, 2002).

Ketersediaan benih yang bermutu dalam jumlah banyak, cepat dan seragam

merupakan langkah awal untuk menunjang pengembangan tanaman. Keberhasilan

pengembangan varietas unggul padi hibrida ditentukan oleh berbagai aspek,

terutama ketersediaan benih dan mutu benih itu sendiri. Penggunaan benih bermutu

tinggi merupakan prasyarat utama dalam budi daya padi hibrida. Oleh karena itu,

pengembangan varietas unggul menuntut penyediaan benih yang bermutu tinggi

dalam jumlah yang cukup dan tersedia tepat waktu (Anonim, 2004).

Persyaratan dan tata cara sertifikasi benih bina tanaman pangan merupakan

pedoman sertifikasi secara umum, dan sekaligus merupakan tindak lanjut

penerapan di lapangan terhadap ketentuan-ketentuan mengenai sertifikasi benih

Page 7: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor

39/Permentan/OT.140/8/2006.

Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor indukan benih hibrida dari

China dan India. Oleh karena itu benih padi hibrida sangat potensial untuk

dikembangkan, asal dikembangkan dengan berbasis pada teknologi petani dan

tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan sertifikasi benih padi yang telah

ditentukan oleh pemerintah.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

penulis akan membahas yang berkaitan tentang benih padi hibrida dengan judul

“Sertifikasi Benih Padi Hibrida di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Jawa Tengah”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori

dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah

terjun di masyarakat.

b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis.

c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan agribisnis.

d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi

pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan

kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memahami secara langsung tentang sertifikasi benih Padi

Hibrida yang dilakukan di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa

Tengah.

b. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat

membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di

lapangan khususnya tentang sertifikasi benih padi hibrida.

Page 8: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sertifikasi Benih

Sertifikasi benih adalah suatu sistem atau mekanisme pengujian benih

berkala untuk mengarahkan, mengendalikan, dan mengorganisasi perbanyakan dan

produksi benih. Sertifikasi benih merupakan sistem berbadan resmi untuk

perbanyakan dan produksi benih yang terkontrol. Tujuannya adalah untuk

memelihara dan menyediakan benih serta bahan perbanyakan tanaman bermutu

tinggi dari varietas berdaya hasil tinggi bagi masyarakat sehingga dapat ditanam

dan didistribusikan dengan identitas genetik yang terjamin. Dengan kata lain,

tujuan sertifikasi benih adalah untuk memberikan jaminan bagi pembeli benih

(petani atau penangkar benih) tentang beberapa aspek mutu yang penting, yang

tidak dapat ditentukan dengan segera, dengan hanya memeriksa benihnya saja.

Penerimaan manfaat dari sertifikasi benih adalah perkembangan pertanian

karena sistem dan program sertifikasi benih yang efektif memungkinkan benih

bermutu tinggi tersedia bagi petani. Pedagang benih memperoleh manfaat karena

benih yang disertifikasi merupakan sumber pasokan benih yang otentik dan tinggi

mutunya. Produsen benih memperoleh manfaat karena sertifikasi benih

memungkinkan tersedianya program pengendalian mutu yang ketat, yang lazimnya

di luar kemampuannya. Petani memperoleh manfaat karena dapat mengharapkan

bahwa benih bersertifikat yang dibelinya akan memiliki sifat-sifat varietas yang

diinginkan (Mugnisjah,1991).

Adapun kegiatan-kegiatan dalam proses sertifikasi benih yaitu cek plot,

pemeriksaan lapang pendahuluan, pemeriksaan lapang fase vegetatif, pemeriksaan

lapang fase berbunga/generatif, pemeriksaan lapang fase menjelang panen,

pengambilan contoh benih, dan pemeriksaan alat panen dan pengolahan.

Cek plot/perbandingan tanaman adalah suatu kegiatan percobaan lapangan

untuk membandingkan hasil pengujian di laboratorium dengan kenampakan fisik

tanaman di lapangan, dalam rangka menunjang operasional sertifikasi benih,

khususnya yang berkaitan dengan campuran varietas lain. Kegiatan ini dapat

dijadikan sebagai pembanding terhadap areal sertifikasi.

Benih Bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui

sertifikasi benih, sertifikasi sistem manajemen mutu dan / atau sertifikasi produk.

Page 10: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam peraturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor

39/Permentan/OT.140/8/2006 adalah sebagai berikut :

1. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas, yang produksi

dan peredarannya diawasi.

2. Benih Tanaman yangs selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya

yang digunakan untuk memperbanyak dan /atau mengembang biakkan tanaman.

3. Benih Bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui sertifikasi

benih, sertifikasi sistem manajemen mutu dan / atau sertifikasi produk.

4. Sertifikasi Benih adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah

melalui pemeriksaan lapangan dan atau pengujian, pengawasan serta memenuhi

semua persyaratan dan standar benih bina.

5. Sertifikat Benih Bina adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian antara hasil

kegiatan sertifikasi benih bina dengan persyaratan dan standar mutu benih bina.

6. Produsen Benih Bina adalah perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah

yang melakukan proses produksi benih bina.

7. Varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman,

pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan

dalam jenis yang sama.

8. Varietas Lain adalah tanaman atau benih yang dapat dibedakan dari varietas

yang merupakan sifat-sifat dari varietas itu sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam deskripsi.

9. Perbanyakan Vegetatif adalah perbanyakan tanaman tidak melalui perkawinan.

10. Perbanyakan Generatif adalah perbanyakan tanaman melalui perkawinan sel-sel

reproduksi.

11. Tipe Simpang adalah tanaman atau benih yang menyimpang dari sifat-sifat

suatu varietas sampai diluar batas kisaran yang telah ditetapkan oleh pemulia.

12. Segregan/Varian adalah benih atau turunan yang menunjukkan ciri-ciri berbeda

dari varietas, namun dari latar belakang genetisnya dapat diduga sebagai bagian

dari varietas yang telah dilepas sehingga varian tidak dianggap sebagai tipe

simpang.

13. Benih Penjenis (Breeder Seed) adalah benih yang diproduksi di bawah

pengawasan pemulia yang bersangkutan dengan prosedur baku yang memenuhi

sertifikasi sistem mutu sehingga tingkat kemurnian genetik varietas (true-to-

type) terpelihara dengan sempurna.

Page 11: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14. Benih Dasar adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis yang memenuhi

standar mutu kelas Benih Dasar.

15. Benih Pokok adalah keturunan pertama dari Benih Dasar atau Benih Penjenis

yang memenuhi standar mutu kelas Benih Pokok.

16. Benih Sebar adalah keturunan pertama dari Benih Pokok, Benih Dasar atau

Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu kelas Benih Sebar.

17. Benih Hibrida adalah keturunan pertama (F1) yang dihasilkan dari persilangan

antara 2 (dua) atau lebih tetua pembentuknya dan/atau galur induk/non hibrida

homozigot.

18. Materi Induk adalah tanaman dan/atau bagiannya yang digunakan sebagai bahan

perbanyakan benih.

19. Galur adalah kelompok tanaman yang sudah seragam (homozigot).

20. Varietas Padi Non Hibrida (Bukan Hibrida) adalah varietas padi yang produksi

benihnya dilakukan melalui penyerbukan sendiri dan terjadi secara alami.

21. Galur Mandul Jantan atau CMS (Cytoplasmic Male Sterile) yang juga disebut

Galur A, adalah galur yang mempunyai tepungsari mandul sehingga tidak

mampu menyerbuk sendiri.

22. Galur Pelestari atau Maintainer yang juga disebut Galur B, adalah galur

pasangan galur A sebagai sumber tepungsari dalam produksi benih galur A.

23. Galur Pemulih Kesuburan atau Restorer yang juga disebut Galur R, adalah galur

yang mempunyai kemampuan memulihkan kesuburan (tepungsari) galur CMS,

sehingga digunakan sebagai sumber tepungsari dalam produksi benih padi

hibrida.

24. Galur Tetua adalah galur yang digunakan untuk memproduksi benih padi,

hibrida, terdiri dari galur A, galur B, dan galur R.

25. Pemeriksaan Lapangan Sistem Check Plot (Perbandingan Tanaman) adalah

suatu kegiatan untuk mengevaluasi keaslian dan kemurnian varietas dengan

menanam benih varietas tersebut dan membandingkannya dengan tanaman yang

berasal dari contoh benih otentik.

26. Standar Mutu adalah spesifikasi teknis benih bina yang baku mencakup mutu

fisik, genetik, fisiologis dan atau kesehatan benih

27. Label adalah keterangan tertulis yang diberikan pada benih atau benih yang

sudah dikemas yang memuat tempat asal benih, jenis, varietas, kelas benih, data

mutu bersih, akhir masa edar benih dan atau berat/jumlah benih.

Page 12: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28. Voluntir adalah tanaman yang tumbuh pada areal penangkaran benih, yang

berasal dari tanaman musim sebelumnya.

29. Asesmen adalah penilaian kesesuaian terhadap standar yang telah ditetapkan.

30. Survailen adalah suatu kegiatan untuk melakukan penilaian apakah sistem mutu

yang telah disetujui diterapkan secara berkesinambungan atau tidak.

31. Asesmen Ulang adalah kegiatan asesmen untuk perpanjangan Sertifikat

Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu.

B. Pengertian Padi Hibrida

Hibrida adalah produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda

secara genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat, maka hibrida turunannya

akan memiliki vigor dan daya hasil yang lebih tinggi daripada kedua tetua tersebut.

Dalam biologi, hibrida memiliki tiga arti.

1. Hibrida merupakan keturunan (zuriat, progeni) dari dua varietas, subspesies,

spesies, atau dua genus yang berbeda. Untuk dua yang pertama, hibridanya

disebut hibrida intraspesifik, untuk yang ketiga disebut hibrida interspesifik,

dan yang terakhir disebut intergenerik.

2. Hibrida merupakan silangan antarpopulasi, antarkultivar, atau antargalur

hibrida dalam suatu spesies. Pengertian ini sering dipakai dalam pemuliaan

tanaman (artikel varietas hibrida).

3. Hibrida memiliki arti berbeda di bidang biologi molekular, lihat hibridisasi

(biologi molekular). Dalam pertanian, yang dimaksud dengan varietas hibrida

adalah tipe kultivar yang berupa keturunan langsung dari persilangan antara

dua atau lebih populasi pemuliaan. Populasi pemuliaan yang dipakai dapat

berupa varietas bersari bebas (baik sintetik maupun komposit) ataupun

galur/lini. Varietas hibrida dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya

kombinasi yang baik dari tetua yang dipakai. Jagung hibrida dan padi hibrida

memiliki daya tumbuh yang lebih tinggi, relatif lebih tahan penyakit, dan

potensi hasilnya lebih tinggi. Ini terjadi karena munculnya gejala heterosis

yang hanya dapat terjadi pada persilangan. Pada kelapa hibrida, gejala heterosis

tidak dimanfaatkan, tetapi dua sifat baik dari kedua tetua yangtergabung pada

keturunannya dimanfaatkan. Kelapa sawit yang dibudidayakan juga merupakan

hibrida dengan alasan yang sama.

Page 13: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada prinsip rangkian proses produksi benih padi hibrida sama dengan

produksi benih padi bersetifikat. Perbedaan terdapat pada tahapan penyiapan galur

induk jantan dan betina yang berasal dari jenis yang berbeda sifat genetiknya.

Sebagai contoh adalah jantan mempunyai sifat genetik produksinya tinggi (diatas 5

ton per hektar) sedangkan induk betina mempunyai sifat genetik enak rasanya.

Pada umumnya persilangan kedua galur jantan dan betina ini sudah diuji berulang

kali melalui penelitian yang panjang. Teknologi produksi benih hibrida sangat

berbeda dari varietas non hibrida. Benih hibrida harus diproduksi setiap musim

tanam, dan dipertahankan kemurnian genetiknya hingga lebih dari 98% agar

dicapai hasil yang memuaskan. Sebagai contoh kasus produksi benih hibrida akan

disampaikan berdasarkan hasil penelitian IRRI (International Rice Research

Institute) yang berlokasi di Filipina yaitu varietas Magat (PSB Rc26H, lama

penanaman 110 hari dengan rata-rata produksi 5.6 ton/ha), Metsizo (PSB Rc72H

dengan waktu penanaman 123 hari dan rata-rata hasil 5.4 t/ha) dan Panay (PSB

Rc76H dengan waktu penanaman selama 106 hari dan hasil produksi rata-rata 4.8

t/ha). Benih padi hibrida dihasilkan ketika sel telur dari induk betina buahi oleh

serbuksari dari anther varietas yang berbeda atau galur yang digunakan sebagai

induk jantan. Hasil persilangan kedua induk tersebut disebut sebagai “First

Generation” atau turunan generasi pertama atau “first filial generation” dan

dikenal dengan istilah (F1) yang merupakan hasil penyilangan antara dua varietas

padi yang berbeda secara genetik. Padi hibrida pada umumnya memberi peluang

hasil produksi yang lebih tinggi, IRRI (2006)

Benih padi hibrida F1 menghasilkan keuntungannya sekitar 10-15%

dibandingkan dengan varietas yang dihasilkan melalui persilangan sendiri.

Menghadapi kondisi lahan budidaya padi yang semakin menyempit, maka

penggunaan varietas hibrida merupakan salah satu solusi yang tepat. Sebelum

melakukan serangkaian proses produksi benih padi hibrida, sebaiknya dianalis

terlebih dahulu standar benih padi hibrida yang telah ditetapkan. Penguasaan

informasi tentang standar kualitas benih dapat memudahkan pengelolaan proses

kegiatan di lapangan budidaya. Sebagai contoh untuk standar kemurnian benih

padi hibrida adalah 98%, artinya penangkar benih harus melakukan roguing dengan

sangat seksama jangan sampai ada varietas lain yang tumbuh selain 2 varietas

induk jantan dan induk betina yang direncanakan untuk disilangkan agar

menghasilkan benih padi hibrida. Contoh kedua adalah tentang standar kadar air

Page 14: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

maksimal 14%. Dengan adanya pengetahuan tentang informasi standar benih padi

tersebut, maka penangkar benih akan melakukan kegiatan pengeringan benih

sampai dengan kadar airnya ≤14%. 2.3.

Page 15: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III. TATALAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan magang dilaksanakan di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (

BPSB ) Jawa Tengah Jl Solo-Jogja Km 15 Sraten-Gatak-Sukoharjo.

2. Waktu Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan magang ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu bulan yaitu dimulai

pada tanggal 31 Januari 2011 sampai dengan tanggal 28 Pebruari 2011.

B. Cara Pelaksanaan

Adapun Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini yaitu :

1. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah metode

Deskriptif Analitik, yaitu metode penerapan permasalahan sehingga

memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa sekarang dan

bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan disimpulkan dalam

konteks teori–teori yang ada dan dari penelitian terdahulu.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan dan dengan

pencatatan yaitu mencatat data–data yang diperlukan dari sumber yang dapat

dipercaya.

3. Metode Analisis Data

Data yang tekumpul dianalisis dengan menggunakan tabulasi

representatif yaitu dengan menganalisa data yang telah terkumpul dengan

analisis kualitatif. Pada kasus–kasus tertentu mahasiswa dapat pula

menjelaskan secara lebih mendalam berdasarkan teori-teori atau keterangan

yang relevan.

Page 16: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi

1. Sejarah Umum

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah merupakan lembaga

instansi pemerintah yang bertugas sebagai pengawas dan mengurusi masalah pembenihan

diseluruh daerah Jawa Tengah. BPSB ini berdiri resmi pada tahun 2001 dan disyahkan oleh

Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah. Untuk mendirikan lembaga atau instansi seperti

BPSB Jawa Tengah ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar oleh karena itu disetiap

Propinsi hanya terdapat satu instansi saja.

Berikut tahapan-tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah.

Tabel 4.1 Tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah.

No Tahap kegiatan tahunan Keterangan

1 1971 Produksi benih bermutu

2 1978 Mulai membentuk seksi pengawasan mutu

dan menyatu dengan BBI

3 1982 Resmi berdiri sebagai BPSB untuk 13

Propinsi

4 1994 Perubahan struktur menjadi Balai

Pengawasan Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura (BPSBTPH)

5 2001 Otonomi daerah menjadi BPSB Jawa

Tengah

Sumber : BPSB

Setelah terjadi otonomi daerah BPSB Jawa Tengah resmi berdiri sebagai satu-

satunya lembaga instansi pemerintah yang mengawasi dan menangani masalah perbenihan

diseluruh daerah Jawa Tengah. Seiring perkembangan teknologi BPSB Jawa Tengah bisa

menjalankan tugas dengan baik maka pada tahun 2005 mendapat penghargaan dari

pemerintah yaitu: Piagam Abdi Bakti Tani dan Piala Abdi Bakti Tani. Kantor BPSB Jawa

Tengah juga dilengkapi dengan laboratorium yang sudah diakreditasikan dan dipercaya

pemerintah sebagai salah satu instansi pemerintah yang menguji, mengawasi, dan menangani,

kegiatan perbenihan diseluruh daerah Jawa Tengah. Lokasi kantor BPSB Jawa Tengah sangat

Page 19: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

strategis yaitu berada tepat dipinggir jalan raya yang beralamatkan di “Jl.Raya Solo-Jogja Km

15 Sraten gatak Sukoharja”. Sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan jalur darat. Dalam

menjalankan tugasnya BPSB Jawa Tengah dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian

penerimaan benih, bagian sertifikasi, bagian kultivar, bagian laboratorium, bagian pemasaran,

dan bagian wilayah Surakarta.

2. Letak Geografis

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa Tengah (BPSB) merupakan lembaga

instansi pemerintah yang bergerak dalam pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan

dan tanaman holtikultura yang berada diseluruh daerah Jawa Tengah. Kantor BPSB terletak

Jl.Raya Solo-Jogja Km 15 Sraten gatak Sukoharja, daerah ini terletak diantara ketinggian 300

m dpl sehingga sangat strategis dijangkau oleh kendaraan darat.

3. Struktur Organisasi BPSB

Struktur organisasi yang ada di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Propinsi

Jawa Tengah menggunakan sistem garis lurus dengan pembagian tugas dan pertanggung

jawaban yang jelas. Struktur organisasi di Balai Pengawan dan Sertifikasi Benih Propinsi

Jawa Tengan adalah sebagai berikut:

Kepala BPSB Propinsi Jawa Tengah

Kelompok fungsional Subag TU

Page 20: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar : 4.1 struktur organisasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Propinsi Jawa Tengah

Keterangan : 1. Kepala BPSB

Mengkoordinasikan seluruh kegiatan di BPSB

2. Sub Bag. TU (Tata Usaha)

Mengurus seluruh kegiatan tata usaha di BPSB.

3. Kelompok Fungsional

Melaksanakan pengawasan mutu dan teknis benih.

4. Seksi Pelayanan Teknis

Melaksanakan kegiatan administrasi dan informasi teknis serta perencanaan dan

pengelolaan secara teknis.

5. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Mutu

Melaksanakan pengembangan, pengendalian, pengawasan mutu benih dan sertifikasi

serta membuat aturan yang diusulkan ke pusat.

.

Pembagian Tugas :

• SUB. BAGIAN TATA USAHA

Pelaksanaan, menyiapkan bahan rencana kerja dan pengelolaan administrasi

Kepegawaian, Keuangan, Dokumentasi, Perpustakaan,, perlengkapan dan

Rumah Tangga, Surat menyurat serta pelaporan Balai.

• SEKSI PELAYANAN TEKNIS

Menyiapkan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, pelaksanaan

administrasi dan kebijakan teknis operasional, pengelolaan peralatan,

Page 21: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dokumentasi dan penyampaian informasi teknis, monitoring, evaluasi dan

pelaporan kegiatan pelayanan teknis.

• SEKSI PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN MUTU TEKNOLOGI

Menyiapkan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, pelaksanaan

administrasi dan kebijakan teknis operasional , pengkajian, pengembangan,

pengamanan dan pengendalian pelaksanaan pengawasan mutu dan sertifikasi

benih, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan dan

pengendalian mutu.

B. Hasil dan Pembahasan

Sertifikasi Benih Padi Hibrida

1. Benih yang ditanam

a. Benih Penjenis (BS) berasal dari :

1) Galur mandul jantan (CMS = A x galur pelestari = B) varietas padi tanpa

serbuk sari yang hidup dan berfungsi yang dianggap sebagai tetua betina

dan menerima serbuksari dari tetua jantan untuk menghasilkan benih

hibrida

2) Galur pelestari (Maintainer = B);

3) Galur pemulih kesuburan (restorer = R)

b. Benih Dasar (BD) berasal dari :

1) Galur pelestari (Maintainer = B);

2) Galur pemulih kesuburan (Restorer = R);

Page 22: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Benih Sebar (BR) berasal dari hasil persilangan CMS (galur mandul jantan

= A) x Restorer (pemulih kesuburan = R)

2. Area sertifikasi benih

a. Areal sertifikasi benih adalah areal tanah yang harus dinyatakan dengan

jelas batas-batasnya baik berupa parit, pematang, jalan maupun tanda-tanda

yang jelas lainnya.

b. Suatu areal sertifikasi dapat terdiri dari suatu hamparan yang terdiri dari

beberapa petak atau beebrapa unit yang terpisah-pisah tetapi jarak antara

satu dan lain unit tidak lebih dari 10 meter dan tidak dipisahkan oleh

varietas/tanaman yang lain.

c. Dalam suatu areal sertifikasi hanya dapat diproduksi benih satu varietas dan

satu kelas benih.

d. Kisaran waktu tanam untuk setiap galur tertua dalam satu areal CMS 5 hari,

sedangkan kisaran waktu tanam untuk restorer disesuaikan dengan kondisi

daerah setempat. Sinkronisasi saat berbunga. Kedua tetua harus berbunga

pada saat yang sama. Oleh karena itu tanggal penanaman dari kedua tetua

seringkali harus bervariasi

3. Persyaratan dan prosedur sertifikasi benih

Persyaratan dan prosedur sertifikasi benih padi hibrida :

a. Persyaratan tanah untuk sertifikasi benih

Tanah yang akan digunakan untuk memproduksi benih pada hibrida

bersertifikat diusahakan bekas tanaman lain atau tanah bera. Apabila areal

yang digunakan bekas tanaman padi, maka produsen benih harus mampu

untuk membersihkan voluntir melalui tehnologi khusus dengan ketentuan :

1) Pihak produsen mau dan mampu mengerjakan pengolahan tanah dan

melakukan seleksi (roguing) secara intensif

2) Sistem tanam harus secara tandur jajar, agar memudahkan dalam

perawatan tanaman dan akan tampak rapi.

3) Persemaian dan pertanaman dilakukan pada areal yang bebas voluntir

b. Isolasi

1) Lahan produksi benih padi hibrida yang akan disertifikasi harus jelas

terpisah dari pertanaman varietas lainnya dengan jarak paling sedikit

500 meter untuk BS, 100 meter untuk BD dan 50 meter untuk BR

Page 23: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Apabila isolasi jarak tidak bisa dipenuhi dapat menggunakan isolasi

waktu yaitu dengan mengatur tanggal tanam sedemikian rupa sehingga

saat pembungaan berbeda minimal 21 hari

3) Isolasi dapat juga menggunakan penghalang setinggi 2 meter

c. Permohonan sertifikasi benih

Permohonan sertifikasi benih diajukan kepada instansi penyelenggara

sertifikasi benih paling lambat 10 hari sebelum tabur/tanam. Pada

permohonan dilampirkan:

1) Label benih sumber yang akan ditanam

2) Sket peta lapangan

d. Pemberitahuan pemeriksaan lapangan

Pemberitahuan pemeriksaan lapangan harus sampai di Institusi yang

menangani Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih selambat-lambatnya

satu minggu sebelum waktu pemeriksaan lapangan

e. Pemeliharaan tanaman sebelum pemeriksaan lapangan

1) Pada masa pertanaman aktif membentukanakan (phase vegetatif) harus

dibersihkan dari rerumputan dan dilakukan seleksi (roguing) terhadap

varietas lain, tipe simpang dan tanaman yang terserang hama dan

penyakit sebelum pemeriksaan lapangan dilaksanakan.

2) Pembersihan dan seleksi (reguing) pada waktu pertanaman berbunga

dilakukan pagi hari, setiap saat sebelum penyerbukan. Pemeriksaan

lapangan phase berbunga (kedua) dilakukan 3 kali.

3) Seleksi (roguing) harus dilakukan pula sebelum pemeriksaan lapangan

terakhir (phase masak).

4) Apabila pada pemeriksaan lapangan pertama dan ketiga tidak memenuhi

standar lapangan, maka kesempatan mengulang masing-masing hanya

dilakukan satu kali pada phase vegetatif dan masak, tetapi sebelum

pemeriksaan ulangan harus diroguing terlebih dahulu. Bilamana pada

pemeriksaan ulangan tidak memenuhi standar lapang, Misal dalam satu

area lahan 50% padi yang ditanam sudah mati atau rusak. maka

sertifikasi benih tidak bisa dilanjutkan.

5) Pada pemeriksaan phase berbunga (kedua) tidak diberi kesempatan

mengulang.

Page 24: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Sebelum pemeriksaan phase masak, pertanaman restorer harus dipanen

lebih dahulu paling lambat 5 hari sebelum panen CMS.

7) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat seleksi/roguing adalah tipe

pertumbuhan, kehalusan daun, warna helai daun, warna lidah daun,

warna tepi daun, warna pangkal batang, bentuk/tipe malai, bentuk gabah,

bulu pada ujung gabah, warna ujung gabah, warna gabah dan sudut daun

bendera, serta malai yang berisi penuh pada pertanaman CMS.

f. Pembersihan peralatan/perlengkapan

Alat penanam/penabur benih, gerobak, alat panen, lantai jemur, silo dan

lain-lain perlengkapan yang akan digunakan dalam memproduksi benih

harus bersih dan bebas dari kemungkinan campuran dengan varietas lain.

g. Pemeriksaan alat panen dan pengolahan

Benih yang akan disertifikasi harus dipanen dan diolah dengan peralatan

yang telah diperiksa dan disyahkan mengenai kebersihannya oleh Institusi

yang menangani Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih.

h. Pengawasan panen dan pengolahan benih

Benih yang dipanen dan diolah diawasi oleh Institusi yang menangani

Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih.

Sebelum panen CMS, restorer harus dipanen terlebih dahulu, pengawasan

panen dan pengolahan benih untuk menjamin bahwa benih yang dipanen

dan diolah tidak tercampur dengan Restorer atau tercampur varietas lain.

i. Syarat gudang

1) Pemeriksaan gudang atau tempat penyimpanan benih dilakukan sebelum

benih disimpan.

2) Produsen benih harus minta pemeriksaan gudang paling lambat satu

minggu sebelum penyimpanan benih kepada institusi yang menangani

pengawasan mutu benih.

3) Pemeriksaan tempat penyimpanan meliputi :

a) Cukup tersedianya tempat dan ruangan penyimpanan

b) Kebersihan gudang penyimpanan sebelum menyimpan benih

c) Sarana untuk melindungi benih dari hama/penyakit

d) Ruang penyimpanan tidak lembab atau bocor

e) Tersedia sarana untuk pengeringan ulangan dari benih yang

bersangkutan

Page 25: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

j. Contoh benih untuk pengujian di laboratorium

1) Contoh benih yang mewakili untuk diuji di laboratorium akan diambil

dari setiap kelompok benih yang telah selesai diolah guna sertifikasi

benih.

2) Contoh benih yang diambil dari bulk benih sebelum pengolahan hanya

diijinkan untuk pengujian daya tumbuh.

3) Pengawasan Benih Tanaman akan mengambil contoh benih resmi atas

permintaan produsen benih.

4) Kemasan conth benih yang dikirim ke laboratorium harus disegel.

k. Pengambilan contoh benih

1) Kelompok benih

a) Tiap kelompok benih tidak boleh lebih dari 30 ton

b) Wadah-wadah dari suatu kelompok benih harus disusun dalam satu

susunan sedemikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan

tepat, mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil contoh

benihnya dan memudahkan pengambilan contoh benihnya

2) Pengambilan contoh

a) Pengambilan contoh benih dilakukan sesuai dengan pedoman

pengambilan contoh yang terdapat pada Pedoman Analisa Mutu

Benih yang berlaku

b) Dari tiap-tiap kelompok benih diambil paling sedikit 700 gram

l. Masa berlaku label

Masa berlakunya label diberikan paling lama 6 bulan sejak tanggal selesai

pengujian atau paling lama 9 bulan setelah tanggal panen. Benih dengan

perlakuan khusus (misal Cold storage) masa berlaku label paling lama 12

bulan dari tanggal selesai uji atau paling lama 15 bulan dari panen Selama

masa berlakunya label harus diadakan pengujian ulang untuk pengecekan.

Masa berlaku label ulang paling lama setengah dari masa berlaku pengujian

yang pertama dan bisa diperpanjang lagi selama masih memenuhi standar

mutu untuk kelas benih yang bersangkutan.

m. Pengawasan pemasangan label

Page 26: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Label harus terpasang pada kemasan benih pada tempat yang mudah dilihat,

dan terpasang dibangian luar kemasan/menyatu dengan kemasan dan/atau

tersegel.

Pemasangan label diluar kemasan dimaksudkan agar memudahkan pada saat

pelabelan ulang label dapat diganti atau ditutup dengan label LU (lulus uji)

dan tidak merubah kemasan. Pengawasan pemasangan label dapat dilakukan

sewaktu-waktu atau terus menerus selama proses pemasangan label

berlangsung.

n. Standar mutu benih bersertifikat

1) Standar lapangan

No Uraian BS BD BR

1

2

3

4

5

Isolasi jarak (m)

Isolasi waktu (hari)

Isolasi tanaman lain/barier (min) tinggi

(m)

CVL/tipe simpang (max) %

- CVL Maintainer (max)

- CVL Restorer (max) %

- CVL CMS (max) %

Gulma berbahaya (%)

500

30

-

0,0

-

0,0

0,0

100

30

-

-

-

-

0,0

50

21

2

-

0,0

0,2

0,0

2) Standar pengujian laboratorium

No Uraian BS BD BR

1

2

3

4

5

6

Kadar air (max) %

Benih murni (min) %

Kotoran benih (max) %

Tanaman lain/benih gulma (max) %

CVL/tipe simpang (max) %

Daya berkecambah/daya tumbuh (min)

%

13,0

99,0

1,0

0,0

0,0

80

13,0

99,0

1,0

0,0

0,0

80

13,0

98,0

2,0

0,0

0,5

80

Catatan : BS untuk standar CMS

BD untuk standar Maintainer dan Restorer

Page 27: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BR untuk produksi F1

4. Pemeriksaan lapangan

a. Tujuan

1) Menilai kemurnian genetik

2) Menilai sumber-sumber kontaminasi yang terdiri dari varietas lain dan

tipe simpang

3) Menilai kesehatan benih dan hama penyakit yang dapat ditularkan

melalui benih

4) Memberikan rekomendasi untuk mencapai persyaratan produksi benih

bersertifikat

b. Pemeriksaan lapangan

Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman

Pemeriksaan lapangan dilakukan dengan cara sistem check plot atau sistem

sampling.

1) Pemeriksaan lapangan sistem check plot

Dilaksanakan pada pertanaman CMS untuk menilai campuran varietas lain

dan tingkat kemurnian CMS.

Dilakukan pada setiap kelompok benih materi induk CMS dengan cara :

a) Menanam benih dari sampel yang diperiksa sejumlah 2 x 500 tanaman

tanpa pertanaman Restorer

b) Evaluasi terhadap pertanaman dilakukan secara berkala selama

pertumbuhan dengan perhitungan varietas lain sebagai berikut

Persentase CVL = % 100 x tanaman000.1

2) Ulangan 1(Ulangan CVLJumlah +

Dengan pengertian :

CVL adalah campuan varietas lain

c) Evaluasi terhadap pertanaman dilakukan secara berkala selama

pertumbuhan dengan perhitungan sterilitas CMS sebagai berikut

Persentase sterilitas CMS = 100% x hampa) (isi malai 100gabah Jumlah

2Ulangan 1(Ulangan malai 100 hampagabah Jumlah +

+

Kriteria steril

(1) Steril penuh : 100 %

(2) Sangat steril : 99,00 – 99,99 %

(3) Steril : 95,00 – 98,99 %

Page 28: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Standar sterilitas :

Sterilitas CMS untuk produksi CMS = Standar minimal 98 %

Sterilitas CMS untuk produksi benih F1 = Standar minimal 95 %

2) Pemeriksaan lapangan dengan sistem sampling

a) Waktu pemeriksaan lapangan

Oleh karena timbulnya faktor-faktor yang mempengaruhi mutu benih

tidak serempak, maka pemeriksaan lapangan dilakukan minimal 4

(empat) kali, yaitu :

(1) Pemeriksaan lapangan pendahuluan

(a) Dilakukan sebelum tanah untuk pertanaman diolah

(b) Supaya lebih intensif, pemeriksaan tersebut dapat dilanjutkan

sampai sebelum tanam

(2) Pemeriksaan lapangan pertama

(a) Dilakukan pada phase vegetatif, yakni pemeriksaan dilakukan ±

20 – 50 hari setelah tanam

(b) Pemeriksaan ulangan hanya dilakukan bila dianggap perlu dengan

ketentuan

- Phase vegetatif belum berakhir

- Waktunya ditentukan bersama oleh pengawas benih dan

penangkar/produsen benih

- Paling lambat dilakukan 1 (satu) minggu setelah pemeriksaan

lapangan pertama

- Hanya diberikan mengulang 1 (satu) kali

(3) Pemeriksaan lapangan kedua/phase berbunga

(a) Dilakukan sebanyak 3 kali, yakni pada waktu ;

- Awal berbunga sebelum bunga mekar, sebelum sekam

mahkota mulai terbuka dan benang sari tampak memutih

- Pertengahan berbunga

- Akhir berbunga

(b) Pemeriksaan lapangan berbunga dilakukan 3 kali dengan selang

waktu 3 – 4 hari dan tidak ada pemeriksaan ulangan pada

pemeriksaan phase berbunga

(4) Pemeriksaan lapangan ketiga

(a) Dilaksanakan setelah restorer dipanen

Page 29: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(b) Dilakukan pada phase masak, yakni pada waktu :

- Tanaman sudah mulai menguning

- Isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kaku

- Paling lambat 5 hari sebelum panen

- Dapat dilakukan pemeriksaan lapangan ulangan 1 kali

b) Pemeriksaan persyaratan

(1) Pemeriksaan persyaratan

(a) Kebenaran nama dan alamat pemohon

(b) Letak dan situasi areal (keadaan pengairan, hama/penyakit dan

lain-lain), yang akan dipergunakan sebagai areal sertifikasi benih

(c) Sejarah penggunaan tanah sebelumnya. Tanaman-tanaman yang

tumbuh pada waktu pemeriksaan tersebut (voluntir) dapat

dipergunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui jenis

tanaman/varietas tanaman musim sebelumnya pada areal tanah

tersebut

(d) Kebenaran batas-batas areal yang akan dipergunakan untuk areal

sertifikasi benih. Data tersebut dicocokkan dengan sket/peta

lapangan yang telah dilampirkan pada permohonan. Pada

pemeriksaan ini sekaligus dapat diketahui keadaan isolasi areal

tersebut

(e) Kebenaran varietas, sumber dan kelas benih yang akan ditanam

dan kelas benih yang akan dihasilkan

(2) Hasil pemeriksaan dan rekomendasi

Hasil pemeriksaan disampaikan kepada pemohon dan instansi yang

menangani pengawasan mutu dan sertifikasi benih kemungkinan

dapat :

(a) Memenuhi syarat,a tau

(b) Tidak memenuhi syarat, atau

(c) Memenuhi syarat dengan anjuran, misalnya : pengerjaan tanah

yang lebih intensif karena ternyata masih terdapat voluntir.

Pengawas Benih Tanaman perlu mengadakan pemeriksaan

kembali apakah anjurannya dilaksanakan atau tidak

c) Pelaksanaan pemeriksaan lapangan pertama, kedua dan ketiga

(1) Persiapan

Page 30: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(a) Pemeriksaan persyaratan

- Bukti lulus pemeriksaan lapangan sebelumnya

- Letak, lulus dan tanggal tanam areal pertanaman yang akan

diperiksa

(b) Membuat sket/peta areal dan penentuan blok

(c) Pelaksanaan pemeriksaan

- Sistem sampling adalah dengan menghitung jumlah contoh

pemeriksaan yang diperlukan menurut ketentuan yang berlaku

- Untuk luas areal pertanaman sampai dengan 2 ha, diperlukan

minimum 5 contoh pemeriksaan

- Selanjutnya untuk setiap penambahan areal sampai dengan 2

ha, jumlah contoh pemeriksaan ditambah satu

- Rumus : X = 2

8Y +

X = jumlah contoh yang diperlukan (dibulatkan keatas)

Y = luas areal pertanaman yang akan diperiksa (ha)

(d) Menentukan letak areal contoh pemeriksaan secara acak pada

sket/peta areal pertanaman yang jumlahnya sesuai dengan

perhitungan tersebut di atas

(2) Pemeriksaan global

Mengelilingi pertanaman untuk memeriksa :

(a) Isolasi jarak

Isolasi jarak untuk masing-masing kelas benih sebagai berikut :

(a.1) Antara dua areal sertifikasi benih dengan

Maintainer/Restorer tidak diperlukan isolasi jarak

(a.2) Antara suatu areal sertifikasi dengan yang bukan

sertifikasi diisolasi dengan ketentuan sebagai berikut :

- Perbanyakan CMS paling sedikit 500 meter untuk BS dan

100 meter untuk BD pada perbanyakan Maintainer dan

Restorer

- Benih hibrida (BR) paling sedikit 50 meter

(b) Isolasi waktu

Page 31: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perbedaan tanggal tanam dari dua varietas yang berbeda dan

bloknya berdampingan diatur sedemikian rupa sehingga saat

berbunga berbeda minimal 21 hari.

(c) Isolasi penghalang minimal 2 meter

(d) Keadaan pertanaman dan kebersihan lapangan

- Bilamana 1/3 luas areal pertanaman yang disertifikasi ternyata

rebah sehingga mempersulit pemeriksaan, maka areal tersebut

dapat ditolak

- Apabila dari tanaman yang rebah terdapat sebagian tanaman

masih berdiri dan mengelompok pada phase berbunga/masak,

maka dapat dilakukan pemeriksaan atas sisa areal yang tidak

rebah

- Apabila campuran varietas lain dijumpai secara mengelompok,

pada phase berbunga/masak maka areal tersebut sebagian dapat

ditolak dan dikeluarkan dari areal sertifikasi

(3) Jumlah rumpun yang akan diperiksa terdiri dari :

(a) Perbanyakan benih padi hibrida (F1) dan CMS

- Cytoplasmic Male Sterile (CMS = A) = 400 rumpun per contoh

pemeriksaan

- Restorer (R) = 400 rumpun per contoh pemeriksaan

(b) Perbanyakan benih CMS (antara CMS/Maintainer) cara sama

dengan perbanyakan benih F1

(c) Perbanyakan Restorer = 400 rumpun per contoh pemeriksaan

(sama dengan sertifikasi padi non hibrida)

(d) Perbanyakan Maintainer (B) = 400 rumpun per contoh

pemeriksaan (sama dengan sertifikasi padi non hibrida)

(4) Penentuan populasi dan penyebaran contoh pemeirksaan di lapangan

(a) Mengambil jumlah contoh pemeriksaan sesuai dengan hasil

perhitungan pada rumus tersebut di atas

(b) Letak masing-masing contoh pemeriksaan sesuai dengan rumus di

atas, dan diberi tanda yang jelas untuk memudahkan pemeriksaan

(5) Pemeriksaan tiap areal contoh pemeriksaan

(a) Memeriksa dengan teliti semua individu tanaman yang terdapat

pada contoh pemeriksaan

Page 32: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(b) Menghitung semua varietas lain dan tipe simpang

(c) Menghitung semua anakan/malai yang diserang hama/ penyakit

yang dapat ditularkan melalui benih sesuai dengan peraturan yang

berlaku

(6) Faktor-faktor yang diperiksa seperti pada tabel di bawah ini :

Phase vegetatif Phase berbunga Phase masak

1. Tipe pertumbuhan

2. Kehalusan daun

3. Warna helai daun

4. Warna lidah daun

5. Warna telinga daun

6. Warna leher daun

7. Warna daun

8. Lebar daun

9. Warna pangkal

batang

1. Bentuk/tipe malai

2. Leher malai

3. Bentuk gabah

4. Bulu pada ujung

gabah

5. Warna ujung gabah

6. Warna gabah

7. Warna polen

8. Polen fertil/steril

9. Sudut daun bendera

1. Bentuk/tipe malai

2. Leher malai

3. Bentuk gabah

4. Warna gabah

5. Warna ujung gabah

6. Bulu pada ujung

gabah

7. Sudut daun bendera

8. Gabah hampa/gabah

isi permalai

(7) Cara menghitung persentase campuran varietas lain (CVL) dan tipe

simpang

Menghitung jumlah campuran varietas lain dan tipe simpang dari

hasil pemeriksaan seluruh areal contoh pemeriksaan :

% 100 x 4001 x

npemeriksaacontoh Jumlah (rumpun) simpang dan tipelain arietascampuran vJumlah

d) Hasil pemeriksaan lapangan

(1) Hasil pemeriksaan lapangan dimasukkan ke dalam formulir yang

sudah disediakan oleh instansi yang menangani Pengawasan

Mutu dan Sertifikasi Benih untuk setiap pemeriksaan lapangan

(2) Hasil tersebut dikirim kepada penangkar benih yang bersangkutan

selambat-lambatnya satu minggu setelah pelaksanaan

pemeriksaan lapangan

Page 33: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil magang yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa

:

Sertifikasi benih adalah suatu sistem atau mekanisme pengujian benih

berkala untuk mengarahkan, mengendalikan, dan mengorganisasi perbanyakan dan

produksi benih. Sertifikasi benih merupakan sistem bersanksi resmi untuk

perbanyakan dan produksi benih yang terkontrol. Untuk memelihara dan

menyediakan benih serta bahan perbanyakan tanaman bermutu tinggi dari varietas

berdaya hasil tinggi bagi masyarakat sehingga dapat ditanam dan didistribusikan

dengan identitas genetik yang terjamin.

Sertifikasi benih adalah untuk memberikan jaminan bagi pembeli benih

(petani atau penangkar benih) tentang beberapa aspek mutu yang penting, yang

tidak dapat ditentukan dengan segera, dengan hanya memeriksa benihnya saja.

Dengan demikian sertifikasi benih padi hibrida sangat penting dan menentukan

bagi perkembangan kesejahteraan perekonomian khususnya para petani.

Adapun acuan dari sertifikasi benih padi hibrida yaitu mengacu pada

ketentuan-ketentuan mengenai sertifikasi benih yang tertuang dalam Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/ OT.140/8/2006.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diperoleh maka saran yang dapat disampaikan

yaitu :

Penggunaan benih padi hibrida yang bersertifikat harus lebih ditingkatkan.

Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian yang lebih memfokuskan kepada

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, maka program intensifikasi padi

sudah selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek.

Padi hibrida berperan untuk meningkatkan produksi. Teknologi pengembangan

padi hibrida yang diterapkan secara intensif, keberhasilan penanaman padi hibrida

secara intensif menunjukkan bahwa varietas padi hibrida merupakan teknologi

yang praktis dalam peningkatan produksi padi dan tetap berpegang pada standar

sertifikasi yang telah ditetapkan.

Page 35: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: SERTIFIKASI BENIH PADI HIBRIDA DI BALAI PENGAWASAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user