PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI...

142
PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MI NURUL ULUM SOKOKIDUL KEBONAGUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh: ADIK HERMAWAN NIM: 083111130 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Transcript of PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI...

Page 1: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF

BAGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MI NURUL ULUM SOKOKIDUL KEBONAGUNG DEMAK

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

ADIK HERMAWAN NIM: 083111130

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

ii

Page 3: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

iii

Page 4: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

iv

Page 5: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

v

Page 6: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

vi

ABSTRAK

Judul : Problematika Metode Pembelajaran Aktif Bagi Guru Pendidikan Agama Islam di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012

Penulis : Adik Hermawan NIM : 083111130

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam

penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. Jenis penelitian iniadalah penelitian lapangan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknikpengumpulan data diperoleh dengan menggunakan: 1) Observasi. 2) Interview. 3) Dokumentasi. Semua data dianalisis sesuai karakteristik penelitian. Proses analisis dimulai dengan mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, mengategorikan, serta menguraikannya. (1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran aktif yang diterapkan dan dikembangkan di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak diwujudkan dalam ke-lima komponen yang saling berperan dan mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, metode, media, guru serta peserta didik. Komponen tersebut dirancang dan diarahkan agar dalam pelaksanaannya peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Untuk itulah metode yang diterapkan dan dikembangkan adalah active learning. Implementasi dari metode tersebut adalah index card match, card sort, small group discussion, tanya jawab dan peer lesson. Penerapan metode tersebut dilaksanakan melalui empat tahapan diantaranya adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut dan tahap evaluasi. Pada praktiknya penerapan active learning sudah hampir mendekati teori yang ada. Ini dibuktikan dengan persiapan guru dalam proses pembelajaran yang telah melalui tahapan–tahapan tersebut, dan sebagai wujud dari pengembangannya, guru memvariasikan sendiri pelaksanaannya dengan berbagai metode aktif lain yang relevan dengan materi yang akan diajarkannya. (2) problematika yang dihadapi oleh guru PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif adalah: Pertama, bersumber dari guru PAI itu sendiri. Kedua, bersumber dari peserta didik yang meliputi kondisi fisik, kecerdasan, motivasi. Ketiga, bersumber dari sekolah, yang meliputi alokasi waktu, dan terbatasnya media pembelajaran yang dimiliki sekolah. Keempat, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan bahan masukan bagi mahasiswa, tenaga pendidik para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan terutama di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Page 7: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

vii

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini

berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/1987. Penyimpangan penulisan kata

sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

ẓ ط a ا

ẓ ظ b ب

ع t ت

g غ ṡ ث

f ف j ج

q ق ḥ ح

k ك kh خ

l ل d د

m م ż ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

ء sy ش

y ي ṣ ص

ḍ ض

Bacaan Madd: Bacaan Diftong:

ā = a panjang او = au

ū = u panjang اي = ai

ī = i panjang

Page 8: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, Tuhan semesta alam yang telah menguasai

isi hati manusia, memberkahi segala nikmat, taufik dan hidayahnya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

“Problematika Metode Pembelajaran Aktif Bagi Guru Pendidikan Agama

Islam di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran

2011/2012”.

Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada

Rasul-Nya yang agung baginda Nabi Muhammad saw, yang menerangi hati umat

manusia sehingga selamat dan bahagia dunia akhirat serta mendapatkan syafaat

kelak pada yaumul kiyamah nanti.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran,

dan bantuan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Karenanya penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik

selama masa penelitian.

2. Siti Tarwiyah, S.S., M.Hum., selaku pembimbing I, dan Dr. Suja’i, M.Ag.,

selaku pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan

pikiran yang sangat berharga semata-mata demi untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag., selaku Penguji I, Mufidah, S.A.g., selaku

Penguji II, Prof. Dr. H. M. Erfan Soebahar, M.Ag., selaku Penguji III,

Fakrur Rozi, M.Ag., selaku Penguji IV, yang telah menjalankan tugasnya

sebagai Penguji dengan baik, dan memberikan sumbangan fikiran yang

sangat berharga semata-mata demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah

membekali berbagai ilmu dan pengetahuan sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

ix

5. Bapak/Ibu, Karyawan/Karyawati Perpustakan Tarbiyah, Perpustakaan

IAIN Walisongo, Perpustakaan Daerah Kota Semarang, dan Balai TKPS

yang telah memberikan pelayanan dengan baik selama penyusunan skripsi

ini.

6. Kepala Sekolah MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak, Moh

Jumadi, S.Pd.I., beserta seluruh staf guru dan karyawan/karyawati yang

telah banyak membantu kegiatan penelitian ini.

7. Ayahanda Suhardi dan Ibunda Musri’ah tercinta yang dengan segala Do’a

dan linangan air matanya, setiap tetes keringatnya, yang tak henti-hentinya

mencurahkan cinta dan kasih sayangnya dalam rangka memberikan

dukungan dan motivasi baik secara materiil maupun spiritual sehingga

penulis sanggup menyelesaikan studi Strata Satu (S1).

8. Kakak-kakakku tercinta, Mbak Anik dan Mbak Eva, dan Adikku tersayang

Indah Suci Ardiani, kalian semua adalah penyemangat hidupku, harta yang

paling berharga dan tidak dapat tergantikan oleh suatu apapun. Karenamu

saya bisa menuntaskan studiku.

Tidak ada yang dapat penulis berikan terhadap mereka selain ucapan

terimakasih dan semoga amal dan jasa dari semua pihak tersebut di terima

oleh Allah swt, dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah swt.

Amin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan dalam makna sesungguhnya. Namun penulis berharap

semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada

umumnya.

Semarang, 30 April 2012

Penulis

Adik Hermawan NIM: 083111130

Page 10: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................ iv

ABSTRAK .................................................................................................. vi

TRANSLITERASI ....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................. 1

B. Rumusan masalah ............................................................ 7

C. Tujuan dan manfaat penelitian ........................................ 7

BAB II : METODE PEMBELAJARAN AKTIF DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ............ 9

A. Kajian Pustaka .................................................................. 9

B. Kerangka Teoritik ............................................................. 13

1. Pendidikan Agama Islam ............................................ 13

a) Definisi Pendidikan Agama Islam ......................... 13

b) Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .............. 14

c) Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................... 15

d) Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................... 16

2. Metode Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam ............................................ 18

a) Definisi Metode Pembelajaran Aktif ...................... 18

b) Macam-Macam Metode Pembelajaran Aktif dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................. 26

c) Penerapan Metode Pembelajaran Aktif .................. 27

d) Pengembangan Metode Pembelajaran Aktif .......... 31

Page 11: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

xi

3. Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Pembelajaran Aktif ..................................................... 33

a) Definisi Guru Pendidikan Agama Islam ................ 33

b) Problematika Guru Pendidikan Agama Islam

dalam Pembelajaran Aktif ..................................... 34

BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................ 37

A. Jenis Penelitian ................................................................. 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 39

C. Sumber Penelitian ............................................................. 40

D. Fokus Penelitian ............................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 43

F. Teknik Analisis Data ........................................................ 45

BAB IV : PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF

DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI MI NURUL ULUM SOKOKIDUL

KEBONAGUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN

2011/2012 ............................................................................... 48

A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Nurul

Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran

2011/2012 ......................................................................... 48

B. Penerapan dan Pengembangan Metode Pembelajaran

Aktif di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

Tahun Pelajaran 2011-2012 .............................................. 62

C. Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Penerapan dan Pengembangan Metode Pembelajaran

Aktif di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

Tahun Pelajaran 2011-2012 .............................................. 73

Page 12: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

xii

BAB V : PENUTUP ............................................................................... 82

A. Simpulan ........................................................................... 82

B. Saran ................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah

Tujuan akhir dari pendidikan agama Islam adalah terciptanya insan

kamil. Untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut, maka pendidik atau

gurulah yang mempunyai tanggung jawab mengantarkan manusia ke arah

tujuan tersebut. Berdasarkan alasan itu maka, keberadaan seorang pendidik

dalam dunia pendidikan sangat krusial, sebab kewajibannya tidak hanya

mentransformasikan pengetahuan (knowledge) tetapi juga dituntut

menginternalisasikan nilai-nilai (value) pada peserta didik.1

Sebagai seorang muslim yang berkecimpung dalam dunia pendidikan,

misi guru sesungguhnya sudah sangat jelas, yaitu membangun manusia ideal

menurut standar agama. Untuk mewujudkan cita-cita itu, pendidikan agama

khususnya agama Islam mutlak diperlukan.2 Pengetahuan tentang agama

dapat diperoleh seseorang melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

tertentu.

Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pokok

materi (mata pelajaran) yang wajib diajarkan di semua jenjang pendidikan,

baik sekolah dasar, sekolah menengah, maupun perguruan tinggi. Hal itu

dikarenakan pendidikan agama Islam merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan nasional. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 BAB II Pasal 3 BAB

VI pasal 15 dan BAB VI Pasal 30 (3) dijelaskan:

1) Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

2) Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.

1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 55-63. 2 Syafiq A. Mughni, Nilai-Nilai Islam Perumusan Ajaran dan Upaya Aktualisasi,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 295.

Page 14: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

2

3) Pendidikan keagamaan harus diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal, dan informal.3

Berdasarkan uraian tersebut maka eksistensi PAI benar-benar telah

kokoh dengan landasan yuridis yang jelas. Pendidikan agama yang paling

utama dan wajib diberikan kepada seorang anak adalah pada jenjang

pendidikan dasar, pendidikan agama di sekolah dasar harus diberikan

dengan lebih fungsional dan relevan. Hal itu dikarenakan pendidikan agama

Islam di sekolah dasar merupakan pendidikan yang melandasi seseorang

untuk mendapatkan bekal pengetahuan tentang agama dan merupakan titik

awal dimana seseorang dikenalkan dengan ajaran-ajaran agama yang

diyakininya disamping pendidikan agama yang didapat dari kedua orang

tuanya. Pendidikan agama Islam di sekolah dasar diberikan melalui ajaran-

ajaran yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didiknya agar

nantinya setelah selesai menjalani pendidikan, seorang peserta didik dapat

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang

telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam

itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan

hidup di dunia maupun di akhirat kelak.4

Namun, realita yang terjadi di dalam dunia pendidikan, khususnya

pada jenjang pendidikan dasar, selama ini pembelajaran PAI masih di

dominasi oleh aspek kognitif saja. Pembelajaran di kelas kebanyakan masih

menggunakan pendekatan teacher centered atau berpusat pada peranan guru

semata.5 Padahal peserta didik bukanlah seperti botol kosong yang hanya

butuh di isi dengan muatan-muatan informasi saja yang dianggap perlu oleh

guru, hanya dengan duduk-duduk mendengar, mencatat, dan menghafal apa

yang disampaikan oleh guru. Realita tersebut jelas tidak dibenarkan, karena

hal itu dapat menjadikan peserta didik pasif di dalam kelas dan hanya statis

3 Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2006), hlm. 5, 10, 16. 4 Zakiah Darajat, dkk., Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), hlm. 86. 5 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2004), hlm. 137-138.

Page 15: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

3

menyaksikan ceramah dari guru di depan kelas. Selain itu, kenyataan

tersebut tentunya juga akan berimbas pada menurunnya prestasi belajar

peserta didik.

Diantara kritik terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam yang

terjadi di sekolah dewasa ini banyak bermuara pada aspek metodologi

pembelajaran dan orientasinya yang lebih bersifat normatif, teoritis, dan

kognitif. Hasil penelitian Furchan dalam Muhaimin, menunjukkan bahwa

“Penggunaan metode pembelajaran PAI di sekolah kebanyakan masih

menggunakan cara-cara pembelajaran tradisional, seperti ekspositori

(ceramah monoton dan statis)”.6

Sebagai media refleksi umat Islam, harus diakui bahwa dunia

pendidikan Islam selama ini masih diselimuti mendung dan aneka

problematika yang belum terpecahkan dari masa ke masa. Diantara

problematika dan indikator kemandegan yang selama ini menghantui dunia

pendidikan Islam adalah dalam hal penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran. Berbagai pendapat dan komentar tentang ketidakefektifan

metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru dalam

pembelajaran agama Islam pun mulai bermunculan.

Thowaf dalam Ismail SM, mengamati adanya kelemahan-kelemahan

mengenai pendekatan yang digunakan oleh seorang guru dalam proses

pembelajaran. Ia mengatakan bahwa “Pendekatan yang digunakan seorang

guru dalam proses pembelajaran masih cenderung normatif”. Kurang

kreatifnya guru pendidikan agama Islam dalam menggali metode yang bisa

diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam menyebabkan

pelaksanaan proses pembelajaran cenderung kaku dan monoton.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka semakin jelas bahwa diantara

tantangan pendidikan agama Islam yang perlu dicarikan alternatif jalan

keluarnya adalah seputar penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran. Hal itu dikarenakan dalam proses pembelajaran metode

6 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 163.

Page 16: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

4

memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan

pendidikan Islam, bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu

pengetahuan kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibandingkan

dengan materi yang diajarkan itu sendiri. “At-Ţariqat Ahamm min al-

Maddah” (metode jauh lebih penting dibanding materi), ini adalah realita

bahwa cara penyampaian yang komunikatif jelas lebih disenangi oleh

peserta didik, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya

tidak menarik. Sebaliknya, materi yang cukup menarik, karena disampaikan

dengan cara yang kurang menarik maka materi itu tentunya kurang dapat

dicerna oleh peserta didik. Karenanya, penerapan metode yang tepat sangat

mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.7

Berangkat dari asumsi tersebut, maka disini metode yang tepat

digunakan oleh seorang guru di dalam proses pembelajaran agama Islam

adalah metode pembelajaran aktif (active learning), karena dengan metode

pembelajaran aktif, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua

proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik,

selain itu peserta didik juga akan merasakan suasana yang lebih

menyenangkan, sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Pembelajaran aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk

mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau

hanya menerima kucuran ceramah dari sang pengajar, maka terdapat

kecenderungan bahwa peserta didik akan cepat melupakan apa yang telah

diajarkan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk mengikat

informasi yang baru saja diajarkan dari guru. Pembelajaran aktif adalah

salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru diajarkan oleh guru dan

kemudian menyimpannya di dalam otak peserta didik untuk jangka waktu

yang relatif lama.

Terdapat beberapa alasan mengapa proses pembelajaran perlu dibuat

aktif.

7 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail

Media Group, 2009), hlm. 1-2.

Page 17: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

5

1. Belajar dengan hanya mengandalkan salah satu indera seperti indera pendengaran saja mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah peserta didik akan mudah melupakan informasi yang baru saja diterimanya, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama (relative permanent).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengajak peserta didik untuk belajar aktif dengan cara menyuruh mereka untuk mendiskusikan materi yang baru saja diberikan maka hal itu mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan kenaikan yang signifikan.

3. Ada yang mengatakan bahwa otak manusia itu seperti komputer, sedangkan manusia adalah penggunanya. Komputer tidak dapat digunakan jika tidak dalam kondisi “on”, artinya, komputer harus selalu dalam kondisi hidup jika akan digunakan untuk bekerja. Kondisi seperti ini tidak jauh berbeda dengan otak manusia, otak tidak akan dapat memproses informasi yang masuk kalau otak itu tidak dalam kondisi “on”.

4. Adanya realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda, maka untuk dapat mengatasi perbedaan tersebut salah satu langkah yang harus ditempuh adalah dengan menggunakan variasi metode pembelajaran yang beragam dan banyak melibatkan indera belajar.

5. Munculnya filosofi dalam mengajar, bahwa mengajar yang baik adalah bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana membantu peserta didik supaya dapat belajar. Kalau ini dihayati, maka pengajar tidak lagi menjadi pemeran sentral dalam proses pembelajaran.8

Berdasarkan keterangan yang diperoleh penulis dari hasil wawancara

dengan kepala sekolah ketika kegiatan pra-riset, menunjukkan bahwa

“metode pembelajaran yang dipakai di MI Nurul Ulum selama ini lebih

banyak menggunakan model atau pendekatan ekspositori”, atau tradisional

seperti ceramah tanpa sentuhan kreasi dan motivasi, sehingga tidak dapat

membuat peserta didik menjadi aktif dan bangkit untuk melompat mencari

potensi yang ada di dalam dirinya kemudian mengembangkannya. Metode

pembelajaran yang monoton ini tentu saja menjadikan peserta didik menjadi

pasif, tertekan, dan seakan ingin lari dari kelasnya.9

8 Hisyam Zaini dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

2008), hlm. xiv-xvii. 9 Moh. Rokib, Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan

Masyarakat, (Yogyakarta: PT. Lkis Printing Cemerlang, 2009), hlm. 89.

Page 18: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

6

Melihat kenyataan tersebut, maka guru pendidikan agama Islam di MI

Nurul Ulum ini mencoba melakukan suatu terobosan baru untuk merubah

model pembelajaran expositori tersebut menjadi model pembelajaran

discovery agar pembelajaran tidak terkesan kaku dan monoton, sehingga

peserta didik tidak mudah merasa bosan dan jenuh ketika mengikuti proses

pembelajaran pendidikan agama Islam. Hal itu dilakukan guru dengan jalan

menerapkan dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang

tergolong ke dalam metode pembelajaran aktif yang dirasa dapat

merangsang keaktifan peserta didik untuk lebih berpartisipasi di dalam

proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran aktif, peserta didik tidak hanya dijejali dengan

materi-materi yang beraneka ragam, akan tetapi lebih cenderung

menekankan pada aspek keaktifan dari peserta didik itu sendiri, agar tujuan

pendidikan agama Islam yang dicita-citakan dapat terwujud dengan baik.10

Untuk menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran aktif

tersebut, tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan, pastinya

terdapat kendala-kendala atau masalah yang menyertainya sejalan dengan

usaha pengembangannya. Berawal dari sinilah maka, yang akan menjadi

fokus kajian sekaligus menjadi inti permasalahan yang akan penulis teliti

dan penulis paparkan pada skripsi ini adalah mengenai Problematika

Metode Pembelajaran Aktif Bagi Guru Pendidikan Agama Islam. Dengan

kata lain, penulis melakukan pembatasan masalah hanya pada aspek

problematika yang dihadapi guru pendidikan agama Islam dalam penerapan

dan pengembangan metode pembelajaran aktif saja.

Pembatasan masalah ini dilakukan berdasarkan pada sebuah alasan

bahwa metode pembelajaran yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran

agama Islam khususnya, itu banyak sekali jumlahnya, selain itu juga masih

sangat umum, sehingga dikhawatirkan akan menyulitkan penulis dalam

melakukan penelitian, disamping itu juga agar pembahasan tidak melebar

10 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), hlm. 39.

Page 19: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

7

dari apa yang penulis maksudkan. Jadi, berdasarkan dari uraian latar

belakang tersebut, maka disini penulis ingin meneliti lebih dalam lagi

mengenai Problematika Metode Pembelajaran Aktif Bagi Guru Pendidikan

Agama Islam di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun

Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah penulis kemukakan di atas, untuk

membatasi pembahasan penelitian ini, maka penulis merumuskan fokus masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif oleh

guru PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun

Pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana problematika yang dihadapi guru PAI dalam penerapan dan

pengembangan metode pembelajaran aktif di MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian

ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif yang dilakukan guru PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah problematika yang dihadapi guru PAI

dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan baik teoritis maupun praktis

bagi peneliti di dalam usaha menerapkan dan mengembangkan metode

pembelajaran khususnya metode pembelajaran aktif.

Page 20: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

8

2. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan agama Islam, terutama yang

akan menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran aktif.

Page 21: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

9

BAB II

METODE PEMBELAJARAN AKTIF

DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kegiatan yang perlu dilakukan dalam penelitian

untuk mencari dasar pijakan atau informasi untuk memperoleh dan membangun

landasan teori, kerangka berfikir, dan menentukan dugaan sementara atau sering

disebut dengan hipotesis penelitian, sehingga dengan adanya hal itu, maka peneliti

dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan dan kemudian menggunakan

variasi kepustakaan dalam bidangnya.

Dengan kajian pustaka atau studi kepustakaan, peneliti mempunyai

pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah-masalah yang

hendak diteliti. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tinjauan pustaka,

diantaranya adalah subjek, objek, masalah, hasil penelitian, dan rekomendasi yang

diberikan peneliti pendahulu. Maksud diadakannya kajian kepustakaan ini adalah

agar peneliti tidak meneliti masalah yang telah diteliti oleh orang lain.1

Dalam tinjauan pustaka ini, peneliti menelaah temuan hasil riset dari

penelitian sebelumnya, antara lain:

Pertama, Eka Fitriyani dalam “Implementasi Strategi Active learning dalam

Pembelajaran PAI di SMP Hj Isriati Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa strategi pembelajaran yang dikembangkan di SMP Hj. Isriati diwujudkan

ke dalam lima komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran,

metode, media, guru, dan peserta didik. Komponen tersebut dirancang dan

diarahkan agar dalam pelaksanaannya peserta didik lebih aktif dalam

pembelajaran. Untuk itulah strategi yang dikembangkan adalah active learning.

Sedangkan impementasi strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMP

Hj. Isriati terwujud ke dalam tiga bentuk metode pembelajaran yaitu teman sebaya

1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2007), hlm. 34.

Page 22: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

10

(peer leassons), rapat kota (town meeting), dan menghubungkan kembali

(reconnecting). Secara umum metode ini diterapkan melalui enam tahapan yaitu

menyampaikan tujuan, memilih topik pembelajaran, menampilkan informasi,

mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar,

membimbing, dan mengarahkannya, evaluasi, dan tindak lanjut.2

Kedua, Afif Nur rohman dalam “Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card

Match dan Card Sort pada Mata Pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) model index card match dan card

sort pada mata pelajaran PAI kelas VII terwujud ke dalam lima komponen yang

saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, metode, media, guru, serta

peserta didik. Komponen tersebut dirancang dan diarahkan agar dalam

pelaksanaannya peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Untuk itulah

strategi yang dikembangkan adalah strategi PAIKEM. Sedangkan implementasi

strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang

terwujud ke dalam dua bentuk metode pembelajaran yaitu mencari jodoh kartu

tanya jawab (index card match) dan menyortir kartu (card sort). Secara umum

metode ini diterapkan melalui empat tahapan, yakni tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap tindak lanjut.3

Ketiga, Khusnul Khotimah dalam “Studi Tentang Implementasi

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) pada Mata

Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang.” Hasil penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah banyak

mengalami perubahan atau inovasi. Sehingga tercipta suatu proses belajar

mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Peserta didik pun dalam

2 Eka Fitriyani, “Implementasi Strategi Active learning dalam Pembelajaran PAI di SMP Hj

Isriati Semarang”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009). 3 Afif Nurrohman, “Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada Mata Pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009).

Page 23: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

11

belajar tidak merasakan kebosanan dan kejenuhan. PAKEM dirancang agar dapat

mengaktifkan peserta didik untuk dapat mengembangkan kreatifitas secara efektif

namun tetap menyenangkan. Dalam proses pembelajaran ini pendidik dituntut

untuk lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam memberikan materi.

Disamping itu hendaknya guru juga mampu menguasai materi yang akan

disampaikan dengan harapan agar peserta didik tidak merasa dianggap sebagai

botol kosong yang belum mempunyai isi, tetapi menghargai pengetahuan yang

dimiliki dan juga adanya pengetahuan terhadap potensi peserta didik itu sendiri.4

Keempat, Dwi Nur Sholihah dalam “Implementasi Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dalam Upaya Meningkatkan

Motivasi Belajar PAI Peserta didik SDN I Cepogo Boyolali”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) Implementasi PAKEM dalam upaya meningkatkan

motivasi belajar PAI peserta didik SDN I Cepogo Boyolali sudah berjalan dengan

baik, hal ini terbukti dengan diterapkannya metode-metode pembelajaran yang

menjadikan peserta didik aktif. Salah satu metode yang diterapkan adalah metode

diskusi kelompok kecil (small group discussion) pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI). Sehingga dengan menggunakan metode ini, potensi yang

dimiliki setiap peserta didik dapat dikembangkan, karena melalui masing-masing

kelompok peserta didik dapat dengan bebas menyalurkan pemikiran mereka. (2)

Hasil penerapan PAKEM dalam upaya meningkatkan motivasi belajar PAI

Peserta didik SDN I Cepogo Boyolali berdampak terhadap peningkatan mutu

pembelajaran PAI.5

Kelima, Astrea Ulfa dalam “Pelaksanaan Metode Demonstrasi dalam

Pembelajaran Fiqih di MI Wonorejo Dusun Panggangayom Kecamatan

Kaliwungu Kabupaten Kendal”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Proses

pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demontrasi yang dilakukan di

4 Khusnul Khotimah, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007) .

5 Dwi Nur Sholihah, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Peserta didik SDN I Cepogo Boyolali”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009).

Page 24: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

12

MI Wonorejo Panggangayom Kaliwungu Kendal dilakukan dengan beberapa

tahapan: 1) Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran ada program perencanaan

yang disebut dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Kegiatan

pelaksanaan pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran fiqih dilakukan

dengan pre tes, penjelasan materi dilakukan dengan jalan memberikan pengertian

atau penjelasan secara garis besar tentang pelaksanaan materi yang akan di

demonstrasikan. Pelaksanaan metode demonstrasi dilakukan dengan cara guru

mempraktikkan materi yang diajarkan lalu menyuruh beberapa orang peserta didik

untuk mempraktikkannya di depan teman-teman yang lain. 3) Kegiatan evaluasi

atau tindak lanjut dilakukan setelah proses demonstrasi selesai, guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tindak lanjut dengan

mempraktikkannya sendiri.

Dari pelaksanaannya, penilaian menggunakan acuan nilai-nilai yang

sifatnya lebih menyiapkan situasi dari pada pemberian informasi. Sedangkan

pendekatan yang digunakan dalam metode demontrasi pada pembelajaran Fiqih

adalah pengalaman, pembiasaan, rasional, emosional, fungsional, dan

keteladanan.6

Setelah mempelajari hasil penelitian-penelitian di atas, tampak bahwa

hasilnya belum memberikan keterangan yang jelas dan menyeluruh mengenai

problematika yang dihadapi guru PAI dalam penerapan dan pengembangan

metode pembelajaran aktif. Dari beberapa kajian pustaka yang berhasil penulis

kumpulkan dan telaah di atas, pada dasarnya di satu sisi terdapat kesamaan

dengan penelitian yang akan penulis lakukan, dari beberapa kajian pustaka di atas

semuanya berorientasi pada bagaimana caranya merancang proses pembelajaran

PAI yang memancing peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan tidak hanya

pasif selama PBM berlangsung. Tetapi disisi lain, pada hakekatnya terdapat

perbedaan yang sangat jelas dengan penelitian yang kali ini dilakukan. Perbedaan

itu terletak pada fokus penelitian yang telah peneliti tentukan. Pada skripsi kali ini

6 Astrea Ulfa, “Pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Fiqih di MI

Wonorejo Dusun Panggangayom Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008).

Page 25: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

13

telah difokuskan pada problematika metode pembelajaran aktif bagi guru PAI.

Jadi, yang akan diteliti pada skripsi kali ini hanyalah problem yang dihadapi guru

PAI dalam usaha penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif.

Dari beberapa kajian pustaka di atas semua peneliti merekomendasikan

kepada peneliti berikutnya, dengan ungkapan “peneliti menyadari bahwa

penelitian yang telah dilaksanakan tersebut masih terbatas dalam sampel dan

lingkup masalah yang diteliti. Oleh karena itu, kekurangan yang terdapat dalam

penelitian tersebut di atas diharapkan dapat mendorong peneliti lain untuk

melaksanakan penelitian lanjutan dengan lingkup dan masalah yang berbeda dan

lebih luas”. Berdasarkan ungkapan dari peneliti terdahulu tersebut, maka

penelitian kali ini telah difokuskan pada lingkup masalah yang berbeda yaitu:

Problematika Metode Pembelajaran Aktif Bagi Guru Pendidikan Agama Islam di

MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Kerangka Teoritik

Bagian ini merupakan bagian yang menguraikan dan menjelaskan tentang

teori-teori atau konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti.

1. Pendidikan Agama Islam

a. Definisi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam menurut Direktorat Pembinaan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum Negeri

(DITBINPAISUN) adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan

seseorang dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam

secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya

dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-

ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan

hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan

akhirat kelak.7

7 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 88.

Page 26: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

14

Pengertian mengenai pendidikan agama Islam ini dipertegas lagi

oleh Achmadi dalam bukunya Ideologi Pendidikan Islam, menurutnya

“Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan

untuk mengembangkan fitrah keberagamaan (religiousitas) subjek

didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran-ajaran Islam”.8 Jadi, pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran bidang studi

Agama Islam yang harus dialami oleh peserta didik muslim dalam

menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu supaya mereka

hidup sesuai dengan ajaran Islam.

b. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup usaha

mewujudkan keserasian, keselarasan, keseimbangan hubungan antara

manusia dengan Allah SWT, manusia dengan sesama manusia,

manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia terhadap

makhluk lain dan lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar segala

hubungan dan aktivitas manusia sesuai dengan syariat Islam.

Ruang lingkup materi PAI meliputi lima unsur pokok yaitu al-

Qur’an, keimanan, akhlak, fiqh, dan bimbingan ibadah, serta tarikh

atau sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran

agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayan. Menurut Ramayulis dalam

Abdul Majid dan Dian Andayani, ruang lingkup pengajaran

pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara:

1) Hubungan manusia dengan Allah SWT

2) Hubungan manusia dengan sesama manusia

3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan

8 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 29.

Page 27: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

15

4) Hubungan manusia dengan makhluk lain di lingkungannya.9

c. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 BAB II pasal 3 telah

dijelaskan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.10 Berdasarkan uraian tersebut, kurikulum pendidikan agam Islam

untuk sekolah atau madrasah berfungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah swt yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga.

2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran

Islam dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

9 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004), hlm. 104. 10 Tim Redaksi Fokus Media, UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas

(Bandung : Fokus Media, 2003), hlm. 4-5.

Page 28: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

16

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata) sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan orang lain.11

d. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dikatakan oleh Zakiah Daradjat dalam Nur Uhbiyati bahwa:

“Tujuan pendidikan Islam secara keseluruhan yaitu, kepribadian

seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa,

insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan

berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah

swt.”12

Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan

menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya,

serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran

Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat

mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini

untuk kepentingan hidup di dunia dan akhirat nanti.

Untuk mencapai tujuan pendidikan harus dilaksanakan upaya

semaksimal mungkin, walaupun pada kenyataannya manusia tidak

mungkin menemukan kesempurnaan dalam berbagai hal.

Menurut Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang dikutip oleh Majid

Irsan al-Kaylani dalam Bukhari Umar, tujuan pendidikan Islam

tertumpu pada empat aspek, yaitu:

11 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 134. 12 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Untuk UIN-STAIN-PTAIS Fakultas Tarbiyah,

Komponen MKDK), (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. I, hlm. 41.

Page 29: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

17

1) Tercapainya pendidikan tauhid dengan mempelajari ayat-ayat

Allah dalam wahyu-Nya.

2) Mengetahui ilmu Allah melalui pemahaman terhadap kebenaran

makhluknya.

3) Mengetahui kekuatan Allah melalui pemahaman jenis-jenis,

kuantitas, dan kreativitas makhluk-Nya.

4) Mengetahui apa yang diperbuat Allah (Sunnah Allah) tentang

realitas (alam) dan jenis-jenis perilakunya.13

Senada dengan pendapat di atas, Athiyah al-Abrasyi

berpendapat bahwa:

١٤ .حوالر ةيبرت، وقلخلا بيذهت ةيمالسإلا ةيبرالت نى ممسألاو لوألا ضرغالف

Tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.

Sedangkan menurut rumusan tujuan pendidikan Islam yang

dihasilkan dari seminar pendidikan Islam sedunia tahun 1980 di

Islamabad adalah: “Untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan

kepribadian manusia (peserta didik) secara menyeluruh dan seimbang

yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang

rasional; perasaan dan indra”.15

Oleh karena itu, pendidikan hendaknya mencakup

pengembangan aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual,

imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik secara individual maupun

kolektif, dan mendorong semua aspek tersebut agar berkembang ke

arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir dari pendidikan

Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya

13 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2010), hlm. 59. 14 Athiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyyah, (Mesir: Matbaah I’sa al-Babu al-Salba

Wasarakahu, 1975), hlm. 22. 15 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan

Interdisipliner, (Jakarta: PT. Bumi Aksara , 2011), hlm. 28.

Page 30: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

18

kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat maupun sebagai

umat manusia secara keseluruhannya.

2. Metode Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Definisi Metode Pembelajaran Aktif

Metode adalah urutan kerja yang terencana, sistematis, dan

merupakan hasil eksperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang

direncanakan. Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode

memiliki arti penting dan patut dipertimbangkan dalam rangka

pengajaran. Tanpa menggunakan metode, kegiatan interaksi edukatif

tidak akan berproses. Karena itu tidak akan pernah ditemui guru

mengajar tanpa memakai metode.

Disini perlu dipertegas lagi bahwa pada berbagai situasi proses

pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada

dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau

pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Istilah metode, strategi, atau teknik sering digunakan

secara bergantian, walaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut

memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Metode pembelajaran

seringkali disamakan artinya dengan teknik pembelajaran. Metode

pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan oleh seorang

guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Metode lebih bersifat prosedural, yaitu

berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan,

yang bersifat implementatif.

Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing

guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.

Apabila dikaji lebih dalam lagi, maka jelas disebutkan bahwa strategi

pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau

prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran

berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran

mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya,

Page 31: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

19

metode atau prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari

strategi pembelajaran.

Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran

dapat digambarkan sebagai satu kesatuan sistem yang bertitik tolak

dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran,

dan perumusan tujuan, yang kemudian di implementasikan ke dalam

berbagai metode yang relevan selama proses pembelajaran

berlangsung.16

Dalam rangka pengajaran, banyak metode alternatif yang dapat

dipilih guru. Salah satunya adalah metode pembelajaran aktif, yang

dewasa ini menjadi kajian serius dalam dunia pendidikan. Hanya saja

permasalahannya adalah bagaimana memilih dan menerapkan

sekaligus mengembangkannya dalam pembelajaran, sehingga dapat

mengoptimalkan kreatifitas anak didik.17

Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki sumber utama sebagai

landasan dalam setiap permasalahannya. Al-Qur’an merupakan sumber

segala hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk

membahas tentang pembelajaran. Sebagaimana yang tercantum dalam al-

Qur’an surat An-Nahl/16: 125, yaitu:

ان قلىدع الى سبيل ربك بالحكمة واملوعظة احلسنة وجادلهم بالتي هي احسنأ

نيدتهبالم لماع وهو هلبيس نل عض نبم لماع وه كب١٢٥: ١٦/النحل (ر (

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahkan mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. an-Nahl/16: 125)18

16 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), cet. III, hlm. 2. 17 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), hlm. 187-188. 18 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Jumanatul Ali-Art,

2005), hlm. 281.

Page 32: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

20

Makna umum dari ayat ini adalah Nabi diperintahkan untuk

mengajak kepada umat manusia dengan cara-cara yang telah menjadi

tuntunan al-Qur’an yaitu dengan cara al-Hikmah, Mauidhoh Hasanah,

dan Mujadalah. Dengan cara ini Nabi telah berhasil mengajak

umatnya dengan penuh kesadaran. Ketiga metode ini telah

mengilhami berbagai metode penyebaran Islam maupun dalam

konteks pendidikan. Berdasarkan pada ayat tersebut, sebagai seorang

pendidik, guru harus mampu menciptakan metode-metode yang dapat

membawa peserta didik ke dalam suasana aktif, yaitu pembelajaran

dengan cara yang baik, memberi hikmah, nasehat yang baik dan

dialog kepada peserta didik.

Selain ayat al-Qur’an di atas, di dalam hadits juga telah

dijelaskan bahwa amat sangat penting bagi seorang guru untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan

peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

١٩ )لمأخرجه البخاري يف كتاب الع( .يسروا ولا تعسروا وبشروا وال تنفروا

Ringankanlah orang-orang (dalam masalah agama) dan janganlah membuatnya menjadi sukar bagi mereka dan berilah mereka kabar gembira dan janganlah membuat mereka melarikan diri. (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ilmu).

Hadist di atas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus

dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar peserta didik

tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di

kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Inilah sebenarnya salah

satu metode yang cukup ideal dan bisa memberikan hasil yang

optimal.

Terkadang ketika peserta didik menghadapi mata pelajaran yang

sulit, maka yang akan terjadi adalah peserta didik akan mudah merasa

bosan, jenuh, dan enggan memperhatikan penjelasan dari guru,

19 Al-Imam Zainuddin Ahmad Bin Abdul Latif Azzubaidi, Shahih Bukhari, (Beirut, Lebanon: Darul Kutub al-Ilmiyah), hlm. 33.

Page 33: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

21

apalagi jika metode pengajaran yang digunakan oleh seorang guru

tidak bervariatif atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, tentu

saja hal itu akan mengakibatkan peserta didik merasa tersiksa dan

seakan ingin lari dari kelasnya. Disamping itu, pembelajaran juga

akan menjadi monoton dan tidak efektif. Oleh karena itu, metode

pembelajaran aktif merupakan solusi terbaik yang diambil oleh

seorang guru dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pembelajaran aktif ialah proses bagaimana individu

mendapatkan pengetahuan dengan menggabungkan kemahiran

mendengar, melihat, dan melakukan dengan tujuan untuk

mengekalkan ingatan dan memahami sesuatu konsep atau fakta.

Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Kamus Psikologi

memberikan definisi bahwa pembelajaran aktif adalah belajar dengan

memberikan respon-respon tertentu.20 Sedangkan Martinis Yamin

mendefinisikan pembelajaran aktif sebagai usaha manusia untuk

mengembangkan pengetahuan dalam dirinya.21

Salah satu ciri pembelajaran aktif terdapat pada pembelajaran

aktif itu sendiri yang berpusatkan pada peserta didik. Ciri tersebut

menurut Windale dalam Kamarul Azmi Jasmi dan Abdul Halim

Tamuri adalah seperti kerja berkumpulan, kepentingan bekerjasama,

pembelajaran yang berpusatkan pada bahan atau sumber pendidikan,

tanggung jawab pelajar di atas pembelajaran mereka, guru sebagai

fasilitator, peserta didik mengeluarkan ide, peserta didik terlibat dalam

perancangan kurikulum, peserta didik melibatkan diri dalam

pembelajaran dan terdapat berbagai kaidah pengajaran yang

digunakan.22

20 Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Cv. Pionir Jaya, 1987), cet.

I, hlm. 6. 21 Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Belajar, (Jakarta: UII press, 2004), cet. I,

hlm. 66. 22 Kamarul Azmi Jasmi, dan Abdul Halim Tamuri, Pendidikan Islam Kaedah Pengajaran

dan Pembelajaran, (Malaysia: Johor Darul Ta’zim 2010), cet. III, hlm. 250-251.

Page 34: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

22

Perlu diketahui bahwa penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif bertolak dari sebuah teori dasar yang melandasi

model pembelajaran yang pada akhirnya kemudian memunculkan

beragam metode dan strategi serta teknik di dalam proses

pembelajaran. Teori tersebut adalah teori belajar konstruktivisme

dengan dua tokoh yang paling berpengaruh yaitu Jean Piaget dan

Vygotsky.

Konstruktivisme merupakan sebuah filsafat mengajar yang telah

melakukan terobosan kuat dikalangan guru pada beberapa dekade

terakhir. Ia didasarkan pada premis bahwa murid-murid

mengkonstruksikan pengetahuan secara aktif dan tidak menerimanya

dengan begitu saja dari guru.23 Belajar merupakan sebuah upaya

pencarian makna. Sedangkan menurut Skinner dalam Richard D.

Parsons, berpendapat bahwa: “Learning is a change in behavior due

to experience”.24 (Belajar adalah perubahan dalam bentuk tingkah

laku yang dihasilkan dari pengalaman). Berdasarkan teori tersebut,

guru mestinya mendorong murid untuk mengkonstruksikan makna

dengan mengkonstruksikan berbagai kegiatan di seputar ide-ide besar

dan eksplorasi, memberi muridnya cukup waktu untuk mengeksplorasi

berbagai konsep secara seksama, dan menghubungkan pengetahuan

baru dengan apa yang sudah diketahui murid.

Slavin, menyatakan bahwa “Dalam proses belajar dan

pembelajaran, siswa harus terlibat aktif dan menjadi pusat kegiatan

belajar dan pembelajaran di kelas”. Ini berarti posisi guru yang

sesungguhnya adalah sebagai fasilitator dengan cara membuat

informasi menjadi lebih bermakna dan relevan bagi siswa. Untuk itu,

guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

23 Daniel Muijs dan David Reynolds, Effective Teaching Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 110-111. 24 Richard D. Parsons, Educational Psychology, (Singapore: Seng Lee Press, 2001), hlm.

233.

Page 35: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

23

mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri, disamping mengajarkan

siswa untuk menyadari dan sadar akan strategi mereka sendiri.25

Prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme ini

telah melahirkan berbagai macam model-model dan metode

pembelajaran yang populer di dunia pendidikan, dan dari berbagai

macam model pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama,

bahwa dalam proses belajar, siswa adalah pelaku aktif dalam kegiatan

belajar dengan membangun sendiri pengetahuan berdasarkan

pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Melihat pernyataan

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses

“mengkonstruksi” dan bukan “menerima” pengetahuan.

Beberapa model pembelajaran yang didasarkan pada

konstruktivisme adalah discovery learning, assisted learning, active

learning, the accelerated learning, quantum learning, dan contextual

teaching and learning.26

Untuk memperkuat teori tersebut, disini juga akan di paparkan

beberapa argumen yang melandasi mengapa metode pembelajaran

aktif perlu diterapkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran

khususnya pembelajaran agama Islam.

Argumen pertama: Teori belajar Confusius yang dikutip oleh

Melvin L. Silberman dalam buku active learning.

What I hear, I forget. What I hear and see, I remember a little. What I hear, see, and aks questions about or discuss with someone else, I begin to understand. What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What I teach to another, I master.27

25 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2010), hlm. 116-117. 26 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 128-129. 27 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif, (Bandung:

Nusa Media, 2006), cet. III, hlm. 23.

Page 36: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

24

Pertanyaan-pertanyaan sederhana itulah yang mendasari

perlunya cara belajar aktif. Selain itu, Confusius juga mengatakan

bahwa strategi pembelajaran yang paling baik adalah yang melibatkan

peserta didik berlaku aktif dalam praktiknya. Sebab dengan praktik,

maka peserta didik telah memahami apa yang menjadi tujuan

pembelajaran. Metode yang memanfaatkan visual akan lebih

memungkinkan peserta didik mengingat materi pelajaran, karena

metode ini dapat membentuk sebuah gambar atau ingatan dalam otak

peserta didik.

Argumen kedua: Teori belajar Melvin L. Silberman,

mengatakan dalam bukunya active learning bahwa tampaknya strategi

pembelajaran yang paling bagus adalah ketika peserta didik mampu

berpura-pura menjadi guru. Sebab jika peserta didik telah mampu

mengajarkan sesuatu kepada orang lain, berarti ia telah menguasai

materinya. Penekanan strategi ini didasarkan pada asumsi-asumsi:

Asumsi pertama, bahwa apa yang dialami peserta didik dalam

proses pembelajaran melalui pendengaran semata, akan cenderung

terlupakan, karena guru berkata 100-200 kata per-menit, sedangkan

rata-rata peserta didik hanya mampu mendengar 50-100 kata per-

menit.

Asumsi kedua, penggunaan metode yang memanfaatkan

kemampuan secara sinergis antara pendengaran, penglihatan, bertanya

tentang sesuatu, atau mendiskusikan sesuatu dengan peserta didik

yang lain dapat membantu peserta didik mulai memahami materi atau

telah mulai terjadi keberhasilan pembelajaran.

Asumsi ketiga, strategi yang melibatkan kemampuan secara

sinergis antara pendengaran, penglihatan, dan berbuat sesuatu dapat

membantu peserta didik memperoleh pengetahuan dan kecakapan.28

28 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif, hlm. 24.

Page 37: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

25

Argumen ketiga: Pembelajaran aktif atau inovatif sangat banyak

membantu kemampuan mereka dalam menyimpan informasi hasil

belajar (ranah kognisi, afeksi, dan psikomotor) ke dalam ingatan

jangka panjang (long term memory) otak mereka. Hasil belajar dalam

ingatan jangka panjang dimungkinkan banyak berhasil berdasarkan

kerja working memory yang didukung oleh pembelajaran aktif.29

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di ambil kesimpulan

bahwa yang dimaksud pembelajaran aktif disini adalah bagaimana

mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga

semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan

sesuai dengan kemampuan, karakteristik pribadi yang dimiliki, atau

dengan kata lain, metode pembelajaran aktif adalah suatu cara atau

upaya yang dilaksanakan oleh guru untuk memfungsionalisasikan

seluruh potensi peserta didik melalui penyediaan lingkungan belajar

yang meliputi aspek-aspek bahan pelajaran, media pembelajaran,

suasana kelas, dan sebagainya, yang mana disesuaikan dengan minat

dan pemberian kemudahan kepada paserta didik untuk memperoleh

pemahaman dan pendalaman. Dalam kondisi tersebut peserta didik

aktif secara emosi, perasaan, intelektual, penginderaannya serta

fisiknya.

Atau lebih ringkasnya, penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan oleh

seorang guru di dalam melaksanakan tugas pengajarannya agar peserta

didik tidak lagi diperlakukan seperti bejana kosong yang senantiasa

harus di isi dengan materi-materi pelajaran semata. Tetapi lebih dari

itu, sebisa mungkin peserta didik turut dilibatkan dalam berbagai

kegiatan yang ada hubungannya dengan proses pembelajaran.

29 Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2009),

hlm. 63-67.

Page 38: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

26

b. Macam-Macam Metode Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

Karena banyaknya jumlah metode pembelajaran yang dapat

dipakai atau diaplikasikan dalam proses pembelajaran aktif, maka

disini hanya akan ditampilkan beberapa metode pembelajaran aktif

yang memungkinkan untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran

PAI yang mengarah pada terciptanya interaksi edukatif, dan

berorientasi pada peran aktif peserta didik. Beberapa metode

pembelajaran aktif yang diambil dari buku yang berjudul strategi

pembelajaran aktif karya Hisyam Zaini, Bermawi Munthe, dan Sekar

Ayu Aryani, yang dapat digunakan oleh seorang guru untuk dapat

mengaktifkan peserta didik, baik individu maupun kelompok adalah:

1) Setiap murid bisa sebagai guru (Everyone Is A Teacher Here)

2) Menulis pengalaman secara langsung (Writing In The Here And

Now)

3) Strategi membaca dengan keras (Reading Aloud)

4) Menggabung dua dan empat kekuatan (The Power Of Two And

Four)

5) Mencari informasi (Information Research)

6) Beradu pandangan sesuai perspektif atau debat pendapat (Point

Counter Point)

7) Bacaan terbimbing (Reading Guide)

8) Debat aktif (Active Debate)

9) Mencari jodoh kartu tanya jawab (Index Card Match)

10) Belajar melalui tukar delegasi antar kelompok (Jigsaw

Learning)

11) Bermain peran (Role Play)

12) Tutor sebaya (Peer Lesson)

13) Tim pendengar (Listening Team)

14) Pertanyaan kelompok atau tanya jawab (Team Quiz)

15) Diskusi kelompok kecil (Small Group Discussion)

Page 39: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

27

16) Menyortir kartu (Card Sort)

17) Pameran berjalan (Gallery Walk)30

Beberapa metode yang telah dipaparkan di atas hanyalah

sebagian metode-metode yang tergolong ke dalam metode

pembelajaran aktif, karena tidak mungkin dipaparkan semuanya disini

mengingat begitu banyak jumlahnya. Disini penulis tidak

mengesampingkan metode-metode pembelajaran yang lainnya, bukan

berarti yang tidak penulis kemukakan di atas tidak baik atau tidak

layak digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

Perlu dipertegas, bahwa tidak ada metode yang paling baik dan paling

buruk, karena pada hakekatnya setiap metode itu mempunyai

kelebihan dan kelemahan tersendiri.

Jadi, antara metode satu dengan metode yang lain itu bersifat

saling melengkapi. Namun, yang jadi permasalahan adalah bagaimana

memaksimalkan metode-metode pembelajaran tersebut ke dalam

proses pembelajaran agar sampai kepada maksud dan tujuan yang di

cita-citakan. Maka, disini guru diharapkan mampu melakukan usaha

yang serius di dalam memilih, mengembangkan, memodifikasi,

mengimprovisasi, dan mencari metode-metode lain yang dirasa cocok

atau tepat untuk diterapkan pada pembelajaran sesuai dengan

keadaannya.

c. Penerapan Metode Pembelajaran Aktif

Menurut E. Mulyasa, penerapan diartikan sebagai suatu proses

implementasi, usaha penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi

dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik

berupa pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.31

Penerapan yang dimaksud disini adalah mengimplementasikan ide,

30 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

2008), hlm. viii-x. 31 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003),

hlm. 93.

Page 40: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

28

kebijakan, atau inovasi ke dalam bentuk tindakan praktis dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam.

Pembelajaran aktif, hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif

dari peserta didik, demikian juga peranserta aktif peserta didik tidak

akan terjadi bilamana guru tidak aktif dan kreatif dalam melaksanakan

pembelajaran. Ada berbagai cara untuk melaksanakan proses

pembelajaran yang memicu dan melibatkan peran serta aktif peserta

didik dan mengasah ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran aktif dalam memperoleh informasi, keterampilan, dan

sikap serta perilaku positif dan terpuji akan terjadi melalui suatu

proses pencarian dari diri peserta didik. Hal ini akan terwujud jika

peserta didik dikondisikan sedemikian rupa sehingga berbagai tugas

dan kegiatan yang dilaksanakan sangat memotivasi mereka untuk

berpikir, bekerja, dan merasa, serta mengamalkan kesalehan dalam

kehidupan nyata.

Dalam rangka mengaktifkan peran serta peserta didik dalam

proses pembelajaran, Noeng Muhadjir, berpendapat bahwa ada

beberapa strategi yang relevan dan bisa digunakan seorang pendidik

untuk mengaktifkan peranserta peserta didik dalam proses

pembelajaran pendidikan agama Islam, diantaranya adalah:

1) Strategi tradisional, seorang guru hanya berfungsi sebagai penyampai dan juru bicara yang belum tentu dia melaksanakannya. Strategi ini lebih menekankan pada penekanan kognitif.

2) Strategi bebas, merupakan kebalikan dari tradisional, disini guru memberi kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan sendiri, dan di dalam strategi bebas ini lebih menekankan keaktifan guru dan peserta didik.

3) Strategi reflektif, berkaitan dengan cara guru menerapkan kriteria untuk menganalisis kasus-kasus empirik dan sebagai dasar deduksi untuk menjabarkan konsep teoritik ke dalam terapan pada kasus yang lebih khusus dan operasional.

4) Strategi transinternalisasi, sebagai cara pembelajaran nilai dengan jalan melakukan transformasi, transaksi, dan

Page 41: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

29

transinternalisasi nilai. Disini guru dan peserta didik sama-sama terlibat komunikasi aktif, yang tidak hanya melibatkan komunikasi satu arah.32

Sebagai seorang guru yang profesional, maka sudah seharusnya

bisa memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan yang dirasa

tepat untuk di aplikasikan ke dalam pembelajaran dalam rangka

mewujudkan pembelajaran aktif, hal itu disebabkan karena mengingat

terdapat berbagai strategi atau pendekatan yang dapat dipergunakan

oleh guru, namun tidak semua sama efektifnya dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Untuk itu, dibutuhkan kreatifitas guru dalam

mengembangkan dan memilih strategi pembelajaran yang efektif,

sehingga akan diketahui apakah pendekatan yang digunakan itu

termasuk ke dalam expository teaching-receptive learning

(pembelajaran yang berlangsung melalui penyampaian materi oleh

guru dan peserta didik menerima materi tersebut), active learning

(pembelajaran aktif), interactive learning (pembelajaran interaktif),

atau inquiry-discovery-problem solving (sistem pembelajaran yang

memacu peserta didik untuk melakukan upaya pencarian, penemuan,

dan pemecahan masalahnya).

Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menantang dan

merangsang otak (kognitif), menyentuh, dan menggerakkan perasaan

(afektif), dan mendorong peserta didik secara aktif mempraktikkan

pengetahuan dan keterampilan dalam suasana kongkrit maka langkah

yang harus ditempuh oleh seorang guru adalah:

1) Dalam menerapkan materi pelajaran, guru harus menerapkan

metode yang lebih variatif sesuai dengan karakteristik materi

pelajaran yang diajarkan agar pengajaran tidak verbalistik.

Metode pengajaran yang mendorong terciptanya proses

32 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengaktifkan Pendidikan Agama Islam

di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), cet. IV, hlm. 172-173.

Page 42: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

30

pembelajaran peserta didik aktif sangat direkomendasikan untuk

menciptakan iklim belajar yang kondusif.

2) Membangun kesamaan persepsi (visi dan misi antara kepala

sekolah, guru, pegawai administrasi, dan peserta didik) mutlak

dilakukan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang benar-

benar edukatif.

3) Penciptaan lingkungan fisik yang menunjang, karena

pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari dukungan lingkungan

fisik di sekitarnya. Lingkungan fisik di sekolah hendaknya

diupayakan dapat menunjang terciptanya suasana kehidupan

keagamaan masyarakat sekolah bahkan bila perlu pemanfaatan

teknologi tinggi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.33

4) Gunakan media pembelajaran sebanyak dan sevariasi mungkin

untuk memberikan rangsangan pada semua indra peserta didik.

5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran,

agar apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik,

karena hal itu juga akan berpengaruh terhadap proses

pengembangan pembelajaran di kelas.34

Dalam panduan Decentralized Basic Education (DBE2) melalui

program Active Learning In School (ALIS) beberapa hal yang harus

dilakukan guru untuk menjadikan pembelajaran menjadi aktif adalah:

1) Membuat rencana secara hati-hati dengan memperhatikan detail berdasarkan atas sejumlah tujuan yang jelas dan dapat dicapai.

2) Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar secara aktif dan mengaplikasikan pembelajaran mereka dengan metode yang beragam sesuai dengan konteks kehidupan nyata peserta didik.

3) Secara aktif mengelola lingkungan belajar agar tercipta suasana yang nyaman, tidak bersifat mengancam, berfokus

33 Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2009), hlm. 96-97. 34 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2008), hlm. 284.

Page 43: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

31

pada pembelajaran serta dapat membangkitkan ide yang pada gilirannya dapat memaksimalkan waktu, sumber-sumber yang menjamin pembelajaran aktif berjalan.

4) Menilai peserta didik dengan cara-cara yang dapat mendorong peserta didik untuk menggunakan apa yang telah mereka pelajari di kehidupan nyata, dalam hal ini disebut penilaian otentik.35

Perlu diperhatikan bahwa, berbagai pendekatan dan strategi bagi

kelangsungan pembelajaran di sekolah akan efektif dan berhasil jika

praktik-praktik pengalaman pembelajaran itu bermakna bagi peserta

didik. Minimal, suatu sistem pembelajaran yang dilangsungkan

bermakna bagi pembangunan minat dan motivasi peserta didik,

relevan dan fungsional.

Menurut pendapat yang dikemukakan John Holt yang dikutip

Melvin L. Silberman dalam active learning, proses belajar akan

meningkat jika peserta didik diminta untuk melakukan hal-hal berikut

ini:

1) Mengemukakan kembali informasi yang telah dia dapatkan dengan kata-kata mereka sendiri.

2) Memberikan contohnya. 3) Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan variasi. 4) Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau

gagasan lain. 5) Menggunakannya dengan beragam cara. 6) Memprediksikan sejumlah konsekuensinya. 7) Menyebutkan lawan atau kebalikannya.36

Apabila pendidik memperhatikan hal-hal di atas, maka proses

pembelajaran akan berlangsung lebih baik dan memberikan arti yang

mendalam bagi peserta didik. Disamping itu peserta didik juga bisa

mendapatkan umpan balik tentang seberapa bagus pemahamannya

terhadap suatu materi pelajaran tertentu.

35 Hamzah B. Uno, dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2011), hlm. 77. 36 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif, hlm. 26.

Page 44: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

32

d. Pengembangan Metode Pembelajaran Aktif

Pengembangan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan

mengembangkan atau pembangunan secara bertahap dan teratur yang

menjurus ke sasaran yang dikehendaki.37 Pengembangan

(development) juga diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan latihan.38

Jadi, penerapan dan pengembangan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah berkenaan dengan usaha atau cara, perbuatan

yang dilakukan guru PAI dalam penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif, sehingga sampai kepada maksud dan tujuan

pembelajaran yang dikehendaki.

Agar proses pengembangan berjalan lancar maka guru paling

tidak harus senantiasa melakukan tiga hal: Pertama, (menggerakkan,

membangkitkan, dan menggabungkan) seluruh kemampuan yang

dimiliki peserta didik. Kedua, menjadikan apa yang ditransfer menjadi

suatu hal yang menantang diri peserta didik, sehingga muncul

intrinsic-motivation untuk mempelajarinya dan ketiga, mengkaji

secara mendalam materi yang di transfer sehingga menimbulkan

keterkaitan dengan pengetahuan yang lain.39

Dalam pembahasan kali ini juga akan dipaparkan tiga

kemampuan dasar yang hendaknya dimiliki oleh seorang guru dalam

proses penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif.

Pertama, didaktik, yakni kemampuan untuk menyampaikan sesuatu

secara oral atau ceramah, yang dibantu dengan buku teks,

demonstrasi, tes, dan alat bantu tradisional lain. Kedua, pembinaan

37 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),

hlm. 474. 38 Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,

2005), hlm. 85. 39 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000),

cet. I, hlm. 62-66.

Page 45: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

33

(coaching), dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk berlatih dan mempraktikkan keterampilannya tersebut,

serta segera memberikan umpan balik atas apa yang dilakukan peserta

didik. Ketiga adalah socratic atau mauitic question, dimana peserta

didik diberi kebebasan untuk mengembangkan pandangan dan

internalisasi terhadap materi yang dipelajari.

Tanpa menguasai tiga kemampuan dasar tersebut, ibaratnya

pemain sepak bola yang tidak memiliki kemampuan dasar bermain

bola, seperti bagaimana menendang atau heading yang baik dan benar,

meskipun dilatih oleh pelatih yang profesional tetap saja tidak akan

memenangkan pertandingan. Demikian pula untuk guru, tanpa

memiliki tiga kemampuan dasar tersebut, meskipun guru dilatih

berbagai metode mengajar yang canggih, tetap saja prestasi belajar

peserta didik tidak dapat ditingkatkan. Sebaliknya, dengan menguasai

tiga kemampuan dasar tersebut, metode mengajar apapun akan dapat

dilaksanakan dengan mudah oleh guru yang bersangkutan.

3. Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembelajaran Aktif

a. Definisi Guru Pendidikan Agama Islam

Umumnya, kata pendidik sering diawali dengan istilah “guru”.

Guru, sebagaimana diurai oleh Hadari Nawawi dalam Ahmad Barizi,

adalah “orang yang pekerjaannya mengajar atau memberikan

pelajaran di sekolah atau di dalam kelas”. Secara lebih khusus, guru

berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran

yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak didik mencapai

kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut, bukan

hanya sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan

meteri pengetahuan (mata pelajaran) tertentu, akan tetapi guru adalah

anggota masyarakat yang harus ikut dan berjiwa bebas serta kreatif

dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi

Page 46: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

34

anggota masyarakat sebagai orang dewasa.40 Sedangkan Ahmad

Tafsir, berpendapat bahwa guru dalam pandangan Islam adalah siapa

saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik.

Sehingga “salah satu syarat yang harus dipenuhi guru adalah memiliki

kemampuan atau keahlian dalam mengajar”.41

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka guru dituntut untuk

profesional di bidangnya. Untuk membentuk guru yang profesional,

dalam UU No 14 Th. 2005 pasal 8 dijelaskan bahwa “guru harus

memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D4”. Dinyatakan juga

dalam pasal 10 ayat 1 bahwa “guru pada tingkat dasar dan menengah

harus memiliki sejumlah kompetensi utama yaitu kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional”.42

Gagne dan Briggs dalam Chaerul Rahman, berpendapat bahwa

“dalam praktiknya guru bertindak sebagai fasilitator, mediator, dan

menciptakan peserta didik sebagai subjek belajar”.43 Berdasarkan

pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka menjadi guru tidak

cukup hanya dengan menguasai materi pelajaran, tetapi juga

dibutuhkan keahlian khusus. Hal itu dikarenakan mendidik adalah

proses perubahan tingkah laku manusia dari yang kurang baik menjadi

lebih baik atau dari yang semula tidak tahu menjadi tahu.

40 Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, hlm. 142-143. 41 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2010), hlm. 74-80. 42 Undang-Undang Republik Indonesia NO 14 TH 2005, Tentang Guru dan Dosen, bab IV

hal 6. 43 Chaerul Rahman dan Heri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru

Menjadi Guru yang Dicintai dan Diteladani oleh Peserta Didik, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2011), hlm. 94.

Page 47: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

35

b. Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembelajaran

Aktif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, problematika diartikan

sebagai “hal yang menimbulkan masalah, hal yang belum dapat

dipecahkan, (permasalahan)”.44 Jadi, problematika yang dimaksud

dalam penelitian kali ini adalah permasalahan yang di hadapi guru

PAI dalam proses belajar mengajar terkait dengan penerapan dan

pengembangan metode pembelajaran aktif.

Perlu diketahui bahwa menurut pendapat dari Agus Maimun dan

Abdul Mukti Bisri dalam Ahmad Barizi dan Muhammad Idris,

terdapat dua macam problem yang di hadapi guru dalam pembelajaran

aktif, yaitu problem internal dan eksternal. Problem internal

menyangkut program, pemahaman, perencanaan, pelaksanaan,

penerapan, dan evaluasi sistem pembelajaran di sekolah. Sedangkan

problem eksternal menyangkut kemajuan iptek, globalisasi informasi,

perubahan politik, ekonomi, sosial, dan budaya bangsa.

Salah satu problematika yang paling krusial pada pembelajaran

aktif di sekolah sesungguhnya terletak pada posisi guru dan peserta

didik. Posisi guru di sekolah bukanlah suatu hal yang bergengsi.

Sebab, melihat pergeseran orientasi pendidikan, yang mengharuskan

link and match, kendati guru mempunyai privilege (kedudukan atau

tanggung jawab yang istimewa) dalam mengantarkan individu

menjadi human resources (manusia yang berkualitas), tetapi posisi

agung dan mulia ini belum menjadi primadona atau alternatif utama

dalam relasi pembelajaran di sekolah. Posisi guru agama kadang

hanya menempati posisi sebagai under privilege (profesi yang di

kemudiankan atau di kelas-duakan), meskipun seharusnya posisi guru

agama wajib menjadi primadona.

44 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990), hlm.701.

Page 48: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

36

Stigma guru yang under privileged ini mengimplikasikan sikap

negatif dan asal-asalan bagi guru yang bersangkutan dalam

membelajarkan peserta didik. Masalah lain adalah peserta didik, anak

didik yang mengidap penyakit moral, seperti enggan belajar, apatis

terhadap keadaan buruk yang menimpanya, pergaulan yang menohok

perilaku sosialnya, akan menjadikan peserta didik sulit untuk

diberikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang shahih.45

45 Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, hlm. 83-85.

Page 49: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan research. Jika

dilihat dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yaitu re yang berarti

melakukan kembali atau pengulangan dan research yang berarti melihat,

mengamati atau mencari, sehinggga penelitian atau research dapat diartikan

sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman

baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu hal

yang diteliti.1

Penelitian juga diartikan sebagai suatu proses yang sistematis dan analisis

yang logis terhadap informasi (data) untuk tujuan tertentu. Sedangkan metode

penelitian seringkali di sebut dengan istilah (metodologi) yang berarti cara-cara

yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang dikembangkan

untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan

terpercaya. Berbicara mengenai metodologi berarti berbicara mengenai hukum,

aturan, dan tata cara dalam melaksanakan atau menyelenggarakan sesuatu. Karena

metodologi diartikan sebagai hukum dan aturan, tentunya di dalamnya terkandung

hal-hal yang diwajibkan, dianjurkan, atau dilarang. Sama seperti hukum atau

aturan lainnya, metodologi diciptakan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman

yang dapat menuntun dan mempermudah individu yang melaksanakannya.

Metodologi juga mengandung makna yang lebih luas menyangkut verifikasi data

yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian termasuk

untuk menguji hipotesis.2

Dari beberapa uraian mengenai metodologi dan penelitian di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah serangkaian hukum, aturan,

dan tata cara tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam

1 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm. 2.

2 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), hlm 59.

Page 50: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

38

menyelenggarakan suatu penelitian dalam koridor keilmuan tertentu yang hasilnya

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Pada bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang metode penelitian yang

digunakan selama kegiatan penelitian berlangsung, yang meliputi jenis penelitian,

tempat dan waktu penelitian, sumber penelitian, fokus penelitian, teknik

pengumpulan data penelitian, dan teknik analisis data. Hal itu dilakukan supaya

penelitian yang dilakukan nantinya dapat memberikan hasil temuan yang akan

memperkaya dan meningkatkan pemahaman tentang suatu hal atau sebuah topik,

terlepas dari apapun bentuk dan jenis penelitiannya. Mengenai uraian lebih

lengkapnya bisa dilihat dibawah ini.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung ke lokasi yang dijadikan

obyek penelitian yang berorientasi pada temuan atau gejala yang bersifat alami.

Sedangkan berdasarkan sifatnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

dan menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.3 Penelitian ini akan

menggambarkan proses penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif

yang dilakukan oleh guru PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

Tahun Pelajaran 2011/2012 beserta problematikanya dalam pembelajaran PAI.

Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau

fenomena-fenomena apa adanya, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun

rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.4 Disini yang

dimaksud dengan fenomena yang lain adalah fenomena yang terkait dengan

penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif dalam pembelajaran PAI di

MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif yaitu data yang diperoleh dari (gambar, data-data serta

3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003), hlm. 157. 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2005), hlm. 72.

Page 51: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

39

argumen) tidak dituangkan dalam bentuk angka statistik, melainkan tetap

berbentuk kualitatif yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau frekuensi,

yaitu dengan pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti.5

Terdapat beberapa pertimbangan mengapa penelitian ini menggunakan

Pendekatan kualitatif:

1) Metode kualitatif lebih mudah disesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.

2) Metode kualitatif menyajikan hubungan langsung antara peneliti dan responden.

3) Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

4) Penelitian ini menyusun detail terus menerus sesuai dengan kenyataan di lapangan yang dihadapi.

5) Tidak menggunakan desain yang kaku yang tidak dapat di ubah lagi.6

Pendekatan kualitatif juga dipandang sebagai prosedur penelitian yang bisa

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat di amati. Pendekatan penelitian ini digunakan oleh

peneliti dengan maksud untuk mendeskripsikan dan menganalisis sehingga dapat

membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan tentang

problematika metode pembelajaran aktif bagi guru PAI di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak tahun pelajaran 2011/2012.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Ulum. Sekolah ini terletak di Desa

Sokokidul, kecamatan Kebonagung, kabupaten Demak, provinsi Jawa Tengah,

dan waktu pelaksanaannya adalah pada tahun akademik 2011/2012, tepatnya pada

semester genap.

MI Nurul Ulum, terletak kurang lebih 2 kilometer dari jalan raya yang

menghubungkan Demak dengan Purwodadi, dan sekitar 12 kilometer dari Masjid

Agung di jantung kota Demak. berada di tengah-tengah perkampungan dengan

5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 39. 6 Heri Jauhari, Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi, (Bandung: Pustaka Setia,

2010), cet. I, hlm. 36.

Page 52: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

40

batas sebelah utara desa Logantung, sebelah timur desa Srekan, sebelah selatan

desa Goleng. sebelah barat Desa Telogosih.

Pertimbangan memilih lokasi penelitian ini adalah pertama, karena mudah

di jangkau, pelaku-pelaku mudah didekati, dan situasi sosialnya mudah di amati,

sehingga memperlancar proses penelitian. Kedua, adanya pertimbangan lebih

khusus yaitu karakteristik kelayakan obyek yang sangat memungkinkan untuk

mendapatkan informasi yang akan menunjang tercapainya tujuan penelitian.

Ketiga, pendapat masyarakat di lingkungan madrasah dan kemudahan serta

keramahan yang diberikan pada lembaga ini.

C. Sumber Penelitian

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data dapat diperoleh.7 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Person (guru, peserta didik, dan kepala sekolah), Place (keadaan fisik MI

Nurul Ulum, dimana Proses Belajar Mengajar PAI berlangsung) serta Paper

(dokumen dan catatan-catatan) yang terkait dengan proses pembelajaran PAI.

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data dari informan, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah sumber informasi yang mempunyai wewenang dan

tanggung jawab terhadap pengumpulan ataupun penyimpanan data atau

disebut juga sumber data atau informasi tangan pertama.8

Untuk data primer pada skripsi ini diperoleh dari guru pendidikan

agama Islam mengenai penerapan dan pengembangan metode pembelajaran

aktif beserta problematikanya.

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1997), hlm. 11. 8 Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa,

1987), hlm. 42.

Page 53: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

41

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung

untuk memperjelas sumber data primer berupa data kepustakaan yang

berkorelasi dengan pembahasan objek penelitian termasuk dokumentasi.9

Terkait dengan penelitian ini, data sekunder juga bisa bersumber dari

informasi yang secara tidak langsung mempunyai wewenang dan tanggung

jawab terhadap informasi yang ada padanya. Data sekunder dari skripsi ini

diperoleh dari Kepala Sekolah dan Tata Usaha (TU) serta peserta didik.

Data yang diperoleh dari kedua sumber tersebut adalah data mengenai

proses pembelajaran PAI yang terjadi di MI Nurul Ulum, lokasi, keadaan

gedung, guru, perlengkapan dan lain lain.

D. Fokus Penelitian

Dalam penelitian, menentukan fokus penelitian merupakan salah satu

kegiatan yang sangat penting, guna memberikan batasan permasalahan yang di

teliti. Hal itu dilakukan karena terlalu luasnya masalah dan masih bersifat umum,

sehingga peneliti perlu membatasi penelitian dalam satu lingkup permasalahan

atau variabel. Istilah pembatasan masalah lebih tepatnya digunakan dalam

penelitian kuantitatif, sedangkan dalam penelitian kualitatif lebih tepatnya

menggunakan istilah fokus penelitian. Untuk mempertajam penelitian, maka

peneliti kualitatif menetapkan fokus kajian.

Spradley dalam Sugiyono menyatakan bahwa fokus merupakan domain

tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Fokus yang

sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand

tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan

umum. Berangkat dari penjelajahan umum ini, peneliti dapat memperoleh

gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi

sosial. Untuk memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan

pemilihan fokus penelitian.

9 Saefudin Anwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91.

Page 54: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

42

Spradley mengemukakan empat macam alternatif untuk menetapkan fokus

yaitu:

1) Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan, informan ini dalam lembaga pendidikan bisa kepala sekolah, guru, orang tua murid, murid, pakar pendidikan dan sebagainya.

2) Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup, kompetensi, dan sebagainya.

3) Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan IPTEK. Temuan ini di dalam pendidikan misalnya menemukan metode mengajar PAI yang mudah dipahami dan menyenangkan.

4) Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.10

Berikut ini akan dijelaskan mengenai alasan peneliti melakukan kegiatan

fokus penelitian: Pertama, dengan melakukan pembatasan masalah yang bertumpu

pada fokus penelitian maka akan memungkinkan adanya acuan teori dari suatu

penelitian. Kedua, dengan fokus, peneliti akan tahu persis data yang perlu

dikumpulkan dan yang tidak perlu dikumpulkan.11

Dengan tegas dikatakan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal itu didasarkan pada sebuah

alasan bahwa di dalam penelitian ini, peneliti menetapkan fokus pada

permasalahan yang disarankan oleh informan yaitu hanya guru PAI yang diteliti.

Berdasarkan domainnya, penelitian ini difokuskan hanya pada kajian proses

belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru PAI, selanjutnya penelitian ini

diharapkan memiliki nilai temuan yang berarti yakni mengenai penerapan dan

pengembangan metode pembelajaran aktif pada mata pelajaran PAI. Perbedaan

yang paling menonjol dikarenakan penelitian kali ini merupakan penelitian yang

bersifat pengembangan, dengan kata lain disini peneliti bermaksud ingin

melengkapi dan memperluas teori yang telah ada yakni tentang problematika di

10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD,

(Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 285-288. 11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 97.

Page 55: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

43

dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif pada mata

pelajaran PAI.

Pernyataan di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa peneliti

membatasi diri pada foktor-faktor tertentu saja pada lingkungan penelitiannya dan

tidak menelaah hal-hal tertentu lainnya di luar fokus permasalahan yang telah

ditentukan oleh peneliti. Dengan kata lain, pada penelitian ini hanya akan di bahas

mengenai problematika metode pembelajaran aktif bagi guru pendidikan agama

Islam di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran

2011/2012.

E. Teknik Pengumpulan Data

Riset merupakan aktivitas ilmiah yang sistematik, terarah dan bertujuan,

maka data yang dikumpulkan juga harus relevan dengan persoalan yang dihadapi.

Informasi atau data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya. Berikut metode

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini:

1. Wawancara atau Interview

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal,

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dalam

wawancara, pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal, dan hubungan

antara penginterviu dengan yang di interviu bersifat sementara, yaitu

berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Wawancara juga diartikan

sebagai salah satu metode untuk mendapatkan data melalui sebuah dialog

yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara.12

Wawancara tidak sekedar omong-omong atau percakapan biasa,

walaupun keduanya berupa interaksi verbal. Dalam interviu diperlukan

kemampuan mengajukan pertanyaan yang dirumuskan secara tajam, halus,

dan tepat, serta kemampuan untuk menangkap buah pikiran orang lain

dengan cepat.

12 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995),

cet IV, hlm. 63.

Page 56: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

44

Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa pedoman

wawancara (interview guide) yang hanya berisi garis-garis besar tentang

hal-hal yang akan ditanyakan. Tanya jawab ini dilakukan oleh peneliti

kepada kepala sekolah, guru, dan karyawan serta peserta didik bila

diperlukan, guna memperoleh data tentang gambaran umum pembelajaran

di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak, serta problematika di

dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif oleh guru

PAI dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis.13 Dalam menggunakan metode dokumentasi ini, penulis bermaksud

untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian yang berupa data-

data yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Data-data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang terkait

langsung dengan proses pembelajaran, seperti data tentang guru, buku-buku

yang digunakan dalam proses pembelajaran, silabi, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang disiapkan oleh guru, dan bisa juga data yang

bersumber dari peserta didik tentang keaktifan selama proses pembelajaran

berlangsung, serta data-data yang relevan yang sekiranya dibutuhkan dalam

kegiatan penyusunan laporan penelitian.

3. Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti.

Dalam arti luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan

yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan

tidak langsung misalnya melalui kuisioner dan tes.14

Dalam kegiatan observasi ini penulis tidak hanya sekedar

menyaksikan dengan duduk-duduk santai tanpa melakukan sesuatu, tetapi

13 Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,

(Bandung: Alfabeta, 2005), Cet-I, hlm.77. 14 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset), Jilid 2, hlm. 151.

Page 57: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

45

disini penulis membawa bekal yang berupa pedoman observasi atau check

list sebagai instrumen pengumpul data yang telah dibuat sebelum kegiatan

observasi dilaksanakan. Hal itu dapat mempermudah ketika proses

pengamatan berlangsung, dengan jalan mencatat kejadian-kejadian yang

tertangkap oleh indera penglihatan maupun pendengaran dengan hanya

mencentang setiap kejadian yang muncul selama proses pembelajaran

berlangsung.15

Berdasarkan keterangan tersebut, maka disini dapat disimpulkan

bahwa metode observasi merupakan salah satu metode yang digunakan

untuk mendapatkan data melalui pengamatan langsung atau tidak langsung

terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki di lapangan meliputi aspek-

aspek yang berhubungan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam.

Lebih spesifiknya, ketiga metode pengumpulan data tersebut

digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data tentang kondisi yang

ada di MI Nurul Ulum antara lain: Pertama, Guna mengetahui tentang

penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif dalam

pembelajaran PAI. Kedua, Guna mengetahui tentang problematika guru PAI

dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif.

F. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka teknik analisis

data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Analisis data yang

diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan

uraian deskriptif. Disini penulis berusaha untuk mencoba memberikan arti yang

signifikan terhadap analisis, menjelaskan pula uraian dan mencari hubungan

antara dimensi-dimensi uraian.16 Dan ini merupakan upaya mencari dan menata

secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk

15 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2006), hlm. 85. 16 Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 129.

Page 58: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

46

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menjadikan

sebagai temuan.17

Dalam teknik ini, data yang diperoleh secara sistematis melalui hasil

wawancara, observasi, dan dokumentasi akan diolah atau dianalisis sesuai

karakteristik penelitian, yaitu induktif atau metode yang bertumpu pada fakta

peristiwa yang dikaji lebih khusus. Analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan

yang sudah tertulis dalam catatan, beserta data yang diperoleh dari hasil

dokumentasi.18 Untuk menjamin validasi data temuan, peneliti melakukan

beberapa upaya disamping menanyakan langsung kepada subyek, peneliti juga

mencari jawaban dari sumber lain. Keabsahan data dilakukan untuk meneliti

kredibilitasnya menggunakan teknik kehadiran peneliti di lapangan, observasi

mendalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode penelitian dan

teori).

Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan salah satu hal yang

sangat penting, karena di dalamnya terdapat upaya pemahaman dan penelaahan

tentang obyek penelitian. Patton dalam Moleong mengemukakan bahwa analisis

data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu

pola, mengategorikan, dan menguraikannya. Keempat cara ini bisa dipakai semua

dalam satu penelitian dan bisa dipakai hanya sebagian sesuai dengan kebutuhan.

Pekerjaan menganalisis data adalah mengatur, mengatur yang dimaksud

adalah memilah-milah data untuk disesuaikan dengan pertanyaan penelitian.

mengurutkan, mengurutkan adalah mengurutkan data berdasarkan bobotnya.

mengelompokkan, mengelompokkan adalah suatu kegiatan pengelompokan data

berdasarkan sifat dan jenisnya. memberikan kode atau pengodean adalah setiap

data yang diperoleh dari lapangan setiap unitnya diberi kode atau boleh juga

dengan penomoran. Hal tersebut berguna sebagai petunjuk urutan catatan. Setelah

17 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002),

edisi 4, cet. 2, hlm. 142. 18 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1999), hlm. 103.

Page 59: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

47

diberi kode, data itu dipelajari, dibaca, dan ditelaah lagi, kemudian disortir dan

diuji untuk dimasukkan ke dalam kelompok tertentu. Dan yang terakhir adalah

mengategorikannya. Maksudnya data-data yang telah terkumpul termasuk ke

dalam kategori apa saja. Selain itu, proses pengolahan data kualitatif bisa juga

dilakukan dengan cara membahas atau mendiskusikan dengan teman sejawat

berdasarkan teori atau grand theory yang digunakan. 19

19 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 103.

Page 60: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

48

BAB IV

PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MI NURUL ULUM SOKOKIDUL KEBONAGUNG DEMAK TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012

Secara umum pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung

Demak tertuang ke dalam lima komponen utama yang saling berperan, dan saling

mempengaruhi. Kelima komponen utama tersebut diantaranya adalah: Tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, guru (pendidik), dan

peserta didik.1

Berikut ini adalah uraian dan penjelasan mengenai kelima komponen utama

yang keberadaannya sangat berperan dan saling mempengaruhi di dalam proses

pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak:

1. Tujuan Pendidikan Agama Islam di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung

Demak

Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dicapai oleh setiap

lembaga pendidikan. Secara umum tujuan pembelajaran yang

dikembangkan di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

bersumber dari tujuan kurikuler (yang terkandung dalam setiap bidang

studi), dan tujuan kurikuler tersebut bersumber dari tujuan lembaga atau

yang biasa disebut dengan (tujuan instruksional) yang pada dasarnya

mengarah pada tujuan pendidikan umum yakni (tujuan pendidikan

nasional).

Tujuan instruksional dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu:

Pertama, tujuan operasional yang pada prakteknya langsung dapat tercapai

setelah berlangsungnya proses pembelajaran. Kedua, tujuan jangka panjang

1 Hasil wawancara dengan Moh Jumadi, selaku kepala MI Nurul Ulum, dikutip pada 06 Februari 2012.

Page 61: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

49

yang hasilnya baru dapat terlihat dalam waktu yang lama. Tujuan yang

langsung bisa diamati setelah berlangsungnya proses pembelajaran segera

dapat diamati dan diukur hasilnya oleh guru PAI dalam bentuk perubahan

tingkah laku, penambahan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan.

Tujuan-tujuan tersebut dirancang melalui penyusunan perencanaan

pembelajaran yang digunakan oleh pendidik.

Dalam lembaga pendidikan, tujuan merupakan hal yang sangat

penting untuk diperhatikan, karena tujuan merupakan salah satu landasan

atau pijakan yang digunakan untuk mengelola pembelajaran. Tujuan

pembelajaran PAI yang terdapat di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung

Demak telah dirumuskan sesuai dengan standar pendidikan Nasional yaitu:

“Terciptanya peserta didik yang berakhlakul karimah, aktif, kreatif, dan

inovatif serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa”.2

Manfaat dari perumusan tujuan pembelajaran PAI yaitu dapat

memudahkan seorang guru dalam pengukuran tingkat keberhasilan atau

prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, di dalam rumusan tujuan

pembelajaran PAI yang terdapat pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar setidaknya harus mencakup tiga ranah yaitu: Ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif sendiri terdiri dari enam

tingkatan yaitu: Tingkat pengetahuan, tingkat pemahaman, tingkat

penerapan, tingkat analisis, tingkat sintesis, dan tingkat evaluasi.3 Melihat

banyaknya tingkatan pada ranah kognitif maka tidak semua diterapkan

dalam tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah, diperoleh

keterangan bahwa mengenai ranah kognitif yang terdapat di dalam rumusan

tujuan pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

baru pada sebatas tingkatan pengetahuan, pemahaman, serta penerapan.

2 Hasil dokumentasi di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak, dikutip pada

tanggal 06 Februari 2012. 3 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Gaung Persada

Press, 2005), hlm. 28-30.

Page 62: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

50

Sedangkan tingkatan analisis, sintesis dan evaluasi belum sepenuhnya

diterapkan dalam rancangan tujuan pembelajaran.4

Setelah melihat pelaksanaannya, ranah kognitif yang paling dominan

dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam adalah

pada tingkat pengetahuan dan pemahaman. Sedangkan tingkat penerapan

dan analisis baru sedikit dikembangkan. Hal itu tidak terlepas dari keadaan

psikologis peserta didik itu sendiri. Selanjutnya adalah kawasan afektif yang

mencakup beberapa tingkatan yaitu tingkat menerima, tingkat menilai,

tingkat organisasi, dan tingkat karakterisasi. Sedangkan ranah psikomotorik

mencakup gerakan seluruh badan, gerakan terkoordinasi, komunikasi non

verbal, dan kemampuan dalam berbicara.5

Untuk ranah afektif tidak dimasukan dalam rumusan tujuan

pembelajaran PAI, namun guru PAI tetap melakukan penilaian afektif

melalui pengamatan sikap terhadap peserta didik selama proses

pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Begitu juga untuk ranah

psikomotorik tidak terinci secara jelas dalam rumusan tujuan. Ranah

psikomotorik yang dikembangkan dalam rumusan tujuan pembelajaran PAI

adalah praktek (gerakan seluruh badan). Namun, guru PAI tetap melakukan

penilaian-penilaian lain misalnya komunikasi non verbal, hanya saja

semuanya tidak dirinci dalam tujuan pembelajaran PAI, karena

pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum masih merumuskan tujuan

pembelajaran dalam bentuk umum (tidak disebutkan secara rinci masing-

masing ranah).

Meskipun demikian, seharusnya akan lebih baik lagi jika dalam tujuan

pembelajaran PAI dirinci secara jelas mengenai ketiga ranah tersebut.

Karena hal itu akan memudahkan dalam melakukan penilaian terhadap

peserta didik, tetapi hal ini membutuhkan kejelian serta keuletan tersendiri

dari guru PAI.

4 Hasil wawancara dengan Moh Jumadi, selaku kepala MI Nurul Ulum, dikutip pada 06

Februari 2012. 5 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, hlm. 33.

Page 63: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

51

2. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak

Sebelum berbicara mengenai metode pembelajaran yang diterapkan

dan dikembangkan dalam pembelajaran, maka terlebih dahulu perlu juga

dijelaskan mengenai pendekatan yang digunakan oleh pendidik dalam

proses pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung

Demak, di antaranya adalah:

a. Pendekatan pembiasaan, yaitu sebuah pendekatan yang dilakukan oleh

seorang pendidik dengan memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk membiasakan sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran

Islam.

b. Pendekatan pengalaman, yaitu sebuah pendekatan yang digunakan

oleh seorang pendidik dengan jalan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mempraktikkan dan merasakan hal-hal yang

terkait dengan pengalaman ibadah dan akhlak dalam menghadapi

tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan.

c. Pendekatan emosional, yaitu upaya yang dilakukan oleh seorang

pendidik untuk menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam

menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya

bangsa.

d. Pendekatan rasional, yaitu usaha yang dilakukan oleh seorang

pendidik untuk memfungsikan peranan rasio (akal) peserta didik

dalam rangka memahami dan membedakan bahan ajar terkait dengan

perilaku yang baik dan buruk dalam kehidupan nyata.6

Jadi salah satu usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka

proses transfer ilmu dan nilai terkait dengan materi PAI di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak adalah dengan jalan mengintegrasikan

berbagai pendekatan tersebut ke dalam proses pembelajaran pendidikan

agama Islam.

6 Hasil wawancara dengan Moh Jumadi, selaku kepala MI Nurul Ulum, dikutip pada 07

Februari 2012.

Page 64: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

52

Berbicara mengenai pembelajaran aktif, maka diperlukan usaha yang

serius dari seorang pendidik untuk menciptakan suasana yang kondusif

sehingga mampu merangsang daya pikir peserta didik untuk selalu aktif

bertanya dan mengemukakan gagasannya. Selain itu, pendidik juga harus

mampu menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan, sehingga

waktu curah perhatian peserta didik dapat meningkat. Dalam

pelaksanaannya, penerapan metode aktif dalam proses pembelajaran PAI

harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi

pelajarannya. Hal itu harus dilakukan oleh seorang pendidik supaya tujuan

pembelajaran dapat dilakukan dengan baik dan lancar.

Berikut merupakan deskripsi mengenai ruang lingkup PAI di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak yang terdiri dari al-Qur’an

Hadits, Akidah Akhlak, Fiqh, dan SKI beserta metode pembelajaran aktif

yang diterapkan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.

Perlu ditegaskan bahwa dalam penelitian kali ini, peneliti hanya

mengambil sampel mulai dari kelas IV, V, dan VI. Pembatasan tersebut

dilakukan berdasarkan pada keterangan yang diperoleh dari kepala sekolah

yang mengatakan bahwa kondisi psikologis peserta didik kelas I, II, dan III

belum siap untuk diajak terjun dalam pembelajaran aktif, karena kelas

tersebut masih tergolong kelas dengan tingkatan rendah, oleh karena itu

dalam proses pembelajaran PAI seorang guru belum menggunakan metode-

metode yang tergolong ke dalam metode pembelajaran aktif. Selain itu juga

mengingat efisiensi waktu, oleh karena itu tidak semuanya diteliti.

a. Al-Qur'an Hadits

Berdasarkan data hasil wawancara dan pengamatan yang

berhasil dilakukan, untuk materi pelajaran al-Qur'an dan Hadits di

kelas IV, V, VI, secara keseluruhan materi ajarnya berupa membaca,

menulis atau menyalin, menghafalkan, dan mengartikan, serta

menyimpulkan kandungan ayat atau hadits. Oleh karena itu, di dalam

proses pembelajaran, guru PAI juga menggunakan metode-metode

Page 65: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

53

pembelajaran aktif yang bervariasi dan sesuai tingkat perkembangan

peserta didik.

Sebagaimana contoh pembelajaran yang berlangsung di kelas

IV, berhubung materi yang diajarkan berkaitan dengan surat-surat

pendek dalam al-Qur’an, maka guru PAI menggunakan metode

ceramah, mencari jodoh kartu tanya jawab (index card match) dan

tanya jawab.7

Untuk pembelajaran PAI yang berlangsung di kelas V,

berhubung materi ajarnya berupa surat-surat pendek pilihan dalam al-

Qur’an, maka metode yang digunakan guru PAI adalah ceramah,

mencari jodoh kartu tanya jawab (index card match), dan tanya

jawab.8

Sedangkan pembelajaran PAI yang berlangsung di kelas VI,

dengan materi ajar yang berupa ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an,

maka metode yang diterapkan oleh guru PAI adalah ceramah,

menyortir kartu (card sort) dan tanya jawab.9

Setelah mengamati metode-metode yang digunakan oleh guru

dalam pembelajaran PAI pada masing-masing kelas tersebut, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam proses pembelajaran al-

Qur’an dan Hadits, disini pendidik berperan sebagai fasilitator selama

berlangsungnya proses pembelajaran. Selain itu, pendidik disini juga

sudah dapat dikatakan tidak lagi menjadi sosok sentral yang dijadikan

sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.

Secara garis besar, proses pembelajaran PAI pada materi al-

Qur’an Hadits sudah sesuai dengan konsep active learning, hal itu

dapat diamati dari segi persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak

7 Hasil wawancara dan observasi dengan Siti Khoiriyah, selaku guru PAI kelas IV MI

Nurul Ulum, dikutip pada 09 Februari 2012. 8 Hasil wawancara dan observasi dengan Suparjadi, selaku guru PAI kelas V MI Nurul

Ulum, dikutip pada 10 Februari 2012. 9 Hasil wawancara dan observasi dengan Siti Mutoharoh, selaku guru PAI MI Nurul Ulum,

dikutip pada 08 Februari 2012.

Page 66: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

54

lanjut yang dilakukan oleh guru PAI dalam proses pembelajaran.

Disamping itu, guru PAI juga sudah mampu melakukan

pengembangan yang ditandai dengan adanya kemampuan di dalam

mengombinasikan metode-metode pembelajaran yang diterapkan

tersebut dengan metode-metode pembelajaran aktif lain yang relevan

dengan materi yang diajarkannya. Hal itu dilakukan dengan tujuan

untuk memancing keaktifan dan kreatifitas peserta didik sehingga

timbul konsep pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student

centered).

b. Akidah Akhlak

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang berhasil

dilakukan pada kelas IV, V, dan VI, untuk mata pelajaran akidah

akhlak secara garis besar materi ajarnya berupa rukun iman. Untuk itu,

penerapan metode pembelajarannya secara umum juga sama yakni

menggunakan card sort (menyortir kartu).

Hal itu dapat diketahui pada pembelajaran akidah akhlak yang

berlangsung di kelas IV dengan materi ajar berupa iman kepada

Malaikat-Malaikat Allah, guru PAI menggunakan metode ceramah,

yang dipadukan dengan penyortiran kartu (card sort) dan diakhiri

dengan tanya jawab.10

Selanjutnya pada pembelajaran yang berlangsung di kelas V

dengan materi ajar berupa iman kepada Rasul-Rasul Allah, guru

menggunakan metode ceramah yang disertai dengan penyortiran kartu

(card sort) dan dilengkapi dengan tanya jawab.11

Begitu pula dengan pembelajaran yang berlangsung di kelas VI,

dengan materi ajar yang berupa iman kepada qadha’ dan qadhar, guru

10 Hasil wawancara dan observasi dengan Siti Khoiriyah selaku guru PAI kelas IV MI

Nurul Ulum, dikutip pada 08 Februari 2012. 11 Hasil wawancara dan observasi dengan Suparjadi selaku guru PAI kelas V MI Nurul

Ulum, dikutip pada 11 Februari 2012.

Page 67: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

55

PAI juga menerapkan metode ceramah yang dilanjut dengan

penyortiran kartu (card sort) dan disertai dengan tanya jawab.12

Dengan mengamati berlangsungnya proses pembelajaran

tersebut, maka disini dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa di

dalam proses pembelajaran akidah akhlak, guru telah menerapkan

metode pembelajaran aktif, dan teknis pelaksanaannya, secara garis

besar dapat dikatakan telah sesuai dengan konsep active learning, hal

tersebut dapat dilihat dari cara guru dalam menyajikan materi

pembelajaran dengan metode yang telah ditentukannya. Mulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang telah berjalan

secara runtut. Disini guru juga sudah dapat melakukan pengembangan

yang ditandai dengan adanya penggabungan dari beberapa metode

yang dirasa cocok dalam satu pelajaran. Sehingga pembelajaran

terkesan hidup dan peserta didik pun tidak merasa bosan dan

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

c. Fiqh

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang berhasil

dilakukan, untuk mata pelajaran fiqh, masing-masing guru PAI

menggunakan metode yang berbeda pada masing-masing kelas. Hal

itu dikarenakan materi ajarnya juga berbeda.

Sebagaimana pembelajaran yang terjadi di kelas IV, berhubung

materi ajarnya berupa tata cara berdo’a dengan baik, maka dalam

menyajikan materi pelajaran, guru PAI menggunakan metode ceramah

dilanjut dengan menunjuk salah satu peserta didik sebagai tutor bagi

temannya dan diselingi dengan tanya jawab di akhir pembelajaran.13

12 Hasil wawancara dan observasi dengan Siti Mutoharoh, selaku guru PAI MI Nurul Ulum,

dikutip pada 09 Februari 2012. 13 Hasil wawancara dan observasi dengan Siti Khoiriyah, selaku guru PAI kelas IV MI

Nurul Ulum, dikutip pada 07 Februari 2012.

Page 68: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

56

Untuk kelas V, materi ajarnya mengenai puasa wajib. Selama

proses pembelajaran berlangsung guru menerapkan metode ceramah

yang dikemas bersama card sort dan disertai tanya jawab.14

Sedangkan pembelajaran yang berlangsung di kelas VI materi

ajarnya berupa kewajiban zakat, untuk mempermudah peserta didik di

dalam memahami materi yang di ajarkan tersebut, maka disini guru

PAI menggunakan metode ceramah yang dilanjutkan dengan diskusi

kelomok kecil dan disertai dengan tanya jawab di akhir kegiatan.15

Dengan mencermati proses pembelajaran yang berlangsung di

beberapa kelas tersebut, maka disini diperoleh suatu kesimpulan

bahwa di dalam proses pembelajaran fiqh tersebut, guru PAI sudah

menggunakan beberapa metode pembelajaran aktif, dan teknis

pelaksanaannya secara garis besar sudah mendekati teori yang tertera

di dalam konsep active learning. Hal itu dapat dibuktikan ketika

proses pembelajaran fiqih berlangsung, seorang pendidik

memposisikan dirinya sebagai pendamping yang mengarahkan dan

memfasilitasi peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

Disamping itu juga di dalam mengimplementasikan metode aktif

tersebut mulai dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan pembelajaran

telah berjalan dengan baik dan runtut sesuai prosedur yang tertera di

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

Pengembangan dapat diamati dari kemampuan guru di dalam

mengombinasikan masing-masing metode pembelajaran tersebut

dengan metode pembelajaran lain yang dapat memperlancar jalannya

pembelajaran. Sehingga dapat membawa peserta didik ke dalam

suasana pembelajaran yang aktif, dan menyenangkan.

14 Hasil wawancara dan observasi dengan Suparjadi, selaku guru PAI MI Nurul Ulum,

dikutip pada 06 Februari 2012. 15 Hasil wawancara dan observasi dengan Siti Mutoharoh, selaku guru PAI MI Nurul Ulum,

dikutip pada 09 Februari 2012.

Page 69: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

57

d. Sejarah Kebudayaan Islam

Mata pelajaran SKI, secara garis besar berisi tentang cerita-

cerita sejarah yang meliputi: Kebudayaan, pendidikan, perjuangan,

dan lain-lain. Sehingga hal itu menyebabkan dalam pembelajaran guru

PAI sulit untuk terlepas dari ketergantungannya pada penggunaan

ceramah. Meskipun demikian, guru PAI berusaha agar tidak

sepenuhnya terpaku pada pembelajaran dengan ceramah, sehingga

yang terjadi pembelajaran menjadi pasif dan hambar. Untuk

menghindari kekhawatiran tersebut, maka guru PAI mencoba untuk

menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran aktif di dalam

proses pembelajaran.

Sebagaimana pembelajaran yang terjadi di kelas IV, disini guru

mampu menyajikan materi tentang kisah para Nabi dengan

menggunakan metode aktif yang berupa diskusi kelompok kecil (small

group discussions) meskipun pada praktiknya guru masih

menggunakan ceramah sebagai pengantar dan menyelinginya dengan

tanya jawab.16

Pembelajaran yang berlangsung pada kelas V dengan materi

tentang kisah sahabat Nabi, disini guru PAI juga menambahkan

metode aktif pada proses pembelajaran yakni berupa diskusi

kelompok kecil (small group discussions) dan disertai dengan

ceramah dan tanya jawab kepada peserta didik.17

Selanjutnya untuk pembelajaran yang berlangsung di kelas VI

dengan materi yang tergolong sama yakni masih seputar cerita dan

kali ini mengenai kisah kaum Muhajirin dan Anshor. Guru

menyajikannya dengan metode diskusi dengan mengikut sertakan

16 Hasil wawancara dan observasi dengan Siti Khoiriyah, selaku guru PAI MI Nurul Ulum,

dikutip pada 11 Februari 2012. 17 Hasil wawancara dan observasi dengan Suparjadi, selaku guru PAI MI Nurul Ulum,

dikutip pada 10 Februari 2012.

Page 70: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

58

ceramah di dalamnya dan disambung dengan tanya jawab kepada

peserta didik.18

Dengan mengamati proses berlangsungnya kegiatan

pembelajaran tersebut, maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa dalam

proses pembelajaran SKI yang berlangsung di masing-masing kelas

yang berbeda tersebut, guru sudah mulai menggunakan metode

pembelajaran aktif, dan di dalam pelaksanaannya, secara garis besar

sudah mengimplementasikan teori yang tertera di dalam konsep active

learning, bahwa belajar bukanlah sekedar menerima pengetahuan,

tetapi bagaimana membangun pengetahuan. Sehingga yang terjadi di

dalam pembelajaran adalah posisi guru hanya sebatas fasilitator dan

peserta didiklah yang aktif berfikir untuk mencari jawaban atas

permasalahan yang telah dihadapinya.

Atas dasar itulah maka guru melakukan sebuah pengembangan

dengan mengemas pembelajaran yang secara garis besar berupa cerita

tentang kisah-kisah nabi dan sahabat dengan metode aktif yang

digabungkan dengan beberapa metode pembelajaran aktif lainnya

yang relevan.

Secara umum, metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran adalah

alat untuk mengoperasionalkan apa yang direncanakan dalam pembelajaran.

Untuk melaksanakan proses pembelajaran, digunakan seperangkat metode

tertentu, dalam pengertian demikian, maka metode pembelajaran menjadi

salah satu komponen terpenting dalam pembelajaran. Penggunaan metode

pembelajaran yang tepat juga sangat menentukan efektivitas pembelajaran.

Kesalahan dalam pemilihan dan penerapan metode akan sangat berpengaruh

terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan.

Pada konteks pembelajaran PAI, banyak metode pembelajaran yang

dapat diterapkan. Sehingga, kenyataan tersebut memaksa seorang pendidik

18 Hasil wawancara dan observasi dengan Siti Mutoharoh, selaku guru PAI MI Nurul Ulum,

dikutip pada 07 Februari 2012.

Page 71: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

59

untuk bertindak secara jeli agar berhasil menempatkan peserta didik pada

posisi yang aktif. Penerapan metode-metode tersebut tentunya harus

disesuaikan dengan materi yang disampaikan karena tidak semua materi

dapat disampaikan dengan metode yang sama.

Dalam pelaksanaanya, guru juga bisa mengombinasikannya secara

bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Hal itu dilakukan oleh pendidik

mengingat hampir setiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan.

Sehingga dengan cara mengombinasikan metode-metode tersebut, maka

kelemahan yang ada dalam suatu metode akan tertutupi oleh kebaikan

metode lainnya.

3. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Setiap ruang kelas di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

telah dilengkapi dengan fasilitas yang berguna untuk mendukung kelancaran

di dalam proses pembelajaran, seperti meja dan kursi yang mudah dipindah,

papan white board, serta media lain yang mendukung pembelajaran seperti

gambar-gambar yang sifatnya edukatif. Selain itu, juga terdapat media

pembelajaran yang berisi informasi yang berhubungan dengan mata

pelajaran, media tersebut berupa buku-buku, majalah, surat kabar, hasil

karya peserta didik yang intinya bisa digunakan sebagai sumber informasi

bagi peserta didik, yang semuanya telah tersedia di MI Nurul Ulum dan

tertata rapi di rak yang terletak di depan kelas. Pada mata pelajaran PAI

misalnya, media belajar yang berupa buku-buku PAI, ensiklopedia Islami,

serta buku lain penunjang belajar peserta didik ada dalam jumlah yang

relatif banyak, tidak hanya terdapat di perpustakaan sekolah tetapi juga di

dalam kelas.

Di MI Nurul Ulum juga terdapat lab komputer yang dilengkapi

dengan akses internet, layanan tersebut tidak hanya sekedar untuk mengikuti

perkembangan zaman, tapi sarana internet disediakan agar peserta didik

dengan mudah berinteraksi dengan komunitas internasional dan mencari

informasi terkait materi pelajaran PAI. Peserta didik bisa mencari jawaban

dari permasalahan-permasalahan agama Islam yang aktual hanya dengan

Page 72: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

60

duduk di depan komputer. Selain itu juga agar peserta didik tidak gagap

teknologi, hal itu diwujudkan dengan ditambahkannya mata pelajaran

komputer. Selain itu tujuan dari media internet adalah sebagai sumber

informasi selain dari guru dan buku-buku pelajaran yang sudah ada.19

4. Guru dan Peserta Didik

Proses pembelajaran dapat berlangsung efektif manakala dilaksanakan

oleh guru yang profesional dan di jiwai semangat profesionalisme yang

tinggi. Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian yang memadai

dibidangnya, rasa tanggung jawab yang tinggi, serta memiliki rasa

kebersamaan. Mereka mampu melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai

pendidik yang bertanggung jawab mempersiapkan peserta didik bagi

peranannya di masa depan. Seperti yang kita ketahui, peran guru PAI dalam

menjalankan profesinya mempunyai tanggung jawab yang lebih jika

dibandingkan dengan guru bidang studi yang lain, karena disamping

dituntut profesional dalam menjalankan profesinya, guru PAI juga harus

memiliki integritas moral dan akhlak yang benar-benar bisa dipertanggung

jawabkan, baik kepada peserta didik maupun kepada masyarakat secara

umum.20

Selain memiliki integritas moral yang tinggi, guru PAI juga harus

peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan, serta ilmu

pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Sebagai pendidik yang

profesional, maka seorang pendidik hendaknya mampu mengantisipasi hal-

hal tersebut, sehingga apa yang disampaikan kepada peserta didik selalu

mengena di hati peserta didik dan bersifat up to date.

Di dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam, hendaknya

guru diposisikan sebagaimana mestinya, yaitu sebagai teman atau sahabat

yang memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga

dengan adanya usaha tersebut, maka pembelajaran akan kembali kepada

19 Hasil observasi yang dilakukan di MI Nurul Ulum pada 06 Februari 2012. 20 Hasil wawancara dengan Moh Jumadi, selaku kepala MI Nurul Ulum, dikutip pada 06

Februari 2012.

Page 73: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

61

makna yang sesungguhnya yaitu berpusat pada peserta didik (student

centered) bahkan tidak menutup kemungkinan pembelajaran yang dirancang

akan menjadi lebih dinamis dan efektif.

Salah satu usaha serius yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak adalah

dengan mendesain pembelajaran yang dapat memancing keaktifan dan

kreatifitas peserta didik, sehingga proses pembelajaran PAI tidak hanya

sekedar menjadi pengetahuan bagi peserta didik, tetapi bagaimana peserta

didik mampu mengaplikasikan apa yang dipelajari dari bangku sekolah ke

dalam kehidupan sehari-hari sesuai visi, misi, yang telah ditetapkan oleh MI

Nurul Ulum yakni “Santun dalam interaksi dan terwujudnya generasi muda

yang religius serta kompetitif dalam dunia global”.21

Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka salah satu langkah yang

ditempuh adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif

serta dapat memancing kreatifitas dan keaktifan dari masing-masing peserta

didik. Selain itu, usaha yang dilakukan untuk mendukung terwujudnya

harapan tersebut adalah dengan pembiasaan sholat dhuha dan shalat dzuhur

berjama’ah yang merupakan salah satu usaha untuk menghidupkan dan

menegakkan nilai-nilai akhlak serta moral yang benar, melalui pendekatan

pembiasaan.22

Setelah menelaah proses pembelajaran yang berlangsung di MI Nurul

Ulum Sokokidul Kebonagung Demak, maka dapat diambil kesimpulan

bahwasannya pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung

Demak secara garis besar sudah menggunakan metode pembelajaran aktif.

Indikator fisik yang secara lahiriah menandakan ada atau tidaknya

pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran dapat diamati dari aspek

peserta didiknya. Satu: Muncul keinginan dan keberanian dalam diri peserta

didik untuk mengemukakan permasalahan yang di hadapinya. Kedua:

21 Hasil observasi yang dilakukan di MI Nurul Ulum pada 06 Februari 2012. 22 Hasil wawancara dengan Moh Jumadi, selaku kepala sekolah MI Nurul Ulum, pada 07

Februari 2012.

Page 74: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

62

Muncul keinginan dan keberanian dalam diri peserta didik untuk

berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga: Tampak usaha yang

sungguh-sungguh dari peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung, atau dengan kata lain peserta didik bersedia atau berminat

menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai hasil.

Keempat: Adanya kemandirian dalam belajar.

Pada teknis pelaksanaannya, guru PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak tersebut sudah menyesuaikannya dengan prinsip active

learning yang telah dipaparkan dalam kerangka teoritik, yaitu berorientasi

pada tujuan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam pembelajaran

aktif yaitu: Prinsip aktivitas yang bisa dilihat dari aktivitas yang terbangun

antara guru dan peserta didik yang bersifat dua arah, prinsip individualitas

yang tercermin dari adanya pemilihan metode yang dilakukan oleh seorang

pendidik dengan memperhatikan kemampuan peserta didiknya, serta prinsip

integritas yang dapat diamati dari kesesuaian antara penggunaan metode

dengan pemilihan materi yang akan disampaikan.

B. Penerapan dan Pengembangan Metode Pembelajaran Aktif di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran

2011/2012

Perkembangan pembelajaran dewasa ini lebih banyak diarahkan dan di titik

beratkan pada bagaimana upaya untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Mengajar pada hakikatnya adalah usaha dari seorang pendidik

untuk menciptakan suasana belajar bagi peserta didik secara optimal, sehingga

yang menjadi pusat perhatian sesungguhnya dalam proses pembelajaran ialah

peserta didik. Berawal dari pendekatan tersebut menghasilkan sebuah konsep

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik atau lebih dikenal dengan strategi

pembelajaran aktif.

Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran PAI yang berlangsung di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak sudah memfokuskan perhatiannya

pada upaya mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal itu

Page 75: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

63

terbukti dengan diterapkannya metode-metode pembelajaran yang tergolong ke

dalam metode pembelajaran aktif seperti yang telah dipaparkan di atas.

Dalam proses pembelajaran, tampak jelas adanya guru yang aktif mengajar

di satu pihak dan peserta didik aktif belajar di pihak lain. Hal itu secara garis besar

sudah bisa diartikan sesuai dengan teori konstruktivisme dan teori yang

dikemukakan oleh Confusius yang digunakan sebagai dasar dalam pembelajaran

aktif. Dimana dalam teorinya disebutkan bahwa: “Salah satu prinsip dalam proses

pembelajaran adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan

kepada peserta didik, tetapi peserta didiklah yang harus aktif membangun

pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri”.

Prinsip pembelajaran tersebut sudah tampak dalam proses pembelajaran PAI

yang berlangsung di MI Nurul Ulum sokokidul Kebonagung Demak, dimana

peran seorang guru hanyalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran, yaitu yang

bertugas memfasilitasi proses pembelajaran dengan mengajar menggunakan cara-

cara yang membuat sebuah informasi menjadi lebih bermakna dan relevan bagi

peserta didik. Selain itu guru juga berupaya memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk menemukan atau memecahkan permasalahan serta mengaplikasikan

ide-ide mereka sendiri.

Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong peserta didik

untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang

menjurus kepada perubahan tingkah laku peserta didik. Cara mengajar guru yang

baik merupakan kunci dan prasarat bagi peserta didik untuk dapat belajar dengan

baik. Salah satu tolok ukur bahwa peserta didik telah belajar dengan baik adalah

jika peserta didik itu telah dapat mempelajari apa yang seharusnya dipelajari

sehingga indikator hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai oleh peserta didik

dengan baik.

Setelah mengamati proses pembelajaran yang berlangsung di tiga kelas yang

terdiri dari kelas IV, V, dan VI, maka selanjutnya adalah pembahasan mengenai

metode metode pembelajaran aktif yang diterapkan dan dikembangkan oleh guru

PAI selama proses pembelajaran berlangsung.

Page 76: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

64

1. Metode Pembelajaran Index Card Match

Penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif (index card

match) merupakan sebuah pilihan yang tepat yang dapat ditempuh oleh

seorang pendidik dalam rangka mengaktifkan peranserta dari anak didik.

Karena metode ini merupakan sebuah metode yang dapat memfungsikan

seluruh indera yang dimiliki peserta didik ketika kegiatan pembelajaran

berlangsung. Sebagaimana yang terdapat dalam konsep active learning,

pembelajaran harus ditempuh dengan jalan mengaktifkan seluruh indera

yang dimiliki oleh peserta didik, atau dengan kata lain, belajar yang hanya

menggunakan satu indera saja akan terasa menyulitkan peserta didik di

dalam proses transfer of knowledge maupun transfer of value. Hal itu tidak

lepas dari makna pendidikan itu sendiri yang lebih mengutamakan proses

dari pada hasil.

Melalui metode ini peserta didik dilatih untuk lebih aktif yaitu dengan

cara mencari jawaban atas permasalahan yang telah diberikan oleh pendidik

yang berperan sebagai fasilitator di dalam pembelajaran. Metode ini

memang sebuah metode yang didesain secara khusus untuk mengaktifkan

peran serta peserta didik, sehingga pembelajaran tidak terkesan kaku dan

monoton. Selain itu peserta didik juga tidak akan pernah merasa jenuh

selama mengikuti proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang dilalui dengan suasana yang

menyenangkan jelas akan memberikan dampak yang posif. Untuk itu

metode mencari pasangan kartu yang cukup menyenangkan ini hadir untuk

membantu pendidik di dalam mengaktifkan peranserta dari peserta didik.

Hal itu bukan tanpa alasan, penerapan metode ini didasarkan pada kondisi

kejiwaan anak didik yang menyukai sesuatu yang berbau permainan. Tujuan

utama dari penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar

lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.

Secara garis besar, proses pembelajaran dengan metode index card

match dilaksanakan melalui empat tahapan diantaranya adalah tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, dan tahap evaluasi.

Page 77: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

65

Metode index card match ini digunakan oleh guru PAI untuk merangsang

keaktifan peserta didik di dalam pembelajaran. Caranya adalah guru

menyiapkan potongan-potongan kertas yang di dalamnya sudah diberi

materi-materi yang relevan sehingga ketika guru sudah berada di kelas,

maka guru tinggal membagikan kartu yang sudah disiapkan tersebut kepada

peserta didik dan menjelaskan aturan mainnya. Misalkan materi yang

diajarkan adalah tentang surat al-Kautsar, maka di kartu induknya ditulis

kata kunci baik itu terjemahnya maupun dalilnya.

Setelah kartu dibagikan semua kepada peserta didik, maka guru

meminta peserta didik yang memegang kartu induk agar berdiri di depan

kelas yang sengaja sudah didesain dengan berbagai model desain ruang.

Sebagaimana yang terjadi di kelas IV, guru mendesain ruang kelas menjadi

leter U. Jadi posisi peserta didik yang membawa kartu induk berada

ditengah-tengah pendidik dan peserta didik lain, kemudian peserta didik

yang lain diminta untuk beradu kecepatan agar mencari jodoh kartu yang

sesuai dengan yang dibawanya. Bagi peserta didik yang telat atau paling

akhir menemukan jodoh kartunya, maka guru akan memberikan hukuman

kepada peserta didik tersebut. Tapi hukuman yang diberikan pun bersifat

mendidik, yakni menyuruh peserta didik yang paling akhir menemukan

jodoh kartunya untuk bernyanyi lagu-lagu daerah atau lagu-lagu yang

bernuansa Islami.23

Berdasarkan pada hasil pengamatan, secara garis besar penerapan

metode ini sudah mendekati teori yang ada di dalam active learning, karena

melihat tahap pelaksanaannya yang sudah sistematis, selain itu di dalam

menerapkan metode ini juga sudah disertakan pengembangan yakni dengan

mendesain ruang kelas dengan leter U, selain itu juga adanya hukuman-

hukuman bagi peserta didik yang tidak tepat waktu di dalam mencari jodoh

kartu. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah

keaktifan dari guru itu sendiri. Guru harus senantiasa memberi pengarahan

23 Hasil observasi yang dilakukan di kelas IV, dikutip pada 09 Februari 2012.

Page 78: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

66

kepada peserta didik yang mengalami kesulitan di dalam menemukan

pasangannya. Kalau hal ini tidak diperhatikan oleh guru maka tidak akan

dipungkiri seketika kelas dapat berubah menjadi gaduh.

2. Metode Pembelajaran Card Sort

Metode pembelajaran ini disebut juga dengan metode penyortiran

kartu, yaitu dengan jalan menginstruksikan kepada peserta didik untuk

memilah-milah kartu rincian dan menyesuaikannya dengan kartu induk

sesuai materi yang diberikan oleh guru. Tujuan penerapan dan

pengembangan metode card sort adalah untuk mengaktifkan setiap peserta

didik baik secara individu maupun kelompok.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam card short adalah: Pemilahan

kartu, baik kartu induk maupun kartu rincian. Menentukan kelompok atau

individu. Mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan kelompok atas hasil

sortiran kartu.

Adapun proses pembelajaran dengan metode card sort terangkum ke

dalam empat tahapan, diantaranya adalah tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap tindak lanjut, dan tahap evaluasi. Berdasarkan hasil

pengamatan, penerapan metode card sort yang dilakukan oleh guru PAI di

MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak sudah bisa dibilang sesuai

dengan konsep active learning, hanya saja di dalam pelaksanaannya guru

PAI berusaha mengembangkannya dengan mengombinasikan metode card

sort tersebut dengan beberapa metode pembelajaran lain yang relevan guna

menunjang keberhasilan di dalam pengajaran.

Selain itu, penerapan dan pengembangan metode card sort ini juga

dirasa dapat menjadikan guru agar tampil lebih kreatif, karena sebelum card

sort dipraktekkan, guru dapat melakukan pengembangan di dalam

pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada pembelajaran akidah akhlak di

kelas V, salah satu langkah yang ditempuh oleh guru adalah dengan

membangkitkan motivasi peserta didik dengan jalan mengajak peserta didik

untuk menyanyikan lagu-lagu yang bernuansa Islami terkait dengan nama-

Page 79: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

67

nama 25 Nabi dan Rasul yang wajib untuk di imani.24 Sehingga dengan

adanya upaya pengembangan yang dilakukan oleh guru tersebut, maka

diharapkan timbul perasaan senang dalam benak peserta didik untuk

mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru, dan menjadikan peserta didik

lebih bersemangat dan mudah mengingat materi serta tidak gampang lupa

tentang materi yang telah diajarkan oleh guru.

3. Metode Pembelajaran Tanya Jawab

Dari beberapa kelas yang berhasil diamati, IV, V, dan VI, ternyata di

dalam proses pembelajaran semua guru menerapkan metode tanya jawab

sebagai wujud pengembangan dari metode pembelajaran aktif. Metode

tanya jawab ini digunakan oleh seorang pendidik dengan maksud untuk

melanjutkan (meninjau kembali) pelajaran yang lalu, selain itu metode tanya

jawab ini juga digunakan oleh seorang pendidik untuk menyelingi

pembicaraan dengan tujuan utamanya yaitu melatih peserta didik untuk

bekerjasama, memimpin pengamatan dan mengasah pola pikir peserta didik.

Dalam prakteknya, metode tanya jawab sengaja dikombinasikan dengan

beberapa metode-metode aktif lainnya untuk menunjang keberhasilan di

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

Penerapan metode tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang anak

agar mampu mengasah otaknya untuk berfikir dan membimbing peserta

didik dalam mencapai kebenaran, memberikan pengertian kepada peserta

didik dan memancingnya dengan umpan pertanyaan. Metode ini seringkali

digunakan pada zaman Nabi dengan para Sahabat. Maka atas dasar itulah

metode ini sering digunakan oleh semua guru tak terkecuali guru PAI.

Sehingga tidak akan pernah dijumpai seorang guru mengajar tanpa memberi

pertanyaan kepada anak didiknya.

Berdasarkan keterangan dari guru PAI kelas V Suparjadi, beliau

menegaskan bahwa apapun metode yang diterapkan dan dikembangkan,

tidak akan pernah bisa terasa sempurna dan lengkap tanpa disertai dengan

24 Hasil observasi dengan yang dilakukan di kelas V, dikutip pada 11 Februari 2012.

Page 80: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

68

metode tanya jawab. Karena tanya jawab merupakan salah satu komponen

penting di dalam pembelajaran. Tanpa adanya tanya jawab maka interaksi

edukatif sebagai ciri dari pembelajaran aktif tidak akan pernah terwujud

dalam pembelajaran PAI.25 Berdasarkan keterangan yang telah diperoleh

dari informan tersebut, maka ada indikasi bahwa guru PAI di MI Nurul

Ulum Sokokidul Kebonagung Demak sudah bisa menerapkan dan

mengembangkan metode pembelajaran aktif, hal itu terbukti dengan

dikombinasikannya metode tanya jawab ke dalam beberapa metode aktif

yang lainnya.

Pada pelaksanaannya, guru bisa memvariasikan pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dengan cara yang berbeda pada setiap pelajaran

yang diajarkan, salah satunya dengan menyentuh aspek afekif peserta didik

serta pengalaman belajar peserta didik secara individu. Dengan begitu setiap

pertanyaan yang diajukan oleh guru mendapatkan jawaban yang bervariasi

dari masing-masing peserta didik.

4. Metode Pembelajaran Teman Sebaya (Peer Lesson)

Peer lesson adalah metode yang memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk mempelajari suatu materi pelajaran dengan baik pada waktu

yang sama, dimana yang menjadi narasumber adalah teman sendiri. Metode

peer lesson dalam pembelajaran PAI digunakan pada mata pelajaran fiqih

yang terkait dengan praktek-praktek ubudiah, sebagaimana yang berhasil

diamati pada pembelajaran yang berlangsung di kelas IV bab tata cara

berdo’a dengan baik.26

Tahap pertama yang dilakukan guru adalah tahap persiapan. Pada

tahap ini, guru membentuk beberapa kelompok heterogen dengan menyebar

peserta didik yang mempunyai kemampuan akademis tinggi dalam tiap-tiap

kelompok. Selanjutnya guru menjelaskan tugas tutor (peserta didik yang

pandai).

25 Hasil wawancara dengan Suparjadi, selaku guru PAI kelas V MI Nurul Ulum, dikutip

pada 07 Februari 2012. 26 Hasil observasi yang dilakukan di kelas IV, dikutip pada 07 Februari 2012.

Page 81: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

69

Tahap kedua, adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, guru memulai

proses pembelajaran dengan apersepsi dan memberikan penjelasan terlebih

dahulu tentang materi yang menjadi pokok bahasan. Kemudian guru

membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setelah kelompok berhasil

dibentuk, guru memberikan sejumlah informasi tentang topik yang diangkat.

Guru meminta dua orang peserta didik sebagai tutor untuk maju ke depan

dan mempraktekkan cara berdo’a dengan baik dan benar, bergantian sesuai

dengan apa yang selama ini dilakukan dan diketahui. Dari peragaan

tersebut, kelompok lain melihat, memperhatikan, dan meneliti apa yang

diperagakan oleh teman yang menjadi tutor tersebut. Guru meminta peserta

didik untuk mendiskusikan dengan kelompoknya terkait apa yang mereka

lihat dengan cara membandingkannya dengan sumber bacaan lain. Setelah

dirasa cukup, guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan

hasilnya di depan kelas. Kemudian bersama guru, hal-hal tadi yang muncul

didiskusikan kembali mana yang sudah tepat dan sesuai dengan aturannya.

Setelah berdiskusi guru meminta peserta didik untuk mencatat hasilnya di

buku tulis masing-masing.

Tahap ketiga adalah evaluasi. Setelah selesai guru memberikan

penjelasan tentang apa yang telah dilakukan peserta didik, dengan metode

ini, diharapkan peserta didik bisa lebih cepat menangkap materi pelajaran,

karena situasi yang terbentuk seperti belajar kelompok.

Tahap keempat adalah tindak lanjut. Sebagai tindak lanjut dari hasil

pembelajaran tentang tata cara berdo’a dengan baik, peserta didik bersama-

sama mempraktekkan tata cara berdo’a di masjid dan melaksanakan shalat

dhuha.

Secara umum, dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa implementasi

metode pembelajaran aktif dalam pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak lebih memperhatikan aspek peserta

didiknya. Hal ini terlihat pada interaksi yang terjadi antara peserta didik dan

pendidik dalam proses pembelajaran. Selain interaksi, pola komunikasi

terjadi secara dua arah, yaitu dari peserta didik ke pendidik atau sebaliknya

Page 82: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

70

dari pendidik ke peserta didik. Pendidik sendiri dalam proses pembelajaran

tidak memposisikan peserta didik seperti botol kosong yang belum

mempunyai isi, tetapi peserta didik dipandang sebagai obyek dan subyek

pembelajaran.

Obyek pembelajaran maksudnya adalah peserta didik memiliki

potensi yang perlu dibina, diarahkan dan dikembangkan melalui proses

pembelajaran. Sedangkan subyek pembelajaran adalah peserta didik

dipandang sebagai manusia yang sedang berkembang, memiliki keinginan,

harapan dan tujuan hidup, aspirasi dan motivasi serta berbagai kemungkinan

potensi lainnya.

Dengan penerapan metode peer lesson ini, setiap peserta didik

mempunyai kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baik sekaligus

menjadi nara sumber bagi peserta didik lain, sehingga partisipasi kelas akan

lebih mudah di dapat. Karena pada hakikatnya sebuah mata pelajaran baru

benar-benar dikuasai ketika peserta didik mampu mengajarkannya pada

orang lain. Pada tahapan evaluasi, guru berusaha memberikan penghargaan

kepada peserta didik yang telah menjadi tutor, dengan menyuruh peserta

didik lain memberikan tepuk tangan, pujian serta ucapan terima kasih. Apa

yang di lakukan peserta didik tersebut akan memberi dampak positif bagi

peserta didik lain. Dalam hal ini peserta didik yang belum ditunjuk oleh

guru untuk menjadi tutor, maka akan termotivasi untuk belajar lebih giat

lagi, agar suatu saat bisa berdiri di depan kelas untuk menjadi tutor bagi

teman-temannya.

5. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil (Small Group Discussion)

Metode ini merupakan sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari

bahan atau menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikannya, dengan

tujuan agar peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah

terkait dengan materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari.

Pada pelaksanaan pembelajaran PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak, metode ini digunakan oleh guru PAI pada mata

Page 83: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

71

pelajaran SKI yang berisi materi tentang kisah sejarah yang terjadi pada

zaman Rasulullah dan Sahabat yang meliputi kebudayaan, pendidikan,

perjuangan dan lain-lain.

Sebagaimana yang berhasil diamati, pada pembelajaran di kelas VI,

penerapannya diawali dengan tahap persiapan yakni dengan membagi kelas

menjadi beberapa kelompok diskusi kecil. Kemudian pada masing-masing

kelompok ditunjuk seorang panelis yang akan menyampaikan pandangan di

depan forum diskusi yang didesain menyerupai forum rapat. Untuk bahan

kajian telah ditetapkan oleh guru PAI pada pertemuan sebelumnya, sehingga

masing-masing peserta didik mempunyai waktu untuk menyiapkan materi

yang telah ditentukan melalui referensi, yang didapat dari sumber bacaan

lain. Langkah berikutnya adalah menjelaskan pada peserta didik tentang

aturan mainnya, sehingga dalam prosesnya nanti tiap kelompok akan

berpartisipasi aktif.

Format diskusi ini dikembangkan menyerupai sebuah rapat, di mana

peserta didik bisa menjadi pembicara (panelis) yang sewaktu-waktu bisa di

tunjuk untuk memberikan pandangannya. Diskusi dimulai dengan

mendengarkan terlebih dahulu penjelasan secara singkat tentang topik atau

materi yang akan dijadikan bahan diskusi oleh seorang pendidik. Secara

bergiliran peserta didik yang ada di dalam forum diskusi berperan menjadi

panelis menanggapi apa yang disampaikan oleh pendidik, begitu seterusnya

secara otomatis peserta didik yang tidak setuju ataupun ingin menanggapi

pernyataan panelis lain akan mengangkat tangan. Peserta didik akan

berbicara sesuai dengan kemampuan dan data-data pendukung yang dimiliki

masing-masing kelompok.

Pada saat diskusi berlangsung, pendidik hanya bertugas sebagai

pengatur jalannya diskusi. Namun sesekali pendidik mengarahkan panelis

yang sedang berbicara untuk menyuruh panelis lain yang belum berbicara

untuk memberikan pendapatnya. Setelah diskusi selesai, pendidik kemudian

bertindak sebagai evaluator dari argumen-argumen yang telah terkumpul

untuk kemudian mengevaluasi dan merumuskan jawaban menjadi lebih

Page 84: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

72

sempurna terhadap permasalahan. Hal itu dilakukan guru secara bersama-

sama dengan peserta didik. Pelaksanaan metode diskusi yang diterapkan

guru PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak memang telah

sesuai dengan teori active learning dimana formatnya didesain supaya

diskusi lebih bervariatif dan lebih hidup.27

Dengan adanya pengembangan diskusi yang menyerupai sebuah rapat,

maka diharapkan pertukaran pendapat yang seru namun tertib antar peserta

didik bisa terwujud, karena setiap peserta didik terlibat dan juga

bertanggung jawab atas jalannya diskusi. Dengan menerapkan metode ini

peserta didik bisa benar-benar diposisikan sesuai subyek dalam

pembelajaran. Metode ini memainkan peranan penting dalam pembelajaran

aktif. Karena dengan mendengarkan beragam pendapat, maka peserta didik

akan lebih tertantang untuk berfikir, peserta didik juga akan belajar untuk

saling menghargai pendapat orang lain, bagaimana cara menyampaikan ide

atau gagasan dengan baik serta bagaimana mengambil keputusan bersama.

Aktifitas tersebut jika dikembangkan dan diarahkan dengan baik hal

itu dapat membuat peserta didik untuk lebih berpartisipasi aktif. Tahapan

evaluasi dilakuakan oleh seorang pendidik dengan cara mengulas kembali

poin-poin yang dibicarakan peserta didik dalam kegiatan diskusi tersebut,

baik yang sifatnya mendukung pernyataan yang disampaikan pendidik

sebelumnya, maupun pandangan-pandangan peserta didik yang sifatnya

baru dan berbeda. Dari penyampaian tersebut, peserta didik lebih

mendapatkan kejelasan serta pandangan secara menyeluruh, tentang materi

yang didiskusikan sebelumnya.

27 Hasil observasi yang dilakukan di kelas VI MI Nurul Ulum, dikutip pada 07 Februari

2012.

Page 85: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

73

C. Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penerapan dan

Pengembangan Metode Pembelajaran Aktif di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012

Penerapan metode pembelajaran aktif dalam pembelajaran PAI di MI Nurul

Ulum Sokokidul Kebonagung Demak yang berhasil diamati ternyata masih dalam

upaya untuk lebih baik lagi atau dalam tahap pengembangan. Jika dilihat dari segi

hasil yang telah dicapai selama ini, maka dapat dikatakan bahwa penerapan

metode pembelajaran aktif sudah baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip

pembelajaran aktif. Berikut ini akan dipaparkan mengenai problematika guru

pendidikan agama Islam dalam penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Tahun

Pelajaran 2011/2012, beserta solusi yang harus dilakukan oleh guru pendidikan

agama Islam untuk memecahkan problematika tersebut.

Setelah melakukan pengamatan dan wawancara mendalam dengan berbagai

pihak terkait, maka diperoleh suatu keterangan bahwa problematika yang dihadapi

oleh guru PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak dalam

penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif adalah: Pertama,

bersumber dari guru PAI itu sendiri. Kedua, bersumber dari peserta didik yang

meliputi kondisi fisik, kecerdasan, motivasi. Ketiga, bersumber dari sekolah, yang

meliputi alokasi waktu, dan terbatasnya media pembelajaran yang dimiliki

sekolah. Keempat, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Berikut ini

adalah penjelasan mengenai berbagai problematika yang dihadapi oleh guru PAI

tersebut.

1. Guru (Pendidik)

Masalah yang dihadapi dalam penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif dari sisi guru adalah: Pertama, terbatasnya pengetahuan

yang di miliki guru PAI mengenai metode pembelajaran aktif. Hal itu

disebabkan kebanyakan guru-guru PAI di MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak ini mempelajari tentang metode-metode pembelajaran

aktif hanya melalui buku-buku bacaan tentang panduan active learning,

selain itu guru PAI di MI Nurul Ulum ini tidak pernah di ikut sertakan

Page 86: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

74

dalam pelatihan-pelatihan tentang metode pembelajaran aktif, Sehingga

wajar kalau selama proses pelaksanaannya terdapat banyak kekurangan.

Kedua, kurangnya komunikasi antara masing-masing guru PAI juga

mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran aktif. Di MI ini, intensitas

pertemuan masing-masing guru PAI untuk bertukar pikiran dan membahas

mengenai tata cara maupun prosedur dalam penerapan pembelajaran aktif

juga sangat minim sekali, sehingga akibatnya adalah terdapat kesalahan-

kesalahan tertentu selama proses pembelajaran berlangsung, misalkan

seperti kesalahan dalam memilih materi maupun metode pembelajaran yang

akan diterapkan. Ketiga, dilatarbelakangi adanya konflik atau masalah

pribadi yang dihadapi guru PAI itu sendiri, misalkan masalah kehidupan

keluarga. Konflik yang terjadi di dalam keluarga juga mempengaruhi

tingkat emosional guru ketika berada di kelas, sehingga mempengaruhi cara

penyajian materi pelajaran.

Untuk itu, dalam pembelajaran aktif, diperlukan guru yang profesional

dan berdedikasi tinggi. Karena profesionalitas guru merupakan salah satu

hal yang menunjang keberhasilan penerapan metode pembelajaran aktif di

MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak. Profesionalitas ini

terwujud dalam penyusunan skenario pembelajaran yang guru lakukan serta

pemilihan materi pembelajaran yang tepat. Karena dengan pemilihan materi

yang tepat maka akan memudahkan guru di dalam menentukan metode apa

yang seharusnya di terapkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran.

Sehingga tujuan pembelajaran PAI akan mudah dicapai dengan baik.

Sebaliknya, jika pemilihan materi pelajaran tidak tepat, maka hal itu dapat

menjadi masalah tersendiri bagi guru PAI dalam penerapan dan

pengembangan metode pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran PAI

akan sulit untuk diwujudkan.

Hal lain yang mendukung dari sisi guru adalah kreativitas mereka

dalam mengembangkan materi secara mandiri. Seperti yang di ungkapkan

oleh kepala sekolah Moh Jumadi bahwa “kreatifitas guru dalam mengelola

pembelajaran menjadi faktor penting karena pada dasarnya peserta didik

Page 87: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

75

adalah bayang-bayang dari guru, bayang-bayang itu selamanya akan

mengikuti gambar aslinya”. Jadi semakin tinggi kreatifitas guru maka akan

semakin tinggi pula partisipasi serta kreatifitas peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran.

Dalam menerapkan dan mengembangkan metode aktif tersebut, guru

PAI tidak hanya bisa belajar secara mandiri melalui buku-buku referensi

yang relevan dengan materi yang akan diajarkannya, tetapi bisa juga belajar

melaui rekan-rekan lainnya yang lebih berpengalaman dalam hal penerapan

dan pengembangan metode pembelajaran aktif, kemudian diadopsi,

dimodifikasi, dan dikembangkan lebih jauh lagi berdasarkan versinya

sendiri serta diikuti dengan diskusi yang matang untuk menetapkan apakah

metode tersebut cocok di terapkan dalam mata pelajaran PAI atau tidak.

Oleh karena itu diperlukan kerja sama dan komunikasi yang baik antar

masing-masing guru PAI, agar proses penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif berjalan dengan baik dan lancar.

2. Peserta Didik

Peserta didik disini menempati peringkat kedua di dalam daftar

problem yang dihadapi guru PAI dalam penerapan dan pengembangan

metode aktif. Problem utama yang berkaitan dengan peserta didik berasal

dari diri peserta didik itu sendiri, meliputi:

a. Kondisi Fisik Individu

Dalam proses pembelajaran, kondisi fisik individu yang sehat

dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan

belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan

menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Selama proses

pembelajaran pendidikan agama Islam berlangsung, peran fungsi fisik

pada tubuh peserta didik akan sangat memengaruhi hasil belajar dari

masing-masing individu, terutama peran dan fungsi dari panca indera.

Sebagai seorang pendidik yang profesional, maka sudah

sewajarnya seorang guru mampu memahami kondisi fisik dari peserta

didiknya. Sangat tidak dibenarkan kalau seorang pendidik

Page 88: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

76

berpandangan bahwa semua individu itu mempunyai karakteristik

yang sama, tanpa memperhatikan perbedaan yang ada pada diri

individu. Sehingga berimbas pada cara penyajian materi pelajaran

yang terkesan semena-mena.

Realita yang terjadi di lapangan, peserta didik di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak mempunyai keadaan fisik yang

berbeda-beda. Terutama yang berkaitan dengan fungsi dari panca

indera. Sehingga tidak semua peserta didik dapat di ajar dengan

menggunakan cara yang sama. Ini menjadi salah satu problem

tersendiri yang dihadapi oleh guru pendidikan agama Islam di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak.

Bagi peserta didik yang memiliki panca indera dengan fungsi

yang baik, maka akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik

pula. Sebaliknya, bagi peserta didik yang mempunyai gangguan

dengan panca inderanya maka akan terasa sulit untuk mengikuti

pembelajaran dengan metode aktif yang diterapkan oleh guru. Semua

itu disebabkan karena dalam proses pembelajaran, panca indra

merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan

ditangkap oleh manusia. Disamping itu, paradigma pembelajaran yang

baik adalah ketika mampu mengaktifkan fungsi dari seluruh panca

indera peserta didik.

Melihat begitu sentralnya peranan panca indera dalam rangka

proses pembelajaran, maka hal terpenting yang harus dilakukan oleh

guru maupun peserta didik adalah perlunya menjaga panca indera

dengan baik agar proses transfer ilmu dan nilai yang dilakukan di

kelas dapat berjalan dengan lancar.

b. Kecerdasan

Kecerdasan merupakan faktor terpenting dalam proses belajar

peserta didik, karena hal itu sangat menentukan kualitas belajar

peserta didik. Semakin tinggi tingkat kecerdasan peserta didik, maka

semakin besar pula peluang peserta didik tersebut meraih sukses

Page 89: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

77

dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kecerdasan peserta

didik, maka akan semakin sulit bagi peserta didik dalam mencapai

kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari guru,

atau orang tua.

Perlu diketahui bahwa pada kenyataannya peserta didik di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak memiliki tingkat

kecerdasan yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang dapat dengan

mudah menangkap keterangan dari seorang guru dan ada pula peserta

didik yang sulit untuk menangkap keterangan dari seorang guru. Hal

semacam ini juga perlu diperhatikan oleh guru sebagai pendidik yang

baik.

Sebagai faktor penting dalam mencapai kesuksesan belajar,

maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki

oleh setiap guru, sehingga mereka dapat menerapkan metode

pembelajaran aktif sesuai dengan tingkat kecerdasan peserta didik.

Selain itu juga akan sangat membantu di dalam mengarahkan dan

merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada peserta didik.

c. Motivasi

Berdasarkan data dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa

motivasi sebagai faktor yang muncul dari dalam diri peserta didik juga

sangat memengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak. Motivasilah yang

mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar. Sebagai

seseorang yang bergelut di bidang pendidikan, maka tentunya perlu

mengetahui bahwa tingkat motivasi antara masing-masing individu itu

berbeda.

Mata pelajaran pendidikan agama Islam bagi peserta didik di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak bukanlah menjadi suatu

mata pelajaran yang asing bagi mereka, hal itu dikarenakan

kebanyakan dari mereka di luar jam sekolah juga mendapatkan mata

pelajaran yang serupa yang mereka dapatkan dari bangku madrasah

Page 90: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

78

yang mereka tempuh pada siang hari setelah pulang sekolah, dengan

adanya hal itu, maka akan sangat memengaruhi gairah atau keinginan

peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama

Islam yang berlangsung di kelas.

Hal semacam ini tentunya menjadi problem tersendiri bagi guru

pengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak dalam rangka mewujudkan

pembelajaran aktif. Meskipun guru berusaha sekuat apapun, kalau

peserta didik tidak memiliki motivasi untuk mempelajarinya maka

pengajaran akan terasa sia-sia.

Banyak alternatif yang dapat di tempuh oleh seorang guru untuk

membangkitkan motivasi belajar peserta didik diantaranya adalah

dengan cara memasukkan motivasi ke dalam rangkaian kegiatan awal

pembelajaran di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Sehingga

hal itu akan mempermudah guru dalam upaya membangun motivasi

peserta didik atau dengan mengemas pembelajaran semenarik

mungkin dan tidak membosankan, yaitu dengan jalan menggunakan

berbagai metode pembelajaran yang dapat memancing keaktifan

peserta didik sehingga peserta didik merasa senang dan menjadi lebih

aktif dan pada akhirnya motivasi peserta didik untuk mempelajari

mata pelajaran pendidikan agama Islam akan tumbuh dan berkembang

dengan baik.

3. Sekolah

Selain problem yang datang dari guru dan peserta didik seperti yang

telah diurai di atas, terdapat juga problem yang justru bersumber dari

sekolah itu sendiri yang menjadi tempat dimana pembelajaran berlangsung.

Dari beberapa informan yang berhasil diwawancarai, semua jawaban tertuju

pada alokasi waktu dan media pembelajaran yang tersedia di sekolah.

a. Alokasi Waktu

Sebagian guru mengeluhkan bahwa untuk menciptakan

pembelajaran aktif itu tidak mudah. Di dalam menerapkan dan

Page 91: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

79

mengembangkan metode pembelajaran aktif itu butuh banyak waktu.

Sedangkan menurut guru PAI, alokasi waktu yang tersedia di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak sangatlah minim

sehingga mengakibatkan sering tidak tuntasnya materi yang disajikan,

sehingga hasilnya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak

akan pernah bisa terwujud dengan baik.

Tidak diragukan lagi bahwa kegiatan belajar aktif menyita lebih

banyak waktu dari pada pembelajaran yang bersifat konvensional.

Namun, ada banyak cara untuk menghindari terbuangnya waktu

dengan sia-sia. Langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam

pembelajaran aktif adalah, kita cukup menyampaikan poin-poin

intinya saja dengan menyajikan apa saja yang ada diseputar mata

pelajaran. Langkah selanjutnya adalah guru harus benar-benar

menguasai materi yang akan diajarkan dengan metode yang telah

dipilihnya, sehingga dengan melakukan langkah-langkah tersebut,

maka guru dapat mengatur alokasi waktu yang dibutuhkan dalam

pengajaran mulai dari kegiatan mengenalkan, menyajikan,

menerapkan, dan menguraikan apa yang telah diajarkan.

b. Media Pembelajaran

Untuk menciptakan suasana belajar aktif, diperlukan metode-

metode pembelajaran yang tergolong ke dalam metode pembelajaran

aktif, sehingga mampu merangsang keaktifan dari peserta didik. Di

dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif, tidak

akan pernah bisa lepas dari peranan alat bantu dalam proses

pembelajaran atau media pembelajaran. Hal itu dikarenakan dengan

adanya media pembelajaran maka dapat mengurangi verbalitas di

dalam pembelajaran. Oleh karena itu media pembelajaran menjadi

suatu hal yang signifikan dalam rangka mewujudkan pembelajaran

aktif.

Berawal dari pernyataan tersebut, maka guru PAI beranggapan

bahwa terbatasnya media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah

Page 92: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

80

khususnya media yang berhubungan dengan mata pelajaran PAI, jelas

menjadi problem tersendiri di dalam penerapan dan pengembangan

metode aktif. untuk menyiasati masalah tersebut, maka diperlukan

kreatifitas dari guru PAI itu sendiri agar dapat mencari alternatif lain

yang dapat digunakan sebagai alat bantu di dalam pembelajaran

dengan cara membuat sendiri media dengan memanfaatkan barang-

barang yang tidak terpakai sehingga menjadi layak untuk digunakan

dalam proses pembelajaran sesuai dengan metode yang diterapkan dan

dikembangkannya.

4. Lingkungan Keluarga dan Masyarakat

Problematika guru PAI dalam penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif tidak hanya sebatas pada problem yang datang dari guru,

peserta didik, dan sekolah. Menurut keterangan yang diperoleh dari pihak

yang bersangkutan, lingkungan keluarga dan masyarakat dimana peserta

didik menghabiskan hari-harinya di luar jam pelajaran sekolah juga dapat

mempengaruhi proses pembelajaran aktif.

Lingkungan keluarga menjadi faktor terpenting dalam proses

pembelajaran aktif. Hal itu disebabkan alokasi waktu pembelajaran di kelas

yang sifatnya terbatas. Biar bagaimanapun juga, peserta didik lebih banyak

melewati hari-harinya di lingkungan keluarga bersama orang tua, sehingga

ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, semuanya dapat memberi dampak

terhadap aktivitas belajar peserta didik. Sebaik apapun pelaksanaan

pendidikan di sekolah tidak akan mendapatkan hasil yang baik, tanpa

adanya dukungan dan partisipasi dari orang tua. Dukungan dari keluarga

memberikan motivasi tersendiri bagi peserta didik karena peran orang tua

sebagai pondasi dan kontrol utama dalam pembentukan pribadi peserta

didik.

Selain itu, lingkungan masyarakat yang merupakan tempat tinggal

peserta didik itu sendiri juga turut mempengaruhi sikap dan perilaku dari

peserta didik selama di kelas. Teman dalam pergaulan yang kurang

mendukung juga akan membuat peserta didik kesulitan minimal ketika

Page 93: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

81

memerlukan teman belajar dan berdiskusi tentang pelajaran, sehingga

dampak yang telah ditimbulkan tersebut akan terbawa sampai bangku

sekolah.

Diperlukan kerja sama antara antara masing-masing pihak tersebut.

Yakni dari pihak keluarga, masyarakat, dan sekolah. tidak hanya itu, bagi

semua pihak yang terkait dengan pendidikan juga harus membangun

hubungan dengan baik sehingga tercipta keharmonisan dan keteraturan

sosial, sehingga pembelajaranpun akan berlangsung dengan baik dan

kondusif sehingga guru tidak merasa kesulitan di dalam menerapkan dan

mengembangkan metode pembelajaran aktif selama di kelas.

Beberapa masalah itulah yang menjadikan proses penerapan dan

pengembangan metode pembelajaran aktif tidak berjalan dengan baik dan lancar.

Hal itu dikarenakan masing-masing komponen tersebut akan saling

mempengaruhi dan mendukung tercapainya pembelajaran aktif di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak. Setelah mencermati berbagai problematika yang

dihadapi guru pendidikan agama Islam dalam penerapan dan pengembangan

metode pembelajaran aktif di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak di

atas, maka sudah jelas jika guru mampu mengantisipasi berbagai problematika

yang telah di urai di atas, maka sudah barang tentu proses penerapan dan

pengembangan metode pembelajaran aktif akan berlangsung dengan lancar sesuai

dengan apa yang diharapkan, sehingga tujuan pendidikan agama Islam akan dapat

terwujud dengan baik dan lancar.

Page 94: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

82

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan skripsi yang berjudul Problematika Metode Pembelajaran

Aktif Bagi Guru Pendidikan Agama Islam di Mi Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012, maka disini dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Secara garis besar, proses penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif yang dilakukan oleh guru PAI di MI Nurul Ulum

Sokokidul Kebonagung Demak tertuang ke dalam beberapa komponen yang

saling berperan dan saling mempengaruhi yaitu: Tujuan pembelajaran,

pemilihan metode, dan media pembelajaran, serta guru dan peserta didik itu

sendiri. Berdasarkan hasil penilitian, menunjukkan bahwa metode

pembelajaran aktif yang diterapkan dan dikembangkan oleh guru PAI di MI

Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak adalah: Index Card Match,

Card Sort, Small Group Discussions, Tanya Jawab, dan Peer Lesson.

Penerapan metode pembelajaran aktif tersebut dilaksanakan melalui empat

tahapan yaitu: Tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, dan

tahap evaluasi. Sedangkan pengembangan metode pembelajaran aktif yang

dilakukan oleh guru PAI ditandai dengan adanya penggabungan antara

masing-masing metode pembelajaran aktif yang diterapkan dengan metode

pembelajaran aktif lainnya yang relevan.

2. Problematika guru pendidikan agama Islam dalam penerapan dan

pengembangan metode pembelajaran aktif di MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak adalah: Pertama, bersumber dari guru PAI itu sendiri.

Kedua, bersumber dari peserta didik yang meliputi kondisi fisik,

kecerdasan, motivasi. Ketiga, bersumber dari sekolah, yang meliputi alokasi

waktu, dan terbatasnya media pembelajaran yang dimiliki sekolah.

Keempat, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Page 95: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

83

B. Saran

Mengingat begitu pentingnya penerapan dan pengembangan metode

pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran, maka disini penulis memberikan

beberapa saran:

1. Untuk guru pengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam di MI Nurul

Ulum Sokokidul Kebonagung Demak, hendaknya agar lebih berhati-hati di

dalam memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan dan

dikembangkan dalam proses pembelajaran. Disamping itu, harus lebih jeli

lagi di dalam menyesuaikan antara metode yang akan dipakai dengan mata

pelajaran yang akan disampaikan, agar proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik.

2. Hendaknya seorang guru tidak asal-asalan di dalam memilih media

pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran hendaknya disesuaikan

dengan materi, tujuan, dan kemampuan yang ingin dikembangkan dalam

pembelajaran.

3. Perlu adanya peningkatan profesionalitas guru PAI melalui training maupun

penataran mengenai pembelajaran aktif agar pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam tentang metode

pembelajaran aktif terus bertambah dan berkembang.

C. Penutup

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, atas segala rahmat dan bimbingan

serta petunjuk-Nya, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sadar bahwa

apa yang telah dipaparkan dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kelemahan baik dari segi isi maupun metodologinya. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan

skripsi berikutnya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin.

Page 96: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Afif Nurrohman, “Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada Mata Pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009).

Ahmad Al-Imam Zainuddin Bin Abdul Latif Azzubaidi, Shohih Bukhori, (Beirut, Lebanon: Darul Kutub al-Ilmiyah).

Ali, Muhammad, Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi, Bandung: Angkasa, 1987.

Andayani, Dian dan Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Anwar, Saefudin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Press, 2002. Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT. Bumi Aksara , 2011. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1997. Astrea Ulfa, “Pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Fiqih di MI

Wonorejo Dusun Panggangayom Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008).

Athiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyyah, Mesir: Matbaah I’sa al-Babu al-Salba Wasarakahu, 1975.

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

-----------, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1989. Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Jumanatul

Ali-Art, 2005). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2000. Dwi Nur Sholihah, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAKEM) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Page 97: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

PAI Peserta didik SDN I Cepogo Boyolali”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009).

Eka Fitriyani, “Implementasi Strategi Active learning dalam Pembelajaran PAI di SMP Hj Isriati Semarang”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009).

Gulo, Dali dan Kartini Kartono, Kamus Psikologi, Bandung: Cv. Pionir Jaya, 1987.

Gunawan, Heri dan Chaerul Rahman, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru Menjadi Guru yang Dicintai dan Diteladani oleh Peserta didik, Bandung: Nuansa Cendekia, 2011.

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2006.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset. Hasibuan, Malayu S. P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi

Aksara, 2005. Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,

Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Idris, Muhammad dan Ahmad Barizi, Menjadi Guru Unggul, Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2009. Jauhari, Heri, Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi, Bandung: Pustaka

Setia, 2010. Khusnul Khotimah, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007) .

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Mohamad, Nurdin dan Hamzah B. Uno, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999.

Mughni, Syafiq A., Nilai-Nilai Islam Perumusan Ajaran dan Upaya Aktualisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

-------------, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengaktifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008.

Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002.

Page 98: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.

Munthe, Bermawi, Desain Pembelajaran, Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2009.

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Parsons Richard D., Educational Psychology, (Singapore: Seng Lee Press, 2001). Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1976. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.

Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Reynolds, David dan Daniel Muijs, Effective Teaching Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2005.

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Rokib, Moh., Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Integratif di Sekolah,

Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta: PT. Lkis Printing Cemerlang, 2009.

Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif, Bandung: Nusa Media, 2006.

SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: Rasail Media Group, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2006.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi aksara, 2003.

-----------, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.

Suryasubrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 1992.

Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2004. Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2010. Tamuri, Abdul Halim dan Kamarul Azmi Jasmi, Pendidikan Islam Kaedah

Pengajaran dan Pembelajaran, Malaysia: Johor Darul Ta’zim 2010.

Page 99: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Tim Redaksi Fokus Media, UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Bandung: Fokus Media, 2003.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (Untuk UIN-STAIN-PTAIS Fakultas Tarbiyah, Komponen MKDK), Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Umar, Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: AMZAH, 2010.

Undang-Undang Republik indonesia NO 14 TH 2005, Tentang Guru dan Dosen, bab IV.

Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Wahyuni, Esa Nur dan Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset, 1995.

Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Yamin, Martinis, Pengembangan Kompetensi Belajar, Jakarta: UII press, 2004. ---------, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciputat: Gaung

Persada Press, 2005. Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani, 2008. Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Bigraf Publishing,

2000.

Page 100: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Adik Hermawan

2. Tempat & Tgl. Lahir : Demak, 27 April 1991

3. NIM : 083111130

4. Alamat Rumah : Dk. Logantung, RT: 04 RW: 01, Kel. Sokokidul,

Kec. Kebonagung, Kab. Demak

HP : 085727645263

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. RA Nurul Ulum, Sokokidul, lulus tahun 1997

b. MI Nurul Ulum, Sokokidul, lulus tahun 2002

c. MTs Nurul Huda, Dempet, lulus tahun 2005

d. MA Negeri, Demak 2008

2. Pendidikan Non Formal

a. Madrasah Diniyah Miftahul Huda, Sokokidul, lulus tahun 2002

Semarang, 19 Juni 2012 Adik Hermawan NIM : 083111130

Page 101: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman dan Hasil Wawancara

Lampiran 2 Pedoman Dokumentasi

Lampiran 3 Pedoman Observasi

Lampiran 4 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Lampiran 5 Silabus Pembelajaran

Lampiran 6 Daftar Guru MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

Tahun Pelajaran 2011/2012

Lampiran 7 Daftar Peserta Didik MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung

Demak Tahun Pelajaran 2011/2012

Lampiran 8 Daftar Sarana dan Prasarana MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak Tahun Pelajaran 2011/2012

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian

Page 102: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Lampiran 1

Nama Informan : Siti Khoiriyah, S.Pd.I.

Jabatan : Guru PAI Kelas IV (empat)

NO Instrumen Wawancara Data hasil Wawancara

1 Tugas seorang guru tidak hanya mentransfer

ilmu tetapi lebih dari itu yakni mentransfer

nilai, masalah apa yang dihadapi guru dalam

proses transfer ilmu dan nilai dalam

pembelajaran PAI?

Masalah yang sering dihadapi oleh setiap guru terutama guru PAI adalah adanya

anggapan yang muncul dari peserta didik bahwa materi PAI adalah materi yang mudah

dan tidak penting. Sehingga, hal itulah yang mengakibatkan peserta didik itu menjadi

seenaknya sendiri dan kurang berminat mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama

Islam.

2 Solusi apa yang dilakukan? Solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yakni sebisa mungkin guru terus

memberikan semangat kepada peserta didik bahwa penting bagi setiap muslim untuk

mempelajari pendidikan agama Islam. Selain itu juga diperlukan usaha yang serius dari

guru dengan cara mengemas pembelajaran PAI supaya menjadi pembelajaran yang

menyenangkan bagi peserta didik.

3 Metode pembelajaran aktif apa sajakah yang

digunakan dalam proses transfer ilmu agama

Metode pembelajaran aktif yang diterapkan dalam pembelajaran PAI untuk kelas IV

adalah pada mapel al-Qur’an Hadits menggunakan metode ICM, tanya jawab. Pada mapel

Page 103: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

kepada peserta didik? akidah akhlak menggunakan metode card sort, tanya jawab. Pada mapel fiqh

menggunakan metode tutor sebaya, tanya jawab. Pada mapel SKI menggunakan metode

diskusi, tanya jawab. Metode-metode pembelajaran aktif tersebut digunakan supaya di

dalam proses pembelajaran peserta didik tidak hanya pasif, merasa jenuh dan bosan.

Dengan metode ini pula, maka peserta didik tidak hanya duduk manis di dalam kelas,

tetapi lebih dari itu yakni peserta didik juga dipancing supaya aktif selama pembelajaran.

4 Bagaimana penerapan metode-metode

tersebut? Apakah tujuan pembelajaran dapat

dicapai melalui implementasi metode-

metode tersebut?

Secara garis besar, metode-metode pembelajaran aktif tersebut diterapkan melalui empat

tahapan: Pertama, tahap persiapan. Kedua, tahap pelaksanaan. Ketiga, tahap evaluasi atau

tindak lanjut. Dari hasil pengamatan saya, tujuan pembelajaran sudah tercapai dengan

metode yang saya terapkan ini, hal itu dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku

peserta didik selama mengikuti pembelajaran.

5 Masalah-masalah apa saja yang dihadapi

guru PAI dalam proses penerapan dan

pengembangan metode pembelajaran aktif

tersebut?

Masalah yang menghambat proses penerapan dan pengembangan metode pembelajaran

aktif datang dari peserta didik itu sendiri, sebagaimana yang anda ketahui, pembelajaran

yang berlangsung disekolah sangatlah minim, paling Cuma 5-6 jam saja, sedangkan

setelah itu peserta didik lebih banyak menghabiskan waktunya diluar. Interaksi dengan

lingkungan sosial juga akan sangat mempengaruhi sulitnya peserta didik untuk dimasuki

nilai-nilai positif.

6 Bagaimana anda menyelesaikan masalah- Solusi yang dilakukan oleh guru dalam menanggapi masalah terbatasnya alokasi waktu

Page 104: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

masalah tersebut? adalah dengan memperhitungkan dan merinci waktu agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai meskipun dengan waktu yang terbatas. Selain itu guru juga tidak henti-hentinya

menghimbau kepada peserta didik supaya tidak salah dalam memilih teman, kadang guru

juga menghimbau kepada para orang tua agar senantiasa memperhatikan pergaulan

anaknya selama berada di rumah.

7 Menurut pengamatan anda bagaimana minat

atau sikap yang ditunjukkan peserta didik

selama mengikuti PBM dengan metode yang

anda terapkan?

Dari pengamatan saya selama mengikuti proses pembelajaran dengan metode yang saya

terapkan ini, peserta didik merasa senang dan lebih terpacu untuk mengikuti setiap materi

yang diajarkan.

Page 105: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Nama Informan : Suparjadi, S.Pd.I.

Jabatan : Guru PAI Kelas V (lima)

NO Instrumen Wawancara Data hasil Wawancara

1 Tugas seorang guru tidak hanya

mentransfer ilmu tetapi lebih dari itu

yakni mentransfer nilai, masalah apa

yang dihadapi guru dalam proses

transfer ilmu dan nilai dalam

pembelajaran PAI?

Masalah yang dihadapi guru dalam transfer ilmu dan nilai adalah dari peserta didik itu sendiri,

bagaimanapun juga, kehidupan peserta didik lebih banyak dihabiskan di luar sekolah. Kegiatan

belajar mengajar yang berlangsung di sekolah paling hanya berlangsung 5-6 jam. Sedangkan

setelah itu peserta didik lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan dimana dia tinggal.

Meskipun guru sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi kalau lingkungan tidak mendukung

tidak akan ada artinya keterangan yang telah diberikan oleh guru di sekolah. Dalam

pelaksanaannya, peserta didik banyak yang tidak merespon penjelasan yang telah diberikan oleh

guru. Hal itu disebabkan materi PAI bukanlah materi yang asing bagi peserta didik. Di luar jam

sekolah peserta didik juga mendapatkan pelajaran yang serupa yakni pendidikan agama Islam,

baik dari Madrasah Diniyah maupun dari guru ngaji mereka.

2 Solusi apa yang dilakukan? Solusi yang dilakukan adalah dengan cara memanfaatkan media-media sederhana yang terdapat

di sekolah, misalkan dengan mencari gambar-gambar yang tidak terpakai, atau mengajak peserta

didik untuk larut dan berfikir abstrak tentang gambaran haji dan umrah. Tapi untuk mengajak

peserta didik agar berfikir abstrak maka peran guru sangatlah besar. Agar peserta didik

bersemangat untuk mengikuti pelajaran dengan baik, maka solusi yang paling utama dilakukan

oleh guru adalah memberi motivasi kepada peserta didik bahwa penting bagi umat Islam untuk

Page 106: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

menuntut ilmu agama khususnya Islam. Karena kalau motivasi sudah tertanam dalam diri peserta

didik, maka Insyaallah akan bisa menghilangkan respon negatif terhadap mata pelajaran PAI.

3 Metode pembelajaran aktif apa

sajakah yang digunakan dalam

proses transfer ilmu agama kepada

peserta didik?

Dalam mengajarkan mata pelajaran PAI saya menerapkan metode pembelajaran yang variatif,

hal tersebut dikarenakan materi yang terkandung pada masing-masing mata pelajaran juga

berbeda. Pada mapel al-Qur’an Hadits saya menerapkan metode ICM, dan tanya jawab.

Kemudian untuk mapel akidah akhlak dan fiqh, saya telah menerapkan metode card sort, dan

tanya jawab. Sedangkan pada mapel SKI saya menerapkan metode diskusi dan tanya jawab.

Metode-metode tersebut saya gunakan gunakan untuk memancing keaktifan peserta didik selama

pembelajaran berlangsung.

4 Bagaimana penerapan metode-

metode tersebut? Apakah tujuan

pembelajaran dapat dicapai melalui

penerapan metode tersebut?

Secara keseluruhan, metode aktif tersebut saya terapkan melalui beberapa tahapan, tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap tindak lanjut atau evaluasi. Sebagai contoh, pada

penerapan index card match caranya adalah dengan membuat potongan-potongan kertas

sejumlah peserta didik yang hadir, kemudian menuliskan materi yang akan di ajarkan, setiap

kertas satu pertanyaan dan pada kertas yang lain merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

tersebut. Selama proses pembelajaran berlangsung, disini guru menjelaskan kepada peserta didik

bahwa ini adalah aktivitas yang harus dilakukan secara berpasangan. Disamping itu, guru juga

menjelaskan agar mereka tidak memberikan kartu yang mereka dapatkan kepada teman yang

lain. Kemudian setelah semua peserta menemukan pasangannya masing-masing, maka setiap

pasangan diminta secara bergantian untuk membacakan soal dan jawaban yang ada di kertas.

Page 107: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

5 Masalah-masalah apa saja yang

dihadapi guru PAI dalam proses

penerapan dan pengembangan

metode pembelajaran aktif tersebut?

Masalah yang dihadapi dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif adalah

dari sisi peserta didik itu sendiri, guru menyadari bahwa setiap peserta didik itu mempunyai

tingkat kecerdasan, bakat, dan sikap yang berbeda-beda, sehingga disini guru akan merasa

kesulitan menerapkan metode pembelajaran aktif, jika tidak bisa mencermati perbedaan dari

peserta didik tersebut. Dari sisi guru, untuk mewujudkan pembelajaran aktif, diperlukan guru

yang profesional, kebanyakan guru-guru PAI di MI ini mempelajari tentang metode-metode

pembelajaran aktif hanya melalui buku-buku bacaan tentang panduan active learning. Sehingga

wajar kalau selama proses pelaksanaan banyak kekurangannya. Kurangnya komunikasi antar

masing-masing guru PAI juga mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran aktif, di MI ini

intensitas pertemuan masing-masing guru PAI untuk membahas mengenai tatacara maupun

prosedur dalam penerapan active learning juga sangat minim sekali. Masalah lain yang

menghambat proses penerapan dan pengembangan metode aktif adalah karena keterbatasan

media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Sarana

prasarana yang memadai, keadaan ruangan kelas yang baik juga sangat memengaruhi kelancaran

guru dalam menerapkan metode pembelajaran aktif.

6 Bagaimana anda menyelesaikan

masalah-masalah tersebut?

Biasanya untuk menangani masalah tersebut, solusi yang saya lakukan adalah dengan cara

memberi perhatian yang lebih kepada anak yang memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata

dan selanjutnya memberikan bantuan kepada anak tersebut agar dapat memahami materi

pelajaran dan agar anak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan metode yang telah

Page 108: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

diterapkan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru mengingat berbagai keterbatasan

yang ada meliputi sarpras, media, maka solusi yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah

dengan memanfaatkan barang atau bahan yang sekiranya bisa dijadikan sebagai alat bantu untuk

mendukung kelancaran penerapan metode aktif. Dalam menerapkan dan mengembangkan

metode aktif tersebut, guru PAI bisa belajar secara mandiri melalui buku-buku referensi yang

relevan dengan materi yang akan diajarkannya, atau bisa juga belajar melaui rekan-rekan lainnya

yang lebih berpengalaman dalam hal penerapan dan pengembangan metode pembelajaran aktif,

kemudian diadopsi, dimodifikasi, dan dikembangkan lebih jauh lagi berdasarkan versinya sendiri

serta diikuti dengan diskusi yang matang untuk menetapkan apakah metode tersebut cocok di

terapkan dalam mata pelajaran PAI atau tidak. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dan

komunikasi yang baik antar masing-masing guru PAI, agar proses penerapan dan pengembangan

metode pembelajaran aktif berjalan dengan baik dan lancar.

7 Menurut pengamatan anda

bagaimana minat atau sikap yang

ditunjukkan peserta didik selama

mengikuti PBM dengan metode yang

anda terapkan?

Menurut saya minat atau sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik selama mengikuti proses

pembelajaran dengan metode yang saya terapkan adalah peserta didik antusias dan bisa

mengikuti walaupun pada awalnya terdapat sebagian peserta didik yang kurang bisa mengikuti

tapi dengan bimbingan dan arahan dari guru maka lama kelamaan menjadi terbiasa dengan

metode yang saya terapkan.

Page 109: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Nama Informan : Siti Mutoharoh, S.Pd.I.

Jabatan : Guru PAI Kelas VI (enam)

NO Instrumen Wawancara Data hasil Wawancara

1 Tugas seorang guru tidak hanya

mentransfer ilmu tetapi lebih dari itu

yakni mentransfer nilai, masalah apa

yang dihadapi guru dalam proses

transfer ilmu dan nilai dalam

pembelajaran PAI?

Masalah yang dihadapi oleh seorang guru dalam proses transfer ilmu dan nilai salah satunya

adalah adanya anggapan bahwa materi PAI merupakan materi yang mudah karena mereka sudah

sangat sering mempelajarinya diluar bangku sekolah. selain itu kebanyakan peserta didik juga

beranggapan bahwa materi PAI tidak masuk dalam daftar mata pelajaran yang di UN kan. Hal itu

menjadikan peserta didik tidak total selama mengikuti proses pembelajaran dan bersikap negatif

terhadap materi PAI.

2 Solusi apa yang dilakukan? Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara

memahamkan peserta didik bahwa semua mata pelajaran itu penting untuk dipelajari. Jangan

pernah menganggap sepele mata pelajaran agama meskipun itu tidak di UN kan. Selain itu guru

juga harus sering memberi pengertian kepada peserta didik bahwa sebagai seorang peserta didik,

maka harus wajib mengerjakan amanat dari kedua orang tua yakni belajar dengan sungguh-

sungguh. Alternatif lain yang dilakukan guru untuk memacu semangat peserta didik selama

mengikuti pembelajaran adalah dengan cara menyajikan materi pembelajaran dengan metode

yang bervariatif.

Page 110: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

3 Metode pembelajaran aktif apa

sajakah yang digunakan dalam

proses transfer ilmu agama kepada

peserta didik?

Dalam mengajarkan materi pelajaran pada kelas VI, saya kebanyakan menggunakan metode

diskusi, meskipun pada mata pelajaran tertetu seperti al-Qur’an Hadits saya menggunakan

metode yang berbeda yakni card short. Metode tersebut saya gunakan untuk memancing

keaktifan peserta didik selama mengikuti pembelajaran PAI.

4 Bagaimana penerapan metode-

metode tersebut? Apakah tujuan

pembelajaran dapat dicapai melalui

penerapan metode tersebut?

Secara umum, penerapan dan pengembangan metode tersebut tertuang ke dalam empat tahapan.

Pertama, tahap perencanaan, kedua, tahap pelaksanaan, dan ketiga, tahap tindak lanjut dan

evaluasi. Mengenai penerapan metode diskusi sebagaimana pembelajaran yang tergambar pada

mapel akidah akhlak, fiqh, dan SKI, Secara berkelompok peserta didik diminta mencari dari

beberapa buku pegangan baik itu LKS maupun buku paket tentang pokok bahasan. Inti dari

kegiatan ini adalah secara berkelompok peserta didik membaca buku dan mencari materi yang

berhubungan dengan pokok bahasan yang telah ditentukan oleh guru. Kemudian secara

berkelompok peserta didik berdiskusi tentang teks bacaan dan informasi yang diperoleh.

Pendidik meminta kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikannya kepada teman-

teman yang lain. Setelah itu peserta didik diminta untuk mengumpulkan hasil diskusi. Kemudian

di akhir kegiatan pembelajaran, seorang pendidik memberikan penekanan dan konfirmasi atas

materi yang baru saja didiskusikan dilanjut dengan pemberian kesimpulan. Menurut saya tujuan

pembelajaran sudah tercapai meski tidak secara sempurna.

5 Masalah-masalah apa saja yang

dihadapi guru PAI dalam proses

Kita sadar, bahwa setiap peserta didik itu memiliki cara belajar yang berbeda beda, dan bakat

yang berbeda-beda pula, bagi anak yang mempunyai bakat tertentu maka akan terasa mudah

Page 111: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

penerapan dan pengembangan

metode pembelajaran aktif tersebut?

mengikuti pelajaran dengan metode yang diterapkan, terkadang dalam proses pembelajaran

peserta didik ada yang antusias dan ada yang kurang merespon pelajaran yang telah disampaikan.

Menurut saya, hal itu bisa juga dikarenakan kondisi kejiwaan dari masing-masing anak, ada yang

tidak siap untuk diajak aktif, sehingga hal yang demikian akan menyulitkan guru didalam

menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran aktif.

6 Bagaimana anda menyelesaikan

masalah-masalah tersebut?

Sebisa mungkin guru harus jeli di dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran.

Pemilihan metode harus disesuaikan dengan karakteristik masing-masing peserta didik. Karena

kesalahan sedikit saja dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal.

7 Menurut pengamatan anda

bagaimana minat atau sikap yang

ditunjukkan peserta didik selama

mengikuti PBM dengan metode yang

anda terapkan?

Dari hasil pengamatan saya, selama peserta didik mengikuti pembelajaran dengan metode aktif

yang saya terapkan, respon dari peserta didik cukup antusias untuk mengikuti pelajaran.

Page 112: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Nama Informan : Moh Jumadi, S.Pd.I.

Jabatan : Kepala Sekolah MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

NO Instrumen Wawancara Data hasil Wawancara

1 Bagaimana proses pembelajaran

pendidikan agama Islam di MI Nurul

Ulum ini?

Secara umum, proses pembelajaran di MI Nurul Ulum ini tertuang ke dalam lima komponen

yang saling berperan dan mempengaruhi, diantaranya adalah: Tujuan pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, pendidik, dan peserta didik.

2 Di lembaga pendidikan, tujuan

merupakan suatu hal yang sangat

penting, di MI ini bagaimana tujuan

yang diharapkan dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama

Islam?

Tujuan pendidikan agama Islam di MI ini adalah Tercapainya peserta didik yang berakhlakul

karimah, aktif, kreatif dan inovatif serta bermanfaat bagi agama dan negara Indonesia.

3 Apakah tujuan tersebut sudah

tercapai?

Tujuan tersebut, secara garis besar sudah tercapai meskipun belum sepenuhnya. Hal itu dapat

diamati dari adanya perubahan tingkah laku, penambahan pengetahuan, dan pembentukan

keterampilan dalam diri peserta didik.

4 Salah satu karakteristik guru adalah

menguasai ilmu dan mampu

Karakteristik guru di MI ini memang harus menguasai ilmu yang akan diajarkannya dan yang

paling penting adalah mampu mengembangkannya, hal itu sudah dilakukan oleh guru-guru di MI

Page 113: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

mengembangkan serta menjelaskan

fungsinya dalam kehidupan. Apakah

di MI Nurul Ulum ini guru PAI

khususnya, sudah memenuhi

karakteristik tersebut?

ini dengan diterapkannya metode-metode yang merangsang keaktifan peserta didik.

5 Apa yang dijadikan ukuran

keberhasilan seorang guru dalam

menjalankan tugas kependidikannya?

Apakah ukuran tersebut sudah dapat

dipenuhi oleh guru-guru PAI disini?

Salah satu tolok ukur keberhasilan guru dalam menjalankan tugas kependidikannya adalah ketika

sang anak mampu melaksanakan tugas dari guru dengan baik dan menjalankannya dalam

kehidupan nyata. Karena memang tujuan pendidikan adalah merubah anak didik dari yang tidak

tahu menjadi tahu. Sejauh ini sudah dapat terpenuhi.

6 Apa saja pendekatan yang digunakan

dalam proses pembelajaran

pendidikan agama Islam di MI Nurul

Ulum ini?

Pembelajaran pendidikan agama Islam di MI Nurul Ulum ini menggunakan beberapa pendekatan

diantaranya adalah pendekatan pembiasaan, pengalaman, emosional, dan pendekatan rasional.

Page 114: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Lampiran 2

INSTRUMEN DOKUMENTASI (CHECK LIST)

Data atau Variabel Check List 1. Data tentang visi, misi, dan tujuan MI Nurul Ulum Sokokidul

Kebonagung Demak.

Ada

2. Data tentang keadaan guru dan peserta didik MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak.

Ada

3. Data tentang sarana-prasarana MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak.

Ada

4. Data tentang media pembelajaran yang digunakan di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak.

__

5. Data tentang kesiapan yang dilakukan guru meliputi: Rencana pelaksanaan pembelajaran, silabi.

Ada

Page 115: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Lampiran 3

INSTRUMEN OBSERVASI (CHECK LIST) KEGIATAN GURU SELAMA PROSES BELAJAR MENGAJAR

1. Dalam Menyampaikan Mata Pelajaran

� Mengawali pelajaran dengan kegiatan apersepsi

� Menyampaikan materi dengan intonasi yang menarik perhatian

peserta didik dengan menunjukkan hal-hal yang dianggap penting.

� Menyampaikan materi dengan volume yang dapat didengar peserta

didik hingga penjuru ruang kelas

� Memberikan penekanan untuk memfokuskan perhatian anak didik

� Melakukan kontak pandang untuk membentuk hubungan yang positif

antara guru dengan anak didik

� Pindah posisi untuk menghindari kebosanan anak didik

� Sesekali melemparkan pertanyaan kepada peserta didik untuk

merangsang keaktifan peserta didik

� Melakukan refleksi atas penjelasan yang telah disampaikan

� Hanya sekedar menyampaikan materi tanpa ada fokus perhatian.

2. Variasi Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran

� Buku Paket, Lks.

� Majalah.

� Film.

� Tv.

� Gambar.

� Model.

3. Kemampuan Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran

� Ketepatan di dalam memilih metode dengan materi yang akan

diajarkan

Page 116: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

� Mampu menggabungkan metode-metode pembelajaran yang

memungkinkan dipakai dalam proses pembelajaran PAI.

� Hanya Menggunakan satu metode (Monoton).

4. Kemampuan Guru Mengondisikan Kelas

� Hangat dan antusias.

� Mencegah gangguan seperti keributan anak didik.

� Membiarkan anak didik ribut tanpa ada tindak lanjut.

Page 117: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

Mata Pelajaran : al-Qur’an Hadits

Kelas/Semester : IV / II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

1. Mampu memahami cara membaca surat-surat pendek dalam al-

Qur’an.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu membaca dan menghafalkan surat-surat pendek tertentu

dalam al-Qur’an.

C. INDIKATOR

1.1. Melafalkan QS. al-Kautsar dengan baik dan benar.

1.2. Menerjemahkan QS. al-Kautsar dengan baik dan benar.

1.3. Menghafalkan QS. al-Kautsar dengan baik dan benar.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1.1.1. Melafalkan QS. al-Kautsar dengan baik dan benar.

1.1.2. Mengartikan QS. al-Kautsar dengan baik dan benar.

1.1.3. Menghafalkan QS. al-Kautsar dengan baik dan benar.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Surat al-Kautsar

F. METODE PEMBELAJARAN AKTIF

Mencari jodoh kartu (index card match)

Tanya jawab

Page 118: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

a. Guru bersama Peserta didik Mengucapkan salam kemudian

membaca basmalah.

b. Presensi.

c. Apersepsi dan motivasi

d. Tes penjajagan.

2. Kegiatan inti

a. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi

sebagai pengantar.

b. Guru membagi potongan-potongan kartu sejumlah peserta didik

dalam kelas dan membagi potongan kartu tersebut menjadi 2

kelompok.

c. Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan

berpasangan.

d. Peserta didik diberi instruksi untuk mencari pasangan dari kartu

yang telah dibagikan. (eksplorasi).

e. Peserta didik diminta untuk membacakan secara bergantian

tentang soal yang diperolehnya, dan soal tersebut dijawab oleh

teman yang lain. (elaborasi)

f. Guru memberikan penguatan dan mengklarifikasi serta memberi

simpulan. (konfirmasi)

3. Kegiatan penutup

a. Dengan arahan guru, peserta didik melakukan refleksi atas

pemahaman mereka tentang isi kandungan surat al-Kautsar.

b. Peserta didik bersama guru mengakhiri pelajaran dengan

membaca hamdalah dan mengucapkan salam.

H. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Buku paket al-Qur’an Hadits kelas IV semester genap, penerbit:

Yudistira.

Page 119: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

2. Lembar Kerja Peserta didik al-Qur’an Hadits kelas IV semester genap,

penerbit: Pustaka Insan Madani.

3. Buku bacaan lain yang relevan.

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Indikator Pencapaian

Jenis Penilaian

Bentuk Penilaian

Contoh Instrumen atau Alat

Melafalkan surat al-Kautsar dengan baik dan benar.

Mengartikan surat al- Kautsar dengan baik dan benar.

Menghafalkan surat al- Kautsar dengan baik dan benar.

Tes Tertulis Pengamatan/

Tes Perbuatan

Uraian Penugasan

atau resitasi

Jelaskan pengertian dari al- Kautsar?

Al-Kautsar terdiri dari berapa surat?

Dimanakah surat al- Kautsar diturunkan?

No Nama Peserta didik

Aspek yang dinilai Skor Akhir Ket

Keaktifan Kerjasama Keberanian

1

2

3

4

5 Demak, . . . . . . . . . . .

Mengetahui: Kepala madrasah Guru Mata Pelajaran

Moh Jumadi, S.Pd.I. Siti Khoiriyah, S.Pd.I. NIP: NIP:

Page 120: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak

Kelas/Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

1. Mengimani Nabi dan Rasul serta meneladani sifat-sifatnya

B. KOMPETENSI DASAR

1. Meyakini adanya Nabi dan Rasul Allah

C. INDIKATOR

1.1. Menyebutkan 25 nama Nabi dan Rasul Allah

1.2. Menyebutkan bukti sederhana adanya Nabi dan Rasul Allah

1.3. Meneladani sifat-sifat para Nabi dan Rasul Allah

1.4. Menunjukkan fungsi beriman kepada Nabi dan Rasul Allah

1.5. Menyatakan perasaan cinta dan iman kepada Nabi dan Rasul Allah

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1.1.1. Menyebutkan 25 nama Nabi dan Rasul Allah

1.1.2. Menyebutkan bukti sederhana adanya Nabi dan Rasul Allah

1.1.3. Meneladani sifat-sifat para Nabi dan Rasul Allah

1.1.4. Menunjukkan fungsi beriman kepada Nabi dan Rasul Allah

1.1.5. Menyatakan perasaan cinta dan iman kepada Nabi dan Rasul Allah

E. MATERI PEMBELAJARAN

Iman kepada Nabi dan Rasul Allah

F. METODE PEMBELAJARAN AKTIF

Menyortir Kartu (card sort)

Tanya jawab

Page 121: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

a. Guru bersama peserta didik Mengucapkan salam kemudian

membaca basmalah

b. Presensi

c. Apersepsi dan motivasi

d. Tes penjajagan

2. Kegiatan inti

a. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi

sebagai pengantar

b. Guru membagikan potongan kartu secara acak sejumlah peserta

didik yang hadir dikelas yang berisi 30 nama, diantaranya

adalah 25 nama Nabi dan Rasul dan 5 kartu lainnya berisi nama

bukan Nabi dan Rasul

c. Peserta didik mencermati dan beradu cepat mencari kartu

induknya dan mencocokkannya (eksplorasi)

d. Peserta didik saling menilai hasil karya temannya dipapan

berdasarkan pemahamannya (elaborasi)

e. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya jawab tentang hal-hal yang masih belum jelas

(elaborasi)

f. Guru memberikan penguatan dan mengklarifikasi serta memberi

simpulan (konfirmasi)

3. Kegiatan penutup

a. Dengan arahan guru, peserta didik melakukan refleksi atas

pemahaman mereka tentang iman kepada Nabi dan Rasul Allah

b. Peserta didik bersama guru mengakhiri pelajaran dengan

membaca hamdalah dan mengucapkan salam

Page 122: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

H. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Buku paket Akidah Akhlak kelas V semester genap, Penerbit:

Yudistira

2. Lembar Kerja Peserta Didik Akidah Akhlak kelas V semester genap,

Penerbit: Pustaka Insan Madani

3. Buku bacaan lain yang relevan

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Indikator Pencapaian

Jenis Penilaian

Bentuk Penilaian

Contoh Instrumen atau Alat

Menyebutkan 25 nama Nabi dan Rasul Allah

Menyebutkan bukti sederhana adanya Nabi dan Rasul Allah

meneladani sifat-sifat para Nabi dan Rasul Allah

Menunjukkan fungsi beriman kepada Nabi dan Rasul Allah

Menyatakan perasaan cinta dan iman kepada Nabi dan Rasul Allah

Tes Tertulis Pengamatan

atau Tes Perbuatan

Uraian Penugasan

atau resitasi

Sebutkan nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib diimani yang kamu ketahui?

Sebutkan dasar atau bukti keberadaan Nabi dan Rasul?

Mengapa kita perlu meneladani sifat-sifat Nabi dan Rasul?

Jelaskan fungsi beriman kepada Nabi dan Rasul Allah?

Mengapa kita perlu menumbuhkan perasaan cinta kepada Nabi dan Rasul Allah?

Page 123: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

No Nama Peserta didik

Aspek yang dinilai Skor Akhir Ket

Keaktifan Kerjasama Keberanian

1

2

3

4

5

Demak, . . . . . . . . . . . Mengetahui: Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran Moh Jumadi, S.Pd.I. Suparjadi, S.Pd.I. NIP: NIP:

Page 124: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

Mata Pelajaran : FIQIH

Kelas/Semester : IV / II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

1. Mampu memahami tata cara berdo’a dengan baik dan benar

B. KOMPETENSI DASAR

1. Menjelaskan tata cara berdo’a dengan baik dan benar

C. INDIKATOR

1.1. Menjelaskan pengertian berdo’a

1.2. Mempraktikkan contoh tata cara berdo’a dengan baik dan benar

1.3. Membiasakan diri berdo’a dengan baik dan benar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1.1.1. Menjelaskan pengertian berdo’a

1.1.2. Mempraktikkan contoh tata cara berdo’a dengan baik dan benar

1.1.3. Membiasakan diri berdo’a dengan baik dan benar

E. MATERI PEMBELAJARAN

Tata cara berdo’a dengan baik

F. METODE PEMBELAJARAN AKTIF

Tutor sebaya (peer lesson)

Tanya jawab

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

a. Guru bersama peserta didik Mengucapkan salam kemudian

membaca basmalah

b. Presensi

c. Apersepsi dan motivasi

d. Tes penjajagan

Page 125: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

2. Kegiatan inti

a. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi

sebagai pengantar

b. Guru membentuk beberapa kelompok heterogen dengan menyebar

siswa yang mempunyai kemampuan akademis tinggi dalam tiap-

tiap kelompok.

c. Guru menjelaskan tugas tutor (peserta didik yang pandai)

d. Guru meminta beberapa orang peserta didik sebagai tutor untuk

maju ke depan

e. Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan dengan

kelompoknya apa yang mereka lihat (eksplorasi)

f. guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan

hasilnya kepada kelompok lain (elaborasi)

g. Bersama peserta didik guru memberikan penguatan dan

mengklarifikasi serta memberi simpulan (konfirmasi)

3. Kegiatan penutup

a. Dengan arahan guru, peserta didik melakukan refleksi atas

pemahaman mereka mengenai tata cara berdo’a dengan baik

b. Peserta didik bersama guru mengakhiri pelajaran dengan

membaca hamdalah dan mengucapkan salam

H. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Buku paket Fiqih kelas IV semester genap, penerbit: Yudistira

2. Lembar Kerja Peserta didik Fiqih kelas IV semester genap, penerbit:

Pustaka Insan Madani

3. Buku bacaan lain yang relevan

Page 126: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Indikator Pencapaian

Jenis Penilaian

Bentuk Penilaian

Contoh Instrumen atau Alat

Menjelaskan pengertian berdo’a

memprktikkan tata cara berdo’a dengan baik dan benar

Membiasakan diri berdo’a dengan baik dan benar

Tes Tertulis Pengamatan/

Tes Perbuatan

Uraian Penugasan

atau resitasi

Jelaskan pengertian berdo’a?

Sebutkan hikmah berdo’a!

Mengapa kita dianjurkan untuk berdo’a?

No Nama Peserta didik

Aspek yang dinilai Skor Akhir Ket

Keaktifan Kerjasama Keberanian

1

2

3

4

5

Demak, . . . . . . . . . . .

Mengetahui: Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran Moh Jumadi, S.Pd.I. Siti Khoiriyah, S.Pd.I. NIP: NIP:

Page 127: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VI / II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

1. Meneladani nilai-nilai positif kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar

B. KOMPETENSI DASAR

1. Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar

C. INDIKATOR

1.1. Menjelaskan riwayat hidup kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.2. Menjelaskan kepribadian kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.3. Meneladani nilai-nilai positif kaum Muhajirin dan kaum Anshar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1.1.1. Menjelaskan riwayat hidup kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.1.2. Menjelaskan kepribadian kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.1.3. Meneladani nilai-nilai positif kaum Muhajirin dan kaum Anshar

E. MATERI PEMBELAJARAN

Kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar

F. METODE PEMBELAJARAN AKTIF

Diskusi kelompok kecil (small group discussions)

Tanya jawab

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

a. Guru bersama peserta didik Mengucapkan salam kemudian

membaca basmalah

b. Presensi

c. Apersepsi dan motivasi

d. Tes penjajagan

Page 128: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

2. Kegiatan inti

a. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi

sebagai pengantar.

b. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil

c. Secara berkelompok peserta didik mencari informasi dari

beberapa buku tentang kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar

(eksplorasi)

d. Secara berkelompok peserta didik berdiskusi tentang teks

bacaan dan informasi yang diperoleh (elaborasi)

e. Masing-masing kelompok diminta untuk menampilkan hasil

diskusi kepada kelompok lain (elaborasi)

f. Guru memberikan penguatan dan mengklarifikasi serta memberi

simpulan (konfirmasi)

3. Kegiatan penutup

a. Dengan arahan guru, peserta didik melakukan refleksi atas

pemahaman mereka tentang kisah kaum Muhajirin dan kaum

Anshar.

b. Peserta didik bersama guru mengakhiri pelajaran dengan

membaca hamdalah dan mengucapkan salam

H. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Buku paket SKI kelas VI semester genap Penerbit Yudistira

2. Lembar Kerja Peserta didik SKI kelas VI semester genap Penerbit

Pustaka Insan Madani

3. Buku bacaan lain yang relevan

Page 129: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Indikator Pencapaian

Jenis Penilaian

Bentuk Penilaian

Contoh Instrumen atau Alat

Menjelaskan riwayat hidup kaum Muhajirin dan kaum Anshar

Menjelaskan kepribadian kaum Muhajirin dan kaum Anshar

Meneladani nilai-nilai positif kaum Muhajirin dan kaum Anshar

Tes Tertulis Pengamatan/

Tes Perbuatan

Uraian Penugasan

atau resitasi

Jelaskan riwayat hidup kaum Muhajirin dan kaum Anshar?

Jelaskan kepribadian kaum Muhajirin dan kaum Anshar?

Apa saja nilai-nilai positif yang dapat diambil dari kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar?

No Nama Peserta didik

Aspek yang dinilai Skor Akhir Ket

Keaktifan Kerjasama Keberanian

1

2

3

4

5

Demak, . . . . . . . . . . . Mengetahui: Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran Moh Jumadi, S.Pd.I. Siti Muthoharoh,S.Pd.I. NIP: NIP:

Page 130: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Lampiran 5

SILABUS Madrasah : MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Mata Pelajaran : Qur’an Hadits Kelas/Semester : IV / II Standar Kompetensi : Mampu Memahami Cara Membaca Surat-Surat Pendek dalam al-Qur’an.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

Contoh

Instrumen

1. Mampu membaca dan menghafalkan surat-surat pendek tertentu dalam al-Qur’an.

1.1. Surat al-Kautsar

1.1.1. Guru memberi penjelasan tentang materi sebagai pengantar

1.1.2. Guru membagi potongan-potongan kartu sejumlah peserta didik dalam kelas dan membagi potongan kartu tersebut menjadi 2 kelompok

1.1.3. Guru menjelaskan

1.1.1.1 Melafalkan QS. al-Kautsar dengan baik dan benar.

1.1.1.2 Menerjemahkan QS. al-Kautsar dengan baik dan benar.

1.1.1.3 Menghafalkan QS. al-Kautsar dengan baik

Kuis, tes tertulis, performance

Uraian, penugasan atau resitasi

1. Jelaskan pengertian dari al- Kautsar?

2. Al-Kautsar terdiri dari berapa surat?

3. Dimanakah surat al-

2 x 35

1. Buku paket al-Qur’an Hadits kelas VI semester genap Penerbit Yudistira.

2. Lks al-Qur’an Hadits Pustaka Insan

Page 131: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan.

1.1.4. Peserta didik diberi instruksi untuk mencari pasangan dari kartu yang telah dibagikan

1.1.5. Peserta didik diminta untuk membacakan secara bergantian tentang soal yang diperolehnya, dan soal tersebut dijawab oleh teman yang lain

dan benar. Kautsar diturunkan

Madani

Demak, . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mengetahui, Kepala MI Nurul Ulum Moh. Jumadi, S.Pd.I. NIP.

Guru Kelas IV Siti Khoiriyah, S.Pd.I. NIP.

Page 132: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

SILABUS Madrasah : MI Nurul Ulum Mata Pelajaran : Akidah AKhlak Kelas/Semester : V / II Standar Kompetensi : Mengimani Nabi dan Rasul Allah serta meneladani sifat-sifatnya

Kompetensi Dasar

Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik

Penilaian Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen 1. Meyakini

adanya Nabi dan Rasul Allah

1.1. Iman kepada Nabi dan Rasul Allah

1.1.1. guru memberikan penjelasan berkaitan dengan materi sebagai pengantar.

1.1.2. Guru membagikan potongan kartu secara acak sejumlah peserta didik yang hadir dikelas yang berisi 30 nama, diantaranya adalah 25 nama Nabi dan Rasul dan 5 kartu lainnya berisi nama bukan Nabi dan Rasul.

1.1.3. Peserta didik

1.1.1.1. Menyebutkan 25 nama Nabi dan Rasul Allah

1.1.1.2. Menyebutkan bukti sederhana adanya Nabi dan Rasul Allah

1.1.1.3. Meneladani sifat-sifat para Nabi dan Rasul Allah

1.1.1.4. Menunjukkan fungsi

Kuis, Tes Tertulis Performence

Uraian, penugasan atau resitasi

1. Sebutkan nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib diimani yang kamu ketahui?

2. Sebutkan dasar atau bukti keberadaan Nabi dan Rasul?

3. Mengapa kita perlu meneladani

2 x 35

1. Buku paket Akidah Akhlak kelas V semester genap Penerbit Yudistira.

2. Lembar Kerja Siswa Akidah Akhlak kelas V semester genap Penerbit

Page 133: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

mencermati dan beradu cepat mencari kartu induknya dan mencocokkannya

1.1.4. Peserta didik saling menilai hasil karya temannya dipapan berdasarkan pemahamannya

1.1.5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya jawab tentang hal-hal yang masih belum jelas

beriman kepada Nabi dan Rasul Allah

1.1.1.5. Menyatakan perasaan cinta dan iman kepada Nabi dan Rasul Allah

sifat-sifat Nabi dan Rasul?

4. Jelaskan fungsi beriman kepada Nabi dan Rasul Allah?

5. Mengapa kita perlu menumbuhkan perasaan cinta kepada Nabi dan Rasul Allah?

Pustaka Insan Madani.

3. Buku bacaan lain yang relevan.

Demak, . . . . . . . . . . . . . . . . . Mengetahui,

Kepala MI Nurul Ulum

Moh. Jumadi, S.Pd.I. NIP.

Guru Kelas V

Suparjadi, S.Pd.I. NIP.

Page 134: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan
Page 135: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

SILABUS

Madrasah : MI Nurul-Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : IV / II Standar Kompetensi : Mampu Memahami Tata Cara Berdo’a dengan Baik dan Benar

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik

Penilaian Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

1. Menjelaskan tata cara berdo’a dengan baik dan benar.

1.1. Tata cara berdo’a dengan baik.

1.1.1. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi sebagai pengantar.

1.1.2. Guru membentuk beberapa kelompok heterogen dengan menyebar siswa yang mempunyai kemampuan akademis tinggi dalam tiap-tiap kelompok.

1.1.3. Guru menjelaskan tugas tutor (peserta

1.1.1.1. Menjelaskan pengertian berdo’a.

1.1.1.2. Mempraktikkan contoh tata cara berdo’a dengan baik dan benar.

1.1.1.3. Membiasakan diri berdo’a dengan baik dan benar

Kuis, tes tertulis, performance

Uraian, penugasanatau resitasi

1. Jelaskan pengertian berdo’a?

2. Sebutkan hikmah berdo’a!

3. Mengapa kita dianjurkan untuk berdo’a?

2 x 35

1. Buku paket fiqih kelas VI semester genap Penerbit Yudistira.

2. Lembar Kerja Siswa fiqih kelas VI semester genap Penerbit Pustaka Insan

Page 136: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

didik yang pandai) 1.1.4. Guru meminta

beberapa orang peserta didik sebagai tutor untuk maju ke depan

1.1.5. Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan dengan kelompoknya apa yang mereka lihat

1.1.6. guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasilnya kepada kelompok lain.

Madani. 3. Buku

bacaan lain yang relevan.

Demak , …………………....

Mengetahui, Kepala MI Nurul-Ulum Moh. Jumadi, S.Pd.I. NIP.

Guru Kelas IV Siti Khoiriyah, S.Pd.I. NIP.

Page 137: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

SILABUS Madrasah : MI Nurul-Ulum Sokokidul Kebonagung Demak Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas/Semester : VI / II Standar Kompetensi : Meneladani Nilai-Nilai Positif Kisah Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

Contoh

Instrumen 1. Menceritakan

kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.1. Sejarah Kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.1.1. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi sebagai pengantar

1.1.2. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil

1.1.3. Secara berkelompok peserta didik mencari informasi dari beberapa buku

1.1.1.1. Menjelaskan riwayat hidup kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.1.1.2. Menjelaskan kepribadian kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.1.1.3. Meneladani nilai-nilai positif

Kuis, tes tertulis, performance

Lisan, uraian, penugasan atau resitasi

1. Jelaskan riwayat hidup kaum Muhajirin dan kaum Anshar?

2. Jelaskan kepribadian kaum Muhajirin dan kaum Anshar?

3. Apa saja nilai-nilai positif yang dapat diambil dari kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar?

2 x 35

1. Buku paket SKI kelas VI semester genap Penerbit Yudistira.

2. Lembar Kerja Siswa SKI kelas VI semester genap Penerbit Pustaka Insan Madani.

Page 138: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

tentang kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar

1.1.4. Secara berkelompok peserta didik berdiskusi tentang teks bacaan dan informasi yang diperoleh

1.1.5. Masing-masing kelompok diminta untuk menampilkan hasil diskusi kepada kelompok lain

kaum Muhajirin dan kaum Anshar

3. Buku bacaan lain yang relevan.

Demak, . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mengetahui, Kepala MI Nurul-Ulum Moh. Jumadi, S.Pd.I. NIP.

Guru Mata Pelajaran Siti Mutoharoh, S.Pd.I. NIP.

Page 139: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Lampiran 6

DAFTAR GURU MI NURUL ULUM SOKOKIDUL KEBONAGUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

No Nama Guru Jabatan Pendidikan Status

1 Moh.Jumadi, S.Pd.I. Kepala Madrasah S1 Kepala

Madrasah

2 Ismail, S.Pd.I. Wakil Kepala Madrasah S1 Wakil Kepala

Sekolah

3 Siti Muthoharoh, S.Pd.I. Wali Kelas VI S1 Guru Kelas

4 Suparjadi, S.Pd.I. Wali Kelas V S1 Guru Kelas

5 Siti Khoiriyah, S.Pd.I Wali Kelas IV S1 Guru Kelas

6 Amin Ustadzi, S.Pd.I. Wali Kelas III S1 Guru Kelas

7 Sukowati, S.Pd.I Wali Kelas II S1 Guru Kelas

8 Farida Ulfa, S.Pd.I. Wali Kelas I S1 Guru Kelas

9 Drs. Suyuthi, S.Pd.I.

Guru Bahasa Inggris S1 GT

10 Zaenal Murtadlo, S.Pd.I. Guru Olah Raga S1 GTT

11 Anik Munadliroh, S.Pd. Guru Matematika S1 GTT

12 Ulin Nuha, S.Com. Guru Komputer S1 GTT

Page 140: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Lampiran 7

DAFTAR PESERTA DIDIK MI NURUL ULUM SOKOKIDUL KEBONAGUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Peserta Didik LK PR

Kelas I 11 12 23

Kelas II 10 15 25

Kelas III 13 14 27

Kelas IV 14 18 32

Kelas V 12 14 26

Kelas VI 12 11 23

Jumlah 72 84 156

Page 141: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

Lampiran 8 DAFTAR SARANA DAN PRASARANA MI NURUL ULUM SOKOKIDUL

KEBONAGUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

No Nama Barang Keadaan Barang

Jumlah B KB R

1 Ruang Kelas 7 7

2 Ruang Kepala Sekolah 1 1

3 Ruang Kantor (TU) 1 1

4 Ruang Guru 1 1

5 Ruang Perpus 1 1

6 Meja Guru 15 15

7 Kursi Guru 20 20

8 Meja Peserta Didik 105 105

9 Kursi Peserta Didik 170 170

10 Komputer 10 2 12

11 Mesin Ketik 3 1 4

12 Alat Peraga Ipa 10 2 12

13 Alat Peraga Matematika 12 2 14

14 Media-Media Gambar 27 27

15 Alat Musik Rebana 13 13

16 Peralatan Drum Band Lengkap

17 OHP 1 1

Page 142: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN AKTIF BAGI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui problematika guru PAI dalam penerapan

MADRASAH IBTIDA’IYAH (MI) ”NURUL ULUM”

SOKOKIDUL KEBONAGUNG DEMAK Alamat : Ds. Sokokidul, Kec. Kebonagung, Kab. Demak

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtida’iyah (MI) Nurul Ulum

Sokokidul Kec. Kebonagung Kab. Demak, menerangkan bahwa:

Nama : Adik Hermawan

Tempat/Tanggal lahir : Demak, 27 April, 1991

Alamat : Sokokidul, RT.04/RW.01, Kec. Kebonagung, Kab. Demak

NIM : 083111130

Perguruan Tinggi : IAIN Walisongo Semarang

Jurusan/Prodi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)

Benar-benar telah melakukan penelitian di Madrasah Ibtida’iyah (MI), Ds. Sokokidul,

Kec. Kebonagung, Kab. Demak, tentang “Problematika Guru Pendidikan Agama Islam

dalam Penerapan dan Pengembangan Metode Pembelajaran Aktif (Active Learning) di

MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak”.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk melengkapi pembuatan skripsi.

Demak, 09 Februari 2012

Kepala MI Nurul Ulum

Moh Jumadi, S.Pd.I.