PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR...

74
PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIPUTAT PADA TAHUN 2015 SKRIPSI diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh : ALAN AMANI NIM : 1110053100022 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H./2016 M.

Transcript of PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR...

Page 1: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR URUSAN AGAMA

(KUA) KECAMATAN CIPUTAT PADA TAHUN 2015

SKRIPSI

diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan gelar

Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh :

ALAN AMANI

NIM : 1110053100022

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H./2016 M.

Page 2: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR URUSAN AGAMA

(KUA) KECAMATAN CIPUTAT PADA TAHUN 2015

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar

Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh

Alan Amani

1110053100022

Di bawah bimbingan

Drs. Ade Marfudin MM

KONSENTRASI HAJI DAN UMRAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016

Page 3: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 4: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Problematika Bimbingan

Manasik Haji di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat Pada Tahun 2015”

merupakan karya dari penulis, dan apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran dalam hal

plagiasi maka penulis siap menerima hukuman sesuai undang-undang yang berlaku.

Jakarta, 07 Oktober 2016

Yang Membuat pernyataan

Alan Amani

Page 5: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

i

ABSTRAK

Alan Amani

PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR

URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIPUTAT PADA

TAHUN 2015.

DOSEN PEMBIMBING : Drs. ADE MARFUDIN MM

Problematika merupakan sesuatu hal yang belum bisa dipecahkan

sehingga menimbulkan sebuah akibat atau masalah. Melalui masalah akan

diketahui berjalan dengan lancar atau tidaknya sebuah program, dan juga

akan menemukan kekurangan dengan program yang sudah dijalankan. Hal

ini juga yang ada pada KUA dalam menjalankan program bimbingan

manasik haji, mengetahui sebuah problematika dalam pelaksanaannya

merupakan keharusan, agar ke depannya lagi pihak KUA bisa

memberikan pelayanan yang lebih bagus dan optimal kepada peserta

manasik haji.

Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah apa

saja problematika yang ada di bimbingan manasik haji. Dan juga apa saja

faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan manasik

haji yang ada di KUA Kecamatan Ciputat.

Problematika yang dihadapi oleh KUA Ciputat adalah, pertama,

kurangnya waktu dalam pelaksanaan manasik haji yaitu hanya empat kali

pertemuan. Kedua, kurangnya sarana prasarana dalam pelaksanaan praktik

manasik haji yang hanya dilaksanakan di halaman KUA. Ketiga, metode

penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

Kata Kunci : Problematika, Bimbingan Manasik Haji.

Page 6: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala rasa puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

atas pertolongan dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam terus penulis

haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga

dan para pengikutnya.

Walaupun ada hambatan dan rintangan yang penulis alami dari

masa kuliah sampai penyelesaian skripsi ini, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Problematika Program

Bimbingan Manasik Haji di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Ciputat Pada Tahun 2015” .

Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungannya, karena

tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak, sulit rasanya bagi penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya, izinkanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :

1. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Misgiat Fauzi dan Ibunda

Asna Saadah yang telah berjuang dan berkorban untuk buah hatinya.

Kakakku Zahro Abdani Fauzi dan kedua Adikku Atqiya Muslihati dan

Page 7: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

iii

Awad El-Hakam terima kasih atas semangat dan doanya, semoga

kesehatan dan kesuksesan menyertai jalan hidup kalian.

2. Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed, Ph.D

selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr. Raudhonah, MA selaku

Wakil Dekan 2 Bidang Administrasi dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku

Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah, Drs. Sugiharto, MA sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah dan Ibu Kalsum Minangsih, M Ag selaku Dosen Penasehat

Akademik.

4. Bapak Drs. Ade Marfudin M.M selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan semua pengetahuan dan ilmunya

kepada penulis.

6. Kepada seluruh staf dan pegawai perpustakaan, baik perpustakaan

utama ataupun perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah menyediakan buku-buku rujukan dalam

penulisan Skripsi ini.

7. Drs. H. Al Amin selaku Kepala KUA Kecamatan Ciputat beserta staf-

stafnya yang telah bersedia menjadi sumber informasi untuk penelitian

ini.

Page 8: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

iv

8. Bapak Khaerudin selaku ketua panitia penyelenggara bimbingan

manasik haji KUA Ciputat tahun 2015 yang telah berkenan untuk

menjadi narasumber wawancara dalam penelitian ini.

9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Haji dan Umrah (MHU)

2010.

Terimakasih atas kebersamaan dan keharmonisan kalian selama ini,

dan semoga kalian selalu dalam limpahan Rahmat-Nya.

10. Badi’ Nurfiana, terimakasih atas kesediaannya untuk selalu

mendampingi penulis dalam keadaan dan kondisi apapun, semoga

tuhan selalu memberikan kekuatan, kesehatan dan kesuksesan.

11. Penghuni kos Jati 32b Rizki, Dani, Aris, dan Jaenal. Serta pendahulu

kos Jati mas Zaky, bro Ded, bung Adi. Terimakasih atas saran dan

juga supportnya.

Semoga tuhan membalas kebaikan semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan ini dengan limpahan rahmat serta nikmat

yang tiada terkira. Dan semoga penulisan skripsi ini memberikan

manfaat yang positif kepada semuanya.

Jakarta, 26 Agustus 2016

Alan Amani

Page 9: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

v

DAFTAR ISI

Abstrak ............................................................................................................ i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi ......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6

E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 7

1. Metode Penelitian..................................................................... 7

2. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 7

3. Jenis Penelitian ......................................................................... 8

4. Waktu Penelitian ...................................................................... 8

5. Lokasi Penelitian ...................................................................... 8

6. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 8

7. Sumber dan teknik Analisa Data .............................................. 9

8. Pedoman Penulisan Skripsi ...................................................... 9

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Problematika ........................................................................................ 12

1. Pengertian Problematika .......................................................... 12

2. Faktor-Faktor Problematika ..................................................... 12

3. Langkah-Langkah Memecahkan Problematika........................ 13

B. Bimbingan Manasik Haji ..................................................................... 14

1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji ....................................... 14

2. Fungsi dan Tujuan Manasik Haji ............................................. 20

a. Fungsi Bimbingan Manasik Haji ................................. 20

b. Tujuan Bimbingan Manasik Haji ................................. 20

c. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji ............. 21

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

KECAMATAN CIPUTAT

A. Sejarah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat ................ 26

B. Visi, Misi dan Tujuan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Ciputat .................................................................................................. 27

C. Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Ciputat .................................................................................................. 29

D. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Ciputat .................................................................................................. 30

Page 10: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

vi

BAB 1V ANALISIS PROBLEMATIKA BIBMBINGAN MANASIK HAJI

DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN

CIPUTAT PADA TAHUN 2015

A. Langkah-Langkah Memecahkan Problematika.................................... 35

B. Analisa Pencapaian Hasil Pada Bimbingan Manasik Haji ................... 48

C. Upaya-Upaya Perbaikan....................................................................... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 50

B. Saran-Saran .......................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perintah haji membawa pesan spiritualitas sosial yang

diharapkan membawa perubahan sosial di lingkungan sekitar ke arah

lebih baik. Biaya mahal serta banyaknya hambatan dan kesulitan dalam

menunaikan ibadah haji tidak mengurangi animo masyarakat muslim

Indonesia untuk melaksanakannya. Karena dengan menunaikan ibadah

haji seorang muslim dianggap telah menyempurnakan agamanya. Selain

itu, gelar haji secara sosiologis dalam masyarakat muslim Indonesia

juga merupakan status sosial. Para pelakunya tidak hanya dipandang

telah memiliki kemampuan ekonomi, bahkan tidak jarang dipandang

sebagai orang „alim.

Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat Islam se-dunia.

Inilah keistimewaan haji sebagai ibadah yang tidak dimiliki oleh agama

lain. Haji akan mempererat persaudaraan dan kesatuan umat serta

mewujudkan ukhuwah islamiyah yang mengikat seluruh umat Islam di

dunia. Ibadah haji mengajarkan sifat tawadhu’ karena setiap yang

melakukan haji harus meninggalkan segala atribut dunia; jabatan, status

sosial, perbedaan ras, bahasa dan budaya. Semua berkumpul di tempat

Page 12: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

2

yang sama untuk melaksanakan ibadah yang sama. Tidak ada yang

membedakan mereka kecuali tingkat ketaqwaannya kepada Allah.

Banyak motif umat Islam Indonesia melaksanakan ibadah haji.

Diantaranya untuk meningkatkan amal kebaikan, menjadi teladan kepada

masyarakat, memperoleh status sosial, dan meningkatkan pamor politik. Disatu

sisi, ibadah haji memiliki makna dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Namun

di sisi lain haji adalah fenomena spiritual maha dahsyat yang dapat mengubah

pandangan spiritual seseorang. Di atas semua itu, haji merupakan ritual puncak

islam yang menjadi sarana membangun kedekatan antara mahluk dengan Sang

Khalik.

Perkembangan haji di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya daftar tunggu (waiting list)

yang semakin hari semakin bertambah. Untuk itu fenomena itu harus diiringi

dengan sistem manajemen yang bagus agar tidak mengecewakan para jamaah haji

Indonesia. Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia sudah menjadi tanggung

jawab pemerintah yang tanggung jawabnya diserahkan kepada Kementrian

Agama Republik Indonesia, berdasarkan undang-undang nomor 13 tahun 2008

pasal 6 menyebutkan bahwa pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,

pelayanan, perlindungan dengan menyediakan pelayanan administrasi, bimbingan

ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan hal-hal

lainnya yang diperlukan oleh calon jamaah haji1

1 Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji Dari Masa ke Masa, (Jakarta:

Direktorat Jendral Haji dan Umrah, 2012)

Page 13: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

3

Karena itu, ibadah haji merupakan kegiatan penting yang memerlukan

adanya penanganan khusus mengurusi masalah kegiatan haji yang meliputi

keseluruhan aspek di atas agar kegiatan ibadah haji tersebut berjalan dengan

semestinya dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh jamaah.

Dari berbagai aspek di atas, ada satu aspek yang dirasa sangat penting bagi

para calon jamaah haji yaitu dalam aspek bimbingan haji. Bimbingan ibadah haji

ini sendiri merupakan faktor penting yang mempengaruhi mabrur tidaknya

jamaah haji itu sendiri.

Pembinaan Haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan

dan pembimbingan bagi jamaah Haji. Penyuluhan memberikan penjelasan

mengenai prosedur. Sedangkan pembinaan membahas mengenai bimbingan

penyelenggaraan ibadah haji. Bimbingan ini meliputi pedoman pembinaan,

tuntunan manasik haji dan panduan perjalanan ibadah haji.

Menurut peraturan Menteri nomor 14 tahun 2012 bahwa Pemerintah wajib

memberikan bimbingan kepada jamaah haji sejak sebelum keberangkatan, selama

dalam perjalanan, selama di Arab Saudi sampai dengan kepulangan di Indonesia.2

Bimbingan yang diterima oleh jamaah haji bisa secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung maksudnya adalah bimbingan yang diberikan dalam

bentuk tatap muka di tingkat Kecamatan dan di tingkat Kabupaten/Kota.

Bimbingan secara tidak langsung adalah bimbingan yang diberikan lewat media.

2 www.kemenag.go.id>id2= kepmenag , 07 maret 2016, 13:15

Page 14: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

4

Salah satu permasalahan yang sering ditemui adalah masalah bimbingan

manasik haji. Bimbingan tersebut belum dapat mengantarkan jamaah haji secara

maksimal dalam kemandirian sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang

penyelenggaraan haji. Hal ini dikarenakan waktu pembimbingan yang sangat

terbatas.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk dalam penyelenggaraan

program pembinaan manasik haji yang ada di Indonesia, dalam hal ini pihak

pemerintah selaku pelaksana program bimbingan ibadah manasik haji terus

berupaya untuk berbenah demi yang terbaik untuk para jamaah.

Bimbingan manasik haji merupakan penentu dalam proses ibadah jamaah

pada waktu melaksanakan proses ibadah haji. Oleh sebab itu penting adanya

pihak penyelenggara manasik ibadah haji di masing-masing kecamatan benar-

benar menyiapkan materi dan pembimbing berpengalaman di bidang manasik

haji.

Dari pendahuluan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Problematika Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Ciputat Pada Tahun 2015” dengan menggunakan

pendekatan Kualitatif Deskriptif.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari

masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berfungsi untuk

Page 15: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

5

menentukan faktor mana saja yang akan termasuk dalam ruang lingkup

penelitian. Penelitian ini dibatasi oleh Problematika Bimbingan Manasik Haji

di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat. Pembatasan ini

dilakukan agar terhindar dari perluasan pembahasan yang tidak ada kaitannya

dengan masalah yang akan diteliti.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah sebuah masalah yang akan dicari

jawabannya dalam penelitian, perumusan masalah dalam peneliutian ini

adalah:

a. Apa saja problematika bimbingan manasik haji yang ada di KUA Ciputat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui apa saja problematika yang dihadapi oleh KUA

Kecamatan Ciputat dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis :

1. Dapat menambah khazanah penelitian dan objek penelitian bagi

mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah serta pengembangan ilmu

yang di dapat selama berada di bangku kuliah.

Page 16: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

6

2. Penelitian ini diharapakan akan menjadi sumbangan keilmuan dan

pengetahuan mengenai manajemen baik bagi penulis atau pun

pembaca.

b. Manfaat Praktis

1. Dalam penelitian yang penulis lakukan berharap bisa memberikan

masukan bagi Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat dalam

melaksanakan program bimbingan manasik haji.

2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang baru dalam masalah

ini, selain itu juga bisa menjadi perbandingan antara teori yang

didapatkan pada saat di bangku kuliah dengan praktek yang terjadi di

lapangan.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari adanya penjiplakan atau plagiat maka penulis

mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi sebagai bahan acuan

dalam pembuatan skripsi ini. Selain itu penulis juga melakukan tinjauan

kepustakaan yang berkaitan dengan topik pembahasan. Adapun tinjauan pustaka

dalam penelitian ini adalah :

1. Sri Rezeki, “Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012”.

Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Karya ilmiah tersebut

berisi tentang Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji di KUA Kecamatan

Page 17: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

7

Cipayung. perbedaan dengan skripsi di atas terletak di evaluasi dan

problematika. sedangkan persamaannya terletak di subjeknya..

2. Muhammad „Antar Musallam, “ Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan

Manasik Haji pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama

Jakarta Selatan pada tahun 2014”, karya ilmiah ini berisi tentang evaluasi

penyelenggaraan pelatihan manasik haji yang dilakukan oleh kantor

Kementerian Agama Jakarta Selatan pada tahun 2014. Perbedaan dengan judul

di atas terletak pada subjek, dan persamaannya terletak pada bimbingan

manasiknya.

3. Nurfadhilah, “Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Di Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun

2014”, skripsi ini berisi tentang evaluasi program bimbingan manasik haji yang

ada di KUA Jagakarsa pada tahun 2014.dengan skripsi di atas memiliki

persamaan dari segi subjeknya, sedangkan perbedaan ada pada teori

pembahasan.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Secara bahasa Metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan

“Hodos” (jalan, cara).3 Sedangkan secara Istilah Metode adalah cara atau jalan

3 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet. Ke-1 hal. 61

Page 18: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

8

yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Jadi metode penelitian adalah

cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai sebuah tujuan dari penelitian.4

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip

oleh Basrowi dan Suwandi menyatakan bahwa metode dengan menggunakan

pendekatan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.5

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Ciputat

b. Objek penelitian ini adalah problematika bimbingan manasik haji di KUA

Ciputat pada tahun 2015

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai penulis adalah jenis penelitian deskriptif

yang mengacu pada data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, buku

dan angka-angka. Dapat berupa studi pustaka dan riset lapangan.

4. Waktu Penelitian

Dalam penelitian yang akan penulis lakukan membatasi pada bulan Maret-

April 2016

4 M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2003), cet. Ke-2, h.6

5 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 4

Page 19: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

9

5. Lokasi penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kantor Urusan

Agama (KUA) Ciputat Jalan Haji Usman, No. 2, Ciputat, Tangerang Selatan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk kepentingan penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan

sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan tanya

jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan dengan

tujuan penelitian6. Metode ini dilakukan oleh peneliti dengan cara meminta

informasi atau menggali informasi baik secara langsung maupun tidak

langsung kepada responden (orang yang diwawancara atau yang dimintai

informasi) dari pihak Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat dan beberapa

pihak yang terkait.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen

seperti data-data, arsip-arsip, gambar-gambar ataupun bentuk lainnya.

Dokumentasi merupakan bagian dimana peneliti meminta data kepada

lembaga yang diteliti yakni Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat.

6 Sutrisno Hadi, Metode Research III, (yogjakarta: Yayasan penerbitan fakultas psikologi UGM,

1984), h. 193

Page 20: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

10

7. Sumber dan Teknik Analisis Data

Dalam kaidah metodologi penelitian, menurut cara perolehannya sumber

data dibagi menjadi dua, yakni data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan,

kelompok atau organisasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau tersedia melaui publikasi dan

informasi yang dikeluarkan berbagai organisasi atau perusahaan.7

Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu penulis

mencoba memaparkan semua data informasi yang diperoleh, kemudian

menganalisa data serta menggambarkan objek peneitian dengan apa yang ada

sesuai dengan kenyataan. Adapun yang dijadikan subjek penelitian adalah

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat..

8. Pedoman Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi kali ini berpedoman pada buku pedoman karya

imiah (skripsi, tesis dan disertasi) yang diterbitkan oleh Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan pada karya ilmiah skripsi ini terdiri dari lima (5)

BAB yang memiliki sub-sub bab. Hal ini dilakukan untuk mempermudah

jalannya penuisan. Penyusunannya sebagai berikut :

7 Rosyadi Ruslan, Metode Penelitian Publik Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), h. 29-30

Page 21: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

11

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Membahas tentang pengertian problematika, Faktor-Faktor

timbulnya Problematika, langkah-langkah penyelesaian

problem, Pengertian bimbingan manasik haji, fungsi

bimbingan manasik haji, dan tujuan bimbingan manasik

haji.

BAB III :GAMBARAN TENTANG KUA CIPUTAT DAN

PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI

Membahas tentang gambaran umum Kantor Urusan

Agama (KUA) Ciputat, yang terdiri dari visi KUA, misi

KUA, tujuan KUA, fungsi KUA, struktur organisasi KUA,

dan tugas pokok KUA

BAB IV : ANALISA HASIL PENELITIAN

Page 22: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

12

Yaitu membahas tentang hasil penelitian tentang

Problematika bimbingan manasik haji pada KUA

Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 23: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Problematika

1. Pengertian Problematika

Secara bahasa kata problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu “problematic”

yang mempunyai makna persoalan atau masalah. Sedangkan secara istilah

problematika mempunyai arti sesuatu hal yang belum dapat dipecahkan yang

menimbulkan permasalahan.1

Sedangkaan menurut Syukir dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Strategi

Dakwah Islami” problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan

kenyataan.2

2. Faktor-Faktor Problematika

Menurut Slamet dalam bukunya yang berjudul “Prinsip-Prinsip Metodologi

Dakwah”, faktor yang mempengaruhi adanya suatu problematika atau masalah itu ada

dua macam, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern yang dimaksud adalah sesuatu masalah yang timbul dari dalam

program tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor ekstern adalah sesuatu

masalah yang timbul dari luar program.3

Dari kedua faktor di atas akan diketahui akar dari problem atau masalah yang

dihadapi sehingga bisa mengambil sebuah kebijakan atau keputusan untuk

menghadapinya.

1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, : Bulan Bintang, 2002), hal. 276

2 Syukir, Dasar-dasar strategi dakwah Islami, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1983), hal. 65

3 Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Jakarta : Usaha Nasional, 1994), hal. 78

Page 24: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

13

3. Langkah-langkah Memecahkan Problematika

Dalam menghadapi masalah yang timbul di dalam suatu organisasi atau lembaga

perlu kejelian dalam menentukan jalan keluar atau keputusan, agar nantinya

keputusan itu benar-benar menjadi sebuah jalan keluar yang bermanfaat buat sebuah

organisasi atau lembaga tersebut. Dalam hal ini kita bisa menggunakan analisis situasi

yang melewati empat langkah, yaitu :

a. Identifikasi masalah

b. Mengklarifikasi masalah

c. Mencari akar masalah

d. Menetapkan solusi.4

1. Identifikasi masalah

untuk membantu lebih jelas dalam melihat masalah apa yang sedang

dihadapi, kita perlu mengidentifikasi setiap komponen yang ada dalam

masalah tersebut. Dengan mengidentifikasi masalah lebih awal, maka akan

membantu kita untuk mengenali masalah tersebut lebih dini, sehingga

penanganan masalah pun bisa lebih baik, karena tidak dikejar waktu dan tidak

tidak menunggu adanya krisis.5

2. Mencari akar masalah

Tidak semua masalah memiliki tingkat kepentingan yang sama, meskipun

setiap masalah yang terkumpul layak mendapatkan prioritas, namun kita juga

harus bisa menentukan masalah mana yang harus dibenahi terlebih dahulu dan

merupakan akar dari masalah-masalah yang timbul.

4 Gomulya Berny, Problem Solving and Decicion Making For Improvement, (Jakarta, Gramedia Pustaka

Utama, 2013), cet. ke-4 hal.56 5Gomulya Berny, Problem Solving and Decicion Making For Improvement,), cet. ke-4 hal.57

Page 25: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

14

Ada tiga hal dalam penentuan akar masalah, yaitu waktu, dampak dan

tren. Masalah yang semakin mendesak maka akan memerlukan waktu yang

cepat dalam penanganannya. Masalah dengan dampak yang sangat tinggi juga

akan menjadi prioritas dalam penyelesaiannya. Dan juga jika tren masalah

menunjukkan semakin besar dan meningkat, maka semakin menjadi prioritas.6

3. Menetapkan Solusi

Setelah berhasil melakukan tiga tahapan sebelumnya, hal terakhir yang

perlu dilakukan adalah mencari solusi dari masalah-masalah yang telah terjadi

dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang telah atau sedang dijalankan.7

B. Bimbingan Manasik Haji

1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji

Dilihat dari susunannya bimbingan manasik haji terdiri dari tiga kata, yaitu

bimbingan, manasik dan haji. Secara bahasa kata bimbingan berasal dari bahasa

Inggris yaitu “guidance” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing,

menuntun, ataupun membantu.8

Sedangkan secara istilah ada beberapa pakar yang mendefinisikan kata tersebut,

antara lain :

a. Menurut Crow & Crow, dalam pandangan pakar ini mendefinisikan bimbingan

sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang

memiliki pribadi yang baik dan berpendidikan yang memadai kepada seorang

individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya

6Gomulya Berny, Problem Solving and Decicion Making For Improvement, cet. ke-4 hal.61

7Gomulya Berny, Problem Solving and Decicion Making For Improvement, cet. ke-4 hal.62

8 Hallen, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : Quantum Teaching, 2005), cet ke-3, hal.2

Page 26: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

15

sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan

memikul bebannya sendiri 9

b. Menurut Rachman Natawijaya, menurutnya bimbingan diartikan sebagai sebuah

proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut memahami dirinya, sehingga ia

sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan

dan keadaan keluarga serta masyarakat.10

c. DR. Moh. Surya, Beliau mengemukakan bahwa bimbingan adalah adalah suatu

proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing

kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri,

penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat

perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.11

d. Dewa Kethut Sukardi, Berpendapat bahwa bimbingan adalah sebuah proses

bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu mengembangkan potensi-

potensi (bakat, minat, dan kemampuan) yang dimiliki. Mengatasi persoalan-

persoalan sehingga mereka dapat menetukan sendiri jalan hidupnya secara

bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain.

Dari ke empat definisi di atas bisa disimpulkan bahwa bimbingan adalah sebuah

proses yang berkesinambungan untuk membantu individu atau kelompok yang

memerlukan agar dalam perkembangannya dapat berkembang secara optimal sesuai

dengan potensi yang dimiliki oleh individu atau kelompok tersebut.

9Hallen, Bimbingan dan Konseling, cet ke-3, hal.4

10 http://catatanbk.blogspot.co.id , senin, 07 Maret 2016, 19:55

11 Hallen, Bimbingan dan Konseling, cet ke-3, hal. 5

Page 27: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

16

Sedangkan untuk manasik sendiri mempunyai arti tata cara dalam pelaksanaan

ibadah haji. Kata manasik sendiri merupakan bentuk jamak dari “mansak” yang

mempunyai sebuah makna syiar dan perbuatan ibadah haji.12

Sedangkan dalam

kamus, istilah haji dan umrah, manasik merupakan hal-hal peribadatan yang berkaitan

dengan ibadah haji : melaksanakan Ihram dari miqat yang telah ditentukan, Thawaf,

Sa’i, Wuquf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, melempar Jumrah, dan lain

sebagainya.13

Dari dua pendapat di atas dapat diartikan bahwasannya manasik adalah sebuah

tata cara dalam pelaksanaan ibadah haji yang sah dan sesuai aturan. Manasik

merupakan salah satu komponen yang penting dalam hal penyelenggaraan haji dan

merupakan hak yang diperoleh jamaah yang akan berangkat ke tanah suci. Dengan

adanya manasik, para jamaah akan lebih mudah dalam menjalankan ibadah haji dari

awal pemberangkatan sampai kembali ke tanah air.

Setelah memperoleh dua kata bimbingan dan manasik, kata yang ketiga adalah

haji. Secara bahasa makna dari Haji adalah al-qashd ila mu’azhzham, yang berarti

pergi menuju sesuatu yang diagungkan. Akan tetapi makna di atas disanggah oleh

beberapa ulama dengan merujuk kepada sang penyair terkenal Al-Mukhayyal As-

Sa’di dengan syair yang berbunyi :

Aku saksikan banyak sekali datang dari Auf

yang berhaji, mengunjungi baju celup warna merah

12

Dede Imadudin, Mengenal Haji, (Jakarta : PT Mitra Aksara Panaitan, 2011) hal. 18 13

DR. Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta : Mitra Abadi Press, 2008), hal. 362

Page 28: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

17

yang beraroma za’faran14

Syair di atas menggambarkan kondisi orang-orang yang bolak-balik ke tempat

yang didiami Az-Zabarqan bin Badr untuk melihatnya karena kekaguman mereka

kepada sorban Az-Zabarqan yang khas dengan aroma minyak za’faran. Jadi secara

tersirat orang yang berkunjung bukan untuk mengagungkannya.

Akan tetapi syair As-sa’di disanggah oleh Ibnu Manzhur yang merupakan

pengarang Kamus Lisan Al-‘Arab dan berpendapat: “Mereka bolak-balik ke sana

untuk melihatnya. Bisa jadi mereka bertujuan untuk mengagungkannya, sebab haji

menurut sebagian ahli bahasa berarti menuju tempat yang diagungkan.15

Sedangkan

secara istilah haji bisa diartikan mengunjungi Ka’bah dan sekitarnya di kota Mekkah

untuk mengerjakan ibadah Tawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah dan sebagainya, semata-

mata demi melaksanakan perintah Allah dan meraih keridhaan-Nya.16

Sedangkan

menurut Ibnu Al-Humam adalah pergi menuju Baitul Haram untuk menunaikan

aktivitas tertentu pada waktu tertentu. Definisi yang hampir sama juga dikemukakan

oleh beberapa Ahli Fiqh, yaitu haji adalah pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu

dengan perilaku tertentu pada waktu tertentu.17

Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu adalah Ka’bah di Mekkah, Shafa

dan Marwa, Muzdalifah, dan Arafah. Sedangkan untuk perilaku tertentu adalah

Ihram, Thawaf, Sa’i, dan Wukuf di Padang Arafah. Dan untuk waktu-waktu teertentu

14

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2013), cet. Ke-3, hal. 481

15 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas Fiqh Ibadah, cet. Ke-3, hal. 481

16 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqh Praktis, (Bandung : Penerbit Mizan, 1999), cet. Ke-1, hal. 377

17 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, cet. Ke-3, hal. 482

Page 29: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

18

adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah, dan 10 hari pertama Dzulhijjah. Ini lah yg

dimaksud dengan waktu tertentu di Haji.18

Sedangkan dalam buku Fiqih karya Udin

Wahyudin definisi haji adalah sengaja mengunjungi Baitullah (Ka’bah) untuk

melaksanakan ibadah haji dengan syarat dan ketentuan yang telah ditentukan oleh

Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena sesorang yang pergi ke Mekkah dengan maksud

bekerja atau mencari ilmu belum tentu dia dapat berhaji.19

Dasar hukum berhaji

terdapat di Al-Quran surat Al-Hajj ayat 27

ٱبِ لنَّاسِ ٱ فِي َوأَذِّن ٧٢ ٖ َعِميق فَج ُكلِّ ِمه تِيهَ يَأ َضاِمر ُكلِّ َوَعلَى ِرَجاال تُوكَ يَأ َحجِّ ل

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan

datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang

datang dari segenap penjuru yang jauh,

Dari beberapa definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa haji adalah

sebuah kesengajaan untuk mengunjungi Mekkah dan Madinah pada bulan syawal

sampai awal Dzulhijah yang diniatkan untuk beribadah dan mencari ridha Allah

semata. Untuk melaksanakan rukun Islam yang ke-lima ini jamaah harus memenuhi

beberapa syarat, yaitu :

a. Islam

b. Berakal

c. Merdeka

d. Baligh

e. Sehat Jasmani dan Rohani

18

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas Fiqh Ibadah, cet. Ke-3, hal. 482 19

Udin Wahyyudin, Fiqih (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2008), hal. 81

Page 30: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

19

f. Mampu

Di atas merupakan syarat yang harus dipenuhi, apabila salah satu tidak terpenuhi

maka kewajiban untuk menunaikannya akan hilang.20

Dari pengertian bimbingan, manasik, dan haji kita dapat menarik kesimpulan

bahwa bimbingan manasik haji adalah sebuah proses untuk menuntun, mengarahkan,

menunjukkan, dan memberikan pedoman tentang tata cara dalam melaksanakan

ibadah haji mulai dari syarat, wajib, dan rukun haji dan bisa menjalankannya dengan

baik dan benar sesuai dengan syariat Islam.

Dari Bimbingan Manasik Haji ini para jamaah akan mendapatkan pengetahuan

seputar ibadah Haji, amalan-amalan ketika di Mekkah dan Madinah serta

mendapatkan bimbingan kesehatan, sehingga para jamaah bisa mempersiapkan diri

untuk berangkat ke Tanah Suci.

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji

a. Fungsi Bimbingan Manasik Haji

Menurut Latif Hasan dan Nijam Ahmad dalam bukunya yang berjudul

“Manajemen Haji”, fungsi dari bimbingan manasik haji adalah sebagai berikut :

1. Agar semua calon jamaah mampu memahami informasi tentang pelaksanaan

ibadah haji, tuntunan perjalanan, pedoman kesehatan dan mampu

mengamalkannya pada saat berada di Mekkah dan Madinah.

20

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas Fiqh Ibadah, cet. Ke-3, hal. 499

Page 31: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

20

2. Agar jamaah haji mampu untuk mandiri dalam melaksanakan ritual ibadah

haji entah itu pada saat mandiri, regu atau rombongan

3. Agar jamaah haji mampu untuk mempersiapkan diri menjalankan ibadah haji

secara fisik, mental, kesehatan maupun petunjuk ibadah haji yang lainnya.21

b. Tujuan Bimbingan Manasik Haji

Kembali Latif Hasan dan Nijam ahmad menulis di dalam bukunya “Manajemen

Haji” tentang apa saja tujuan-tujuan dalam bimbingan manasik haji, diantaranya

adalah :

1. Agar jamaah merasa aman, dalam artian jamaah tidak lagi khawatir terhadap

dirinya dan harta bendanya selama melaksanakan prosesi ibadah haji.

2. Agar jamaah bisa menjadi tertib, dalam hal ini dimaksudkan jamaah dapat

melaksanakan dan memenuhi syarat, rukun, dan wajib haji sesuai dengan

tuntunan agama.

3. Agar hajinya bisa menjadi sah, dalam artian tidak adanya kekurangan dalam

menjalankan ibadah manasik haji.22

Sedangkan menurut pihak Kementrian Agama RI dalam buku yang berjudul

“Desain Pola Bimbingan Jamaah Haji” dijelaskan bahwasannya ada beberapa tujuan

dalam bimingan manasik Haji yaitu :

1. Untuk meningkatkan pengetahuan manasik Haji dan dapat melaksanakan tata

cara ibadah Haji dengan benar sesuai tuntunan ajaran agama Islam.

21

Latif Hasan dan Nijam Ahmad, “Manajemen Hajji” (Jakarta : Zikrul Hakim,2003), Cet ke-2, hal. 17 22

Latif Hasan dan Nijam Ahmad, “Manajemen Hajji”, Cet ke-2, hal. 17

Page 32: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

21

2. Membentuk sosok calon jamaah Haji yang memiliki pengetahuan manasik

Haji dan tata cara pelaksanaannya dengan praktik, mengetahui hak dan

kewajiban, sehingga dapat menunaikan ibada Haji sesuai dengan ketentuan

ajaran agama Islam.23

c. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji

Bentuk dan metode dalam bimbingan manasik haji adalah salah satu jalan untuk

mempermudah masuknya pengetahuan kepada jamaah calon haji. Dengan adanya

bentuk dari bimbingan manasik, para petugas akan lebih mudah mengatur jalannya

bimbingan.

Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, pihak Kementrian Agama akan

membentuk menjadi dua bagian, yaitu bimbingan kelompok yang di serahkan

wewenangnya kepada pihak Kantor Urusan Agama (KUA) dan bimbingan masal

yang wewenangnya diserahkan kepada Kementrian Agama Kabupaten/Kota.24

Sedangkan untuk metode yang digunakan dalam bimbingan ini ada tujuh metode.

1. Bimbingan kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok

orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Dalam artian, situasi ini semua

peserta manasik dalam kelompok ini akan saling berinteraksi dengan sesama peserta

23

Departemen Agama RI Direktorat Jendaral penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Tuntunan ManasikHaji dan Umrah (Jakarta,2007), hal. 26

24 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Tuntunan Manasik Haji dan

Umrah (Jakarta, 2013), hal. 8

Page 33: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

22

dan pemateri, bebas mengeluarkan hak pendapat, saling menanggapi, member saran,

dan lain sebagainya.25

Dalam bimbingan kelompok, jamaah mendapatkan tujuh kali bimbingan yang

dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Adapun metode dalam

bimbingan kelomppok ini adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan

simulasi.26

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran

kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu

dalam jumlah yang relatif besar. Dengan metode ini guru bisa mendorong

timbulnya inspirasi bagi muridnya.27

Metode inilah yang sering dipakai oleh

sebagian besar penyelenggara bimbingan manasik haji yang ada di Indonesia.

b. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk

berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan

pendapat dalam pemecahan masalah, sehingga didapatkan kesepakatan di

antara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan

pembelajaran yang bersifat interaktif.28

Sedangkan dalam buku yang berjudul “Pola Pembinaan Jamaah Haji”

menyebutkan bahwa metode diskusi terdiri dari dua macam, pertama diskusi

25

H. Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hal. 178 26

Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, hal.7

27 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 2002), h. 21 28

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, hal. 21

Page 34: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

23

panel, yaitu diskusi yang dilakukan dalam kelompok besar, dipandu oleh

moderator dengan materi yang disajikan oleh panelis. Kedua diskusi

kelompok, yaitu diskusi yang dilaksanakan dalam kelompok kecil yang

dipandu oleh seorang ketua yang ditunjuk dari peserta dan didampingi oleh

narasumber.29

Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, metode ini merupakan

metode yang efektif untuk melihat penguasaan materi oleh peserta manasik,

karena masing-masing peserta akan ketahuan mana yang aktif dan tidak.

c. Metode Tanya Jawab

Tanya jawab adalah suatu metode yang cara penyampaian suatu pelajaran

melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau sebaliknya dari siswa

kepada guru agar diperoleh jawaban yang pasti. Dalam metode Tanya jawab

ini, guru dan siswa sama-sama aktif agar mereka tidak tergantung pada

keaktifan guru saja.30

Tujuan dari metode ini adalah untuk mengukur sejauh mana pemahaman

jamaah terhadap materi yang telah disampaikan oleh narasumber. Dan juga

untuk membangkitkan respon para calon jamaah terhadap materi yang telah

disampaikan.

d. Metode Simulasi

Metode Simulasi ini akan digunakan ketika situasi yang sebenarnya tidak

bisa dihadirkan. Maka diciptakanlah situasintiruan yang dapat mendekati

keadaan sebenarnya. Peserta berada pada situasi tiruan tersebut diharapkan

29

Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Pola Pembinaan Jamaah

Haji, (Jakarta, 2014), h. 68 30

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, hal.17

Page 35: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

24

dapat memahami situasi secara lebih baik, sehingga pada gilirannya nanti

apabila melaksanakan dalam situasi yang sebenarnya, calon haji dapat

melaksanakan kegiatan ibadahnya dengan baik sesuai materi yang ada di

bimbingan manasik haji.31

Ada beberapa alasan untuk penggunaan metode simulasi ini, antara lain :

1. Teknik ini berguna dalam meningkatkan motivasi peserta dalam

pembelajaran

2. Member kesempatan untuk mempelajari masalah dengan metode yang

sistematik

3. Menyajikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan tertentu dalam

konteks kenyataan yang sebenarnya atau yang disimulasikan

4. Melibatkan peserta manasik haji untuk membuat berbagai keputusan dan

melibatkan diri peserta manasik pada sederetan kegiatan

5. Peserta manasik haji mempunyai kesempatan untuk mengembangkan rasa

empati, rasa tanggung jawab dan keberanian, dan juga keberanian dalam

mengambil resiko.32

2. Bimbingan Massal

Bimbingan massal adalah bentuk bimbingan yang diselenggarakan di tingkat

kabupaten/kota, diselenggarakan oleh pihak Kementrian Agama Kabupaten/Kota,

hak yang didapat oleh peserta bimbingan manasik sebanyak tiga kali pertemuan.33

31

Departemen Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji Umrah, Modul Pembelajaran Manasik

Haji (Jakarta, 2006), hal. 24 32

Departemen Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji Umrah Modul Pembelajaran Manasik

Haji, hal.25 33

Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah hal. 8

Page 36: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

25

Sedangkan metode yang ada dalam bimbingan massal ini hampir sama dengan

yang ada di bimbingan kelompok, yaitu metode ceramah, diskusi, dan Tanya

jawab. Dikarenakan bentuk bimbingan ini merupakan bentuk bimbingan umum

yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah tingkat kota/kabupaten.

Page 37: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

26

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN

CIPUTAT

A. Sejarah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat

Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari Kementerian Agama

tingkat Kabupaten/Kota. Kementerian Agama mempunyai tugas sebagai

penyelenggara tugas pemerintah dan pembangunan dalam bidang keagamaan.

Dan untuk melaksanakan tujuan dari Kementerian Agama dan Pemerintah dalam

bidang keagamaan, KUA hadir sebagai garda terdepan untuk melayani masyarakat di

kecamatan dalam hal pelayanan di bidang Agama. Hal ini sesuai dengan Keputusan

Menteri Agama Nomor : 517 tahun 2001 tentang pencatatan struktur organisasi KUA

kecamatan yang menangani tugas dan fungsi pencatatan perkawinan, wakaf dan

kemasjidan, produk halal, keluarga sakinah, kependudukan, pembinaan haji, ibadah

sosial dan kemitraan umat.

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat berdiri sejak tahun 1952. Pada

awalnya KUA Kecamatan Ciputat berkantor di bangunan sisi Masjid Agung Al-Jihad,

namun akhirnya pada tahun 1974 menempati kantor baru yang beralamat di Jl. H.

Usman No.2 Ciputat atau di samping pasar Ciputat.

Sedangkan untuk bimbingan manasik haji, KUA Kecamatan Ciputat sudah lama

sekali mengadakan bimbingan manasik haji. Pada awalnya kegiatan bimbingan

manasik haji digabung dengan kecamatan Ciputat Timur, tetapi setelah terpisah

Page 38: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

27

antara KUA Ciputat dan KUA Ciputat Timur mengadakan bimbingan manasik haji

sendiri-sendiri.

B. Visi, Misi dan Tujuan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat

1. Visi

Untuk melaksanakan program kerja yang sudah direncanakan, Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Ciputat mempunyai Visi yaitu “Terwujudnya

pelayanan prima dalam bidang urusan agama Islam”

2. Misi

Untuk melaksanakan Visi yang sudah di buat, maka memmerlukan sebuah

tindakan yang berupa misi, sedangkan Misi dari KUA Kecamatan Ciputat adalah,

a. Meningkatkan pelayanan nikah dan rujuk.

b. Meningkatkan profesionalisme personil KUA.

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana KUA.

d. Meningkatkan pembinaan keluarga Sakinah.

e. Meningkatkan pelayanan konsultasi BP-4.

f. Meningkatkan pembimnaan jaminan produk halal

g. Memberdayakan pelayanan Zakat dan Wakaf.

h. Memberdayakan kemitraan dan kerukunan umat beragama.

i. Meningkatkan pelayanan konsultasi dan bimbingan Haji.

j. Meningkatkan akurasi data kearsipan statistic dan dokumentasi.

k. Meningkatkan pendidikan keagamaan.1

1 Tim Penyusun Profil KUA Ciputat,Profil KUA Kec. Ciputat, (Tangerang Selatan, 2015), hal.2

Page 39: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

28

3. Tujuan

a. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan koordinatif antar pegawai di

KUA Kec. Ciputat

b. Meningkatkan kualitaas pelayanan dan penyelenggaraan bimbingan manasik

haji

c. Meningkatkan kualitas dan skill individu tertentu dalam bidang pernikahan,

Zakat, Wakaf, Ibadah sosial, dan administrasi perkantoran modern serta

kemitraan.

d. Meningkatkan hubungan lintas sektoral yang harmonis dan dinamis dengan

instansi terkait, ormas-ormas dan lembaga-lembaga keagamaan yang ada di

Kecamatan Ciputat.

e. Meningkatkan sarana prasarana serta mengefektifkan fungsi pelayanan kepada

masyarakat menuju pelayanan prima yang lebih professional

f. Meningkatkan pelayanan kehidupan umat beragama serta menetapkan kualitas

pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama.2

2Tim Penyusun Profil KUA Ciputat, Profil KUA Ciputat, hal.3

Page 40: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

29

C. Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Ciputat3

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIPUTAT

3 Tim Penyusun Profil KUA Ciputat, Profil KUA Ciputat ,hal.6

PENGAWAS RA, MI,

SD

H. SALBINI, S.Ag

PENYULUH AGAMA

ISLAM

Hj. SITI MASITHOH, S.Ag

K E P A L A

Drs. AL AMIN

JABATAN FUNGSIONAL

PENGHULU

1. Drs. H. KHAERUDIN

2. AHMAD BAIHAQI, S.Pd.I 3. AKHMAD KHATIB, S.HI

STATISTIK, DOKUMENTASI

DAN PENGELOLAAN SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN KUA

1. HERZUDDIN, SE

2. SRI WAHYU RAHAYU, SH

PELAYANAN BIMBINGAN

KELUARGA SAKINAH

1. Drs. H. KHAERUDIN 2. AHMAD BAIHAQI, S.Pd.I 3. AKHMAD KHATIB, S.HI

TATA USAHA DAN RUMAH

TANGGA KUA

1. ETY ROSMIYATI, S.Pd

2. NURILAH

PRAMU KANTOR

1. MULYADI ALEN 2. ADE DERMAWAN, S.HI

3. SITI MAEMANAH

PELAYANAN BIMBINGAN

KEMASJIDAN/ZAKAT WAKAF

1. Drs. H. KHAERUDIN

2. AHMAD BAIHAQI, S.Pd.I 3. AKHMAD KHATIB, S.HI

PELAYANAN BIMBINGAN

PEMBINAAN SYARI’AH/HAJI

1. Drs. H. KHAERUDIN

2. AKHMAD KHATIB, S.HI 3. ETY ROSMIYATI, S.Pd

PELAYANAN, PENGAWASAN,

PENCATATAN DAN

PELAPORAN NIKAH RUJUK

1. Drs. H. KHAERUDIN 2. AHMAD BAIHAQI, S.Pd.I

3. AKHMAD KHATIB, S.HI

Page 41: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

30

D. Tugas pokok dan fungsi KUA Kec. Ciputat

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001 tentang

Penataan organisasi Kantor Urusan agama Kecamatan, adapun tugas pokok Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat adalah melaksanakan sebagian tugas

Kementerian Agama Kantor Kota Tangerang Selatan di bidang urusan agama islam

dalam wilayah Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur. Dan Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat dipimpin oleh seorang kepala yang

mempunyai tugas dan fungsi sebagaimana termaktub dalam Keputusan Menteri

Agama Nomor 477 Tahun 2004 Tentang Pencatatan nikah pasal 2 ayat 1 sebagai

berikut :

1. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi.

2. Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, dan

rumah tangga KUA

3. Mengatur pola kerja para penghulu yang berada dilingkungan wilayah

kerjanya.

4. Pelayanan dan bimbingan di bidang kepenghuluan (nikah dan rujuk).

Bimbingan dan pelayanan di bidang kepenghuluan pada saat ini masih

menjadi ruh dari setiap aktivitas yang ada di KUA, walau sebetulnya

masih banyak lagi tugas-tugas lain yang menanti untuk dikerjakan. Dalam

rangka memudahkan masyarakat yang ingin mendaftarkan diri untuk

dicatatkan peristiwa nikahnya, KUA Ciputat memberikan penyuluhan-

penyuluhan kapada masyarakat, khususnya pada pasangan usia subur

Page 42: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

31

mengenai tata cara pencatatan nikah. Bahkan sebelum mereka masuk ke

KUA, di depan kantor mereka dapat melihat proses pencatatan nikah

dengan syarat-syarat yang telah ditentukan, sehingga mereka dapat

menjalaninya dengan mudah.

5. Peningkatan profesionalisme personil KUA.

Dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang

membutuhkan, dibutuhkan sumber daya manusia yang baik dan handal

untuk menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini. Oleh karenanya

KUA Kecamatan Ciputat senantiasa mengutus stafnya untuk mengikuti

pelatihan-pelatihan yang mendukung penambahan wawasan keilmuan

pegawai yang ada. Terlebih lagi jika ada diantara pegawai yang

melanjutkan studinya kepada jenjang yang lebih tinggi, KUA tidak akan

menghalangi ataupun mempersulit proses pendidikannya.

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana KUA.

KUA Kecamatan Ciputat juga senantiasa melakukan peningkatan sarana

dan prasarana kantor dengan senantiasa membangun kondisi fisik kantor

agar terlihat nyaman dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya.

Seperti: televisi, perpustakaan, buku, majalah, koran, bacaan ringan, dan

bahkan komputer yang diharapkan agar para pegawai yang ada dapat

memanfaatkan teknologi informasi dengan maksimal. Sehingga selain

bekerja, mereka juga dapat menggali pengetahuan dari fasilitas yang ada

Page 43: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

32

dan mereka merasa nyaman berada di kantor serta menjadikan kantor

sebagai rumah kedua.

7. Peningkatan pembinaan keluarga sakinah.

KUA Kecamatan Ciputat sebagai instansi yang bertemu langsung dengan

dinamika kehidupan bermasyarakat, merasa berkewajiban untuk

mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui gerakan keluarga

sakinah. Sebagai wujud dari kepedulian KUA Kecamatan Ciputat dalam

membina keluarga sakinah adalah bersama dengan penyuluh agama, MUI,

Remaja Masjid, majlis-majlis taklim dan dunia akademik serta kader

penggerak keluarga sakinah memberikan penyuluhan tentang ciri-ciri

keluarga sakinah, dan bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan oleh

pasutri untuk menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

8. Peningkatan pembinaan jaminan produk halal.

Kementerian Agama bekerjasama dengan LP POM MUI berupaya keras

untuk dapat melindungi dan menghindarkan masyarakat muslim dari

makanan dan minuman yang diharamkan melalui labelisasi halal pada

setiap makanan dan minuman yang dipasarkan secara bebas tersebut. Lalu

dari hasil labelisasi tersebut, KUA Kecamatan Ciputat bekerjasama

dengan penyuluh agama, Dinas Kesehatan dan lembaga-lembaga terkait

senantiasa melakukan bimbingan dan penyuluhan terhadap produk halal.

Page 44: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

33

9. Memberdayakan pelayanan zakat dan wakaf.

Peningkatan pembinaan zakat, infaq dan sodaqoh melalui program

sosialisasi sesuai dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat, pengumpulan dan pemberdayaan secara

berkesinambungan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Sedangkan menurut PMA No. 581 tahun 1999 peran KUA yaitu sebagai

sekretaris bazis kecamatan yang mewakili pemerintah dalam pengelolaan

bazis.

Pengelolaan zakat merupakan kegiatan penerimaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian

serta pendayagunaan zakat. karena zakat merupakan harta yang wajib

disisihkan bagi yang telah mencapai nishab sesuai dengan ketentuan

agama untuk diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat.

10. Memberdayakan kemitraan dan kerukunan umat beragama.

KUA Kecamatan Ciputat bersama lembaga keagamaan yang ada di

ciuputat berusaha dengan sekeras tenaga agar terjalin ukhuwah dan

kerukunan yang erat antar intern umat beragama, antar umat beragama dan

antar umat beragama dengan pemerintah. bentuk dari usaha itu adalah

dengan selalu mengkonsolidasikan kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada

di kelurahan-kelurahan melalui mui tingkat kelurahan, mulai dari

pendataan pengajian-pengajian atau majelis-majelis, baik itu untuk bapak-

bapak, ibu-ibu, remaja sampai kepada tpa untuk anak-anak.

Page 45: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

34

Selain menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga keagamaan yang

berstatus muslim, KUA Kecamatan Ciputat juga berupaya dapat menjalin

kemitraan dengan lembaga keagamaan selain islam, hal ini juga

diperlukan dalam rangka menjaga keharmonisan kehidupan beragama

masyarakat Ciputat, sehingga timbul rasa aman dan nyaman untuk dapat

tinggal di Ciputat.

11. Meningkatkan pelayanan konsultasi dan bimbingan haji.

Dalam hal peningkatan pelayanan konsultasi dan bimbingan haji KUA

Kecamatan Ciputat menerima dan memfasilitasi masyarakat yang ingin

melaksanakan ibadah haji melalui kua. perlu diketahui bahwa pada tahun

2013 kecamatan ciputat memberangkatkan jama'ah haji sebanyak kurang

lebih 330 orang. Mereka antara lain dibimbing manasik haji, lalu juga

pengurusan syarat serta haknya sebagai jama'ah.

12. Peningkatkan pendidikan keagamaan.

Kegiatan di bidang pendidikan keagamaan merupakan kerja sama KUA

dengan Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Ciputat, pengawas, Penyuluh

Agama Islam, dan Muspika Kecamatan Ciputat dalam rangka

meningkatkan kerja sama pembinaan umat dan pengembangan

pendidikian keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.4

4 Tim Penyusun Profil KUA Ciputat,Profil KUA Kec. Ciputat, hal.8

Page 46: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

35

BAB IV

ANALISA PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR

URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIPUTAT TAHUN 2015

A. Langkah-langkah memecahkan problematika

Dalam menganalisa sebuah problematika ada tiga langkah yang harus dilakukan

agar sebuah problem atau masalah bisa mendapatkan solusi yang bisa menjadi perbaikan

ke depannya. Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Identifikasi masalah

2. Akar masalah

3. Solving atau solusi

1. Identifikasi masalah

Dari penelitian yang penulis lakukan tentang pelaksanaan bimbingan manasik haji

di KUA Kecamatan Ciputat terdapat 5 problem yang terjadi, yaitu

a. Problematika peserta

b. Problematika materi

c. Problematika sarana dan prasarana

d. Problematika proses

e. Problematika hasil

2. Akar masalah dan Solving (Solusi)

a. Problematika Peserta (calon jamaah)

Sesuai data yang diperoleh penulis, peserta bimbingan manasik haji yang

diselenggarakan oleh KUA Kecamatan Ciputat sebanyak 91 calon jamaah.

Page 47: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

36

Dari jumlah tersebut pastilah bermacam-macam variasinya, mulai dari usia,

jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

Untuk mempermudah penulis dalam mengkaji variasi dari calon jamaah

bimbingan manasik Haji Kecamatan Ciputat, maka penulis akan menjabarkan

latar belakang peserta menurut jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.

1. Calon jamaah berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh penulis peserta/calon jamaah bimbingan

manasik haji yang terdaftar di KUA Kecamatan Ciputat sebanyak 91

peserta, dari jumlah tersebut teridentifikasi sebanyak 41 calon jamaah

berjenis kelamin laki-laki dan 50 berjenis kelamin perempuan. Dan jumlah

ini pun tidak jauh berbeda ketika mengikuti bimbingan manasik haji yang

dilaksanakan oleh KUA Kecamatan Ciputat.1

Diagram 1.1

peserta bimbingan manasik haji berdasarkan jenis kelamin

1Panitia Bimbingan Manasik Haji KUA Ciputat 2015, Laporan kegiatan Bimbingan manasik haji KUA

Ciputat tahun 2015, hal.5

0

10

20

30

40

50

60

laki-laki perempuan

Page 48: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

37

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa peserta bimbingan manasik

haji yang berjenis kelamin perempuan lebih dominan dari pada peserta

yang berjenis kelamin laki-laki. Menurut sumber dari penulis hal ini

disebabkan karena peserta yang berjenis kelamin laki-laki sibuk bekerja

pada saat pelaksanaan bimbingan manasik haji.

2. Calon jamaah berdasarkan usia

Dari data yang diperoleh penulis bahwa pserta bimbingan manasik haji

yang mengikuti bimbingan manasik paling banyak dari kategori lansia

awal dan akhir yaitu orang yang berumur antara 45-65 tahun. Hal ini bisa

mempeerlambat aktifitas ketika di Makkah dan Madinah ataupun ketika

mengikuti bimbingan manasik haji.

Sedangkan waktu yang sangat ideal untuk melaksanakan ibadah haji itu

pada masa dewasa awal dan dewasa akhir, yaitu pada umur 26-45 tahun,

dikarenakan pada umur tersebut kondisi dan kekuatan badan calon jamaah

masih prima dan kuat. Menurut Kementerian Kesehatan RI bahwasannya

umur seseorang itu terbagi menjadi Sembilan golongan yaitu :

a. Masa Balita : 0-5 tahun

b. Masa kanak-kanak : 5-11 tahun

c. Masa remaja awal : 12-16 tahun

d. Masa remaja akhir : 17-25 tahun

e. Masa dewasa awal : 26-35 tahun

f. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun

g. Masa lansia awal : 46-55 tahun

Page 49: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

38

h. Masa lansia akhir : 56-65 tahun

i. Masa manula : 66-sampai seterusnya2

Untuk melihat gambaran calon jamaah haji dari KUA Kecamatan Ciputat,

berikut penulis sajikan diagram daftar calon jamaah haji berdasarkan usia

Diagram 1.2

peserta bimbingan manasik haji berdasarkan usia

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa calon jamaah haji dari KUA

Kecamatan Ciputat yang golongan remaja berjumlah 3 orang, dari golongan

dewasa berjumlah 27 orang. Sedangkan golongan lansia awal dan akhir sangat

mendominasi yaitu sebanyak 52 calon jamaah, dan untuk golongan manula

berjumlah 9 calon jamaah.3

Banyaknya calon jamaah dari golongan lansia awal dan akhir ini dikarenakan

cukupnya biaya berhaji pada saat umur sudah mendekati golongan lansia dan juga

2 http://ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/2012/05/kategori-umur.html selasa, 03 Mei 2016,

pukul 13.30 3 Panitia Bimbingan Manasik Haji KUA Ciputat 2015, laporan kegiatan bimbingan manasik haji KUA

Ciputat tahun 2015, hal 7

3

27

52

9

Remaja Dewasa Lansia Manula

Page 50: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

39

karena daftar tunggu haji yang panjang sehingga umur calon jamaah pun ikut

bertambah.

Dari permasalahan di atas dapat diambil solusi agar sosialisasi tentang

pendaftaran haji tidak hanya menyentuh kepada usia lansia awal dan akhir, akan

tetapi juga harus menyentuh kepada usia dewasa awal dan dewasa akhir,

mengingat daftfar tunggu haji yang sekian hari sekian lama.

3. Calon jamaah berdasarkan pendidikan

Di Negara Republik Indonesia ini ada empat kategori pendidikan yang berlaku

yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Dari data yang diperoleh penulis ditemukan bahwa calon

jamaah haji yang mengikuti bimbingan manasik memiliki latar belakang yang

beragam tentang pendidikan. Berikut penulis sajikan diagram jamaah haji

yang terdaftar di KUA Kecamatan Ciputat berdasarkan pendidikan :

Diagram 1.3

peserta bimbingan manasik haji berdasarkan pendidikan

14

35 42

Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pendidikan Tinggi

Page 51: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

40

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa pendidikan dari calon jamaah haji

yang mengikuti bimbingan jamaah haji di KUA Kecamatan ciputat bervariasi,

yaitu yang berpendidikan sekolah dasar berjumlah 14 orang, yang berpendidikan

sekolah menengah ada 35 orang, dan untuk yang berpendidikan tinggi berjumlah

42. Dari angka latar belakang pendidikan calon jamaah haji di atas dapat

dikatakan bagus, sehingga tidak ada masalah dalam penerimaan materi.

b. Problematika materi bimbingan manasik haji

Materi dalam bimbingan manasik haji merupakan bagian penting yang

harus diperhatikan, karena dengan tersampaikannya materi manasik haji

secara utuh kepada peserta akan memudahkan pada waktu pelaksanaan haji

yang sebenarnya. Dari situlah awal mula kenapa pemateri harus benar-benar

berkompeten dalam menyammpaikan materi.

Untuk materi, semua KUA se-Indonesia sama, yaitu menggunakan buku

panduan ibaadah manasik haji yang dikeluarkan pihak Kementerian Agama

Pusat yang berisi tentang pengenalan budaya arab, yaitu berisi tentang kondisi

masyarakat Arab di sekitar kota Mekkah dan Madinah. Ada tentang akhlak

berhaji yang berisi tentang etika dan larangan-larangan yang harus kita jauhi

selama di Arab Saudi.4

1. Materi Bimbingan Manasik Haji Berdasarkan Metode

Untuk menyampaikan materi bisa tepat sasaran kepada peserta

bimbingan manasik haji membutuhkan metode yang cocok sesuai dengan

4 Wawancara dengan Bapak Khaerudin selaku Ketua Panitia Pelaksana Bimbingan Manasik Haji KUA

Ciputat Tahun 2015, pada hari senin, 07 Maret 2016, pukul 10.30

Page 52: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

41

kebutuhan jamaah. Sedangkan metode penyampaian materi telah

ditentukan oleh pihak Kementerian Agama Pusat ada lima yaitu ceramah,

Tanya jawab, diskusi, simulasi dan praktek.

Untuk di KUA Ciputat sendiri dari tiga pertemuan awal hanya

menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, sedangkan dipertemuan

yang terakhir ditambahkan dengan metode praktek yang dilaksanakan di

halaman KUA Ciputat.

Tapi sering kali kejadian di lapangan, penyampaian materi manasik

haji hanya dikemas dengan metode ceramah dan Tanya jawab, ini juga

yang terjadi di bimbingan manasik haji Kecamatan Ciputat. Selama empat

kali pertemuan, tiga di aawal menggunakan metode yang sama yaitu

ceramah, Tanya jawab dan simulasi. Sedangkan di pertemuan akhir

ditambahi metode praktek. Hal ini seharusnya jadi pertimbangan agar

kedepan metode yg digunakan pemateri diperhatikan agar materi yg

disiapkan benar-benar sampai kepada jamaah.5

2. Materi Bimbingan Manasik Haji Berdasarkan Waktu

Utuk waktu pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan

Ciputat, dilaksanakan selama empat kali yaitu di hari sabtu dan minggu.

Dengan waktu satu materi adalah empat jam. Untuk di KUA Ciputat

sendiri pelaksanaan bimbingan manasik haji dimula pada hari Sabtu 25

5 Wawancara dengan Bapak Khaerudin selaku Ketua Panitia Pelaksana Bimbingan Manasik Haji KUA

Ciputat Tahun 2015, pada hari senin, 07 Maret 2016, pukul 10.30

Page 53: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

42

Juli 2015 sampai pada hari Minggu 02 Agustus 2015. Bimbingan manasik

haji ini ini dimulai pada pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 12.00

Dengan durasi empat jam tersebut dirasa sudah sangat tepat, karena

apabila durasi lebih panjang lagi akan mempengaruhi masuknya materi

kepada para jamaah. Waktu tersebut sudah sangat efektif bagi

pengetahuan jamaah, sehingga tujuan dari bimbingan manasik haji sendiri

akan terpenuhi. Sebagai contoh para jamaah dapat mengetahui tata cara

sa’i, berpakaian ihram serta mampu melafalkan niat-niat wajib dan rukun

haji serta talbiyah.

Untuk solusi ke depannya agar pihak panitia pelaksana bimbingan

manasik haji di KUA memberikan pengarahan kepada pemateri agar

menggunakan metode yang lebih kreatif, karena dengan metode yang

kreatif akan memudahkan sampainya materi kepada peserta. Jangan hanya

menggunakan metode-metode klasik seperti ceramah dan Tanya jawab

saja.

c. Problematika sarana dan prasarana

Tugas dari Kantor Urusan Agama (KUA) adalah memberikan pelayanan

yang prima kepada peserta/calon jamaah manasik haji. Bimbingan ibadah

manasik haji yang diselenggarakan oleh KUA Ciputat bertempat di aula KUA

Ciputat. Untuk kondisi aula tersebut sudah cukup layak dengan daya tampug

seratus orang, ditambah lagi terdapat sarana pendukung seperti kursi, bangku,

infokus, dan juga miniature ka’bah.

Page 54: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

43

Akan tetapi ada masalah ketika melakukan praktek yang berada di

halaman KUA, dengan jumlah peserta berjumlah 91 kurang layak jika

praktek dilakukan di halaman KUA. Dari keadaan yang seperti di atas ke

depannya untuk praktek sebisa mungkin agar dilaksanakan di tempat yang

luas, agar gambaran nyata ibadah haji bisa jadi pelajaran.

Dari permasalahan di bagian sarana prasarana ini, pihak KUA harus

mencari solusi yaitu menyediakan tempat praktik manasik haji yang layak

untuk dipakai, seperti mencari lapangan sebagai miniatur Ka’bah dan Padang

Arafah, agar gambaran ketika haji nanti tidak jauh berbeda.

d. Problematika proses bimbingan manasik haji

Di penelitian kali ini, penulis memfokuskan pada aktifitas bimbingan

manasik haji yang berupa interaksi langsung antara jamaah manasik haji

dengan pematerinya. Dalam hal ini akan mengacu kepada standar praktek,

kebijakan lembaga, tujuan proses dan kepuasan jamaah. Maka penulis akan

menjelaskan program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Ciputat

yang mana telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai berikut :

1. Pertemuan pertama

Dalam pertemuan ini di awali dengan pembukaan yang dibuka oleh

kepala Kemenag Kota Tangsel yang juga membahas tentang kebijakan

umum pemerintah tentang perhajian. Dilanjutkan kepada materi kedua

dengan tema “Bimbingan perjalanan haji”, sedangkan pembahasan dalam

tema ini meliputi:

a. Persiapan sebelum ke asrama haji (asrama haji transit)

Page 55: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

44

b. Kegiatan di asrama haji (Embarkasi/Debarkasi)

c. Kegiatan selama di pesawat

d. Kegiatan di bandara Arab Saudi (Madinah/Jeddah) pada saat

kedatangan dan pemulangan

e. Kegiatan dalam perjalanan menuju pemondokan

f. Kegiatan di pemondokan Makkah/Madinah

g. Kegiatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina

h. Kegiatan ziarah di Makkah dan Madinah

Dalam pertemuan kali metode yang digunakan dalam penyampaian materi

adalah ceramah dan Tanya jawab

2. Pertemuan kedua

Pada pertemuan ini materi yang disampaikan adalah “bimbingan

kesehatan haji”, yang bertujuan untuk meengetahui apa saja yang

dipersiapkan dalam hal kesehatan, dalam pertemuan ini membahas :

a. Pelayanan kesehatan terhadap jamaah haji di Tanah Air dan Arab

Saudi

b. Jenis obat-obatan yang boleh dibawa ke Tanah Suci

c. Penanganan dini terhadap jamaah haji

d. Asuransi bagi jamaah dan petugas haji

Di pertemuan yang pertama ini metode yang digunakan dalam

penyampaiannya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab.

Page 56: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

45

Dilanjut ke sesi yang kedua yaitu bertema “Bimbingan

pelaksanaan ibadah haji”, di tema ini membahas tentang pelaksanaan

ibadah haji yaitu :

a. Etika dan Akhlakul Karimah selama pelaksanaan ibadah haji

b. Pengertian Haji Ifrad, Tamattu dan Qiran

c. Macam-macam Dam

d. Pelaksanaan shalat Arba’in

e. Berpakaian dan shalat sunnat ihram

f. Niat dan membaca talbiyah

g. Tawaf

h. Sa’i

i. Tahallul

Pada pertemuan yang kedua ini metode yang digunakan adalah ceramah

dan tanya jawab.

3. Pertemuan ketiga

Di pertemuan yang ketiga ini materi yang disampaikan bertema

“bimbingan pelaksanaan haji/manasik haji”, dalam tema itu berisi

tentang :

a. Ihram/miqot

b. Wukuf di Arafah

c. Mabid di Muzdalifah

d. Mabid di Mina

e. Melontar Jamarot

Page 57: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

46

f. Thawaf Ifadah

g. Tahallul awal dan tahallul tsani

h. Nafar awal dan nafar tsani

Untuk pertemuan yang ketiga ini metode yang digunakan sama dengan

pertemuan yang pertama dan kedua yaitu metode ceramah dan Tanya

jawab.

4. Pertemuan keempat

Dipertemuan yang keempat ini masih dengan tema yang sama dengan

tema di pertemuan yang ketiga, sedangkan pembahasan yang disampaikan

meliputi :

a. Praktik memakai ihram

b. Praktik niat dan shalat sunnat ihram

c. Praktik wukuf, mabid di Muzdalifah dan Mina

d. Praktik melempar Jamarat

e. Praktik thawaf ifadhah

f. Praktik sa’i

g. Praktik tahallul/ memotong rambut

h. Bersuci (wudlu/tayammum di pesawat)

i. Shalat di pesawat

Untuk pertemuan yang keempat ini metode yang digunakan sedikit

berbeda, yaitu selain ceramah dan Tanya jawab ada metode lain yaitu

memaraktikkan pembahasan yang disampaikan.6

6 Panitia Bimbingan Manasik Haji KUA Ciputat 2015, jadwal bimbingan manasik haji KUA Ciputat tahun

2015

Page 58: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

47

Adapun rumusan tujuan yang telah dibuat oleh Kantor Urusan Agama

dan juga kantor Kementerian Agama tingkat kota adalah sebagai

berikut :

1. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dalam hal manasik haji

baik yang bersifat teori maupun praltik, sehingga ibaada haji dapat

terlaksana dengan baik dan benar berdasarkan syariat yang telah

dituntunkan Rasulullah SAW.

2. Meningkatkan pemahaman pelaksanaan haji dan kesadaran berhaji

secara mandiri

3. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya

kesehatan fisik dan mental dalam prosesi haji sejak keberangkatan

hingga pulang ke Tanah Air

4. Memahami hak dan kewajiban para jamaah haji, dengan harapan

seluruh jamaah dapat terlayani dan mendapat perlindungan hukum.

Dari rangkaian proses pelaksanaan bimbingan manasik haji di atas ada

satu masalah yaitu terlalu padatnya materi dalam satu kali bimbingan

manasik haji,dari masalah tersebut ada solusi yaitu meminta kembali

kepada pihak Kementerian Agama untuk mengembalikan pelaksanaan

bimbingan manasik haji ke tujuh kali pertemuan seperti tahun-tahun

sebelumnya.

e. Problematika Hasil Bimbingan Manasik Haji

Problematika hasil ini merupakan sebuah problematika yang diarahkan

kepaada keseluruhan dampak dari program bimbingan manasik haji terhadap

Page 59: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

48

jamaah bimbingan manasik haji. Dalam menentukan problematika di atas ada

dua pertanyaan utama untuk mengupasnya yaitu :

1. Kapan suatu program bisa berhasil dan mencapai tujuan?

2. Bagaimana masyarakat akan berubah menuju kepada yang lebih baik

setelah mendapatkan program tersebut?

Sedangkan untuk kriteria dari keberhasilan meliputi :

a. Berorientasi pada program. Hal ini didasarkan atas keberhasilan suatu

program kepada sasrannya atau kepada populasi yang menadi obyek dari

suatu program.

b. Berorientasi kepada masyarakat. Yang dimaksud disini adalah

keberhasilan masyarakat atau obyek yang disebabkan oleh suatu program.

Contoh dalam hal ini adalah kemandirian jamaah setelah menjalankan dari

program yang diajarkan.

B. Analisa pencapaian hasil pada bimbingan manasik haji

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwasannya tujuan dari bimbingan manasik

haji yang diselenggarakan oleh KUA Kecamatan Ciputat adalah meningkatkan ilmu

pengetahuan dalam hal manasik hai, meningkatkan pemahaman pelaksanaan haji secara

mandiri, meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan fisik

dan mental dalam prosesi haji dan memahami hak serta kewajiban bagi jamaah haji.

Dari hasil temuan penulis bahwa tujuan yang telah ditetapkan di atas sudah terlaksana,

hal ini berdasarkan kemampuan para jamaah yang bisa mengamalkan ilmu-ilmu yang

sudah diperoleh selama mengikuti bimbingan manasik haji, misal jamaah mampu

Page 60: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

49

melafalkan bacaan talbiyah, mampu memakai pakaian ihram dan juga mampu

mengetahui obat-obat apa saja yang sepantasnya dibawa.

C. Upaya-upaya perbaikan

Dalam hal perbaikan pihak Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat harus

memperhatikan pelayanan terbaik buat para jamaah bimbingan manasik haji. Dari

penelitian yang di lakukan penulis merekomendasikan beberapa perbaikan yang

semestinya diperhatikan, antara lain :

1. Sarana prasarana yang berupa tempat praktek yang memadai tidak hanya di halaman

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat.

2. Dalam hal metode penyampaian materi tidak hanya ceramah, Tanya jawab saja, akan

tetapi bisa saja ditambah dengan metode diskusi bertujuan dari jamaah bisa ikut aktif

komunikatif.

3. Durasi waktu agar ditambahkan lagi ke tujuh kali pertemuan.

4. Sosialisasi kepada calon jamaah lebih aktif lagi, kalau perlu didatangi satu-persatu ke

rumah calon jamaah dan juga agar lebih menyasar lagi ke kalangan remaja dan

dewasa.

Page 61: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis serta pemaparan-

pemaparan dari hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan-

kesimpulan sebagai berikut :

1. Problematika yang terjadi di bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan ciputat meliputi empat hal, yaitu

a. peserta

peserta bimbingan manasik haji mempunyai karakteristik

yang beragam, mulai dari jenis kelamin, usia dan juga latar

belakang pendidikan peserta manasik haji. Dari segi jenis

kelamin, peserta manasik haji di KUA Ciuputat didominasi

oleh perempuan, hal ini juga terjadi ketika bimbingan

manasik haji.

Dari segi umur, calon jamaah didominasi oleh golongan

lansia awal dan akhir yang berjumlah 52 orang, dari golongan

dewasa berjumlah 27 orang, remaja berjumlah 3 orang dan

manula berjumlah 9 orang. Dari uraian golongan tersebut bisa

menjadi problem dikarenakan jumlah lansia dan manula bisa

dikatakan banyak dan hal ini akan menghambat dalam

penerimaan materi pada saat bimbingan manasik haji.

Page 62: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

51

b. Pembimbing atau pemateri

Pembimbing bimbingan manasik haji sudah sesuai dengan

standar yang diajukan oleh pihak KUA Kecamatan Ciputat.

c. Materi

yang disampaikan kepada peserta manasik atau calon jamaah

haji sudah sesuai dengan yang dikeluarkan oleh pihak

Kementerian Agama Pusat, tetapi metode penyampaian

kurang bervariasi dan monoton.

d. Sarana dan praasarana

Sarana dan prasarana yang disediakan untuk bimbingan

manasik haji sudah cukup layak untuk menampung para

peserta manasik haji, akan tetapi sarana untuk praktek

manasik haji masih kurang layak.

Page 63: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

52

B. Saran-saran

Dari data yang sudah dijelaskan di atas, dengan ini penulis

memberika beberapa saran yang mungkin bisa dijadikan sebagai

bahan evaluasi untuk mendatang

1. Memperkuat fungsi KUA mengenai pelayanan terhadap

masyarakat khususnya calon jamaah haji dalam hal sosialisasi

bimbingan manasik haji

2. Menghimbau kepada calon jamaah haji untuk tetap mengikuti

bimbingan manasik haji walaupun sudah mengikuti manasik haji

di KBIH, karena setiap calon jamaah haji mempunyai hak

bimbingan manasik haji.

3. Memberikan tempat praktek manasik haji yang lebih layak, tidak

hanya di halaman KUA saja.

4. Memaksimalkan peran KUA dalam bimbingan dan informasi haji

dengan cara merevisi tugas pokok dan fungsi KUA, yang

bertujuan juga nmenjadi barisan terdepan dalam pemberian

bimbingan haji dan pasca haji.

Page 64: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

53

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Haji dari Masa ke

Masa, (Jakarta: Direktorat jendral penyelenggaraan Haji dan

Umroh, 2012)

J. Moloeng, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009)

Kementerian Agama, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun

2008 tentang penyelenggaraan ibadah Haji. Jakarta: Dirjen PHU,

2009.

Kementerian Agama, Peraturan Menterri Nomor 14 tahun 2012 tentang

Bimbingan Manasik Haji. Jakarta : Dirjen PHU, 2013.

Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2008)

Rosyadi Ruslan, metode penelitian publik relations dan komunikasi,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 29-30

M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2003), cet. Ke-2

.

Sutrisno Hadi, Metode research III, (yogjakarta: Yayasan penerbitan

fakultas psikologi UGM, 1984)

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, : Bulan Bintang,

2002)

Syukir, Dasar-dasar strategi dakwah Islami, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1983)

Berny Gomulya, Problem Solving and Decision Making For Improvement,

(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), cet. ke-4

Andi Mappiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2006), ed.1.

Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Jakarta : Usaha Nasional,

1994)

Hallen, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : Quantum Teaching, 2005),

cet ke-3

Dede Imadudin, mengenal Haji, (Jakarta : PT Mitra Aksara Panaitan, 2011)

DR. Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta : Mitra

Abadi Press, 2008)

Page 65: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.

54

Abdul aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2013), cet. Ke-3.

Latif Hasan dan Nijam Ahmad, “Manajemen Hajji” (Jakarta : Zikrul

Hakim,2003), Cet ke-2.

Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

Tuntunan Manasik Haji dan Umrah (Jakarta, 2013)

H. Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1999)

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002)

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqh Praktis, (Bandung : Penerbit Mizan,

1999), cet. Ke-1.

Udin Wahyyudin, Fiqih (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2008)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29235/3/Chapter%2011.pd

f , Senin, 07 Maret 2016, 14:45

http://catatanbk.blogspot.co.id , senin, 07 Maret 2016, 19:55

www.kemenag.go.id > id2=kepmenag, Senin, 07 Maret 2016, 20:30

http://ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/2012/05/kategori-umur.html selasa, 03 Mei 2016, pukul 13.30

Page 66: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 67: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 68: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 69: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 70: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 71: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 72: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 73: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.
Page 74: PROBLEMATIKA BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KANTOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34067/1/ALAN... · penyampaian materi yang hanya ceramah dan sesi Tanya jawab.