Alan Burhannudin.pdf
-
Upload
dany-rahmatullah -
Category
Documents
-
view
246 -
download
5
Transcript of Alan Burhannudin.pdf
-
i
PENGENTASAN KRISIS TENAGA PENGAJAR DI KAWASAN
HINTERLAND BATAM MELALUI PENGABDIAN PUTRA
DAERAH PENERIMA BEASISWA
Disusun oleh:
Alan Burhannudin 4211301048 (Angkatan 2013)
Ariswandi 4211301056 (Angkatan 2013)
Wahyuni Purnama 4311301089 (Angkatan 2014)
POLITEKNIK NEGERI BATAM
BATAM
2014
-
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT, karna atas berkat dan
rahmat-Nya, penulisan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2014 yang berjudul
pengentasan krisis tenaga penagajar melului pengabdian mahasiswa hinterland
penerima beasiswa ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang terlibat
dalam penyelesaian penulisan karya ilmiah ini baik alam bentuk informasi maupun
bimbingan untuk dalam membuat karya ilmiah dengan baik .
Semoga LKTI ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis sadari bahwa
karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya tulis ini. Akhir
kata penulis berharap agar LKTI ini dapat dimanfaatkan sebagaimana semestinya.
-
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... v
RINGKASAN ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 2
Latar belakang ................................................................................................ 3
Tujuan ........................................................................................................... 4
Manfaat .......................................................................................................... 5
GAGASAN ................................................................................................................ 5
Letak Geografis dan Pendidikan DI Kota Batam ........................................... 5
Permasalahan Tenaga Kerja Di Hinterland .................................................... 6
Solusi kekinian Yang pernah diterapkan Pemerintah Kota batam ................. 7
Pemberdayaan Putra daerah penerima beasiswa Sebagai Solusi
Preventif untuk mengentaskan Krisis Guru Di Hinterland ............................ 7
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian Pengentasan
Krisis Tenaga Pengajar Melalui Penagbdian Mahasiswa Hinterland
Penerima Beasiswa ........................................................................................ 8
Langkah-langkah strategis yang Harus Dilakukan Untuk
Mengimplementasikan gagasan. .................................................................... 10
KESIMPULAN ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13
LAMPIRAN ............................................................................................................... 14
-
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pulau Batam dan Pulau-pulau kecil di sekitarnya .................................... 5
-
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data jumlah guru PNS dan honor di setiap sekolah yang berada di
luar pulau Batam ......................................................................................................... 5
Tabel 2. Langkah-langkah Pengimlementasian program pengentasan krisis tenaga
pengajar di kawasan hinterland di batam melalui pengabdian mahasiswa hinterland
penerima beasiswa ....................................................................................................... 12
-
1
RINGKASAN
Kualitas pendidikan di kawasan hinterland batam masih rendah. Hal ini
dapat dilihat dari lima sekolah menengah atas (SMA) di kawasan hinterland yang
hanya membuka jurusan IPS saja. sekolah-sekolah tersebut yaitu SMAN 13 di Teluk
Sunti, SMAN 7 di Kasu, SMAN 11 di PulauBuluh, SMAN 9 di Karasdan dan SMAN
6 di Air Raja. Tidak dibukanya jurusan IPA dikarenakan kurangnya tenaga pengajar
untuk bidang eksakta seperti matematika, fisika, kimia dan biologi(Jpnn, 28
november 2014).
Kurangnya tenaga pengajar di kawasan hinterland batam disebabkan
terbatasnya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk guru seperti, tersedianya
air bersih, listrik dan transportasi yang memadai. Sehingga, sangat sedikit PNS yang
mau ditempatkan di kawasan hinterland. Pemerintah kota batam telah berupaya untuk
mengentaskan masalah ini dengan mengusulkan penambahan intensif untuk guru
yang bertugas di hinterland (Batampos, 28 november 2014). Namun, sampai di
penghujung tahun 2014, penambahan intesif untuk guru di hinterland masih belum
terealisasikan (ciputranews, 28 november 2014). Selain itu, pemko batam juga
berupaya dengan mengangkat guru honor walau langkah itu bertentangan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2005 tentang Larangan Pemda Mengangkat
honorer.
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini yaitu mengentaskan krisis
tenaga pengajar di kawasan hinterland batam dengan memberdayakan mahasiswa
-
2
penerima beasiswa untuk menjadi tenaga pengajar di kawasan hinterland batam guna
meningkatkan mutu pendidikan di kawasan hinterland.
Teknik implementasi akan dibagi menjadi tiga tahap pokok yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring. Tahap perencanaan terdiri dari empat sub-
tahap yaitu: (1) tahap (2) tahap pemetaan pihak-pihak terkait, (3) pengumpulan data
fisik,(4) rancangan anggaran biaya. Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga sub-tahap
yaitu: (1) tahap sosioalisai, (2) tahap pendataan calon tenaga pengajar, dan (3) tahap
pemetaan sekolah untuk tenaga pengajar. Tahap monitoring terdiri dari dua tahap
yaitu: (1) tahap monitoring dan (2) tahap evaluasi.
Perencanan yang matang dan pelaksanaan yang baik serta diiringi dengan
monitoring yang berkala akan mengahasilkan manfaat yang maksimal. Sehingga
permasalahan rendahnya pendidikan di daerah hinterland yang disebabkan oleh
kurangnya tenaga pengajar dapat diatasi dengan baik.
-
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepulauan Riau sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki persentase
wilayah yang kurang lebih dari 95% adalah lautan. Itu artinya hanya sekitar 5%
merupakan daratan dan sebagian besar terdiri dari pulau-pulau kecil yang hanya bisa
dijangkau dengan transportasi laut. Demografi wilayah ini membawa dampak seperti
pisau bermata dua. Disatu sisi wilayah kepulauan tersebut menyimpan potensi
kelautan yang sangat menggiurkan terutama di bidang perikanan dan pariwisata.
Namun di sisi lain, hal tersebut membawa masalah baru seperti pembangunan yang
tidak merata atau dalam definisi lain pembangunan hanya berfokus pada pulau-pulau
besar utama seperti pulau Batam, pulau Bintan dan pulau Karimun.
Ketidakmerataan pembangunan terlihat jelas di Batam yang merupakan pusat
perindustrian dengan perkembangan paling pesat di provinsi Kepulauan Riau. Akan
halnya kabupaten/kota lain di provinsi Kepulauan Riau, Batam juga terdiri dari
banyak pulau seperti pulau Rempang, pulau Galang dan pulau-pulau lainnya yang
mengitari kota industri tersebut. Namun, pulau-pulau tersebut seakan diacuhkan oleh
pemerintah daerah. Berbagai macam masalah timbul mulai dari masalah ekonomi
hingga pendidikan.
Terutama di bidang pendidikan, pulau-pulau di luar Batam yang biasa disebut
daerah hinterland tersebut mengalami masalah yang cukup kompleks. Mulai dari
persebaran fasilitas pendidikan yang tidak merata tiap pulaunya, hingga masalah
tenaga pengajar yang minim kuantitasnya terkhusus di bidang eksakta.
-
4
Minimnya jumlah tenaga pengajar tersebut mengakibatkan sekolah-sekolah
khususnya tingkat atas (SMA) yang berada di daerah hinterland hanya membuka
jurusan IPS. Sekolah tersebut yaitu SMAN 13 di Teluk Sunti, SMAN 7 di Kasu,
SMAN 11 di Pulau Buluh, SMAN 9 di Karas dan SMAN 6 di Air Raja. Banyaknya
guru PNS yang yang di tempatkan di sekolah tersebut bisa dilihat dari tabel berikut.
Nama Sekolah Lokasi Jumlah Guru PNS Jumlah Guru
Honor
SMAN 13 Teluk Sinti 8 12
SMAN 7 Pulau Kasu 6 15
SMAN 11 Pulau Buluh 7 14
SMAN 9 Pulau Karas 2 15
SMAN 6 Pulau Air Raja 8 13
Tabel 1. Data jumlah guru PNS dan honor di setiap sekolah yang berada di luar pulau
Batam. (Sumber: Dinas Pendidikan Kota Batam, 2012).
Kurangnya tenaga pengajar memaksa sekolah untuk mengangkat sejumlah putra
daerah yang lulusan SMA untuk mengajar di sekolah. Pengangkatan putra daerah
lulusan SMA untuk menjadi tenaga pengajar mungkin bisa menyelesaikan
permasalahan mengenai kekurangan tenaga kerja yang terjadi di sekolah tersebut.
Namun, tenaga pengajar yang berasal dari lulusan SMA masih belum memiliki
kompetensi yang mumpuni. Sehingga dibutuhkan beberapa pelatihan khusus untuk
dapat menjadi tenaga pengajar di kawasan hinterland.
-
5
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan karya tulis ini adalah terciptanya
suatu solusi preventif dalam menanggulani masalah yang terjadi di kawasan
hinterland batam, khususnya di bidang pendidikan. Penulis telah merancang suatu
gagasan yang bersifat preventif dan sangat cocok untuk diaplikasikan di kawasan
hinterland batam yaitu pemanfaatan putra daerah penerima beasiswa sebagai
pengentasan krisis tenaga pengajar yang terjadi di kawasan hinterland batam. solusi
ini dinilai preventif karena menyelesaikan segala masalah yang di hadapi oleh
pemerintah ketika memaksakan PNS yang bukan berasal dari daerah tersebut untuk
menjadi guru dan menetap di kawasan tersebut. Seperti PNS tidak nyaman dengan
fasilitas yang disediakan pemerintah. Akan tetapi jika putra daerah yang menjadi
tenaga pengajar dan ditempatkan di kawasan tersebut, tidak akan terjadi
permasalahan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan karena telah menjadi
kebiasaan sehari-hari.
Manfaat
Karya tulis ini diharapkan dapat memeberikan solusi yang sangat preventif
dan efektif untuk penyelesaian permasalahan pendidikan yang terjadi di kawasan
hinterland batam, dan bisa menjadi pertimbangan kepada pemerintah kota batam
untuk mengimplementasikan setiap usulan yang disampaikan di karya tulis ini.
-
6
GAGASAN
Letak Geografis dan Pendidikan Di Kota Batam
Batam sebagai salah satu kota di provinsi Kepulauan Riau memiliki
demografi wilayah berupa kepulauan. Terdiri dari Batam sebagai pulau utama
(mainland), pulau Rempang, pulau Galang dan banyak pulau-pulau lainnya yang pada
umumnya hanya bisa dijangkau dengan transportasi laut. Demografi wilayah tersebut
membawa dampak negatif terutama bagi penduduk pulau-pulau kecil (hinterland)
mulai dari ekonomi yang tidak merata perkembangannya dibanding daerah mainland,
hingga masalah pendidikan akibat kurangnya sarana dan prasarana seperti sekolah
dan tenaga pengajar.
Gambar 1. Pulau Batam dan Pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Permasalahan Tenaga Kerja Di Hinterland
Pulau-pulau kecil di sekitar batam sering dianggap sebagi beban ekonomi oleh
pemerintah. Karena untuk membangun perokonomian daerah hinterland dibutuhkan
biaya yang sangat banyak. Padahal, apabila daerah-daerah hinterland memiliki
-
7
potensi yang cukup menjanjikan di bidang pariwisata dan bidang maritim. Namun
karena pemerintah belum berani untuk menggelontorkan dana untuk pembangunan
daerah hinterland, akhirnya sampai saat ini masyarakat hinterland masih susah untuk
mendapatkan air bersih, aliran listrik, dan fasilitas umum lainya seperti jalan dan
trasnportasi. Untuk mendapatkan air bersih masyarakat mengandalkan sumur dan air
hujan yang ditampung ke dalam bak penampungan. Aliran listrik pun masih belum
bisa dinikmati oleh maysrakat hinterland secara utuh, karena aliran listrik hanya
hidup selama 6 jam dalam sehari dari jam 6 sore sampai jam 12 malam (Ikhsan,
2014). Ini dikarenakan maysarakat sekitar masih mengandalkan genset untuk
mengalirkan listrik ke sekitar rumah penduduk.
Kondisi ini berdampak negative juga terhadap perkembangan pendidikan
mayarakat pesisir. Selain karena kurangnya sarana prasarana sekolah yang disediakan
oleh pemerintah dan buruknya fasilitas di daerah hinterland batam, mengakibatkan
guru-buru tidak mau ditempatkan di hinterland batam. Sehingga, sampai saat ini
masih ada lima sekolah tingkat SMA yang tidak membuka jurusan IPA dikarenakan
tidak adanya guru untuk bidang eksakta seperti matematika, fisika, kimia, dan
biologi. kurangnya guru tidak hanya di tingkat SMA saja, tetapi di tingkat SD dan
SMP pun masih banyak yang kekurangan seperti yang terjadi di MTS Darurrahman
kecamatan sijantung. Untuk mengisi kekurangan guru, kepala sekolah MTS
Darurrahman terpaksa mengangkat luluan SMA untuk menjadi guru honor di sekolah
tersebut. SD di pulau buluh pun masih kekurangan tenaga pengajar. Alasanya sama
dengan kasus di pulau lain. Hanya sedikit guru yang mau ditempatkan di daerah
hinterland meskipun sudah menerima surat SK dari pemerintah kota batam, meraka
-
8
masih menemukan banyak kesulitan, Seperti jarak yang jauh, tidak terbiasa dengan
air dan takut menggunakan speedboat- speedboat kecil (Rudiarto, 2013).
Solusi kekinian Yang pernah diterapkan Pemerintah Kota batam
Pemerintah kota batam telah mencoba melakukan penanggulan masalah
kurangnya tenaga pengajar di daerah hinterland dengan menambahkan intensif
kepada guru yang bertugas di daerah hinterland. dengan harapan, akan banyak guru-
guru dari mainland yang bersedia untuk ditempatkan di daerah hinterland. selain itu,
pemerintah juga mengangkat guru honor untuk menjadi guru di daerahnya masih-
masing. Meskipun hal ini bertentangan dengan peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun
2005 tentang Larangan Pemda Mengangkat honorer. Tetapi, ini terpaksa dilakukan.
Meskipun sampai sekarang masih belum membuahkan hasil.
Pemberdayaan Putra daerah penerima beasiswa Sebagai Solusi Preventif untuk
mengentaskan Krisis Guru Di Hinterland
Masalah yang paling krusial dalam kasus ini adalah tidak betahnya guru yang
bukan berasal dari hinterland karena fasilitas umum yang sangat terbatas. Ada dua
opsi untuk untuk menyelesaikan pemasalahan ini. Opsi pertama, dibangunya
infrastruktur yang mememadai mulai dari transportasi darat maupun laut, pemasokan
listrik yang keseluruh wilayah diluar batam, penyediaan air bersih yang cukup untuk
seluruh wilayah hinterland sehingga kondisi setempat tidak lagi menjadi masalah bagi
tenaga pengajar. Opsi kedua: memberdayakan putra daerah yang telah wisuda untuk
dijadikan sebagai tenaga pengajar di kawasan hinterland. Opsi pertama yaitu
-
9
memperbaiki infrastruktur di kawasan hinterland sudah pasti akan mengeluarkan
banyak dana yang sangat banyak dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sedangkan, kebutuhan tenaga pengajar sedang sangat dibutuhkan pada saat ini.
Sehingga pemnbangunan infrastruktur di kawasan hinterland batam untuk
memberikan kenyamanan pada tenaga pengajar yang ditugaskan di kawasan
hinterland tidak tepat. Opsi kedua yaitu meberdayakan putra derah yang telah wisuda
untuk mengembangkan daerahnya masing-masing. sehingga jika putra daerah yang
menjadi tenaga pengajar, kondisi yang kurang kondusif tidak akan menjadi
permasalahan karena telah beradaptasi sejak kecil. Oleh karena itu penulis menggagas
memberdayakan mahasiswa putra daerah peneraima beasiswa untuk menjadi guru di
kawasan hinterland batam adalah solusi yang tepat untuk kondisi saat ini.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian Pengentasan Krisis
Tenaga Pengajar Melalui Penagbdian Mahasiswa Hinterland Penerima Beasiswa.
Berikut adalah pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu
pengimplementasian projek pengentasan krisis tenaga pengajar melalui pengabdian
mahasiswa hinterland penerima beasiswa.
Pemerintah Pusat
Peran pemerintah dalam menyukseskan projek pengentasan krisis tenaga
pengajar di kawasan hinterland di batam melalui pengabdian mahasiswa hinterland
penerima beasiswa ini diantaranya: Menambah kuota penerima beasiwa untuk
kawasan hinterland batam khususnya(1). Mendata jumlah sekolah yang berada di
kawasan hinterland batam berikut dengan tempat lokasi dan kondisi sekolah tersebut
-
10
dan jumlah tenaga guru yang dibutuhkan untuk setiap sekolah. Dalam hal ini
pemerintah bekerja sama dengan pemerintah kota Batam untuk mendata semuanya
(2). Melakukan sosialisasi pengentasan krisis tenaga pengajar di kawasan
hinterland di batam melalui pengabdian mahasiswa hinterland penerima beasiswa
kepada masyarakat, terutama mengenai pentingnya peran aktif masyarakat hinteland
dan mahasiswa hinterland untuk teralaksanya dengan baik. Dalam melakukan
sosialisai, pemerinatah bisa bekerja sama dengan instansi lain atau pun dari
mahasiswa sendiri untuk mengsosialisaikan program ini(3). Melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengentasan krisis tenaga pengajar di kawasan
hinterland di batam melalui pengabdian mahasiswa hinterland penerima
beasiswa(4).
Pemerintah Kota Batam
Peran pemerintah kota batam dalam menyukseskan projek pengentasan krisis
tenaga pengajar di kawasan hinterland di batam melalui pengabdian mahasiswa
hinterland penerima beasiswa ini diantaranya: Melakukan pendataan jumlah sekolah
yang tersebar di seluruh wilayah hinterland dan jumlah guru yang kurang(1).
Memberikan beasiswa daerah kepada siswa-siswa hinterland(2).
Mahasiswa hinterland
Peran mahasiswa hinterland dalam menyukseskan projek pengentasan krisis tenaga
pengajar di kawasan hinterland di batam melalui pengabdian mahasiswa hinterland
penerima beasiswa ini diantaranya: Mendukung program ini dengan cara menerima
program ini dan melakukan penagabdian sebagai tenaga pengajar di daerah kawasan
-
11
hinterland batam (1). Menjadi agen sosialisasi kepada masyarakat dan mahasiswa lain
mengenai program ini
Langkah-langkah Pengimlementasian program pengentasan krisis tenaga
pengajar di kawasan hinterland di batam melalui pengabdian mahasiswa
hinterland penerima beasiswa
Tahap Pokok Sub Tahap Keterangan
Perencanaan Pemetaan pihak-
pihak terkait
Pada tahap ini, pemerintah kota batam
memetakan pihak-pihak yang terkait dengan
pelakanaan pengentasan krisis tenaga
pengajar di kawasan hinterland di batam
melalui pengabdian mahasiswa hinterland
penerima beasiswa. Lengkap dengan
deskripsi kerja pihak-pihak tersebut.
Pengumpulan
data fisik
Pengumpulan data fisik berupa banyaknya
mahasiswa di hinterland, jumlah sekolah di
hinterland dan prediksi jumlah tenaga
pengajar yang dibutuhkan.
Rancangan
Anggaran Biaya
Membuat rancangan kasar mengenai biaya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program ini.
-
12
Pelaksanaan Sosialisasi sosialisasi dilakukan oleh pihak-pihak terkait
kepada masyarakat hinterland dan sekolah-
sekolah. Untuk member pemahaman
mengenai program ini.
Pendataan calon
tenaga pengajar.
Pada tahap ini pemerintah kota batam
mengumpulkan data-data mahasiswa
hinterland yang telah wisuda untuk diajukan
sebagai calon tenaga pengajar di kawasan
hinterland.
Pemetaan
sekolah unuk
tenaga pengajar
Pendistribusian tenaga pengajar ke sekolah-
sekolah yang berada di kawasan hinterlans
batam.
Evaluasi Monitoring Tahap monitoring dilakukan secara berkala
guna mengetahui efektifitas dan preventifitas
dari program ini dalam menyelesaikan krisis
tenaga pengajar di kawasan hinterland batam.
Evaluasi Tahap evaluasi dilaksanakan berdasarkan
informasi yang diperoleh dari tahap
monitoring. Jika ada hal yang kurang efektif
atau pun mengalami permasalahan baik
secara teknis atau pun permasalahan dari
sekolah itu sendiri.
-
13
Tabel 2. Langkah-langkah Pengimlementasian program pengentasan krisis
tenaga pengajar di kawasan hinterland di batam melalui pengabdian mahasiswa
hinterland penerima beasiswa
Kesimpulan
Kualitas pendidikan di daerah hinterland masih sangat rendah. Hal ini
dikarenakan tidak memadainya tenaga kerja yang kompetensi akibat sedikitnya minat
guru untuk mngajar di kawasan hinterland karena kondisi di kawasan hinterland
yang tidak kondusif. Program pemerdayaan mahasiswa putra daerah untuk menjadi
tenaga pengajar dilihat sangat preventif unuk masalah kurangnya tenaga penagajar di
kawasan hinterland kota batam. Karena, tenaga pengajar dari luar batam tidak
bertahan lama mengajar di kawasan hinterland disebabkan oleh kondisi yang tidak
sesuai. Sedangkan, bagi putra daerah kondisi seperti itu sudah hal yang biasa
sehingga tidak harus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan disekitar.
Teknik implementasi akan dibagi menjadi tiga tahap pokok yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring. Tahap perencanaan terdiri dari tahap
pemetaan pihak-pihak terkait, pengumpulan data fisik, rancangan anggaran biaya.
Tahap pelaksanaan terdiri dari tahap sosioalisai, tahap pendataan calon tenaga
pengajar, dan tahap pemetaan sekolah untuk tenaga pengajar. Tahap monitoring
terdiri dari tahap monitoring dan tahap evaluasi.
Perancanaan yang matang dan pelaksanaan program dengan evauasi yang
baik dan berkesinambungan akan menghasilkan manfaat secara maksimal. Dengan
berjalanya program ini kawasan hinterland batam tidak akan kekurangan lagi tenaga
-
14
pendidik dan, dan dapat menciptakan kualitas pendidikan di kawasan hinterland
menjadi semakin baik.
-
15
DAFTAR PUSTAKA
Rafki Rs, 2014. Kenapa Mutu Pendidikan Di Batam Rendah?. [online].
Tersedia pada: http://fe.umrah.ac.id/?p=47.
Diakses pada: 28 November 2014.
Yj Naim, 2014. Kualitas Pendidikan Pesisir Batam Rendah. [Online]. Tersedia
pada: http://kepri.antaranews.com/berita/24410/kualitas-pendidikan-
pesisir-batam-rendah. Diakses pada: 28 November 2014.
http://fe.umrah.ac.id/?p=47http://kepri.antaranews.com/berita/24410/kualitas-pendidikan-pesisir-batam-rendahhttp://kepri.antaranews.com/berita/24410/kualitas-pendidikan-pesisir-batam-rendah
-
16
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Penyusun
A. Identitas Diri Ketua pengusul
1 Nama Lengkap Alan Burhannudin
2 Jenis Kelamin Laki-laki (L)
3 Program Studi Teknik Mekatronika
4 NIM 4211301048
5 Tempat dan Tanggal Lahir Subang, 4 februari 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 089690680160
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi Arif Rahman
Hakim
SMPN 2
Pusakanegara
SMA
Muhammadiyah 1
Batam
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk - Lulus 2000-2006 2006-2009 2010-2013
-
17
A. Identitas Diri Anggota I
1 Nama Lengkap Ariswandi
2 Jenis Kelamin Laki-laki (L)
3 Program Studi Teknik Mekatronika
4 NIM 4211301054
5 Tempat dan Tanggal Lahir Balai Panjang, 3 Oktober 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 085668712293
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN 02 balai
Panjang
SMPN 1 Lareh
Sago Halaban
SMK N 2
Payakumbuh
Jurusan - - Listrik
Tahun Masuk - Lulus 2000-2006 2006-2009 2010-2013
-
18
A. Identitas Diri Anggota II
1 Nama Lengkap Wahyuni Purnama
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Multimedia dan Jaringan
4 NIM 4311301089
5 Tempat dan Tanggal Lahir -
6 E-mail -
7 Nomor Telepon/HP -
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan - - -
Tahun Masuk - Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2014
Semua data yang saya isikan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan sebenarnya, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi memenuhi
persyaratan mengikitu lomba karya tulis ilmiah yang berjudl Pengentasan Krisis
Tenaga Pengajar Di kawasan hinterland Batam melalui Pemberdayaan Putra
Daerah Penerima Beasiswa.