Print komunitas

24
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Nama Komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana yaitu dengan memberi nama menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, dan hutan jati. Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan: 1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil. 2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dan lain-lain. 3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.

description

komunitas siap

Transcript of Print komunitas

Page 1: Print komunitas

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada

suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu

sama lain. Nama Komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-

sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana yaitu dengan memberi nama

menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas

seperti padang rumput, padang pasir, dan hutan jati. Cara yang paling baik untuk

menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas,

baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat

berdasarkan:

1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup

atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati,

atau dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan

sklerofil.

2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas

hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dan lain-

lain.

3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe

metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti

iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang

terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.

Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar

dapat dibagi dalam dua bagian yaitu (1) Komunitas akuatik, komunitas ini

misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam, (2)

Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di

hutan, di padang rumput, di padang pasir, dan lain-lain.

Page 2: Print komunitas

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunitas

 Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup

pada suatu daerah dalam waktu tertentu yang saling berinteraksi dan

mempengaruhi satu sama lain. Komunitas ialah beberapa kelompok

makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan,

misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup

membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Perubahan komunitas

yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus

sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis

tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan

akan selalu terjadi.  Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin

dapat dicapai.  Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni

baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.

Tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam berbagai komunitas

dengan fungsi yang berbeda. Kombinasi antara habitat, tempat suatu spesies

hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu memberikan pengertian nicia

(niche). Konsep nicia ini penting karena selain dapat digunakan untuk meramal

macam tumbuhan dan hewan yang yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas,

juga dipakai untuk menentukan kepadatan serta fungsinya pada suatu musim. 

Kepadatan individu dalam suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan

pengertian keanekaragaman. Istilah ini dapat diterapkan pada berbagai bentuk,

sifat, dan ciri suatu komunitas. Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies dan

keanekaragaman dalam pola penyebaran.  Margalef (1958) mengemukakan bahwa

untuk menentukan keanekaragaman komunitas perlu dipelajari aspek

keanekaragaman dalam organisasi komunitasnya.  Misalnya mengalokasikan

individu populasinya ke dalam spesies, menempatkan spesies tersebut ke

dalam habitatnya, menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut 

dan menempatkan setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan

Page 3: Print komunitas

fungsinya. Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi makhluk hidup lain, juga

mengalami serta menjalani siklus hidup. Komunitas ditinjau dari segi fungsinya,

tumbuhan dan hewan dari berbagai jenis yang hidup secara alami di suatu tempat

membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya setiap individu menemukan

lingkungan yang dapat memunuhi kebutuhan hidup, dalam kumpulan ini terdapat

pula kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan hubungan timbal

balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini terbentuk suatu

keterpaduan. Kelompok seperti itu yang mana tumbuhan dan hewannya secara

bersama telah menyesuaikan diri dan mempunyai suatu tempat alami disebut

komunitas. Konsep komunitas cukup jelas, tetapi pengenalan dan penentuan batas

komunitas tidaklah mudah. Komposisi suatu komunitas ditentukan oleh seleksi

tumbuhan dan hewan yang kebetulan mencapai dan mampu hidup di tempat

tersebut, dan kegiatan yang terjadi dalam komunitas bergantung pada penyesuaian

diri setiap individu terhadap faktor-faktor fisik dan biologi yang ada di tempat

tersebut.

Ditinjau dari segi deskritif suatu komunitas dicirikan oleh komposisinya

yang tertentu. Perubahan komposisi jenis di isi suatu komunitas lain sangat nyata,

dan bila jenis-jenis utama dari dua komunitas berbeda maka batas antara

komunitas itu akan jelas pula. Tetapi dapat pula perubahan komposisi jenis itu

terjadi secara berangsur-angsur sehingga batas antara komunitas itu tidak jelas.

Perubahan-perubahan komposisi berkaitan dengan perubahan faktor-faktor

lingkungan, misalnya topografi, kelembapan, tanah, tamperatur dan iklim (bila

mencakup kawasan yang luas).

Suatu komunitas dapat mengkarakteristikkan suatu unit lingkungan yang

mempunyai kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan seperti ini

disebut biotop. Hamparan lumpur, pantai pasir, gurun pasir dan unit lautan

merupakan contoh biotop. Disini biotop ditentukan oleh sifat-sifat fisik. Biotop-

biotop lain dapat pula dicirikan oleh unsur organisme nya, misalnya pada alang-

alang, hutan tusam, hutan cemara, rawa kumpai, dan sebagainaya.

Dalam suatu komunitas pengendali kehadiran jenis-jenis dapat berupa satu

atau beberapa jenis tertentu atau dapat pula sifat-sifat fisik habitat, walaupun tidak

Page 4: Print komunitas

ada batas yang nyata antara keduanya serta kedua-duanya dapat saja beroperasi

secara bersama-sama atau saling mempengaruhi. Misalnya saja kondisi tanah,

topografi, elefasi, dan iklim yang memungkinkan cemara gunung ( casuarina

junghuhniana ) untuk berkembang biak di suatu tempat, dan pada gilirannya

kehadiran jenis cemara ini menciptakan lingkungan tertentu yang cocok untuk

pertumbuhan jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Suatu jenis yang dalam suatu

komunitas jenis dominan, atau dapat dikatakan pula sebagai jenis yang dominan.

Dikawasan tropika jarang sekali  terjadi komunitas alami didominasi oleh

satu jenis, dan bila ada biasanya komunitas tersebut mempunyai habitat yang

ekstrim yang hanya jenis-jenis tertentu saja yang dapat toleran dan mampu hidup

pada habitat tersebut. Sebagai contoh, kita ambil hutan manggrove yang

didominasi oleh beberapa jenis saja dan masing-masing jenis menjadi dominan

pada kondisi habitat tertentu. Pada umumnya dikawasan tropik setiap jenis

mempunyai kedudukan yang hampir sama, tidak ada yang dominan.

Karekteristik komunitas dikawasan tropis adalah keanekaragaman jenis

tinggi. Keanekaragaman ( diversity ) adalah jumlah jenis tumbuhan atau hewan

yang hidup pada suatu tempat tertentu. Dihutan Kalimantan misalnya dalam satu

hektar teradapat pohon ( dengan diameter lebih dari 10 cm ) sebanyak kurang

lebih 400-500 yang tergolong dalam 150-200 jenis, sehingga rata setiap  jenis

hanya mempunyai kurang lebih 2 pohon perhektar. Tidak demikian halnya

dikawasan beriklim sedang dan dingin. Dalam satu hektar mungkin hanya

terdapat 10-20 jenis saja, bahkan kurang dari itu.

Keanekaragaman kecil terdapat pada komunitas yang terdapat pada

daerah dengan lingkungan yang ekstrim, misalnya kering, tanah miskin, dan

pegunungan tinggi. Sementara itu keanekaragaman tinggi terdapat di daerah

dengan lingkungan optimum. Hutan tropika adalah contoh komunitas yang

mempunyai keanekaragaman tinggi, seperti dicontohkan pada hutan di

Kalimantan. Sementara ahli-ahli ekologi berpendapat bahwa komunitas yang

mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi itu stabil sehingga sering dikatakan

diversity is stability. Tetapi ada juga ahli-ahli yang berpendapat sebaliknya,

bahwa keanekaragaman tidak selalu berarti stabilitas.

Page 5: Print komunitas

Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat

komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana dengan memberi nama

menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas

seperti padang rumput, padang pasir, dan hutan jati. Cara yang paling baik untuk

menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas,

baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat

berdasarkan :

1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau

indikator  lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau dapat

juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.

2.  Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan

lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dan lain-lain.

3.  Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe

metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim,

misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata

sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.

2.2 Pembagian Komunitas

Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar

dapat dibagi dalam dua bagian yaitu,

1.  Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau,

di sungai, di parit atau di kolam.

2.  Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di

pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dan lain-lain.

Menurut Nybakken (1988) bagi tumbuhan akuatik, intensitas cahaya

sangat menentukan penggunaan energi untuk fotosintesis. Tumbuhan kekurangan

energi jika intensitas cahaya berkurang. Semakin cerah suatu perairan semakin

jauh cahaya matahari yang dapat tembus kedalam perairan dan dengan

demikian akan banyak ditemukan tumbuhan laut seperti lamun yang

memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Pada umumnya

Page 6: Print komunitas

perairan organik lebih cerah daripada perairan pantai yang banyak bahan-bahan

berbentuk partikel dan bahan terlarut yang terdapat didalamnya.  

Komunitas adalah kumpulan populasi yang hidup didaerah tertentu atau

habitat fisik tertentu dengan satuan yang terorganisir. Selanjutnya, dikatakan

bahwa komunitas merupakan suatu sistem dari kumpulan populasi yang hidup

pada area tertentu dan terorganisasi secara luas dengan karakteristik tertentu, serta

berfungsi sebagai kesatuan transformasi metabolisme (Odum,1971). Beberapa

karakteristik struktur komunitas yang biasanya dijadikan petunjuk adanya

ketidakstabilan ekologis meliputi: keseragaman, dominansi, keragaman, dan

kelimpahan ( Krebs, 1997). Wardoyo (1981), mengemukakan bahwa suhu air

merupakan faktor yang cukup penting bagi lingkungan perairan, kecerahan dan

kekeruhan. Setiap spesies atau kelompok mempunyai batas toleransi maksimum

dan minimum untuk hidupnya.

Kenaikan suhu akan menyebabkan naiknya kebutuhan oksigen untuk

reaksi metabolisme dalam tubuh organisme. Kecerahan adalah suatu parameter

perairan yang merupakan suatu kedalaman dari perairan atau lapisan perairan

yang dapat ditembus oleh sinar matahari. Kecerahan merupakan salah satu

parameter dari produktivitas perairan karena kecerahan perairan merupakan

hubungan langsung dengan zona fotik. Suhu berpengaruh secara langsung dan

tidak langsung terhadap organisme perairan. Secara langsung suhu berpengaruh

pada fisiologi fotosintesis, sedangkan secara tidak langsung suhu menentukan

terjadinya stratifikasi atau pencampuran struktur perairan yang menjadi habitat

organisme perairan (Nontji, 1981).

Komunitas dapat dicatat dengan kategori utama dari bentuk-bentuk

pertumbuhan (pohon, semak, belikar, lumut dan alga) yang menyusun struktur

komunitas hewan dan tumbuhan secara fisik (Odum, 1971: Krebs, 1978: Begon,

Harper, dan Townsend,1996).

2.3  Pengertian Pola Komunitas

Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam dan

interaksinya dengan lingkungan dapat disebut pola (Hutchinson, 1953).

Page 7: Print komunitas

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu

dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.

Struktur komunitas dan karakter komunitas antara lain:

1.  Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.

Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan

organisme.

2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi

kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu

spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai

jumlah atau biomassa per unit contoh, persatuan luas/volume, atau

persatuan penangkapan.

3.  Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung

menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur dan terarah.

Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik

dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan

sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini

komunitas sudah mengalami homoestosis.

Berbagai jenis pengaturan yang berbeda-beda dalam standing crop dari

organisme yang memberikan sumbangan pada keanekaragaman pola di dalam

komunitas seperti, misalnya: Pola stratifikasi (pelapisan tegak), Pola-pola zonasi

(pemisahan ke arah mendatar), Pola-pola kegiatan (periodisitas), Pola-pola jaring-

jaring (organisasi jaringan kerja di dalam rantai pangan), Pola reproduktif

(asosiasi-asosiasi orang anak-anak, klone-klone tanaman dan sebagainya), Pola-

pola social (kelompok-kelompok dan kawanan-kawanan), Pola-pola ko-aktif (di

akibatkan oleh pesaingan antibiosis, mutualisme dan sebagainya), dan Pola-pola

stochastic (diakibatkan oleh tenaga atau kakas acak).

2.4 Konsep pengamatan pola komunitas

Whittaker (1970) mengemukakan bahwa ada tiga konsep yang dapat

diterapkan dalam mengamati pola komunitas. Pertama, apa yang dinamakan

Page 8: Print komunitas

gradasi komunitas (community gradient, coenocline) yaitu konsep yang

dinyatakan dalam bentuk populasi. Kedua, konsep gradasi lingkungan

(environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan yang

berubah secara bersama-sama. seperti dalam gradasi elevasi (elevation gradient)

termasuk faktor-faktor penurunan suhu rata-rata, pertambahan curah hujan,

pertambahan kecepatan angin dan sebagainya, kearah ketinggian yang meningkat.

Faktor-faktor ini secara menyeluruh mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan

hewan, dan sangat sulit menentukan faktor mana yang paling penting dalam

sebuah populasi, tanpa eksperimen kelompok faktor lingkungan berubah secara

bersama-sama. Sepanjang perubahan tersebut terjadi pula perubahan komunitas,

dan tentunya  populasi dalam komunitas ini dipengaruhi pula.  Kedua hal tersebut

dinamakan kompleks gradasi (complex gradient). Ketiga, apa yang dinamakan

gradasi ekosistem (ecocline), yang dalam hal ini kompleks gradasi dan gradasi

komunitas membentuk suatu kesatuan dan membentuk gradasi komunitas dan

lingkungan.

Penelitian komunitas dengan menghubungkan ketiga gradasi, yaitu gradasi

factor lingkungan, populasi dan karakteristik komunitas, disebut  analisis gradasi

(whittaker, 1970). Dengan analisis gradasi ini faktor-faktor lingkungan dijadikan

sebagai dasar dalam mencari hubungan yang erat antara variasi lingkungan

dengan variasi populasi jenis dan komunitas.

Variasi populasi jenis dan komunitas dapat dipakai sebagai dasar

penelitian komunitas dan kemudian gradasi komunitas ini dapat di korelasikan

dengan faktor-faktor lingkungan yang mungkin juga membentuk suatu gradasi.

Cara yang terakhir ini disebut ordinasi yang tidak lain adalah pengaturan

komunitas-komunitas dalam suatu deretan menurut variasi komposisinya. Sering

pula cara ini disebut analisis gradasi tidak langsung (indirect gradient analysis).

Kedua cara ini merupakan alternatif pendekatan terhadap komunitas dengan cara

kualifikasi. Dengan pendekatan klasifikasi ini, dibuat suatu pengenalan tipe

komunitas dan kemudian komunitas ini dikarakteristikkan dengan faktor

lingkungannya, komposisi jenis atau dengan karakteristik komunitas lainnya.

Seringkali kita menggunakan analisis gradasi terhadap pola komunitas yang

Page 9: Print komunitas

mempunyai hubungan dengan beberapa faktor lingkungan, seperti di pegunungan,

ketinggian dari permukaan laut dan kandungan air tanah(sebagai akibat keadaan

tofografi) mempunyai efek yang besar terhadap komunitas, ini dapat dilakukan

dengan membuat transek yang memotong topografi, dan sepanjang transek ini

pola vegetasinya kita analisis. Whittaker(1970) membuat suatu pendekatan lain. Ia

membuat kedua kompleks gradasi tersebut menjadi sumbu vertikal dan horizontal

sebuah diagram. Contoh-contoh vegetasi diambil secara acak dari berbagai posisi

yang ada hubungannya dengan kedua faktor (sumbu) tersebut. Dalam tiap-tiap

posisi, vegetasinya dianalisis untuk memperoleh nilai penting (importance value)

masing-masing jenis tipe komunitas pun dapat dibuat. Populasi, jenis dan tipe

komunitas kemudian dapat di gariskan dalam diagram tersebut untuk

menunjukkan hubungan satu sama lain dan dengan lingkungan pegunungan.

2.5 Interaksi Antar Spesies Anggota Populasi

Interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi

terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu dapat

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut

Odum(1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi

lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan

lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua

arah (timbale balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan

populasi, interaksi antar spesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang

positif, negative, atau nol.

            Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di

alam atau di suatu komunitas, dan kejadian tersebut mudah di pelajari(irwan,

1992). Interaksi antar spesies tidak terbatas antara hewan dengan hewan, tetapi

interaksi terjadi secara menyeluruh termasuk terjadi pada tumbuhan, bahkan antar

tumbuhan dengan hewan. Vickery,1984 menyatakan, bahwa meskipun

pertumbuhan mampu menyintesis makanannya sendiri, namun kenyataannya

tumbuhan hijau tetap tidak pernah benar-benar independent (berdiri sendiri)

Page 10: Print komunitas

banyak spesies tumbuhan hijau yang bergantung pada hewan misalnya burung dan

serangga dalam memperlancar penyerbukan bunga dan penyebaran biji.

Demikian juga antar tumbuhan di alam dapat saling bergabung

membentuk hutan dengan berbagai pelapisan tajuk yang satu dengan lainnya

saling menutup, ada kalanya suatu spesies tumbuhan memerlukan rambatan atau

harus hidup menempel pada tumbuhan lainnya, ada kalanya suatu spesies

tumbuhan perlu naungan (penutupan) tumbuhan lainnya sehingga masing-masing

organisme yang berdampingan dapat melakukan tugas sesuai kedudukan dan

fungsinya.

1. Interaksi antar organisme

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain.

Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain

jenis, baik individu dalam satu populasi atau individu-individu dari populasi lain.

Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme

dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar

organisme dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam

habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan

kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.

2. Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).

Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.

Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.

Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu

dengan tikus.

3.  Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies,

bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil

makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.

Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan

benalu dengan pohon inang.

4.  Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang

berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber

Page 11: Print komunitas

makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak

dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.

5.  Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies

yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri

Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

2. Interaksi Antarpopulasi

Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi

secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antar

populasi adalah sebagai berikut:

1. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu

menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.

Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan

lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada

mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur

Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri tertentu.

2. Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat

kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan

apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan

populasi sapi di padang rumput.

3. Interaksi Antar Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang

sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan

sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya

padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan,

ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai

dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke

sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.

Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan

organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat

Page 12: Print komunitas

kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang

berbeda misalnya laut dan darat.

4. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.

Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya

aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat

juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.

Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat

mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya

keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini

tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem

untuk mencapai keseimbangan baru.

Hutan tropika basah merupakan komunitas yang dominan di Indonesia.

Sifat yang menyolok dari hutan tropis basah adalah volum persatuan luas dari

biomassa yang ada diatas tanah, sehingga memberi kesan bahwa lahan yang

ditumbuhinya itu merupakan lahan yang sangat subur. Tetapi pada kenyataannya

tidaklah demikian, tanah hutan dikawasan tropis itu umumnya miskin, kecuali

tanah-tanah alufial yang baru dan tanah-tanah vulkanik. Karena hujan lebat sering

terjadi, maka tanah juga mudah sekali terkena pembasuhan . Dalam keadaan

demikian tidaklah efisien dan menguntungkan bagi pertumbuhan apabila

kesuburan itu di simpan dalam tanah Tanggap dalam keadaan seperti ini,

tumbuhan yang tumb dalam habitat itu melalui proses evolusi telah

mengadaptasikan  diri dan mengembangkan suatu sistem untuk mencegah

kehilangan hara makanan. Sistem daun hara dalam hutan tropis basah sangat ketat,

tahan kebocoran dan berjalan cepat, arti kata bahwa hara makanan yang dilepas

oleh dekomposisi serasa segera di serap kembali untuk digunakan dalam

pertumbuhan dan kemudian digabungkan kedalam tubuh tumbuhan.

Oleh karena temperatur dan kelembapan dikawasan tropik ini tinggi,

serasa yang digugurkan oleh tumbuhan setiap hari tidak tertimbun lebih lama

dilantai hutan melainkan segera mengalami dekomposisi. Proses dekomposisi

Page 13: Print komunitas

berjalan jauh lebih cepat dari pada di hutan-hutan beriklim sedang dan dingin.

Serasa menghilang dalam waktu beberapa minggu saja. Penyerapan hara makanan

sering pula dibantu oleh kehadiran jamur-jamur mikroriza yang hidup

bersimbiosis dengan akar-akar. Miselia jamur itu sendiri bertindak sebagai organ

penyerap bagi tumbuhan inagnya. Sering pula dapat dijumpai bahwa bulu-bulu

akar dan miselia masuk kedalam daun-daun atau jaringan-jaringan yang sedang

berdekomposisi dan langsung menyerap hara makanan.

Di sawah terdapat beberapa populasi yang terdiri atas kelompok tanaman padi

dengan kelompok burung bangau sedang terbang di atasnya dan kelompok cacing

tanah membuat lubang tanah, serta kelompok tikus sedang makan tanaman padi.

Semua populasi berbagai macam species yang menempati suatu habitat disebut

komunitas.

Di sawah itu juga terlihat adanya hubungan timbal balik antara tanaman padi,

cacing, burung bangau dan tikus sebagai komponen hidup (biotik) dan sinar

matahari, iklim, suhu, udara, air, dan tanah sebagai komponen tak hidup (abiotik)

atau dengan lingkungannya yang disebut ekosistem. Istilah ekosistem berasal dari

kata oikos yang berarti rumah sendiri dan sistema yang berarti terdiri atas bagian-

bagian yang utuh atau saling mempengaruhi. Jadi, ekosistem dapat diartikan

sebagai sistem yang dibentuk di suatu daerah dan terjadi hubungan timbal balik

antara komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) atau dengan

lingkungan.

Interaksi antara Komponen Biotik dan Abiotik. Untuk memahami interaksi

antara komponen biotik dan abiotik pelajari uraian berikut!

Tanaman padi selain membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesis

sebagai penghasil sumber makanannya, juga membutuhkan udara sekitar untuk

bernapas serta membutuhkan air dan tanah agar dapat tumbuh. Cacing tanah

membutuhkan sisa-sisa bahan fragmen (remukan) tanaman padi sebagai

makanannya dan membuat lubang tanah sebagai tempat tinggalnya. Setelah

cacing tanah mati akan terurai menjadi bahan organik (zat hara) seperti karbon,

nitrogen, oksigen, pospor, dan belerang di dalam tanah atau yang terdapat di

Page 14: Print komunitas

atmosfer bagi kebutuhan tanaman padi untuk kelangsungan hidupnya. Dari contoh

tersebut dapat Anda simpulkan bahwa di antara komponen-komponen abiotik

seperti udara, tanah, air, dan cahaya serta komponenkomponen biotik, yaitu padi

dan cacing terjadi interaksi atau hubungan sehingga terjadi saling ketergantungan.

Interaksi Antarkomponen Biotik. Interaksi antarkomponen biotik dapat terjadi

antara individu dalam populasi maupun individu dalam komunitas.

BAB 3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada

suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu

sama lain. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar

dapat dibagi dalam dua bagian yaitu Komunitas akuatik dan komunitas terrestrial.

Karakter suatu komunitas meliputi Kualitatif, Kuantitatif, dan Sintesis. Ada tiga

konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati pola komunitas. Pertama, apa

yang dinamakan gradasi komunitas (community gradient, coenocline) yaitu

konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi. Kedua, konsep gradasi

lingkungan (environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor

lingkungan yang berubah secara bersama-sama. Umpamanya saja, dalam gradasi

elevasi (elevation gradient) termasuk factor-faktor penurunan suhu rata-rata,

pertambahan curah hujan, pertambahan kecepatan angin dan sebagainya, kearah

ketinggian yang meningkat(Whittaker, 1970). Interaksi antar spesies tidak terbatas

antara hewan dengan hewan, tetapi interaksi terjadi secara menyeluruh termasuk

terjadi pada tumbuhan, bahkan antar tumbuhan dengan hewan.

Page 15: Print komunitas