Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

73
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-quran, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu”. Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif 1

Transcript of Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Page 1: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan

dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi

merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah

sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai

penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi

dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat

mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat Islam kita

harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan

teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-quran, sebab kitab suci ini banyak

mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80

yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu

guna memelihara diri dalam peperanganmu”. Dari keterangan itu jelas sekali

bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga

tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang

tangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu tidak sempat

ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar umat Islam akhirnya

melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa Barat dengan mudah mengambil dan

mentransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia Islam dan dengan mudah pula

mereka membelenggu para pemikir Islam sehingga sampai saat ini bangsa

Baratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sains dan Islam merupakan dua bidang ilmu pengetahuan yang sedang

hangat-hangatnya diperbincangkan. Sains dan Islam merupakan bidang ilmu

pengetahuan yang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyikapi

kehidupan di zaman ini. Namun disamping perbedaan teresebut masih ada

1

Page 2: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

hubungan timbal-balik yang sangat dahsyat diantara sains dan Islam, apabila

dikeduanya diintegrasikan dengan pola baik.

Hubungan antara sains dan agama  kini menjadi pertimbangan penting

dikalangan pemikir, dan pembentukan kuliah-kuliah akademik tentang sains dan

Islam merupakan petunjuk kuat tentang hal tersebut. Oleh karena demikian, maka

makalah yang dihadapan saudara ini adalah salah satu bentuk upaya untuk

mengkaji pandangan hubungan sains dan Islam, yakni dari sisi pandangan konflik,

independensi, dialog, dan integrasi.

Islam memiliki kepedulian dan perhatian penuh kepada ummatnya agar

terus berproses untuk menggali potensi-potensi alam dan lingkungan menjadi

sentrum peradaban yang gemilang. Dalam konteks ini, tidak ada pertentangan

antara sains dan Islam, dimana keduanya berjalan seimbang dan selaras untuk

menciptakan khazanah keilmuan dan peradaban manusia yang lebih baik dari

sebelumnya.

Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak

pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat

mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal

apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah

termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat

Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia

sebagai khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya.

Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-

prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad

SAW yang berbunyi:

( �ق� ل خ� �ذ�ي ال �ك� ب ر� � م �اس� ب� أ ان�( ١اق�ر� �س� اإلن ل�ق� ) م�ن� خ� �ق� �ك�( ٢ع�ل ب و�ر�

� أ اق�ر�

م ) �ر� �( )٣األك �م �ق�ل �ال ب �م� ع�ل �ذ�ي �م�( )٤ال �ع�ل ي �م� ل م�ا ان� �س� اإلن �م� (٥ع�ل

Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia

Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah

yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. )QS. Al-Isra: 1-5(.

2

Page 3: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Ayat lain yang mendukung pengembangan sains adalah firman Allah Swt.

yang berbunyi bahwa:

ألول�ي �ات� آلي �ه�ار� و�الن �ل� �ي الل �الف� و�اخ�ت و�األر�ض� م�او�ات� الس� ل�ق� خ� ف�ي �ن� إ

( �اب� �ب ون�( ١٩٠األل �ر �ف�ك �ت و�ي �ه�م� ن وب ج و�ع�ل�ى و�ق ع ودBا �امBا ق�ي �ه� الل ون� �ذ�ك ر ي �ذ�ين� ال

ع�ذ�اب� �ا ف�ق�ن �ك� ان �ح� ب س �اط�ال ب ه�ذ�ا �ق�ت� ل خ� م�ا �ا �ن ب ر� و�األر�ض� م�او�ات� الس� ل�ق� خ� ف�ي

�ار� ) (١٩١الن

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)

orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan

berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya

berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia.

Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. )QS. Ali-Imran:

190-191(.

Ayat-ayat di atas adalah sebuah support yang Allah berikan kepada

hambanya untuk terus menggali dan memperhatikan apa-apa yang ada di alam

semesta ini. Sebuah anjuran yang tidak boleh kita abaikan untuk bersama-sama

melakukan penggalian keilmuan yang lebih progresif sehingga mencapai puncak

keilmuan yang dikehendaki Tuhan. Tak heran, kalu seorang ahli sains Barat,

Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian terhadap Alquran dan Bibel dari

sudut pandang sains modern, menyatakan bahwa:

“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara objektif

dan tanpa prasangka. Mula-mula saya mengerti, dengan membaca terjemahan,

bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan

membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang ringkas.

Dengan membaca teks arab secara teliti sekali saya dapat menemukan catatanyang

membuktikan bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat

dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.

Selain banyak memuat tentang pentingnya pengembangan sains, Alquran

juga dapat dijadikan sebagai inspirasi ilmu dan pengembangan wawasan berpikir

sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan. Hanya saja,

untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan kemampuan untuk menggalinya

3

Page 4: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

secara lebih mendalam agar potensi alamiah yang diberikan Tuhan dapat

memberikan kemaslahatan sepenuhnya bagi keselarasan alam dan manusia.

Kendati demikian, Alquran bukanlah kitab sains dan terlebih lagi pada

pendekatan Bucaillisme melekat bahaya besar. Yaitu meletakkan sains ke dalam

bidang suci dan membuat wahyu Ilahi menjadi objek pembuktian sains Barat. Jika

suatu teori tertentu yang “dibenarkan” Alquran dan diterima luas saat ini,

kemudian satu ketika teori ini digugurkan, apakah itu berarti bahwa Alquran itu

sah hari ini dan tidak sah hari esok? Yang tepat dilakukan ilmuwan muslim adalah

memposisikan Alquran sebagai petunjuk dan motivasi untuk menemukan dan

mengembangkan sains dan teknologi dengan ilmiah, benar dan baik.

4

Page 5: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Batasan Sains dan Teknologi

1. Sains

Ilmu pengetahuan atau sains adalah ilmu pengetahuan kealaman )natural

science), yaitu ilmu pengetahuan mengenai alam dengan segala isinya. Menurut

Baiquni )1996(, sains adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang

di peroleh konsesus para pakar. Konsesus yaitu kesepakatan pada penyimpulan

secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data-data

pengukuran yang di peroleh dari observasi gejala-gejala alam. Ilmu pengethuan

kealaman dapat di bagi menjadi ilomu kehidupan (life sciences), yaitu ilmu

pengetahuan mengenai makhluk hidup di alam, serta ilmu kebendaan (physical

science) yaitu ilmu pengetahuan mengenai benda mati di alam.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, sains adalah ilmu pengetahuan yang

teratur )sistematik( yang boleh diuji atau dibuktikan kebenarannya. Ia juga

merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan

semata-mata, misalnya sainsfisika, kimia, biologi, astronomi, termasuk-lah

cabang-cabang yang lebih detil lagi sepertihematologi )ilmu tentang darah(,

entomologi, zoologi, botani, cardiologi, metereologi )ilmutentang kajian cuaca(,

geologi, geofisika, exobiologi )ilmu tetang kehidupan di angkasaluar(, hidrologi

)ilmu tentang aliran air(, aerodinamika )ilmu tentang aliran udara( dan lain-lain.

2. Teknologi

Sedangkan teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu

pengetahuan untuk memenuhi suatu tujuan, atau menurut istilah

Baiquni )1996(, yaitu himpunan pengetahuan manusia tentang proses-

proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains dalam

kegiatan yang produktif ekonomis. Dalam halini teknologi mempunyai

empat bentuk, yaitu technoware, humanware, inforware, dan

orgaware. Technoware adalah teknologi dalam bentuk barang .

Humanware adalah teknologi dalam bentuk kemampuan yang

5

Page 6: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

tersimpan dalam manusia, yaitu dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan, intuisi dan lain-lain. Inforware adalah teknologi dalam

bentuk informasi seperti teori, jurnal profesi, buku-buku iptek dan

lain-lain. Orgaware adalah teknologi dalam bentuk organisasi yang

diperlukan untuk melakukan proses transformasi pada kegiatan

produksi.

Teknologi adalah kemampuan teknik dalam pengertiannya yang utuh dan

menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandar

kepada proses teknis tertentu. Sedangkan teknik adalah pengetahuan dan

kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri )bangunan,

mesin dsb(.

Istilah teknik, berasal dari bahasa Yunani teknikos, artinya dibuat dengan

keahlian. Secara luas, teknik adalah semua manifestasi dalam arti materiil yang

lahir dari daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat

guna mempertahankan kehidupan.

Dalam arti klasik teknik adalah ilmu pengetahuan dalam pengertian luas,

yang bertopang kepada ilmu-ilmu alam dan eksakta yang mewujudkan ilmu-ilmu :

perencanaan, konstruksi, pengamanan, utilitas, tepat guna, dan sebagainya dari

semua bangunan teknik, sipil maupun militer.

Teknik sipil seperti gedung, kereta api, jalan raya, jembatan-jembatan,

saluran air, bendungan, pelabuhan, lapangan terbang, bangunan, mesin, serta

segala peralatan yang digunakan bagi kepentingan manusia di darat, laut dan

udara. Teknik militer seperti : konstruksi perbentengan, mesin-mesin untuk

peperangan, bangunan pertahanan dan persenjataan serta peralatan peperangan.

Kemudian timbul teknik mesin secara terpisah untuk merencanakan dan membuat

mesin-mesin.

Pengertian teknik modern, meliputi lapangan-lapangan aeronautika,

pertanian, kimia, sipil, elektro,  geologi, industri mesin-mesin, ilmu logam, fisika

dan lain-lain. Teknik bahkan meliputi bidang industri, manajemen, perekonomian,

kedokteran, pengobatan, fisika nuklir, kebudayaan,  kesenian, politik dan

sosiologi )misalnya: social engineering(.

6

Page 7: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

a( Teknologi Sebagai Penerapan Sains

Teknologi adalah penerapan sains secara sistematik untuk memanfaatkan

alam di sekelilingnya dan mengendalikan gejala-gejala yang dapat dikemudikan

manusia dalam proses produktif dan ekonomis. Istilah sains berasal dari science

yang merupakan penyebutan kelompok ilmu-ilmu pasti alam yang sangat erat

kaitannya dengan penerapannya dalam bentuk teknologi. Sains dikembangkan

untuk mempertahankan hidup, untuk mempermudah pekerjaan, atau untuk

memperlancar hubungan dengan sesama manusia.

Munculnya sains dimulai dari adanya keingintahuan manusia akan segala

sesuatu yang ada di hadapannya. Keingintahuan itu muncul karena adanya energi

listrik, baik yang terdapat di dalam benda )objek( maupun yang ada di dalam diri

manusia sendiri )sebagai subjek(. Pengetahuan yang disusun cara sistematis

dengan metode tertentu itulah yang kemudian disebut sebagai ilmu pengetahuan.

Ilmu Pengetahuan yang terdiri dari kata ilmu (science) dan

pengetahuan (knowledge) merupakan suatu proses menemukan kebenaran

pengetahuan. Karena. itu, ilmu pengetahuan harus mempunyai sifat ilmiah, yaitu

pengetahuan yang diperoleh secara metodis, sistematis dan logis.

Metodis maksudnya adalah bahwa pengetahuan itu diperoleh dengan cara

kerja yang terperinci, baik yang bersifat induktif maupun deduktif, sesuai dengan

tahapan-tahapan metode ilmu, misalnya dimulai dengan )1( observasi, )2(

perumusan masalah, )3( pengumpulan dan pengklasifikasian data, )4( membuat

generalisasi, )5( perumusan hipotesis, dan )6( membuat verifikasi.

Metode berasal dari, kata Yunani Hodos yang berarti cara atau jalan.

Tujuan ilmu pengetahuan adalah memperoleh kebenaran. Dengan demikian,

metode ilmu dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk memperoleh kebenaran.

Sistematis maksudnya, pengetahuan tersebut merupakan suatu keseluruhan yang

mandiri dari hal-hal yang saling berhubungan sehingga dapat

dipertanggung-jawabkan. Logis artinya bahwa proposisi atau pernyataan yang

satu dengan yang lain mempunyai hubungan yang rasional sehingga dapat ditarik

7

Page 8: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

suatu kesimpulan yang rasional. Membuat verifikasi maksudnya adalah

melakukan pengujian terhadap kebenaran ilmu pengetahuan tersebut. Karena

itulah, ilmu pengetahuan mempunyai ciri dapat memprediksi atau meramalkan

apa yang akan terjadi, dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum,

dan dapat dibantah atas dasar pengamatan dan pemeriksaan.

Dapat diramalkan apa yang akan terjadi karena ilmu pengetahuan adalah

hasil pemikirandan pengamatan manusia terhadap alam semesta yang tersusun

padanya hukum-hukum Allah yang bersifat tetap, pasti, dan tidak berubah dan

seimbang. Hukum-hukum Allah yang diberlakukan pada alam ini dikenal dengan

“sunnatullah” atau hukum alam. Tetapi bukanlah hukum alamsebagai yang

dipahami oleh kalangan materialisme, bahwa hukum-hukum itu secara mekanis

dan otomatis berlaku pada alam serta ada dengan sendirinya tanpa ada yang

menciptakannya.

Sebagai suatu contoh, yang dihasilkan oleh pengamatan dan percobaan

yang berkali-kali, jika air dipanaskan hingga 100 derajat C pasti akan mendidih.

Maka dapat disimpulkan bahwa air yang dipanaskan 100 derajat akan mendidih.

Meskipun dapat menghasilkan kesimpulan umum,  namun kesimpulan tersebut

dapat dibantah. Jika terjadi pembuktian yang lain. Artinya, hukum-hukum yang

diberlakukan oleh Sang Pencipta di alam ini bersifat pasti, dan seimbang, tiada

cacat, tapi ilmu manusia sebagai hasil penyelidikannya terhadap ilmu Allah itu,

memiliki kebenaran yang nisbi atau relatif bisa benar di suatu masa, tapi di masa

lain dapat saja salah. Demikian juga ramalan, seperti ramalan cuaca umpamanya,

tidak bersifat pasti, bisa benar dan bisa pula salah.

b( Teknologi Sebagai Alat

Mulanya manusia makan apa  yang ada disekitarnya, sebagai pemberian

alam tanpa mengolahnya, seperti buah liar di hutan, daun-daunan, dan hewan-

hewan yang bisa ditangkap tanpa alat dan memakannya tanpa dimasak. Lama-

lama, manusia berpikir dan menemukan alat sederhana dari pecahan batu untuk

menangkap hewan dan menemukan api untuk memasak daging. Dalam proses

yang lama sekali, baru ditemukan alat memasak sederhana, dan setelah manusia

maju, banyak ditemukan alat -alat yang praktis untuk menghantar panas, sehingga

8

Page 9: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

memasak makanan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Sumber panas yang

mulanya hanya api, setelah ditemukan listrik banyak alat ditemukan untuk

mengolah beraneka macam kebutuhan, bukan saja untuk urusan makan dan

minum, bahkan penerangan, elektronik, otomotip, dsb.

Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan misalnya, manusia

mulanya hanya memperoleh pengetahuan dengan melihat, mendengar, dan

mengalami apa yang ada dan terjadi di sekitarnya. Kadang-kadang ia belajar dari

hewan untuk melakukan dan memecahkan sesuatu persoalan yang rumit. Kadang

seseorang dalam keadaan terdesak dapat menemukan suatu jalan untuk

mengatasinya yang kemudian dapat ditiru atau diajarkannya kepada yang lain.

Tapi banyak  pula cara yang ditemukan oleh gabungan pemikiran banyak orang

dalam kelompoknya, sehingga dapat kita temukan beraneka cara yang

berbeda-beda dalam masyarakat tertentu dalam mengatasi suatu persoalan yang

sama.

Manusia dalam berkomunikasi antara sesama kelompok dan kemudian

dengan kelompok lain, mulanya hanya dengan isyarat, kemudian dengan kata-kata

sederhana, dan seterusnya manusia mulai menggunakan sandi-sandi atau

gambar-gambar binatang sebagai permulaan berkomunikasi dengan tulis.

Setelah masyarakat manusia mulai banyak, dan kebutuhan berkomunikasi

dengan berbagai kelompok diperlukan, digunakanlah alat tulis sederhana dengan

bahan kertas dari daun, pelepah pohon, dan tulang-tulang, sebagai ganti dari cadas

di dinding gua, dan lempingan batu. Alat tulis, mulanya sederhana pula diambil

dari batu lunak, atau arang, ,dan kemudian ditemukan pena dari bulu ayam, atau

bulu angsa. Kini setelah melalui proses panjang telah diproduksi beraneka macam

pena, mesin tik, mesin cetak, dan bahkan sekarang ini komputer dan bahkan cetak

jarang jauh.

Demikianlah proses panjang harus dilalui yang akhirnya di zaman

teknologi ini berbagai alat ditemukan yang semuanya bermula dari penemuan-

penemuan ilmu pengetahuan dengan dalil-dalilnya yang pasti, sehingga dapat

diterapkan dalam bentuk teknologi nyata berupa alat-alat yang dapat

mempermudah kehidupan umat manusia.

9

Page 10: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

B. Sunnatullah

Dalam konsep islam, Allah adalah al-Khaliq (Pencipta), sedangkan

manusia dan alam semesta adalah al-Mahluq (yang diciptakan). Allah

menciptakan manusia dan alam semesta dengan karakteristik dan sifat tertentu,

atau istilah Al-Qur’an dengan “fitrah” tertentu. Karena Allah yang menciptakan

maka Allah pulalah yang mengetahui )al-‘Alim( segala karakteristik dan sifat

makhluk ciptaanNya. Dengan demikian hanya Allah yang berhak membuat dan

menentukan hukum )aturan( yang berlaku bagi makhluk-Nya sesuai dengan

fitrahnya.

Menurut bahasa, sunnatullah berasal dari kata sunnah yang bersinonim

dengan tariqah yang berarti jalan yang dilalui atau sirah yang berarti jalan hidup.

Kemudian, kata tersebut digabung dengan lafal Allah sehingga menjadi kata

sunatullah yang berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt. yang berlaku

atas segenap alam dan berjalan secara tetap dan teratur.

Adapun hukum/aturan Allah )sunnatullah( dibedakan menjadi dua bagian

yaitu :

Pertama Sunnatullah qauliyah adalah sunnatullah yang berupa wahyu

yang tertulis dalam bentuk lembaran atau dibukukan, yaitu Al-Qur’an.

Kedua Sunnatullah kauniyyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis dan

berupa kejadian atau fenomena alam. Contohnya, matahari terbit di ufuk timur

dan tenggelam di ufuk barat.

Kedua sunatullah tersebut memiliki persamaan, yaitu :

Kedua-duanya berasal dari Allah swt.

Kedua-duanya dijamin kemutlakannya.

Kedua-duanya tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum lainnya.

Contohnya adalah hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam Al-

Qur’an dikatakan bahwa barang siapa yang beriman dan beramal saleh, pasti akan

mendapat balasan pahala dari Allah swt. Selain memiliki persamaan, keduanya

juga mempunyai perbedaan. Sunatullah yang ada di alam, dapat diukur. Lain

halnya dengan sunnatullah yang ada dalam AL-Qur’an. Walaupun hal itu pasti

terjadi, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan waktunya.

10

Page 11: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Dari segi esensinya, semua sains sudah Islami, sepenuhnya tunduk pada

hukum Allah. Hukum-hukum yang digali dan dirumuskan adalah hukum-hukum

alam yang tunduk pada sunnatullah. Pembuktian teori-teori yang dikembangkan

dilandasi pencarian kebenaran, bukan pembenaran nafsu manusiawi. Secara

sederhana, sering dikatakan bahwa dalam sains kesalahan adalah lumrah karena

keterbatasan daya analisis manusiawi, tetapi kebohongan adalah bencana.

Usaha mencari ilmu pengetahuan di samping diperintahkan oleh Rasululah

SAW, kapan dan dimanapun berada, Al-Qur’an sendiri juga telah memerintahkan

hal yang sama. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan Allah kepada nabi

Muhammad saw adalah perintah untuk mambaca, yang merupakan unsur pertama

dalam pengambil-alihan ilmu.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang mencipta-kan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. al-‘Alaq/96: 1-5)

Al-Qur’an secara tegas memerintahkan umat Islam untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan )sains( lewat proses membaca )iqra’( yang didasari oleh rasa

iman kepada Dzat Pemberi Ilmu. Tuntutan untuk membaca ini tidak hanya

terbatas pada obyek-obyek yang tersurat saja )al-Qur’an(, melainkan juga

terhadap obyek-obyek yang tersirat )alam semesta(. Bukan hanya menyelidiki

alam semesta tetapi juga meneliti diri manusia sendiri.

Realitas membaca bukan hanya terpaku pada melihat, tetapi termasuk di

dalamnya juga harus merenungkan dan memikirkan )tafakkur( terhadap apa yang

dibaca. Membaca sebagai suatu proses pencapaian ilmu pengetahuan sudah

barang tentu memerlukan bahan bacaan dan tempat untuk mengumpulkan bahan

bacaan. Dalam konteks ini, segenap kosmos, baik alam mikro maupun alam

makro, kesemuanya merupakan ruang baca, dan perpustakaan raksasa yang sarat

akan ilmu pengetahuan.

11

Page 12: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Dalam banyak ayat, al-Qur’an telah menganjurkan dan mendorong umat

manusia agar mempergunakan akal dan fikirannya untuk menemukan rahasia-

rahasia Allah yang ada di alam yang fana ini. Dengan menggunakan akal dan

fikiran tersebut diharapkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui

dan masih tersembunyi akan dapat terkuak, yang pada akhirnya dapat

dikembangkan guna kepentingan masyarakat luas.

AL-QURAN SEBAGAI WUJUD PRODUK SAINTEK ALLAH SWT

Al-Quran merupakan produk Saintek Allah yang diturunkan kepada

manusia untuk menuntun manusia akan jalur-jalur riset yang perlu ditempuh,

sehingga manusia memperoleh hasil yang benar. Di sini fungsi al-Quran sebagai

hudan memberikan kecerahan pada akal manusia, sehingga manusia merasa

lapang di hadapan Allah yang Maha Luas. Kebenaran hasil riset ini dapat diukur

dari kesesuaian antara akal dengan naql. Kerja akal yang sesuai dengan naql ini

dapat dikategorikan sebagai ibadah kepada Allah SWT dan sekaligus turut

mengisi definisi ijtihad dalam arti umum yang memiliki nilai yang sangat besar

sebagaimana yang dikatakan oleh Ali R.A.

“Berpikir satu saat lebih baik daripada beribadah selama 1 tahun”.

Oleh sebab itu, usaha terus menerus untuk mengkaji al-Quran perlu

dilakukan dan bahkan hukumnya menjadi fardlu 'ain bagi setiap ilmuwan yang

akan meriset terhadap alam semesta, menciptakan produk teknologi merupakan

hasil kerja dari orang-orang yang taat kepada tata tertib al-Quran. Al-Quran juga

merupakan sumber permasalahan yang layak untuk diriset. Yang dimaksud di sini

bukan al-Qurannya itu sendiri yang diriset, namun permasalahan riset dapat saja

muncul setelah orang membaca dan mengkaji al-Quran. Metode ini termasuk jenis

induktif. Selain itu Islam juga mempersilakan kepada para periset untuk

menggunakan metode deduktif )yang sesungguhnya dalam ayat lain hal ini

termasuk juga pada deduksi al-Quran(. Oleh sebab itu jika periset merupakan

orang yang beriman maka tidak ada masalah untuk menggunakan metode riset,

apakah itu induktif atau deduktif.

12

Page 13: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Di atas dijelaskan bahwa al-Quran merupakan karya Allah. Saintek ini

dalam tingkatannya dapat dikategorikan sebagai teknologi tingkat I. Teknologi

yang diciptakan manusia beriman merupakan derivasi dari teknologi pertama dan

disebut sebagai teknologi tingkat II. Ilmuwan tidak beriman menciptakan alat

teknologi, dan menempatkannya dalam urutan teknologi tingkat I. Ini merupakan

kekeliruan karena akan memberikan akibat lain pada model ilmuwan. Orang yang

tak beriman akan mengagungkan teknologi, bersikap arogan dan jika diteruskan

akan bermuara kepada penuhanan kepada diri sendiri. Jelaslah bahwa hasil

teknologi yang demikian itu tidak dapat dimasukkan dalam wilayah ibadah

kepada Allah SWT. Firman Allah dalam surat al-A'raf )7( ayat 146:

“Aku akan memalingkan orang-orang yang memalingkan diri di muka

bumi tanpa alasan yang benar dari ayat-ayat-Ku”.

C. Landasan Filosofik dalam Ber-iptek

Dari sisi ilmu pengetahuan, maka al-Quran merupakan peletak landasan

filosofi manusia dalam memandang dan memahami alam semesta. AI-Quran

merupakan rumus )formula( baku dan alam semesta dengan segala perubahannya

merupakan persoalan yang layak dan perlu dijawab.

Al-Quran merupakan kamus alam semesta. Solusi tentang teka-teki alam

semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang tepat yaitu

al-Quran. Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat quraniyah akan

berjalan secara pararel dan seimbang. Ilmu pengetahuan seperti ini jika menjelma

menjadi teknologi maka akan menjadikan teknologi itu berbasiskan al-Quran atau

teknologi yang quranik. Metode seperti ini disebut induksi al- Quran.

Pada kondisi yang lain, tidak menutup kemungkinan bahwa dengan

melalui proses deduksi yaitu pengamatan terhadap alam semesta, maka akan

dihasilkan kesimpulan yang mengarah kebenaran al-Quran.

Banyak ayat-ayat al-Quran yang menyinggung rentang pengembangan

Iptek. seperti wahyu pertama menyuruh manusia untuk membaca, menulis,

melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak yang mulia.

13

Page 14: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Selanjutnya mengenai perintah untuk melakukan penelitian )suatu

kegiatan yang sangat penting di dalam pengembangan sains(, secara umum dapat

dilihat antara Iain dalam firman-Nya pada surat Yunus, ayat 101:

Katakanlah Muhammad: Lakukanlah nazhor (penelitian menggunakan metode

ilmiah). Mengenai apa-apa yang ada di langit dan di bumi.

Sedangkan yang lebih rinci dibaca dalam surar al-Ghosyiyah, ayat 17-20:

Apakah mereka tidak memperhatikan (melakukan nazhor) onta, bagaimana ia

diciptakan. Dan di langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung, bagaimana ia

ditancapkan. Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan.

Menurut Prof. A. Baiquni dengan diikutinya perintah dan petunjuk al-

Quran ini, maka muncullah di lingkungan ummat Islam suatu kegiatan

observasional yang disertai dengan pengukuran sehingga ilmu tidak lagi bersifat

kontemplatif belaka, seperti yang berkembang di lingkungan bangsa Yunani

melainkan mempunyai ciri empiris sehingga tersusunlah dasar-dasar sains.

Penerapan metode ilmiah ini, yang terdiri atas pengukuran teliti pada observasi

dan penggunaan pertimbangan yang rasional, telah mengubah astrologi menjadi

astonomi. Karena itu telah menjadi kebiasaan para pakar untuk menulis hasil

penelitiannya dan menguji penelitian orang lain, sehingga tersusunlah himpunan

rasionalitas kolektif insani yang dikenal sebagai sains )ilmu pengetahuan(.

Beberapa contoh lain ayat-ayat yang berkenaan dengan sains, seperti pada

surat Yasin, ayat 36 :

Maha suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik

dari pada yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari

apa yang tidak (belum) mereka ketahui.

Dari surah Yasin ini dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk-

Nya secara berpasang-pasangan, seperti ada siang dan malam )QS. Ali Imran:

190(, positif dan negatif, wanita dan pria sampai pada makhluk elementer seperti

elektron yang bermuatan negatif, dan positron yang bermuatan positif. Terjadinya

14

Page 15: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

pasangan elektron dan positron, yang di dalam fisika inti dikenal dengan

pembentukan pasangan ion )ion pair production( di mana peristiwa ini

diterangkan apabila radiasi gelombang elektron magnetik yang mempunyai tenaga

di atas atau sama dengan 1.02 Mev mendekati inti atom suatu materi, maka tiba-

tiba radiasi tersebut lenyap dan kemudian muncullah elektron dan positron yang

berhenti atau bergerak dengan kecepatan yang besarnya tergantung dari tenaga

radiasi yang datang mendekati inti atom tersebut. Akhir dari ayat ini berbunyi :

Dan dari apa yang mereka belum ketahui,

Dapat diartikan sebagai perintah untuk melakukan penelitian, karena

dengan melakukan penelitian hal-hal yang tadinya belum terungkap menjadi

terungkap.

Mengenai ciptaan yang berpasang-pasang ini juga dapat dilihat pada surat

adz-Dzariyat, ayat 49:

Dan dari segala sesuatu Kami (Allah) ciptakan berpasang-pasangan agar supaya

kamu ingat (akan kekuasaan dan kebenaran AIIah).

Kemudian dalam surat al-Mulk, ayat 3 dan 4, Allah berfirman:

(Allah) yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-Iapis. Kamu sekali-kali tidak

akan melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.

Maka ulangilah pandangan-mu adalah kamu melihat sesuatu yang tidak

seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatan-mu akan

kembali kepada-mu dengan tidak menemukan sesuatu yang cacat dan

penglihatan-mu itupun dalam keadaan payah.

Di dalam kedua ayat ini dan hukum-hukum yang diletakkannya dan yang

dikenal dengan sunnatullah itu. Di situ dapat disimpulkan bahwa alam semesta ini

sangat kokoh, teratur rapi dan harmonis serta seimbang.

Orang yang menguasai Iptek akan dengan mudah memahami bahwa

benda-benda langit tersebut saling bergerak. Isaac Newton dan Kepler, yang

bukan Muslim, yang justru mengemukakan orang dengan mudah memahami dan

15

Page 16: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

menerangkan sunnatullah ini. Dengan kemurahan-Nya, Allah berjanji tidak akan

mengubah-ubah sunnatullah tersebut dengan Firman-Nya:

Sebagai sunnatullah yang telah berlalu semenjak dahulu kala, kamu sekali-kali

tidak akan mendapatkan perubahan bagi sunnatullah itu. )QS. al-Ahzab: 62(

Dengan sunnatullah yang tidak berubah-ubah itu maka memberi

kesempatan dan kemudahan bagi manusia untuk mempelajari dan

memanfaatkannya.

Tentang benda-benda langit yang selalu bergerak akan membawa pada

suatu teori jagad raya yang berkembang )Expanding Universe(. Allah berfirman

dalam surat adz-Dzariat, ayat 47:

Dan langit itu Kami (Allah) bangun dengan kekuatan dan sungguh Kami (Allah)

mengembangkannya.

Kemudian dalam surat al-Hijr, ayat 16, Allah berfirman:

Dan sungguh telah Kami (AIIah ciptakan di langit galaksi-galaksi, dan Kami

(Allah) hiasi langit tersebut bagi orang yang memandangnya (melakukan nazhor).

Di jagad raya ini berisi bermilyar-milyar galaksi. Orang menemukan

angka 100 milyar galaksi, dan masing-masing galaksi berisi 100 milyar bintang

)matahari kita merupakan satu dari 100 milyar bintang tersebut(. Bila diamati

dengan teleskop yang paling mutakhir, galaksi-galaksi tersebut bergerak saling

menjauhi satu sama lain dengan kecepatan yang tinggi. Makin jauh dari bumi,

galaksi tersebut bergerak dengan kecepatan yang makin tinggi pula.

Kemudian dalam surat al-Baqarah, ayat 74, Allah berfirman:

Dan diantaranya (batu tersebut) ada yang meluncur jatuh karena takut kepada

Allah.

Di sini takut kepada AIIah dapat diartikan sebagai tunduk kepada hukum-

hukum Allah atau sunnatullah. Ayat ini mirip dengan ayat Kauniyah yang dialami

oleh Isacc Newton pada abad ke-I7 yaitu ketika Newton kejatuhan buah apel

waktu duduk di bawah pohon apel. Newton berpikir mengapa buah apel ini

16

Page 17: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

meluncur ke bawah, tidak ke samping atau ke atas. Dari berpikirnya itu kemudian

diketemukan hukum gravitasi yang menyebabkan semua benda di bumi ini

memiliki berat. Karena yang menemukan hukum gravitasi ini adalah Newton,

maka sebagai penghormatan, hukum gravitasi ini dinamakan “Hukum Gravitasi

Newton”.

Ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan/sains, maka Al-Qur’an sebagai

petunjuk merupakan peletak landasan filosofi manusia dalam memendang dan

memahami alam semesta. Untuk itu menusia harus benar-benar mengkaji Al-

Qur’an karena Al-Qur’a juga merupakan sunber fenomena yang layak untuk

diriset, artinya permasalahan riset dapat saja muncul setelah orang membacan dan

mengkaji Al-Qur’an.

Sedangkan teknologi dalam islam adalah bukan merupakan tujuan, tetapi

sebagai alat yang digunakan untuk meneropong terhadap ayat-ayat Allah.

Semakin maju teknologi, semakin banyak informasi yang diperoleh. Dengan

demikian, diharapkan akan semakin memperbesar peran manusia sebagai khalifah

Allah di permukaan bumi yakni memakmurakan bumi dan mengusahakan

kesejahteraan bagi segenap bumi untuk menciptakan manusia yang Rahmatan lil

Alamin.

D. Ayat-ayat Kauniyah dan Qauliyah

1. Al-Ayat al-Kauniyah : Problem Penafsiran Ilmiah al-Qur’an

Intidhar atau observasi terhadap alam ini menjadi penting karena beberapa

alasan, pertama, ciptaan Allah yang disebut sebagai alam semesta ini berisikan

tentang tanda-tanda dan bukti serta pameran dari kebenaran dan kekuasaan-

Nya; kedua, karena menafsirkan atau memahami ayat-ayat al-Qur’an tidaklah

mudah.

Sebagai sampel, di sini dapat dikemukakan tentang proses penciptaan

langit dan bumi – seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya –

yang terdapat dalam QS. al-Anbiya/21: 30, sebagai berikut:

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit

dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan

17

Page 18: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka

mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. al-Anbiya/21: 30)

Dalam memahami atau menafsirkan ayat ini tidaklah mudah. Pemaknaan

terhadap ayat ini jika tidak didukung dengan kegiatan intidhar terhadap alam

semesta ini, maka akan terasa sulit dan membingungkan. Bagaimana menafsirkan

pernyataan al-Qur’an yang mengatakan bahwa langit dan bumi itu bersatu padu?

Orang biasa memahami kata langit sebagai batas ruang yang tampak di atas

kepala kita  dan melingkupi bumi. Dan bagaimana pula menafsirkan pemisahan

antara keduanya, langit dan bumi itu?

Dalam ayat al-Qur’an yang lain juga ditegaskan bahwa Allah telah

menciptakan langit dan bumi ini dalam jangka waktu enam hari. Ilustrasi yang

demikian ini antara lain dapat ditemukan dalam QS. al-Sajdah/32: 4, sebagai

berikut;

Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara

keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `arsy. Tidak ada

bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang

pemberi syafa`at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. al-Sajdah/32:

4)

Terhadap kenyataan al-Qur’an yang demikian ini, lalu bagaimana kita

menafsirkan kalimat ‘fi sittati ayyam’ dan juga ‘summa istawa ‘ala al-arsy’.

Di samping itu, kita juga akan temukan dalam al-Qur’an bahwa Allah

membangun langit itu berdasarkan kekuasaannya.

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami

benar-benar meluaskannya (QS. al-Dzariyat/51: 47)

  Ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana telah disebutkan, dan juga ayat-ayat lain

yang senada, akan terasa sulit dimengerti dan dipahami seandainya tidak diketahui

adanya gejala-gejala alam tersebut dari hasil intidhar atau observasi yang serius

18

Page 19: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

dalam sains. Kecuali, jika Allah mengungkapkan fenomena-fenomena tersebut

secara langsung dalam al-Qur’an kepada kita. Namun demikian, dalam melakukan

proses intidhar terhadap ayat-ayat Allah di alam semesta ini tidak boleh dilakukan

secara gegabah, tetapi harus dilakukan secara teliti dan kehati-hatian. Artinya,

intidhar yang dilakukan secara hati-hati dan disertai dengan rasa keimanan kepada

Allah, maka akan ditemukan keserasian antara ayat-ayat Allah yang terdapat

dalam alam semesta ini dengan ayat-ayat Allah yang terdapat dalam al-Qur’an,

yang keduanya sama-sama berasal dari Tuhan yang Satu, yaitu Allah swt.

Jangankan menafsirkan ayat-ayat Allah yang menyangkut penciptaan

benda-benda yang terlalu jauh atau terlalu besar bagi kita, – yang termasuk di

dalamnya adalah penciptaan langit dan bumi – untuk memahami ayat-ayat Allah

yang lebih dekat dan lebih kecil – termasuk di dalamnya benda-benda disekeliling

kita dan tentang penciptaan manusia sendiri – tidaklah mudah bila kita

mengabaikan sains modern dan tidak dibantu dengan penemuan-penemuan sains.

Kita ambil contoh misalnya pada QS. al-Naml/27: 88, sebagai berikut:

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,

padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah

yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. al-Naml/27: 88)

Bagaimana kita memahami ayat ini, bahwa gunung-gunung itu berjalan

sebagaimana jalannya awan? Padahal, nampak oleh kita gunung-gunung itu

selamanya tetap kokoh berada dalam tempatnya masing-masing?

Dengan bantuan sains modern, ternyata firman Allah swt di atas, sekarang

ini dapat dibuktikan. Percobaan pemotretan yang dilakukan secara periodik dan

terus menerus terhadap pebunungan pengunungan yang ada di Nujed )Arab Saudi(

oleh Telestar )satelit Amerika Serikat(, menunjukkan bahwa gunung-gunung itu

bergerak ke arah utara, ke Iran sepanjang tiga inchi tiap tahun tepat seperti yang

telah diilustrasikan oleh al-Qur’an.

19

Page 20: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Demikian juga, seseorang akan merasa kesulitan menafsirkan ayat-ayat al-

Qur’an yang berbicara tentang penciptaan manusia, yang di dalam al-Qur’an

disebutkan bahwa manusia diciptakan dari materi atau bahan yang berbeda-beda,

di antaranya adalah dari saripati tanah )sulalah min thin(; dari air )min al-

ma’(; dari tanah )min thurab(; dari tanah liat yang kering seperti tembikar )min

shalshal ka al-fakhar(; dari tanah liat )min thin lazibin(; dari tanah )min thin(; dari

lumpur hitam yang diberi bentuk )min shalshal min hamaim masnun(; dan

sebagainya.

Apa yang telah dijelaskan dan dipaparkan pada pembahasan sebelumnya

merupakan suatu isyarat al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan

)sains(.  Bahkan, di dalam al-Qur’an juga dapat ditemukan ayat-ayat yang

berkaitan dengan pengembangan teknologi. Kenyataan ini dapat dijumpai antara

lain dalam QS. al-Anbiya’/21: 80-81, sebagai berikut:

Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu,

guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur

(kepada Allah). Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat

kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami

telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu (QS.

al-Anbiya’/21: 80-81)

Kedua ayat ini menunjukkan bahwa nabi Daud as. diberi teknologi

pengerjaan bahan besi untuk dibuat baju besi sebagai perisai, sedangkan nabi

Sulaiman diberi pengetahuan teknik pemanfaatan energi angin oleh Allah.

Keterangan seperti tersebut di atas juga didapati dalam QS. Saba’/34: 10-12,

sebagai berikut:

Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami.

(Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah

berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya,

(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan

kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu

20

Page 21: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

kerjakan. Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di

waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore

sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga

baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah

kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara

mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya

menyala-nyala. (QS. Saba’/34: 10-12)

a. Al-Ayat al-Kauniyah: Sarana Mengetahui Yang Haq, Menambah

Keimanan, dan Taqarrub ila Allah.

Dalam perspektif al-Qur’an, pemahaman terhadap alam ini tidak akan

bermakna kecuali jika ia membantu kita memahami Sang Pencipta dan dapat

mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab, inilah tujuan utama dan terutama dari

memahami alam semesta. Menurut al-Qur’an alam semsta ini merupakan suatu

tanda-tanda )ayat( yang berfungsi sebagai sarana untuk dapat meraih pengethuan

tentang Tuhan.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)

orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam

keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-

sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali

Imran/3: 190)

Dalam perspektif al-Qur’an, alam ini – baik yang ada dalam alam makro

seperti langit dan bumi serta isinya, serta alam mikro, seperti dalam penciptaan

manusia sendiri – merupakan tanda-tanda )ayat( kebesaran Allah. Hal ini

sebagaimana disinyalir dalam beberapa firman Allah berikut:

 

21

Page 22: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda

(kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu

dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi)

terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini (QS. al-

Jasiyah/45: 3-4)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan

bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

mengetahui (QS. al-Rum/30: 22)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihat-kan

kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia

menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu

sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya (QS. al-Rum/30: 24)

Tiga ayat yang telah disebutkan merupakan ayat-ayat yang membicarakan

tentang tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah. Sudah barang tentu, ayat-

ayat yang senada jumlahnya masih banyak lagi. Dari ketiga ayat ini, terasa sudah

cukup untuk memberikan pengertian bahwa pemahaman terhadap alam semesta

atau kosmos melalui indera, intelek, dan wahyu dapat mengembangkan wawasan

manusia bagi pengenalan Allah swt., Tuhan Pencipta alam ini.

b. Al-Ayat al-Kauniyah: Stabilitas Hidup Manusia

Dalam perspektif al-Qur’an, pengungkapan fenomena alam )al-ayat ak-

kauniyah( di samping bertujuan untuk mengenal Tuhan dan mendekatkan diri

kepada-Nya, juga berfungsi sebagai prasarat untuk mewujudkan salah satu tujuan

diciptakannya alam semesta ini. Yakni, untuk kesejahteraan dan manfaat sebesar-

besarnya bagi manusia. Dalam al-Qur’an penyediaan dan pemanfaatan alam

sebesar-besarnya untuk kepentingan manusia ini biasa dikenal sebagai

doktrin tasykhir.

22

Page 23: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Sehubungan dengan masalah ini Yusuf Ali, salah seorang ahli tafsir al-

Qur’an yang paling terkemuka di zaman modern ini, dalam The Holy Qur’an,

yang selanjutnya dikutip oleh Nurcholish Madjid menulis sebagai berikut:

  Semua yang ada di alam tersedia untuk manfaat manusia, melalui

kemampuan berfikirnya dan kemampuan-kemampu-an yang diberikan oleh-Nya

(Tuhan) kepada manusia itu. Manusia harus tidak pernah lupa bahwa itu semua

berasal dari Dia. Yakni dari Tuhan, sebab bukankah manusia itu khalifah Tuhan

di bumi.

Ilmu pengetahuan )science( itu diberikan Allah kepada manusia melalui

kegiatan manusia sendiri dalam usaha memahami alam semesta ini. Dengan kata

lain, dalam usaha memahami alam sekitarnya itu manusia harus mengerahkan dan

mencurahkan akalnya. Oleh karena itu, alam semesta ini bagi manusia merupakan

obyek pemahaman dan sekaligus sebagai sumber pelajaran bagi manusia yang

mau menggunakan akal budinya.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)

orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam

keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-

sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali

Imran/3: 190)

  Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang – baik secara eksplisit

maupun implisit – menyebutkan tentang anugerah atau pemberian-pemberian

yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kepentingan manusia. Di

antaranya dapat dijumpai dalam QS. Ibrahim/14: 32-34, sebagai berikut:

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air

hujan dari langit, kemudian Dia mengeluar-kan dengan air hujan itu berbagai

buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera

bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia

23

Page 24: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan

(pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya);

dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan

kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan

jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.

Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat menging-kari (ni’mat Allah).

(QS. Ibrahim/14: 32-34)

Ayat ini secara tegas menginformasikan kepada kita bahwa Allah telah

memberikan nikmat-Nya yang tak terhitung banyaknya kepada umat manusia.

Dengan memahami kata “kum” )kamu semua(, sampai enam kali, kalimat itu

ditunjukkan kepada kita. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa air, buah-buahan,

kapal-kapal, sungai-sungai, matahari, bulan, malam dan siang, semuanya itu telah

diserahkan oleh Allah kepada kita untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya guna

memenuhi segala kebutuhan hidupnya, bahkan lebih dari itu Allah telah

mengabulkan segala permohonan kita.

Di antara ayat-ayat al-Qur’an yang senada dengan ayat-ayat di atas adalah antara

lain:

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada

di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum

yang berfikir. (QS. al-Jasiyah/45: 13)

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan

Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah

kamu bersyukur. (QS. al-A’raf/7: 10)

Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya

kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari

karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (QS. al-

Qash-shash/28: 73)

24

Page 25: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Dari ketiga ayat di atas menjadi jelaslah bahwa kekayaan yang ada di alam

ini semuanya diperuntukkan bagi manusia, namun demikian diantara sekian

banyak umat manusia hanya sedikit yang mau bensyukur kepada Allah atas

nikmat-nikmat-Nya itu. Yang pada akhirnya – dengan nikmat akal yang diberikan

Allah – tidak mau memperhatikan alam ini dengan serius, sehingga ummat Islam

khususnya, banyak tertinggal dengan orang-orang Barat yang nota bena non-

Muslim.

Sebenarnya Allah telah menyerahkan semua itu kepada ummat Islam khususnya

dan umat manusia pada umumnya, seba-gaimana dalam firman-Nya:

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air

hujan dari langit, kemudian Dia menge-luarkan dengan air hujan itu berbagai

buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera

bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia

telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (QS. Ibrahim/14: 32)

Ayat ini – dan juga ayat-ayat lain yang senada – pada dasarnya merupakan

himbauan kepada umat Islam untuk selalu memikirkan masa depannya sendiri.

Namun, umat Islam sendiri nampaknya masih tertutup hatinya dan bingung

pikirannya, hingga menjadi lalai memikirkan masa depannya, dan berusaha

merubah nasibnya, seperti halnya yang telah disinyalir dalam al-Qur’an sebagai

berikut:

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. al-Ra’d/13:

11)

2. Sunnatullah Qauliyah : Tentang Lingkungan Sosial

Contoh lain adalah sunnatullah lingkungan social yang diwahyukan dalam

surat An Nur ayat 58  dan 59 yang menganjurkan bahwa setiap orang tua

mendidik anak-anak mereka yang masih dibawah umur, agar meminta izin  setiap

kali akan memasuki kamar tidur orang tua mereka pada tiga waktu yang dinilai

sebagai aurat bagi setiap manusia.

25

Page 26: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

58. Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak yang kamu miliki,

dan orang-orang yang belum balig diantara kamu, meminta izihendaklah mereka

meminta izinn kepada kamu tiga kali (waktu), yaitu sebelum shalat subuh, ketika

kamu menanggalkan pakaianmu di tengah hari dan sesudah shalat isya’. Itulah

tiga aurat bagi kamu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu kepada sebagian

(yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah

Maha  Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

59. Dan apabila anak-anakmua telah sampai umur balig, maka mereka meminta

izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meinta izin.  Demikianlah Allah

menjelaskan ayat-ayatNya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(Q, An Nur, 24 : 58 – 59)

            Kedua ayat pada Surat An Nur itu sangat penting untuk diperhatikan oleh

para orang tua yang memiliki anak dibawah umur.  Ayat ini jelas melarang kita

tidur satu kamar bersama anak dibawah umur ini, suatu kebiasaan yang mungkin

masih banyak dilanggar oleh  banyak keluarga Muslim. Tiga waktu yang

dikatakan “aurat bagimu” itu jelas merupakan  waktu tidur sebagian kita, yaitu

sesudah isya, sebelum subuh dan sesudah shalat dzuhur.

            Jika sunnatullah ini dilanggar, akibatnya baru terlihat setelah anak itu

menjelang dewasa nanti. Mereka berkecenderungan akan tumbuh sebagai anak

yang kurang percaya diri dan agak sukar baginya untuk mandiri, baik dalam sikap

maupun mengambil keputusan penting di dalam hidupnya. Akibat dari

pelanggaran sunnatullah social ini membutuhkan waktu setelah anak itu

menjelang dewasa )puluhan tahun kemudian( , maka diperlukan iman di dalam

menghayati dan mengamalkannya. Ini bentuk time response yang panjang

tersebut. Sunnatullah semisal yang diwahyukan tersebut  dapat dimasukkan ke

dalam hukum soaial dan atau hukum sejarah.

            Pada saat ini hampir banyak ahli social menganggap hukum-hukum yang

berkenaan dengan  perilaku social tidak termasuk hukum yang pasti. Oleh karena

itu, mereka, ahli social ini berusaha memisahkan ilmu social dari ilmu alam dan

matematika. Mereka mengatakan ilmu social itu tidak eksaks. Menurut Al Qur’an,

ilmu social itu  tergolong eksaks. Namun variable )peubahnya(  sangat banyak dan

26

Page 27: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

saling terkait )sistemik(, yaitu sama banyaknya dengan jumlah manusia di dunia

ini dikalikan dengan segala macam keinginan mereka, sehingga sangat sukar

diperkirakan  keterkaitan )korelasi( dan hubungan sebab-akibatnya antara variable

yang satu dengan lainnya.

            Mereka yang mengatakan hukum-hukum social yang universal dan

obyektif itu tidakeksaks, pada dasarnya karena kegagalan mereka menemukan

hubungan antar variable yang sangat banyak tersebut. Tetapi dengan majunya

ilmu statistic sesudah mendapat bantuan computer sekarang ini, dapat dibuktikan

betapa anggapan para pakar ilmu social selama ini bahwa ilmu perilaku manusia

tidak eksaks adalah tidak benar. Dengan bantuan computer kita bisamembuktikan 

system keterkaitan hukum-hukum social yang obyektif dan universal tersebut

adalah eksaks. Hal ini dapat dibuktikan terutama jika sampel )contoh( yang

diambil cukup besar dengan menggunakan model persamaan dengan pendekatan

system.

            Dengan demikian, IPTEK bagi umat Islam jika dipahami benar-benar akan

menambah teguhnya iman serta merupakan rakhmat Allah SWT. yang tidak

terbilang nilainya. Hanya orang-orang yang belum sampai kajiannya sajalah yang

masih meragukan dan bahkan mencurigai kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga

tanpa sadar mereka telah menjauhkan diri dari kemajuan ilmu pengetahuan.

Sunnatullah kauniyah yang digali dan dipahamkan langsung dari ayat-ayat Al

Qur’an, justeru membuka pintu, bahkan  memacu kemajuan ilmu pengetahuan

)IPTEK( dan akal manusia dengan mempersilahkan setiap umat Islam, khususnya

para ilmuwannya,  untuk membangkitkan kembali kemajuan dan pemahaman

ilmu pengetahuan yang benar seperti yang ditunjukkan dalam Al

Qur’an kesimpulannya )Bucaile(.

            Oleh karena itu,  kita tidak perlu terheran-heran, ketika kita menyaksikan

temuan baru dalam bidang IPTEK sampai saat ini senantiasa menambah bukti

ilmiah akan kebenaran yang difirmankan Allah SWT. dalam Al Qur’an. Oleh

karena itu dengan dasar uraian tersebut diatas, dapatlah diambil kesimpulan

bahwa  beramal shaleh  sebagai kata kunci  perintah Allah SWT. untuk beribadah

kepada Allah SWT. dalam wujud memakmurkan bumi,  hendaknya didasarkan

27

Page 28: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

pada sunnatullah, yaitu sebuah hasil karya iman dan  ilmu pengetahuan yang

bermanfaat, khususnya  yang berlandaskan  sunnatullah qauliyah maupun

kauniyah.

            Tanpa iman dan ilmu pengetahuan berbasis  sunnatullah qauliyah )firman

Allah, Al Qur’an(  yang memadai, hampir tidak mungkin kita membayangkan

sukses dunia dan akhirat  dalam beramal shaleh secara menyeluruh dan efektif,

terutama berbasis pada sunnatullah yang diwahyukan. Kewajiban belajar untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat bagi  kaum beriman adalah merupakan kewajiban

seumur hidup, sampai liang lahad.

Petunjuk ayat-ayat tersebut sejalan dengan  prinsip umum yang diterima

oleh para Ilmuwan, )Perlman, Science Without Limits, 1995 dan Horgan, The End

of Science, 1997( sekaligus mengacu  pada petunjuk Al Qur’an dan As

Sunnah, terdapat  prinsip  pengembangan IPTEK pemberdayaan Mustahik

berbasis sunnatullah sebagai berikut  :

1( Prinsip pertama : bahwa sunnatullah adalah kita yakini sebagai   ciptaan

Allah SWT, yang  berukuran, tidak berubah-ubah dan obyektif.

2( Prinsip kedua : ada tatanan alam yang teratur di dunia , baik natural maupun

sosial. Kata  Einstein, bahwa Tuhan  menciptakan alam ini  bukan seperti

melempar dadu.

3(  Prinsip ketiga : merupakan pendekatan ilmiah ketiga, yaitu bahwa  dunia ini

adalah tertata menurut ukuran (qadar kauniyah)  tertentu secara

matematis , baik  geometrik, aljabar maupun statistic.

4( Prinsip keempat : bahwa tatanan natural maupun social bersifat sederhana

mengikuti prinsip  parsimony, tidak rumit dan bersifat global.

5( Prinsip kelima : merupakan pendekatan ilmiah kelima, yaitu  bahwa

keberadaan dunia natural maupun social  mengikuti prinsip kausalitas qadar

kauniyah )segala sesuatu memiliki ukuran dan terjadi menurut sebabnya,

Qur’an, Al Kahfi, 18 :84-85(.

6( Prinsip keenam :  prinsip adanya perubahan  )Q, Ar Ra’d, 13: 11( yang

diarahkan oleh  Allah SWT. merupakan prinsip keberadaan fenomena natural

maupun social yang keenam. Contah  air bisa berubah menjadi padat ketika

28

Page 29: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

suhu nol derajad, atau menjadi uap ketika suhunya 100 derajad. Rumput yang

hijau menjadi hitam pada tingkat kekeringan  tertentu.

7( Prinsip ketujuh :  adanya kesatuan alam dasar, kita yakini karena alam

natural maupun social diciptakan oleh Allah Yang Maha Esa )Satu(. Rumput

yang hijau menjadi hitam dalam satu keadaan.

8( Prinsip kedelapan :  adanya fenomena paradox, seperti perilaku natural dan

social pada kondisi tertentu memiliki perilaku kontnyuitas namun pada

kondisi tertentu lainnya  memiliki perilaku diskontinyuitas )deskrit(. Atau

kondisi deterministic )matematis(  versus probabilitas )statistic(. Dan

selanjutnya antara rumput yang hijau kemudian menjadi warna hitam )Ingat

riwayat paradoks, pertemuan Nabi Khidir dan Nabi Musa,  Al Kahfi, 18 : 60 -

82(

Dengan dasar delapan prinsip sunnatullah qadar kauniyah  tersebut,

sunnatullah yang tersedia dalam ayat qauliyah dan kauniyah  akan dapat

dijelaskan fenomenanya di alam,  untuk selanjutnya dapat disusun menjadi dasar

mengembangkan IPTEK berbasis sunnatulllah. Berikut informasi  global tentang

adanya sunnatullah di alam jagat raya ini.

Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa  telah terjadi

ketidakseimbangan CO )emisi carbon( setelah lebih dari 50 tahun )ada time

respon puluhan tahun( , sebagai akibat kemajuan penggunaan teknologi

industrilisasi yang  telah menghasilkan dampak polusi udara yang menimbulkan

pemanasan bumi, yang berlanjut ke pemanasan laut, yang berdampak pada

kehidupan biota di laut , juga hujan asam, karena perilaku merusak yang

dilakukan oleh manusia )industry(. Saat ini akibat tersebut telah terasa dalam

keseharian kita berupa “perubahan iklim global”, termasuk semakin naiknya

tinggi permukaan laut kita. Tentu saja untuk mendalami hubungan sebab-akibat

tersebut adalah merupakan temuan IPTEK yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Hukum alam tersebut bersifat objektif dan berlaku pada alam, kita suka atau tidak

suka. Ini contoh kecil tentang sunnatullah kauniyah. Allah SWT. telah

menyediakan alam ciptaannya untuk kita kaji dan kita pelajari, kemudian

menghasilkan IPTEK dengan time response yang panjang )setelah puluhan tahun(.

29

Page 30: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

E. Konsepsi Tentang Alam Semesta

1. Konsepsi Alam Semesta Newton

Di dalam galaksi, terdapat 100 milyar bintang yang ada umumnya sebesar

matahari, sampai pada abad ke-20 orang masih beranggapan bahwa alam kita ini

tidak mempunyai batas atau tidak terbatas, dan oleh karenanya besar alam ini

tidak terhingga, sebab apabila ia terbebas akan "Mata Bintang-Bintang" yang ada

ditepi, yaitu yang dekat dengan perbatasan tersebut tentunya hanya akan

mengalami tarikan gaya gravitasi ke satu sisi saja, yakni ke pusat alam semesta

karena sisi tepi hampir tidak ada bintangnya, jadi bintang-bintang di tepi akan

bergerak ke pusat dan akan berkumpul disana, jika waktu yang cukup lama

memberikan kesempatan untuk berlangsungnya proses menyatu itu dan alam

tanpa batas itulah yang menjadi ajaran Newton.

Disamping itu perkembangan ilmu kimiawi yang sejak lama mengkaji

proses-proses kimiawi mengajarkan bahwa dalam reaksi yang bagimanapun

materi itu kekal. Maka bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsepsi Newton itu

adalah besarnya alam semesta tidak terhingga dan materinya tidak akan pernah

tiada, eksistensi alam ini juga tidak terhingga lamanya.

Konsepsi Newton ini telah menghancurkan konsepsi kuno yang

menganggap bahwa alam ini dikelilingi oleh bola langit yang raksasa tempat

menempelnya bintang-bintang. Namun, konsepsi Newton bertentangan dengan

kenyataan observasi abad ke-20, serta ajaran Agama yang menyatakan bahwa

alam semesta tidak kekal, dan diciptakan Tuhan pada saat tertentu. Konsepsi kuno

itu pun juga salah bahwa bola langit yang dipercayai keberadaannya tidak

berkembang atau tidak meluas itu bertentangan dengan Al-Qur'an surat Adz-

Zaariyaat ayat 47. 

Karena memang janggal kalu semua bintang-bintang berada dipermukaan

bola langit. Ayat ini pula yang membantah konsepsi Newton tentang tidak

terhingga alam semesta, sebab sesuatu yang tidak terhingga besarnya seperti alam

konsepsi Newton, tidak dapat dibesarkan atau diluaskan lagi begitu pula tentang

kekekalan alam semesta tersebut. Ia dibantah oleh Al-Qur'an yang menjelaskan

scenario hancurnya alam semesta dalam surat Al-Anbiya', ayat : 104 :

30

Page 31: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

"Pada Hari kami gulung ruang waktu (alam semesta) laksana menggulung

lembaran tulis, sebagaimana kami telah memulai awal penciptaan, itulah janji

yang akan kami tepati, sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya".

Disitulah sebenarnya arti dari kata kalimat yang akan terjadi pada waktu

yang Allah tentukan, dan itu pun terjadi secara rahasia, dan tiba-tiba, serta

waktunya sudah dekat. Seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'ansurat Al-

Mu'min ayat : 59 yaitu

"Sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan

tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (mempercayainya)".

2. Konsepsi Alam Semesta Einstein

Berbeda dari Newton, Einstein mempunyai sebuah konsepsi yang

didasarkan pada fisika relativistic yang dikembangkannya sejak tahun 1905 dalam

kegiatannya mengembangkan teori relativitas umum Einstein menemukan bahwa

ruang alam mengalami kelengkungan sebagai akibat dari adanya grafitasi yang

ditimbulkan massa materi yang berada di dalamnya. Dalam penelitiannya yang

lebih seksama dan melibatkan jarak kosmologis yang cukup besar, serta gaya

gravitasi yang cukup kuat seperti yang ditimbulkan oleh matahari, prediksi

Einstein itu tampak nyata.

Menurut Einstein alam kita ini melengkung sedemikian rupa sehingga ia

menutup pada dirinya sendiri dan alam semesta menurut Einstein tidak terbatas,

namun besarnya sehingga bergantung pada besar jari-jarinya. Menurut

konsepsinya, sekalipun ada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan di alam

semesta secara keseluruhan alam semesta tidak berubah. Dan konsepsi ini hancur

ketika Edwin Hubble yang menggunakan teropong bintang besar menemukan

teori ekspansi. Karena memang apa yang dikemukakan Einstein tidak sesuai

dengan Al-Qur'an surat Adz-Zariyaat ayat 47, di penjelasan terhadulu. Dalam ayat

itu jelas dinyatakan bahwa Allah meluasa langit dan Allah membesarkan ruang

alam itu, sehingga alam ini tidak statis seperti yang dikatakan Einstein.

31

Page 32: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

3. Konsep Alam Semesta Dalam Al-Qur'an

Konsep-konsep alam semesta dalam Al-Qur'an sangat banyak dan

berfariasi tergantung dari pengetahuan mufassirnya. Al-Qur'an dengan ayat-

ayatnnya diturunkan 15 abad yang lalu mengandung uraian secara garis besar

tentang penciptaan alam semesta, seperti yang sudah disebutkan di depan semua

itu semata-mata sebagai bimbingan dan petunjuk bagi manusia tentang kekuasaan

Allah sesuai dengan ayat 190 surat Ali Imron yaitu kategori "Ulum Albab".

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam

dan siang, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi para Ulum Albab".

Yang dilanjutkan dalam ayat 191 surat Ali Imron Berikutnya :

"Yakni mereka yang mengingat (berzikir kepada) Allah ketika berdiri, sambil

duduk, dan sambil berbaring, serta memikirkan tentang penciptaan langit dan

bumi (seraya berkata) ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua

dengan sia-sia, Maha Suci Engkau. Maka peliharalah kami dari adzab Neraka".

Proses kejadian alam ini satu persoalan yang menarik sejak dari zaman

dahulu hingga ke hari ini. Manusia masih ingin mencari kepastian asal usul

kejadian alam ini. Bagaimana proses kejadiannya. Bagaimana alam ini terjadi dan

diciptakan. Manusia masih tercari-cari jawapannya. Manusia tidak jemu-jemu

dengan segala usaha dan kemahiran yang ada untuk mencari jawapannya. Ahli-

ahli sains hari ini dengan teknologi tinggi dan canggih masih terus berusaha untuk

mencari rahsia kejadian alam ini.

Allah yang menciptakan alam ini tidak membiarkan manusia untuk

mencari jawapannya kerana Dia Maha Mengetahui akan kelemahan hambaNya.

Kelemahan manusia sungguh banyak contohnya kita tidak boleh menjelajah jauh

ke seluruh pelusuk alam untuk mengetahui keadaan sebenar seluruh alam. Apa

yang manusia boleh lakukan hanya meramalkan berdasarkan dengan sedikit ilmu

yang ada pada ketika itu. Mungkin betul dan mungkin juga salah. Oleh kerana

itulah Allah telah memberitahu manusia jawapan bagaimana dan siapa yang

menciptakan alam ini. JawapanNya diterangkan di dalam al Quraan melalui

RasulNya. Di dalam al Quraan yang suci Allah menyebutkan Dialah yang

32

Page 33: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

menciptakan alam semesta ini dengan kekuasaan dan kehendakNya. FirmanNya

yang bermaksud:

"Dan Dialah menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah

perkataanNya diwaktu Dia menyatakan, Jadilah lalu terjadilah', dan di

tanganNyalah segala kekuasaaan diwaktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui

yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha

Mengetahui"( Surah al Anaam: 73)

Allah telah menciptakan langit dan bumi ini melalui proses-proses yang

dikehendakiNya. Sebahagian daripada proses-proses kejadian alam ini telah

diterangkan oleh Allah dengan jelas di dalam Al-Qur’an. Allah telah

menerangkan bahawa kejadian langit dan bumi ini asalnya daripada satu yang

padu, kemudian dipisahkan menjadi langit dan bumi. Firman Allah yang

bermaksud:

"dan apakah orang-orang kafir itu tidak melihat bahawasanya langit dan bumi

itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (satu unit penciptaan), kemudian

kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu

yang hidup. Maka mengapakan mereka tiada juga beriman?". (Surah Al-Anbia:

30)

Ayat ini menerangkan asal kejadian alam semesta, terdapat tiga maklumat penting

yang terkandung di dalam ayat ini berkaitan dengan kejadian alam

semesta)Dr.Zakaria Awang Soh,1990(

1( Bahan yang membentuk alam semesta ini merupakan satu entiti )suatu yang

wujud( tunggal.

2( Keseluruhan alam semesta, langit dan bumi adalah tercantum dalam satu unit.

3( Pemisahan berlaku secara sistematik untuk menghasilkan hukum-hukum

fizikal dan peningkatan jirim )ordering matter(

Perkataan "ratq" membawa maksud memadukan unsur-unsur menjadi satu

jasad yang padu. Jasad yang padu inilah yang menjadi asal mula alam. Perkataan

"fatq" membawa maksud dipisahkan atau dipecahkan. Jasad yang padu tadi

kemudiannya melalui proses pemisahan. Bagaimana proses pemisahan itu tidak

dapat dijelaskan. Jika dilihat kepada alam semesta yang wujud hari ini

33

Page 34: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

menggambarkan proses pemisahan ini berlaku dalam satu kuasa pemisahan yang

sungguh hebat dan amat kuat.

Di dalam ayat tersebut, langit dan bumi pada status pertamanya adalah

berbentuk ratq. Kedua-duanya di pisahkan )fataqa( dengan kemunculan satu dari

yang satu lagi. Dalam perkataan lain, setiap benda termasuk langit dan bumi yang

masih belum diciptakan lagi, juga termasuk di dalam titik tunggal ini dalam

keadaan ratq. Titik ini kemudiannya meletup dalam satu letupan yang besar,

menyebabkan materialnya menjadi fataq dan proses ini membentuk keseluruhan

struktur alam semesta. Apabila kita membandingkan pernyataan di dalam ayat Al-

Qur'an di atas dengan penemuan saintifik, kita mendapati bahawa kedua-duanya

berada dalam keserasian yang sempurna di antara satu sama lain. Apa yang cukup

menarik perhatian ialah penemuan ini tidak diketahui sehingga abad ke 20.Dalam

Al-Qur'an yang diwahyukan 1400 tahun lalu, ketika pengetahuan tentang

astronomi masih sedikit, fakta mengenai pengembangan alam semesta telah

diterangkan seperti berikut;

Dan langit itu Kami bina dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami

benar-benar meluaskannya. (Surah az-Dzariyat;47)

Perkataan 'langit' yang dinyatakan dalam ayat di atas digunakan dalam

banyak tempat dalam Al-Qur'an yang bermaksud ruang angkasa dan cakerawala.

Di sini sekali lagi, perkataan ini digunakan untuk maksud ini. Dalam perkataan

lain, Al-Qur'an mendedahkan hakikat mengenai proses pengembangan alam

semesta. Dan ini merupakan puncak kesimpulan yang diputuskan oleh dunia sains

hari ini.

Sehingga penghujung abad ke 20, pandangan yang paling masyhur dalam

dunia sains ialah bahawa 'alam semesta mempunyai sifat konstan )statik( dan telah

wujud tanpa keterbatasan masa'. Kajian, pemerhatian dan pengiraan yang

dijalankan melalui seluruh insfranstruktur teknologi moden, sebenarnya telah

menunjukkan bahawa alam semesta telah wujud dalam masa yang terbatas dan

berkembang secara konstan.

34

Page 35: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Pada permulaan abad ke 20, seorang ahli fizik Russia Alexander

Friedmann dan ahli kosmologi Belgium George Le'maitre telah membuat

pengiraan secara teori bahawa alam semesta adalah dalam keadaan pergerakan

yang berterusan dan ia sebenarnya berkembang.Fakta ini juga telah dibuktikan

melalui data dari pemerhatian yang dijalankan pada tahun 1929. Edwin Hubble

seorang ahli astronomi Amerika yang membuat pemerhatian di langit dengan

menggunakan teleskop, mengisytiharkan bahawa bintang-bintang dan galaksi-

galaksi bergerak menjauhi antara satu sama lain secara berterusan. Sebuah alam

semesta di mana semua benda di dalamnya secara konstan bergerak menjauhi

sesama mereka, jelas menggambarkan pengembangan alam semesta itu.

Pemerhatian yang dijalankan dalam tahun berikutnya mengesahkan

bahawa alam semesta adalah berkembang secara berterusan. Fakta ini telah di

jelaskan dalam Al-Qur'an ketika mana hal ini masih belum lagi pernah diketahui

oleh manusia. Ini adalah kerana Al-Qur'an adalah kalam Tuhan, maha Pencipta

dan Pemerintah bagi seluruh alam semesta.Proses pembentukan alam ini berlaku

secara bertahap-tahap selepas dari pemisahan itu dan disebut di dalam Al Qur’an

yang bermaksud;

"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan

asap lalu Dia berkata kepadaNya dan bumi, Datanglah kamu keduanya menurut

perintahKu dengan suka hati atau terpaksa keduanya menjawab 'kami datang

dengan suka hati' Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam masa dua masa dan

Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang

dekat dengan bintang yang cemerlang dan Kami perliharanya dengan sebaik-

baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha

Mengetahui."(Surah Al Fushilat:11-12)

Seluruh proses kejadian alam ini berlaku secara sistematik dengan ukuran yang

rapi dan tepat seperti yang disebut di dalam al Qur’an

"Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu menurut takdir (yang telah

ditentukan)." (Surah Al Qamar :49).

35

Page 36: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

F. Kemunduran Umat Islam dalam Pengembangan Iptek

1. SEJARAH IPTEK ISLAM DI MASA KEJAYAAN

Pada zaman Daulah Abbasiyah, dikatakan sebagai masa menjamurnya

kesastraan dan ilmu pengetahuan serta ilmu-ilmu purbakala yang disalin ke dalam

bahasa Arab. Lahirlah pada masa itu sekian banyak penyair, pujangga, ahli

bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir, ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli

bangunan dan sebagainya. Dinasti Abbasiyiah membawa Islam ke puncak

kejayaan Saat itu, dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam,

Tradisi keilmuan berkembang pesat.Kesadaran akan pentingnya ilmu

pengetahuanlah yang mengundang terciptanya beberapa karya ilmiah seperti

terlihat pada abad ke 8 M. yaitu gerakan penerjemahan buku peninggalan

kebudayaan Yunani dan Persia.

Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan

berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya mengantisipasi kemungkinan

seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada

umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana

dan memuliakan pujangga. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui

sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan dari belenggu taklid,

yang menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala

bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.

            Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-

peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba Blue Mosque di

Konstantinopel. atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-

Mutawakkil, Istana al-Hamra )al-Hamra Qasr( yang dibangun di Seville,

Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit

yang menghadap ke kota Granada. Saat itu “kata Lutfi” banyak lahir tokoh dunia

yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah

bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama

Avicenna. Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama

36

Page 37: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

‘manzanik’, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa

Islam mampu mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib

akhirnya terusir dari Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi

masyarakat Arab. Peradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan

dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang

menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi

pada Islam.

            Berikut ini adalah beberapa penemu atau ilmuan  muslim yang sangat

berpengaruh terhadap ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat

dan masih digunakan.

1( Al khawarizmi: ia adalah seorang yang menemukan ilmu aljabar di dalam

matematika.

2( Ibnu sina ia adalah:  membuat buku tentang kedoteran

3( Jabbir ibnu hayyan: ahli kimia yang di kenal sebagai bapak kimia

4( Albiruni: meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang

berhubungan dengan lingkungan fisik bumi. Dia di nobatkan sebagai bapak

antropologi, idiologi

5( Abu alzahwari: penemu tehnik patah tulang dan membuat kitab untuk

menyembuhkan luka pada saat oprasi

6( Ibnu haitham: dikenal sebagai bapak ilmu mata yan g mengurai bagai mana

mata bekerja

7( Ar razi: orang pertama yang bia menjelaskan tentang penyakit cacar dan juga

alergi asma dn deman sebagai daya mekanisme tubuh.

            Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku

bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-

sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau

enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku

bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti

Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas,

37

Page 38: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella. Belum lagi ribuan buku yang

berhasil memberikan pencerahan kepada dunia. Itu sebabnya, jangan heran kalau

perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-

Ahkam di Andalusia misalnya, merupakan perpustakaan yang sangat besar dan

luas. Buku yang ada di situ mencapai 400 ribu buah. Uniknya, perpustakaan ini

sudah memiliki katalog. Sehingga memudahkan pencarian buku. Perpustakaan

umum Tripoli di daerah Syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk

50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan

lainnya. Tapi naas, semuanya dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan

Tartar ketika mereka menyerang Islam.

2. Kemunduran dalam Iptek

            Pada masa kemunduran iptek di dunia islam, kaum Muslimin tidak lagi

mempunyai semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu. Bahkan sebagian mereka

menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan, karena dianggap sekular dan produk

Barat. Menurut Prof DR. Abdus Salam, seorang ilmuwan Muslim asal Pakistan,

kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi di Dunia Islam lebih banyak

disebabkan oleh faktor-faktor internal umat Islam. Misalnya, terjadinya

pemisahan dalam mempelajari ayat-ayat Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah,

kurang terjalinnya kerjasama antara ilmuwan Muslim dan penguasa setempat

untuk menjaga tradisi keilmuan di Dunia Islam, dan sikap mengisolasi diri

terhadap perkembangan iptek dunia luar.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab ilmu pengetahuan dan teknologi

)IPTEK( Islam mengalami kemunduran antara lain adalah :

1( Kesadaran orang barat akan arti penting penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat sangat tinggi. Oleh karena

itu, orang barat ingin mengambil alih kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi dari umat islam, karena pada abad ke 9 - abad ke 13 M umat islam

dengan menguasai iptek bisa lebih baik kesejahteraannya dari pada oranga

38

Page 39: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

barat, sehingga mereka berusaha untuk merebut kemajuan iptek dari umat

islam.

2( Orang barat yang pada umumnya beragama Nasrani, ingin menunjukan pula

bahwa melalui agama Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang iptek

sejajar dengan umat islam. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya

setelah mereka mendapatkan kemajuan dalam bidang iptek, mereka justru

mulai menjauh dari agama mereka. Mereka menjadi sekuler. Urusan agama

berjalan sendiri, begitu pula dengan iptek. Mereka mungkin menganggap

bahwa agama Nasrani dengan kitab Injil, justru menjadi penghalang bagi

kemajuan iptek. Mungkin hal ini disebabkan kerena banyak penemuan-

penemuan badu dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak

sesuai dengan ayat-ayat dalam Kitab Injil.

Misalkan tentang terbentuknya alam semesta ini, seperti yang tertulis dalam

Kitab Injil tidak sesuai dengan teori dan kenyataan yang ada. Peredaran bumi

dan planet-planet mengelilingi matahari, bertentangan dengan teori yang ada

dalam Kitab Injil. Ingat ketika Galileo Galilei mengumumkan teori tentang

peredaran bumi dan planet-planet mengelilingi matahari ditentang oleh gereja,

karena tidak sesuai dengan Bibel. Begitu pula dengan Nicolas Copernicus

mengumumkan teori tentang “heliocentris”, yaitu bumi berputar mengelilingi

matahari dan matahari sebagai pusat peredaran, juga ditentang oleh gereja.

Kedua ilmuan tersebut akhirnya dihukum mati oleh gereja.

Alhamdulillah, hal ini tidak terjadi dalam agama Islam, karena Al Qur’an

selalu sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ! bahkan Al

Qur’an bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukankah Al

Qur’an diciptakan oleh yang menciptakan alam semesta ini? jadi selalu akan

sesuai !

3( Orang-orang barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan “benua”

baru, sehinggga mereka berusaha berlayar denan route yang tidak lazim,

seperti yang dilakukan oleh Amerigo Vespuci dan Columbus pada tahun 1492

ke benua Amerika. Vasco de Gama pada tahun 1407 berlayar ke Tanjung

Pengaharapan. James Cook pada tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan

39

Page 40: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

New Zealand serta kepulauan Pasifik. Penemuan-penemuan benua baru

tersebut ikut mempengaruhi route perdagangan yang berdampak terhadap

negara-negara Islam pada waktu itu. Route perdagangan yang semula Syria

dan Mesir ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari India dan dari Eropa,

setelah penemuan route )benua( baru, Mesir dan Syria jadi sepi yang

mengakibatkan sumber pendapatan negeri-negeri Islam jadi berkurang

banyak.

4( Orang-orang barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang

didirikan oleh Taqi Al Din di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan

Islam kehilangan sumber pengetahuan dan pengamatan bintang )astronomi(

yang sudah sangat maju pada masa itu. Ironisnya, pada waktu yang sama

sekitar tahun 1580 juga, orang barat baru pertama kali membangun

observatoriumnya oleh Tycho Brace. Perlu dicatat bahwa Islam telah memiliki

observatorium pertama kali yang dibangun pada tahun 500-an M di Ulugh

Beg )Samarkand(. Jadi orang islam sudah lebih dahulu maju 1000 tahun dari

orang barat dalam hal pengerahuan tentang astronomi.

5( Perjanjian perdagangan antara Sultan Sulaiman I )dinasti Utsmani( dari Turki

dan Inggris, yang pada mulanya untuk meringankan Turki mengimport

barang-barang dari Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, tapi lama-

kelamaan ekonomi Turki banyak tergantung pada ekonomi Eropa. Terlebih

lagi dengan adanya revolusi industri di Inggris dan di negara-negara Eropa

lainnya, produk barang jadi dari Eropa makin membanjiri negara-negara islam

dan keadaan ini juga makin mempengaruhi ekonomi negara-negara islam

lainnya.

6( Ketergantungan negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama kelamaan

menjadi suatu bentuk ketergantungan dalam bidang pemerintahan. Inilah awal

mula pemerintahan kolonialisme barat terhadap negara-negara islam. Akibat

kolonialisme barat, maka negara-negara islam yang pada mulanya bersatu dari

Maroko sampai ke Pakistan, kemudian terpecah belah menjadi negara-negara

kecil berdasarkan feodalisme, kesultanan , kerajaan dan keemiratan yang

antara satu dengan lainnya saling bersaing, bahkan sampai bermusuhan.

40

Page 41: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Politik pecah belah, devide et impera, telah melumpuhkan kejayaan islam

pada masa lalu.

7( Akibat kolonialisme negara-negara islam yang semula menggunakan bahasa

Arab sebagai bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa penjajah.

Keadaan ini sedikit banyak telah menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal

Al Qur’an adalah juga sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.

8( Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-

negara islam mulai menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran

merupakan akar bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini

lebih diperpapah lagi dengan munculnya kapitalisme barat.

Faktor-faktor diatas menjadi penyebab utama islam mulai tertinggal dari

orang-orang barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu,

ada gejala umat islam mulai mengenyampingkan ilmu kealaman yang justru

sebenarnya banyak tersurat dan tersirat di dalam Al Qur’an melalui ayat-ayat

Kauniyyah. Padahal orang-orang barat mulai bersemangat mempelajari dan

meneliti ilmu kealaman yang mendasari kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Oleh  karena itu, dengan paparan di atas diharapkan dapat menggugah

semangat para intelektual muda islam untuk bisa bangkit untu merebut kembali

ilmu pengetahuan dan teknologi yang dulu pernah menjadi kebanggan umat

Islam.

3. Solusi

Adapun alternatif-alternatif dalam memecahkan masalah kemunduran

umat islam di bidang peradaban sains dan teknologi, antara lain :

a. Faktor Internal, yaitu dengan :

Mengkaji, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

Mencari ilmu pengetahuan )sains( dan teknologi, serta mengembangkanya.

41

Page 42: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Menggalang persatuan dan persaudaraan umat islam )ukhuwah islamiyah(.

Meningkatkan bidang dakwah.

Amar ma’ruf nahi munkar )menganjurkan kebaikan dan membrantas

kemungkaran(.

Melaksanakan kewajiban “jihad fi sabilillah”.

Melaksanakan akhlak islam dan etika serta memegang teguh nilai-nilai

dalam setiap ucapa dan perbuatan.

Menyelesaikan dengan cara yang Islami paham-paham dan aliran-aliran

yang menyimpang dari kebenaran.

Pembinaan masyarakat Islam )al-Mujtama’al-Islamiyah(.

Revolusi informasi.

Rekontruksi ilmu pengetahuan, bila diperlukan.

Sintesis pemehaman filsafat perifatetik )teologi Mu’tazilah; teologi

Liberal( dengan filsafat iluinatif )teologi al-Asy’ariah/teologi tradisonal(.

b. Faktor External, yaitu dengan :

Berupaya menjinakan musuh dengan cara-cara yang diperbolehkan dalam

islam.

Mengambil sikap terhadap badan-badan internasional dan fakta-fakta yang

memusihi islam.

Mengambil sikap tegas terhadap peperangan yang direkayasa di dunia

Islam.

42

Page 43: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Perasaan bangga )mulia( dengan Dieul Islam.

Setiap muslim harus menyiapkan dirinya untuk memikul kewajiban islam.

Membuat rumah tangga mulim yang sakinah.

Berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan negerinya maupun

negri kaum muslimin.

G. Peran Islam Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 )dua(.

Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan.

Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler

seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam

wajib dijadikan landasan pemikiran )qaidah fikriyah( bagi seluruh bangunan ilmu

pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala

macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu

pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat

diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan

tidak boleh diamalkan.

Kedua, menjadikan Syariah Islam )yang lahir dari Aqidah Islam( sebagai

standarbagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria

inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat

)pragmatisme/utilitarianisme( seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini

mengatur,bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan

halal-haram)hukum-hukum syariah Islam(. Umat Islam boleh memanfaatkan

iptek, jikatelahdihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek

telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,

walau punia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

43

Page 44: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam

perkembangan iptek setidaknya ada 2 )dua(. Pertama, menjadikan Aqidah Islam

sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan

bukannya paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam

membangun struktur ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai

standar penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat

)utilitarianisme(, yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam

mengaplikasikan iptek.

Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik,

insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan juga

seluruh umat manusia. Mari kita simak firman-Nya:

Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk

ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh

dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya

semiminal mungkin.

Adapun kondisi umat Islam sekarang yang mengalami kemunduran dalam

bidang sains dan teknologi adalah disebabkan oleh berbagai hal. Sains Islam

mulai terlihat kemunduran yang signifikan adalah selepas tahun 1800 disebabkan

faktor eksternal seperti pengaruh penjajahan yang dengan sengaja menghancurkan

sistem ekonomi lokal yang menyokong kegiatan sains dan industri lokal.

Contohnya seperti apa yang terjadi di Bengali, India, saat sistem kerajinan industri

44

Page 45: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

dan kerajinan lokal dihancurkan demi mensukseskan “revolusi industri” di

Inggris.

            Sains dan teknologi adalah simbol kemodernan. Akan tetapi, tidak hanya

karena modern, kemudian kita mengabaikan agama sebagaimana yang terjadi di

Barat dengan ideologi sekularisme. Karena sains dan teknologi tidak akan pernah

bertentangan dengan ajaran Islam yang relevan di setiap zaman.

B. Saran

Kemajuan IPTEK sangat berdampak bagi kehidupan manusia didunia.

Sebagai generasi muda penerus bangsa sudah selayaknya kita belajar untuk

menggunakan dan memanfaatkan Ilmu pengetahuan dan teknologi sebaik

mungkin namun tetap berdasar aturan-aturan Agama Islam . Sudah semestinya

kita bersatu menguasai IPTEK agar tidak kalah dengan bangsa lain itu. Namun,

tetap saja, jika kita telah mendapatkan IPTEK, segeralah imbangi diri anda

dengan Iman dan Taqwa.

45

Page 46: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wadud, Qur'an Hadist, Semarang : PT Karya Thoha Putra, 1997.

Baikuni, Ahmad, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT.Dana

Bhakti Primayasa, 1996.

Baikuni, Ahmad, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT. Dana

Bhakti Primayasa, 1995.

Baiquni, Achmad. Alqur’an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Solo Dana Bhakti

Wakaf, 1994.

Cony, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Remaja Rosda Karya :

2002.

Depag, Pendidikan Agama Islam Dan Ilmu Pengetahuan Teknologi, Depag RI.,

2006.

Effendi, Abdurrahman Riesdam & Gina Puspita, Membangun Sains dan

Teknologi Menurut Kehendak Tuhan, Jakarta: Giliran Timur, 2007.

http://birulumbalumba.blogspot.com/2012/03/sejarah-iptek-islam-pada-masa-

kejayaan.html

http://blog.re.or.id/persepsi-islam-terhadap-perkembangan-sains-dan-

teknologi.htm

http://lapodding.com/2009/07/06/sain-dan-teknologi-dalam-pandangan-islam/

46

Page 47: Prinsip Prinsip Islam Terhadap Sains Dan Teknologi

Kaelany, dkk. Islam Untuk Disiplin Ilmu dan Teknologi.  Jakarta: Depag Ditjen

Bagais PIK Pertais. 2004

Makmur, Tanodijaja, Bumi Dan Antariksa, Jakarta Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan 1995.

Mustofa, Agus, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Bandung : Patma Press, 2005.

Purwanto, Agus, Keterpaduan Materi Pendidikan Agama Islam Dan

IPTEK.Bandung : PT. Remaja Rosda 2005.

Shihab, M. Qurays, Mu'jizat Al-Qur'an. Bandung : Mizan 2003

Soedewo, Islam dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, 2007.

Susanto, Edi, Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar, Pamekasan : STAIN Pamekasan,

2006.

47