FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI...

84
1 ANALISIS MASALAH KUALITAS PRODUK PADA PERUSAHAAN DEVELOPER REAL ESTATE MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA Dian Nur Apriani PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/1430 H

Transcript of FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI...

Page 1: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

1

ANALISIS MASALAH KUALITAS PRODUK

PADA PERUSAHAAN DEVELOPER REAL ESTATE

MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

Dian Nur Apriani

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/1430 H

Page 2: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

2

ANALISIS MASALAH KUALITAS PRODUK

PADA PERUSAHAAN DEVELOPER REAL ESTATE

MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sains

Fakultas Sains dan Tekhnologi

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Dian Nur Apriani

105094003087

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009M/1430H

Page 3: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

3

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Analisis Masalah Kualitas Produk pada Perusahaan

Developer Real Estate Menggunakan Metode Six Sigma” yang ditulis oleh

Dian Nur Apriani, NIM 105094003087 telah di uji dan dinyatakankan lulus

dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program

Matematika.

Menyetujui :

Penguji 1, Penguji 2,

Nina Fitriyanti, M.Kom Jaenudin, MM. M.Si

NIP. 19760414 200604 2 001

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Taufik Edy Sutanto, M. ScTec Dr. Agus Salim, M. Si

NIP. 19790530 200604 1 002 NIP.19720816 199903 1 003

Mengetahui :

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Matematika,

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis Nur Inayah, M. Si

NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19740125 200312 2 001

Page 4: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

4

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN.

Jakarta, Juni 2009

Dian Nur Apriani

105094003087

Page 5: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

5

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini penulis persembahkan kepada

Abah dan Ibu tercinta serta Adik tersayang,

karna do’a, kasih sayang dan semangat dari kalian Mbayang bisa

bertahan sampai sekarang..

teruntuk ‘Heru Harisma’ belahan hati dan jiwaku,

karna ayah, bunda bisa menjadi seperti sekarang ini.

Cinta, kasih sayang dan dukunganmu adalah nafas dalam setiap

langkah hidupku… ”

Page 6: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

6

ABSTRAK

DIAN NUR APRIANI, Analisis Masalah Kualitas Produk pada Perusahaan

Developer Real Estate Menggunakan Metode Six Sigma. Di bawah bimbingan

Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech dan Dr. Agus Salim, M.Si.

Perkembangan dunia industri sekarang ini, mendorong pengendalian

kualitas semakin diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan dalam rangka

menunjang program jangka panjang perusahaan, yaitu mempertahankan pangsa

pasar atau bahkan menambah pangsa pasar perusahaan. Pengendalian kualitas ini

tidak dapat dilakukan secara konstan, akan tetapi harus dilakukan secara terus

menerus. Salah satu metode peningkatan kualitas yang dapat digunakan adalah

metode Six Sigma.

Pada penelitian ini dilakukan peningkatan kualitas menggunakan

metode Six Sigma melalui fase Define, Measure, Analyze, Improve, Control

(DMAIC) pada sebuah perusahaan multinasional yang bergerak dibidang

pengembangan kawasan dan pemukiman (Developer Real Estate). Setelah

dilakukan analisa diketahui bahwa masalah utama yang sedang dihadapi oleh

perusahaan adalah tentang keretakan dinding perumahan. Permasalahan ini

meyebabkan perusahaan belum mempunyai kapabilitas dan berada pada level 1.88

sigma. Penyebab utama dari masalah tersebut adalah intensitas hujan yang tinggi,

sehingga perlu dilakukan pengaturan schedule proyek untuk menghindari

pengerjaan pekerjaan tersebut saat musim hujan.

Kata kunci: metode Six Sigma, DMAIC, perusahaan Developer Real Estate.

Page 7: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

7

ABSTRACT

DIAN NUR APRIANI, Analyze Problem of Product Quality at Company of Real

Estate Developer Use The Six Sigma Method under direction of Taufik Edy

Sutanto, M.Sc.Tech and Dr.Agus Salim, M.Si

Development of industry global at this time, Quality Control more get

attention by companies to support company long term program. That is to

maintain comparment market or even adding compartment market of company.

This quality control can not be done constantly, however we must be done

continually. One of method of increase the quality which can be used is six sigma

method.

At this research increasing the quality used six sigma method with

DMAIC approach. At a multinational company which move at in area and

seattlement development. After the analisis have done know that major problem

was faced by company is about cart of housing wall. this problem caused the

company not yet. The capability and be at 1.88 sigma. The primary caused from

the problem is high rain intensity. So that require to be and by arrangement of

schedule project to avoid the workmanship working of the rains moment.

Keyword : six sigma method, DMAIC, company of real estate developer.

Page 8: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Esa lagi Maha Perkasa yang mengatur

hidup dan kehidupan manusia dan para makhluk-Nya yang lain. Atas berkat rahmat dan

karunia serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi “Analisis Masalah

Kualitas Produk pada Perusahaan Developer Real Estate Menggunakan

Metode Six Sigma.” Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada

junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, kepada para keluarga dan para

sahabatnya serta termasuk kita pula selaku ummatnya. Amin.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh

ujian Sarjana Sains pada Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Syopyansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Nur Inayah, M.Si, Ketua Program Studi Matematika dan Nina Fitriyati,

M.Kom., Sekretaris Program Studi Matematika dan penguji I.

3. Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech, selaku pembimbing I dan Dr. Agus Salim,

M.Si selaku pembimbing II.

4. Jaenudin, MM, M.Si, selaku penguji II.

Page 9: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

9

5. Seluruh Dosen dan karyawan Program Studi Matematika, terima kasih atas

pengajaran dan ilmunya yang bermanfaat bagi penulis.

6. Muhamad Idrus, St, Quality Control PT Hasana Damai Putra, terimakasih atas

semua bantuan, saran dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat terhebatku, Yuni, Ani, Novi, Dwi, Nita, Catur, Husna, Yan,

Iie, terimakasih atas semua ketulusan, semangat dan perhatian yang kalian

berikan selama ini. Semoga persahabatan kita selalu kekal abadi.

8. Temen-temen satu kosan, K’Nyanya, K’Nyinyi, Rayee, Q-Koy, K’Edwhy,

K’Ina, K’Pita, Mba Yangthie, terimakasih atas kasih sayang dan semangatnya

selama ini. Selamanya kita adalah keluarga.

9. Keluarga besar Matematika angkatan tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008.

Tetap semangat yah!!

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca umumnya. Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang konstruktif

dari pembaca sangat penulis harapkan

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juni 2009

Penulis

Page 10: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................. ii

PENGESAHAN UJIAN ................................................................................ iii

PERNYATAAN ............................................................................................ iv

PERSEMBAHAN DAN MOTTO

ABSTRAK ..................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Permasalahan ............................................................................. 3

1.3. Pembatasan Masalah .................................................................. 4

1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 5

2.1. Definisi Six Sigma ..................................................................... 6

Page 11: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

11

2.1. Metodologi Peningkatan Six Sigma ............................................. 10

2.2.1 Fase Define ........................................................................ 10

2.2.2 Fase Measure ..................................................................... 12

2.2.3 Fase Analyze ....................................................................... 21

2.2.4 Fase Improve....................................................................... 26

2.2.5 Fase Control........................................................................ 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 28

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 28

3.2 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 28

3.3 Metode Pengolahan Data............................................................. 30

3.4 Alur Penelitian............................................................................. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 34

4.1 Pendefinisian Masalah di PT X (Define)..................................... 34

4.2 Pengukuran Kinerja PT X (Measure)......................................... 39

4.2.1 Pengukuran Baseline Kinerja.............................................. 39

4.2.2 Pengukuran Kapabilitas Proses.......................................... 41

4.3 Analisis Masalah di PT X (Measure)........................................... 46

4.3.1 Diagram Sebab Akibat....................................................... 46

4.3.2 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)....................... 48

Page 12: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 53

5.1 KESIMPULAN............................................................................ 53

5.2 SARAN........................................................................................ 54

REFERENSI ............................................................................................... 55

LAMPIRAN

Page 13: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tingkat Kecacatan pada Sigma .................................................. 7

Tabel 2.2 : Hubungan Cp dan Kapabilitas Proses ........................................ 17

Tabel 2.3 : Hubungan Cpk dan Kapabilitas Proses…..................................... 19

Tabel 2.4 : Spreadsheet FMEA ...................................................................... 24

Tabel 2.5 : Nilai Occurance (OCC), Severity (SEV) dan Detection (DET) . 24

Tabel 2.6 : Bentuk Table Action for Failure Mode ...................................... 25

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan .......................................................................... 28

Tabel 4.1 : Data keluhan Pelanggan .............................................................. 36

Tabel 4.2 : Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Cacat.................................... 40

Tabel 4.3 : Spreadsheet FMEA Masalah Dinding Retak ............................... 49

Tabel 4.4 : Table Action for Failure Mode .................................................... 51

Page 14: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Contoh Pareto Chart ............................................................... 11

Gambar 2.2 : Bentuk Bagan Kendali Proses Memiliki Kapabilitas ............... 14

Gambar 2.3 : Bagan Kendali Proses Kapabilitas Tinggi ............................... 15

Gambar 2.4 : Bagan Kendali Proses Kapabilitas Hampir Tidak Cukup ...... 15

Gambar 2.5 : Bagan Kendali Proses Tidak Memiliki Kapabilitas ............... 16

Gambar 2.6 : Contoh Diagram Sebab Akibat ................................................. 22

Gambar 2.7 : Bentuk Control chart ................................................................ 27

Gambar 3.1 : Alur Penelitian .......................................................................... 33

Gambar 4.1 : Pareto Chart Jenis Cacat pada PT X ......................................... 37

Gambar 4.2 : Contoh Dinding yang Retak ...................................................... 37

Gambar 4.3 : Process Mapping Pembuatan Dinding ...................................... 39

Gambar 4.4 : Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan ...... 42

Gambar 4.5 : Perbandingan Nilai USL-LSL dan UCL-LCL .......................... 42

Gambar 4.6 : Probability Plot of Failure Data ............................................... 43

Gambar 4.7 : Histogram yang Mendapat Keluhan ......................................... 44

Gambar 4.8 : Process Capability of Failure ................................................... 45

Gambar 4.9 : Diagram Sebab Akibat Masalah Dinding Retak ....................... 47

Page 15: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perkembangan dunia industri sekarang ini, pengendalian

kualitas semakin diperhatikan. Pengendalian ini sangat diutamakan oleh

perusahaan-perusahaan dalam rangka menunjang program jangka panjang

perusahaan, yaitu mempertahankan pangsa pasar atau bahkan menambah

pangsa pasar perusahaan. Tuntutan konsumen terhadap tingkat pelayanan

produsen semakin meningkat. Hal ini dikarenakan makin banyaknya

perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama, sehingga memberikan

banyak pilihan bagi konsumen untuk memilih produk yang terbaik.

Peningkatan kualitas produk mempunyai tujuan untuk

meminimalisasi jumlah produk cacat atau defect. Dengan berkurangnya

jumlah produk cacat, maka biaya penanganan produk cacat pun dapat

diminimalisasi serta dapat meningkatkan produktivitas kerja sehingga

meningkatkan profit bagi perusahaan. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri

bahwa pencapaian karakteristik kualitas produk sangat sulit dilakukan secara

konstan. Karena itulah, peningkatan kualitas produk secara terus-menerus

(continous improvement) perlu dilakukan oleh para pelaku bisnis. Salah satu

metode peningkatan kualitas produk yang dapat digunakan adalah Six Sigma.

Menurut [1], Six Sigma merupakan sebuah metodologi untuk

memperbaiki suatu proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha

Page 16: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

16

memperkecil variansi proses yang terjadi sekaligus mengurangi cacat atau

produk yang keluar dari spesifikasi dengan menggunakan metode statistik.

Secara sederhana Six Sigma dapat diterjemahkan sebagai suatu proses yang

mempunyai kemungkinan cacat (defect opportunity) paling tidak sebesar

0.00034% atau sebanyak 3.4 buah dalam satu juta produk (defect per

million).

Aplikasi Six Sigma berfokus pada minimalisasi cacat dan variansi

proses, dimulai dengan mengidentifikasi unsur-unsur kritis terhadap kualitas

atau biasa disebut sebagai Critical to Quality (CTQ) dari suatu proses. Six

Sigma menganalisa kemampuan proses dan bertujuan menstabilkannya

dengan cara mengurangi atau menghilangkan variansi-variansi pada proses.

Langkah mengurangi cacat dan variansi dilakukan secara sistematis dengan

mendefinisikan (Define), mengukur (Measure), menganalisa (Analyze),

memperbaiki (Improve) dan mengendalikannya (Control). Langkah kerja

dalam Six Sigma ini dikenal dengan metode DMAIC.

Penggunaan Six Sigma dengan metode DMAIC dapat memberikan

banyak manfaat bagi perusahaan, diantaranya dalam segi dana, kualitas,

kepuasan pelanggan, kinerja karyawan dan juga pertumbuhan bisnis. Akan

tetapi belum banyak perusahaan yang menerapkan Six Sigma dalam

perusahaan mereka. Salah satunya adalah perusahaan swasta multinasional

yang bergerak di bidang pengembangan kawasan dan pemukiman. (Untuk

menjaga nama baik perusahaan maka dalam penulisan ini nama perusahaan

Page 17: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

17

dan informasi lain yang menyangkut rahasia perusahaan tidak disebutkan dan

selanjutnya di sebut sebagai PT X).

PT X merupakan salah satu perusahaan multinasional yang bergerak

di bidang pengembangan kawasan dan pemukiman yang berada di daerah

Bekasi Barat. Perusahaan ini telah berdiri selama puluhan tahun dan telah

membangun banyak perumahan yang terbagi dalam cluster-cluster dengan

berbagai tipe. Mengikuti perkembangan jaman dan kebutuhan perumahan

untuk masyarakat kelas menengah, maka PT X mulai membangun kawasan

perumahan dengan skala besar. Akan tetapi, belakangan ini mulai banyak

terjadi keluhan dari pihak konsumen karena hasil akhir pembangunan tidak

sesuai dengan spesifikasi awal. Oleh karena itu, pihak Quality Control di PT

X hendak melakukan perbaikan terhadap kualitas produk yang dihasilkan.

Perusahaan selama ini belum pernah menerapkan metode Six Sigma untuk

mengamati proses produksi yang berlangsung, sehingga dalam penelitian ini

akan dilakukan analisis kualitas produk dengan metode Six Sigma.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam skripsi ini adalah:

1. Identifikasi masalah kualitas produk PT X menggunakan metode Six

Sigma.

2. Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode Six Sigma.

Page 18: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

18

3. Penanganan masalah kualitas produk PT X menggunakan metode Six

Sigma.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas arah pemecahan masalah yang akan dibahas

didalam skripsi nantinya, berikut adalah pembatasan terhadap masalah yang

dibahas:

1. Penelitian akan dilakukan pada PT X dan peningkatan kualitas akan

dilakukan terhadap tingkat (level) proses pada produk yang di produksi,

yaitu pada proses pembuatan perumahan real estate.

2. Proyek yang akan dianalisis adalah proyek pembangunan perumahan Y

dan sampel yang akan diteliti adalah cluster Z. Dengan pertimbangan

karena cluster tersebut paling besar dan banyak mendapat keluhan dari

konsumen

3. Karena terbatasnya waktu dan sumber daya yang dimiliki, maka penelitian

ini hanya dilakukan pada fase DMA (Define, Measure, Analyze) dari

metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control).

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi masalah kualitas produk PT X menggunakan metode Six

Sigma

2. Mengetahui kondisi kinerja perusahaan menggunakan metode Six Sigma

Page 19: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

19

3. Mendapatkan solusi dalam mengatasi masalah kualitas produk pada PT X

menggunakan metode Six Sigma.

1.5 Manfaat Penelitian

Berikut adalah berbagai manfaat dari pemecahan masalah yang

dibahas dalam skripsi ini:

1. Dengan identifikasi permasalahan yang dilakukan, dapat diperoleh

informasi mengenai urutan atau prioritas permasalahan kualitas bagi

perusahaan

2. Dapat diperoleh solusi penanganan masalah yang sedang dihadapi oleh PT

X

3. Usulan penerapan analisis Six Sigma ini dapat dilanjutkan secara terus-

menerus sebagai upaya dalam peningkatan kualitas bagi perusahaan

Page 20: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

20

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep Six Sigma sebagai kerangka

dasar dalam proses perbaikan kualitas menggunakan analisis Six Sigma. Pada

konsep Six Sigma dibahas beberapa hal antara lain: definisi Six Sigma dan

metodologi peningkatan Six Sigma menggunakan metode DMAIC yang terdiri

dari fase Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control.

2.1. Definisi Six Sigma

Six Sigma merupakan sebuah metodologi untuk memperbaiki suatu

proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha memperkecil variansi yang

terjadi sekaligus mengurangi cacat atau produk yang keluar dari spesifikasi

dengan menggunakan metode statistik. Secara sederhana Six Sigma dapat

diterjemahkan sebagai suatu proses yang mempunyai kemungkinan cacat

(defect opportunity) sebesar 0.00034% atau sebanyak 3.4 buah dalam satu

juta produk (defect per million). Umumnya Six Sigma dituliskan dalam

simbol 6 sigma (6σ) [2].

Suatu proses dengan nilai sigma yang lebih tinggi (pada suatu proses)

akan mempunyai cacat (defect) yang lebih sedikit (baik jumlah ataupun

jenisnya) [2]. Persentase dan jumlah kecacatan dari beberapa sigma dapat

dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Page 21: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

21

Tabel 2.1. Tingkat Kecacatan pada Sigma

Sigma Persentase kecacatan

(percent defective)

Jumlah cacat per juta(defect

per million)

1 69% 691.469

2 31% 308.538

3 6,7% 66.807

4 0,62% 6.210

5 0,023% 233

6 0,00034% 3,4

7 0,0000019% 0,019

Dalam usaha-usaha memperkecil variansi, six sigma dilakukan secara

sistematis dengan mendefinisikan, mengukur, menganalisa, memperbaiki dan

mengendalikannya. Dalam pelaksanaannya Six Sigma tidak dapat dilakukan

oleh perorangan, akan tetapi dijalankan oleh suatu tim Six Sigma yang terdiri

dari pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap keberhasilan pelaksanaan

Six Sigma, meliputi:

a. Executive Leaders

Diduduki oleh pimpinan puncak perusahaan yang bertekad untuk

mewujudkan Six Sigma, memulai dan memasyarakatkannya di seluruh

bagian, divisi, departemen dan cabang-cabang perusahaan.

b. Champions

Yaitu orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan Six Sigma. Mereka merupakan pendukung utama yang

berjuang demi terbentuknya black belts dan berupaya meniadakan

berbagai rintangan/hambatan agar black belts berfungsi sebagaimana

mestinya. Dapat dikatakan Champions anggotanya berasal dari kalangan

direktur dan manajer, bertanggung jawab terhadap aktivitas proyek sehari-

hari, wajib melaporkan perkembangan hasil kepada executive leaders

Page 22: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

22

sekaligus mendukung tim pelaksana. Sedangkan tugas-tugas lainnya

meliputi memilih calon-calon anggota black belt, mengidentifikasi wilayah

kerja proyek, menegaskan sasaran yang dikehendaki, menjamin

terlaksananya proyek sesuai dengan jadwal dan memastikan bahwa tim

pelaksana telah memahami maksud/tujuan proyek.

c. Master Black Belt

Yaitu orang-orang yang bertindak sebagai pelatih, penasehat dan

pemandu. Master black belt adalah orang-orang yang sangat menguasai

alat-alat dan teknik Six Sigma, dan merupakan sumber daya yang secara

teknis sangat berharga. Mereka memusatkan seluruh perhatian dan

kemampuannya pada penyempurnaan proses. Aspek-aspek kunci dari

peranan master black belt terletak pada kemampuannya dalam

memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa mendominasi

proyek/tugas/pekerjaan.

d. Black Belt

Merupakan orang-orang yang berperan sebagai pemimpin proyek

perbaikan kinerja perusahaan. Mereka dilatih untuk menemukan masalah,

mencari penyebab beserta penyelesaiannya, bertugas mengubah teori ke

dalam tindakan, memilah-milah data dan bertanggung jawab

mengaplikasikan Six Sigma.

Para calon anggota black belts wajib memenuhi syarat-syarat seperti:

memiliki disiplin pribadi, cakap memimpin, menguasai keterampilan

Page 23: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

23

teknis tertentu, mengenal prinsip-prinsip statistika, mampu berkomunikasi

dengan jelas, mempunyai motivasi kerja yang memadai.

e. Green Belt

Adalah orang-orang yang membantu black belts berdadarkan keahliannya.

Pada umumnya green belts bertugas secara paruh waktu pada bidang

tertentu, mengaplikasikan alat-alat Six Sigma untuk menguji dan

menyelesaikan permasalahan-permasalahan kritis, mengumpulkan dan

menganalisis data serta melakukan percobaan-percobaan.

f. Yellow Belt

Adalah orang-orang yang membantu black belts dan green belt. Meskipun

tidak memiliki keahlian tertentu tentang Six Sigma, akan tetapi mereka

dapat membantu kerja black belt dan green belt dalam pengumpulan data,

pendefinisian masalah atau mencari sebab akibat dari suatu masalah.

Setiap orang yang menjadi bagian dari perusahaan merupakan anggota

yellow belt.

Menurut [1], ada enam komponen utama konsep Six Sigma, yaitu:

a. Mengutamakan pelayanan kepada pelanggan.

b. Manajemen yang berdasarkan data dan fakta.

c. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan.

d. Manajemen yang proaktif.

e. Kerjasama tim yang bagus.

f. Selalu mengejar kesempurnaan.

Page 24: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

24

Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan

yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya. Secara garis

besar dapat dikatakan sasaran Six Sigma adalah melakukan perbaikan dalam

hal-hal, yaitu pengurangan biaya, perbaikan produktifitas, pertumbuhan

pangsa pasar, pengurangan waktu siklus, retensi pelanggan, pengurangan

cacat, perubahan budaya kerja dan pengembangan produk jasa.

2.2. Metodologi Peningkatan Six Sigma

Ada banyak metode perbaikan yang dapat digunakan untuk

memperbaiki proses. Kebanyakan berdasarkan langkah-langkah yang

dikenalkan oleh W. Edwards Deming yaitu PDCA (Plan-Do-Check-Action),

SEA (Select-Experiment-Adapt), SEL (Select-Experiment-Learn) dan

DMAIC [3]. Langkah sistematis dalam Six Sigma terdiri dari lima tahapan

yang dikenal dengan istilah The Six Sigma Breakthrough Strategy, terdiri dari

fase Define, Measure, Analyze, Improve dan Control.

2.2.1 Fase Define

Fase Define (D) merupakan fase menentukan masalah dan

menetapkan kebutuhan spesifik dari pelanggan yang dalam hal ini

sering disebut dengan “suara pelanggan” (VOC – Voice of Customer).

Setelah mendata semua variabel yang dipandang penting oleh

pelanggan sebagai Voice of Customer, selanjutnya perlu diberikan nilai

terukur. Variabel terukur tersebut dinamakan karakteristik kualitas

pengganti atau Critical-to-Quality (CTQ). Langkah berikutnya adalah

mengidentifikasi proses-proses yang menyertai CTQ tersebut.

Page 25: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

25

Untuk lebih memudahkan pendefinisian masalah pada fase ini

dapat digunakan tool dalam statistik, yaitu diagram Pareto dan Process

Mapping. Diagram Pareto adalah grafik yang membuat peringkat pada

hal-hal yang harus diprioritaskan. Digunakan terutama pada saat

menentukan dimana harus memfokuskan atau memprioritaskan

tindakan perbaikan, yaitu dengan memilih penyebab mana yang harus

dihilangkan terlebih dahulu. Contoh bentuk diagram pareto dapat dilihat

pada Gambar 2.1 di bawah ini:

Gambar 2.1 Contoh Pareto Chart

Sedangkan Process Mapping adalah grafik yang menggambarkan

langkah-langkah yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses

menggunakan simbol-simbol standar flowchart. Proses mapping

mempunyai lima kategori kerja utama, yaitu mengidentifikasi supplier

proses, input supplier, proses, output proses dan pelanggan dari proses.

Page 26: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

26

Kelima kategori ini dikenal dengan istilah SIPOC (Supplier-Input-

Proses-Output-Customer) [3].

Simbol-simbol yang digunakan pada pembuatan proses mapping

yaitu:

: digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir proses

: digunakan untuk menggambarkan tahap-tahap dalam

proses

: digunakan untuk menggambarkan proses pengambilan

keputusan

: digunakan untuk menghubungkan tahap-tahap dalam

proses

2.2.2 Fase Measure

Fase Measure (M) merupakan fase mengukur tingkat kecacatan

pelanggan dan tingkat kinerja. Dalam fase ini, pengukuran yang

dilakukan antara lain:

1. Pengukuran baseline kinerja

Sebelum dilakukan proses Six Sigma harus dilakukan

pengukuran tingkat kinerja saat ini atau pengukuran baseline

kinerja. Ukuran hasil kinerja baseline yang digunakan pada Six

Sigma adalah tingkat DPMO (Defect Per Million Opportunity) dan

pencapaian tingkat kapabilitas sigma (sigma level).

Perhitungan nilai sigma dilakukan untuk mengetahui performa

proses saat ini yang akan menjadi tolak ukur dalam menentukan

Page 27: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

27

tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Langkah-langkahnya

yaitu:

a. Menghitung nilai DPMO

DPMO merupakan suatu ukuran kegagalan dalam Six Sigma

yang menunjukan kerusakan suatu produk dalam satu juta barang

yang diproduksi. Kriteria DPMO harus didefinisikan dengan

teliti. Kerusakan dapat digambarkan dengan tidak bersih, tidak

tepat atau tidak sesuai dengan standar. DPMO dituliskan dengan

persamaan:

DPMO = 1.000.000

jumlah kerusakan

jumlah semua produksi (2.1)

Nilai DPMO dari suatu roduk menggambarkan rata-rata

pengukuran pada suatu proses.

b. Mengkonversi nilai DPMO ke nilai sigma menggunakan Tabel

Konversi Sigma (lampiran 2).

Setelah diperoleh nilai DPMO dan level sigma, maka kita

dapat mengetahui besarnya baseline kinerja perusahaan saat ini.

2. Pengukuran tingkat kapabilitas proses (capability process)

Suatu proses disebut mempunyai kapabilitas jika proses

tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan output yang

berada dalam batas spesifikasi yang diharapkan. Apabila nilai rata-

rata dari proses tersebut sama dengan nilai target yang diharapkan

dan besarnya rentang batas spesifikasi yang diinginkan perusahaan

(USL-LSL) lebih besar dari rentang batas terkontrol pada produk

Page 28: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

28

yang dihasilkan (UCL-LCL) [4]. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Gambar 2.2. Besarnya batas spesifikasi perusahaan ditentukan

oleh bagian Quality Contol pada perusahaan sedangkan besarnya

batas terkontrol dapat diketahui melalui bagan kendali Shewhart.

Ukuran yang menyatakan kemampuan proses tersebut

dinamakan capability index. Sedangkan analisanya disebut analisa

proses kapabilitas. Analisa proses kapabilitas dapat digunakan

apabila proses tersebut berada dalam statistical proses control,

apabila tidak maka nilai kapabilitasnya tidak dapat dipercaya.

Gambar 2.2 Bentuk Bagan Kendali Proses Mempunyai Kapabilitas

Menurut [4], proses kapabilitas dapat digolongkan dalam tiga

kondisi, yaitu:

a. Proses yang memiliki kapabilitas tinggi, yang terjadi bila rentang

proses berada didalam rentang spesifikasi (Dapat dilihat pada

Gambar 2.3).

6 ( )USL LSL (2.2)

Page 29: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

29

Gambar 2.3 Bagan Kendali Proses Kapabilitas Tinggi

b. Proses yang memiliki kapabilitas hampir tidak cukup, yang

terjadi bila rentang proses sama dengan rentang spesifikasi

(Gambar 2.4).

6 ( )USL LSL (2.3)

Gambar 2.4 Bagan Kendali Proses Kapabilitas hampir tidak cukup

c. Proses yang tidak memiliki kapabilitas, yang terjadi bila rentang

proses lebih besar dibandingkan dengan rentang spesifikasi

(Gambar 2.5).

6 ( )USL LSL (2.4)

Page 30: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

30

Gambar 2.5 Bagan Kendali Proses Tidak Memiliki Kapabilitas

Terdapat berbagai indeks kapabilitas proses, akan tetapi dalam

skripsi ini akan digunakan 3 macam indeks, yaitu:

a. Cp

Cp merupakan index kapabilitas yang paling sederhana,

digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu proses dalam

memenuhi spesifikasi limit. Ada beberapa asumsi yang harus

dipenuhi sebelum menggunakan Cp, yaitu distribusi dari proses

harus berdistribusi normal dan nilai rata-rata proses ( ) harus

tepat sama dengan nilai target (T), yang berarti nilai dari

proses harus tepat berada di tengah dari interval nilai USL dan

LSL. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, maka nilai Cp akan

memberikan misleading results (kurang dapat dipercaya). Dapat

dikatakan Cp merupakan perbandingan antara rentang spesifikasi

dengan rentang proses, sehingga seharusnya bernilai lebih dari 1

[4]. Dituliskan:

p

USL LSLC

UCL LCL (2.5)

Page 31: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

31

Sehingga:

6

p

USL LSL USL LSLC

UCL LCL (2.6)

Nilai Cp = 1, jika rentang spesifikasi sama dengan rentang

proses. Dikatakan proses hampir memiliki kapabilitas.

Nilai Cp > 1, jika rentang spesifikasi lebih besar dari rentang

proses. Dikatakan proses memiliki kapabilitas yang tinggi.

Nilai Cp < 1, jika rentang spesifikasi lebih kecil dari rentang

proses. Dikatakan proses tidak memiliki kapabilitas.

Secara umum dapat dikatakan semakin besar nilai Cp, maka

semakin baik proses tersebut. Six sigma merupakan

pengembangan dari konsep Cp. Proses 6 memiliki Cp = 2.

Hubungan antara nilai Cp dan kapabilitas proses dapat dilihat

pada Tabel 2.2 di bawah ini [5]:

Tabel 2.2 Hubungan Cp dan Kapabilitas Proses Cpk Kapabilitas Proses

0, 33 1, 0 σ

0, 50 1, 5 σ

0, 67 2, 0 σ

0, 83 2, 5 σ

1, 00 3, 0 σ

1, 17 3, 5 σ

1, 33 4, 0 σ

1, 50 4, 5 σ

1, 67 5, 0 σ

1, 83 5, 5 σ

2, 00 6, 0 σ

2, 17 6, 5 σ

2, 33 7, 0 σ

Page 32: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

32

b.Cpk (Indeks Kapabilitas Proses Aktual)

Cpk merupakan index yang menunjukan seberapa baik

suatu proses dapat memenuhi spesifikasi limit, dengan mengukur

jarak terdekat antara kinerja proses dan batas spesifikasi.

Semakin kecil nilai Cpk semakin dekat jarak antara kinerja

proses dan batas spesifikasi, hal ini berarti proses tersebut

semakin capable. Formula Cpk dituliskan [4]:

Cpk = (1 – k)Cp (2.7)

dengan

jika

jika

Jadi,

min( atau )3 3

pk

USL X X LSLC

(2.8)

Page 33: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

33

dengan:

USL = batas spesifikasi atas (Upper Specification Limit)

LSL = batas spesifikasi bawah (Lower Specification Limit)

X = rata-rata proses

σ = simpangan/standar deviasi

Dapat dikatakan bahwa Cpk lebih baik dari pada Cp, akan

tetapi Cpk juga mempunyai kekurangan. Cpk hanya melihat

penyebaran dari rata-rata proses dan spesifikasi limit, sehingga

tidak dapat memberikan informasi bagaimana penyebaran dari

proses kontrol secara keseluruhan hanya bagaimana penyebaran

proses terhadap spesifikasi limit.

Terdapat hubungan antara Cpk dan kapabilitas proses

pada berbagai tingkat sigma. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 2.3 di bawah ini:

Tabel 2.3 Hubungan Cpk dan Kapabilitas Proses

Cpk Kapabilitas Proses

0, 33 1, 0 σ

0, 50 1, 5 σ

0, 67 2, 0 σ

0, 83 2, 5 σ

1, 00 3, 0 σ

1, 17 3, 5 σ

1, 33 4, 0 σ

1, 50 4, 5 σ

1, 67 5, 0 σ

1, 83 5, 5 σ

2, 00 6, 0 σ

2, 17 6, 5 σ

2, 33 7, 0 σ

Page 34: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

34

c. Cpm (Indeks Kapabilitas Proses Taguchi)

Indeks kapabilitas proses Cpm (disebut juga Taguchi

Capability Index) digunakan untuk mengukur pada tingkat mana

output suatu proses berada pada nilai spesifikasi target kualitas

(T) yang diinginkan oleh pelanggan. Semakin tinggi nilai Cpm

menunjukkan bahwa output proses itu semakin mendekati nilai

spesifikasi target kualitas (T) yang diinginkan pelanggan.

Formula Cpm dituliskan:

2 2 dengan : ( )6

pm ST

ST

USL LSLC T (2.9)

dengan τST adalah variansi dan selisih antara rata-rata proses (μ)

dan target (T).

Beberapa keuntungan dari penggunaan indeks Cpm [6]

adalah:

1. Indeks Cpm dapat diterapkan pada suatu interval spesifikasi

yang tidak simetris (asymetrical specification interval), di

mana nilai spesifikasi target kualitas (T) tidak berada tepat di

tengah nilai USL dan LSL.

2. Indeks Cpm dapat dihitung untuk tipe distribusi apa saja, tidak

mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Hal ini berarti

perhitungan Cpm adalah bebas dari persyaratan distribusi data,

serta tidak memerlukan lagi uji normalitas untuk mengetahui

apakah data yang dikumpulkan dari proses itu berdistribusi

Page 35: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

35

normal. Juga akan menghindari pertanyaan-pertanyaan tentang

distribusi apa yang digunakan.

Dalam program peningkatan kualitas Six Sigma, biasanya

dipergunakan kriteria sebagai berikut:

(a) Cpm ≥ 2,00

Proses dianggap mampu dan kompetitif.

(b) 1,00 ≤ Cpm ≤ 1,99

Proses dianggap cukup mampu, namun perlu upaya-upaya giat

untuk peningkatan kualitas menuju target perusahaan berkelas

dunia yang memiliki tingkat kegagalan sangat kecil menuju

nol (zero defect oriented). Perusahaan yang memiliki nilai

Cpm yang berada di kisaran ini memiliki kesempatan terbaik

dalam melakukan program peningkatan kualitas Six Sigma.

(c) Cpm < 1,00

Proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk

bersaing di pasar global.

2.2.3 Fase Analyze

Analyze (A) merupakan langkah ketiga dalam proses Six Sigma.

Tujuan dari fase ini adalah menganalisis sebab-sebab utama yang

menyebabkan masalah pada proses. Pada skripsi ini sebab-sebab utama

permasalahan tersebut dianalisis menggunakan:

Page 36: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

36

a. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)

Cause and Effect diagram adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengorganisasi dan menggabungkan seluruh ide-ide

mengenai penyebab potensial dari suatu masalah. Bentuknya seperti

tulang ikan (fishbone), terdiri dari dua macam bagian yaitu [4]:

a. Kepala ikan (akibat), berada di sebelah kanan. Bagian ini memuat

suatu permasalahan (kecacatan produk), yaitu akibat yang terjadi.

b.Tulang ikan (penyebab), terdiri dari faktor-faktor penyebab

dimana duri-duri tersebut akan bercabang-cabang sesuai jumlah

penyebab yang ditemukan.

Gambar 2.6 berikut merupakan contoh bentuk diagram sebab

akibat:

Gambar 2.6 Contoh Diagram Sebab Akibat

Page 37: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

37

b. FMEA (Failure Models and Effect Analysis)

Failure Mode and Effect Analysis atau analisa potensi

kegagalan dari produk/proses dan efek-efeknya merupakan suatu

kegiatan mendokumentasikan pengidentifikasian tindakan untuk

menghilangkan atau mengurangi kemungkinan potensi kegagalan

terjadi.

Langkah-langkah dalam menggunakan FMEA yaitu [7]:

a. Mengidentifikasi proses, produk atau jasa.

b.Membuat kolom-kolom dalam sebuah spreadsheet. Masing-

masing kolom tersebut diberi nama: modes of failure, cause of

failure, effect of failure, frequency of occurance, degree of

severity, chance of detection, risk priority number (RPN) dan rank

c. Membuat daftar masalah-masalah yang mungkin mucul.

d.Mengidentifikasi semua penyebab dari setiap masalah yang

muncul.

e. Menentukan akibat dari setiap masalah tersebut. Kemudian

mengidentifikasi akibat potensial dari masalah terhadap

pelanggan, produk dan proses.

f. Membuat tabel keterangan nilai-nilai yang akan ditentukan. Untuk

mengisi kolom frequency of occurance, degree of severity, dan

chance of detection dibuat sebuah tabel consensus dari nilai-nilai

relative untuk mengasumsikan frekuensi muncul (occurance),

seberapa besar pengaruh efek kegagalan yang terjadi (severity),

Page 38: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

38

kemungkinan masalah tersebut terdeteksi dan diatasi sekarang ini

(detection). Selanjutnya mengisikan nilai yang sesuai untuk

kolom-kolom diatas berdasarkan tabel yang telah dibuat.

g.Menghitung nilai resiko (RPN) dari tiap masalah, dengan rumus:

RPN SEVV OCC DET (2.10)

h.Menyusun masalah berdasarkan nilai RPN, dengan urutan dari

nilai RPN tertinggi ke terendah

i. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko pada masalah

berdasarkan rankingnya.

Berikut contoh tabel spreadsheet FMEA (Tabel 2.4):

Tabel 2.4 Spreadsheet FMEA

Mode

of

failure

Cause

of

failure

Effect

of

failure

Frequence

of

occurance

(1-10)

Degree

of

severity

(1-10)

Chance

of

detection

(1-10)

Risk

priority

number

(RPN)

Rank

Nilai occurance (OCC), severity (SEV) dan detection (DET)

besarnya antara 1-10. Ketentuan pemberian besarnya nilai ini dapat

dilihat dalam Table 2.5 berikut:

Table 2.5 Nilai Occurance (OCC), Severity (SEV) dan Detection (DET)

Nilai Occurance (OCC) Severity (SEV) Detection (DET)

1 Jika masalahnya

hampir tidak pernah

terjadi

Jika masalahnya tidak

berpengaruh (minor). Jika masalahnya pasti

dapat cepat-cepat

diatasi(very high) 2 Jika masalahnya sedikit

berpengaruh dan tidak

terlalu kritis (low). 3 Jika masalahnya

sangat jarang terjadi,

relatif sedikit (low).

Jika masalahnya

kemungkinan besar dapat

diatasi (high)

4 Jika masalahnya cukup

berpengaruh, dan

pengaruhnya cukup kritis

Jika masalahnya ada

kemungkinan untuk

dapat diatasi (moderatte)

5

6 Jika masalahnya

Page 39: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

39

kadang-kadang

terjadi (moderatte)

(moderatte).

7 Jika masalahnya sangat

berpengaruh dan kritis

(high).

Jika masalahnya

kemungkinannya kecil

untuk dapat diatasi (low) 8

Jika masalahnya

sering terjadi (high)

9 Jika masalahnya

sulit untuk dihindari

(very high)

Jika masalahnya benar-

benar berpengaruh,

sangat merugikan dan

sangat kritis (very high)

Jika masalahnya

mungkin tidak dapat

diatasi (very low)

10 Jika masalahnya tidak

dapat diatasi (none).

Setelah dilakukan analisis FMEA, selanjutnya menentukan

tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.

Terutama masalah-masalah yang memiliki nilai resiko (RPN)

tertinggi. Untuk itu digunakan tabel action planning for failure

mode (Tabel 2.6). Dengan tabel ini ditentukan tindakan yang sesuai

untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi

dengan memberikan solusi langsung ke akar penyebab

permasalahannya. Apabila diperlukan, untuk setiap solusi tersebut

dapat dibuat validasi yang akan berguna untuk memastikan bahwa

solusi telah diimplementasikan dengan benar. Bentuk validasi

tersebut dapat berupa laporan, form atau checksheet.

Tabel 2.6 Bentuk table action for failure mode

Failure

mode

Actionable

cause

Design

action/potensial

solution

Design validation

Page 40: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

40

2.2.4 Fase Improve

Fase Improve adalah fase meningkatkan proses dan

menghilangkan sebab-sebab timbulnya cacat. Setelah sumber-sumber

penyebab masalah kualitas dapat diidentifikasi, maka dapat dilakukan

penetapan rencana tindakan (action plan) untuk melaksanakan

peningkatan kualitas Six Sigma.

Design of Experiment (DoE) merupakan salah satu metode

statistik yang digunakan untuk meningkatkan dan melakukan

perbaikan kualitas. Design of Experiment dapat didefinisikan sebagai

suatu uji atau rentetan uji dengan mengubah-ubah variabel input

(faktor) suatu proses sehingga dapat diketahui penyebab perubahan

output (respon). Banyaknya kombinasi yang dihasilkan dari DoE

adalah sebanyak 2k, dengan 2 adalah banyaknya pengaturan atau level

dan k adalah banyaknya factor atau variabel input (X) [8].

2.2.5 Fase Control

Pada fase control hasil-hasil peningkatan kualitas

didokumentasikan dan disebarluaskan. Hasil-hasil yang memuaskan

dari proyek peningkatan kualitas Six Sigma harus distandarisasikan,

dan selanjutnya dilakukan peningkatan terus-menerus pada jenis

masalah yang lain mengikuti konsep DMAIC.

Diagram kontrol merupakan salah satu alat yang digunakan

untuk mengontrol variansi dalam suatu proses produksi. Diagram ini

Page 41: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

41

memuat tiga garis batas, yaitu: garis kontrol atas atau biasa di sebut

upper control limit (UCL), rata-rata kualitas sampel dan garis kontrol

bawah atau biasa disebut lower control lomit (LCL). Sampel yang

berada dalam rentang UCL-LCL dikatakan berada dalam pengawasan

(in control) sedangkan sampel yang berada di luar rentang UCL-LCL

dikatakan berada di luar pengawasan (out control) [9]. Fungsi dari

diagram ini adalah:

a. Menentukan batas terkontrol dari suatu proses

b. Memberikan informasi tentang stabilitas dan kemampuan proses

c. Membantu mengurangi variabilitas

d. Memonitor kinerja agar tetap berada dalam batas pengawasan.

Gambar 2.7 menggambarkan contoh bentuk diagram control:

Gambar 2.7 Bentuk Control chart

Page 42: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama lima bulan, yaitu mulai dari bulan

Januari 2009 sampai dengan bulan Mei 2009. Jadwal kegiatan secara

lengkap ditunjukan pada Tabel 3.1. Tempat pelaksanaan penelitian ini

pada salah satu perusahaan swasta multinasional yang bergerak pada

bidang pengembangan kawasan dan pemukiman (developer) yang terletak

di daerah Bekasi Barat, yaitu PT X (nama perusahaan tidak dapat

disebutkan) pada bagian Departemen Estate.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

N

o Kegiatan

Waktu (Tahun 2009)

Januari Pebruari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Konsultasi

dengan

pembimbing

X X

2 Pengumpulan

referensi

X X X X

3 Penyusunan

skripsi

X X X X X X X X X X X

4 Pencarian data X X X

5 Pengolahan

data

X X

6 Analisis data X X

7 Revisi X X X X

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data-data yang

diperoleh dari PT X, meliputi:

Page 43: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

43

a. Dokumen umum perusahaan berupa profil perusahaan dan aliran proses

produksi.

b. Data keluhan dari konsumen (pembeli rumah).

c. Data jumlah rumah yang dibangun.

d. Data jumlah rumah yang mendapat keluhan dari konsumen.

e. Data tentang informasi penyebab terjadinya produk yang mendapat

keluhan dari konsumen (produk cacat).

Untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini digunakan

metode deskriptif, berupa:

1. Studi Pustaka

Metode studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan

mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisis Six Sigma

dan tentang profil perusahaan.

2. Observasi Langsung

Metode pengamatan dilakukan untuk mengetahui aliran proses produksi

dan pangambilan data produksi.

3. Wawancara Terstruktur (lampiran 4)

Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan dan jenis

karakteristik kualitas produk yang diinginkan oleh pelanggan.

Wawancara dilakukan terhadap pihak Quality Control perusahaan.

Page 44: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

44

3.3 Metode Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap

data-data tersebut. Pengolahan data dilakukan melalui beberapa fase,

yaitu:

3.4.1 Fase Pendefinisian Masalah (Define)

Pada fase define dilakukan identifikasi masalah dan karakteristik

kualitas produk yang diinginkan oleh pelanggan. Identifikasi

dilakukan dengan menggunakan data keluhan pelanggan yang

diperoleh dari pihak Quality Control perusahaan. Dari hasil

identifikasi akan diperoleh permasalahan utama yang sedang

dihadapi oleh perusahaan.

3.4.2 Fase Pengukuran (Measure)

Pada fase Measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dengan

parameter DPMO dan level sigma serta pengukuran kapabilitas

proses. Penghitungan nilai DPMO dapat dilakukan dengan

menggunakan persamaan (2.1).

Setelah diperoleh nilai DPMO, kemudian dilakukan konversi nilai

DPMO menjadi nilai sigma menggunakan Table Conversion Sigma

(tabel terlampir). Dari nilai DPMO dan nilai sigma, maka dapat

diketahui kondisi perusahaan saat ini.

Pengukuran kapabilitas proses dilakukan dengan menghitung nilai

Cp (persamaan (2.6)), Cpk (persamaan (2.7)) dan Cpm (persamaan

(2.8)) proses.

Page 45: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

45

3.4.3 Fase Penganalisaan (Analyze)

Pada fase Analyze dilakukan analisis sebab-sebab utama yang

menyebabkan masalah pada proses dengan menggunakan diagram

sebab-akibat (cause and effect diagram) dan analisis FMEA (Failure

Mode and Effect Analysis).

Untuk membuat diagram sebab-akibat, dilakukan wawancara dengan

pihak Quality Control untuk memperoleh informasi tentang hal-hal

yang menyebabkan permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh

perusahaan. Selanjutnya dilakukan analisis FMEA untuk mengetahui

penyebab manakah yang paling mempengaruhi masalah tersebut.

Analisis FMEA dilakukan dengan menggunakan Spreadsheet

FMEA. Setelah diketahui penyebab utama dari permasalahan dengan

FMEA maka selanjutnya ditentukan tindakan yang sesuai untuk

mengatasi masalah-masalah yang ada menggunakan tabel action

planning for failure mode.

Idealnya, setelah diketahui penyebab utama dari permasalahan yang

sedang dihadapi, maka dilakukan fase improve untuk meningkatkan proses

dan menghilangkan sebab-sebab cacat pada produk serta fase control

untuk mengendalikan proses agar tetap berada pada level six sigma. Akan

tetapi, dalam penelitian ini fase improve dan fase control tidak di kaji

mengingat keterbatasan waktu dan sumber daya yang dimiliki.

Setelah dilakukan pengolahan data, maka selanjutnya dilakukan

analisis data. Data analisisnya berupa:

Page 46: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

46

1. Permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

Permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan dapat

dilihat melalui diagram Pareto.

2. Kondisi baseline kinerja perusahaan

Untuk mengetahui kondisi baseline kinerja perusahaan dapat dilakukan

dengan melihat nilai akhir level sigma

3. Penyebab yang paling berpengaruh terhadap permasalahan utama yang

sedang dihadapi.

Untuk memperoleh hasil analisa berupa penyebab utama yang paling

berpengaruh dilakukan analisa menggunakan spreadsheet FMEA.

Melalui spreadsheet FMEA akan diperoleh nilai RPN dari tiap-tiap

penyebab permasalahan. Penyebab yang nilai RPN-nya paling besar

merupakan penyebab utama yang menyebabkan permasalahan yang

sedang dihadapi. Nilai RPN dapat diperoleh dengan persamaan (2.10).

3.4 Alur Penelitian

Untuk mengetahui alur penelitian ini dari awal sampai akhir dapat

dilihat pada Gambar 3.1.

Page 47: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

47

Mulai

Survey perusahaan

Interview dan pengambilan

data

Fase Define

Pendefinisian masalah

Pareto chart

Permasalahan utama

Kesimpulan dan saran

Selesai

Fase Measure

Fase Analyze

Process mapping

Pengukuran baseline kinerja

Pengukuran proses

kapabilitas

Kondisi perusahaan

Diagram sebab akibat

Analisis FMEA

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Page 48: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data, maka pada bab ini

akan dilakukan pengolahan dan analisa terhadap data tersebut. Pengolahan dan

analisa data dilakukan dengan mendefinisikan, mengukur dan menganalisa

masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan pengembangan kawasan dan

pemukiman tersebut dengan pendekatan Six Sigma yang terdiri dari fase define,

measure dan analyze. Hasil dan pembahasan dijabarkan sebagai berikut:

4.1 Pendefinisian Masalah di PT X (Define)

Fase define merupakan langkah awal dalam melakukan analisis Six

Sigma. Apabila dibentuk suatu tim Six Sigma, maka dalam penelitian ini yang

bertindak sebagai Executive Leader adalah pemilik PT X, pihak Champion

adalah direktur utama PT X, pihak Master Black Belt adalah manager Quality

Control PT X, pihak Black Belt adalah Quality Control PT X dan peneliti,

pihak Green Belt adalah para supervisor PT X serta sebagai pihak Yellow

Belt adalah seluruh karyawan dan tukang-tukang yang bekerja di PT X.

Hal pertama yang dilakukan dalam fase ini adalah mengidentifikasi

hal-hal yang dianggap penting oleh pelanggan (Critical to Quality atau biasa

disingkat CTQ). Secara garis besar keinginan pelanggan terdiri dari dua hal

utama, yaitu ketepatan waktu dan kualitas produk. Berdasarkan hasil diskusi

dengan pihak quality control menunjukan bahwa CTQ terdiri dari kondisi

fisik dan kelengkapan sarana. Kondisi fisik terdiri dari tidak adanya retak

Page 49: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

49

pada bagian dinding, pintu, jendela dan kusen serta tidak ada bagian-bagian

yang catnya belang. Sedangkan kelengkapan sarana meliputi pemasangan

PAM dan PLN.

PT X telah membangun perumahan dalam beberapa cluster yang

terdiri dari berbagai tipe. Pada cluster Z yang menjadi objek dalam penelitian

ini terdiri dari 314 unit rumah yang terbagi menjadi tiga tipe. Setiap rumah

yang dibangun memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut: (a) Pondasi

terbuat dari batu kali; (b) Struktur terdiri dari beton berulang; (c) Dinding

terdiri dari batapres di plester, di aci dan di cat; (d) Lantai keramik; (e) Plafon

terbuat dari gypsumboard 9 mm di cat; (f) Atap terbuat dari kuda-kuda kayu

dan genteng beton; (g) Daun pintu dan jendela terbuat dari kayu solid yang di

plistur; (h) Instalasi air dengan pipa PVC; (i) Air bersih dari PAM; (j)

Instalasi listrik dengan PLN 1300 watt 220 volt; (k) Sanitair dengan kloset

duduk; dan (l) Dapur terdri dari meja beton, keramik dan kitchen zink

stainless steel.

Dalam penelitian ini, perbaikan kualitas akan dilakukan pada bagian

yang paling sering mendapat keluhan dari pelanggan. Data keluhan diperoleh

dengan memberikan formulir keluhan kepada setiap konsumen yang membeli

rumah pada cluster Z. Dari data yang diperoleh dari pihak Quality Control

perusahaan, keluhan dari konsumen perumahan PT X dapat diidentifikasi

menjadi beberapa jenis. Yaitu berupa atap bocor, plafond tidak rapi, lisplang

retak-retak, plesteran dinding retak dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut:

Page 50: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

50

Tabel 4.1 Data keluhan Pelanggan

No. Jenis keluhan Jumlah

1. Atap bocor 52

2. Plafon tidak rapi, rusak, basah dan berjamur 54

3. Lisplang retak-retak 6

4. Plesteran dinding retak 113

5. Dinding lembab dan berjamur 23

6. Cat diding tidak rata, mengelupas dan kasar 55

7. Pintu dan jendela goyang, tidak dapat ditutup

rapat dan retak

68

8. Kunci pintu tidak cocok dan rusak 40

9. Plistur pintu dan jendela kusam 19

10. Keramik retak dan tidak rata 13

11. Nat keramik retak-retak dan kurang rapi 8

12. Kran dan shower belum di pasang 25

13. Sanitair bermasalah 26

14. Pipa bocor dan mampet 17

15. Pintu pagar dan gembok berkarat 13

16. Cat pagar mengelupas 11

17. Listrik belum ada 33

18. PAM belum ada 15

19. Lantai dan dinding kotor 28

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa keluhan pelanggan terdiri dari

sembilan belas jenis keluhan. Untuk lebih memudahkan dalam melihat jenis

keluhan mana yang paling banyak dikeluhkan oleh pelanggan dapat dibuat

diagram pareto. Gambar 4.1 menggambarkan diagram pareto jenis keluhan

dari pelanggan.

Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa jenis keluhan yang paling banyak

adalah keluhan tentang keretakan dinding, oleh karena itu dalam penelitian

ini akan dilakukan perbaikan kualitas terhadap dinding rumah.

Page 51: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

51

jumlah 26 25 23 19 17 15 13 13 11 8113 668 55 54 52 40 33 28

Persen 4 4 4 3 3 2 2 2 2 118 111 9 9 8 6 5 5

Akumulatif % 76 80 84 87 89 92 94 96 98 9918 10029 38 47 55 62 67 72

jenis cacat 31116151018149512131917812674

700

600

500

400

300

200

100

0

100

80

60

40

20

0

Jum

lah

Aku

mu

lati

f P

ers

en

(%

)

Jenis Cacat pada PT X

Gambar 4.1 Pareto Chart Jenis Cacat pada PT X

Sebenarnya keretakan dinding ada dua jenis, yaitu keretakan struktur

dan keretakan rambut. Dalam penelitian ini akan dilakukan perbaikan

kualitas terhadap jenis keretakan rambut pada dinding. Contoh keretakan

dinding yang mendapat keluhan dari pelanggan dapat dilihat pada Gambar

4.2 berikut:

Gambar 4.2 Contoh Dinding yang Retak

Page 52: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

52

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses pembangunan dinding

dimulai dari tahap supplier sampai customer (SIPOC). Supplier disini

bertindak sebagai penyuplai bahan baku pembuatan dinding, yaitu bata pres,

pasir beton yang diayak halus dan semen PC. Setiap material dan komponen

yang datang diinspeksi dahulu pada bagian pengujian bahan. Bila material

dinyatakan sesuai dengan kualitas, maka material tersebut dikirim ke

lapangan.

Proses pembangunan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu

pembangunan awal, plester dan proses pengacian. Pada bagian pembuatan

awal, dilakukan pemasangan bata pres menggunakan adukan dengan

perbandingan pasir dan semen sebanyak 1 banding 5. Setelah pemasangan

bata selesai, selanjutnya dilakukan plester tahap I (kepalaan plester), plester

tahap II kemudian proses pengacian. Plester tahap I dan II menggunakan

adukan yang terdiri dari pasir beton dan semen PC dengan perbandingan 1

banding 5, sedangkan proses pengacian hanya menggunakan semen PC.

Antara proses plester tahap I, plester tahap II dan proses pengacian diberi

selang waktu kurang lebih 1-2 minggu untuk pengeringan, hal ini dilakukan

agar dinding yang dibangun kuat dan tidak retak. Setelah proses pengacian

selesai, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh bagian quality inspection,

jika dinding dinyatakan bagus dan kuat maka akan dilakukan proses

selanjutnya yaitu pengecatan dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya,

proses pembuatan dinding dapat dilihat pada process mapping pada Gambar

4.3 di bawah ini:

Page 53: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

53

Gambar 4.3 Process Mapping Pembuatan Dinding

4.2 Pengukuran Kinerja PT X (Measure)

Setelah dilakukan pendefinisian masalah yang akan di analisis,

selanjutnya pada fase measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dan

pengukuran kapabilitas proses dalam perusahaan.

4.2.1 Pengukuran baseline Kinerja

Dalam penelitian ini, pengukuran baseline kinerja perusahaan

dilakukan dengan menggunakan parameter DPMO dan nilai sigma.

Hasil penghitungan nilai DPMO dan nilai sigma dari tiap-tiap jenis

kecacatan dapat dilihat dalam Tabel 4.2 berikut (nilai sigma diperoleh

dari Tabel Konversi Sigma pada lampiran 2). Berikut contoh

perhitungannya (persamaan 2.1):

a. Cacat dinding retak

1131000000 359872

314DPMO (1.88 sigma)

b. Cacat pintu dan jendela goyang, tidak dapat ditutup rapat dan retak

Supplier

PT Y

Bata Press

Pasir Beton

Semen PC

Pembeli rumah

Dinding kuat

Customer Output Input

Air Tanah

Process

Proses awal Proses akhir

Plesteran I Pemasanga

n bata Pengeringan

Plesteran II

Pengeringan Pengacian

Page 54: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

54

681000000 216560

314DPMO (2.28 sigma)

c. Cacat cat dinding tidak rata, mengelupas dan kasar

551000000 175159

314DPMO (2.44 sigma)

d. Cacat plafond tidak rapi, rusak basah dan berjamur

541000000 171974

314DPMO (2.45 sigma)

e. Cacat atap bocor

521000000 165605

314DPMO (2.49 sigma)

Tabel 4.2 Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Cacat

No. Jenis Cacat

Baseline Kinerja

Nilai DPMO Nilai

Sigma

1 Dinding retak 359872* 1.88*

2 Pintu dan jendela goyang, tidak dapat ditutup

rapat dan retak 216560 2.28

3 Cat dinding tidak data, mengelupas dan kasar 175159 2.44

4 Plafon tidak rapi, rusak, basah dan berjamur 171974 2.45

5 Atap bocor 165605 2.49

6 Kunci pintu tidak cocok dan rusak 127388 2.64

7 Listrik belum di pasang 105095 2.70

8 Lantai dan dinding kotor 89171 2.84

9 Sanitair bermasalah 82802 2,89

10 Kran dan shower belum di pasang 79617 2.91

11 Dinding lembab dan berjamur 73248 2.95

12 Plistur pintu dan jendela kusam 60509 3.05

13 Pipa bocor dan mampet 54140 3.10

14 PAM belum di pasang 47770 3.17

15 Keramik retak dan tidak rata 41401 3.24

16 Pintu pagar dan gembok berkarat 41401 3.24

17 Cat pagar mengelupas 35031 3.30

18 Nat keramik retak-retak dan kurang rapi 25477 3.45

19 Lisplang retak-retak 19108 3.56

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai DPMO dari semua

jenis cacat relative besar dan nilai sigmanya relative kecil. Hal ini

Page 55: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

55

menunjukan bahwa baseline kinerja perusahaan masih kurang baik,

sehingga perlu dilakukan perbaikan kualitas. Dalam penelitian ini, akan

dilakukan perbaikan kualitas terhadap jenis cacat dinding retak, karena

cacat ini yang nilai DPMO nya paling besar dan nilai sigmanya paling

kecil diantara jenis-jenis cacat yang lain.

4.2.2 Pengukuran Kapabilitas Proses

Pengukuran kapabilitas proses perusahaan dilakukan untuk

mengetahui kondisi perusahaan, apakah memiliki kapabilitas atau tidak

serta untuk mengetahui besarnya index kapablitas dari perusahaan.

Prosedurnya menggunakan persamaan Cp, Cpk dan Cpm. Dalam

penelitian ini dilakukan pengukuran kapabilitas proses berdasarkan

banyaknya jumlah keluhan atau bagian yang dianggap cacat oleh

pelanggan. Data diperoleh dengan menghitung jumlah bagian yang

mendapat keluhan dari tiap rumah yang telah di bangun.

Setelah data diperoleh (data pada lampiran 3), langkah pertama

yang dilakukan adalah mencari nilai USL, LSL, UCL, LCL, rata-rata

proses ( ), dan target (T). Nilai-nilai tersebut digunakan untuk

mengetahui kondisi perusahaan mempunyai kapabilitas atau tidak. Nilai

USL, LSL dan target (T) diperoleh dari bagian Quality Control

perusahaan, yaitu: USL = 12, LSL = 0 dan T = 1. Sedangkan nilai UCL,

LCL dan ( ) diperoleh dengan membuat bagan kendali Shewhart.

Bagan kendali tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:

Page 56: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

56

Gambar 4.4 Bagan kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan

Dari Gambar 4.4 terlihat besarnya nilai UCL = 10.38, LCL=-6.52

dan ( ) = 1.93. Besarnya nilai USL lebih besar dari nilai UCL, akan

tetapi nilai LSL lebih kecil dari nilai LCL sehingga belum dapat

diketahui secara pasti kondisi perusahaan saat ini (Gambar 4.5). Maka

dilakukan analisis dengan melihat nilai index kapabilitas Cp, Cpk dan

Cpm.

Gambar 4.5 Perbandingan Nilai USL-LSL dan UCL-LCL

3112802492181871561259463321

15

10

5

0

-5

Sample

Sa

mp

le M

ea

n

__X=1.93

UCL=10.38

LCL=-6.52

11

11

Xbar Chart of cacat

Page 57: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

57

Untuk mencari index kapabilitas perusahaan (menggunakan data

keluhan pelanggan pada lampiran 3), langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah menguji normalitas data dan membuat histogram.

Kedua hal ini dilakukan untuk melihat sebaran data, besarnya nilai rata-

rata proses dan besarnya nilai standar deviasi. Uji normalitas data

dilakukan dengan melihat nilai p-value data melalui Probability Plot

data, dengan ketentuan jika p-value > 0.05 maka data berdistribusi

normal dan jika p-value < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.

Setelah dilakukan pengujian terhadap data keluhan pelanggan PT X,

dari grafik Probability Plot of Failure Data (Gambar 4.6) diperoleh

nilai p-value < 0.05. Sehingga disimpulkan bahwa data tersebut tidak

berdistribusi normal.

151050-5-10

99.9

99

95

80

50

20

5

1

0.1

cacat

Pe

rce

nt

Goodness of F it Test

Normal

A D = 35.289

P-V alue < 0.005

Probability Plot for cacat

Normal - 95% CI

Gambar 4.6 Probability Plot of Failure Data

Page 58: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

58

Dan histogram dari data bagian yang mendapat keluhan dari

pelanggan dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut:

129630-3

200

150

100

50

0

Jumlah Keluhan Cacat per Rumah

Fre

ku

en

si (J

um

lah

Ru

ma

h)

Mean 1.933

StDev 2.817

N 314

Histogram of cacatNormal

Gambar 4.7 Histogram Bagian yang Mendapat Keluhan

Setelah diketahui sebaran data, nilai rata-rata proses dan standar

deviasi maka selanjutnya dihitung nilai indeks Cp, Cpk dan Cpm. Dengan

perhitungan diperoleh:

Jika disajikan dalam histogram terlihat (Gambar 4.8):

Page 59: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

59

129630-3

LSLTarget USL

LSL 0

Target 1

USL 12

Sample Mean 1.933

Sample N 314

StDev (Within) 2.817

StDev (O v erall) 2.81688

Process Data

C p 0.71

C PL 0.23

C PU 1.19

C pk 0.23

Pp 0.71

PPL 0.23

PPU 1.19

Ppk 0.23

C pm 0.11

O v erall C apability

Potential (Within) C apability

PPM < LSL 0.00

PPM > USL 3184.71

PPM Total 3184.71

O bserv ed Performance

Within

Overall

PROCES CAPABILITY OF FAILURE

Gambar 4.8 Process Capability of Failure

Karena data tidak berdistribusi normal, maka nilai Cp dan Cpk

tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat kapabilitas proses,

sehingga yang digunakan adalah indeks Cpm yaitu sebesar 0.67. Karena

nilai Cpm kurang dari satu (0.67<1) maka dapat dikatakan proses belum

mampu dan belum kompetitif untuk bersaing di pasar global (belum

mempunyai kapabilitas). Dari histogram dan kurva normal di atas

terlihat semua data berada dalam rentang spesifikasi USL-LSL,

sehingga nilai Cp lebih besar dibanding dengan nilai index kapabilitas

lainnya. Akan tetapi data-data tersebut tidak memusat pada batas

spesifikasi (mengumpul ke sebelah kiri mendekati LSL), sehingga nilai

Cpk lebih kecil dibanding nilai index yang lain. Nilai PPM<LSL

bernilai 0.00, hal ini karena tidak ada data yang keluar dari batas nilai

Page 60: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

60

LSL. Akan tetapi nilai PPM>USL bernilai 3184.71, hal ini karena ada

data yang keluar dari batas nilai USL.

4.3 Analisis Masalah di PT X (Analyze)

Fase Analyze (A) merupakan langkah ketiga dalam proses Six Sigma.

Tujuan dari fase ini adalah menganalisis sebab-sebab utama yang

menyebabkan masalah pada proses. Pada penulisan kali ini sebab-sebab

utama permasalahan tersebut dianalisis dengan menggunakan :

4.3.1 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab akibat digunakan untuk melihat sejumlah

kemungkinan yang menyebabkan permasalahan yang terjadi pada

proses. Informasi tentang hal-hal yang menyebabkan permasalahan

tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Quality Control

perusahaan.

Setelah dilakukan wawancara dengan pihak Quality Control dan

Supervisor di PT X diketahui bahwa masalah retaknya dinding pada

perumahan di PT X disebabkan oleh beberapa faktor utama, yaitu dari

faktor material, proses pengerjaan, pekerja dan lingkungan. Untuk

lebih jelasnya, penyebab-penyebab dari masalah dinding retak dapat

dilihat pada bagan kendali sebab akibat (Gambar 4.9).

Page 61: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

61

Gam

bar

4.9

Dia

gra

m S

ebab

Akib

at M

asal

ah D

indin

g R

etak

Page 62: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

62

Dari diagram sebab akibat tersebut dapat diketahui bahwa

penyebab dinding retak dari segi material adalah karena pasirnya terlalu

banyak mengandung lumpur dan komposisi gradasinya tidak sesuai

dengan ukuran. Pasir terlalu banyak mengandung lumpur disebabkan

karena proses inspeksi material yang dilakukan kurang ketat. Dari segi

personel karena pekerjanya kurang professional dan terlalu terburu-buru

mengejar target waktu. Dari segi metode, karena waktu interval antara

proses plester dan pengacian terlalu cepat serta finishing touch nya

kurang sempurna. Waktu interval antara proses plester dan pegacian

kurang sempurna disebabkan karena mengejar target waktu yang ingin

dicapai dan cara kerja pekerja yang tidak sesuai dengan metode yang

telah ditentukan. Sedangkan finishing touch yang kurang sempurna

disebabkan karena kualitas SDM pekerja yang masih kurang. Dari segi

lingkungan karena intensitas hujannya terlalu banyak sehingga proses

pengeringan menjadi tidak maksimal.

4.3.2 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Setelah diketahui penyebab-penyebab dari masalah dinding retak

pada PT X, maka selanjutnya dengan analisis FMEA akan dilakukan

analisis untuk mencari penyebab yang paling utama dari permasalahan

tersebut. Analisis FMEA dilakukan dengan menggunakan spreadsheet

FMEA. Setiap penyebab dari permasalahan dicari nilai RPN-nya

kemudian nilai RPN tersebut di susun dari nilai yang paling besar

Page 63: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

63

sampai yang terkecil. Penyebab yang mempunyai nilai RPN paling

besar inilah yang merupakan penyebab utama dari permasalahan yang

sedang dihadapi. Nilai RPN merupakan hasil perkalian dari nilai

severity, occurance dan detection dari tiap-tiap penyebab permasalahan.

Pengisian spreadsheet FMEA dilakukan dengan melakukan

brainstorming dengan pihak Quality Control perusahaan.

Brainstorming tersebut dilakukan untuk mengetahui akibat yang

ditimbulkan oleh tiap-tiap penyebab, menentukan nilai severity,

occurance dan detection dari tiap-tiap penyebab permasalahan. Nilai

severity, occurance dan detection besarnya antara 1-10, pemberian nilai

ini berdasarkan pertimbangan dan acuan yang ada dalam referensi.

Untuk lebih jelasnya pada Tabel 4.3 dapat dilihat spreadsheet hasil

brainstorming dengan pihak quality control di PT X.

Tabel 4.3 Spreadsheet FMEA Masalah Dinding Retak

Jenis

Cacat

Penyebab

Cacat Akibat Cacat

Occ

(1-10) Sevv

(1-10) Det

(1-10)

Risk of

Priority

Number

(RPN)

R

a

n

k

Plesteran

dinding

retak

Pekerja kurang

profesional

- Tekstur dinding

kasar dan

finishing touch

tidak sempurna

- Mixing material

tidak sempurna

4 7 4 112 7

Pekerja

terburu-buru

dalam bekerja

- Pengerjaan

plesteran tidak

sempurna 5 8 7 280 3

Material pasir

banyak

mengandung

lumpur

- Daya ikat semen

berkurang

4 9 5 180 5

Page 64: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

64

Komposisi

gradasi tidak

tepat

- Adukan plesteran

tidak mengikat

sempurna

6 7 7 294 2

Interval proses

plester dan

pengacian

terlalu cepat

- Pengeringan

plesteran tidak

sempurna 5 7 8 280 4

Finishing

touch kurang

sempurna

- Tebal acian tidak

sama 6 7 3 126 6

Intensitas

hujan banyak

- Pengeringan tidak

sempurna

- Udara lembab

7 8 10 560 1

Dari tabel spreadsheet diatas, diketahui bahwa penyebab yang

memiliki nilai RPN paling tinggi adalah intensitas hujan banyak.

Dengan nilai occurance sebesar 7, hal ini berarti penyebab tersebut

kadang-kadang terjadi, nilai severity sebesar 8; hal ini berarti penyebab

tersebut sangat mempengaruhi terjadinya masalah keretakan dinding

dan nilai detection sebesar 10; hal ini berarti penyebab tersebut tidak

dapat diatasi. Sehingga setelah ketiga nilai tersebut dikalikan (7×8×10)

diperoleh nilai RPN sebesar 560. Hal ini berarti bahwa penyebab yang

paling utama yang menyebabkan retaknya plesteran pada dinding

adalah karena faktor banyaknya intensitas hujan pada saat pembuatan

plesteran dan pengacian dinding.

Selanjutnya dibuat table action for failure mode untuk

menentukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah

yang ada. Pengisian tabel ini juga merupakan hasil brainstorming

dengan pihak Quality Control pada PT X (item wawancara dengan

Page 65: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

65

pihak Quality Control pada lampiran 4). Untuk lebih jelasnya, hasil

brainstorming tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Table Action for Failure Mode

Jenis Cacat Penyebab Cacat Design Solusi

Dinding

retak

Intensitas hujan terlalu

banyak

- Pengaturan schedule proyek untuk

menghindari pekerjaan tersebut

saat musim hujan

- Menambah waktu interval

pengerjaan antara proses plesteran

dan pengacian

Komposisi gradasi tidak

tepat

- Pengawaan material dan pekerja

diperketat

- Peningkatan SDM pekerja

Pekerja terburu-buru

dalam bekerja

- Pengawasan pelaksanaan

pekerjaan diperketat agar sesuai

dengan schedule yang telah di

buat

- Menambah jumlah pekerja

Interval proses plester dan

pengacian terlalu cepat

- Menambah komposisi semen

dengan tujuan untuk memperkuat

plesteran, sehingga plester tidak

akan retak meskipun interval

pengeringannya belum sempurna.

Pasir banyak mengandung

lumpur

- Pengawasan terhadap kwalitas

pasir

- Dilakukan pencucian pasir agar

kadar lumpur dalam pasir tidak

melebihi batas maximum

- Standar kwalitas pasir di naikkan

(terutanma sumber pasirnya)

Finishing touch kurang

sempurna

- Pemilihan pekerja untuk

pekerjaan finishing lebih selektif

Pekerja kurang

professional

- Mengganti dengan pekerja yang

lebih professional

- Rekruitmen pekerja lebih selektif

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hal yang harus dilakukan

untuk mencegah penyebab utama dari masalah keretakan plesteran

dinding adalah dengan melakukan pengaturan schedule proyek untuk

Page 66: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

66

menghindari pekerjaan tersebut saat musim hujan dan dengan

menambah waktu interval pengerjaan antara proses plesteran dan

pengacian.

Pada penelitian ini hanya dilakukan analisa sampai fase analyze,

sehingga belum dapat diketahui perbaikan kualitas produk dan kinerja pada PT X

setelah dilakukan analisis Six Sigma. Selain itu, Six Sigma merupakan metode

perbaikan yang bersifat iterative yang harus dilakukan secara berulang-ulang

hingga mencapai level perbaikan 6 sigma sehingga belum dapat diperoleh hasil

perbaikan kualitas 6 sigma karena baru dilakukan perbaikan pada satu masalah

kualitas.

Page 67: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan pengolahan dan analisa data, maka pada bab ini akan

diambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan juga akan diberikan

saran untuk perusahaan dan untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Aplikasi Statistik Six Sigma untuk meningkatkan kualitas produk

perlu dilakukan perusahaan agar peningkatan daya saing produk semakin baik

dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif dan dinamis. Setelah

dilakukan identifikasi dan analisis dengan menggunakan metode Six Sigma

pada perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan kawasan dan

pemukiman yang berada di daerah Bekasi Barat, yaitu PT X , permasalahan

kualitas produk yang sering mendapat keluhan dari konsumen dapat

dikelompokan menjadi 19 macam. Diantara 19 bagian tersebut, yang paling

sering mendapat keluhan adalah tentang keretakan dinding. Maka keluhan

inilah yang diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini.

Setelah diketahui masalah utama yang sedang dihadapi oleh PT X,

maka selanjutnya dilakukan pengukuran baseline kinerja perusahaan dan

diperoleh hasil bahwa kondisi perusahaan saat ini belum memiliki kapabilitas

dan berada pada level 1.88 sigma. Selanjunya dilakukan analisa dan

brainstorming dengan pihak Quality Control di PT X tentang masalah

keretakan dinding, diperoleh kesimpulan bahwa penyebab utama yang

Page 68: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

68

menyebabkan retaknya dinding pada perumahan yang di bangun oleh PT X

adalah intensitas hujan yang terlalu banyak sehingga proses pengeringan pada

tahap plesteran dan pengacian kurang sempurna sehingga menyebabkan

dinding menjadi mudah retak. Oleh karena itu, diambil rencana perbaikan

dengan mengatur schedule proyek untuk menghindari pekerjaan tersebut pada

saat musim hujan dan menambah waktu interval pengerjaan antara proses

plesteran dan pengacian.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis ingin

memberikan saran kepada perusahaan dan peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian di bidang yang sama, antara lain:

1. Untuk mengatasi masalah keretakan plesteran dinding pada perumahan,

perusahaan perlu melakukan pengaturan schedule proyek untuk

menghindari pekerjaan tersebut saat musim hujan atau dengan menambah

waktu interval antara proses plesteran dan pengacian jika pekerjaan tersebut

dilakukan pada musim hujan.

2. Pada penulisan ini hanya dilakukan analisis masalah keretakan plesteran

dinding pada fase define, measure dan analyze (DMA), peneliti lain dapat

melanjutkan penelitian ini pada fase improve dan control (IC).

Page 69: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

69

REFERENSI

[1] Pande, Peter S., Robert P. Neuman, Roland R. Cavanagh, The Six Sigma

Way, New York: McGraw-Hill, 2000.

[2] Pande, Pete and Larry Holpp, What is Six Sigma?, New York: McGraw-Hill,

2002

[3] S.T, Miranda dan Amin Widjaya Kusuma, Six Sigma: Gambaran Umum,

Penerapan Proses dan Metode-Metode yang Digunakan untuk

Perbaikan, Jakarta: Harvarindo, 2006.

[4] Bass, Issa, Six Sigma Statistics with Excel and Minitab, New York:

McGraw-Hill, 2007.

[5] Gaspersz, Vincent, Indeks Kapabilitas Proses dalam Pengendalian Kualitas

Six Sigma, http://www.esnips.com/web/GratisDariVincentGaspersz,

7 Maret 2009, Pukul 13. 35 WIB.

[6] Pillet, M., S. Rochon and E. Doclos, SPC-Generalization of Capability

Index Cpm: Case of Unilateral Tolerance, Quality Enginering Vol. 10

Nomor 1 pp.171-176, New York: Marcel Dekker Inc., 1997, cited on

Gaspersz, Vincent, Six Sigma Bukan Sekedar Metode DMAIC,

http://www.esnips.com/web/GratisDariVincentGaspersz, 7 Maret

2009, Pukul 13. 50 WIB.

[7] Pyzdek, Thomas, The Six Sigma Handbook: A Complete Guide for

Greenbelts, Blackbelt & Managers at all, New York: McGraw-Hill,

2001.

[8] Hendradi, Tri C., Statistik Six Sigma dengan Minitab, Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2006.

[9] Gygi, Craig, Neil DeCarlo and Bruce William, Six Sigma for Dummies.

Canada: Wiley-Publishing, 2005.

Page 70: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

70

Lampiran 1

Contoh Formulir Complain

Page 71: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

71

1.

Tabel Lampiran 2

Six Sigma Conversion Table

Sigma value DPMO Sigma Value DPMO Sigma Value DPMO

0.00 933.193 2.05 291.160 4.10 4.661

0.05 926.471 2.10 274.253 4.15 4.024

0.10 919.243 2.15 257.846 4.20 3.467

0.15 911.492 2.20 241.964 4.25 2.980

0.20 903.199 2.25 226.627 4.30 2.555

0.25 894.350 2.30 211.856 4.35 2.186

0.30 884.930 2.35 197.663 4.40 1.866

0.35 874.928 2.40 184.060 4.45 1.589

0.40 864.334 2.45 171.056 4.50 1.350

0.45 853.141 2.50 158.655 4.55 1.144

0.50 841.345 2.55 146.859 4.60 968

0.55 828.944 2.60 135.666 4.65 816

0.60 815.940 2.65 125.072 4.70 687

0.65 802.338 2.70 115.070 4.75 577

0.70 788.145 2.75 105.650 4.80 483

0.75 773.373 2.80 96.800 4.85 404

0.80 758.036 2.85 88.508 4.90 337

0.85 742.154 2.90 80.757 4.95 280

0.90 725.747 2.95 73.529 5.00 233

0.95 708.840 3.00 66.807 5.05 193

1.00 691.462 3.05 60.571 5.10 159

1.05 673.645 3.10 54.799 5.15 131

1.10 655.422 3.15 49.471 5.20 108

1.15 636.831 3.20 44.565 5.25 89

1.20 617.911 3.25 40.050 5.30 72

1.25 598.706 3.30 35.930 5.35 59

1.30 579.260 3.35 32.157 5.40 48

1.35 559.618 3.40 28.717 5.45 39

1.40 539.828 3.45 25.588 5.50 32

1.45 519.939 3.50 22.750 5.55 26

1.50 500.00 3.55 20.182 5.60 21

1.55 480.061 3.60 17.865 5.65 17

1.60 460.172 3.65 15.778 5.70 13

1.65 440.382 3.70 13.904 5.75 11

1.70 420.740 3.75 12.225 5.80 9

1.75 401.294 3.80 10.724 5.85 7

1.80 382.088 3.85 9.387 5.90 5

1.85 363.169 3.90 8.198 5.95 4

1.90 344.578 3.95 7.143 6.00 3

1.95 326.355 4.00 6.210

2.00 308.537 4.05 5.386

Page 72: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

72

58

Tabel Lampiran 3(Data Komplain Pembeli)

DATA KOMPLAIN PEMBELI

Blok/No. Rumah Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-23 No.1 - - - -

HY-23 No.2 3 - - 3

HY-23 No.3 3 - - 3

HY-23 No.4 - - - -

HY-23 No.5 - - - -

HY-23 No.6 - - - -

HY-23 No.7 - - - -

HY-23 No.8 - - - -

HY-23 No.9 - - - -

HY-23 No.10 4 - - 4

HY-23 No.11 6 4 - 10

HY-23 No.12 - - - -

HY-23 No.15 4 - - 4

HY-23 No.16 - - - -

HY-23 No.17 - - - -

HY-23 No.18 - - - -

HY-23 No.19 6 1 - 7

HY-23 No.20 - - - -

HY-23 No.21 - - - -

HY-23 No.22 - - - -

HY-23 No.23 5 - - 5

HY-23 No.25 5 - - 5

HY-23 No.26 - - - -

HY-23 No.27 4 3 - 7

HY-23 No.28 3 4 - 7

HY-23 No.29 - - - -

HY-23 No.30 - - - -

HY-23 No.31 - - - -

HY-23 No.32 - - - -

HY-23 No.33 - - - -

HY-23 No.35 - - - -

HY-23 No.36 3 3 1 7

HY-23 No.37 - - - -

HY-25 No.1 - - - -

HY-25 No.2 5 - - 5

HY-25 No. 3 8 3 - 11

HY-25 No.5 - - - -

HY-25 No.6 - - - -

HY-25 No.7 - - - -

HY-25 No. 8 - - - -

HY-25 No.9 2 - - -

HY-25 No.10 - - - -

HY-25 No.11 - - - -

58

Page 73: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

73

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-25 No.12 6 - -

HY-25 No.15 1 - - 1

HY-25 No.16 - - - -

HY-25 No.17 - - - -

HY-25 No.18 - - - -

HY-25 No.19 7 - - 7

HY-25 No.20 3 - - 3

HY-25 No.21 - - - -

HY-25 No.22 - - - -

HY-25 No.23 - - - -

HY-25 No.25 - - - -

HY-25 No.26 2 5 - 7

HY-25 No.27 5 6 - 11

HY-25 No.28 - - - -

HY-25 No.29 - - - -

HY-25 No.30 3 - - 3

HY-26 No.1 - - - -

HY-26 No.2 5 - - 5

HY-26 No.3 - - - -

HY-26 No.5 - - - -

HY-26 No.6 - - - -

HY-26 No.7 - - - -

HY-26 No.8 - - - -

HY-26 No.9 5 - - 5

HY-26 No.10 5 - - 5

HY-26 No.11 - - - -

HY-26 No.12 4 1 4 9

HY 26 No.15 - - - -

HY-26 No.16 - - - -

HY-26 No.17 - - - -

HY-26 No.18 4 - - 4

HY-26 No.19 6 1 - 7

Page 74: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

74

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-26 No.20 - - - -

HY-26 No.21 - - - -

HY-26 No.22 - - - -

HY-26 No.23 - - - -

HY-26 No.25 - - - -

HY-26 No.26 2 - - 2

HY-26 No.27 - - - -

HY-26 No.28 - - - -

HY-26 No.29 4 4 4 12

HY-26 No.30 - - - -

HY-26 No.31 - - - -

HY-26 No.32 5 - - 5

HY-26 No.33 8 - - 8

HY-26 No.35 1 3 5 9

HY-26 No.36 - - -

HY-26 No.37 5 4 - 9

HY-26 No.38 - - - -

HY-26 No.39 7 - - 7

HY-26 No.40 5 - - 5

HY-26 No.41 - - - -

HY-27 No.1 - - - -

HY-27 No.2 - - - -

HY-27 No.3 3 - - 3

HY-27 No.5 4 - - 4

HY-27 No.6 - - - -

HY-27 No.7 - - - -

HY-27 No.8 - - - -

HY-27 No.9 - - - -

HY-27 No.10 - - - -

HY-27 No.11 4 2 - 6

HY-27 No.12 - - - -

HY-27 No.15 - - - -

HY-27 No.16 - - - -

Page 75: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

75

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-27 No.17 - - - -

HY-27 No.18 - - - -

HY-27 No.19 - - - -

HY-27 No.20 - - - -

HY-28 No.1 - - - -

HY-28 No.2 - - - -

HY-28 No.3 5 - - -

HY-28 No.5 4 - - 4

HY-28 No.6 8 - - 8

HY-28 No.7 - - - -

HY-28 No.8 3 6 - 9

HY-28 No.9 - - - -

HY-28 No.10 5 - - 5

HY-28 No.11 - - - -

HY-28 No.12 - - - -

HY-28 No.15 - - - -

HY-28 No.16 - - - -

HY-28 No.17 - - - -

HY-28 No.18 - - - -

HY-28 No.19 - - - -

HY-28 No.20 - - - -

HY-28 No.21 - - - -

HY-28 No.22 - - - -

HY-28 No.23 - - - -

HY-28 No.25 - - - -

HY-28 No.26 - - - -

HY-28 No.27 - - - -

HY-28 No.28 - - -

HY-28 No.29 - - - -

HY-28 No.30 - - - -

HY-28 No.31 - - - -

HY-28 No.32 - - - -

HY-28 No.33 - - - -

Page 76: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

76

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-28 No.35 - - - -

HY-28 No.36 - - - -

HY-28 No.37 - - - -

HY-28 No.38 - - - -

HY-28 No.39 - - - -

HY-28 No.40 - - - -

HY-28 No.41 - - - -

HY-28 No.42 - - - -

HY-28 No.43 - - - -

HY-28 No.45 - - - -

HY-28 No.46 - - - -

HY-28 No.47 - - - -

HY-28 No.48 - - - -

HY-28 No.49 - - - -

HY-28 No.50 - - - -

HY-29 No.1 - - - -

HY-29 No.2 - - - -

HY-29 No.3 - - - -

HY-29 No.5 5 2 - 7

HY-29 No.6 - - - -

HY-29 No.7 3 - - 3

HY-29 No.8 3 - - 3

HY-29 No.9 - - - -

HY-29 No.10 - - - -

HY-29 No.11 1 6 - 7

HY-29 No.12 4 - - 4

HY-29 No.15 - - - -

HY-29 No.16 - - - -

HY-29 No.17 - - - -

HY-29 No.18 6 4 - 10

HY-29 No.19 - - - -

HY-29 No.20 - - - -

HY-29 No.21 - - - -

Page 77: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

77

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-29 No.22 - - - -

HY-29 No.23 - - - -

HY-29 No.25 - - - -

HY-29 No.26 - - - -

HY-29 No.27 - - - -

HY-29 No.28 3 - - 3

HY-29 No.29 4 - - 4

HY-29 No.30 - - -

HY-29 No.31 - - - -

HY-29 No.32 3 - - 3

HY-29 No.33 - - - -

HY-29 No.35 5 2 - 7

HY-29 No.36 3 6 - 9

HY-29 No.37 1 - - 1

HY-29 No.38 2 2 - 4

HY-29 No.39 3 - - 3

HY-29 No.40 - - - -

HY-29 No.41 4 - - 4

HY-29 No.42 - - - -

HY-29 No.43 2 - - 2

HY-29 No.45 1 - - 1

HY-29 No.46 2 - - 2

HY-29 No.47 3 1 - 4

HY-29 No.48 1 - - 1

HY-29 No.49 3 - - 3

HY-29 No.50 4 4 - 8

HY-29 No.51 6 - - 6

HY-29 No.52 2 1 - 3

HY-29 No.53 - - - -

HY-29 No.55 - - - -

HY-29 No.56 - - - -

HY-29 No.57 4 - - 4

HY-29 No.58 1 - - 1

Page 78: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

78

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-29 No.59 3 - - 3

HY-29 No.60 7 - - 7

HY-29 No.61 - - - -

HY-29 No.62 3 3 - 6

HY-29 No.63 - - - -

HY-30 No.1 - - - -

HY-30 No.2 4 - - 4

HY-30 No.3 1 5 - 6

HY-30 No.5 - - - -

HY-30 No.6 - - - -

HY-30 No.7 4 - - 4

HY-30 No.8 6 - - 6

HY-30 No.9 - - - -

HY-30 No.10 - - - -

HY-30 No.11 5 - - 5

HY-30 No.12 2 - - 2

HY-30 No.15 - - - -

HY-30 No.16 - - - -

HY-30 No.17 6 1 - 7

HY-30 No.18 3 - - 3

HY-30 No.19 - - -

HY-30 No.20 3 2 - 5

HY-30 No.21 6 3 - 9

HY-30 No.22 - - - -

HY-30 No.23 4 7 2 13

HY-30 No.25 3 - - 3

HY-30 No.26 3 1 - 4

HY-30 No.27 1 - - 1

HY-30 No.28 4 1 - 5

HY-30 No.29 2 5 - 7

HY-30 No.30 5 - - 5

HY-30 No.31 - - - -

HY-30 No.32 - - - -

Page 79: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

79

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-30 No.33 - - - -

HY-30 No.35 - - - -

HY-30 No.36 2 1 - 3

HY-30 No.37 2 - - 2

HY-30 No.38 - - - -

HY-30 No.39 - - - -

HY-30 No.40 1 7 - 8

HY-30 No.41 3 - - 3

HY-30 No.42 2 - - 2

HY-30 No.43 2 1 - 3

HY-30 No.45 - - - -

HY-30 No.46 4 - - 4

HY-30 No.47 3 4 - 7

HY-30 No.48 - - - -

HY-30 No.49 2 2 - 4

HY-30 No.50 4 - - 4

HY-30 No.51 2 - - 2

HY-30 No.52 2 - - 2

HY-30 No.53 - - - -

HY-30 No.55 - - - -

HY-30 No.56 - - - -

HY-30 No.57 3 - - 3

HY-30 No.58 - - - -

HY-30 No.59 1 1 3 5

HY-30 No.60 - - - -

HY-30 No.61 - - - -

HY-30 No.62 - - - -

HY-30 No.63 1 - - 1

HY-30 No.65 - - - -

HY-30 No.66 - - - -

HY-30 No.67 - - - -

HY-30 No.68 3 - - 3

HY-30 No.69 1 3 - 4

Page 80: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

80

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-30 No.70 - - -

HY-30 No.71 - - - -

HY-30 No.72 - - - -

HY-30 No.73 1 - - 1

HY-30 No.75 - - - -

HY-31 No.1 - - - -

HY-31 No.2 - - - -

HY-31 No.3 - - - -

HY-31 No.5 4 - - 4

HY-31 No.6 3 - - 3

HY-31 No.7 - - - -

HY-31 No.8 - - - -

HY-31 No.9 3 - - 3

HY-31 No.10 2 - - 2

HY-31 No.11 2 1 - 3

HY-31 No.12 6 - - 6

HY-31 No.15 2 1 - 3

HY-31 No.16 4 - - 4

HY-31 No.17 4 - - 4

HY-31 No.18 2 2 - 4

HY-31 No.19 - - - -

HY-31 No.20 - - - -

HY-31 No.21 2 - - 2

HY-31 No.22 3 2 - 5

HY-31 No.23 - - - -

HY-31 No.25 - - - -

HY-31 No.26 - - - -

HY-31 No.27 1 3 - 4

HY-31 No.28 - - - -

HY-31 No.29 - - - -

HY-31 No.30 4 - - 4

HY-31 No.31 1 - - 1

HY-31 No.32 1 1 - 2

Page 81: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

81

Blok/No. Rumah

Jumlah (complain)

Total Complain I Complain II Complain III

HY-31 No.33 2 - - 2

HY-31 No.35 4 3 - 7

HY-31 No.36 3 - - 3

HY-31 No.37 2 - - 2

HY-31 No.38 - - - -

HY-31 No.39 5 - - 5

HY-31 No.40 3 - - 3

HY-31 No.41 1 3 - 4

HY-31 No.42 - - - -

HY-31 No.43 - - - -

Ket:

HY = tipe rumah pada cluster Z

Page 82: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

82

2.

65

Lampiran 4 (Daftar Angket)

Item pertanyaan yang digunakan untuk wawancara dengan pihak

Quality Control PT X:

1. PT X bergerak dibidang apa?

2. Berapa jumlah cluster perumahan yang telah dibangun atau akan dibangun

oleh PT X?

3. Cluster manakah yang paling besar dan paling baru dibuka untuk konsumen?

4. Berapa jumlah unit rumah pada cluster tersebut?

5. Spesfikasi apa saja yang dimiliki tiap rumah pada cluster tersebut

6. Hal-hal apakah yang diinginkan (yang dianggap penting) oleh konsumen?

7. Selama ini apakah pernah terjadi komplain atau keluhan dari konsumen?

8. Apakah setiap konsumen pembeli rumah diberikan formulir komplain?

9. Setelah dilakukan identifikasi, ternyata yang paling sering dikomplain oleh

pelanggan adalah tentang keretakan plesteran dinding. Bagaimanakah proses

pembuatan plersteran dinding pada perumahan?

10. Dari semua Formulir Komplain yang deperoleh dari para pembeli rumah, ada

rumah yang mendapat komplain dan ada yang tidak. Berapakah batas jumlah

maksimum (USL) dan minimum (LSL) komplain yang diperoleh perusahaan

yang masih biaa dianggap wajar (dapat diatasi)?

11. Hal apa sajakah yang menyebabkan terjadinya keretakan pada plesteran

dinding perumahan?

12. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hal-hal tersebut?

65

Page 83: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

83

13. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya keretakan plesteran

padadinding. Apakah efek dari tiap-tiap penyebab tersebut terhadap masalah

keretakan plesteran dinding pada perumahan?

14. Berapakah frekuensi munculnya faktor pekerja kurang professional (1-10)?

15. Seberapa besarkah pengaruh (efek) faktor pekerja kurang professional terhadap

masalah keretakan dinding pada perumahan (1-10)?

16. Berapa besarkah kemungkinan faktor pekerja kurang professional dapat diatasi (1-

10)?

17. Berapakah frekuensi munculnya faktor pekerja terlalu terburu-buru dalam bekerja (1-

10)?

18. Seberapa besarkah pengaruh (efek) faktor pekerja terlalu terburu-buru dalam bekerja

terhadap masalah keretakan dinding pada perumahan (1-10)?

19. Berapa besarkah kemungkinan faktor pekerja terlalu terburu-buru dalam bekerja

dapat diatasi (1-10)?

20. Berapakah frekuensi munculnya faktor material pasir banyak mengandung lumpur (1-

10)?

21. Seberapa besarkah pengaruh (efek) faktor material pasir banyak mengandung lumpur

terhadap masalah keretakan dinding pada perumahan (1-10)?

22. Berapa besarkah kemungkinan faktor material pasir banyak mengandung lumpur

dapat diatasi (1-10)?

23. Berapakah frekuensi munculnya faktor komposisi gradasi tidak tepat (1-10)?

24. Seberapa besarkah pengaruh (efek) faktor komposisi gradasi tidak tepat terhadap

masalah keretakan dinding pada perumahan (1-10)?

Page 84: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13672/1/DIAN NUR... · Dekan Fakultas Sains dan Teknologi , ... ujian Sarjana Sains

84

25. Berapa besarkah kemungkinan faktor komposisi gradasi tidak tepat dapat diatasi (1-

10)?

26. Berapakah frekuensi munculnya faktor interval proses plester dan pegacian terlalu

cepat (1-10)?

27. Seberapa besarkah pengaruh (efek) faktor interval proses plester dan pengacian

terlalu cepat terhadap masalah keretakan dinding pada perumahan (1-10)?

28. Berapa besarkah kemungkinan faktor interval proses plester dan pengacian terlalu

cepat dapat diatasi (1-10)?

29. Berapakah frekuensi munculnya faktor finishing touch kurang sempurna (1-10)?

30. Seberapa besarkah pengaruh (efek) faktor finishing touch kurang sempurna terhadap

masalah keretakan dinding pada perumahan (1-10)?

31. Berapa besarkah kemungkinan faktor finishing touch kurang sempurna dapat diatasi

(1-10)?

32. Berapakah frekuensi munculnya faktor intensitas hujan tinggi (1-10)?

33. Seberapa besarkah pengaruh (efek) faktor intensitas hujan tinggi terhadap masalah

keretakan dinding pada perumahan (1-10)?

34. Berapa besarkah kemungkinan faktor intensitas hujan tinggi dapat diatasi (1-10)?

35. berdasarkan nilai RPN dapat diketahui bahwa faktor yang paling utama yang

menyebabkan masalah keretakan dinding adalah intensitas hujan yang tinggi. Solusi

apakah yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyebab tersebut?