Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

23
Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis 1. Tepat Indikasi Antibiotik profilaksis diberikan pada pembedahan dengan klasifkasi bersih kontaminasi (lihat tabel 1), yang mempunyai kemungkinan terjadi ILO sebesar 10,1% Dengan pemberian antibiotik profilaksis maka angka kejadian ILO dapat diturunkan menjadi1,3% . 2. Tepat Obat Antibiotik yang digunakan untuk untuk tujuan profilaksis berbeda dengan obat yang digunakan untuk tujuan terapi. Pada umumnya dipilih antibiotik dengan spektrum sempit, generasi yang lebih tua dibandingkan antibiotik untuk tujuan terapi. 3. Tepat dosis Untuk tujuan profilaksis diperlukan antibiotika dosis tinggi, agar didalam sirkulasi dan didalam jaringan tubuh dicapai kadar diatas MIC (minimal inhibitory concentration) antibiotik terhadap kuman yang potensial menimbulkan infeksi.Untuk itu kadang diperlukan loading-dose yang takarannya 2-4 kali dosis normal. Dosis yang kurang adekwat, tidak hanya tidak mampu menghambat pertumbuhan kuman tetapi justru merangsang terjadinya resistensi kuman. Antibiotik Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Setiap antibiotik mempunyai aktivitas penghambatan hanya terhadap golongan kuman spesifik, yang disebut spektrum penghambat. Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari 3000 antibiotik, namun hanya sedikit saja yang diproduksi secara

Transcript of Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

Page 1: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

1. Tepat Indikasi

Antibiotik profilaksis diberikan pada pembedahan dengan klasifkasi bersih kontaminasi (lihat

tabel 1), yang mempunyai kemungkinan terjadi ILO sebesar 10,1% Dengan pemberian

antibiotik profilaksis maka angka kejadian ILO dapat diturunkan menjadi1,3% .

2. Tepat Obat

Antibiotik yang digunakan untuk untuk tujuan profilaksis berbeda dengan obat yang

digunakan untuk tujuan terapi. Pada umumnya dipilih antibiotik dengan spektrum sempit,

generasi yang lebih tua dibandingkan antibiotik untuk tujuan terapi.

3. Tepat dosis

Untuk tujuan profilaksis diperlukan antibiotika dosis tinggi, agar didalam sirkulasi dan

didalam jaringan tubuh dicapai kadar diatas MIC (minimal inhibitory concentration)

antibiotik terhadap kuman yang potensial menimbulkan infeksi.Untuk itu kadang diperlukan

loading-dose yang takarannya 2-4 kali dosis normal. Dosis yang kurang adekwat, tidak hanya

tidak mampu menghambat pertumbuhan kuman tetapi justru merangsang terjadinya resistensi

kuman.

Antibiotik

Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dalam

konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain.

Setiap antibiotik mempunyai aktivitas penghambatan hanya terhadap golongan kuman

spesifik, yang disebut spektrum penghambat.

Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari 3000 antibiotik, namun hanya sedikit

saja yang diproduksi secara komersil. Beberapa antibiotik telah dapat diproduksi dengan

kombinasi sintetis mikroorganisme dan modifikasi kimia, antara lain golongan penisilin,

sefalosporin, dihidrostreptomisin, klindamisin, tetrasiklin dan rifampisin. Bahkan ada yang

dibuat secara kimia penuh, misalnya kloramfenikol dan pirolnitrin.

Mikroorganisme penghasil antibiotik meliputi golongan bakteri, aktinomisetes,

fungi, dan beberapa mikroba lainnya. Kira–kira 70 % antibiotik dihasilkan oleh

aktinomisetes, 20 % fungi dan 10 % oleh bakteri. Streptomyces merupakan penghasil

antibiotik yang paling besar jumlahnya. Bakteri juga banyak yang menghasilkan antibiotik

terutana bacillus. Namun kebanyakan antibiotik yang dihasilkan bakteri adalah polipeptid

yang terbukti kurang stabil, toksik dan sukar dimurnikan. Antibiotik yang dihasilkan fungi

padsa umumnya juga toksik, kecuali golongan penisilin.

Pada siklus hidupnya yang normal, organisme akan tumbuh dalam medium yang

Page 2: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

sesuai dan menghasilkan jumlah sel maximum, setelah itu berhenti pertumbuhannya, dan

memasuki fase stasioner, akhirnya diikuti oleh kematian sel vegetatif atau pembentukan

spora. Pada stedium ini, setelah sel-sel berhenti mambelah, metabolit sekunder mulai

diproduksi. Metabolit sekunder mulai di produksi dalam jumlah besar dan kebanyakan

disekresikan kedalam medium biakan. Kebanyakan antibiotik merupakan metabolit sekunder,

tetapi ada antibiotik merupakan antibiotik primer, sehingga antibiotik terbentuk selama

pertumbuhan organisme, misal populasi golongan ini paling aktif melakikan transformasi

kimia. Populasinya biasanya jarang, tetapi akan tumbuh subur bila ditambah nutrien organik.

Organisme ini melakukan fermentasi dengan cepat dan persediaan makanan cepat habis.

Populasi organisme ini tetap besar bila persediaan nutrien masih ada dan cepat turun bila

sumber makanan berkurang.

TETRASIKLIN

Tetrasiklin pertama kali ditemukan ole Lloyd Conover. Berita tentang tetrasiklin

yang dipatenkan pertama kali pada tahun 1955. tetrasiklin merupakan antibiotika yang

memberi harapan dan sudh terbukti menjadi salah stu penemuan antibiotik penting.

Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan

dri streptomyces aureofciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari streptomyces rimosus

tetrasiklin sendiri dibuat secara sintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dpat diperoleh dari

spesies streptomyces lain.

1. Mekanisme Kerja Tetrasiklin

Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang bersifat bakteriostatik dan

bekerja dengan jaln menghambatsintetis protein kuman. Golongan tetrasiklin

menghmbat sintetis proten bakteripada ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua proses

dalammasuknya antibioika tetrasiklin ke dalam robosom bekteri grm negatif pertama

yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedu ialah sistem tranformasi aktif

Setelah nibiotika tetrasiklin masuk ke dalam robosom bakteri, maka

antibiotika tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30s dan menghalangi masuknya

komplek tRNA-sam amino pada lokasi asamamino, sehingga bakteri tidak dapat

Page 3: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

berkembang biak

Pada umumnya efek mikroba antibiotik golongan tetrasiklin sama (sebab

kerjanya sama), namun terdapat perbedaan kuantitatif dari aktifitas masing-masing

derivat terhadap kuman tertentu hanya mikroba yang cept membelah yang dipengaruhi

antibiotaka tetrasiklin.

2. Efek Samping dan Interksi Obat Tetrasiklin

Iritasi lambung pada pemberian oral.tromboflebitis pada pemberian injeksi

(IV). Tetrasiklin terikat pada jaringan tulang yang sedang tumbuh dan membentuk

kompleks. Pertumbyhan tulng kan terhambat sementara pada janin anak tiga tahun. Pada

gigi susu atau tetap, tetrasiklin dapat berubah warna secara permnen dan cenderung

mengalami karies.dapat menimbulkan suoerinfeksi oleh kumn resisten dn jamur, dengan

gejala adalah diare akibat terganggunya keseimbangan flora normal dalam usus. Absorsi

tetrasiklin dihambat oleh antasida, susu, koloidal bismuth, fenobarbital, fenitoin dan

karbmazepin sehingga mengurngi kadar daladarah karena metabolismenya dipercepat.

3. Penggunaan Klinik Tetrasiklin

§ Tetrasiklin

Tetrasiklin terutam digunakan untuk pengobatan acn vulgaris dan

rosacea. Tetrasiklin juga dapat digunakan untuk pengobatn infeksi pada saluran

pernafasan, sinus, telinga bagian tngah, saluran kemih, usus dua belas jari dan

gonore.

§ Dosisiklin

Kegunaan doksiklin selain seperti tetrasiklin juga digunkan untuk

pencegahan pada infeksi antraks. Dan digunakan untuk pengobatn dan pencegahan

malaria, serta perawatan infeksi kaki gajah.

§ Oksitetrasiklin

Oksitetrasiklin brgun dalam pengobatan infeksi karena ricketsia dan

klamidia, pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan jringan lunak dan infeksi

karena hubungan kelamin.

Page 4: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

§ Minosiklin

Minosiklin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti

Pneumonia dan infeksi saluran nafas lain, jerawat dan infeksi kulit, kelamin dan

saluran kemih. Minosiklin jaga dapat membunuh bakteri dari hidung dan

tenggorokan anda yang dapat menyebabkan meningitis.

4. Sediaan Antibiotik Tetrasiklin Di Pasaran

§ Tetrasiklin dipasaran dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg.

juga ada yang dalam bentuk buffer untuk mengurangi efek sampingnya mengiritasi

lambung.

§ Doksiisklin

Doksisiklin di pasran tersedia dalam bentuk sediaan tablet dan kapsul dengan

kandungan 50 mg dan 100 mg.

§ Oksitetrsiklin

Oksitetrasiklin dipasaran tersedia dalam bentuk kapsul dengan kandungan 50 mg

dan 100 mg.

VANKOMISIN

Antibiotik glikopeptida dihasilkan oleh streptomyces orientalis (1955). Berkhasiat

bakterisid terhadap kumab gram-positif aerob dan anaerob, termasuk Stafilokok yang

resisten terhadap metisilin (MRSA). Daya kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan

peptidoglikan. Penting sekali sebagai antibiotikum terakhir pada infeksi parah oleh kuman-

kuman tersebut jika obat lain tidak ampuh (lagi)! Cbat ini juga digunakan bila terdapat alergi

untuk penisilin/sefalosporin. Penggunaan lainnya adalah pada colitis tretentu akibat terapi

dengan antibiotika (antara lain linkomisin dan klindamisin) dan pada radang mukosa usus

(enteritis) akibat stilokok. Di AS sering kali ditambahkan pada makanan ternak guna

menstimulasi pertumbuhannya dengan akibat timbulnya benyak kasus resistensi pada manusia

(N Engl J Med 1999;340:556-7).

Resorpsi dari usus sehat sangat buruk, pada enteritis lebih baik. Kadar terapeutis

Page 5: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

dicapai dalan a.l cairan pleura (selaput dada), urat sendi (synovia) dan kemih. Plasma-t½nya

5-11 jam. Ekskresinya berlangsung 80% melalui kemih.

Efek sampingnya berupa gangguan fungsi ginjal, terutama pada penggunaan lama

dengan dosis tinggi, juga neuropati perifer, reaksi alergi kulit, mual dan demam.

Kombinasinya dengan aminoglikosida meningkatkan resiko nefro dan ototoksisitas.

Kehamilan dan laktasi. Tidak terdapat cukup data untuk penggunaan selama

kehamilan. Vankomisin mencapai air susu ibu.

Dosis: infeksi darah i.v (infus)1 gr dalam 200 ml larutan NaCl 0,9% (atau glukosa 5%) setiap

12 jam dengan jangka waktu minimal 2 jam. Oral pada colitis pseudomembr. 4 dd 125-500

mg selama 7-10 hari, pada enteritis 4 dd 500 mg selama 3-5 hari.

Vancomysin bekerja dengan membunuh atau menghentikan perkembangan bakteri.

Vancomycin digunakan untuk mengobati infeksi pada beberapa bagian tubuh. Kadangkala

digabung dengan antibiotik lain. Vancomycin juga digunakan untuk penderita dengan

gangguan hati (mis demam rematik) atau prosthetic (artificial) hati yang alergi dengan

penisilin. Dengan kondisi khusus, antibiotika ini juga dapat digunakan mencegah endocarditis

pada pasian yang telah melakukan operasi gigi atau operasi saluran napas atas (hidung atau

tenggorokan).

Vancomycin diberikan dalam bentuk injeksi untuk infeksi serius kalau obat lain

tidak berguna. Walaaupun demikian, obat ini dapat menimbulkan beberapa efek samping

yang serius, termasuk merusak pendengaran dan ginjal. Efek samping ini akan sering terjadi

pada pasien berumur lanjut.

STREPTOMISIN (F.I)

Streptomisin, suatu aminoglikosida, diperoleh dari streptomyces griseus(1944),

sedangkan kanamisin dari Str. Kanamyceticus. Senyawa ini berkhasiat bakterisid terhadap

banyak kuman gram-negatif dan gram-positif, termasuk M. tubercolosis dan beberapa M.

Atipis. Streptomisin khusus aktif terhadap mykobakteria ekstraseluler yang sedang membelah

aktif dan pesat (misalnya di dalam caverne). Mekanisme kerjanya berdasarkan penghambatan

sintesa protein kuman dengan jalan pengikatan pada RNA ribosomal. Kedua antibiotika ini

toksis untuk pendengaran dan keseimbangan. Oleh karena ini sebaiknya jangan digunakan

untuk jangka waktu lama, karena efek neurotoksis terhadap saraf cranial ke-8 dapat

menimbulkan ketulian permanen.

Page 6: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

Resorpsinya di usus buruk sekali, maka hanya diberikan sebagai injeksi i.m. sejak

adanya obat-obatan ampuh lain, penggunaan streptomisin terhadap TBC paru telah jauh

berkurang. Obat ini masih digunakan bersama dengan tiga obat lainya untuk TBC otak yang

sangat parah (meningitis).

Dosis: i.m. 1 dd 0,5-1 g tergantung dari usia (garam sulfat) selama maksimal 2

bulan.

v Kanamisin (kanoxin) adalah derivat (1958) dengan khasiat dan sifat yang sama dengan

streptomisin. Obat ini jarang digunakan lagi pada TBC.

Dosis: i.m/ i.v 15 mg / kgdalam 2-3 kali (garam sulfat) setiap hari atau 2-4 × seminggu,

maksimal 1 gr sehari.

Streptomisin diperoleh dari streptomyces griseus oleh Waksman (1943) dan segera

digunakan sebagai obat tuberkolosid. Penggunaannya pada terapi TBC sebagai obat pilihan

sudah lam terdesak oleh obat-obat primer lainnya berhubung toksisitasnya. Hanya bila

terdapat resistensi atau intoleransi bagi obat-obat tersebut, streptomisin masih digunakan.

Resorpsinya dari usus praktis nihil, distribusinya ke jaringan dan CCS buruk, tetapi

dapat melintasi plasenta. PP-nya k.i 1,35%, plasma-t½nya 2-3 jam, ekskresinya lewat ginjal

rata-rata 60% dalam bentuk utuh.

Efek sampingnya terhadap ginjal dan organ pendengaran merupakan hambatan

serius, ketulian sering kali tidak reversible pada anak-anak kecil dan orang di atas usia 40

tahun.

Dois: TBC, i.m tergantung dari usia 1 dd 0,5 -1 gr selama maksimal 2 bulan, selalu

dikombinasi dengan obat-obat lain. Pada sampar (pest/plague, disebabkan oleh yersinia

pestis) i.m. 1 dd 1-2 gr.

Pemerian:Zat padat warna putih atai hampir putih,tidak berbau atau

Berbau lemah.rasa agak pahit.

Sediaan :Streptomycini Sulfatis Injectio

RIFAMPISIN

Page 7: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

Antinbiotik ini adalah derivat semi-sintetis dari rifampisin B (1965) yang

dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei, suatu jamur tanah yang berasal dari Perancis

selatan. Zat yang berwarna merah-bata ini bermolekul besar dengan banyak cincin

(makrosiklis). Rifampisin berkhasiat bakterisid luas fase pertumbuhan M. tuberkulosae dan

M. leprae, baik yang berada diluar maupun di dalam sel. Juga mematikan kuman yang

“dormant” selama fase pembelahannya yang singkat. Maka sangat penting untuk membasmi

senua basil guna mencegah kambuhnya TBC.

Rifampisin juga aktif terhadap kuman gram-positif lain dan kuman Gram-negatif

(a.l. E. colli, Klebsiella, suku-suku proteus dan Pseudomonas), terutama terhadap stafilokok,

termasuk yang resisten terhadap penisilin. Terhadap kuman yang terakhir, aktivitasnya agak

lemah. Mekanisme kerjanya nerdasarkan pelintang spesifik dari suatu enzim bakteri RNA-

polymerase, sehingga sintesa RNA terganggu.

Penggunaannya pada terapi TBC pun sangat dibatasi oleh harganya yang cukup

mahal. Manfaat utamanya terletak pada terapi yang dapat dipersingkat dari k.l. 2 tahun hingga

6 – 12 bulan. Rifampisin juga merupakan obat pilihan pertama terhadap lepra dan sebagai

obat pencegah infeksi menigococci pada orang yang berhubungan dengan pasien meningitis.

Begitu pula sangat efektif terhadap gonore (lebih kurang 90%).

Resorpsinya di usus sangat tinggi; distribusinya ke jaringan dan cairan tubuh juga

baik, termasuk CCS. Hal ini nyata sekali pada pewarnaan jingga/merah dari air seni, tinja,

ludah, keringat dan air mata. Lensa kontak (lunak) juga dapat berwarna permanen. Plasma-

t½-nya berkisar antara 1,5 sampai 5 jam dan meningkat bila ada gangguan fungsi hati. Di lain

pihak masa paruh ini akan turun pada pasien yang bersamaan waktu menggunaan INH. Di

hati terjadi desasetilasi dengan kegiatan antibakteriil. Ekskresinya khusus melalui empedu,

sedangkan lewat ginjal berlangsung secara fakultatif.

Efek sampingnya yang terpenting tetapi tidak sering terjadi adalah penyakit kuning

(icterus), terutama bila dikombinasi dengan INH yang juga agak toksis bagi hati. Pada

penggunaan lama dianjurkan untuk memantau fungsi hati secara periodik. Obat ini agak

sering juga menyebabkan gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, sakit ulu hati, kejang

perut dan diare, begitu pula gejala gangguan SSP dan reaksi hipersensitasi.

Interaksi. Rifampisin mempercepat perombakan obat lain bila diberikan bersamaan

waktu dengan jalan induksi enzim (sistem-mikrosomal P450) dalam hati. Akibatnya BA

diturunkan, misalnya dari klaritromisin dan penghambat protease (obat AIDS). Kadar darah

Page 8: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

dari obat-obat ini dapat menurun sampai 80%, yang dapat mengakibatkan pembentukan

resistensi cepat dari HIV. Obat lain yang dipercepat metabolismenya adalah antikoagulansia,

sehingga harus dinaikkan dosisnya. Pil anti hamil menjadi tidak terjamin lagi efeknya, karena

rifampisin mempercepat katabolisme dari berbagai zat steroid. Resistensi dapat terjadi dengan

agak cepat.

Kehamilan. Pada umumnya rifampisin dapat diberikan pada wanita hamil.

Penggunaan pada minggu-minggu terakhir kehamilan dapat menimbulkan perdarahan

postnatal pada ibu dan bayi. Untuk pencegahannya dapat diberikan fitomenadion (vitamin K).

rifampisin mencapai air susu ibu, namun ibu diperbolehkan menyusui bayinya.

Dosis pada TBC oral 1 dd 450-600 mg sekaligus pagi hari sebelum makan, karena

kecepatan dan kadar resorpsi dihambat oleh isi lambung. Selalu diberikan dalam kombinasi

dengan INH 300 mg dan untuk 2 bulan pertama ditambah pula dengan 1,5 – 2 g pirazinamida

setiap hari. Pada gonore oral 1 dd 900 mg sekaligus selama 2 – 3 hari; pada infeksi lain 2 dd

300 mg a.c. Profilaksis pada meningitis 2 dd 10 mg/kg/hari selama 2 hari.

· Rimactazial 225/200 = rifampisin 225 + INH 200 mg

· Rimactazid 450/300 = rifampisin 450 + INH 300 mg

· Rimcure 3-FDC = rifampisin 150 + INH 75 + pirazinamida 400 mg

· Rimstar 4-FDC = rifampisin 150 + INH 75 + pirazinamida 400 + etambutol 275 mg

Rifabutin (Mycobutin) adalah derivat (1995) dengan khasiat dan sifat mirip

rifampisin. Obat ini terutama digunakan bila ada (multi) resistensi terhadap obat lain pada

pasien HIV-positif dan selalu terkombinasi dengan minimal 2 obat TBC lainnya. Dengan

rifampisin terhadap resistensi-silang. Rifabutin digunakan untuk profilaksis dan terapi dari

infeksi M. avium complex (MAC) pada pasien dengan sistem-iimun menurun, misalnya pada

penderita AIDS. Ternyata yang efektif sebagai profilaksis MAC adalah kombinasi rifabutin +

azitromisin, dan kombinasi rifabutin + etambutol + klaritromisin.

Efek sampingnya yang paling sering terjadi mirip rifampisin dan berupa gangguan

lambung-usus, reaksi kulit, kelainan darah dan hati, ada kalanya gejala influenza (demam,

nyeri otot). Berlainan dengan rifampisin, rifabutin dapat menimbulkan artritis dan artralgia.

Kombinasi rifabutin/rifampisin dengan klaritromisin dan penghambat protease (indinavir,

ritonavir, saquinavir) sangat meningkatkan kadar rifabutin/rifamisin di dalam darah dengan

peningkatan toksisitasnya. Oleh karena itu, dosis rifabutin (c.q. rifampisin) harus diparuh.

Dosis : TBC MAC oral 1 dd 300 – 600 mg dalam kombinasi dengan 2 dd

Page 9: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

klaritromisin 0,5 g dan etambutol 1 dd 150 mg. Profilaksis MAC : 1 dd 300 mg.

TETRASIKLIN HIDROKLORIDA

Tetrasiklin hidroklorida merupakan bahan antimikroba yang mempunyai spektrum

luas selain sebagai antimikroba tetrasiklin mempunyai sifat antikollagenase dan dapat

menghilangkan lapisan smir pada permukaan akar sehingga membantu terjadinya perlekatan

jaringan ikat baru.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan larutan tetrasiklin

hidroklorida dengan konsentrasi yang dapat menghilangkan lapisan smir pada permukaan

akar.Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris.Bahan penelitian utama

adalah larutan tetresiklin hidroklorida 0,5%/A10%,permukaan akar yang telah di scaling dan

root planting.Hasil penelitian uji hilangnya lapisan smir pada permukaan akar,menunjukkan

terdapat perbedaan yang bermakna antara penberian larutan tetrasiklin dengan berbagai

konsentrasi terhadap hilangnya lapisan smir(P<0.05).didapatkan>

Tetrasiklin adalah kelompok antibiotik berspektrim luas yang telah digunakan pada perawatan

penyakit periodontal,dan tetrasiklin yang diletakkan langsung pada periodontal pocket efektif

dalam menurunkan black pigmented bacteroides pads adult periodontitis(Goodson 1983).

POLYMYXINI B SULFAS

Polimiksina B sulfat adalah campuran garam sulfat anti mikroba yang dihasilkan

oleh biakan pilihan Bacillus polymixa (familia Bacillaceae),atau yang dibuat dengan cara

lain.

Pemerian :Serbuk warna putih sampai kuning gading,tidak berbau atau berbau

khas lemah.

Kelarutan mudah laru dalam air; sukar larut dalam etanol (95 %) P. identifikasi A.

kocok campuran empat bagian volume butanol P. 1 bagian volume asam asetat glasial P dan

lima bagian volume air, biarkan memisah, pindahkan lapisan bawah kedalam cawan, letakan

cawan dalam ruang kedap udara. Jika ruang telah penuh dengan uap, gantungkan sebuah pita

kertas sarimg, panjang lebih kurang lima cm yang telah ditetesi 5 ul larutan zat uji 1 % b/v.

Eluasi kertas dengan lapisan atas campuran selama lebih kurang 12 jam, keringkan

pada suhu kamar.semprot dengan larutan ninhidrina P 0,1 % b/v dalam butanol P jenuh air,

panaskan pada suhu 90º selam 5 menit; pada kertas hanya tampak satu bercak yang letaknya

Page 10: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

sesuai dengan bercak polimiksimi B sulfat PK yang dikerjakan dengan cara yang sama.

B. larutkan 5 mg dalam campuran 0,5 ml asam klorida P dan 0,5 ml air, panaskan

pada suhu 125º dalam tabung tertutup kedap selama 2,5 jam; uapkan diatas tangas air hingga

kering, lanjutkan pemanasan hingga bau asam klorida hilang, larukan sisa dalam 0,5 ml air.

Pada sebuah pita kertas saring, panjang lebih kurang 55 cm totolkan 5 ul larutan yang

mengandung leusina PK. Lakukan kromatografi menurut cara yang tertera pada identifikasi

A.

Kromatogram zat uji yang telah terhidrolisa menunjukan bercak yang sesuai

dengan bercak leusina, feniflamina dan treonina, tetapi tidak menunjukan bercak yang sesuai

dengan bercak serina; terdapat juga bercak asam 1,3 diamino butirat yang mempunyai harga

Rf 0,03.

C menunjukan reaksi sulfat yang tertera pada reaksi identifikasi. Keasam

kebasaan Ph larutan 2,0 % b/v 5,0 sampai 7,0. Susut pengeringan tidak lebih dari 8,0 %;

pengeringan dilakukan dalam hampa udara pada suhu 60º selama 3 jam. Sisa pemijaran tidak

lebih dari 1,0 %.

Penetapan potensi lakukan penetapan menurut cara yang tertera pada penetapan

hayati antibiotika. Batas keyakinan tidak kurang dari 95 % dan tidak lebih dari 105 % dari

potensi yang diperoleh pada penetapan.

Potensi minimum potensi yang diperoleh pada batas keyakinan tertinggi tidak

kurang dari 6000 UI per mg, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Potensi pada etiket potensi yang tertera pada etiket harus terletak antara potensi

yang diperoleh pada batas keyakinan. Jika dimaksudkan untuk injeksi harus memenuhi syarat

tambahan berikut:

Toksisitas abnormal memenuhi uji toksisitas abnormal yang tertera pada uji

keamanan hayati. Sebagai dosis uji digunakan larutan 0,5 ml dalam larutan natrium klorida P

yang mengandung zat uji yang setera dengan 1200 UI per ml.

Pirogen memenuhi uji pirogenitas yang tertera pada uji keamanan hayati. Sebagai

dosis uji digunakan sejumlah zat uji yang mengandung tidak kurang dari 20.000 UI kg bobot

kelinci yang dilarutkan dalam 1 ml larutan natrium klorida P.

Sterilitas memenuhi uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati.

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, jika dimaksudkan untuk

injeksi, disimpan dalam wadah steril tertutup kedap.

Page 11: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

Penandaan pada etiket harus juga tertera; 1. Jumlah UI per mg dalam wadah. 2.

Untuk injeksi atau tidak. 3. Daluwarsa. Khasiat dan panggunaan Antibiotikum.

Diperoleh drii bacillus polymyx dan sering kali dikombinasikan dengan tetrasiklin,

neomisin, dan basitrasin dalam salep (0,2%), tetes telinga tu mata Aktiviotasnya masih

dinyatakan dalam kesatuan, karea belum dapat diisolasi secara murni: 1 mg polimiksin

B=10.000 U.I.

v Otosporin adlahtetes kuping yang mengandung polimiksin-sulfas10.000U, neomisin sulfas

3.400 U dan hidrokokrtison 10 mg per ml.

v Kolistin (polimiksin E colistine)berasal dari bakteri aerobacillus colistinus (Jepag, 1957).

Obat ini jarang digunakan per oral pada infeksi usus dengan kuman gram-negatif untuk

terapi setemapt. Nefrotoksisitasnya lebih ringan dripadapolimiksin Dosis: Oral 3-4 dd 1-

2 tb dari 1,5M (juta U.I).

VIOMYCINI SULFAt

Viomisina sulfat adalah garam sulfat antimikroba yang dihasilkan streptomyces griseus

varpurpureus atau dengan cara lain yang cocok.

Pemerian serbuk putih atau hampir putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau; rasa sedikit

pahit. Agak higroskopis.

Kelarutan sangat mudah larut dalam air; sukar laru dalam etanol (95 %) P; hampir tidak larut

dalam eter P.

Identifikasi A. serapan-1 cm larutan 0,0015 % b/v menunjukan maksimum pada lebih kurang

268,5 nm.

Lakukan kromatografi lapis tipis yang tertera pada kromatografi menggunakan selulosa

serbuk sangat halus P sebagai zat serap dan campuran 60 bagian volume isopropanol P, 15

bagian volume etilmetilketon P dan 25 bagian volume asam klorida 1 N sebagai fase

bergerak. Totolkan terpisah masing-masing 5 ul larutan berikut: Larutan (1) larutkan 5 mg zat

uji dalam campuran 0,5 ml asam klorida P dan 0,5 ml air, panaskan dalam tabung tertutup

rapat pada suhu 100º selama 16 jam, uapkan di tangas air hingga kering, lanjutkan pemanasan

hingga bau asam klorida hilang, larutkan sisa dalam 1,0 ml air. Larutkan (2) buat menurut

cara yang tertera pada larutan (1) menggunakan Viomisina sulpat PK.

Page 12: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

Angkat lempeng, keringkan selama 15 menit dengan aliran udara dingin, kemudian selama 15

menit pada suhu 100º. Biarkan dingin, semprot dengan larutan kadmium dan nihdirin P,

panaskan pada suhu 100º selam 30 menit. Bercak yang diperoleh dari larutan (1) sama dengan

bercak yang diperoleh dari larutan (2).

Larutkan 50 mg dalam 10 ml air. Pada 5,0 ml tambahkan 1,5 ml larutan natrium hidroksida P,

5 ml larutan 1-nafthol P 0,1 % b/v dalam larutan natrium hidroksida P 0,5 % b/v dan 3 ml

larutan natrium hopoklorid encer P; segera terjadi warna merah. Pada 5 ml yang lain

tambahkan 1,5 ml larutan natrium hidroksida P dan larutan tembaga ( I ) sulfat P 0,5 % b/v

tetes demi tetes, aduk tiap kali penambahan; terjadi warna violet pucat.

Menunjukan reaksi sulfat yang terkena pada reaksi identifikasi. Keasaman kebasaan dan

kejernihan larutan PH, larutan kadar 100.000 UI per ml 4,5 – 7,0; larutan jernih.

Zat hipotensif memenuhi uji daya hipotensif yang tertera pada uji keamanan hayati; pengujian

dilakukan menggunakan larutan kadar 3000 UI per ml.

Pirogen memenuhi uji pirogenitas yang tertera pada uji keamanan hayati, menggunakan zat

uji 1000 UI per kg bobot kelinci yang dilarutkan dalam tidak lebih dari 5 ml air untuk injeksi.

Sterilitas memenuhi uji sterilitas yang tertera pada uji keaman hayati. Toksisitas abnormal

memenuhi uji toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan hayati, pengujian dilakukan

menggunakan 1000 UI. Susut pengeringan tidak lebih dari 5,0 %; pengeringan dilakukan

dalam hampa udara pada suhu 60º.

Penetapan kadar lakukan penetapan menurut cara yng tertera pada penetapan hayati

antibiotika. Batas keyakinan tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105 % dari potensi

yang diperoleh pada penetapan. Potensi minimum potensi yang diperoleh pada batas

keyakinan tertinggi tidak kurang dari 700 UI per mg, dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan. Potensi pada etiket potensi yang tertera pada etiket harus terletak antara potensi

yang diperoleh pada batas keyakinan.

Penyimpanan dalam wadah steril tertutup kedap. Penandaan pada etiket harus juga tertera :

1. Jumlah UI per mg dalam wadah.

2. Untuk injeksi

3. Daluwarsa

Khasiat dan penggunaan antibiotikum.

BAB II.

STUDI PUSTAKA

A. DEFINISI

Page 13: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu-anti (melawan) dan-biotikos (cocok

untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh Selman tahun 1942 untuk menggambarkan

semua senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganisme lain. Namun istilah ini kemudian digeser dengan ditemukannya obat

antibiotik sinetis. Penggunaan istilah antimikroba cenderung mengarah ke semua jenis

mikroba dan termasuk di dalamnya adalah antibiotik, anti jamur, anti parasit, anti protozoa,

anti virus, dll. Namun dalam pembahasan ini hanya membicarakan proses penghambatan

antibiotik dalam membunuh bakteri Mikroorganisme yang dihambat oleh antibiotik khusunya

adalah bakteri. Maka dari itu antibiotik bersinosim dengan anti-bakteri. Antibiotik berbeda

dengan istilahdisinfectant karena desifektant membunuh kuman dengan cara membuat

lingkungan yang tidak wajar bagi kuman. Sedangkan kerja dari antibiotik adalah cenderung

bersifat Toksisitas Selektif dalam arti dapat membunuh kuman tanpa merugikan inang.

B. KLASIFIKASI ANTIBIOTIK

Pembagian antibiotik dapat dibagi berdasarkan luasnya aktivitas antibiotik, aktivitas

dalam membunuh serta berdasarkan mekanisme obat antibiotik tersebut. Berdasarkan luasnya

aktivitas, antibiotik dibagi menjadi antibiotik spektrum luas dan spektum sempit. Istilah luas

mengandung arti bahwa antibiotik ini dapat membunuh banyak jenis bakteri sedangkan

sebaliknya, istilah sempit hanya digunakan untuk membunuh bakteri yang spesifik yang telah

diketahui secara pasti. Penggunaan spektrum luas digunakan apabila identifikasi kuman

penyebab susah dilakukan namun kerugiaanya dapat menghambat pula bakteri flora normal

dalam tubuh.

Berdasarkan aktivitas dalam membunuh, antibiotik dibagai menjadi Bactericidal dan

Bacteristatic. Antibiotik yang mempunyai sifat bakterisidal membunuh bakteri target dan

cenderung lebih efektif serta tidak perlu menggantungkan pada sistem imun manusia. Sangat

perlu digunakan pada pasien dengan penurunan sistem imun. Yang termasuk baterisidal

adalah β-lactam, aminoglycoside, dan quinolone. Bakteriostatik justru bekerja menghambat

pertumbuhan bakteri dan dapat memanfaatkan sistem imun host obat bakteriostatik yang khas

adalah tetracyclin e,sulfonamide,tetracyclin e, dan clindamycin

Bedasarkan mekanisme kerja, antibiotik dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :

A. Penghambatan sintetis dinding bakteri

B. Penghambat membran sel

C. Penghambatan sintetis protein di ribosom

D. Penghambatan sintetis asam nukleat

E. Penghambatan metabolik (antagonis folat)

Page 14: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

Dari masing-masing golongan terdapat mekanisme kerja, farmakokintetik, farmakodinamik,

serta aktivitas antimikroba yang berbeda-beda. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan

kegunaan di dalam klinik Karena perbedaan ini juga maka mekanisme resisistensi dari

masing-masing golongan juga mengalami perbedaan.

C. RESISTENSI OBAT ANTIBIOTIK

Resistensi obat antibiotik oleh mikroba dapat dibagai menjadi berikut.

1. Mikroba menghasilkan enzim yang merusak aktivitas obat.

Misal : Stapilokokus yang resisten terhadap penicillin menghasilkan β-lactamase yang

merusak obat-obat β-lactam

2. Mikroba merngubah permeabilitas terhadap obat.

perubahan terhadap struktur sasaran bagi obat Misal : Berubahnya strukutr protein reseptor

pada ribosom 30S menyebabkan mikroba resisten terhadap golongan aminoglikan

4. Mikroba mengembangkan perubahan jalur metabolitk yang dihambat

Misal : Bakteri yang resisten Sulfonamides tidak memerlukan PAB ekstraseluler dimana

awalnya bakteri ini sangat membutuhkannya

5. Mikroba mengembangkan perubahan enzim yang tetap dapat melakukan fungsi

metaboliknya tetapi lebih sedikit dipengaruhi oleh obat.

Asal resistensi-resistensi di atas dapat bersifat genetik maupun non genetik. Yang non

genetik dapat berasal dari berubahnya bentuk suatu mikroba menjadi inaktif sehingga resisten

terhadap obat-obat yang kerjanya pada proses replikasi bakteri. Sedangkan genetik dapat

diturunkan dari mikroba satu ke keturunannya melalui mutasi kromosom atau dari satu

mikroba ke mikroba lain melalui plasmid.

Resistensi silang saja terjadi dari satu jenis antibiotik ke jenis lain. Misal suatu

mikroba resisten terhadap suatu jenis antibiotik dapat resisten terhadap jenis yang lain. Reaksi

silang ini dapat terjadi pada jenis-jenis yang berhubungan sacara kimia maupun tidak.

D. GOLONGAN INHIBITOR SINTETIS DINDING BAKTERI

B

akteri mempunyai lapisan luar yang kaku yang disebut dinding sel. Dinding sel terdapat pada

baik bakteri yang gram (+) maupun bakteri gram (-). Dinding ini berfungsi mempertahankan

bentuk sel dari perbedaan tekanan osmotic internal dan eksternal yang sangat tinggi. Pada

kedua bakteri mempunyai suatu lapisan yang bernamaPeptidoglycan. Lapisan ini berfungsi

mensintetis dinding bakteri melalui reaksi yang disebut TRANSPEPTIDASI. Lapisan ini

lebih tebal pada bekteri gram (+) dan pada gram (-) di antara peptidoglycan dan dinding

terdapat lapisan membran lemak sehingga terdapat gambaran membran bilayer.

Page 15: Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

Preoses penghambatan sintetis dinding bakteri dapat melalui 2 jalur. Jalur pertama berasal

dari penghambatan proses transpeptidasi. Semua obatβ-lactam dapat menghambat proses ini.

Yang termasuk dalam antibiotikβ-lactam adalah golongan Penicillin, Cephalosporins,

Carbapemems, dan Monobactam. Jalur berikutnya melalui penghambatan sintetis

peptidoglycan. Yang termasuk jalur kedua ini adalahVancomycin danBacitracin. Pembagian

kelompok ini dapat dilihat pada gambar di bawah.

PENICILLIN

penicillin yang paling terkenal dan pertama ditemukan adlahpenicil lin- G yang ditemukan

oleh Flamming pada 1929. Senyawa ini dihasilkan dari pembenihan spesies Penisillium

notatum. Sifat daripenicil lin- G adalah kepekaannya terhadap penghacuran cincinβ-lactam

oleh senyawaβ-lactamase dan tidak aktif secara relative terhadap kebanyakan bakteri gram

negatif. Pengembangan terhadap Penicillin menghasilkan turunan-turunan penicillin yang

lebih stabil terhadap asam dan aktif terhadap bakteri gram (-) maupun gram (+).