Prinsip Kebudayaan Islam

2
Islam, datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal- hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan. Menurut Koentjaraningrat (1976) kata kebudayaan bersaal dari bahasa sansekerta, buddayah, bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan itu diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Sedangkan menuirut Djojodiguno (1958) budaya merupakan daya dari budi yang berupa cipta karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah segala hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil cipta, karsa, dan rasa manusiauntuk memenuhi kebutuhannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Sebagai agama, Islam merupakan sumber nilai yang memberikan inspirasi dan corak kebudayaan. Karena itu kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang Islam atau masyarakat Islam semata, tetrapi juga meliputi kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat Islami semata, tetapi juga meliputi kebudayaan yang berseumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat Islam, meskipun ia muncul dari orang Islam atau masyarakat non-Islam. Menurut Yusuf al-Qardhawy (2001) terdapat beberapa karakteristik kebudayaan Islam antara lain: a. Rabbaniyah (bernuansa ketuhanan). Ia bercampur dengan keimanan secara umum dan ketauhidan secara khusus. b. Aklaqiyah, yakni tidak ada pemisah antara akhlak dengan ilmu, antara akhlak dengan perbuatan, antara akhlak dengan ekonomi, antara akhlak dengan politik dan antara akhlak den peperangan, serta akhlak dengan semua segi kehidupan lainnya.

description

Prinsio-prinsip kebudayaan dalam Agama Islam.Sumber: Buku Daras PAI Universitas Brawijaya

Transcript of Prinsip Kebudayaan Islam

Islam, datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan. Menurut Koentjaraningrat (1976) kata kebudayaan bersaal dari bahasa sansekerta, buddayah, bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan itu diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Sedangkan menuirut Djojodiguno (1958) budaya merupakan daya dari budi yang berupa cipta karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah segala hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil cipta, karsa, dan rasa manusiauntuk memenuhi kebutuhannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Sebagai agama, Islam merupakan sumber nilai yang memberikan inspirasi dan corak kebudayaan. Karena itu kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang Islam atau masyarakat Islam semata, tetrapi juga meliputi kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat Islami semata, tetapi juga meliputi kebudayaan yang berseumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat Islam, meskipun ia muncul dari orang Islam atau masyarakat non-Islam.

Menurut Yusuf al-Qardhawy (2001) terdapat beberapa karakteristik kebudayaan Islam antara lain:a. Rabbaniyah (bernuansa ketuhanan). Ia bercampur dengan keimanan secara umum dan ketauhidan secara khusus.b. Aklaqiyah, yakni tidak ada pemisah antara akhlak dengan ilmu, antara akhlak dengan perbuatan, antara akhlak dengan ekonomi, antara akhlak dengan politik dan antara akhlak den peperangan, serta akhlak dengan semua segi kehidupan lainnya.c. Insaniyah, yakni menghormati manusia, memelihara fitrah, kemuliaan dan hak-haknya. Kebudayaan Islam tegak atas asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh Tuhannya.d. Alamiyah. Selama kebudayaan Islam berlaku bagi setiap manusia, maka dengan sendirinya ia pun bersifat alamiyah (mendunia). Ia bersifat terbuka untuk semua kelompok manusia dan tidak menutup diri. Berkembang dinamis secara alami sejalan dengan perkembangan intelektualitas dan kreatifitas manusia.e. Tasamuh. Islam tisak mewajibakan orang non-Islam yang hidup dalam naungan kebudayaannya untuk menjalankan syariat Islam. Islam tidak memaksakan orang lain untuk msuk ke dalam lingkungan kebudayaan Islam.f. Tanawwu. Kebudayaan Islam bersifat tanawwwu (beraneka warna). Ia tidak hanya memuat masalah-masalah ketuhan, tetapi terdapat juga masalah ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan kealam yang beraneka ragam.g. Wasathiyah. Kebudayaan Islam mencerminkan sistem wasath (pertengahan). Pertengahan antara berlebihan dan kekurangan antara jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama, antara dunia dan akhirat.h. Takamul, yaitu terpadu dan saling mendukung antara kebudayaan Islam yang satu dengan kebudayaan Islam yang lain. i. Bangga terhadap diri sendiri, yaitu bangga terhadap sumber kebudayaan yang berketuhanan, kemanusiaan dan bernuansa akhlak. Sifat bangga ini menjadikan kebudayaan Islam enggan untuk diwarnai atau dipengaruhi dan keorisinalnnya.

Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan (Jakarta: Gramedia, 1976).M.M. Djojodiguno, Asas-AsasSosiologi (1959).Yusuf Al-Wardhawy, Islam inklusif dan Ekslusif, terj. Nabhani Idris (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001)