Prinsip dasar kebutuhan manusia
-
Upload
akademi-kebidanan-pemerintahan-kabupaten-muaraenim -
Category
Education
-
view
3.532 -
download
0
Transcript of Prinsip dasar kebutuhan manusia
PRINSIP DASAR KEBUTUHAN MANUSIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA : 1. Ade Justin
2. Amalia Devita Sari
KELAS : 1.D
AKADEMI KEBIDANAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
KATA PENGANTAR
Prinsip Dasar Kebutuhan Manusia
1. Konsep Manusia
Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain.
Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio,psiko,sosio dan spiritual.
Manusia terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan
oleh berbagai macam-macam kebudayaan. Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia
lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya.
Manusia sebagai mahluk individu, dimana manusia perbedaan dengan manusia lain dalam salah satu atau beberapa segi
meliputi bio- psiko sosio dan spiritual.
1.1 Manusia sebagai mahluk biologis
Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk
biologi manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.1.1 Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan dan jaringan akan bersatu membentuk organ
dan system organ. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :
Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.
Faktor social, sosialisasi dengan orang lain
Faktor fisik meliputi geografis, iklim/cuaca.
Factor fisiologis meliputi system tubuh manusia
Faktor psikodinamik meliputi kepribadian, konsep diri, cita-cita.
Spiritual meliputi pandangan, motivasi, nilai-nilai.
1.1.2 Tunduk terhadap hukum alam
1.1.3 Memiliki individu
1.2 Manusia sebagai mahluk psikologis
Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari ego dan super ego
Dipengaruhi perasaan dan kata hati
Memiliki daya pikir dan kecerdasan
Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
Memiliki kepribadian yang unik
1.3 Manusia sebagai mahluk social
Manusia membutuhkan manusia lain didalam menjalani kehidupannya. Ciri-ciri mahluk sosial adalah :
Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain manusia memiliki cipta (kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa
(perasaan), dan karsa (tujuan).
Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi manusia lain, dan engkau adalah aku.
Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati, dan saling menghargai
manusia lain dari masa kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.
1.4 Manusia sebagai mahluk spiritual
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi
khalifah dibumi. Bukti manusia mahluk spiritual :
Memiliki keyakinan dan kepercayaan
Menyembah tuhan
Konsep atau pemahaman tentang manusia perlu di tanamkan kepada para bidan karena pada saat menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya bidan akan berhadapan dengan manusia yang utuh dan unik sebagai individu. Bidan harus menggunakan
pendekatan yang komprehensif dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien atau dalam upaya mengembangkan potensi pasien serta
menolongnnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar.
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang sama tetapi adakalanya suatu kebutuhan lebih penting bagi seseorang dari
pada kebutuhan lainnya begitu pula dengan bagaimana cara memenuhinya. Artinya betapapun arif dan bijaksanannya ataupun
bagaimana kerasnya usaha bidan ia tidak mungkin pernah bisa menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan oleh klien
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini disebabkan pengetahuan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain sangat
terbatas, namun demikian bidan dapat melakukan beberapa hal untuk dapat mengetahui kebutuhan klien, antara lain :
Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien
Berusaha mengerti maksud klien
Peka terhadap ekspresi non verbal klien
Mendorong klien mengekspresikan perasaannya
Berusaha mengenal dan menghargai klien.
2. Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow:
2.1 Kebutuhan fisiologis
Udara segar (O2), air (H2O) dan elektrolit, makanan, pengeluaran zat sisa, tidur, istirahat, latihan, kebersihan dan seksual.
2.2 Kebutuhan rasa aman
Perlindungan dari udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan, infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan mendapatkan
perlindungan hukum.
2.3 Kebutuhan akan cinta, dicintai dan mencintai
Mendambakan kasih saying, ingin dicintai individu/kelompok dan lain sebagainya.
2.4 Kebutuhan harga diri
Dihargai dalam pekerjaan, profesi, kecakapan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.5 Kebutuhan aktualisasi diri
Kepuasan bekerja sesuai dengan potensi dan dilaksanakan dengan senang hati serta jika berhasil mendapat pengakuan orang
lain.
3. Manusia Sebagai Sistem
Manusia merupakan system terbuka, dimana manusia adalah mahluk yang dinamis, belajar mengembangkan diri, selalu
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya, serta saling mempengaruhi satu sehingga mengalami perkembangan bio,psiko, sosio dan
spiritual.
Tujuan utama manusia sebagai sebuah system terbuka adalah :
1. Manusia mampu bertahan hidup di dunia dan berusaha mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
2. Manusia dapat menempatkan diri di dalam lingkungannya dalam segala situasi dan bertahan untuk dapat tetap dalam keadaan
sehat.
3. Derajat kesehatan ditentukan oleh kemampuan manusia dalam menerima segala pengaruh baik dari dirinya (dalam) ataupun
dari orang lain (luar)
Konsep manusia sebagai system tertutup kurang dapat diterima/kurang memuaskan, karena system tertutup memandang
manusia adalah mahluk yang statis, tidak dapat berkembang dalam menjalankan aktifitas kehidupannya serta dalam upaya memenuhi
kebutuhan dasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar adalah :
Umur dan tingkat perkembangan
Sex
Status kesehatan
Social budaya
Status ekonomi
spiritual
Emosi
4. Homeostatis dan Hemodinamik
4.1 Homeostasis
Homeostasis merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam mempertahankan kondisi yang
dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan
melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostasis adalah
suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
sekitarnya. Setiap sel dengan kerjanya yang spesifik slalu mempertahankan homeostatis. Mekanisme homeostatis penting bagi
kelangsungan hidup dan fungsi normal sel. Menurut Cannon, Tujuan homeostatis adalah kebebasan, yaitu bahwa dari detik ke detik
manusia bebas tidak memperhatikan proses-proses tubuh dalam memelihara keseimbangan asam - basa, cairan, makanan sel dan lain-
lain.
Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf otonom. Secara
alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh manusia.
Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasisfisiologis ini dapat melalui empat cara yaitu :
1. Self regulation (Pengaturan diri)
System ini dapat terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam pengaturan proses system fisiologis
tubuh manusia.
2. Cara kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam tubuh. Sebagai contoh, apabila secara tiba-tiba lingkungan
menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam
untuk meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil, pelebaran pupil
untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, peningkatan keringat untuk mengontrol
kenaikan suhu tubuh.
3. Cara umpan balik negative
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal tubuh secara otomatis akan melakukan
mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
Contoh : Apabila tekanan darah meningkat akan meningkatkan baroseptor.
4. Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologi.
Sebagai contoh apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah
dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.
Homeostasis psikologis
Berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan mental. Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi
dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh homeostasis psikologis adalah mekanisme pertahanan
diri seperti menangis, tertawa, berteriak, memukul.
Lingkungan internal tubuh yang harus dipertahankan homeostatisnya :
- Konsentrasi molekul nutrisi
- Konsentrasi O2 dan CO2
- Konsentrasi zat sisa
- Konsentrasi cairan, garam dan elektrolit
- Suhu
- Ph
- Volume dan tekanan
Fungsi Utama dari Homeostatis :
- Berespon terhadap perubahan lingkungan
- Pertukaran zat antara lingkungan dan sel
- Metabolisme makan dan
- Integrasi aktifitas yang sangat beragam
Homeostatis akan terancam apabila tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan yang dinamis, fungsinya akan rusak dan
mekanisme fisiologi berubah menjadi mekanisme patofisiologi. Mekanisme patofisiologi akan menyebabkan penyakit dan akan tetap
aktif selama sakit.
4.2 Hemodinamik
Homeodinamik merupakan pertukaran energi secara terus-menerus antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Pada proses
ini manusia tidak hanya melakukan penyesuaian diri, tetapi terus berinteraksi dengan lingkungan agar mampu mempertahankan
hidupnya.
Proses homeodinamik bermula dari teori tentang manusia sebagai unit yang merupakan satu kesatuan utuh, memiliki
karakter yang berbeda-beda, proses hidup yang dinamis, selalu berinteraksi dengan lingkungan yang dapat dipengaruhi dan
mempengaruhinya, serta memiliki keunikan tersendiri dalam proses homeodinamik ini.
Adapun beberapa prinsip hemodinamik menurut teori Rogert adalah sebagai berikut :
1. Prinsip integralitas
Prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Perubahan proses
kehidupan ini terjadi secara terus-menerus karena adanya interaksi manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
2. Prinsip resonansi
Prinsip bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya bervariasi, mengingat manusia memiliki
pengalaman beradaptasi dengan lingkungan.
3. Prinsip helicy
Prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia berlangsung perlahan-lahan dan terdapat hubungan
antara manusia dan lingkungan.
5. Konsep Sehat-Sakit
Definisi Sehat
Sehat menurut WHO, 1974
Kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik,mental, maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.
Sehat menurut Zaidiali, 1999
Sehat adalah suatu kondisi seimbang antara status kesehatan biologis, psikologis, social dan spiritual yang memungkinkan
seseorang hidup secara mandiri dan produktif.
5.1 Konsep Sehat
5.1.1 Kondisi normal dari kehidupan manusia
5.1.2 Hidup yang mengikuti hukum alam atau alamiah
5.1.3 Hak azasi setiap manusia yang dilahirkan
5.1.4 Kadang dianggap sebagai sesuatu yang sudah ada dengan sendirinya sehingga bukan jadi prioritas
5.1.5 Perhatian agar orang tetap sehat masih sangat kurang dibanding terhadap orang sakit agar sehat
5.1.6 Ilmu kedokteran berfokus pada pengobatan
5.1.7 penyakit dan kurang mengajarkan cara hidup sehat dan mempertahankan kesehatan
5.2 Macam-macam Sehat
5.2.1 Sehat fisik :
a) Tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit.
b) Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal
c) Tidak ada gangguan fungsi tubuh.
5.2.2 Sehat mental (jiwa), mencakup sehat pikiran, emosional dan spiritual :
a) Sehat Pikiran
Tercermin dari cara berpikir seseorang, yakni mampu berpikir logis (masuk akal) atau berpikir yakni mampu berpikir logis
(masuk akal) atau berpikir secara runtut
b) Sehat Spiritual
Tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan
seisinya, yang dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-
norma masyarakat.
c) Sehat Emosional
Tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik
5.2.3 Sehat sosial
Seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain
tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial , ekonomi, politikagama atau kepercayaan, status sosial ,
ekonomi, politik.
5.2.4 Sehat dari aspek ekonomi
Mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Untuk anak dan remaja atau bagi yang sudah tidak bekerja atau
pensiun atau usila, berlaku produktif secara sosial.
Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian,
sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Sehat dalam arti yang Positif
Seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan yang dibawa sejak lahir (potensial
genetic) menjadi realitas fenotipik (phenotypic ralities)
Diperlukan kesempatan hidup dalam keseimbangan yang sehat dengan lingkungannyakeseimbangan yang sehat dengan
lingkungannya
Negara harus menjamin kehidupan yang sehat untuk setiap warga negaranya “from womb to tomb” melalui berbagai program
pelayanan kesehatan, seperti: KIA, KK, Kesehatan anak sekolah, Puskesmas, dll.
Sehat Sebagai Pengertian Yang Relatif
Pengertian sehat bervariasi luas dari orang per orang, atau antar masyarakat atau antar Negara
Standar, patokan, ukuran, toleransi berbeda-beda. Contohnya:
1. Meski tekanan darah agak tinggi, atau kadar gula darah, atau paru-paru tidak normal tetapi orang masih merasa sehat dan
melakukan aktivitas pekerjaan seperti biasa.
2. Pada masyarakat yang lain, dengan kondisi di atas mungkin sudah melakukan serangkaian upaya pengobatan atau merasasakit
dan butuh istirahat.
Berdasarkan pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan didefinisikan sebagai keadaan fisik, mental dan
kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan diantaranya kondisi sosial (10%); kondisi medis (8%); kondisi iklim (7%); faktor keturunan (15%)
dan gaya hidup (60%).
Setiap orang akan selalu mendambakan badan yang sehat dan bugar serta memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Keadaan ini
dapat diraih dengan menerapkan pola hidup alami dalam kehidupan sehari-hari, seperti gizi seimbang, gerak badan dan gaya hidup
sehat.
1. Gizi Seimbang
Tubuh yang sehat sangat tergantung dari asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Gizi tidak hanya harus
lengkap, tapi juga harus seimbang dalam proporsi yang tepat, artinya tidak berlebihan atau kekurangan.
Apabila asupan makanan kurang dari batas minimum akan menimbulkan masalah kurang gizi, sedangkan apabila berlebihan
dapat menimbulkan beberapa masalah seperti obesitas, kolesterol tinggi, asam urat dan lain-lain.
Untuk mencapai gizi optimal dengan komposisi yang tepat hendaknya memilih makanan dan minuman alami seperti sayuran
hijau, buah-buahan, kecambah, kacang-kacangan, biji-bijian, berries, makanan rendah lemak namun tinggi serat serta air yang bersih
dan sehat.
2. Gerak Badan
Untuk mendapatkan tubuh yang what dan bugar, pola hidup juga harus ditunjang dengan kegiatan olahraga atau latihan fisik
secara teratur sesuai kebutuhan tubuh. Olahraga secara teratur akan meningkatkan kekuatan otot jantung serta memberi manfaat bagi
sistem pernapasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai aktifitas fisik rendah mempunyai resiko dua kali
lebil tinggi thigi mengalami kematian prematur dibandingkan orang dengan tingkat aktifitas fisik tinggi.
3. Gaya Hidup Sehat
Gaya hidup sehat meliputi segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang balk dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit, terutama
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, hipertensi, kanker dan penyakit tidak menular lainnya, tampaknya gaya hidup sehat
perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa upaya dilakukan untuk menjalankan hidup sehat, diantaranya berselaras dengan alam, mengkonsumsi makanan sehat
(makanan organik), berolahraga secara teratur, banyak mengkonsumsi air minum sehat, kontrol emosi dan tingkah laku,
mengendalikqan stres, menjauhi pencemaran lingkungan, melakukan aktivitas fisik secara teratur, memantau berat badan serta
menghindari rokok, alkohol dan obat-obatan terlarang sehingga tubuh tidak rentan terhadap penyakit. Kesemuanya menjadi kunci
hidup sehat dan umur panjang. Keuntungan bergaya hidup sehat adalah adanya rasa tenteram, aman dan nyaman, suskes dalam
pekeriaan, menikmati kehidupan sosial yang sehat di lingkungan sekitar, memiliki rasa percaya diri, hidup seimbang dan tidur
nyenyak.
Penggunaan herbal atau tumbuhan obat sebagai obat tradisional antara lain bertujuan untuk memelihara kesehatan,
meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu menyembuhkan penyakit. Beberapa jenis tanaman telah lama dikenal dan digunakan
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia untuk pengobatan dan kesehatan misalnya sayuran hijau. Sayuran hijau diketahui memiliki
banyak khasiat kesehatan, karena didalamnya banyak terkandung zat gizi dan nongizi yang sangat dibutuhkan tubuh, salah satunya
adalah klorofil, pigmen pemberi warna hijau pada tanaman.
5.3 Konsep Sakit
Yaitu defiasi / penyimpangan dari status sehat.
Pengetian sakit
Sakit menurut WHO, 1974
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak seimbang atau sempurna seseorang dari aspek medis, fisik, mental, social, psikologis dan bukan
hanya mengalami kesakitan tetapi juga kecacatan.
Sakit menurut Perkins
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari
baik aktivitas jasmani , rohani dan social.
5.3 Fase-Fase Sakit
5.3.1 Fase Latent.
Seseorang sudah terinfeksi suatu microorganism, karena badan seseorang baik maka gejala-gejala dan tanda-tanda serta keluhan
belum ada, sehingga aktivitas sehari-hari dapat dilakukan atau dilaksanakan.
5.3.2 Prodomal
Pada fase ini seseorang sudah terdapat peningkatan, bahwa dirinya sakit, seperti tak enak badan atau kadang-kadang lemas.
5.3.3 Akut
Tanda dan gejala akan bertambah dan semakin lengkap, bentuknya disini klien baru sadar bahwa dirinya sakit, kadang-kadan
emosinya tidak stabil dan lekas marah, dan ia hanya mampu memikirkan dirinya sendiri dan penyakitnya.
5.3.4 Resolusi
Klien perlu tindakan yang sifatnya mengembalikan fungsi secara normal.
5.4 Dampak Sakit
Perubahan peran dalam keluarga
Terjadinya gangguan psikologis ( kecemasan, ketakutan, dan lain-lain)
Masalah keuanggan
Kesepian akibat perpisahan
Terjadinya perubahan kebiasaan social.
Tergantungnya privasi seseorang
Otonomi
Terjadinya perubahan gaya hidup
6. Konsep Stres dan Adaptasi
6.1 Pengertian Stres
Stres biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak. Seseorang yang mengalami stres karena sebuah jabatan
disebut sebagai eustres. Terjadinya stres dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk stresor ini dapat dari
lingkungan, kondisi dirinya serta pikiran. Dalam pengertian stres itu sendiri juga dapat dikatakan sebagai stimulus di mana penyebab
stres dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres juga dapat dikatakan sebagai respons artinya dapat merespons apa yang terjadi,
juga disebut sebagai transaksi yakni hubungan antara stresor dianggap positif karena adanya interaksi antara individu dengan
lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena adanya stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut
dapat menimbulkan perubahan atau masalah (stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap
masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat menjadi lebih baik atau menjadi adaptif .
Stres Menurut Para Ahli:
1. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang memerlukan
penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).
2. Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan
tindakan (Selye, 1976).
3. Stres psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungannya yang dihargai oleh orang lain tersebut
sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemapanannya (Lazarus Folkman, 1994).
4. Stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan kepekaaan individu terhadap penyakit (Rahe,
1975).
6.2 Macam-Macam Stres
Ditinjau dari penyebabnya, maka stres dibagi menjadi tujuh macam, di antaranya :
1. Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar
matahari atau karena tegangan arus listrik.
2. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat beracun asam basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya
karena pengaruh senyawa kimia.
3. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri, atau parasit.
4. Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh dsiantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringa, organ
dan lain-lain.
5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkemabangan seperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut
usia.
6. Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri
seperti hubungan interpersonal, sosial budaya stau faktor keagamaan.
6.3 Sumber Stresor
Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan, baik
secara fisik, psikososial maupun spiritual. Sumber stresor lingkungan fisik dapat berupa fasilitas-fasilitas seperti air minum, makan
atau tempat-tempat umum sedangkan lingkungan psikososial dapat berupa suara kesehatan atau orang yang ada disekitarnya,
sedangkan lingkungan spiritual dapat berupa tempat pelayanan keagamaan seperti fasilitas ibadah atau lainnya.
Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis dalam tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan
atau lainnya. Sedangkan sumber stresor dari pikiran adalah berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap status kesehatan yang
dialami serta pengaruh terhadap dirinya.
Selain sumber stresor di atas, stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan
lingkungan.
A. Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal
ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatsi, maka dapat menimbulkan
suatu stres.
B. Sumber Stres di Dalam Keluarga
Stres ini bersumber dari masalah kelurga ditandai dengan adanya perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya
tujuan yang berbeda diantara keluarga permasalahan ini akan selalu menimblkan suatu keadaan yang dinamakan stres.
C. Sumber Stres di Dalam Lingkungan
Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti lingkungan pekerjaan, secara umum disebut
sebagai stres pekerja karena lingkungan fisik, dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya adanya pengakuan di
masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.
6.4 Faktor Pengaruh Respons Terhadap Stresor
Respons terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda berdasarkan faktor yang akan mempengaruhi dari stresor
tersebut, dan koping yang dimiliki individu, di antara stresor yang dapat mempengaruhi respons tubuh antara lain :
1. Sifat stresor
Sifat streor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresor. Sifat stresor ini dapat berupa tiba-tiba
atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap individudapat berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.
2. Durasi stresor
Lamanya durasi stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respons tubuh. Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka
respons yang dialaminya juga akan lebih lama dan dapat mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain.
3. Jumlah stresor
Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentukan respons tubuh. Semakin banyak stresor yang dialami seseorang ,
dapat menimbulkan dampak yang besar bagi fungsi tubuh juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan
mampu menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya akan semakin baik
pla.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresor yang dimiliki. Semakin banyak stresor dan
pengalaman yang dialami dan mampu menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga
kemampuan adaptifnya akan semakin baik pula.
5. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor. Apabila seseorang yang memiliki tipe
kepribadian ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, bekerja tidak kenal
waktu, bicara cepat, pandai berorganisai dan memimpin, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu,
ramah, berpendirian kuat akan lebih rentan terkena stres dibandingkan seseorang yang tipe kepribadian tidak agresif, penyabar,
senang, tidak mudah tersinggung, lebih suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain.
6. Tingkat perkembangan
Semakin matang perkembangan seseorang, maka semakin baik pula kemampuan untuk mengatasinya. Dalam
perkembangannya kemampuan individu dalam mengatasi stresor dan respons terhadapnya berbeda-beda dan stresor yang
dihadapinya pun berbeda yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Tahap Perkembagan Jenis Stresor
Anak
Remaja
Dewasa muda
Dewasa tengah
Dewasa tua
Konflik mandiri dan ketergantungan orang tua
Mulai sekolah
Hubungan dengan teman sebaya
Kompetisi dengan teman
Perubahan tubuh
Hubungan dengan teman
Seksualitas
Mandiri
Menikah
Meninggalkan rumah
Mulai bekerja
Melanjutkan pendidikan
Membesarkan anak
Menerima proses menua
Satus sosial
Usia lanjut
Penyesuaian diri masa pensiun
Proses kematian
6.5 Tahapan Stres
Tahapan stres menurut Van Amberg tahun 1979, yang terbagi enam tahapan di antaranya:
1. Tahap pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangfat bekerja besar, pengelihatannya tajam tidak
seperti pada umumnya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang tidak tidak biasanya, kemudian merasa senang akan
pekerjaan akan tetapi kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.
2. Tahap Kedua
Pada stres tahap ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya perasaan letih sewaktu bangun pagi yang semestinya segar,
terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut
jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
3. Tahap Ketiga
Pada tahap ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada lambung dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang
air besar tidak teratur ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur seperti sukar mulai untuk
tidur, terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur, lemah, terasa seperti tidak memiliki tenaga.
4. Tahap Keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang menyenangkan terasa membosankan, kehilangan
kemmampuan untuk merespons secara adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari, adanya gangguan pola tidur,
sering menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun karena adanya perasaan
ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.
5. Tahap Kelima
Stres tahap in ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan
dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.
6. Tahap Keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan takut mati dengan ditemukan gejala seperti
detak jantung semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau
pingsan.
6.6 Reaksi Tubuh Terhadap Stres
Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik secara fisiolgis maupun psikologis. Di
antara reaksi tubuh tersebut seperti terjadi perubahan warna rambut, menurunnya ketajaman mata karena kekenduran pada otot-otot
mata, pada telinga terjadi gangguan seperti adanya suara berdenging, penurunan konsentrasi, sering sakit kepala, ekspresi wajah
tampak tegang, mulut dan bibir terasa kering, kulit sering berkeringat dan kadang-kadang panas, dingin dan juga akan dapat menjadi
kering atau gejala lainnya, terjadi sesak nafas, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit.
7. Konsep Adaptasi
Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap perubahan yang ada di lingkungan
dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.
7.1 Macam-Macam Adaptasi
1). Adaptasi Fisiologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisilogis untuk mempertahankan keseimbangan
dari berbagai faktor yang menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang. Adaptasi fisiologis dibagi menjadi dua
yaitu :
1. LAS (Local Adaptation Syndroma), yaitu apabila kejadiannya atau adaptasi bersifat lokal seperti ketika daerah tubuh atau kulit
terkena infeksi, maka akan terjadi daerah sekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas, dan lain-lain yang sifatnya
lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
2. GAS (General Adaptation Syndroma), yaitu reaksi lokal yang tidak dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan secara
sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian.
Pada adaptasi fisiologi melalui tiga tahap yaitu tahap alarm reaction, tahap resistensi dan tahap akhir.
2). Adaptasi Psikologi
Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan secara psikis seperti timbulnya
rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka.
dan konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain yang dapat membuat orang tersebut merasa
sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang dihadapinya.
3). Adaptasi Sosial Budaya
Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-,masing. Antara lingkungan satu dan yang lainnya
tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan
dengan baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin
jika orang tersebut akan mengalami stress.
4). Adaptasi Spiritual
Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan oleh penganutnya. Ajaran-ajaran ini
tentunya juga harus turut andil dalammengatur perilaku manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut
pasti terjadi perubahan dalam perilaku manusia.
PENUTUP
Kesimpulan
Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam berbagai hal. Kebutuhan dasar manusia adalah hal-
hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki
kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya memenuhi kebutuhan dasar
(fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan aktualisasi diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral
sebagai akibat dari perubahan dari setiap komponen system. Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk
memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang sudah bisa memenuhi salah satu
kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati kesejahteraan serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan
yang lebih besar. Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan timbul suatu kondisi patologis.
Saran
Mempelajari tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting untuk diterapkan dalam praktik kebidanan. Sebagai
bidan, kita harus mengetahui kebutuhan dasar dari pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi. Kita
juga seharusnya bisa memprioritas kebutuhan yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu disamping kebutuhan – kebutuhan
dasar lainnya.
Daftar Pustaka
Juall Lynda.2000.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8.Jakarta: EGC.
Niven Neil.2003. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional kesehatan Lain, edisi 2.Jakarta .EGC.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.
Stres yang Merusak Tubuh, Perilaku. Majalah Mingguan Tempo, 18 Juli 1999.
Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian dan Berduka dan Proses keperawatan.
Jakarta: Sagung Seto.
Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatn Psikiatri, Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan Edisi
3. Jakarta: EGC.