Preview Final Renstra

108
SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Jakarta, 2013

description

article

Transcript of Preview Final Renstra

  • SEKRETARIAT JENDERALKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANJakarta, 2013

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    2

    Daftar Isi Kata PengantarBab 1. PendahuluanBab 2. Pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi 2.1. Evaluasi Pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi 2.1.1. Misi 1: Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan 2.1.2. Misi 1: Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan 2.1.3. Misi 3: Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan 2.2. Evaluasi Pencapaian Program Pembangunan Kelautan dan Perikanan 2.2.1 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap 2.2.2 Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya 2.2.3 Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 2.2.4 Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2.2.5 Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan 2.2.6 Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan 2.2.7 Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan 2.2.8 Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 2.2.9 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP 2.2.10 Program Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP

    245781123283333363741435152545657

    Daftar Isi

  • 3EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Bab 3. Evaluasi Pelaksanaan Program Prioritas Nasional dan Capaian lainnya 3.1 Pelaksanaan Inpres Percepatan Prioritas Nasional 3.1.1 Pelaksanaan PN 1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 3.1.2 Pelaksanaan PN 4 : Penanggulangan Kemiskinan 3.1.3 Pelaksanaan PN 5 : Ketahanan Pangan 3.1.5 Pelaksanaan PN 9 : Pengelolaan Lingkungan Hidup 3.1.6 Pelaksanaan PN : One Map Policy 3.2 Capaian KKP Lainnya 3.2.2 Pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi 3.2.3 Pelaksanaan Minapolitan dan Industrialisasi 3.2.4 Pelaksanaan Blue Economy 3.2.5 Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender 3.2.6 Pelaksanaan Kerja Sama InternasionalBab 4. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran, Sumber Daya Manusia dan Peraturan Perundangan 4.1. Pelaksanaan Anggaran 4.2. Dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) 4.3. Peraturan PerundanganBab 5. Penutup 5.1. Kesimpulan 5.2. Penutup

    5960606471767779818390919395969899101102103

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    4

    Kata PengantarSesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, bahwa evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan. Hasil evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan akan memberikan informasi kinerja pembangunan, khususnya pencapaian berbagai sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala yang dihadapi, serta alternatif tindak lanjut yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan pada periode berikutnya.Menindaklanjuti implementasi pelaksanaan RPJMN 2010-2014, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.06/MEN/2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014. Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, KKP telah melakukan reviu terhadap Renstra dengan menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama, program dan kegiatan, serta anggaran yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2012 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014.Saat ini, pelaksanaan Renstra KKP telah berada pada tahun ke empat. Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran, program dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih mengembangkan pembangunan kelautan dan perikanan di masa datang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.Semoga hasil evaluasi pelaksanaan Renstra KKP 2010-2014 dapat memberikan bahan masukan bagi KKP dalam menyusun rencana pembangunan pada periode berikutnya (Renstra 2015-2019).Jakarta, Desember 2013Sekretaris Jenderal

    Sjarief Widjaja

  • 5EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Bab 1. Pendahuluan

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    6

    Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional, maka sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010. Menindaklanjuti implementasi pelaksanaan RPJMN 2010-2014 tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.06/MEN/2010 tentang Renstra KKP Tahun 2010-2014 dan mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan kelautan dan perikanan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, KKP telah melakukan reviu Renstra dengan menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama, program dan kegiatan, serta anggaran yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2012 tentang Renstra KKP Tahun 2010-2014. Renstra KKP 2010-2014 tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2013-2014.Seiring dengan berjalannya waktu, pelaksanaan Renstra KKP pada tahun 2013 telah berada pada tahun ke empat. Berbagai kebijakan telah dilaksanakan dan tentu saja perlu dilihat seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapai. Dengan demikian, untuk mengetahui dan menilai capaian yang telah dihasilkan perlu dilakukan evaluasi. Selain itu, hasil evaluasi juga merupakan bahan masukan bagi pemerintah dalam menyusun rencana pembangunan pada periode berikutnya (Renstra 2015-2019). Pelaksanaan Evaluasi Renstra pada tahun 2013 ini juga merupakan amanat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.Secara umum, tingkat pencapaian hasil, dan kesesuaian arahan pencapaian visi, misi, dan sasaran pembangunan kelautan dan perikanan telah sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam Renstra KKP. Upaya yang sungguh-sungguh perlu diteruskan dalam perumusan kebijakan dan program yang disertai dengan kerja keras dalam pelaksanaannya. Dengan demikian keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat kelautan dan perikanan.

  • 7EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Bab 2. Pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    8

    2.1. Evaluasi Pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi Visi pembangunan kelautan dan perikanan yang tertuang di dalam Renstra KKP tahun 2010-2014 adalah Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat.Melalui visi tersebut, diharapkan dapat terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dapat memberikan nilai tambah terhadap produk kelautan dan perikanan sehingga memiliki daya saing yang tinggi, dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Selama empat tahun pelaksanaan Renstra KKP banyak hal telah dicapai melalui pembangunan kelautan dan perikanan untuk mendukung pencapaian visi tersebut. Indikator-indikator capaian umumnya menunjukkan target telah tercapai dan sesuai dengan Renstra, namun demikian masih terdapat indikator lainnya seperti pertumbuhan PDB Perikanan, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan nilai ekspor hasil perikanan masih menghadapi kendala dalam pencapaian targetnya. Konsekuensinya adalah dalam sisa satu tahun pelaksanaan Renstra ke depan perlu upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak untuk merumuskan kebijakan dan program pembangunan yang inklusif dan mendukung, disertai kerja keras dalam pelaksanaan program-program prioritas nasional. Dengan demikian keberhasilan dalam peningkatan kesejahteraan akan dinikmati oleh seluruh masyarakat kelautan dan perikanan. Untuk mengetahui pencapaian visi dan misi, tujuan dan sasaran strategis Renstra, dilakukan evaluasi dengan kerangka analisis seperti Gambar 1. Dari kerangka analisis ini dapat dilihat bahwa pencapaian visi merupakan hasil dari pencapaian kinerja misi-misi yang mendukungnya. Pencapaian misi ditentukan dari hasil pencapaian sasaran strategis, sedangkan pencapaian sasaran strategis merupakan agregat dari kinerja program dan kegiatan.Pengukuran dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

  • 9EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    No. Tingkat Capaian Kinerja Rentang Nilai Kode1. Sangat Baik > 100 Biru2. Baik 80 100 Hijau3. Cukup 50 79 Kuning4. Kurang

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    10

    ViSiPembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat

    MiSiMengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan PerikananTujuanMeningkatnya Produksi dan Produktivitas Usaha Kelautan dan Perikanan

    SaSaran STraTEgiS Meningkatnya peran sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional; Meningkatnya kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan; Meningkatnya pendapatan.

    IKU Meningkatnya persentase pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan. Meningkatnya produksi perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan garam rakyat. Meningkatnya Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan.

    SaSaran STraTEgiS Meningkatnya ketersediaan hasil kelautan dan perikanan; Meningkatnya branding produk perikanan dan market share di pasar luar negeri; Meningkatnya mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar.

    IKU Meningkatnya konsumsi ikan per kapita. Meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan. Menurunnya jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

    SaSaran STraTEgiS Terwujudnya pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan; Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau kecil; Meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan.

    IKU Luas Kawasan Korservasi Perairan yang dikelola secara berkelanjutan. Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau-pulau kecil terluar yang dikelola. Persentase wilayah perairan bebasillegalfishingdankegiatan yang merusak SDKP.

    MiSiMeningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan PerikananTujuan

    BerkembangnyaDiversifikasidan Pangsa Pasar Produk Hasil Kelautan dan Perikanan

    MiSiMemelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan PerikananTujuanTerwujudnyaPengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan

    gambar 1. Kerangka analisis Evaluasi renstra KKP

  • 11EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    2.1.1. Misi 1: Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

    MiSiMengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan PerikananTujuanMeningkatnya Produksi dan Produktivitas Usaha Kelautan dan Perikanan

    SaSaran STraTEgiS Meningkatnya peran sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional; Meningkatnya kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan; Meningkatnya pendapatan.

    IKU Meningkatnya persentase pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan. Meningkatnya produksi perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan garam rakyat. Meningkatnya Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan.

    gambar 2. Struktur Misi Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    12

    1) Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan Kekuatan ekonomi perikanan dicerminkan dari PDB Perikanan yang memiliki peran strategis dalam memberikan sumbangan terhadap PDB nasional. PDB Perikanan dalam setahun terakhir meningkat, hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan sumber daya perikanan patut menjadi pertimbangan untuk diperhitungkan dalam perekonomian nasional. Dalam periode 2010-2013, capaian pertumbuhan PDB Perikanan selalu berada di atas PDB Pertanian dan PDB Nasional dan merupakan rata-rata tertinggi dalam empat tahun terakhir dalam kelompok pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian secara umum, maupun pada PDB Nasional. Pencapaian indikator kinerja pertumbuhan PDB perikanan sebesar 6,90% di tahun 2013 ini dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana tercantum pada Renstra 2010-2014, maka pencapaian pada indikator kinerja ini telah mencapai 95,17% dibandingkan dengan target sampai dengan tahun 2014 sebesar 7,25%.

    Tabel 1. Capaian IKU Misi ke-1 Tahun 2010-2013

    No. Indikator Kinerja Utama 2010 2011 2012 2013

    % Capaian Tahun 2013

    terhadap Target

    Renstra

    Target Renstra

    1Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan (%/thn)

    6.2 7.0 6.5 6.90 95,17 7,25

    2 Produksi Perikanan (juta ton) 11,66 13,64 15,50 19,57 87,40 22,39

    Perikanan tangkap 5,38 5,71 5,83 5,86 106,60 5,50

    Perikanan budidaya 6,28 7,93 9,67 13,70 81,13 16,89

    Garam rakyat - - 2,02 1,04 31,52 3,30

    3Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan

    105,56 106,24 105,37 105,48 94,18 112

    gambar 3. grafik Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2010-2013

    Dalam periode 2010-2013, capaian pertumbuhan PDB Perikanan selalu berada di atas PDB Pertanian dan PDB Nasional dan merupakan rata-rata tertinggi dalam empat tahun terakhir dalam kelompok Pertanian secara umum.

  • 13EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    2) Produksi Perikanan Produksi perikanan sampai dengan tahun 2013 yang berasal dari kegiatan penangkapan dan budidaya mencapai 19,57 juta ton. Dari total produksi tersebut, perikanan budidaya menyumbang 71,52% sedangkan perikanan tangkap menyumbang sebesar 28,48%. Laju pertumbuhan rata-rata produksi perikanan sejak tahun 2010 mencapai 18,94% per tahun, dimana pertumbuhan produksi perikanan budidaya sebesar 29,99% per tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan perikanan tangkap yang hanya sebesar 2,95% per tahun. Perkembangan volume produksi perikanan selama tahun 2010-2013 sebagaimana tabel berikut.

    Capaian jumlah produksi perikanan tangkap tahun 2013 sebesar 5.863.170 ton atau 100,02% dari target sebesar 5.862.170 ton. Capaian tersebut terdiri dari produksi perikanan tangkap di laut sebesar 5.458.490 ton (93,10%)

    Satuan : Ton

    Ket : *) = Angka sementara

    Rincian

    Tahun Kenaikan Rata-rata 2010-2013

    (%)

    Target 20142010 2011 2012 2013*)

    Total 11.662.342 13.643.234 15.504.747 19.566.539 18,94 20,01

    Perikanan Tangkap 5.384.418 5.714.271 5.829.194 5.863.170 2,95 6,08

    Perikanan Laut 5.039.446 5.345.729 5.435.633 5.458.490 2,72 -

    Perairan Umum 344.972 368.542 393.561 404.680 5,47 -

    Perikanan Budidaya 6.277.924 7.928.963 9.675.553 13.703.369 29,99 13,93

    Budidaya Laut 3.514.702 4.605.827 5.769.737 7.749.338 30,21 1,70

    Budidaya Payau 1.416.038 1.602.748 1.756.799 2.323.626 18,35 8,20

    Budidaya Tawar 1.347.184 1.720.388 2.149.016 3.630.406 40,52 4,03

    11,66

    13,65

    15,50

    19,56

    0,005,0010,0015,0020,0025,00

    0,005,00

    10,0015,0020,0025,00

    2 010 2011 2012 2013

    Juta

    ton

    Juta

    ton

    Perikanan Budidaya (rumput laut)Perikanan Budidaya (Ikan/Udang)Perikanan TangkapTotal Produksi

    Produksi perikanan sampai dengan tahun 2013 mencapai 19,56 juta ton. Perikanan budidaya menyumbang 71,52% sedangkan perikanan tangkap menyumbang sebesar 28,48%. Laju pertumbuhan rata-rata produksi perikanan sejak tahun 2010 mencapai 18,94% per tahun.

    Tabel 2. Volume Produksi Perikanan Tahun 2010-2013

    Gambar 4. Grafik Produksi Perikanan Tahun 2010-2013

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    14

    dan perairan umum daratan sebesar 404.680 ton (6,90%) dengan laju kenaikan rata-rata sejak tahun 2010-2013 mencapai 2,90% per tahun. Volume produksi perikanan tangkap sudah mencapai target yang ditetapkan pada Renstra KKP 2010-2014 sebesar 106,60%. Peningkatan volume produksi diiringi oleh peningkatan nilai produksi sampai dengan tahun 2013 mencapai Rp85,12 triliun dengan kenaikan rata-rata dari tahun 2010-2013 sebesar 12,68%. Nilai produksi perikanan tangkap juga memperlihatkan hasil yang sangat baik yaitu telah melampaui dari target yang telah ditetapkan pada Renstra KKP sebesar 103,03%. Jika dibandingkan pertumbuhan volume produksi terhadap nilai sejak tahun 2010-2013, maka pertumbuhan nilai lebih tinggi dari pada pertumbuhan volume. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa secara umum komoditas perikanan tangkap mengalami peningkatan kualitas yang selanjutnya menyebabkan kenaikan harga.

    5.3

    84.4

    18

    5.7

    14.2

    71

    5.8

    11.5

    10

    5.8

    63.1

    70

    5.0

    39.4

    46

    5.3

    45.7

    29

    5.4

    35.6

    33

    5.4

    58.4

    90

    344

    .972

    368

    .542

    393

    .561

    404

    .680

    - 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000

    2010 2011 2012 2013*)Total Produksi P.Laut PUD

    Ket : *) Angka sementara sd TW IV Tahun 2013Gambar 5. Grafik Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2010-2013

    Meningkatnya volume produksi perikanan tangkap, pada dasarnya didorong oleh semakin tertib dan berkualitasnya pendataan statistik perikanan tangkap, disamping kegiatan dalam rangka pemulihan sumber daya ikan dan lingkungannya melalui pemacuan stok dan penyediaan rumah ikan serta program lain yang mendukung peningkatan upaya penangkapan seperti pengembangan sarana (penyediaan kapal Inka Mina) dan prasarana (pembangunan/pengembangan pelabuhan perikanan). Sejalan dengan hal ini upaya-upaya tersebut didukung pula oleh regulasi yang mewajibkan kapal-kapal perikanan mendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan perikanan, implementasi log book dan penerapansertifikasihasiltangkapanikan.

  • 15EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Peningkatan volume produksi perikanan ini juga tidak terlepas dari dukungan pengawasan terhadap upaya pencegahan praktek illegal fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan, melalui serangkaian kegiatan diantaranya operasi kapal pengawas yang semakin meningkat seiring dengan penegakan hukumnya. Saat ini upaya pengelolaan penangkapan ikan di laut lebih diarahkan pada pengendalian dan penataan faktor produksi untuk menghasilkan pemanfaatan yang berkesinambungan. Meskipun demikian, peningkatan produksi perikanan tangkap masih dapat dilakukan di perairan umum daratan melalui pengembangan Culture Based Fisheries (perikanan tangkap berbasis budidaya). Pertumbuhan penangkapan ikan di laut disamping dibatasi karena faktor tingkat pemanfaatan yang sudah mendekati Maximum Sustainable Yield (MSY), juga dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim serta peraturan perundangan yang berlaku di Regional Fisheries Management Organization (RFMO).Perkembangan produksi perikanan budidaya sejak tahun 2010 pertumbuhannya jauh lebih tinggi dibanding perikanan tangkap. Tingginya peningkatan produksi budidaya ini dipicu oleh berkembangnya usaha budidaya laut, terutama komoditas rumput laut. Disamping itu meningkatnya jumlah lahan dan pelaku usaha di bidang budidaya juga mempengaruhi pertumbuhan produksi budidaya sepanjang tahun 2010-2013. Capaian jumlah produksi perikanan budidaya sampai dengan tahun 2013 sebesar 13,70 juta ton dengan kenaikan rata-rata sejak tahun 2010-2013 sebesar 29,99%. Jika dibandingkan dengan target Renstra KKP, maka pencapaian pada indikator kinerja ini telah mencapai 81,13%. Produksi perikanan budidaya air laut telah mencapai 75,32% dari target Renstra, produksi perikanan budidaya air payau telah melampaui target Renstra yaitu mencapai 114,90%, sedangkan produksi perikanan budidaya air tawar telah mencapai 79,26% dari target Renstra.Apabila dilihat dari volume produksi perikanan budidaya menurut komoditas, maka perkembangan produksi rumput laut masih tetap mendominasi produksi perikanan budidaya yaitu 2,67 juta ton pada tahun 2010 meningkat menjadi 8,18 juta ton atau mengalami kenaikan rata-rata per tahunnya sebesar 29,99% pada tahun 2013. Namun jika dilihat dari persentase kenaikan rata-rata per tahunnya dari tahun 2010-2013, produksi patin adalah yang tertinggi dibandingkan dengan komoditas lainya, mencapai 95,57%, disusul dengan komoditas lele

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    16

    Tabel 3. Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2010-2013 berdasarkan komoditas unggulan

    No Komoditas

    2010 2011 2012 2013 Kenaikan rata-rata

    2010-2013 (%)

    Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian

    Total 5.376.200 6.277.923 6.847.500 7.928.962 9.415.700 9.675.532 1.1632.122 13.703.369 29.99

    1 Rumput Laut 2.672.800 3.915.016 3.504.200 5.170.201 5.100.000 6.514.854 6.500.000 8.181.654 27.88

    2 Catfish 495.600 390.699 749.000 566.844 1.146.000 788.217 1.450.000 1.731.233 67.93

    Patin 225.000 147.888 383.000 229.267 651.000 347.000 750.000 972.778 95.57

    Lele 270.600 242.811 366.000 337.577 495.000 441.217 700.000 758.455 47.21

    3 Nila 491.800 464.191 639.300 567.078 850.000 695.063 1.200.000 1.110.810 34.85

    4 Bandeng 349.600 421.757 419.000 467.449 503.400 518.939 700.000 667.116 16.80

    5 Udang 400.300 380.972 460.000 400.386 529.000 415.703 608.000 619.400 19.31

    6 Mas 267.100 282.695 280.400 332.206 300.000 374.366 500.000 340.863 7.09

    7 Gurame 40.300 56.889 42.300 64.252 44.400 84.681 125.000 86.773 15.74

    8 Kakap 5.000 5.738 5.500 5.236 6.500 6.198 7.000 7.504 10.23

    9 Kerapu 7.000 10.398 9.000 10.580 11.000 11.950 11.000 14.400 11.73

    10 Lainnya 646.700 349.568 738.800 344.730 925.400 265.561 531.122 943.616 76.99

    47,21% dan rumput laut yang mencapai 29,99%, dengan data selengkapnya terlihat pada tabel dibawah.

    Produksi udang dari tahun 2010-2013 mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 19,31%. Terobosan yang dilakukan, khusus untuk peningkatan produksi udang adalah (i) pengembangan tambak percontohan (demfarm) yang diharapkan dapat membangkitkan semangat serta minat pembudidaya untuk melakukan budidaya udang; (ii) rehabilitasi saluran tersier dengan tujuan untuk mempermudah pembudidaya dalam mendapatkan pasokan air budidaya; (ii) bantuan sarana budidaya udang yang merupakan stimulus bagi pembudidaya untuk meningkatkan usaha budidaya udang; (iv) melakukan berbagai kerja sama dengan Kementerian/Lembaga lainnya untuk melakukan pembangunan prasarana pendukung usaha budidaya di sentra-sentra budidaya udang serta kerja sama dengan perbankan untuk mempermudah pembudidaya dalam mendapatkan permodalan; (v) pengembangan pola budidaya dengan mitra dan pendampingan teknologi baik oleh mitra maupun oleh UPT DJPB. Capaian kinerja produksi kerapu dari tahun 2010-2013 menunjukkan kinerja yang cukup bagus ditandai dengan kenaikan produksi rata-rata dari tahun 20102013 sebesar 11,73%, dan telah melebihi target untuk setiap tahunnya. Pencapaian produksi yang cukup baik ini dikarenakan (i) penyediaan benih kerapu yang bermutu di UPT dan unit hatchery skala rumah tangga (HSRT), serta (ii) Jaminan harga pemasaran yang cukup baik, dengan harga kerapu yang cukup tinggi.Produksi kakap dari tahun 2010-2013 menunjukkan rata-rata peningkatan 10,23% per tahunnya. Pada tahun 2011 dan 2012 produksi kakap sempat

  • 17EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    mengalami penurunan capaian yaitu 95,20% dan 95,35% dari target tahunan. Hal ini dikarenakan penyediaan benih kakap yang masih mengalami kesulitan serta tingginya modal usaha budidaya air laut yang diperlukan sehingga jumlah pembudidaya kakap juga terbatas, untuk itu masih diperlukan upaya lebih dalam mencapai target budidaya di tahun 2014.Rata-rata kenaikan produksi bandeng dari tahun 2010-2013 sebesar 16,80%, dengan capaian yang melebihi target pada setiap tahunnya (2010-2012). Namun pada tahun 2013 capaian produksi bandeng tidak mencapai target tahunan yaitu hanya mencapai 95,30%.Produksi patin dari tahun 2010-2012 tidak mencapai target tahunan, hal ini dikarenakan terbatasnya serapan pasar yang mengakibatkan pengembangan patin masih cukup sulit. Upaya untuk membangkitkan produksi patin terus dilakukan melalui sinergi dengan unit kerja lain, terutama dalam upaya diversifikasiolahanpatin,pemasaran,sertapengembanganunitpengolahanpatin.Upayadiataspadatahun2013telahmenunjukkanhasilyangsignifikan,yaitu produksi patin melebihi target tahunan yakni mencapai 129,70%.Produksi nila dari tahun 2010-2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikandenganrata-rata34,85%,namunproduksiinimasihlebihrendahdari target tahunan. Tren persentase capaian juga cenderung menurun dari 94,39% pada tahun 2010, menurun menjadi 88,7% di tahun 2011 dan 81,77% di tahun 2012. Produksi nila diprediksikan akan sulit tercapai di tahun 2014 bila melihat dari data 2013 yang mencapai 92,57% dari target. Berbagai upaya untuk peningkatan komoditas nila akan terus dilakukan melalui (i) pengembangan gerakan minapadi, (ii) pengembangan budidaya nilamelaluiintensifikasidenganbioflok dan running water system; serta (iv) ekstensifikasimelaluikegiatanPengembanganUsahaMinaPedesaanbidangPerikanan Budidaya (PUMP-PB). Capaian produksi ikan mas menunjukkan kinerja yang baik dengan peningkatan produksi rata-rata dari tahun 2010-2013 sebesar 7,09% dan capaian produksi diatas 100% dari target tahunan. Pencapaian yang cukup tinggi ini didorong oleh kegiatan budidaya ikan mas melalui minapadi, penerapan running water system, serta paket bantuan PUMP-PB. Rata-rata kenaikan produksi lele dari tahun 2010-2013 meningkat sebesar 47,21%, namun demikian produksi lele masih dibawah dari target tahunan pada tahun 2010-2012, hal ini dikarenakan margin keuntungan budidaya lele yang relatif kecil disebabkan harga pakan lele yang mahal. Kondisi diatas mengakibatkan pertumbuhan budidaya lele tidak setinggi target produksi dalam Renstra. Pengembangan lele akan terus ditingkatkan melalui (i) pengembanganbudidayasecaraintensifikasidenganbioflokuntukefisiensipakan; (ii) penggunaan teknologi budidaya lele dengan terpal; dan (iii) ekstensifikasimelaluikegiatanPUMP-PB.Upayadiataspadatahun2013telah

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    18

    RincianTahun Pertumbuhan (%)

    2010 2011 2012 2013* 2010-2013 2012-2013

    Volume (Juta Ton)

    4,20 4,58 4,83 5,00 6,01 3,51

    Volume produk olahan hasil perikanan selama kurun waktu 4 tahun terakhir, mengalami peningkatan dari 4,20 juta ton pada tahun 2010 menjadi 5,00 juta ton pada tahun 2013 atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 6,01% per tahun.

    menunjukkanhasilyangsignifikan,yaituproduksilelesesuaitargettahunanyang mencapai 108,35%. Produksi gurame tahun 2010-2013 menunjukkan kinerja yang sangat bagus, dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 15,74%, dan capaian setiap tahunnya jauh diatas target. Jumlah produksi gurame yang tinggi dikarenakan semakin tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan gurame, serta segmentasi usaha budidaya gurame yang memberikan keuntungan cukupsignifikan.Namunpadatahun2013targettahunanproduksigurametidak tercapai.Produksi rumput laut memberikan kontribusi yang paling besar terhadap jumlah total produksi perikanan budidaya laut serta produksi secara keseluruhan, dengan produksi tahun 2010-2013 diatas 60% dari total produksi setiap tahunnya. Kenaikan produksi rata-rata dari tahun 2010-2013 adalah 27,88%. Produksi tahunan rumput laut juga melebihi target per tahunnya. Beberapa hal yang mendasari tingginya pencapaian komoditas ini karena budidaya rumput laut mempunyai masa pemeliharaan yang cukup singkat yaitu 45 hari sehingga perputaran modal usaha dapat lebih cepat, serta cara budidaya yang mudah. Keuntungan lainnya adalah modal kerja yang relatif kecil (hanya Rp6 juta), penggunaan teknologi yang relatif sederhana, dan peluang pasar yang masih terbuka lebar mengingat rumput laut merupakan bahan baku untuk beberapa industri, seperti biofuel, agar-agar, karaginan, kosmetik, obat-obatan dan lain-lain. Sedangkan produksi ikan budidaya komoditas lainnya seperti sidat, gabus, toman, jelawat, betutu, mujair, sepat siam mengalami kenaikan rata-rata produksi per tahun sejak 2010-2013 mencapai 76,99%.Volume produk olahan hasil perikanan selama kurun waktu 4 tahun terakhir, mengalami peningkatan dari 4,20 juta ton pada tahun 2010 menjadi 5,00 juta ton pada tahun 2013 atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 6,01% per tahun.

    Tabel 4. Produksi Olahan, 2010-2013

    Keterangan: *) Angka perkiraan

  • 19EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Capaian produk olahan hasil perikanan sangat ditentukan oleh banyak faktor, seperti volume produksi perikanan tangkap dan budidaya serta keberadaan Unit Pengolahan Ikan (UPI). Pertumbuhan produk olahan hasil perikanan juga tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan, seperti fasilitasi sarana dan prasarana sistem rantai dingin dan alat pengolahan untuk menjaga kualitas bahan baku, menjamin stock dan untuk meningkatkan nilaitambah.Halinisignifikan,sebabapabilabahanbakutidakbagusmakapertumbuhan produk olahan hasil perikanan tidak tercapai. Disamping itu, telah diupayakan pula pengembangan produk olahan secara terus menerus kearahdiversifikasiprodukolahanhasilperikanan. Selanjutnyadilakukanjuga peningkatan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan melalui kegiatan pembinaan Program Manajemen Mutu Terpadu (PMMT) berdasarkan konsepsi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan penerapan traceability di UPI, yang tidak hanya ditujukan bagi para pelaku usaha, namun juga pelatihan terhadap petugas mutu yang ada di daerah melalui kegiatan apresiasi pembina mutu daerah.Untuk dapat meningkatkan utilitas serta kapasitas produksi, baik bagi industri pengolahan hasil perikanan skala besar maupun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), perlu didukung dengan penyediaan bahan baku yang memadai. Disamping itu untuk industri pengolahan hasil perikanan skala kecil masih tergantung kepada pasokan bahan baku, baik dari penangkapan maupun pembudidaya. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, pada musim dan daerah tertentu, tambahan pasokan bahan baku diperoleh melalui importasi. Berbagai upaya dilakukan melalui fasilitasi pertemuan antara pelaku usaha pengolahan dengan nelayan atau pembudidaya, serta kebijakan terkait usaha perikanan tangkap yang mewajibkan pelaku usaha penangkapan baik asing atau swasta nasional untuk membangun atau bekerja sama dengan unit pengolahan hasil perikanan di dalam negeri, sehingga diharapkan industri pengolahan hasil perikanan, baik skala besar maupun UMKM, dapat terpenuhi kebutuhan bahan bakunya dan meningkat utilitasnya. Kedepan harapan pemenuhan bahan baku industri pengolahan ikan disederhanakan pada keberhasilan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN). Melalui SLIN daerah sentra produksi dihubungkan dengan sentra pengolahan. Dalam rangka meningkatkan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, maka pembinaan terhadap UPI dalam penerapan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP), Good Manufacturing Practices (GMP) dan HACCP terus dilakukan. Hasil dari pembinaan tersebut, diharapkan UPI minimal dapat memenuhi persyaratan dasar kelayakan pengolahan, yang dibuktikan dengankepemilikanSertifikatKelayakanPengolahan(SKP).KelayakandasarUPI merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan daya saing produk perikanan.

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    20

    Volume produksi garam rakyat pada tahun 2010-2011 tidak termasuk indikator kinerja utama KKP namun seiring dengan diimplementasikannya hasil reviu renstra tahun 2012, maka indikator ini mulai tahun 2012 dijadikan salah satu indikator kinerja. Sesuai Renstra, ditargetkan produksi garam nasional pada tahun 2012 dapat mencapai 1.320.000 ton, dan hingga tanggal akhir musim tahun 2012 produksi garam nasional mencapai 2.978.616,10 ton yang terdiri dari 2.020.109,70 ton hasil produksi Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR), produksi garam rakyat non PUGAR sebesar 453.606,40 ton, PT Garam 385.000 ton, dan sisa impor tahun 2012 sebesar 119.900 ton. Sementara estimasi kebutuhan garam konsumsi tahun 2012 sebesar 1.440.000 ton. Sehingga produksi garam nasional sudah surplus sebanyak 1.538.616,10 ton. Surplus garam sebesar 1.538.616,10 ton kemudian dapat dijadikan stok garam nasional pada semester I (Januari-Juli) Tahun 2013. Dengan demikian pada tahun 2012, Indonesia telah berhasil memenuhi target Swasembada Garam Konsumsi sehingga Indonesia perlu menghentikan impor garam. Produksi garam pada tahun 2013, berhasil mencapai kembali swasembada garam konsumsi, sehingga Indonesia tidak mengimpor garam konsumsi karena terdapat surplus garam konsumsi sebesar 0,52 juta ton. Sebagai Negara kepulauan yang dikelilingi kurang lebih dua pertiga luas laut, sangat wajar jika pemenuhan kebutuhan pokok garam nasional cukup dari dalam negeri. Sebuah kerja keras melalui Program terobosan, PUGAR (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat) membuktikan, hanya dalam waktu singkat produksi garam nasional telah jauh melampaui target domestik. Tak hanya itu pula, PUGAR secara sistematis mampu meningkatkan daya produksi dan daya saing ribuan petani garam local ke tingkat global.PUGAR telah menerapkan Teknologi Ulir Filter (TUF) guna meningkatkan produktivitas dan kualitas garam. Hasilnya adalah garam yang lebih bersih, putih dan kandungan Na Cl mencapai 97,4%, serta produktivitas 120 ton/ha. Keberhasilan ini dikembangkan di beberapa daerah produsen garam.

    Uraian Neraca Garam Nasional Tahun 2012 TonKebutuhan Garam Konsumsi 1.440.000KebutuhanSemesterII/2012 720.000KebutuhanSemesterI/2013 720.000Produksi / Stok Garam 2.978.616GaramRakyat 2.473.716 - PUGAR 2.020.109 - NON PUGAR 453.606PT.Garam 385.000Sisa Impor Garam 119.900Surplus 1.538.616Catatan: 1) Realisasi Impor Garam Konsumsi Tahun 2012 sebesar 495.073 ton2) Realisasi Impor Garam Industri sampai dengan 12 Desember 2012 sebesar 1.526.187 ton (kebutuhan garam industri sebesar 1.800.000 ton)

    Tabel 5. Neraca Garam Nasional Tahun 2012 dan 2013

  • 21EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    105,56

    106,24

    105,37 105,48 2010 2011 2012 2013

    Uraian Neraca Garam Nasional Tahun 2013 TonPasokan tahun 2013 1.961.308,49Sisa produksi tahun 2012 641.700,95Produksi tahun 2013 1.319.607,54- Petambak PUGAR 1.041.472,55- Petambak NON PUGAR 122.134,99- PT. Garam 156.000,00Kebutuhan Garam Konsumsi 1.440.000,00Surplus 521.308,49Sisa Impor Garam 119.900Surplus 1.538.616

    Gambar 6. Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan Tahun 2010-2013

    3) Nilai Tukar NelayanNilai Tukar Nelayan (NTN) merupakan perbandingan antara Indeks harga yg diterima nelayan/pembudidaya ikan (It) dengan Indeks harga yang dibayar/dikeluarkan oleh nelayan/pembudidaya (Ib), untuk konsumsi rumah tangganya dan keperluan dalam memproduksi produk perikanan. NTN tersebut mencakup gabungan dua usaha perikanan yaitu penangkapan dan pembudidayaan ikan.NTN merupakan salah satu IKU dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh KKP. NTN dapat dijadikan sebagai indikator dini dalam rangka penetapan kebijakan terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan nelayan/ pembudidaya ikan karena data NTN dapat disajikan bulanan berdasarkan hasil pemantauan terhadap harga-harga di tingkat nelayan/pembudidaya ikan dan harga-harga yang dibayar nelayan/pembudidaya ikan untuk memenuhi keperluan rumah tangganya dan proses produksinya.

    Berdasarkan hasil perhitungan BPS tahun 2010-2013, rata-rata nilai NTN berkisar 105-106. Nilai tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 106,24. Dibandingkan dengan Nilai Tukar Petani (NTP), NTN/NTPi masih berada di atas NTP. Fluktuasi NTN/NTPi salah satunya dipengaruhi faktor cuaca, indeks

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    22

    Dibandingkan dengan Nilai Tukar Petani (NTP), NTN/NTPi masih berada di atas NTP. Fluktuasi nilai tersebut dipengaruhi faktor cuaca, indeks konsumsi rumah tangga danindeksbiayaproduksi,sertakenaikaninflasi.NilaiNTNsecararata-ratadanbulanan masih di atas 100, artinya nelayan masih dapat menyimpan hasil pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan ikan setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional dan hidup sehari-harinya.

    konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi, serta kenaikan inflasi.Namun demikian nilai NTN secara rata-rata dan bulanan masih di atas 100, artinya nelayan masih dapat menyimpan hasil pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan dan pembudidayaan ikan setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional dan hidup sehari-harinya. Namun, berdasarkan persentase perkembangan NTN dalam 4 tahun terakhir (2010-2014) yang cenderung berfluktuasi dengan peningkatan tertinggi 0,64%pada NTN tahun 2011 maka diproyeksi NTN pada tahun-tahun berikutnya tidak akan meningkat diatas 1% yang artinya target Renstra sulit tercapai jikatidakadalangkah-langkahsignifikanuntukmenekanbiayaproduksibagirumah tangga nelayan/pembudidaya ikan. Kenaikan biaya produksi terutama untuk usaha pembudidaya ikan terutama disebabkan meningkatnya harga-harga obat-obatan, pupuk, pakan dan sewa lahan. Sedangkan untuk nelayan peningkatan biaya produksi relatif kecil (dibawah 1%), umumnya terjadi pada harga pelumas, sewa motor tempel, ongkos angkut dan biaya pembuatan jaring insang.

  • 23EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    SaSaran STraTEgiS Meningkatnya ketersediaan hasil kelautan dan perikanan; Meningkatnya branding produk perikanan dan market

    share di pasar luar negeri; Meningkatnya mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar.

    IKU Meningkatnya konsumsi ikan per kapita. Meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan. Menurunnya jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

    MiSiMeningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan PerikananTujuan

    BerkembangnyaDiversifikasidan Pangsa Pasar Produk Hasil Kelautan dan Perikanan

    No. Indikator Kinerja Utama 2010 2011 2012 2013

    % Capaian Tahun 2013

    terhadap Target

    Renstra

    Target 2014

    1. Tingkat Konsumsi Ikan Dalam Negeri (kg/kapita/thn)

    30,48 32,25 33,89 35,62 93,74 38,00

    2. Nilai Ekspor Komoditas Perikanan (US$ miliar)

    2,86 3,52 3,85 4,16 73,63 5,65

    3. Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra (kasus)

    - -

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    24

    30,48 32,25

    33,89 35,62

    27,0028,0029,0030,0031,0032,0033,0034,0035,0036,0037,00

    2010 2011 2012 2013

    Rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional 2010-2013, meningkat sebesar 5,33% per tahun, dari 30,48 kg/kapita menjadi 35,62 kg/kapita pada tahun 2013.

    1) Tingkat Konsumsi Ikan Dalam NegeriCapaian rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional pada periode 4 tahun terakhir (2010-2013), meningkat sebesar 5,33% per tahun, yakni dari 30,48 kg/kapita pada tahun 2010 menjadi 35,62 kg/kapita pada tahun 2013.

    Gambar 8. Perkembangan Konsumsi Ikan, 2010-2013Pencapaian konsumsi ikan tidak terlepas dari pelaksanaan kegiatan yang mendukung antara lain:a Pembinaan pasar ikan dalam negeriKegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan pasar ikan dalam negeri diantaranya adalah melalui: Penyebaran buku pedoman Cara Pengelolaan Pasar Ikan yang Baik (CPPIB), banner, dan poster pengelolaan pasar dan Logbook Pasar Ikan di lokasi target, sebagai salah satu acuan dalam pengembangan pasar ikan; Fasilitasi kerja sama antar pelaku pasar di beberapa lokasi pasar; Melakukan training of trainee pengelolaan pasar ikan yang baik kepada perwakilan pengelola pasar yang tergabung dalam ASPARINDO serta calon pembina dari 33 Provinsi yang berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi. b Pengembangan promosi dan kerja sama pemasaran hasil perikanan dalam negeri di 33 Provinsi melalui kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di seluruh Indonesia. Kegiatan Gemarikan dilaksanakan melalui safari Gemarikan, keikutsertaan pada pameran produk perikanan, penyelenggaraan festival pindang ikan nusantara, penyebarluasan bahan materi promosi Gemarikan, apresiasi penghargaan Gemarikan, lomba masak serba ikan, promosi melalui media dan elektronik, dan branding produk perikanan. Disamping itu, penguatan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) di pusat

  • 25EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    2,86

    3,52

    3,85 4,16

    0,39 0,49 0,41 0,47

    2,47

    3,03

    3,44 3,69

    - ,5000 1,000 1,5000 2,000 2,5000 3,000 3,5000 4,000 4,5000

    2010 2011 2012 2013

    EksporImporSurplus Neraca Perdagangan

    Capaian Ekspor hasil perikanan adalah produk yang diekspor telah bernilai tambah ditandai dengan meningkatnya harga rata-rata produk dan impor hasil perikanan dapat dikendalikan dengan baik.

    Gambar 9. Nilai Ekspor Hasil Perikanan 2010-2013

    dan daerah dan pengembangan kerja sama promosi dengan instansi terkait dapat juga mendukung terwujudnya peningkatan konsumsi ikan. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini semakin terlihat dari diadopsinya kegiatan promosi dan kerja sama pemasaran oleh Provinsi dan Kab./Kota.c Pengembangan sarana dan prasarana pemasaran hasil perikanan dalam negeri melalui pembangunan dan atau pengadaan sarana dan prasarana pemasaran dalam negeri. Sebagian besar sarana dan prasarana pemasaran yang dibangun atau diadakan adalah los pasar ikan yang memenuhi standar dan peralatan pemasaran. Hal ini untuk merubah citra pasar ikan yang saat ini terkesan kotor, tidak saniter dan higienis sehingga masyarakat mau membeli ikan di pasar. 2) Nilai Ekspor Hasil PerikananEkspor hasil perikanan telah mengarah pada produk bernilai tambah ditandai dengan meningkatnya harga rata-rata produk. Dalam kurun waktu 2010-2013 nilai impor dapat dikendalikan dengan baik, impor tahun 2013 sebesar 11,2% dari nilai ekspor (impor 2012 = 10,7% dari nilai ekspor; impor tahun 2011 = 13,9% dari nilai ekspor).

    Ke depan, dalam upaya meningkatkan ekspor hasil perikanan, beberapa upaya akan dilaksanakan oleh KKP antara lain:(1) Penguatan Pusat Informasi Pasar (PinSar-Udang) untuk memfasilitasi efektifitas komunikasi antara pelakuusahaudang dalam rangka peningkatan ekspor;(2) Memperkuat dan meningkatkan efektifitas diplomasipenurunan hambatan tarif dan diseminasi hasil negosiasi penurunan tarif kepada para pelaku usaha/eksportir;

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    26

    (3) Mengefektifkan hasil dokumen implementasi kerja sama dan promosipemasaran luar negeri produk hasil perikanan dalam rangka mendongrak peningkatan ekspor;(4) Optimalisasiidentifikasidananalisiskebutuhanbahanbakudalamrangkamendukung program industrialisasi, termasuk di dalamnya melakukan penyusunan kebutuhan impor hasil perikanan dan penyampaian pemantauan dan evaluasi hasil perikanan di 6 pintu pemasukan, yaitu Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali, dan Makassar;(5) Penyediaan informasi pasar luar negeri dan statistik ekspor-impor produk perikanan kepada para pemangku kepentingan perikanan;(6) Melakukan analisis pasar ekspor strategis dengan pemetaan negara yang memiliki potensi sebagai tujuan ekspor baru atau untuk peningkatan ekspor;(7) Melakukan peningkatan kerja sama informasi data dengan INFOFISH;(8) Melakukan pembinaan terhadap eksportir skala UKM;(9) Memfasilitasi pertemuan antara Shrimp Club, Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) dan Komisi Komoditas untuk kesinambungan bahan baku untuk tujuan ekspor.3) Jumlah Kasus Penolakan Ekspor Hasil Perikanan Per Negara MitraJumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra pada tahun 2010-2011 tidak termasuk indikator kinerja utama KKP namun seiring dengan diimplementasikannya hasil reviu renstra tahun 2012, maka indikator ini mulai tahun 2012 dijadikan salah satu indikator kinerja. Untuk jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, capaian di tahun 2011-2013 dengan target

  • 27EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Negara mitraKasus Penolakan

    Negara mitra Kasus Penolakan

    2011 2012 2013 2011 2012 2013

    China 2 0 0 Denmark 0 0 0

    Kanada 0 2 4 Irlandia 0 0 0

    Vietnam 0 0 0 Yunani 0 0 0

    Rusia 6 1 4 Portugal 0 0 0

    Korea Selatan 1 2 3 Austria 0 0 0

    Italia 3 8 1 Finlandia 0 0 0

    Spanyol 1 0 1 Swedia 0 0 0

    Prancis 2 0 1 Cyprus 0 0 0

    Inggris 0 0 0 Estonia 0 0 0

    Belgia 0 0 0 Republik Ceko 0 0 0

    Jerman 0 0 2 Hungaria 0 0 0

    Luxembourg 0 0 0 Latvia 0 0 0

    Belanda 0 0 0 Lithuania 0 0 0

    Malta 0 0 0

    Tabel 7. Jumlah Kasus Penolakan Ekspor Hasil Perikanan Tahun 2011-2013

    Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, capaian 2011-2013

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    28

    SaSaran STraTEgiS Terwujudnya pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan; Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau kecil; Meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan.

    IKU Luas Kawasan Korservasi Perairan yang dikelola secara berkelanjutan. Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau-pulau kecil terluar yang dikelola. Persentase wilayah perairan bebasillegalfishingdankegiatan yang merusak SDKP.

    MiSiMemelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan PerikananTujuanTerwujudnyaPengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan

    2.1.3. Misi 3: Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

    gambar 10. Struktur Misi Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

  • 29EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    No. Indikator Kinerja Utama 2010 2011 2012 2013

    % Capaian Tahun 2013

    terhadap Target

    Renstra

    Target Renstra

    1. Luas Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang dikelola secara berkelanjutan (juta ha)

    1,27 2,54 3,23 3,65 81,11 4,5

    2. Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau-pulau terluar yang dikelola (pulau)

    20 37 74 62 96,50 Kumulatif 200 pulau

    3. Wilayah Perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak SDKP (%)

    35 38 41 47,27 94,54 50

    Tabel 8. Capaian iKu Misi ke-3 Tahun 2010-2013

    1) Luas Kawasan Konservasi Perairan yang DikelolaPengelolaan berkelanjutan merupakan upaya yang dilakukan pengelola kawasan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan dan pengelolaan yang menjamin ketersediaan dan kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya yang ada. Adapun upaya-upaya pokok pengelolaan kawasan konservasi meliputi: koordinasi dan pembinaan, peningkatan infrastruktur, penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), reviu dan implementasi rencana pengelolaan, sosialisasi, konsultasi publik, peningkatan kapasitas, operasionalisasi lembaga pengelola, rehabilitasi kawasan, evaluasi pengelolaan, pengawasan sumber daya ikan dan sebagainya. Penambahan luas kawasan konservasi perairan yang dikelola oleh KKP dari tahun 2010 terus mengalami peningkatan luasan dari 1,27 juta ha sampai dengan tahun 2013 menjadi 3,65 juta ha atau 81,11% dari target Renstra seluas 4,5 juta ha. Capaian penambahan luas kawasan konservasi perairan sampai dengan tahun 2013 seluas 15.764.210,85 ha.

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    30

    Indikator KinerjaTahun

    Total2010 2011 2012 2013

    Pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola

    20 37 74 62 193

    Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 193 PPK.

    No Kawasan Konservasi Jumlah

    Kawasan Luas (Ha)

    A Inisiasi Kemenhut 32 4.694.947,55

    TamanNasionalLaut 7 4.043.541,30

    TamanWisataAlamLaut 14 491.248,00

    SuakaMargasatwaLaut 5 5.678,25

    CagarAlamLaut 6 154.480,00

    B Inisiasi KKP dan Pemda 99 11.069.263,30

    TamanNasionalPerairan 1 3.521.130,01

    SuakaAlamPerairan 3 445.630,00

    TamanWisataPerairan 6 1.541.040,20

    KawasanKonservasiPerairanDaerah 89 5.561.463,09

    Jumlah 131 15.764.210,85

    Capaian penambahan luas kawasan konservasi perairan sampai dengan tahun 2013 seluas 15,76 juta ha. Target selanjutnya adalah pencapaian 20 juta ha pada tahun 2020.

    Tabel 9. Luas dan Tipe Kawasan Konservasi Perairan sampai dengan Tahun 2013

    Tabel 10. Capaian Kinerja Pengelolaan PPK selama Tahun 2010-2013

    2) Jumlah Pulau-Pulau Kecil, termasuk Pulau-Pulau Terluar yang Dikelola Pulau-Pulau Kecil (PPK) memiliki arti penting, seperti fungsi ekologi, ekonomi, pertahanan dan keamanan wilayah NKRI, potensi sumber daya alamnya dapat didayagunakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi karena memiliki sumber daya hayati tinggi, dan jasa lingkungan. Pengelolaan PPK tersebut menuntut suatu koordinasi lintas sektor, terutama dari para pemangku kepentingan stakeholders yang meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat secara horisontal (antar sektor) dan keterpaduan secara vertikal (dalam satu sektor).Tingkat capaian kinerja jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola dari tahun 2010 sebanyak 20 buah pulau meningkat sampai dengan tahun 2013 terealisir sebanyak 193 PPK atau 96,5% dari target Renstra yaitu sebanyak 200 PPK, sebagaimana tertera dalam tabel berikut :

  • 31EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Kegiatan lain yang mendukung pengelolaan PPK antara lain:a) IdentifikasiPotensidanPemetaanPotensiTermasukPulau-PulauKecilTerluarKegiatanidentifikasipotensidanpemetaanpulau-pulaukecilmerupakansalah satu program strategis KKP yang dipantau oleh Unit Kerja Presiden untuk Percepatan dan Pengawasan Pembangunan (UKP4) sesuai Inpres No. 1 Tahun 2010 dan Inpres No. 14 Tahun 2011. Selain itu kegiatan ini juga sesuai dengan amanat UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Pasal 15, bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib mengelola data dan informasi mengenai wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain itu kegiatan pendataan juga diamanahkan dalam Perpres No. 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional pada Pasal 6, yaitu kewajiban untuk melakukan pengumpulan, pemeliharaan dan pemutakhiran data spasial.b) Fasilitasi Penyediaan Sarana dan Prasarana di Pulau-Pulau Kecil, Termasuk Pulau-Pulau Kecil TerluarPembangunan sarana dan prasarana pulau-pulau kecil dilakukan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat dan mendukung perbaikan kondisi sosial masyarakat pulau. Penyediaan sarana dan prasarana pulau-pulau kecil melalui berbagai sumber dana, yaitu APBN, APBN-P dan Dana Alokasi Khusus. Kegiatan pendayagunaan pulau-pulau kecil juga melaksanakan kegiatan sebagai berikut: Fasilitasi perbaikan lingkungan, mitigasi dan adaptasi bencana di pulau-pulau kecil; Kegiatan fasilitasi investasi pulau-pulau kecil; Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar; Minawisata pulau-pulau kecil.c) Program Adopsi PulauProgram adopsi pulau dimaksudkan untuk mengembangkan terobosan kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil melalui penggalangan partisipasi semua pihak, khususnya perguruan tinggi, dunia usaha, dan stakeholders lainnya, dalam mengaktualisasikan potensi pengembangan pulau-pulau kecil di Indonesia. Melalui program ini, mitra kerja sama berkesempatan langsung untuk berkontribusi bagi percepatan pembangunan kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Pihak perguruan tinggi berkesempatan untuk mendiseminasikan dan mempraktikan ilmu dan teknologi yang dimilikinya sebagai wujud pengejawantahan tridharma perguruan tinggi. Masuknya keunggulan teknologi dan kompetensi perguruan tinggi, diharapkan dapat mengakselerasi pengembangan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan, yang berimbas pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pulau-pulau kecil.

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    32

    Rincian IKUCapaian Target

    2010 2011 2012 2013 2014

    Wilayah Perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak (%)

    35 38 41 47,27 39

    Sampai dengan tahun 2013 wilayah perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak telah mencapai 47,27%.

    3) Wilayah Perairan Bebas IUU Fishing dan Kegiatan yang Merusak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP)Sasaran strategis meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan sesuai Renstra 2010-2014 adalah persentase wilayah perairan Indonesia bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP. Adapun capaian IKU wilayah perairan Indonesia bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP sejak tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 11. Capaian Kinerja Wilayah Perairan indonesia bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak SDKP selama Tahun

    2010-2013

    Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa IKU wilayah perairan Indonesia bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP bersifat non kumulatif untuk setiap tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki, termasuk di dalamnya jumlah alokasi anggaran pengawasan SDKP yang tersedia setiap tahunnya. Sejalan dengan penambahan anggaran pengawasan SDKP target wilayah perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak juga mengalami peningkatan, namun pada tahun 2014, target mengalami penurunan sejalan dengan menurunnya anggaran untuk pengawasan SDKP yakni sebesar 39%, sedangkan target pada Renstra 50%. Sehingga bila dibandingkan dengan target Renstra, maka kinerja wilayah perairan Indonesia bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP baru mencapai 94,54%.

  • 33EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Tabel 12. Kinerja Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2010-2013 dan Target renstra KKP 2014

    Indikator Kinerja Satuan

    CapaianKenaikan rata-rata

    2010-2013 (%)

    Target 2014

    % capaian Tahun 2013

    terhadap Target

    Renstra 2010 2011 2012 2013

    1. Jumlah produksi perikanan tangkap :

    a. Volume Produksi perikanan tangkap

    juta ton 5.384.740 5.714.271 5.811.510 5.863.170 2,90 5.500.000 106,60

    b. Nilai Produksi perikanan tangkap

    Rp triliun 59,58 64,45 73,02 85,12 12,68 82,62 103,03

    2. Pendapatan Nelayan

    a. Nelayan Pemilik

    (Rp/orang /bulan)

    3.737.120 4.082.202 7.479.689 6.844.617 27,99 2.441.550 280,34

    b. Nelayan Buruh

    (Rp/orang /bulan)

    1.366.300 1.418.363 1.923.467 1.606.396 7,65 1.200.000 133,87

    3. Nilai Tukar Nelayan

    Indeks 105,56 106,24 105,37 104,84 -0,23 112 93,61

    2.2. Evaluasi Pencapaian Program Pembangunan Kelautan dan Perikanan

    2.2.1 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan TangkapTujuan program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap adalah meningkatkan produktivitas perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan berbasis pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan, dengan sasaran peningkatan produksi perikanan tangkap (volume dan nilai), peningkatan pendapatan nelayan, dan peningkatan Nilai Tukar Nelayan (NTN). Capaian pelaksanaan Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap ditandai dengan tercapainya 3 indikator program sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

    Jumlah produksi perikanan tangkap meliputi volume produksi dan nilai produksi. Volume produksi perikanan tangkap sampai dengan tahun 2013 telah tercapai sebanyak 5.863.170 ton dengan laju kenaikan rata-rata sejak tahun 2010-2013 mencapai 2,90% per tahun. Volume produksi perikanan tangkap sudah mencapai target yang ditetapkan pada Renstra KKP 2010-2014 sebesar 106,60%. Peningkatan volume produksi diiringi oleh peningkatan nilai produksi sampai dengan tahun 2013 mencapai Rp85,12 triliun dengan kenaikan rata-rata dari tahun 2010-2013 sebesar 12,68%. Nilai produksi perikanan tangkap juga memperlihatkan hasil yang sangat baik yaitu pada tahun 2013 telah melampaui dari target yang telah ditetapkan pada Renstra KKP sebesar 103,03%. Jika dibandingkan pertumbuhan volume produksi terhadap nilai sejak tahun 2010-2013, maka pertumbuhan nilai lebih tinggi dari pada pertumbuhan volume. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    34

    Capaian Produksi perikanan budidaya umumnya sudah sesuai target Renstra, bahkan budidaya air payau telah melampaui target sedangkan budidaya air tawar perlu kerja keras untuk mencapai target Renstra.

    secara umum komoditas perikanan tangkap mengalami peningkatan kualitas dan kenaikan harga.Pendapatan nelayan meliputi pendapatan nelayan pemilik dan buruh. Sampai dengan tahun 2013, pendapatan nelayan pemilik mencapai Rp6,8 juta per orang/bulan dengan laju kenaikan rata-rata sejak tahun 2010-2013 sebesar 27,99% per tahun. Sedangkan pendapatan nelayan buruh mencapai Rp1,6 juta per orang/bulan dengan laju kenaikan rata-rata sejak tahun 2010-2013 sebesar 7,65% per tahun. Jika dibandingkan dengan target dalam Renstra KKP sampai tahun 2014 sebesar Rp2,4 juta per orang/bulan, maka capaian pendapatan nelayan pemilik sampai tahun 2013 telah mencapai 280,34% dari target yang telah ditetapkan di dalam Renstra KKP. Demikian pula halnya dengan pendapatan nelayan buruh telah melebihi dari target Renstra KKP yakni mencapai 133,87%.Kedepan strategi yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan nelayan yaitu dapat menggunakan strategi survival pada nelayan buruh dan strategi konsolidasi pada nelayan pemilik. Strategi nelayan survival pada nelayan buruh dapat dilakukan dengan adanya diversifikasi usahadan penghematan yang dilakukan nelayan, mengikuti organisasi/ kelompok nelayan yang ada, serta melakukan penghematan dan tidak selalu terikat dengan juragan yaitu dengan mengusahakan pekerjaan lain. Strategi yang dilakukan oleh nelayan pemilik sumber daya adalah modernisasi alat tangkap, serta adanya pekerjaan sampingan. Melakukan pembagian kerja antara kaum bapak dan kaum ibu, memperluas hubungan kerja dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal.Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama periode Tahun 20102013mengalamifluktuasinilaiyangberbedatiaptahunnya.Sampai dengan tahun 2013 angka NTN ini belum mencapai target yang telah ditetapkan di dalam Renstra KKP yakni 110 atau hanya sebesar 93,61% dari target Renstra. Penurunan NTN disebabkan oleh semakin meningkatkan indeks harga yang dibayarkan oleh nelayan/pembudidaya (biaya konsumsi rumah tangga dan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal/BPPPMP) yang tidak sebanding dengan meningkatnya indeks harga yang diterima oleh nelayan/pembudidaya. Namun demikian, angka NTN di atas 100 menggambarkan bahwa nelayan/pembudidaya mengalami peningkatan daya

  • 35EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    beli karena harga produksi (harga jual ikan) lebih besar daripada peningkatan harga input produksi (BBM) dan konsumsi rumah tangganya. Angka NTN tahun 2013 merupakan angka gabungan antara nilai tukar nelayan dengan pembudidaya dan BPS diperkirakan akan merilis angka terpisah pada Bulan Januari tahun 2014.

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    36

    Capaian Produksi perikanan budidaya umumnya sudah sesuai target Renstra, bahkan budidaya air payau telah melampaui target sedangkan budidaya air tawar perlu kerja keras untuk mencapai target Renstra.

    Tabel 13. Kinerja Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2010-2013 dan Target Renstra KKP 2014

    Indikator Kinerja Satuan

    Capaian Kenaikan rata-rata

    2010-2013 (%)

    Target 2014

    % capaian Tahun 2013 terhadap Target Renstra 2010 2011 2012 2013

    Produksi perikanan budidaya

    ton 6.277.924 7.928.963 9.675.553 13.703.369 29,99 16.891.000 81,13

    Produksi perikanan budidaya air laut

    ton 3.514.702 4.605.827 5.769.737 7.749.338 30,21 10.288.175 75,32

    Produksi perikanan budidaya air payau

    ton 1.416.038 1.602.748 1.756.799 2.323.626 18,35 2.022.220 114,90

    Produksi perikanan budidaya tawar

    ton 1.347.184 1.720.388 2.149.017 3.630.406 40,52 4.580.605 79,26

    2.2.2 Program Peningkatan Produksi Perikanan BudidayaTujuan program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya adalah meningkatkan produksi perikanan budidaya, dengan sasaran program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil perikanan budidaya (volume dan nilai). Capaian pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya ditandai dengan tercapainya 3 indikator program sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

    Perkembangan produksi perikanan budidaya sejak tahun pada tahun 2010 pertumbuhannya jauh lebih tinggi dibanding perikanan tangkap. Tingginya peningkatan produksi budidaya ini dipicu oleh berkembangnya usaha budidaya laut, terutama untuk komoditas rumput laut. Disamping itu meningkatnya jumlah lahan dan pelaku usaha di bidang budidaya juga mempengaruhi pertumbuhan produksi budidaya sepanjang tahun 2010-2013. Capaian jumlah produksi perikanan budidaya sampai dengan tahun 2013 sebesar 13,70 juta ton dengan kenaikan rata-rata sejak tahun 2010-2013 sebesar 29,99%. Jika dibandingkan dengan target Renstra KKP, maka pencapaian pada indikator kinerja ini telah mencapai 81,13%. Produksi perikanan budidaya air laut telah mencapai 75,32% dari target Resntra, produksi perikanan budidaya air payau telah melampaui target Renstra yaitu mencapai 114,90%, sedangkan produksi perikanan budidaya air tawar telah mencapai 79,26% dari target Renstra.

  • 37EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Capaian Pelaksanaan program peningkatan daya saing produk perikanan tahun 2010-2013 telah sesuai dengan target Renstra, hanya kinerja nilai ekspor hasil perikanan yang perlu kerja keras untuk mencapai target Renstra.

    Tabel 14. Kinerja Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Tahun 2010-2013 dan Target Renstra KKP 2014

    Indikator Kinerja

    Satuan

    CapaianKenaikan rata-rata

    2010-2013 (%)

    Target 2014

    % capaian Tahun 2013

    terhadap Target

    Renstra 2010 2011 2012 2013

    Nilai ekspor hasil perikanan

    US$ miliar 2,86 3,52 3,85 4,16 13,50 6,00 69,33

    Rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional

    kg/kapita 30,48 32,25 33,89 35,62 5,33 38,00 93,74

    Volume produk olahan hasil perikanan

    juta ton 4,20 4,58 4,83 5,00 6,01 5,20 96,15

    Nilai produk nonkonsumsi pada tingkat pedagang besar

    Rp triliun - 0,57 1,40 1,7 83,52 2,00 85,00

    Nilai investasi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

    Rp triliun 1,62 1,55 2,07 2,66 19,24 3,00 88,67

    2.2.3 Program Peningkatan Daya Saing Produk PerikananProgram peningkatan daya saing produk perikanan merupakan salah satu program utama untuk mencapai sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan. Sasaran strategis yang ingin dicapai dari program ini adalah meningkatnya produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional. Sasaran strategis ini diukur melalui beberapa indikator kinerja program, seperti meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan, meningkatnya rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional, volume produk olahan hasil perikanan, meningkatnya nilai produk nonkonsumsi hasil perikanan pada tingkat pedagang besar, dan meningkatnya nilai investasi bidang P2HP. Pelaksanaan program peningkatan daya saing produk perikanan tahun 2010-2013 ditandai dengan capaian 5 indikator kinerja program sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

    Pertumbuhan ekspor hasil perikanan dari tahun 2010-2013 mengalami kenaikan signifikan yakni rata-rata sebesar 13,50% per tahun. Hal inimengisyaratkan adanya peningkatan pada harga rata-rata produk perikanan yang diekspor, yang menunjukkan bahwa beberapa ekspor produk perikanan telah mengarah pada produk bernilai tambah (non primary product). Rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional periode 4 tahun terakhir (2010-2013), mengalami peningkatan sebesar 5,33% per tahun, yakni dari 30,48 kg/kapita pada tahun 2010 menjadi 35,62 kg/kapita pada tahun 2013. Pada tahun 2014, capaian rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional diperkirakan sebesar 38 kg/kapita, atau tercapai 100% dari target yang telah ditetapkan.

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    38

    Sampai dengan tahun 2013 volume produk olahan hasil perikanan diperkirakan mencapai 5 juta ton, atau setara dengan capaian 96,15%. Merunut pada capaian dimaksud, diperkirakan pada tahun 2014 target volume produk olahan hasil perikanan dapat tercapai, yakni 5,2 juta ton, atau tercapai 100% dari target yang telah ditetapkan. Dengan demikian, produk olahan hasil perikanan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, perkembangan produk olahan hasil perikanan meningkat rata-rata sebesar 6,01% per tahun. Nilai produk nonkonsumsi pada tingkat pedagang besar dalam kurun waktu tahun 2010-2013 mengalami kenaikan rata-ratasangatsignifikanyaitusebesar83,52%pertahundari Rp0,57 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp1,7 triliun pada tahun 2013. Nilai tersebut merupakan hasil perdagangan produk nonkonsumsi pada tingkat pedagang besar di

  • 39EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    dalam negeri maupun luar negeri (ekspor). Pertumbuhan nilai produk nonkonsumsi diantaranya dikarenakan faktor-faktor pendorong seperti penguatan regulasi pada sisi pengembangan produk nonkonsumsi, bimbingan teknis bagi pelaku usaha (kecil, menengah, dan besar), fasilitasi sarana prasarana penanganan/pengolahan produk nonkonsumsi, pengembangan promosi sebagai langkah peningkatan akses pasar, serta penguatan jaringan melalui koordinasi antar stakeholder produk nonkonsumsi.Upaya-upaya yang telah dilakukan selama periode 4 tahun terakhir diantaranya adalah sebagai berikut:a Peningkatan produk dengan kualitas yang dapat bersaing di pasar global melalui pengembangan kawasan dan market driven;b Penguatan dan pengembangan data, sistem informasi, regulasi serta jaringan pemasaran produk nonkonsumsi;c Penguatan branding dan promosi produk hasil perikanan nonkonsumsi.Investasi merupakan faktor utama yang perlu didorong supaya target pertumbuhan ekonomi dapat tercapai, dengan meningkatnya investasi, industri nasional akan tumbuh dan berkembang baik dan menghasilkan produk-produk ekspor yang berkualitas dan mempunyai daya saing yang kuat. Realisasi investasi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sampai dengan tahun 2013 diperkirakan mencapai Rp2,66 triliun. Realisasi investasi tersebut didapatkan dari investasi yang dilakukan melalui Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan investasi yang dibiayai oleh APBN. Sedangkan pada periode 4 tahun terakhir (2010-2013), nilai investasi bidang P2HP meningkat rata-rata sebesar 19,24% per tahun, yakni dari Rp1,62 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp2,66 triliun pada tahun 2013.Upaya peningkatan investasi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan bukannya tidak ada hambatan. Beberapa kendala yang menghambat pertumbuhan investasi diantaranya adalah sebagai berikut:a Lemahnya infrastruktur, khususnya jalur transportasi nasional. Besarnya biaya transport/distribusi meningkatkan harga dan menyebabkan daya saing produk perikanan di beberapa daerah sangat rendah. Hal ini terlihat dari masuknya produk impor yang relatif lebih murah dari harga produk lokal;b Beberapa peraturan yang ada cenderung menghambat usaha perikanan. Hal ini disebabkan kualitas peraturan yang kurang baik, tidak mengacu pada undang-undang sektoral terkait, menambah beban operasional dan tidak jelas standar waktu, biaya dan prosedurnya;

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    40

    c Ketersediaan bahan baku turut menyebabkan rendahnya kinerja usaha perikanan. Ketidakpastian suplai bahan baku menyebabkan rendahnya utilitas pabrik;d Faktor ketidakstabilan keamanan di beberapa daerah menyebabkan para investor ragu untuk menanamkan modalnya.Ke depan, upaya atau kegiatan yang akan terus dilaksanakan untuk mendorong peningkatan nilai investasi antara lain:a Mensosialisasikan dan mendorong para pengusaha, khususnya di bidang P2HPuntukmemanfaatkanprogramstimulusdaninsentiffiskal;b Merekomendasikan kebijakan nasional yang pro penciptaan usaha P2HP melalui investasi baru/pengembangan usaha;c Memfasilitasi jaringan kemitraan antara usaha besar dan kecil dalam rangka pengembangan usaha. Hubungan kemitraan ini memiliki cakupan yang luas, baik dari segi pemasaran, produksi, permodalan dan lainnya;d Mendorong pengembangan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) melalui bantuan pengembangan usaha yang bersifat langsung dalam bentuk sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran;e Memfasilitasi pembiayaan baik investasi maupun modal kerja untuk pelaku usaha P2HP. Sumber pembiayaan yang diakses mencakup perbankan, lembaga keuangan non perbankan, program Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR), hibah dan lainnya;f Penyediaan data dan promosi peluang usaha dan investasi ke calon investor potensial baik dalam maupun luar negeri.

    2.2.4 Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tujuan program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaatkannya wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari, dengan sasaran antara lain peningkatan luas Kawasan Konservasi Perairan yang dikelola secara berkelanjutan, pengembangan pengelolaan pulau-pulau kecil, dan jumlah produksi garam. Pelaksanaan program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil tahun 2010-2013 ditandai dengan capaian 7 indikator kinerja program sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

    Capaian Pelaksanaan program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil telah sesuai dengan target Renstra, hanya kinerja produksi garam yang perlu kerja keras untuk mencapai target Renstra.

  • 41EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Tabel 15. Kinerja Program Pengelolaan Sumber daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2010-2013 dan Target Renstra KKP 2014

    Indikator Kinerja Satuan

    Capaian Kenaikan rata-rata

    2010-2013 (%)

    Target 2014

    % capaian Tahun 2013

    terhadap Target Renstra

    2010 2011 2012 2013

    Jumlah pesisir yang terfasillitasi ketahanannya terhadap ancaman kerusakan

    kawasan 10 10 22 25 44,55 18 138,89

    Jumlah ragam produk kelautan yang terfasilitasi pengembangannya

    produk 2 kapal;

    50.000 ton

    1 kapal; 220.000

    ton 2 3 50,00 3 100

    Jumlah lokasi laut, pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki perencanaan pengelolaan

    lokasi 35 45 74 71 24,70 60 118,33

    Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan

    Juta ha 1,27 2,54 3,23 3,65 73,31 4,5 juta 81,11

    Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola

    pulau 20 37 74 62 56,26 30 96,5

    Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri serta jumlah usaha mikro di pesisir dan pulau-pulau kecil

    kelompok / unit

    3.380 kelompok;

    25 unit

    5.690 kelompok;

    68 unit

    6.461 kelompok;

    46.046 orang; 59 unit

    3.140 kelompok;

    32.783 orang; 85 unit

    15,41;-28,80;51,68;

    11.140 kelompok;

    7108 orang; 190 unit

    148,25;461;

    106,32;

    jumlah produksi garam yang dihasilkan

    ton - - 2,02 juta 1,04 juta -48,51 3,3 31,52

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    42

    Berdasarkan capaian kinerja program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil periode 2010-2013 dan dibandingkan dengan target Renstra untuk masing-masing indiaktor kinerja program rata-rata sudah melampaui di atas 80% sedangkan indikator kinerja yang dibawah target Renstra adalah jumlah produksi garam yang dihasilkan yakni masih 31,52% dari target 3,3 juta ton pada tahun 2014. Untuk itu KKP terus berupaya untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam, salah satunya dengan penerapan Teknologi Ulir Filter (TUF), sehingga diharapkan target produksi garam sesuai dengan Renstra KKP dapat tercapai.Urgensi dan pentingnya tata ruang laut bagi kepentingan nasional, KKP dalam periode tahun 2010-2014 telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang meliputi Penyusunan Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (WP3K) Provinsi/Kab./Kota, Penyusunan Rencana Zonasi WP3K di wilayah nasional, lintas wilayah, Provinsi/Kab./Kota, Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan; dan Tindak Lanjut Penyusunan Rencana Zonasi WP3K Provinsi.Dalam mewujudkan tujuan meningkatnya ketahanan kawasan pesisir dan terfasilitasinya produk kelautan, pada tahun 2010-2014 telah dicanangkan kegiatan-kegiatan meliputi rehabilitasi kawasan di wilayah pesisir yang rusak, fasilitasi peningkatan ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim kawasan di wilayah pesisir dan fasilitasi pengembangan ragam produk kelautan. Sedangkan untuk mengentaskan kemiskinan terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, telah dilakukan serangkaian kegiatan selama 2010-2014 meliputi Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat; Coastal Community Development Project - The International Fund for Agricultural Development

  • 43EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    Tabel 16. Kinerja Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2013 dan Target Renstra KKP 2014

    Indikator Kinerja Satuan

    CapaianKenaikan rata-rata

    2010-2013 (%)

    Target 2014

    % capaian Tahun 2013

    terhadap Target

    Renstra 2010 2011 2012 2013

    Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang terawasi dari illegal fishing

    % 41,50 29,85 31,37 36,21 -4,67 60 60,35

    Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang terawasi dari kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan Perikanan

    % 15,00 17,37 24,63 23,08 15,47 37 62,38

    Persentase penyelesaian penyidikan tindak pidana perikanan secara akuntabel dan tepat waktu

    % 67,80 84,85 78,48 96,20 13,41 74 130,00

    (CCD-IFAD); Pembangunan Solar Packed Dealer untuk Nelayan (SPDN) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN); Pemberdayaan Perempuan Pesisir; Pemberdayaan Pelaku Usaha Mikro di wilayah Pesisir dan Program Grameen Bank.Salah satu capaian kinerja program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil yaitu dengan disahkannya UU tentang perubahan UU 27, Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, pada tanggal 18 Desember 2013, yang telah mengakomodasi dan menjamin hak masyarakat adat setempat dan nelayan tradisional. Lebih lanjut terkait pengesahan UU ini, pemerintah akan melakukan sosialisasi, menyelesaikan Peraturan Perundang-undangan yang diamanatkan sehingga pada akhirnya UU ini dapat diimplementasikan dengan baik untuk mewujudkan kesejahteraan masayarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.

    2.2.5 Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan PerikananTujuan program pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan adalah meningkatnya ketaatan dan ketertiban dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan sasaran perairan Indonesia bebas illegal fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan. Pelaksanaan program pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan tahun 2010-2013 ditandai dengan capaian 3 indikator kinerja program sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

    Capaian pelaksanaan program SDKP masih perlu terus ditingkatkan terutama pada persentase cakupan WPP NRI dari illegal fishing, sedangkan persentase penyelesaian tindak pidana perikanan sudah melampaui target Renstra.

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    44

    Capaian kinerja program pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan berdasarkan data-data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa target bersifat non kumulatif untuk setiap tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki, termasuk di dalamnya jumlah alokasi angaran pengawasan SDKP yang tersedia setiap tahun angggaran. Sejalan dengan penambahan anggaran pengawasan SDKP target wilayah perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak juga mengalami peningkatan, namun pada tahun 2014, target mengalami penurunan sejalan dengan menurunnya anggaran untuk pengawasan SDKP. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat capaian indikator kinerja utama (IKU) program pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan sampai dengan tahun 2013, diuraikan sebagai berikut:1) Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang terawasi dari illegal fishing walaupun tercapai sebesar 34,18% namun bila dibandingkan dengan target Renstra capaian tersebut masih kurang optimal yakni hanya mencapai 56,97% hal ini dikarenakan menurunnya anggaran sehingga mengakibatkan berkurangnya hari layar dalam melaksanakan pengawasan SDKP;2) Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang terawasi dari kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan belum tercapai optimal yakni sebesar 23,07% dan dibandingkan dengan target yang ditetapkan sampai berakhirnya Renstra yakni sebesar 62,35%;3) Persentase penyelesaian penyidikan tindak pidana perikanan secara akuntabel dan tepat waktu telah tercapai optimal sebesar 96,20% dan telah tercapai 130% dari target yang ditetapkan di dalam Renstra.Hasil pelaksanaan pengawasan SDKP selama kurun waktu tahun 2010-2013 diuraikan sebagai berikut:1) Operasi Mandiri Kapal Pengawas KKPSejak tahun 2010-2013, Operasi kapal pengawas KKP telah berhasil memeriksa sebanyak 13.708 kapal perikanan. Dari seluruh kapal yang diperiksa tersebut, sebanyak 469 kapal perikanan terindikasi melakukan pelanggaran yang terdiri dari 120 Kapal Ikan Indonesia (KII) dan 349 Kapal Ikan Asing (KIA).

  • 45EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    TAHUN DIPERIKSA (unit kapal)

    DI AD-HOC (Kapal)

    KII KIA KII+KIA

    2010 2.253 24 159 183

    2011 3.348 30 76 106

    2012 4.326 42 70 112

    2013 3.781 24 44 68

    JUMLAH 13.708 120 349 469

    Tabel 17. Rekapitulasi Hasil Operasi Mandiri Kapal Pengawas Tahun 2010-2013

    Kerjasama Operasi DI AD-HOC (Kapal)

    2010 2011 2012 2013

    Operasi Bersama TNI AL 27 10 3 -

    Operasi Bersama POLAIR 13 2 5 -

    Operasi Bersama BAKORKAMLA 18 2 11 228

    TOTAL 58 14 19 228

    Tabel 18. Hasil Operasi Pengawasan Bersama Dengan Instansi terkait

    Kerjasama Operasi

    Tahun

    2010 2011 2012 2013

    Riksa Ad

    Hock Riksa

    Ad Hock

    Riksa Ad

    Hock Riksa

    Ad Hock

    Operasi Malindo (Malaysia-Indonesia)

    27 2 13 0 40 0 30 0

    Operasi Ausindo (Australia-Indonesia)

    15 0 70 0 63 0 54 0

    TOTAL 42 2 83 0 103 0 84 0

    Tabel 19. Hasil Operasi Pengawasan Bersama Dengan Negara lain

    2) Kerja sama Operasi Pengawasan dengan Instansi TerkaitSelain operasi mandiri kapal pengawas KKP, juga dilakukan kerja sama operasi pengawasan (Gelar Operasi Bersama) dengan instansi terkait (TNI-AL, Polair dan Bakorkamla) yang dilakukan di perairan yang dianggap rawan pelanggaran. Hasil kerja sama operasi sejak tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel berikut:

    Disamping kerja sama dengan instansi terkait di dalam negeri, selama kurun waktu tahun 2010-2013 KKP juga melaksanakan kerja sama operasi dengan negara lain, dengan hasil operasi sebagaimana pada tabel berikut:

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    46

    3) Operasi Ketaatan Kapal di Pelabuhan Operasi ketaatan kapal di pelabuhan pangkalan dilakukan terhadap ketaatan kapal-kapal perikanan terhadap ketentuan yang berlaku, meliputi: a) Ketaatan berlabuh di pelabuhan pangkalan sesuai dengan izin yang diberikan;b) Ketataan Nakhoda kapal perikanan dalam melaporkan hasil tangkapan melalui pengisian Log Book Perikanan;c) Ketaatan pengurusan izin untuk kapal yang belum berizin dan masa berlaku izinnya telah habis.Rekapitulasi tingkat ketaatan kapal Perikanan selama kurun waktu 2010-2013 sebagai berikut:

    4) Penanganan Tindak Pidana PerikananPenanganan pelanggaran oleh KKP, atas kapal-kapal perikanan pelaku tindak pidana pelanggaran bidang perikanan dilakukan hingga ke tahap P-21. Selama kurun waktu 2010-2013 beberapa hasil kegiatan penanganan tindak pidana perikanan diuraikan sebagai berikut:a) Penanganan Kasus Pelanggaran Selama kurun waktu 2010-2013, jumlah kasus pelanggaran yang ditangani menurut jenis pelanggaran dapat dilihat pada tabel berikut:

    NO. LOKASITINGKAT KETAATAN KAPAL (%)

    2010 2011 2012 2013

    1 Wilayah Barat 73,17 82,00 86,00 99

    2 Wilayah Timur 81,54 99,29 99,80 99,8

    Tabel 20. Rekapitulasi Tingkat Ketaatan Kapal Perikanan 2010-2013

  • 47EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    NO. JENIS PELANGGARANJUMLAH KASUS

    2010 2011 2012 2013

    1 Penangkapan ikan tidak memiliki dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) atau tanpa ijin

    43 18 15 23

    2 Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap terlarang

    6 11 17 1

    3

    Penangkapan Ikan tidak memiliki dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI)/tanpa ijin dan menggunakan alat tangkap yang tidak sesuai dengan perijinan/alat tangkap terlarang

    95 41 55 29*

    4 Dokumen di atas kapal tidak lengkap 5 17 2 16

    5

    Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/lingkungannya

    - - - 3

    6 Penangkapan ikan yang melanggar daerah penangkapan (fishing ground)/tidak sesuai izin

    1 10 32 7

    7

    Melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) di daerah Unresolved Maritime Boundary Area dan penggunaan alat tangkap terlarang, tetapi terkait dengan MoU dengan Malaysia sehingga harus dikembalikan ke negara Malaysia

    - - 4 3

    8 Pengangkutan Ikan atau Ekspor ikan tidak dilengkapi dokumen yang sah dan/atau tidak sesuai dengan SIKPI

    1 - 2

    9 Bongkar muat ikan tidak sesuai dengan pelabuhan pangkalan

    1 - -

    Jumlah 150 99 125 84

    Tabel 21. Jumlah Kasus Pelanggaran dan Jenisnya Tahun 2010-2013

    Keterangan: * 1 kapal digunakan untuk pendeportasian ABK AsingPerkembangan penanganan tindak pidana perikanan pada tahun 2010-2013, dari 458 kasus tindak pidana perikanan yang terjadi pada kurun waktu 2010-2013, telah diberikan sanksi berupa administrasi dan tindakan lain terhadap 114 kasus dan dilakukan proses hukum terhadap 344 berkas perkara tindak pidana perikanan. Selanjutnya dari 343 berkas perkara tersebut, terdapat 46 kasus SP3, 3 kasus penyidikan, 2 kasus sudah P-21, 4 kasus Penyerahan Tahap II, 63 kasus dalam proses sidang, dan 202 kasus sudah incraht. Rincian perkembangan penanganan pelanggaran Tindak Pidana Perikanan (TPP) tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  • EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGISKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    48

    TA

    HU

    N K

    EJA

    DIA

    N

    PE

    RK

    AR

    A

    PE

    ME

    RIK

    SAA

    N P

    EN

    DA

    HU

    LU

    AN

    SAN

    KSI

    AD

    MIN

    IST

    RA

    TIF

    TIN

    DA

    KA

    N L

    AIN

    PROSES HUKUM

    SP3

    PE

    NY

    IDIK

    AN

    P-2

    1

    TA

    HA

    P I

    I

    PR

    OSE

    S P

    ER

    SID

    AN

    GA

    N

    BA

    ND

    ING

    KA

    SASI

    INK

    RA

    CH

    T

    2013 84 - 18 4 - 3 1 4 39 - - 15

    2012 125 - 30 16 1 - - - 24 1 12 41

    2011 99 - 33 1 10 - 1 - - - 6 48

    2010 150 - 12 - 35 - - - - - 5 98

    Jumlah 458 0 93 21 46 3 2 4 63 0 0 202

    Tabel 22. Penanganan Tindak pidana Perikanan Tahun 2010-2013

    Peningkatan penyelesaian penyidikan tersebut didorong oleh meningkatnya koordinasi antar instansi penegak hukum dalam hal penanganan pelanggaran dan meningkatnya kemampuan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam melakukan penyidikan.b) Penangan ABK Non JustisiaPenanganan anak buah kapal (ABK) kapal ikan asing yang tertangkap dan terbukti melakukan illegal fishing sangat penting mengingat permasalahan-permasalahan yang akan timbul jika dibiarkan berlarut-larut, terutama besarnya biaya dan penyebaran penyakit menular.Dari kapal-kapal ikan asing yang di-adhock selama tahun 2010-2013, terdapat 500 orang ABK Asing yang ditahan dan diproses. Rincian penanganan ABK Asing sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 49EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN2010 - 2014

    WA

    RG

    A N

    EG

    AR

    A

    JUM

    LA

    H A

    WA

    K K

    APA

    L

    TINDAK LANJUT

    TIN

    DA

    KA

    N L

    AIN

    PE

    ME

    RIK

    SAA

    N P

    EN

    DA

    HU

    LU

    AN

    SAN

    KSI

    AD

    MIN

    IST

    RA

    TIF

    TERSANGKA NON JUSTITIA

    PE

    NY

    IDIK

    AN

    SP3

    PE

    NY

    ER

    AH

    AN

    TA

    HA

    P I

    I

    LA

    IN-L

    AIN

    DIA

    MA

    NK

    AN

    DIS

    ER

    AH

    KA

    N K

    E I

    MIG

    RA

    SI

    DIP

    UL

    AN

    GK

    AN

    KE

    DA

    ER

    AH

    ASA

    L

    LA

    IN-L

    AIN

    Indonesia 245 - - 167 1 - 16 - - - 61 -

    Malaysia 12 1 5 - - - 1 - - 5 - -Vietnam 178 49 - - 1 - 15 - 1 112 - -

    Thailand 80 5 - - - - 10 - 4 65 - -

    Philiphina 196 - - 41 2 - 15 - 14 126 - -

    Myanmar 59 8 - - - - 4 - 4 43 - -

    Jumlah 779 63 5 208 4 - 63 - 41 341 61 -

    Tabel 23. Penanganan ABK Non Justitia Tahun 2010 2013

    Dalam penanganan ABK non justisia KKP