Quantum Preview

download Quantum Preview

of 16

Transcript of Quantum Preview

dalam

Teori relaTiviTas & Teori KuanTum

i

Sanksi Pelanggaran Pasal 22: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,(lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

ii

dalam

Teori relaTiviTas & Teori KuanTum

Suatu Perkenalan dengan Fisika-Matematika Alam Roh

arisTo Purboadji

F&SPenerbit FAITH AND SCIENCE CENTER, Bekasi iii

Tuhan dalam Teori Relativitas & Teori KuantumOleh Aristo Purboadji Copyright 2008 oleh Aristo Purboadji FSC 20090101 Tata letak: Kris Subagyo Desain sampul: Team Sentra Jaya Utama Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit FAITH AND SCIENCE CENTER, Ruko Sentra Niaga Bulevar Hijau C/29 Harapan Indah, Bekasi 17131 Ph: (021) 88865418 atau Fax. (021)88880074 e-mail: [email protected]

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Aristo Purboadji Tuhan dalam Teori Relativitas & Teori Kuantum / Aristo Purboadji : editor Kris Subagyo Jakarta : FAITH AND SCIENCE CENTER, 2009. xiii, 150 hlm. : 15,5 x 23,5 cm. ISBN 978-979-19153-0-5 Dicetak Oleh Percetakan PT Sentra Jaya Utama Isi di luar tanggung jawab percetakan

iv

For Sarah Siu Cen Purboadji, a woman to die for. And for Kenneth, my firstborn, the strength of my loins

v

KATA PENGANTAROleh: Prof. DR. Sasmoko

Buku ini sangat baik karena menguraikan proses pendamaian rasio dan iman. Keduanya memang terbukti bisa didamaikan, tidak seperti anggapan beberapa orang. Alkitab juga telah mendasarinya tentang rasio yang Allah kehendaki seperti halnya di dalam Hukum Kasih. Buku ini cukup padat mengupas dengan gamblang, yang tentunya saya sarankan dibaca para ilmuwan Kristen masa kini. Dengan harapan, melalui buku ini semakin menguatkan bahwa logika seseorang merupakan tujuan Allah untuk diri manusia tersebut. Dan itu membawa konsekuensi, bahwa manusia tersebut tidak selayaknya memegahkan diri. Penemuan Teori Relativitas oleh Albert Einstein berhasil merevolusioner pandangan manusia terhadap kenyataan itu sendiri. Seperti telah dibahas dalam buku ini, kenyataan terakhir bagi ilmu pengetahuan adalah ruang dan waktu. Teori Relativitas berhasil membuktikan bahwa ruang dan waktu tidaklah absolut, namun relatif. Aristo berusaha membuktikan dalam buku ini bahwa penemuan Einstein sebenarnya tidaklah temuan yang baru, karena Alkitab telah menyatakan sebelumnya, dan Teori Relativitas adalah Fisika dan Matematika Alam Roh. Demikian juga dengan Teori Kuantum, suatu Teori yang menghebohkan dalam dunia Fisika. Aristo juga membuktikan bahwa Teori Kuantun adalah Fisika dan Matematika Alam Roh. Dua teori mutakhir dalam fisika ini telah vii

menjadikan paham atheisme suatu kekonyolan, dan adalah suatu hal yang keterlaluan bila ilmu pengetahuan dijadikan dasar dari paham atheisme, sebab ilmu pengetahuan itu sendiri sekarang membuktikan kebenaran doktrin- doktrin Alkitab. Saya berharap, setelah membaca buku ini, para Ilmuwan mampu merendahkan diri, dan mampu berkata bahwa temuan ilmu pengetahuan adalah ya dan amin dari Firman Tuhan. Dengan terbitnya buku ini, saya berharap dikupas kembali secara mendalam hal-hal yang bersifat sains lainnya dan dilakukan studi eksplanatori dan konfirmatori yang ditujukan kepada para ilmuwan. Paling tidak saudara Aristo dapat jadikan masalah ini menjadi riset tingkat doktoral. Dengan riset mendalam seperti yang saya sarankan, kita dapat melakukan pemetaan secara kognitif, ilmuwan dan pemahamannya tentang maksud dan tujuan Allah.

viii

KATA PENGANTAR

Oleh: Pdt. Gilbert Lumoindong, S.Th. Aristo adalah rekan saya dalam pelayanan yang sangat unik. Mengapa saya katakan sangat unik?. Di satu sisi ia adalah seorang yang hidup dengan kasih karunia dan anugrah serta mujizat- mujizat yang dahsyat; dapat dilihat dari kesaksian hidupnya serta pelayananpelayanannya yang penuh kuasa dan mujizat Allah. Namun di satu sisi ia adalah seorang hamba Tuhan yang BERPIKIR. Itulah sebabnya saya menyebutnya sebagai rekan pelayanan yang unik. Karena sebagai hamba Tuhan saya seringkali tidak setuju, jika ada orang yang bersemangat berkata: Iman tidak perlu pakai otak, kalau mau beriman jangan berpikir..Bagi saya iman justru berjalan bersama dengan pikiran dan otak kita. Namun, posisi iman jelas harus mengendalikan otak serta pikiran kita, sehingga orang beriman memiliki pikiran yang jernih bahwa di atas segalanya Allah kita berhak dan berkuasa mengerjakan apa saja. Buku Tuhan dalam Teori Relativitas dan Teori Kuantum adalah karya luar biasa dari seorang hamba Tuhan yang bergumul setiap hari dengan mujizat dan anugrah, namun di satu sisi yang lain bergumul dengan pikiran dan pengetahuannya. Bagi saya buku ini adalah buku yang perlu dibaca dan juga dimiliki oleh setiap orang percaya yang mau hidup dalam kestabilan iman di tengah seranganserangan ilmu pengetahuan modern hari- hari ini. Doa saya bagi setiap pembaca sekalian!. ix

TERIMA KASIHDi dalam buku ini terdapat ambisi, iman dan air mata saya. Dalam menggeluti pemikiran- pemikiran yang membentuk buku ini, saya seperti memasuki suatu wilayah yang sangat sakral, suatu wilayah yang sepertinya berusaha diterobos oleh pikiran- pikiran brilian seperti Albert Einstein, dan ilmuwan lainnya. Karena itu rasa syukur yang amat dalam menghangatkan jiwa saya, ketika saya mengetahui bahwa pintu untuk penerbitan buku ini telah terbuka. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pribadi- pribadi yang membuat buku ini berhasil diterbitkan. Terima kasih kepada Om Gilbert Lumoindong, my eternal hero of faith, a combination of an intellect, warrior, and sheperd. Youre the man, Om!. Terima kasih kepada Ibu Dewi, mama angkat saya yang banyak memberi dukungan doa buat saya. Terima kasih kepada Mas Kris, editor buku ini, orang pertama yang akan saya buru jika ada kesalahan dalam buku ini, hehe..Juga kepada sahabat saya Ir. Frans Wuisang, yang mendorong saya untuk terus maju ke Teori Kuantum, bukan hanya Teori Relativitas. Terakhir, kepada jemaat GBI Sion City, yang mengijinkan gembala mereka sibuk dengan pikirannya sendiri guna menulis buku ini.

xi

xiii

PENDAHULUANMISTERI CAHAYA

Semuanya bermula dari cahaya. Dua teori raksasa fisika, Teori Relativitas dan Teori Kuantum lahir dari pengamatan ilmiah terhadap cahaya. Einstein memenangkan hadiah Nobel di tahun 1921 karena kemampuannya menjelaskan suatu fenomena misterius dari cahaya yang disebut sebagai photoelectric effect1. Ilmuwan menyebut cahaya sebagai "radiasi energi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang kelihatan bagi mata manusia". Berbagai literatur filsafat dan agama menyebutnya sebagai "terang", "pelita", dan "api". Cahaya adalah materi pertama yang diciptakan Tuhan, seperti diceritakan dalam Alkitab (Kej 1:3). Penemuan yang disebut sebagai terbesar sepanjang masa, yaitu penemuan Cosmic Background Radiation oleh satelit COBE, menyimpulkan bahwa zat misterius ini sudah ada di awal alam semesta, bahkan sebelum adanya galaksi dan bintang - bintang di angkasa2. Sepertinya sinkron dengan Alkitab. Terang, atau cahaya diciptakan di hari pertama, sementara benda- benda langit diciptakan di hari keempat (Kej 1:14-19).

1

Tanpa cahaya tidak ada kehidupan di alam ini. Semua mahluk hidup membutuhkan cahaya. Tumbuhan memanfaatkan energi cahaya matahari untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat, suatu proses yang bernama fotosintesis. Industri modern membutuhkan energi dari batu bara, minyak dan gas alam, yang adalah hasil fotosintesis organisme berjuta tahun yang lalu. Proses fotosintesis ini bertanggung jawab atas adanya oksigen dalam atmosfir bumi, yang memungkinkan kita untuk bernafas; dan juga adalah sumber utama makanan bagi hampir setiap organisme yang ada di bumi ini3. Proses ini jugalah yang membentuk dan memelihara lapisan ozon. Tak heran mengapa Alkitab menyamakan cahaya dengan kehidupan*. Jika udara disebut sebagai sumber kehidupan, maka cahaya adalah biang dari sumber kehidupan. Cahaya adalah bentuk dasar dari semua energi yang ada di alam ini. Para ilmuwan sekarang ini mengakui bahwa cahaya matahari adalah sumber dari segala energi yang ada di planet bumi ini. Seorang ilmuwan melakukan penghitungan dan mendapatkan bahwa segala energi yang ada di bumi ini, seperti: batu bara, minyak, gas, kayu, uranium, segala materi yang dapat dijadikan bahan bakar dan segala atom yang dapat mengalami proses fusi dan fissi, hanya dapat menyediakan cadangan energi yang sama dengan energi sinar matahari yang mencapai bumi selama tiga hari!4.

*

Yohanes 1:14

2

Cahaya adalah keindahan dan kecantikan bagi kita. Keberagaman warna yang dapat dilihat mata manusia ditentukan oleh panjang gelombang dan frekuensi dari cahaya. Tanpa cahaya, semua yang kita lihat akan menjadi hambar, tanpa warna, sehingga kita tidak akan pernah tahu apa itu keindahan. Cahaya bukan hanya keindahan bagi mata kita, cahaya itu sendiri adalah pengelihatan bagi mata kita. Tanpa cahaya kita hanya mengenal kegelapan. Cahaya memungkinkan kita untuk menengok dunia luar. Cahaya adalah informasi dan pengetahuan bagi kita. Jenis cahaya tertentu seperti Sinar-X dapat menembus batasan ruang, dan memberikan informasi penting bagi kesehatan kita. Ketika manusia mengetahui bahwa cahaya dapat dipantulkan, terciptalah kamera yang dapat menangkap gambar. Manusia modern sangat bergantung dengan televisi dan komputer untuk informasi dan entertainment, dua teknologi yang memanfaatkan cahaya. Penerangan yang diberikan cahaya bagi kita rupanya tidak terbatas hanya kepada mata jasmani. Cahaya juga secara tidak langsung menerangi akal, bahkan hati manusia. Seperti sudah dikatakan tadi, dua teori yang merajai fisika, Teori Relativitas dan Teori Kuantum, adalah hasil pengamatan ilmiah terhadap misteri cahaya. Anda akan menemukan dalam buku ini bagaimana kedua teori tersebut berhasil menyadarkan manusia akan keberadaan keilahian.

3

Pada abad ke-14 sampai 17 muncul gerakan Renaissance di Eropa yang ditandai dengan kebangkitan minat pada kesusastraan dan ilmu pengetahuan. Dalam masa inilah pandangan Rene Descartes dan Isaac Newton bahwa alam semesta adalah suatu sistem mekanik yang diatur oleh hukum alam diperkenalkan. Hukum Mekanika Gerak Newton yang mengasumsikan bahwa ruang dan waktu adalah absolut merajai fisika di masa ini. Newton adalah ilmuwan yang memberikan kontribusi besar kepada ilmu pengetahuan dunia. Tanpa penemuannya, peradaban ini tidak akan secanggih sekarang. Namun di balik penemuan yang luar biasa tersebut terkandung asumsi yang destruktif. Asumsi tersebut adalah bahwa ruang dan waktu bersifat absolut. Asumsi ini adalah asumsi yang terutama di antara enam asumsi fisika Newton yang lainnya5. Implikasi dari asumsi tersebut adalah: sains bersifat pasti. Jika segala sesuatu dalam alam semesta ini dapat dijelaskan oleh hukum mekanika yang pasti, maka penjelasan agama hanyalah takhayul. Masa Renaissance adalah masa dimana agama mulai dicurigai. Sayangnya, kecurigaan terhadap agama di masa tersebut bukanlah tanpa alasan. Otoritas agama pada saat itu berpegang pada dogma- dogma yang konyol. Mereka mengajarkan bahwa bumi itu datar, dan mendasarkan pengajarannya di atas Alkitab. Mereka menjanjikan para ilmuwan yang menemukan bahwa bumi itu bulat, seperti Copernicus dan Galileo, pembatalan hukuman mati, asalkan para ilmuwan tersebut 4

menarik ucapannya. Copernicus menarik ucapannya, namun menerbitkannya kembali di saat- saat terakhir kematiannya dalam sebuah artikel low-profile. Galileo dihukum penjara seumur hidup. Penemuan mereka dilabel "sesat". Otoritas agama pada saat itu tidak mengetahui bahwa pandangan dua ilmuwan itu justru yang alkitabiah. Ribuan tahun sebelum Copernicus dan Galileo, Alkitab sudah menyatakan bahwa bumi itu bulat. Ini belum termasuk janji akses masuk surga instant bagi mereka yang mati dalam perang salib. Belum termasuk berbagai penyelewengan kekuasaan agama, seperti penjualan Indulgence, dan praktek suap-menyuap jabatan agamawi, yang membuat agama saat itu menjadi agama yang komersial dan fiskal. Otoritas agama pada saat itu benar- benar tidak siap menerima tantangan dari ilmu pengetahuan. Asumsi absolutisme sains dari penemuan Newton secara tidak langsung bisa dikaitkan dengan paham Natural Philosophy, Atomism, Rationalism, dan Materialism, yang pada umumnya bersifat ateistik, dan bertumbuh subur di abad berikutnya6. Hal ini mungkin bukanlah sesuatu yang dinginkan oleh Newton sendiri. Paham-paham tersebut menolak keilahian dan campur tangan Tuhan dalam semesta. Mereka merasa mendapat pengukuhan ilmiah terhadap pandangan mereka dari asumsi keabsolutan sains, yang dihasilkan oleh penemuan Newton. Kesombongan absolutisme sains ini belakangan

Yesaya 40:22

5

berhasil dibantah oleh Teori Relativitas, sementara keangkuhan kepastian sains disangkal oleh Teori Kuantum. Setelah itu kita mengenal abad Pencerahan (Abad ke18), abad di mana dunia mengenal revolusi industri. Berbagai terobosan teknologi yang melahirkan revolusi industri terjadi di abad ini. Mesin uap dan mesin jahit ditemukan . Eksperimen terhadap listrik mengalami kemajuan pesat . Ide mengenai ensiklopedia, yang berhasil memperluas pengetahuan rata- rata manusia, ditemukan. Di abad ini pula telur ateisme yang muncul di masa Renaissance menetas. Rupanya abad Pencerahan tidak selalu mencerahkan, ada bagian di dalamnya yang membutakan. Di abad inilah ilmu pengetahuan dianggap sebagai penjelasan terakhir bagi kehidupan, dan agama terancam punah dalam peradaban. Di abad ini Karl Marx berusaha menggantikan agama dengan pandangan materialisme ilmiahnya yang militan. Di abad ini Nietzsche menyatakan, "Tuhan sudah mati. Tuhan tetap mati. Dan kami telah membunuh-Nya!". Di abad ini filsuf Perancis yang ateis, Denis Diderot, menantang seorang jenius matematika Swiss yang saleh, Leonhard Euler, di hadapan Frederick Agung, untuk membuat suatu persamaan matematika yang membuktikan keberadaan Tuhan. Di abad ini juga puisi dan prosa di Eropa yang menyindir dan mengejek kepercayaan kepada Tuhan berkembang subur. Dunia menunjukkan klimaks trauma dan muak mereka terhadap agama di abad Pencerahan ini. Tidak heran Karl Marx menyebut agama sebagai prasangka ideologi kaum 6