Renstra Final All 29juni2012

download Renstra Final All 29juni2012

of 250

Transcript of Renstra Final All 29juni2012

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    1/250

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

    Rencana Strategis 2012-2014

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    2/250

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    3/250

    Rencana Strategis 2012-2014Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Republik Indonesia

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    4/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Daftar Isi i

    Daftar Tabel iii

    Daftar Bagan iv

    Daftar Grafik v

    Glosarium vii

    Pengantar xv

    Permen No: PM.35/UM.001/MPEK/2012 tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata

    dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2014 xvii

    Ringkasan Eksekutif xxvii

    BAB 1 Pendahuluan 1

    1.1 Kondisi Umum 3

    1.1.1 Keterkaitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 3

    1.1.2 Kondisi Perekonomian Global dan Indonesia 8

    1.1.3 Kondisi Iklim dan Cuaca Global dan Indonesia 17

    1.1.4 Kondisi Sosial, Politik, dan Keamanan Global dan Indonesia 19

    1.1.5 Konektivitas Indonesia Dengan Negara Di Dunia 211.1.6 Perkembangan Era Digital 24

    1.1.7 Perkembangan Kepariwisataan Dunia dan Indonesia 27

    1.1.8 Perkembangan Ekonomi Kreatif Dunia dan Indonesia 46

    1.1.9 Kondisi Sumber Daya Manusia di Sektor Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif 57

    1.1.10 Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kemenparekraf 58

    1.2 Potensi dan Permasalahan 60

    1.2.1 Potensi Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif 60

    1.2.2 Permasalahan Eksternal dan Internal Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif 70

    BAB 2 Visi,Misi,Tujuan dan Sasaran Strategis 83

    2.1 Visi dan Misi 85

    2.2 Tujuan 93

    2.3 Sasaran Strategis 95

    2.3.1 Tujuan 1: Peningkatan Kontribusi Ekonomi Kepariwisataan Indonesia 95

    2.3.2 Tujuan 2: Peningkatan Daya Saing Kepariwisataan Indonesia 99

    2.3.3 Tujuan 3: Peningkatan Kontribusi Ekonomi Industri Kreatif 102

    Daftar Isi

    01

    02

    i

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    5/250

    Introduksi

    2.3.4 Tujuan 4: Peningkatan Apresiasi Terhadap Pelaku dan Karya Kreatif 103

    2.3.5 Tujuan 5: Peningkatan Kapasitas dan Profesionalisme SDM Pariwisata

    dan Ekonomi Kreatif 104

    2.3.6 Tujuan 6: Penciptaan Inovasi Baru di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 105

    2.3.7 Tujuan 7: Peningkatan Kualitas Kinerja Organisasi Kemenparekraf 107

    2.3.8 Tujuan 8: Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf 109

    BAB 3 Arah Kebijakan dan Strategi 111

    3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 113

    3.1.1 Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan 114

    3.1.2 Undang-Undang No. 33 Tahun 2009, tentang Perfilman 114

    3.1.3 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011, tentang Rencana Induk Pembangunan

    Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 115

    3.1.4 Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010, tentang RPJMN 2010-2014 116

    3.1.5 Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011, tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan

    Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 123

    3.1.6 Instruksi Presiden No 6 tahun 2009 tentang Pembangunan Ekonomi Kreatif 2009-2015 1233.1.7 Indonesia Dalam Komunitas ASEAN 125

    3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kemenparekraf 130

    3.2.1 Prinsip Dasar Pembangunan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif 131

    3.2.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif 131

    3.3 Program dan Kegiatan 135

    3.3.1 Program 1: Pengembangan Destinasi Pariwisata 135

    3.3.2 Program 2: Pengembangan Pemasaran Pariwisata 142

    3.3.3 Program 3: Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya 148

    3.3.4 Program 4: Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek 154

    3.3.5 Program 5: Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif 160

    3.3.6 Program 6: Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemenparekraf 164

    3.3.7 Program 7: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenparekraf 167

    3.3.8 Program 8: Sarana dan Prasarana Aparatur Kemenparekraf 174

    BAB 4 Penutup 175

    Lampiran

    03

    04

    ii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    6/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    iii

    Daftar Tabel

    Tabel 1-1 Perkembangan Perekonomian Dunia 9

    Tabel 1-2 Kondisi Perekonomian Indonesia 16

    Tabel 1-3 Peringkat Daya Saing Kepariwisataan 10 Negara dengan Pilar Pendukung 28

    Tabel 1-4 Jumlah Wisman Terbesar dan Hubungannya dengan Daya Saing Kepariwisataan 29

    Tabel 1-5 Pengeluaran Wisata di 10 Negara Terbesar 31

    Tabel 1-6 Peringkat Kepariwisataan Indonesia (TTCI) 31

    Tabel 1-7 Nilai Komponen Input Nesparnas dan Persentasenya

    terhadap Komponen Nasional 33

    Tabel 1-8 Kontribusi Devisa Indonesia 36

    Tabel 1-9 Devisa Sektor Pariwisata, 2005 2010 37Tabel 1-10 Kontribusi Ekonomi Kepariwisataan Menurut Nesparnas 39

    Tabel 1-11 Kontribusi PDB Pariwisata Menurut Indikator Ekonomi, 2004 - 2010 44

    Tabel 1-12 Kondisi Perhotelan Nasional 45

    Tabel 1-13 Jumlah Restoran Nasional 45

    Tabel 1-14 Jumlah Jasa Perjalanan Wisata 45

    Tabel 1-15 Kelompok Regional Ekonomi berdasarkan Total Impor Produk

    dan Jasa Ekonomi Kreatif (US$ juta) 47

    Tabel 1- 16 Total Impor Produk dan Jasa Ekonomi Kreatif Dunia (US$juta) 48

    Tabel 1-17 Kelompok Regional Ekonomi berdasarkan Total Ekspor Produk

    dan Jasa Ekonomi Kreatif (US$ juta) 48

    Tabel 1-18 Total Ekspor Produk dan Jasa Ekonomi Kreatif Dunia (US$ juta) 49

    Tabel 1-19 Kontribusi Ekonomi Kreatif Nasional 50

    Tabel 1-20 Nilai PDB Berbagai Lapangan Usaha 2002 - 2010 (Rp triliun) 51

    Tabel 1-21 Jumlah Tenaga Kerja Berbagai Lapangan Usaha 2002 - 2010 (Juta orang) 52

    Tabel 1-22 Jumlah Usaha di Berbagai Lapangan Usaha 2002 - 2010 ( juta usaha) 53

    Tabel 1-23 PDB Harga Berlaku Subsektor/Kelompok Industri Kreatif 2002-2010 54

    Tabel 1-24 Penyerapan Tenaga Kerja Subsektor/Kelompok Industri Kreatif 2002-2010 54

    Tabel 1-25 Jumlah Usaha Subsektor/Kelompok Industri Kreatif 2002-2010 55

    Tabel 1-26 Opini Keuangan mengenai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 59

    Tabel 1-27 Jumlah Wisman ke Indonesia berdasarkan Periode 62

    Tabel 1-28 Negara Importir Global dan Tujuan Ekspor Indonesia (US$ juta) 63

    Tabel 1-29 Nilai Impor dan Ekspor Perdagangan Barang Kreatif Dunia 2008 (US$ juta) 63

    Tabel 1-30 Partisipasi Kerja Pemuda di Daerah-daerah 65

    Tabel 1-31 Situs Teratas Indonesia April 2012 67

    Tabel 1-32 Permohonan Hak Cipta 2002 - 2010 78

    Tabel 1-33 Indeks (Peringkat) Melakukan Bisnis di Indonesia, 2012 79

    Tabel 2-1 Matriks Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Jangka Menengah

    dan Tahunan Kemenparekraf 109

    Tabel 3-1 Sasaran Strategis Pengembangan Ekonomi Kreatif 2014 124Tabel 3-2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, Arah Kebijakan, dan Strategi 133

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    7/250

    Introduksi

    Bagan 1-1 Fungsi Strategis Ekonomi Kreatif 4

    Bagan 1-2 Konsep dan Klasifikasi Ekonomi Kreatif di Dunia 4

    Bagan 1-3 Pergeseran Era Ekonomi 5

    Bagan 1-4 Pembagian Tanggungjawab Pengembangan Usaha dalam Industri Kreatif 6

    Bagan 1-5 Keterkaitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 6

    Bagan 1-6 Distribusi Dampak Perubahan Iklim yang Memengaruhi Tujuan WIsata 18

    Bagan 1-7 Sebaran Bencana Terkait Iklim dan Cuaca di Indonesia 19

    Bagan 1-8 Kapasitas Tempat Duduk Maskapai Penerbangan ke/dari Indonesia

    Menurut Negara Asal pada Winter Season 2011 21

    Bagan 1-9 Kapasitas Tempat Duduk Maskapai Penerbangan ke/dari IndonesiaMenurut Destinasi pada Winter Season 2011 22

    Bagan 1-10 Peta Palapa Ring 23

    Bagan 1-11 Empat Belas Pilar Indeks Daya Saing Kepariwisataan 27

    Bagan 1-12 Neraca Pariwisata 33

    Bagan 1-13 Pemetaan Kontribusi Ekonomi Kreatif Terhadap GDP di Dunia 46

    Bagan 1-14 Milestone Ekonomi Kreatif 49

    Bagan 1-15 Sebaran Outbound Wisatawan Dunia dan Wisman Indonesia

    berdasarkan Wilayah Tahun 2010 60

    Bagan 1-16 Konsentrasi Wisman Indonesia Tahun 2010 61

    Bagan 1-17 Distribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto 66

    Bagan 2-1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif 96

    Bagan 2-2 Struktur Klasifikasi Ketenagakerjaan 102

    Bagan 3-1 Program dan ruang lingkup Pembangunan Kepariwisataan 115

    Bagan 3-2 Prioritas Nasional Pembangunan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Indonesia 118

    Bagan 3-3 Peran Utama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Fokus Bidang-Bidang Pembangunan 120

    Bagan 3-4 Peran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Pembangunan Kewilayahan 122

    Bagan 3-5 Rencana Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berdasarkan MP3EI 123

    Bagan 3-6 Model Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia 124

    Bagan 3-7 Strategi Penguatan Pondasi dan Pilar Ekonomi Kreatif 125

    Bagan 3-8 Roadmap ASEAN Untuk Arahan Strategis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 126

    Bagan 3-9 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 136

    Bagan 3-10 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Program Pemasaran Pariwisata 143

    Bagan 3-11 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Program Pengembangan EKSB 149

    Bagan 3-12 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Program Pengembangan EKMDI 155

    Bagan 3-13 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Program Pengembangan Sumber Daya

    Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 160

    Bagan 3-14 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Inspektorat Jenderal 164

    Bagan 3-15 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal Kemenparekraf 168

    Daftar Bagan

    iv

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    8/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    v

    Daftar Grafik

    Grafik 1-1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 16 Negara sebagai Target Pasar Utama

    Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia 11

    Grafik 1-2 GNI Per Kapita dari 20 Negara Asal Wisman Terbesar 13

    Grafik 1-3 20 Negara Asal Wisman Terbesar dan Rata-rata Pengeluaran Wisman 13

    Grafik 1-4 Perkembangan Perekonomian ASEAN-5 15

    Grafik 1-5 Perkembangan Ekonomi BRIC 15

    Grafik 1-6 Peringkat Ekonomi Digital Berdasarkan Negara 25

    Grafik 1-7 Peringkat Ekonomi Digital Berdasarkan Kriteria 26

    Grafik 1-8 Jumlah Kedatangan Wisman Dunia berdasarkan Region, 2008 - 2010 29

    Grafik 1-9 Pasar Wisman Dunia berdasarkan Region, 1990 - 2010 30Grafik 1-10 Pertumbuhan Pasar Wisman Dunia berdasarkan Region, 2009 - 2010 30

    Grafik 1-11 Devisa Kepariwisataan Berdasarkan Region, 2009 - 2010 30

    Grafik 1-12 Peringkat dan Skor Daya Saing Kepariwisataan Mancanegara, 2011 32

    Grafik 1-13 Daya Saing Kepariwisataan Indonesia di ASEAN 32

    Grafik 1-14 Skor Pilar TTCI Indonesia, 2008 - 2011 32

    Grafik 1-15 Persentase Kunjungan Wisnus di Daerah Indonesia 33

    Grafik 1-16 Nilai dan Pertumbuhan Pengeluaran Wisnus 34

    Grafik 1-17 Pengeluaran Wisata Nusantara berdasarkan Wilayah Wisata Indonesia 34

    Grafik 1-18 Pola Konsumsi Wisnus 34Grafik 1-19 Nilai dan Pertumbuhan Investasi Kepariwisataan 35

    Grafik 1-20 Struktur Investasi Kepariwisataan Tahun 2009 35

    Grafik 1-21 Anggaran Pemerintah untuk Kepariwisataan 35

    Grafik 1-22 Nilai Devisa Kepariwisataan Berdasarkan Pengeluaran Wisman ke Indonesia 36

    Grafik 1-23 Negara Kontributor Devisa Pariwisata 37

    Grafik 1-24 Pola Konsumsi Wisman 38

    Grafik 1-25 Nilai Devisa Kepariwisataan berdasarkan Pengeluaran Wisnas 38

    Grafik 1-26 Daerah Kontributor Devisa Kepariwisataan 38

    Grafik 1-27 Dampak Kepariwisataan terhadap Output Produksi, 2006 - 2010 39

    Grafik 1-28 Dampak Kepariwisataan terhadap PDB, 2006 - 2010 39

    Grafik 1-29 Dampak Kepariwisataan terhadap Tenaga Kerja, 2006 - 2010 39

    Grafik 1-30 Dampak Kepariwisataan terhadap Upah/Gaji, 2006 - 2010 40

    Grafik 1-31 Struktur Upah berdasarkan Sektor Kepariwisataan 40

    Grafik 1-32 Dampak Kepariwisataan terhadap Pajak Tidak Langsung, 2006 - 2010 40

    Grafik 1-33 Tren dan Jumlah Wisman 41

    Grafik 1-34 Pertumbuhan Wisman Dunia dan Wisman ke Indonesia 41

    Grafik 1-35 Pola Konsumsi Wisatawan 42

    Grafik 1-36 Moda Transportasi Wisatawan 42

    Grafik 1-37 Total Pengeluaran Wisata per Wilayah 42

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    9/250

    Introduksi

    Grafik 1-38 Jumlah dan Pertumbuhan Wisnus 43

    Grafik 1-39 Rata-rata Lama Tinggal Wisnus berdasarkan Tujuan Wisata 43

    Grafik 1-40 Distribusi Daerah Tujuan Wisata Wisnus 43

    Grafik 1-41 Tingkat Wisnus Keluar Provinsi 43

    Grafik 1-42 Persentase Kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap Jumlah Tenaga Kerja di 17 Negara 47

    Grafik 1-43 Peta 10 Eksportir Terbesar Industri Kreatif di Dunia dan Negara ASEAN 49

    Grafik 1-44 Jumlah Kegiatan Terkait Ekonomi Kreatif per Instansi, 2010 50

    Grafik 1-45 Nilai Ekspor Industri Kreatif 51

    Grafik 1-46 Nilai Impor Industri Kreatif 51

    Grafik 1-47 Kontribusi Devisa Industri Kreatif 52Grafik 1-48 Nilai dan Pertumbuhan Konsumsi Produk dan Jasa Kreatif di Indonesia 53

    Grafik 1-49 Nilai Ekspor Industri Kreatif 2002 - 2010 Menurut Subsektor 55

    Grafik 1-50 Dampak Kepariwisataan Terhadap Tenaga Kerja Nasional 57

    Grafik 1-51 Jumlah Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif 57

    Grafik 1-52 Tingkat Pendidikan pada Aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 58

    Grafik 1-53 Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 20072011 59

    Grafik 1-54 Sebaran Outbound Wisman ke IndonesiaTahun 2010 61

    Grafik 1-55 Demografi Penduduk Indonesia 64

    Grafik 1-56 Konsumsi Produk dan Jasa Industri Kreatif di Dalam Negeri (Rp miliar) 65Grafik 1-57 Penetrasi Internet Indonesia 66

    Grafik 1-58 Sepuluh Pasar Mobile Terbesar di Asia Pasifik 67

    Grafik 1-59 Perkembangan Teledensitas Indonesia 67

    Grafik 1-60 Jumlah Jaringan Telepon Kabel dan Nirkabel 76

    vi

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    10/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Glosarium

    ADHB Atas Dasar Harga BerlakuADHK Atas Dasar Harga Konstan

    AEC ASEAN Economic Community

    (Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN)

    Akpar Akademi Pariwisata

    APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

    APJII Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

    APSC ASEAN Politic-Security Community

    (Cetak Biru Komunitas Politik-Keamanan ASEAN)

    APW Agen Perjalanan Wisata

    ASCC ASEAN Sosio-Cultural Community

    (Cetak Biru Komunitas Sosial-Kebudayaan ASEAN)

    ASEAN Association of South-East Asia Nations

    ASEAN-5 5 negara ASEAN dengan pertumbuhan tercepat

    (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand)

    ATSP ASEAN Tourism Strategic Plan

    (Rencana Strategis Pariwisata ASEAN)

    Backhaul Akses poin untuk lalu lintas telekomunikasi

    Bandwith Selisih frekuensi yang lebih tinggi terhadap frekuensi yang lebih rendah

    Bappenas Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

    BBM Bahan Bakar MinyakBCB Benda Cagar Budaya

    BI Bank Indonesia

    BI rate Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan

    moneter yang ditetapkan oleh BI dan diumumkan kepada publik

    Bidding Serangkaian penawaran kompetitif untuk membeli sesuatu sampai

    dengan sepakatnya transaksi

    BLT Bantuan Langsung Tunai

    BLU Badan Layanan Umum

    BMKG Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

    BMN Badan Milik NegaraBNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana

    BPK Badan Pemeriksa Keuangan

    BPPD Badan Promosi Pariwisata Daerah

    BPPI Badan Promosi Pariwisata Indonesia

    BPS Badan Pusat Statistik

    BPSDPEK Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    BPW Biro Perjalanan Wisata

    BRIC Brazil, Rusia, India, dan China

    Broadband Transmisi data yang memungkinkan akses dan koneksi internet dengan

    kecepatan tinggi

    BUMN Badan Usaha Milik Negara

    CAD Computer Aided Design

    Piranti lunak yang sering digunakan untuk melakukan sketsa desain

    vii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    11/250

    Introduksi

    CCS Coordinating Committee on Service(Komite Koordinasi Jasa)

    CCI Coordinating Committee on Investment

    (Komite Koordinasi Investasi)

    CIQ Custom - Inmigration - Quarantine

    Co-marketing Kolaborasi pemasaran

    Country of residence negara tempat tinggal wisatawan tersebut

    CPNS Calon Pegawai Negeri Sipil

    CR5 Concentration Ratio 5

    Rasio konsentrasi yang menghitung lima pasar utama wisman ke Indonesia

    CSR Corporate Social Responsibilty Suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk

    tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan

    itu berada

    Cyber province Provinsi yang melakukan model pelayanan berorientasi masyarakat dan

    berbasis teknologi informasi sebagai akselerator pembangunan wilayah yang

    berdaya saing

    Daya tarik Segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa

    keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang

    menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan

    Dekon Dana dekonsentrasi

    Pelimpahan dana dari Pemerintah pusat ke Pemerintah daerah

    Destinasi Daerah tujuan wisata, kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih

    wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas

    umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait

    dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan

    Devisa Penghasilan dari sektor pariwisata yang terdiri dari pengeluaran wisman dan

    pengeluaran wisnus

    Ditjen EKMDI Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek

    Ditjen EKSB Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya

    Ditjen PDP Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata

    Ditjen PP Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

    Diversifikasi Upaya penganekaragaman

    DMO Destination Management Organization

    Struktur tata kelola destinasi pariwisata mencakup perencanaan, koordinasi,

    implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan

    sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi, yang terpimpin

    secara terpadu dengan peran serta masyarakat, asosiasi, industri, akademisi

    dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume

    kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta

    manfaat bagi masyarakat di destinasi pariwisata

    DPN Destinasi Pariwisata Nasional

    DTW Daerah Tujuan Wisata

    E/D Embarkasi/Disembarkasi

    viii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    12/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Glosarium

    E-commerce Perdagangan elektronik, yang mencakup penyebaran, pembelian,

    penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik (internet

    dan jaringan komputer lainnya)

    E-visa Pembuatan visa menggunakan sistem elektronik

    Ekowisata Perjalanan ke tempat-tempat yang alami, dilakukan secara bertanggung

    jawab dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan

    kesejahteraan penduduk setempat

    EE Increase in Extreme Event

    EIU Economist Intelligence Unit

    EKMDI Ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan iptekEKSB Ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya

    Ekonomi digital Kegiatan ekonomi yang berbasis teknologi digital

    Ekonomi kreatif Kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas sumber

    daya manusia sebagai aset utama untuk menciptakan nilai tambah

    ekonomi berdasarkan 14 subsektor ekonomi

    Eksibisi Presentasi barang/jasa yang terorganisir dan diselenggarakan pada

    jangka waktu tertentu

    Emerging countries Negara berkembang dengan perkembangan ekonomi yang pesat

    Eselon Tingkat jabatan struktural dalam Kementerian/Lembaga

    Even Kegiatan untuk menarik wisatawan

    Familiarization Trip Widyawisata pengenalan

    Perjalanan dengan biaya rendah yang diselenggarakan oleh satu atau

    kerjasama industri pariwisata untuk mengenalkan jasa pariwisata atau

    destinasi baru kepada agen pariwisata, konsultan, maupun jurnalis

    FDI Foreign Direct Investment

    GATS General Agreements on Trade in Services

    GNI Gross National Income

    Nilai keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu

    negara (nasional) pada periode waktu tertentu, baik yang berada di dalam

    maupun luar negeri

    Good governance Penyelenggaraan tata kelola yang bertanggung jawab

    Heritage Warisan kebudayaan turun-temurun berdasarkan daerah/adat

    HIV/AIDS Human Immunodeciency Virus/Acquired Immuno-Deciency Syndrome

    HKI Hak Kekayaan Intelektual

    HUT-RI Hari ulang tahun Republik Indonesia

    ICCA International Congress and Convention Association

    ICEMA Indonesia Cutting Edge Music Awards

    Minifestival musik Indonesia di daerah yang memberikan penghargaan

    bagi musik-musik terbaru, unik dan mempunyai perbedaan denganmusik mainstream

    ICT Information and Communication Technology

    ix

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    13/250

    Introduksi

    IFC International Finance Corporation

    IHK Indeks Harga Konsumen

    Inbound Wisman

    Orang (bukan penduduk) yang melakukan perjalanan ke dalam wilayah suatu

    negara

    Industri kreatif Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat

    individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan

    menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut

    Inflasi Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dalam

    persentaseInpres Instruksi Presiden

    Iptek Ilmu pengetahuan dan teknologi

    Insentif Perjalanan wisata yang diperuntukkan kepada karyawan sebagai bentuk

    penghargaan/apresiasi kerja

    IPAM Internet Protocol Address Management

    IPCC Intergovernmental Panel on Climate Change

    Badan ilmiah yang terdiri dari berbagai pemerintahan yang ada di dunia,

    memiliki misi untuk mengevaluasi resiko dari perubahan iklim yang disebabkan

    oleh aktivitas manusia

    ISP Internet Service Provider

    ITE Informasi dan Transaksi Elektronik

    ITID Indonesia Tourism Investment Day

    Itjen Inspektur Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    ITU International Telecommunication Union

    K/L Kementerian/Lembaga

    KEK Kawasan Ekonomi Khusus

    Kemenkumham Kementerian Hukum dan HAM

    Kemenpan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

    Kemenparekraf Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Kepariwisataan Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

    serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan

    negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama

    wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

    KIE Konvensi, Insentif, Even

    KKN Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

    km kilometer

    Konvensi Pertemuan antar individu pada suatu tempat dan waktu untuk mendiskusikan

    kepentingan bersama, biasanya berbasis tema industri, profesi, dan fandom

    Koridor V Koridor Ekonomi Bali Nusa Tenggara (MP3EI)KPPN Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional

    KSPN Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

    x

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    14/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Glosarium

    KUR Kredit Usaha Rakyat

    LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    LB Land Biodiversity Loss

    LRA Laporan Realisasi Anggaran

    LSU Lembaga Sertifikasi Usaha

    MB Marine Biodiversity Loss

    MICE Meetings, Incentives, Conference, Exhibitions

    Minat khusus Wisata yang dilakukan khusus untuk mendalami budaya dan sejarah;

    olahraga dan rekreasi (golf, menyelam, selancar, layar, mendaki, belanja);

    kuliner; kesehatan; kapal pesiar; dan ekowisata

    MKI Masyarakat Komik Indonesia

    Mobile Kemampuan untuk bergerak atau digerakkan

    MP3EI MasterplanPercepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

    MRA Mutual Recognition Agreement

    NASA National Aeronautics and Space Administration

    Nesparnas Neraca Satelit Pariwisata Nasional

    Perangkat neraca yang berisi data tentang peran kegiatan pariwisata

    dalam tatanan ekonomi nasional dan menggambarkan kegiatan dan

    transaksi ekonomi yang berhubungan dengan barang-barang dan jasa

    pariwisata dari sisi produksi maupun permintaan

    Net trade Neraca perdagangan, dihitung total ekspor dikurangi total impor

    NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria

    NTO ASEAN National Tourism Organizations

    (Organisasi level nasional yang terkait perencanaan pariwisata di regional

    di ASEAN)

    OECD Organisation for Economic Co-operation and Development

    Outbond Wisatawan nasional

    Penduduk yang melakukan perjalanan keluar wilayah negaranya

    P3DN Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

    Pariwisata Segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

    pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait

    di bidang tersebut

    Payment gateway Aplikasi layanan pembayaran untuk transaksi bisnis secara online

    PD Political Destabilization

    PDB Produk Domestik Bruto

    PDRB Produk Domestik Regional Bruto, PDB Daerah

    Pemasaran Propaganda atau usaha untuk memperkenalkan sesuatu, termasuk

    didalamnya metode promosi

    Pemda Pemerintah daerah

    Pencitraan Upaya untuk mengkomunikasikan citra tertentu kepada target khalayakyang diinginkan, melalui simbol-simbol tertentu berupa nama, logo,

    simbol, atau desain lainnya

    Perpres Peraturan Presiden

    xi

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    15/250

    Introduksi

    PES Passenger Exit Survey

    Survei yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kemenparekraf di sampling

    73 pintu masuk Indonesia untuk mengetahui penerimaan, pengeluaran dan

    rata-rata lama tinggal yang dirinci menurut berbagai karakteristik wisman

    Pintu masuk/keluar Batas geografis untuk masuk/keluar wilayah negara melalui pelabuhan, bandar

    udara maupun jalur darat

    PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

    PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak

    PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    POS Prosedur Operasi StandarPP Total perjalanan pergi dan pulang

    PPKI Pekan Produk Kreatif Indonesia

    PPP Purchasing Power Parity

    Digunakan untuk mengukur daya beli satu mata uang (Rupiah) dibandingkan

    dengan daya beli mata uang lain (valas)

    Provider Penyediaan layanan, biasanya menyangkut sambungan internet

    Puslitbang Pusat Penelitian dan Pengembangan

    QA Quality Assurance

    Rakorwas Rapat koordinasi pengawasan

    RB Reformasi Birokrasi

    Pembaharuan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan

    terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan SDM

    aparatur

    REER Real Effective Exchange Rate

    Indeks nilai tukar rupiah per mata uang negara mitra dagang yang dibobot

    dengan total ekspor dan impor dari 8 mitra dagang utama Indonesia

    RIPPARNAS Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

    Rp Rupiah; mata uang Indonesia

    RPJMN Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional

    RPJPN Rencana Pengembangan Jangka Panjang Nasional

    S2 Strata 2; Jenjang pendidikan untuk memperoleh gelar Magister atau setara

    S3 Strata 3; Jenjang pendidikan untuk memperoleh gelar Doktor atau setara

    SAI Sistem Akuntasi Instansi

    SAKIP Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    SAP Sistem Akuntasi Pemerintah

    SARA Suku, Agama, Ras dan Antar golongan

    Satker Satuan kerja

    SD Sekolah Dasar

    SDM Sumber Daya ManusiaSKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah

    Setjen Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    xii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    16/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Glosarium

    SKKNI Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

    SLR Sea Level Rise

    SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

    SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

    Smartphone Perangkat Telepon genggam dengan kemampuan tingkat tinggi yang

    menyerupai komputer

    SNA System National Account

    SNNI Sistem Neraca Nasional Indonesia

    Sospolkam Sosial, politik dan keamanan

    STP Sekolah Tinggi PariwisataSusenas Survei Sosial Ekonomi Nasional

    Tabel I/O Tabel input/output dalam bentuk matriks yang memberikan informasi

    mengenai transaksi barang/jasa dan keterkaitan antar kegiatan ekonomi

    pada suatu wilayah dan periode tertentu, yang menunjukkan bahwa

    output suatu sektor dapat menjadi input sektor lainnya

    TCI Travel Cost Increase from Mitigation Policy

    TDUP Tanda Daftar Usaha Perdagangan

    Teledensitas Kepadatan penggunaan sambungan telefon yang dihitung per 100

    penduduk pada suatu area

    TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi

    TNI Tentara Nasional Indonesia

    TP Tugas Pembantuan

    TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

    Travel ban Larangan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengunjungi suatu negara

    karena kondisi politik atau kemanan

    Travel warning Peringatan yang dikeluarkan pemerintah kepada masyarakat untuk

    memperhatikan isu-isu yang dimiliki suatu negara sebelum melakukan

    kunjungan ke negara tersebut

    TSA Tourism Satellite Account

    TTCI Travel & Tourism Competitiveness Index

    TTI Trade Tourism and Investment

    Tupoksi Tugas pokok dan fungsi

    UK DCMS Department of Culture, Media, and Sport of United Kingdom

    UKM Unit Kecil dan Menengah

    UMKM Usaha Kecil dan Menengah

    UNCTAD United Nations Conference on Trade and Development

    Organisasi internasional dibawah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-

    Bangsa dalam menangani isu perdagangan, investasi dan pembangunan

    UNEP United Nations Environment ProgrammeUNWTO United Nations for World tourism Organization

    US$ US Dollar; mata uang Amerika Serikat

    xiii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    17/250

    Introduksi

    UU Undang-Undang

    UPT Unit Pelaksana Teknis

    Visa on arrival Dokumen izin untuk seseorang yang dapat diperoleh secara langsung di

    perbatasan antarnegara

    VITO Visit Indonesia Tourism Ofcers

    W Water Scarcity

    WEF World Economic Forum

    WIPO World Intellectual Property Organization

    Badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertujuan mendorong kreativitas

    dan memperkenalkan perlindungan kekayaan intelektual ke seluruh duniaWisata Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara

    sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata

    Wisata tirta Wisata dan olahraga air

    Wisatawan Orang yang melakukan kegiatan wisata

    Wisman Wisatawan mancanegara

    Orang yang melakukan kunjungan di luar tempat tinggalnya

    Wisman dunia Wisatawan mancanegara yang melakukan kunjungan dari satu negara ke

    negara lain di seluruh dunia

    Wisman

    ke Indonesia Wisatawawan mancanegara yang melakukan kunjungan ke Indonesia

    Wisnas Wisatawan nasional

    Penduduk Indonesia yang melakukan kunjungan ke luar negeri

    Wisnus Wisatawan nusantara

    Penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dalam wilayah geografis Indonesia

    WMO World Meteorological Organization

    WS Warmer Summers

    WW Warmer Winters

    xiv

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    18/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    xv

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secararesmi telah terbentuk pada tanggal 21 Desember

    2011 berdasarkan Perpres No. 92/2011. Tugas pertama

    yang harus segera diselesaikan setelah terbentuknya

    Kemenparekraf ini adalah menyusun rencana strategis

    (Renstra) pembangunan kepariwisataan dan ekonomi

    kreatif untuk periode 2012-2014 yang merupakan

    referensi utama bagi seluruh unit kerja di dalam

    Kemenparekraf dalam melaksanakan program dan

    kegiatan tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

    Dengan mempertimbangkan lingkungan strategis

    global dan berbagai arah kebijakan pembangunannasional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, serta

    Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2011 tentang

    Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

    tahun 2010-2025, dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun

    2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, maka

    Kemenparekraf memiliki visi untuk mewujudkan

    kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia

    dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi

    kreatif.

    Untuk dapat mewujudkan visi ini, Kemenparekrafmemiliki 4 misi utama, yaitu: (1) mengembangkan

    kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan

    berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan

    daerah; (2) mengembangkan ekonomi kreatif yang

    dapat menciptakan nilai tambah, mengembangkan

    potensi seni dan budaya Indonesia, serta mendorong

    pembangunan daerah; (3) mengembangkan sumber

    daya pariwisata dan ekonomi kreatif secara berkualitas;

    dan (4) menciptakan tata pemerintahan yang

    responsif, transparan dan akuntabel, yang kemudian

    diterjemahkan ke dalam 8 tujuan utama dan 23 sasaran

    strategis yang dijabarkan dalam program dan kegiatan

    pembangunan selama periode 2012-2014.

    Keseluruhan kondisi kepariwisataan dan ekonomi

    kreatif yang ingin dicapai, akan diwujudkan melalui

    8 program utama, yaitu: (1) pengembangan destinasi

    pariwisata; (2) pengembangan pemasaran pariwisata;

    (3) pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni

    dan budaya; (4) pengembangan ekonomi kreatif

    berbasis media, desain, dan iptek; (5) pengembangan

    sumber daya pariwisata dan ekonomi kreatif; (6)

    pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparaturKemenparekraf; (7) dukungan manajemen dan

    pelaksanaan tugas teknis lainnya Kemenparekraf; dan

    (8) sarana dan prasarana aparatur Kemenparekraf;

    yang telah dijabarkan menjadi 44 kegiatan pokokdengan target outcomedan outputyang akan dipantau

    dan dievaluasi secara berkala, sehingga dapat diperoleh

    dampak yang optimal bagi masyarakat Indonesia.

    Pengembangan kepariwisataan akan difokuskan kepada

    7 minat khusus, yaitu: (1) wisata budaya dan sejarah;

    (2) wisata alam dan ekowisata; (3) wisata olah raga

    rekreasi meliputi: menyelam, selancar, kapal layar, treking

    dan mendaki, golf, bersepeda, dan maraton; (4) wisata

    kapal pesiar; (5) wisata kuliner dan belanja; (6) wisata

    kesehatan dan kebugaran; dan (7) wisata konvensi,

    insentif, pameran, dan even.

    Selain itu, pengembangan destinasi akan difokuskan

    pada 16 kawasan strategis pariwisata nasional,

    meliputi: (1) Medan-Toba dan sekitarnya; (2) Kepulauan

    Seribu dan sekitarnya; (3) Kota Tua-Sunda Kelapa dan

    sekitarnya; (4) Borobudur dan sekitarnya; (5) Bromo-

    Tengger-Semeru dan sekitarnya; (6) Kintamani-Danau

    Batur dan sekitarnya; (7) Menjangan Pemuteran dan

    sekitarnya; (8) Kuta, Sanur, Nusa dua dan sekitarnya; (9)

    Rinjani dan sekitarnya; (10) Komodo dan sekitarnya; (11)

    Ende-Kelimutu dan sekitarnya; (12) Tanjung Puting dansekitarnya; (13) Toraja dan sekitarnya; (14) Bunaken dan

    sekitarnya; (15) Wakatobi dan sekitarnya; dan (16) Raja

    Ampat dan sekitarnya. Sedangkan kegiatan pemasaran

    pariwisata selama periode 2012-2014 ini akan difokuskan

    pada 16 target pasar utama, yaitu: (1) Singapura, (2)

    Malaysia, (3) Australia, (4) RRT, (5) Jepang, (6) Korea

    Selatan, (7) Filipina, (8) Taiwan, (9) Amerika Serikat, (10)

    Inggris, (11) Perancis, (12) India, (13) Belanda, (14) Timur

    Tengah, (15) Jerman, dan (16) Rusia.

    Dalam mengembangkan kepariwisataan Indonesia,

    Kemenparekraf melakukan pembangunan dengan

    mempertimbangkan 9 aspek pembangunan pariwisata,

    yaitu: (1) pengembangan fasilitas pariwisata; (2)

    pengembangan prasarana umum kepariwisataan; (3)

    pengembangan aksesibilitas ke destinasi pariwisata; (4)

    pengembangan daya tarik wisata; (5) pengembangan

    investasi pariwisata; (6) pengembangan industri

    pariwisata; (7) pemberdayaan masyarakat; (8) pencitraan

    dan promosi pariwisata; dan (9) harmonisasi kebijakan

    dan regulasi yang akan mendasari kerangka kerja

    direktorat jenderal yang mengurusi kepariwisataan.

    Sedangkan dalam mengembangkan ekonomi kreatif,

    Kemenparekraf akan mengembangkan 15 subsektor

    industri kreatif yang dikelompokkan menjadi 9 kelompok

    Pengantar

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    19/250

    Introduksi

    xvi

    sektor ekonomi kreatif sesuai dengan pembagian tugasserta fungsi unit kerja dalam Kemenparekraf, yaitu: (1)

    desain, meliputi: desain komunikasi visual, desain produk,

    desain kemasan, desain grafis, dan desain industri; (2)

    arsitektur, meliputi: arsitektur bangunan, lansekap,

    interior, dan arsitektur kota; (3) media konten, meliputi

    konten: permainan interaktif, periklanan, audio dan

    video, tulisan fiksi dan nonfiksi, animasi dan komik, web

    dan mobile; (4) fesyen, meliputi: busana, alas kaki, dan

    aksesoris; (5) perfilman, meliputi: film layar lebar, film

    iklan, film animasi, video, dan film TV, (6) seni pertunjukan,

    meliputi: tari, sastra, teater, dan musik; (7) seni rupa,

    meliputi: seni instalasi, seni keramik, kriya, seni patung,seni lukis, fotografi, dan seni grafis; (8) industri musik; dan

    (9) kuliner sebagai bagian dari pariwisata.

    Pengembangan ekonomi kreatif akan difokuskan kepada

    penguatan pasar domestik dan inisiasi pengembangan

    pasar luar negeri dengan fokus pengembangan pada

    5 aspek pengembangan ekonomi kreatif, meliputi:

    (1) pengembangan sumber daya dan teknologi; (2)pengembangan industri kreatif; (3) peningkatan akses

    pembiayaan bagi pelaku kreatif; (4) pengingkatan akses

    pasar bagi pelaku kreatif; dan (5) penguatan institusi

    yang terkait dengan ekonomi kreatif.

    Seluruh fokus dan aspek pembangunan ini merupakan

    pedoman bagi seluruh satuan kerja di lingkungan

    Kemeparekraf dalam menyusun rencana kerja sehingga

    dapat diperoleh dampak yang signifikan. Selain itu

    renstra ini diharapkan dapat dijadikan salah satu

    referensi dan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah

    dalam menyusun rencana strategis pengembanganpariwisata dan ekonomi kreatif di daerah serta instansi

    pemerintah lainnya yang terkait dengan pariwisata dan

    ekonomi kreatif. Dengan demikian Indonesia Kreatif dan

    Wonderful Indonesiabisa terealisasikan.

    Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Dr. Sapta Nirwandar

    Salam Kreatif,

    Jakarta, April 2012

    Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Dr. Mari Elka Pangestu

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    20/250xvii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    21/250xviii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    22/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Stru

    ktur

    Organ

    isas

    iKemen

    terian

    xix

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    23/250

    Introduksi

    Stru

    ktur

    Organ

    isas

    iDire

    ktora

    tJen

    dera

    lPengem

    bangan

    Dest

    inas

    iPariw

    isa

    ta

    xx

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    24/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Stru

    ktur

    Organ

    isas

    iDire

    kto

    ratJen

    dera

    lPemasaran

    Pa

    riw

    isa

    ta

    xxi

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    25/250

    Introduksi

    Stru

    ktur

    Organ

    isas

    iDire

    ktora

    tJen

    der

    alEkonom

    iKrea

    tifBerbas

    isSen

    idan

    Bu

    daya

    xxii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    26/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Stru

    ktur

    Organ

    isas

    iDire

    ktora

    tJen

    dera

    lEkonom

    iKrea

    tifBerbas

    isMe

    dia

    ,Desa

    in,

    dan

    Iptek

    xxiii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    27/250

    Introduksi

    Stru

    ktur

    Organ

    isas

    iBa

    dan

    Pengem

    bangan

    Sum

    ber

    Daya

    Pariw

    isata

    dan

    Ekonom

    iKrea

    tif

    xxiv

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    28/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Stru

    ktur

    Organ

    isas

    iInspe

    ktora

    tJen

    dera

    lKemen

    terian

    Pariw

    isa

    ta

    dan

    Ekonom

    iKrea

    tif

    xxv

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    29/250

    Introduksi

    Stru

    ktur

    Org

    an

    isas

    iSe

    kre

    taria

    tJen

    dera

    lKemen

    terian

    Pariw

    isa

    ta

    dan

    Ekonom

    iKrea

    tif

    xxvi

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    30/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Terbentuknya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

    Kreatif pada 21 Desember 2011 lalu, menjadikan

    Indonesia menjadi negara kedua di dunia setelah

    Inggris yang menempatkan sektor ekonomi kreatif di

    tingkat Kementerian, dan negara pertama di dunia yang

    menempatkan sektor pariwisata dan sektor ekonomi

    kreatif bersama-sama di dalam satu kementerian.

    Penggabungan kedua sektor merupakan kombinasi

    dan integrasi yang saling menguatkan. Ekonomi kreatif

    mampu meningkatkan kualitas kepariwisataan menjadi

    daya tarik di destinasi pariwisata, serta menjadi media

    promosi bagi kepariwisataan. Sebaliknya, kemajuan

    pariwisata suatu destinasi umumnya diikuti denganpeningkatan permintaan akan karya kreatif. Promosi

    pariwisata juga dapat mengangkat keunggulan karya

    kreatif suatu destinasi.

    Kontribusi Ekonomi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Pariwisata dan ekonomi kreatif memberikan kontribusi

    yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

    Dampak kepariwisataan terhadap PDB nasional

    di tahun 2010 sebesar Rp.261,1 triliun, 4,1% dariPDB nasional. Penciptaan PDB di sektor pariwisata

    terjadi melalui pengeluaran wisatawan nusantara,

    anggaran pariwisata pemerintah, pengeluaran

    wisatawan mancanegara, dan investasi pada usaha

    pariwisata yang meliputi: usaha daya tarik wisata,

    usaha kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata,

    jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman,

    penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan

    hiburan dan rekreasi, penyelenggaraan pertemuan,

    perjalanan insentif, konferensi dan pameran, jasa

    informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa

    pramuwisata, wisata tirta, dan spa. Di tahun yang sama,

    ekonomi kreatif menciptakan nilai tambah sebesar

    Rp.468,1 triliun, 7,29% dari PDB nasional, melalui 14

    subsektor industri kreatif, yaitu arsitektur, desain,fesyen, film, video, dan fotografi, kerajinan, teknologi

    informasi dan piranti lunak, musik, pasar barang seni,

    penerbitan dan percetakan, periklanan, permainan

    interaktif, riset dan pengembangan, seni pertunjukan,

    serta televisi dan radio. Kontribusi ekonomi kreatif ini

    belum memperhitungkan subsektor kuliner yang juga

    memiliki potensi tinggi. Sektor pariwisata dan ekonomi

    kreatif memiliki peran strategis dalam menciptakan

    nilai tambah bagi perekonomian nasional.

    Selain sebagai pencipta nilai tambah, sektor pariwisata

    dan ekonomi kreatif juga menyerap banyak tenaga

    kerja. Tahun 2010, dampak kepariwisataan terhadap

    Ringkasan Eksekutif

    ki-ka(1)PulauWeh(MichaelSjukrie),(2)

    Peliatan-Ngaben(Antonius

    xxvii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    31/250

    Introduksi

    penyerapan tenaga kerja sebesar 7,4 juta orang,

    6,9% dari tenaga kerja nasional. Di tahun yang sama,

    ekonomi kreatif menyerap 8,6 juta tenaga kerja, 7,9%

    dari total nasional. Strategipro-poordanpro-jobsangat

    sesuai pada kedua sektor.

    Sektor pariwisata dan sektor ekonomi kreatif juga

    merupakan pencipta devisa yang tinggi. Tahun 2011

    sektor pariwisata menciptakan devisa sebesar US$8,5

    miliar, meningkat dari US$7,6 miliar di tahun 2010.

    Peningkatan penerimaan devisa di tahun 2011 tidak

    saja bersumber dari peningkatan jumlah wisatawan

    mancanegara dari 7 juta di tahun 2010 dan menjadi

    7,6 juta di tahun 2011, tetapi juga bersumber dari

    peningkatan rata-rata pengeluaran dari US$1,085 di

    tahun 2010, menjadi US$1,118 di tahun 2011. Dengan

    kata lain, peningkatan kuantitas devisa kepariwisataan

    diikuti dengan peningkatan kualitas. Sementara itu,

    sektor ekonomi menyumbang ekspor yang jauh lebihtinggi dari nilai impornya. Ekonomi kreatif menciptakan

    devisa melalui kontribusi net trade yang tinggi,

    mencapai 57,8% dari total nasional, atau senilai Rp115

    triliun di tahun 2010.

    Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis

    Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat erat

    kaitannya dengan alam (nature), warisan budaya

    (heritage), lingkungan sosial, seni, kearifan lokal,toleransi dan tenggang rasa, yang dipadu dengan

    kemajuan teknologi masa kini. Sektor pariwisata dan

    ekonomi kreatif tidak saja menjadi sektor pencipta

    kesejahteraan, tetapi juga tetapi juga menciptakan

    hidup yang berkualitas. Mempertimbangkan

    karakteristik pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut,

    serta potensi ekonominya yang besar, Kemenparekraf

    menetapkan visi pembangunan kepariwisataan dan

    ekonomi kreatif 2012-2014, adalah: Terwujudnya

    Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Masyarakat

    Indonesia dengan Menggerakkan Kepariwisataan dan

    Ekonomi Kreatif. Visi kementerian akan dicapai dengan

    mengemban 4 misi utama, yaitu: (1) Mengembangkan

    kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan

    berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan

    daerah; (2) Mengembangkan ekonomi kreatif yang

    dapat menciptakan nilai tambah, mengembangkan

    potensi seni dan budaya Indonesia, serta mendorong

    pembangunan daerah; (3) Mengembangkan sumber-

    daya pariwisata dan ekonomi kreatif secara berkualitas;

    dan (4) Menciptakan tata pemerintahan yang responsif,

    transparan dan akuntabel. Visi dan misi Kemenparekraf

    diterjemahkan ke dalam 8 tujuan utama: (1) Peningkatan

    kontribusi ekonomi kepariwisataan indonesia; (2)

    Peningkatan daya saing kepariwisataan indonesia;

    (3) Peningkatan kontribusi ekonomi industri kreatif;

    (4) Peningkatan apresiasi terhadap pelaku dan karya

    kreatif; (5) Peningkatan kapasitas dan profesionalisme

    sdm pariwisata dan ekonomi kreatif; (6) Penciptaan

    inovasi baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif; (7)

    Peningkatan kualitas kinerja organisasi kemenparekraf;

    dan (8) Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia kemenparekraf.

    Untuk menjaga akuntabilitas kinerja kementerian,

    pencapaian kondisi yang diharapkan diatas, yaitu visi,

    misi, dan tujuan, diukur melalui 23 sasaran strategis,

    dengan indikator-indikator kinerja yang terukur, di

    tahun 2012-2014.

    Sektor kepariwisataan ditargetkan memberikan

    kontribusi ekonomi yang lebih tinggi di tahun 2012-

    2014. Dampak PDB terhadap nasional ditargetkanmeningkat secara bertahap sebesar 4,15% di tahun

    2012 menjadi 4,25% di tahun 2014, dengan kontribusi

    investasi nasional yang meningkat dari 4,43% di tahun

    2012 mejadi 4,83% di tahun 2014. Target pencapaian

    PDB dan investasi ini diikuti dengan penyerapan

    tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan yang

    meningkat dari 8,03 juta pekerja di tahun 2012 menjadi

    8,74 juta di tahun 2014.

    Devisa kepariwisataan ditargetkan meningkat dari

    US$8,96 milar di tahun 2012 menjadi US$12 miliar

    di tahun 2014. Peningkatan devisa dicapai melalui

    peningkatan kuantitas dan kualitas kepariwisataan.

    xxviii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    32/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Peningkatan kuantitas tercermin dari target jumlah

    wisman ke Indonesia yang meningkat dari 8 juta di

    tahun 2012 menjadi 10 juta di tahun 2014. Peningkatan

    kualitas tercermin dari target rata-rata pengeluaranwisman per kunjungan yang meningkat dari US$1.120

    di tahun 2012 menjadi US$1.200 di tahun 2014.

    Peningkatan PDB dari pengeluaran wisatawan

    nusantara ditargetkan meningkat dari Rp171,5 triliun di

    tahun 2012 menjadi Rp191,25 di tahun 2014. Peningkatan

    pengeluaran wisnus juga dicapai melalui peningkatan

    kuantitas dan kualitas. Peningkatan kuantitas

    tercermin dari target jumlah wisnus yang meningkat

    dari 245 juta perjalanan di tahun 2012 menjadi 255

    juta di tahun 2014 . Peningkatan kualitas tercermin daritarget pengeluaran rata-rata wisnus per kunjungan

    yang meningkat dari Rp700 ribu di tahun 2012 menjadi

    Rp750 ribu di tahun 2014.

    Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan

    diharapkan diikuti oleh peningkatan daya saing

    kepariwisataan. Secara umum, indeks daya saing

    kepariwisataan Indonesia ditargetkan meningkat

    dari 4,04 di tahun 2012 menjadi 4,12 di tahun 2014.

    Peningkatan indeks ini diharapkan meningkatkan

    peringkat daya saing kepariwisataan Indonesia

    yang tahun 2010 berada pada peringkat 74 dari 139

    dengan indeks 3,9 berdasarkan Travel and Tourism

    Competitiveness Index yang dipublikasikan olehWorld

    Economic Forum. Daya saing kepariwisataan Indonesia

    diharapkan meningkat dengan adanya peningkatan

    kualitas tata kelola destinasi (DMO), peningkatan daya

    tarik lokasi destinasi pariwisata, peningkatan jumlah

    desa wisata, peningkatan diversifikasi pola perjalanan

    wisata, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi

    pemasaran pariwisata.

    Efektivitas dan efisiensi pemasaran tercermin dari

    terjaganya konsentrasi rasio 5 negara asal wisatawan

    mancanegara sebesar 63,5% dari tahun 2012-2014,

    dan meningkatnya persepsi positif masyarakat

    dunia mengenai kepariwisataan Indonesia, yang

    dicapai dengan meningkatkan produktivitas

    investasi pemasaran di dalam dan luar negeri, serta

    meningkatkan jumlah VITO (Visit Indonesia Tourism

    Ofcer)di negara yang tepat.

    Sektor ekonomi kreatif ditargekan memberikan

    peningkatan kontribusi ekonomi melalui peningkatan

    kontribusi PDB terhadap total nasional sebesar

    7,29% di tahun 2012 menjadi 7,5% di tahun 2014, dan

    kontribusi penyerapan tenaga kerja terhadap total

    nasional sebesar 8,25% di tahun 2012 menjadi 8,48%di tahun 2014. Peningkatan kontribusi PDB dan tenaga

    kerja ekonomi kreatif ini diharapkan terjadi melalui

    terciptanya semakin banyak enterpreneur kreatif,

    dengan target jumlah usaha kreatif yang tercipta

    meningkat kontribusinya terhadap usaha nasional dari

    7,28% di tahun 2012 menjadi 7,35% di tahun 2014.

    Peningkatan kontribusi ekonomi kreatif ditargetkan

    terjadi seiring dengan peningkatan apresiasi

    masyarakat terhadap pelaku dan karya kreatif.

    Peningkatan apresiasi masyarakat tercermin darimeningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif

    lokal oleh masyarakat, meningkatnya pemahaman

    masyarakat terhadap ekonomi kreatif, dan terciptanya

    ruang publik bagi masyarakat. Konsumsi karya kreatif

    ditargetkan tumbuh 10,89% di tahun 2014. Pemahaman

    masyarakat terhadap ekonomi kreatif diharapkan

    meningkat 5% setiap tahunnya pada 2013 dan 2014.

    Sementara zona kreatif ditargetkan terbentuk sebanyak

    12 zona di tahun 2014.

    Upaya pencapaian target kinerja pembangunan

    pariwisata dan ekonomi kreatif tahun 2012-

    2014, didukung oleh peningkatan kapasitas dan

    profesionalisme SDM pariwisata dan ekonomi kreatif,

    penciptaan inovasi, peningkatan kualitas kinerja

    organisasi, dan peningkatan kualitas dan kuantitas

    SDM kementerian.

    Pada upaya peningkatan kapasitas dan profesionalisme

    SDM pariwisata dan ekonomi kreatif 2012-2014,

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatifditargetkan untuk melakukan sertifikasi terhadap

    36.000 SDM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,

    serta menghasilkan 4.316 lulusan UPT pendidikan

    tinggi pariwisata yang terserap di pasar tenaga kerja.

    Kementerian juga akan mengembangkan standar

    kompetensi bagi profesi-profesi pariwisata dan

    ekonomi kreatif, dengan target 33 standar kompetensi

    di akhir tahun 2014. Pada upaya penciptaan inovasi,

    kementerian akan mengembangkan kajian-

    kajian aplikatif yang relevan, sehingga dapat

    diimplementasikan pada proses penyusunan dan

    evaluasi kebijakan. Selain itu, kementerian juga akan

    meningkatkan kemampuan kreasi, dan produksi para

    xxix

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    33/250

    Introduksi

    pelaku kreatif, sehingga nilai tambah yang diciptakan

    semakin tinggi dan berkualitas.

    Pada upaya peningkatan kualitas kinerja organisasi,

    Kemenparekraf ditargetkan mencapai predikat SAKIP

    A, dan nilai quality assurancereformasi birokrasi 100 di

    tahun 2014, dengan opini keuangan WTP (wajar tanpa

    pengecualian) tahun 2012-2014.

    Sebagai kementerian yang baru, dengan tugas dan

    fungsi yang baru pula, Kemenparekraf membutuhkan

    peningkatan kualitas dan kuantitas SDM internal.

    Peningkatan kualitas dan kuantitas ini diharapkandapat meningkatkan kualitas kinerja kementerian

    secara keseluruhan. Dalam peningkatan kualitas

    SDM, kementerian menargetkan akan memfasilitasi

    113 pegawai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,

    yaitu S2 dan S3. Dalam peningkatan kuantitas SDM,

    kementerian akan melakukan rekrutmen pegawai baru

    sebanyak 573 orang di tahun 2012-2014.

    Permasalahan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Upaya pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran

    strategis Kementerian di tahun 2012-2014 masih

    dihadapkan pada beberapa permasalahan utama, baik

    di sektor pariwisata maupun di sektor ekonomi kreatif.

    Permasalahan utama sektor pariwisata adalah:

    1. Pengembangan industri yang belum optimal,

    terutama pada aspek kurangnya sarana dan

    prasarana yang berkaitan dengan kepariwisataan,rendahnya kuantitas SDM pariwisata dan kesadaran

    masyarakat setempat, rendahnya kesiapan teknologi

    komunikasi dan informasi, kebijakan dan peraturan

    kepariwisataan tidak terintegrasi, dan rendahnya

    nilai investasi kepariwisataan;

    2. Pengembangan destinasi belum optimal, terutama

    disebabkan perubahan iklim dan bencana alam,

    ketidaksiapan masyarakat pada daerah yang menjadi

    destinasi wisata, ketidaksiapan sarana, prasarana,

    dan infrastruktur destinasi, dan rendahnya nilai,

    jumlah dan pertumbuhan investasi, serta iklim

    usaha yang tidak kondusif;

    (Searahja

    rumjam)(1)peragaanbusanabak(2)kerajinankur

    sirotan(3)perlengkapanrumah

    tanggadarikeramik(4)hiasanpengannjawadarikayu

    xxx

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    34/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    3. Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar wisata di

    dalam dan luar negeri, terutama akibat terbatasnya

    sistem informasi kepariwisataan, strategi perluasan

    dan penetrasi pasar wisata yang belum matang, dan

    kurangnya sarana promosi parwisata;

    4. Lemahnya kelembagaan, terutama kurangnya

    koordinasi antar pemerintah pusat, antar

    pemerintah dengan pemerintah daerah, swasta dan

    masyarakat, sehingga menghambat kinerja investasi

    kepariwisataan di lokasi destinasi pariwisata; serta

    5. Rendahnya kualitas SDM pariwisata dan kesiapan

    masyarakat, dimana: SDM aparatur masih perlu

    diberikan peningkatan kompetensi, baik peningkatan

    kompetensi teknis, kompetensi generik, maupun

    jenjang strata pendidikan; SDM industri masih

    bermasalah dalam hal kualitas kompetensi; dan

    masyarakat belum memiliki perilaku sapta pesona,belum menjadi pelaku utama usaha pariwisata

    di daerah setempat, dan belum cukup aktif dalam

    mendukung penciptaan keamanan, ketertiban, dan

    kebersihan lingkungan.

    Permasalahan utama sektor ekonomi kreatif adalah:

    1. Pengembangan industri kreatif belum optimal,

    terutama disebabkan kurangnya daya tarik industri,

    adanya posisi dominan usaha kreatif, model bisnisindustri kreatif yang belum matang, serta risiko

    usaha yang harus dihadapi;

    2. Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif

    belum optimal, terutama disebabkan infrastruktur

    internet belum memadai, infrastruktur gedung

    pertunjukan belum memenuhi standar, mahalnya

    mesin produksi, mahalnya piranti lunak penghasil

    produk dan jasa kreatif, kurangnya riset konten, dan

    kurangnya aktivitas pengarsipan konten;

    3. Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi

    produk dan jasa kreatif di dalam dan luar negeri,

    terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi

    terhadap kreativitas lokal, kurangnya konektivitas

    jalur distribusi nasional, terkonsentrasinya pasar

    luar negeri, tingginya biaya promosi, belum

    diterapkannya sistem pembayaran online, dan

    rendahnya monitoring terhadap royalti, lisensi,

    hak cipta;

    4. Lemahnya institusi industri kreatif, terutamadisebabkan oleh belum adanya payung hukum yang

    mengatur tata kelola masing-masing subsektor

    industri kreatif; iklim usaha belum cukup kondusif,

    apresiasi yang rendah dan pembajakan yang tinggi,

    dan transaksi elektronik belum diregulasi dengan

    baik;

    5. Minimnya akses pembiayaan pelaku sektor

    ekonomi kreatif, terutama disebabkan belum

    sesuainya skema pembiayaan dengan karakteristik

    industri kreatif yang umumnya belum bankable,high risk high return, cash ow yang fluktuatif,

    serta aset yang bersifat intangible; dan

    xxxi

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    35/250

    Introduksi

    6. Pengembangan sumber daya ekonomi kreatif belum

    optimal, baik sumber daya alam maupun sumber

    daya manusia, antara lain masalah kelangkaan bahan

    baku, kurangnya riset bahan baku, kesenjanganantara pendidikan dan industri, serta standardisasi

    dan sertifikasi yang belum baik.

    Arah Kebijakan, Strategi, Program dan Kegiatan

    Prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Upaya pencapaian target kondisi yang diharapkan pada

    tahun 2012-2014, dengan meminimasi dan mengatasi

    permasalahan-permasalahan yang ada, dilakukan

    dengan kebijakan dan strategi yang diarahkan pada: (1)

    penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan

    promosi 18 lokasi destinasi pariwisata antar instansi

    pemerintah, (2) penguatan sinergitas dan keterpaduan

    pemasaran dan promosi 18 lokasi destinasi pariwisata

    antar instansi pemerintah dengan dunia usaha dan

    masyarakat, (3) peningkatan kualitas daerah tujuan

    wisata, (4) penciptaan iklim yang kondusif bagi

    pengembangan industri pariwisata, (5) penguatan

    sumber daya dan teknologi sektor ekonomi kreatif,

    (6) penguatan industri kreatif, (7) peningkatan aksespembiayaan industri kreatif, (8) peningkatan apresiasi

    dan akses pasar ekonomi kreatif di dalam dan luar

    negeri, (9) penguatan institusi ekonomi kreatif, (10)

    peningkatan kualitas penelitian kebijakan dan kapasitas

    SDM pariwisata dan ekonomi kreatif, (11) penguatan

    reformasi birokrasi, dan (12) peningkatan kuantitas dan

    kualitas SDM kemenparekraf.

    Sedangkan program utama dan kegiatan pokok

    Kemenparekraf adalah:

    1. Pengembangan destinasi pariwisata, dengan

    kegiatan pokok: perancangan destinasi dan

    investasi pariwisata; pengembangan daya tarik

    wisata; pengembangan industri pariwisata;

    pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata;

    dan pengembangan wisata minat khusus, konvensi,

    insentif dan even;

    2. Pengembangan pemasaran pariwisata, dengan

    kegiatan pokok: pengembangan pasar dan informasi

    pariwisata; peningkatan promosi pariwisata luar

    negeri dan dalam negeri; peningkatan pencitraan

    indonesia; dan peningkatan promosi konvensi,

    insentif, even dan minat khusus;

    3. Pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni dan

    budaya, dengan kegiatan pokok: pengembangan

    industri perfilman indonesia; pengembangan senipertunjukan dan industri musik; pengembangan

    seni rupa indonesia;

    4. Pengembangan ekonomi kreatif berbasis media,

    desain, dan iptek, dengan kegiatan pokok:

    pengembangan ekonomi kreatif berbasis media;

    pengembangan desain dan arsitektur; dan

    penguatan kerjasama dan fasilitasi;

    5. Pengembangan sumber daya pariwisata dan

    ekonomi kreatif, dengan kegiatan prioritas:

    pengembangan SDM kepariwisataan dan ekonomikreatif; peningkatan kompetensi SDM; penelitian dan

    pengembangan kebijakan di bidang kepariwisataan

    dan ekonomi kreatif; dan pengembangan pendidikan

    tinggi kepariwisataan;

    6. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur

    kementerian;

    7. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis

    lainnya, dengan kegiatan pokok: pengembangan

    perencanaan dan organisasi; pelayanan administrasi

    hukum dan kepegawaian; pembinaan administrasi

    dan pengelolaan keuangan; peningkatan kerjasama

    luar negeri; peningkatan layanan administrasi

    umum; peningkatan pendidikan dan pelatihan

    aparatur; peningkatan layanan informasi publik;

    peningkatan layanan data dan sistem informasi; dan

    8. Pembangunan/pengadaan/peningkatan sarana dan

    prasarana aparatur kemenparekraf.

    Seluruh arah kebijakan, strategi, program, kegiatan

    sampai kepada aktivitas terkecil yang dilakukan dalam

    pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif,

    dilandasi oleh prinsippro-growth,pro-job, pro-poor, pro-

    environment, mendukung penguatan nilai sosial dan

    budaya, menciptakan kualitas hidup, dan menciptakan

    nilai tambah.

    xxxii

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    36/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    1

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    37/250

    Bab 1 Pendahuluan

    Pendahuluan01

    2

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    38/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    Pendahuluan01

    Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya; Ditjen

    Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media,

    Desain, dan Iptek; Badan Pengembangan Sumber DayaPariwisata dan Ekonomi Kreatif; Sekretariat Jenderal,

    Inspektorat Jenderal; Staf Ahli Bidang Perlindungan

    Keanekaragaman Karya Kreatif; Staf Ahli Bidang Jasa

    berpengaruh terhadap perjalanan wisata dantransaksi barang dan kasa kreatif, perkembangan

    era digital yang memudahkan penyebaran informasi

    kepada masyarakat, serta penjelasan rinci terkait

    perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di dunia

    maupun di Indonesia.

    Selain kondisi-kondisi eskternal tersebut, dijelaskan

    pula kondisi internal Kemenparekraf melalui penjelasan

    jumlah SDM dan pendidikan aparatur, serta keberhasilan

    Kemenparekraf dalam menjalankan reformasi birokrasi

    yang dinilai berdasarkan akuntabilitas kinerja dan opinikeuangan Kemenparekraf.

    Berdasarkan Perpres No. 92 Tahun 2011 yang di-

    keluarkan pada tanggal 21 Desember 2011, maka

    Kemenparekraf secara resmi telah terbentuk, yangterdiri dari 8 unit eselon satu dan didukung oleh 4 staf

    ahli, yaitu: Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata;

    Ditjen Pemasaran Pariwisata; Ditjen Pengembangan

    Kondisi umum merupakan kondisi-kondisi yangmelatar belakangi penyusunan Rencana Strategis

    Kemenparekraf untuk periode 2012 2014. Dalam

    memahami ruang lingkup Kemenparekraf, akan

    dijelaskan keterkaitan pariwisata dan ekonomi kreatif

    secara umum. Kondisi umum juga menggambarkan

    kondisi perekonomian global, serta kondisi

    perekonomian pada negara-negara tertentu yang

    memengaruhi kondisi pariwisata dan ekonomi kreatif

    Indonesia, kondisi iklim dan cuaca global dan Indonesia,

    serta kondisi konektvitas yang menghubungkan

    Indonesia dengan negara-negara lain.

    Selain itu, kondisi umum juga menjelaskan kondisi

    sosial politik keamanan global dan Indonesia yang

    1.1 KONDISI UMUM

    1.1.1 KETERKAITAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

    3

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    39/250

    Bab 1 Pendahuluan

    dan penyelenggaraan pariwisata meliputi: (1) Usaha

    daya tarik wisata; (2) Usaha kawasan pariwisata; (3) Jasa

    transportasi wisata; (4) Jasa perjalanan wisata; (5) Jasa

    makanan dan minuman; (6) Penyediaan akomodasi; (7)

    Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;

    Ekonomi; Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;

    dan Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

    Kemenparekraf memiliki tanggungjawab terhadap

    pengembangan sektor kepariwisataan dan ekonomikreatif dengan berkoordinasi dengan seluruh instansi

    pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah.

    Berdasarkan UU No.10 Tahun 2009 tentang

    Kepariwisataan, kepariwisataan didefinisikan sebagai

    keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

    dan bersifat multi dimensi serta multi disiplin yang

    muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang

    dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

    masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,

    Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Keberhasilanpembangunan kepariwisataan bergantung pada

    keunggulan daya tarik wisata, kualitas sarana dan

    prasarana di destinasi wisata, dan keberadaan

    industri pariwisata. Industri pariwisata didefinisikan

    sebagai kumpulan usaha pariwisata yang saling

    terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau

    jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam

    penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata yang

    dimaksudkan adalah usaha yang menyediakan barang

    dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan

    Bagan 1-1 Fungsi Strategis Ekonomi Kreatif

    KONTRIBUSI

    EKONOMI

    CITRA DAN

    IDENTITAS BANGSAINOVASI

    SUMBER DAYA

    TERBARUKAN

    IKLIM BISNISDAMPAK SOSIAL

    1.

    3.5.

    4.

    2.6.

    PDB, TenagaKerja, Ekspor

    Turisme ikonnasionalmemperkuat budayadan nilai lokal

    Kreavitas yangmenciptakan nilaitambah

    Berbasis pengetahuan,

    ide dan gagasanserta berwawasanlingkungan

    Penciptaanlapangan usahadan dampak bagisektor lain

    Kualitas hidup,pemerataankesejahteraan,peningkatankepedulian sosial

    MENGAPA

    EKONOMI

    KREATIF?

    Bagan 1-2 Konsep dan Klasifikasi Ekonomi Kreatif di Dunia

    Sumber: Creative Economy Report 2010, UNCTAD

    4

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    40/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    bernilai ekonomi dan memiliki intellectual property.

    WIPO Copyright Model mengelompokkan industri

    kreatif berdasarkan pada peran industri kreatif. Peran

    ini dikelompokkan menjadi core, partial, interdependent

    dan non-dedicated2. Concentric Circles Model meng-

    elompokkan industri kreatif berdasarkan pada porsi

    budaya dari sebuah produk kreatif, dimana semakinbesar konten budayanya maka akan semakin unik.

    Symbolic Texts Model mengelompokkan industri

    kreatif berdasarkan pada besar kecilnya pengaruh seni

    terhadap perkembangan sosial dan politik. Sedangkan

    UK DCMS Model mengutamakan ekonomi berbasis

    kreativitas dan inovasi sebagai dasar klasifikasi, yang

    dikembangkan pertama kali oleh UK Department of

    Culture, Media, and Sport (UK DCMS)pada akhir tahun

    1990-an untuk bersaing dalam ekonomi global.

    Di Indonesia, ekonomi kreatif merupakan sebuah erabaru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi

    industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan

    informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide

    dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai

    faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi-

    nya3. Ekonomi kreatif ini digerakkan oleh industri

    kreatif yang didefinisikan sebagai industri yang berasal

    dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta

    bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan

    serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan

    pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu

    tersebut.

    Mengacu pada Inpres No. 6 Tahun 2009 tentang Ekonomi

    Kreatif, maka ekonomi kreatif Indonesia dikelompokkan

    menjadi: (1) Arsitektur; (2) Desain; (3) Fesyen (Mode);

    (4) Film, Video, dan Fotografi; (5) Kerajinan; (6) Musik;

    (7) Pasar Seni dan Barang Antik; (8) Penerbitan dan

    (8) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,

    konferensi dan pameran; (9) Jasa informasi pariwisata;

    (10) Jasa konsultan pariwisata; (11) Jasa pramuwisata;

    (12) Wisata tirta; dan (13) Spa.

    Berbeda dengan sektor kepariwisataan, ekonomi

    kreatif merupakan sektor baru yang diangkat oleh

    pemerintah untuk dikelola hingga tingkat Kementerian.

    Sebelumnya, sektor ekonomi kreatif belum dikelola

    secara terkoordinasi di tingkat Kementerian tetapi

    tersebar di beberapa Kementerian yang terkait.

    Diangkatnya sektor ekonomi kreatif hingga di tingkat

    Kementerian oleh pemerintah, disebabkan oleh karena

    sektor ekonomi kreatif memiliki nilai strategis bagi

    Indonesia, yaitu: kontribusi ekonomi yang signifikan,penciptaan iklim bisnis yang positif, mengangkat

    citra dan identitas bangsa, menggunakan sumber

    daya terbarukan, mendorong terciptanya inovasi, dan

    memberikan dampak sosial yang positif.

    Klasifikasi dan ruang lingkup ekonomi kreatif yang

    berkembang di dunia maupun di Indonesia, masih

    sering diperdebatkan di kalangan akademis maupun

    praktisi. Tetapi walaupun demikian, ekonomi kreatif

    diyakini sebagai salah satu fokus pembangunan

    yang potensial bagi negara maju maupun negara

    berkembang. Indonesia telah mengangkat ekonomi

    kreatif sebagai salah satu sektor pembangunan

    yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya cetak biru

    pengembangan ekonomi kreatif Indonesia pada tahun

    2008, dan Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009 tentang

    Pengembangan Ekonomi Kreatif yang menginstruksikan

    kepada seluruh instansi dan lembaga pemerintah

    yang terkait pengembangan ekonomi kreatif untuk

    mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia yang

    terdiri dari 14 subsektor industri kreatif.

    Berdasarkan laporan UNCTAD, Creative economy: A Feasible

    Development Option, model pengembangan ekonomi

    kreatif di negara maju maupun negara berkembang dapat

    dikelompokkan menjadi: UNCTAD Model, WIPO Copyright

    Model, Concentric Circles Model, Symbolic Texts Model,

    dan UK DCMS Model1. UNCTAD Modelmengelompokkan

    industri kreatif berdasarkan pada kreativitas yang

    32

    Bagan 1-3 Pergeseran Era Ekonomi

    EkonomiPertanian

    EkonomiIndustri

    EkonomiInformasi

    EkonomiKreatif

    1 Creative Economy Report 2010 Creative Economy: A FeasibleDevelopment Option, UNCTAD, 2010.

    Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2009-2015

    industri yang tidak berhubungan langsung dengan industrikreatif, tetapi dibutuhkan untuk keperluan umum.

    Core: industri kreatif; Partial: industri yang memiliki unsur kreatifsebagai unsur minor produksi; Interdependent: industri yangmendukung proses produksi industri kreatif; Non-dedicated:

    5

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    41/250

    Bab 1 Pendahuluan

    Kontribusi peran Kemenparekraf pada setiap kelompok

    usaha dalam industri kreatif berbeda-beda, karena pada

    dasarnya usaha di industri kreatif bukanlah jenis usaha

    yang baru. Perbedaan kontribusi peran ini ditunjukkanpada Bagan 1-4 berikut.

    Percetakan; (9) Periklanan; (10) Permainan Interaktif; (11)

    Penelitian dan Pengembangan; (12) Seni Pertunjukan;

    (13) Teknologi Informasi dan Piranti Lunak; dan (14)

    Televisi dan Radio. Sektor ke-15, kuliner, merupakansektor tambahan yang akan dikembangkan oleh

    Kemenparekraf mempertimbangkan kekayaan

    kreativitas dan kearifan lokal didalamnya, serta

    kaitannya yang erat dengan kepariwisataan.

    Meskipun kepariwisataan dan ekonomi kreatif

    memiliki kelompok usahanya masing-masing, tetapi

    pada dasarnya kelompok usaha di kedua sektor

    ini memiliki keterkaitan dan saling mendukung

    serta memperkuat keberadaan usaha itu sendiri.

    Keterkaitan antara sektor kepariwisataan dan

    ekonomi kreatif dapat dilihat pada Bagan 1-5.

    Bagan 1-4 Pembagian Tanggung Jawab Pengembangan Usaha dalam Industri Kreatif

    Kepariwisataan Ekonomi Kreatif

    Seni Pertunjukan

    teater Jakarta

    Buku Populer Liputan Pariwisata

    Promosi

    Promosi

    Penciptaan daya

    tarik wisata

    Penguatan Kualitas

    kepariwisataan

    Bagan 1-5 Keterkaitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    6

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    42/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    7

    c. Promosi

    Produk dan jasa kreatif dapat dimanfaatkan sebagai

    alat untuk mempromosikan destinasi wisata,

    sedangkan daya tarik wisata dapat menjadi inspirasibagi pelaku kreatif untuk menciptakan karya kreatif

    yang unik. Sebuah film box ofce yang mengangkat

    suatu lokasi tertentu, dapat membuat lokasi tersebut

    menjadi daya tarik wisata, karena para penonton

    film ingin melihat lokasi pengambilan gambar dan

    merasakan pengalaman seperti yang dilihatnya dalam

    film. Sebuah film juga dapat mengangkat lokasi

    destinasi wisata yang ada, sehingga secara tidak

    langsung mempromosikan lokasi tersebut kepada

    masyarakat, yang akhirnya dapat mengundang rasa

    penasaran penonton film untuk langsung melihatlokasi tersebut. Contoh lain adalah dalam strategi

    melakukan promosi destinasi wisata Indonesia di luar

    negeri, maka dengan menampilkan budaya yang ada di

    lokasi tersebut, baik itu berupa tari-tarian atau musik,

    maka wisatawan akan lebih tertarik untuk datang ke

    destinasi wisata yang dipromosikan. Selain itu, usaha di

    sektor ekonomi kreatif yang langsung dapat membantu

    mempromosikan sektor kepariwisataan adalah usaha

    periklanan, dimana jasanya dibutuhkan oleh usaha

    pariwisata untuk mempromosikan produk-produknya.

    Sebaliknya, konten-konten promosi pariwisata

    juga seringkali mengangkat karya-karya kreatif di

    daerah tersebut. Contohnya: funitur jepara, kerajinan

    tasikmalaya, bordir kerancang bukit tinggi, dan lainnya.

    Promosi pariwisata juga berperan mempromosikan

    karya-karya kreatif.

    Keterkaitan kepariwisataan dengan ekonomi kreatif

    dapat dijabarkan secara mendetail sebagai berikut:

    a. Penguatan kualitas kepariwisataanKualitas kepariwisataan seringkali diukur dari

    lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan.

    Semakin lama tinggal wisatawan dan semakin besar

    pengeluaran wisatawan, semakin baik pula kualitas

    kepariwisataan. Ekonomi kreatif dapat meningkatkan

    pengeluaran wisatawan dan lama tinggal wisatawan

    melalui keberadaan produk dan jasa kreatif sebagai

    souvenir dan sebagaihiburan di daerah destinasi wisata.

    Produk-produk dari subsektor kerajinan, fesyen, dan

    pasar barang seni dapat menjadi souvenir, sementara

    produk dan jasa kuliner, musik, seni pertunjukan, film,video, fotografi, desain, dan arsitektur dapat menjadi

    hiburan di daerah destinasi wisata.

    b. Penciptaan daya tarik wisata

    Produk dan jasa ekonomi kreatif dapat menjadi daya

    tarik wisata yang dapat dikembangkan menjadi

    destinasi wisata Indonesia. Sebuah daerah yang

    memiliki kuliner, seni pertunjukan, musik, fesyen yang

    unik dapat dikembangkan sebagai wisata kuliner,

    wisata belanja fesyen, wisata batik, wisata budaya,

    dan lain-lain. Even-even kreatif tradisional hingga

    kontemporer juga dapat dikemas untuk mendatangkan

    wisman dan nasional, seperti: Jember Carnival, Solo

    Batik Carnival, Java Jazz, Festival Danau Sentani, dan

    masih banyak lagi.

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    43/250

    Bab 1 Pendahuluan

    8

    Pasca krisis ekonomi global 2008-2009, perekonomian

    negara-negara dunia telah memasuki periodepemulihan. Pemulihan ekonomi ditandai perbaikan

    indikator-indikator ekonomi dunia, seperti

    pertumbuhan positif PDB dunia, volume perdagangan

    dunia, dan aliran modal/investasi di tahun 2010.

    PDB dunia tahun 2010 tumbuh sebesar 4,1%, setelah

    sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif -2,3% di

    tahun 2009. Perdagangan dunia tumbuh 12,8% tahun

    2010, dimana tahun 2009 tumbuh negatif -11%. Aliran

    modal tumbuh 5,4% tahun 2010, dimana tahun 2009

    hanya tumbuh 3,7%.

    Pemulihan ekonomi dunia tidak terlepas dari upaya-

    upaya yang dilakukan di beberapa negara seperti

    pelonggaran moneter melalui penurunan suku bunga

    untuk menggairahkan aliran modal atau investasi,

    penjaminan simpanan, paket stimulus pemerintah,

    serta kebijakan-kebijakan pendukung lain baik fiskal,

    perbankan, maupun sektor riil. Pemulihan ekonomi

    dunia diprediksi masih akan berlanjut, dimana tahun

    2013-2014 PDB dunia diproyeksikan tumbuh 3,65% dan

    3,87%, dan perdagangan dunia diproyeksikan tumbuh

    6,1% dan 6,6%. Harga minyak mentah akan mengalami

    penurunan -5,5% dan -1,2%, meskipun masih di tingkat

    harga yang cukup tinggi. Aliran modal tumbuh 3,3%

    dan 3,7%, sekitar 24,8% dan 25,4% dari PDB dunia.

    Pemulihan ekonomi yang terjadi akan menyebabkan

    peningkatan daya beli masyarakat dunia, nilai tukar

    yang semakin stabil, serta tekanan inflasi yang semakin

    menurun. Indikasi ini merupakan sinyal positif bagi

    upaya-upaya pembangunan untuk meningkatkan

    kinerja kepariwisataan dan ekonomi kreatif, seperti

    jumlah, lama tinggal, dan pengeluaran wisman, sertakinerja ekspor ekonomi kreatif Indonesia.

    1.1.2.1 KONDISI PEREKONOMIAN GLOBAL

    1.1.2 KONDISI PEREKONOMIAN GLOBAL DAN INDONESIA

    adalah terkait dengan: kondisi perekonomian,

    perkembangan era digital, kondisi sosial, politik, dankeamanan, kondisi konektivitas antar negara, serta

    kondisi iklim dan cuaca.

    Dinamika kondisi global turut mempengaruhi kondisi

    Indonesia yang tentunya akan berpengaruh terhadappengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

    Kondisi global yang perlu menjadi perhatian bagi

    pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif

    Night Scene, Jakarta (Seadi Darmawan)

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    44/250

    Rencana Strategis 20122014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

    9

    Sumber: World Bank, The Global Outlook, Juni 2011

    Tabel 1-1 Perkembangan Perekonomian Dunia

    NegaraPertumbuhan PDB (%) PDB per Kapita (US$)

    2008 20082009 20092010 20102011 20112012 2013 2014No

    Regional

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    1,49

    0,41

    4,28

    4,63

    7,74

    5,59

    4,81

    5,81

    -2,32

    -4,25

    -1,75

    2,63

    7,17

    2,78

    1,71

    0,85

    4,05

    1,79

    6,08

    4,41

    9,46

    5,40

    6,92

    7,20

    2,96

    1,62

    4,53

    4,00

    8,22

    5,17

    5,29

    6,27

    3,16

    1,09

    3,97

    3,61

    7,99

    5,82

    5,60

    6,05

    3,65

    1,53

    4,07

    4,28

    8,45

    5,51

    5,84

    6,38

    3,87

    1,69

    4,06

    4,81

    8,50

    5,40

    6,02

    6,42

    33.005

    10.852

    8.650

    4.317

    2.164

    4.873

    3.225

    31.829

    10.642

    8.758

    4.616

    2.189

    4.942

    3.193

    32.671

    11.280

    9.071

    5.050

    2.275

    5.243

    3.863

    33.819

    11.903

    9.557

    5.520

    2.382

    5.566

    4.576

    6,01

    1,49

    4,81

    4,15

    7,79

    2,56

    3,60

    6,69-1,94

    9,60

    5,16

    6,19

    5,25

    -1,17

    2,30

    0,73

    -0,07

    -0,34

    -1,32

    -0,21

    0,80

    1,77

    0,81

    4,58

    -0,77

    -1,64

    1,15

    7,59

    -2,36

    5,14

    -1,96-1,77

    9,22

    -0,65

    6,77

    -7,80

    -6,28

    0,32

    -1,93

    -4,88

    -3,49

    -5,22

    -2,63

    -2,65

    -3,53

    -5,08

    6,11

    1,45

    7,19

    7,63

    7,93

    7,78

    5,45

    6,022,60

    10,33

    7,49

    10,09

    4,00

    3,96

    6,16

    10,88

    1,35

    3,03

    1,30

    1,38

    2,11

    1,63

    3,56

    6,40

    5,30

    5,20

    4,66

    8,26

    3,54

    5,53

    6,052,77

    9,47

    3,77

    7,84

    4,29

    -0,47

    3,91

    5,24

    1,14

    1,53

    0,64

    1,65

    2,42

    1,63

    2,73

    6,30

    4,30

    5,10

    4,88

    8,39

    4,79

    5,50

    6,452,17

    9,04

    3,63

    7,53

    4,08

    2,30

    4,35

    5,00

    1,58

    1,78

    0,32

    1,40

    1,54

    1,35

    1,27

    6,70

    4,20

    5,10

    5,00

    7,10

    4,80

    5,64

    6,991,88

    9,49

    4,15

    8,10

    4,05

    2,04

    4,19

    4,88

    2,37

    2,54

    0,54

    1,87

    1,74

    1,53

    1,50

    7,00

    4,20

    5,10

    5,00

    7,41

    4,90

    5,63

    7,293,76

    9,46

    4,16

    8,15

    4,00

    2,00

    4,00

    4,91

    2.61

    3.08

    0.80

    2.10

    1.78

    1.65

    1.50

    2.237

    37.971

    8.088

    1.919

    856

    4.300

    533

    80536.223

    3.404

    8.729

    1.081

    11.704

    38.216

    19.162

    17.372

    43.652

    46.901

    38.701

    45.623

    47.123

    53.221

    44.392

    2.327

    36.112

    6.920

    1.827

    886

    4.151

    587

    76826.423

    3.739

    8.360

    1.077

    8.545

    39.459

    17.110

    16.326

    35.315

    45.348

    35.251

    42.018

    43.552

    48.148

    40.447

    2.974

    43.117

    8.423

    2.123

    1.004

    4.992

    742

    81429.675

    4.382

    10.816

    1.371

    10.356

    42.783

    20.756

    18.558

    36.164

    46.860

    34.059

    40.704

    42.845

    46.986

    40.274

    3.469

    50.714

    8.617

    2.255

    1.204

    5.281

    804

    91236.521

    5.184

    12.917

    1.527

    13.236

    45.774

    23.749

    21.592

    39.604

    48.147

    37.046

    44.401

    48.110

    51.410

    44.556

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    89

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    Negara

    Dunia

    Eropa

    Amerika Lan dan Karibia

    Timur Tengah & Afrika Utara

    Asia

    Afrika Sub Sahara

    ASEAN-5

    BRIC

    Indonesia

    Singapura

    Malaysia

    Filipina

    Laos

    Thailand

    Myanmar

    KambojaBrunei

    China

    Brazil

    India

    Rusia

    Jepang

    Korea Selatan

    Taiwan

    Inggris

    Amerika Serikat

    Italia

    Perancis

    Belgia

    Belanda

    Jerman

  • 7/22/2019 Renstra Final All 29juni2012

    45/250

    Bab 1 Pendahuluan

    10

    Pertumbuhan Impor Barang dan Jasa (%) Total Investasi (%dari PDB)

    2008 20082009 20092010 20102011 20112012 2012 20122013 2013 20132014 2014 2014

    34.468

    12.364

    9.816

    5.958

    2.482

    5.864

    4.969

    35.145

    12.803

    10.108

    6.433

    2.570

    6.165

    5.433

    35.969

    13.288

    10.485

    6.964

    2.664

    6.510

    5.930

    3,13

    0,76

    8,82

    16,69

    6,48

    13,59

    8,04

    48,18

    12,75

    8,94

    24,56

    -0,14

    18,79

    5,46

    20,54

    108,34

    5,41

    3,30

    5,74

    5,05

    10,82

    8,05

    8,21

    44,69

    -11,01

    -12,02

    -17,41

    -2,00

    -0,41

    -2,35

    -12,92

    -51,18

    7,67

    5,61

    11,36

    5,96

    12,78

    4,82

    5,83

    73,84

    6,13

    3,89

    6,30

    4,30

    11,87

    5,46

    8,28

    46,01

    6,60

    4,10

    6,14

    3,76

    12,19

    5,12

    8,47

    46,01

    23,82

    22,10

    23,80

    27,39

    38,36

    22,39

    26,24

    34,89

    21,69

    18,92

    20,03

    29,11

    41,40

    22,07

    25,01

    36,85

    22,86

    19,22

    21,72

    27,06

    41,63

    21,51

    28,32

    37,31

    23,61

    19,68

    22,30

    25,66

    42,29

    21,42

    28,59

    37,93

    24,23

    19,79

    22,88

    26,77

    42,26

    21,84

    29,46

    38,30

    24,80

    20,06

    23,24

    27,38

    42,41

    21,99

    30,29

    38,63

    25,35

    20,30

    23,43

    27,79

    42,54

    22,44

    31,10

    38,84

    3.848

    53.072

    9.147

    2.376

    1.338

    5.865

    820

    99835.743

    5.716

    13.316

    1.646

    14.918

    47.960

    25.949

    23.380

    41.289

    49.055

    37.577

    45.468

    49.630

    52.582

    45.619

    4.190

    54.401

    9.707

    2.496

    1.429

    6.445

    844

    1.09735.206

    6.323

    14.083

    1.804

    16.559

    49.014

    27.703

    25.154

    43.204

    50.144

    37.994

    46.535

    50.849

    53.558

    46.337

    4.568

    55.941

    10.301

    2.624

    1.534

    6.990

    869

    1.21535.204

    6.986

    14.893

    1.973

    18.230

    50.621

    29.653

    27.096

    45.278

    51.635

    38.526

    47.757

    52.021

    54.678

    47.184

    19,60

    9,40

    3,46

    -5,22

    18,08

    11,34

    29,86

    2,0610,97

    3,79