Presus Oa Dr Lisa

download Presus Oa Dr Lisa

of 23

description

ikk

Transcript of Presus Oa Dr Lisa

  • OSTEOARTRITIS PADA LAKI

    KRISIS KEPERCAYAAN DIRI AKIBAT KECEMASAN DENGAN

    PENYAKIT YANG DIDERITANYA

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program

    Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kedokteran

    BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

    PRESENTASI KASUS

    OSTEOARTRITIS PADA LAKI-LAKI LANJUT USIA DENGAN

    KRISIS KEPERCAYAAN DIRI AKIBAT KECEMASAN DENGAN

    PENYAKIT YANG DIDERITANYA

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program

    Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga

    Puskesmas Kotagede I

    Disusun Oleh :

    DIAN NOVITAWATI

    20100310039

    BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

    MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2015

    1

    LAKI LANJUT USIA DENGAN

    KRISIS KEPERCAYAAN DIRI AKIBAT KECEMASAN DENGAN

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program

    Keluarga

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia

    dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus bagian ilmu

    kedokteran keluarga yang berjudul Osteoartritis pada laki-laki lanjut usia dengan

    krisis kepercayaan diri akibat kecemasan dengan penyakit yang dideritanya.

    Penulis menyadari selesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai

    pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. drg. Arief Haritanto, M.Kes, selaku kepala puskesmas kotagede I

    2. dr. Liza Dwipantari A, selaku dokter pembimbing puskesmas

    3. dr. Denny Anggoro Prakoso, selaku dosen pembimbing profesi

    4. dr Ida, dr Eva, dr. Chandra, dan seluruh staf serta karyawan puskesmas kotagede

    5. Semua pihak yang telah mendukung penulisan laporan ini.

    Dalam penulisan laporan ini penulis masih memiliki banyak kekurangan.Kritik dan

    saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan ini.

    Yogyakarta, September 2015

  • 3

    DAFTAR ISI

    PRESENTASI KASUS ........................................................................................... 1

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

    BAB I ...................................................................................................................... 4

    LAPORAN KASUS ................................................................................................ 4

    A. IDENTITAS ................................................................................................. 4

    B. ANAMNESIS .............................................................................................. 5

    C. PEMERIKSAAN FISIK .............................................................................. 7

    D. PEMERIKSAAN PENUNJANG ................................................................. 9

    E. DIAGNOSIS BANDING ............................................................................. 9

    F. USULAN PEMERIKSAAN ........................................................................ 9

    G. DIAGNOSIS KLINIS .................................................................................. 9

    H. PERANGKAT PENILAIAN KELUARGA .............................................. 10

    I. LAMPIRAN ............................................................................................... 15

    J. DIAGNOSTIK HOLISTIK ........................................................................ 16

    K. MANAJEMEN KOMPREHENSIF ........................................................... 16

    BAB II

    ANALISIS KASUS .............................................................................................. 17

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 19

    KEPUSTAKAAN ................................................................................................. 23

  • 4

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    A. IDENTITAS

    Nama : Tn. M. D

    Umur : 70 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Pekerjaan : pensiunan

    Alamat : Buchoren KGII no 644

    No Rekam Medis : 3000111

    Tanggal periksa : 19-9-2015

  • 5

    B. ANAMNESIS

    Keluhan Utama : Nyeri kedua lutut dan kaku

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    Pasien datang ke puskesmas mengeluh nyeri pada kedua lutut dan terasa

    kaku untuk digerakan terutama untuk berjalan dan terkadang terdengar bunyi

    kretek ketika digerakkan. Keluhan ini sudah dirasakan sejak lama, kurang

    lebih 3 tahun yang lalu. Keluhan terutama terjadi saat kondisi berdiam lama

    kemudian bergerak seperti saat bangun tidur. Pasien terdiagnosis osteoartritis

    sejak tahun 2012. Pasien minum obat dari puskesmas jika merasa sakit. Akhir-

    akhir ini pasien merasa obat yang diminum tidak menunjukkan perubahan.

    Nyeri di lutut tidak menghilang dan pasien semakin sulit untuk berjalan dan

    beraktifitas.

    Anamnesis Illness

    Pasien merasa cemas dengan penyakitnya karena dirasa tidak ada

    perbaikan dan dirasa semakin memberat. Pasien masih belum paham

    bagaimana cara perawatan penyakitnya saat di rumah selain dengan minum

    obat. Pasien ingin dapat berjalan dengan normal lagi karena pasien tidak suka

    berdiam diri di rumah. Semenjak sakit, pasien kesulitan melakukan beberapa

    pekerjaan rumah dan hanya dapat berkumpul dan ikut serta dalam beberapa

    acara di desa. Pasien mulai tidak pecaya diri untuk melakukan pekerjaan rumah

    ataupun berkumpul di masyarakat karena merasa cemas penyakitnya akan

    mengganggu aktivitas tersebut.

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya, kumat-kumatan

    Riwayat penyakit kronis lain disangkal

    Riwayat mondok di RS sebelumnya disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga:

    Di keluarga tidak ada yang sakit dengan keluhan serupa

    Ayah meninggal dengan riwayat penyakit PPOK

    Kakak laki-laki meninggal dengan riwayat penyakit asma

  • 6

    Riwayat Personal Sosial dan Lingkungan (RPSL)

    Riwayat personal

    Pasien adalah seorang suami berusia 70 tahun dan seorang pensiunan

    brimob. Pasien tinggal hanya berdua dengan istrinya dan ketiga anaknya

    telah hidup mandiri bersama keluarganya masing-masing

    - Riwayat pernikahan: Pasien telah menikah selama 50 tahun, dan tidak

    ada masalah

    - Riwayat ekonomi: Pasien mengandalkan uang pensiunan dan kiriman

    dari anak-anaknya untuk kehidupan sehari-hari. Rp 2.000.000 / bulan

    - Gaya hidup

    Pasien makan 2-3x/hari dengan pola yang teratur

    Pasien jarang berolahraga karena merasa sakit pada lututnya

    Pasien tidak merokok atau minum alkohol

    Pasien rutin minum obat dan kontrol ke puskesmas

    Pasien mengaku mengetahui penyakitnya tetapi masih belum terlalu

    paham

    Riwayat sosial

    Pasien sering berinteraksi dengan tetangga. Pasien juga selalu ikut serta

    dalam berbagai kegiatan didesanya. Interaksi pasien dengan anggota

    keluarga baik. Pasien sering berkunjung ke rumah anaknya begitu juga

    sebaliknya.

    Riwayat Lingkungan

    Pasien tinggal di kawasan padat penduduk. Rumah pasien berdampingan

    langsung dengan tetangga. Kondisi di dalam rumah tampak bersih dan rapi.

    Kondisi di luar sekitar rumah meliputi selokan dan halaman tampak bersih.

    Review Sistem

    Serebrospinal : pusing tidak ada, kelemahan angota gerak tidak ada,

    demam tidak ada, menggigil tidak ada,

    Respirasi : batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak tidak ada

    Kardiovaskuler : nyeri dada tidak ada, berdebar-debar tidak ada

    Digestivus : mual tidak ada, tidak ada muntah, nyeri perut

  • 7

    tidak ada. Bisa flatus, BAB normal

    Urogenital : BAK lancar, tidak ada keluhan miksi

    Muskuloskeletal : gerak pada kedua lutut terbatas, nyeri gerak pada kedua

    lutut, kaku pada sendi kedua lutut.

    .

    Integumentum : pucat tidak ada, suhu raba hangat, benjolan pada leher,

    tidak nyeri.

    Sistem indra : tidak ada keluhan, dalam batas normal

    C. PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, status gizi baik

    Kesadaran : Compos Mentis

    Vital Sign

    Nadi : 88x/menit, isi dan tegangan cukup

    Respiratory rate: 20x/menit, irama reguler

    Suhu: 36,50 c

    Tekanan Darah: 120/80 mmHg

    Status gizi : BB = 70 kg TB = 169 cm

    IMT= 24.5

    Kesan: status gizi baik

    Status Generalis

    Kepala

    Bentuk : bulat, simetris Simetris, bentuk mesochepal,

    rambut hitam distribusi merata

    Rambut : lurus, tidak mudah dicabut

    Mata : tidak cekung, konjungtiva anemi (-/-), sklera tidak

    ikterik, pupil bulat, isokor, reflek cahaya (+/+),

    edema palpebra (-/-)

    Telinga : Bentuk dan ukuran dbn, sekret tidak ada,

    pendengaran normal

  • 8

    Hidung : bentuk dan ukuran normal, sekret (-).

    Mulut : sianosis (-), mukosa bibir kering (-)

    Tenggorokan : faring hiperemis (-)

    Leher

    Bentuk : simetris

    Trakhea : ditengah

    Pembesaran limfonodi: (-)

    JVP : tidak meningkat

    Thoraks

    Paru-paru

    Inspeksi : statis-dinamis simetris, retraksi (-/-)

    Perkusi : sonor kedua lapang paru

    Palpasi : nyeri tekan (-)

    Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)

    Jantung

    Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

    Palpasi : ictus cordis tidak teraba

    Auskultasi : HR 70x/menit, murmur (-), gallop (-)

    Abdomen

    Inspeksi : datar, simetris, tanda peradangan (-)

    Auskultasi : bising usus (+) N

    Perkusi : tympani (+)

    Palpasi : nyeri tekan (-), supel, hepar dan lien tidak teraba

    Ekstremitas

    Akral dingin (-), sianosis (-), edema (-), gerak aktif (tonus otot baik),

    ptechie (-)

    Neurologis

    Reflek fisiologis (+)

    Reflek patologis (-)

    Rangsang Meningeal (- )

  • 9

    Kulit

    Warna : sawo matang

    Sianosis : (-)

    Ruam : (-)

    Ikterus : (-)

    Turgor : baik, kembali cepat

    Kulit kering : (-)

    Edema umum : (-)

    Status lokalis regio genu

    Kemerahan (-/-), edema (-/-), ROM terbatas, nyeri tekan (+/+), krepitasi (+/+)

    D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan laboratorium

    - GDS : 89

    - Asam urat : 5,2 md/dl

    Pemeriksaan radiologi

    - Foto polos genu dextra dan sinistra 2012 OA

    E. DIAGNOSIS BANDING Osteoartritis

    Gout artritis

    Rheumatoid artritis

    F. USULAN PEMERIKSAAN Radiologi : foto polos genu dextra sinistra ulang

    G. DIAGNOSIS KLINIS Osteoartritis

  • 10

    H. PERANGKAT PENILAIAN KELUARGA

    1. Genogram

    Keluarga Tn M. Djamhuri

    Tanggal: 19- September 2015

    Tn. MD 70th

    Ny. P 68 th

    D OA

    PPOK

    asma

    DM

    46th

    41th

    38th

    Legenda:

    : laki-laki D : Decision maker

    : Perempuan OA : osteoartritis

    : Meninggal : tinggal satu rumah

    : Pasien

  • 11

    2. Family Map

    Kesan: hubungan dengan anggota keluarga fungsional

    3. Family Live Cycle

    Aging Family Member

    4. Family APGAR

    komponen Indikator hampir

    tidak

    pernah

    kadang-

    kadang

    hampir

    selalu

    Adaptation saya puas dengan keluarga saya Karena

    masing-masing anggota keluarga sudah

    menjalankan kewajban sesuai dengan

    seharusnya

    partnership saya puas dengan keluarga saya karena

    dapat membantu memberikan solusi

    terhadap permasalahan yang saya

    hadapi

    Growth saya puas dengan kebebasan yang

    diberikan keluarga saya untuk

    mengembangkan kemampuan yang

    saya miliki

    affection saya puas dengan kehangatan/kasih

    saying yang diberikan keluarga saya

    Istri

    Anak I Anak II

    Anak III

  • 12

    Resolve saya puas dengan waktu yang

    disediakan keluarga untuk menjalin

    kebersamaan

    skor total 10

    Kesan: Fungsi keluarga sehat

    5. Family SCREEM

    Komponen Sumber Daya Patologis

    Social Interaksi dengan keluarga baik,

    pasien sering berkunjung ke

    rumah anaknya begitu juga

    sebaliknya.

    Hubungan dengan tetangga baik,

    pasien sering ikut acara di

    masyarakat.

    -

    Cultural Pasien dan keluarga tidak

    percaya mitos-mitos yang tidak

    jelas kebenarannya

    Religious Keluarga pasien beragama islam

    dan selalu taat beribadah.

    Economic - Untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-hari

    pasien mengandalkan gaji

    pensiunan dan anaknya

    sering memberi.

    Education Memiliki TV dan radio sebagai

    sumber informasi.

    Pasien sering periksa ke dokter

    mengenai penyakitnya

    -

    Medical Jika sakit pasien langsung ke

    dokter atau puskesmas

    -

  • 13

    6. Family Life Line

    Year Age Life event Crisis Severity of Illness

    1991 46 Pensiun **

    2012 67 Didiagnosis OA pertama kali ***

    7. Lingkungan Rumah

    1. Lokasi

    Rumah yang dihuni pasien terletak di pemukiman yang padat saling

    berhimpit dengan tetangga. Lokasi hanya bisa ditempuh dengan motor

    dan berjalan kaki.

    2. Kondisi

    - Bangunan semi permanen, tidak bertingkat, berdinding tembok dan

    papan, lantai semen dan atap genting.

    - Ukuran 7m x 7m.

    - Pembagian ruangan; terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang

    keluarga, 1 kamar mandi, 1 dapur, dan 1 kamar mandi.

    - Kebersihan: tampak bersih, tetapi di bagian kamar mandi dan dapur

    agak kurang bersih.

    - Kepadatan: barang-barang di rumah tidak terlalu banyak, ruang

    untuk berkumpul tampak lenggang.

    - Pencahayaan: cahaya yang masuk cukup dan jendela sering dibuka.

    - Ventilasi: terdapat 1 jendela di ruang keluarga, 2 jendela di ruang

    tamu, masing-masing 1 jendela di kamar tidur, terdapat ventilasi di

    dapur dan kamar mandi.

    - Sanitasi: persedian air berasal dari air sumur, sarana pembuangan air

    limbah dialirkan ke selokan kecil di belakang rumah. Tempat

    pembuangan sampah di belakang rumah selanjutnya dikumpulkan di

    pembuangan sampah terdekat.

    - Halaman: tidak ada, rumah pasien langsung berhubungan dengan

    jalan gang.

  • 14

    8. Indikator PHBS

    ya tidak

    persalinan ditolong tenaga kesehatan

    memberi asi eksklusif

    menimbang balita setiap bulan

    menggunakan air bersih

    menggunakan jamban sehat

    memberantas jentik di rumah seminggu sekali

    makan sayur dan buah setiap hari

    melakukan aktivitas fisik setiap hari

    mencuci tangan dengan air bersih

    tidak merokok dalam rumah

    Kesan: Keluarga pasien sudah berprilaku hidup bersih dan sehat

    9. Denah Rumah

    R. Tamu

    rumah induk

    R. keluarga

    KT 1

    KT 2

    dapur Sumur + Tempat cuci

    Dapur

    7 m

    7 m

  • 15

    I. LAMPIRAN

  • 16

    J. DIAGNOSTIK HOLISTIK

    Osteoartritis pada laki-laki lanjut usia dengan krisis kepercayaan diri akibat

    kecemasan dengan penyakit yang dideritanya

    K. MANAJEMEN KOMPREHENSIF

    1. Promotif

    - Edukasi penyebab penyakitnya

    - Edukasi pentingnya berpikir positif tentang penyakitnya untuk

    meningkatkan kembali kepercayaan diri pasien

    - Edukasi keluarga untuk turut memberi dukungan kepada pasien. Serta

    mencari solusi bersama dengan anggota keluarga

    2. Preventif

    - Pola makan yang baik untuk menjaga BB normal

    - Rutin olahraga dengan tetap bergerak dan melakukan peregangan untuk

    menjaga kodisi persendian tetap stabil

    - Melatih pasien untuk berpikir positif untuk menghilangkan

    kecemasannya dengan rajin beribadah.

    - Memodifikasi WC pasien dengan memberi kursi duduk agar

    meminimalkan kesakitan pasien.

    3. Kuratif

    - R/ Meloxicam tab 7,5mg No X

    S 2 dd tab I PC

    - R/ Vitamin B complex tab No V

    S 1 dd tab I PC

    4. Rehabilitatif

    (-)

    5. Paliatif

    (-)

  • 17

    BAB II

    ANALISIS KASUS

    Pasien terdiagnosis osteoartritis sejak tahun 2012. Penegakan diagnosis pada

    pasien berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

    Pada anamnesis didapatkan pasien laki-laki 70 tahun dengan keluhan nyeri pada

    kedua lutut dan terasa kaku untuk digerakan dan terkdang terdengar bunyi

    kretek ketika digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik pada kedua ekstremitas

    bawah regio genu didapatkan ROM terbatas, nyeri tekan (+/+), krepitasi (+/+).

    Hasil pemeriksaan penunjang berupa radiologi pada tahun 2012 menunjukan

    gambaran OA.

    Penegakkan diagnosis OA menurut guideline NICE , OA ditegakkan

    berdasarkan: 1. Anamnesis meliputi nyeri pada sendi, kaku sendi dan

    pembengkakan sendi. 2. Pemeriksaan fisik meliputi ROM yang terbatas, nyeri

    tekan dan terdapat tanda peradangan sendi. 3. Pemeriksaan penunjang berupa

    aspirasi sendi, foto X-rays dan MRI. Pada kasus tertentu diagnosis klinis OA

    tanpa investigasi lanjut dapat ditegakkan jika seseorang penderita memiliki

    kriteria: 1. Umur 45 tahun, 2. Memiliki nyeri gerak pada daerah sendi, 3.

    Memiliki salah satu kriteria tidak adanya kekakuan sendi saat bangun tidur atau

    kekakuan saat bangun tidur yang tidak berlangsung lebih dari 30 menit. Sehingga

    penegakkan diagnosis OA pada pasien sudah tepat.

    Terapi yang didapatkan pasien meliputi Meloxicam (NSAIDs) 2 x 1,

    Vitamin B complex sebagai multivitamin tambahan. Penatalaksanaan OA

    berdasarkan panduan guideline NICE meliputi faktor-faktor berikut: 1. Mengatasi

    gejala (seperti nyeri, kaku, dan edema) dengan analgesik golongan NSAIDs

    (aspirin, ibuprofen, naproxen, dan celecoxib), kortikosteroid, opioid dan injeksi

    asam hialuronat (hanya dilakukan petugas profesional). 2. Meningkatkan

    mobilitas dengan tidak membatasi gerak pada aktifitas sehari-hari dan

    meningkatkan fleksibelitas sendi dengan melakukan gerakan-gerakan peregangan

    rutin setiap harinya, 3. Menjaga berat badan ideal. 4. Latihan yang cukup dapat

  • 18

    beruba. Sehingga penganan pada pasien masih kurang dalam mengatasi

    penyakitnya secara maksimal.

    OA merupakan penyakit kronis. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan,

    tetapi terdapat terapi untuk mengatasi gejala yang timbul. Oleh karena itu

    manajemen jangka panjang dari penyakit meliputi semua faktor-faktor di atas dan

    sangat penting dalam penatalaksanaan OA secara menyeluruh sehingga mampu

    meningkatkan kualitas hidup pasien. Pada pendekatan secara holistik, keterlibatan

    keluarga sangat dibutuhkan dalam manajemen penyakit mengingat penderita OA

    sering mengalami krisis kepercayaan diri akibat merasa mulai kesulitan untuk

    melakukan kegiatan sehari-hari. Pada kasus keluarga dapat dilibatkan mulai dari

    memberi dukungan positif pada pasien, mengawasi minum obat, mengajak dan

    mengawasi pasien untuk terus berolahraga dan menjaga berat badanya tetap

    normal hingga membantu mengakomodasi pasien dengan alat bantu berupa

    membantu memodifikasi wc jongkok yang ada dengan memberi kursi.

    .

  • 19

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    GUIDELINE UPDATE NICE

    A. Pendekatan Holistik dalam menilai dan manajemen OA

    1. Lakukan penilaian terhadap efek OA pada pasien.

    Gambar yang digunakan sebagai alat bantu untuk menilai:

  • 20

    2. Lakukan kesepakatan dengan pasien dan keluarga mengenai rencana

    dalam menangani penyakit.

    3. Perhitungkan komorbiditas yang turut mencampuri efek dari OA

    ketika membuat rencana penanganan.

    4. Diskusikan untung dan rugi dari pilihan terapi kepada penderita dan

    perhitungakan dengan komorbiditas.

    5. Tawarkan tentang perawatan berikut kepada seluruh penderita OA

    - Mengakses informasi yang sesuai mengenai penyakitnya

    - Beraktifitas dan latihan.

    - Berikan intervensi untuk menurunkan berat badan jika terdapat

    kelebihan berat badan atau obesitas.

    B. Terapi farmakologi

    1. Analgesik oral

    Pertimbangkan pemberian paracetamol untuk menghilangkan rasa sakit

    dan sebagai tambahan perawatan. Dosis umum dapat digunakan.

    Pemberian paracetamol dan atau NSAIDs topikal dapat

    dipertimbangkan sebelum penggunaan oral NSAIDs, COX-2 inhibitor

    ataupun opioid.

    2. Terapi topikal

    Topikal NSAIDs sebagai tambahan perawatan pada penderita.

    Capsaicin topikal dapat diperhitungkan. Jangan tawarkan rubefacient

    sebagai terapi.

    3. Injeksi intra artikular

    Injeksi kortikosteroid intraartikular dapat digunakan sebagai terapi

    pilihan untuk penghilang rasa sakit (tingkat moderate-severe) pada OA.

    Jangan tawarkan injeksi hyaluronan intraartikular sebagai terapi OA.

  • 21

    Gambar. Tangga pendekatan terapi pada OA menurut jurnal American Family

    Physician Volume 85

    C. Terapi non Farmakologi

    1. Latihan dan manual terapi

    Sarankan untuk lakukan terapi latihan meliputi: peregangan otot dan

    fitnes aerobik.

    2. Penurunan berat badan

    3. Elektroterapi

    Terapi yang dilakukan petugas kesehatan terlatih dengan menggunakan

    TENS (transcutaneous eletrical nerve stimulation)

    4. Neutraceuticals

    Jangan tawarkan glukosamin atau kondroitin sebagai terapi

    5. Akupuntur

    6. Alat bantu

    Tawarkan alat bantu meliputi alas kaki yang nyaman (dengan bantalan)

    dan alat bantu berjalan pada penderita yang sudah sulit berjalan

    7. Terapi invasif

  • 22

    Debridemen dan arthroscopic lavage hanya pada penderita dengan

    riwayat jelas mechanical locking.

    D. Edukasi dan Self-management

    1. Informasi Pasien

    Tawarkan informasi verbal dan tertulis yang akurat kepada semua

    penderita dengan OA untuk meningkatkan pengetahuan mengenai

    kondisi dan penanganannya dan menghilangkan salah pengertian,

    seperti bahwa penyakit ini merupakan proses yang tidak bisa dicegah

    dan tidak bisa diobati.

    2. Intervensi Self-management Pasien

    Lakukan persetujuan Self-management secara individual dengan

    penderita OA. Pastikan perubahan positif seperti latihan, penurunan

    berat badan, penggunaan alas kaki yang nyaman dan sesuai adalah

    target yang wajib.

    Pastikan program Self-management pada penderita baik individu

    maupun kelompok menekankan pada rekomendasi perawatan yang

    ditawarkan.

    3. Termoterapi

    Penggunaan penghangat atau pendingin pada daerah yang nyeri dapat

    dipertimbangkan sebagai tambahan perawatan.

  • 23

    KEPUSTAKAAN

    - NICE Guideline, Osteoarthritis: Care and management in adults February

    2014.

    - Sinusas, Keith. 2012. Osteoarthritis: Diagnosis and Treatment. Dalam

    jurnal American Family Physician volume 85.

    PRESENTASI KASUSKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB ILAPORAN KASUSA. IDENTITASB. ANAMNESISC. PEMERIKSAAN FISIKD. PEMERIKSAAN PENUNJANGE. DIAGNOSIS BANDINGF. USULAN PEMERIKSAANG. DIAGNOSIS KLINISH. PERANGKAT PENILAIAN KELUARGAI. LAMPIRANJ. DIAGNOSTIK HOLISTIKK. MANAJEMEN KOMPREHENSIF

    BAB IIANALISIS KASUSBAB IIITINJAUAN PUSTAKAKEPUSTAKAAN