Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam suatu persalinan merupakan suatu landasan bagi kami untuk memaparkannya dan mengajak teman-teman sejawat untuk berdiskusi, sehingga diharapkan apabila dalam menghadapi  persalinan yang serupa dengan yang akan kami presentasikan teman-teman sudah mengerti dan dapat berbuat atau bertindak dengan benar sehingga diharapkan tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Topik yang kami ajukan ini sangat menarik karena terdapat permasalahan yang dapat untuk dijadikan diskusi dan sering kita hadapi kelak, Insya Allah. Adapun permasalahan tersebut antara lain adalah : Secsio secaria, sterilisaasi  pomeroy, Fetal distress, Pre Eklamsi Berat, dan tali pusat menumbung. Sedikit  pengantar sebelum memasuki topik diskusi kita akan kami paparkan secara sederhana tentang Hipertensi, letak lintang, fetal distress, tali pusat menumbung. Hipertensi sebagai penyulit dalam kehamilan sering ditemukan dan merupakan salah satu dari tiga besar selain perdarahan dan infeksi, yang terus menjadi  penyebab utama sebagai penyebab kematiaan ibu dan anak. Oleh karena itu diagnosis dini sangat penting yaitu mampu mengenali dan mengobati pre eklamsi ringan agar tidak berlanjut menjadi pre eklamsi berat dan pre eklamsi berat menjadi eklamsi, hal ini hanya bisa diketahui bila ibu memeriksakan dirinya secara rutin selama hamil. Berdasarkan hal tersebut diatas sangat jelas bahwa  pemeriksaan ante natal care yang teratur dan rutin dapat bermanfaat untuk mencari tanda-tanda pre eklamsi dalam usaha pencegahan pre eklamsi berat dan eklamsia. Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan yang bokong pada sisi yang lainnya,  pada keadaan ini apabila tidak ditolong dengan segera / tanpa pertolongan khusus, akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Fetal distress kegawat-daruratan janin sehingga memerlukan tindakan darurat untuk menyelamatkannya.Berikut ini akan sedikit dibahas tentang tinjauan  pustaka dari masing-masing topik yang telah disebutkan diatas. Tali pusat menumbung adalah bila tali pusat berada disamping atau lebih rendah dari bagian depan anak, pada ketuban telah pecah. 1

Transcript of Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

Page 1: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 1/19

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam suatu persalinan merupakan

suatu landasan bagi kami untuk memaparkannya dan mengajak teman-teman

sejawat untuk berdiskusi, sehingga diharapkan apabila dalam menghadapi

 persalinan yang serupa dengan yang akan kami presentasikan teman-teman sudah

mengerti dan dapat berbuat atau bertindak dengan benar sehingga diharapkan

tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

Topik yang kami ajukan ini sangat menarik karena terdapat permasalahan

yang dapat untuk dijadikan diskusi dan sering kita hadapi kelak, Insya Allah.

Adapun permasalahan tersebut antara lain adalah : Secsio secaria, sterilisaasi

 pomeroy, Fetal distress, Pre Eklamsi Berat, dan tali pusat menumbung. Sedikit

  pengantar sebelum memasuki topik diskusi kita akan kami paparkan secara

sederhana tentang Hipertensi, letak lintang, fetal distress, tali pusat menumbung.

Hipertensi sebagai penyulit dalam kehamilan sering ditemukan dan merupakan

salah satu dari tiga besar selain perdarahan dan infeksi, yang terus menjadi

  penyebab utama sebagai penyebab kematiaan ibu dan anak. Oleh karena itu

diagnosis dini sangat penting yaitu mampu mengenali dan mengobati pre eklamsi

ringan agar tidak berlanjut menjadi pre eklamsi berat dan pre eklamsi berat

menjadi eklamsi, hal ini hanya bisa diketahui bila ibu memeriksakan dirinya

secara rutin selama hamil. Berdasarkan hal tersebut diatas sangat jelas bahwa

  pemeriksaan ante natal care yang teratur dan rutin dapat bermanfaat untuk 

mencari tanda-tanda pre eklamsi dalam usaha pencegahan pre eklamsi berat dan

eklamsia.

Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus

dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan yang bokong pada sisi yang lainnya,

 pada keadaan ini apabila tidak ditolong dengan segera / tanpa pertolongan khusus,

akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri.

Fetal distress kegawat-daruratan janin sehingga memerlukan tindakan darurat

untuk menyelamatkannya.Berikut ini akan sedikit dibahas tentang tinjauan

 pustaka dari masing-masing topik yang telah disebutkan diatas.

Tali pusat menumbung adalah bila tali pusat berada disamping atau lebih

rendah dari bagian depan anak, pada ketuban telah pecah.

1

Page 2: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 2/19

 

B. Tinjauan Pustaka

 I. Secsio Secaria

Definisi : Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu

insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan rahim dalam keadaanutuh serta berat janin diatas 1500 gr.

Jenis :

- Secsio Secaria Klasik 

- Secsio Secaria Trans Peritoneal Profunda

- Secsio Secaria dengan Histerektomi

- Secsio Secaria Ektraperitoneal

- Secsio Secaria Vaginal

Indikasi :

- Placenta Previa Centralis dan lateralis

- Panggul Sempit

- Ruptur Uteri Imminens

- Partus Lama

- Distosia Servik 

- Pre Eklamsi dan Hipertensi

- Malpresentasi Janin :

Letak Lintang pada panggul sempit primi gravida atau

multipara yang gagal ditolong

Presentasi Bokong bila ada panggul sempit, primi gravida,

 janin besar, janin berharga.

Presentasi dahi dan muka bila reposisi dan cara-cara yang

lain gagal.

Gemeli bila janin pertama letak lintang atau presentasi

dagu, distosia karena tumor.

 II. Pre Eklamsi dan eklamsi 

Definisi :

Pre eklamsi adalah suatu keadaan patologi kehamilan yang ditandai dengan

trias Hipertensi, Proteinuria, serta Oedem yang terjadi setelah umur kehamilan

20 minggu sampai segera setelah persalinan.Eklamsi adalah kejang atau koma

ynag menyertai keadaan pre eklamsi

2

Page 3: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 3/19

 

Diagnosis :

a.   Pre Eklamsi ringan

- Tekanan darah : > 140 / 90 mmHg - < 160 / 110 mmHg diukur pada posis berbaring terlentang.

- Proteinuria : < 5 g/liter dalam 24 jam

- Edema : Local atau general ( kaki, jari tangan, dan muka ) atau kenaikan

 berat badan 1 kg atau lebih per minggu.

b. Pre Eklamsia Berat  

Disebut pre eklamsi berat bila terdapat satu atau lebih gejala berikut ini :

Tekanan Darah Sistolik ≥ 160 mmHg, Diastolik ≥ 110 mmHg atau kenaikan

tekanan sistolik > 60 mmHg, Diastolik > 30 mmHg.

Preteinuria ≥ 5 g / liter/ 24 jam atau = 4 dalam pemeriksaan kualitatif.

Oliguria, yakni < 500 ml/24 jam

Edema yang masif.

Gangguan Visus dan Serebral.

 Nyeri Epigastrum / nyeri kuadran atas abdomen/ muntah-muntah.

Terdapat sindroma HELLP ( Haemolysis, Elevated Liver Enzymes and Low

Platelet Count ).

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium pemeriksaan protein urine baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

Pemeriksaan Darah

Pemerikasaan HPL dan Estriol

Penanganan

1. Pre eklamsi ringan :

a. Rawat Jalan

- Banyak istirahat ( berbaring atau tidur miring )

- Diet cukup protein dan vitamin, rendah karbohidrat, lemak dan

garam.

- Sedative ringan : Diazepam 3 x 2 mg atau luminal 3 x 30 mg

selama 7 hari ( kalau tidak bisa istirahat ).

- Pemeriksaan Laboratorium :

3

Page 4: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 4/19

 

1. Darah dan Urine Rutin

2. Jumlah Trombosit

3. Uji Faal Hati

4. Uji Faal Ginjal

5. Estriol dan HPL

- Kontrol tiap minggu

b. Rawat Inap

- Dalam 2 minggu rawat jalan tidak menunjukan perubahan

- Kenaikan berat badan ≥ 1 kg / minggu

- Timbul salah satu gejala pre eklamsia berat.

2. Pre Eklamsia Berat 

a. Penderita dirawat diruang yang cukup tenang, tidur miring kekiri.

 b. Diet cukup protein dan rendah garam

c. Infus Dextrosa 5 % tiap liternya diselingi infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam

sebanyak 500 ml, jumlah cairan maksimum 1500 ml/hr, kalau tekanan osmotic

 plasma menurun, diberikan larutan koloid.

d. Magnesium Sulfat :

- Dosis Awal : 4 gr IV 20 % dengan kecepatan maksimal 1 g/ menit, segera

dilanjutkan dengan pemberian 8 gr IM larutan 40 % ( 20 ml ) masing-masing 10 ml

dipantat kanan dan kiri.

- Dosis Pemeliharaan : 4 gr IM setiap 6 jam kemudian dengan

syarat :

- Reflek Patella (+)

- Respirasi minimal 16x/menit

- Produksi Urine paling tidak 100 ml/ 4 jam terakhir 

- Tersedia antidotum, yakni Kalsium Glukonat 10 %

- Pemberium Magnesium Sulfat dihentikan setelah 6 jam pasca persalinane

e. Anti Hipertensi

Diberikan bila tekanan sistolik ≥ 180 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg

- Hidralazin :

- 10 mg 4-6 jam sesuai respon

- 5 mg IV, tunggu 5 menit bila tidak ada respon ulangi 5 mg IV sampai dosis

total 25 mg.

4

Page 5: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 5/19

 

- Klonidin :

- Satu ampul ( 0,15 mg ) dilarutkan dalam air 9 ml aqua for injeksion atau

 NaCl fisiologis disuntikkan IV sebanyak 5 ml tunggu 5 menit.

- Bila tekanan darah belum turun diulang sampai 4 kali dalam 30 menit.

- Bila tekanan darah sudah turun, klonidin diberikan secara IM sebanyak 0,15

mg dalam 3-4 jam.

f. Diuretika

1. indikasi

- Edema paru-paru

- Kegagalan Jantung

2. Obat dan Dosis

g. Tindakan Obstetrik 

1. Konservatif:Kehamilan dipertahankan, ditunggu sampai persalinan spont

2. Aktif 

- Indikasi ( bila terdapat satu atau lebih keadaan dibawah ini) :

a. Umur kehamilan 37 minggu

 b. Terdapat gejala inpending eklamsia

c. Kegagalan terapi konservatif medikamentosa :

- 6 jam sejak pengobatan medicinal terjadi kenaikan darah

- Tidak terdapat perbaikan setelah 48 jam perawatan, dengan kriteria

tekanan diastolik ≥ 100 mmHg dan Indeks gestosis ≥ 6

- Cara Terminasi kehamilan

a. Belum dalam persalinan

- Induksi : setelah 30 menit terapi medicinal

- Secsio Secaria bila :

- terdapat kontra indikasi terhadap oksitocin

- setelah 12 jam dalam induksi tidak masuk fase aktif 

- Primigravida lebih cenderung kearah bedah cesar.

 b. Sudah dalam persalinan

- Kala I Laten : Secio secaria

5

Page 6: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 6/19

 

- Kala II Aktif : Amniotomi bila dalam 6 jam setelah Amniotomi tidak 

tercapai pembukaan lengkap ⇒Secio Secaria

- Kala II : Ekstraksi Vakum : Ekstraksi Forcipal.

 III. Letak Lintang Letak lintang ialah suatu keadaan dimana janin melintang didalam uterus

dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan yang satunya pada posisi yang lain.

Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan

 bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada didepan ( dorso

anterior), dibelakang ( dorso posterior), diatas ( dorso superior)atau dibawah (dorso

inferior).

 Etiologi 

Sebab terpenting terjadinya letak lintang adalah multiparitas disertai dinding

uterus dan perut yang lembek. Pada kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan

kembar, janin sering dijumpai dalam keaadaan letak lintang. Keadaan lain yang dapat

menghalangi turunnya turunnya kepala dalam rongga panggul seperti misalnya

  panggul sempit, tumor didaerah panggul, dan plasenta previa dapat pula

mengakibatkan terjadinya letak lintang tersebut. Demikiaan pula kelainan bentuk 

rahim, seperti misalnya uterus arkuatus atau uterus subseptus, juga dapat

menyebabkan terjadinya letak lintang tersebut.

 Diagnosis

Adanya letak lintang sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus

tampak lebih melebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur 

kehamilannya. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin berada disamping, dan

diatas simpisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun kedalam panggul. Denyut

 jantung janin ditemukan disekitar umbilicus.

Apabila bahu sudah masuk kedalam panggul dalam pemeriksaan dalam dapat

diraba bahu dan tulang-tulang iga, bila ketiak dapat diraba, arah menutupnya

menunjukkan letak dimana kepala janin berada. Kalau ketiak menutup kekiri, Kepala

 berada disebelah kiri, demikian juga sebaliknya. Punggung dapat ditentukan dengan

terabanya scapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan terabanya

klavikula.

 Prognosis

6

Page 7: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 7/19

 

Meskipun letak lintang dapat dirubah menjadi letak kepala, tetapi kelaian yang

menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor didaerah panggul

atau plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan dalam persalinan.

Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun

 janinnya. Faktor yang mempengaruhi kematiaan janin pada letak lintang disamping

kemungkinan terjadinya letak lintang kasep maupun ruptur uteri, juga sering akibat

adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan

 janin.

 Penanganan

Apabila pada pemeriksaan antenatal care, ditemukan letak lintang, sebainya

usaha untuk mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Untuk mencegah

  janin memutar kembali ibu dianjurkan mengguanakan korset, dan dilakukan

 pemeriksaan antenatal care ulangan menilai letak janin, ibu diharuskan masuk rumah

sakit terlebih dini pada permulaan persalinan, sehingga bila terjadi perubahan letak,

segera dapat ditentukan diagnosa dan penanganannya. Pada permulaan persalinan

masih dapat diusahakan mengubah letak janin menjadi letak kepala asalkan

  pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban belum pecah, pada seorang

 primigravida bila versi luar tidak berhasil sebainya segera dilakukan secsio secaria.

Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung pada beberapa

faktor. Apabila riwayat obstetrik wanita yang bersangkuata itu baik, tidak didapatkan

 panggul sempit, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai

  pembukaan serviks lengkap untuk kemudian melakukan versi ekstraksi. Selama

menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan melarang wanita tersebut

  bangun atau meneran, Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan

terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan secsio secaria. Jika ketuban pecah

tetapi tidak terdapat prolapsus funikuli maka tergantung pada tekanandan dapat

ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau

mengakhiri persalinan dengan secsio secaria.

Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada kehamilan kembar apabila setelah

 bayi pertama lahir ditemukan bayi yang kedua dalam posisi lintang. Pada letak lintang

kasep, versi ekstraksi akan mengakibatkan ruptur uteri, sehingga bila janin masih

hidup, hendaknya dilakukan secsio secaria dengan segera, sedangkan pada janin yang

sudah mati dilahirkan pervaginam dengan dekapitasi.

7

Page 8: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 8/19

 

 IV. Fetal Distress

Fetal Distress adalah janin dalam keadaan gawat sehingga memerlukan

tindakan darurat untuk menyelamatkannya. Hon ( 1974 ) secara tepat menyebutkan

 bahwa persalinan adalah sebuah uji stress untuk janin yang mungkin diganggu oleh :

- Penyakit janin intrinsik 

- Penyakit plasenta

- Kompresi tali pusat

- Penyakit ibu

- Obat-obatan yang diberikan untuk analgesik dan anestesi

- Hipotensi ibu akibat terlentang, analgesi, atau keduanya.

Terminologi untuk menerangkan DJJ :

DJJ merupakan dasar merujuk pada kecepatan modalitas yang

mengungkapkan sebagian dari akselerasi periodik yang dikaitkan dengan kontraksi

uterus. Angka dasar antara 120 dan 160 detik/ menit dianggap normal, angka 100-120

 bradikardi ringan dan kurang dari 100 baradikardi berat. Takikardi dianggap ringan

kalau angka dasarnya antara 161-180 detik/menit dan jelas kalau lebih dari 180 detik/

menit itu adalah takikardi berat. Akselerasi merujuk pada meningkatnya DJJ diatas

dasar dan deselerasi menunjukkan perlambata dibawah angka dasar. Tiga pola

deselerasi :

1. Pola deselerasi seragam mencerminkan bentuk yang terekam

 bersamaan dengan kejadian kontraksi uterus. Deselerasi dini

  biasanya dihubungkan dengan kompresi kepala janin,

meskipun stimulasi intuk deselerasai dini dapat lebih tidak 

menggembirakan lagi.

2. Pola deselerasi awal yang ditandai dengan perlambatan DJJ

saat mulainya kontraksi, merupakn akibat penekanan

intracranial sementara kompresi kepala merangsang N.Vagus

dan karena itu memperlambat jantung. Tetapi deselerasi awal

mempunyai sebab yang lebih mengkhawatirkan yang sering

disebabkan kompresi tali pusat.

3. Pola deselerasi lambat, kemungkinan akibat hipoksia dan

gangguan metabolic yang ditimbulkan serta asidosis karena

sebab-sebab lain, misalnya jepitan tali pusat lama da berulang

8

Page 9: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 9/19

 

atau sepsis janin kerena korioamniositis. Kehamilan dapat

ditangguhkan dengan hanya kalau insufisiensi uteroplasenter 

dapat dikoreksi, seperti menghilangkan aktivitas uterus yang

 berlebihan dengan m,enghentikan segera stmulasi oksitocin

atau dengan segera mengkoreksi hipotensi ibu oleh karena itu

akan memperbaiki sirkulasi uteroplasenter.

4. Pola deselerasi variable kemungkinan oleh kompresi tali

 pusat

Alat yang dipakai

- Statescop laenec atau doppler 

- CTG

Penilaian keadaan janin :

- pembuatan foto rontgen

- USG

- Amnioskopi

- Menganalisa air ketuban

- Perbandingan lesitin sfingomyelin

- NST ( non stress test )

- OCT

- Gerakan janin

 Penatalaksaaan Fetal Distress

1. Konservatif 

- Ubah posis pasien dari posisi telentang keposisi miring untuk 

melancarkan aliran darah Aorta – Vena Cava

- Hentikan pemberian oksitocin jika terdapat tanda-tanda penurunan

frekuensi, intensitas, durasi kontraksi uteri.

- Berikan O2 6 liter/ menit untuk mengurangi hipoksia fetal.

- Usahakan darah untuk persiapan tranfusi.

- Persiapan operasi, anestesi, dokter anak, yang selalu siap dipanggil

kapan saja.

2. Operatif 

9

Page 10: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 10/19

 

 Prognosis

Janin : Baik bila penanganannya cepat dan tepat

Ibu : baik, bila penolong memilki ketrampilan baik atau dilakukan secsio secaria

 bila perlu.

BAB II

KASUS

A. Identitas

 Nama : Ny. T

Umur : 40 th

Alamat : Berkoh, Rt 2/2, PWK selatan

  No. CM : 570685

Dtg/Tgl : 20.45 WIB, 14 mei 2004-06-05

B. Anannesis

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan hendak melahirkan, kencang-kencang sering dirasakan

sejak pukul 17.00, keluar lendir darah dan ketuban tak lama kemudian, gerak anak 

masih dirasakan. Riwayat Haid : HPHT : 12-8-03, Tp : 19-5-04, Riwayat nikah 2 x

selama 14 th, Riwayat ANC > 5 x dibidan, TT (-), Riwayat KB Pil (+) 2 Th . Riwayat

Obstetri GVPIVA0 1 : Laki-laki 28 th, 2 : Perempuan 26 th, 3 : 21 th perempuan, 4 :

12 th laki-laki, 5 : hamil ini. Riwayat Penyakit Dahulu : Jantung, Hipertensi, DM,

Asma disangkal

C. Pemeriksaan Fisik 

Keadaan Umum : Baik,

Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign : T : 160 / 80 mmHg, N : 88/x menit

R : 20 x/ mnt, S : Afebris

Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan : 63 Kg

Status Generalis : - Mata : Conjuntiva Anemis (-), Skelra Ikterik (-)

- Thorak : Cor : S1> S2 Reguler, Bising (-), Gallop (-)

10

Page 11: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 11/19

 

Pulmo: Suara Dasar Vesikuler, Suara

Tambahan (-)

- Genetalia Eksterna : Lendir darah (+), Edeme Vulva (-)

- Ektremitas : Udeme (+) ekstremitas bawah, Reflek 

Fisiologis (+), Reflek Patologis (-)

Status Obstetri

- Pemeriksaan Luar :

Inspeksi : Perut Membuncit tampak membujur 

Palpasi : TFU 41 cm,

Letak lintang, His (+) 2-3 x selama 15 detik,

Perkusi : Tympani

Auskultasi : DJJ : 8-9-9

- Pemeriksaan Dalam :

Vaginal Toucher : Pembukaan 2-3 cm, selaput ketuban (-), eff 30 %,

teraba tali pusat berdenyut dan menumbung, lendir 

darah (+)

D. Diagnosis

GvPivAo, 40 th, Hamil 39 mgg, Janin Tunggal Hidup Intrauterine, letak lintang

Dorso Inferior, Inpartu kala I, Fetal Distress, Pre Eklamsi Berat, Tali Pusat

Menumbung.

E. Penatalaksanaan

• Rencana Diagnostik : Lapor dokter jaga Cito

kebidanan

• Rencana Terapi : Observasi DJJ dan His,

Kosongkan kandung kencing

Medika mentosa : Infus Rl 20 tts /menit

Ampicilin 1 gr IV

F. Observasi di VK IGD

Tgl : 14/05/2004 jam 20.55 : T ;180 /100, S : 36,4 ‘ C, R : 25 x / Menit, N : 72

x/menit, TFU : 41 cm. DJJ : 8-9-9.

11

Page 12: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 12/19

 

VT : pembukaan 2-3 cm, KK (-), Tali pusat

menumbung

Jam 21.00 : Lapor Dr. Sapto, intruksi SC Cito

Jam 21.20 : Pasien masuk OK, disiapkan untuk operasi

VS : T : 170/ 95 mmHg, R : 30 x/menit

N : 30 x/ menit, S : 36,8’C

Jam 22.00 : Operasi dimulai

Jam 22.21 : bayi lahir , Perempuan, BB : 3700 gr, PB : 49 cm,

LK : 35 cm, LD : 34 cm, Anus (+), Kelainan (-),

A/S : 7-8-9

Jam 23.10 : Operasi selesai

Laporan Operasi

Tanggal Pembedahan : 14 mei 2004-06-05

Pembedahan dimulai : jam 22.00

Pembedahan Selesai : jam 23.10

Diagnosis Pra Bedah : GVPIVA0, Hamil Aterm, Janin Tunggal Hidup

Intrauetrin, Letak Lintang,Inpartu Kala I, Tali Pusat

Menumbung, Fetal Distress, Pre Eklamsi Berat.

Diagnosis Pasca Bedah : Post SCTP a.i Fetal Distress. Sterilisasi Pomeroy

Jenis Pembedahan : SCTP dan Sterilisasi Pomeroy

Laporan Operasi

• Penderita tidur telentang dimeja operasi

• Asepsi dan anti sepsis abdomen dan daerah sekitarnya

• Insisi pada linea mediana sampai cavum abdomen terbuka

• Uterus sebesar Hamil aterm

• Insisi Segmen Bawah Rahim sampai cavum uteri terbuka.

• Ekstraksi kaki kesulitan, insisi T

• Bayi lahir dengan ekstraksi kaki 3700 gr, A/S 6-7-9

• Jahit Corpus dengan benang Dixon share jelujur terkunci

• Dilanjutkan dengan menjahit SBR dengan cara yang sama

• Dilanjutkan dengan sterilisasi Pomeroy

• Perdarahan minimal

• Tutup dinding abdomen selapis demi selapis

12

Page 13: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 13/19

 

• Operasi selesai

Instruksi Post Operasi :

• Infus RL + 10 IU Oxitoxin

• Injeksi Oxitocin 1 Amp / hari

• Injeksi Ampicilin 4x1 gr 

• Pengawasan

G. Follow Up

Tanggal S O A P

15/05/04 Kel: Flatus (-)

BAK (+) DC

BAB (-)

ASI (-)

KU:Tampak menahan

Sakit, Compos Mentis.

VS : T : 140/90 mmHg

 N : 100 x /Mnt

S : Afebris

R : 22 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :edeme pada

ekstemitas bawah

St. Obstetrik 

I : Perut agak cembung,

luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah

 pusat

 Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (-)

PVA0,40 th

Post SCTP a.i

Fetal distres,

Sterilisasi

Pomeroy

Hari I

- Infus RL 20 -

tts / menit

- Ampicilin 4x1

gr 

- alinamin F 3x1

amp

16/05/04 Kel: Flatus (-)

BAK (+) DC

BAB (-)

ASI (-)

KU: sedang, Compos

Mentis.

VS : T : 135/90 mmHg

 N : 95 x /MntS : Afebris

PVA0,40 th

Post SCTP a.i

Fetal distres,

SterilisasiPomeroy

- Obat diteruskan

- Mobilisasi

13

Page 14: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 14/19

 

R : 22 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbnEkstemitas :edeme pada

ekstemitas bawah

St. Obstetrik 

I : Perut agak cembung,

luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah

 pusat

 Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (+)

Hari II

17/05/04 Kel:

BAK (+)

BAB (+)

ASI (+) sedikit

KU: sedang, Compos

Mentis.

VS : T : 130/90 mmHg

 N : 95 x /Mnt

S : Afebris

R : 22 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :edeme pada

ekstemitas bawah

St. Obstetrik 

I : Perut agak cembung,

luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah

 pusat

 Nyeri tekan (-)

Pe : TympaniA : Bising Usus (+)

PVA0,40 th

Post SCTP a.i

Fetal distres,

Sterilisasi

Pomeroy

Hari III

- Obat diteruskan

- Mobilisasi

- DC lepas

14

Page 15: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 15/19

 

18/05/04 Kel:

BAK(+)

BAB (+)

ASI (+) banyak 

KU: baik, Compos

Mentis.

VS : T : 1250/90 mmHg

 N : 90 x /MntS : Afebris

R : 25 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :edeme -/-

St. Obstetrik 

I : Perut agak cembung,

luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah

 pusat

 Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (+)

PVA0,40 th

Post SCTP a.i

Fetal distres,

SterilisasiPomeroy

Hari IV

Obat teruskan

ganti oral

- Ampicilin 4x

500 mg- mobilisasi

duduk 

19/05/04 Kel :

BAK (+)

BAB (+)

ASI (+) banyak 

KU: baik, Compos

Mentis.

VS : T : 120/90 mmHg

 N : 85 x /Mnt

S : Afebris

R : 25 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :edeme -/-

St. Obstetrik 

I : Perut agak cembung,

luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah pusat

PVA0,40 th

Post SCTP a.i

Fetal distres,

Sterilisasi

Pomeroy

Hari V

- terapi diteruskan

15

Page 16: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 16/19

 

 Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (+)

20/05/04 Kel :

BAK (+)

BAB (+)

ASI (+) banyak 

KU: baik, Compos

Mentis.

VS : T : 120/90 mmHg

 N : 85 x /Mnt

S : Afebris

R : 25 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :edeme -/-

St. Obstetrik 

I : Perut agak cembung,

luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah

 pusat

 Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (+)

PVA0,40 th

Post SCTP a.i

Fetal distres,

Sterilisasi

Pomeroy

Hari VI

- terapi diteruskan

16

Page 17: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 17/19

 

BAB III

PEMBAHASAN

Dari laporan kasus yang kami presentasikan ini, pasien datang dengan

GvPivAo, 40 th, Hamil 39 mgg, Janin Tunggal Hidup Intrauterine, Letak Lintang

Dorso Inferior, Inpartu Kala I fase laten, Fetal Distress, Pre Eklamsi Berat, Tali Pusat

Menumbung. Diagnosis ini berdasarkan pada :

- GVPIVA0 : ini adalah kehamilan pasien yang kelima, pasien telah

melahirkan empat kali dan belum pernah abortus.

- Hamil 39 minggu : ini berdasarkan HPHT pasien, yaitu 12 agustus

2003 dengan HPL tanggal 19 Mei 2004.

- Janin tunggal hidup intra uterine, Letak lintang dorso inferior  

ditentukan dengan pemeriksaan Leopold dan DJJ (+).

- Fetal Distress : pada kasus ini didapatkan tanda-tanda fetal distress

yaitu DJJ 8-9-9 atau 104 x / menit. Ini menunjukan frekuensi DJJ menjadi lebih

lambat atau Bradikardi.

- Pre Eklampsi Berat pada pasien ini didiagnosis dari tekanan darah

 pasien 160 / 80 mmHg, Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan

ini.

- Tali pusat menumbung disebabkan karena kurang tertutupnya

  pintu atas panggul oleh bagian terendah janin hal ini disebabkan adanya

malpresentasi janin berupa letak lintang dorso inferior.

Pada kasus ini dilakukan tindakan untuk segera mengakhiri persalinan yakni

dengan tindakan secsio secaria. Karena pada kasus ini memenuhi kriteria untuk 

segera melakukan tindakan secsio secaria, adapun kriterianya adalah pada kasus ini

didapatkan keadaan fetal distress atas indikasi tali pusat menumbung.

17

Page 18: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 18/19

 

BAB IV

KESIMPULAN

1. Dignosis pada kasus ini : GVPIVA0, 40 th, Hamil 39 minggu, Janin tunggal hidup

intra uteri, Letak Lintang Dorso Inferior, Inpartu Kala I fase laten, Fetal Distress,

Tali pusat menumbung, Pre Eklampsi Berat.

2. Janin tidak bisa dilahirkan pervaginam karena adanya kegawat daruratan janin

yang harus segera dilakukan tindakan sectio secaria.

3. Fetal Distress kemungkinan dikarenakan adanya hipoksia janin yang disebabkan

tali pusat yang menumbung.

4. Dasar diagnosis pre eklampsi berat pada pasien ini adalah adanya tekanan darah

160/80 mmHg, dan pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan.

5. Sterilisasi dilakukan atas permintaan pasien dengan pertimbangan telah memiliki

 jumlah anak yang sudah lebih dari cukup.

18

Page 19: Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb

5/9/2018 Presus Let Lintang,Fetal Distress,Peb - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-let-lintangfetal-distresspeb 19/19

 

DAFTAR PUSTAKA

1. S Sarwono P,   Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta , Tahun 1999, BAB X Bedah Kebidanan, Hal 805 – 

807.

2. Sarwono P, Gawat Janin dalam ilmu bedah kebidanan, Edisi I, Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta , Tahun 2000, BAB IX, Hal

52 – 60.

3. Winkjosastro, Hanifa, Prof. Dr. Ilmu Kebidanan,   Pre-eklamsia dan Eklamsia, BAB VI Patologi Kehamilan dan Penangannanya, Budiono

Wibowo, dkk., Hal 281 – 301

4. Winkjosastro, Hanifa, Prof. Dr., Distosia karena kelainan Letak serta Bentuk 

Janin dalam Kehamilan dalam Ilmu Kebidanan, Edisi 3, YPB-SP, Jakarta

1991, Hal 606 – 622.

19