Presus gs

51
Laporan K asus K etosispada D M Tipe II Pem bim bing : dr.IM ade M ardika, Sp.PD , M A R S, FIN A SIM D isusunO leh : V anessya A dekanov 1102009290 FakultasK edokteran U niversitasY arsi K EPANITERAAN K L IN IK ILM U PENYAK IT DALAM RUM AH SA K IT PU SA T A N G K ATAN DARAT G ATO T SO EBROTO PER IO D E 17 M aret2014 – 15 M ei2014

description

powerpoint presus

Transcript of Presus gs

PowerPoint Presentation

BAB IDiabetes mellitus adalah kelainan yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut, apabila dibiarkan tidak terkendali dapat terjadinya komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang yaitu mikroangiopati dan makroangiopati.Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi Diabetes mellitus sebesar 1,5 2,3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun, bahkan di daerah urban prevalensi DM sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan negara maju, sehingga Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.BAB II

STATUS PASIENII.1IDENTITASNama: Ny. NJenis kelamin: PerempuanTanggal Lahir: 19 Juli Usia: 53 tahunAgama: IslamStatus Perkawinan: MenikahPekerjaan: Ibu rumah tanggaAlamat: Jl. Tebet timur dalam No. 10 Rt 006/004 Tebet timur dalamNomor Rekam Medis: 433622

II.2DATA DASARA.AnamnesisAutoanamnesis tanggal 4 April 2014 pukul 09.00 WIB di lantai V PUKeluhan Utama: Nyeri pada kaki kiri yang memberat sejak 3 hari SMRSKeluhan Tambahan: -Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kaki kiri yang memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, pada awal nyeri pasien merasa ada kutu air pada kakinya dirasakan sangat gatal lalu kaki dibersihkan di klinik, setelah pulang dari klinik pasien merasa kakinya sangat nyeri, nyeri dirasakan seperti terbakar dan perih,mual (+), muntah (-) Pasien mempunyai riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu, pasien selalu merasa haus dan lapar, walaupun banyak makan berat badan pasien turun semenjak 3 tahun yang lalu, pasien juga mengaku sering buang air kecil dengan frekuensi 10 kali sehari. Pasien sering mengkomsumsi minuman manis, jarang berolahraga dan tidak suka memakan sayuran, kira-kira 2 tahun yang lalu jari telunjuk kanan pasien teramputasi. Pasien menyangkal adanya penurunan penglihatan, kesemutan dan nyeri dada,tidak ada penurunan kesadaran

Anamnesis Sistem:Tanda checklist (+) menandakan keluhan pada sistem tersebut. Tanda strip (-) menandakan keluhan di sistem tersebut disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi disangkal oleh pasien.Riwayat penyakit jantung disangkal oleh pasien.Riwayat asma dan alergi disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat DM pada keluarga disangkal oleh pasien.Riwayat asma dan alergi pada keluarga disangkal oleh pasien.Riwayat penyakit hipertensi pada keluarga disangkal oleh pasien.Riwayat penyakit jantung pada keluarga disangkal oleh pasien.Riwayat penyakit ginjal pada keluarga disangkal oleh pasien.

B.Pemeriksaan FisikDilakukan pada tanggal 4 April 2014 pukul 06.00 WIBVITAL SIGNS:

Kesadaran: Compos mentisKeadaan Umum: Tampak sakit sedangTekanan Darah: 130/90 mmHg Nadi: 80 kali/menit Respirasi: 18x kali/menit Suhu: 38C BB/TB: 61 kg / 160 cmBMI: 23.82 (kelebihan)

STATUS GENERALIS:Kulit: Berwarna coklat muda, tidak terdapat kelainan warna kulit, tidak ikterik, dan turgor kulit baik,Kulit kering Kepala: Normocephal.Rambut: Berwarna hitam dan beruban, distribusi merata, tidak mudah dicabut. Alis: Hitam, tumbuh lebat. Mata: Tidak exopthalmus, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat dan isokor, tidak terdapat benda asing, pergerakan bola mata baik.Hidung: Tidak terdapat nafas cuping hidung, tidak deviasi septum, tidak ada sekret, dan tidak hiperemis.

Telinga: Bentuk normal, liang telinga luas, tidak ada sekret, membran timpani intak.Mulut: Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, mukosa mulut kering, tonsil T1-T1.Leher:Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada submentalis, subklavikula, pre-aurikula, post-aurikula, oksipital, sternokleidomastoideus, dan supraklavikula. Trakea tidak deviasi.

Thoraks: Normal, Simetris kiri dan kanan perbandingan trasversal : antero posterior = 2:1, tidak ditemukan kelainan kulit, tidak terlihat adanya massa.Paru-paruInspeksi: Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri pada saat statis dan dinamis, tidak terdapat retraksi dan pelebaran sela iga.Palpasi: Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, fremitus taktil dan vokal kiri simetri kanan dan kiri.Perkusi: Sonor pada seluruh lapangan paru.Auskultasi: Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

JantungInspeksi: Iktus kordis tidak terlihat.Palpasi: Iktus kordis teraba. Perkusi: Batas jantung kanan pada ICS V linea parasternalis dextra, batas jantung kiri pada ICS VI, 2 cm lateral linea midklavikula sinistra, batas pinggang jantung pada ICS III linea sternalis sinistra.Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular, tidak terdapat gallop dan tidak terdapat murmur.

AbdomenInspeksi: Tampak cembung, tidak terlihat massa.Auskultasi: Bising usus (+) normal.Palpasi: Supel, turgor baik, tidak terdapat nyeri tekan,tidak teraba massa, hepatomegaly (-) splenomegaly (-).Perkusi: Suara timpani di semua lapang abdomen, tidak terdapat nyeri ketok.Genitalia: tidak dilakukan pemeriksaanEkstremitas: Akral hangat, edema

-- --

Tanggal03/04/201404/04/201405/04/201406/04/201407/04/201408/04/201409/04/201406.003542012011325713217812.0038118918.0039239225815115124.00360360142Kurva harian GDS

II.3RINGKASANPasien Ny. N usia 53 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kaki kiri yang memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pada kaki kiri terdapat luka dengan ulkus dan nekrotik pada jaringan, 3 tahun sebelum masuk rumah sakit pasien didiagnosis terkena diabetes melitus tipe 2,pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38C, pada pemeriksaan penunjang didapatkan GDS yang tinggi pada tanggal 2 April 323 mg/dl pada pemeriksaan gas darah didapatkan kadar HCO3 dan PCO2 yang menurun, Aseton +, kadar glukosa dalam urin +++

II.4Daftar MasalahKetosis pada diabetes Melitus Tipe IISepsis ec gangrene DM pedis sinistra

II.5PengkajianKetosis pada Diabetes Melitus tipe IIPada kasus didapatkan : Anamnesa : Riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun lalu dengan tidak rajin meminum obat glibenclamid dan metformin.Gejala klasik Diabetes melitus seperti sering haus, sering buang air kecil cepat lelah dan mengantukPemeriksaan fisik :Bau nafas ketonKulit kering, mukosa bibir keringPemeriksaan laboratoriumGDS 354 mg/dlAseton (+)HCO3 16,7Rencana diagnosis dan therapy :Cek GDS / 6 jamAGD / 6 jamKoreksi elektrolitPemberian insulin Rehidrasi cairan

Sepsis ec gangrene DM pedis sinistraPada kasus didapatkan : Anamnesa : Nyeri pada kaki kiri sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit terasa seperti terbakar dan panas Pemeriksaan fisik :Tekanan Darah: 130/90 mmHg Nadi: 80 kali/menit Respirasi: 18x kali/menit Suhu: 380C Pemeriksaan penunjangRontgen pedis kiri : emfisema subkutis pedis kiriSuspek disuse osteoporosis tulang-tulang pedis kiri distalLeukositosis: leukosit > 12.000 = 32.170Batang : 77 = penaikan 10 %PCO2 : 4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional (DMG).Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.Bayi yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan BB normal.

B. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi:

Berat badan lebih (IMT > 23 kg/m2).Kurangnya aktivitas fisik.Hipertensi (> 140/90 mmHg).Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL)Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi gula dan rendah serat akan meningkatkan risiko DM tipe 2.

Diagnosis dan manifestasi DM tipe 2

pasien dengan diabetes tipe II mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun dan diagnose hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa.

Pada hiperglikemia berat,pasien tersebut mungkin menderita polidipsia, poliuria, lemah dan somnolen. Biasanya mereka tidak mengalami ketoasidosis karena pasien ini tidak defisiensi insulin secara absolute namun hanya relatif

DM TIPE 1DM TIPE 2NAMA LAMADM juvenileDM dewasaUMURBiasa < 40 tahunBiasa > 40 tahunKEADAAN SAAT DIAGNOSABeratRinganKADAR INSULINTidak ada insulinInsulin cukup tinggiBERAT BADANBiasanya kurusBiasanya gemukPENGOBATANInsulin, Diet, OlahragaDiet, olahraga, tablet, insulin

PATOFISIOLOGITerapi

Insulin diperlukan pada keadaan :

Penurunan berat badan yang cepatHiperglikemia berat yang disertai ketosisKetoasidosis diabetikHiperglikemia hiperosmolar non ketotikHiperglikemia dengan asidosis laktatGagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimalStres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasionalyang tidak terkendali dengan perencanaan makanGangguan fungsi ginjal atau hati yang beratKontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Pemilihan tipe insulin tergantung pada beberapa factor, yaitu :

Respon tubuh individu terhadap insulin Pilihan gaya hidup seperti : jenis makanan, berapa banyak konsumsi alcohol, berapa sering berolah raga, yang semuanya mempengaruhi tubuh untuk merespon insulin.Berapa banyak suntikan per hari yang ingin dilakukan.Berapa sering melakukan pengecekan kadar gula darah.Usia Target pengaturan gula darah.

Komplikasi kronik Komplikasi mikrovaskularRetinopati diabetikaNefropati diabetika Komplikasi makrovaskularPenyakit Jantung KoronerStrokePenyakit pembuluh darah Komplikasi neurologis

PENCEGAHANMenurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan pada diabetes ada tiga jenis atau tahap, yaitu:Pencegahan PrimerPencegahan SekunderPencegahan Tersier

PROGNOSISSekitar 60% pasien Diabetes Melitus Tergantung Insulin yang mendapat insulin dapat bertahan hidup seperti orang normal. Sisanya dapat mengalami kebutaan, gagal ginjal kronik, dan kemungkinan untuk meninggal lebih cepat.

KETOSISPada DM yang tidak terkendali dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi dan kadar insulin yang rendah, maka tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi.

Sebagai gantinya tubuh akan memecah lemak sebagai sumber energi alternatif. Pemecahan lemak tersebut kemudian menghasilkan badan-badan keton dalam darah atau disebut dengan ketosis.Pada pasien ini terjadi penurunan HCO3 dan PCO2Kriteria asidosis metabolik yaitu PH turun dan HCO3 turun pada peningkatan konsentrasi H+ dalam keadaan PH darah arteri 7,4 tubuh akan mengkompensasi dengan peningkatan kecepatan ventilasi alveolus sehingga terjadi penurunan PCO2 dan akan terjadi pernafasan kusmaul