Presentation2

17
SEJARAH PUISI MODERN INDONESIA OLEH I Made Adi Purnawan Kadek Pande Yulia Sanjaya I Made Sudarmana

Transcript of Presentation2

SEJARAH PUISI MODERN INDONESIA

OLEHI Made Adi Purnawan

Kadek Pande Yulia Sanjaya

I Made Sudarmana

Tahun 1920-1990 merupakan periodesasi

perkembangan kesusastraan Indonesia modern, dan merupakan jembatan

penghubung antar sejarah sastra Indonesia

Sajak indonesia pertama “Tanah

Air”karya M.Yamin

(Jong Sumatra No.4 tahun

III, April 1920.

1. Sebuah karya sastra pada dasarnya merupakan response terhadap karya sebelumnya (Riffaterre via Teeuw,1983:65) bersifat penerusan konvensi atau penyimpangan konvensi.

PERIODESASI INDONESIA MODERN

Sejarah sastra tidak lepas dari masalah periodesasi (pembabakan

waktu). Periode adalah bagian waktu yang dikuasai oleh norma-norma

sastra dan konvensi-konvensi sastra yang munculnya, meluasnya,

keberbagaiannya, integrasi, dan lenyapnya dapat dirunut (Wellek,

1968:265

Merari Siregar (1921) roman Azab

dan Sengsara, Rustam

Effendi (1926) Percikan

Permenungan.

Periode Pujangga Baru (1920-1942)

1920-1942 : merupakan awal periode puisi pujangga baru

1920-1933 : merupakan timbul dan awal perkembangan periode pujangga baru.

1933-1940 : merupakan periode integrasi berkembangnya puisi pujangga baru dengan terbitnya majalah Pujangga Baru pada bulan juli 1933.

1940-1942 : merupakan periode melemahnya norma puisi pujangga baru. Pada periode 1920-1942 bermunculan penyair Indonesia modern

Penyair Pujangga Baru

(1920-1942)

Amir Hamzah

Sanusi Pane

Rustam Effendi

M. Yamin

1. Bentuknya teratur dan rapi

2. Mempunyai persajakan terakhir

3. Gaya ekspresi beraliran romantik

5.Menggunakan diksi dan berbentuk empat seuntai

4. Menggunakan pola pantun dan syair

CIRI UNSUR ESTETIK

4. Curahan perasaan atau curahan jiwa3.Bersifat didaktis

5. Ide nasionallisme dan cita-cita kebangsaan

1. Menyangkut kehidupan masyarakat kota 2.Masalah keagamaan

CIRI-CIRI EKSTRA ESTETIK

Periode Angkatan 45 (1942-1955)

Puisi angkatan 45 lebih banyak

beraliran realisme yang

menggambarkan kehidupan secara

nyata sebagai reaksi ataupun

respon terhadap sajak-sajak

pujangga baru.

Sajak-sajak angkatan 45 disebut sajak

bebas, tidak terikat pada jumlah baris,

persajakan, periodesasi, tidak

menggunakan diksi (pilihan kata) dan

mengutamakan gaya curahan perasaan

1. Puisinya bebas

3. Bahasa kiasan yang dominan metafora dan

simbolik,

5.Gaya ironi dan sinisme4.Diksi menggunakan kosakata sehari-hari

2. Gaya ekspresionistis, aliran gaya realisme

CIRI ESTETIK

1. Ada gambaran suasana muram

2. Sajak-sajak mengungakapkan

masalah- masalah sosial

3. Pokok sajak balada berupa cerita-cerita dan kepercayaan

rakyat

CIRI EKSTRA ESTETIK

Para penyair baru yang muncul akhir tahun 1960-an dan sesudah tahun 1970 adalah Sutardji Calzoum Bachri, Ibrahim Satah, Abdul Hadi WM. Penyair wanita yang telah menulis sejak awal tahun 1960-an sampai sekarang masih aktif menulis adalah Isma Sawitri

Pada akhir tahun 1980-an muncul penyair

baru diantaranya, Soni Farid Maulana, Ekka

Budinanta, dan Ahmadun Yossi Herfanda , yang

menunjukkan bakat besar kepenyairan.

Periode 70-80-an (1970-1990)

2.Menggunakan kata-kata daerah secara mencolok

1.Puisi bergaya mantra

3.Puisi imajisme

4.Gaya penulisan prosais

5. Puisi lugu menggunakan tehnik pengungakapan ide

secara polos

CIRI UNSUR ESTETIK

CIRI EKSTRA ESTETIK1. Puisi mengemukakan kehidupan batin religius

2.Bersifat alegoris3. Sajak-sajak

menuntut hak-hak asasi manusia

4.Mengemukakan kritik sosial terhadap kesewenangan sosial

ANTOLOGI PUISI

Antologi pada awalanya hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume.

Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya

sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek,

prosa, dan lain-lain

Orang yang pertama kali menyusun antologi alias bunga rampai sastra terbanyak adalah H. B Jassin. Sedangkan orang yang pertama kali menyusun antologi puisi adalah Sutan Takdir Alisjahbana dalam antologi puisi Pujangga Baru, Puisi Baru.