Tahun 1920-1990 merupakan periodesasi
perkembangan kesusastraan Indonesia modern, dan merupakan jembatan
penghubung antar sejarah sastra Indonesia
Sajak indonesia pertama “Tanah
Air”karya M.Yamin
(Jong Sumatra No.4 tahun
III, April 1920.
1. Sebuah karya sastra pada dasarnya merupakan response terhadap karya sebelumnya (Riffaterre via Teeuw,1983:65) bersifat penerusan konvensi atau penyimpangan konvensi.
PERIODESASI INDONESIA MODERN
Sejarah sastra tidak lepas dari masalah periodesasi (pembabakan
waktu). Periode adalah bagian waktu yang dikuasai oleh norma-norma
sastra dan konvensi-konvensi sastra yang munculnya, meluasnya,
keberbagaiannya, integrasi, dan lenyapnya dapat dirunut (Wellek,
1968:265
Merari Siregar (1921) roman Azab
dan Sengsara, Rustam
Effendi (1926) Percikan
Permenungan.
Periode Pujangga Baru (1920-1942)
1920-1942 : merupakan awal periode puisi pujangga baru
1920-1933 : merupakan timbul dan awal perkembangan periode pujangga baru.
1933-1940 : merupakan periode integrasi berkembangnya puisi pujangga baru dengan terbitnya majalah Pujangga Baru pada bulan juli 1933.
1940-1942 : merupakan periode melemahnya norma puisi pujangga baru. Pada periode 1920-1942 bermunculan penyair Indonesia modern
1. Bentuknya teratur dan rapi
2. Mempunyai persajakan terakhir
3. Gaya ekspresi beraliran romantik
5.Menggunakan diksi dan berbentuk empat seuntai
4. Menggunakan pola pantun dan syair
CIRI UNSUR ESTETIK
4. Curahan perasaan atau curahan jiwa3.Bersifat didaktis
5. Ide nasionallisme dan cita-cita kebangsaan
1. Menyangkut kehidupan masyarakat kota 2.Masalah keagamaan
CIRI-CIRI EKSTRA ESTETIK
Periode Angkatan 45 (1942-1955)
Puisi angkatan 45 lebih banyak
beraliran realisme yang
menggambarkan kehidupan secara
nyata sebagai reaksi ataupun
respon terhadap sajak-sajak
pujangga baru.
Sajak-sajak angkatan 45 disebut sajak
bebas, tidak terikat pada jumlah baris,
persajakan, periodesasi, tidak
menggunakan diksi (pilihan kata) dan
mengutamakan gaya curahan perasaan
1. Puisinya bebas
3. Bahasa kiasan yang dominan metafora dan
simbolik,
5.Gaya ironi dan sinisme4.Diksi menggunakan kosakata sehari-hari
2. Gaya ekspresionistis, aliran gaya realisme
CIRI ESTETIK
1. Ada gambaran suasana muram
2. Sajak-sajak mengungakapkan
masalah- masalah sosial
3. Pokok sajak balada berupa cerita-cerita dan kepercayaan
rakyat
CIRI EKSTRA ESTETIK
Para penyair baru yang muncul akhir tahun 1960-an dan sesudah tahun 1970 adalah Sutardji Calzoum Bachri, Ibrahim Satah, Abdul Hadi WM. Penyair wanita yang telah menulis sejak awal tahun 1960-an sampai sekarang masih aktif menulis adalah Isma Sawitri
Pada akhir tahun 1980-an muncul penyair
baru diantaranya, Soni Farid Maulana, Ekka
Budinanta, dan Ahmadun Yossi Herfanda , yang
menunjukkan bakat besar kepenyairan.
Periode 70-80-an (1970-1990)
2.Menggunakan kata-kata daerah secara mencolok
1.Puisi bergaya mantra
3.Puisi imajisme
4.Gaya penulisan prosais
5. Puisi lugu menggunakan tehnik pengungakapan ide
secara polos
CIRI UNSUR ESTETIK
CIRI EKSTRA ESTETIK1. Puisi mengemukakan kehidupan batin religius
2.Bersifat alegoris3. Sajak-sajak
menuntut hak-hak asasi manusia
4.Mengemukakan kritik sosial terhadap kesewenangan sosial
ANTOLOGI PUISI
Antologi pada awalanya hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume.
Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya
sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek,
prosa, dan lain-lain
Top Related