Presentasi Tugas AON 1

Click here to load reader

download Presentasi Tugas AON 1

of 37

Transcript of Presentasi Tugas AON 1

PSAK 45 R 2010 Organisasi NirLaba

Tujuan Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan

keuangan organisasi nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

Lingkup PSAK 45 Laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi

nirlaba yang memenuhi karakteristik : Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang

yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan

memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis,

dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran

Dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-

unit sejenis lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu

yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini

mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

Definisi Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya

yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya

oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi

untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer. Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya

tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

Tujuan Laporan keuangan Tujuan

utamanya adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai: Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu

organisasi. Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya. Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya. Usaha jasa suatu organisasi.

Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir

periuode laporan Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan

Catatan atas laporan keuangan.

Laporan Posisi Keuangan Tujuannya adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset,

liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai: kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.

Informasi Likuiditas menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan

tanggal jatuh tempo; mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke

dalam jangka pendek dan jangka panjang; mengungkapkan

informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.

Klasifikasi Aset Neto Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset

neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau

temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan Aktivitas Laporan

aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas

Laporan

aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. beban secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan

Tujuan Laporan Aktivitas Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi

mengenai : pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan

sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama

dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk: mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan

memberikan jasa, menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Klasifikasi Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai

penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi

mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini: Aktivitas pendanaan: penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang. penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment). bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

Tanggal Efektif Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk

periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenankan.

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Arus Kas

PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah

Background Standar ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan transaksi zakat dan infak/sedekah. Standar ini berlaku untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah. Standar ini tidak berlaku untuk entitas syariah yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/ sedekah, tetapi bukan kegiatan utamanya. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundangundangan Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/ sedekah serta dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana infak/sedekah adalah bagian nonamil atas penerimaan infak/sedekah. Dana zakat adalah bagian nonamil atas penerimaan zakat. Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat. Muzakki adalah individu muslim yang secara syariah wajib membayar (menunaikan) zakat.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN1. Pengakuan awal Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima. Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat: a) Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima; b) Jika dalam bentuk non-kas maka sebesar nilai wajar aset non-kas tersebut. Penentuan nilai wajar aset non-kas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil. 2. Pengukuran setelah pengakuan awal Jika terjadi penurunan nilai aset zakat non-kas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya

Penurunan nilai aset zakat dan Penyaluran zakat Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai:

pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil; b. kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.a. Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai

pengurang dana zakat sebesar a. jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas; b. jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas

Infak/Sedekah1.

Pengakuan awal Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar: a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas; b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar untuk aset nonkas tersebut. Jika tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya. Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana infak/sedekah untuk bagian penerima infak/sedekah. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima infak/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil.

Pengukuran2. Pengukuran setelah pengakuan awal Infak/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau aset nonkas. Aset nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar. Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah Amil dapat pula menerima aset nonkas yang dimaksudkan oleh pemberi untuk segera disalurkan. Aset seperti ini diakui sebagai aset lancar. Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan sedangkan aset nonkas tidak lancar dinilai sebesar nilai wajar sesuai dengan PSAK yang relevan.

Penurunan Nilai dan Penyaluran1. Penurunan nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui sebagai: a. pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi bukan disebabkan oleh kelalaian amil; b. kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil. 2. Penyaluran infak/sedekah Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar: a. jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas; b. nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas. Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset tersebut. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema

Dana Nonhalal Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari

kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah dari dana zakat, dana infak/ sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan sesuai dengan syariah.

Ringkasan UU No.28 tahun 2004 tentang Yayasan (Revisi UU No.16 tahun 2001)

Ketentuan Umum (Pasal1 s.d 16) Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas

kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang memiliki Organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas Kekayaan Yayasan dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas. Yayasan dibentuk dengan didahului perjanjian akta notaris yang berbahasa indonesia dapat didirikan oleh satu orang atau lebih Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan memperoleh pengesahan

Kekayaan Yayasan (Pasal 26 s.d 27) Kekayaan Yayasan berbentuk uang atau barang yang

berasal dari: sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat; wakaf (perolehan harta harus sesuai dengan peraturan perwakafan) hibah; hibah wasiat; dan perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, maka syarat dan tata cara pemberiannya diatur olYayasan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila Negara (Pemerintah pusat) ingin memberikan bantuan kepada Yayasaneh peraturan pemerintah

Laporan Tahunan (Pasal 48 s.d 52) Pengurus wajib membuat dan menyimpan dokumen

keuangan Yayasan berupa bukti pembukuan dan data pendukung administrasi keuangan Dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan terhitung sejak tanggal tahun buku ditutup, Pengurus wajib menyusun laporan tahunan secara tertulis yang memuat sekurang-kurangnya: laporan keadaan dan kegiatan Yayasan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai; laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan Jika Yayasan mengadakan transaksi dengan pihak lain yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi Yayasan, transaksi tersebut wajib dicantumkan dalam

Laporan tahunan ditandatangani oleh Pengurus dan

Pengawas sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Jika ada Pengurus atau Pengawas yang tidak menandatangani, Pengurus atauPengawas tersebut harus menyampaikan alasannya secara tertulis Laporan tahunan disahkan oleh rapat Pembina Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada papan pengumuman di kantor Yayasan Ikhtisar laporan keuangan yang merupakan bagian dari ikhtisar laporan tahunan wajib diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia bagi Yayasan yang: memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam 1 (satu) tahun buku atau mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp

Pemeriksaan Terhadap Yayasan (Pasal 53 s.d 56) Pemeriksaan terhadap Yayasan untuk mendapatkan

data atau keterangan dapat dilakukan dalam hal terdapat dugaan bahwa organ Yayasan: melakukan perbuatan melawan hukum atau bertentangan dengan Anggaran Dasar; lalai dalam melaksanakan tugasnya; melakukan perbuatan yang merugikan Yayasan atau pihak ketiga; atau melakukan perbuatan yang merugikan Negara. Pemeriksaan terhadap Yayasan hanya dapat dilakukan berdasarkan atas penetapan pengadilan atas permohonan tertulis pihak ketiga yang

Pengadilan dapat menolak atau mengabulkan permohonan

pemeriksaan Yayasan. Jika Pengadilan mengabulkan permohonan pemeriksaanterhadap Yayasan, Pengadilan mengeluarkan penetapan bagi pemeriksaan dan mengangkat paling banya 3 orang ahli sebagai pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan. Ahli pemeriksa tidak boleh berasal dari Pembina, Pengurus, Pengawas, serta pelaksana kegiatan atau karyawan Yayasan Pemeriksa berwenang memeriksa semua dokumen dan kekayaan Yayasan untuk kepentingan pemeriksaan Pembina, Pengurus, Pengawas, dan pelaksana kegiatan serta karyawan Yayasan, wajib memberikan keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan. Pemeriksa dilarang mengumumkan atau memberitahukan hasil pemeriksaannya kepada pihak lain Pemeriksa wajib menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Ketua Pengadilan di tempat kedudukan Yayasan

PenggabunganYayasan (Pasal 57 s.d 61) Perbuatan hukum penggabungan Yayasan dapat

dilakukan dengan menggabungkan 1 (satu) atau lebih Yayasan dengan Yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Penggabungan yayasan dapat dilakukan dengan memperhatikan: ketidakmampuan Yayasan melaksanakan kegiatan

usaha tanpa dukungan Yayasan lain; Yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung kegiatannya sejenis; atau Yayasan yang menggabungkan diri tidak pernah

Penggabungan Yayasan hanya dapat dilakukan

berdasarkan keputusan rapat Pembina yang dihadiri oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina dan disetujui paling sedikit oleh 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina yang hadir Pengurus dari masing-masing Yayasan menyusun

Akta Penggabungan Yayasan dan harus disetujui oleh Pembina masing-masing Yayasan. Akta Penggabungan Yayasan tersebut dituangkan dalam Akta Penggabungan yang dibuat dihadapan Notaris dengan bahasa Indonesia Ketentuan mengenai tata cara penggabungan Yayasan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah

Pembubaran YayasanPembubaran Yayasan terjadi karena : jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir; tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah tercapai atau tidak tercapai; putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap : Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan; tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit; atau harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah pernyataan pailit dicabut. Jika yayasan bubar, Pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan Yayasan. Jika tidak ditunjuk

Cont Yayasan tidak dapat melakukan perbuatan

hukum, kecuali untuk membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi. Jika dalam proses likuidasi, semua surat keluar, harus dicantumkan frase "dalam likuidasi" di belakang nama Yayasan. Jika Yayasan bubar karena putusan Pengadilan, maka Pengadilan juga menunjuk likuidator. Jika Pembubaran Yayasan karena pailit, berlaku peraturan perundang-undangan Kepailitan.

Likuidator dan Kurator (Pasal 65 s.d 67) Likuidator

atau kurator yang ditunjuk membereskan kekayaan Yayasan yang bubar atau dibubarkan, paling lambat 5 (lima) hari terhitung sejak tanggal penunjukan wajib mengumumkan pembubaran Yayasan dan proses likuidasinya dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia. Likuidator atau kurator paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir, wajib mengumumkan hasil likuidasi dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia. Likuidator atau kurator paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir wajib melaporkan pembubaran Yayasan kepada Pembina.

Kekayaan Sisa Likuidasi (Pasal 68) Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada

Yayasan lain yang mempunyai kesamaan kegiatan dengan Yayasan yang bubar. Kekayaan, dapat diserahkan kepada badan hukum lain yang mempunyai kesamaan kegiatan dengan Yayasan yang bubar. Jika kekayaan sisa hasil likuidasi tidak diserahkan kepada Yayasan lain atau kepada badan, kekayaan tersebut diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan sesuai dengan kegiatan Yayasan yang bubar.