Presentasi Manajemen Puskesmas Salaman 1
-
Upload
anggara-adri-yudha -
Category
Documents
-
view
112 -
download
4
description
Transcript of Presentasi Manajemen Puskesmas Salaman 1
O L E H :
LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN PUSKESMAS DAN
MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS SALAMAN 1
Alexander Bramantyo L 22010114210132 Anggara Adri Y 22010114210133 M.Riefky PA 22010114210136 Luluk Andani 22010114210130 Hendy Pratamaputra 22010114210158 Syaiful Rizal 22010114210159 Adriansyah Mahardhika 22010114210160 Khaliza Cita Kresnanda 22010114210147 Danisa Diandra Safarina 22010114210155 Ramona Intan Permatasari 22010115210055 Jodhia Rachmaputri 22010115210083 Elvita Chandra 22010115210131
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pembangunan KesehatanKesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam menilai kemajuan suatu bangsaMeningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
MDG’sSuatu pedoman untuk mencapai tingkat kesehatan yang diharapkan Target utama pembangunan kesehatan pemerintah RI
Puskesmasupaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif sebagai kunci penting yang harus dimiliki oleh fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
Upaya P2M ›P2TB
Masalah:Penemuan
TB BTA (+)
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan UmumMengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I periode Januari – September 2015 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka memperbaiki kinerja puskesmas.
Tujuan Khusus
1.2.1 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang ada di
Puskesmas Salaman I periode Januari – September 2015.
2. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah yang ada di Puskesmas
Salaman I periode Januari – September 2015.
3. Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah yang
ditemukan di Puskesmas Salaman I periode Januari – September 2015.
4. Mahasiswa mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah yang
ada di Puskesmas Salaman I periode Januari – September 2015.
5. Mahasiswa mampu mengambil keputusan dari alternatif pemecahan masalah
yang ada di Puskesmas Salaman I periode Januari – September 2015.
6. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindak lanjut dari pemecahan masalah
yang dipilih di Puskesmas Salaman I periode Januari – September 2015.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Peninjauan manajemen dan mutu pelayanan Puskesmas Salaman I dilaksanakan pada 6 – 11 November 2015 bertempat di Puskesmas Salaman I, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Metodologi Penelitian
Data primer
• diperoleh dari wawancara dengan kepala puskesmas, dokter, pemegang program dan staf puskesmas untuk memperoleh informasi program pelayanan di Puskesmas Salaman I
Data sekund
er
• diperoleh dari catatan tertulis yang ada di Puskesmas Salaman I periode Januari – September 2015.
Data Dianalisis
Cakupan data berdasarkan target
SPM
Masalah dan Prioritas Masalah dengan Hanlon
Kuantitatif
Analisis penyebab masalah dengan
Pendekatan Sistem
Alternatif pemecahan masalah
Pengambilan keputusan
ANALISIS SITUASI
LINGKUNGANData Wilayah
Batas Wilayah Utara : Kecamatan Tempuran, Kab. MagelangSelatan : Kecamatan Bener, Kab. Purworejo dan Kec. Samigaluh, D.I. YogyakartaBarat : Wilayah kerja Puskesmas Salaman IITimur : Kecamatan Borobudur, Kab. Magelang
Luas Wilayah Luas wilayah kerja Puskesmas Salaman I sebesar 31,89 km2
Cakupan Wilayah Wilayah kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa (Salaman, Kalisalak, Menoreh, Kalirejo, Paripurno, Ngargoretno, Ngardirejo, Sidomulyo, Kebonrejo, Banjarharjo) dengan 65 dusun.
Kondisi Geografis Daerah dataran : 60% terdiri dari 5 desaPegunungan : 30% terdiri dari 3 desaDaerah bergelombang : 10% terdiri dari 2 desa
Tranportasi Jarak Puskesmas – RSU Tidar : 15 kmJarak Puskesmas – Kantor Dinas Kabupaten : 20 kmJarak Puskesmas – RSU Muntilan : 20 kmJarak Puskesmas – desa terjauh : 10 kmSemua desa / balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor roda dua.Angkutan umum: ojek, andong, angkudes, pick-up, bis umum
Komunikasi Sarana komunikasi dari Puskesmas ke luar : telepon, radio medik
Data Penduduk Jumlah penduduk : 41.963 jiwa Laki-laki : 20.926 jiwa
(49,86 %) Perempuan : 21. 037 jiwa
(50,14%) Kepala keluarga : 12.643 KK
No Desa
Kelompok Umur
0 - 4 5 - 9 10 – 14 15 - 19
L P L P L P L P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 NGARGORETNO 130 122 132 122 137 122 132 118 2 PARIPURNO 135 131 136 131 142 131 137 126 3 KALIREJO 202 199 203 197 211 198 203 191 4 MENOREH 315 310 316 307 330 309 318 296 5 NGADIREJO 201 201 202 199 211 200 203 192 6 SIDOMULYO 191 175 193 173 201 174 193 166 7 KEBONREJO 235 233 236 230 245 232 238 222 8 SALAMAN 180 193 181 191 189 192 181 184 9 KALISALAK 157 160 159 158 165 159 159 152
10 BANJARHARJO 56 57 57 56 59 57 56 53 Jumlah 1802 1781 1815 1764 1890 1774 1820 1700
Estimasi Penduduk Dirinci Per Desa Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Bagian Pertama)
No Desa Kelompok Umur
20 - 24 25 - 29 30 – 34 35 - 39
P L P L P L P L 1 2 11 12 13 14 15 16 17 18 1 NGARGORETNO 95 99 95 110 95 99 95 110 2 PARIPURNO 102 102 102 114 102 102 102 114 3 KALIREJO 153 153 154 170 153 153 154 170 4 MENOREH 240 239 240 266 240 239 240 266 5 NGADIREJO 155 153 155 170 155 153 155 170 6 SIDOMULYO 133 145 136 162 133 145 136 162 7 KEBONREJO 180 178 181 198 180 178 181 198 8 SALAMAN 149 136 149 152 149 136 149 152 9 KALISALAK 123 119 124 132 123 119 124 132 10 BANJARHARJO 44 43 44 47 44 43 44 47
Jumlah 1802 1374 1367 1380 1521 1374 1367 1380
Estimasi Penduduk Dirinci Per Desa Menurut Kelompok Umurdan Jenis Kelamin (Bagian Kedua)
No Desa
Kelompok Umur
20 - 24 25 - 29 30 – 34 35 - 39
P L P L P L P L 1 2 19 20 21 22 23 24 25 26 1 NGARGORETNO 110 114 107 103 93 88 82 71 2 PARIPURNO 115 123 110 110 96 94 85 76 3 KALIREJO 172 184 164 166 143 142 127 115 4 MENOREH 266 287 257 259 224 221 198 179 5 NGADIREJO 170 186 163 168 143 143 127 116 6 SIDOMULYO 162 162 156 146 136 125 121 101 7 KEBONREJO 198 216 191 194 166 166 147 134 8 SALAMAN 152 178 147 161 128 137 113 110 9 KALISALAK 133 148 128 133 112 113 99 92
10 BANJARHARJO 47 52 46 48 40 40 35 32 Jumlah 1525 1650 1469 1488 1281 1269 1134 1026
Estimasi Penduduk Dirinci Per Desa Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Bagian Ketiga)
No Desa
Kelompok Umur Jumlah Total
60 - 64 65 - 69 70 +
L P L P L P L P 1 2 27 28 29 30 31 32 35 36 1 NGARGORETNO 57 55 42 47 73 81 2 916 2 892 2 PARIPURNO 59 59 43 51 78 88 2 939 2 861 3 KALIREJO 87 88 64 76 115 132 3 064 2 875 4 MENOREH 136 138 100 119 181 207 2 949 2 756 5 NGADIREJO 87 89 64 77 115 134 2 261 2 232 6 SIDOMULYO 83 78 61 67 110 116 2 212 2 238 7 KEBONREJO 102 103 74 89 136 154 2 464 2 666 8 SALAMAN 78 86 58 74 103 128 2 454 2 486 9 KALISALAK 70 70 50 62 91 106 2 467 2 675 13 BANJARHARJO 25 25 18 21 31 37 1 268 1 280
Jumlah 784 791 574 683 1033 1183 24994 24961
Estimasi Penduduk Dirinci Per Desa Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Bagian Keempat)
Data sosial budaya
A g a m a Jumlah %
Islam
Kristen protestan
Katolik
Budha
Hindu
40.761
217
128
1
0
99,2 %
0,532 %
0,31 %
0,002%
-
Total 41.107 100
Data Pemeluk Agama di Wilayah KerjaPuskesmas Salaman I
Sarana PeribadatanMasjid : 102 buahGereja : 2 buah
Tingkat Pendidikan Jumlah %
Tidak sekolah
Belum sekolah
Belum tamat SD / sederajat
Tidak tamat SD / sederajat
Tamat SD / sederajat
Tamat SLTP / sederajat
Tamat SLTA / sederajat
Tamat akademi / PT
6.660
4.119
4.682
2.893
13.788
4.951
3.438
576
16,20 %
10,02 %
11,4 %
7,03 %
33,54 %
12,04 %
8,36 %
1,40 %
Total 41.107 100 %
Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Sarana pendidikanTK : 32SD / MI : 29SLTP / Mts : 10SLTA / MA : 6Pesantren : 14Total : 91
Mata Pencaharian Jumlah %
Buruh tani
Tani
Buruh
PNS / ABRI
Sopir angkutan
Pedagang
Pensiunan PNS/ABRI
Pengusaha
Lain-lain
7.152
8.415
2.888
930
940
1.565
382
998
17.837
21,7 %
25,58 %
8,78 %
2,82 %
2,86 %
4.76 %
1,16 %
3,03 %
29,25 %
Total 41.107 100
Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Sosial Ekonomi
Sarana Perekonomian
KUD : 1 buah
Bank : 3 buah
Pasar umum : 3 buah
Home Industry : 16 buah
Warung makan : 25 buah
Terminal : 1 buah
Penggilingan padi : 13 buah
Penggilingan tepung : 1 buah
Pengelolaan minyak cengkeh : 1 buah
Total : 64 buah
2.1.5 Data kesehatan lingkungan
2.1.5.1 Sarana penyediaan Air bersih
Jenis dan jumlah sarana air bersih:
Sumur gali : 13675 pemakai
Perlindungan mata air : 2450 pemakai
Perpipaan : 6385 pemakai
PAM : 3818 pemakai
2.1.5.1 Sarana jamban
Jenis dan jumlah sarana jamban keluarga:
Cemplung leher angsa : 1076 buah
Cemplung non leher angsa : 103 buah
Septic tank : 1983 buah
2.1.5.3 Sarana Pembuangan Air Limbah Jumlah sarana pembuangan air limbah Jumlah rumah : 8220 rumah Jumlah rumah dengan sarana pembuangan air limbah: 1853 rumah
Dari 8.220 rumah, 1.853 rumah (22,54%) sudah mempunyai saluran pembuangan air limbah.
VISI DAN MISI PUSKESMAS SALAMAN I
Visi Puskesmas“Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat Salaman Sehat 2010.”
Misi Puskesmasa. Meningkatkan mutu pelayanan.b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDMd. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas.f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk lingkungan yang sehat, dengan mengikutkan peran serta masyarakat dan mendorong kemandirian untuk hidup sehat.g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada masyarakat setaraf dengan Rumah Sakit tipe D.
IDENTIFIKASI MASALAH
Daftar Program Puskesmas Salaman I Periode Januari – September 2015 No. Program Cakupan Capaian Besar
Masalah1. Cakupan kunjungan bumil K1 98,46% 98,46 % 1,54%2. Cakupan kunjungan bumil K4 81,22% 85,49 % 14,51%3. Ibu hamil resti yang dideteksi 197,3% 197,3% 0%4. Ibu hamil resti yang dirujuk atau ditangani PONED 77,69% 77,69% 22,31%
5. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani PONED 149,64% 149,64 % 0%
6. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 88,62% 98,46 % 1,54%
7. Cakupan Kn 1(lahir 6jam – 48 jam) 92,04% 96 % 4%
8. Cakupan Kn 2 89,73% 99,7 % 0,3%9. Cakupan Kn 3 86,78% 91,34 % 8,66%
10. Cakupan kunjungan bayi 91,62% 101,8 % 0%11. BBLR yang ditangani 100% 100 % 0%12. Neonatal resti yang ada 164,21% 164,21% 0%
13. Neonatal resti yang ditangani atau dirujuk PONED 164,21% 201,9% 0%
14. Jumlah dukun bayi yang terlatih 100% 100% 0%15. Frekuensi pembinaan dukun 100% 100% 0%16. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 48,20% 50,7% 49,3%
17. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswaSD dan setingkat oleh Tenkes atau terlatih atauguru
102,7% 102,7 % 0%
18. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat oleh Tenkes atau terlatih atauguru
64,12% 80,15% 19,85%
19. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat)
105,35% 131 % 0%
20. Jumlah TK yang dibina 73,5% 73,5 % 26,5%
21. Jumlah seluruh peserta KB yang aktif di bina 104% 130 % 0%22. Jumlah posyandu prausila dan usila yang ada 666,7% 666,7 % 0%23. Cakupan pelayanan prausila dan usila 138,33% 197,57 % 0%
24. Balita yang datang dan ditimbang 86% 107,5 % 0%25. Balita yang naik berat badannya 75% 93,7% 6,3%26. Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vit A dosis
tinggi 1 kali per tahun100% 100% 0%
27. Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vit A 2 kali per tahun
100% 100 % 0%
28. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 86% 95,5% 4,5%29. Balita BGM 0,6% 40 % 60%30. Balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 0%31. Desa dengan cakupan keluarga bergaram yodium baik 100% 111% 0%
32. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vit A 89% 100 % 0%33. Jumlah Tempat-Tempat Umum yang diperiksa 103,2% 103,2% 0%34. Tempat-tempat Umum yang memenuhi syarat sanitasi 81,4% 101,8 % 0%
35. Tempat pengolahan makanan dan penjualan diperiksa 98,3% 109,2 % 0%
36. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 48,5% 64,7% 35,3%37. Rumah sehat 29,4% 42 % 58%38. Penduduk yang memanfaatkan jamban 71,2% 94,9 % 5,1%39. Rumah yang mempunyai SPAL 45,1% 64,4 % 35,6%
P2 TB Paru 40. Cakupan suspek TB paru 47,8% 59,75 % 40,25%41. Penemuan kasus TB BTA (+) 47,8% 68,2 % 31,8%42. Angka konversi 80% 100 % 0%43. Angka kesembuhan 80% 100 % 0%
P2 Diare 44. Jumlah penderita diare semua umur yang diobati 100% 100 % 0%45. Balita dengan diare yang ditangani 289% 100 % 0%
Imunisasi46. Jumlah bumil yang mendapat TT1 39,08% 39,87% 60,13%47. Jumlah bumil yang mendapat TT2 31,60% 33,26% 66,74%48. Jumlah bayi yang mendapat BCG 94,3% 99,2% 0,8%49. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 90% 94,7 % 5,3%50. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 90,4% 99,3 % 0,7%43. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 92,7% 97,6 % 2,4%
44. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4 90,4% 99,3 % 0,7%
45. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi campak 100,5% 111,7 % 0%
46. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B1 90% 100 % 0%
47. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B2 80,09% 94,23 % 5,77%
48. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B3 90,4% 106 % 0%
P2 DBD49. Penderita DBD yang ditangani 100% 100 % 0%
Penyuluhan Kelompok dan Umum di dalam dan luar gedung Puskesmas50. Rumah tangga sehat 33% 50,76 % 49,24%51. Bayi yang dapat ASI eksklusif 73,99% 92,49% 7,51%52. Desa dengan garam beryodium 143% 138,8% 0%53. Posyandun purnama 60% 150% 0%54. Posyandu mandiri 74% 123% 0%55. Frekuensi pembinaan posyandu 100% 100 % 0%56. Jumlah kader terlatih 128% 128% 0%57. Jumlah kader aktif 127% 158,75% 0%58. Penyuluhan P3 NAPZA di SLTP dan SLTA 125% 125 % 0%59. Penyuluhan HIV/AIDS di SLTP dan SLTA 125% 125% 0%60. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk masyarakat 21% 70 % 30%
61. PSN di sekolah 94% 104,4 % 0%Jangkauan pengobatan rawat jalan
61 Jumlah kasus baru (x) 174% 290 % 0%62. Frekuensi kunjungan : jumlah kasus B+L+KK/B
Frekuensi kunjungan (x+y+z)/x1,06% 88,06 % 11,94%
63. Deteksi kasus baru dan lama P2PTM 28,4% 142% 0%64. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 2,1% 14% 86%
Dari daftar program di atas, maka terdapat 33 program yang tingkat capaiannya belum 100%. Daftar program tersebut disajikan pada tabel berikut.
Daftar Program Puskesmas Salaman I Periode Januari – September 2015
yang Tingkat Capaiannya Belum 100% (daftar masalah)
No. Program Cakupan Capaian Besar Masalah
1. Cakupan kunjungan bumil K1 98,46% 98,46 % 1,54%2. Cakupan kunjungan bumil K4 81,22% 85,49 % 14,51%3. Ibu hamil resti yang dirujuk atau ditangani PONED 77,69% 77,69% 22,31%
4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 88,62% 98,46 % 1,54%
5. Cakupan Kn 1(lahir 6jam – 48 jam) 92,04% 96 % 4%
6. Cakupan Kn 2 89,73% 99,7 % 0,3%7. Cakupan Kn 3 86,78% 91,34 % 8,66%8. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 48,20% 50,7% 49,3%
9. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat oleh Tenkes atau terlatih atauguru
64,12% 80,15% 19,85%
10. Jumlah TK yang dibina 73,5% 73,5 % 26,5%11. Balita yang naik berat badannya 75% 93,7% 6,3%12. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 86% 95,5% 4,5%13. Balita BGM 0,6% 40 % 60%14. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 48,5% 64,7% 35,3%15. Rumah sehat 29,4% 42 % 58%16. Penduduk yang memanfaatkan jamban 71,2% 94,9 % 5,1%17. Rumah yang mempunyai SPAL 45,1% 64,4 % 35,6%
P2 TB Paru18. Cakupan suspek TB paru 47,8% 59,75 % 40,25%19. Penemuan kasus TB BTA (+) 47,8% 68,2 % 31,8%
Imunisasi20. Jumlah bumil yang mendapat TT1 39,08% 39, 87% 60,13%21. Jumlah bumil yang mendapat TT2 31,60% 33,26 % 66,74%22. Jumlah bumil yang mendapat BCG 94,3% 99,2% 0,8% 23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 90% 94,7 % 5,3%24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 90,4% 99,3 % 0,7%25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 92,7% 97,6 % 2,4%
26. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4 90,4% 99,3 % 0,7%
27. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B2 80,09% 94,23 % 5,77%
Promosi Kesehatan28. Rumah tangga sehat 33% 50,76 % 49,24%29. Bayi yang dapat ASI eksklusif 73,99% 92,49% 7,51%30. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk masyarakat 21% 70 % 30%
Jangkauan pengobatan rawat jalan31. Frekuensi kunjungan : jumlah kasus B+L+KK/B
Frekuensi kunjungan (x+y+z)/x1,06% 88,06 % 11,94%
32. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 2,1% 14% 86%
Prioritas Masalah
Untuk memprioritaskan masalah yang ditemukan, digunakan metode Hanlon kuantitatif. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kelompok Kriteria A: Besarnya Masalah2. Kelompok Kriteria B: Kegawatan Masalah3. Kelompok Kriteria C: Kemudahan
Dalam Penanggulangan4. Kelompok Kriteria D: PEARL Factor
Kelompok Kriteria A: Besarnya Masalah
Jumlah kelas didapat berdasarkan rumus :
K = 1+ 3,3 Log N
N adalah jumlah masalah yang ada
Perhitungan :
K = 1 + 3,3 Log 32
K = 5,96 dibulatkan menjadi 6
Interval kelas didapatkan dengan rumus :
Range = (Presentase masalah terbesar – presentase masalah terkecil)
Perhitungan :
Interval kelas = (86 – 0) / 6
Interval kelas = 14,33 dibulatkan menjadi 14
Hasil penetapan kelompok kriteria A disajikan dalam tabel berikut.
Range Interval kelas = ------------- Jumlah kelas
Penetapan Kelompok Kriteria A Metode Hanlon Kuantitatif
No. Masalah 0-13(1)
14-27(2)
28-41 (4)
42-55(6)
56-69(8)
>70(10)
Nilai
1. Cakupan kunjungan bumil K1 X 1
2. Cakupan kunjungan bumil K4 X 2
3. Ibu hamil resti yang dirujuk atau ditangani PONED
X 2
4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan X 1
5. Cakupan Kn 1(lahir 6 jam – 48 jam) X 1
6. Cakupan Kn 2 X 17. Cakupan Kn 3 X 18. Deteksi dini tumbuh
kembang anak balita dan pra sekolah
X 6
9. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat oleh Tenkes atau terlatih atauguru
X 2
10. Jumlah TK yang dibina X 2
11. Balita yang naik berat badannya X 1
12. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe X 1
13. Balita BGM X 8
14. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi X 4
15. Rumah sehat X 8
16. Penduduk yang memanfaatkan jamban X 1
17. Rumah yang mempunyai SPAL X 4
P2 TB Paru
18. Cakupan suspek TB paru X 4
19. Penemuan kasus TB BTA (+) X 4
Imunisasi20. Jumlah bumil yang
mendapat TT1 X 621. Jumlah bumil yang
mendapat TT2 X 822. Jumlah bayi yang mendapat
BCG X 123. Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi DPT1 X 1
24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 X 1
25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 X 1
26. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4 X 1
27. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B2 X 1
Promosi Kesehatan28. Rumah tangga sehat X 629. Bayiyang dapat ASI
eksklusif X 130. Penyuluhan NAPZA dan
HIV/AIDS untuk masyarakat X 4
Jangkauan pengobatan rawat jalan31. Frekuensi kunjungan :
jumlah kasus B+L+KK/BFrekuensi kunjungan (x+y+z)/x
X 1
32. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum X 10
Kelompok Kriteria B: Kegawatan Masalah
No. Masalah KeganasanTingkat Urgency
Biaya yang Dikeluarkan
Nilai
1. Cakupan kunjungan bumil K1 3 3 3 92. Cakupan kunjungan bumil K4 4 4 3 113. Ibu hamil resti yang dirujuk atau
ditangani PONED 4 4 3 11
4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 4 4 4 12
5. Cakupan Kn 1(lahir 6jam – 48 jam)4 3 3 10
6. Cakupan Kn 2 4 3 4 117. Cakupan Kn 3 3 3 4 108. Deteksi dini tumbuh kembang anak
balita dan pra sekolah 2 2 1 5
9. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat oleh Tenkes atau terlatih atau guru 2 2 3 7
10. Jumlah TK yang dibina 2 2 2 6
11. Balita yang naik berat badannya3 3 2 8
12. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 3 3 3 9
13. Balita BGM2 2 2 6
14. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi3 3 4 10
15. Rumah sehat1 1 1 3
16. Penduduk yang memanfaatkan jamban2 1 2 5
17. Rumah yang mempunyai SPAL4 3 2 9
P2 TB Paru
18. Cakupan suspek TB paru4 4 4 12
19. Penemuan kasus TB BTA (+) 4 4 4 12
Imunisasi
20. Jumlah bumil yang mendapat TT14 3 3 10
21. Jumlah bumil yang mendapat TT24 3 3 10
22. Jumlah bayi yang mendapat BCG2 2 2 6
23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 2 2 2 6
24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 2 2 2 6
25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 2 2 2 6
26. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4 2 2 2 6
27. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B2 2 2 2 6
Promosi Kesehatan
28. Rumah tangga sehat3 3 2 8
29. Bayiyang dapat ASI eksklusif4 4 3 11
30. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk masyarakat
1 1 2 4
Jangkauan pengobatan rawat jalan
31. Frekuensi kunjungan : jumlah kasus B+L+KK/BFrekuensi kunjungan (x+y+z)/x
3 2 4 9
32. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum
1 1 3 5
Kelompok Kriteria C: Kemudahan Dalam Penanggulangan
No. Masalah Kemudahan dalam Penanggulangan
1. Cakupan kunjungan bumil K1 3+3+3+3+3+2+3+2+4+4+3+3/12 = 32. Cakupan kunjungan bumil K4 2+4+3+4+4+4+4+4+4+3+2+3/12= 3,43. Ibu hamil resti yang dirujuk atau
ditangani PONED 2+2+3+3+2+3+3+2+2+2+3+2/12= 2,4
4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 3+4+3+3+4+4+4+4+4+2+3+4/12= 3,5
5. Cakupan Kn 1(lahir 6jam – 48 jam)4+3+3+4+4+4+4+3+3+3+4+4/12= 3,5
6. Cakupan Kn 2 2+2+3+3+2+3+3+2+2+2+3+2/12= 2,47. Cakupan Kn 3 1+3+3+2+2+3+2+3+3+2+2+2/12= 2,38. Deteksi dini tumbuh kembang anak
balita dan pra sekolah 2+1+3+2+2+3+2+2+1+2+2+2/12= 2
9. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat oleh Tenkes atau terlatih atau guru 3+4+2+1+3+1+2+2+2+2+2+2/12= 2,1
10. Jumlah TK yang dibina 3+4+2+1+3+1+2+2+2+2+2+2/12= 2,1
11. Balita yang naik berat badannya2+2+3+3+2+3+3+2+2+2+3+2/12= 2,4
12. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 1+1+2+2+2+2+1+2+4+2+2+2/12= 1,9
13. Balita BGM 3+4+2+1+3+1+2+2+2+2+2+2/12= 2,114. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
2+2+2+2+2+1+2+1+1+1+2+2/12= 1,6
15. Rumah sehat 2+4+2+2+2+1+1+3+1+2+3+2/12= 216. Penduduk yang memanfaatkan jamban
3+3+2+2+2+2+2+2+2+3+2+3/12= 2,3
17. Rumah yang mempunyai SPAL2+3+2+1+1+1+1+1+1+2+2+1/12= 1,5
P2 TB Paru
18. Cakupan suspek TB paru 3+4+4+4+3+3+4+4+4+4+4+4/12= 3,819. Penemuan kasus TB BTA (+) 4+4+4+4+4+4+4+4+4+3+3+3/12= 3,75
Imunisasi
20. Jumlah bumil yang mendapat TT11+1+2+2+2+2+1+2+4+2+2+2/12= 1,9
21. Jumlah bumil yang mendapat TT21+2+2+2+2+3+1+2+1+2+2+1/12= 1,7
22. Jumlah bayi yang mendapat BCG2+3+3+4+4+4+4+4+3+3+3+4/12= 3,4
23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 3+3+3+4+4+4+3+3+3+2+4+4/12= 3,3
24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT34+2+3+4+4+4+3+3+3+2+3+4/12= 3,25
25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1
4+3+3+4+3+4+3+4+4+4+3+4/12= 3,5
26. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4
4+2+3+4+3+4+3+4+4+3+2+2/12= 3,1
27. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B2 4+2+3+4+3+4+3+4+4+3+2+2/12= 3,1
Promosi Kesehatan28. Rumah tangga sehat 2+2+2+1+1+2+1+1+1+1+2+1/12= 1,429. Bayi yang dapat ASI eksklusif 4+4+4+4+4+3+3+3+3+3+2+2/12= 3,2530. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk
masyarakat 2+2+1+1+1+2+1+2+2+2+2+1/12= 1,5
Jangkauan pengobatan rawat jalan31. Frekuensi kunjungan : jumlah kasus
B+L+KK/BFrekuensi kunjungan (x+y+z)/x 1+2+2+2+2+3+1+2+1+2+2+1/12= 1,7
32. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum2+2+1+1+1+2+1+2+2+2+2+1/12= 1,5
Kelompok Kriteria D: PEARL FactorNo. Masalah
P E A R L Hasil kali
1. Cakupan kunjungan bumil K11 1 1 1 1 1
2. Cakupan kunjungan bumil K41 1 1 1 1 1
3. Ibu hamil resti yang dirujuk atau ditangani PONED 1 1 1 1 1 1
4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 1 1 1 1 1 1
5. Cakupan Kn 1(lahir 6jam – 48 jam) 1 1 1 1 1 1
6. Cakupan Kn 2 1 1 1 1 1 17. Cakupan Kn 3 1 1 1 1 1 18. Deteksi dini tumbuh kembang
anak balita dan pra sekolah 1 1 1 1 1 1
9. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat oleh Tenkes atau terlatih atauguru
1 1 1 1 1 1
10. Jumlah TK yang dibina 1 1 1 1 1 1
11. Balita yang naik berat badannya 1 1 1 1 1 1
12. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe
1 1 1 1 1 1
13. Balita BGM1 1 1 1 1 1
14. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 1 1 1 1 1 1
15. Rumah sehat1 1 1 1 1 1
16. Penduduk yang memanfaatkan jamban 1 1 1 1 1 1
17. Rumah yang mempunyai SPAL 1 1 1 1 1 1
P2 TB Paru
18. Cakupan suspek TB paru1 1 1 1 1 1
19. Penemuan kasus TB BTA (+) 1 1 1 1 1 1
ImunisasiJumlah bumil yang mendapat TT1
1 1 1 1 1 1
Jumlah bumil yang mendapat TT2
1 1 1 1 1 1
Jumlah bayi yang mendapat BCG1 1 1 1 1 1
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1
1 1 1 1 1 1
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 1 1 1 1 1 1
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4
1 1 1 1 1 1
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B2
1 1 1 1 1 1
Promosi Kesehatan
Rumah tangga sehat1 1 1 1 1 1
Bayi yang dapat ASI eksklusif
1 1 1 1 1 1
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk masyarakat
1 1 1 1 1 1
Jangkauan pengobatan rawat jalan
Frekuensi kunjungan : jumlah kasus B+L+KK/BFrekuensi kunjungan (x+y+z)/x
1 1 1 1 1 1
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 1 1 1 1 1 1
Rekapitulasi Metode HanlonNo. Masalah
NPD Nilai PEARL NPT Prioritas
1. Cakupan suspek TB paru 60,8 1 60,8 I2. Penemuan kasus TB BTA (+) 60 1 60 II3. Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan 45,5 1 45,5 III
4. Cakupan kunjungan bumil K4 44,2 1 44,2 IV5. Bayiyang dapat ASI eksklusif 39 1 39 V6. Cakupan Kn 1(lahir 6jam – 48 jam)
38,5 1 38,5 VI7. Ibu hamil resti yang dirujuk atau ditangani
PONED 31,2 1 31,2 VII
8. Jumlah bumil yang mendapat TT230,6 1 30,6 VIII
9. Jumlah bumil yang mendapat TT1 30,4 1 30,4 IX10. Cakupan kunjungan bumil K1 30 1 30 X11. Balita BGM 29,4 1 29,4 XI12. Cakupan Kn 2 28,8 1 28,8 XII13. Cakupan Kn 3 25,3 1 25,3 XIII14. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio
1 24,5 1 24,5 XIV
15. Jumlah bayi yang mendapat BCG 23,8 1 23,8 XV
16. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 23,1 1 23,1 XVI17. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 22,75 1 22,75 XVII18 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 22,5 1 22,5 XVIII19. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 22,4 1 22,4 XIX20. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita
dan pra sekolah 22 1 22 XX21. Rumah sehat 22 1 22 XXI22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4
21,7 1 21,7 XXII23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi
hepatitis B2 21,7 1 21,7 XXIII
24. Balita yang naik berat badannya 21,6 1 21,6 XXIV25. Rumah tangga sehat 19,6 1 19,6 XXV26. Rumah yang mempunyai SPAL 19,5 1 19,5 XXVI27. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 19 1 19 XXVII28. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK,
Kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat oleh Tenkes atau terlatih atauguru
18,9 1 18,9 XXVIII
29 Frekuensi kunjungan : jumlah kasus B+L+KK/BFrekuensi kunjungan (x+y+z)/x
17 1 17 XXIX
30. Jumlah TK yang dibina 16,8 1 16,8 XXX31. Penduduk yang memanfaatkan jamban 13,8 1 13,8 XXXI32 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk
masyarakat 12 1 12 XXXII
Konfirmasi dengan kepala Puskesmas Salaman I Magelang : prioritas utama adalah penemuan kasus TB paru BTA (+) yang masih dibawah target.
Alasan : capaian program tersebut sebesar 68,2%. Sampai saat ini TB masih mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah mengingat kegawatan dan penularan TB, sedangkan dana operasional sudah disediakan oleh pemerintah.
Analisis Penyebab Masalah
Input P1, P2, P3 & Protap, SOP
Output Outcome
Dampak - Kesakitan - Kecacatan - Kematian
Impact
Man, money, material, method, & machine
Complex problem
Environment
Mutu Cakupan Proses
Simple problem
Kemungkinan penyebab masalah dalam program penemuan kasus TB paru BTA (+) dianalisis menggunakan analisis sistem dan hasil analisis disajikan dalam tabel berikut.
Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan pendekatan sistem
Komponen Penyebab masalah yang ditemukanInputMan Petugas kurang memberdayakan kaderMoney -Method Belum ada SPO bagi petugas jejaring dan kaderMaterial Dahak belum memenuhi kriteria untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis BTA
Machine -ProsesP1 - Kurangnya perencanaan penyuluhan penyakit TB, gejala, tatalaksana awal,
pengumpulan sampel dahak untuk pemeriksaan BTA, penularan, dan kepatuhan minum obat kepada masyarakat.
- Kurangnya perencanaan untuk kembali membina kader
P2 Petugas kurang aktif dalam proses pengumpulan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu pasien yang mangkir.
P3 Evaluasi program penemuan kasus TB BTA (+) tidak dilaksanakan tiap bulan.Evaluasi digabung dengan pelaksanaan rapat evaluasi dengan dinas kesehatan provinsi tiap 3 bulan.Tidak semua petugas hadir dalam evaluasi program penemuan kasus TB BTA (+).
LingkunganKebijakan puskesmas untuk menemukan kasus TB masih bersifat pasif promotif.
Penentuan simple problem dilakukan dengan cara observasi pada saat petugas melakukan pelayanan penemuan kasus TB paru BTA (+) dengan menggunakan SPO yang diubah menjadi daftar tilik.
Daftar Tilik Pelayanan Penemuan Kasus BTA (+)
No. Standard Procedure Operational Ya TidakTidak
berlaku1. Apakah pemeriksaan medis pada semua pasien meliputi keluhan
utama, RPD, RPK dan pemeriksaan fisik, inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi dilakukan secara teliti?
3 2 0
2. Apakah penderita diberi pengantar formulir pemeriksaan dahak (TB 05)?
5 0 0
3. Apakah penderita diberi pot sputum dan dianjurkan mengeluarkan dahak ditempat yang telah disediakan?
5 0 0
4. Apakah diajarkan cara mengeluarkan dahak yang benar? 5 0 0
5. Apakah penderita diberi 2 pot sputum lagi untuk tempat dahak pagi dan sewaktu hari berikutnya dan dianjurkan segera membawa ke laboratorium bila dahak sudah ada?
5 0 0
6. Apakah dilakukan pemeriksaan spesimen dahak SPS? 5 0 0
7. Apakah hasil laborat dicatat pada register TB04 dan TB05? 5 0 0
8. Apakah formulir TB05 dikembalikan ke BP? 5 0 09. Apakah petugas BP mencatat formulir suspek (TB06) 5 0 0
Compliance rate (CR) = Perhitungan CR = 42 : (42+3)100%
= 93,3 % InterpretasiCompliance rate didapati sebesar 93,3%. Tingkat kepatuhan petugas kesehatan terhadap SOP yang diharapkan adalah sebesar 80%. Jadi tidak terdapat permasalahan pada analisis simple problem.
Penentuan complex problem dilakukan dengan cara menanyakan kuisioner 9 dimensi mutu pada pasien yang sedang berobat di puskesmas. Jumlah responden sebanyak sebanyak 7 orang. Daftar tilik kuisioner 9 dimensi mutu disajikan dalam tabel berikut.
Daftar tilik kuisioner 9 dimensi mutu
No 9 Dimensi Mutu Ya Tidak Pencapaian %
1. Kompetensi Teknis
a. Apakah tenaga kesehatan meminta informed consent pada pasien setiap sebelum melakukan tindakan medis?
7 0 100
b. Apakah petugas yang melayani sesuai dengan bidangnya/tidak?
7 0 100
c. Apakah dalam melakukan pelayanan, petugas melakukan sesuai tahapan? (anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis,)
7 0 100
d. Dalam memberi pelayanan, apakah petugas membeda-bedakan pasien dari status sosial ataupun kelas BPJS?
7 0 100
2. Akses terhadap pelayanan
a. Apakah sarana layanan kesehatan mudah dijangkau oleh Anda? (ketersediaan angkutan umum dari tempat tinggal)
7 0 100
b. Apakah jarak puskesmas dekat dengan tempat tinggal? 5 2 71,4
c. Apakah bahasa yang digunakan oleh petugas dapat dipahami oleh anda?
6 1 85,7
d. Apakah biaya yang dikeluarkan di puskesmas terjangkau menurut anda?
7 0 100
3. Efektivitas
a. Apakah Anda merasa obat-obatan yang diberikan oleh puskesmas mengurangi keluhan penyakit?
6 1 85,7
b. Apakah petugas kesehatan sudah memberikan konseling mengenai penyakit yang diderita?
6 1 85,7
c. Apakah petugas kesehatan sudah memberikan konseling mengenai kepatuhan minum obat?
7 0 100
d. Apakah petugas kesehatan sudah memberi penjelasan tentang cara mencegah penyakitnya agar tidak menular?
5 2 71,4
4. Efisiensi
a. Apakah kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan sudah cepat?
6 1 85,7
b. Apakah kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan sudah tepat?
7 0 100
c. Apakah kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan sudah tidak berbelit-belit?
7 0 100
d. Apakah pasien menunggu terlalu lama untuk dilakukannya pemeriksaan?
4 3 57,1
5. Hubungan antar manusia
a. Apakah petugas sudah melakukan senyum, sapa dan salam? 6 1 85,7
b. Apakah petugas ramah kepada anda? 6 1 85,7
c. Ketika memberikan pelayanan, apakah petugas sambil melakukan hal lain? (berbicara sendiri, mengerjakan hal lain, menelepon/bermain hp)
7 0 100
d. Apakah petugas menunjukkan rasa empati kepada anda?5 2 71,4
6. Kesinambungan
a. Apakah petugas kesehatan mengedukasi anda untuk melakukan kontrol ulang?
7 0 100
b. Apakah Anda mendapat kartu kontrol dari petugas kesehatan?
7 0 100
c. Apakah petugas memberikan informasi untuk melakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi?
7 0 100
d. Apakah petugas mengedukasi Anda dan keluarga mengenai pencegahan penyakit?
7 0 100
7. Keamanan
a. Apakah petugas kesehatan saat melakukan tindakan medis sudah menggunakan alat pelindung diri?
7 0 100
b. Apakah petugas kesehatan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan?
7 0 100
c. Apakah petugas kesehatan dapat menjamin kerahasiaan mengenai penyakit pasien?
7 0 100
d. Apakah petugas kesehatan memberikan penjelasan mengenai obat dan cara penggunaannya kepada anda?
7 0 100
8. Kenyamanan
a. Apakah ruang periksa puskesmas bersih dan rapi? 7 0 100
b. Apakah ruang tunggu puskesmas bersih dan rapi? 6 1 85,7
c. Apakah toilet puskesmas bersih dan rapi? 6 1 85,7
d. Apakah petugas puskesmas berpakaian bersih dan rapi? 7 0 100
9. Informasi
a. Apakah dokter menjelaskan terlebih dahulu kepada anda mengenai tindakan medis yang akan dilakukan?
7 0 100
b. Apakah petugas kesehatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pasien?
7 0 100
c. Apakah informasi di puskesmas mengenai alur pemeriksaan pasien mudah dipahami?
6 1 85,7
d. Apakah puskesmas memberikan informasi mengenai kesehatan? (dpat berupa brosur, pamflet, poster, ataupun penyuluhan)
7 0 100
Masalah dari Dimensi Mutu
• 71,4 % pasien merasa jarak rumah dan puskesmas masih jauh
• 71,4 % pasien merasa petugas kesehatan belum memberi penjelasan tentang cara mencegah penyakitnya agar tidak menular
• 57,1% pasien merasa masih menunggu lama untuk mengikuti pemeriksaan
• 71,4% pasien merasa petugas kesehatan kurang menunjukkan empati terhadap pasien
Kemungkinan Penyebab MasalahNo.1. Petugas kurang memberdayakan kader.2. Belum ada SPO bagi petugas jejaring dan kader.3. Dahak belum memenuhi kriteria untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis BTA.
4. Kurangnya perencanaan penyuluhan penyakit TB, gejala, tatalaksana awal, pengumpulan sampel dahak untuk pemeriksaan BTA, penularan, dan kepatuhan minum obat kepada masyarakat.
5. Kurangnya perencanaan untuk kembali membina kader .
6. Petugas kurang aktif dalam proses pengumpulan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu pasien yang mangkir.
7. Evaluasi program penemuan kasus TB BTA (+) tidak dilaksanakan tiap bulan.
8. Evaluasi digabung dengan pelaksanaan rapat evaluasi dengan dinas kesehatan provinsi tiap 3 bulan.
9. Tidak semua petugas hadir dalam evaluasi program penemuan kasus TB BTA (+).
10. Kebijakan puskesmas untuk menemukan kasus TB masih bersifat pasif promotif.
11. Pasien merasa jarak rumah dan puskesmas masih jauh12. Pasien merasa petugas kesehatan belum memberi penjelasan tentang cara mencegah penyakitnya agar
tidak menular13. Pasien merasa masih menunggu lama untuk mengikuti pemeriksaan14. Pasien merasa petugas kesehatan kurang menunjukkan empati terhadap pasien.
Capaian penemuan kasus TB paru BTA (+) Salaman I periode Januari-September 2015 sebesar 68,2%
MAN
Belum ada SPO bagi petugas jejaring dan kader.
Tidak semua petugas hadir dalam evaluasi program penemuan kasus TB BTA (+).
Petugas kurang aktif dalam proses pengumpulan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu pasien yang mangkir
Petugas kurang memberdayakan kader.
Kurangnya perencanaan penyuluhan penyakit TB, gejala, tatalaksana awal, pengumpulan sampel dahak untuk pemeriksaan BTA, penularan, dan kepatuhan minum obat kepada masyarakat.
Pasien merasa jarak rumah dan puskesmas masih jauh
ENVIRONMENT
METHOD
Dahak belum memenuhi kriteria untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis BTA.
METHOD
Kurangnya perencanaan untuk kembali membina kader .
Evaluasi program penemuan kasus TB BTA (+) tidak dilaksanakan tiap bulan.
Evaluasi digabung dengan pelaksanaan rapat evaluasi dengan dinas kesehatan provinsi tiap 3 bulan.
Kebijakan puskesmas untuk menemukan kasus TB masih bersifat pasif promotif.
Pasien merasa petugas kesehatan belum memberi penjelasan tentang cara mencegah penyakitnya agar tidak menular
Pasien merasa petugas kesehatan kurang menunjukkan empati terhadap pasien.
Pasien merasa masih menunggu lama untuk mengikuti pemeriksaan
Urutan Penyebab MasalahMenggunakan Metode Paired Comparison
Penyebab Masalah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total Horizontal
1 2 3 4 1 6 1 1 1 10 1 1 1 1 8
2 3 4 2 6 2 2 2 10 2 2 2 2 83 4 3 6 3 3 3 10 3 3 3 3 8
4 4 4 4 4 4 10 4 4 4 4 9
5 6 5 5 5 10 5 5 5 5 7
6 6 6 6 10 6 6 6 6 77 7 7 10 7 7 7 7 6
8 9 10 8 8 8 8 49 10 9 9 9 9 4
10 10 10 10 10 411 12 13 14 0
12 12 12 213 13 1
14 0
Total Vertikal 0 1 2 3 0 4 0 0 1 9 0 1 1 1
Total Horizontal 8 8 8 9 7 7 6 4 4 4 0 2 1 0
Total 8 9 10 12 7 11 6 4 5 13 0 3 2 1
Tabel Pareto
Penyebab Masalah Frekuensi Persen (%) Frekuensi Kumulatif Persen Kumulatif (%)
10 13 14,3 13 14,3
4 12 13,2 25 27,5
6 11 12,1 36 39,6
3 10 11 46 50,6
2 9 9,9 55 60,5
1 8 8,8 63 69,3
5 7 7,7 70 77
7 6 6,6 76 83,6
9 5 5,5 81 89,1
8 4 4,4 85 93,5
12 3 3,3 88 96,8
13 2 2,2 90 99
14 1 1 91 100
11 0 0 91 100
91 91
10 4 6 3 2 1 5 7 9 8 12 13 140.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Diagram Pareto
frekuensi kumulatiffrekuensi
Urutan penyebab masalah terbesar adalah masalah kebijakan puskesmas untuk menemukan kasus TB masih bersifat pasif promotif . Urutan penyebab masalah ini disajikan dalam diagram di bawah ini.
Alternatif Pemecahan MasalahNo. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kebijakan puskesmas untuk menemukan kasus TB masih bersifat pasif promotif.
Puskesmas membentuk kebijakan baru yang bersifat aktif promotif, dengan cara memberdayakan puskemas keliling, kunjungan rumah ke rumah, serta dapat mengusulkan cakupan kunjungan rumah pasien TB sebagai program SPM sehingga petugas kesehatan harus terjun ke masyarakat.
2. Kurangnya perencanaan penyuluhan penyakit TB, gejala, tatalaksana awal, pengumpulan sampel dahak untuk pemeriksaan BTA, penularan, dan kepatuhan minum obat kepada masyarakat.
Memasukkan program penyuluhan penyakit TB, gejala, tatalaksana awal, pengumpulan sampel dahak untuk pemeriksaan BTA, penularan, dan kepatuhan minum obat ke dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas, dengan sasaran masyarakat melalui pertemuan keluarga di tingkat RT atau RW.
3. Petugas kurang aktif dalam proses pengumpulan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu pasien yang mangkir.
Petugas kesehatan mencatat semua pasien suspek TB dan memastikan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu sudah lengkap. Bila ada sampel yang belum terkumpul, petugas harus mendatangi pasien untuk meminta sampel dahak.
4. Dahak belum memenuhi kriteria untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis BTA.
- Pemeriksaan BTA menggunakan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu. Saat pengambilan sampel dahak sewaktu yang pertama, seharusnya dilakukan di depan petugas sekaligus mengedukasi pasien pengambilan sampel dahak yang benar dan sampel dahak yang salah (sebagian besar air liur). Prosedur tersebut diatas dimasukan dalam SPO tertulis.
5. Belum ada SPO bagi petugas jejaring dan kader
Pembuatan SPO tertulis untuk petugas jejaring dan kader oleh pihak puskesmas.
6. Petugas kurang memberdayakan kader Pembinaan kembali kader oleh puskesmas dan memeberikan reward seperti sebelumnya, yaitu berupa pemberian uang sebesar Rp 5.000,00 bagi kader yang dapat menemukan kasus suspek TB dan Rp 20.000 bagi kader yang menemukan kasus TB BTA (+).
7. Kurangnya perencanaan untuk kembali membina kader
Perencanaan untuk membina kader kembali
Pengambilan KeputusanNo
Alternatif Pemecahan MasalahKriteria Mutlak L/TL
Tenaga Waktu Dana 1. Puskesmas membentuk kebijakan baru yang
bersifat aktif promotif, dengan cara memberdayakan puskemas keliling, kunjungan rumah ke rumah, serta dapat mengusulkan cakupan kunjungan rumah pasien TB sebagai program SPM sehingga petugas kesehatan harus terjun ke masyarakat.
1 1 1 L
2. Memasukkan program penyuluhan penyakit TB, gejala, tatalaksana awal, pengumpulan sampel dahak untuk pemeriksaan BTA, penularan, dan kepatuhan minum obat ke dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas, dengan sasaran masyarakat melalui pertemuan keluarga di tingkat RT atau RW.
0 1 1 TL
3. Petugas kesehatan mencatat semua pasien suspek TB dan memastikan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu sudah lengkap. Bila ada sampel yang belum terkumpul, petugas harus mendatangi pasien untuk meminta sampel dahak.
1 1 1 L
4. Pemeriksaan BTA menggunakan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu. Saat pengambilan sampel dahak sewaktu yang pertama, seharusnya dilakukan di depan petugas sekaligus mengedukasi pasien pengambilan sampel dahak yang benar dan sampel dahak yang salah (sebagian besar air liur). Prosedur diatas dimasukkan dalam SPO tertulis.
1 1 1 L
5. Pembuatan SPO tertulis untuk petugas jejaring dan kader oleh pihak puskesmas.
1 1 1 L
6. Pembinaan kembali kader oleh puskesmas dan memeberikan reward seperti sebelumnya, yaitu berupa pemberian uang sebesar Rp 5.000,00 bagi kader yang dapat menemukan kasus suspek TB dan Rp 20.000 bagi kader yang menemukan kasus TB BTA (+).
1 1 1 L
7. Perencanaan untuk membina kader kembali 1 1 1 L
Kriteria Keinginan
Alternatif
PROSES
JumlahBiaya
Pelaksanaan Terjangkau (40)
Pelaksanaan Mudah (30)
Libatkan Masyarakat
(20)
Berkesinambungan (10)
1 2X40 1X30 4X20 4X10 230
3 2X40 1X30 3X20 3X10 200
4 3X40 3X30 3X20 3X10 300
5 3X40 3X30 1X20 3X10 260
6 2X40 1X30 1X20 4X10 170
7 3X40 4X30 1X20 1X10 270
Penentuan keputusan sementara dari beberapa alternatif pemecahan masalah di atas berdasarkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, didapatkan hasil berupa alternatif program 4 yaitu pemeriksaan BTA menggunakan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu. Saat pengambilan sampel dahak sewaktu yang pertama, seharusnya dilakukan di depan petugas sekaligus mengedukasi pasien pengambilan sampel dahak yang benar dan sampel dahak yang salah (sebagian besar air liur), prosedur diatas dimasukkan dalam SPO tertulis.
Pengambilan Keputusan SementaraNo Keputusan Sementara Faktor Pendorong Faktor Penghambat
1 2.
Pemeriksaan BTA menggunakan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu. Saat pengambilan sampel dahak sewaktu yang pertama, seharusnya dilakukan di depan petugas sekaligus mengedukasi pasien pengambilan sampel dahak yang benar dan sampel dahak yang salah (sebagian besar air liur). Prosedur diatas dimasukkan dalam SPO tertulis.Pembuatan SPO tertulis untuk petugas jejaring dan kader oleh pihak puskesmas.
1. Mudah2. Murah3. Memberdayakan
masyarakat4. Berkesinambungan 1. Mudah2. Murah3. Berkesinambungan
1. Kesadaran pasien untuk memeriksakan diri masih rendah
2. Petugas kesehatan kurang aktif dalam mengawasi pengambilan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu.
1. Puskesmas belum
mengaktifkan kader kembali2. kurangnya komitmen dari
petugas jejaring3. kurangnya kesadaran pihak
puskesmas pentingnya SPO tertulis untuk petugas jejaring dan kader
Plan of Action (POA) Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksa
naWakt
uBiay
aMetode Indikator
1 Pembentukan tim panitia
gerakan “KENDARI”
Kenali Dahak Sendiri
Untuk membentuk tim panitia pelaksana gerakan
“KENDARI” Kenali Dahak
Sendiri
petugas kesehatan
jejaring dan kader
Puskesmas
Salaman I
Dokter, penanggung jawab program TB dan
petugas laborato
rium
Minggu
pertama
bulan desember 2015
Dana BOK
Rapat pembent
ukan panitia
pelaksana
gerakan “KENDA
RI” Kenali Dahak Sendiri
Terbentuknya surat keputusan
panitia pelaksana gerakan
“KENDARI” Kenali Dahak Sendiri
2 Pelaksanaan Gerakan
“KENDARI” Kenali Dahak
Sendiri
Untuk mengedukasi masyarakat khususnya
pasien suspek TB mengenai
cara pengumpulan sampel dahak
yang benar
Masyarakat
khususnya pasien
suspek TB
Puskesmas
Salaman I
Dokter, penanggung jawab program TB,
petugas kesehat
an jejaring
dan petugas laborato
rium
Minggu
pertama
bulan janua
ri 2016
Dana BOK
Penyuluhan
dengan demonstr
asi disertai
pemberian kartu kontrol
pengumpulan
sampel dahak pada
pasien suspek
TB
Kartu kontrol terisi
lengkap
3 Evaluasi pelaksanaan
Gerakan “KENDARI”
Kenali Dahak Sendiri
Mengetahui masalah selama kegiatan berlangsung
“Tim KENDARI”
Puskesmas Salaman I
Anggota “KENDARI” Kenali Dahak Sendiri
Tiap bulan dari minggu ketiga bulan januari – maret 2016
Dana BOK
Rapat anggota beserta tenaga medis puskesmas
Didapatkan solusi masalah pelaksaan kegiatan
4 Penilaian dan pengawasan
Mengawasi secara langsung dari perencanaan hingga pelaksanaan dari program “Tim KENDARI”
Tim KENDARI
Puskesmas Salaman I
Panitia pembentukan “Tim KENDARI dan anggota tim KENDARI
Bulan maret 2016
Dana BOK
Mengevaluasi perencanaan dan hasil program melalui laporan hasil
Tersusun laporan hasil dan dilaporkan saat lokmin bulanan
5 Evaluasi data capaian penemuan kasus TB BTA (+) periode berikutnya
Mengevaluasi capaian penemuan kasus TB BTA (+) di puskesmas Salaman I
Masyarakat beserta kader kesehatan
Puskesmas Salaman I
Kepala Puskesmas dan koordinator program TB
Bulan desember 2016
Dana BOK
Mengevaluasi angka capaian penemuan kasus TB BTA (+) Puskesmas Salaman I dalam waktu 1 tahun.
Meningkatnya capaian penemuan kasus TB BTA (+)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari kesebelas penyebab masalah tersebut, dicari urutan penyebab masalah, kemudian dilakukan pencarian alternatif pemecahan masalah dan diambil keputusan tetap yaitu pemeriksaan BTA menggunakan sampel dahak sewaktu-pagi-sewaktu. Saat pengambilan sampel dahak sewaktu yang pertama, seharusnya dilakukan di depan petugas sekaligus mengedukasi pasien pengambilan sampel dahak yang benar dan sampel dahak yang salah (sebagian besar air liur), prosedur tersebut diatas dimasukan dalam SPO tertulis. Selanjutnya disusun POA pembentukan ”Gerakan KENDARI”.
Saran
• Penulis menyarankan kepala Puskesmas mengadakan rapat atau memanfaatkan Lokmin untuk membahas capaian penemuan kasus TB BTA (+) yang masih kurang, persiapan pelaksanaan Gerakan “KENDARI”, mendiskusikan pemberian kartu kontrol pada pasien suspek TB serta evaluasi dan pengawasan pelaksanaan Gerakan “KENDARI”.
Bagi Kepala Puskesmas
• Penulis menyarankan agar penanggung jawab program TB merencanakan lebih banyak penyuluhan TB dan cara pengambilan sampel dahak yang benar
Bagi Penanggung
Jawab Program TB
• Penulis menyarankan agar dokter melaksanakan tugasnya sesuai SPO dan menjelaskan cara pengambilan sampel dahak yang benar.
Bagi Dokter
• Penulis menyarankan agar petugas laboratorium melaksanakan tugasnya sesuai SPO, menambah ketrampilan pemeriksaan BTA dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh dinas kesehatan.
Bagi Petugas Laboratorium
PENUTUP
Kami menyadari kegiatan ini penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun ke masyarakat sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan, pemimpin, manajer, pengambil keputusan dan sebagai komunikator sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang setinggi–tingginya.