presentasi hukum pidana

39
HAL-HAL YANG MENGGUGURKAN HUKUM PIDANA DAN HAK MENUNTUT PIDANA Verval Van Het Recht Tot Strafverdering – Verval Van Het Recht Tot Strafuitvooring HUKUM PIDANA, 4 Januari 2010 -Kelompok 5-

Transcript of presentasi hukum pidana

Page 1: presentasi hukum pidana

HAL-HAL YANG MENGGUGURKAN HUKUM PIDANA DAN HAK MENUNTUT PIDANAVerval Van Het Recht Tot Strafverdering – Verval Van Het Recht Tot Strafuitvooring

HUKUM PIDANA, 4 Januari 2010

-Kelompok 5-

Page 2: presentasi hukum pidana

Gugurnya Hak Menuntut

• Yang Terdapat dalam KUHP• Ne bis in idem• Tertuduh meninggal dunia• Kadaluwarsa• Penyelesaian di luar proses pengadilan

• Yang Terdapat di luar KUHP• Abolisi• Amnesti

Page 3: presentasi hukum pidana

Ne Bis In Idem• “Seseorang tidak boleh dituntut terhadap sesuatu delik, apabila terhadap

delik yang dilakukannya itu telah diberi keputusan hakim dan keputusannya mempunyai kekuatan terakhir. Atau seseorang tidak dapat dituntut lagi dalam delik itu juga, karena telah ada keputusan hakim sebelumnya.”

• ContohAndi dituduh telah mencuri benda. Andi kemudian diadili dan diberikan keputusan hakim dengan adanya ajaran “Ne bis in idem” itu, Andi kemudian tidak boleh dituntut terhadap delik yang itu juga.

Page 4: presentasi hukum pidana

Dasar Ne Bis In Idem

• Untuk menjunjung tinggi kemuliaan hukum serta kepentingan hakim sebagai alat perlengkapan negara.

• Untuk memberikan perasaan kepastian hukum bagi tiap orang atau individu. Apabila ketentuan “Ne bis in idem” itu tidak ada, maka orang yang telah diberi keputusan hakim senantiasa masih merasa gelisah.

Page 5: presentasi hukum pidana

Syarat Ne Bis In Idem

• Perbuatan yang satu juga

• Orang yang dituntut harus orang itu juga.

• Harus ada keputusan yang telah tetap oleh hakim dan yang mengenai perkara yang sama.

Page 6: presentasi hukum pidana

Perbuatan yang Satu Juga

• Apa yang dimaksud “Feit”?

• Pihak I: Menafsirkan “Feit” sebagai: perbuatan yang dituduhkan di dalam penuntutan.

• Pihak II: “Feit” adalah perbuatan yang bersifat kejahatan.

• Pihak III: “Feit” adalah perbuatan yang dapat dihukum menurut undang-undang.

Page 7: presentasi hukum pidana

Contoh Kasus

• Andi menjadi terdakwa karena ia mengambil arloji yang ditemukan di jalan, sedang ia mengetahui bahwa barang itu adalah bukan miliknya, dan ia mempunyai kehendak untuk memilikinya, yang bertentangan dengan hukum. Perbuatan Andi dapat digolongkan:

A. Pencurian

B. Penggelapan

Page 8: presentasi hukum pidana

Pencurian

• Apabila ia pada waktu mengambil arloji tersebut, telah mempunyai niat untuk memiliki barang itu yang bertentangan dengan hukum.

Page 9: presentasi hukum pidana

Penggelapan

• Apabila Andi pada saat mengambil arloji tersebut belum mempunyai niat untuk memilikinya, akan tetapi niat itu baru timbul waktu ia dalam perjalanan ke kantor polisi untuk menyerahkan barang itu, kemudian ia merasa lapar, yang menimbulkan lemah iman sehingga menjual arloji itu, dan hasilnya dipakai untuk membeli makanan.

Page 10: presentasi hukum pidana

“Een Feit ataukah Lebih dari Satu Feit?”

• Sebelum tahun 1932 Hoge Raad menafsirkan “feit” sebagai “materiel feit”.

• Setelah tahun 1932 Hoge Raad menafsirkan “feit” lebih dari satu “feit”

Page 11: presentasi hukum pidana

Contoh Kasus

• “A dalam keadaan mabok, berada di jalan umum dan mengganggu lalu-lintas. Kemudian datang seorang pegawai polisi dan hendak menangkap A, Kemudia A marah dan memukul Polisi tersebut.”

Page 12: presentasi hukum pidana

Pendirian Baru

A. Dalam keadaan mabok mengganggu lalu lintas

B. Melawan Polisi yang sedang melaksanakan tugas secara syah.

Page 13: presentasi hukum pidana

Pendirian Lama

• Berdasarkan ajaran “materiel feit” A tidak dapat dituntut terhadap kedua perbuatan itu, artinya apabila ia telah dituntut terhadap “merintangi kekuasaan pemerintah”, maka ia tidak boleh dihitung lagi mengenai perbuatan selanjutnya.

Page 14: presentasi hukum pidana

Orang yang Ditetapkan Harus Itu Juga.

• Dengan berkerja sama Andi dan Budi melakukan penganiayaan terhadap Celli. Oleh karena Budi misalnya sedang berpergian, maka dilakukan penuntutan terhadap si Andi. Dan oleh si hakim diputuskan hukuman 3 bulan penjara, kemudian Budi datang, dan terhadap diri Budi segera diadakan penuntutan.

Page 15: presentasi hukum pidana

Harus ada Keputusan yang Telah Tetap oleh Hakim dan yang Mengenai Perkara yang Sama.

• Andi mencuri dan dituntut. Terhadap penuntutan itu hakim dapat memberikan keputusan yang bermacam-macam. Apabila cukup bukti, maka hakim dapat menjatuhkan hukuman, yaitu 3 bulan penjara. Jika dalam hal ini Andi tidak naik banding, maka keputusan hakim itu dapat dilaksanakan hukumannya.

Page 16: presentasi hukum pidana

Tertuduh Meninggal Dunia

“Hak menuntut hilang oleh karena meninggal dunianya si terdakwa.” (Pasal 77 KUHP)

Hal di atas layak karena kejahatan itu mempunyai sifat pribadi, sepertinya kejahatan itu hanya dapat dituntut kepada orang yang melakukannya sendiri. Dengan meninggalnya si terdakwa atau yang dituntut, hak untuk menuntut dan hak untuk menghukum gugur karena kematian, yang memang sanagt tepat dengan pastilah “hukuman”, yang hanya berlaku bagi si pelaku itu sendiri.

Page 17: presentasi hukum pidana

Kadaluwarsa

• Apabila seseorang pada suatu waktu melakukan kejahatan atau pelanggaran, akan tetapi terhadap orang tersebut tidak langsung segera dilakukan penuntutan karena delik belum dapat diketahui atau orangnya melarikan diri, maka apabila saat melakukan kejahatan atau pelanggaran itu telah lampau beberapa waktu sebagai ditentukan jangka waktunya oleh undang-undang terhadap si terhukum tidak dapat dilakukan penuntutan lagi, oleh karena hak untuk mengadakan penuntutan telah gugur.

Page 18: presentasi hukum pidana

Dasar hukum kadaluwarsa• Dengan lampaunya waktu yang agak lama, setelah kejahatan atau

pelanggaran itu dilakukan maka ingatan seseorang terhadap delik itu makin lama makin lemah.

• Untuk memberikan kepastian hukum kepada individu terutama kepada si tertuduh, terlebih-lebih bila si tertuduh telah menyingkirkan diri dari masyarakat dan menyingkirkan itu sendiri sudah dianggap sebagai hukuman, oleh karenanya padanya harus diberikan ketentraman hati.

• Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan praktis, maka: pada umumnya bila dilakukan sesuatu delik dan beberapa tahun setelah delik itu dilakukan baru diadakan penuntutan, maka barang bukti dari delik itu sulit untuk dikumpulkan karena telah hilang, rusak, dsb. Demikian juga saksi-saksi sulit untuk didapat, karena pindah, meninggal, atau sebab-sebab lainnya.

Page 19: presentasi hukum pidana

Contoh Kasus

• Sepuluh tahun setelah Andi melakukan delik, baru diadakan penuntutan terhadapnya. Pada waktu penuntutan, telah banyak saksi-saksi yang pergi ke luar negeri, meninggal dunia, dsb, hingga sukar untuk memperoleh saksi-saksi dalam perkara itu. Juga barang-barang bukti yang umpamanya terdiri dari barang-barang rusak.

Page 20: presentasi hukum pidana

Jangka Waktu Kadaluwarsa• Sesudah lewat satu tahun, yaitu bagi pelanggaran dan bagi

kejahatan yang dilakukan dengan perantaraan percetakan.• Sesudah enam tahun, yaitu bagi kejahatan yang dapat dihukum

dengan hukuman denda, kurungan, atau penjara yang tidak lebih dari tiga tahun.

• Sesudah lewat dari dua belas tahun, yaitu bagi segala kejahatan yang dapat dihukum dengan segala hukuman penjara yang lebih dari tiga tahun.

• Sesudah lewat dari delapan belas tahun, yaitu bagi kejahatan yang dapat dihukum dengan hukuman mati atau hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup.

• Untuk cabang yang sebelum melakukan perbuatan itu umurnya belum cukup delapan belas tahun, tenggang lewat waktu yang tersebut di atas dikurangi sehingga jadi sepertiganya.

Page 21: presentasi hukum pidana

Jangka Waktu Kadaluwarsa Berlaku

• Dalam perkara memalsukan atau merusak uang tentang itu mulai dihitung dari keesokan harinya sesudah denda, yang ditimbulkan dari tindakan memalsukan atau merusak uang yang dipakai.

• Dalam perkara kejahatan, tenggang waktu dimulai dari keesokan harinya sesudah orang yang terhadapnya kejahatan itu langsung dilakukan, dilepaskan atau meninggal.

• Dalam perkara pelanggaran, tenggang waktu itu mulai dihitung dari keesokan harinya sesudah daftar, yang menyatakan pelanggaran itu dipindahkan menurut aturan undang-undang umum yang memerintahkan supaya daftar pencatatan jiwa dipindahkan ke kantor panitera majelis pengadilan.

Page 22: presentasi hukum pidana

Hal yang Dapat Memberhentikan Berlakunya Kadaluwarsa

• Stuiting van de verjaring

• Schorsing van de verjaring

Page 23: presentasi hukum pidana

Penyelesaian di Luar Proses Pengadilan

• Pengertiannya adalah menggugurkan hak untuk mengadakan penuntutan di luar proses pengadilan. Diatur dalam pasal 82. Dan hal ini akan berlaku apabila pelanggaran yang terjadi adalah pelanggaran yang semata-mata diancam dengan hukuman denda, dan tidak terhadap pelanggaran yang diancam dengan hukuman alternatif. Cara pengguguran penuntutan yakni dengan membayar denda tertinggi sebagaiman diancamkan terhadap pelanggaran itu.

Page 24: presentasi hukum pidana

Yang Terdapat di Luar KUHP

• AbolisiAbolisi adalah hak kepala negara dengam persetujuan DPR untuk menghentikan dan meniadakan penuntutan, yang dilakukan terhadap seseorang yang telah melakukan kejahatan atau pelanggaran terhadap orang dimana telah dimulai penuntutan.

• Amnesti

Suatu ketentuan dimana dinyatakan bahwa kejahatan tertentu yang telah dilakukan oleh seseorang atau yang telah dilakukan oleh beberapa orang, tidak mempunyai akibat hukum bagi orang yang tersangkut dalam kejahatan.

Page 25: presentasi hukum pidana

Alasan-alasan Penghapus Pidana

• Ada 2 Versi:

• Versi KUHP Buku Kesatu Bab III

• Versi KUHP Buku Kesatu Bab VIII

Page 26: presentasi hukum pidana

Versi KUHP Buku Kesatu Bab III

• Alasan Pembenar

• Alasan Pemaaf

Page 27: presentasi hukum pidana

Alasan Pembenar

• Alasan yang menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan, sehingga apa yang dilakukan oleh terdakwa lalu menjadi perbuatan yang patut dan benar

Page 28: presentasi hukum pidana

Bagian dari Alasan Pembenar

-Noodweer atau pembelaan terpaksa (Psl. 49 (1))

-Melaksanakan ketentuan UU (Psl. 50)“Barang siapa melaksanakan ketentuan UU tidak dipidana.”

-Melaksanakan perintah atasan (Psl 51 (1) )“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang wenang tidak dipidana.”

Page 29: presentasi hukum pidana

Noodweer Atau Pembelaan Terpaksa

• Pasal 49 ayat (1) : barang siapa terpaksa melakukan perbuatan untuk pembelaan karena ada serangan atau ancaman serangan ketikaitu yang melawan hukum terhadap diri sendiri maupun orang lain terhadap kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, tidak dipidana.

Ketentuan Terpaksa Melakukan Pembelaan:• harus ada serangan atau ancaman serangan• harus tidak ada jalan lain untuk menghalaukan serangan atau ancaman

serangan pada saat itu dan• perbuatan pembelaan harus seimbangan dengan sifatnya serangan

ancaman serangan

Page 30: presentasi hukum pidana

Alasan Pemaaf

• Alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa. Perbuatan yagn dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan hukum jadi tetap merupakan perbuatan pidana, tetapi dia tidak dipidana karena tidak ada kesalahan.

• Pembelaan melampaui batas (overmacht)Dibagi 2, yaitu:• vis absoluta: kekuatan fisik yang mutlak yang tidak dapat

dihindari• vis compulsiva: kekuatan psychis yang mutlak yang tidak

dapat dihindari.

Page 31: presentasi hukum pidana

Contoh Kasus

• 2 orang yang memperebutkan 1 papan ditengah laut

• orang yang mengabaikan 2 panggilan pada jam yang sama untuk menghadap ke sidnag pengadilan.

• Orang ditodong dengan pistol untuk melakukan sesuatu perbuatan pidana

Page 32: presentasi hukum pidana

Versi KUHP Buku Kesatu Bab VIII

• A. Matinya si tertuduh• B. Kadaluwarsa

Di luar KUHP:• C. Grasi

Page 33: presentasi hukum pidana

Matinya Si Tertuduh

• Menurut Art gugurnya hak melaksanakan hukuman dengan meninggalnya terhukum, mengenai hukuman badaniah, hal itu menjadi logis adanya.

• Mengenai denda dan pernyataan, menurut pembuat undang-undang 1881, tidak dikehendaki bahwa hal itu dibebankan kepada harta peninggalannya.

Page 34: presentasi hukum pidana

Kadaluwarsa

Diatur dalam ps. 84 Hak menjalankan hukuman menjadi hilang karena lewat waktu.

Tenggang lewat waktu itu untuk pelanggaran adalah dua tahun, untuk kejahatan yang dilakukan dengan perantaraan-percetakan lima tahun, dan untuk kejahatan yang lain lebih sepertiga dari pada tenggang lewat waktu hak penuntutannya.

Tenggang lewat waktu itu sekali-kali tidak boleh kurang dari lamanya hukuman yang telah dijatuhkan.

Adapun hak untuk menjalankan hukuman mati tidak mempunyai lewat waktu.

Page 35: presentasi hukum pidana

Grasi

• Pengampunan yang dapat menggugurkan hak untuk melaksanakan hukuman. Grasi diberikan oleh kepala negara tanpa persetujuan DPR. Grasi adalah hak khusus dari kepala negara dan grasi diatur undang-undang tersendiri.

Page 36: presentasi hukum pidana

Alasan Pemberian Grasi• Untuk memperbaiki akibat dari pelaksanaan undang-

undang itu sendiri yang dianggap dalam beberapa hal kurang adil.

Misalnya:• Apabila dengan dilaksanakannya hukuman terhadap orang

itu, akan mengakibatkan keluarganya akan terlantar. Atau apabila terhukum sedang mempunyai penyakit yang parah.

• Demi untuk negara.Misalnya:• Kita mengenal peristiwa 7 juni, yaitu suatu peristiwa yang

terjadi semasa revolusi atau juga terkenal dengan sebutan “peristiwa Tan Malaka”

Page 37: presentasi hukum pidana

Yang berhak Mengajukan Grasi

• Si terhukum sendiri.

• Setiap orang yang berhak, baik anggota keluarga terhukum maupun bukan.

• Hakim, apabila terdapat alasan-alasan untuk itu jadi “atas dasar jabatannya” dan tidak perlu atas permintaan terhukum ataupun orang lain.

Page 38: presentasi hukum pidana

Cara Mengajukan Grasi• Hakim setelah menjatuhkan keputusannya, harus memberitahukan

kepada terhukum bahwa terhukum dalam waktu 14 hari boleh mengajukan permohonan grasi.

• Disamping itu:• Selama terhukum harus menjalani hukuman, setiap waktu

diperbolehkan mengajukan permohonan grasi.

• Selain itu:• Di dalam mengajukan permohonan dalam jangka waktu 14 hari

tadi, permohonan itu dapat disertai permohonan agar hukuman yang telah dijatuhkan itu tidak dilaksanakan dahulu. Pelaksanaan hukuman itu tidak dengan sendirinya ditunda, akan tetapi penundaan itu harus dinyatakan dengan tegas di dalam suatu permintaan penundaan pelaksanaan hukuman.

Page 39: presentasi hukum pidana

•THE END