Presentasi Green Community - 1

32
amad Yagi, 8 Nopember 2012; Inna Dharma Deli - Medan

description

presentasi

Transcript of Presentasi Green Community - 1

  • Mohamad Yagi, 8 Nopember 2012; Inna Dharma Deli - Medan

  • Konsep Partisipasi Masyarakat :Secara toeritis :PemberdayaanKemitraanKonsiliasiDissimulasi (pura-pura)DiplomasiInformasiKonspirasiSelf Management ManipulasiTerapiKonsultasiDelegasidllImplementasi pada P2KH di Medan :InformasiPemberdayaan(Pembentukan Kemauan)InisiatifPengambilanKeputusanKemitraanPembiayaanEkseskusi

  • Kutipan dari Studi Pengembangan RTH Kota Medan - 2011Isu Strategis dalam Pengembangan RTH di Kota Medan :

    Belum optimalnya fungsi RTH (hutan kota) di Kota MedanLemahnya lembaga pengelola RTHLemahnya peran stake holderKeterbatasan lahan untuk pengembangan RTHAkar permasalahan (point 3) :

    .... Lemahnya persepsi masyarakat tentang manfaat RTH, dan lemahnya pengertian masyarakat dan aparat pemerintah untuk menempatkan masalah RTH sebagai salah satu isu penting dalam pengelolaan kota ...Strategi untuk memperbaiki lemahnya peran stake holders adalah :

    Membangun persepsi yang tepat di masyarakat tentang manfaat RTH di Kota MedanMembangun pengertian antara masyarakat dan aparat pemerintah tentang pengelolaan RTH

  • SEBERAPA BESAR TANTANGAN PEMBANGUNAN KOTA HIJAU DI MEDAN

  • Seluruh kecamatan membutuhkan :

    Review perencanaan RTH, Dukungan masyarakat untuk pemeliharaan RTH Pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan dan perawatan RTH privat.Berdasarkan hasil perhitungan :

    Kebutuhan luas RTH (baca : hutan kota) untuk menyuplai oksigen bagi manusia dan kendaraan (berdasarkan hasil sampling di 8 kecamatan) pada tahun 2015 adalah seluas 1.092,5 hektar. Sementara itu luas hutan kota eksisting (RTH publik / taman milik Pemko Medan) adalah seluas 33,99 hektar Alokasi RTH berdasarkan RDTR Kota Medan adalah 174,5 hektar, Kekurangan RTH (baca : hutan kota) adalah seluas 884,0 hektar.

  • *Beban RTH bagi masyarakat di Kota Medan

  • Berdasarkan perhitungan, diperoleh bahwa :

    Setiap KK pada setiap kecamatan harus menanam 1 batang pohon Dan atau taman seluas 4 m2, Desain landscape RTH pekarangan diklasifikasikan kepada 3 kategori, yakni desain landscape untuk :

    Rumah / bangunan tanpa halamanRumah / bangunan dengan halaman tetapi tidak cukup untuk ditanami pohonRumah / bangunan dengan halaman yang cukup untuk ditanami pohon

  • *Desain RTH PekaranganTanpa Pekarangan

  • *Ada Pekarangan Tanpa Pohon

  • *Ada Pekarangan Dengan Pohon > 4 8 m2

  • *Ada Pekarangan Dengan Pohon > 8 m2

  • InformasiPemberdayaan(Pembentukan Kemauan)InisiatifPengambilanKeputusanKemitraanPembiayaanEkseskusi1 rumah 1 pohon1 rumah 1 pohon

  • KAWASAN WAJIB PENGHIJAUAN !!!!!!!Kawasan Wajib penghijauan adalah suatu kawasan yang sikap masyarakat di dalamnya yang telah mengalami rekayasa sehingga kawasan tersebut telah melaksanakan pengelolaan RTH mulai dari milik pribadi, lingkungan, Kelurahan, Kecamatan dan Kota.

  • Landasan Filosofis :

    Setiap masyarakat berhak mendapatkan manfaat ekologis, sosial ekonomis dari RTH yang terdapat di setiap rumah, lingkungan, kelurahan, kecamatan dan kota.Kecamatan dengan kepadatan tinggi menjadi prioritas dalam peningkatan pengembangan RTH.Tujuan Kawasan Hijau :

    Meningkatkan pengelolaan RTH secara terpadu di Kota Medan.Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam pengelolaan RTH di Kota Medan.Mempercepat perbaikan kondisi RTH Kota Medan.

  • Landasan Hukum :

    Pengembangan Kawasan Wajib penghijauan dimulai dengan memberlakukan regulasi tentang Kawasan Wajib penghijauan Kota Medan yang memuat ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan oleh setiap warga Kota Medan, seluruh lembaga serta instansi yang terkait masalah RTH di Kota Medan secara terpadu sehingga dapat bersinegi membentuk kawasan wajib penghijauan.

  • Tahapan Pembangunan Kawasan Wajib Hijau :

    Kampanye pada skala kecamatan, untuk seluruh kecamatan di Kota Medan.Menjadikan isu pembangunan RTH menjadi arus utama perencanaan pembangunan pada setiap kecamatan.Pembentukan serta pembinaan kelompok-kelompok masyarakat pengelola RT, peduli RTH dan peduli lingkungan.Pembuatan rambu-rambu di lapangan tentang batas kawasan wajib penghijauan dan ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan oleh setiap warga.Mengintegrasikan setiap program pembangunan RTH dengan kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penghijauan, peningkatan kesadaran pentingnya RTH dan pemberdayaan masyarakat dalam memelihara RTH.Memberlakukan peraturan tentang Kawasan Wajib penghijauan disertai dengan sanksi atas setiap pelanggaran.B e r t a h a p

  • Peran Para Stake Holders

  • Warga masyarakat, wajib :

    Menanam tanaman non pohon pada pagar dan atau dinding dan atau atap apabila tidak memiliki halaman, sehingga total mencapai setidak-tidaknya 8 m2.Menanam tanaman non pohon pada halaman dan atau bagian lain dari bangunan / rumah apabila tidak memiliki halaman yang cukup untuk ditanami pohon sehingga total mencapai setidak-tidaknya 8 m2.Menanam pohon pada halaman dan atau tanaman lain pada halaman dan atau bagian lain dari bangunan / rumah apabila memiliki halaman yang cukup untuk ditanami pohon sehingga total mencapai setidak-tidaknya 2 batang pohon dan atau taman seluas setidak-tidaknya 8 m2.

  • Camat, wajib :

    Membentuk dan membina forum kecamatan kelompok masyarakat pengelola RTH, peduli RTH dan peduli lingkungan.Mengarahkan lurah dalam pembangunan RTH pekarangan baik bagi pemilik bangunan / rumah yang tidak memiliki halaman, memiliki halaman tetapi tidak dapat ditanami pohon dan memiliki halaman yang dapat ditanami pohon.Membina setiap kelurahan dalam pemeliharaan RTH.Lurah, wajib :

    Membentuk dan membina forum kelurahan kelompok masyarakat pengelola RTH, peduli RTH dan peduli lingkungan.Mengelola pembangunan RTH pekarangan baik bagi pemilik bangunan / rumah yang tidak memiliki halaman, memiliki halaman tetapi tidak dapat ditanami pohon dan memiliki halaman yang dapat ditanami pohon.Membina setiap lingkungan dalam pemeliharaan RTH.

  • Kepala Lingkungan, wajib :

    Mengkoordinir pembentukan kelompok masyarakat pengelola RTH, peduli RTHdan peduli lingkungan di setiap lingkungan.Mengkoordinir pembangunan RTH pekarangan baik bagi pemilik bangunan / rumah yang tidak memiliki halaman, memiliki halaman tetapi tidak dapat ditanami pohon dan memiliki halaman yang dapat ditanami pohon.

  • Setiap pemangku kepentingan di lingkungan Pemerintah Kota Medan wajib melakukan :

    Bidang Pertamanan, wajib Memperbaiki perencanaan RTH publik.Meningkatkan pemeliharaan dan pembangunan RTH publik.Menyusun SOP / NSPK Pengelolaan RTH.Memimpin upaya perluasan RTH baik milik publik dan privat.Membuat program percontohan RTH fungsional untuk lahan-lahan sempit, lahan-lahan marjinal dan lahan-lahan yang diabaikan.Meningkatkan pelayanan pemeliharaan RTH publik.Meningkatkan pelayanan penyediaan berbagai jenis tanaman untuk RTH.Bersama-sama dengan Lurah dan Kepala Lingkungan membentuk kader serta kelompok masyarakat yang berfungsi mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas RTH.Menyelenggarakan kompetisi RTH antar Kecamatan / Kelurahan.Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup, wajibMeningkatkan promosi dan kampanye manfaat RTH.Memimpin Gerakan Menanam 1 Pohon per Keluarga.Mengelola insentif dan disinsentif pengelolaan RTH.Bidang Bina MargaMembangun dan memelihara RTH Jalur Hijau Jalan.Bersama-sama dengan Lurah dan Kepala Lingkungan mengelola RTH Publik yang dibangun oleh Bidang Bina Marga.Memberdayakan kader serta kelompok masyarakat yang berfungsi mengelola RTH Publik milik Bina Marga.Bidang Pemberdayaan MasyarakatMeningkatkan kualitas sumber daya aparatur Kecamatan, kelurahan dan pengurus kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan RTH.Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan masyarakat (LPM) dalam pengelolaan RTH.

  • Bentuk Insentif :

    Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) yang berhasil memenuhi ketentuan 1 rumah = 1 pohon, berhak atas Asuransi Kesehatan dengan pertimbangan bahwa yang bersangkutan telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara tidak langsung.Bagi masyarakat non MBR yang berhasil memenuhi ketentuan 1 rumah = 1 pohon, berhak memperoleh subsidi Pemerintah Kota Medan sebesar 50 % atas jasa layanan sanitasi yang diberikan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan.Bagi Kecamatan dan atau Kelurahan yang berhasil memenuhi ketentuan 1 rumah = 1 pohon, berhak untuk mendapatkan prioritas pertama pembangunan sarana dan prasarana RTH, sanitasi dan air bersih pada setiap usulan anggaran pembangunan.Bagi pihak lain yang nyata-nyata memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Kota Medan berhak untuk mendapatkan penghargaan resmi dari Walikota Medan.

  • Bentuk Disinsentif :

    Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) yang tidak berhasil memenuhi ketentuan 1 rumah = 1 pohon, tidak berhak atas Asuransi Kesehatan dengan pertimbangan bahwa yang bersangkutan tidak berpartisipasi dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara tidak langsung.Bagi masyarakat non MBR yang sama sekali tidak memenuhi ketentuan 1 rumah = 1 pohon, akan dikenakan retribusi RTH dengan pertimbangan yang bersangkutan harus membayar biaya ekologis dan biaya sosial yang senilai dengan fungsi RTH yang seharusnya dimiliki oleh yang bersangkutan.Bagi Kecamatan dan atau Kelurahan yang tidak berhasil memenuhi ketentuan 1 rumah = 1 pohon, tidak mendapatkan prioritas pembangunan sarana dan prasarana RTH, sanitasi dan air bersih pada setiap usulan anggaran pembangunan.

  • InformasiPemberdayaan(Pembentukan Kemauan)InisiatifPengambilanKeputusanKemitraanPembiayaanEkseskusi1 rumah 1 pohon1 rumah 1 pohon

  • INFORMASIKebutuhan minimal RTH sesuai kondisi per kecamatanRekomendasi penggunaan jenis vegetasi yang disesuaikan dengan kondisi setiap kecamatanRevisi dan atau penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan RTH di Kota MedanSosialisasi RDTR Kota Medan yang menyangkut RTH di setiap Kecamatan / KelurahanSosiaslisasi SOP / NSPK Pengelolaan RTH di Kota Medan kepada seluruh stake holderKampanye dan Promosi Manfaat RTH bagi Masyarakat melalui mediaRekayasa landscape untuk menyiasati keterbatasan lahanPenyusunan SOP / NSPK Pengelolaan RTH di Kota Medan

  • PEMBERDAYAANPemberdayaan dan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan RTH Kota Medan

  • KEMITRAANPembentukan Lembaga Koordinasi Pengelola RTH pada Tingkat KotaPembentukan Kelompok Masyarakat Pengelola RTH pada Setiap Lingkungan / KelurahanPembentukan Kelompok Masyarakat Peduli RTH untuk fungsi estetika, fungsi ekologi dan fungsi ekonomiPembangunan Model Kerjasama Pengelolaan RTH antara SKPD Teknis, Masyarakat dan Swasta

  • EKSEKUSIPenyusunan indikator dan tolak ukur keberhasilan RTH satu kecamatanPenyusunan mekanisme insentif dan disinsentif bagi SKPD terkait, camat, lurah, pihak swasta, lembaga masyarakat dan masyarakat umum.Gerakan Menanam Satu (1) Pohon Setiap Rumah dan atau Gerakan Menghijaukan Dinding Rumah, Pagar Rumah dan Halaman Setiap Rumah