IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota...

59
IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN GREEN CITY DI KOTA BOGOR LUCKY GILANG MAULIDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Transcript of IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota...

Page 1: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK

MEWUJUDKAN GREEN CITY DI KOTA BOGOR

LUCKY GILANG MAULIDAN

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Green

Community untuk Mewujudkan Green City di Kota Bogor adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2015

Lucky Gilang Mulidan

NIM A44110037

Page 3: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota
Page 4: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

ABSTRAK

LUCKY GILANG MAULIDAN. Identifikasi Green Community untuk Mewujudkan Green City di Kota Bogor. Dibimbing oleh ALINDA FM ZAIN.

Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota hijau. Komunitas hijau adalah individu-individu, komunitas, atau kelompok yang peduli terhadap masalah lingkungan dan sosial-budaya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepekaan, kepedulian, dan peran serta masyarakat. Namun hingga saat ini, belum terdapat sumber mengenai berapa banyak jumlah komunitas hijau dan aktivitas apa yang mereka lakukan dalam merubah perilaku. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi komunitas hijau, struktur organisasi mereka, penggunaan taman, dan apa yang mereka lakukan dalam merubah perilaku. Penelitian ini juga melakukan analisi terhadap apa yang komunitas hijau dapat lakukan, menggunakan analisis kesenjangan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat lima komunitas hijau di Kota Bogor. Penelitian ini menunjukan bahwa satu dari lima komunitas hijau memiliki penilaian sesuai dan yang lainnya hanya baik dan cukup. Untuk mengisi kesenjangan antara penerapan aktivitas ideal dan aktual, komunitas hijau dapat melakukan aktivitas lain untuk meningkatkan kepekaan, kesadaran, dan peran serta masyarakat Kota Bogor dalam rangka membangun sebuah kota berkelanjutan menggunakan metode kota hijau. Diketahui juga bahwa tiga dari lima komunitas hijau telah menggunakan taman untuk aktivitas mereka. Kata kunci: analisis kesenjangan, komuntias hijau, Kota Bogor, kota hijau

ABSTRACT LUCKY GILANG MAULIDAN. Identification of Green Community to Realise Green City in Bogor City. Supervised by ALINDA FM ZAIN.

In green city program (P2KH), green community is one of eight atribut in implementing the green city method. Green coummunity are peoples, community, or group who care about environmental awarness and socio-culture. The study in conducted to detect community sensitivity, awareness, and participation. But until now, there is no source about how many green community and what activites they do to chang behavior. This study takes place in Bogor City, East Java Province, Indonesia. The purpose of this study is to identify green community, they organizational structure, use of park, and what they do to chang behavior. This study also analyzed what green community can do to chang behavior, using gap analysis. The study found five green communites in Bogor City. The study showed that one of five green community has suitable value and the other just good and less. Further, to fill the gap between the ideal and actual activity, green community can do more activites to improve sensitivity, awarness, and participation of people in Bogor City in order to develop a sustainable city using green city program. The study also found that three of five green community has using park for they activity.

Key words : Bogor City, gap analysis, green city, green community

Page 5: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Judul Skripsi : Identifikasi Green Community untuk Mewujudkan Green City di

Kota Bogor

Nama : Lucky Gilang Maulidan

NIM : A44110037

Disetujui oleh

Dr. Ir. Alinda FM Zain, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr.

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Tanggal Lulus:

Page 6: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota
Page 7: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 sampai Desember 2015

ini ialah green city, dengan judul Identifikasi Green Community untuk Mewujudkan

Green City di Kota Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Alinda FM Zain, MSi

selaku pembimbing. Di samping itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada pihak pegawai kantor DKP, BAPPEDA, BPLH, tim swaklola P2KH Kota

Bogor, FKH, komunitas-komunitas, dan komunitas-komunitas hijau yang telah

membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan

kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, dan teman-taman atas segala doa dan kasih

sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2015

Lucky Gilang Maulidan

Page 8: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Kerangka Pikir Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 4

Kota 4

Kota Hijau 5

Komunitas Hijau 5

Aktivitas Komunitas Hijau 7

Analisis Kesenjangan 9

Taman 9

METODE 10

Lokasi dan Waktu 10

Alat dan Bahan 11

Metode Penelitian 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 15

Kondisi Umum Kota Bogor 15

Komunitas Hijau 17

Analisis Kesenjangan 26

Strategi Dalam Peningkatan Perubahan Lingkungan Dan Perilaku Manusia

Menjadi Lebih Baik Yang Dapat Dilakukan Komunitas Hijau 32

Penggunaan Taman 39

SIMPULAN DAN SARAN 40

Simpulan 40

Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 43

Page 9: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

DAFTAR TABEL

1 Alat yang digunakan dalam penelitian 11

2 Hal, data, bentuk data, sumber data dan cara pengambilan 12

3 Batasan nilai penerapan aktivitas komunitas hijau 14

4 Luas wilayah menurut kecamatan di Kota Bogor 16

5 Daftar taman Kota Bogor 16

6 Identifikasi komunitas hijau 18

7 Penilaian Bike To Work Bogor 27

8 Penilaian Bogor Berkebun 28

9 Penilaian Earth Hour Bogor 29

10 Penilaian Koalisi Pejakan Kaki Bogor 30

11 Penilaian Komunitas Peduli Ciliwung 31

12 Penilaian penerapan dari seluruh komunitas hijau di Kota Bogor 33

13 Penggunaan taman oleh komunitas hijau 40

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pikir penelitian 3

2 Lokasi penelitian 11

3 Struktur organisasi Bike To Work Bogor 19

4 Dokumentasi aktivitas Bike To Work Bogor 20

5 Struktur organisasi Bogor Berkebun 21

6 Dokumentasi aktivitas Bogor Berkebun 21

7 Struktur organisasi Earth Hour Bogor 22

8 Dokumentasi aktivitas Earth Hour Bogor 23

9 Struktur organisasi Koalisi Pejalan Kaki Bogor 24

10 Dokumentasi aktivitas Koalisi Pejalan Kaki Bogor 24

11 Struktur organisasi Komunitas Peduli Ciliwung 25

12 Dokumentasi aktivitas Komunitas Peduli Ciliwung 25

13 Contoh media lini atas, media lini bawah, dan ambient media 34

14 Contoh penerapan bike-share 38

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pertanyaan 43

2 Daftar narasumber 44

3 Daftar komunitas di Kota Bogor 45

Page 10: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota
Page 11: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dalam pembangunan suatu

kota pada umumnya cenderung memberikan dampak negatif kepada lingkungan

alam. Pembangunan yang tidak teratur, kurangnya ruang terbuka hijau, pemakaian

energi yang tidak efisien, kurangnya penerapan energi ramah lingkungan,

kurangnya pengelolaan pada limbah, sistem transportasi yang tidak berkelanjutan,

dan kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan alam menjadi masalah yang

kerap terjadi pada suatu kota, terutama kota-kota pada negara berkembang, seperti

pada kota-kota di Indonesia. Perencanaan suatu kota dengan menerapkan prinsip

kota hijau merupakan salah satu solusi yang tepat dalam menghadapai masalah-

masalah yang terjadi pada suatu kota. Perencanaan dan pembangunan kota menjadi

kota hijau dapat menurunkan dampak negatif yang terjadi pada lingkungan alam.

Suatu kota akan tercipta keberlanjutannya apa bila lanskapnya lebih tertata dari

aspek sosial, ekonomi, budaya, fisik, dan legalnya. Hal ini juga akan memberikan

dampak positif pada kondisi fisik dan psikologis masyarakat yang tinggal dalam

kota tersebut. Sesuai dengan tujuan dari Program Pengembangan Kota Hijau

(P2KH), terdapat 8 karakteristik atau atribut kota hijau, yaitu 1) perencanaan dan

perancangan hijau (green planning and design), 2) ruang terbuka hijau (green open

space), 3) bangunan hijau (green building), 4) sampah hijau (green waste), 5)

transportasi hijau (green transportation), 6) air hijau (green water), 7) energi hijau

(green energy), dan 8) komunitas hijau (green community).

Komunitas hijau dapat diartikan sebagai sebuah komunitas atau kelompok

warga yang peduli terhadap masalah lingkungan dan sosial budaya. Komunitas

hijau diperlukan untuk meningkatkan kepekaan, kepedulian dan peran serta aktif

masyarakat dalam pengembangan atribut-atribut kota hijau. Hal ini dapat dilakukan

dengan melakukan sosialisasi dan pelibatan masyarakat dalam program

peningkatan kualitas lingkungan, menjalin kerja sama dengan pemerintah, swasta,

dan lainnya, sehingga masyarakat menjadi lini terdepan dalam mewujudkan

pembangunan sebuah kota yang menerapkan perinsip kota hijau.

Kurangnya kesadaran sebagian besar masyarakat Kota Bogor terhadap

kondisi lingkungannya merupakan suatu tanda bahwa diperlukan peran komunitas

hijau dalam mengatasi masalah yang terjadi pada lingkungan. Namun hingga saat

ini masih belum ada data otentik mengenai jumlah komunitas hijau di Kota Bogor

dan aktivitas hijau apa yang komunitas tersebut lakukan dalam upaya menciptakan

lingkungan yang bersih, sehat dan aman sesuai dengan 8 atribut kota hijau.

Page 12: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

a. belum ada data otentik mengenai jumlah dan aktivitas komunitas hijau di Kota

Bogor;

b. sejauh apa penerapan aktivitas komunitas hijau telah dilakukan; dan

c. belum diketahui penggunaan taman oleh komunitas hijau.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

a. mengidentifikasi jumlah dan aktivitas komunitas hijau di Kota Bogor;

b. menganalisis penerapan aktivitas komunitas hijau di Kota Bogor menggunakan

analisis kesenjangan; dan

c. mengidentifikasi penggunaan taman oleh komunitas hijau di Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan

pengetahuan baru bagi peneliti, serta dapat dijadikan alternatif dan rekomendasi

bagi pihak komunitas hijau di Kota Bogor dalam mencapai peningkatan kepekaan,

kepedulian, dan peran serta aktif masyarakat Kota Bogor terhadap lingkungan

untuk menjadikan Kota Bogor sebagai kota hijau.

Kerangka Pikir Penelitian

Studi dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa belum diketahui jumlah

komunitas hijau yang aktif, aktivitas-aktivitas yang dilakukan, dan penggunaan

taman di Kota Bogor pada saat ini. Untuk mencari hal tersebut, dilakukan

inventarisasi awal untuk mencari komunitas hjiau yang aktif beraktivitas di Kota

Bogor. Setelah jumlah komunitas hijau didapat, dilakukan inventarisasi lebih lanjut

untuk mengetahui latar belakang terbentuknya komunitas hijau, jumlah anggota

aktif, struktur organisasi, lokasi sekretariat, aktivitas, lokasi aktivitas, frekuensi

aktivitas, lokasi taman yang digunakan, aktivitas komunitas di taman, frekuensi

penggunaan taman, dan alasan menggunakan taman. Aktivitas komunitas hijau

dapat berupa aktivitas rutin atau pun non-rutin. Data aktivitas komunitas hijau pada

saat ini kemudian dianalisis sesuai dengan penerapan aktivitas komunitas hijau

yang mengacu pada tiga penerapan yang dibuat oleh GCC (2008), yaitu changing

behavior, community-based social marketing, dan community transformation.

Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis kesenjangan untuk mengetahui

kesenjangan antara penerapa aktivitas komunitas hijau yang aktual dan ideal. Hasil

dari analisis tersebut akan menggambarkan sejauh mana penerapan aktivitas

komunitas hijau telah dilakukan oleh komunitas hijau di Kota Bogor, dan strategi

apa yang dapat dilakukan komunitas hijau dalam mewujudkan Kota Bogor sebagai

Page 13: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

kota hijau. Dari keseluruhan data, akan didapatkan inventarisasi komunitas hijau di

Kota Bogor (Gambar 1).

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

1. Bentuk aktivitas

2. Lokasi aktivitas

3. Frekuensi aktivitas

1. Latar belakang

2. Lokasi sekretariat

3. Struktur organisasi

4. Jumlah anggota

Komunitas

Aktivitas

Inventarisasi komunitas hijau

di Kota Bogor

1. Lokasi taman

yang digunakan

komunitas hijau

2. Aktivitas

komunitas hijau di

taman

3. Frekuensi

4. Alasan

penggunaan

Pemanfaatan

RTH

Identifikasi

komunitas hijau

Kota Bogor

Analisis

kesenjangan

Taman

Page 14: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

TINJAUAN PUSTAKA

Kota

Secara umum kota adalah tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja,

tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan lain-lain. Kota berasal

dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan

menyakut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam arti fisikal, sosial, ekonomi,

budaya. Perkotaan mengacu pada area yang memiliki suasana penghidupan dan

kehidupan modern dan mejadi wewenang pemerintah kota (Mirsa 2012).

Menurut Jayadinata (1999), pengertian kota dapat bermacam-macam.

Dalam pengertian geografis, kota itu adalah suatu tempat yang pendudukanya rapat,

rumah-rumahnya berkelompok kompak, dan mata pencaharian penduduknya bukan

pertanian. Dalam pengertian hukum di Indonesia terdapat 4 macam kota; 1) Kota

sebagai ibukota nasional, Jakarta; 2) Ibukota propinsi, ada 27 kota; 3) Ibukota

kabupaten dan kotamadya; dan 4) Kota administratif. Dalam pengertian teknis, kota

itu mempunyai jumlah penduduk tertentu, misalnya, di Indonesia (untuk keperluan

statistik) yang disebut kota adalah tempat dengan 20 000 penduduk atau lebih, di

Jepang dengan 30 000 penduduk, di Malaysia 5 000 penduduk, dan di Amerika

Serikat dengan 2 500 penduduk. Dalam pengertian umum, kota itu adalah tempat

yang mempunyai prasarana kota, yaitu: bangunan besar-besar, banyak bangunan

perkantoran, jalan yang lebar-lebar, dan pasar yang luas-luas.

Kota adalah suatu entitas yang utuh. Ada relasi fungsi sosial ekonomi,

politik, budaya, dan lainnya, yang prosesnya bukan serta merta, ada begitu saja, ada

suatu proses kultural panjang (Mirsa 2012). Sedangkan Branch (1995) berpendapat

bahwa kota merupakan tempat yang dipandang dan dirasakan dari barbagai sudut

pandang, yang menggambarkan keaktifan, keberagaman, dan kompleksitasnya.

Kota secara fisik terdiri atas tiga tingkatan, yaitu: bangunan-bangunan dan kegiatan

yang berada di atas atau dekat dengan muka tanah, instalasi-instalasi di bawah

tanah, dan kegiatan-kegiatan di dalam ruangan “kosong” di angkasa.

Pembangunan perkotaan secara nyata memberikan dampak lingkungan

terhadap lingkungan alam dan wilayah-wilayah disekitarnya. Berdasarkan UU

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup menyatakan bahwa dampak lingkungan hidup adalah pengaruh

perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau

kegiatan. Salah satu dampak lingkungan yang terjadi akibat pembangunan yang

terjadi di Kota Bogor seperti penurunan kapasitas sumber mata air dari 8 liter per

detik pada tahun 2011 menjadi 1-1.5 liter per detik pada tahun 2012 dan penurunan

kapasitas air tanah dalam dari 16 liter per detik pada tahun 2011 menjadi 1-2 liter

per detik di tahun 2012 (BAPPEDA 2013). Hal ini menunjukan semakin

berkurangnya resapan air karena semakin bertambahnya daerah pemukiman di

wilayah Kota Bogor. Masalah lainnya terlihat pada pola tata ruang yang tidak

terarah. Lyon dan Driskell (2012) mengatakan seperti halnya semakin dominan

sebuah spesies terhadap spesies lain dalam lingkungan alam, komunitas manusia

Page 15: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

akan memberikan dampak pada pola tata guna lahan sebagai suatu area yang

“terinvasi” oleh kompetitor dominan yang dapat mengguakan lahan lebih efisien.

Kota Hijau

Kota hijau dapat dipahami sebagai kota yang ramah lingkungan dengan

memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi

limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan,

mensinergikan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan

perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Richard (1987) dalam DPU (2011) mengatakan, kota hijau juga dapat diartikan

sebagai kota yang didesain dengan mempertimbangkan dampak terhadap

lingkungan, dihuni oleh orang-orang yang memiliki kesadaran untuk

meminimalisir (penghematan) penggunaan energi, air dan makanan, serta

meminimalisir buangan limbah, percemaran udara dan pencemaran air. Kota hijau

adalah kota yang dibangun dengan menjaga dan memupuk aset-aset kota-wilayah,

seperti aset manusia dan warga yang terorganisasi, lingkungan terbangun,

keunikan, dan kehidupan budaya, kreativitas dan intelektual, karunia sumber daya

alam, serta lingkungan dan kualitas prasarana kota.

Menurut DPU (2011), kota hijau merupakan kota yang dibangun dengan

tidak mengikis atau mengorbankan aset kota-wilayah (city-region), melainkan terus

memupuk semua kelompok aset meliputi manusia, lingkungan terbangun sumber

daya alam, lingkungan dan kualitas perkotaan dimana konsep kota hijau dapat

merespon untuk menjawab isu perubahan iklim melalui tindakan adaptasi dan

mitigasi. Kota hijau adalah kota yang ramah lingkungan yang dibangun berdasarkan

keseimbangan antara dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, serta dimensi tata

kelolanya, termasuk kepemimpinan dan kelembagaan kota yang mantap (DPU

2013).

Menurut DPU (2013), kota hijau dapat diwujudkan dengan menerapkan

delapan atribut. Delapan atribut itu meliputi 1) perencanaan dan perancangan yang

sensitif terhadap agenda hijau (green planning and design), 2) pewujudan kualitas,

kuantitas dan jejaring RTH perkotaan (green open space), 3) penerapan bangunan

ramah lingkungan (green building), 4) penerapan prinsip untuk mengurangi sampah

limbah, mengembangkan proses daur ulang dan meningkatkan nilai tambah (green

waste), 5) pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan (green

transportation), 6) peningkatan efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya

air (green water), 7) pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan

(green energy), serta 8) peningkatan kepekaan, kepedulian dan peran serta aktif

masyarakat dalam pengembangan atribut-atribut kota hijau (green community).

Komunitas Hijau

Perencanaan suatu kota menimbulkan kerusakan tidak hanya pada

lingkungan alam tetapi juga pada manusia. Dengan adanya dampak seperti itu,

perlahan-lahan muncul individu-individu yang sadar akan pentinya menjaga

Page 16: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

lingkungan alam. Berlandaskan kesamaan tujuan untuk membuat lingkungan

menjadi lebih baik, individu-individu tersebut kemudian membuat sebuah

kelompok. Menurut Reitz (1977) dalam Thoha (2001), karakteristik yang menonjol

dari suatu kelompok, yaitu adanya dua orang atau lebih, adanya interaksi satu sama

lainnya, saling berbagi beberapa tujuan yang sama, dan melihat dirinya sebagai

suatu kelompok.

Komunitas hijau adalah sebutan untuk kelompok yang muncul akibat

terjadinya perubahan sosial lingkungan. Komunitas hijau merupakan atribut

penting dalam mewujudkan kota hijau, karena masyarakat dapat menjadi lini

terdepan dalam pergerakan suatu pembangunan lanskap kota ke arah pembangunan

kota hijau. Menurut DPU (2013), komunitas hijau adalah sebutan bagi kumpulan

individu, komunitas, atau kelompok-kelompok warga yang peduli terhadap

masalah lingkungan dan sosial budaya. Komunitas hijau tumbuh disebabkan oleh

semakin meningkatnya tingkat kepedulian dan kesadaran bahwa tanggung jawab

untuk menjaga lingkungan dan alam bukan semata berada di tangan pemerintah dan

institusi besar, namun juga terletak pada individu dan komunitas masyarakat.

Menurut GCC (2008), komunitas hijau adalah organisasi lingkungan swadaya

berbasis komunitas untuk memperoleh pencapaian dibidang lingkungan dengan

mengarahkan pada kerjasama masyarakat dan menciptakan aktivitas baik berupa

saran dan jasa. Komunitas sendiri memiliki definisi yang beragam. Komunitas atau

community berasal dari kata Latin cum yang memiliki arti kebersamaan dan munus

yang memiliki arti memberi antara satu sama lain. Komunitas dapat memiliki arti

sebagai sekumpulan individu yang mendiami lokasi tertentu. Hillery (1955) dalam

Lyon dan Driskell (2012) bahkan menemukan 94 definisi komunitas, yaitu bahwa

komunitas adalah sebuah kelompok, sebuah proses, sebuah sistem sosial, sebuah

tempat geografis, sebuah gaya hidup umum, sebuah kecukupan pribadi, dan

lainnya. Komunitas juga dapat memiliki arti yakni kelompok sosial yang terdiri atas

beberapa orang yang menyatukan diri kerena mempunyai kesamaan seperti dalam

hal kebutuhan, kepercayaan, maksud, minat, bakat, hobi, dan lainnya.

Menurut GCC (2008), komunitas hijau memiliki tiga karakteristik, yaitu 1)

berbasis komunitas, 2) dibangun atas kemitraan, dan 3) bisnis swadaya. Yang

dimaskud dengan berbasis komunitas adalah bahwa komunitas hijau harus bergerak

untuk masyarakat lokal pada wilayah mereka. Setiap komunitas hijau terencana dan

terkelola secara lokal, dengan kepengurusan, sekretaria, dana dan jajaran direktur

yang dikelola sendiri. Komunitas hijau tergabung secara bebas dan menamai

dirinya sendiri serta menetapkan identitasnya sendiri. Komunitas hijau juga harus

dibangun atas kemitraan, maksudnya adalah bahwa kemitraan meliputi semua

kegiatan mulai dari dukungan moral hingga hubungan kontraktual. Kemitraan dapat

membantu dalam hal dana dan/atau kontribusi barang dan jasa, pemasaran,

koordinasi dan jasa yang terintegrasi, saran, dukungan, dan koneksi kepada mitra

lain. Kemitraan dilakukan diantara bermacam-macam sektor mulai dari pemerintah,

kalangan bisnis, organisasi masyarakat, dan lainnya, untuk mencapai tujuan. Selain

itu, komunitas hijau juga bersifat swadaya dan pencapaian tujuan. Untuk mencapai

tujuan tersebut maka komunitas hijau harus fleksibel, responsif, inovatif, dan

konstan dalam menciptakan jasa dan program baru untuk misi lingkungannya.

Page 17: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Tujuan dari dibentuknya komunitas hijau adalah untuk meningkatkan

kepekaan, kepedulian, dan peran serta aktif masyarakat dalam pengembangan

atribut-atribut kota hijau. Dengan kata lain, komunitas hijau bukan hanya

melakukan kegiatan dibidang lingkungan melainkan juga harus dapat

mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat akan pentingnya menjaga

lingkungan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah

tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunitas hijau

memiliki karakteristik, yaitu

a. memiliki aktivitas dalam menjaga lingkungan;

b. aktivitas bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap lingkungan;

c. aktivitasnya dilakukan untuk masyarakat lokal;

d. dibagun atas kemitraan; dan

e. dilakukan secara swadaya.

Adapula keunggulan dari komunitas hijau adalah sangat fleksibel secara

administrasi dan politik, dapat bergerak lebih cepat dalam proyek yang

berpotensial, dan netral terhadap masyarakat. Komunitas hijau juga memiliki

keuntungan untuk menghindari konflik yang dapat terjadi antara berbagai

pemerintahan dan perantara (Beatley 2000).

Aktivitas Komunitas Hijau

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah kegiatan atau

keaktifan. Aktifitas memiliki arti yaitu segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-

kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik. Menurut frekuensinya, aktivitas

dibagi menjadi dua, yaitu aktivitas rutin dan aktivitas non-rutin. Aktivitas rutin

adalah aktivitas yang dilakukan secara rutin atau teratur dan tidak berubah-ubah.

Sedangkan aktivitas non-rutin adalah aktivitas yang dilakukan secara tidak tentu,

tidak teratur, atau berubah-ubah. Komunitas hijau dapat melakukan aktivitas-

aktivitas dalam menjaga keberlangsungan lingkungan serta mengubah perilaku

masyarakat agar turut dalam menjaga keberlangsungan lingkungan. Dalam menjaga

keberlangsungan lingkungan, komunitas hijau dapat bergerak langsung seperti

mengurangi emisi kendaraan bermotor, konservasi air, pengurangan limbah, dan

lainnya. Selain itu, komunitas hijau juga dapat berpartisipasi dalam pembuatan

kebijakan, melakukan advokasi, ikut serta dalam pembangunan infrastruktur,

pengadaan fasilitas, dan lainnya. Komunitas hijau juga berperan dalam mengubah

perilaku masyarakat agar masyarakat lebih peka, peduli, dan aktif menjaga

lingkungan.

Menurut GCC (2008), komunitas hijau melakukan tiga penerapan penting

untuk mencapai tujuannya, yaitu changing behavior, community-based social

marketing, dan community transformation. Penerapan changing behavior

dilakukan dengan memberikan program-program dan jasa untuk lingkungan dalam

menghadapi hambatan yang terjadi dan memberikan insentif kepada perubahan

perilaku dan aksi. Hal ini berarti dalam melakukan aktivitasnya, komunitas hijau

harus dapat mengubah kulitas lingkungan alam dan perilaku manusia, atau dengan

Page 18: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

kata lain lingkungan hidup, menjadi lebih baik. Beratha (1991) dalam Suhendar

(2004) mengatakan bahwa, lingkungan atau lingkungan hidup meliputi segala apa

saja, baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di sekitar kita, baik

secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hidup dan kehidupan.

Untuk mengubah lingkungan (perkotaan) tersebut, komunitas hijau dapat membuat

program dan jasa seperti memberikan sosialisasi atau jasa lingkungan terkait

dengan kampanye yang dilakukan oleh komunitas tersebut. Kampanye kesadaran

adalah salah satu strategi penting yang telah digunakan di banyak kota untuk

menyemangati aksi dan perilaku yang berkelanjutan dalam bidang bisnis dan

masyarakat (Beatley 2000). Menurut Mitchell (2000) dalam Santoso (2013),

perubahan sikap manusia yang kita harapkan tergantung pada kampanye yang luas

melalui pendidikan, diskusi dan partisipasi publik. Perubahan sikap tersebut

didorong oleh adanya pencapaian tujuan bersama untuk kepentingan lingkungan

dan masyarakat. NCFSE (2005) dalam Santoso (2013) menyebutkan bahwa

kampanye dapat didefinisikan sebagai upaya terkoordinasi komunikasi yang

dilakukan melalui media massa, komunikasi interpersonal atau beberapa

kombinasi, dimana komunikasi tersebut dapat membuat perubahan perilaku secara

langsung berkaitan dengan efektivitas sebuah komunikasi. Komunikasi dipahami

sebagai proses pengiriman, penerimaan dan pemahaman gagasan atau perasaan

dalam bentuk pesan verbal atau nonverbal secara sengaja atau tidak sengaja dengan

tujuan mencapai kesamaan makna. Proses tersebut melibatkan beberapa unsur,

yaitu 1) komunikator yang menyatakan gagasan atau perasaan, 2) gagasan atau

perasaan yang diubah menjadi pesan, 3) pesan yang disampaikan, 4) komunikan

yang menerima pesan, dan 5) reaksi dan umpan balik yang disampaikan oleh

komunikan kepada komunikator. Sedangkan untuk menanamkan budaya atau gaya

hidup hijau, komunitas hijau dapat melakukannya melalui proses sosialisasi.

Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Selain

itu sosialisasi merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan dan pewarisan

kebudayaan serta tingkah laku dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.

Proses sosialisasi ini dialami individu sejak lahir hingga meninggal dunia dan dalam

proses tersebut si individu belajar mengenali nilai, sikap, keahlian dan berbagai

peranan yang secara keseluruhan membentuk kepribadiannya, baik secara langsung

maupun tidak langsung dari keluarga maupun lingkungannya (Adiwijaya dkk

dikutip dalam Margaretha 2008).

Penerapan community-based social marketing memiliki arti bahwa dalam

mencapai perubahan perilaku, komunitas hijau tidak dapat bergantung hanya pada

pemberian edukasi atau informasi saja melainkan harus memahami apa yang

menjadi kendala dan insentif yang dapat mempengaruhi apa yang masyarakat

lakukan. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, diperlukan pendekatan dengan

melakukan kemitraan dengan masyarakat yang mampu melakukan pendekatan

langsung kepada masyarakat. Kemitraan didefinisikan sebagai sebuah hubungan

dimana dua atau lebih kelompok, yang memiliki tujuan bersama, setuju untuk

bekerjasama untuk alasan khusus dan/atau untuk periode waktu tertentu.

Pendekatan ini dilakukan melalui interaksi personal dalam sebuah kelompok kecil

atau satu persatu agar komunitas hijau mengerti apa yang menjadi kendala

Page 19: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

masyarakat, menghindari kesalah pahan dalam penyampaian pesan, mengetahui hal

apa yang mampu menggerakan masyarakat untuk bergaya hidup hijau, dan dapat

merekomendasi serta membantu masyarakat menghadapi hambatan yang terjadi.

Penerapan community transformation memiliki arti bahwa komunitas hijau

dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang tujuannya adalah untuk memudahkan

masyarakat dalam melakukan pola hidup hijau seperti pengadaan fasilitas

pendukunga, advokasi, pembuatan kebijakan, dan pelatihan. Green (1980) dalam

Linggasari (2008) mengatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mengubah

perilaku manusia adalah adanya faktor pemungkin dan faktor penguat. Faktor

pemungkin mencakup lingkungan fisik seperti tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana yang mampu mempermudah masyarakat dalam melakukan perilaku.

Faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat atau

para petugas. Termasuk juga disini undang-undang dan peraturan-peraturan.

Analisis Kesenjangan

Kesenjangan diartikan sebagai suatu “hal” yang berada diantara dan

memisahkan sesuatu. Analisis kesenjangan digunakan untuk menganalisis

kesenjangan antara kondisi ideal atau harapan dengan kondisi aktual sehingga dapat

dicari strategi yang tepat untuk mengisi kesenjangan tersebut. Dalam penelitian ini,

analisis kesenjangan dilakukan untuk mencari cara mengisi kesenjangan antara

kondisi aktual dan kondisi ideal aktivitas komunitas hijau dengan membandingkan

kondisi aktual dengan kondisi ideal aktivitas yang dapat dilakukan komunitas hijau.

Cara untuk mengisi kesenjangan tersebut dapat dilakukan dengan membuat strategi

sehingga kondisi aktivitas komunitas hijau dapat ditingkatkan. Menurut

Parasuraman, Zeithamet, dan Barry (1985), analisis kesenjangan dapat digunakan

untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu jasa.

Taman

Laurie (1994) dalam Hariyono (2011) mengatakan bahwa secara etimologi,

taman (garden, Inggris) berasal dari bahasa Ibrani gan yang berarti melindungi atau

mempertahankan: menyatakan secara tak langsung hal pemagaran atau lahan

berpagar atau lahan dengan batas-batas tertentu; dan oden atau eden yang berarti

kesenangan atau kegembiraan. Jadi, dalam bahasa Inggris perkataan garden

memiliki hubungan dari kedua kata-kata tersebut yang berarti sebidang lahan yang

memiliki batas tertentu yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan.

Menurut Mulyani (2000) dalam Hariyono (2011), ruang publik antara lain meliputi

taman yang dapat dimanfaatkan oleh publik. Menurut Tibbalds (2001) dalam

Hariyono (2011), bidang publik dalam ruang perkotaan adalah semua bagian

jaringan perkotaan yang dapat diakses secara fisik dan visual oleh masyarakat

umum, termasuk jalan, taman, dan lapangan/alun-alun. Dari pengertian diatas dapat

dikatakan bahwa taman merupakan ruang publik yang memiliki batasan tertentu

yang digunakan untuk kesenangan dan dapat diakses oleh publik.

Page 20: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Taman kota merupakan ruang terbuka hijau yang berada di kawasan

perkotaan, terletak dilokasi strategis yang dapat dikunjungi dan digunakan secara

bebas, aman, dan nyaman oleh warga untuk berekreasi, berolahraga, berinteraksi

sosial maupun kegiatan warga di ruang luar lainnya. Taman kota mutlak dibutuhkan

bagi warga kota untuk rekreasi aktif dan pasif, agar terjadinya keseimbangan mental

(psikologis) dan fisik manusia, sebagai habitat burung dan untuk menjaga

keseimbangan ekosistem (DPU 2012). Menurut Peraturan MPU (2008), taman kota

adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan

rekreatif, edukasi, atau kegiatan lain pada tingkat kota sedangkat taman lingkungan

adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan

rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan.

Rustam Hakim (2003) dalam Hariyono (2011) mengatakan bahwa fungsi

sosial taman kota sebagai ruang terbuka, meliputi tempat bermain dan olahraga,

tempat bermain dan sarana olahraga, tempat komunikasi sosial, tempat peralihan

dan menunggu, tempat untuk mendapat udara segar, sarana penghubung atara satu

tempat dengan tempat yang lain, pembatas diantara massa bangunan, sarana

penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk membentuk

kesadaran lingkungan, dan sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan,

keserasian, dan keindahan lingkungan.

Sebagai ruang beraktifitas dan berinteraksi antar manusia, taman kota

merupakan alternatif ruang yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas hijau dalam

menjalankan kegiatannya. Komunitas hijau dapat menjadikan taman kota sebagai

tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan hijau dan juga dapat menjadi tempat

untuk mensosialisasikan kegiatannya kepada masyarakat. Taman kota juga dapat

dijadikan sebagai lokasi berkumpul dan berdiskusi sesama anggota komunitas atau

dengan komunitas lain. Komunitas hijau sebagai masyarakat yang peduli terhadap

lingkungan seharusnya dapat memanfaatkan taman-taman kota sebagai lokasi

kegiatan mereka. Namun dalam hal tersebut, aktivitas komunitas hijau di taman

harus sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan di taman tersebut dan sesuai

dengan fungsi taman kota semestinya.

Page 21: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

(Gambar 2). Kota Bogor berada pada koordinat 106˚48’ BT dan 6˚36’ LS dengan

luas 11 850 ha dan terdiri atas 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Waktu pelaksanaan

penelitian berlangsung selama dua belas bulan, yaitu dari bulan Desember 2014

hingga Desember 2015. Jadwal penelitian meliputi kegiatan persiapan dan

pengenalan tapak, inventarisasi, identifikasi dan analisis, penyusunan laporan, dan

perbaikan laporan akhir.

Gambar 1 Lokasi penelitian

Alat dan Bahan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat keras (hardware)

maupun perangkat lunak (software). Bahan yang digunakan berupa data primer,

yaitu data yang didapatkan secara langsung di lapang, dan data sekunder, yaitu data

pendukung lain yang sesuai dan valid. (Tabel 1).

Tabel 1 Alat yang digunakan dalam penelitian

Alat dan bahan Fungsi

Alat

Kamera digital Melakukan survei pengambilan gambar

Laptop Mengolah data

Bahan

Bahan pustaka Studi literatur

Software pendukung

Microsoft Office Word Membuat laporan

Page 22: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan melakukan inventarisasi mengenai jumlah

komunitas hijau di Kota Bogor, latar belakang terbentuknya komunitas hijau,

struktur organisasi, jumlah anggota aktif, dan aktivitas yang mereka lakukan untuk

mengkampanyekan perilaku hijau. Setelah data inventarisasi didapat, dilakukan

analisis kuantitatif menggunakan analisis kesenjangan. Teknik pengambilan data

menggunakan teknik survei lapang, wawancara, dan studi literatur. Survei lapang

dilakukan untuk melihat langsung kondisi aktual dan mengambil foto kegiatan-

kegiatan komunitas hijau. Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini

diawali dengan melakukan tahapan persiapan, tahap inventarisasi, dan tahap

analisis.

Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan pembuatan perizinan yang nantinya akan

ditujukan kepada narasumber sebelum melakukan wawancara serta merancang

daftar pertanyaan kepada narasumber sebelum melakukan wawancara. Pada tahap

ini pula dilakukan persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan

penelitian ini.

Tahap Inventarisasi

Pada tahap inventarisasi dilakukan pengumpulan data yang dibutuhan baik

data primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang didapat langsung

dengan teknik survei lapang dan wawancara. Data sekunder adalah data yang

didapat dari sumber-sumber literatur yang membantu peneliti, dimana data tersebut

diperoleh dengan melakukan studi pustaka dari skripsi, tesis, disertasi, laporan

penelitian, artikel, maupun jurnal (Tabel 2).

Tabel 2 Hal, data, bentuk data, sumber data dan cara pengambilan

Hal Data Bentuk data Sumber data Cara

pengambilan

Kondisi

umum Kota

Bogor

1) Letak, luas,

dan populasi

1) Sekunder 1) Bappeda

Kota Bogor

1) Studi pustaka

Komunitas

hijau

1) Komunitas

hijau di Kota

Bogor

2) Latar

belakang

terbentuknya

komunitas

lokasi

sekretariat,

struktur

organisasi,

jumlah

anggota

1) Primer

dan

sekunder

2) Primer

1) Tim

Swakelola

P2KH,

DKP, PU,

BPLH,

Komunitas

Hijau,

Forum

Komunita

Hijau, dan

komunitas

2) Komunitas

Hijau

1) Wawancara

dan studi

pustaka

2) Wawancara

Page 23: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

aktif, dan

aktivitas

Penggunaan

Taman

1) Jumlah,

lokasi

2) Lokasi taman

dan

penggunaan

taman

1) Sekunder

2) Primer

1) DKP Kota

Bogor

2) Komunitas

Hijau

1) Studi

Pustaka

2) Wawancara

Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data atau informasi dengan

cara bertanya langsung kepada responden. Pada penelitian ini, metode wawancara

digunakan untuk mencari data mengenai komunitas hijau dan penggunaan taman

oleh komunitas hijau. Pihak-pihak yang menjadi responden adalah pihak yang

memiliki keterkaitan dengan komunitas hijau seperti, tim swakelola P2KH Kota

Bogor, FKH, BPLH, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dan komunitas yang

berada di Kota Bogor. Setelah mendapatkan data mengenai komunitas tersebut,

dilakukan identifikasi komunitas mana yang termasuk kedalam komunitas hijau

melalui kriteria komunitas hijau. Pemilihan narasumber dilakukan menggunakan

teknik bola salju. Teknik bola salju adalah teknik memilih narasumber berdasarkan

rekomendasi dari narasumber sebelumnya.

Data yang telah diambil melalui hasil wawancara kemudian divalidasi

menggunakan teknik trianggulasi. Prinsip teknik trianggulasi adalah narasumber

dicari dan dikumpulkan atau dicari dari sumber-sumber yang berbeda agar tidak

bias sebuah kelompok. Dengan kata lain, trianggulasi berarti adanya narasumber-

narasumber yang berbeda atau adanya sumber data yang berbeda mengenai sesuatu.

Trianggulasi dilakukan untuk memperkuat data, untuk membuat penelitian yakin

terhadap kebenaran dan kelengkapan data.

Studi Pustaka

Studi Pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder. Pengumpulan

data sekunder ini didapat dari skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, artikel,

maupun jurnal yang terkait dengan komunitas hijau. Dilakukan pula

pemilihan/penyaringan data sesuai dengan batasan kajian, yakni mengenai

Komunitas Hijau di Kota Bogor.

Komunitas Hijau

Komunitas hijau memiliki lima karakteristik, yaitu memiliki aktivitas dalam

menjaga lingkungan, aktivitasnya bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat

terhadap lingkungan, aktivitasnya dilakukan untuk masyarakat lokal, dibagun atas

kemitraan, dan dilakukan secara swadaya. Untuk mencari komuntias hijau yang

aktif melakukan kegiatan di Kota Bogor, data komunias yang didapat dari hasil

wawancara dan studi literatur diidentifikasi dengan mengacu pada karakteristik

komunitas hijau tersebut. Komunitas yang memenuhi kelima karakteristik

komunitas hijau tersebut diidentifikasi sebagai komunitas hijau.

Tahap Analisis

Page 24: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Setelah data didapat maka data dianalisis menggunakan metode analisis

kesenjangan. Analisis kesenjangan digunakan untuk menganalisis kesenjangan

antara kondisi ideal atau harapan dengan kondisi aktual sehingga dapat dicari

strategi yang tepat untuk mengisi kesenjangan tersebut. Analisis kesenjangan

digunakan untuk mencari kesenjangan antara penerapan aktivitas komunitas hijau

yang ideal dengan aktual. Aktivitas komunitas hijau yang ideal didapat dengan

melakukan studi pustaka sedangkan aktivitas komunitas hijau yang aktual didapat

dari hasil wawancara kepada beberapa narasumber dari komunitas hijau yang

terdapat di Kota Bogor. Aktivitas komunitas hijau yang ideal kemudian dibuat

batasan-batasan kemudian diberikan nilai 1,2,3,4, atau 5 pada setiap batasan

tersebut (Tabel 3).

Tabel 3 Batasan nilai penerapan aktivitas komunitas hijau

Penerapan Batasan Kondisu Ideal Nilai

Changing

behavior

1. Aktivitas hijau dilakukan oleh anggota, melakukan

kampanye lingkungan, melakukan kegiatan dalam

menjaga lingkungan bersama masyarakat, dan

melakukan sosialisasi kepada masyarakat

2. Aktivitas hijau dilakukan oleh anggota dan

melakukan kampanye lingkungan serta melakukan

kegiatan dalam menjaga lingkungan bersama

masyarakat atau melakukan sosialisasi kepada

masyarakat

3. Aktivitas hijau dilakukan oleh anggota dan

melakukan kampanye lingkungan

4. Aktivitas hijau dilakukan hanya pada anggota saja

5. Tidak melakukan

5

4

3

2

1

Community-

based social

marketing

1. Melakukan ajakan secara langsung/tatap muka dan

melalui media massa serta sudah bermitra dengan

pihak yang dekat dengan masyarakat sehingga

mampu malakukan pendekatan kepada masyarakat

2. Melakukan ajakan langsung/tatap muka dan

melalui media massa serta mencari mitra dengan

pihak yang dekat dengan masyarakat

3. Melakukan ajakan secara langsung/tatap muka dan

melalui media massa

4. Melakukan ajakan malalui media massa

5. Tidak melakukan

5

4

3

2

1

Community

transformation

1. Menyediakan sarana prasarana, membantu

menyusun kebijakan, serta ikut dalam

pembangunan fasilitas-fasilitas yang dapat

membantu masyarakat melakukan gaya hidup

5

Page 25: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

hijau, dan melakukan evaluasi atau pengawasan

terhadap semuanya

2. Menyediakan sarana prasarana, membantu

menyusun kebijakan, serta ikut dalam

pembangunan fasilitas-fasilitas yang dapat

membantu masyarakat melakukan gaya hidup hijau

3. Menyediakan sarana prasarana dan membantu

menyusun kebijakan yang membantu masyarakat

bergaya hidup hijau

4. Menyediakan sarana prasarana atau membantu

menyusun kebijakan yang membantu masyarakat

bergaya hidup hijau

5. Tidak melakukan

4

3

2

1

Sumber: GCC (2008) dimodifikasi sesuai tujuan

Identifikasi aktivitas dari setiap komunitas hijau yang didapat dari hasil

wawancara kemudian diberi nilai sesuai dengan batasan setiap penerapan. Setelah

dilakukan penilaian terhadap setiap penerapan aktivitas komunitas hijau yang

aktual, selanjutnya nilai dijumlah kemudian diklasifikasi sesuai dengan interval

yang telah dibuat.

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑋𝑡) = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3

Dimana: X1 = nilai penerapan perubahan perilaku

X2 = nilai penerapan pemasaran berbasis masyarakat

X3 = nilai penerapan perubahan masyarakat

Xt = nilai penerapan total

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Jumlah kelas yang digunakan berjumlah lima sehingga didapat interval

sangat kurang (3-5), kurang (6-8), cukup (9-11), sesuai (12-14), sangat sesuai (15-

17). Nilai penerapan kegiatan komunitas hijau yang aktual dikelasifikasikan, maka

akan dikatahui bagaimana kondisi aktual penerapan aktivitas setiap komunitas hijau

di Kota Bogor. Setelah diketahui kesenjangan antara kondisi aktual dan kondisi

ideal, akan disusun strategi untuk meningkatkan peran komunitas hijau untuk

mencapai tujuan dari setiap komunitas hijau yaitu untuk mengkampanyekan

gerakan hijau kepada masyarakat agar tercipta masyarakat yang peka terhadap

lingkungan serta berperan aktif sehingga penerapan prinsip Kota Hijau di Kota

Bogor dapat berjalan dengan baik.

Page 26: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Kota Bogor

Kota Bogor secara geografis terletak di antara 106o 48’ BT dan 6o 26’ LS.

Wilayah administratif Kota Bogor terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan dengan

luas wilayah sebesar 11 850 ha dan memiliki total penduduk pada tahun 2013

sebanyak 1 013 019 orang yang terdiri atas 514 797 orang laki-laki dan 498 222

orang perempuan (BAPPEDA 2013). Secara administratif Kota Bogor dikelilingi

oleh Wilayah Kabupaten Bogor dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec.

Sukaraja Kabupaten Bogor.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi, Kabupaten

Bogor.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Darmaga dan Kec. Ciomas, Kabupaten

Bogor.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin, Kabupaten

Bogor.

Berikut ini adalah tabel luas wilayah Kota Bogor menurut kecamatan pada

tahun 2013 (Tabel 4).

Tabel 1 Luas wilayah menurut kecamatan di Kota Bogor

No Kecamatan Luas (ha)

1

2

3

4

5

6

Bogor Selatan

Bogor Timur

Bogor Utara

Bogor Tengah

Bogor Barat

Tanah Sareal

3 081

1 015

1 772

813

3 285

1 884

Jumlah 11850

Sumber: BAPPEDA (2013)

Taman Kota Bogor

RTH sebagai fasilitas sosial dan umum adalah taman baik taman kota

maupun taman lingkungan. Taman kota umumnya dikelola oleh pemerintah Kota

Bogor, melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang sub bidang Pertamanan. Taman

tersebut berupa taman sudut, taman kota, dan taman lingkungan. Walaupun

demikian sebagian taman lingkungan terutama yang berada di komplek perumahan

pemeliharaannya tidak semua di bawah dinas namun masih di bawah pengelolaan

pengembang/masyarakat sekitar taman tersebut. Keberadaan taman ini menjadi

salah satu komponen RTH yang potensial dikembangkan di Kota Bogor

sebagaimana diamanatkan oleh UU Penataan Ruang (Tabel 5).

Tabel 2 Daftar taman Kota Bogor

No Nama RTH Kecamatan Kelurahan Luas (m2)

1 Taman Sudut Di Jl. Bina

Marga

Kec. Bogor Timur Kel. Baranangsiang 420.420

2 Taman Lereng Jl. Riau Kec. Bogor Timur Kel. Baranangsiang 1 306.800

Page 27: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

3 Taman Jl. Riau Kec. Bogor Timur Kel. Baranangsiang 1 472.400

4 Taman Segitiga Sukasari Iii Kec. Bogor Timur Kel. Sukasari 164.650

5 Taman Malabar Kec. Bogor Tengah Kel. Tegalega 5 517.850

6 Taman Sudut Ciawi Kec. Bogor Selatan Kel. Harjasari 53.630

7 Taman Sudut Kota Cibalek

Pertigaan Jl. Lawang Gintung

Kec. Bogor Selatan Kel. Batu Tulis 88.200

8 Taman Lereng Mbah Dalem

Cipaku

Kec. Bogor Selatan Kel. Lawang

Gintung

823.980

9 Taman Sudut Jl. Mawar Kec. Bogor Barat Kel. Menteng 124.000

10 Taman Sudut Kota Pertigaan

Yasmin

Kec. Bogor Barat Kel. Curug 52.960

11 Taman Sudut Pangrango

(Kanan)

Kec. Bogor Tengah Kel. Babakan 1 879.540

12 Taman Sudut Pangrango (Kiri) Kec. Bogor Tengah Kel. Babakan 1 820.260

13 Taman Lereng CPM Jl. Jalak

Harupat S/D Jembatan

Ciliwung

Kec. Bogor Tengah Kel. Sempur 2 833.960

14 Taman Lereng Istana Jl. Jalak

Harupat Sebelah Kanan

Kec. Bogor Tengah Kel. Paledang 1 489.940

15 Taman Sudut Kota Belakang

RRI

Kec. Bogor Tengah Kel. Babakan 900.360

Sumber : BAPPEDA (2013)

Tabel 5 Daftar taman Kota Bogor (lanjutan)

No Nama RTH Kecamatan Kelurahan Luas (m2)

16 Taman Sudut Kota Kanan

Pangrango

Kec. Bogor Tengah Kel. Babakan 41.080

17 Taman Sudut Kota Kiri

Pangrango

Kec. Bogor Tengah Kel. Babakan 159.120

18 Taman Sudut Kota Jl. Salak Kec. Bogor Tengah Kel. Babakan 97.960

19 Taman Kencana Kec. Bogor Tengah Kel. Babakan 4 795.560

20 Taman Sudut Kota Lapangan

Sempur

Kec. Bogor Tengah Kel. Sempur 1 307.000

21 Taman Lereng Lapangan

Sempur

Kec. Bogor Tengah Kel. Sempur 1 098.130

22 Taman Depan Balitbang

Perikanan

Kec. Bogor Tengah Kel. Sempur 127.000

23 Taman Sudut Depan Bakorwil

Jl. Ir. H. Juanda

Kec. Bogor Tengah Kel. Pabaton 14.960

24 Taman Depan Istana Jl. Ir. H.

Juanda

Kec. Bogor Tengah Kel. Paledang 70.560

25 Taman Blumbak Depan Taman

Topi Jl. Kapt. Muslihat

Kec. Bogor Tengah Kel. Pabaton 77.280

26 Taman Sudut Kota Katedral

Belakang Pos Polisi Kapt.

Muslihat

Kec. Bogor Tengah Kel. Paledang 465.140

27 Taman Bantaran Kali Ciliwung

Jembatan Gantung Sempur

Kec. Bogor Tengah Kel. Sempur 4 512.000

28 Taman Angin-Angin Jl.

Sudirman

Kec. Bogor Tengah Kel. Sempur 1 699.440

29 Taman Depan Hotel Mirah Jl.

Pangrango

Kec. Bogor Tengah Kel. Babakan 1 655.260

30 Taman Lereng Ciremai Dari

SMP 3 S/D Tanjakan Sempur

Kec. Bogor Tengah Kel. Sempur 9 681.000

31 Taman Sudut Kota Warung

Jambu

Kec. Bogor Utara Kel. Bantarjati 142.780

Page 28: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

32 Taman Kota Sudut Cibuluh Kec. Bogor Utara Kel. Cibuluh 719.960

33 Taman Sudut Kota Jembatan

Situ Duit Jl. Jend. A. Yani

Kec. Tanah Sareal Kel. Tanah Sareal 88.910

34 Taman Sudut Kota Belakang

Air Mancur

Kec. Tanah Sareal Kel. Tanah Sareal 186.180

35 Taman Air Mancur Jl. Jend.

Sudirman

Kec. Tanah Sareal Kel. Tanah Sareal 3 036.750

Sumber : BAPPEDA (2013)

Komunitas Hijau

Komunitas hijau adalah sebutan bagi kumpulan individu, komunitas atau

kelompok-kelompok warga yang peduli terhadap masalah lingkungan dan sosial

budaya. Keberadaan komunitas hijau sangatlah penting karena dapat menjadi lini

terdepan dalam mewujudkan Kota Bogor sebagai kota hijau. Kesadaran publik

mengenai kota hijau dapat ditingkatkan dengan adanya aksi-aksi nyata serta

sosialisasi yang dilakukan oleh komunitas hijau, sehingga nantinya diharapkan

akan terbentuk masyarakat yang pamah dan peka terhadap lingkungan.

Komunitas hijau yang ada di Kota Bogor diidentifikasi dari data komunitas

yang pernah melakukan kegiatan dibidang lingkungan di Kota Bogor yang

didapatkan selama tahap inventarisasi. Komunitas hijau memiliki karakteristik,

yaitu memiliki aktivitas dalam menjaga lingkungan, aktivitasnya bertujuan untuk

mengubah perilaku masyarakat terhadap lingkungan, aktivitasnya dilakukan untuk

masyarakat lokal, dibagun atas kemitraan, dan dilakukan secara swadaya.

Komunitas yang memiliki kelima karakteristik komunitas hijau diidentifikasi

sebagai komunitas hijau. Dari hasil inventarisasi, didapat data komunitas beserta

karakteristiknya seperti tertera pada tabel 6.

Tabel 3 Identifikasi komunitas hijau

Komunitas Karakteristik

Keterangan A B C D E

Bike To Work Bogor Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Komunitas hijau

Bogor Berkebun Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Komunitas hijau

Burung Indonesia Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Earth Hour Bogor Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Komunitas hijau

Forum Komunitas

Kehutanan Masyarakat

Sesuai Tidak Tidak Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Grak Bogor Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Indorunners Bogor Tidak Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Kampoeng Bogor Tidak Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Koalisi Pejalan Kaki

Bogor

Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Komunitas hijau

Komunitas Kampung

Halaman

Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Komunitas Peduli

Ciliwung

Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Komunitas hijau

Konsorsium Peduli

Bogor

Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Page 29: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Persatuan Mahasiswa

Kota Bogor

Tidak Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Waste Bank For

Education

Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Bukan komunitas

hijau

Keterangan:

A = Memiliki aktivitas dalam menjaga lingkungan

B = Aktivitas bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap lingkungan

C = Aktivitasnya dilakukan untuk masyarakat lokal

D = Dibagun atas kemitraan

E = Dilakukan secara swadaya

Berdasarkan hasil identifikasi, ditemukan lima komunitas yang memenuhi

karakteristik komunitas hijau. Kelima komunitas hijau tersebut adalah Bike To

Work Bogor, Bogor Berkebun, Earth Hour Bogor, Koalisi Pejalan Kaki Bogor, dan

Komunitas Peduli Ciliwung. Setiap komunitas hijau memiliki kampanye, struktur

organisasi, dan jumlah anggota yang berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut

membuat aktivitas yang dilakukan setiap komunitas hijau berbeda-beda, baik

dilakukan secara rutin maupun non-rutin, menyesuaikan dengan kampanyenya.

Bike To Work Bogor

Salah satu dampak negatif yang terjadi akibat pembangunan suatu kota

adalah pada masalah transportasi. Dampak negatif yang terjadi pada masalah

transportasi seperti penurunan efektifitas waktu berkendara, penurunan kualitas

lanskap secara visual, dan penurunan kualitas lingkungan akibat emisi yang

dikeluarkan. Salah satu masalah transportasi yang terdapat di Indonesia, terjadi di

Ibukota, Jakarta. Menyadari kondisi transportasi Ibukota yang selalu macet,

munculah pemikiran untuk menjadikan pekerja bersepeda menjadi sebuah tren di

tengah masyarakat. Tren pekerja bersepeda sendiri sebenarnya sudah umum di

negara maju. Untuk di Indonesia, terdapat komunitas yang mengkampanyekan

gerakan pekerja bersepeda yang diberi nama Bike To Work Indonesia. Komunitas

ini terbentuk oleh kumpulan pekerja yang memiliki hobi sama, yakni bermain

sepeda. Komunitas Bike To Work memiliki tujuan untuk mengurangi serta

meningkatkan kesadaran publik terhadap kemacetan dan emisi kendaraan bermotor

melalui cara yang sederhana sekaligus melakukan hobinya, yaitu bersepeda menuju

tempat bekerja. Komunitas ini pertama kali berdiri di Jakarta pada tanggal 27

Agustus 2005 dan samapai saat ini sudah ada sebanyak 170 komunitas Bike To

Work yang tersebar di seluruh Indonesia.

Profil Bike To Work Bogor

Komunitas Bike To Work Bogor terbentuk pada tanggal 20 Januari 2006 dan

digagas oleh Ramadhani Achdiawan. Saat ini, komunitas Bike To Work Bogor yang

masih aktif mencapai kurang lebih 60 orang. Lokasi sekretariatnya saat ini berada

di kediaman salah satu penggiatnya, yaitu di kediaman Bapak Ramadhani, di Jalan

Tambakan Nomor 3A, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Komuntias Bike To Work Bogor memiliki struktur organisasi sebagaimana tertera

pada gambar 3.

Page 30: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Gambar 1 Struktur organisasi Bike To Work Bogor

Aktivitas

Dalam rangka mengajak masyarakat untuk mengurangi kendaraan pribadi

dan menggunakan transportasi alternaitif lain seperti sepeda, Bike To Work Bogor

memiliki kegiatan, seperti; 1) Menyelengarakan acara Bike To Work Day yaitu,

kegiatan bersepeda yang salah satunya pernah dilakukan dari Balaikota hingga

Danau Situ Gede dan rutin dilakukan 1 kali dalam setahun pada bulan Agustus atau

September; 2) Mengajak masyarakat secara langsung dengan membagi-bagikan

selembaran yang berisi ajakan untuk menjadi pekerja bersepeda sambil membagi-

bagikan biketag. Kampanye ini dilakukan di beberapa tempat di Kota Bogor seperti

pernah dilakukan di Taman Kencana. Namun karena keterbatasan dana maka

frekuensi kegiatan ini menjadi tidak tentu; 3) Melakukan sosialisasi manfaat

bersepeda kepada pelajar yang dilakukan lebih dari 1 kali dalam setahun; 4)

Melakukan sosialisasi pada berbagai kesempatan misalnya pada saat membuat

acara sendiri, acara pemerintah atau komunitas lain; 5) Menjalin mitra dengan

sekolah dan pemerintah Kota Bogor untuk menggunakan sepeda ke sekolah atau

tempat kerja. Saat ini mitra yang sudah melakukannya barulah Sekolah Alam dan

mereka sudah mengkampanyekan gerakan Bike to School. Sedangkan untuk

pemerintah Kota Bogor, Bike To Work Bogor beserta Walikota telah merencanakan

bahwa pegawai pemerintah tidak boleh menggunakan kendaraan motor pribadi

pada hari yang telah ditetapkan; dan 6) Mengupayakan pengadaan parkir sepeda

bagi pihak yang menginginkannya. Pengadaan parkir sepeda ini pernah dilakukan

di salah satu pusat perbelanjaan dan sekolah-sekolah yang ingin memiliki parkir

sepeda (Gambar 4).

Gambar 2 Dokumentasi aktivitas Bike To Work Bogor

Koordinator

Sekretaris Bendahara

Hubungan masyarakat

Ketua

Anggota

Page 31: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Bogor Berkebun

Bogor Berkebun bermula dari komunitas Indonesia Berkebun yang pada

awalnya digagas oleh Ridwan Kamil, dibantu dengan Sigit Kusumawijaya, Achmad

Marendes, Safiq Pontoh serta co-inisiator lain. Terbentuk pada bulan Oktober 2010,

komunitas ini memiliki tujuan untuk membuat lahan kosong menjadi lebih

bermanfaat dengan menanam tumbuhan yang bisa dikonsumsi serta berguna untuk

lingkungan sekitar. Saat ini komunitas Indonesia Berkebun sudah ada di 30 kota

dan 8 kampus.

Profil Bogor Berkebun

Komunitas Bogor Berkebun sendiri terbentuk pada tanggal 26 Maret 2011,

dimana pada saat itu dilakukan aksi menanam padi, singkong, kangkung, dan

bayam di Cijeruk, Bogor. Komunitas Bogor Berkebun memiliki anggota aktif

sebanyak kurang lebih 10 orang. Komunitas Bogor Berkebun saat ini tidak

memiliki lokasi sekretariat, namun masih memiliki kebun komunitas yang berlokasi

di Dramaga Hijau. Komunitas Bogor Berkebun sendiri memiliki struktur organisasi

seperti yang tertera pada gambar 5.

Aktivitas

Aktivitas Bogor Berkebun dalam melakukan perubahan lingkungan, yaitu;

1) Melakukan penanaman bersama masyarakat sambil memberikan edukasi

mengenai cara berkebun kepada peserta. Kegiatan ini sudah dilakukan untuk pelajar

di sekolah-sekolah, PKK, serta warga perumahan. Namun kegiatan ini belum

dilakukan atas inisiatif Bogor Berkebun sehingga frekuensi kegiatan dan lokasinya

sendiri tidak tentu. Dalam setahun, Bogor Berkebun dapat membantu masyarakat

melakukan penanaman sebanyak kurang lebih 7 kali dengan tempat yang berbeda-

beda tergantung permintaan dari pihak-pihak yang membutuhkan jasa Bogor

Berkebun; 2) Melakukan penanaman di kebun komunitas di Dramaga Hijau yang

dilakukan 1 kali dalam sebulan; dan 3) Kampanye urban farming melalui beberapa

media massa seperti siaran radio, televisi, blog dan melalui media sosial. Frekuensi

aktivitas kampanye tersebut tidak tentu (Gambar 6).

Gambar 3 Struktur organisasi Bogor Berkebun

Ketua

Sekretaris Bendahara

Edukasi Bisnis Media Sosial

Ketua Ketua

Ketua

Anggota Anggota

Anggota

Page 32: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Gambar 4 Dokumentasi aktivitas Bogor Berkebun

Sumber: Bogor Berkebun

Earth Hour Bogor

Earth Hour merupakan sebuah komunitas yang dibentuk oleh WWF dan

berada dibawah naungan PBB. Bergerak dalam menanggulangi isu pemanasan

global, komunitas ini pertama kali dibentuk di Sidney, Australia, pada tahun 2007.

Dengan semakin bertambahnya kesadaran masyarakat akan isu pemanasan global

dan krisis energi, hingga saat ini komunitas Earth Hour sudah ada di 147 negara.

Pada tahun 2009, Earth Hour Indonesia resmi terbentuk dan hingga saat ini 30 kota

di Indonesia sudah ikut berpartisipasi dengan membentuk komunitas Earth Hour

sendiri di kotanya. Masyarakat Kota Bogor yang mulai ingin ikut berpartisipasi

dalam mengkampanyekan isu pemanasan global, kemudian membentuk komunitas

Earth Hour Bogor pada tahun 2011.

Profil Komunitas Earth Hour Bogor

Adanya komuntias Earth Hour Bogor merukan suatu bukti bahwa

masyarakat Kota Bogor mulai sadar bahwa telah terjadi penurunan kualitas

lingkungan secara global dan ingin turut berpartisipasi untuk mengatasi masalah

tersebut. Earth Hour Bogor memiliki visi untuk mencegah terjadinya perubahan

iklim dan memiliki misi dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat melakukan

gaya hidup hijau dengan menggunakan transportasi umum, hemat energi, hemat

kertas, dan melakukan daur ulang sampah. Digagas oleh Danil, komunitas Earth

Hour Bogor terbentuk pada bulan November 2011. Jumlah anggota komunitas yang

aktif saat ini mencapai kurang lebih 40 orang dan memiliki sekretariat di rumah

koordinatornya saat ini yang berlokasi di Gang Menteng di Belakang Hotel Semeru.

Komunitas Earth Hour Bogor sendiri memiliki struktur organisasi seperti pada

gambar 7 .

Koordinator

Secretary Treasurer

Event Organizer Public Relation Digital

Communication

Human Resource

Development

Page 33: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Gambar 5 Struktur organisasi Earth Hour Bogor

Aktifitas

Earth Hour Bogor memiliki visi dan misi dalam menghemat energi untuk

mengurangi perubahan lingkungan dengan mengajak masyarakat merubah gaya

hidupnya menjadi gaya hidup hijau. Untuk menjalankan visi dan misinya tersebut,

Earth Hour Bogor membuat program kerja selama setahun. Aktivitas Earth Hour

Bogor untuk melakukan perubahan lingkungan, yaitu; 1) Aksi Switch Off yaitu

melakukan pemadaman listrik pada jam 20.30-21.30 yang dilakukan setiap setahun

sekali setiap tanggal 3 Maret dan dilakukan di Balaikota. Seremonial ini bertujuan

untuk mengajak masyarakat, swasta, dan pemerintah untuk bersama-sama menjaga

dan lebih menghargai lingkungan dengan cara menghemat pemakaian energi. Tidak

hanya itu, dengan bersama-sama mematikan lampu selama 1 jam, maka

penggunaan listrik dalam suatu wilayah akan berkurang dan hal ini memberikan

dampak pada penurunan emisi CO2; 2) Aksi Go Go Goes yang pernah dilakukan

dua tahun yang lalu dan tahun ini, dimana kegiatannya adalah bersepeda bersama

komunitas sepeda di Kota Bogor dan pemerintah dalam memperingati hari bebas

kendaraan yang dilakukan tanggal 27 September. Aksi ini bertujuan untuk

mengkampanyekan penggunaan alternatif transportasi lain yaitu sepeda; 3) Aksi

Beli yang baik, yaitu kegiatan yang bekerjasama dengan Indonesia Diet Kantong

Plastik untuk mengajak masyarakat mengurangi penggunaan plastik dengan

melakukan pelarangan penggunaan plastik saat berbelanja dimana kegiatannya

dilakukan di pusat perbelanjaan; 4) Earth Hour Goes to School, yaitu melakukan

sosialisasi kepada siswa mengenai perubahan lingkungan yang dilakukan di sekolah

dan dilakukan 1 kali dalam sebulan. Pada sosialisasi ini dibentuk juga duta untuk

mengelola sampah di sekolah tersebut; 5) Earth Hour Goes to Media, yaitu

melakukan sosialisasi melalui siaran radio yang dilakukan 1 kali dalam sebulan;

dan 6) Melakukan kampanye lingkungan yang dilakukan di beberapa tempat di

Kota Bogor seperti pada acara Car Free Day. Kampanye ini rutin dilakukan 1 kail

dalam sebulan (Gambar 8).

Gambar 6 Dokumentasi aktivitas Earth Hour Bogor Sumber: Earth Hour Bogor

Ketua Ketua Ketua Ketua

Sekretaris Bendahara Sekretaris Bendahara Sekretaris Bendahara Sekretaris Bendahara

Anggota Anggota Anggota Anggota

Page 34: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Koalisi Pejalan Kaki Bogor

Untuk mengajak masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

dan memilih untuk berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum,

maka diperlukan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang aktivitas tersebut. Koalisi

Pejalan Kaki Bogor bermula ketika Kota Bogor mendapatkan bantuan untuk

pembangunan pejalan kaki yaitu pada proyek Jalan Nyi Raja Paremas. Proyek ini,

di konsultani oleh GIZ SUTIP dimana pengembangannya ingin melibatkan

masyarakat untuk memelihara fasilitas pejalan kaki.

Profil Koalisi Pejalan Kaki Bogor

Koalisi Pejalan Kaki Bogor terbentuk pada tanggal 12 Desember 2012. Pada

saat ini, Koalisi Pejalan Kaki Bogor memiliki anggota aktif sebanyak kurang lebih

15 orang. Lokasi sekretariatnya sendiri saat ini berada di Gedung BAPPEDA Lantai

2 ruang GIZ. Koalisi Pejalan Kaki Bogor memiliki struktur organisasi seperti

terterapada gambar 9.

Aktifitas

Koalisi Pejalan Kaki Bogor memiliki aktivitas yang sudah terjadwal baik

aktivitas rutin maupun non-rutin. Aktivitas Koalisi Pejalan Kaki Bogor dalam

melakukan perubahan lingkungan, yaitu: 1) Mapping atau menelusuri jalan-jalan di

Kota Bogor untuk melihat kondisinya lalu memberikan hasilnya kepada pemerintah

untuk ditindaklanjuti. Kegiatan ini dilakukan 1 kali dalam sebulan; 2) Melakukan

advokasi untuk menciptakan pedestrian yang aman dan nyaman kepada pemeritah;

dan 3) Melakukan pendampingan pada proyek pedestrian Kota Bogor mulai dari

tahap perencanaan hingga evaluasi; 4) Public hearing, yaitu melakukan sosialisasi

mengenai jalur pedestrian dan pesepeda yang dilakukan pada acara minggon

kecamatan dan dilakukan 1 kali dalam sebulan; 5) Memberikan sosialisasi kepada

siswa di sekolah yang dilakukan 1 kali dalam sebulan; 6) Melakukan kampanye

untuk mengajak masyarakat menggunakan pedestrian yaitu dengan melakukan aksi

jalan di pedestiran. Kampanye dilakukan di beberapa tempat di Kota Bogor dan

dilakukan satu kali dalam sebulan, biasanya kampanye dilakukan bertepatan dalam

memperingati acara tertentu untuk menarik massa. Kampanye biasanya dilakukan

1 kali dalam sebulan; dan 7) Melakukan kampanye melalui media sosial (Gambar

10).

Dewa Penasehat Ketua

Wakil ketua

Sekretaris 1 Bendahara 1

Sekretaris 2 Bendahara 2

Public Relation Sosial dan Edukasi Litbang

Sponsorship dan

dana usaha

Page 35: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Gambar 7 Struktur organisasi Koalisi Pejalan Kaki Bogor

Gambar 8 Dokumentasi aktivitas Koalisi Pejalan Kaki Bogor Sumber: Koalisi Pejalan Kaki Bogor

Komunitas Peduli Ciliwung

Sungai merupaka suatu kekayaan alam yang mampu memberikan jasa

lingkungan untuk manusia. Namun kesadaran akan menjaga kebersihan sungai

masih belum tercermin dengan baik pada perilaku manusia salah satunya adalah

pencemaran limbah yang terjadi pada Sungai Ciliwung. Berawal dari keprihatinan

melihat kondisi sungai Ciliwung yang kotor, keruh, dan penuh limbah, maka

beberapa orang yang peduli akan kebersihan Sungai Ciliwung menyatukan diri dan

membentuklan Komunitas Peduli Ciliwung.

Profil Komunitas Peduli Ciliwung

Komunitas Peduli Ciliwung terbentuk pada bulan Maret 2009 dan digagas

oleh Een Irawan Putra beserta kawan-kawan KPC lainnya. Saat ini, jumlah anggota

aktif KPC mencapai kurang lebih 10 orang. Komunitas Peduli Ciliwung sendiri

memiliki lokasi sekretariat di Sempur Kaler dan juga memiliki struktur organisasi

seperti yang tertera pada gambar 11.

Gambar 9 Struktur organisasi Komunitas Peduli Ciliwung

Aktifitas

Ketua Bidang Ketua Bidang Ketua Bidang

Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang

Anggota Anggota Anggota

Koordinator

Bendahara

Anggota

Page 36: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Dalam melakukan perubahan lingkungan, Komunitas Peduli Ciliwung

memiliki acara rutin yaitu; 1) Melakukan bersih-bersih sungai dari sampah yang

rutin dilakukan setiap hari sabtu di bantaran sungai Ciliwung di Sempur, Sukasari,

atau Harupat. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja yang peduli terhadap

kebersihan Sungai Ciliwung; 2) Komunitas Peduli Ciliwung rutin membuat acara

lomba mulung sampah setiap satu tahun sekali. Acara ini dilakukan di 13 kelurahan

yang dilalui oleh Sungai Ciliwung; 3) Komunitas Peduli Ciliwung juga rutin

mengikuti diskusi dalam penyusunan kebijakan dengan frekuensi 1 kali dalam

sebulan; dan 4) Melakukan kampanye melalui media sosial. Kegiatan sosialisasi

pernah dilakukan oleh Komunitas Peduli Ciliwung pada awal pembentukan dengan

cara membuat diskusi juga bertemu dengan warga satu per satu (Gambar 12).

Gambar 10 Dokumentasi aktivitas Komunitas Peduli Ciliwung

Analisis Kesenjangan

Terdapat tiga penerapan aktivitas komunitas hijau yang ideal, yaitu;

changing behavior, community-based social marketing, dan community

transformation. Penerapan changing behavior memiliki arti bahwa komunitas hijau

berperan dalam memberikan program dan jasa untuk membentuk perubahan

perilaku. Penerapan community-based social marketing memiliki arti bahwa dalam

upaya mengubah perilaku masyarakat, komunitas hijau harus dapat mengetahui apa

kendala masyarakat dalam melakukan grakan hijau. Dalam melakukan pendakatan

tersebut, komunitas hijau dapat melakukannya dengan menjalin mitra, memberikan

informasi yang akurat kepada masyarakat dan melakukan pendekatan. Sedangkan

penerapan community transformation memiliki arti bahwa komunitas hijau harus

dapat membantu masyarakat dalam melakukan gerakan hijau agar masyarakat dapat

melakukan gerakan hijau dengan mudah, aman, dan nyaman.

Bike To Work Bogor

Bike To Work Bogor telah melakukan beberapa aktivitas dalam perubahan

lingkungan dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan yaitu dengan

menggunakan sepeda sebagai alternatif transportasi. Dalam usahanya tersebut, Bike

To Work Bogor sudah melakukan aktivitas komunitas hijau dengan cukup.

Berdasarkan hasil analisis kesenjangan terhadap penerapan changing behavior, aksi

bersepeda ke tempat kerja sudah tertanam dan rutin dilakukan oleh beberapa

anggotanya. Bike To Work Bogor juga sudah mengajak pelajar dan pemerintah

untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan menjadwalkan hari

tanpa kendaraan berotor untuk pegawai pemerintah setiap seminggu sekali, dan

sudah memiliki acara rutin dalam melakukan sosialisasi dan kampanye kepada

Page 37: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

masyarakat mengenai masalah transportasi dan dampaknya terhadap lingkungan

serta penggunaan kendaraan alternatif yang ramah lingkungan seperti membagi-

bagikan selembaran, berkampanye pada setiap kesempatan, dan memberikan

edukasi kepada siswa-siswa. Dalam penerapan community-based social marketing,

Bike To Work Bogor sudah mengajak dengan melakukan kampanye melalui media

massa seperti melalui media sosial dan selembaran sambil membagikan bike tag

dan sudah mengajak langsung kepada pelajar, polisis, serta pemerintah kota serta

mensosialisasikan gerakannya dalam beberapa kesempatan atau acara-acara di Kota

Bogor. Bike To Work Bogor juga sudah menjalin mitra dengan sekolah alam untuk

mengkampanyekan gerakan Bike to School untuk menarik minat siswa sekolah

menggunakan sepeda ke sekolah. Namun kemitraan tersebut belum disertai dengan

pendekatan untuk mengetahui alasan atau kendala pelajar menggunakan sepeda ke

sekolah sehingga belum dihasilkan perencanaan atau program yang dapat

mendukung pelajar menggunakan sepeda ke sekolah. Bike To Work juga pernah

menjalin mitra dengan mahasiswa untuk mengkampanyekan gerakan Bike to

Campus, namun pada saat ini gerakan tersebut sudah tidak aktif. Dalam penerapan

community transformation, Bike To Work Bogor tidak banyak beraktivitas dalam

mempermudah masyarakat dalam menggunakan sepeda ke tempat tujuan. Aktivitas

yang telah dilakukan baru pengadaan parkir sepeda. Pengadaan parkir sepeda ini

pun tidak dari inisiatif Bike To Work Bogor melainkan dari inisiatif pihak yang

menginginkan pengadaan parkir sepeda dan Bike To Work hanya bertindak sebagai

pencari sponsor untuk pengadaan tersebut. Bike To Work Bogor juga masih belum

melakukan aktivitas dalam penyusunan kebijakan atau melakukan advokasi yang

mampu mendorong masyarakat menggunakan transportasi bebas emisi seperti

penggunaan sepeda. Aktivitas seperti pembuatan fasilitas bersepeda juga tdak

dilakukan pada saat ini dan Bike To Work Bogor belum melakukan aktivitas dalam

mengevaluasi atau pengawasan terhadap fasilitas yang telah ada (Tabel 7).

Tabel 4 Penilaian Bike To Work Bogor

Penerapan Kondisi aktual Nilai(a)

Changing behavior Kegiatan bersepeda ketempat kerja telah

dilakukan oleh anggota Bike To Work dan Bike

To Work sendiri telah melakukan sosialisasi

kepada masyarakat serta pelajar juga mengajak

pelajar dan pemerintah untuk menggunakan

sepeda ke sekolah atau tempat kerja

5

Community-based

social marketing

Melakukan ajakan melalui media massa seperti

media sosial dan media cetak berupa penyebaran

selembaran serta telah membentuk mitra dengan

sekolah alam untuk mengkampanyekan gerakan

Bike to School

4

Community

transformation

Memberikan sarana seperti membuat parkiran

sepeda

2

Total 11(b)

Penilaian Cukup(c) a[Keterangan nilai lihat tabel 3 halaman 13] b[𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑋𝑡) = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3]

Page 38: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

c[𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠]

Bogor Berkebun

Dalam mengkampanyekan gerakan urban farming kepada masyarakat Kota

Bogor, aktivitas yang dilakukan Bogor Berkebun masih kurang. Hal ini

dikarenakan aktivitas Bogor Berkebun masih sangat pasif dan menunggu pihak

yang ingin belajar mengenai urban farming. Berdasarkan hasil analisis kesenjangan

pada penerapan changing behavior, aktivitas berkebun sudah dilakukan oleh

anggotanya di rumah atau di kebun komunitas dan mengkampanyekan gerakannya

melalui media sosial dan juga radio. Bogor Berkebun juga sudah melakukan

penanaman dan pemberian edukasi kepada masyarakat di beberapa perumahan serta

sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor. Namun dari pihak Bogor Berkebun

sendiri belum ada kegiatan langsung yang dicanangkan oleh Bogor Berkebun untuk

mengunjungi masyarakat dalam mengedukasi atau bersama-sama melakukan

penanaman. Kegiatan penanaman dan pemberian edukasi masih baru dilakukan

apabila diundang oleh pihak yang menginginkannya. Dalam penerapan community-

based social marketing, Bogor Berkebun baru mengajak masyarakat untuk

melakukan urban farming melalui media massa seperti melalui radio, televisi, dan

media internet. Bogor Berkebun belum mencoba untuk mendatangi masyarakat

untuk mengajak secara langsung melakukan urban farming, belum menjalin mitra

yang mampu berkomunikasi langsung dengan masyarakat, dan belum melakukan

pendekatan kepada masyarakat untuk mengetahui apa yang dapat mendorong

masyarakat dalam melakukan urban farming. Dan dalam penerapan community

transformation, Bogor Berkebun belum melakukan aktivitas apapun dalam

penerapan ini. Bogor Berkebun belum belum mencoba untuk melakukan upaya-

upaya yang diharapkan mampu mendorong minat masyarakat Kota Bogor untuk

melakukan urban farming sehingga masyarakat akan lebih termotivasi melakukan

kegiatan tersebut (Tabel 8).

Tabel 5 Penilaian Bogor Berkebun

Penerapan Kondisi aktual Nilai(a)

Changing behavior Aktivitas berkebun sudah dilakukan oleh

anggota Bogor Berkebun, melakukan

kampanye mengenai urban farming yang di

lakukan melalui media soisal dan juga radio,

namun pemberian edukasi dan melakukan

penanaman bersama dengan dan kepada

masyarakat belum atas inisiatif komunitas

3

Community-based

social marketing

Aktivitas dalam mengajak masyarakat

melakukan urban farming baru dilakukan

melalui media massa

2

Community

transformation

Tidak melakukan 1

Total 6(b)

Penilaian Kurang(c) a[Keterangan nilai lihat tabel 3 halaman 13]

Page 39: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

b[𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑋𝑡) = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3] c[𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠]

Earth Hour Bogor

Earth Hour Bogor mengkampanyekan gerakan lingkungan dalam

mencegah terjadinya perubahan iklim yang terjadi di seluruh belahan dunia.

Aktivitas Earth Hour Bogor dikatakan cukup karena aktivitasnya masih terpusat

pada kegiatan pemberitahuan atau penyadaran masyarakat akan perubahan iklim

melalui aksi dan sosialisasi. Berdasarkan analisis kesenjangan pada penerapan

changing behavior, Earth Hour Bogor rutin melakukan kampanye, sosialisasi, serta

aksi-aksi dengan tujuan agar masyarakat sadar akan bahaya perubahan iklim dan

dapat menjaga lingkungan. Earth Hour Bogor juga memiliki aksi rutin yaitu

seremonial Switch Off dimana pada kegiatan tersebut dilakukan kampanye

mengenai penghematan energi serta mengajak masyarakat, khususnya masyarakat

Kota Bogor, untuk mematikan penggunaan energi listrik selama 1 jam. Pada

penerapan community-based social marketing, Earth Hour Bogor melakukan

kampanye melalui media massa seperti melalui siaran radio dan media sosial, serta

secara langsung melalui kampanye di ruang publik dan pada acara Earth Hour Goes

to School. Earth Hour Bogor sendiri sudah menjalin mitra namun belum melakukan

pendekatan kepada masyarakat. Mitra yang dimaksud adalah dengan membentuk

duta sampah di sekolah-sekolah. Namun Earth Hour Bogor belum membentuk

mitra untuk kampanye perubahan iklim secara luas. Hal ini sangat disayangkan

mengingat dalam melakukan kampanye perubahan iklim, Earth Hour Bogor dapat

menjalin mitra dengan banyak lapisan, mulai dari masyarakat, swasta, hingga

pemerintah. Langkah untuk mengurangi perubahan iklim sendiri tidak terbatas

hanya pada mematikan penggunaan listrik yang tidak terpakai atau mendaur ulang

sampah, tetapi juga dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan kendaraan

bermotor pribadi atau mendukung program-program penghijauan. Sedangkan pada

penerapan community transformation, Earth Hour Bogor masih belum melakukan

aktivitas terkait penerapan tersebut. Hal ini pula sangat disayangkan karena masih

banyak hal yang dapat dilakukan Earth Hour Bogor dalam mengubah perilaku

masyarakat yaitu dengan mengusulkan fasilitas-fasilitas penunjang dalam

mengurangi penggunaan energi, melakukan advokasi, dan lainnya (Tabel 9).

Tabel 6 Penilaian Earth Hour Bogor

Penerapan Kondisi aktual Nilai(a)

Changing behavior Earth Hour dalam satu tahun memeiliki

beberapa acara tahunan yang diikuti oleh

masyarakat umum sebagai bentuk kampanye

lingkungan dan memberikan edukasi mengenai

lingkungan

5

Community-based

social marketing

Dalam mengajak masyarakat melakukan

gerakan hijau, Earth Hour melakukannya

melalui media massa dan juga secara lansung

seperti dalam acara Earth Hour Goes To School

dan membuat duta untuk penanganan sampah di

sekolah

4

Page 40: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Community

transformation

Belum melakukan 1

Total 10(b)

Penilaian Cukup(c) a[Keterangan nilai lihat tabel 3 halaman 13] b[𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑋𝑡) = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3] c[𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠]

Koalisi Pejalan Kaki Bogor

Koalisi Pejalan Kaki Bogor memiliki struktur kegiatan yang sudah tersusun

rapi dan beragam. Hal ini membuat aktivitas Koalisi Pejalan Kaki Bogor sudah

sesuai dengan aktivitas komunitas hijau dalam meningkatkan kesadaran dan

partisipasi aktif masyarakat. Berdasarkan analisis kesenjangan pada penerapan

changing behavior, Koalisi Pejalan Kaki Bogor memiliki aktivitas dalam

penyampaian edukasi mengenai penggunaan pedestrian dan jalur pesepeda melalui

sosialisasi yang dilakukan di kecamatan dan kelurahan pada acara minggon dan

juga melakukan sosialisasi kepada siswa. Terdapat juga aktivitas dalam

mengkampanyekan penggunaan pedestrian melalui program-program yang telah

dibuat, dimana kegiatan tersebut biasanya dilakukan sekaligus memperingati hari-

hari tertentu untuk mendatangkan lebih banyak masyarakat. Koalisi Pejalan Kaki

Bogor juga pernah mengajak siswa sekolah dasar untuk menggunakan pedestrian

sambil memberikan edukasi mengenai fasilitas-fasilitas pejalan kaki. Namun dalam

penerapan ini, Koalisi Pejalan Kaki Bogor belum melakukan kegiatan-kegiatan

langsung yang dapat memperbaiki lingkungan seperti pengurangan kendaraan

bermotor pribadi. Dalam penerapan community-based social marketing, Koalisi

Pejalan Kaki Bogor baru melakukannya melalui kampanye langsung dan melalui

media sosial. Pendekatan kepada masyarakat dan bermitra masih belum dilakukan

walaupun hal ini sudah diinginkan oleh Koalisi Pejalan Kaki Bogor dengan

menciptakan mitra-mitra disetiap kecamatan di Kota Bogor. Dalam penerapan

community transformation, Koalisi Pejalan Kaki Bogor telah mengupayakan

fasilitas pedestrian yang nyaman seperti merevitalisasi underpass di Baranangsiang

menjadi Galery Underpass untuk meningkatkan penggunaan fasilitas pedestiran

tersebut. Koalisi Pejalan Kaki Bogor juga pernah melakukan advokasi kepada

pemerintah dalam menciptakan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda yang aman dan

nyaman serta membantu dalam pembuatan fasilitas pejalan kaki mulai dari tahap

perencanaan hingga mensosialisasikannya kepada masyarakat. Dalam menjaga

kondisi pedestrian yang aman dan nyaman, Koalisi Pejalan Kaki Bogor selalu

memantau kondisi pedestrian di Kota Bogor agar terbebas dari pedagang kaki lima

atau parkir kendaraan. Berbagai cara telah dilakukan seperti menasihati para

pelanggar dengan baik, memfoto untuk diserahkan kepada pihak yang berwenang,

hingga berbicara pada petugas keamanan yang berada disekitar lokasi (Tabel 10).

Tabel 7 Penilaian Koalisi Pejakan Kaki Bogor

Penerapan Kondisi aktual Nilai(a)

Changing behavior Koalisi Pejalan Kaki Bogor sudah memberikan

sosialisasi melalui public hearing dan kepada

4

Page 41: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

pelajar serta kampanye untuk mengajak

masyarakat menggunakan fasilitas pedestrian

Community-based

social marketing

Melakukan ajakan melalui media sosial,

kampanye di pedestrian, dan secara langsung

seperti mendatangi sekolah

3

Community

transformation

Koalisi Pejalan Kaki Bogor telah melakukan

revitalisasi terhadap underpass yang berada di

Baranangsiang, melakukan advokasi dalam

kebijakan mengenai pejalan dan pesepeda, ikut

membantu dalam perencanaan pedestrian, serta

melakukan evaluasi atau pemantauan terhadap

kondisi pedestrian

5

Total 12(b)

Penilaian Sesuai(c) a[Keterangan nilai lihat tabel 3 halaman 13] b[𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑋𝑡) = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3] c[𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠]

Komunitas Peduli Ciliwung

Komunitas Peduli Ciliwung beraktivitas dalam mengkampanyekan sungai

bebas sampah. Pada saat ini, tidak banyak aktivitas yang dilakukan oleh Komunitas

Peduli Ciliwung untuk mencapai tujuannya tersebut sehingga aktivitasnya dapat

dikatakan masih kurang. Berdasarkan analisis kesenjangan terhadap penerapan

changing behavior, Komunitas Peduli Ciliwung telah melakukan kampanye untuk

mengajak masyarakat menjaga kebersihan sungai melalui media massa baik berupa

siaran radio, televisi, atau mengkampanyekannya melalui media sosial. Kampanye

juga dilakukan pada acara yang dibuat Komunitas Peduli Ciliwung yaitu pada saat

mengadakan lomba memulung sungai yang dilakukan satu kali dalam setahun dan

diikuti oleh 13 kelurahan yang dialiri oleh Sungai Ciliwung. Dalam upaya membuat

sungai menjadi bersih, selain dengan membuat lomba memuling sampah

Komunitas Peduli Ciliwung juga melakukan bersih-bersih sungai setiap akir pekan

walaupun yang ikut berpartisipasi tidak banyak. Pada penerapan community-based

social marketing, pada saat ini Komunitas Peduli Ciliwung hanya melakukannya

melalui media massa. Ajakan kepada masyarakat secara langsung hanya dilakukan

pada awal-awal tahun terbentuknya komuntias ini dengan beberapa cara.

Komunitas Peduli Ciliwung juga belum menjalin mitra yang secara khusus

mengajak masyarakat secara langsung untuk menjaga kebersihan Sungai Ciliwung

melalui pihak-pihak yang dekat dengan masyarakat dan belum melakukan

pendekatan untuk mengetahui alasan-alasan masyarakat masih membuang sampah

ke sungai. Penerapan community transformation yang dilakukan Komunitas Peduli

Ciliwung masih sangat sedikit. Komunitas Peduli Ciliwung baru hadir dalam

diskusi-diskusi bersama BPLH dan lainnya. Belum ada aktivitas lain pada

penerapan ini seperti memberikan fasilitas-fasilitas atau sarana yang mampu

mengatasi masalah masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai (Tabel 11).

Page 42: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Tabel 8 Penilaian Komunitas Peduli Ciliwung

Penerapan Kondisi aktual Nilai(a)

Changing behavior Komunitas Peduli Ciliwung telah melakukan

kampanye walapun pada saat ini hanya melalui

media massa dan melakukan kegiatan bersih-

bersih sungai

4

Community-based

social marketing

Ajakan untuk menjaga sungai baru dilakukan

sebatas melalui media massa

2

Community

transformation

Komunitas Peduli Ciliwung telah ikut serta

dalam diskusi-diskusi penyusunan kebijakan

2

Total 8(b)

Penilaian Kurang(c) a[Keterangan nilai lihat tabel 3 halaman 13] b[𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑋𝑡) = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3] c[𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠]

Strategi Dalam Peningkatan Perubahan Lingkungan Dan Perilaku Manusia

Menjadi Lebih Baik Yang Dapat Dilakukan Komunitas Hijau

Dalam pengembangan konsep kota hijau, kehadiran komunitas hijau dalam

menciptakan program-program dengan tujuan untuk memperbaiki perubahan yang

terjadi akibat pembangunan sangatlah dibutuhkan. Program-program yang

dilakukan komunitas hijau dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan tidak

sebatas hanya terfokus pada kegiatan untuk memperbaiki lingkungan secara fisik

saja. Komunitas hijau dapat juga melakukan aktivitas yang tujuannya untuk

merubah perilaku penduduk kotanya, mulai dari masyarakat umum, swasta, hingga

pemerintah, sehingga akan tercipta suatu kota hijau dengan masyarakat yang

berkelanjutan serta peduli terhadap lingkungan. Sesuai dengan penerapan aktivitas

hijau yang telah dibuat oleh GCC (2008), komunitas hijau dapat melakukan 3

penerapan aktivitas untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, yaitu

changing behavior, community-based social marketing, dan community

transformation.

Namun pada kenyataanya, tidak semua komunitas hijau melakukan aktivitas

sesuai dengan ketiga penerapan tersebut. Hal ini dikarenakan kendala-kendala yang

didapatkan oleh setiap komunitas hijau seperti kendala kurangnya waktu, sumber

daya manusia, dan dana. Kendala ini seharusnya bisa teratasi bila komunitas

tersebut menjalin mitra yang mampu meluangkan waktu dan tenaganya serta

memberikan bantuan baik barang, jasa, atau dana yang mampu meningkatkan

program-program dari komunitas itu sendiri. Terlepas dari kendala tersebut,

program-program yang dilakukan oleh seluruh komunitas hijau di Kota Bogor

masih tergolong cukup. Didapatkan penilaian melalui analisis kesenjangan dimana

hanya Koalisi Pejalan Kaki Bogor saja yang mendapatkan penilaian sesuai,

sedangkan empat komunitas hijau yang lain hanya mendapatkan penilaian cukup

dan kurang. Pada penerapan changing behavior, hampir semua komuntias hijau

Page 43: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

mendapatkan nilai yang baik. Komunitas hijau seperti Bike To Work Bogor dan

Earth Hour Bogor mendapatkan nilai 5 dan sisanya mendapatkan niai 4 atau 3.

Hampir kelima komunitas hijau telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat,

membuat aktivitas yang mampu memperbaiki lingkungan, dan/atau telah

melakukan kampanye untuk mengajak masyarakat melakukan perilaku hijau.

Dalam rangka mengajak masyarakat atau memberikan informasi mengenai perilaku

hijau, semua komunitas hijau menggunakan media massa sebagai alat

berkomunikasi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat

kota, pada umumnya, satu sama lain tidak saling mengenal dan interaksi-interaksi

mereka didasari oleh kepentingan dan kebutuhan yang dilandaskan pada hubungan

sekunder, sehingga secara real media massa telah menjadi salah satu kebutuhan

dalam berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu dengan lainnya (Bungin

2008). Pada penerapan community-based social marketing, terdapat dua komunitas

hijau yang telah menjalin mitra yaitu Bike To Work Bogor dan Earth Hour Bogor

sehingga mendapatkan nilai 4. Namun mitra yang dibentuk belum melakukan

pendekatan kepada masyarakat di lingkungannya. Pada penerapan community

transformation, komunitas hijau yang telah melakukan penerpana ini dengan baik

dan mendapatkan nilai 5 hanyala Koalisi Pejalan Kaki Bogor sedangkan komunitas

hijau lainnya hanya mendapatkan nilai 1 atau 2. Koalisi Pejalan Kaki Bogor telah

dan masih berupaya agar menciptakan suatu kondisi yang mampu mendorong

masyarakat untuk memanfaatkan menggunakan pedestrian, dengan membuat

kondisi dimana berjalan kaki atau bersepeda menjadi aman dan nyaman. Dua

komunitas hijau seperti Bike To Work Bogor dan Komunitas Pecinta Ciliwung baru

melakukan aktivitas seperti pengadaan fasilitas atau membantu dalam membuat

kebijakan, sedangkan Bogor Berkebun dan Earth Hour Bogor belum melakukan

aktivitas dalam mendorong perubahan perilakuk masyarakat. Menurut Green

(1980) dalam Linggasari (2008), dua faktor yang dapat merubah perilaku manusia

adalah adanya faktor pemungkin dan faktor penguat. Faktor pemungkin seperti

pengadaan fasilitas-fasilitas yang membantu terciptanya perilaku tersebut dan

faktor penguat yaitu terdapatnya kebijakan-kebijakan. Dari hasil identifikasi

tersebut diketahui juga bahwa kelima komunitas hijau di Kota Bogor lebih banyak

melakukan aktivitas pada penerapan changing behavior, dibandingkan penerapan

community-based social marketing dan community transformation Berikut adalah

tabel penilaian penerapan dari seluruh komunitas hijau di Kota Bogor (Tabel 12).

Tabel 9 Penilaian penerapan dari seluruh komunitas hijau di Kota Bogor

Komunitas Penerapan Nilai Penilaian

Bike To Work Bogor Changing behavior

Community-based social marketing

Community transformation

5

4

2 Cukup

Bogor Berkebun Changing behavior

Community-based social marketing

Community transformation

3

2

1 Kurang

Earth Hour Bogor Changing behavior

Community-based social marketing

5

4 Cukup

Page 44: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Community transformation 1

Koalisi Pejalan Kaki

Bogor

Changing behavior

Community-based social marketing

Community transformation

4

3

5 Sesuai

Komunitas Pecinta

Ciliwung

Changing behavior

Community-based social marketing

Community transformation

4

2

2 Kurang

Berdasarkan hasil dari analisis kesenjangan pada penerapan aktivitas

komunitas hijau tersebut, diketahui bahwa masih terdapat aktivitas yang dapat

dilakukan oleh seluruh komunitas hijau di Kota Bogor untuk meningkatkan kualitas

lingkungan, kepedulian dan peran serta aktif masyarakat Kota Bogor dalam

pengembangan kota hijau di Kota Bogor. Setiap komunitas hijau masih dapat

melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan dari kampanyenya masing-masing

dengan membuat inovasi-inovasi menarik yang mampu menarik minat masyarakat

serta harus fleksibel mengikuti kendala dan peluang yang terdapat di Kota Bogor.

Kelima komunitas hijau juga dapat saling bekerjasama dan bermitra dengan

organisasi dan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah untuk membuat

program-program dalam perubahan lingkungan.

Memperbanyak aktivitas dalam meningkatkan kualitas lingkungan

Dalam merubah perilaku masyarakat Kota Bogor, kelima komunitas hijau

di Kota Bogor sudah melakukannya dengan baik. Namun, beberapa komunitas

masih belum melakukan aktivitas kampanye dengan optimal. Dalam membuat

aktivitas-aktivitasnya, komunitas hijau harus mempertimbangkan atau

memperhatikan prinsip 5W+1H. Perinsip ini mencakup what (apa), who (siapa),

when (bilamana), where (di mana), why (mengapa), dan how (bagaimana cara

menyampaikannya). Komunitas hijau dapat melakukan aktivitas dalam

meningkatkan kualitas lingkungan melalui tiga tahapanan, mulai dari tahap

pengenalan, tahap pemahaman, dan tahap tindakan.

Tahap pengenalan

Dalam tahap pengenalan, komunitas hijau dapat melakukan kampanye

menggunakan media iklan. Terdapat 2 tipe media, yaitu media lini atas (above the

line) dan media lini bawah (below the line). Media lini atas terdiri atas iklan-iklan

yang dimuat dalam media cetak (surat kabar, majalah, brosur, dan sebagainya),

media elektronik (radio, televisi, internet) dan media luar ruang (papan reklame dan

angkutan). Media lini bawah terdiri dari seluruh media yang tidak menggunakan

pembayaran komisi, seperti pameran, point of sale display material, dan tanda mata.

Media iklan lainnya adalah ambnient media, yaitu media non-tradisional yang

digunakan untuk mengantarkan pesan iklan dengan memanfaatkan tempat-tempat

atau benda-benda yang tidak biasa menjadi media iklan, seperti tempat sampah,

tembok, jalan, dan lainnya (Gambar 13).

Pada tahap pengenalan, komunitas hijau dapat memanfaatkan berbagai

media massa untuk mengiklankan kampanyenya. Seperti Bike To Work yang telah

menyebarkan selembaran, surat kabar, dan membagikan bike tag, atau seperti Earth

Hour Bogor yang menggunakan radio dan media sosial. Selain menggunakan media

yang sudah dilakukan, komunitas hijau dapat membagikan poster yang nantinya

Page 45: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

dapat dilihat pada mading sekolah ,perpustakaan, pusat kegiatan belajar masyarakat

(PKBM) atau di setiap RT, mengiklankannya menggunakan surat kabar atau radio

lokal, membagikan selembaran atau cendra mata saat acara-acara kota seperti car

free day, menggunakan ambient media, dan lainnya. Untuk memangkas dana yang

perlu dikeluarkan untuk berkampanye, komunitas hijau juga dapat menjalin mitra

dengan berbagai pihak.

Gambar 11 Contoh media lini atas, media lini bawah, dan ambient media Sumber: Earth Hour Bogor, dokumentasi pribadi, dan djbrandinfo.blogspot.co.id

Tahap pemahaman

Pada tahap pemahaman, komuntias hijau dapat memberikan edukasi

mengenai kampanyenya dengan melakukan sosialisasi. Tiga dari lima komunitas

hijau telah memiliki aktivitas rutin dalam melakukan sosialisasi seperti komunitas

Bike To Work Bogor, Earth Hour Bogor, dan Koalisi Pejalan Kaki Bogor.

Sosialisasi dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai

kampanyenya, dampak negatif yang dapat terjadi pada lingkungan, keuntungan

yang didapat dengan melakukan perubahan, dan langkah-langkah inovatif yang

dapat dilakukan masyarakat. Target masyarakat yang akan disosialisasipun

beragam. Komunitas hijau dapat melakukan sosialsiasi kepada pelajar di sekolah,

acara minggon di kelurahan, menyediakan jasa edukasi bagi pihak yang

menginginkan, dan lainnya. Komunitas hijau juga harus dapat menciptakan model

pembelajaran yang inovatif dan fleksibel sesuai dengan pihak yang ingin diberi

pembelajaran. Udin (1996) dalam Mulyatiningsih (2010) mengatakan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dalam merencanakan

kegiatan belajar mengajar.

Pada umumnya komunitas hijau hanya menggunakan metode ceramah

dalam melakukan sosialisasi. Komunitas hijau dapat juga menggunakan metode

lain, misalnya menggunakan metode role playing kepada peserta didik berusia 12

tahun ke bawah, yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengarahkan

peserta didik untuk menirukan aktivitas di luar atau mendramatisasi situasi, ide,

karakter khusus. Sosialisasi juga dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa

metode untuk membuat strategi pembelajaran seperti strategi Studen Team

Achievement Devision (STAD), yaitu strategi pembelajaran kooperatif dengan

memadukan penggunaan metode ceramah, questioning dan diskusi. Metode ini

dapat dilakukan pada peserta didik berusia 12 tahun ke atas.

Tahap tindakan

Tahap tindakan adalah tahap dimana komuntias hijau membuat suatu

program atau aktivitas yang mampu melibatkan masyarakat secara langsung

Page 46: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

melakukan kegiatan hijau. Pada tahap ini, masyarakat diajak untuk ikut serta dalam

melakukan aktivitas-aktivitas hijau. Sebagai contoh Bogor Berkebun melakukan

aktivitas menanam bersama dengan masyarakat. Dengan program yang intensif,

diharapkan perilaku masyarakat terhadap lingkungan akan berubah menjadi lebih

baik. Dewey dalam Mustafa (2011) mengatakan bahwa perilaku tidak sekedar

muncul berdasarkan pengalaman masa lampau, tetapi juga secara terus menerus

berubah atau diubah oleh lingkungan termasuk tentunya orang lain. James dalam

Mustafa (2011) mengatakan bahwa perilaku sosial cenderung terjadi karena

kebiasaan, yaitu pola perilaku yang diperoleh melalui pengulangan-pengulangan

sepanjang kehidupan seseorang. Perubahan ini didorong juga melalui faktor

manfaat atau keuntungan yang akan didapat langsung oleh masyarakat melalui

perubahan perilakunya. Sebagai contoh apabila masyarakat setuju untuk mengganti

lampunya menjadi lampu hemat energi, masyarakat akan mendapatkan keuntungan

berupa pengurangan tagihan listriknya. Dengan keuntungan tersebut, masyarakat

tidak akan ragu untuk menggunakan lampu hemat energi. Contoh lainnya apabila

masyarakat rutin mengikuti program membersihkan sungai dari sampah setiap

minggu sekali, masyarakat akan merasakan lanskap sungai yang indah dan bersih

sehingga akan timbul rasa kepemilikan yang akan berdampak pada rasa

tanggungjawab untuk menjaga sungai.

Menjalin mitra dengan masyarakat

Hampir semua komuntias hijau mengatakan bahwa kendala dalam

melakukan aktivitas terletak pada keterbatasan sumberdaya manusia, waktu, dan

dana. Padahal komunitas hijau sendiri harus mampu meningkatkan kepekaan,

kesadaran, dan peran serta aktif seluruh masyarakat di Kota Bogor. Dengan adanya

keterbatasan tersebut, maka salah satu solusi yang dapat dilakukan setiap komunitas

hijau adalah dengan menjalin mitra dengan masyarakat. Mitra yang dimaksud

dalam hal ini adalah seseorang yang dapat berkomunikasi langsung dengan orang-

orang di sekitarnya, rekan, atau sejawat (peers) sehingga tujuan komunikasi atau

ajakan untuk berperilaku hijau dapat tercapai, sebagai contoh pelajar dapat

berkomunikasi langsung dengan pelajar. Dengan adanya kesamaan derajat seperti

ini maka akan menghindari kesan menceramahi kepada masyarakat, dapat

dilakukan dengan santai, dan meningkatkan usaha positif. Rudi (2005) mengatakan

bahwa komunikasi kepada rekan atau sejawat memiliki tujuan khusus, seperti

bertukar pikiran ke arah pencapaian kemajuan, untuk melakukan koordinasi dan

menyelaraskan kegiatan, untuk menanyakan kalau-kalau ada bantuan yang dapat

diberikan, dan berusaha mengenal atau mengetahui pribadi masing-masing.

Pada tahap awal, komunitas hijau mencari mitra dari berbagai lapisan

masyarakat yang juga tertarik atau memang melakukan perilaku hijau yang dituju.

Misalnya Bogor Berkebun dapat mencari masyarakat yang juga melakukan urban

farming. Penjalinan mitra ini dilakukan secara sukarela. Komunitas hijau berperan

dalam memberikan informasi-informasi yang dapat membantu mitra saat

berkomunikasi dengan masyarakat. Mitra kemudian dapat berkomunikasi dengan

masyarakat dalam kelompok kecil atau satu per satu sambil melakukan pendekatan.

Mitra juga dapat mengunjungi rumah masyarakat untuk mengetahui bagaimana

situasi pemakaian listrik dirumahnya (untuk kampanye green building), melihat

pengelolaan sampahnya (untuk kampanye green waste), atau lainnya. Mitra juga

dapat menanyakan apa yang menjadi kendala bagi masyarakat dalam melakukan

Page 47: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

perilaku hijau, apa yang diinginkan oleh masyarakat untuk memotivasi mereka

dalam melakukan perilaku hijau, kemudian diikuti dengan pemberian solusi baik

berupa barang maupun jasa.

Mengupayakan pembangunan lanskap kota yang mendukung aktivitas hijau

Green (1980) dalam Linggasari (2008) mengatakan bahwa salah satu faktor

yang dapat mengubah perilaku manusia adalah adanya faktor pemungkin dan faktor

penguat. Faktor pemungkin mencakup lingkungan fisik seperti tersedianya fasilitas-

fasilitas atau sarana-sarana yang mampu mempermudah masyarakat dalam

melakukan perilaku. Faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau

memperkuat terjadinya perilaku. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan

perilaku tokoh masyarakat atau para petugas. Termasuk juga disini undang-undang

dan peraturan-peraturan. Penerapan perinsip kota hijau, sebagai faktor pemungkin

dan penguat, dapat mendorong masyarakat dalam melakukan perilaku hijau. Karena

itu, komunitas hijau dapat membantu perencanaan kota hijau, sehingga tercipta

sebuah lanskap kota yang mendukung perilaku hijau penduduknya. Komunitas

hijau dapat melakukan aktivitas-aktivitas seperti; 1) mengupayakan sarana

prasarana transportasi masal yang nyaman; 2) mengupayakan sarana prasarana

pejalan kaki dan pesepeda yang aman dan nyaman; 3) mempromosikan sarana

transportasi alternatif; 4) mengupayakan sarana dan pelatihan bagi masyarakat

untuk ber-urban farming; 5) mengupayakan ketersediaan energi alternatif terutama

yang bersumber dari energi ramah lingkungan; 6) mengupayakan dalam pengadaan

sarana-sarana dan jasa; 7) turut andil dalam penyusunan kebijakan; serta 8)

melakukan evaluasi terhadap sarana, prasarana, atau kebijakan yang telah dibuat

atau pada saat telah dibuat.

Mengupayakan sarana prasarana transportasi masal yang nyaman

Komunitas hijau dapat mengupayakan sarana prasarana transportasi umum

atau masal yang nyaman. Nyaman yang dimaksud adalah masyarakat dapat

berpindah ke suatu lokasi dengan tepat waktu dan dengan biaya yang lebih murah

dari pada menggunakan kendaraan pribadi. Komunitas hijau dapat melakukan

advokasi kepada pemerintah atau dinas terkait untuk menciptakan transportasi

masal yang nyaman. Transportasi masal yang nyaman dapat terlaksana dengan

adanya penambahan jumlah armada bus trans pakuan, penambahan rute, penertiban

lalu lintas, dan sistem yang baik sehingga biaya yang dikeluarkan penumpang dapat

berkurang. DLLAJ sendiri sebenarnya telah memiliki program untuk meningkatkan

hal tersebut seperti pengadaan program Dartiblantas (Sadar untuk Tertib Berlalu

Lintas) dan menempatkan petugas Gatur (penjagaan dan pengaturan). Komuntias

hijau dapat berperan dalam membantu DLLAJ dalam program Dartiblantas atau

mengusulkan dalam memperbanyak penempatan Gatur sehingga tidak ada lagi

angkutan umum yang menaiki dan menuruni penumpang di tempat yang tidak

seharusnya, penertiban kendaraan yang parkir ditempat yang tidak diizinkan, dan

kondisi lalu lintas akan menjadi lancar.

Mengupayakan sarana prasarana pejalan kaki dan pesepeda yang aman dan nyaman

Komunitas hijau dapat mengupayakan sarana prasarana pejalan kaki dan

pesepeda yang aman dan nyaman. Untuk mewujudkannya, komunitas hijau dapat

melakukan advokasi kepada pemerintah dan turut andil dalam perencanaan

Page 48: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

pembuatan pedestrian dan pesepeda yang aman dan nyaman. Aman memiliki arti

terhindar dari kriminalitas dan kecelakaan sedangkan nyaman dapat diwujudkan

dengan tidak adanya PKL, kondisi jalan yang rusak, dan terdapat fasilitas

penunjang terutama untuk kaum disable. Komunitas hijau dapat juga memberitahu

jalur pedestrian yang kondisinya sudah rusak, terdapat PKL, atau tidak memiliki

kelengkapan fisilitas termasuk untuk kaum disable, merancang rute pesepeda, dan

membantu dalam pelaksanaan perencanaan yang telah disusun pemerintah.

Mempromosikan sarana transportasi alternatif

Banyak kota-kota besar sudah memiliki moda transportasi alternatif seperti

car-share yang menggunakan energi listrik atau bike-share (Gambar 14).

Perinsipnya adalah masyarakat dapat menggunakan mobil atau sepeda dari lokasi

A ke lokasi B. Komunitas hijau dapat mengupayakan dalam pengadaan sarana

transportasi alternatif seperti bike-share di Kota Bogor. Komunitas hijau dapat

mengusulkan pengadaan transportasi ini kepada pemerintah atau mencari pihak

swasta yang mau melakukan investasi dalam pengadaan transportasi ini.

Gambar 12 Contoh penerapan bike-share Sumber: wikipedia.org di unggah oleh Nate Taber

Mengupayakan sarana dan pelatihan bagi masyarakat untuk ber-urban farming

Dalam mengajak masyarakat untuk melakukan urban farming, komunitas

hijau dapat memberikan sarana seperti pemberian bibit geratis. Komunitas hijau

juga dapat memberikan pelatihan, bukan sekedar cara bertanam, melainkan juga

pemberian pelatihan mengenai mengatasi hama, memanfaatkan sampah rumah

tangga menjadi kompos, dan lainnya. Komunitas hijau juga dapat membuat sistem

dimana masyarakat dapat saling bertukar hasil kebun dalam komunitasnya.

Mengupayakan ketersediaan energi terutama yang bersumber dari energi ramah

lingkungan

Ketersediaan energi sangat dibutuhkan bilamana kita hendak mengajak

masyarakat melakukan perilaku hijau. Contohnya, kita tidak dapat menyuruh

masyarakat membeli atau mengganti kendaraannya dengan kendaraan bertenaga

listrik apabila ketersediaan energi listrik masih kurang, atau menggunakan

peralatan listrik seperti kompor listrik bila pemadaman listrik masih sering terjadi.

Sumber energi listrik pun tentunya harus bersumber dari pembangkit ramah

lingkungan seperti tenaga matahari, angin, dan lainnya. Untuk meningkatkan

ketersediaan energi, komunitas hijau dapat melakukan advokasi kepada

pemerintah.

Mengupayakan dalam pengadaan sarana-sarana dan jasa

Page 49: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Komunitas hijau juga dapat mengupayakan dalam pengadaan sarana-sarana

penunjang lainnya. Contoh seperti yang telah dilakukan Bike To Work Bogor dalam

pengadaan parkir sepeda. Komunitas hijau dapat mengupayakan sarana-sarana lain

sesuai dengan kampanyenya seperti, Komunitas Peduli Ciliwung dapat berupaya

dalam pengadaan tempat pembuangan sampah di dekat sungai dan di tempat-tempat

lain di Kota Bogor. Dalam pengadaan sarana-sarana tersebut, komunitas hijau dapat

mencari sponsor atau bantuan dari pemerintah atau swasta untuk mengatasi

keterbatasan dana yang selalu menjadi kendala komunitas hijau. Komunitas hijau

juga dapat menyediakan jasa untuk mempermudah masyarakat melakukan perilaku

hijau. Contohnya dalam penggunaan energi efisien dalam rumah, komuntias hijau

dapat menyediakan jasa konsultasi dengan memanggil konsultan profesional secara

geratis. Program bantuan swadaya, yang didukung oleh kelompok dan konsultan

profesional dengan berbagai cara, telah terbukti menjadi sangat efektif dalam

memperbaiki lingkungan tempat banyak orang perkotaan tinggal di kota-kota Asia

Tenggara (Inoguchi et al. 2003).

Turut andil dalam penyusunan kebijakan

Komunitas hijau dapat turut serta dalam pembuatan kebijakan-kebijakan

baik itu untuk lokal, provinsi, atau nasional. Kehadiran komunitas hijau sebagai

perwakilan masyarakat dapat mempengaruhi hasil dari kebijakan yang telah dibuat

sehingga kebijakan tersebut akan seimbang atau tidak berpihak pada oknum

tertentu. Komunitas hijau dapat mengerti apa keluhan-keluhan atau kendala

masyarakat dalam melakukan perilaku hijau dan dapat mengeluarkan solusi yang

baik.

Melakukan evaluasi terhadap sarana, prasarana, atau kebijakan yang telah dibuat

atau pada saat telah dibuat

Setelah semua infrasturktur perkotaan dapat membantu meringankan

masyarakat dalam melakukan perilaku hijau, komunitas hijau masih dapat berperan

dalam melakukan evaluasi terhadap keseluruhannya. Hal ini dilakukan untuk

melihat apakah sarana, prasarana, atau kebijakan yang telah dibuat berpengaruh

terhadap perubahan perilaku masyarakat atau tidak. Bila tidak, artinya sarana,

prasarana, atau kebijakan tersebut tidak tepat sasaran atau memiliki kelemahan

sehingga perubahan perilaku tersebut tidak terjadi. Pada akhirnya, komunitas hijau

perlu melakukan perencanaan ulang terhadap keseluruhannya dengan mencari

solusi pada kendala-kendala yang terjadi hingga tercipta perilaku hijau pada

masyarakat Kota Bogor dan tercipta suatu lanskap kota yang menerapkan perinsip

kota hijau.

Penggunaan Taman

Menurut Peraturan MPU (2008), taman kota adalah lahan terbuka yang

berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan

lain pada tingkat kota sedangkat taman lingkungan adalah lahan terbuka yang

berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan

lain pada tingkat lingkungan. Adapun fungsi sosial taman kota sebagai ruang

terbuka menurut Rustam Hakim (2003) dalam Hariyono (2011), meliputi tempat

Page 50: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

bermain dan olahraga, tempat bermain dan sarana olahraga, tempat komunikasi

sosial, tempat peralihan dan menunggu, tempat untuk mendapat udara segar, sarana

penghubung atara satu tempat dengan tempat yang lain, pembatas diantara massa

bangunan, sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat

untuk membentuk kesadaran lingkungan, dan sarana untuk menciptakan

kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan lingkungan.

Komunitas hijau sebagai masyarakat yang sadar terhadap lingkungan

seharusnya dapat memanfaatkan taman dalam melakukan kegiatannya dan menjadi

contoh agar masyarakat umum juga memanfaatkan taman. Namun menurut hasil

inventarisasi mengenai penggunaan taman oleh komunitas hijau yang didapat

melalui hasil wawancara, didapat hasil bahwa hanya tiga dari lima komunitas hijau

yang memanfaatkan taman untuk membantu aktivitasnya. Komunitas yang

memanfaatkan taman adalah Bike To Work Bogor, Earth Hour Bogor, dan Koalisi

Pejalan Kaki Bogor. Dua dari tiga komunitas hijau memanfaatkan taman sebagai

lokasi aktivitasnya karena mereka mendapatkan kenyamanan saat menggunakan

taman. Untuk taman yang digunakan komunitas hijau sendiri, hanya tiga taman dari

tiga puluh lima taman di Kota Bogor, menurut BAPPEDA 2013, yang rutin

digunakan komunitas hijau, yaitu Taman Kencana, Taman Peranginan, dan Taman

Malabar. Frekuensi komunitas hijau menggunakan taman yaitu 1 kali dalam

seminggu atau 1 kali dalam sebulan. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa

dua dari tiga komunitas hijau menggunakan taman sebagai lokasi untuk berkumpul

dan berdiskusi dengan anggota (Tabel 13). Komunitas hijau yang tidak

memanfaatkan taman dalam melakukan kegiatannya adalah Bogor Berkebun dan

Komunitas Peduli Ciliwung. Berdasarkan hasil wawancara, kedua komunitas hijau

tersebut tidak menggunakan taman karena tidak memiliki aktivitas yang perlu

dilakukan di taman.

Tabel 10 Penggunaan taman oleh komunitas hijau

Komunitas Taman Penggunaan Frekuensi Alasan

Bike To Work

Bogor

Taman Kencana Titik temu

dengan

anggota

1 kali

dalam

seminggu

Lokasi strategis

Earth Hour

Bogor

Taman Kencana

Tamn Peranginan

Taman Malabar

Berdiskusi

dengan

anggota

1 kali

dalam

seminggu

Ingin

mengembalikan

fungsi taman

dan tempat

yang nyaman

Koalisi

Pejalan Kaki

Bogor

Taman Kencana

Taman Malabar

Berkumpul

dengan

anggota

1 kali

dalam

sebulan

Nyaman dan

bebas dari

polusi

Page 51: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil inventarisasi mengenai jumlah komunitas hijau di Kota

Bogor, ditemukan lima komunitas hijau yang aktif melakukan aktivitas-aktivitas

dalam meningkatkan kepekaan, kepedulian, dan peran serta aktif masyarakat Kota

Bogor. Komunitas hijau tersebut adalah Bike To Work Bogor yang

mengkampanyekan gerakan bersepeda ke tempat tujuan, Bogor Berkebun yang

mengkampanyekan gerakan urban farming, Earth Hour Bogor yang

mengkampanyekan mengenai perubahan iklim, Koalisi Pejalan Kaki Bogor yang

mengkampanyekan penggunaan pedestrian, dan Komunitas Peduli Ciliwung yang

mengkampanyekan kebersihan sungai. Dalam mengkampanyekan gerakannya,

komunitas-komunitas hijau memiliki aktivitas yang berbeda-beda yang terdiri dari

aktivitas rutin dan non-rutin. Tiga dari lima komunitas hijau sudah memiliki

aktivitas dalam mengedukasi masyarakat agar sadar mengenai kondisi

lingkungannya. Tiga dari lima komunitas hijau juga memiliki aktivitas langsung

dalam upaya memperbaiki lingkungan. Dari hasil analisis kesenjangan terhadap

kondisi aktivitas ideal dan aktual yang dapat dilakukan komunitas hijau, didapat

hasil bahwa hanya satu komunitas yang mendapatkan penilaian sesuai, yaitu Koalisi

Pejalan Kaki Bogor, sedangkan sisanya hanya mendapatkan penilaian cukup dan

kurang. Didapat pula hasil bahwa kelima komunitas hijau di Kota Bogor tersebut

lebih banyak melakukan aktivitas pada penerapan changing behavior yang

mengacu pada GCC (2008). Dalam penggunaan taman, didapatkan hasil bahwa tiga

dari lima komunitas hijau menggunakan taman sebagai lokasi aktivitasnya.

Komunitas yang menggunakan taman tersebut adalah Bike To Work Bogor, Earth

Hour Bogor, dan Koalisi Pejalan Kaki Bogor. Dari hasil wawancara juga diketahui

bahwa dua dari tiga komunitas hijau menggunakan taman sebagai lokasi untuk

berkumpul dan berdiskusi dengan anggota.

Saran

Dalam mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kepekaan, kepedulian, dan

peran serta aktif masyarakat Kota Bogor dalam mewujudkan lanskap kota berbasis

green city, komunitas hijau masih dapat melakukan beberapa aktivitas tambahan.

Komuntias hijau dapat memperbanyak aktivitas dalam meningkatkan kualitas

lingkungan, menjalin mitra dengan masyarakat, dan mengupayakan pembangunan

lanskap kota yang mendukung aktivitas hijau. Dalam penggunaan taman,

komunitas hijau dapat memanfaatkan taman-taman lain yang terdapat di Kota

Bogor selain taman-taman yang sudah rutin digunakan. Namun dalam hal ini

kembali lagi kepada keperluan atau kegiatan dari komunitas hijau itu sendiri.

Page 52: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

DAFTAR PUSTAKA

Beatley T. 2000. Green Urbanism: Learning from European City. Canada (US):

Island Press.

Bungin B. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta (ID): Kencana.

Branch MC. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif: Pengantar dan Penjelasan.

Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Catanese J, Snyder JC. 1988. Perencanaan Kota. Jakarta (ID): Erlangga.

[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. 2011. Program Pengembangan Kota Hijau.

[Internet]. Diunduh pada 17 Oktober 2014. Tersedia dalam

http://penataanruang.pu.go.id/

[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. 2012. Kota Hijau sebagai Solusi

Pengembangan Kota di Indonesia. Bogor (ID): DPU Kota Bogor.

[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. 2013. Kota Hijau Saatnya Beraksi. Bogor

(ID): DPU Kota Bogor.

[GCC] Green Community Canada. 2008. How To Grow A Green Community

[Internet]. [Diunduh pada 23 Oktober 2015]

[BAPPEDA] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bogor. 2013.

Kota Bogor Dalam Angka 2013. Bogor (ID): BAPPEDA Kota Bogor.

[BAPPEDA] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bogor. 2013.

Master Plan RTH Up Scaling. Bogor (ID): BAPPEDA Kota Bogor.

Hariyono P. 2011. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

Inoguchi T, Newman E, Paoletto G. 2003. Kota dan Lingkungan: Pendekatan Baru

Masyarakat Berwawasan Ekologis. Suryadani R, penerjemah; widjanarko

S, Ansis K, editor. Jakarta (ID): LP3ES. Terjemahan dari: Cities and

Environment: New Approaches for Eco-Societies. Ed ke-1.

Jayadinata TJ. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan,

dan Wilayah. Bandung (ID): ITB.

Linggasari. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Terhadap

Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Departemen Engineering PT Indah

Hiat Pulp & Paper Tbk Tanggrang [Skripsi]. Depok (ID): Universitas

Indonesia.

Lyon L, Driskell R. 2012. The Community in Urban Society. Illinois (US):

Waveland Press, Inc.

Margaretha C. 2008. Sosialisasi Dalihan Tolu pada Generasi Muda Batak di

Perkotaan [Sekripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Martono N. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,

Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta (ID): Rajawali Pers.

Mirsa R. 2012. Elemen Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mulyatiningsih E. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan

Menyenangkan. [Internet]. [Diunduh pada 23 November 2015] Tersedia

pada: http://staff.uny.ac.id/

Mustafa H. 2011. Perilaku Manusia Dalam Perspektif Psikologi Sosial [Jurnal].

Bandung (ID): Universitas Katolik Parahyangan. 7(2):143-156.

Narwoko JD, Suyanto B. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan. Jakarta (ID):

Kencana.

Page 53: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

Parasuraman A, Zaithaml VA, Berry LL. 1985. A Conceptual Model of Service

Quality and Its Implications for Future Research. Journal of Marketing,

Fall. Pp. 41-50. [Internet]. [Diunduh pada 10 November 2015]

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Tentang

Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan

Perkotaan. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hiidup Nomor 32. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

Rudi TM. 2005. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung

(ID): PT Refika Aditama.

Santoso B. 2013. Strategi Kampanye Pengelolaan Taman Nasional Gunung

Merbabu [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suhendar. 2004. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Warga Peduli

Lingkungan (WPL): Satu Model Penguatan Kapasitas WPL di RW 05

Desa Rancamanyar Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung [Skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Thoha M. 2001. Prilaku Organisasi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta (ID):

PT RajaGrafindo Persada.

Page 54: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

1

Lampiran 1 Panduan pertanyaan

1. Sebutkan nama lengkap saudara?

2. Apa jabatan anda di komunitas?

3. Apa nama komunitas ini?

4. Apa latar belakang terbentuknya komunitas ini?

5. Apakah komunitas ini memiliki visi dan misi? Bila ada tolong jelaskan!

6. Pada tanggal berapa komunitas ini terbentuk?

7. Berapa jumlah anggota komunitas yang aktif pada saat ini?

8. Apakah komunitas ini memiliki lokasi sekretariat? Bila ada, dimana lokasi

sekretariat dari komunitas ini?

9. Bagaimana struktur organisasi dalam komunitas ini?

10. Apa saja kegiatan-kegiatan komunitas ini?

11. Apakah terdapat kesulitan dalam melakukan kegiatan kegiatannya?

12. Apakah komunitas anda bekerjasama dengan komunitas lain dalam

menjalankan kegiatannya?

13. Apakah ada kegiatan yang bekerjasama dengan institusi pemerintah?

14. Seberapa sering kegiatan-kegiatan dari komunitas ini dilakukan?

15. Dimana saja lokasi aktivitasnya?

16. Apakah ada kegiatan rutin yang bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan

komunitas kepada masyarakat?

17. Seberapa sering sosialisasi dilakukan?

18. Dimana sosialisasi dilakukan?

19. Apakah ada kegiatan yang menggunakan taman sebagai tempat kegiatan atau

sosialisai?

20. Tolong sebutkan taman yang rutin digunakan dalam melakukan kegiatan!

21. Apa yang dilakukan komunitas ini ketika menggunakan taman?

22. Seberapa sering taman kota digunakan oleh komunitas?

23. Apa alasan menggunakan taman tersebut?

24. Tolong sebutkan komunitas komunitas yang pernah melakukan kegiatan

dibidang lingkungan yang saudara ketahui?

Page 55: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

2

Lampiran 2 Daftar narasumber

No Komunitas hijau Nama

1 Bike To Work Bogor Ramadhani Achdiawan

Tutun M. Subhan

Firsyario

2 Bogor Berkebun Warid

Retno Wulandari

3 Earth Hour Bogor Aru Prayogi

Renny Widyanty

Rani Marini

4 Koalisi Pejalan Kaki Bogor Dayan

Irna

Vivi

5 Komunitas Peduli Ciliwung Een Irawan Putra

M. Muslic

Faizal Abdul Aziz

Page 56: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

3

Lampiran 3 Daftar komunitas di Kota Bogor

1. Agreemovement

2. Backpaker Bogor

3. Bobscoot

4. Bogor Berkebun

5. Bogor Historia

6. Bogor Riot City

7. Brotherhood 51

8. Burung Indonesia

9. Candevip

10. Chapter Bogor

11. Corner Kick Art

12. Dompet Dhuafa Volunteer

13. Earth Hour Bogor

14. Fakta Bahasa Bogor

15. Forum for Indonesia

16. Gerakan Seribu Cinta Untuk Senyum Sesama (Gebu Cinta)

17. Grak Bogor

18. IAAS LC IPB

19. Indorunners Bogor

20. Inovasia

21. IPB Social and Health Care (I-Share)

22. Junior Chamber International Chapter Bogor

23. Kampoeng Bogor

24. Koalisi Pejalan Kaki

25. Komunitas Anti Rokok

26. Komunitas BMX Bogor

27. Komunitas Gambar Kota Bogor

28. Komunitas Graffiti

29. Komunitas Kalbu

30. Komunitas Peduli Ciliwung

31. Komunitas Plat F

32. Komunitas Soundcloud Bogor

33. Komunitas Taman Kencana

34. Komunitas Turun Tangan

35. Komunitas Skateboard

36. Konsorsium Peduli Bogor

37. Kontra

38. Paguyuban Mojang Jajaka Kota Bogor

39. Parkour Bogor

40. Pelaksana Program Beasiswa Yatim Dhuafa

41. Persatuan Mahasiswa Kota Bogor (PMKB)

42. Public Relation Community

43. Rumah Harapan

Page 57: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

4

44. Rumah Merah Putih

45. Sanggar Juara

46. StandUpIndo_BGR

47. Terminal Bikers Indonesia

48. Terminal Hujan

49. Waste Bank For Education

Page 58: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

5

Page 59: IDENTIFIKASI GREEN COMMUNITY UNTUK MEWUJUDKAN … · Berdasarkan pada Program Pengembangan Kota Hijau, komunitas hijau adalah satu dari delapan atribut dalam penerapan metode kota

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 September 1992 dari Ayah A

Moenandar (alm) dan Ibu Yuyun Y. Penulis adalah putra ketiga dari empat

bersaudara. Tahun 2011, penulis lulus dari SMA Negeri 5 Bogor dan pada tahun

yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Arsitektur Lanskap,

Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum

Penanaman Lanskap pada tahun ajaran 2014/2015 dan menjadi asisten praktikum

Analisis Tapak pada tahun ajaran 2015/2016. Penulis juga pernah mengikuti lomba

cipta poster dan video dengan prestasi menjadi juara I untuk lomba SSC2014:

Karya Penyelamat Napas Bangsa.