PRESENTASI

12
Bahan Galian Industri - Kaolin Sponsored By :

Transcript of PRESENTASI

Page 1: PRESENTASI

Bahan Galian Industri - Kaolin

Sponsored By :

Page 2: PRESENTASI

Latar Belakang

Perkembangan industri manufaktur dan konstruksi saat ini secara langsung telah meningkatkan kebutuhan bahan galian industri. Karena perkembangan ini tidak dapat diikuti oleh peningkatan produksi bahan galian industri, terutama produk dengan kualitas tertentu, mengakibatkan impor bahan galian industri juga meningkat. Beberapa jenis industri manufaktur utama sebagai konsumen bahan galian industri di Indonesia antara lain industri kimia, pupuk, semen, pulp dan kertas, keramik dan porselen, gelas dan lain-lain.

Page 3: PRESENTASI

Secara umum pertambangan bahan galian industri di Indonesai dipastikan akan tumbuh pesat di masa mendatang. Perkiraan ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi dalam negri yang mencapai 5% per tahun serta ditunjang dengan besarnya jumlah penduduk, yang semuanya akan menjadi potensi pasar di dalam negeri. Demikian pula dengan perkembangan pasar bahan galian industri di dunia, terutama di kawasan Asia-Pasifik yang sangat cerah di masa mendatang

Latar Belakang

Page 4: PRESENTASI

KaolinNama kaolin berasal dari bahasa Cina, “kauling” yang berarti pegunungan tinggi, yaitu nama gunung dekat Jauchau Fa, Cina, yang tanah lempungnya telah diambil sejak beberapa abad yang lampau

Chemistry: Al2Si2O5(OH)4, Aluminum Silicate Hydroxide

Class: Silicates

Subclass: phyllosilicates

Groups: The Clays and The Kaolinite Group.

Page 5: PRESENTASI

Color is usually white, colorless, greenish or yellow. Luster is earthy. Transparency: Crystals are translucent. Crystal System is triclinic; 1. Cleavage is perfect in one direction. Fracture is earthy. Hardness is 1.5 - 2 (can leave marks on paper). Specific Gravity is 2.6 (average). Streak is white. Associated Minerals : fluorite, microcline, pyrite, 

hemimorphite, augite, dickite, halloysite,montmorillonite, quartz, muscovite and other clays.

Kaolin

Page 6: PRESENTASI

Genesa KaolinKaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material

lempung dengan kandungan besi yang rendah, dan pada umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunya komposisi hidrous aluminium silikat (2H2 O.Al 2O3.2SiO2), dengan disertai beberapa mineral penyerta.

Dua proses geologi pembentukan kaolin (kaolinisasi) adalah proses pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku feldsparitik, mineral-mineral potas aluminium silica dan feldspar diubah menjadi kaolin. Proses kaolinisasi berada dalam kondisi tertentu, sehingga elemen-elemen selain silica, aluminium, oksigen dan hydrogen akan mengalami perpindahan.

 

2KAlSi3O8 + 2H2O Al2(OH)4(Si2O5) + K2O + 4SiO2

Felspar kaolinit

Page 7: PRESENTASI

Peta Sebaran Kaolin di Indonesia

Cadangan Kaolin menurut penyeliikan sebelum tahun 1950 diketahui sekitar 7,2 juta ton. Penyelidikan sesudah tahun 1950, yang meliputi daerah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Pulau bangka dan Belitung menghasilkan angka sumber daya perkiraan sebesar 66.212.000 ton, termasuk didalamnya proved reserves sebesar 12.946.830 ton, probable resources sebesar 26.565.232 ton, possible resources sebesar 26.700.000 ton dengan mutu yang cukup baik sebagai bahan keramik.

Page 8: PRESENTASI

Kegunaan Kaolin

Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku utama maupun bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas rendah, serta sifat-sifat lainnya. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis (coater), pengisi (filler), barang-barang tahan api dan insolator. Penggunaan kaolin yang utama adalah dalam industri-industri kerta, keramik, cat, abun, karet/ban, dan pestisida. Sedangkan penggunaan yang lainnya adalah dalam industri-industri kosmetik, farmasi (obat-obatan), fertilizer, absorbent, pasta gigi, industri logam dan barang-barang untuk bangunan dan sebagainya.

Dalam industri kertas, kaolin digunakan untuk pelapis dan pengisi agar permukaan menjadi kuat dan halus. Karena sifat daya hantar panas dan listrik kaolin yang rendah, sehingga kaolin dapat digunakan sebagai penyekat (dalam kelistrikan). Dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan-bahan lain, kaolin cukup kompetitif di pasaran.

Dalam industri keramik, kaolin merupakan salah satu bahan baku utama. Pemakaian kaolin dalam industri keramik dan porselen berkisar antara 15-40%. Untuk industri cat, karet/ban, kaolin berfungsi sebagai filler. Sedangkan dalam industri sabun, tapal gigi, kosmetik, farmasi dan industri lainnya, kaolin hanya merupakan bahan baku imbuhan atau bahan baku tambahan.

Page 9: PRESENTASI

EksporIndonesia sudah sejak lama melakukan ekspor

kaolin, yaitu jenis ceramic grade atau raw material, sedangkan jenis pengisi (filler) baru dilakukan beberapa tahun belakangan ini. Tujuan ekspor adalah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan beberapa negara di Asia-Pasifik lainnya.

Pada kurun waktu 1977-1992, jumlah dan nilai ekspor kaolin memperlihatkan peningkatan dengan laju pertumbuhan 19,84% per tahun. Pada tahun 1992 jumlah ekspor kaolin 137.681 ton denagn nilai Rp 21,9 milyar, atau jumlahnya meningkat lebih dari empat kali lipat dan nilainya lebih dari delapan kali lipat dibandingkan dengan jumlah dan nilai ekspor pada tahun 1985.

Page 10: PRESENTASI

Impor

Meskipun Indonesia sudah mengekspor kaolin, pemenuhan sebagian kebutuhan dalam negri akan jenis kaolin pengisi dan jenis pelapis masih diimpor dari negara lain seperti Jepang, Australia, Amerika, Inggris, Belanda, Jerman. Impor kaolin sejak tahun 1977 sampai dengan 1992 terus meningkat dengan laju pertumbuhan 19,44% per tahun. Pada tahun 1977 impor kaolin sebanyak 3500 ton dengan nilai Rp 155,06 juta, meningkat menjadi 22.207 ton dengan nilai Rp 5,05 milyar pada tahun 1985, dan terus meningkat menjadi 69.596 ton dengan nilai Rp 41,01 milyar pada tahun 1992 yang berarti tiga kali lipat dari tahun 1985, dan nilainya lebih dari delapan kali lipat.

Page 11: PRESENTASI

Kesimpulan Perkembangan, pemasokan, permintaan dan harga kaolin

menunjukan peningkatan, dengan rata-rata laju pertumbuhan per tahun masing – masing untuk produksi 12,82 %, konsumsi 19,30 %,ekspor 19,84 % dan impor 19,44 %. Sedangkan laju pertumbuhan per tahun harga kaolin jenis keramik 4,29 %, jenis pengisi 2,73 % dan jenis pelapis 6,03 %.

Dengan melimpahnya potensi kaolin di Indonesia, serta semakin meningkatnya konsumsi, perlu usaha-usaha pengembangan industry penambangan kaolin baik melalui pembukaan tambang – tambang baru ataupun diversifikasi. Dengan kata lain peluang untuk melakukan usaha penambangan komoditas kaolin masih terbuka, khsusnya untuk jenis kaolin pengisi, dengan lebih memperhatikan kualitas yang diinginkan.

Sebagai proyeksinya, yang dihitung secara ekonometrika serta berdasarkan laju pertumbuhan produk domestic bruto, dan jumlah penduduk, maka pada tahun 2000 jumlah pemasokan, permintaan dan harga kaolin diperkirakan terus meningkat

Page 12: PRESENTASI

Sekian….