Preliminary Desain
Click here to load reader
-
Upload
shona-sulistya -
Category
Documents
-
view
47 -
download
1
description
Transcript of Preliminary Desain
Perencanaan Dimensi Balok
Syarat dimensi balok, menurut SNI 03-2847-2002
Untuk kondisi, ’Dua tumpuan’, tebal minimum balok (h) = l/16
Untuk kondisi, ’Satu ujung menerus’, (h) = l/18,5
Untuk kondisi, ’Kedua ujung menerus’, (h) = l/21
Untuk kondisi, ’Kantilever’, (h) = l/8
Dengan l = bentang terpanjang (mm), syaratnya : bw = h/2 sampai dengan 2h/3.
Perhitungan:
Diketahui :
L = 5.5 m = 550 cm
maka :
untuk kondisi Satu ujung menerus h=550
18 .5=29 .73 cm
dipakai h = 400 mm = 40 cm
untuk lebar balok syaratnya h/2 ≤ bw ≤ 2h/3
bw = h/2 =
402
=20cm, tidak boleh lebih dari
bw = 2h/3 =
2x 403
=26 .66cm (dipakai bw = 25 cm)
maka dimensi balok awal
h = 40 cm
bw = 25 cm
Dimensi Balok anak L =5.5m
h=55018 .5
=29 .73 cm
bw = h/2 =
302
=15cm, tidak boleh lebih dari
bw = 2h/3 =
2x 303
=20cm (dipakai bw = 20 cm)
maka dimensi balok anak
h = 30 cm
bw = 20 cm
Perencanaan Dimensi Kolom
Direncanakan kolom bujur sangkar dengan b = h dan untuk tiap lantai digunakan
dimensi yang sama.
Tebal pelat rencana (hf) = 12 cm
Tinggi balok (hw) = 40 cm
Lebar balok (bw) = 25 cm
Bentang balok (L) = 550 cm
Titik berat y1 = hw - ½ hf Titik berat y2 = (h –hf)/2
= 40 +1/2 (12) = 40/2
= 46 cm = 20 cm
Perencanaan lebar efektif flens (bf)
Menurut SNI 03-2847-2002, pasal 10.10 Butir 2.
Lebar pelat efektif sebagai bagian dari sayap balok –T tidak boleh melebihi seperempat
bentang balok (bf < ¼ l).
Lebar efektif sayap dari masing-masing sisi badan balok tidak boleh melebihi:
1. Delapan kali tebal pelat (8 hf), dan
2. setengah jarak bersih (1/2 ln)antara balok-balok yang bersebelahan.
Maka :
bf < ¼ l bf < ¼ (550)
bf < 140 cm
b1 < 8 hf b1 < 8 x 12
b1 < 96 cm
b1 < ½ ln b1 < ½ (l -2 (1/2 bw)
b1 < ½ (550-2(1/2 25))
b1 < 262.5 cm
maka dipakai b1 = 96 cm, maka bf = bw +2b1 =25+2(96) = 217 > 140 cm
dipakai bf = 140 cm
Penentuan titik berat (yb)
hf = 12 cm
bf = 140 cm
hw = 40 cm
bw = 25 cm
y1 = 46
y2 = 20
yb =
( A1 y1)+( A2 y2)( A1+A2)
=
(bf .hf . y1 )+(bw .hw . y2 )(bf .hf )+(bw .hw )
=
(140 x12 x 46)+(25x 40 x 20)(140 x 12)+(25 x 40 )
= 36.298 cm
Menghitung inersia
I b1 = (1/12 bf.hf3
) + (A1 .d12
)
= (1/12 x 140 x 123
) +(140 x 12 x (46-36.298)2
) = 178296,3907 cm4
I b2 = (1/12 bw.hw3
) + (A2 .d22
)
= (1/12 x 25 x 403
) + (25 x 40 x (36.298 – 25)2
) = 260978.1373 cm4
I b total = 439274.528 cm4
Kekakuan K =
Ibl
=439274 .528550
=798 .681 cm3
Menghitung Dimensi Kolom
Diketahui:
Tinggi kolom, T = 5 m = 500 cm ( kolom lantai 1)
Momen Inersia kolom Ik = 1/12 bh3
, b = h
= 1/12 b4
Kekakuan kolom K kolom =
I kT
Kkolom > Kbalok→
I kT > 798.681 cm
3
→
( 112b4 )
500 > 798.681 cm3
→ b4
> 798.681 x 500 x 12
→ b > 4√4792086
b > 46.78 cm
Digunakan kolom dengan ukuran 60 cm x 60 cm.
Lt 1 = 60x60
60 cm
60 cm
+
Lt 2 = 55x55
Lt 3-5 =50x50
2.3 Perencanaan Dimensi Pelat
Perencanaan tebal pelat menurut SNI 03-2847-2002, pasal 11.5.3 Konstruksi 2 arah
butir ke 3:
Tebal pelat minimum dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus
memenuhiketentuan sebagai berikut:
a) untuk αmyang sama atau lebih kecil dari 0.2 harus menggunakan pasal 11.5(3(2)).
b) untuk αmyang lebih besar dari 0.2 tapi tidak lebih dari 2, ketebalan pelat minimum
harus memenuhi
h =
λn(0,8+f y
1500 )36+5 β (αm−0,2 )
dan tidak boleh kurang dari 120mm.
c) untuk αmyang lebih besar dari 2 , ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari
h =
λn(0,8−f y
1500 )36−9 β dan tidak boleh kurang dari 90 mm.
d) pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan α tidak
kurang dari 0.8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang ditentukan persamaan
16 atau persamaan 17 harus dinaikkan paling tidak 10% pada panel dengan tepi yang
tidak menerus.
αm = harga rata-rata dari semua α pada tepi pelat
α =
Ecb . I bEcs . I s
αm =
α1+α2+α3+α4
4
Perhitungan Tebal Pelat
Diketahui
Tebal pelat rencana, hf = 12 cm
Panjang bentang, l = 400 cm
Panjang bentang bersih, ln = l -2 (1/2 bw)
ln = 400 - 2(1/2 x 25) = 387.5 cm
Perbandingan bentang terpanjang dengan bentang terpendek,
pelat,balok as-as =4m (terjauh)
as-as =4m (terdekat)
-asumsi balok yg menopang = bxh = 250x400mm
λn = bentang bersih pada sisi terpanjang = Bentang-Lebar balok4000-250 =3750
λn x = 4000-250 =3750β=3750 /3750=1 <kurang dari 2 maka pelat 2 arah
Mutu baja yang digunakan fy = 340 Mpa
Pelat terjauh 4m Asumsi Hmin= 4000/36 = 111cm ¬ 120cmPelat
400 cm
400 cm
Pelat terjauh ditopang oleh balok yang sama , balok 40cmx25cm
Ibrata2=(ib1+ib2+ib3+ib4)/4Ib=1/12 *B*H^3Ib=sama, maka ; [(1/12x250x400^3):Ib rata2 =1333333333 mm4
Ip = 1/12 x Lebar pelat terjauhxHpelat^3 =1/12x4000x120^3 = 576000000 mm4
αm= Ib/Ip = 2.31 < lebih besar dari 2, maka menggunakan rumus :
h =
ln(0,8−f y
1500 )36−9 β =
4000 (0,8+3401500 )
36+9 x 1 = 4106.67/45 =91.25 cm
Tebal pelat yang digunakan adalah : Lt 1 =110 , Lt 2 =100
KESIMPULAN -
KOLOM
Lt1 = 60x60cm
Lt2 = 55x55cm
Lt3-5 = 50x50cm
BALOK
Lt 1-5 = Balok utama 25x40cm
Balok anak 20x30cm
Pelat yg ditinjau..ditopang balok 25x40cm
1
2 3
4
PELAT LANTAILt 1 = 110cmLt 2-5 = 100cm