Preformulasi Fu Rose Mide

28
I. TUJUAN Untuk memberikan panduan tata cara pembuatan sediaan injeksi natrium tiosulfanat dan mengetahui area kerja pembuatan injeksi. II. FORMULATION a. Formula Standar Furosemide Injection 1 . Bill of Material ( Batch size 1 L ) Scal / ml Ite m Material Qty Uom 10.0 0 mg 1 Furosemide, USP 10.00 g 7.50 mg 2 Sodium Cloride, USP 7.50 g 1.34 mg 3 Sodium hydroxide, NF 1.34 g QS 4 Sodium hydroxide, NF, for ph adjustment QS QS 5 Hydrochloric acid, reagent grade, NF QS PRODI FARMASI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA PROSEDUR TETAP PEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN Departemen : Quality Control Seksi : Laboratorium Halaman : 1 dari 17 Tanggal pembuatan : Disusun oleh : Kelompok C1 Tanggal : 21 maret 2013 Fajar Handayani Kelompok C1 Diperiksa oleh: Tanggal : Assistant Disetujui oleh : Tanggal : Hartanto Tanggal revisi :

description

TEHNIK STERILISASI ASEPTIS

Transcript of Preformulasi Fu Rose Mide

Page 1: Preformulasi Fu Rose Mide

1

I. TUJUAN

Untuk memberikan panduan tata cara pembuatan sediaan injeksi natrium tiosulfanat dan

mengetahui area kerja pembuatan injeksi.

II. FORMULATION

a. Formula Standar

Furosemide Injection 1.

Bill of Material ( Batch size 1 L )

Scal / ml Item Material Qty Uom

10.00 mg 1 Furosemide, USP 10.00 g

7.50 mg 2 Sodium Cloride, USP 7.50 g

1.34 mg 3 Sodium hydroxide, NF 1.34 g

QS 4 Sodium hydroxide, NF, for ph adjustment QS

QS 5 Hydrochloric acid, reagent grade, NF QS

QS mL 6 Water for injection, USP QS to 1.00 L

QS 7 Nitrogen gas, NF QS

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 1 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 2: Preformulasi Fu Rose Mide

2

b. Formula Modifikasi

R/ Komposisi.

Tiap 1 ml sediaan injeksi aminofilin mengandung :

Furosemid 10 mg

Nacl 0,9 %

Asam Hidroclorida qs

Carboabsorben 0,1% b/v

Nitrogen

Naoh ( buffer )

III. TANGGUNG JAWAB

1. Eki Triandika yang bertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur tetap ini.

2.

IV. DEFINISI

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus

dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan

cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir2.

Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat

kedalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat kedalam wadah dosis tunggal

atau wadah dosis ganda 3.

Injeksi dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Intrakutan atau intradermal (i.c)

Biasanya berupa larutan atau suspensi dalam air, volume yang disuntikkan sedikit (0,1-1,2

ml). Digunakan untuk tujuan diagnosa. Biasanya digunakan ekstrak alergenik.

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 2 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 3: Preformulasi Fu Rose Mide

3

2. Subkutan atau hipoderma (s.c)

umumnya larutan isotonis, pH netral untuk mengurangi iritasi jaringan dan mencegah

kemungkinan terjadi nekrosis (mengendornya kulit).

3. Intramuscular (i.m)

Merupakan larutan atau suspensi dalam air, minyak atau emulsi. Disuntikkan masuk otot

daging dan volume sedapat mungkin tidak boleh lebih dari 4 ml.

4. Intravena (i.v)

Merupakan larutan dapar yang mengandung cairan dan tidak menimbulkan iritasi yang

dapat bercampur dengan air, volume 1-10 ml. Larutan ini biasanya isotonis atau hipertonis,

bila larutan hipertonis maka disuntikkan perlahan-lahan. Larutan injeksi intravena, harus

benar-benar bebas dari endapan atau partikel padat karena dapat menyumbat kapiler dan

menyebabkan kematian. Penggunaan injeksi intravena tidak boleh mengandung bakterisida

dan jika lebih dari 10ml harus bebas pirogen.

5. Intraarterium (i.a)

Umumnya berupa larutan, dapat mengandung cairan non-iritan yang dapat bercampur

dengan air, volume yang disuntikkan 1-10 ml dan digunakan bila diperlukan efek obat yang

segera dalam daerah perifer. Injeksi intraarterium tidak boleh mengandung bakterisida.

6. Intrakor atau intracranial (i.k.d)

Berupa larutan, hanya digunakan untuk keadaan gawat dan disuntikkan ke dalam otot

jantung atau ventrikulus. Injeksi ini tidak boleh mengandung bakterisida.

7. Intratekal (i.t), intraspinal, intradural

Berupa larutan isotonis, karena sirkulasi cairan serebropintal lambat, meskipun larutan

anestesi sumsum tulang belakang sering hipertonis. Larutan harus benar-benar steril , bersih

karena jaringan syaraf daerah anatomi sangat peka.

8. Intratikulus

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 3 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 4: Preformulasi Fu Rose Mide

4

Berupa larutan atau suspensi dalam air yang disuntikkan kedalam cairan sendi dalam

rongga sendi.

9. Injeksi subkonjungtiva

Berupa larutan atau suspensi dalam air untuk injeksi selaput lendir mata bawah, umumnya

tidak lebih dari 1 ml.

10. Injeksi yang digunakan lain :

a. Intraperitonial (i.p) : disuntikkan dalam rongga perut, penyerapannya cepat dengan

bahaya infeksi besar dan jarang dipakai.

b. Peridual (p.d), ekstradural : disuntikkan ke dalam ruang epidural, terletak di atas

durameter, lapisan penutup terluar dari otak dan sumsum tulang belakang.

c. intrasisternal (i.s) : disuntikkan ke dalam saluran sumsum tulang belakang pada otak

3.

Pembuatan sediaan yang akan digunakan untuk injeksi harus hati-hati untuk

menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing. Cara pembuatan obat yang baik (CPOB)

mensyaratkan pula tiap wadah akhir injeksi harus diamati satu per satu secara fisik. Kemudian,

harus menolak tiap wadah yang menunjukkan pencemaran bahan asing yang terlihat secara

visual.

Syarat-syarat obat suntik :

- Aman

- Jernih

- Tidak berwarna

- Sedapat mungkin isohidris

- Sedapat mungkin isotonis

- Steril

- Bebas pirogen

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 4 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 5: Preformulasi Fu Rose Mide

5

Monografi Bahan

1. 1. NaCL

Struktur : -

Rumus molekul : NaCl

Sinonim : Natrii chloridum Alberger, chlorure de sodium, common salt, hopper

salt, natrii chloridum, natural halite, rock salt, saline, salt, sea salt,

table salt.

BM : 58,44

Pemerian : Hablur berbentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, rasa

asin

Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih,

larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol

Titik didih : 1413°C

pH : 6,7 – 7,3

BJ : 2,17 g/cm3

Konsentrasi : Untuk membuat larutan isotonik kedalam pembuluh darah atau

berkenaan dengan sediaan mata sebesar ≤ 0,9%

Inkompaktibilitas: Larutan natrium klorida korosif untuk besi. Mereka juga bereaksi

membentuk endapan dengan garam perak, timah, dan Merkurius.

Pengoksidasi kuat membebaskan klorin dari solusi acidified natrium

klorida. Kelarutan pengawet methylparaben peptida berkurang dalam

larutan natrium klorida dan viskositas carbomer gel dan solusi

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 5 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 6: Preformulasi Fu Rose Mide

6

hydroxyethyl selulosa atau hydroxypropyl selulosa dikurangi dengan

penambahan natrium klorida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Fungsi : Sebagai pengatur tonisitas(7).

2. Carbo adsorbens

Struktur : -

Rumus molekul: -

Sinonim : Arang aktif

Pemerian : Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

Inkompatibilitas: -

Titik lebur : -

Fungsi : Agen penyerap yang membantu menjernihkan infus

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik(3).

3. Aqua sterile pro injectione

Struktur : -

Rumus molekul : -

Sinonim : Air steril untuk injeksi

Pemerian : Cairan, jernih, tidak berwarna; tidak berbau

Kelarutan : -

Inkompatibilitas: -

Titik lebur : -

Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal dari kaca atau plastik, tidak lebih besar

dari 1 liter. Wadah kaca sebaiknya dari kaca tipe I atau tipe II

Fungsi : Sebagai pelarut(6).

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 6 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 7: Preformulasi Fu Rose Mide

7

4. Asam hidroklorida

Struktur : -

Rumus molekul: HCl

Sinonim : asam hidroklorida konsentrat

BM : 36,46

Pemerian : larutan tidak berwarna dan berbau tajam

Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam etanol, eter dan methanol

Titik didih : 1100 C

pH : 0,1

BJ : 1,18 g/cm3

Konsentrasi :

Inkompaktibilitas: asam klorida beraksi hebat dengan basa, dan logam. Dapat berubah

apabila dipanaskan.

Penyimpanan : simpan dalam wadah gelas tertutup dengan baik, dibawah suhu 308 o C,

jauhkan dari basa, logam dan sianida.

5. NaOH

Struktur : -

Rumus Molekul: NaOH

Berat Molekul : 40

Sinonim : Caustic soda, E524, Natrii hydroxidum, soda lye, sodium hydrate

Pemerian : Putih atau hampir putih massa menyatu. Tersedia dalam bentuk serpih,

butiran,batangan, dan bentuk lainnya. Keras, rapuh dan menunjukkan

fraktur kristal, higroskopis.

Kelarutan : Praktis larut dalam air, larut dalam gliserin, praktis tidak larut dalam

eter, larut 1 bagian dari 7,2 bagian etanol dan 1 bagian larut dalam 4,2

metanol

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 7 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 8: Preformulasi Fu Rose Mide

8

Titik lebur : 318°C

Inkompatibilitas: tidak kompatibel dengan senyawa yang mudah mengalami hidrolisis

atauoksidasi. Akan bereaksi dengan asam, ester dan eter terutama

dalam larutan

pH : 12-14

fungsi : Agen pembasa, buffering agent

6. Nitrogen

Struktur : -

Rumus molekul: N2

Berat molekul : 28,01

Sinonim : azote, nitrogenium

Pemerian : gas, tidak berwarna, tidak berbau dan hambar.

Kelarutan : tidak larut dalam air dan kebanyakan pelarut lainnya, larut dalam air di

bawah tekanan.

BJ : 0,967 g/cm 3

Inkompatibilitas: umumnya kompatibel dengan bahan yang ditemui dalam sediaan

farmasi.

Fungsi : air displacement

7. Furosemide

Struktur :

Rumus molekul: C12H11ClN2O5S

Berat molekul : 330,74

Sinonim :furosemidum

Pemerian : serbuk hablur, putih sampai hampir kuning, tidak berbau.

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 8 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 9: Preformulasi Fu Rose Mide

9

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton, dalam

dimetilformamida, dan dalam larutan alkali hidroksida; larut metanol; agak sukar larut

dalam etanol; sukar larut dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform

BJ : -

Inkompaktibilitas:

Fungsi : heart failure dan antiedema

V. PELAKSANAAN

Metode : Menggunakan cara sterilisasi A

Sterilisasi cara A :

Sediaan yang akan disterilkan,masukkan dalam wadah dan tutup rapat (kedap)

Jika volume dalam wadah, kurang dari 1000ml, sterilisasi dengan uap jenuh

pada suhu 1150- 1160 6.

Bahan dan Alat :

a. Alat :

o Gelas ukur

o Erlenmeyer

o Spatula

o Beaker Glass

o Corong kaca

o Botol/ampul

o Kertas saring

o Pipet

o Karet pipet

o Pinset

o Autoklaf

o Cawan porselin

o Timbangan

o Corong buchner

o Spatel

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 9 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 10: Preformulasi Fu Rose Mide

10

o Kaca arloji o Batang pengaduk

b. Bahan :

Natrium sulfat

Dapar Sitrat

NaCl

Carbo absorben

Aqua pro injection

Prosedur kerja

1. Sterilisasi :

a. Bahan

No. Nama Bahan Cara Sterilisasi

1. Natrium Sulfat autoklaf, 121°C, 15 menit.

2. Dapar Sitrat autoklaf, 121°C, 15 menit

3. NaCl autoklaf, 121°C, 15 menit

4. Carboabsorben autoklaf, 121°C, 15 menit

5. Aqua pro injectio Penyaringan

b. Alat

No. Nama Alat Cara Sterilisasi

1. Gelas ukur autoklaf, 121°C, 15 menit.

2. Erlenmeyer autoklaf, 121°C, 15 menit.

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 10 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 11: Preformulasi Fu Rose Mide

11

3. Spatula autoklaf, 121°C, 15 menit.

4. Beaker Glass autoklaf, 121°C, 15 menit.

5. Corong kaca autoklaf, 121°C, 15 menit.

6. Botol/ampul autoklaf, 121°C, 15 menit.

7 Kertas saring autoklaf, 121°C, 15 menit.

8. Karet pipet autoklaf, 121°C, 15 menit.

9. Pinset autoklaf, 121°C, 15 menit.

10. Pipet autoklaf, 121°C, 15 menit.

11. Gelas piala autoklaf, 121°C, 15 menit.

12. Spatel autoklaf, 121°C, 15 menit.

13. Kaca arloji autoklaf, 121°C, 15 menit.

14. Corong buchner autoklaf, 121°C, 15 menit.

15. Batang pengaduk autoklaf, 121°C, 15 menit.

16. Cawan Porselin autoklaf, 121°C, 15 menit.

2. Perhitungan bahan :

Sediaan injeksi natrium tiosulfat dibuat 100 ml

Natrium tiosulfat : 100 mg x 100 = 10000 mg = 10 g

Dapar Sitrat : qs

NaCl : tidak digunakan

Carbo absorben : 0,1 % x 100 ml = 0,1 gram

Aqua pro injectio ad 100 ml

Cara pembuatan dapar sitrat untuk 25 ml

As sitrat : 57, 4 g/ 1000 ml

: 1,435 g/ 25 ml

Na sitrat : 17, 6 g/ 1000 ml

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 11 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 12: Preformulasi Fu Rose Mide

12

: 0,44 g/ 25 ml

3. Penimbangan

Natrium Sulfat : 10 g + (5% x 10 g) = 10,5 g

Dapar sitrat : qs

NaCl : tidak digunakan

Carboabsorben : 0,1 g + (5%x 0,1 g) = 0,105 g

Aqua Pro Injection ad 100 ml

4. Pembuatan sediaan injeksi Natrium Sulfat

Timbang bahan dan siapkan alat yang akan digunakan

Hitung tonisitas larutan yang akan dibuat

Sterilisasi bahan di UV selama 15 menit.

Buat aqua p.i bebas CO2 (aqua p.i dipanaskan 60-70˚C selama 15 menit+ karbon aktif

0,1% dari volume ).

Larutkan Natrium Sulfat dlm aqua p.i dan periksa pH antara 9,5 – 9,6, tambahkan dapar sitrat

tetes demi tetes, sampai tercapai pH

Larutan digojog dengan carbo adsorbens 0,1% yg telah diaktifkan selama 5-10 menit didiamkan

dan disaring sampai jernih

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 12 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 13: Preformulasi Fu Rose Mide

13

Larutan dimasukkan ke dalam ampul sebanyak 10 ml+5% ditutup dan disterilkan dalam autoklaf

121˚ C selama 15 menit

Evaluasi sediaan (evaluasi fisika, evaluasi fisika, dan evaluasi kimia).

Setelah dievaluasi sediaan diisikan kedalam wadah (ampul), dikemas dan diberi

etiket 1.

5. Evaluasi :

a. Evaluasi Kimia (Tidak dilakukan)

Uji identifikasi

Dilakukan uji organoleptis dengan cara mengamati warna, bau, rasa, bentuk dari

masing-masing bahan kemudian disesuaikan dengan masing-masing monografi.

Penetapan kadar injeksi Aminophyllin

Ukur seksama sejumlah volume injeksi yang setara dengan lebih kurang 250 mg

aminophyllin

Masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml

Encerkan dengan air ± 40 ml

Tambahkan 8 ml amonium hidroklorida 6 N

Tambahkan 20,0 ml perak nitrat 0,1 N

Campur dan didihkan selama 15 menit

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 13 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 14: Preformulasi Fu Rose Mide

14

Dinginkan hingga suhu antara 50 dan 100 selama 20 menit

Saring dan cuci endapan 3x, tiap kali dengan 10 ml air

Asamkan kumpulan fitrat dan cairan cucian dengan asam nitrat P dan lebihkan HNO3P

sebanyak 3 ml

Dinginkan

Tambahkan 2 ml Fe3 amonium sulfat LP dan titrasi kelebihan AgNO3 dg amonium

tiosianat 0,1 N LV

b. Evaluasi Fisika

1. Penetapan PH

Kertas pH universal dicelupkan ke dalam larutan uji selama 1 menit

Perubahan warna pada kertas pH dicocokkan dengan pH meter

dan baca berapa pHnya 4.

2. Uji keseragaman bobot dan volume

a) Keseragaman bobot (Tidak dilakukan)

Hilangkan etiket pada wadah injeksi

Cuci bagian luar wadah dengan air

Keringkan

Timbang satu per satu dalam keadaan terbuka

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 14 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 15: Preformulasi Fu Rose Mide

15

Keluarkan isi wadah

Cuci wadah dengan air kemudian dg etanol (95%) P

Keringkan pada suhu 1050 hingga bobot tetap

Dinginkan

Timbang satu per satu

Bobot isi wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang tertera pada daftar

literatur, kecuali satu wadah yang boleh menyimpang tidak lebih dari 2x batas

yang tertera 2.

b) Keseragaman volume

Volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume yang ditetapkan

dalam literatur 2.

3. Uji kejernihan larutan

Masukkan larutan uji dan zat pensuspensi padanan ke dalam 2 tabung reaksi

Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit dg latar belakang hitam

Dilihat di bawah cahaya yang terdifusi tegak lurus ke arah bawah tabung 4

2. Uji kejernihan dan warna (Tidak dilakukan)

Masukkan larutan uji ke dalam tabung reaksi

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 15 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 16: Preformulasi Fu Rose Mide

16

Amati warna larutan dengan latar belakang putih

3. Uji kebocoran

Wadah takaran tunggal diletakkan terbalik dg ujung di bawah

Apabila wadah bocor maka isi dari wadah akan keluar

4. Uji volume terpindahkan (Tidak dilakukan)

Sampling 30 wadah

Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah

Diamkan 30 menit untuk membebaskan dari gelembung udara bila ada

Ukur volume dari tiap campuran, volume rata-rata larutan

c. Evaluasi biologi (Tidak dilakukan)

1. Uji efektivitas pengawet antimikroba

Gunakan biakan mikroba yang biasa mengkontaminasi sediaam (Candida albicans,

Aspergillus niger)

Tetapkan satuan bentuk koloni tiap ml dari tiap suspensi

Tetapkan jumlah mikroba viabel dalam tiap suspensi inokula

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 16 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 17: Preformulasi Fu Rose Mide

17

Hitung angka awal mikroba tiap ml sediaan uji dengan metode lempeng

Inkubasi wadah atau tabung yang telah di inokulasi pada suhu 20-250 C

Amati wadag atau tabung pada hari 7, 14, 21, dan 28 setelah inokulasi

Catat tiap perubahan yang terlihat dan tetapkan jumlah mikroba viabel pada tiap selang

waktu tersebut dengan metode lempeng

Hitung perubahan kadar dalam % tiap mikroba selama pengujian 4..

2. Uji sterilitas

Uji ini dapat digunakan untuk menetapkan apakah bahan yang harus steril

memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada

masing – masing monografi (untuk penggunaan prosedur uji sterilitas sebagai

bagian dari pengawasan mutu dipabrik) mengingat kemungkinan hasil positif

dapat disebabkan oleh teknik aseptik yang salh atau kontaminasi lingkungan

pada waktu pengujian.

Prosedur alternatif dapat digunakan untuk menunjukan bahwa suatu bahan

adalah steril, asalkan hasil yang diperoleh sekurang–kurangnya setara

keandalannya 4.

3. Uji endotoksin bakteri

Baku pembanding endotoksin (BPE) adalah endoktoksin BPFI yang telah

diketahui potensinya dalam unit endotoksin pervial (Anonim, 1995).

4. Uji pirogen

Gunakan hewan uji kelinci dewasa sehat

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 17 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 18: Preformulasi Fu Rose Mide

18

1 ekor kelinci tempatkan dalam ruangan bersuhu 20-230 C da bebas dari gangguan yang

menimbulkan kegelisahan

Tentukan suhu awal kelinci 30 menit sebelum penyuntikan larutan uji (beda suhu tiap

kelinci dalam 1 kelompok tidak boleh) dari 1 derajat dan suhu awal tiap kelinci tidak

boleh lebih dari 39,80 4.

5. Uji kandungan zat antimikroba

6. Pengemasan dan penyimpanan

Dalam wadah dosis tunggal bebas karbon dioksida, dari kaca Tipe I,

terlindung dari cahaya 4.

VI. LAMPIRAN

VII. ACUAN/REFERENSI PROSEDUR TETAP

1. Sarfaraz K. Niazi, 2009. Handbook of pharmaceutical manufacturing formulations. Edisi VI.

Informa healthcare, USA. New York.

2. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta, (13, 90).

3. Anief. 2003. Farmasetika. Gajah Mada University Press : Yogyakarta, (194-210).

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 18 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 19: Preformulasi Fu Rose Mide

19

4. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI: Jakarta, (10, 90,

93, 112-113, 584, 596, 783, 855-863, 905, 908-909, 998, 1039-1040).

5. Lukas, Stefanus, 2006, Formulasi steril, Penerbit Andi, Yogyakarta, ( 38,39).

6. Anonim. 1978. Formularium Nasional. Edisi II. Departemen Kesehatan RI: Jakarta, (21,

323,324).

7. Maximilien, JS., 2009, Sodium Chloride, in Rowe, Raymond C., Sheskey, Paul J and Quinn, Marian E, Handbook of pharmaceutical excipients, 6th edition, Pharmaceutical Press, London, 637 – 639.

VIII.PEMAHAMAN PROSEDUR TETAP

No. Nama

Praktikan

N

I

M

P

a

r

a

f

T

a

n

g

g

al

1. Dinar 0

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 19 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :

Page 20: Preformulasi Fu Rose Mide

20

Danan S 7

6

1

3

1

2

0

PRODI FARMASIUNIVERSITAS

ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

PROSEDUR TETAPPEMBUATAN INJEKSI AMINOPHYLLIN

Departemen :Quality Control

Seksi : Laboratorium

Halaman : 20 dari 17

Tanggal pembuatan :

Disusun oleh : Kelompok C1Tanggal : 21 maret 2013Fajar HandayaniKelompok C1

Diperiksa oleh:Tanggal :

Assistant

Disetujui oleh :Tanggal :

HartantoLaborant

Tanggal revisi :