Pre Eklamsi Asfiksia

3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum merupakan suatu kejadian kedaruratan yang berupa kegagalan bernafas secara spontan segera setelah lahir dan sangat berisiko untuk terjadinya kematian. Pre-eklampsi menyebabkan insufisiensi plasenta sehingga dapat mengakibatkan hipoksia ante dan intrapartum. Hipoksia janin terjadi karena gangguan pertukaran gas serta transport oksigen dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan oksigen dan dalam menghilangkan karbon dioksida. Ia mengakibatkan asfiksia neonatorum. (Mochtar, 1989). Salah satu penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir adalah pre-eklampsi (Winkjosastro, 2007). Pre-eklampsi adalah salah satu sindrom yang dijumpai pada ibu hamil diatas 20 minggu berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria dengan atau tanpa edema. (Cunningham, 2005) Menurut National Centre for Health Statistics (NCHS), pada tahun 2002, asfiksia neonatorum mengakibatkan 1 juta kematian di seluruh dunia. Sementara sekitar 900.000 bayi di Indonesia lahir dengan asfiksia dan merupakan penyebab nomor dua kematian bayi. Dari penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2007 hingga 2010 ditemukan 82 bayi mengalami asfiksia dengan prevalensi laki-laki 59.8% diikuti oleh perempuan 40.2%. (Maleeny Peramal,2008) Pre-eklampsi menurut WHO angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4% setiap tahun. Sedangkan di Indonesia angka kejadiannya masih cukup tinggi yaitu 30%- 40%. Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada Mei 2005 hingga Mei 2006 ditemukan sebanyak 30 kasus. Kasus pre-eklampsi mayoritas terjadi pada umur 20-30 tahun sebanyak 10 kasus (33,3%), paritas ditemukan pada multipara yaitu 14 kasus (46,7%). Usia kehamilan mayoritas pada usia kehamilan >24-42 minggu sebanyak 30 kasus (100%) dan berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan SD sebanyak 18 kasus (60%). (Amelda Rossa, 2008)

description

JURNAL MEDICAL

Transcript of Pre Eklamsi Asfiksia

Page 1: Pre Eklamsi Asfiksia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asfiksia neonatorum merupakan suatu kejadian kedaruratan yang berupa

kegagalan bernafas secara spontan segera setelah lahir dan sangat berisiko untuk

terjadinya kematian.

Pre-eklampsi menyebabkan insufisiensi plasenta sehingga dapat mengakibatkan

hipoksia ante dan intrapartum. Hipoksia janin terjadi karena gangguan pertukaran gas

serta transport oksigen dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan

oksigen dan dalam menghilangkan karbon dioksida. Ia mengakibatkan asfiksia

neonatorum. (Mochtar, 1989).

Salah satu penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir adalah

pre-eklampsi (Winkjosastro, 2007). Pre-eklampsi adalah salah satu sindrom yang

dijumpai pada ibu hamil diatas 20 minggu berupa berkurangnya perfusi organ akibat

vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan

proteinuria dengan atau tanpa edema. (Cunningham, 2005)

Menurut National Centre for Health Statistics (NCHS), pada tahun 2002,

asfiksia neonatorum mengakibatkan 1 juta kematian di seluruh dunia. Sementara sekitar

900.000 bayi di Indonesia lahir dengan asfiksia dan merupakan penyebab nomor dua

kematian bayi. Dari penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan pada tahun 2007 hingga 2010 ditemukan 82 bayi mengalami asfiksia

dengan prevalensi laki-laki 59.8% diikuti oleh perempuan 40.2%. (Maleeny

Peramal,2008)

Pre-eklampsi menurut WHO angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%

setiap tahun. Sedangkan di Indonesia angka kejadiannya masih cukup tinggi yaitu 30%-

40%. Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada Mei 2005 hingga

Mei 2006 ditemukan sebanyak 30 kasus. Kasus pre-eklampsi mayoritas terjadi pada

umur 20-30 tahun sebanyak 10 kasus (33,3%), paritas ditemukan pada multipara yaitu

14 kasus (46,7%). Usia kehamilan mayoritas pada usia kehamilan >24-42 minggu

sebanyak 30 kasus (100%) dan berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan SD

sebanyak 18 kasus (60%). (Amelda Rossa, 2008)

Page 2: Pre Eklamsi Asfiksia

Tabel APGAR merupakan pedoman penilaian yang digunakan dalam klinis

untuk menentukan tingkat asfiksia. Asfiksia diklasifikasikan berat jika nilai APGAR 0-3

dan ringan sedang jika nilai APGAR 4-6. Bayi dikatakan normal atau sedikit asfiksia

jika nilai APGAR-nya 7-9(Ghai, 2010)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bayi baru lahir dengan

asfiksia dari ibu pre-eklampsi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

supaya pencegahan terhadap pre-eklampsi dilakukan dengan lebih baik lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan ataupun masalah yang dapat

dirumuskan adalah

bagaimanakah hubungan asfiksia neonatorum pada bayi baru

lahir dari ibu yang menderita pre-eklampsi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir dari ibu

pre-eklampsi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan dari tahun

2008 hingga 2011.

1.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui distribusi pre-eklampsi berdasarkan umur ibu, paritas dan

derajat pre-eklampsi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

dari tahun 2008 hingga 2011

.

2. Untuk mengetahui distribusi asfiksia neonatorum pada bayi

baru lahir

bardasarkan jenis kelamin berat badan lahir dan derajat asfiksia di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dari tahun 2008 hingga 2011.

Page 3: Pre Eklamsi Asfiksia

1.4.1

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.2

Penelitian ini dapat membantu masyarakat terutama ibu yang menderita

pre-eklampsi agar berhati hati dan mengambil langkah pencegahan

terhadap pre-eklampsi maupun kejadian asfiksia pada anaknya.

1.4.3

Penelitian ini juga dapat membantu mahasiswa kedokteran dengan

mengaitkan hubungan pre-eklampsi dengan asfiksia neonatal.

Bagi tenaga kesehatan dalam bidang pengobatan, penelitian ini dapat

membantu untuk mengenali dan mencegah risiko terjadinya asfiksia pada

bayi baru lahir.