Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan
description
Transcript of Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia Pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab utama
kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Preeklampsia adalah penyakit
pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-
eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini
dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Preeklampsia hampir secara
eksklusif merupakan penyakit pada nullipara.
PEB diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena
kehamilan. PE ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan
proteinuria yang masif. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti,
namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia
uteroplacentol.
Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan
buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia penanganannya perlu segera
dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak. Semua
kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas
penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan terapi definitif
dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda
preeklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat, di
samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisa hubungan antara beberapa faktor risiko terhadap terjadinya
pre-eklampsia pada saat kehamilan
1
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur besar risiko faktor umur ibu hamil terhadap terjadinya
preeklampsia berat
b. Mengukur besar risiko paritas terhadap terjadinya preeklampsia berat.
c. Mengukur besar risiko jarak kehamilan terhadap terjadinya
preeklampsia berat
d. Mengukur besar risiko kehamilan ganda terhadap terjadinya
preeklampsia berat.
1.3 Manfaat
1. Manfaat Ilmiah
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi perawat, maupun tenaga
kesehatan lainnya dalam menangani kasus khususnya yang berkaitan
dengan preec\klampsia.
2. Manfaat Institusi
Sebagai acuan yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan
institusi dan penulisan asuhan keperawatan pada preeklamsia
3. Manfaat bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan
pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan manajemen asuhan
keperawatan, khususnya pada kasus preeclampsia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada
suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada
perempuan berpusat di ovarium.
Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi
organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.
A. Genetalia Eksterna
1. Mons Veneris
Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut
kemaluan (pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini
membentuk sudut lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut
runcing ke atas.
3
2. Labia Mayora (bibir besar)
Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita
menjelang dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons
veneris.bertemunya labia mayor membentuk komisura posterior.
3. Labia Minora (bibir Kecil)
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan
suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan
dibawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi
orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang
belum pernah melahirkan).
4. Klitoris (kelentit)
Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit
dan ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat
berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.
5. Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga
bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin,
yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus.
Introitus vagina juga terdapat disini.
6. Hymen (selaput dara)
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang
membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak
berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan
robek pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae
mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat
keluarnya sekret dan darah haid.
7. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.Vulva
4
8. Vulva
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang
mulai dari klitoris, kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di
batasi perineum.
B. Genetalia Interna
Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak disebelah
dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.
1. Vagina (liang sanggama)
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak
diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya
7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang
berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian
yang lebih keras disebut kolumna rugarum.
Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan mukosa yang
merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan
serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan
kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior,
arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting
vagina adalah :
a. Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari
rahim.
b. Alat untuk bersenggama.
c. Jalan lahir pada waktu bersalin.
2. Uterus (rahim)
Suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh
peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.
5
Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil
diantara kandung kencing dan rektum. Bentuknya seperti bola lampu yang
gepeng atau buah alpukat yang terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga
b. leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder
c. rongga rahim (kavum uteri)
Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri,
merupakan bagian proksimal rahim. Besarnya rhim berbeda-beda,
tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya
kira-kira sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x
3,4-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3- 3,5 cm. Beratnya
40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara. Serviks uteri
terbagi 2 bagian yaitu pars supravaginal dan pars vaginal (portio) saluran
yang menghubungkan orifisium uteri interna (oui) dan orifisium uteri
eksterna (oue) disebut kanalis servikalis. Bagian rahim antara serviks dan
korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini
penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami
peregangan.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a. lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
b. lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
c. lapisan mukosa (endometrium) di dalam
Fungsi utama uterus :
a. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan
adanya perubahan dan pelepasan dari endometrium.
b. Tempat janin tumbuh dan berkembang.
c. Tempat melekatnya plasenta.
d. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk
lancarnya persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.
6
3. Tuba Falopii (saluran telur)
Tuba ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah lateral, mulai
dari kornu uteri kanan kiri. Panjangnya "12 cm, diameter 3-8 cm.
Tuba ini dibagi 4 bagian :
1. Pars interstisialis (intramuralis)
Bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium tuba.
2. Pars ismika
Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterusa, merupakan bagian tuba
yang lurus dan sempit.
3. Pars ampullaris
Bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan bagian
tuba yang paling lebar dan berbentuk S, disini biasanya terjadi
konsepsi.
4. Infundibulum
Merupakan ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae,
lubangnya disebut ostium abdominale tuba.
Fungsi tuba yaitu untuk menangkap, membawa ovum yang dilepas ovarium
ke jurusan cavum uteri, serta tempat terjadinya konsepsi.
4. Ovarium (indung telur)
Ovarium ada 2, kanan dan kiri, dihubungkan dengan uterus oleh ligamen
ovarii propium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara
ligamen infundibulo pelvicum, disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium.
a. Ukuran ovarium:2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0.9-1,5 cm dan beratnya 4-5
gram.
b. Terletak pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut
fossa ovarica Waldeyeri.
c. Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla).
Pada korteks terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap
7
bulan satu folikel akan matang dan keluar, kadang keluar 2 sekaligus
secara bersamaan.
folikel primer ini akan menjadi folikel de graaf. Pada medulla terdapat pembuluh
darah, urat saraf, dan pembuluh lympha. Fungsi ovarium adalah:
1. mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone,
2. mengeluarkan telur setiap bulan.
5. Parametium
Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar ligamentum latum disebut
parametrium. Parametrium ini dibatasi oleh :
Bagian atas terdapat tuba falopii dengan mesosalphing
Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium
Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii propium
Ke samping berjalan ligamentum suspensorium ovarii. Pada parametrium
ini terdapat uretra kanan dan kiri dan pembuluh darah arteria uterina.
Pertumbuhan alat genetalia wanita berasal dari duktus Muller (tuba falopii,
uterus, vagian bagian atas) dan kloaka (vagina bagian bawah, hymen, kandung
kemih, anus).
8
1. Oogenesis dan Siklus Menstruasi
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di
dalam ovarium atau indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak).
Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah
kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam
kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri
dengan membelah berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit
primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang
diperlukan untuk pertumbuhan ovum.
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung
sekitar satu juta oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami
fase istirahat beberapa tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami
pubertas. Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan
mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer
hanya tinggal sekitar 200.000 buah.
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer
untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama
menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan
polosit primer (berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit
sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan
terjadi fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua;
oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit
sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2
polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid
yang berkembang menjadi ovum
9
Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada
dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang
menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer
kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder,
folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de
Graaf (folikel yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder
folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami
degenersi membentuk korpus albikan.
Siklus Menstruasi
Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya
dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh
darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio.
Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui
cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara
menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus
menstruasi.
10
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari.
Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi.
Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase
pasca-ovulasi
1. Fase menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar
estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium
disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama
menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter
2. Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi
Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan
memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel
dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya
estrogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding
endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher
rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi
untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan
sperma.
3. Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi
pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH,
kemudian hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
11
4. Fase pasca ovulasi atau fase sekresi
Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama
yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.Folikel de Graaf (folikel matang)
yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus
luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih
mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk
folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan
menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta
mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika terjadi
pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan
berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon,
sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
2. Proses Fertilisasi
Fertilisasi adalah peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yangtelah
matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel padadinding uterus dan
tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin.Keadaan demikian disebut dengan
masa kehamilan. Janin akan keluardari uterus setelah berusia 40 minggu/ 288 hari/
9 bulan 10 hari.
Tahapan waktu dalam fertilisasi :
Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2
sel, 4, 8, 16 sel.
Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebutmorula.
Morula akan berkembang menjadi blastula. Ronggablastosoel berisi cairan dari
tuba fallopi dan membentuk blastosit.Lapisan dalam balstosit membentuk inner
cell mass. Blastosit dilapisioleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang
12
berfungsi untukmenyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-
ari.Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel padadinding
uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormoneHCG (hormone
Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungikehamilan dengan
menstimulasi produksi hormone progesteron danestrogen sehingga mencegah
menstruasi.
Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel padadinding
uterus.
Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akanterus
berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisandinding embrio. Lapisan
dinding embrio inilah yang akanberdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ
tubuh akaberkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usiakandungan
3. Proses Kehamilan
Kehamilan terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indungtelur
wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karenasperma masuk ke
indung telur melalui saluran rahim pada saatmelakukan berhubungan
badan.Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap
bulannya.Dilain tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah
besar. Rata-rata setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma.
Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasilmenembus indung telur dan
membuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih
bibit yang terbaik. Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah
dibuahi danberukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke
dalamrahim.Setelah menempel pada dinding uterus, janin memperoleh makanan
dariibu melalui plasenta. Sebelum terbentuknya plasenta, janin memperolehdari
korpus luleteum. Janin dibungkus oleh selaput yang berfungsi untukmelindungi
embrio dari kekeringan dan guncangan serta membantuproses pernapasan dan
ekresi. Selaput pembungkus terdiri atas sakusvitelinus, amnion, korion dan
13
alantois. Sakus Vitelinus (kantong kuningtelur) merupakan tempat pemunculan
sel sel darah dan pembuluh darahpertama. Amnion merupakan selaput dalam yang
menghasilkan getahkebutuban untuk melindungi embrio dari guncangan. Korion
merupakanselaput paling luar embrio. Alantois terdapat dalam tali pusat
yangberfungsi menghubungkan sirkulasi darah embrio dengan plasenta.Setelah
lebih dari 40 minggu dari pemulaan siklus menstuasi terakhirdalam kandungan,
bayi sudah sempurna dan siap lahir.Hormon-hormon yang berperan dalam
kehamilan.
Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanandalam masa
kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelahitu fungsinya diambil alih
oleh plasenta. Hormone estrogen makinbanyak dihasilkan seiring dengan
bertambahnya usia kandungankarena fungsinya yang merangsang kontraksi
uterus. Sedangkanhormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya
yangmenghambat kontraksi uterus.
Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta danberfungsi
untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi airsusu. Serta untuk
mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus)tetap mendapatkan nutrisi.
HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone
untukmendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga mingguke-8
pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wanita pada uji
kehamilan. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalamkontraksi
uterus menjelang persalianan.
Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan:
a. Relaksin merupakan hormon yang mempengaruhi peregangan
ototsimfisis pubis
b. Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi hormonprogesteron
yang menghambat kontraksi uterus.
c. Oksitosin merupakan hormon yang mempengaruhi kontraksi
dindinguterus.
14
Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan dengan
beberapa sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini
terjadi dalam rangka persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk
bersalin, perkembangan payudara untuk pembentukan/produksi air susu selama
masa nifas. (Salmah dkk, 2006, hal.47)
A. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada
dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus.Pada bulan-bulan
pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, agak gepeng.Pada
kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan kembali
seperti semula, lonjong seperti telur. (Wiknjosastro, H, 2006, hal. 89)
Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :
a. Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba
b. Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek
fundus uteri berada di belakang simfisis.
c. Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus
uteri 1-2 jari di atas simfisis pubis.
d. Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan
simfisis dengan pusat.
e. Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.
f. Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
g. Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
h. Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan
prosessus xypoideus.
i. Kehamilan 36-38 minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah
prosessus xypoideus.
j. Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di
bawah prosessus xypoideus.
15
B. Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen
sehingga tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Tanda ini disebut
tanda Chadwick. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
C. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis
sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.Namun
akan mengecil setelah plasenta terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan
hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih
oleh plasenta.
D. Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang
akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak lebih hitam
karena hiperpigmentasi. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
E. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh
darah yang membesar pula.Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah
secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.
Volume darah akan bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32
minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira 30%.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).
F. Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh
rasa sesak nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas
karena usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96)
G. Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena
hormon estrogen yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus juga
16
menurun.Pada bulan-bulan pertama kehamilan tidak jarang dijumpai gejala
muntah pada pagi hari yang dikenal sebagai moorning sickness dan bila
terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
H. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yang membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan hilang
dengan makin tuanya kehamilan, namun akan timbul lagi pada akhir
kehamilan karena bagian terendah janin mulai turun memasuki Pintu Atas
Panggul. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
I. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit
pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.
Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi kebiru-biruan
yang disebut striae livide. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
J. Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga
15-20 %.Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada
kehamilan trimester akhir.Protein yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB
perhari untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae, dan untuk
janin, serta disimpan pula untuk laktasi nanti.Janin membutuhkan 30-40 gr
kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada trimester ketiga.Dengan
demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium, paling tidak 1,5-
2,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang
tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu
kalsium ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak
800 mg untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan
agar tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal. 98)
17
K. Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi
ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah
4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4
kg/minggu dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg. (Salmah,
Hajjah.2006. Hal.60-61)
2.2 PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL
A. Definisi
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein
uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi
sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2012)
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2008).
Pre eklamsi adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah
persalinan (Mansjoer dkk, 2006).
B. Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara
pasti,tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat
perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai
penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi
intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer
penyakit ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai
gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,
18
1. Vasospasmus menyebabkan :
a. Hypertensi
b. Pada otak (sakit kepala, kejang)
c. Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
d. Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
e. Pada hati (icterus)
f. Pada retina (amourose)
2. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab
preeklamsia yaitu :
1. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan
ganda, hidramnion, dan molahidatidosa
2. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya
kehamilan
b. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus
c. Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan
koma.
3. Factor Perdisposisi Preeklamsi
a. Molahidatidosa
b. Diabetes melitus
c. Kehamilan ganda
d. Hidrocepalus
e. Obesitas
f. Umur yang lebih dari 35 tahun
C. Manifestasi Klinis
1. penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali. Setelah itu ada jg yang mengalami
penurunan berat badan.
19
2. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka.
3. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
a. TD > 140/90 mmHg atau
b. Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
c. Diastolik>15 mmHg
d. Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di
curigai sebagai preeklamsi
4. Proteinuria
a. Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau
pemeriksaan kuwalitatif +1 / +2.
b. Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan
kateter atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6
jam.
D. Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Preeklamsi Ringan :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada
posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg
atau lebih, kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara pengukuran
sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak
periksa 1 jam, dan sebaiknya 6 jam.
b. Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
c. Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan
kuwalitatif 1+ & 2+ pada urine kateter atau midstream.
2.Preeklamsi Berat
a. TD 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5gr atau lebih perliter
c. Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
d. Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada
efigastrium
20
e. Terdapat edema paru dan sianosis
E. Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi
antara lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis
Elevated Liver Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi retina, KID
(Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otal,
oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.Komplikasi pada janin
berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi uteroplasental, misalnya
pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas
F. Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan
terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan
perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme
merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler
menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi
arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan
sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat
mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi
plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta
sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation
.
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ),
kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini
meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
b. USG : untuk mengetahui keadaan janin
c. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
21
H. Penatalaksanaan
1. Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia
a. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
b. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
c. Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta,
pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
d. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera
mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko
janin atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
2. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
a. Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin
b. Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya,
tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas
aman 140-150/90-100 mmhg).
c. Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang
hari dan minimal 8 jam pada malam hari)
d. Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
e. Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
f. Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat
antihipertensi : metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari),
atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20
mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30 mg/hari).
g. Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
h. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap
1 minggu
i. Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun
setelah 2 minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1
kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien menunjukkan tanda-
tanda pre-eklampsia berat. Berikan juga obat antihipertensi.
22
j. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-
eklampsia berat. Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
k. Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali
ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio
plasenta, eklampsia, atau indikasi terminasi lainnya. Minimal usia
38 minggu, janin sudah dinyatakan matur.
l. Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan,
atau dengan bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala ii.
23
3. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti :
kehamilan diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan
medisinal. Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan bersama
dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap pemantauan janin
dengan klinis, USG, kardiotokografi.
a. Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di
ruang khusus di daerah kamar bersalin.Tidak harus ruangan
gelap. Penderita ditangani aktif bila ada satu atau lebih kriteria
ini.
Ada tanda-tanda impending eklampsia
Ada hellp syndrome
Ada kegagalan penanganan konservatif
Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr
Usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang
MgSO4 dalam infus dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam.
Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2 gram intravena
diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus (80 ml/jam
atau 15-20 tetes/menit). Syarat pemberian MgSO4 : –
frekuensi napas lebih dari 16 kali permenit – tidak ada tanda-
tanda gawat napas – diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam
sebelumnya – refleks patella positif. MgSO4 dihentikan bila : –
ada tanda-tanda intoksikasi – atau setelah 24 jam pasca
persalinan – atau bila baru 6 jam pasca persalinan sudah
terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4
yaitu Ca-glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%,
diberikan intravena dalam 3 menit).Obat anti hipertensi
diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau
24
tekanan darah diastolik lebih dari 110 mmHg.Obat yang
dipakai umumnya nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral.
Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg
lagi. Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu,
dilakukan induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin
drip, kateter Folley, atau prostaglandin E2. Sectio cesarea
dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi atau ada
kontraindikasi partus pervaginam.Pada persalinan pervaginam
kala 2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.
a. Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa
disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan
janin baik, dilakukan penanganan konservatif.Medisinal : sama
dengan pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu
sudah mencapai tanda-tanda pre-eklampsia ringan,
selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak
ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan
pengobatan dan harus segera dilakukan terminasi. jangan lupa :
oksigen dengan nasal kanul, 4-6 l / menit, obstetrik :
pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. bila ada indikasi,
langsung terminasi.
Menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet
berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti
berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu
dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan
berbaring.Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidat,
garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan
perlu dianjurkan
25
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN MASALAH
PREEKLAMSIA BERAT
Tanggal masuk : 19 November 2014
Tanggal pengkajian : 21 November 2014
Dx medis : PEB
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Ny.R
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Plaju lr. Banten
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.s
Umur : 34 th
Jenis kelamin : laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : swasta
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Plaju Lr. Banten
Hub dg klien : suami
26
B. KELUHAN SAAT INI
Ibu mengeluh Penglihatannnya kabur, nyeri kepala berat, perutnya terasa nyeri,
lelah, bengkak pada tangan, kaki dan muka.
No. TahunJenis
persalinanPenolong
Jenis
Kelamin
Keadaan
Bayi
Waktu lahir
Masalah
kehamilan
112006 Spontan Bidan Laki –
laki
Sehat PEB
C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN LALU
Pengalaman Menyusui : Ya
Berapa lama : Asi ekslusif 6 Bulan
D. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Riwayat Ginekologi : -
2. Riwayat KB : Suntik
E. RIWAYAT MENSTRUASI
1. Menarch : 14 Tahun Siklus : 30 hari
2. Lamanya : 5 hari Tidak Disminore
3. Banyaknya : ± 300 cc ganti Pembalut : 3 kali
27
F. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
HPHT : 18-11-2011 Taksiran Partus : 25-08-2012
BB Sebelum Hamil : 48 Kg TD sebelum hamil : 110/100 mmHg
TD BB/TB Letak/presentasi
janin
DJJ Usia
Gestasi
Keluhan
160/110
mmHg
50 Kg /
153cm
Memanjang bagian
terbawa kepala
143
x/m
± 37
minggu
Penglihatannya kabur, nyeri
kepala berat, perutnya
terasa nyeri , lelah, bengkak
pada tangan, kaki dan
muka.
BB Selama Hamil : 50 Kg
G. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
Status obsetrik : G2P1A0 Usia kehamilan : ± 37 minggu
Keadaan Umum : Baik BB/TB : 50 Kg / 153 cm
Kesadaran : CM
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan darah : 160/110 mmHg Nadi : 80 x/m
Suhu : 370C Pernafasan : 20 x/m
Kepala – Leher
Kepala: Simetris, rambut hitam lurus, kebersihan cukup rambut tidak
berketombe dan sedikit rontok, ibu terkadang merasa kepalanya nyeri dan di
kepala tidak ada benjolan maupun kelaian lainnya
28
Mata : Simetris, Penglihatan sering berkunang-kunang atau rabun,
Konjungtiva sedikit pucat, Sklera tidak ikterik.
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan Cuping hidung dan tidak ada polip
Mulut : Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak
terdapat caries pada gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil
Telinga : Simetris tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga,
fungsi pendengaran baik
Leher : Tida ada pembesaran kelenjar tiroid dan adanya bendungan vena
jugularis
Masalah Khusus : Nyeri pada kepala dan fungsi penglihatan yang terganggu
yaitu kunang – kunang dan rabun
Dada
Jantung : Bunyi jantung normal dan tidak terdengar murmur
Paru : Gerakan saat inspirasi dan ekspirasi seirama, Bunyi paru normal,
tidak terdengar wheezing atau ronchi, suara nafas baik
Payudara :
Bentuk : Simetris dan tidak ada benjolan
Mamae :
Putting susu menonjol keluar
Areola terdapat hyperpigmentasi
Colesterum belum keluar
Konsistensi agak kenyal
Pelebaran pembuluh darah vena terlihat
29
Pengeluaran ASI : ASI belum keluar
Masalah Khusus : -
Abdomen
Uterus :
TFU : 31 cm. Kontraksi : Ya
Leopold I : teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus
teraba massa besar, lunak, noduler
Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian – bagian
kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III : teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV : bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
PAP : 3/5
DJJ : Frekuensi : 143 x/m dan teratur
Pigmentasi :
Linea Nigra : Ada
Striae : Ada
Fungsi Pencernaan : Tidak Terganggu
Masalah khusus : -
Perinium dan Genital :
Vagina : Tidak bervarises
Kebersihan : Cukup Bersih
Keputihan : -
Jenis/warna : Lendir/putih
Konsistensi : cair
Bau : amis
30
Hemoroid : tidak derajat : - Lokasi : -
Lamanya : 2x/ 10 menit lama 10 detik, Nyeri : Ya
Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema : ya
Inspeksi : fungsi baik
Palpasi : tidak ada varises
Ekstremitas bawah: inspeksi : ada edema, fungsi baik
Palpasi : adanya varises
Reflek patela : +
Masalah khusus : Adanya edema di ekstremitas atas dan bawah
Eliminasi
Urin : 4-5x sehari
BAB : 1x sehari
Masalah Khusus : -
Istirahat dan kenyamanan
Sebelum masuk RS : Ibu tidur 7-8 jam sehari
Sesudah masuk RS : Ibu tidur 6-8 jam sehari.
Mobilisasi dan Latihan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan x
Minum x
Eliminasi x
Mobilisasi x
Berpakaian x
31
Keterangan:
0 : mandiri
1 : dengan alat Bantu
2 : bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan peralatan
4 : tergantung total
4. Pemeriksaan fisik
Nutrisi dan cairan :
Sebelum mauk RS : Ibu makan 3 x sehari dengan porsi sedang, sayur, lauk
pauk, buah dan susu serta minum 5-8 gelas sehari
Sesudah masuk RS : Ibu makan dengan porsi sedang dengan nasi,
sayur, lauk pauk, buah dan susu serta minum 7-8 gelas sehari
Masalah Khusus : -
Keadaan Mental :
Adaptasi psikologis : ibu kelihatan sangat cemas
Penerimaan kehamilan : ibu menerima senang kehamilannya
Masalah khusus : peningkatan kecemasan masih
Obat – obatan yang dikonsumsi :
1. Catapres 1 x 1
2. Drip MgSO4 dan Pitogin pada infus D5 dan RL
Hasil pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
32
Rangkuman Hasil Pengkajian :
Masalah :
1. Kepala ibu terasa pusing dan nyeri serta penglihatannya kabur
dan berkunang – kunang
2. TD : 160/110 mmHg
3. Nyeri hebat saat terjadinya His dan prosres persalinan
4. Ketakutan dan kecemasan terhadap keadaan janin
PENGKAJIAN POST PARTUM
I. RIWAYAT PERSALINAN
a. Jenis Persalinan : Spontan
b. Jenis kelamin : L BB/PB : 2900 gr/
c. Perdarahan : -
d. Masalah dalam persalinan : PEB
II. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
Status obsetrik : G2P1A0 Usia kehamilan : ± 37 minggu
Keadaan Umum : Baik BB/TB : 50 Kg / 153 cm
Kesadaran : CM
TTV :
Tekanan darah : 160/110 mmHg Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,2 0C Pernafasan : 19 x/m
33
Pemeriksaan fisik
Kepela dan Rambut : sedikit rontok, lepek/berminyak,sedikit berketombe,
warna rambut hitam, dan lurus serta ibu terkadang masioh merasa pusing
Muka : Oedema, dan tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Konjungtiva agak pucat, sklera agak ikterik, fungsi penglihatan
kurang baik masih berkunang - kunang, dan simetris
Hidung : Keadaan bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada polip
Mulut/gig : Keadaan cukup bersih, gigi lengkap, tidak ada caries gigi, dan
tidak ada stomatitis
Telinga : Keadaan bersih, fungsi pendengaran baik, dan simetris
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
Dada : Mamae simetris, puting susu menonjol,ada pembengkakan pada
payudara,dan ASI belum keluar, gerakan dada saat inspirasi dan
ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi dan whezing, suara nafas
baik
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, uterus teraba keras dan berkontraksi,
vesika urinaria kosong
Pinggang : Nyeri tekan pada daerah pinggang
Genitelia : Kotor oleh bekas lendir dan darah, lochea rubra, bau amis normal,
tidak ada heacting, tidak ada oedema dan varises
Ekstremitas Atas : Fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema dan varises,
simetris kiri dan kanan, tidak ada cacat, keadaan baik
34
Ekstremitas Bawah : Fungsi pergerakan baik, tungkai tidak ada oedema
dan varises, tidak ada cacat, keadaan baik
Pola Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Sebelum melahirkan : Ibu makan 3 x sehari dengan porsi sedang, 1 piring
nasi, 1 mangkok sayur, lauk pauk, buah dan susu.
Sesudah melahirkan : Ibu makan dengan porsi kecil 1/2 piring nasi, 1
mangkok sayur, lauk pauk, buah dan susu.
b. Eliminasi
BAB : sebelum melahirkan : 1-2 x/hari
sesudah melahirkan : 1 x/hari
BAK : sebelum melahirkan : 5-6 x/hari
sesudah melahirkan : 2 x/hari
c. Istirahat
Sebelum melahirkan : Ibu tidur 7-8 jam sehari
Sesudah melahirkan : Ibu tidur 5-6 jam sehari.
d. Aktivitas
Sebelum melahirkan : Ibu biasa melakukan aktivitas sendiri
Sesudah melahirkan : Ibu masih sering ditempat tidur, karena ibu
merasa badannya pegal-pegal, untuk personal hygiene masih dibantu oleh
suami dan keluarganya yang lain, perawatan terhadap bayinya juga masih
dibantu oleh ibunya.
f. Personal Hygiene
35
Sebelum melahirkan : Ibu mandi 2 x sehari, menggosok gigi 3 x
sehari, Ibu mengganti pakaian setiap habis mandi
Sesudah melahirkan : Ibu di lap saja dengan air hangat – hangat kuku
, Ibu mengganti pakaian setiap habis di lap, Ibu mengganti softex 2 x sehari
g. Keadaan psikosial
a. Ibu dan keluarga merasa bahagia dengan kelahiran bayinya, semua
keluarga menerima dengan senang keluarga barunya
b. Ibu senang menyusui anaknya
c. Ibu mengatakan badannya terasa pegal-pegal dan nyeri sedikit
36
E. ANALISA DATA
No DATA Etiologi Problem
1. DS :
- Pasien mengeluh
sesak nafas
- Pasien mengatakan
nyeri di bagian
dada
DO :
- Pasien tampak
dispnea
- Pasien terlihat
memegang dada
Gangguan Multi Organ
Paru - paru
LADEP meningkat
kongesti vena pulmonal, perpindahan
cairan
Odema paru
Pola nafas tidak efektif
2. DS :
- Pasien mengeluh
nyeri kepala
- Pasien mengeluh
nyeri perut akibat
fotal distress pada
janin
DO :
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- Pasien tampak
cemas
- skala nyeri 4 =
nyeri berat (skala
nyeri 1-5 aktivitas
janin menurun
Otak
edema serebri
peningkatan tekanan intrakranial
terjadinya gangguan perfusi serebral ,
nyeri dan kejang
Nyeri Akut
37
-
3. DS:
- Pasien mengatakan
kurang nafsu
makan
- Pasien sering mual
muntah
DO :
- Pasien tampak
kurus,
- Pasien tampak
lemah, konjungtiva
anemis.
- BB menurun
HCL meningkat
Nyeri epigastrik
Akumulasi gas
meningkat
Merangsang mual dan muntah
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4. DS: Pasien mengatakan
sering merasa haus
DO: klien tampak lemah,
bedrest, dehidrasi, turgor
kulit lambat
Renal
Akibat pengaruh aldesteron
Reabsorpsi natrium menurun
Retensi cairan dan garam
Resiko kekurangan
volume cairan
5. DS :
- Pasien biasanya sering
bertanya
- Pasien biasanya sering
mengungkapkan
kecemasan
DO :
kurang pengetahuan &informasi
koping tidak efektif
terhadap proses persalinan
gangguan psikologis
Ansietas
38
- Pasien tampak cemas d
- Pasien selalu bertanya
tentang kesehatannya
dan janinnya
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya edema pada
paru)
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena
faktor biologi
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan retensi garam dan
air
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
39
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN MASALAH
PREEKLAMSIA BERAT
No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
1 Pola nafas
tidak efektif
b/d
Deformitas
dinding
dada
(adanya
edema pada
paru)
Respiratorystatu
s: Ventilation
(0703)
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 X 24
jam diharapkan
pola nafas klien
normal dengan
kriteria hasil:
1. Respirasi
dalam batas
normal
2. Mudah
bernafas
3. Tidak ada
dipsnea
4. TTV normal
1. Buka jalan
nafas dengan
tehnik chin
lift.
2. Posisikan
klien untuk
memaksimalk
an ventilasi
3. Identifikasi
jika pasien
perlu
pemasangan
alat jalan nafas
buatan
4. Auskultasi
suara nafas,
catat adanya
suara nafas
tambahan
5. Monitor
respirasi dan
status O2
6. Observasi
TTV
1. Membuka
jalan nafas
dengan tehnik
chin lift
2. memposisikan
klien untuk
memaksimalk
an ventilasi
3. mengidentifik
asi jika pasien
perlu
pemasangan
alat jalan nafas
buatan
4. mengauskultas
i suara nafas,
catat adanya
suara nafas
tambahan
5. memonitor
respirasi dan
status O2
6. mengobservasi
S : -
O : Pola
nafas klien
lancar
A : Tujuan
tercapai,
masalah
teratasi
P :
Pertahankan
intervensi
40
TTV
2 Nyeri akut
berhubunga
n dengan
Agen cidera
biologi
Pain control
(1605)
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 1 x 24 jam
diharapkan nyeri
berkurang dengan
kriteria hasil:
1. Mengenali
faktor
penyebab
nyeri
2. Menggunakan
metode
pencegahan
3. Menggunakan
metode
pencegahan
non analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
4. Menggunakan
analgetik
sesuai
kebutuhan
5. Melaporkan
gejala pada
1. Kaji secara
komprehensif
tentang nyeri
meliputi:
lokasi,
karakteristik,
dan onset,
durasi,
frekuensi,
kualitas,
intensitas/bera
tnya nyeri, dan
faktor-faktor
presipitasi.
2. Kaji
pengalaman
individu
terhadap nyeri,
keluarga,
dengan nyeri
kronis
3. Evaluasi
tentang
keefektifitan
dari tindakan
mengontrol
nyeri yang
telah
1. mengkaji secara
komprehensif
tentang nyeri
meliputi: lokasi,
karakteristik,
dan onset,
durasi,
frekuensi,
kualitas,
intensitas/beratn
ya nyeri, dan
faktor-faktor
presipitasi
2. mengkaji
pengalaman
individu
terhadap nyeri,
keluarga,
dengan nyeri
kronis
3. mengevaluasi
tentang
keefektifitan
dari tindakan
mengontrol
nyeri yang telah
digunakan
4. memberikan
informasi
S : Klien
mengatakan
nyeri sudah
berkurang
O : wajah
klien terlit
tidak
meringis
menahan
nyeri
A : Tujuan
tercapai,
Masalah
teratasi
P :
Pertahankan
intervensi
41
tenaga
kesehatan
6. Mengenali
gejala-gejala
nyeri
7. Mencatat
pengalaman
tentang nyeri
sebelumnya
8. Melaporkan
nyeri yang
sudah
terkontrol
digunakan
4. Berikan
informasi
tentang nyeri
seperti
penyebab,
berapa lama
terjadi, dan
tindakan
pencegahan
5. Berikan
analgetik
sesuai anjuran
6. Beritahu
dokter jika
tindakan
berhasil atau
terjadi keluhan
tentang nyeri
seperti
penyebab,
berapa lama
terjadi, dan
tindakan
pencegahan
5. memberikan
analgetik sesuai
anjuran
6. memberitaukan
dokter jika
tindakan
berhasil atau
terjadi keluhan
3 Ketidakseim
bangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubunga
n dengan
Ketidakma
mpuan
dalam
Nutritional
status (1004)
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan nafsu
makan klien
normal lagi
dengan kriteria
1. Kaji adanya
alergi
makanan
2. Anjurkan
pasien untuk
meningkatkan
intake Fe
3. Berikan
substansi gula
4. Berikan
makanan yang
1. mengkaji
adanya alergi
makanan
2. menganjurkan
pasien untuk
meningkatkan
intake Fe
3. memberikan
substansi gula
4. memberikan
makanan yang
S : Klien
mengatakan
sudah tidak
merasa mual
O : Klien
sudah tidak
terlihat
lemas,
konjungtiva
normal
A : Tujuan
42
memasukka
n/mencerna
makanan
karena
faktor
biologi
hasil:
1. Stamina,
Tenaga
2. Kekuatan
menggenggam
3. Penyembuhan
jaringan
4. Daya tahan
tubuh
5. Tidak ada
penurunan BB
yg berlebih
terpilih( sudah
dikonsultasika
n dengan ahli
gizi)
5. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat
catatan
makanan
harian
terpilih( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli
gizi)
5. memberikan
pasien
bagaimana
membuat
catatan
makanan hari
tercapai,
Masalah
teratasi
P :
Pertahankan
intervensi
4 Resiko
kekurangan
volume
cairan
berhubunga
n dengan
retensi
garam dan
air
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan klien
dapat tidak ada
resiko kekurangan
volume cairan
dengan kriteria
hasil:
1. Mempertaha
nkan urin
output sesuai
dengan usia
dan BB
2. TTV dalam
batas normal
3. Elastisitas
turgor kulit
1. Pertahankan
catatan intake
output urin
yang di buat
2. Monitor
adanya status
dehidrasi
3. Monitor hasil
lab. yang
sesuai dengan
retensi cairan
4. Monitor TTV
5. Kolaborasi
pemberian
cairan atau
makanan/
infus
6. Monitor status
1. mempertahan
kan catatan
intake output
urin yang di
buat
2. memonitir
adanya status
dehidrasi
3. memonitor
hasil lab.
yang sesuai
dengan
retensi cairan
4. memonitor
TTV
5. mengkolabor
asikan
pemberian
cairan atau
S : Klien
mengatakan
tidak merasa
lemah
O :Tugor
kulit normal
A : Tujuan
tercapai,
Masalah
teratasi
P :
Pertahankan
intervensi
43
normal
4. Tidak ada
tanda-tanda
dehidrasi
5. Membran
mukosa
lembab
6. Tidak ada
rasa haus
berlebihan
nutrisi
7. Dorong
masukan oral
makanan/
infud
6. memonitor
status nutrisi
7. mendorong
masukan oral
6 Ansietas
berhubunga
n dengan
perubahan
status
kesehatan
Setelah dilakukan
Asuhan
Keperawatan
diharapkan dalam
1x24jam cemas
ibu berkurang,
dengan kriteria
hasil :
1. Ibu ibu tampak
tenang
2. Ibu kooperatif
terhadap
tindakan
perawatan
3. Ibu dapat
menerima
kondisi yang
dialami
1. tingkat
kecemasan
ibu
2. Jelaskan
mekanisme
proses
persalinan
3. gali dan
tingkatkan
mekanisme
koping ibu
yang efektif
4. Beri
support
system
pada ibu
1. Memberikan
informasi yang
lengkap mengenai
masalah pasien.
2. mensupport ibu
untuk mengurangi
tingkat kecemasan
yang berlebihan
44
sekarang
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria
tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi
sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 28 minggu atau segera setelah persalinan.
Penyebab pre eklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara
pasti,tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat
perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai
penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi
intravaskulaer.
3.2 SARAN
Diharapkan mahasiswa maupun pembaca dapat mencari sumber lain
yang lebih lengkap guna menambah ilmu dan wawasan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2001
Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC.
Jakarta, 1998.
http://www.scribd.com/doc/899951/laporan kasus preeklampsia nas.
http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia dan eklampsi pada
kehamilan.
http://khuheimi.blogspot.co,/2006/08/preeklampsia dan eklampsi.html
Doengoes, Marilyn E. 2000. REncana Asuhan Keperawatan edisi III. EGC :
Jakarta.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.
Sarwono P. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Bina Pustaka : Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta.
46