PRATIKNYA good

download PRATIKNYA good

of 247

Transcript of PRATIKNYA good

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    1/247

    PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

    DALAM MENINGKATKAN INVESTASI

    DI KOTA SEMARANG

    TESIS

    Disusun Dalam rangka Memenuhi Persara!anPa"a Pr#gram Magis!er Ilmu $ukum

    Oleh%

    PRATIKN&A

    Nim % B'A(()(*+

    Pem,im,ing 

    PRO-.DR.$/. S R I RED/EKI $ARTONO0 S $

    Ni1 % 2*( *3+ (4*

    PROGRAM MAGISTER ILMU

    $UKUM UNIVERSITAS

    DIPONEGORO 

    SEMARANG

    )((5

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    2/247

    PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

    DALAM MENINGKATKAN INVESTASI

    DI KOTA SEMARANG

    Disusun Oleh%

    PRATIKN&A

    Nim % B'A(()(*+

    Di1er!ahankan "i "e1an De6an Pengu7iPa"a Tanggal % )((5

    Tesis ini !elah "i!erima

    Se,agai 1ersara!an un!uk mem1er#leh gelar

    Magis!er Ilmu $ukum

    Pem,im,ing Menge!ahui Ke!ua Pr#gram

    Magis!er Ilmu $ukum

    Pr#8.DR.$/.Sri Re"7e k i $ar!#n#0  S$ Pr#8.  DR.  B a r"a N a 6 a 6i Ar i e80S$. 

    Ni1 % 2*( *3+ (4* Ni1 % 2*( *4( 429

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    3/247

    KATA PENGANTAR 

    Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Pengembangan Kawasan Industri alam !eningkatkan !inat In"estasi i K#ta

    Semarang$ sebagai salah satu persyaratan untuk men%apai gelar magister pr#gram studi ilmu

    hukum pada Pr#gram Pas%a Sarjana &ni"ersitas ip#neg#r#'

    Penyusunan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan, arahan dan

     bimbingan dengan penuh kesabaran #leh Ibu Pr#(' r' )j' Sri *edjeki )art#n#, S) sebagai

    d#sen pembimbing utama dan +apak +udihart#, S), !S sebagai d#sen pembimbing kedua'

    &ntuk semua ini, dengan segala kerendahan hati kami menghaturkan rasa terima kasih yang tak 

    terhingga dan penghargaan sedalam-dalamnya'

    &%apan terima kasih juga kami sampaikan kepada

    ' Pr#(' *' dr' Susil# Wib#w#, !S'!ed' SP, And, selaku *ekt#r &ni"ersitas

    ip#neg#r#'

    .' Pr#(' *' +arda Nawawi Arie(, S), selaku Ketua Pr#gram Pas%a Sarjana /!agister Ilmu

    )ukum0 &ni"ersitas ip#neg#r#'

    1' r' Arie( )idayat, S), !S, selaku ekan 2akultas )ukum &ni"ersitas ip#neg#r#'

    3' Seluruh sta( pengajar dan sta( akademika Pr#gram Pas%a Sarjana !agister Ilmu )ukum

    &ni"ersitas ip#neg#r# yang telah membantu selama masa studi dan sampai penulisan tesis

    ini selesai'

    4' ireksi PT' KIW /Perser#0 yang dengan ketulusan dan kebaikan hati telah memberikan

    kemudahan-kemudahan i5in waktu kerja serta segala bantuannya demi selesainya studi kami'

    6' Seluruh sta( PT' KIW /perser#0 yang telah memberikan bantuan, d#r#ngan dan semangatselama ini'

    7' Para pimpinan Kawasan Industri di K#ta Semarang yang telah memberikan bantuan

    dan kemudahan dalam i5in-i5in penelitian'

    8' Ketua )impunan Kawasan Industri /)KI0 9awa Tengah yang telah banyak membantu dan

    meluangkan waktu untuk penelitian'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    4/247

    :' Kepala inas Perindustrian dan Perdagangan, dan Kepala +adan K##rdinasi Penanaman

    !#dal K#ta Semarang yang telah berkenan memberikan i5in dan bantuan dalam penelitian

    tesis ini'

    *asa sayang dan %inta yang dalam serta terima kasih kami sampaikan kepada istriku

    r' Anasih *a%hmawati, dan anak-anakku tersayang yang imut dan pinter Adhitera Pradana

     Nugrahant# dan Alya Pradana Kurniadewi, yang telah selalu memberi d#r#ngan, semangat ,

    inspirasi serta sabar dan pengertian dengan meng#rbankan waktu keluarga yang banyak tersita

    selama studi sampai dengan selesainya tesis ini' Sem#ga All#h SWT senantiasa

    memberikan Tau(ik dan )idayah-Nya serta kesabaran dan keteguhan hati kepada kita semua

    dalam menuntut ilmu'

    *asa terima kasih juga senantiasa kami haturkan kepada ayahanda dan almarhumah

    ibunda ter%inta, sungguh hanya karena jasa dan peng#rbanan beliau yang tak terhingga dalam

    mendidik kami , kami dapat menyelesaikan dan melampaui jenjang demi jenjang pendidikan

    dan kehidupan yang lebih baik'

    &%apan terima kasih juga kami sampaikan kepada mertua kami serta kakak-kakak 

    dan adik ter%inta yang telah selalu memberikan semangat, d#r#ngan dan m#ti"asi sehingga kami

    dapat menyelesaikan studi kami'

    Kepada semua pihak yang tak bisa kami sebutkan satu persatu, atas bantuan dan

    dukungannya hingga selesainya penulisan tesis ini, tak lupa kami menyampaikan rasa terima

    kasih sebanyak-banyaknya'

    Amin'

    Sem#ga All#h SWT senantiasa men%atat segala amal kebaikan !ereka semuanya,

    Semarang, Agustus .;;7

    Penulis

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    5/247

    DA-TAR ISI

    $alaman

    )AANTA* iii

    A2TA* ISI "

    A2TA* SIN>KATAN ?

    A+ST*AK ?i

    A+ST*A@T ?ii

    +A+ I P=NA)&' Sistematika Penulisan :

    +A+ II P=N>=!+AN>AN KAWASAN IN&ST*I A

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    6/247

    4' 2akt#r-2akt#r Bang !e m pengaruhi In"esta s i 4;

    a' 2akt#r Interen 4;

     b' 2akt#r =kteren 4

    6' Peranan In"estasi +agi Pe m bangunan i aerah 46a' Su m ber !#dal 46

     b' !ena m b a h

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    7/247

     b' Aspek Teknis 87

    1' )arm#nisasi Peraturan Perundangan Bang !engatur 

    Kawasan Industri :

    a' Pada Tingkat Pusat :.

     b' Pada Tingkat aerah :13' 2akt#r-2akt#r Bang !empengaruhi Perkembangan

    Kawasan Industri :3

    a' 2akt#r Interen Kawasan Industri :3

     b' 2akt#r =kteren Kawasan industri :6

    4' Pembinaan dan Pengawasan Kawasan Industri ;

    a' Cleh Pemerintah ;

     b' Cleh As#siasi ;.

    +A+ III )ASI< P=N=

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    8/247

    e' Cperasi#nal Kawasan Industri 18

    (' 9umlah Kawasan Industri i K#ta Semarang 3.

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    9/247

    g' Peran Kawasan Industri alam !enarik In"est#r 

    i K#ta Semarang 33

    1' Kendala-Kendala alam !engembangkan Kawasan Industri

    i K#ta Semarang 38

    a' Kendala Buridis 38

     b' Kendala N#n Buridis 3:

    3' &paya !engembangkan Kawasan Industri alam !eningkatkan

    In"estasi i K#ta Semarang 4

    +' Pembahasan

    'Peraturan perundangan Bang Ada +elum @ukup !enunjang

    +agi Kawasan Industri alam !enarik !inat In"est#r 

    i K#ta Semarang 41

    a' Peraturan Perundangan Bang Terkait engan Perkembangan

    Kawasan Industri 41

     b' Peraturan Perundangan Bang !endukung Kawasan Industri 63

    %' Peraturan Perudangan yang !enjadi Kendala Perkembangan

    Kawasan Industri 68

    .' Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Industri i K#ta Semarang

    alam !enarik In"estasi 74

    a' Peren%anaan Pembangunan Kawasan Industri 74

     b' Pr#ses Peri5inan &saha Kawasan Industri 8;

    %' Pembangunan 2isik Kawasan Industri 81

    d' K#ndisi 2isik Kawasan Industri i K#ta Semarang :1

    e' Cperasi#nal Kawasan Industri .;;

    (' Peran Kawasan Industri alam !enarik In"est#r 

    i K#ta Semarang .;4

    g' Keuntungan-Keuntungan engan Adanya Kawasan Industri .;

    1' Kendala - Kendala alam !engembangkan Kawasan Industri

    i K#ta Semarang .3

    a' Kendala Buridis .3

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    10/247

     b' Kendala N#n Buridis .4

    3' &paya !engembangkan Kawasan Industri alam !eningkatkan

    In"estasi i K#ta Semarang .6

    +A+ I P=N&T&P

    A' Kesimpulan .:

    +' Saran ...

    A2TA* P&STAKA ..3

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    11/247

    DA-TAR SINGKATAN

    A!A< Analisis !engenai ampak ATT >eneral Agreement #n Tari( and Trade

    >SP >enerali5ed System #( Pre(eren%es

    )KI )impunan Kawasan Industri

    )>+ )ak >una +angunan

    I!+ I5in !endirikan +angunan

    IPA< Instalasi Peng#lahan Air

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    12/247

    WTC W#rld Trade Crgani5ati#n

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    13/247

    ABSTRAK 

    +erangkat dari perkembangan kawasan industri di k#ta Semarang yang masih berjalan

    lambat, yang mengakibatkan keberadaannya belum mampu menjadi sarana untuk memberikemudahan bagi kegiatan industri guna mend#r#ng minat in"estasi di k#ta Semarang

    sebagaimana diamanahkan #leh peraturan perundang-undangan, maka penelitian ini diangkat

    dalam kerangka membangun kembali nilai-nilai yang terkandung dalam kawasan industri dengan

    tujuan agar kawasan industri dapat mengambil bagian dalam men%iptakan iklim in"estasi yang

    lebih baik di Ind#nesia khususnya di k#ta Semarang'

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perangkat peraturan

     perundangan yang ada sudah %ukup menunjang bagi perkembangan kawasan industri dalam

    menarik minat in"estasi di k#ta Semarang, tujuan lainnya adalah untuk mengetahui bagaimana

     pelaksanaan pembangunan kawasan industri di k#ta Semarang berjalan sesuai dengan harapan,serta untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada dan memberikan saran serta masukan

    kepada pemerintah untuk perbaikan di kemudian hari'

    !et#de yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan yuridis

    n#rmati( dan yuridis empiris ' pendekatan yuridis n#rmati( digunakan dengan alasan bahwa

    kawasan industri merupakan institusi yang menjalankan perannya berdasarkan n#rma-n#rma

    hukum, sedangkan pendekatan yuridis empiris digunakan untuk melihat bagaimana

     pembangunan kawasan industri berjalan dalam realitanya' Sedangkan data yang diper#leh

    dianalisa se%ara kualitati('

    Keberadaan kawasan industri diatur dengan Keputusan Presiden n#' 3 tahun ::6,

    namun pembangunan kawasan industri dalam pelaksanaannya melibatkan beberapa instansi,

    sehingga diperlukan adanya k##rdinasi' K##rdinasi tersebut akan dapat berjalan dengan baik 

    manakala ada perangkat peraturan pada tingkat pusat maupun daerah yang mengatur keterlibatan

    tersebut' Sampai saat ini perangkat peraturan yang ada masih belum %ukup untuk menunjang

     bagi perkembangan kawasan industri dalam menarik minat in"estasi di k#ta Semarang'

    Sejalan dengan Ct#n#mi aerah, pemerintah k#ta Semarang dapat meman(aatkan

    kawasan industri yang ada sebagai sarana meningkatkan iklim in"estasi yang lebih baik guna

    meningkatkan daya saing k#ta Semarang terhadap k#ta-k#ta lainnya dalam menarik in"est#r'

    Agar kawasan industri berperan se%ara #ptimal dalam ikut serta meningkatkan minat in"estasi,

    maka diperlukan adanya dukungan dan sinergi dari pemerintah k#ta Semarang kepada kawasan

    industri yang ada '

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    14/247

    ABSTRA:T

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    15/247

    BAB I

    PENDA$ULUAN

    A. La!ar Belakang Masalah

    Perwujudan dari in"estasi langsung yang dilakukan #leh in"est#r adalah

     berdirinya bangunan pabrik untuk kegiatan industri' &ntuk mendirikan pabrik tersebut

    diperlukan adanya suatu l#kasi yang tepat sehingga kelan%aran #perasi#nal pabrik tersebut

    dapat terjamin' Pada umumnya pemilihan l#kasi pabrik #leh in"est#r didasarkan pada

     pertimbangan bahwa l#kasi tersebut harus dapat mendukung usahanya' In"est#r 

    menginginkan adanya kemudahan dalam pr#ses mendirikan pabriknya, mereka tidak mau

    direp#tkan dalam hal antara lain peri5inan yang harus ditempuh dengan bertele-tele dan

    memakan waktu lama, melakukan pembebasan tanah sendiri dari penduduk sampai dengan

    memper#leh hak atas tanahnya yang biasanya memerlukan pr#ses yang panjang , maupun

    harus menyediakan sarana dan prasarananya sendiri' Sebagai pelaku bisnis yang sangat

    menghargai waktu, maka mereka menginginkan waktu yang %epat dalam pr#ses

     pembangunan pabriknya, dengan maksud supaya dapat segera berk#nsentrasi dalam

    meng#perasikan pabriknya, sehingga keuntungan yang diharapkan dapat segera diraih'

    Ind#nesia sebagai negara berkembang sangat membutuhkan in"estasi' Cleh

    karena itu untuk mengundang para in"est#r baik nasi#nal maupun asing, agar mereka mau

    menanamkan m#dalnya di wilayah Ind#nesia diperlukan kebijakan-kebijakan pemerintah

    yang dapat menarik minat in"est#r' Salah satu %ara yang dapat dilakukan untuk menarik 

    minat in"est#r tersebut, di antaranya dengan memberikan kemudahan bagi in"est#r dengan

     penyediakan l#kasi industri yang siap pakai meliputi lahan yang telah siap bangunF adanya

     jaminan hak atas tanah dapat diper#leh dengan mudahF tersedianya sarana dan prasarana

    yang dibutuhkan #leh in"est#rF dan kemudahan dalam mendapatkan peri5inan' engan

    demikian in"est#r dapat segera membangun dan meng#perasi#nalkan pabriknya' Selain itu

    untuk mendukung kelan%aran #perasi#nal pabrik tersebut, diperlukan adanya suasana yang

    k#ndusi( sehingga (akt#r keamanan, kenyamanan dan ketentraman bagi in"est#r mutlak 

    diperlukan'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    16/247

    Pemerintah aerah mempunyai kesempatan menyediakan l#kasi industri yang

    dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan kemudahan bagi in"est#r yang akan

    menanamkan m#dal di daerahnya'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    17/247

    !enurut Pasal . huru( b Kepres 3 tahun ::6 disebutkan bahwa tujuan

     pembangunan kawasan industri adalah untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan

    industri' Nilai lebih dari kawasan industri dibandingkan dengan di luar kawasan industri

    antara lain seperti tanah telah siap bangun, jaminan memper#leh hak atas tanah , in"est#r 

    tidak perlu membiayai pembangunan in(rastrukur, karena sarana dan prasarana yang

    diperlukan telah disiapkan #leh pengusaha kawasan industri, keamanan dan kenyamanan

    serta kebersihan lebih terjamin karena dikel#la #leh perusahaan kawasan industri' engan

    kelebihan yang dimiliki #leh kawasan industri tersebut, maka para in"est#r memper#leh

    kemudahan dalam melakukan kegiatan industrinya' engan adanya pelayanan yang baik 

    tersebut diharapkan in"est#r akan tertarik menanamkan m#dalnya di dalam kawasan

    industri, sehingga kawasan industri dapat menjadi sarana daya tarik in"estasi bagi daerah

    dimana kawasan industri tersebut berdiri'

    Tim K##rdinasi Kawasan Industri epartemen Perindustrian *I

    menjelaskan

     bahwa tujuan utama pembangunan dan pengusahaan kawasan industri / Industrial Estate0

    adalah untuk memberikan kemudahan bagi para in"est#r sekt#r industri untuk memper#leh

    lahan industri dalam melakukan pembangunan industri' Selanjutnya disebutkan bahwa

     pembangunan kawasan industri dimaksudkan sebagai sarana upaya pemerintah untuk 

    men%iptakan iklim in"estasi yang lebih baik melalui penyediaan l#kasi industri yag telah siap

     pakai yang didukung #leh (asilitas dan prasarana yang lengkap dan ber#rientasi pada

    kemudahan untuk mengatasi masalah pengel#laan dampak lingkungan yang ditimbulkan

    #leh limbah industri'

    Sejalan dengan pelaksanaan #t#n#mi daerah yang menuntut kemandirian daerah

    dalam segala hal' banyak daerah mulai serius untuk menggarap sumber penggerak ek#n#mi

    dari sekt#r in"estasi' +erbagai regulasi dan institusi pendukung mulai dibenahi, bahkan telah

    mun%ul kesadaran daerah akan perlunya kawasan industri sebagai sarana daya tarik in"estasi

     bagi daerah' >ejala ini dapat terlihat dari sudah banyak daerah kabupatenGk#ta di 9awa

    Tim K##rdinasi Kawasan Industri epartemen Perindustrian, Kebijakan Pembangunan Kawasan industri Pasca Keputusan Presiden nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri Seminar Pembangunan Kawasan Industri,9akarta , ::;'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    18/247

    Tengah yang mulai menggagas pembangunan kawasan industri, seperti Kabupaten 9epara

    dan Kabupaten Sragen yang telah membangun kawasan industri untuk menampung in"estasi

    di daerahnya'

    Keberadaan kawasan industri di daerah dapat berperan sebagai penggerak 

    ek#n#mi daerah' engan berdirinya pabrik-pabrik di dalam kawasan industri akan

    memberikan e(ek multiplier yang sangat besar dan dapat mendukung peningkatan

    ek#n#mi daerah' Sumbangan dari kawasan industri dalam memajukan ek#n#mi daerah

    antara lain adalah meningkatnya pendapatan asli daerah /PA0, terserapnya tenaga kerja,

    timbulnya wirausaha-wirausaha baru, naiknya daya beli masyarakat, berkembangnya pasar 

    dan lembaga keuangan, dan lain-lain' Sebagai %#nt#h dari hasil pra penelitian kami pada

    salah satu kawasan industri di k#ta Semarang yaitu “Kawasan Industri Tugu

    Wijayakusuma$' Kawasan industri ini telah dapat men%iptakan e(ek multiplier bagi K#ta

    Semarang , dari tanah yang di%adangkan pada tahap I seluas .4; )a yang akan

    dikembangkan menjadi kawasan industri, sampai sekarang sudah ber#perasi sebanyak .1

     pabrik dengan menempati lahan seluas sekitar .4 ha' ari sejumlah pabrik tersebut telah

    mampu menyerap tenaga kerja sekitar 6'4;; #rang, ini belum termasuk tenaga in(#rmal yang

     bekerja sebagai tenaga b#ngkar muat, kuli bangunan atau sebagai tukang #jek,

    tumbuhnya ek#n#mi masyarakat sekitar dengan membuka warung, %atering, membuka

    tempat k#s-k#san bagi buruh pabrik dan lain sebagainya' Apabila dari satu saja kawasan

    industri ini dapat berkembang dengan baik, maka dapat dipastikan besarnya man(aat yang

    akan diper#leh dari kawasan industri bagi pembangunan ek#n#mi daerah'

    !emperhatikan besarnya k#ntribusi dari kawasan industri dalam menggerakkan

    ek#n#mi daerah melalui sekt#r in"estasi, maka sudah semestinya daerah dimana kawasan

    industri berada memberikan perhatian yang lebih terhadap kawasan industri yang ada,

    sehingga kawasan industri dapat berkembang dengan lan%ar sesuai yang diharapkan dan

    dapat mendukung iklim in"estasi yang k#ndusi( di daerah'

    Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa kawasan industri pada kenyataannya dapat

    memberikan k#ntribusi yang besar dalam peningkatan perek#n#mian daerah dimana kawasan

    industri tersebut berada' !eskipun telah banyak daerah yang menyadari pentingnya man(aat

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    19/247

    keberadaan kawasan industri bagi pembangunan di daerahnya, dengan berl#mba-l#mba

    mendirikan kawasan industri' Namun masih banyak daerah yang belum mendukung

    dan meman(aatkan keberadaan kawasan industri sebagai sarana daya tarik in"estasi,

    meskipun di daerah tersebut telah ada kawasan industrinya' Perusahaan kawasan industri di

    daerah tersebut masih berjalan sendiri sebagai perusahaan pada umumnya tanpa dukungan

    maupun pemberian insenti(' Sikap pemerintah daerah seperti ini jelas akan menghambat

     perkembangan kawasan industri, mengingat untuk membangun dan meng#perasi#nalkan

    suatu kawasan industri diperlukan adanya dukungan dan keterlibatan banyak instansi karena

     banyak aspek yang terkait disana'

    +anyaknya keluhan dari perusahaan kawasan industri terhadap kebijakan

     pemerintah baik pusat maupun daerah yang kurang mendukung terhadap keberadaan

    kawasan industri selalu mengemuka pada setiap rapat kerja himpunan kawasan industri

    Ind#nesia /)KI0

    yang diselenggarakan setiap tahun dan dihadiri #leh pengusaha kawasan

    industri di seluruh Ind#nesia' Ini membuktikan bahwa masih belum adanya persamaan

     persepsi dari pemerintah untuk mengembangkan kawasan industri dan pentingnya

    keberadaan kawasan industri dalam meningkatkan ek#n#mi nasi#nal atau daerah'

    Perkembangan suatu kawasan industri, dalam hal ini %epat atau lambatnya suatu

    kawasan industri dihuni #leh in"est#r untuk mendirikan pabriknya dapat dipengaruhi #leh

     beberapa (akt#r antara lain dari internal kawasan industri itu sendiri, seperti ketersediaan

    ka"ling industri dan sarana dan prasarana yang dibutuhkan #leh in"est#rF strategis tidaknya

    l#kasi kawasan industriF maupun dari segi pr#m#si' Sedangkan (akt#r eksternal, seperti

    tidak adanya bantuan dana dalam pembangunan dan Pemeliharaan in(rastruktur /sarana dan

     prasarana0 di dalam kawasan industri dari pemerintah, sehingga pengusaha kawasan industri

    mengalami kesulitan untuk memenuhinya karena keterbatasan dana, menggingat

     pembangunan kawasan industri memerlukan dana in"estasi yang besarF masih belum

     pulihnya iklim yang k#ndusi( bagi in"estasiF tidak adanya keharusan in"est#r mendirikan

     pabrik di dalam kawasan industriF maupun tidak adanya insenti( yang berarti dari

     pemerintah bagi in"est#r yang mau menanaman m#dalnya di dalam kawasan industri'

    +ahan raker )KI tahun .;;4 di Surabaya'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    20/247

    K#ndisi tersebut menimbulkan adanya anggapan dari in"est#r bahwa tidak ada bedanya

    membangun pabriknya di dalam kawasan industri maupun di luar kawasan industri, bahkan

    in"est#r ada yang lebih tertarik berada di luar kawasan industri yang rata-rata harga tanahnya

    masih rendah dari pada harga tanah di dalam kawasan industri' 2akt#r-(akt#r eksternal

    tersebut menjadi kendala dalam pengembangan kawasan industri'

    !enurut data dari )impunan Kawasan Industri /)KI0 di wilayah K#ta Semarang saat

    ini terdapat : perusahaan kawasan industri dengan lahan yang dikel#la seluas lebih kurang

    '3;; ha, dari kawasan industri yang ada tersebut rata-rata perkembangannya masih lambat'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    21/247

    1' Kendala-kendala apakah yang mungkin timbul dalam mengembangkan kawasan

    industri di K#ta Semarang dan upaya-upaya apakah yang perlu dilakukan untuk 

    mengurangi kendala-kendala tersebut'

    @' Tin7auan Pus!aka

    Pada tinjauan pustaka ini akan diuraikan k#nsep-k#nsep yang berkaitan dengan substansi

    tesis yaitu

    ' Ka6asan In"us!ri

    a. Penger!ian Ka6asan In"us!ri

    !enurut Nati#nal Industrial #ning @#mmitteeJs /&SA0 :67 , yang

    dimaksud dengan kawasan industri atau  Industrial Estate atau sering disebut dengan

     Industrial Park adalah suatu kawasan industri di atas tanah yang %ukup luas, yang

    se%ara administrati( dik#ntr#l #leh sese#rang atau sebuah lembaga yang %#%#k untuk 

    kegiatan industri, karena l#kasinya, t#p#gra(inya, 5#ning yang tepat, kesediaan semua

    in(rastrukturnya /utilitas0, dan kemudahan aksesibilitas transp#rtasi'

    e(inisi lain, menurut Industrial e"el#pment )andb##k dari &

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    22/247

    +eberapa peraturan perundangan yang ada belum menggunaan istilah kawasan

    industri, seperti &ndang-&ndang P#k#k Agraria /&&PA0 N#' 4 Tahun :6;, belum

    mengenal istilah-istilah sema%am

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    23/247

    adalah satuan ge#gra(is sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri,

     baik berupa industri dasar maupun industri hilir, ber#rientasi kepada k#nsumen akhir 

    dengan p#pulasi tinggi sebagai pengerak utama yang se%ara keseluruhan

    membentuk berbagai kawasan yang terpadu dan beragl#merasi dalam kegiatan

    ek#n#mi dan memiliki daya ikat spasial'

     b' Ben!uk -isik Ka6asan In"us!ri.

    Kawasan Industri sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden N#m#r 

    3 Tahun ::6, dalam pembangunannya mempunyai bentuk (isik yang men%akup unsur-

    unsur sebagai berikut

    ' Induk0 atas nama perusahaan kawasan industri dan di batasi dengan pagar 

    keliling'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    24/247

    3' Pengel#la Kawasan Industri, kawasan industri dalam #perasi#nalnya dikel#la #leh

     perusahaan kawasan industri' Perusahaan pengel#la tersebut merupakan badan

    hukum yang didirikan menurut hukum Ind#nesia dan berkedudukan di Ind#nesia,

    yang ditunjuk #leh dan Gatau menerima hak dan kewajiban dari perusahaan kawasan

    industri khusus untuk melaksanakan pengel#laan sebagian atau seluruh kawasan

    industri'

    4' Tata Tertib Kawasan Industri, adalah peraturan yang ditetapkan #leh perusahaan

    kawasan indsutri, yang mengatur hak dan kewajiban perusahaan kawasan industri,

     perusahaan pengel#la kawasan industri dan perusahaan industri dalam pengel#aan

    dan peman(aatan kawasan industri'

    6' I5in A!A

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    25/247

    a. Penger!ian In;es!asi.

    #rgani$ation %or European Economic &operation '#EE& 0 memberikan dua

     pengertian mengenai penanaman m#dal /in"estasi0, direct in(estment /in"estasi langsung0

    dan  porto%olio in(estment /in"estasi tidak langsung0' inyatakan dalam C==@ bahwa “

    direct In(estment is meant ac)uisition o% su%%ient interst in an undertaking to ensure its

    control b* the in(estor $' !enurut Ismail Sunny, kesimpulan yang dapat ditarik dari

    de(inisi mengenai penanaman m#dal yang dibuat #leh C==@, yaitu bahwa penanam

    m#dal /in"est#r0 diberi keleluasaan pengusahaan dan penyelenggaraan pimpinan dalam

     perusahaan dimana m#dalnya ditanam, dalam arti bahwa penanam m#dal mempunyai

     penguasaan atas m#dal'

    In"estasi bisa berupa in"estasi asing maupun in"estasi nasi#nal' In"estasi

    asing ini di Ind#nesia sering dikenal dengan istilah Penanaman !#dal Asing /P!A0, di

    mana sebagian besar m#dalnya berasal dari luar negeri' Sedangkan in"estasi nasi#nal

    sering dikenal dengan Penanaman !#dal alam Negeri /P!N0, m#dalnya sebagian

     besar berasal dari dalam negeri'

    Apabila kita melihat ketentuan pasal &&P!A tahun :67., yang

    dimaksudkan dengan pengertian penanaman m#dal asing hanyalah meliputi

     penanaman m#dal asing se%ara langsung, artinya bahwa pemilik m#dal se%ara langsung

    menanggung resik# dari penanaman m#dalnya di Ind#nesia' engan kata lain,

    in"estasi asing yang diperb#lehkan #leh &&P!A tahun :67 hanyalah “ direct 

    in(estment $ yang biasa dipertentangkan dengan “  porto%olio in(estment $, dimana

    in"est#r hanya memiliki sejumlah saham dalam suatu perusahaan, tanpa mempunyai

    kekuasaan langsung dalam menejemen perusahaan' Akan tetapi dalam kenyataan suatu

     penanaman m#dal asing yang yuridis merupakan “direct in(estment “ dapat saja

    merupakan “ Porto%olio in(estment $

    Ismail Sunny, Tinjauan +tas !!P,+ dan Kredit "uar -egeri, Pradnya Paramita 9akarta, :76,hal 13'

    .Sunaryati )art#n#, .eberapa ,asalah Transnasional dalam P,+ di Indonesia, +ina @ipta,+andung, :7., hal 78-7:'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    26/247

    atau sebaliknya, yang berarti bahwa resik# dalam penanaman m#dal tidak selalu

    ditanggung #leh pihak yang “di atas kertas$menanggung resik# itu '

    T' !ulya

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    27/247

    dikehendaki #leh suatu negara penerima m#dal, maka kebijakan pemerintah mengenai

    in"estasi harus men%erminkan kemampuan pemerintah untuk

    0 !enjamin bahwa m#dal yang dimiliki #leh para in"est#r nasi#nal ditanam di dalam

    negeri sendiri dan tidak justru lari ke luar negeri'

    .0 +ersaing dengan pemerintah negara lain untuk menarik minat in"est#r asing agar

    mau menanamkan m#dalnya'

    Tujuan pemerintah mendatangkan in"est#r dengan tujuan in"est#r dalam

    menanamkan m#dalnya terdapat perbedaan' i satu sisi pemerintah mengharapkan

    dengan adanya in"estasi akan memberikan sumbangan terhadap kegiatan pembangunan'

    Sedangkan tujuan in"est#r dalam menanamkan m#dalnya di suatu negara didasarkan

     pada pertimbangan bisnis, yaitu untuk men%ari keuntungan sebanyak-banyaknya' engan

    demikian pemerintah diharapkan dapat menseimbangkan antara kepentingan

     pembangunan dan juga kepentingan para in"est#r dalam menanamkan m#dalnya, supaya

    harapan-harapan dari kegiatan in"estasi dapat menjadi bagian dari pembangunan dapat

    terpenuhi dan juga kepentingan para in"est#r tidak dirugikan'

    i dalam in"estasi yang berasal dari luar negeri /in"estasi asing0 tentunya ada

    dua negara bahkan lebih yang berkepentingan, yaitu negara asal P!A dan negara

     penerima m#dal' Seringkali terjadi k#n(lik kepentingan antara in"est#r dengan kebijakan

    negara penerima m#dal' K#n(lik kepentingan ini terutama terletak pada m#ti( penanaman

    m#dal asing yang bertujuan untuk memper#leh keuntungan sebesar-besarnya,

    memperkuat p#sisinya guna mendapatkan man(aat semaksimal mungkin atas m#dal

    yang ditanamkan, skill dan tekn#l#gi mereka, sedangkan bagi negara penerima m#dal

    asing mempunyai kepentingan untuk meman(aatkan m#dal asing, skill dan tekn#l#gi

     pihak asing untuk kepentingan pembangunan negaranya' Sehingga di sini tampak 

     bahwa ada saling ketergantungan antara negara penerima m#dal dan negara penanamm#dal' &mumnya negara penerima m#dal adalah negara-negara yang dikatakan sebagai

    negara dunia ketiga atau negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Ind#nesia

    dalam membangun negaranya membutuhkan m#dal yang besar untuk membiayai

     pembangunan

    Sumant#r#, .unga /ampai Permasalahan Penanaman modal , +ina Aksara, +andung, :76' hal 1

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    28/247

    dan juga membutuhkan tekn#l#gi dikarenakan umumnya negara sedang berkembang

    tekn#l#gi yang dikuasai masih tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara

    maju sehingga masuknya tekn#l#gi baru sangat diharapkan'

    !eskipun antara negara penanam m#dal dan negara penerima m#dal itu saling

    tergantung, namun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda' Sehingga kebijakan

    negara pengirim m#dal dan negara penerima m#dal tidak sama' Negara pengirim m#dal

    menerapkan kebijakan untuk melindungi warga negaranya yang menjadi in"est#r di

    negara penerima m#dal' Sedangkan negara penerima m#dal termasuk juga negara

    Ind#nesia menerapkan kebijakan yang dipakai sebagai ped#man untuk men%apai sasaran

    sesuai dengan pembangunan yang sedang dijalankan di negaranya'

    alam rangka untuk mengundang para in"est#r baik nasi#nal maupun asing,

    agar mereka mau menanamkan m#dalnya di wilayah Ind#nesia diperlukan kebijakan-

    kebijakan pemerintah yang dapat menarik minat in"est#r' Cleh karena itu perlu

    dipikirkan %ara-%ara untuk menarik minat para in"est#r supaya mau menanamkan

    m#dalnya di Ind#nesia' )al ini dapat dilakukan di antaranya dengan %ara mempermudah

     pr#sedur peri5inan in"estasi' Selama ini, khususnya pada masa Crde +aru walaupun telah

    dikeluarkannya &ndang-undang P!A beserta berbagai peraturan pelaksanaannya pada

    kenyataannya pr#sedur P!A di negeri ini masih %ukup rumit, berbelit-belit dan

     bir#kratis, dan banyak dikeluhkan #leh in"est#r asing' Paket-paket deregulasi yang

    dikeluarkan semasa Crde +aru se%ara prinsip tidak menyebabkan pr#sedur P!A menjadi

    sederhana, malah perubahan kebijakan dari one stop ser(ice ke multidoor ser(ice

    menyebabkan pr#sedur tersebut menjadi semakin rumit'

    !#%htar Kusumaatmadja menyatakan bahwa, Ind#nesia telah melewati tahap

     pertama dalam upaya menarik m#dal asing untuk membantu pembangunan'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    29/247

    m#dal serta k#n"ertibilitas mata uangF penghindaran pajak bergandaF masuk atau

    tinggalnya sta( ahli yang diperlukanF penyelesaian sengketaF perlakuan yang sama

    terhadap in"est#r asing dan d#mestikF insenti( untuk penanaman m#dalF transparansi

    atau kejelasan mengenai peraturan perundanganF pr#sedur administrasi yang berlaku

    serta kebijaksanaan yang bertalian dengan in"estasiF dan kepastian hukum termasuk 

    “en(#r%ement$ dari putusan-putusan pengadilan' Pada saat ini menurut !#%tar 

    kusumaatmadja, kita berada pada tahap kedua dengan telah ikut sertanya Ind#nesia di

    dalam penandatanganan perjanjian WTC yang di dalamnya memuat tentang T*I!s'

    engan demikian T*I!s menjadi suatu hal yang penting dan harus kita perhatikan dan

    kita mempunyai waktu lima tahun untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan

    dan syarat-syarat yang ter%antum dalam perjanjian T*I!s dan >ATSGWTC pada

    umumnya'

    Sejalan dengan diberlakukannya Ct#n#mi aerah yang menuntut kemandirian

    daerah' Salah satu %ara yang dapat ditempuh untuk menggerakan ek#n#mi daerah

    KabupatenGK#ta adalah dengan mengundang masuknya in"estasi di daerah' )al ini

    mend#r#ng daerah KabupatenGK#ta saling berl#mba untuk menarik in"est#r agar mau

    menanamkan m#dal di daerahnya , dengan memberikan kemudahan-kemudahan'

    !enurut K#misi Pemantauan Ct#n#mi aerah /KPPC0, agar supaya daerah

    KabupatenGK#ta dapat menarik bagi in"estasi, maka paling tidak harus diperhatikan 4

    (akt#r yang menjadi daya tarik in"estasi di daerah yaitu kelembagaan /termasuk Perda0,

    S#sial P#litik, =k#n#mi aerah, Tenaga Kerja dan Pr#dukti"itas, serta In(rastruktur 

    2isik' Kawasan industri termasuk sebagai salah satu bentuk in(rastruktur (isik dibangun

    dengan maksud sebagai salah satu upaya memberikan kemudahan bagi in"est#r melalui

     penyediaan lahan industri yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang

    memadai, sehingga bagi in"est#r yang akan membangun industriGpabriknya , mereka

    tidak perlu banyak waktu untuk men%ari l#kasi lahan dan mengurus peri5inan yang

    diperlukan'

    ' Tu7uan Peneli!ian.

    !#%tar Kusumaatmadja, 0urnal ukum -o2 5 ol2 3, ::6'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    30/247

    Penelitian ini se%ara umum bertujuan untuk

    ' !engetahui harm#nisasi kebijakan in"estasi K#ta Semarang dengan kebijakan

     pemerintah pusat khususnya terhadap kebijakan pembangunan kawasan industri'

    .'!endapatkan gambaran mengenai implementasi kebijakan pembangunan kawasan

    industri sebagai salah satu (akt#r daya tarik in"estasi di K#ta Semarang'

    1'!engetahui upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan terhadap pembangunan kawasan

    industri, sehingga kawasan industri dapat berkembang dan berperan dalam

    meningkatkan minat in"estasi di K#ta Semarang'

    =' K#n!ri,usi Peneli!ian

    !an(aat penelitian ini diharapkan dapat memberikan k#ntribusi baik dari segi

    te#ritis maupun dari segi praktis yaitu

    ' ari segi Te#ritis'

    )asil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi

     pengembangan ilmu hukum khususnya hukum ek#n#mi terutama yang berkaitan

    dengan kebijaksanaan in"estasi dan dapat memberikan masukan bagi para pengambil

    kebijaksanaan tentang in"estasi di Ind#nesia khususnya untuk pemerintah daerah'

    .' ari segi Praktis

    )arapannya hasil penelitian ini dapat memberikan in(#rmasi dan man(aat,

    yaitu

    a. apat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan e"aluasi bagi perumus

    kebijaksanaan dalam merumuskan kebijaksanaan in"estasi melalui

     pembangunan kawasan industri, yang memerlukan strategi pembangunan

    se%ara integral'

    ,. !emberikan masukan bagi in"est#r sebagai pertimbangan dalam

    memutuskan ren%ana in"estasinya'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    31/247

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    32/247

    Sedangkan resp#nden dalam penelitian ini adalah

    a. Pimpinan Perusahaan Kawasan Industri yang berada di wilayah industri

    Semarang Timur dan Wilayah Industri Semarang +arat yang dijadikan sampel

    ,. Ketua )impunan Kawasan Industri @abang 9awa Tengah'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    33/247

    k#mprehensi( tentang Pembangunan Kawasan Industri dalam menunjang

    minat in"estasi di K#ta Semarang

    4' Teknik Analisa ata'

    Setelah keseluruhan data primer dan data sekunder terkumpul, langkah yang

    diambil peneliti selanjutnya adalah meng#lah dan melakukan analisis data'

    Peng#lahan data dilakukan dengan tujuan untuk merapikan data hasil

     pengumpulam data dilapangan sehingga siap pakai untuk dianalisis' Selanjutnya

    data yang ada akan dianalisa se%ara kualitati(' ari analisis ini dapat diper#leh

    gambaran se%ara utuh atas masalah yang menjadi pembahasan'

    >' Sis!ema!ika Peneli!ian.

    )asil penelitian akan disusun dan disajikan dalam karya ilmiah berupa tesis

    yang terdiri dari 3 /empat0 bab yang menggambarkan k#nsistensi terhadap p#k#k 

     permasalahan yang dibahas' Tiap-tiap bab akan dirin%i lagi menjadi beberapa sub bab

    yang merupakan bagian dari p#k#k pikiran bab dengan susunan sebagai berikut

    +ab I /Pendahuluan0, dalam bab ini memuat tentang latar belakang penelitian,

     perumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, k#ntribusi penelitian,

    langkah-langkah penelitian serta sistematika penulisan'

    +ab II /Tinjauan Pustaka0, merupakan tinjauan pustaka terhadap segala sesuatu yang

    +erkaitan dengan pembangunan kawasan industri dan in"estasi ' Pada bagian

    akhir dari bab ini akan menguraikan tentang kebijakan pembangunan kawasan

    industri sebagai daya tarik in"estasi'

    +ab III /)asil Penelitian dan Pembahasan0, memuat uraian mengenai hasil

     penelitian dan pembahasan terhadap masalah yang menjadi (#kus penelitian'

    +ab I /Penutup0, merupakan bagian penutup yang berisi tentang kesimpulan dari segala

    sesuatu yang telah dibi%arakan dalam bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang

    dianggap perlu sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    34/247

    BAB II

    PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

    DALAM MENARIK INVESTASI DI DAERA$

    A. Tin7auan Umum Ten!ang In;es!asi

    Ind#nesia adalah negara berkembang, sebagaimana negara-negara

     berkembang lainnya, senantiasa selalu berupaya se%ara terus menerus melaksanakan

     pembangunan di segala bidang' +erbagai upaya dalam melaksanakan pembangunan

    dewasa ini, bukanlah merupakan tugas ataupun pekerjaan mudah dan sederhana'

    +ahkan sebaliknya, merupakan beban dan tanggung jawab yang sangat berat'

    +erbagai kendala yang bersi(at internal /dalam negeri0 turut serta memberikan

    k#ntribusi yang mempersulit upaya pembangunan di Ind#nesia' Kendala internal

    sebagai (akt#r penghambat dalam melaksanakan upaya pembangunan dimaksud,

    yaitu belum pulihnya Ind#nesia dari k#ndisi krisis multi dimensi yang dialami sejak 

    tahun ::7 yang berawal dari krisis ek#n#mi' Namun, semua kendala yang bersi(at

    internal di atas tidaklah dapat dijadikan sebagai alasan untuk berhenti melaksanakan

     pembangunan, justru haruslah dijadikan sebagai semangat dan sekaligus

    m#ti"asi dalam melakukan pembangunan, jika ingin keluar dari berbagai

    kesulitan menuju masa depan Ind#nesia yang lebih baik, sehingga krisis multi

    dimensi yang masih dirasakan bangsa Ind#nesia saat ini, perlu segera diatasi

    melalui re(#rmasi disegala bidang, untuk memungkinkan +angsa Ind#nesia bangkit

    kembali dan memperk#k#h keper%ayaan diri atas kemampuannya'

    Pada hakekatnya pembangunan yang dilakukan #leh suatu bangsa haruslah

    dilaksanakan berdasarkan kemampuan dari seluruh p#tensi bangsa yang

     bersangkutan' Tidak terke%uali upaya-upaya pembangunan yang sedang dilaksanakan

    di Ind#nesia, haruslah didasarkan pada kemampuan dan seluruh p#tensi yang dimiliki

    #leh bangsa Ind#nesia sendiri'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    35/247

    !asalah p#k#k yang dihadapi dalam pembangunan salah satunya adalah

    menjamin terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan yaitu dengan

    mengusahakan tersedianya dana yang memadai' !#dal berupa dana yang bersumber 

    dari tabungan pemerintah dan masyarakat /m#dal d#mestik0 yang akan digunakan

    untuk pembiayaan pembangunan memegang peranan yang sangat penting, karena

    tanpa m#dal atau biaya yang memadai, jelas upaya pembangunan tidak mungkin

    dilaksanakan /kalaupun terlaksana tidak akan men%apai hasil yang baik0'

    Sebagaimana dikatakan #leh Panji An#raga dan Ninik Widiyanti, “Pembangunan

    suatu negara memerlukan dana in"estasi dalam jumlah yang tidak sedikit' alam

     pelaksanaannya diarahkan untuk berlandaskan kepada kemampuan diri sendiri,

    disamping meman(aatkan sumber lainnya sebagai pendukung' Sumber dari luar tidak 

    mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan' Cleh karena itu perlu ada usaha

    yang sungguh sungguh untuk mengarahkan dana in"estasi yang bersumber dari dalam

    negeri, yaitu tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan penerimaan de"isa$'

    Tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pembangunan nasi#nal

     bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah semata, melainkan sudah

    menjadi kewajiban dan tanggung jawab dari seluruh k#mp#nen bangsa' )al ini

    sejalan dengan kebijakan pemerintah yaitu kepada masyarakat dan dunia usaha

    /swasta0 untuk berperan serta dalam usaha pembangunan, terutama sekali dalam

    mem#bilisasi dana dan sekaligus melaksanakan in"estasi'

    Sejalan dengan apa yang dikemukakan #leh S#ndang P' Siagan “i dalam

    melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak mungkin melaksanakannya sendiri

    tanpa melibatkan masyarakat luas, baik itu indi"idu maupun pihak swasta nasi#nal

    ataupun swasta asing' emikian juga dalam in"estasi untuk membiayai kegiatan

     pembangunan, Pemerintah tidak akan mampu menyediakan dana in"estasi sendiri

    tanpa adanya keterlibatan masyarakat$'

    Kegiatan in"estasi dalam dunia usaha dapat dilakukan #leh pemerintah

    melalui +adan &saha !ilik Negara /+&!N0 yang sahamnya dimiliki #leh

     pemerintahF Pihak swasta /swasta asing maupun swasta nasi#nal0 yang dilakukan baik 

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    36/247

    se%ara per#rangan maupun dengan bentuk suatu badan usahaF dapat dilakukan #leh

    suatu usaha dalam bentuk k#perasi yang seluruh ataupun sebagian m#dalnya dimiliki

    #leh para angg#ta yang bersangkutan'

    ' Penger!ian In;es!asi

    !enurut kamus Inggeris-Ind#nesia karangan S' W#j#wasit#, bahwa

    se%ara har(iah in"estasi berasal dari bahasa Inggris $ In(estment $ yang artinya

    menanamkan uang' !enanamkan uang di sini dengan maksud si penanam uang

    mengharapkan uang yang ditanamkan saat ini akan mendapatkan hasil dan nilai

    tambah di waktu yang akan datang'

    Se%ara ek#n#mi, terdapat beberapa pengertian tentang in"estasi yang

    di kemukakan #leh para pakar' !enurut +#edi#n#, In"estasi adalah pengeluaran

    / di-hitung dalam jutaan rupiah0 #leh sekt#r pr#dusen /swasta0 untuk pembelian

     barang-barangG jasa, yaitu untuk penambahan st#k barang, di gudang atau untuk 

     perluasan pabrik' Ini berarti bahwa barang-barang tersebut dibeli dengan harapan

    untuk menghasilkan keuntungan kemudian' Ini selanjutnya berarti bahwa

     pertimbangan-pertimbangan yang diambil #leh perusahaan dalam memutuskan

    apakah membeli atau tidak membeli barang-barangGjasa-jasa tersebut adalah

    harapan dari pengusaha akan kemungkinan keuntungan yang bisa diper#leh

    /dengan menjual kemudian barang-barang tersebut, atau menggunakan untuk 

     pr#ses pr#duksi0' )arapan keuntungan inilah yang merupakan (akt#r utama dalam

    keputusan tersebut' 2akt#r keuntungan yang diharapkan biasanya dinyatakan

    dalam dua dimensi /0 dimensi yang menunjukkan berapa besar keuntungan

    yang akan diper#leh untuk setiap rupiah yang ditanamkan, dan /.0 dimensi waktuyang menunjukkan berapa lama aliran keuntungan ini berlangsung'

    +e#di#n#, Ekonomi ,akro, +P2= B#gyakarta , ::7 hal 3;

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    37/247

    Sri *edjeki )art#n#

    mengemukakan $ In"estasi adalah peng#rbanan

    rupiah sekarang demi mendapatkan rupiah yang lebih banyak di waktu yang akan

    datang atau mendatang, #leh karena adanya tindakan Gusaha dalam perjalanan

    waktu$'

    Sumant#r# mengemukakan, bahwa “In"estasi adalah kegiatan

    menanamkam m#dal, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada

    waktunya nanti pemilik m#dal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil

     penanaman m#dal tersebut$' ari pengertian tersebut kegiatan in"estasi

    mengandung pengertian yang luas, karena in"estasi dapat dilakukan se%ara

    langsung 'direct in(estment4 maupun se%ara tidak langsung, yang lebih dikenal

    dengan 'port%olio in(estment4' Terdapat perbedaan pengertian antara in"estasi

    se%ara tidak langsung 'port%olio in(estment4 yaitu biasanya dengan membeli

    instrumen-instrumen di pasar m#dal dan in"estasi se%ara langsung 'direct 

    in(estment4 yaitu biasanya yang bersangkutan ingin ikut menguasai dan

    menjalankan /mengel#la0 langsung in"estasi' Pada kasus in"estasi yang pertama

    'port%olio in(estment4 para in"est#r tidak tertarik dan tidak berkepentingan untuk 

    menjalankan usaha dari perusahaan yang ia beli sahamnya, mereka lebih

     berkepentingan terhadap de(iden dan capital gain dari saham yang ia beli'

    Sedangkan pada kasus in"estasi yang kedua 'direct in(estment4 in"est#r yang

     bersangkutan ingin menguasai dan menjalankan langsung in"estasi yang

    dimaksud'

    +erkaitan p#k#k pembahasan dalam penulisan ini, pengertian

    in"estasi, hanya ditujukan pada in"estasi yang dilakukan se%ara langsung

    'direct in(estment4, yang la5im disebut juga dengan istilah >Penanaman !#dal$,

    meliputi in"estasi yang dilakukan dalam bentuk in"estasi asing yang biasadisebut dengan Penanaman !#dal Asing /P!A0 maupun in"estasi nasi#nal atau

    Penanaman !#dal dalam Negeri /P!N0'

    Sri *edjeki )art#n#, Kuliah )ukum In"estasi, !agister Ilmu )ukum &ndip, Semarang, .;;1

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    38/247

    !ar5uki &sman mengatakan “Sejak pemerintah mend#r#ng

    masyarakat /pengusaha0 untuk meningkatkan pertumbuhan ek#n#mi, istilah yang

     berhubungan dengan penanaman m#dal itu semakin memasyarakat' !elalui

    &ndang &ndang P!A kita mengenal “in"est#r asing$ yakni #rang atau badan

    asing, yang menanamkam m#dalnya di Ind#nesia' Penanaman m#dal /in"estasi0

    yang dimaksud adalah melakukan penanaman m#dal se%ara langsung 'direct 

    in(estment4 untuk mendirikan dan meng#perasikan perusahaan yang dapat

    mempr#duksi barang atau jasa yang diperlukan masyarakat' Crang atau badan

    yang melakukan penanaman m#dal itu disebut “in"est#r$atau$pem#dal$'

    Se%ara N#rmati( pengertian in"estasi dapat disimak di dalam &ndang-

    &ndang Penanaman !#dal yaitu &ndang-&ndang N#m#r Tahun :67

    sebagaimana telah diubah dengan &ndang-&ndang N#m#r Tahun :7;

    Tentang Penanaman !#dal Asing /P!A0 dan &ndang-&ndang N#m#r 6 Tahun

    :68 sebagaimana telah diubah dengan &ndang-&ndang N#m#r . Tahun :7;

    Tentang Penanaman !#dal alam Negeri /P!N0' !enurut &ndang-undang

    tersebut dijelaskan batasan pengertian Penanaman !#dal Asing /P!A0 dan

    Penanaman !#dal alam Negeri /P!N0' Kedua &dang-&ndang tersebut

    terakhir di%abut dan diganti dengan &ndang-&ndang N#m#r .4 Tahun .;;7

    Tentang Penanaman !#dal /&&P! tahun .;;70'

    i dalam pasal &ndang &ndang N#m#r Tahun :67 tentang

    Penanaman !#dal Asing, dirumuskan pengertian m#dal asing, sebagai berikut

    “Pengertian m#dal asing dalam undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman

    m#dal asing se%ara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan

    undang undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di

    Ind#nesia, dalam arti bahwa pemilik m#dal se%ara langsung menanggung resik#

    dari penanaman m#dal tersebut$'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    39/247

    ari pengertian tersebut diatas, Ismail Sunny dan *udi#n# *#%hmat

    /:680 berpendapat bahwa perumusan pasal tersebut mengandung 1 unsur 

     p#k#k, yaitu

    a' penanaman se%ara langsungF

     b' penggunaan m#dal utuk menjalankan perusahaanF

    %' resik# yang langsung ditanggung #leh pemilik m#dal'

    Penanaman m#dal se%ara langsung dalam pasal ini adalah seperti

     pengertian yang diberikan #leh$ #rgani$ation %or European Economic

    &ooperation yaitu direct in(estment is meant ac)uisitin o% su%%icient interes an

    undertaking to ensure its control b* in(estor2 Kesimpulan dari di(inisi direct 

    in(estment yaitu bahwa penanam m#dal /in"est#r0 diberikan keleluasaan

     pengusahaan dan penyelenggaraan pimpinan dan perusahaan dimana m#dalnya

    ditanam dalam arti bahwa penanam m#dal mempunyai penguasaan atas m#dal'

    9adi bahwa penanaman m#dal langsung itu artinya digunakan utuk menjalankan

     perusahaan di Ind#nesia'

    &nsur kedua dari pengertian itu adalah penggunaan m#dal untuk 

    menjalankan perusahaan' !enjalankan perusahaan menurut Purw#sutjipt#/:810 yaitu bila dalam melaksanakan pekerjaannya memperhitungkan untung

    rugi yang dapat diperkirakan dan men%atatnya dalam pembukuan'

    !elakukanGmenjalankan perusahaan di Ind#nesia dapat dengan . ma%am %ara

    yaitu

    a' Perusahaan itu berkedudukan di luar negeri dan menjalankan perusahaan di

    Ind#nesia, dengan hanya mempunyai kant#r tertentu ataupun kant#r %abang

    atau kuasa tertentu, tanpa mendirikan badan hukum menurut hukum Ind#nesia

    dan berkedudukan di Ind#nesia'

     b' engan mendirikan badan hukum Ind#nesia dan berkedudukan di Ind#nesia'

    Pandji An#raga  Perusahaan ,ulti -asional 6an Penanaman ,odal +sing , Pustaka 9aya, 9akarta, )al 38

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    40/247

    &nsur ketiga, menurut Ismail Sunny, resik# yang langsung ditanggung

    #leh pemilik m#dal dapat dijelaskan dengan membedakan antara kredit dan

     penanaman m#dal dilihat dari pengunaannya adalah

    Kredit penggunaannya adalah #leh peminjam maka resik# berada atau

    ditanggung #leh peminjam dan tidak #leh pemilik atau pemberi kredit'

    P!A penggunannya adalah #leh penanamGpemilik m#dal asing, maka resik#

     berada atau ditanggung #leh penanam'

    i dalam undang-undang penanaman m#dal yang baru yaitu &ndang-

    &ndang N#m#r .4 Tahun .;;7, pengertian penanaman m#dal asing tersebut

    diatur kembali dalam Pasal angka . sebagai berikut penanaman m#dal asing

    adalah kegiatan menanamkan m#dal untuk melakukan usaha di wilayah negara

    *epublik Ind#nesia, yang dilakukan #leh penanam m#dal asing, baik yang

    menggunakan m#dal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan

     penanam m#dal m#dal dalam negeri'

    Pengertian Penanaman !#dal alam Negeri dapat dilihat pada +ab I

    Pasal dan Pasal . &ndang &ndang N#m#r 6 Tahun :68' Pasal &ndang

    &ndang Tersebut, menyatakan

    ' Bang dimaksud dalam &ndang &ndang ini dengan “!#dal alam Negeri$

    ialah bagian dari kekayaan masyarakat Ind#nesia, termasuk hak-hak dan

     benda-benda, baik yang dimiliki #leh negara maupun swasta nasi#nal

    dan swasta asing yang berd#misili di Ind#nesia, yang disisihkanGdisediakan

    guna menjalankan suatu usaha sepanjang m#dal tersebut tidak diatur #leh

    katentuan-ketentuan Pasal . &ndang &ndang N#' Tahun :67 tentang

    Penanaman !#dal Asing'

    .' Pihak swasta yang memiliki m#dal dalam negeri tersebut dalam ayat /0

    Pasal ini dapat terdiri atas per#rangan danGatau badan hukum yang

    didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Ind#nesia'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    41/247

    Selanjutnya, dalam pasal . dinyatakan Bang dimaksud dalam

    undang-undang ini dengan “Penanaman !#dal alam Negeri$ ialah Penggunaan

    dari kekayaan seperti yang tersebut dalam pasal , baik se%ara langsung atau tidak 

    langsung untuk menjalankan usaha menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan

    &ndang &ndang ini$'

    +erdasarkan kedua ketentuan pasal tersebut di atas, dapat disimpulkan

     bahwa yang dimaksud dengan Penanaman !#dal alam Negeri adalah

     penggunaan kekayaan masyarakat Ind#nesia, termasuk hak-hak dan benda-benda,

     baik yang dimiliki #leh negara maupun swasta nasi#nal dan swasta asing yang

     berd#misili di Ind#nesia, yang disisihkanGdisediakan guna menjalankan suatu

    usaha sepanjang m#dal tersebut bukan merupakan m#dal asing' 9ika di%ermati

    lebih dalam, pengertian Penanaman !#dal Asing yang ter%antum dalam &ndang

    &ndang N#m#r Tahun :67 dan pengertian Penanaman !#dal alam Negeri

    yang ter%antum dalam &ndang &ndang N#m#r 6 Tahun :68, maka akan tampak 

     bahwa di satu sisi pengertian Penanaman !#dal alam Negeri lebih luas dari

     pengertian Penanaman !#dal Asing' Pengertian Penanaman !#dal alam Negeri

    yang ter%antum dalam &ndang &ndang N#m#r 6 Tahun :68, tidak hanya

    dilakukan se%ara langsung 'direct in(estment4, tetapi dapat pula dilakukan se%ara

    tidak langsung dalam bentuk port%olio in(estment2

    )al ini sejalan dengan pendapat Sunarjati )art#n# yang menyatakan

     bahwa apabila kita memperhatikan ketentuan &&P!A tahun :67 dan

    &&P!N tahun :68 ternyata pengertian penanaman m#dal /in"estasi0, lebih

    luas pengertian in"estasi yang ada dalam &&P!N tahun :68 dibanding

     pengertian in"estasi dalam &&P!A tahun :67, dikarenakan dalam &&P!N

    tahun :68 pengertian in"estasi termasuk didalamnya 7port%olio in(estment

    dalam arti penanaman m#dal yang tidak langsung menanggung resik# pun

    dianggap sebagai in"est#r' Sedangkan didalam &&P!A tahun :67 yang

    dimaksud dengan in"estasi hanyalah penanaman m#dal se%ara langsung atau

    7direct in(estment dalam arti penanam m#dal langsung menanggung resik# dari

    in"estasinya'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    42/247

    meliputi penanaman m#dal asing se%ara langsung artinya bahwa pemilik m#dal

    se%ara langsung menanggung resik# dari penanaman m#dalnya di Ind#nesia'

    engan kata lain, In"estasi asing yang diperb#lehkan #leh &&P!A tahun :67

    hanyalah 7direct in(estment yang bisa dipertentangkan dengan 7port%olio

    in(estment di mana in"est#r hanya memiliki sejumlah saham dalam perusahaan

    tanpa mempunyai kekuasaan langsung dalam manajemen perusahaan$'

    Ismail Suny berpendapat bahwa penanaman m#dal se%ara langsung

    seperti tertera dalam &&P!A tahun :67 dikaitkan dengan unsur “penggunaan

    m#dal untuk menjalankan perusahaan' Pembuat undang-undang termasuk untuk 

    memberikan kesempatan bagi in"est#r agar dapat leluasa mengusahakan dan

    menyelenggarakan pimpinan dalam perusahaan yang dijalankan di Ind#nesia

    dengan m#dal asingnya' Perusahaan yang dimaksudkan itu #leh &&P!A tahun

    :67 disebut dengan nama Perusahaan !#dal Asing' Keuntungan bagi in"est#r 

    dapat menentukan kebijaksanaan sendiri dalam menjalankan perusahaan untuk 

    memper#leh keuntungan yang diharapkan dari m#dal yang ditanamnya'

    T' !ulya

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    43/247

    .' Tu7uan In;es!asi

    &ntuk mengetahui tujuan in"estasi haruslah dilihat dari berbagai

    kepentingan, yakni antara kepentingan in"est#r dengan kepentingan Pemerintah'

    ilihat dari kepentingan tersebut tujuan in"estasi dapat di g#l#ngkan menjadi .

    yaitu se%ara !ikr# dan !akr#'

    a' Se

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    44/247

     penanaman uang , dengan harapan /0 mendapatkan hasil, dan /.0

    mendapatkan nilai tambah' engan demikian diharapkan dapat mengimbangi

    kemer#s#tan nilai uang atau tabungan yang kita miliki' Terlebih lagi jika

    kedua tujuan yang diharapkan tersebut dapat melampaui besarnya

    kemer#s#tan nilai uang'

    )ampir sama yang dikemukakan diatas mengenai tujuan in"estasi,

    Sumant#r#

    menjelaskan tujuan in"est#r dalam melakukan in"estasi adalah

    &ntuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang'

    Ini merupakan hakekat hidup yang senantiasa berupaya bagaimana

    meningkatkan tara( hidup dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya berusaha

     bagaimana mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak  berkurang di masa yang akan datang' engan melakukan in"estasi dalam

     bidang usaha yang pr#dukti( atau dalam pemilikan perusahaan atau #bjek lain,

    dapat menghindarkan diri agar kekayaanGharta miliknya tidak mer#s#t

    nilainya karena in"estasi'

    #r#ngan untuk meman(aatkan (asilitas dan kemudahan ek#n#mi

    dari pemerintah, beberapa negara di dunia, banyak melakukan kebijakan yang

    si(atnya mend#r#ng tumbuhnya in"estasi dimasyarakat melalui pemberian

    (asilitas (iskal m#neter dan pemberian beberapa kemudahan kepada

    masyarakat yang melakukan in"estasi pada bidang-bidang usaha tertentu'

    Syahrir .

    mengemukakan alasan dan tujuan melakukan in"estasi, terutama

    ditujukan kepada in"estasi langsung 'direct in(estment4, adalah sebagai

     berikut “Pada dasarnya setiap in"estasi jangka panjang maupun jangka

     pendek, diukur keberhasilanya dari hasil yang harus lebih tinggi dari nilai

    in"estasinya' alam hal in"estasi di sekt#r-sekt#r ek#n#mi yang dilaksanakandalam bentuk direct in(estment maka hasil in"estasi yang disebut rate

    o% return on in(estment haruslah diperkirakan lebih tinggi dari nilai

    in"estasi

    S#mant#r#, Pengantar Tentang Pasar ,odal di Indonesia, Cp'@it,hal'4'

    .Syahrir, +nalisis .ursa E%ek ,PT' >ramedia Pustaka &tama,9akarta,::4'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    45/247

    yang bila didapat dari pinjaman bank, akan dihitung pula #ngk#s uang yang

    disebut bunga pembayaran hutang$'

     b' Seramedia Pustaka &tama, 9akarta, ::;, hal' '

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    46/247

    Sumant#r#

    mengemukakan bahwa in"estasi mempunyai peranan

    dan sumbangan penting dalam pembangunan' i dalam lingkup ren%ana

     pembangunan, pemerintah mengarahkan agar in"estasi mempunyai peranan

    dalam pembangunan, sehingga diharapkan kegiatan-kegiatan in"estasi tidak 

    hanya ber#rientasi kepada m#ti( mendapatkan keutungan saja, melainkan juga

    diarahkan kepada pemenuhan tugas pembangunan pada umumnya' &ntuk itu

    sebaiknya in"estasi diarahkan pada serangkaian pengaturan #leh pemerintah

    agar dapat berperan serta dalam men%apai tujuan-tujuan pembangunan

    menurut pri#ritas sebagaimana ter%antum pada setiap ren%ana pembangunan,

    seperti

    a' Peningkatan pr#duksi nasi#nalGpenggalian p#tensi-p#tensi ek#n#miF

     b' Pen%iptaan lapangan kerjaF

    %' Peningkatan pemerataan hasil-hasil pembangunanGpartisipasi

    rakyat dalam pembangunanGkegiatan ek#n#miF

    d' Pemerataan kegiatan pembangunan daerah'

    1' Ben!uk=Ben!uk In;es!asi

    Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa in"estasi adalah

    kegiatan menanamkan m#dal dengan harapan pada waktunya nanti pemilik m#dal

    akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil menanamkan m#dal tersebut'

    Cleh karena itu , dalam pengertian yang luas kegiatan in"estasi dapat dilakukan

    dalam berbagai bentuk yaitu

    a. In;es!asi Langsung ? Direct Investment @

    Sumant#r#, ukum Ekonomi, &ni"ersitas Ind#nesia /&I-Pres0, 9akarta, :86, hal .-1

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    47/247

    alam artian umum kegiatan in"estasi langsung dapat dilakukan

    dalam berbagai bentuk, seperti

    0' !embeli tanah,

    .0' !embeli =mas,

    10' !embeli *eal =stateG *uk#,

    30' !enjalankan Kegiatan &saha dengan membentuk +adan &saha'

    usaha

    +entuk kegiatan in"estasi langsung dengan menjalankan kegiatan

    tersebut , dilihat dari peri5inannya dapat dig#l#ngkan menjadi . bentuk yaitu

    a0' In"estasi yang menggunakan 2asilitasF

     b0' In"estasi yang tidak mengunakan 2asilitas'

    In"estasi yang menggunakan (asilitas, masih dibagi lagi menjadi

    in"estasi yang menggunakan (asilitas Penanaman !#dal alam Negeri

    /P!N0 dan in"estasi yang menggunakan (asilitas Penanaman !#dal Asing

    /P!A0' In"estasi yang menggunakan (asilitas P!N diatur dengan

    &&P!N tahun :68 beserta peraturan pelaksanaannya' Sedangkan in"estasi

    yang menggunakan (asilitas P!A diatur dengan &&P!A tahun :67 beserta

     peraturan pelaksanaannya, dan terakhir kedua &ndang-&ndang tersebut

    diganti dengan &ndang-&ndang Penanaman !#dal /&&P!0 tahun .;;7'

    Adapun in"estasi yang tidak menggunakan 2asilitas adalah

     perusahaan n#n 2asilitas atau n#n P!AGP!N yang menurut Kepres *I N#'

    .. Tahun :86 adalah perusahaan yang tidak tunduk dan tidak mendapatkan

    (asilitas berdasarkan && N#' Tahun :67 j# && N#' Tahun :7; tentang

    Penanaman !#dal Asing dan && N#' 6 Tahun :68 j#' && N#' . Tahun

    :7; tentang Penanaman !#dal alam Negeri /P!N0, yang Kedua

    &ndang-&ndang tersebut telah diganti dengan &ndang-&ndang N#m#r .4

    tahun .;;7 tentang Penanaman !#dal, yang berarti i5in tersebut diterbitkan

    langsung #leh epartemenG Instansi Teknis yang membidangi'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    48/247

    i dalam penulisan ini, pembahasan in"estasi, hanya ditujukan

     pada pengertian in"estasi yang dilakukan se%ara langsung 'direct in(estment4,

    yang la5im disebut juga dengan istilah >Penanaman !#dal$, meliputi

    in"estasi yang dilakukan dalam bentuk in"estasi asing yang biasa disebut

    dengan Penanaman !#dal Asing /P!A0 maupun in"estasi nasi#nal atau

    Penanaman !#dal alam Negeri /P!N0, sehingga pembahasan bentuk 

    usaha in"estasi dibatasi sebagaimana pengertian in"estasi tersebut diatas'

    /0 Ben!uk Usaha In;es!asi ang Menggunakan -asili!as PMA.

    !enurut Pasal 1 ayat /0 &&P!A, Perusahaan yang dijalankan di

    Ind#nesia harus berbentuk +adan )ukum menurut hukum Ind#nesia dan

     berkedudukan di Ind#nesia' +erkaitan dengan hal tersebut, Sumant#r#

    mengemukakan

    “Setiap P!A harus bisa dim#nit#r dan dik#ntr#l #leh

    hukum Ind#nesia' K#nsekuensi l#gis dari ini adalah mutlak P!A-P!A

    membentuk badan hukum Ind#nesia dan dengan demikian menjadi subjek 

    hukum Ind#nesia' #misili demikian harus di Ind#nesia' Kewajiban

    membentuk badan hukum Ind#nesia tidak bisa ditawar lagi' )al ini

    hendaknya lebih dijelaskan lagi bahwa badan hukum Ind#nesia itu adalah

    Perser#an Terbatas$'

    In"estasi yang menggunakan 2asilitas P!A dapat dilakukan dalam bentuk

    - Penanaman !#dal Asing !urni, yang mana seluruh m#dal dimiliki

    dan berasal dari luar negeri /in"est#r asing0F

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    49/247

    - Penanaman !#dal Asing Kerjasama, yaitu Perusahaan Penanaman

    !#dal Asing bekerja sama dengan perusahaan nasi#nal yang sering

    dikenal dengan Perusahaan Patungan 'joint (enture4'

    Perusahaan Patungan 'joint (enture4 sebagaimana dimaksud,

    dapat berbentuk sebagai berikut

    ?a@. /#in! Ven!ure

    alam k#nteks ek#n#mi, pengertian  joint (enture adalah

    suatu persetujuan kerjasama dalam suatu kegiatan' Seringkali suatu

     j#int "enture dilakukan apabila perusahaan-perusahaan itu melalui

    tekn#l#gi yang saling melengkapi ingin men%iptakan barang atau jasa

    yang akan saling memperkuat p#sisi masing-masing'

    Sementara itu,

    di dalam =nsikl#pedia =k#n#mi Keuangan Perdagangan,  joint 

    (enture diartikan sebagai suatu persetujuan antara dua peserta atau

    lebih, yang

    mempersatukan sumber-sumber atau jasa-jasa, atau kedua-duanya,

    dalam suatu perusahaan tertentu dengan tanpa membentuk suatu

     persekutuan yang tersusun'.

    Sedangkan dalam .lacks "aw 6ictionar*

    dijelaskan bahwa  joint (enture adalah suatu badan hukum 'legal 

    entit*4 yang berwujud suatu perserikatan 'in the nature o% a

     partnership4 yang diperjanjikan dalam usaha bersama sebagai suatu

    transaksi khusus dalam men%ari keman(aatan bersama' Suatu

    kumpulan dari beberapa #rang yang se%ara bersama-sama menjalankan

    usaha k#mersial'  0oint (enture memerlukan persamaan kepentingan

    dalam menjalankan p#k#k urusan, adanya hak-hak dan kewajiban

    untuk mengarahkan atau pengurusan dengan kebijaksanaan tertentu,

    yang dapat diubah melalui perjanjian, untuk memper#leh keuntungan

    dan menanggung kerugian se%ara bersama-sama'

    A' abdurahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan,Pradya Paramita,%etakan ke dua,::.,hal'48;'

    8K') !unansa Istilah Ekonomi dan Pasar ,odal ,!edia @ipta,9akarta,::1,hal':8'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    50/247

    alam dunia dan masyarakat bisnis, istilah  joint 

    (enture mempunyai arti yang tertentu' alam literatur kalangan

    business administration, pengertian  joint (enture adalah suatu jenis

    usaha yang menggabungkan antara usaha d#mestik dengan usaha

    asing' Pengertian ini dilihat dari suatu k#nteks khusus, yakni aspek 

    #perasi#nal yang menekankan pada usaha untuk men%apai tujuan

     berikut

    - !en%#ba untuk meman(aatkan m#dal yang berasal dari luar

    negeriF

    - !en%#ba untuk meman(aatkan tekn#l#gi yang berasal dari luar negeriF

    - !en%#ba untuk meman(aatkan kapasitas manajemen yang berasal dari

    luar negeri'

    &ntuk merangkum semua kegiatan tersebut, maka di%iptakan suatu

    %ara kerjasama, dimana kedua belah pihak dapat saling meman(aatkan

    keahlian dan kelebihannya'

    engan demikian,  joint (enture

    merupakan suatu kerjasama antara pemilik m#dal asing dengan

     pemilik m#dal nasi#nal yang semata-mata didasarkan atas suatu

     perjanjian belaka' Kerjasama ini, dapat juga disebut &ontract o% 

    &ooperation yakni tidak membentuk suatu badan hukum yang baru

    sebagaimana joint interprise2

    Selain itu, bentuk dari kerjasama tersebut yang biasa disebut

    none)uit* joint (enture, dibagi lagi menjadi technical assistance

    technical ser(ice contract %ranchise and brand:use agreement serta

    management contract , bentuk-bentuk tersebut dapat diberikan

     penjelasan sebagai berikut

    )' S' Kartadj#emena, 6unia !saha dan 0oint enture .eberapa &atatan ,engenai ,asalah Kebijaksanaan,!akalah disampaikan pada seminar II PS)-2)&I,9akarta,::4,hal';'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    51/247

    - Technical ;er(ice &ontract F pada bentuk kerjasama ini, perusahaan

    nasi#nal hanya membutuhkan skill atau met#de kerja baru, misalnya

    suatu perusahaan nasi#nal ingin mem#dernisasi p#la dan struktur 

    usahanya, maka untuk keperluan ini akan dipakai technical 

     ser(ice perusahaan mitra asing, yang akan dibayar #leh perusahaan

    nasi#nal dalam bentuk ro*alties atau pembayaran sejumlah uang

    tertentu yang diambil dari penjualan pr#duk perusahaan yang

     bersangkutan'

    -  

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    52/247

     0oint interprise ini merupakan penanaman m#dal asing

    yang berbentuk kerjasama antara m#dal asing dan m#dal nasi#nal,

    dimana mereka membentuk perusahaan baru di Ind#nesia yang

     berbentuk Perser#an Terbatas yang berbadan hukum Ind#nesia'

    Pengel#laan perusahaan j#int interprise ini dikel#la se%ara bersama-

    sama #leh kedua perusahaan tersebut dan resik# yang timbul

    ditanggung se%ara bersama-sama pula'

    ?

    Amiri5al, ukum .isnis6eregulasi 0oint enture di IndonesiaTeori dan Praktek ,jambatan,9akarta,::6,hal'88'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    53/247

    asing dibayar dari hasil atau pr#duksi yang diper#leh dari usaha

     patungan tersebut /bagi hasil0'

    !enurut Sunaryati )art#n#

     production sharing juga dapat dikaitkan dengan kredit yang diper#leh

    dari pihak asing itu, yang pengembaliannya beserta bunganya akan

    dibayarkan dari hasil atau pr#duksi perusahaan yang bersangkutan'

    +iasanya juga dikaitkan dengan adanya suatu ketentuan mengenai

    kewajiban perusahaan /mitra0 Ind#nesia untuk mengeksp#r hasil-hasil

    atau pr#duknya ke negara yang memberikan kredit

    tersebut'

    ? ) @ Ben!uk Usaha In;es!asi ang Menggunakan -asili!as PMDN

    !enurut Pasal ayat /.0 &ndang-&ndang P!N, bentuk usaha

    yang menggunakan 2asilitas P!N dapat berbentuk badan usaha

    Per#rangan maupun badan usaha berstatus +adan )ukum' engan demikian

     bentuk-bentuk usaha Penanaman !#dal /in"estasi0 yang menggunakan

    (asilitas P!N, dapat berbentuk Perusahaan Perse#rangan /&saha

    agang0F 2irma /2a0F Persekutuan K#manditer /@0F Perser#an Terbatas

    /PT0F +&!NG+&!F dan K#perasi'

    /a0 Perusahaan Perse#rangan ?Usaha Dagang@

    Perusahaan ini merupakan bentuk usaha swasta paling

    sederhana yang dimiliki satu #rang, yang bertangung jawab se%ara

     pribadi terhadap segala resik# usaha dan terhadap pihak kreditur 

     perusahaan' Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara harta kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi' ari segi pengaturan, belum ada

     peraturan perundangan khusus tentang usaha per#rangan ini hanya

     bersumber dari kebiasaan dan jurisprudensi, namun dalam praktek 

    keberadaannya diakui masyarakat'

    Amiri5al, ukum .isnis /isalah Teori dan Praktik , Penerbit jambatan, 9akarta ::: hal 87

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    54/247

    /b0 -irma ?-a@

    2irma /2a0 merupakan persekutuan /partner0 yang

     jumlahnya lebih dari satu #rang, dan bertanggung jawab se%ara

    tanggung- menanggung' Setiap sekutu dalam 2a dapat melakukan

     perikatan atau hubungan hukum dengan pihak ketiga untuk dan atas

    nama perser#an, tanpa perlu adanya surat kuasa khusus dari sekutu

    lainnya' i dalam 2a tidak ada pemisahan harta kekayaan perusahaan

    dengan kekayaan pribadi masing-masing sekutu yang menjadi

    angg#tanya'

    /%0 Perseku!uan :#man"i!er ?:V@

    !erupakan persekutuan terbuka yang terang-terangan

    menjalankan perusahaan' i samping satu atau lebih sekutu biasa yang

     bertindak sebagai pengurus, mempunyai satu #rang atau lebih sekutu

    diam yang bertanggung jawab atas jumlah pemasukannya' !engenai

     pertanggung jawaban para pengusaha yang mendirikan @, karena

    terdapat dua ma%am sekutu, yaitu sekutu akti( dan sekutu pasi( /diam0,

    maka terdapat juga dua pertanggung jawaban' Sekutu akti( bertanggung

     jawab terhadap perusahaan tidak hanya terbatas pada kekayaan @,

    tetapi juga termasuk kekayaan pribadi manakala diperlukan' Sedangkan

    sekutu pasi( hanya bertanggung jawab sebatas m#dal yang dimasukkan

    ke @ saja'

    /d0 Perser#an Ter,a!as ?PT@

    Perser#an Terbatas diatur dalam &ndang-&ndang N#'

    Tahun ::4 Tentang Perser#an Terbatas, menurut ketentuan dalam

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    55/247

    &ndang-&ndang tersebut , PT adalah badan hukum yang didirikan

     berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan m#dal dasar 

    yang semuanya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang

    ditetapkan dalam undang undang ini dan peraturan pelaksanaannya'

    Karena merupakan badan hukum, maka terdapat pemisahan kekayaan

    antara milik perusahaan dengan kekayaan pribadi pengusaha' Para

     pemegang saham bertanggung jawab terbatas besarnya saham yang

    dimasukkan ke dalam PT'

    Terdapat dua ma%am PT, yaitu PT tertutup yang sering di

    singkat PT dan PT Terbuka yang sering disingkat PT Tbk' Pada PT

    tertutup m#dalnya dimiliki para pemegang saham yang masih

    mengenal satu sama lain, misalnya angg#ta keluarga, sahabat, kenalan

    dan lainya yang pendiriannya tunduk pada && PT /&& N#' Tahun

    ::40' Sedangkan pada PT Tbk pemegang sahamnya dimiliki #leh

    masyarakat luas, bahkan sampai melintasi batas-batas Negara'

    isamping tunduk pada && PT dan peraturan pelaksanaannya PT Tbk 

    ini juga tunduk pada &ndang-&ndang Pasar !#dal /&& N; '8 Tahun

    ::40 dan peraturan pelaksanaannya' Serta untuk PT P!A juga harus

    tunduk pada && P!A beserta pelaksanaannya

    /e0 Ba"an Usaha Milik NegaraBa"an Usaha Milik Daerah

    ?BUMNBUMD@

    +adan &saha !ilik Negara /+&!N0 diatur dengan

    &ndang-&ndang N#m#r : Tahun .;;1 Tentang +&!N' Sedangkan

    +adan &saha !ilik aerah /+&!0 diatur dengan &dang-&ndang

     N#m#r 4 Tahun :6. Tentang +&!' Ada 1 bentuk +&!N yaitu

    Perusahaan Perser#an /Perser#0, Perusahaan &mum /Perum0, dan

    Perusahaan 9awatan /Perjan0' Sesuai amanat undang-undang +&!N

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    56/247

     bentuk Perjan harus telah diubah menjadi Perum atau Perser# terhitung

    dalam waktu . tahun sejak undang-undang tersebut berlaku'

    /(0 K#1erasi

    K#perasi adalah badan usaha yang berangg#takan #rang

    se#rang atau badan hukum k#perasi dengan berlandaskan kegiatannya

     berdasarkan prinsip k#perasi sekaligus sebagai gerakan ek#n#mi rakyat

    yang berdasarkan atas asas kekeluargaan' K#perasi yang para

    angg#tanya terdiri dari #rang se#rang dengan sekurang-kurangnya .;

    #rang sebagai angg#ta disebut k#perasi primer' Sedangkan yang

     berangg#takan badan-badan hukum k#perasi yang berjumlah sekurang-

    kurangnya 1 k#perasi di sebut k#perasi sekunder'

     b' In;es!asi Ti"ak Langsung

    In"estasi tidak langsung dapat dilakukan dalam bentuk seperti

    0 In;es!asi Melalui Pasar M#"al

    Instrument pasar m#dal itu terbagi atas dua kel#mp#k besar 

    yaitu instrument pemilikan 'e)uit*4 seperti saham, dan instrument

    hutang 'obligasi>bond4 seperti, #bligasi perusahaan , #bligasi langganan,

    #bligasi yang dapat dik#n"ersi menjadi saham dan sebagainya'

    !ar5uki &sman, dkk . mengemukakan “&mumnya instrument

    atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar m#dal dapat

    dibedakan menjadi surat berharga yang bersi(at hutang dan surat berharga

    yang bersi(at pemilikan' Surat berharga yang bersi(at hutang umumnya

    Panji An#raga, Ninik Widiyanti, Cp'@it,hal'7'

    .!ar5uki &sman, dkk,Cp'@it,hal'6'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    57/247

    dikenal dengan nama #bligasi, dan surat berharga yang bersi(at pemilikan

    dinamakan saham$'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    58/247

    Amidj#j#, pernah dibuat suatu *an%angan &ndang &ndang /*&&0 Penanaman

    !#dal Asing, tetapi *&& tersebut tidak mendapat pengesahan dan dit#lak #leh

     parlement dengan pertimbangan, jika disetujui menjadi undang-undang dapat

    menghambat dan mengganggu perkembangan masyarakat Ind#nesia'

    +erselang beberapa tahun kemudian, *&& yang pernah diajukan

     pada tahun :41, dengan beberapa perubahan dan penyempurnaan dibarengi

    dengan persyaratan-persyaratan' Sehingga, untuk pertama kalinya lahirlah

    sebuah &ndang &ndang Penanaman !#dal Asing yaitu && N#' 78 Tahun :48'

     Namun, &ndang-&ndang Penanaman !#dal tersebut, ketika itu tidak dapat

    dilaksanakan se%ara e(ekti( dengan alasan bahwa kehadiran P!A di Ind#nesia

    dianggap sebagai upaya ekspl#itasi terhadap rakyat Ind#nesia serta menghambat

    re"#lusi di Ind#nesia'

    Kurun waktu setelah tahun :64 terjadi krisis dan kemer#s#tan

     perek#n#mian' Se%ara umum, upaya pembangunan nasi#nal mengalami banyak 

    kendala, terutama ketiadaan m#dal pembangunan dibarengi dengan krisis

    ek#n#mi yang ditandai dengan tingkat in(lasi sebesar 3;;' !enyadari akan

    situasi yang %ukup sulit bahkan sangat krisis tersebut, maka pada tanggal ;

    9anuari :67 diundangkanlah && N#' Tahun :67 tentang Penanaman !#dal

    Asing, yang setahun kemudian pada tanggal 1 9uli :68, disusul dengan

    &ndang &ndang N#' 6 Tahun :68 tentang Penanaman !#dal alam Negeri'

    Kebijakan penanaman m#dal, khususnya penanaman m#dal asing dimaksudkan

    untuk membantu upaya-upaya pembangunan yang ditekankan pada

     pembangunan ek#n#mi'

    Pelaksanaan pembangunan nasi#nal khususnya pembangunan dalam

     bidang ek#n#mi, berdasarkan pada suatu kebijakan yang didasarkan pada

    kemampuan serta kekuatan bangsa Ind#nesia sendiri, yakni dengan

    meman(aatkan m#dal, tekn#l#gi dan keahlian dari luar negeri demi ter%apainya

    tujuan pembangunan, tanpa mengakibatkan ketergantungan pada in"estasi

    asing'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    59/247

    Sumant#r#

    mengemukakan Kebijaksanaan pemerintah

    menerbitkan &&P!A disertai pertimbangan agar dalam pembangunan,

    sumber-sumber dari luar negeri dapat diman(aatkan untuk menutup kekurangan

    m#dal dalam negeri tanpa menimbulkan ketergantungan pada luar negeri'

    )adirnya m#dal, tekn#l#gi dan keahlian manajemen luar negeri tersebut

    diharapkan dapat membantu memper%epat pembangunan nasi#nal dalam

     bentuk memberikan lapangan pekerjaan, pengalihan tekn#l#gi dan

     peningkatan pr#duksi pada umumnya'

    9ika diperhatikan, isi && N#' Tahun :67, sejak semula telah

    menganut prinsip liberalisasi, terutama berkaitan dengan kepemilikan saham'

    Pihak asing, dalam hal ini in"est#r asing tidak dilarang memilih seluruh saham

     perusahaan dimana mereka menanamkan m#dalnya' In"est#r asing hanya

    dilarang untuk menanamkan m#dalnya dalam usaha yang menyangkut hajat

    hidup #rang banyak, sepertiF pelabuhan, pelistrikan, air minum dan lain-lain'

    isamping itu, pemerintah menentukan da(tar skala pri#ritas bidang-bidang

    usaha bagi perusahaan yang dikel#la #leh pihak swasta'

    alam perjalanannya, Penanaman !#dal Asing mendapat tantangan

    dari berbagai kalangan' K#ntra dan sentiment terhadap m#dal asing ditandai

    dengan terjadinya peristiwa “!alari$, sehingga beberapa saat kemudian

     pemerintah melalui +adan k##rdinasi Penanaman !#dal /+KP!0

    mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan in"est#r asing untuk men%ari mitra

    'partner4 usaha dalam negeri, jika hendak menanamkan m#dal di Ind#nesia'

    Artinya, pihak asing tidak bisa lagi memiliki ;; saham '

    Peraturan pemerintah ini, #leh banyak kalangan dinilai sebagai suatu

    kebijakan yang bersi(at ekspansi( dan liberal karena sekt#r-sekt#r dan bidang

    usaha yang sebelumnya tertutup bagi P!A kini menjadi terbuka, disamping itu

    Sumant#r#, ukum Ekonomi Cp'@it,hal'78'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    60/247

    warga negara danGatau badan hukum asing dapat memiliki ;; saham

     perusahaan P!A serta melalui P!A in"est#r dapat menanam m#dal dan

     berusaha pada bidang usaha yang menguasai hidup #rang banyak, walaupun

    dilakukan dengan usaha patungan '0oint enture4'

    +erkaitan dengan hal tersebut, Arie( *amelan Karsen#

    menjelaskan “Kebijakan yang paling memberikan pengaruh penting adalah

    Peraturan Pemerintah N#' .; Tahun ::3 yang mengi5inkan pihak asing

    menanamkan in"estasinya pada hampir seluruh jenis usaha di Ind#nesia

    termasuk prasarana dan barang-barang publik dengan hampir tidak ada batasan

    dalam hal kepemilikan' Indikat#r meningkatnya peranan in"estasi sebagai

    akibat dari kebijaksanaan pemerintah waktu itu, pada tahun ::6 in"estasi asing

    yang disetujui /dalam d#lar0 meningkat sebesar ;, sedangkan in"estasi

    d#mestik yang disetujui juga menunjukkan peningkatan yang sama yakni

    sebesar 3;'

    @arunia !ulya 2irdausy.

    !engemukakan “mengantisipasi

     persaingan dalam kegiatan dibidang in"estasi, Pemerintah telah menetapkan

    kebijakan dalam bidang in"estasi, salah satunya melalui Peraturan Pemerintah

     N#'.; Tahun ::3 yang antara lain men%akup langkah-langkah penyederhanaan

    dan penghapusan ketentuan-ketentuan pembatasan yang berkaitan dengan

    kepemilikan, batas minimum in"estasi pengkajian kembali serta pengurangan

    %abang usaha yang termasuk dalam a(tar Negati( In"estasi$'

    Pada peri#de tahun ::3 sampai pertengahan ::7, deregulasi

    yang dikeluarkan pemerintah lebih dikhususkan pada pemberian kesempatan

    yang lebih luas bagi penanaman m#dal asing langsung '

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    61/247

    keterbatasan pemerintah dalam menyediakan prasarana publik' Selama peri#de

    ini, kegiatan perek#n#mian Ind#nesia dibuka se%ara penuh bagi in"est#r baik 

    in"est#r d#mestik maupun in"est#r asing dengan tujuan untuk men%apai target

    in"estasi dan pertumbuhan ek#n#mi'

    Sejalan diberlakukan Ct#n#mi aerah, sebagaimana disebutkan

    dalam Pasal 1 ayat /0 huru( m dan Pasal 3 ayat /0 huru( m && Ct#n#mi

    aerah, Pemerintah aerah Pr#pinsi dan Kabupaten GK#ta mempunyai

    kewenangan untuk mengatur kegiatan in"estasi di daerahnya' Pengaturan

    in"estasi pada tingkat daerah menga%u pada peraturan in"estasi di tingkat

    nasi#nal' )al ini dilakukan mengingat walaupun arah perek#n#mian Ind#nesia

     paska Ct#n#mi aerah menga%u pada ek#n#mi di daerah, namun harus di ingat

     bahwa kewenangan #t#n#mi daerah yang menuju kemandirian daerah tetap

     berada dalam kerangka negara kesatuan, sehingga tidak dapat diartikan adanya

    kebebasan penuh se%ara abs#lut dari suatu daerah untuk menjalankan hak dan

    (ungsi #t#n#mi menurut kehendak daerah tanpa mempertimbangkan

    kepentingan nasi#nal'

    Pemerintah telah mengambil kebijakan mengenai Tata @ara

    In"estasi /Penanaman !#dal0 yang diatur melalui Keputusan Presiden *I

     N#' :7 Tahun ::1, kemudian telah diubah dengan Keputusan Presiden *I N#'

    4 Tahun ::8 dan selanjutnya mengalami perubahan dengan Keputusan

    Presiden *I N#' 7 Tahun :::, merupakan perubahan ke dua atas Keputusan

    Presiden *I N#' :7 Tahun ::1 tentang Tata @ara Penanaman !#dal'

    Perubahan itu dilakukan #leh pemerintah dalam rangka lebih meningkatkan

     pelayanan peri5inan penanaman m#dal' +eberapa hal penting berkaitan

    dengan kebijakan pemerintah tersebut, meliputi

    ' Kewenangan pemberian persetujuan dan peri5inan pelaksanaan

     penanaman m#dal' &ntuk perm#h#nan penanaman m#dal dalam rangka

    Penanaman !#dal alam Negeri /P!N0 dapat dilimpahkan kepada

    >ubernur Kepala aerahF

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    62/247

    .' &ntuk melaksanakan lebih lanjut pelimpahan kewenangan sebagaimana

    dimaksudkan di atas, >ubernur Kepala aerah Pr#pinsi menugaskan

    Ketua +adan K##rdinasi Penanaman aerah /+KP!0F

    1' Tata %ara penanaman m#dal dalam rangka Penanaman !#dal alam

     Negeri /P!N0 dimaksud, diatur lebih lanjut !enteri Negara

    In"estasiGKepala +adan K##rdinasi Penanaman !#dal'

    Sedangkan untuk penanaman m#dal dalam rangka Penanaman

    !#dal Asing ditentukan, bahwa

    0 Kewenangan pemberian persetujuan penanaman m#dal dalam rangka

    Penanaman !#dal Asing sebagai mana diatur dalam &ndang-&ndang N#'

    Tahun :67 dan telah diubah dengan &ndang-&ndang N#' Tahun :7;

    dilimpahkan #leh !enteri NegaraGIn"estasi kepada +adan K##rdinasi

    Penanaman !#dal kepada !enteri ubernur Kepala

    aerah Pr#pinsiF

    .0 Khusus kepada >ubernur Kepala aerah diberikan pula pelimpahan

    wewenang pemberian ijin pelaksanaan penanaman m#dal, sepanjang belum

    dibentuk instansi yang menangani penanaman m#dal di aerah Kabupaten

    dan aerah K#taF

    10 &ntuk pelaksanaan pelimpahan kewenangan lebih lanjut kepada !enteri

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    63/247

    mempunyai kewenangan untuk mengatur kebijakan in"estasi sesuai dengan

    daerahnya sendiri berdasarkan pada arahan-arahan yang telah digariskan #leh

     pemerintah pusat' Sebagaimana telah dikatakan #leh Ismail Saleh di muka

     bahwa berkaitan dengan pelaksanaan penanaman m#dal kita menggunakan dua

     pendekatan yaitu pendekatan kepentingan nasi#nal dan pendekatan ek#n#mi

    yang diatur dalam pigura hukum' !enurutnya dalam hal ini hukum tidak hanya

     ber(ungsi sebagai kristalisasi dari tata nilai yang tumbuh dalam dinamika

    masyarakat, akan tetapi sekaligus ber(ungsi sebagai rambu-rambu yang

    menentukan arah perkembangan masyarakat yang ingin di%apai' Pada (ungsi

    yang pertama hukum menangkap dan merumuskan aspirasi yang berkembang

    sebelumnya dalam masyarakat' Sedangkan pada (ungsi yang kedua, justru

    hukumlah yang menentukan ke mana nilai-nilai masyarakat akan diarahkan

    untuk dapat memberikan kepastian' isini hukum harus mampu

    mengharm#nisasi pendekatan kepentingan nasi#nal dan kepentingan ek#n#mi

    agar keduanya tidak saling bertentangan, melainkan dapat saling menunjang'

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    64/247

    membuat kebijaksanaan - kebijaksanaan untuk mempermudah pelaksanaan

     penanaman m#dal' Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut diwujudkan dalam

     bentuk perundang-undangan yang mengatur tentang in"estasi' +erkaitan dengan

    kebijaksanaan tersebut Pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan

     perundangan yang mengatur in"estasi mulai dari &ndang-undang sampai

    dengan peraturan #perasi#nal dibawahnya' Peraturan tersebut meliputi

    0' alam +entuk &ndang-

    &ndang

    a' &ndang -&ndang N#m#r Tahun :67 sebagaimana telah dirubah

    dengan &ndang-&ndang N#m#r Tahun :7; Tentang Penanaman

    !#dal Asing , terakhir diganti dengan &ndang-&ndang N#m#r .4

    Tahun .;;7 Tentang Penanaman !#dalF

     b' &ndang-&ndang N#m#r 6 Tahun :68 sebagaimana telah dirubah

    dengan &ndang-&ndang N#m#r . Tahun :7; Tentang Penanaman

    !#dal alam Negeri, terakhir diganti dengan &ndang-&ndang N#m#r 

    .4 Tahun .;;7 Tentang Penanaman !#dalF

    %' &ndang-&ndang N#m#r 4 Tahun :83 Tentang PerindustrianF

    d' &ndang-&ndang N#m#r 8 Tahun ::4 Tentang Pasar !#dalF

    e' &ndang-&ndang N#m#r 4 tahun :6; Tentang Peraturan asar P#k#k-

    P#k#k AgrariaF

    (' &ndang-&ndang N#m#r 7 Tahun ::. sebagaimana telah dirubah

    dengan &ndang-&ndang N#m#r ; Tahun ::8 Tentang PerbankanF

    g' &ndang-&ndang N#m#r .3 Tahun ::: Tentang

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    65/247

    .0' alam +entuk Peraturan Pemerintah /PP0

    a' PP N#m#r 7 Tahun ::. yang telah dirubah dengan PP n#m#r 7 Tahun

    ::1 tentang Persyaratan Pemilikan Saham dalam Perusahaan P!AF

     b' PP N#m#r .3 Tahun :86 yang telah dirubah dengan PP N#m#r :

    Tahun ::1 tentang 9angka Waktu Ijin Perusahaan P!AF

    %' PP N#m#r .; Tahun ::3 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan

    yang idirikan alam *angka P!AF

    d' PP N#m#r .4 Tahun .;;; Tentang Kewenangan Pemerintah dan

    Kewenangan Pr#pinsi Sebagai aerah Ct#n#mF

    e' PP N#m#r 4 Tahun ::1 Tentang Analisa !engenai ampak 

  • 8/15/2019 PRATIKNYA good

    66/247

    a' SK' !enteri Negara Penggerak ana In"estasi G Ketua +adan

    K##rdinasi Penanaman !#dal N#m#r 4 GSKG::3 Tentang Ketentuan

     pelaksanaan Pemilikan Saham alam perusahaan Bang idirikan alam

    *angka Penanaman !#dal Asing'

     b' SK' !enteri Perindustrian N#m#r 4;G!GSKG7G::4 Tentang Tata @ara

    Pemberian I5in &saha Industri dan I5in Perluasan Industri'

    %' SK' !enteri Perindustrian dan Perdagangan *I' N#'

    4:;G!PPGKepG;G::: Tentang Tanda a(tar Industri dan Ijin &saha

    Industri /TIGI&I0'

    d' SK' !enteri Perindustrian dan Perdagangan N#m#r 6G!PPGSKG::6

    Tentang Kegiatan Imp#r #leh Perusahaan P!A ke Kawasan +erikat danatau =ntrep#t Pr#duksi untuk Tujuan =ksp#rt /=PT=0'

    4' -ak!#r=-ak!#r &ang Mem1engaruhi In;es!asi

    !asuknya in"est#r dalam suatu negara untuk melakukan in"estasi

    dipengaruhi #leh banyak (akt#r' 2akt#r yang mempengaruhi in"estasi dapat

    dibagi dalam . bagian, yaitu (akt#r di dalam negeri /interen0 dan di luar negeri

    /eksteren0'

    a' -ak!#r in!eren0

    2akt#r interen yang mempengaruhi in"estasi, antara lain adalah

    a' Stabilit