PRAPERADILAN
-
Upload
bagus-indra-wicaksana -
Category
Documents
-
view
185 -
download
2
Transcript of PRAPERADILAN
PRAPERADILANMenurut
PERSPEKTIF KUHAP
PENGERTIAN
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang di duga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
Pasal 1 (5) KUHAP
SPDP adalah Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
SPDP dikirimkan kepada penuntut umum sebagai tanda pemberitahuan setelah penyidik mulai melakukan penyidikan terhadap suatu peristiwa yang merupakan tindak pidana sebagaimana di maksud dalam pasal 109 ayat(1) KUHAP
Perkara yang sudah selesai di sidik oleh penyidik wajib segera di limpahkan pada JPU (pasal 110 ayat(1)KUHAP)
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang di atur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya
Praperadilan adalah wewenang peradilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang di atur dalam undang-undang ini, tentang:
A. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penanganan
B. sah atau tidaknya pengentian penyidikan atau penghentian penuntutan dan
C. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya di hentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan
ISTILAH PENYEBUTAN PRAPERADILAN DI KUHAP TIDAK DI ATUR SECARA JELAS DAN TEGAS
GUGATAN PRAPERADILAN PERMOHONAN PRAPERADILAN dan PERKARA PRAPERADILAN
Tetapi>>>
PASAL 79, 80,DAN 81 KUHAP
Memberi kualifikasi kalimat:“ permintaan pemeriksaan praperadilan
dengan menyebutkan alasannya”
Jadi perkara Praperadilan adalah permintaan pemeriksaan.
YANG DIPERIKSA ADALAH FAKTA, SYARAT, DAN TATACARA.
LATAR BELAKANG
Dalam proses penegakan hukum pidana, sering terjadi orang ditangkap dan di tahan tanpa adanya surat perintah penangkapan dan/atau penahanan
Dalam penangkapan sering dilakukan tanpa mengindahkan pasal 18 ayat(1) UU No.39 tahun 1999 tentang HAM, yang terkait asas praduga tak bersalah, yang berbunyi :
“setiap orang yang di tangkap, di tahan dan di tuntut karena disangka melakukan suatu tinndak pidana berhak dianggap tidak bersalah, sampai di buktikan kesalahannya secara sah dalam suatu sidang pengadilan dan diberikan segala jaminan hukum yang di perlukan untuk pembelaannya ”
Dan berdasarkan pasal 4 UU NO.39 th1999, setiap orang memiliki “hak untuk tidak di siksa”
Dan dalam pasal 9 ayat(2) UU No.4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman pejabat yang melanggar ketentuan tersebut diatas bukan lagi dapat dipidana akan tetapi “DIPIDANA”.
RUANG LINGKUP Menurut KUHAP, yg termasuk dan menjadi lingkup praperadilan
meliputi perkara: a. sah atau tidaknya penangkapan b. sah atau tidaknya penahanan c. sah atau tidaknya penghentian penyidikan d. sah atau tidaknya penghentian penuntutan e. ganti kerugian dan rehabilitasi bagi seseorang yg perkaranya
dihentikan pada tingkat penyidikan f. ganti kerugian dan rehabilitasi bagi seseorang yg perkaranya
dihentikan pada tingkat penuntutan g. rehabilitasi bagi seorang yg perkara pidananya dihenntikan
pada tingkat penyidikan h. rehabilitasi bagi seorang yg perkara pidananya dihentikan
pada tingkat penuntutan i. benda yang disita ada yang tidak termmasuk alat
pembuktian(pasal 82 ayat (1) huruf B JO ayat (3) huruf D KUHAP) (pasal 1 angka 100 jo pasal 77 huruf a & b KUHAP)
ASAS HUKUM PERLINDUNGAN HAM Asas Legalitas Asas KeseimbanganPerlindungan terhadap harkat dan martabat manusia dengan
perlindungan terhadap kepentingan dan ketertiban masyarakat harus di tempatkan pada keseimbangan yangg serasi, tidak boleh berorientasi pada kekuasaan semata-mata dalam penegakan hukum
Asas Praduga Tak Bersalah (Presumpttion of Innocence)Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, di tuntut atau dihadap-
hadapkan dimuka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya keputusan ppengadilan yang mmenyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap dan jika di tinjau dari segi twknis yuridis ataupun segi teknis penyidikan merupakan penerapan acquisitor yaitu yang mendapatkan kedudukan tersangka atau terdakwa dalam semua tingkat pemeriksaan sebagai subyek, bukan sebagai objek pemeriksaan, pasal 8 UU No.4 th 2004 tentang kekuasaan kehakiman dan didalam penjelasan umum butir 3 huruf (c) UU No.8 tahun 1981 tentang KUHAP
Asas Ganti Rugi dan Rehabilitasi Penggabungan pidana dengan tuntutan ganti rugi
SYARAT SAHNYA PENANGKAPAN
“BUKTI YG CUKUP” dalam Penangkapan Penangkapan karena terdapat cukup bukti
(Pasal 1 angka 20 KUHAP) guna kepentingan penyidikan
Penangkapan karena diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yg cukup (psl 17, psl 18 (1) dan pasal 183 di hubungkan dengan pasal 184 KUHAP) dan
Memenuhi persyaratan formil yaitu admm sidik tsk yg sebutkan nama lengkap,tmpt lahir, umur/tgl lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaannya psl 143 (2) huruf a KUHAP
SYARAT SAHNYA PENAHANAN
“BUKTI YG CUKUP” dalam Penangkapan Perintah penahanan atau penahanan
lanjutan dilakukan thdp seorang tsk atau terdakwa yg diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup (pasal 20, psl 21 ayat 1 KUHAP) dan
Juga harus memenuhi persyaratan masteriil yaitu uraian cermat, jelas dan lengkap ttg tindak pidana yg disangkakan dan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan (psl 143(2) huruf B KUHAP)
SYARAT PENAHANAN
Terpenuhinya syarat formil yaitu: kelengkapan administrasi penyidikan
terpenuhi syarat materiil al:
Syarat objektif adlh syarat penahanan itu dapat di uji ada atau tidak oleh orang lain, yaitu: penahanan thdp tsk tndak pidana yang diancam dengan pidana penjjara 5th atau lebih dan tersangka tindak pidana yang disebutkan secara limitatif dalam huruf B pasal 21 ayat(4) KUHAP. Syarat subyektif yaitu tentang orang yang memerintahkan penahanan , apakah syarat itu ada atau tidak, yakni tsk telah diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup dan adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tsk akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana pasal 21 ayat (1) KUHAP
SYARAT SAHNYA PENGHENTIAN PENYIDIKAN Tidak terdapat cukup bukti, dalam arti tidak dapat
ditemukan alat-alat bukti sah yang cukup Pasal 184 ayat (1) KUHAP;
Peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana, artinya bahwa dimana penyidik berpendapat, peristiwa yg semula dianggap sebagai tindak pidana namun kemudian setelah disidik ternyata secara nyata bahwa peristiwa itu bukanlah suatu tindak pidana;
Penyidikan dihentikan demi hukum karena berdasarkan undang-undang memang tidak dapat dilanjutkan peristiwa hukum tersebut, misalnya dalam hal ini antara lain tersangka meninggal dunia, terdakwa sakit jiwa, peristiwa tersebut telah diputus dan memiliki kekuatan hukum tetap, serta karena peristiwa hukum tersebut telah kadaluarsa.
PRA PERADILAN SBG ALAT KONTROL UTK MENGUJI SAH TDKNYA PROSES PENYIDIKAN DAN SP3
PASAL 77 S/D PASAL 83 KUHAP
MEMBERI HAK BAGI :
TERSANGKA, KELUARGA ATAU KUASANYA ATAU PIHAK KETIGA YANG BERKEPPENTINGAN
PENYIDIK
-TANPA dsr hkm-Salah tangkap-Salah tahan-Salah sita-Sp3
PENUNTUT UMUM-Sp3
Kecuali dlm kss korupsiTanpa dsr hkm-Salah tangkap-Salah tahan-Salah sitaSP 3
HAK MENGAJUKAN PERMOHONAN PRAPERADILAN
Tersangka, keluarga atau kuasanya (Pasal 79 KUHAP).
Penyidik atau penuntut umum atau pihak ketiga yg berkepentingan (Pasal 81 KUHAP).
Pihak ketiga yg berkepentingan adalah : A. Saksi korban tindak pidana B. Pelapor C. Organisasi non pemerintah dan LSM,
yg memberi hak kepada kepentingan umum terkait tindak pidana korupsi, lingkungan, dll.
DASAR HUKUM GANTI RUGI DAN REHABILITAS
UU pokok kekuasaan Kehakiman No.14 tahun 1970 pasal 9 berbunyi:
UU No.8 Tahun 1981 Pasal 95-97 KUHAP. PP No.27 Thn 1983 ttg peraruran
pelaksanaan tgl 1 Agustus 1983 Bab IV Keputusan Mentri Keuangan
No.983/KMK.01/1983 ttg tata cara pembayaran tanggal 31 Desember 1983.
WEWENANG HAKIM DLM PRAPERADILAN
MELAKUKAN PENGUJIAN TERHADAP SAH ATAU TIDAKNYA SUATU PENANGKAPAN;
MELAKUKAN PENGUJIAN TERHADAP SAH ATAU TIDAKNYA SUATU PENAHANAN
PENGUJIAN TERHADAP SAH ATAU TIDAKNYA SUATU PENGHENTIAN PENYIDIKAN;
MELAKUKAN PENGUJIAN TERHADAP SAH ATAU TIDAKNYA PENGHENTIAN ATAU PENUNTUTAN; DAN
MENETAPKAN GANTI RUGI DAN REHABILITASI TERHADAP YANG PPERKARANYA DIHENTIKAN PADA TINGKAT PENYIDIKAN ATAU PENUNTUTAN
PUTUSAN HAKIM DLM PERADILAN :
HARUS JELAS DASAR DAN ALASANNYA; HARUS SEGERA MEMBEBASKAN TSK DLM HAL
PUTUSAN MENETAPKAN SUATU PENGHENTIAN PENYIDIKAN ATAU PENUNTUTAN TDK SAH;
DI DLM PUTUSAN DICANTUMKAN BESARNYA GANTI KERUGIAN DAN REHABILITASI YG DIBERIKAN, DLM HAL PUTUSAN MENETAPKAN PENANGKAPAN ATAU PENAHANAN TDK SAH, SEDANGKAN DLM HAL PENGHENTIAN PENYIDIKAN ATAU PENUNTUTAN ADALAH SAH DAN TSKNYA TDK DITAHAN , MAKA DLM PUTUSAN DICANTUMKAN REHABILITASINYA;
Dlm putusan dicantumkan bahwa benda tsb hrs segera dikembalikan kpd tsk atau dari siapa benda itu disita, bila putusan menetakan bahwa benda yg disita ada yg termasuk alat pembuktian.
Ganti kerugian yg dapat diminta meliputi ketentuan psl 79, psl 80 dan ppsl 81 tdk dapat dibanding kecuali putusan tdk sahnya sp3 atau penuntutan
GANTI RUGI DPT DIMINTA DLM HAL:
SAH ATAU TIDAKNYA PENANGKAPAN, PENAHANAN, PENGHENTIAN PENYIDIKAN ATAU PENGHENTIAN PENUNTUTAN;
GANTI KERUGIAN DAN REHABILITASI BAGI SEORANG YG PERKARA PIDANANYA DIHENTIKAN PD TINGKAT PENYIDIKAN ATAU PENUNTUTAN (pasal 77 KUHAP).
DITANGKAP, DITAHAN, DITUNTUT DAN DIADILI ATAU DIKENAKAN TINDAKAN LAIN, TANPA ADA DSR HKM ATAU KRN KEKELIRUAN TTG ORANGNYA ATAU HKM YG DITERAPKAN SEHINGGA TSK, TERDAKWA, TERPIDANA ATAU AHLI WARISNYA BERHAK MENUNTUT GANTI KERUGIAN (pasal 95 KUHAP).
PERKARA YG TDK DIAJUKAN KE PN DIPUTUS DI SIDANG PRAPERADILAN SESUAI (pasal 77 KUHAP)
TUNTUTAN GANTI RUGI
DIAJUKANKE PN
KETUA PN TUNJUK HAKIM YG TELAH MENGADILAN PERKARA PIDANANYA
RIKSA GANTI RUGI , IKUTI ACARA PRA-PERADILAN
URUT-URUTAN JAWAB JINAWAB DLM ACARA PRAPERADILAN
PEMOHON PEMERIKSAAN PRAPERADILAN DAFTARKAN PERMOHONANNYA PD PENGADILAN NEGERI ;
PENGADILAN MEMANGGIL TERMOHON SETELAH TIGA HARI MENERIMA PERMOHONAN DAN MENETAPKAN HARI SIDANG;
SIDANG HARI PERTAMA PERMOHONAN MEMBACAKAN MATERI PEMERIKSAAN PRAPERADILAN;
SIDANG HARI KEDUA TERMOHON MEMBACA SURAT JAWABAN ATAS MATERI PEMERIKSAAN PRAPERADILAN
SIDANG HARI KETIGA REPUBLIK DARI PEMOHON
SIDANG HARI KEEMPAT DUPLIK DARI TERMOHON
SIDANG HARI KELIMA PEMERIKSAAN SAKSI DAN PEMBUKTIAN OLEH PEMOHON JUGA TERMOHON
SIDANG HARI KEENAM KESIMPULAN SIDANG HARI KETUJUH PUTUSAN DARI HAKIM
TUNGGAL
LANDASAN HUKUM TTG HAKIM TDK BOLEH MENOLAK PERKARA
PSL 22 AB (ALGEMENE BEEPALINGEEN VAN WET BOOK) HAKIM TDK DAPAT MENOLAK SUATU PERKARA DGN ALASAN TDK ADA HKM YG MENGATURNYA
PSL 16 AYAT 1 UU NO.4 THN 2004 TTG KEKUASAAN KEHAKIMAN YG BERBUNYI
PENGADILAN TDK BOLEH MENOLAK UNTUK MEMERIKSA, MENGADILI, DAN MEMUTUS SUATU PERKARA YG DIAJUKAN DGN DALIH BAHWA HKM TDK ADA ATAU KURANG JELAS, MELAINKAN WAJIB UNTUK MEMERIKSA DAN MENGADILINYA.