IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN...

182
IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN PUTUSAN PRAPERADILAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI BANK CENTURY (Studi kasus Putusan Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan HukumUntuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh : ABDUL HARIS FADILAH NIM. 11140430000038 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M

Transcript of IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN...

Page 1: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN

PUTUSAN PRAPERADILAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA

SELATAN TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI BANK CENTURY

(Studi kasus Putusan Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan HukumUntuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

ABDUL HARIS FADILAH

NIM. 11140430000038

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2019 M

Page 2: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN
Page 3: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN
Page 4: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN
Page 5: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

iii

ABSTRAK

ABDUL HARIS FADILAH, NIM 11140430000038. IJTIHAD HAKIM

PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN PUTUSAN

PRAPERADILAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN

TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI BANK CENTURY (Studi

Kasus Putusan Praperadilan Nomor :24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel).

Program Studi Perbandingan Mazhab, Konsentrasi Perbandingan Hukum,

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1440 H/2019 M. xv + 103 halaman

Masalah utama dalam penelitian ini adalah ijtihad hakim pada

penetapan tersangka berdasarkan putusan praperadilan negeri jakarta

selatan tentang tindak pidana korupsi (Putusan

No.24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui

kesesuaian hukum Murafa’at dalam putusan praperadilan Nomor:

24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel dan pertimbangan hakim sudah beralasan apa

belum menurut Hukum Murafa’at dan Hukum Pidana di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan

teknik pengumpulan data library research yang mengkaji berbagai

dokumen terkait objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder yang berupa bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder.

Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa dalam kesesuaian dengan

hukum marifa’at pada putusan No.24/Pid/Pra/PN.Jkt.Sel masih belum

sesuai karna dalam hal pengambilan putusan tidak konsisten yang

menimbulkan putusan yang menyimpang dan dasar pertimbangan hakim

dalam putusan No.24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel hakim tidak boleh

melakukan ijtihad karna sudah ada hukum yang mengatur dan tidak perlu

melakukan terobosan hukum serta hakim melebihi kewenangannya karna

hakim hanya perlu melihat dari fakta” hukum dan pembuktian agar

pertimbangan hukum putusan itu tidak menyimpang.

.

Kata Kunci: Hukum acara Pidana Islam, Ijtihad Hakim,

Praperadilan

Pembimbing : Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum

Andi Syafrani, SH.I., MCCL.

Daftar Pustaka : Tahun 1979 s/d 2016

Page 6: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

iv

KATA PENGANTAR

حيم بسم ن ٱلره حم ٱلره ٱلله

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,

serta inahnya-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat

serta salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman ilmiah seperti sekarang ini.

Selanjutnya, penulis akan menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga

kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik

berupa moril maupun materil. Karena tanpa bantuan dan dukungannya, penulis

tidak akan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis secara

khusus akan menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, SH,MH,MA, Dekan Fakultas Syar’ah

dan Hukum serta para Pembantu Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Siti Hana , MA, Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab dan

Bapak Hidayatullah, MH, Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab

3. Bapak Dr. Ahmad Sudirman Abbas, M. Ag, dosen penasehat akademik

Penulis.

4. Bapak Dr.Burhanudin, S.H., M.Hum. dan Bapak Andi Syafrani,

SH.I.,MCCL, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu

serta memberikan arahan, saran dan ilmunya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah mendidik dan

memberikan ilmu yang tak ternilai harganya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Ramdani dan Ibunda Murnah atas

pengorbanan dalam mendidik, mengasuh dan berjuang sampai ke titik ini

Page 7: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

v

tidak pernah lupa mendoakan, memberikan arahan serta dukungan kepada

penulis.

7. Sahabat dan teman terbaik penulis yang telah banyak membantu dalam hal

apapun selama ini, ananda Reno Tri Ramadhan, Fahri Muhammad, S.H.,

Murtadi Ahmad Ningrat. S.H, Budi Kurniawan. S.H., Fahmi Fajrianto,

Ahmad Zaelani, S.H., Deni Alamsyah, S.H., Syahrul Fauzi, M. Angga

Yudha, dll. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan keselamatan.

Salam hormat penulis dan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya yang

telah benyak membantu penulis selama ini.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas semua kebaikan atas bantuan

yang telah diberikan kepada penulis, semoga kebaikan kalian menjadi dan

amal jariyah untuk kita semua. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaaat

bagi penulis serta pembaca pada umumnya. Aamiin.

Jakarta, 13 November 2019

Abdul Haris Fadilah

11140430000038

Page 8: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

SURAT PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ............................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 6

D. Review Studi Terdahulu ...................................................................... 7

E. Metode Penelitian ................................................................................ 8

F. Sistematika Penelitian ......................................................................... 10

BAB II Hukum Acara Dalam Fiqih Jinayat.................................................... 12

A. Asas-Asas Fiqih Murafa’at..................................................................12

1.Asas Legalitas.................................................................................. 16

2.Asas Tidak Berlaku Surat................................................................. 18

3.Asas Praduga tak bersalah................................................................ 19

4.Asas tidak sahnya hukuman karena keraguan.................................. 22

5.Asas Kesamaan dihadapan hukum................................................... 24

B. Ijtihad Hakim dalam Memutus Perkara.............................................. 26

1. Prinsip Kekuasaan Kehakiman Dalam Hukum Islam................... 27

a. Pengertian Hakim.................................................................... 27

b. Syarat-syarat Hakim................................................................ 28

c. Hukum menerima pengangkatan sebagai hakim.................... 31

d. Tugas-tugas hakim.................................................................. 33

e. Kewajiban hakim..................................................................... 34

Page 9: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

vii

2. Metodelogi Ijtihad Hakim............................................................ 34

a. Putusan hakim bersumber dari hukum syara dan sifat putusannya

.................................................................................................35

b. Pokok-pokok prosedur pengadilan.......................................... 37

c. Pembuktian.............................................................................. 42

d. Cara memutuskan perkara....................................................... 46

e. Putusan hukum atau vonis pengadilan.................................... 51

BAB III Praktik Praperadilan Dalam Hukum Pidana di Indonesia.................. 55

A. Praperadilan ........................................................................................ 55

B. Teori Kepastian Hukum ...................................................................... 66

C. Posisi Kasus ............................................................................................... 69

1. Kronologi Kasus .............................................................................. 69

2. Para Pihak Yang Berperkara ............................................................ 70

3. Duduk Perkara ................................................................................. 70

4. Fakta Hukum .................................................................................... 71

5. Amar Putusan .................................................................................. 73

BAB IV Putusan Praperadilan No.24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel Menurut Prinsip

/Asas Fiqih Murafaat dan Hukum Pidana di Indonesia ................................... 74

A. kesesuaian menurut fiqih Murafa’at dan praperadilan dalam putusan

praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel ..................................... 74

B. Pertimbangan Hakim Pada Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan No.24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel sudah beralasan secara fiqih

Murafa’at dan hukum pidana di Indonesia .............................................. 82

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 89

A. Kesimpulan ......................................................................................... 89

B. Saran .................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91

LAMPIRAN

Page 10: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga Peradilan dalam suatu negara merupakan hal yang sangat strategis

dan menentukan, karena lembaga inilah yang yang bertindak untuk

menyelesaikan segala sengketa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan

menghukum orang-orang yang melanggar hukum sesuai dengan hukum yang

telah ditentukan. Lembaga peradilan ini sangat dibutuhkan dalam upaya

menjawab dan menyelesaikan setiap persoalan di kalangan masyarakat, seiring

dengan perkembangan dan dinamisasi yang terjadi di masyarakat.

Islam memandang masalah peradilan ini merupakan tugas pokok dalam

menegakkan keadilan dan mempunyai kedudukan tinggi dalam penegakan

hukum. “Keadilan itu sendiri diformulasikan dalam al-Qur‟an dengan kata „adl

sebanyak 28 kali dan dengan qisthi sebanyak 25 kali, yang keduanya mempunyai

makna tidak berat sebelah, tidak memihak atau menyamakan sesuatu dengan yang

lain.”1Penyebutan kata „adl dan qisthi yang berulang- ulang dalam al-Qur‟an

menunjukan pentingnya keadilan itu.

Dalam proses peradilan peranan hakim sangat besar dan mulia, dalam hadist

Nabi disebutkan ”apabila seorang hakim telah berijtihad2ketika memutus suatu

perkara dan ijtihadnya benar maka akan mendapatkan dua pahala, apabila salah

maka mendapatkan satu pahala.”3 Dalam hadist lain riwayat Ibn Majah yang

menyebutkan bahwa “Barang siapa yang memohon jabatan hakim maka ia sendiri

1 Abdul Manan, Etika Hakim dalam Penyelenggaraan Peradilan, Suatu Kajian dalam

Peradilan Islam cet.1 ,(Jakarta : Kencana, 2007), h.1. 2 Abu Hamid Al Ghazali, Al Mustashfa min Ilmil Ushul (Beirut : Daar al Kutub al „Ilmiyah,

tt), h. 527. 3 Abu Abdillah Bukhari Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah, al-Shahih al

Bukhari. Juz XXII, hadits no. 6805

Page 11: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

2

akan dipertanggungjawabkan, tetapi siapa saja yang dipaksa untuk menjabatnya

maka malaikat akan turun untuk membantunya”.4

Yang mana Hukum acara Peradilan Islam (Fikih Mura‟faat) adalah ketentuan

yang ditunjukan kepada masyarakat dalam usahanya mencari kebenaran dan

keadilan bila terjadi “ Pencurian” atas suatu ketentuan hukum materil, hukum

acara meliputi ketentuan-ketentuan tentang cara bagaimana orang harus

menyelesaikan masalah dan mendapatkan keadilan dari hukum, apabila

kepentingan atau haknya dilanggar oleh orang lain dan sebaliknya, bagaimana

cara mempertahankan apabila dituntut oleh orang lain.5 Tujuan hukum peradilan

Islam adalah untuk memelihara dan mempertahankan hukum materiil . Peranan

hukum acara akan mulai tampak dan menonjol manakala terjadi pelanggaran

terhadap hukum materiil.

Karena dalam hukum acara pidana Islam yang mana dari asas-asasnya

terutama pada asas legalitas ini melindungi dari penyalahgunaan kekuasan atau

kesewenang-wenangan hakim bila dikaitkan pada Perundangan di Indonesia

berkaitan dengan Praperadilan di Indoneia yang mana Setelah diundangkannya

KUHAP di dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1981 maka terjadi suatu

perkembangan didalam hukum acara pidana Indonesia dengan melahirkan suatu

lembaga baru bernama “ Praperadilan” yang belum diatur dalam HIR.6 Karena

yang melatar belakangi di adakannya Lembaga Praperadilan di dalam Kitab

Undang-Undang Hukum acara Pidana (KUHAP) adalah karena terlalu banyak di

mana pihak penyidik dalam melakukan penangkapan dan penahan salah dalam

seseorang yang diduga melakukan tindak pidana. Selain itu ada kasus dimana

seseorang tersangka telah lama ditahan tetapi tidak diajukan kepengadilan

4 Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Gazwani, Sunan Ibn Majah, jilid II

(Mesir: Matba‟ah Isa alBab al-Halabi, tt), 774. Hadist sama lihat Ibn Hajar, Fathu al-Bari Sharah

Shahih Bukhari jilid III (Mesir: Bab al-Halabi, tt), 103. 5 5 Asadulloh Al- Faruq, Hukum Acara Peradilan Islam (Yogyakarta: Pustaka Yustika 2009),h.

3 6 Andi Muhammad Sofyan & Abd Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, (Jakarta:

Kencana, 2014), h. 181.

Page 12: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

3

disebabkan tidak cukupnya bukti. Berdasarkan pemikiran yang demikian maka

wajar apabila seseorang yang ternyata tidak jadi diajukan ke sidang pengadilan

untuk mendapatkan ganti rugi dan rehabilitasi. Untuk memberikan upaya hukum

terhadap pencari keadilan, maka diperbolehkan untuk melakukan praperadilan

menjamin Hak asasi manusia dan agar aparat penegak membentuk suatu lembaga

yang dinamakan Praperadilan.7

Lahirnya lembaga praperadilan ini dikarenakan adanya dorongan bahwa tidak

terdapatnya pengawasan dan penilaian upaya paksa yang menjamin hak asasi

manusia didalam HIR. Yang dibentuk dengan orientasi atas kekuasaan pada

zaman penjajahan kolinial Belanda. Praperadilan, pada prinsipnya, bertujuan

untuk melakukan pengawasan horizontal atas segala tindakan upaya paksa yang

dilakukan aparat penegak hukum untuk kepentingan pemeriksaan perkara pidana

agar benar-benar tindakan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan hukum

dan perundang-undangan, disamping adanya pengawasan intern dalam perangkat

aparat itu sendiri. Hadirnya praperadilan bukan merupakan lembaga peradilan

tersendiri, tetapi hanya merupakan pemberian wewenang dan fungsi baru

dilimpahkan KUHAP kepada setiap pengadilan negeri yang telah ada selama ini.8

Namun demikian KUHAP sebagai hasil karya manusia jelas tidak akan

terlepas akan kekurangan dan kelemahan. Memang tidak ada suatu undang-

undang yang benar-benar sempurna, lepas dari segala cacat dan kekurangan.9

Demikian juga dengan pengaturan mengenai Lembaga Praperadilan, akan selalu

ada kekurangan di dalamnya. Kewenangan praperadilan diatur dalam Pasal 1

angka 10 jo (junto) 77 KUHAP, kemudian diperluas kewenangannya tersebut

dengan dikeluarkannya Putusan Mahkamah Kostitusi (MK) No.21/PUU-

7 Ratna Nurul Afiah, Praperadilan dan Ruang Lingkupnya, (Jakarta: Akademika Pressindo,

1986), h. 3. 8 M. Yahya Harahap. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP ( Pemeriksaan

Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali), (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h.

1. 9 Nico Ngani dkk. Mengenal Hukum Acara Pidana Tentang Dan Sekitar Pengadilan Negeri

Tinggi Dan Mahkamah Agung Republik Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 1985), h. 2.

Page 13: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

4

XII/2014.10

Perluasaan tentang wewenang Pengadilan Negeri dari Putusan

Mahkamah Kostitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 agar perlindungan hak asasi

manusia khususnya mengenai hak-hak tersangka lebih terlindungi.11

Kegiatan hidup manusia itu sangat luas, tidak terhitung jumlah dan jenisnya,

sehingga tidak mungkin tercakup dalam satu perundang-undangan dengan tuntas

dan jelas. Maka wajarlah kalau tidak ada peraturan perundang-undangan yang

dapat mencakup keseluruhan kegiatan kehidupan manusia, sehingga tidak ada

peraturan perundang-undangan yang lengkap selengkap-lengkapnya dan jelas

sejelas-jelasnya. Oleh karena hukumnya tidak lengkap dan jelas, maka harus

dicari dan ditemukan.12

Putusan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel. merupakan suatu putusan yang

menuai pro dan kontra dikalangan praktisi dan akademisi. Putusan tersebut

memerintahkan Termohon (KPK) untuk menetapkan Boediono dkk sebagai

tersangka.13

Dalam putusan praperadilan ini adalah putusan yang mana telah

keluar dimana yang telah diatur dalam putusan MK Nomor 21/PUU-XII/2014

tentang perluasaan objek praperadilan yang telah berlaku, namun lagi-lagi

putusan ini banyak pro dan kontra . awal mula permasalahan ini yaitu karena pada

kasus korupsi atas pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) pada

Bank Century dan penetapan Bank Century sebagai “ Bank gagal dampak

sistemik” yang seolah-olah tenggelam selama tiga tahun terakhir ini atau setelah

perkara mantan Deputi Bank Indonesia Budi Mulya berkuatan hukum tetap pada

2015 lalu. Semenjak itu tidak terlihat upaya KPK untuk menindak lanjuti kasus

tersebut. Padahal terdapat 10 nama yang disebut turut terlibat (termasuk mantan

10

Ishaq,Pengantar Hukum Indonesia (PHI), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.2015, h.182 11

http://icjr.or.id/perluasan-objek-pra-peradilan-kuhap-desak-pemerintah-dan-dpr-siapkan-

hukum-acara/, “Perluasan objek Praperadilan: KUHAP desak pemerintah dan DPR siapakan hukum

acara”, Diakses pada Sabtu, 7 September 2019. 12

Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: Liberty 2007),

h. 7. 13

Lihat Amar Putusan Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

Page 14: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

5

Wail Presiden RI, Boediono) dalam kasus yang merugikan keuangan negara

hingga 8 (delapan) triliun.14

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menganalisa putusan hakim

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam tindak pidana korupsi. Dalam bentuk

skripsi dengan judul “IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA

BERDASARKAN PUTUSAN PRAPERADILAN PENGADILAN NEGERI

JAKARTA SELATAN TINDAK PIDANA KORUPSI BANK CENTURY

(Studi Kasus Putusan Nomer 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel)”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah penulis paparkan, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini, diantaranya:

a. Bagaimana kekuasaan kehakiman menurut hukum Islam ?

b. Bagaimana Ijtihad hakim dalam Putusan Nomer

24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel?

c. Pengertian Praperadilan dikaitkan dengan asas-asas fiqih Murafa‟at?

d. Apakah pertimbangan hakim pada putusan kasus praperadilan yang

memerintahkan menetapkan status tersangka di Pengadilan Jakarta

Selatan sebagai putusan yang pertama dan satu-satunya terkait hal

tersebut ?

e. Bagaimana Putusan Praperadilan dalam memerintahkan penetapan

tersangka ?

2. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini maka penulis

membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasan tidak terlalu

melebar dan sesuai sasaran. Maka penelitian ini, penulis hanya membahas

14

https://www.beritasatu.com/nasional/4888514-setelah-6-kali-praperadilan-kasus-century-

masuk-babak-baru.html, “Setelah 6 kali praperadilan, kasus century masuk babak baru”, Diakses

pada Sabtu, 7 September 2019.

Page 15: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

6

Ijtihad Hakim pada Putusan Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel

telah sesuai dengan KUHAP dan Peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku serta pertimbangan Hakim sudah beralasan secara hukum atau belum.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis

merumuskan permasalah sebagai berikut: .

a. Apakah Sesuai menurut fiqih Mura‟faat dan Praperadilan Dalam

Putusan Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel ?

b. Apakah Pertimbangan Hakim dalam Putusan Nomor :

24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel sudah beralasan secara Hukum Mura‟faat

dan Hukum Pidana di Indonesia ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin penulis capai tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Untuk Mengetahui kesesuaian Hukum dalam fiqih murafa‟at dan

praperadilan dalam Putusan Nomor: 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

b. Untuk Mengetahui alasan Pertimbangan Hakim dalam pandangan

hukum murafa‟at dan hukum pidana Di Indonesia dalam Praperadilan

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomer

:24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

a. Manfaat Akademis. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk

menambah wawasan dan pengetahuan dalam memahami kesesuaian

pertimbangan hakim pada Putusan No. 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel

dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Kemudian menambah literatur perpustakaan khususnya dalam bidang

Perbandingan Mazhab.

Page 16: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

7

b. Kegunaan Praktis. Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan

penjelasan yang lengkap mengenai Putusan No.

24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel dalam hukum positif.

D. Review Studi Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang peernah ditulis dan dibahas oleh

penulis lainya, maka penulis me-review beberapa Skripsi/Jurnal yang

pembahasannya hampir sama dengan pembahasan yang penulis angkat.

Dalam hal ini penulis menemukan beberapa skripsi/Jurnal terdahulu yaitu:

1. Nurdin Juddah/Metode Ijtihad hakim dalam penyelesaian perkara/2013.

Dalam penulisan Jurnal ini lebih menekankan pada aspek ijtihad saja

dalam memutuskan perkara di Pengadilan Tinggi Agama.

2. Rusdi/studi komparatif kekuasaan kehakiman dalam perspektif hukum tata

negara Indonesia dan hukum tata negara Islam/ 2018. Dalam skripsi ini

membahas lebih kepada aspek kekuasaan kehakiman dan ruanglingkupnya

dalam hukum Islam dan Hukum tata negara di Indonesia.

3. Jurnal Peranan dan Fungsi Praperadilan Dalam Penegakan Hukum Pidana

Di Indonesia .jurnal yang ditulis oleh Abi Hikmoro. Menjelaskan hanya

pada pokok permasalahan yang mengenai tentang praperadilan dan

fungsinya di Indonesia sedangkan dalam skripsi ini penulis menjelaskan

tentang kewenangan pengadilan dan praperadilan dalam putusan yang

memerintahkan menetapkan tersangka.

E. Metode Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini penulis mengunakan beberapa metode, antara

lain:

1. Jenis Penelitian

Adapun penelitian ini merupakan penelitian Hukum, maka jenis penelitian

yang penulis gunakan adalah penelitian normatif. Penelitian hukum normatif

Page 17: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

8

adalah metode atau cara dipergunakan di dalam penelitian hukum yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada, seperti dengan cara

mengumpulkan bahan-bahan yang berasal dari buku-buku, jurnal, artikel dan

bahan lainya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi

ini.

2. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan

analisa isi, dengan cara menguraikan dan mendeskripsikan isi dari putusan

yang penulis dapatkan, kemudian menghubungkan dengan masalah yang

diajukan, sehingga dapat menemukan kesimpulan yang objektif.

3. Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder, yaitu :

a. Bahan Hukum Primer

Dalam penelitian ini bahan hukum primer yang digunakan diantaranya

adalah UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Putusan

Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel, Putusan mahkamah

Konstitusi Nomor: 21/PUU-XII/2014, KUHAP & KUHP serta Al-Qur‟an.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara menggandakan

studi kepustakaan yang berhubungan dengan masalah ini, bahan-bahan

tersebut digunakan untuk mendukung, membantu, melengkapi dan

membahas masalah-masalah yang timbul dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

metode kepustakaan. Data kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian

Page 18: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

9

kepustakaan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku-buku,

dokumen resmi, publikasi, dan hasil penelitian.15

5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang dipakai dalam skripsi ini adalah menggunakan

teknik analisis deskriptif yaitu dengan cara menjelaskan dan menguraikan

pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini.

6. Tehnik Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan

Skripsi fakultas Syariah dan Hukum” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakan

tahun 2017.

F. Sistematika Penelitian

Pedoman penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

berdasarkan buku pedoman penyusunan skripsi dan karya ilmiah Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017,

dan untuk menjadikan penelitian ini menjadi penelitian yang terarah dan

sistematis maka pembahasan skripsi ini dilakukan dan ditulis melalui tiga tahap

penulisan yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Dari bagian-bagian tersebut terdiri

dari bab-bab dan di dalam bab terdapat sub-sub bab. Adapun sistematika

penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang

masalah,identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, tinjauan review terdahulu dan sistematika

penulisan.

15

Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010) , h.107.

Page 19: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

10

BAB II HUKUM ACARA DALAM FIQIH JINAYAT

Dalam bab ini terbagi menjadi dua sub bab yang pertama asas-asas fiqih

murafa‟at dan yang kedua ijtihad hakim dalam memutuskan perkara dan dalam

ijtihad hakim dalam memutuskan perkara dibagi menjadi dua prinsip kekuasaan

kehakiman dalam hukum Islam dan metode ijtihad hakim

BAB III PRAKTIK PRAPERADILAN DALAM HUKUM PIDANA DI

INDONEISA

Pembahasan tentang praperadilan, teori kepastian hukum dan kronologi kasus

korupsi Bank Century Boediono, Muliaman Hadad, Raden Pardede.dkk yang

berisi tentang kronologi kasus, para pihak yang berperkara, duduk perkara, fakta

hukum , amar putusan dan pra kontra Publik tentang putusan praperadilan

Nomer: 24/Pra/Pid/2018/PN.Jkt.Sel.

BAB IV PUTUSAN PRAPERADILAN

NO.24/PID/PRA/2018/PN.JKT.SEL. MENURUT PRINSIP FIQIH

MURAFA’AT DAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

Bab ini mencoba menguraikan tentang kesesuian menurut hukum murafa‟at

dan praperadilan serta, pertimbangan hakim apakah sudah beralasan secara

hukum murafa‟at dan hukum pidana di Indonesia.

BAB V PENUTUP

Penutup. Dalam bab kelima merupakan bab penutup berisi tentang

kesimpulan dan saran atas hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh

penulis

Page 20: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

11

BAB II

HUKUM ACARA DALAM FIQIH JINAYAT

A. Asas-asas Fiqih Murafa’at

1.Pengertiaan Pengadilan

Kata al-qadhaa berarti selesai dan sempurnanya sesuatu. Selain itu, ia

juga berarti menetapkan hukum ditengah-tengah masyarakat. Adapun arti kata

al-qaadhi adalah hakim. secara terminologi, kata al-qadha berarti menangani

sengketa dan pertentangan.16

Peradilan adalah terjemahan dari Bahasa Arab

Al-Qadha. al-Qadha sendiri memiliki arti, yaitu memutuskan atau

menghukum antara dua orang yang berkelahi.17

al-Qadha juga berarti

mencegah atau menghalang-halangi.18

Menurut definisi, Salam Madkur lebih jauh mengemukakan beberapa

definisi. Ada definisi yang berbunyi “menyampaikan hukum syar‟i dengan

mencampuri utusan antara makhluk dengan khaliknya untuk menyampaikan

perintah-perintah dan hukum-hukum-Nya kepada mereka dengan perantara

Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Atau secara ringkas menyelesaikan sengketa

antara dua pihak dengan (menggunakan) hukum Allah.19

Ulama Madzhab Syafi‟i menerangkan bahwa yang dimaksud dengan

al-qadha adalah memutuskan pertentangan yang terjadi diantara dua orang

atau lebih yang bersengketa dengan merujuk kepada hukum Allah. Dengan

kata lain, al-qadha adalah menetapkan hukum syara dalam suatu

permasalahan.

16

Ibnu Abidin, Ad-Durr al-Mukhtar, jld.IV, (Beirut: Dar al-Fikr ,1989).h.309;ad-Dardir, asy-

Syarh al-Kabir,jld.IV,h.129 17

H. Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.(Surabaya; Apollo,1997), h.271 18

Muhammad Salama Madkur, al-Qadha fi al-Islam. Diterjemahkan oleh Imran A.M.,

dengan judul Peradilan dalam Islam (Cet.IV; Surabaya:PT.Bina Ilmu, 1988), h.20 19

Muhammad Salama Madkur,al-Qadha fi al Islam Diterjemahkan oleh Imran A.M., dengan

judul Peradilan dalam Islam (Cet.IV; Surabaya:PT.Bina Ilmu, 1988),.h.20

Page 21: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

12

Dalam bahasa Arab, al-qadha juga bisa disebut dengan al-hukmu

sebab dalam proses pengadilan terdapat hikmah (yang satu akar kata dengan

kata al-hukmu), di mana dalam proses pengadilan, setiap sesuatu harus

ditempatkan pada posisinya yang tepat dan tindakan orang zalim harus

dihentikan. Selain itu, al-qadha biasa disebut dengan al-hukmu sebab dalam

proses pengadilan ada ihkamu asy-syai (memperkokoh dan menyempurnakan

sesuatu).20

Legalitas pengadilan itu berdasarkan ketetapan Al-Qur‟an, Sunnah,

dan ijmak.21

Dalil dari Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT dalam surat Shaad ayat

6 yang berbunyi :

ۥد ذا كئا فٱحكىٱلسضفخهفح جعه لتٱنحقٱناست ذرثع هصثمعفعهكٱن ٱلل

Artinya: “ Wahai, Daud sesungguhnya, engkau kami jadikan khalifah

(penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia

dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan

menyesatkan engkau dari jalan Allah”.

Dan dalam Surat Al-Maa‟idah ayat 49 yang berbunyi :

أ ىٱحكى ا ت أزلت ٱلل

Aritnya : “ Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara

mereka menurut apa yang diturunkan Allah”

Dan Juga dalam Surat Al-Maa‟idah ayat 42 yang berbunyi :

ئ د ىفٱحكىحك تٱنقضطهت

Artinya : “ Tetapi engkau memutuskan (perkara mereka) maka

putuskanlah dengan adil”

20

Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Asy-Syirbini,Mughni al-Muhtaj, jld.IV,((Beirut: Dar-

Al- Hadits ).h.372; Fathu al-Qadir,jld.V,h.453. 21

Syekh Syamsuddin Abu Bakar Muhammad al-Sarkhasi. Al-Mabsuth,jld.XVI,h.59 dan

setelahnya;al-Mugni,jld.XI,h.34; Mughni al-Muhtaj,op.cit.;al-Muhadzdzab,jld.II, h.289.

Page 22: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

13

Dan Surat an-Nisaa ayat 105 yang berbunyi :

كأزنا ئا ةئن نرحكىتٱنحقٱنكر ا ٱناست كت هأسى ٱلل

Artinya : “ Sungguh, kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur‟an)

kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara

manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu”.

Adapun dalil dari Sunnah adalah hadits yang diriwayatkan dari Amr

bin Ash bahwa nabi Muhammad saw. Bersabda , “ Apabila seorang hakim

berijtihad kemudian ijtihadnya betul, dia mendapatkan dua pahala. Apabila

dia berijtihad, namun hasil ijtihadnya salah, dia mendapatkan satu pahala.”22

Imam al-Hakim meriwayatkan hadis ini dengan redaksi,”Bagi yang

benar mendapatkan sepuluh pahala.”Imam al-Baihaqi meriwayatkan hadits, “

Apabila seorang hakim duduk untuk memutuskan perkara maka Allah

mengutus dua malaikat yang bertugas membimbing dan mengarahkannya.

Apabila hakim tersebut adil, malaikat itu akan berdiri bersamanya. Akan

tetapi, apabila menyeleweng, malaikat itu kan pergi meninggalkannya.”

Nabi muhammad saw. Juga menghakimi para sahabat.23

Nabi juga

pernah mengirim sahabat Ali, Mu‟adz, dan juga Abu Musa al-Asy‟ari ke

Yaman untuk mengursi masalah sengketa (al-qadhaa).24

Sementara itu, Attab

bin Asid adalah hakim kota Makkah pertama yang ditunjuk Rasulullah.

Dasar legalitasnya lainya adalah al-Khulafa ar-rasyidun juga

mengemban amanat sebagai qadhi dan menetapkan putusan hukum untuk

manusia. Umur mengutus Abu Musa al -Asy‟ari ke Bashrah untuk menjadi

hakim (qadhi). Dia juga mengutus Abdullah bin Mas‟ud ke Kufah untuk tugas

22

Jamaluddin Abu Muhammad Abdullah. Nashbu ar-Rayah,jld.XIV. (Kairo: Idaroh Majlis

Ilmi Pakistan.) t.th. ,h.63. 23

Jamaluddin Abu Muhammad Abdullah. Nashbu ar-Rayah,jld.XIV. (Kairo: Idaroh Majlis

Ilmi Pakistan).h.60 24

Jamaluddin Abu Muhammad.Abdullah Nashbu ar-Rayah,jld.XIV.( Kairo: Idaroh Majlis

Ilmi Pakistan. ).h.63.

Page 23: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

14

yang sama. Umar, Ali, Mu‟adz, Abu Musa, Syuraih, dan Abu Yusuf juga

pernah menjabat sebagai hakim.

Umat Islam juga bersepakat (jimak) untuk mengangkat hakim yang

bertugas menetapkan putusan hukum atas sengketa yang terjadi di

masyarakat. Alasanya adalah benaran dan hak dapat ditegakan. Selain itu,

dikarenakan manusia mempunyai potensi untuk melakukan kezaliman, harus

ada hakim yang membela orang yang terzalimi.

2. Jenis Legalitas

Menurut kesepakatan ulama semua Madzhab, hukum pengadilan (al-

qadhaa) adalah fardu kifayah. Seorang imam harus mengangkat seorang

hakim. dalil kewajibannya adalah dalam surat an-Nisaa ayat 135 yang

berbunyi :

ا أ كاءاياٱنز ي تٱنقضطق

Artinya; “ Wahai, orang-orang yang beriman jadilah kamu penegak

keadilan”.

Pertimbangan lainya adalah karena melakukan kezaliman dan tidak

mau memberikan hak kepada pihak yang semestinya serta jarang di antara

mereka yang bersikap adil terhadap dirinya sendiri, dan juga seorang imam

mempunyai banyak tugas publik sehingga dia tidak mungkin menangani

sendiri sengeketa yang terjadi di masyarakat maka wajar jika mengangkat

para hakim untuk mengurusi masalah itu.

Penetapannya sebagai fardhu kifayah sebagai pengadilan merupakan

bagian dari amar makruf dan nahi munkar. Dua tugas ini masuk dalam

kategori fardu kifayah. Sebagian ulama mengatakan, “Pengadilan merupakan

urusan agama dan menyangkut kemaslahatan umat Islam. Karena itu, perlu

mendapat perhatian karena manusia sangat memerlukan hal itu.”25

25

Abu al-Hasan Ahmad bin Muhammad al- Mahamili, al-Lubab Syarh al-Kitab,

jld.IV,(Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyaht.th. )h.77,

Page 24: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

15

Melaksanakan tugas pengadilan merupakan salah satu bentuk taqarrub

(pendekatan diri) kepada Allah SWT sehingga para nabi mengemban tugas

mulia ini. Ibnu Mas‟ud berkata,”Duduk untuk memutuskan perkara antara dua

orang itu lebih aku sukai daripada beribadah tujuh puluh tahun.”

Dalam hal asas-asas hukum fiqih Murafa‟at terbagi menjadi 5 (lima)

yaitu :

a. Asas Legalitas

Asas Legalitas dalam kejahatan dan hukuman merupakan suatu

jamianan dasar bagi kebebasan individu dengan memberi batas-batas

aktivitas apa yang dilarang secara tepat dan jelas. Asas ini melindungi

dari penyalahgunaan kekuasaan atau kesewenang-wenang hakim.

menjamin keamanan individu dengan informasi apa yang boleh dan

apa yang dilarang. Setiap orang harus diberi peringatan sebelumnya

tentang perbuatan-perbuatan illegal dan huumnya. Hal ini adalah hak

individu dan merupakan suatu tugas dari masyarakat.26

Tidak ada perbuatan boleh dianggap melanggar hukum oleh

hakim jika belum diatur secara jelas dalam peraturan perundang-

undangan. Asas legalitas dalam Islam bukan berdasarkan akal manusia

semata, tetapi dari ketentuan Allah dalam surat al-Isra ayat 15 yang

berbunyi :

يا كا ت يعز ثعثحر سصل

Artinya : “ Dan kami tidak akan mengazab sebelum kami

mengutus seorang Rasul”.

Prinsip legalitas ini diterapkan paling tegas pada kejahatan

hudud, yang pelanggarannya dihukum dengan sanksi hukum yang

pasti. Juga diterapkan bagi kejahatan-kejahatan qisas-diyat dengan

26

Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam, cet.I ( Bandung: Asy-Syamil, 2000),

h.426

Page 25: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

16

diletakannya prosedur-prosedur khusus dan sanksi yang sesuai.

Namun untuk kejahatan-kejahatan ta‟zir, beberapa sarjana Barat

berpendapat bahwa asas legalitas ini tidak berlaku bagi kategori ini

karena dalam kitab suci Al-Qur‟an maupun sunnah Nabi saw. Pada

kenyataannya pandangan barat ini terlalu dangkal dan tidak benar.

Kekuasaan diskresi dari hakim dalam kejahatan-kejahatan ta‟zir bukan

tanpa kendali. Menurut Nagaty Sanad, Profesor hukum pidana dari

Mesir, pandangan yang benar adalah bahwa asas legalitas dalam Islam

yang berlaku bagi kejahatan-kejahatan ta‟zir adalah yang paling

fleksibel (dibanding dengan dua Kategori sebelumnya).27

Ada dua macam penerapan asas legalitas dalam hukum acara

pidana Islam, yaitu :

1) dari segi penentuan macamnya tindak pidana. Pada tindak

pidana hudud dan qisas serta ta‟zir biasa syariah telah

menentukan macamnya perbuatan-perbuatan yang

membentuk tindak pidana ta‟zir untuk kepentingan umum

perbuatannya tidak ditentukan, hanya sifatnya saja yang

ditentukan.

2) Dari segi penuntutan hukuman, pada tindak pidana hudud

dan qisas, syariah telah menentukan hukumannya,

sedangkan pada tindak pidana ta‟zir syariat tidak

menyediakan sekumpulan hukuman, hakimlah yang

menentukan.28

Hukum pidana Islam membagi tidak cara penerapan yang

berbeda sesuai dengan gawatnya jenis tindak pidananya, yaitu hudud

27

Nagaty Sanad, The Theory of Crime and Criminal Responsibility in Islamic Law, cet.I

(Chicago: Office of International Criminal Justice, 1991,h.41 28

Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, cet.4 (Jakarta: Bulan Bintang, 1990),h.73-

74.

Page 26: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

17

dan qisas diterapkan dengan tegas, pada tindak pidana ta‟zir biasa ada

kelonggaran dari sisi penentuan hukuman, dan pada ta‟zir untuk

kemaslahatan umum kelonggaran diberikan baik dalam penentuan

hukuman. Akan tetapi dalam hukum positif, cara penerapan asas

legalitasnya untuk semua tindak pidana sama, sehingga menimbulkan

kritik.29

Pada dasarnya syariat Islam menentukan macamnya hukuman

dengan jelas sehingga tidak mungkin bagi hakim untu menciptakan

hukuman dari dirinya sendiri, dan ketentuan itu berlaku bagi tindak

pidana ta‟zir dengan segala macamnya, syariat hanya menentukan

sekumpulan hukuman kemudian diserahkan kepada hakim untuk

menjatuhkan satu hukuman atau lebih yang sesuai atau menjatuhkan

yang terletak antara batas tertinggi dan batas terendah, menghentikan

pelaksanaan hukuman atau memerintahkan pelaksanaan dengan

segera. Kekuasaan hakim pada hukum positif jauh lebih sempit

dibanding kekuasaan hakim pada syariat Islam tidak mempunyai

kekuasaan yang cukup untuk bertindak terhadap perbuatan sesuai

dengan kepentingan umum.

b. Asas tidak berlaku surut

Asas tidak berlaku surut dalam hukum acara pidana Islam

merupakan konsekuensi dari asas legalitas. Asas ini berarti bahwa

undang-undang harus berlaku hanya bagi perbuatan-perbuatan yang

dilakukan setelah diundangkannya ketentuan itu. Pentingnya asas ini

karena ia melindungi keamanan individu dan mencegah

penyalahgunaan kekuasaan dari pemegang otoritas.30

29

Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam, cet.I ( Bandung: Asy-Syamil, 2000),h.118 30

Nagaty Sanad, The Theory of Crime and Criminal Responsibility in Islamic Law, cet.I

(Chicago: Office of International Criminal Justice, 1991. h.42.

Page 27: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

18

Syariat Islam kaya dengan bukti-bukti yang menegaskan asas

tidak berlaku surut ini. Syariat menentang beberapa praktek yang

berlaku di antara bangsa Arab pra Islam. akan tetapi setiap larangan

dari praktek-praktek ini mengandung suatu statemen bahwa tiada

hukuman yang berlaku surut. Sebagai contoh, di zaman pra Islam

seorang anak diijinkan menikahi bekas istri ayahnya. Islam kemudian

melarang praktek ini, tetapi Al-Qur‟an secara khusus mengecualikan

setiap perkawinan seperti itu yang dilakukan sebelum adanya larangan.

Hal ini disebutkan dalam Surat an-Nisa ayat 22 yang berbunyi :

ل ءاتا ؤكىكحياذكحا ٱنضا ءي ۥصهفهقذيائل ئ حشح كا اف يقر صا ء صثل

Artinya : “ Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang

telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau.

Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-

buruk jalan (yang ditempuh).”

Sama dengan ketentuan larangan berlaku surut diatas, sanksi

pidana terhadap zina, pencurian, minum khamer, dan kejahatan lainya

yang dilakukan sebelum diturunkanya ketentuan tentang itu tidak

dikenakan sanksi.31

Pengecualian asas tidak berlaku surut, menurut Osman Abdul

Malek al Saleh, Profesor hukum publik dari Universitas Kuwait dan

Nagaty Sanad, kebanyakan ahli hukum Islam berpendapat bahwa

hanya ada satu pengecualian bagi berlakuknya asas ini, yaitu jika yang

baru memberi sanksi yang lebih ringan dibanding hukum yang ada

31

Osman Abdul Malik al-Saleh, “The Right of the Individula to Personal Security in Islam”

dalam M.Cherif Bassiouni, The Islamic Criminal Justice System, cet.I (London: Oceana Publication,

1982), h. 63; juga Abdul Qadir Audah, Criminal Law of Islam, cet.I (Karachi: International Islamic

Publisher, 1987),h.314-326.

Page 28: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

19

pada waktu perbuatan dilakukan; dalam kasus seperti ini hukuman

yang lebih ringanlah yang diterapkan.32

Pengecualian ini dalam hukum pidana Islam terjadi, misalnya

pada kejahatan zihar (kejahatan ini terjadi jika seorang laki-laki

mengatakan kepada istrinya: “kamu bagiku seperti punggung ibuku”).

Praktek seperti ini dilakukan secara luas oleh bangsa Arab pada masa

jahiliyah. Allah menghapus praktek seperti ini dan memberikan

hukuman pada pelakunya. Pada masa pra Islam hukuman dari

kejahatan ini adalah perceraian yang diharuskan dan selamanya.

Hukuman yang berat ini dikurangi oleh Al-Qur‟an dengan

membebaskan budak, berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi

makan enam puluh orang miskin. Nabi Muhammad saw menerapkan

sanksi yang lebih ringan itu dalam kasus isteri Aus Ibn al-Samit yang

terjadi sebelum turunya wahyu mengenai kasus itu.33

Ahli hukum Mesir, Abdul Qadir Audah berpendapat bahwa ada

dua pengecualian dari asas tidak berlaku surut yaitu:

1) Bagi kejahatan berbahaya yang membahayakan keamanan dan

ketertiban umum, dan

2) Dalam keadaan sangat diperlukan, untuk suatu kasus yang

penerapana berlaku surutnya adalah bagi kepentingan

masyarakat.34

c. Asas praduga tak bersalah

Konsekuensi lain yang tidak bisa dihindarkan dari asas legalitas

adalah asas praduga tak bersalah. Setiap orang dianggap tidak bersalah

untuk suatu perbuatan jahat kecuali dibuktikan kesalahannya tanpa ada

32

Osman Abdul Malik al-Saleh, The Right”, h.63-634, Nagaty Sanad, The Theory, h.42-43 33

Osman Abdul Malik al-Saleh, The Right”, h.63-634, Nagaty Sanad, The Theory, h.42-43 34

Abd al-Qadir Awdah, Al-Tasyri al-Jina‟i al-Islami (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, t.t) h.314

Page 29: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

20

keraguan. Jika suatu keraguan beralasan muncul, seorang tertuduh

harus dibebaskan.

Istilah praduga tak bersalah dalam hukum Islam dapat

disamakan dengan al-tuhmah yang berarti tuduhan (dugaan sementara)

yang ditunjukan kepada pelaku tindak pidana. Sementara pelaku

sendiri dikenal dengan istilah al-mudda‟a alayh yang berarti

tertuduh/terdakwa.35

Untuk membuktikan bahwa seorang telah melakukan kesalahan

dalam proses peradilan, diperlukan beberapa bukti pendukung, yang

mencakup:

1) pengakuan terdakwa (iqrar);

2) saksi (al-bayyinah) dari penuntut atau penggugat yang dapat

mengungkapkan perstiwa tersebut;

3) sumpah (al-yamin) dan penolakan dari tergugat (nukul);

4) sumpah (qasamah) bagi keluarga korban dalam delik pembunuhan,

dan

5) pengetahuan hakim (ilm al-qadi).

Selama putusan belum tetap, maka terdakwa tetap dianggap

tidak bersalah walaupun ada dugaan kuat berdasarkan bukti-bukti

bahwa ia telah melakukan kesalahan.36

Seorang yang dituduh melakukan suatu kejahatan harus

dianggap tidak bersalah sebelum hakim dengan bukti-bukti yang

menyakinkan menyatakan dengan tegas kesalahan orang itu.37

Dalam

Al-Qur‟an surat al-Hujurat ayat 12 yang berbunyi:

35

Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, cet.I (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,

1996)h.130 36

Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, cet.I (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,

1996)h.130 37

Muhammad Daud Ali, Hukum Islam di Indonesia, cet.8 (Jakarta; PT.Raja Granfindo

Persada,2000)h.119

Page 30: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

21

ا أ اٱجرثاءاياٱنز كثش ي ٱنظ تعطئ ٱنظ لذجضضالئثى أحذكىأحةتععاهتععكىغرة

نحىأكمأ اأخ ر هي ر ٱذقافكش ه ٱلل ئ اب ٱلل حى ذ س

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan

purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu

dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah

menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang

suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah

kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.

Bahkan ditegaskan bahwa sebagian dari prasangka itu adalah

dosa. Ayat ini dijadikan dalil bagi asas praduga tak bersalah.

Hadis Nabi saw yang dapat dijadikan landasan asas praduga tak

bersalah antara lain :

فاكانيخشجفحهاععائشحقالسصلاللهصهاللهعهصهى:ادءاانحذدعانضهيااصرطعرى

صثهفاالياواحطئفانعفخشياخطئفانعقتح

Artinya: “ diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata bahwa

Rasulullah bersabda : hindarkan bagi muslim hukuma hudud kapan

saja kamu dapat dan bila kamu dapat dijalan untuk membebaskannya.

Jika imam salah, lebih baik salah dalam membebaskan dari pada salah

dalam menghukum” (HR.al-Tirmizi).38

d. Asas tidak sahnya hukuman karena keraguan

Hukuman batal jika ada keraguan (doubt). Nash hadis jelas

dalam hal ini :

فعاعاتششجقالقالسصلاللهصهاللهعهصهى:ادفاعاانحذدياجذذىنيذ

)شثاخ(

38

Abu Isa Muhammad bin Sawrah al-Tirmizi, Sunan al-Tirmizi (Beirut: Dar al-Fikr, 1988

M/1408 H), h.IV:25

Page 31: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

22

Artinya : “ diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata

Rasulullah saw: bersabda : hindarkan hukuman hudud jika kamu

menemukan jalan untuk menghindarkanya (keadaan ragu), (HR.Ibnu

Majah).39

Menurut ketentuan ini, putusan untuk menjatuhkan hukuman

harus dilakukan dengan keyakinan, tanpa adanya keraguan. Menurut

Audah, keraguan di sini berarti segala hal yang kelihatan seperti

sesuatu yang terbukti padahal pada kenyataannya tidak terbukti atau

segala hal yang salah menurut hukum yang mungkin secara konkret

muncul padahal tidak ada ketentuan untuk itu dan yang tidak ada

dalam kenyataannya sendiri.40

Abdul Qadir Audah memberi contoh dari keraguan itu dalam

kasus pencurian. Misalnya suatu kecurigaan mengenai kepemilikan

dalam pencurian harta bersama. Jika seseorang mencuri sesuatu yang

dia miliki bersama orang lain, hukuman hadd bagi pencurian menjadi

tidak valid, karena dalam kasus ini harta itu tidak secara khusus

dimiliki orang lain tetapi melibatkan persangkaan adanya kepemilikan

juga dari pelaku perbuatan itu. Contoh lainya adalah pencurian harta

milik seseorang oleh ayahnya sendiri. Di sini persangkaan tentang hak

ayah terhadap hak milik anaknya muncul. Pertanyaan hak ayah ini

muncul dalam kaitan hadis Rasulullah saw : “kamu dan yang kamu

miliki adalah hak ayahmu”.41

Dari hadis Nabi saw yang disebutkan diatas, hakim tidak boleh

menjatuhkan hadd jika ada keraguan. Dalam kejahatan-kejahatan

hudud, keraguan membawa pembebasan si terdakwa dan pembatalan

hukuman hadd. Akan tetaapi ketika membatalkan diperlukan, hakim

39

Abu Abd Allah Muhammad ibn Yazid al-Qazwinil ibn Majah, Sunan ibn Majah (Beirut:

Dar al-Kutub al-Ilmiyah), h. II.851 40

Abdul Qadir Audah ,Al-Tasyri al-Jind‟i. (Beirut: Ar-Risalah: 1998). h.254 41

Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah , cet.11 (Mesir: Dar al-Fath,1999 M/1420 H), h.II:312

Page 32: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

23

masih memiliki otoritas untuk menjatuhkan hukuman ta‟zir kepada

terdakwa itu.

Para sarjana muslim sepakat pada penerapan prinsip di atas

untuk kejahatan-kejahatan hudud dan qisas, namun mereka berbeda

pada penerapannya untuk kejahatan-kejahatan ta‟zir. Pandangan

mayoritas adalah bahwa aplikasi prinsip ini tidak meliputi kejahatan

ta‟zir. Akan tetapi, sebagian sarjana berpendapat bahwa jenis

kejahatan terakhir tadi mestinya tidak dikecualikan, atas dasar bahwa

tidak ada sesuatupun dalam jiwa dari syariah menghalangi

keberlakuannya. Menurut mereka, ketentuan ini dibuat dengan tujuan

untuk menjamin keadilan dan melindungi kepentingan terdakwa, baik

dakwaan itu untuk kejahatan hudud, qisas, atau ta‟zir.42

Pendapat terakhir ini didukung oleh Nagaty Sanad dengan

alasan bahwa beberapa kejahatan ta‟zir mungkin dapat dijatuhi sanksi

yang sama beratnya dengan dua jenis kejahatan sebelumnya. Hukuman

mati, yang merupakan sanksi paling serius, dapat diterapkan juga

untuk kejahatan ta‟zir ini. Atas dasar kedua alasan tersebut, kejahatan-

kejahatan ta‟zir harus diperlukan sama dengan kejahatan-kejahatan

hudud dan qisas dalam aplikasi prinsip batalnya hukuman karena

keraguan ini.43

e. Asas kesamaan di hadapan hukum

Syariah memberi tekanan yang besar pada prinsip equality

before the law. Hal ini diisyaratkan dalam Al-Qur‟an surat al-Hujurat

ayat 13 yang berbunyi :

ا كىئاٱناس أ خهق ركش ي أث كى جعه ا قثا ئمشعت ها نرعاسف عذأكشيكىئ كىهٱلل أذقى

ئ خثش عهى ٱلل

42

Nagaty Sanad, The Theory of Crime and Criminal Responsibility in Islamic Law, cet.I

(Chicago: Office of International Criminal Justice, 1991.h.73 43

Nagaty Sanad, The Theory of Crime and Criminal Responsibility in Islamic Law, cet.I

(Chicago: Office of International Criminal Justice, 1991.h.73

Page 33: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

24

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu

disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Pernah terjadi di masa Rasulullah saw, seorang wanita dari satu

suku yang kuat didakwa kasus pencurian. Beberapa anggota keluarga

wanita itu menjumpai Rasulullah saw meminta pembebasan si wanita

tadi dari hukuman yang ditentukan. Rasulullah dengan tegas menolak

perantaraan itu dengan menyatakan : “sesungguhnya yang

membinasakan kaum sebelum kamu adalah karena diskriminatif dalam

memberikan hukuman, apabila orang lemah mencuri mereka tegakan

hukum atasnya, namun apabila orang kuat mencuri mereka abaikan

hukum atasnya, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, ikatan

keluarganya tidak dapat menyelamatkannya dari hukuman had.44

Konsekuensi dari asas ini, hakim wajib mempersamakan antara

kedua pihak (penuntut dan terdakwa) dalam lima hal:

1) dalam menghadap kepadanya;

2) dalam duduk dihadapanya;

3) dalam menerima keduanya;

4) dalam mendengarkan keduanya;

5) dalam menghukum keduanya.45

Umar bin Khatatab menulis surat kepada Abu Musa al-Asy‟ari

bahwa: “ perlakukanlah para pihak dengan cara yang sama, baik dalam

mendudukan mereka maupun sikap mukamu, sehingga orang yang

44

Abi Muh bin Abdullah Yazid, Sunan ibn Majah,( kairo: Darul Hadits.) h.II: 851 45

Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, cet.I (Beirut: Dar al-Kitab al-Araby, 1971 M/1391 H),

h.II;403

Page 34: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

25

terhormat tidak melecehkanmu dan orang lebah tidak merasa pesimis

untuk mendapatkan keadilan darimu.46

Perlakukan yang sama tersebut

berlaku baik terhadap orang Islam maupun non muslim.

B. Ijtihad Hakim Dalam Memutus Perkara

Secara etimologi, ijtihad berakar pada kata جذ yang berarti kesulitan atau

kesusahan.47

Menurut Prof. Dr. H. Minhajuddin, MA., bahwa ijtihad berarti

mencurahkan segala kemampuan atau menanggung beban yang berat.48

Menurut

Wahbah Az-Zuhaili :

غتزلانجرذاصرفشاغانصعفذحققايشيانليسالحرادفانغح:عثاسج

Artinya : “ Ijtihad menurut Bahasa ialah mengerahkan dari segala

kesungguhan dan mencurahkan segala kemampuan dalam menguatkan suatu uusan

dari dalam menguatkan suatu urusan dari berbagai urusan”,49

Kalau lebih disederhanakan perumusannya, maka ijtihad bermakna kerja keras

dan sungguh-sungguh. Dengan demikian, setiap pekerjaan yang dilakukan dengan

maksimal serta segenap kemampuan yang ada, dinamakan ijtihad pelakunya dinamai

mujtahid.

Kemudian kata atau istilah ijtihad tersebut digunakan sebagai salah satu

istilah dalam kajian ilmu usul al-fiqih yang bermakna usaha maksimal ulama fikih

dalam melakukan kajian untuk memperoleh ketentuan-ketentuan hukum yang

bersifat danniy.50

46

H. Taufiq, “ Asas-asas Hukum Acara Peradilan Islam dalam Jurnal Mimbar Hukum, No.35,

Thn. VIII, 1997, h.19-22 47

Abiy Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariyyah, Mu'jam Maqayis alLughah, Juz, I., (Beirut:

Dar al-Fikr li al-aba'ah wa al-Nasyr, 1979)h.486 48

H. Minhajuddin, Posisi Fiqih Muqaran, (Fiqih Perbandingan dalam PenyelesaianMasalah

Ikhtilafiyyah), (Makassar: CV Berkah Utami, 1999),h. 67 49

Wahbah Az-Zuhaili, Ilm Usul al-Fiqh al-Islami, (Juz II., Beirut: Dar al-Fikr, 1986), h.1038 50

Zakariya al-Ansariy, , Ghaya¯ al-Wus-l, ( Singapura: al-aramain, t. th),h.147

Page 35: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

26

Lebih lanjut Wahbah Az-Zuhaili mengemukakan pengertian Ijtihad menurut

istilah bahwa ijtihad adalah usaha mengistinbatkan hukum-hukum syara dari

dalilnya secara terperinci.51

Selanjutnya, bahwa hakim merupakan salah satu unsur terpenting dalam

lembaga peradilan. Ia memainkan peranan yang sangat penting dalam melaksanakan

perberlakuan hukum Islam dan merupakan orang yang paling bertanggung jawab

sepenuhnya dalam menjaga dan mempertahankan hukum Islam.

1.Prinsip Kekuasaan Kehakiman dalam Hukum Islam

a. Pengertian Hakim

Hakim berasal dari kata حاكى-حكى–حكى semakna dengan qadhi yang

berasal dari kata قع- قاض–قع artinya memutus. Sedangkan menurut

bahasa adalah orang yang bijaksana atau orang yang memutuskan perkara

dan menetapkannya.52

Hakim menurut syar‟a Hakim yaitu orang diangkat oleh kepala

Negara untuk menjadi hakim dalam penyelesaian gugatan, perselisihan-

perselisihan dalam bidang hukum perdata oleh penguasa sendiri tidak dapat

menyelesaikan tugas peradilan.53

Di samping itu, seorang hakim harus mampu melakukan pemeriksaan,

penilaian dan akhirnya memberikan keputusan terhadap suatu perkara yang

diajukan kepadanya. kewenangan yang demikian itulah yang disebut dengan

kekuasaan kehakiman.

Hakim sebagai pelaksana hukum mempunyai kedudukan yang sangat

penting sekaligus mempunyai beban yang sangat berat. Dipandang penting

karena melalui hakim akan tercipta produk-produk hukum baik melalui

ijtihad yang sangat dianjurkan sebagai keahlian hakim yang diharapkan

dengan produk tersebut segala bentuk kedhaliman yang terjadi dapat tercegah

51

Wahbah Az-Zuhaili, Ilm Usl al-Fiqih al-Islami,h.1039 52

Muhammad Salam Madkur, Peradilan Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993). h.11 53

Muhammad Salam Madkur, Peradilan Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993). h.29

Page 36: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

27

dan diminimalisir sehingga ketentraman masyarakat terjamin. Dari tugas

hakim ini menunjukkan posisi hakim sangat penting sebagai unsur badan

peradilan. Hakim sebagai salah satu unsur peradilan yang dipandang penting

dalam menyelesaikan perkara yang diperselisihkan antara sesama, oleh sebab

itu harus didukung oleh pengetahuan dan kemampuan yang professional

dengan syarat-syarat yang umum dan khusus yang di tentukan oleh

Mahkamah Agung. Imam Mawardi menambahkan bahwa hakim harus

diketahui identitasnya, harus memahami tugas atas pekerjaanya, menyebut

wewenangnya dan wilayah meliputi negara atau propinsi.54

b. Syarat-syarat Hakim

Para hakim madzhab bersepakat bahwa seorang hakim harus

memenuhi syarat-syarat: berakal, balig, merdeka, muslim, mendengar,

melihat, mampu berbicara. Mereka berselisih dalam menetapkan syarat

adaalah, laki-laki, dan mampu berijtihad.55

Sementara itu, Muhammad Salam Madkur memberikan enam syarat,

Yaitu, Laki-laki, berakal, Islam, adil, mempunyai pengetahuan tentang

pokok-pook hukum agama, sehat pendengaran, pengliatan dan ucapan.56

Adaalah disyaratkan oleh Madzahab Maliki, Syafi‟i, dan Hanbali.

Karena itu, tidak boleh mengangkat orang yang kesaksiannya ditolak atau

orang fasik menjadi hakim sebab ucapan mereka tidak dapat dipercaya. Allah

SWT berfirman dalam surat al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi :

ا أ اٱنز اتثا فاصق جا ءكىئءاي فرث

Artinya : “Wahai, orang-orang yang beriman jika seseorang yang fasik

datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya”

54

Imam Mawardi. Hukum Tata Negara Dan Kepemimpinan Dalam Takaran Islam. Cet. ke-1.

(Jakarta: Gema Insani Press, 2000.),h.142-143 55

Al-Bada‟i, jld.VII,h.3; ad-Dasuqi, jld.VI,h.129; Bidayah al-Mujtahid, jld.II, h.449. 56

Muhammad Salam Madkur, Al-Qadha fil Islam. (Kairo: Dar an-Nah‟ah al-

Arabiyyah,t.t),h.83-84

Page 37: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

28

Apabila kesaksian seseorang tidak bisa diterima, tentunya dia layak

diangkat menjadi hakim. orang dianggap memiliki kriteria adaalah jika dia

meninggalkan dosa-dosa besar, tidak berterus-terusan melakukan dosa kecil,

akidahnya benar, menjaga kehormatan, dapat dipercaya, dan tidak dicurugai

mengutamakan kepentingan pribadinya atau mencegah kemudratan pada

dirinya dengan cara yang tidak dibenarkan oleh agama.

Madzhab Hanafi mengatakan bahwa orang fasik dapat menjadi hakim.

kalau imamnya memilihnya sebagai hakim, putusannya dapat diterima.

Meski demikian, seyogianya orang seperti itu tidak dipilih, seperti dalam

masalah saksi, di mana seorang hakim hendaknya tidak menerima kesaksian

seorang saksi yang fasik. Akan tetapi, boleh juga jika hakim menerima

kesaksiannya. Dalam kedua kasus ini (mengangkat hakim dan saksi), orang

yang mengangkat orang fasik sebagai hakim dan menerima kesaksiannya

termasuk orang yang berdosa.57

Berjenis laki-laki juga disyaratkan oleh selain ulama bermadzhab

Hanafi. Dengan demikian, wanita tidak boleh memangku jabatan sebagai

hakim. dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad Saw

نفهحانقوناايشىايشاج

Artinya : “ Tidak akan berbahagia kaum yang memasrahkan urusan

(pemerintahanya) kepada wanita.”58

Alasan lainnya, memutuskan perkara itu membutuhkan pikiran dan

akal yang cerdas, juga memerlukan pengalaman berkaitan dengan masalah-

masalah kehidupan. Akal wanita kurang kuat dan sedikit pendapat karena

pengalamannya dalam mengamati realitas kehidupan kurang. Selain itu

seorang hakim harus duduk berhadapan dengan orang laki-laki seperti ahli

57

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu , jld. 8. Cet. 10 (Damaskus: Darul Fikr,

2007 M/1428 H), h. 106 58

HR. Al-Bukhari, an-Nasai, at-Tirmidzi dari Abi Bakrah, dan dia(at-Tirmidzi) menilainya

sahih. Al-Maqaashid al-Hasanah, h.340;Nailu al-Awthar, jld.VII,h.263; Subulu as-Salam,jld.VI, h.123;

at-Talkhish al-Habir, jld.IV,h.184. lihat juga Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu , jld. 8.

Cet. 10 (Damaskus: Darul Fikr, 2007 M/1428 H), h. 106

Page 38: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

29

fiqih, para saksi, dan orang-orang yang sedang bersengketa. Adapun

perempuan dilarang duduk bersama kaum laki-laki asing untuk menghindari

terjadinya fitnah. Dalam Al-Qur‟an, Allah SWT mengingatkan potensi lupa

yang dimiliki oleh wanita yang dalam surat al-Baqarah ayat 282 yang

berbunyi :

اذعمأ شئحذى افرزك ئحذى

Artinya : “ Agar kamu yang seorang lupa maka yang seorang lagi

mengingatkanya”.

Atas dasar semua itu, wanita tidak boleh menjadi pemimpin tertinggi

(al-Imaamah al-Uzhmaa) dan juga jabatan pemimpin dalam negara. Nabi dan

juga khalifah setelahnya tidak pernah mengangkat hakim atau gubernurnya

dari kalangan wanita.

Adapun ulama bermadzhab Hanafi berpendapat bahwa wanita boleh

diangkat sebagai hakim dalam sengketa harta dan keuangan (al-qadhaa al-

madani ). Alasannya karena dalam masalah muamalah. Kesaksian wanita

diterima. Adapun dalam masalah hudud, qisas, atau hukum-hukum jinayah

lainya, wanita tidak boleh menjadi hakim sebab kesaksiannya dalam masalah

ini tidak diterima. Sebagaimana diketahui, kompentensi dalam bidang

menetapapkan perkara berkaitan erat dengan kompentensi menjadi saksi.

Ibnu Jarir ath-Thabari berkata bahwa wanita boleh menjadi hakim

secara mutlak dalam bentuk semua perkara. Alasanya, karena dia boleh

menjadi mufti, dia juga boleh menjadi hakim.

Mampu untuk berijtihad merupakan syarat yang ditetapkan oleh ulama

madzhab Maliki, Syafi‟i, Hanbali, dan sebagian ulama madzhab Hanafi,

seperti Imam al-Qaduri.59

Karena itu orang jahil mengenai hukum-hukum

agama atau muqallid (orang yang hafal madzhab imamnya, namun dia tidak

tau seluk beluk hukumnya dan tidak mampu menguraikan dalil-dalilnya) tidak

59

Al-Lubab fi Syarah al-Kitab (Kitab al-Qaduri),jld.IV,h.78. lihat juga Wahbah az-Zuhaili,

Fiqih Islam Wa Adillatuhu , jld. 8. Cet. 10 (Damaskus: Darul Fikr, 2007 M/1428 H), h.107

Page 39: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

30

boleh diangkat menjadi hakim sebab orang seperti itu juga tidak boleh

mengeluarka fatwa, apalagi untuk menjadi hakim. Dalilnya adalah Firman

Allah SWT yang dalam surat al-Maa‟idah ayat 49 yang berbunyi :

أ ىٱحكى ا ت أزلت ٱلل

Artinya : “ Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara

mereka menurut apa yang diturunkan Allah.”

Dalam ayat tersebut, Allah tidak mengatakan “dan hendaklah kamu

memutuskan perkara di antara mereka dengan bertaklid kepada orang lain”.

Allah SWT juga berfirman dalam surat an-Nisa ayat 105 yang berbunyi :

نرحكى ا ٱناست كت أسى ٱلل

Artinya : “ Agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang

telah diajarkan Allah kepadamu”.

Perlu diperhatikan juga bahwa dalam madzhab Maliki, persyaratan

ijtihad bagi hakim merupakan pendapat sebagian besar ulama madzhab.

Meski demikia, pendapat yang mu‟tamad dan yang lebih sahih menurut

mereka adalah bolehnya hakim dari kalangan muqallid asalkan ada

mujtahid.60

Indikator kompentensi berijtihad dapat dilihat dari pengetahuan

seseorang mengenai dalil-dalil Al-Qur‟an dan Sunnah yang berkaitan dengan

hukum-hukum syara, juga harus mengetahui ijmak, perbedaan pendapat,

qiyas, dan bahasa Arab. Dia tidak diharuskan menguasai semua bagian dari

Al-Qur‟an dan Sunnah, juga tidak diharuskan menguasai semua hadits yang

ada, juga tidak diharuskan mampu berijtihad dalam semua permasalahan.

Cukup baginya mengetahui hal-hal yang diperlukan yang memang menjadi

objek kajiannya.61

60

Abu Muhammad Ibn Qudamah,Asy-Syarh al-Kabir dan Hasyiyah ad-Dasuqi, jld.IV.h.129. lihat juga Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu , jld. VIII . Cet. 10 (Damaskus: Darul Fikr,

2007 M/1428 H),h. 108 61

Wahbah Zuhaili, Ushul al-Fiqh , jld.II, h.1044 Dar al-Fikr.

Page 40: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

31

c. Hukum Menerima Pengangkatan sebagai Hakim

Para ahli fiqih bersepakat bahwa apabila hanya ada satu orang di

daerah tertentu yang layak untuk menjadi hakim kemudian dia dipilih, dia

wajib menerimannya. Apabila dia menolak, dia termasuk melakukan maksiat,

sama seperti masalah fardu „ain lainya. Pemimpin harus memaksanya untuk

menerima keputusan tersebut sebab masyarakat membutuhkan ilmu dan

pemikirannya sehingga disamakan dengan orang yang mempunyai makanan,

namun dia tidak mau memberikan kepada orang yang memang

membutuhkan.62

Adapun jika dalam suatu daerah tersebut terdapat banyak orang yang

layak untuk menjadi hakim, orang yang dipilih itu boleh menerima

menolaknya. Manakah yang lebih utama menerima atau menolak.

Sebagian sahabat juga ada yang menolak tawaran menjadi hakim,

seperti Ibnu Umar, sebagaian imam fiqih, seperti Abu Hanifah, juga menolak

menjadi hakim sebab ada ancaman agama yang sangat berat dan berisiko.63

Lebih dari itu, meminta untuk menjadi hakim hukumnya makruh

berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Kepada Abdurrahman bin

Samurah,” Wahai, Abdurrahman bin Samurah! Janganlah engkau meminta

untuk menjadi pemimpin (imaarah). Jika engkau diberi jabatan sebagai

pemimpin tanpa engkau meminta, engkau akan ditolong, namun jika engkau

mendapatkannya dengan meminta, semua akan dibebankan kepadamu.”64

Ulama kelompok ini menegaskan bahwa hadits-hadits yang

tampaknya mencela hakim mestinya dipahami sebagai pencelaaan terhadap

62

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adilatuhu, jld.VIII. Cet.10 , h.109 63

Dalam Kitab al-Jauharah yang bermadzhab Hanafi. Dan lihat juga Wahbah az-Zuhaili,

Fiqih Islam Wa Adillatuhu , jld. VIII . Cet. 10 (Damaskus: Darul Fikr, 2007 M/1428 H), h.109 64

Asy-Syekh Faishal bin Abdul Azis al- Mubarak, Nailu al-Awthar, jld.VIII. penerjemah Mu‟

ammal Hamidy,dkk,(Surabaya: Bina Ilmu,2001).h.256

Page 41: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

32

hakim yang bodoh atau hakim pandai, tapi fasik, atau yang mau menerima

sogokan.65

Imam al-Qaduri yang bermadzhab Hanafi mengatkan, orang yang

yakin bahwa dirinya mampu melaksanakan kewajiban sebagai hakim maka

dia boleh masuk dalam dunia peradilan dan ini adalah hukum berdasarkan

kaidah syara. Adapun orang yang takut tidak mampu melaksanakan tugas dan

kewajiban sebagaimana mestinya dan khawatir akan melakukan kezaliman

maka dia dimaksruhkan memasuki dunia kehakiman. Seseorang tidak layak

(hati dan lisannya) meminta jabatan.66

Berdasarkan sabda nabi Muhammad

saw ., “ Barangsiapa meminta untuk menjadi hakim maka (semuanya) akan

dibebankan kepadana. Barangsipa dipaksa untuk menerimanya maka akan

turun malaikat yang kan menolongnya.”67

d. Tugas-Tugas Hakim

Dalam menjalankan tugasnya, hakim memiliki kebebasan untuk

membuat keputusan terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh lainya.68

Hakim juga menjadi tumpuan dan harapan bagi pencari keadilan. Serta tugas

–tugas hakim meliputi sepuluh hal berikut ini:

1) Memutuskan perkara dua orang yang sedang bersengketa, baik melalui

cara damai (ishlah) maupun dengan cara memaksa mereka mematuhi

hukum yang ditetapkan.

2) Memerangi orang zalim yang merampas hak orang lain. Menolong

orang-orang yang terzalami dan memberikan haknya secara tepat.

3) Menegakan hudud dan memperjuangkan hak-hak Allah.

65

Al-Bada‟i , jld.VII.hlm.3 dan setelahnya Fath al-Qadir,jld.V.h.458. dan setelahnya; ad-Durr

al-Mukhtar, jld.IV, h.319; al-Lubab Syarh al-Kitab, jld.IV.h. 78.lihat juga Wahbah az-Zuhaili, Fiqih

Islam Wa Adillatuhu , h.111 66

Al-Kitab, jld,IV,h.78. 67

HR.Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. (Nashbu ar-Rayah, jld.VI,h.69;

Majma az-Zawa‟id, jld.IV, h.194. 68

Cik Hasan Bisri, Peradilan Islam dalam Tatanan Masyarakat Indonesia, (Bandung: Rosda

Karya , 1997), h. 104.

Page 42: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

33

4) Mengurusi masalah pembunuhan dan pertengkaran hingga timbul luka-

luka

5) Mengurusi harta anak yatim, orang gila, dan menetapkan orang-orang

yang bertanggung jawab untuk mengurusinya supaya harta mereka terjaga.

6) Mengurusi harta wakaf.

7) Melaksanakan wasiat.

8) Mengakadkan perempuan yang tidak memiliki wali atau walinya tidak

mau menikahkanya.

9) Memperhatikan fasilitas-fasilitas umum seperti jalan dan sebagainya.

10) Amar makruf dan nahi munkar, baik dengan ucapan maupun tindakan.69

Ini menunjukan bahwa hakim mengurusi masalah sipil, kriminalitas,

keluarga (ahwal asy-syakhshiyah), masalah administrasi, dan hak-hak publik

sehingga dalam waktu bersamaan, dia menjadi hakim sipil, hakim masalah

kriminalitas, hakim masalah keluarga, dan juga pengontrol tegaknya hukum di

tengah masyarakat (muntasib). Meski demikian, diperbolehkan juga apabila

tugas0tugas itu dibagi sehingga ada hakim-hakim dalam bidang tertentu jika

memang permasalahan yang timbul sangat banyak.

e. Kewajiban Hakim

Seorang hakim wajib mematuhi aturan-aturan yang berakitan dengan

sumber hukum yang menjadi landasan dalam menetapkan keputusan,

prosedur menetapkan keputusan, baik dengan bukti maupun ikrar atau yang

lainya, dan juga aturan-aturan yang berkaitan dengan al-maqdhi lahu (pihak

yang mempunyai hak) dan al-maqdhi‟alaih (pihak yang dianggap kalah, baik

yang menuduh maupun yang dituduh). 70

2. Metodelogi Ijtihad Hakim

69

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu , h.111 70

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, h.112.

Page 43: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

34

Menurut H.M. Atho‟ Mudzhar, ijtihad adalah upaya

bersungguhsungguh secara maksimal untuk mencapai sesuatu. Meskipun ada

pendapat bahwa sasaran ijtihad itu dapat pula dalam bidang-bidang seperti

ilmu kalam dan lain-lain, akan tetapi sejarah menunjukkan bahwa yang

dominan adalah ijtihad selama ini bersasaran untuk memperoleh ketetapan

hukum Islam yang zany, karena ijtihad itu sendiri memang dilakukan kalau

tidak ada nash, baik Al-Qur‟an maupun Hadits, yang menetapkan hukum

masalah yang menjadi sasaran ijtihad itu. Kedudukan ijtihad dalam Islam

amat penting. Ijtihad berperan sebagai roh dari dinamika hukum Islam.

Dengan kata lain, ijtihad adalah modal penting agar hukum Islam senantiasa

dapat menjawab perkembangan zaman.71

Menurutnya, ijtihad mempunyai

relasi dengan sejarah dan struktur sosial, sehingga seorang mujtahid perlu

menggunakan pendekatan sejarah sosial dalam melakukan metode ijtihadnya,

yang dimaksud dengan pendekatan sejarah sosial dalam pemikiran hukum

Islam pada dasarnya adalah hasil interaksi antar pemikir hukum Islam

(mujtahid) dengan lingkungan sosio-kultural atau sosio-politik yang

mengitarinya. Oleh karena itu produk pemikirannya itu bergantung pada

lingkungan tersebut. Pendekatan ini memperkuat alasan seorang mujtahid

dengan kenyataan sejarah, bahwa produk-produk pemikiran yang sering

dianggap hukum Islam itu sebenarnya tidak lebih dari hasil interaksi tersebut.

Dalam hal ini hakim harus berijtihad dalam memutuskan perkara diperadilan.

a. Putusan Hakim bersumber dari hukum Syar’a dan sifat Putusannya

1) Keputusan yang ditetapkan oleh seorang hakim harus keputusan yang

yang menurutnya merupakan hukum Allah SWT baik atas dasar dalil yang

qath‟i, yaitu nas dari Al-Qur‟an, Sunnah yang mutawatir atau yang

masyhur, atau dari ijmak yang maknanya jelas tidak ada kemungkinan

makna lain. Dapat juga berdasarkan dalil yang zahir yang bisa dijadikan

71

H.M. Atho Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press,

1998),h.9

Page 44: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

35

dasar untuk amal, seperti nas-nas yang zahir dalam Al-Qur‟an atau

Sunnah, atau yang ditetapkan berdasarkan qisas syar‟i dan dapat

diamalkan dalam masalah-masalah ijtihadiyah yang memiliki potensi

untuk diperselisihkan oleh ulama.

Apabila seorang hakim tidak mendapatkan dasar hukum atas masalah

baru yang dihadapi baik dari Al-Qur‟an, Sunnah, Ijmak, atau qiyas,

keputusannya jika memang dia mempunyai mempunyai kapasitas untuk

berijtihad. Ini karena secara zahir, hasil ijtihadnya adalah pendapat yang

benar baginya sehingga dia tidak boleh mengikuti hasil ijtihad orang lain.

Apakah seorang hakim mujtahid boleh menggunakan pendapat

mujtahid lain lebih faqih darinya? Abu Hanifah membolehkannya.

Adapun dua murid Abu Hanifah menetapkan tidak boleh. Perbedaan

pendapat ini disebabkan adanya perbedaan dalam memandang apakah

lebih pandainya (afqah) salah seorang mujtahid bisa dijadikan dasar untuk

me-rajih-kan pendapatnya atau tidak? Abu Hanifah mengaggapnya bisa

sebab ijtihad orang yang lebih faqih itu lebih dekat dengan kebenaran.

Adapun menurut dua sahabat Abu Hanifah, hal yang seperti itu tidak bisa

dijadikan dasar untuk me-rajih-kan sebab masalahan kefaqihan tidak

setara dengan dalil-dalill yang menjadi sumber istinbath dan yang bisa

digunakan untuk men-tarjih.

Ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa bila seorang hakim

mampu berijtihad, dia menetapkan keputusan dengan hasil ijtihadnya

meskipun ada orang lain yang pandai darinya, sebab secara ijmak, seorang

mujtahid tidak boleh taklid terhadap pendapat yang berbeda dengan

pendapatnya.72

72

Al-Mabsuth, jld.XVI, h.68; al-Bada‟i ,jld,VII,h.5

Page 45: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

36

Apabila seorang hakim bukan ahli berijtihad, dia boleh memilih

pendapat mujtahid yang lebih faqih atau yang lebih wara‟ sesuai dengan

keyakinannya.

2) Sifat Putusan Hakim

Jumhur ulama berpendapat bahwa putusan hakim hanya menetapkan

aspek-aspek lahirriah perkara, tidak untuk masalah batin atau hakikatnya,

sebab manusia hanya diperintah untuk memerhatikan aspek lahiriahnya,

sedangkan aspek batiniyahnya, hanya Allah yang menghukumi. Karena

itu, keputusan hakim tidak sampai menyebabkan sesuatu yang hukumnya

haram menjadi halal atau sesuatu yang halal menjadi haram. Apabila

seorang hakim menetapkan putusan berdasarkan kesakisan dua orang

saksi yang secara lahiriah adil, keputusannya itu sama sekali tidak bisa

dijadikan dasar untuk menetapkan kehalalan perkara yang diputuskan dari

sisi batin, baik perkara itu berkaitan dengan benda atau lainya. Dalilnya

adalah sabda Nabi Muhammad saw yang artinya” Sesungguhnya, kalian

bersengketa dan meminta keputusannku. Aku ini adalah manusia biasa.

Mungkin di antara kalian ada yang lebih pandai bersilat lidah dengan

hujahnya daripada yang lain lalu aku memutuskan sesuai dengan apa yang

aku dengar. Karena itu, barangsiapa yang aku putuskan untuknya satu

keputusan, namun sebenarnya keputusan itu menyebabkan terlanggarnya

hak kawanya maka janganlah ia mengambil keputusan itu. Jika dia

mengambilnya aku tetapkan baginya potongan dari neraka.”73

Lain dengan Abu hanifah. Dia menetapkan apabila seorang hakim

memutuskan bahwa suatu akad terpenuhi atau suatu akad menjadi rusak

atau jatuh talak, keputusannya itu berlaku, baik pada sisi lahiriah maupun

batiniahnya, sebab tugas hakim adalah menetapkan keputusan secara

benar. Adapun hadits di atas adalah berkenaaan dengan masalah yang

73

Mugni al-Muhtaj,jld.IV,h.397; al-Mughni,jld.IX, h.58, Bidayahtul al-Mujtahid,jld.II,h. 450

Page 46: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

37

tidak ada buktinya. Atas dasar ini, apabila ada seorang lelaki mengaku

bahwa wanita yang ada disampingnya adalah istrinya yang sudah ia nikahi

secara sah, namun wanita itu mengingkarinya lalu lelaki itu

mendantangkan dua saksi palsu untuk perkuat pengakuannya kemudian

hakim menetapkan bahwa pernikahan anatara lelaki dan wanita itu sah,

lelaki itu halal berhubungan badan dengan wanita itu meskipun kedua-

keduanya tahu bahwa sebenarnya tidak ada proses pernikahan yang sah.

b. Pokok-Pokok Prosedur Pengadilan

Gambaran praktis prosedur penangan perkara di pengadilan adalah

melalui tiga tingkatan atau langkah prosedur : pertama, adda‟waa (langkah

pengajuan perkara hukum, penuntut perkara, lawsuit); kedua, mekanisme

pembuktian; dan ketiga adalah putusan hukum adalah putusan hukum final.

Dengan tiga tingkatan prosedur ini, hak-hak bisa dicapai, perselisihan dan

persengketaaan bisa diselesaikan, status hukum jelas, dan permusuhan bisa

diakhiri.

1) Pengajuan Perkara (Ad-Daa‟waa)

Ad-da‟waa (gugatan) atau pengajuan perkara hukum ke pengadilan

adalah memberitahukan dan melaporkan suatu hak seorang atas orang

lain kepada hakim.74

dapat juga berarti laporan yang diterima di hadapan

qadhi di mana orang yang melapor bermaksud untuk menuntut haknya

yang ada pada orang lain atau meminta perlindungan terhadap haknya itu

dan mewajibkan orang yang dilaporkannya itu harus memberikan hak itu

kepadanya. Seperti dengan berkata, “saya memiliki hak begini yang

menjadi kewajiban dan tanggungan si fulan,” atau, “saya telah menuaikan

hak si fulan,” dan sebagainya. Pengajuan perkara ke pengadilan adalah

sarana peradilan yang legal dan resmi untuk menuntut hak. Ini karena

secara syara, pihak yang memiliki hak tidak boleh melakukan tindakan

yang bisa menyebabkan penganiayaan terhadap diri pihak tergugat atau

74

Ad-Durr al-Mukhtar, jld.IV. h. 437

Page 47: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

38

terdakwa, demi mencegah keributan dan kericuhan serta memutus

pangkal perselisihan, menghentikan berlanjutnya pelanggaran dan

penganiayaan, dan mencegah penghilangan hak. Ini karena perselisihan

dan persengketaan yang terus berkelanjutan akan menimbulkan

kerusakan yang besar, sementara Allah SWT tidak menyukai

kerusakan.75

Landasan pensyariatan ad-da‟waa adalah sabda Rasulullah saw.,

نعطاناستذعاىالدعاسايالقودياءىنكانثحعهانذعانعهي

اكش

Artinya : “ seandainya manusia dikabulkan setiap dakwaan dan

klaimnya, tentunya banyak orang akan menggugat dan mengklaim atas

harta kaum dan darah mereka, tetapi mengajukan bayyinah (saksi) adalah

tugas pihak penggugat dan mengucapkan sumpah adalah tugas pihak

tergugat yang menyangkal.”76

Supaya suatu laporan dakwaan dan gugatan bisa diterima, ulama

Hanafiah memberikan sejumlah syarat dan ketentuan yang harus

dipenuhi, yaitu sebagai berikut:77

a) Terpenuhinya kompetensi akal atau tamyiiz (berakal dan mumayyiz).

Pihak penggugat dan tergugat sama-sama berakal. Karena itu, tidak

sah gugatan orang gila dan anak kecil yang belum mumayyiz,

sebagaimana pula tidak sah melakukan gugatan terhadap mereka berdua.

Karena itu, orang gila dan anak kecil yang belum mumayyiz tidak

dimiliki kewajiban hukum untuk memenuhi dan merespons gugatan atau

dakwaan seorang terhadap mereka berdua. Kesaksian saksi atas mereka

berdua juga tidak diterima. Menurut selain ulama Hanafiah, menjalankan

setiap bentuk hak disyaratakan harus memenuhi kteria baliq. Adapun al-

75

Al-Mabsuth, jld.XVII, h. 28; al-Mughni, jld. IX,h.272 76

HR.al-Baihaqi dan yang lainya 77

Al-Mabsuth, jld.XVII, h.39

Page 48: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

39

qaashir (anak yang masih di bawah umur) maka yang menjalankan atau

melakukan gugatan adalah walinya atas nama dirinya.

b) Pengajuan gugatan dan dakwaan harus dilakukan di sidang pengadilan

karena pengajuan gugatan dan dakwaan tidak sah di selain majelis ini,

yakni mahkama atau pengadilan.

c) Dakwaan dan gugatan pihak penggugat harus ditunjukan kepada pihak

tergugat yang orangnya hadir ditempat di hadapan hakim ketika proses

pendengaran dan pengajuan dakwaan, saksi, dan proses pengadilan.

Karena itu, dakwaan dan gugatan terhadap orang yang tidak ada ditempat

adalah tidak diterima, sebagaimana penjatuhan vonis hukum atas seorang

tergugat yang tidak ada ditempat juga tidak boleh menurut ulama

Hanafiah, baik ketidakberadaaannya itu pada waktu kesaksian maupun

setelahnya, juga baik keberadaanya itu pada waktu kesaksian maupun

setelahnya, juga baik ketidakberadaaanya itu hanya di majlis sidang

maupun ia memang sedang tidak ada di daerah di mana qadhi yang

bersangkutan bertugas. Hal ini di dasarkan pada sabda Rasulullah saw.,

فاااقعىنتحضةيااصع

Artinya: “ karena sesungguhnya aku memberikan keputusan hukum

untuknya sesuai dengan apa yang aku dengar,”78

Sementara itu, selain ulama Hanafiah mengatakan bahwa boleh

menjatuhkan vonis hukum atas seseorang yang tidak hadir di tempat jika

memang pihak penggugat mampu mengajukan saksi atas kebenaran

dakwaan dan gugatannya.

d) Sesuatu yang digugat haruslah sesuatu yang jelas dddan tertentu

(ma‟luum), yaitu seperti dengan menunjukan di hadapan qadhi jika

sesuatu yang digugat itu berupa harta bergerak atau dengan menjelaskan

garis-garis batasnya jika sesuatu yang digugat itu memang bisa dijelaskan

78

Nail al-Awthar, jld.VIII, h.287.

Page 49: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

40

garis-garis batasnya seperti tanah, perumahan, dan harta tidak bergerak

lainya. Bisa juga dengan menyebutkan nomor registrasi harta tidak

bergerak dalam sistem modern sekarang ini.

Sebab dan alasan disyaratkannya syarat ini, yakni sesuatu yang

digugat harus diketahui dengan jelas dan tertentu bahwa pihak tergugat

tidak memiliki kewajiban untuk merespons dan menanggapi gugatan

pihak penggugat kecuali setelah diketahuinya sesuatu yang digugat.

e) Tema gugatan harus sesuatu yang memungkinkan untuk diwajibkan

atas pihak tergugat, yakni tuntutan yang diajukan harus legal, mengikat,

dan memaksa menutut pengertian kita sekarang ini. Karena itu, jika tidak

dimungkinkan untuk mewajibkan atau membebani pihak tergugat dengan

sesuatu, gugatan yang diajukan tidak bisa diterima. Misalnya, si A

mengugat dan mengklaim bahwa ia adalah wakil si B ini yang ia gugat

yang ada di hadapan qadhi dalam salah satu urusannya.

f) Sesuatu yang digugat (al-mudda‟aa bihi ) adalah termasuk sesuatu

yang memiliki kemungkinan ada. Ini karena gugatan atau klaim atas

sesuatu yang mustahil wujudnya, baik secara hakikat maupun adat

kebiasaan, maka itu adalah sebuah gugatan dan klaim dusta.

Berdasarkan hal ini, gugatan ada dua macam: pertama,gugatan yang

sah dan diterima; kedua,gugatan yang tidak sah dan tertolak.

Gugatan yang diterima adalah gugatan yang memenuhi syarat-syarat

keabsahan suatu gugatan yang telah disebutkan atas dan memunculkan

konsekuensi-konsekuensi hukum yang dimaksud darinya, yaitu

mengharuskan pihak tergugat untuk hadir ke hadapan sidang pengadilan

dengan meminta bantuan para pembantu qadhi untuk menghadirkannya,

ia harus merespons dan menanggapi gugatan pihak penggugat, dan ia

harus bersumpah jika ia mengingkari dan menyangkal gugatan serta

dakwaan yang ditunjukan kepadanya.

Page 50: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

41

Gugatan yang tertolak atau gugatan yang tidak sah dan batal adalah

gugatan yang tidak memenuhi salah satu dari syarat-syarat di atas dan

tidak memunculkan konsekuensi-konsekunsi hukum yang dimaksudkan

dan diinginkan dari gugatan seperti yang disebutkan diatas. Misalnya,

jika sesuatu yang digugat adalah sesuatu yang tidak diketahui dengan

jelas dan pasti (majhuul).ini karena sesuatu yang (majhuul) tidak

memungkinkan untuk dibuktikan berdasarkan kesaksian terhadap sesuatu

yang majhuul, juga seorang qadhi tidak mungkin melakukan proses

pengadilan dan memberikan keputusan hukum menyangkut sesuatu yang

majhuul.

c. Pembuktian

1) Pengertian Pembuktian

Pembuktian menurut istilah bahasa Arab berasal dari kata “al-

bayyinah” yang artinya suatu yang menjelaskan.79

Secara etimologis berarti

keterangan, yaitu segala sesuatu yang dapat menjelaskan hak (benar). Dalam

istilah teknis, berarti alat-alat bukti dalam sidang pengadilan. Secara

terminologis, pembuktian berarti memberikan keterangan dengan dalil hingga

meyakinkan. Dalam arti luas, pembuktian berarti memperkuat kesimpulan

dengan syarat-syarat bukti yang sah, sedang dalam arti terbatas pembuktian

itu hanya diperlukan apabila yang dikemukakan oleh penggugat itu dibantah

oleh tergugat.

79

Sulaikin Lubis, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup, 2005),h.135

Page 51: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

42

Adapun alat-alat bukti (hujjah), ialah sesuatu yang membenarkan

gugatan. Para fuqoha berpendapat bahwa alat bukti ada 7 (tujuh) macam,

yaitu:80

a. Ikrar (pengakuan), yaitu pengakuan terdakwa dan merupakan alat

bukti yang paling kuat. Untuk membenarkan pengakuan, maka

hendaklah orang yang memberikan pengakuan itu dalam keadaan

berakal, baligh, tidak dipaksa dan bukan orang yang di bawah

pengampunan. Adapun contoh dari ikrar yaitu dari Hadis Riwayat

Bukhary Muslim, dari Abu Hurairah: Sewaktu Rasulullah Saw di

dalam masjid, telah datang seorang laki-laki kuslim. Ia berseru kepada

Rasulullah Saw “ya Rasulullah, sesungguhnya saya telah berzina”.

Rasulullah berpaling dari padanya orang itu berputar menghadap

kearah Rasulullah dan berkata “Ya Rasulullah saya telah berzina”.

Rasulullah berpaling dari padanya hingga orang itu ulangi yang

demikian itu sampai empat kali. Tatkala orang itu telas saksikan

(kesalahan) dirinya empat persaksian (empat kali mengaku),

Rasulullah panggil ia dan bertanya “Apakah anda tidak gila?” orang

itu menjawab tidak. Tanya Rasulullah lagi, “apakah anda sudah

kawin?” orang itu menjawab sudah. Maka Rasulullah Saw bersabda

“bawalah orang ini pergi dan rajamlah ia”.81

b. Syahadah (kesaksian), yaitu mengemukakan kesaksian untuk

menetapkan hak atas diri orang lain. Dengan kesaksian yang cukup

sesuai syarat, nyatalah kebenaran bagi hakim dan wajiblah dia

memutus perkara sesuai dengan kesaksian itu. Adapun contoh dari

syahadah yaitu: A memberi keterangan di depan persidangan tentang

80

Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Peradilan dan Hukum Acara Islam, (Semarang:

PT Pustaka Rizki Putra, 1997), 136. 81

Roihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama Cet.VIII, (Jakarta:Rajawali Pers,

2001),h. 171.

Page 52: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

43

apa yang ia lihat, ia dengar, dan ia alami sendiri peristiwa pidana yang

dilakukan oleh B.

c. Yamin (sumpah), yaitu suatu pernyataan yang khidmat yang diberikan

atau diucapkan pada waktu memberi janji atau keterangan dengan

mengingat sifat Maha Kuasa Tuhan dan percaya bahwa siapa yang

memberi keterangan atau janji yang tidak benar akan dihukum oleh-

Nya. Sumpah menurut Hukum Islam disebut al-yamin atau al-hilf.

Tetapi kata al-yamin lebih umum dipakai. Sedangkan sumpah di

lapangan pidana disebut qasamah.

d. Nukul (menolak sumpah), penolakan sumpah berarti pengakuan.

Kalangan fukaha berbeda pendapat tentang penolakan sumpah

sebagai alat bukti. Madzhab Hanafi dan Imam Ahmad menganggap

penolakan sumpah merupakan alat bukti yang dapat dipergunakan

sebagai dasar putusan. Pendapat lain menyatakan bahwa penolakan

sumpah tidak dapat dipakai sebagai alat bukti, tetapi jika tergugat

menolak gugatan penggugat maka penggugat yang disumpah.

Kemudian jika ia mau bersumpah maka diputuskan atas dasar sumpah

penggugat itu dan jika ia menolak bersumpah maka ia dikalahkan.

Adapun contoh dari nukul yaitu: Abdullah bin Umar telah menjual

seorang hamba seharga 800 dirham dalam keadaan sehat, kemudian

pembelinya memperkarakan penjualannya kepada Umar bin Khattab,

lalu Utsman berkata kepada Abdullah bin Umar “bersumpahlah

bahwa kamu telah menjualnya sedang hamba itu dalam keadaan

sehat”. Abdullah menolak sehingga hamba tersebut dikembalikan

kepada penjualnya oleh Utsman.82

e. Qasamah (sumpah), yaitu sumpah yang diulang-ulang dalam dakwaan

(tuntutan) pembunuhan yang dilakukan oleh wali (keluarga si

82

Muhammad Salam Madzkur, al-Qadha fi al-Islam, terj.Imran A.M., (Surabaya: Bina Ilmu,

1982),h.94.

Page 53: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

44

pembunuh) untuk membuktikan pembunuhan atas tersangka atau

dilakukan oleh tersangka untuk membuktikan bahwa ia tidak

melakukan pembunuhan.

f. Keyakinan hakim, yaitu ilmu hakim yang diperoleh dari sesuatu yang

tidak berhubungan rapat dengan penggugat, tidak dibenarkan oleh

Abu Hanifah untuk dasar memutuskan perkara. Tetapi Abu Yusuf dan

Muhammad Ibn Al Hasan membolehkannya. Adapun keyakinan

hakim yang diperoleh di celahcelah pemeriksaan perkara, maka hakim

boleh memutuskan perkara dengan keyakinannya itu, terkecuali di

dalam bidang pidana, dimana tidak dapat dipergunakan segala hal-hal

yang meragukan. Sungguhpun demikian fukaha mutaakhkhirin

berpendapat bahwa hakim tidak boleh berpegang kepada ilmunya

secara mutlak dalam segala rupa gugatan.

g. Bukti-bukti lainnya yang dapat dipergunakan, yaitu dapat disebut

dengan alat bukti petunjuk (qarinah), berarti setiap tanda yang jelas

menyertai sesuatu yang samar sehingga tanda tersebut menunjuk

kepadanya.Adapun contoh dari qarinah yaitu: hamilnya seorang

perempuan yang belum menikah, bau alkohol pada mulut seseorang,

terbunuhnya seseorang dengan pelaku lebih dari 1 orang.

Ibnu Qayyim mengemukakan bahwa ada 26 alat bukti yang dapat

dipergunakan di hadapan majelis hakim. Namun tidak semuanya diterima oleh

ahli fikih. Adapun alat bukti yang disepakati oleh ulama fikih adalah sebagai

berikut:83

a. Kesaksian (syahadah), pemberitaan yang benar untuk menetapkan

suatu hak dengan lafal syahadah (kesaksian) di depan sidang

pengadilan. Persaksian merupakan salah satu alat bukti yang penting

dalam pembuktian hukum acara pidana Islam. hal ini dikarenakan

83

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

1996),h. 208.

Page 54: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

45

persaksian dapat menjadikan pembuktian lebih obyektif karena

adanya saksi yang menguatkan.

b. Ikrar (pengakuan), yaitu suatu pernyataan terdakwa yang

menceritakan tentang suatu kebenaran atau mengakui kebenaran

tersebut. Para Ulama sepakat tentang keabsahan pengakuan, karena

pengakuan merupakan suatu pernyataan yang dapat menghilangjan

keraguan dari orang yang menyatakan pengakuan tersebut.

c. Sumpah, suatu pernyataan yang khidmat yang diberikan atau

diucapkan pada waktu memberi janji atau keterangan dengan

mengingat sifat Maha Kuasa Tuhan dan percaya bahwa siapa yang

memberi keterangan atau janji yang tidak benar akan dihukum oleh-

Nya. Adapun sumpah yang dimaksud dalam hal ini yaitu merupakan

sumpah dalam artian luas, sedangkan dalam hukum pidana sendiri

disebut dengan qasamah.

d. Nukul (penolakan sumpah), yaitu ia (seseorang) merupakan alat

bukti dan penggugat memperkuat gugatannya dengan bukti lain agar

gugatannya dapat mengena kepada pihak lainnya. Kalangan fukaha

berbeda pendapat tentang penolakan sumpah sebagai alat bukti.

e. Qarinah, merupakan alat bukti yang diperselisihkan oleh para

ulama untuk tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan. Untuk

jarimah-jarimah yang lain seperti hudud, qarinah banyak digunakan.

Diperselisihkannya alat bukti qarinah sebagai alat bukti sebabnya

adalah dalam banyak hal qarinah ini bukan petunjuk yang pasti

melainkan masih meragukan, karena banyak kemungkinan-

kemungkinan yang terjadi. Dalam contoh: kehamilan seorang

perempuan yang tidak bersuami sebagai pertanda bahwa ia telah

melakkan zina, belum bisa diterima sebagai petunjuk yang pasti

karena masih ada beberapa kemungkinan yang lain, misalnya ia

(perempuan tersebut) diperkosa. Oleh karena itu jumhur fukaha

Page 55: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

46

membatasi penggunaan qarinah ini dalam kasus-kasus yang ada

nasnya, seperti qasamah.

f. Qasamah, yaitu yaitu sumpah yang diulang-ulang dalam dakwaan

(tuntutan) pembunuhan yang dilakukan oleh wali (keluarga si

pembunuh) untuk membuktikan pembunuhan atas tersangka atau

dilakukan oleh tersangka untuk membuktikan bahwa ia tidak

melakukan pembunuhan.

d. Cara Memutuskan Perkara

Seorang hakim wajib menetapkan perkara dengan cara-cara yang legal

menurut syara yaitu berdasarkan bukti, ikrar, sumpah, dan meolak untuk

bersumpah sebagaimana yang akan diuraikan dalam pembahasan khusus

mengenai mekanisme memutuskan perkara.

Yang perlu disinggung bahwa ulama besepakat bahwa bukti (al-bayyinah)

bisa dijadikan dasar untuk menetapkan putusan dengan syarat hakim yakin bahwa

para saksi adalah orang-orang yang adil , umpanya dengan cara menanyakan

kondisi luar dalamnya kepada orang yang mengetahui saksi-saksi tersebut.

Menurut Abu Hanifah, 84

apabila tertuduh menolak mengucapkan sumpah,

penuduh ditetapkan memperoleh hak yang dituduhkanya dalam masalah harta

benda. Menurut madzhab Maliki, hakim juga bisa memutuskan berdasarkan

penolakan untuk bersumpah ditambah satu saksi atau ditambah sumpah penuduh

atau ditambah sumpah tertuduh.85

Akan dibahas juga tiga permasalahan berkaitan dengan hal ini, yaitu apakah

seorang hakim boleh memutuskan berdasarkan pengetahuannya sendiri,

84

Bidayatul al-Mujtahid, jld.II, h. 451 85

Al-Qawanin al-Fiqhiyyah, h.302

Page 56: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

47

berdasarkan catatan hakim lain kepadanya, atau berdasarkan kesaksian atas

kesaksian.

1) Putusan hakim berdasarkan keputusannya sendiri

Ulama Madzhab Maliki dan Hambali berpendapat bahwa seorang hakim

tidak boleh menetapkan putusan berdasarkan pengetahuannya sendiri, baik

dalam masalah had maupun masalah yang lain, baik dia mengetahuinya

sebelum proses pengadilan maupun setelahnya. Yang boleh dilakukan oleh

hakim adalah memutuskan perkara berdasarkan pengetahuannya ketika dalam

sidang pengadilan, umpamanya tertuduh mengaku secara suka rela

dihadapannya.

Ulama madzhab Hanafi memperinci masalah keputusan hakim yang

dilakukan berdasarkan pengetahuan hakim sendiri, baik berdasarkan hal yang

dia lihat langsung, mendengar langsung pengakuan orang bersalah, maupun

melihat gerak-gerik secara langsung

Pertama, keputusan hakim tersebut sah dan boleh apabila pengetahuan

hakim itu muncul etika dia menjabat sebagai hakim dan terjadi di daerah

tempat dia bertugas, dengan syarat perkara yang ditangani tersebut berkaitan

dengan hak-hak sipil, umpamanya hakim melihat langsung pengakuan

seseorang bahwa dia mengambil harta orang lain, atau perkara yang ditangani

berkaitan dengan masalah keluarga, seperti hakim melihat langsung seorang

suami menjatuhkan erai kepada istrinya, atau perkara yang ditangani berkaitan

dengan masalah kriminal tertentu, seperti tuduhan berzina atau pembunuhan.

Kedua, keputusan hakim tersebut tidak sah apabila pengetahuannya itu

terjadi sebelum dia memegang jabatan sebagai hakim atau menjabat , tapi dia

belum sampai ke daerah tempat tugasnya. Menurut Abu Hanifah, keputusan

hakim yang seperti ini sama sekali tidak sah. Akan tetapi, menurut pendapat

dua sahabat Abu Hanifah, keputusan hakim seperti itu sah jika perkaranya

Page 57: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

48

yang ditanganinya tidak berkenanan dengan masalah hukuman had yang

murni kaitannya dengan hak-hak Allah.

2) Putusan hakim berdasarkan tulisan hakim lain yang diberikan kepadanya.

Para ahli fiqih bersepakat bahwa seorang hakim boleh menetapkan

putusan berdasarkan tulisan hakim lain yang diberikan kepadanya, di mana

hakim lain tersebut telah memutuskan perkara itu jika perkara yang ditangani

berkaitan dengan hak harta benda. Kadang seorang ingin menuntut haknya

yang berada di luar daerahnya ke daerah tersebut lalu menuntutnya kecuali

dengan membawa surat dari hakim tempat dia tinggal.

Imam Malik juga memperbolehkan seoarang hakim menetapkan hukaman

berdasarkan surat hakim lain dalam perkara hudud, qishash.86

Ada dua bentuk surat yang dikirim oleh seorang hakim kepada hakim lain.

Pertama.Surat yang berisi kesaksian yang didengar oleh seorang hakim

dari para saksi, baik dalam surat itu disertai keterangan hakim bahwa para

saksi itu adil maupun tanpa keterangan seperti itu sehingga hakim yang lain

harus mengintivigasi keadaaan para saksi tersebut.

Kedua,Surat yang berisi putusan perkara terhadap orang yang tidak ada

dalam sidang. Surat itu kemudian dikirimkan kepada hakim kedua supaya

melaksanakan putusan tersebut.

Adapun ulama Madzhab Hanafi tidak memolehkan seorang hakim

menetapkan hukuman bagi orang yang gaib (tidak hadir dalam persidangan),

sebagaimana nanti akan diterangkan.

Ulama dari berbagai Madzhab menetapkan beberapa syarat supaya surat

seorang hakim dapat diterima, namun akan menyebutkan sebagian saja dari

syarat-syarat yang ditetapkan oleh ulama Madzhab Hanafi, yaitu sebagai

berikut.

86

Bidayatu al-Mujtahid, jld. II, h. 458

Page 58: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

49

a) adanya bukti bahwa tulisan tersebut memang benar-benar tulisan hakim

pengirim. Karena itu, harus ada dua saksi lelaki atau satu saksi lelaki

dan dua saksi perempuan yang memberikan kesaksian bahwa surat itu

adalah tulisan seorang hakim

b) surat tersebut hendaknya distempel dan disaksikan oleh para saksi

bahwa stempel itu adalah stempel hakim yang mengirim supaya surat

tersebut terhindar dari pemalsuan.

c) harus ada dua saksi yang memberikan kesaksian mengenai isi dari surat

tersebut. Umpanya dua saksi itu mengatakan, “Hakim pertama telah

membacakan kepada kami berdua isi tersebut,” juga diperkuat dengan

adanya stempel.

d) Jarak antara hakim pertama dan hakim kedua harus memenuhi jarak

diperbolehkannya shalat qashar sebab pembolehan masalah ini

didasarkan atas keperluan (haajaah) dan dharuurah. Ini karena kasus

seperti ini termasuk menetapkan putusan kepada orang yang tidak ada

sehingga apabila jarak antara dua hakim itu tidak sampai masaafah al-

qashr, ini tidak diperbolehkan.

e) Perkara yang ditangani itu harus berkaitan dengan masalah harta dan

keluarga, seperti masalah hutang, nikah, menetapkan nasab, barang

yang digasab, titipan, atau mudhaarabah, juga berkaitan dengan benda-

benda tidak bergerak seperti masalah batas hak atas tanah dan rumah.

f) perkara yang ditangani bukanlah perkara yang berkaitan dengan hudud

dan qisas. Ini karena status tulisan seorang hakim sebenarnya adalah

kesaksian atas kesaksian dan yang seperti itu tidak bisa diterima

sebagai bukti untuk menetapkan sanksi atau hukuman yang berkaitan

dengan hak-hak Allah yang murni. Ini karena dalam menangani

masalah seperti itu, jika ada hal yang meragukan, putusannya harus

dihindari. Adapun surat seorang hakim kepada hakim yang lain

mempunyai potensi diragukan.

Page 59: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

50

Ini adalah pendapat yang paling rajih menurut madzhab Syafi‟i dan

Hanbali. Ulama Madzhab Maliki sebagaimana yang diketahui,

membolehkan seorang hakim memutuskan perkara hudud dan kisas

berdasarkan surat hakim yang lain.ini karena dasar yang menjadi

patokan adalah kesaksian para saksi, sedangkan para saksi pada

kenyataanya telah memberikan kesaksian.87

3) Putusan hakim berdasarkan kesaksian atas kesaksian.

Dalam perkara yang berkaitan harta benda, para ahli fiqih bersepakat

untuk menerima kesaksian atas kesaksian. Dasarnya adalah firman Allah

SWT dalam surat ath-Thalaaq ayat 2 yang berbunyi :

ذا أش كىعذل ر ي

Artinya : “ Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil diantara

kamu”

Diterimannya kesaksian atas kesaksian karena hal itu memamng

diperlukan (haajat) sebab terkadang kesaksian para saksi yang asli tidak dapat

dihadirkan karena ada uzur misalnya sakit, terhalang dalam perjalanan, atau

tidak mampu untuk datang.

Adapun menurut ulama madzhab Hanafi, Hanbali, dan juga yang azh-har

dalam madzhab Syafi‟i, kesaksian atas kesaksian tidak bisa diterima apabila

perkara yang ditangani berkaitan dengan masalah hudud yang murni

berhubungan dengan hak Allah. Alasanya karena masalah hudud harus sebisa

mungkin disembunyikan dan tidak ditetapkan jika ada keraguan-keraguan.

Sebab kesaksian yang kedua ada kemungkinan salah, lupa, dan bohong,

ditambah lagi hal yang seperti itu juga terjadi pada kesaksian yang asal.

Adapun menurut Imam Malik, kesaksian atas kesaksian dapat diterima

dalam masalah hudud dan semua perkara yang berkaitan dengan masalah

87

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu , jld. VIII . Cet. 10 (Damaskus: Darul Fikr,

2007 M/1428 H),h.118

Page 60: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

51

harta benda. Jika hukuman had bisa diputuskan berdasarkan kesaksian pihak

kedua, sama seperti dalam kasus harta benda.88

e. Putusan Hukum atau Vonis Pengadilan

Putusan hukum atau vonis pengadilan adalah putusan penyelesaian perkara

dan persengketaan dengan perkataan atau tindakan yang dikeluarkan oleh qadhi

dalam bentuk mengikat dan memaksa. Putusan pengadilan secara dasar

berlandaskan pada ke absahan alat-alat pembuktian yang dimiliki oleh qadhi.

Putusan hukum itu menjadi tujuan peradilan dan simbol keadilan. Sebagaimana

yang sudah pernah disinggung dibagian terdahulu dalam pembahasan seputar

etika qadhi, ada dua hal yang harus diperhatikan lebih dalu sebelum

mengeluarkan putusan, yaitu sebagai berikut.

1) Melakukan langkah persuasif dengan mencoba mendamaikan kedua belah

pihak yang berpekara.

Tidak apa-apa seorang qadhi mengajak dan membujuk kedua belah pihak

yang berperkara untuk berdamai jika memang tampak ada harapan mereka

mau berdamai. Allah SWT berfirman dalam surat an-Nisaa ayat 128 yang

berbunyi :

هح ٱنص ش أحعشخخ حهٱلفش ٱنش

Artinya: “ dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)”.

Karena itu, meminta untuk berdamai adalah permintaan untuk kebaikan.

Khalifah Umar bin al-Khaththab r.a. berkata, “doronglah pihak-pihak yang

berpekara untuk mau berdamai. Ini karena putusan hukum pengadilan bisa

memicu dan mewariskan kebencian dan kedengkelan di antara mereka.”

b.Melakukan Musyawarah dengan fuqaha, meminta masukan dan saran dari

mereka.

88

Fath al-Qadir, jld.VI,h.74;Mughni al-Muhtaj, jld.IV, h. 453;al-Mughni,jld.IX, h.206;al-

Qawanin al-Fiqhiyyah,h.297

Page 61: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

52

Seorang qadhi sangat dianjurkan untuk duduk bersama dengan sejumlah

fuqaha untuk musyawarah dengan mereka, meminta masukan pandangan dan

saran dari mereka terkait hukum-hukum yang tidak ia ketahui atau terkait

kasus yang sulit, kabur, dan janggal baginya. Allah SWT berfirman dalam

surat Ali Imran ayat 159 yang berbunyi :

سى شا ٱليش ف

Artinya: “dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata : “aku tidak melihat

seorang pun yang lebih banyak bermusyawarah dengan para sahabatnya

daripada Rasulullah saw.”89

Apabila pendapat para fuqaha telah bulat dalam suatu perkara, qadhi

memutuskan berdasrkan pendapat mereka tersebut, sebagaimana yang

dipraktikan oleh al-Khulafa ar-Rasyidun. Adapun jika mereka memiliki

keragaman pendapat, qadhi mengambil pendapat yang paling baik dan

mengeluarkan putusan yang menurut penilaian dan pandangannya itu adalah

yang benar. Jika ada orang lain yang lebih faqih daripada dirinya, ia boleh

mengambil pendapat orang tersebut dan meninggalkan pendapat pribadinya.

Terdapat sejumlah aturan dalam mengeluarkan putusan hukum

pengadilan yang diperhatikan dalam Islam sebagai berikut.

1) Bersegera mengeluarkan putusan hukum setelah kebenaran benar-

benar terbukti di hadapan qadhi. Tidak boleh menunda-nundanya

kecuali dalam perkara yang masih meragukan, ada harapan

perdamaian di antara para kerabat, dan memberikan kesempatan

dalam jangka waktu tertentu kepada pihak tergugat untuk menolak

dan menyangkal kesaksian yang ada.

2) Ketika mengeluarkan putusan hukum, itu dilakukan dengan dihadiri

oleh pihak-pihak yang berperkara dan dihadapan mereka (judgment in

89

HR at-Tirmidzi

Page 62: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

53

the presence), tidak boleh dilakukan secara tersembunyi (in absentia).

Ini karena sebagaimana yang sudah pernah disinggung dibagian

terdahulu, tidak boleh melakukan proses pengadilan terhadap orang

yang tidak ada kecuali karena darurat atau karena suatu

kemaslahatan. Hal ini berarti tidak boleh mengeluarkan putusan

hukum tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara. Sementara itu,

selain ulama Hanafiah memperbolehkan untuk melakukan proses

pengadilan terhadap orang yang tidak hadir dan mengeluarkan

putusan hukum terhadap pihak tergugat secara in absntia.

3) Putusan hukum yang dikeluarkan hendaknya disertai dengan uraian

tentang alasan-alasannya dan penjelasan tentang sebab-sebabnya

yang menjadi landasan putusan tersebut.

4) Pendokumentasian putusan hukum. para qadhi mencatat dan

mendolumentasikan putusan-putusan hukum yang dikeluarkan dalam

sebuah buku catatan khusu. Hal ini sudah berjalan sejak pada masa

kekuasaan Umawi, dengan tujuan agar putusan-putusan hukum

tersebut tetap terjaga dan agar dapat dijadikan landasan untuk

menjamin dilaksanakannya putusan tersebut.

Page 63: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

54

Page 64: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

55

BAB III

PRAKTIK PRAPERADILAN DALAM HUKUM PIDANA DI INDONESIA

A . Praperadilan

1. Pengertian Praperadilan

Praperadilan merupakan suatu hal yang baru dalam dunia peradilan di

Indonesia. Praperadilan merupakan salah satu lembaga baru yang di

perkenalkan di dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana di dalam

kehidupan penegak hukum. Praperadilan dalam KUHAP, telah ditempatkan

dalam BAB X, Bagian Kesatu, sebagai salah satu bagian ruang lingkup

wewenang mengadili bagi Pengadilan Negeri. Ditinjau dari peradilan sendiri,

praperadilan bukan lembaga pengadilan yang berdiri sendiri. Bukan pula

sebagai instansi tingkat peradilan yang mempunyai wewenang memberi putusan

akhir atas suatu kasus peristiwa pidana.praperadilan hanya suatu lembaga baru

yang ciri dan eksitensinya berupa :

a.Berada dan merupakan kesatuan yang melekat pada tingkat Pengadilan

Negeri, dan sebagai lembaga pengadilan hanya dijumpai pada tingkat

Pengadilan Negeri sebagai satuan tugas yang tidak terpisah dari Pengadilan

Negeri,

b.Dengan demikian, Praperadilan bukan berada di luar atau samping

maupun sejajar dengan Pengadilan Negeri, tetapi hanya merupakan devivi

dari Pengadilan Negeri,

c.Administatif yudisial, personil, peralatan, dan finansial bersatu dengan

Pengadilan Negeri, dan berada di bawah pimpinan serta pengawasan dan

pembinanaan Ketua Pengadilan Negeri.

Page 65: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

56

d.Tata Laksana fungsi yudisialnya merupakan bagian dari fungsi yudisial

Pengadilan Negeri itu sendiri.90

Dari gambaran diatas, terlihat eksistensi dan kehadiran praperadilan, bukan

merupakan lembaga praperadilan sendiri. Tetapi hanya merupakan pemberian

wewenang dan fungsi baru yang dilimpahkan KUHAP kepada setiap

Pengadilan Negeri, sebagai wewenang dan fungsi tambahan Pengadilan Negeri

yang telah ada selama ini. Praperadilan pada Hakekatnya adalah suatu lembaga

yan bermaksud dan bertujuan memberi perlindungan kepada orang yang

disangka melakukan tindak pidana atau pihak lain yang berkepentingan disatu

pihak dan dilain pihak merupakan kontrol terhadap tindakan penyidik dan atau

penuntut umum dalam usaha menjalankan tugas dan wewenangnya, yaitu

penyidikan dan atau penuntutan.91

Menurut Pasal 1 butir 10 KUHAP, praperadilan adalah wewenang

pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur

dalam undang-undang ini tentang;92

a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan/atau penahanan atas

permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa

tersangka;

b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan

atas permintaan tersangka/penyidik/penuntut umum demi tegaknya

hukum dan keadilan;

90

M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyelidikan dan

Penuntutan,( Jakarta, Sinar Grafika, 2002) , h. 1 91

“ Faktor Penyebab Gagalnya Praperadilan”, Jurnal Ilmiah Progresif. Vol.8, No.,8, 23

Agustus 2011. Banyuwangi. UNTAG. 92

Pasal 1 butir 10 KUHAP.

Page 66: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

57

c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau

keluarganya atau pihak lain atas kuasanya, yang perkaranya tidak

diajukan ke pengadilan.

Lembaga Praperadilan merupakan hasil usaha tuntutan terhadap

perlindungan hak asasi manusia, terutama mereka yang terlibat di dalam perkara

pidana. Oleh karena itu, tujuan dibentuknya praperadilan ini tidak lain adalah

demi tegaknya hukum. Di samping itu praperadilan ini juga berfungsi sebagai

pengawas terhadap penyidik atau penuntut umum mengenai adanya

penyalahgunanaan wewenang yang diberikan kepadanya, fungsi kontrol yang

dilakukan dengan cara-cara sebagi berikut :

a. Kontrol Vertikal, yakni kontrol dari atas ke bawah

b. Kontrol Horizontal, yakni kontrol ke samping antara penyidik, penuntut

umum timbal balik, dan tersangka, keluarganya, atau pihak ketiga.

Menurut Wahyu Efendi, yang dikutip oleh S.Tanubroto, kehadiran

Praperadilan ini memberikan peringatan, yaitu :

a. Agar penegak Hukum hati-hati dalam melakukan hukumannya dan

setiap tindakan hukum harus didasarkan pada ketentuan hukum yang

berlaku, dalam arti ia harus mampu menahan diri serta menjatuhkan diri

dari tindakan sewenang-wenang.

b. Ganti kerugian dan rehabilitasi merupakan upaya untuk melindungi

warga Negara yang diduga melakukan kejahatan yang ternyata tanpa

didukung dengan bukti-bukti yang menyakinkan sebagai akibat dari

sikap dan perlakuan dari penegak hukum yang akan tidak mengindahkan

prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Page 67: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

58

c. Hakim dalam menentukan ganti kerugian harus memperhitungkan dan

mempertimbangkan dengan seksama, baik untuk kepentingan orang

yang dirugikan maupun dari sudut kemampuan finansial pemerintah,

dalam memenuhi dan melaksanakan keputusan itu.

d. Dengan rehabilitasi, maka orang tersebut telah dipulihkan haknya sesuai

dengan keadaan semula yang diduga telah melakukan kejahatan.

e. Kejujuran yang telah dijiwai KUHAP harus diimbangi dengan integritas

dan dedikasi oleh aparat penegak hukum karena tanpa adanya

keseimbangan itu semuanya akan sia-sia belaka.93

Titik terberat perhatian pemeriksaan praperadilan dimulai untuk

menentukan apakah petugas telah melaksanakan atau tidak melaksanakan

pemeriksaan terhadap tersangka. Sesuai dengan undang-undang atau apakah

petugas telah melaksankan perintah jabatan yang diwenangkan atau tidak.

Selain itu, tindakan sewenang-wenang yang menyebabkan kekeliruan dalam

penerapan hukum yang mengakibatkan kerugian dan hak asasi tersangka

menjadi kurang terlindungi.

2. Perluasan Ruang Lingkup Praperadilan

Berdasarkan Putusan Mahkamah Kostitusi No. 21/PUU-XII/2014, bahwa

wewenang praperadilan diperluas selain yang diatur dalam Pasal 77

KUHAP yaitu :

a. Penetapan tersangka

b. Menyangkut sah atau tidaknya penggeledahan dan penyitaan 94

3. Wewenang Praperadilan

93

S. Tanubroto, Peran Praperadilan Dalam Hukum Acara Pidana,( Bandung, Alumni, 1983)

, h.2 94

Andi Muhammad Sofyan dan Abd Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar,( Jakarta,

Kencana, 2014) , h. 182

Page 68: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

59

Undang-undang telah memberikan beberapa macam kewenangan

terhadap Praperadilan. Kewenangan praperadilan tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Memeriksa dan Memutus Sah atau Tidaknya Upaya Paksa

Hal ini merupakan kewenangan yang diberikan undang-undang kepada

praperadilan, untuk memeriksa dan memutus sah atau tidaknya

penangkapan, penahanan atau penyitaan dapat meminta kepada

praperadilan untuk memeriksa sah atau tidaknya tindakan yang dilakukan

penyidik kepadanya yang bertentangan dengan Pasal 21 KUHAP atau

telah melampaui batas yang telah diatur dalam Pasal 24 KUHAP.95

b) Memeriksa Sah atau Tidakya Penghentian Penyidikan atau

Penghentian Penuntutan

Wewenang lain yang masih dalam ruang lingkup wewenang

praperadilan adalah memeriksa dan memutus sah atau tidaknya

penghentian penyidikan yang dilakukan pejabat penyidik atau tentang sah

atau tidaknya penghentian penuntutan yang dilakukan penuntut umum.

Kewenangan praperadilan ini muncul bila tidak ada pihak-pihak ketiga

yang berkepentingan, penyidik, dan penuntut umum.96

Dalam hal ini

terdapat beberapa alasan, yaitu :

(1) Ne bis in idem yaitu apa yang dipersangkakan kepada tersangka

merupakan tindak pidana yang telah pernah dituntut dan diadili,

dan putusan sudah memperoleh kekuatan hukum tetap;

95

M.Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP ,( Jakarta, Sinar

Grafika, 2002) , h.4 96

Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer.( Bandung, Citra Aditya Bakti,

2007), h.95

Page 69: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

60

(2) Kadaluwarsa untuk menuntut sebagai mana diatur dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).97

c) Memeriksa Tuntutan ganti Kerugian

Pasal 95 mengatur tentang ganti kerugian yang diajukan oleh

tersangka, keluarganya atau penasihat hukumnya kepada praperadilan.

Tuntutan ganti kerugian diajukan berdasarkan alasan karena atau penahan

yang tidak sah, atau oleh karena pengeledahan dan penyitaan yang

bertentangan dengan ketentuan hukum dan undang-undang, adanya

kekeliruan terhadap orang yang ditangkap, ditahan dan diperiksa.98

d) Memeriksa Permintaan Rehabilitasi

Praperadilan berwenang memeriksa dan memutus permintaan

rehabilitasi yang diajukan tersangka, keluarganya atau penasihat

hukumnya atas penangkapan atau penahanan tanpa dasar hukum yang

ditentukan undang-undang. Atau rehabilitasi atas kekeliruan mengenai

orang atau hukum yang diterapkan, yang perkaranya tidak diajukan ke

sidang pengadilan.

e) Praperadilan Terhadap Tindakan Penyitaan

Sehubungan dengan permasalahan hukum ini dapat dijelaskan

pendapat berikut. Pada dasarnya, setiap upaya dalam penegakan hukum

mengandung nilai Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karena itu, harus

dilindungi dengan seksama dan hati-hati, sehingga perampasan atasnya

harus sesuai dengan “acara yang berlaku” (due procces) dan “hukum

yang berlaku” (due to law).99

97

Andi Muhammad Sofyan dan Abd. Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar , (Jakarta,

Kencana, 2014) , h.189 98

Andi Muhammad Sofyan dan Abd . Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, (Jakarta,

Kencana) , 2014, h. 185 99

Andi Muhammad Sofyan dan Abd. Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar,( Jakarta,

Kencana, 2014) , h.189

Page 70: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

61

Memeriksa tindakan penyitaan yaitu dengan hanya berkena dengan

penyitaan yang dilakukan terhadap barang pihak ketiga dan barang ini

termasuk sebagai alat bukti atau barang bukti, maka yang berhak

mengajukan ketidakabsahan penyitaan kepada praperadilan adalah pemilik

barang tersebut.100

4. Pihak yang Berhak Mengajukan Permohonan Praperadilan

Mengenai pengajuan permohonan pemeriksaan praperadilan dapat

diuraikan sebagai berikut :

a) Pihak yang Berhak Mengajukan Permohonan

Mengajukan permohonan praperadilan harus dikemukakan sesuai

dengan alasan yang menjadi dasar permintaan pengajuan praperadilan.

Dengan demikian, dikelompokan alasan yang menjadi dasar pengajuan

pemeriksaan praperadilan dan sekaligus dikaitkan dengan pihak yang

berhak mengajukan permintaan.

(1) Tersangka, Keluarganya, atau Kuasanya

Berdasarkan ketentuan Pasal 79 KUHAP yang berhak

mengajukan permintaan pemeriksaan tentang sah atau tidaknya

penangkapan atau penahanan, bukan hanya tersangka saja, tetapi

dapat diajukan meliputi pengajuan pemeriksaan tentang sah atau

tidaknya penangkapan atau penahan. Kedalamnya tidak termasuk

pengajuan permintaan tentang sah atau tidaknya penggeledahan dan

penyitaan termasuk juga dalam kandungan Pasal 79 KUHAP

dihubungkan dengan Pasal 83 ayat (3) huruf d KUHAP, sehingga

mengenai sah atau tidaknya penggeledahan dan penyitaan dapat

diajukan oleh tersangka, keluarganya atau penasihat hukumnya atau

orang terhadap siapa dilakukan penggeledahan ataupun dalam hal

melakukan penyitaan.

Page 71: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

62

(2) Penuntut Umum dan Pihak Ketiga yang Berkepentingan

Menurut Pasal 80 KUHAP, Penuntut umum atau pihak ketiga

yang berkepentingan, dapat mengajukan permintaan pemeriksaan

tentang sah atau tidaknya pengentian penyidikan. Mengenai pihak

ketiga yang berkepentingan dalam tindakan penghentian penyidikan

ialah saksi yang langsung menjadi korban dalam peristiwa pidana

yang bersangkutan. Saksi korban yang berhak mengajukan

permintaan pemeriksaan tentang sah atau tidaknya penghentian

penyidikan ke praperadilan.

(3) Penyidik atau Pihak Ketiga yang Berkepentingan

Penghentian penyidikan penuntut umum ataupun pihak ketiga

yang mempunyai kepentingan yang dapat mengajukan permintaan

pemeriksaan tentang sah atau tidaknya penghentian penyidikan, hal

ini berkebalikan dengan pengajuan permintaan permeriksaan

mengenai sah atau tidaknya penghentian penuntutan yang hanya

boleh diajukan oleh penyidik ataupun pihak ketiga yang mempunyai

kepentingan yang dapat mengajukan.

(4) Tersangka, Ahli Warisnya, atau Kuasanya

Menurut Pasal 95 ayat (2) KUHAP, Tersangka, Ahli Waris, atau

Penasihat Hukum dapat mengajukan ganti kerugian kepada

Praperadilan atas alasan pengkapan atau penahan yang tidak sah,

penggeledahan ataupun penyitaan tanpa alasan yang sah, kekeliruan

mengenai orang ataupun hukum yang diterapkan yang perkaranya

tidak diajukan ke sidang pengadilan.

(5) Tersangka atau Pihak Ketiga yang berkepentingan Menuntut

Ganti Rugi

Page 72: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

63

Pasal 81 KUHAP, Tersangka ataupun pihak ketiga yang

mempunyai kepentingan dapat mengajukan suatu ganti kerugian

kepada praperadilan dengan alasan sahnya penghentian penyidikan

ataupun sahnya penghentian penuntutan. Mengenai penghentian

penyidikan ataupun penghentian penuntutan, tersangka dapat

mengajukan tuntutan ganti kerugian kepada praperadilan atas dasar:

(a) Jika penghentian itu tidak diajukan ke praperadilan; dan

(b) Jika penghentian diajukan ke praperadilan dan menyatakan

penghentian tersebut sah.

5. Pengertian pihak Ketiga yang Berkepentingan

Ditinjau mengenai ilmu yurisprudensi perkataan “pihak ketiga yang

berkepentingan” dalam Pasal 80 KUHAP, dikategorikan istilah yang

mengandung “pengertian luas” atau “kurang jelas pengertiannya”. Cara

yang dianggap mampu memberi pengertian yang tepat dan aktual,

mengaitkannya dengan unsur “kehendak pembuat undang-undang”

(legislative purpuse) dan “ kehendak publik” (public purpose). Jika tujuan

praperadilan pengehentian penyidikan atau penuntutan untuk “mengoreksi”

ataupun “mengawasi” kemungkinan kekeliruan maupun kesewenangan atas

penghentian itu secara horizontal, cukup alasan untik berpendapat bahwa

kehendak pembuat undang-undang dan kehendak publik atas penerapan

pihak ketiga yang berkentingan, meliputi masyarakat luas yang diwakili

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kemasyarakatan.

6. Proses Tata Cara Pemeriksaan Praperadilan

Tata cara dan proses pemeriksaan sidang praperadilan diatur oleh

KUHAP dalam BAB X, Bagian Kesatu, dimulai dari Pasal 79 KUHAP

sampai dengan Pasal 83 KUHAP, Apapun yang hendak diajukan kepada

Page 73: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

64

praperadilan, tidak terlepas dari tubuh Pengadilan Negeri. Semua

permintaan yang diajukan kepada praperadilan, melalui Ketua Pengadilan

Negeri. Sehubungan Dengan hal itu pengajuan permintaan pemeriksaan

praperadilan, dapat diuraikan seperti berikut ini :

a) Permohonan Ditujukan Kepada Ketua Pengadilan Negeri

Semua permohonan yang hendak diajukan untuk diperiksa oleh

Praperadilan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang meliputi

daerah Hukum tempat dimana penangkapan, penahanan, pengeledahan,

ataupun penyitaan itu dilakukan, Atau diajukan kepada Ketua pengadilan

Negeri tempat dimana penyidik atau penuntut umum yang menghentikan

atau penuntutan berkedudukan.

b) Permohonan Diregister Dalam Perkara Praperadilan

Setelah Panitera menerima, Permohonan, Diregister dalam perkara

praperadilan segala permohonan yang ditunjukan ke praperadilan,

dipisahkan registrasinya dari perkara pidana biasa. Administrasi yudisial

praperadilan dibuat tersendiri terpisah dari administrasi perkara biasa.

c) Ketua Pengadilan Negeri segera Menunjuk Hakim (Tunggal) dan

Panitera

Penunjukan sesegera mungkin hakim dan panitera yang akan

memeriksa permohonan, merujuk kepada ketentuan Pasal 82 ayat (1)

huruf a, yang menegaskan bahwa dalam waktu 3 hari setelah diterima

permintaan, hakim yang ditunjuk menetapkan hari sidang. Agar yang

dituntut pasal tersebut dapat dilaksanakan tepat setelah pencatatan dalam

register, panitera memintakan kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk

segera menunjuk dan menetapkan hakim dan panitera yang akan

bertindak memeriksa permohonan. Atau Ketua Pengadilan Negeri telah

Page 74: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

65

menetapkan satuan tugas yang khusus secara permanen, segera

melimpahkan permintaan itu kepada pejabat satuan tugas tersebut.

d) Pemeriksaan Dilakukan dengan hakim Tunggal

Hakim yang duduk dalam pemeriksaan sidang praperadilan adalah

hakim tunggal. Semua permohonan yang diajukan kepada praperadilan,

diperiksa dan diputus oleh hakim tunggal ; Hal ini ditegaskan dalam

Pasal 78 ayat (2) yang berbunyi : Praperadilan dipimpin oleh hakim

tunggal yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri dan dibantu

seseorang panitera.Mengenai tata cara pemeriksaan sidang praperadilan,

diatur dalam pasal 82 ayat (1) KUHAP. Berdasarkan pasal tersebut,

pemeriksaan sidang praperadilan dapat dirinci sebagai berikut:101

a. Dalam waktu tiga hari setelah diterimanya permintaan, hakim

yang ditunjuk menetapkan hari sidang. Dalam hal ini

penghitungan penetapan hari sidang, bukan dari tanggal

penunjukan hakim oleh Ketua Pengadilan Negeri, tetapi dihitung

tiga hari dari tanggal penerimaan atau tiga hari dari tanggal

registrasi di kepanitera.

b. Dalam memeriksa dan memutus permohonan praperadilan, hakim

mendengar keterangan baik tersangka atau pemohon maupun dari

pejabat yang berwenang.

c. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara cepat dan selambat-

lambatnya tujuh hari hakim harus sudah menjatuhkan putusannya.

d. Dalam hal suatu perkara sudah mulai diperiksa oleh pengadilan

negeri, sedangkan pemeriksaan mengenai permintaan kepada

praperadilan belum selesai maka perintaaan tersebut gugur,

101

Andi Hamzah,Hukum Acara Pidana Di Indonesia, Edisi Kedua, cet. Ketujuh,(Jakarta:

Sinar Grafika.2013) , h.191-193

Page 75: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

66

e. Putusan praperadilan pada tingkat penyidikan tidak menutup

kemungkinan untuk mengadakan pemeriksaan praperadilan lagi

pada tingkat penuntutan. Jika untuk diajukan permintaan baru.

f. Putusan hakim dalam acara pemeriksaan praperadilan harus

memuat dengan jelas dasar dan alasannya

g. Selain daripada yang tersebut pada butir 6, putusan hakim

memuat pula;

1) Dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penangkapan

atau penahanan tidak sah; maka penyidik atau jaksa penuntut

umm pada tingkat pemeriksaan masing harus segera

membebaskan tersangka;

2) Dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penghentian

penyidikan atau penuntutan tidak sah, penyidikan atau

penuntutan terhadap tersangka wajib dilanjutkan;

3) Dalam hal putusan menetapkan bahwa suatu penangkapan

atau penahanan tidak sah, maka dalam putusan dicantumkan

jumlah besarnya ganti kerugian dan rehabilitasi yang

diberkan, sedangkan dalam hal suatu penghentian penyidikan

atau penuntutan adalah sah dan tersangkanya tidak ditahan,

maka dalam putusan dicantumkan rehabilitasinya;

4) Dalam hal putusan menetapkan bahwa benda yang disita ada

yang tidak termasuk alat pembuktian, maka dalam putusan

dicantumkan bahwa benda tersebut harus segera dikembalikan

kepada tersangka atau dan siapa benda itu disita.

B. Teori Kepastian Hukum

Kepastian adalah perihal (keadaan) yang pasti, ketentuan atau ketetapan,

Hukum secara hakiki harus pasti dan adil. Pasti sebagai pedoman kelakukan dan

adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang suatu tatanan yang dinilai

Page 76: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

67

wajar. Hanya karena bersifat adil dan dilaksanakan dengan pasti huum dapat

menjalankan fungsinya, kepastian hukum merupakan pertanyaan yang hanya bisa

dijawab secara normatif, bukan sosiologi.102

Menurut Hans Kelsen, hukum adalah sebuah sistem norma. Norma adalah

pernyataan yang menekankan aspek”seharusnya” atau das sollen, dengan

menyertkan beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Norma-norma

adalah produk dan aksi manusia yang deliberatif. Undang-undang yang berisi

aturan-aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku

dalam bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama individu maupun dalam

hubungannya dengan masyarakat. Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi

masyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap individu. Adanya

aturan itu dan pelaksanaan aturan tersebut menimbulkan kepastian hukum.103

Teori tertentu yang dikembangkan oleh Hans Kelsen dihasilkan dari analisis

perbandingan sistem hukum posotif yang berbeda-bead, membentuk konsep dasar

yang dapat digambarkan suatu komunitas hukum. Masalah utama (subject matter)

dalam teori umum adalah norma hukum (legal norm), elemen-elemennya,

hubungannya, tata hukum sebagai suatu kesatuan, struturnya, hubungan antara tata

hukum yang berbeda, dan akhirnya kesatuan hukum di dalam tata hukum positif

yang prural. The pure theory of law menekankan pada pembedaan yang jelas antara

hukum empiris dan keadilan transendental dengan mengeluarkan dari lingkup

kajian hukum. Hukum bukan merupakan manifestasi dari otoritas super-human,

tetapi merupakan suatu teknik sosial yang spesifik berdasarkan pengalaman

manusia.104

Kepastian hukum secara normatif adalah ketika suatu peraturan dibuat dan

diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam artian

102

Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari : Memahami dan Memahami Hukum ,

(Yogyakarta, Laksabang Pressido, 2010) , h.59 103

Hans Kelsen dalam Petem Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta, Kencana

Prenada Media Grup) , 2011, h. 158 104

Hans Kelsen dalam Jimly Assiddiqie dan M. Ali Safa‟at, Teori Hans Kelsen Tentang

Hukum , Jakarta, Sekertaris Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Kostitusi RI, 2016, h. 11

Page 77: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

68

tidak menimbulkan keragu-raguan (multi tafsir) dan logis. Jelas dalam artian ia

menjadi suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau

menimbulkan konflik norma. Kepastian hukum menunjuk kepada pemberlakuan

hukum yang jelas, tetapi, konsisten dan konsekuen yang pelaksanaanya tidak dapat

dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang sifatnya subjektif. Kepastian dan keadilan

bukanlah sekedar tuntutan moral, melainkan secara faktual mencirikan hukum.

Suatu hukum yang tidak pasti dan tidak mau adil bukan sekedar hukum yang

buruk.105

Menurut Utrecht, kepastian hukum mengandung dua pengertian, yaitu

pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui

perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa keamanan

hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan

yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan

atau dilakukan oleh Negara terhadap individu.106

Ajaran kepastian hukum ini berasal dari ajaran yuridis-dogmatik yang

didasarkan pada aliran pemikiran positivistis di dunia hukum, yang cenderung

melihat hukum sebagai sesuatu yang otonom, yang mandiri, karena bagi penganut

pemikiran ini, hukum tak lain hanya kumpulan aturan. Bagi penganut aliran ini,

tujuan hukum tidak lain dari sekedar menjamin terwujudnya kepastian hukum.

Kepastian hukum itu diwujudkan oleh hukum dengan sifatnya yang hanya membuat

suatu aturan hukum yang bersifat umum. Sifat umum dari aturan-aturan hukum

membuktikan bahwa hukum tidak bertujuan untuk mewujudkan keadilan atau

kemanfaatan, melainkan semata-mata untuk kepastian.107

Kepastian hukum merupakan jaminan mengenai hukum yang berisi keadilan.

Norma-norma yang memajukan keadilan harus sungguh-sungguh berfungsi sebagai

105

CST. Kansil, etal., Kamus Istilah Aneka Hukum,( Jakarta, Jala Permata Aksara, 2009) ,

h.385 106

Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung, Citra Aditya Bakti, 1999) ,

h. 23 107

Acmad Ali, Menguak Tabir Huum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, (Jakarta,

Gunung Agung, 2002) , h. 82-83

Page 78: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

69

peraturan yang ditaati. Menurut Gustav Radbruch keadilan dan kepastian hukum

merupakan bagian-bagian yang tetap dari hukum. Beliau berpendapat bahwa108

:

“Keadilan dan kepastian hukum harus diperhatikan, kepastian hukum harus dijaga

demi keamanan dan ketertiban suatu negara. Akhirnya hukum positif harus selalu

ditaati. Berdasarkan teori kepastian hukum dan nilai yang ingin dicapai yaitu nilai

keadilan dan kebahagiaan”.

C. Posisi Kasus

1. Kronologi Kasus

Kasus ini mulai mencuat ketika Masyarakat Anti Korupsi Indonesia

(MAKI) mengajukan permohonan kepada Lembaga Praperadilan yang

berkedudukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai pihak ketiga yang

berkepentingan terhadap aparat penegak hukum yaitu termohon Komisi

Pemberantasn Korupsi (KPK) yang mana diindikasikan tidak melakukan

proses hukum dan atau lamban dalam melakukan penyidikan terhadap

tindakan tindak pidana Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang menjerat

Mantan Wakil Presiden RI Boediono, dkk dalam perkara Korupsi Bank

Century.109

Bahwa perkara korupsi Bank Century telah memasuki babak baru dengan

telah inkrachtnya putusan atas terdakwa Budi Mulya dengan vonis bersalah

yang mana dalam putusan tersebut dimuat dakwaan Budi Mulya bersama-

sama Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk, dimana fakta

hukum pertimbangan hakim perbuatan Budi Mulya bersama-sama Boediono

dkk, dan amarnya Budi Mulya dinyatakan bersalah bersama-sama melakukan

korupsi.

108

Acmad Ali, Menguak Tabir Huum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis,( Jakarta,

Gunung Agung, 2002) , h. 95

109 Ditelaah Dari Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor

24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel

Page 79: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

70

Namun kenyataannya kemudian termohon dalam jangka waktu yang

panjang tidak melakukan kegiatan penyidikan sekitar 2 tahun sejak perkara

terdakwa Budi Mulya mendapat putusan inkracht di tingkat kasasi pada tahun

2015.

Dari situasi dan kondisi yang demikian maka MAKI mengajukan

permohonan praperadilan yang utamanya terkait tidak sahnya penghentian

penyidikan dan memohon kepada praperadilan untuk memerintahkan

termohon melakukan penyidikan dan menetapkan status tersangka kepada

Boediono dkk.

2. Para Pihak yang Berperkara

Pihak Pemohon dalam kasus ini adalah Perkumpulan Masyarakat Anti

Korupsi Indonesia (MAKI) Melawan Pihak Termohon yaitu Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK). Pimpinan Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Republik Indonesia.

3. Duduk Perkara

Bahwa Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang sebagai

Pemohon yang mana ingin penegakan hukum dan pembelaan negara dalam

menyelamatkan harta masyarakat dan negara, Serta bersih dari KKN dan

memberdayakan masyarakat untuk memebantu Pemerintah dalam pencegahan

Pemberantasan KKN di NKRI.

Selanjutnya, MAKI sebagai Pemohon berhak mengajukan praperadilan

kepada pihak-pihak terkait seperti penyidik yang disebut termohon yang

diindikasikan tidak melakukan proses hukum dan lamban melakukan tindakan

terhadap tindak pidana KKN. Dalam putusan Mahkamah Konstitusi pada

perkara nomor 98/PUU-X/2012 yang dimana pemohonnya adalah

Perkumpulan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang mengabulkan

permohonan pemohon.

Bahwa Penghentian Penyidikan dalam permohonan aquo adalah

permohonan pemeriksaan tidak sahnya penghentian penyidikan secara materil.

Page 80: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

71

Maka dari itu dalam Pasal 109 ayat (2) KUHAP, diatur jika penyidik

menghentikan penyidikan, maka wajib memberitahu penuntut umum dan

tersangka atau keluarganya, Maka dalam hal ini Pemohon mengajukan

Praperadilan agar perkara ini tidak berlarut bertahun-tahun karna berdasar pada

Pasal 25 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi, penanganan perkara korupsi harus didahulukan dan

diutamakan dari perkara lain guna penyelesaian secepatnya, sedangkan

Termohon telah melakukan Penyidikan Perkara.

4. Fakta Hukum

Fakta hukum adalah fakta-fakta yang terungkap di dalam persidangan,

fakta-fakta tersebut adalah keterangan saksi dibawah sumpah, dan bukti-bukti.

1) Keterangan saksi-saksi dibawah sumpah, yaitu :

a. Saksi Ahli Pemohon Heri Firmansyah, SH, MHUM. MPA

Bahwa apabila dakwaan yang di jungto-kan dengan Pasal 55

membawa Konsekuensi bahwa orang-orang yang disebutkan dalam

dakwaan tersebut harus dituntut juga dan diajukan juga sebagai

tersangka dan harus dijatuhi pidana, akan, tetapi lama pemidanaanya

bisa berbeda tergantung perannya dalam tindak pidana tersebut, seperti

apakah ia orang yang melakukan (pleger), turut serta melakukan

(medepleger), menyuruh lakukan (doenpleger) atau dibujuk melakukan

(uitlokker) atau membantu melakukan perbuatan pidana

(medeplichtige). Menurut saksi ahli adalah merupakan suatu

ketidakadilan dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia khususnya

terdakwa dan keluarga yang telah dipidana, apabila hanya seorang saja

yang dilakukan penuntutan dan dijatuhi pidana, sementara yang lainnya

tidak dan hal tersebut juga merupakan pelanggaran terhadap asas-asas

dasar hukum pidana yang diakui secara universal dalam sistem hukum

pidana continental dan penuntut umum harus bertanggung jawab dan

Page 81: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

72

konsekuen kenapa ia memasukan nama-nama orang tersebut dalam

dakwannya dan tidak bisa sebagai formalitas saja dalam menyusun

dakwaan yang pasalnya ada turut serta.

b. Saksi Ahli Pemohon DR. Fuad Bawazier

Bahwa sebenarnya keadaan Bank Century pada waktu itu hanya

bank kecil dan apabila ditutup tidak akan menimbulkan dampak

sistemik dan pengucuran dan pengelontoran bantuan kepada Bank

Century tersebut adalah suatu kesalahan karena Bank Century tersebut

telah dirampok oleh pemiliknya sendiri.

c. Saksi Dra. Anne S Mulya

Bahwa keputusan yang diambil oleh suaminya bukan suatu

keputusan yang dilakukan secara sendiri tetapi merupakan suatu

keputusan yang dilakukan secara sendiri tetapi merupakan suatu

eputusan yang kolektif kologial dan pada saat itu BI dipimpin oleh

Boediono sebagai Gubernur BI dan suami saksi hanyalah sebagai

Deputy, dan saat Boediono selaku Wakil Presiden, pernah mengunjungi

Terpidana Budi Mulya, Boediono secara pribadi menyampaikan

permohonan maafnya kepada Terpidana Budi Mulya atas

menyampaikan permohonan maafnya kepada Terpidana Budi Mulya

atas musibah yang dialaminya sehingga menjadi terpidana padahal itu

bukanlah kesalahannya dalam mengambil kebijakan.

1) Barang Bukti

Menimbang, Bahwa selanjutnya Termohon telah mengajukan bukti

surat berupa fotocopy yang telah diberi materai secukupnya dan telah pula

disesuaikan dengan aslinya, berupa;

1.Foto Kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Nomor : 12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel, tanggal 10 Maret 2016. (Bukti

T-1).

Page 82: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

73

2) Foto Kopi Putusan Mahkamah Kostitusi Republik Indonesia

Nomor : 21/PUU-X/2014, tanggal 28 April 2015 (Bukti T-2)

3) Foto Kopi Laporan Tahunan Komisi Pemberantasan Korupsi

Tahun 2015 halaman 79-82, 93-94 dan 97-104 (Bukti T-3).

4) Foto Kopi Laporan Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun

2017 halaman (1-142. (Bukti-4).

5) Foto Kopi Print Out website KPK,

htps;//www.kpk/go.id/splash/. (Bukti T-5).;

5. Amar Putusan

Dalam gugatan praperadilan kasus Bank Century, dikabulkan oleh Hakim

tunggal yaitu Effendi Mukhtar. Putusan Hakim Effendi Mukhtar, SH.,MH.,

pada tanggal 9 April 2018 yaitu :

Dalam Eksepsi :

- Menolak Eksepsi Termohon seluruhnya;

Dalam Pokok Perkara :

- Mengabulkan permohonan praperadilan pemohon untuk sebagian;

- Memerintahkan Termohon untuk melakukan proses hukum selanjutnya

sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku atas dugaan tindak pidana korupsi Bank Century dalam bentuk

melakukan Penyidikan dan menetapkan tersangka terhadap Boediono,

Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk, (sebagaimana tertuang dalam

surat dakwaan atas nama Terdakwa BUDI MULYA) atau

melimpahkannya kepada kepolisian dan atau kejaksaan untuk dilanjutkan

dengan Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan dalam proses

persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat;

- Menolak Permohonan Praperadilan untuk selain dan selebihnya;

- Membebankan biaya perkara kepada Termohon, sebesar NIHIL;

Page 83: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

74

BAB IV

PUTUSAN PRAPERADILAN NO.24/PID/PRA/2018/PN.JKT.SEL MENURUT

ASAS FIQIH MURAFA’AT DAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

A. Kesesuaian menurut fiqih Mura’faat dan Praperadilan Dalam Putusan

Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel

Praperadilan merupakan hal baru dalam sistem hukum di Indonesia, karena dalam

rumusan HIR tidak mengatur ketentuan mengenai praperadilan. Istilah praperadilan

diperkenalkan melalui Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981. Praperadilan membawa

perubahan dan memunculkan harapan baru akan adanya perlindungan terhadap hak

asasi manusia. Praperadilan merupakan suatu sidang pengadilan yang diselengarakan

untuk menguji keabsahan suatu tindakan paksa yang dilakukan oleh pejabat yang

berwenang selaku penegak hukum.

Pada Tahun 2018, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan putusan

praperadilan dengan nomor register 24/PID/PRA/2018/PN.JKT.SEL. Pihak yang

berperkara dalam putusan tersebut ialah antara MAKI (Masyarakat Anti Korupsi

Indonesia) dengan KPK (Komisi Tindak Pidana Korupsi). Dalam amar putusan

tersebut hakim praperadilan menolak semua eksepsi yang diajukan oleh termohon

yakni KPK, dan juga hakim meminta kepada KPK yang ketika itu sebagai termohon

untuk melakukan penyidikan dan penetapan tersangka kepada Boediono, Muliaman

D Hadad, Raden Pardede dkk, (sebagaimana tertuang dalam surat dakwaan atas nama

Terdakwa Budi Mulya) atau melimpahkannya kepada Kepolisian dan atau Kejaksaan

untuk dilanjutkan dengan Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan dalam proses

persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.

Selanjutnya, penolakan hakim tersebut terhadap salah satu eksepsi pada point

Premature, dapat ditafsirkan bahwa kalau memang KPK tidak mau dikatakan telah

menghentikan penyidikan (SP3), maka KPK harus memberikan penjelasan secara

hukum sampai kapan status seseorang yang disebutkan dalam dakwaan yang di-

juncto-kan dengan Pasal 55 KUHP, Apakah akan diteruskan atau dikeluarkan dari

Page 84: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

75

dakwaan tersebut. Dengan kata lain, KPK harus dianggap telah menghentikan

penyidikan terhadap perkara tersebut.

Penolakan hakim tersebut menurut Penulis tidak sejalan pada amar putusan

selanjutnya yang meminta kepada termohon yakni KPK untuk melanjutkan

Penyidikan. Terjadi tidak konsisten antara amar putusan pertama yang menolak

eksepsi termohon dengan amar putusan pokok perkaranya.

Dalam hal ini Hukum acara peradilan Islam ( Fikih Murafa‟at ) adalah ketentuan

ketentuan yang ditunjukkan kepada masyarakat dalam usahanya mencari kebenaran

dan keadilan bila terjadi ‛Pencurian‛ atas suatu ketentuan hukum materiil , hukum

acara meliputi ketentuan-ketentuan tentang cara bagaimana orang harus

menyelesaikan masalah dan mendapatkan keadilan dari hukum, apabila kepentingan

atau haknya dilanggar oleh orang lain dan sebaliknya, bagaimana cara

mempertahankan apabila dituntut oleh orang lain.110

Tujuan hukum peradilan Islam

adalah untuk memelihara dan mempertahankan hukum materiil . Peranan hukum

acara akan mulai tampak dan menonjol manakala terjadi pelanggaran terhadap hukum

materiil.

Karna Etika hakim dalam etika umum hakim harus melakukan Musyawarah

dengan tim yang terdiri atas para ahli fiqih, yang bisa diajak bermusyawarah dan

dimintai pendapat mengenai masalah yang dia belum tahu statusnya hukamnnya atau

mengenai problem yang perlu dicarikan solusinya. Dalam Firman Allah SWT surat

Ali Imran ayat 159 yang berbunyi :

ٱصرغفش سىنى شا ٱليش ف

Artinya : “ dan bermusyawarah lah dengan mereka dalam urusan itu”

Imam at-Tirmidzi juga meriwayatkan dari Abu Hurairah yang mengatakan, “Aku

tidak menenemukan orang yang banyak bermusyawarah dengan para sahabatnya

melebihi yang dilakukan Rasulullah saw.”

110

Asadulloh Al- Faruq, Hukum Acara Peradilan Islam (Yogyakarta: Pustaka Yustika

2009),h. 3

Page 85: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

76

Apabila semua ahli fiqih sepakat dalam satu pendapat tersebut, sebagaimana

pernah dilakukan oleh al-Khulafa ar-rasyidin. Akan tetapi, apabila ada perbedaan

antara ahli fiqih , hakim boleh memilih pendapat yang ada , yang dianggap lebih tepat

dan sesuai. Apabila yang diajak musyawarah itu lebih pandai, dia hendaknya

mengunakan pendapat orang tersebut dan meninggalkan pendapat pribadinya.

Karna hakim tidak boleh memutuskan perkara dalam keraguan yang mana dalam

kaitannya dengan Putusan praperadilan ini dan dalam aasas-asas acara pidana juga

dibahas bahwa menurut ketentuan ini, putusan untuk menjatuhkan hukuman harus

dilakukan dengan keyakinan, tanpa adanya keraguan. Menurut Audah, keraguan di

sini berarti segala hal yang kelihatan seperti sesuatu yang terbukti padahal pada

kenyataanya tidak terbukti atau segala hal yang sah menurut hukum yang mungkin

secara konkret muncul padahal tidak ada ketentuan untuk itu dan yang tidak ada

dalam kenyataanya sendiri.111

Selanjutnya terdakwa juga dalam hal putusan ini membutuhkan kepastian hukum

yaitu pada asas legalitas merupakan jaminan dasar bagi kebebasan individu dengan

memberi batas-batas aktivitas apa yang dilarang secara tepat dan jelas, asas ini

melindungi dari penyalahgunaan kekuasaan atau kesewenang-wenangan haki,

menjamin keamanan individu dengan informasi apa yang boleh dan apa yang

dilarang.

Hal ini sangat berkaitan dalam pokok perkara yang mana dalam permohonan

praperadilan ini adalah adalah “ penghentian penyidikan secara materil”112. Namun

anehnya hakim praperadilan justru tidak sependapat dengan pemohon (MAKI) bahwa

KPK telah melakukan penghentian penyidikan secara materil.113 Jika dilihat dari

pertimbangan-pertimbangan hakim, baik dalam eksepsi dan pokok perkara terlihat

jelas tidak konsisten dalam pertimbangan. Karena dalam eksepsi atau pokok

persoalan adalah sama, yaitu soal penghentian penyidikan secara materil.

111

Awdah, Al-Tasyri al-Jina‟i, h.254 112

Putusan Praperadilan No 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel, h. 63 113

Putusan Praperadilan No 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel, h. 75

Page 86: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

77

Namun, menurut penulis dalam pokok perkara yang juga sama-sama

mempersoalkan tentang penghentian penyidikan secara materil, hakim justru tidak

sependapat dengan MAKI. Tapi anehnya tetap mengabulkan permohonan MAKI .

inilah disebut “ fallacy of inconsitency “ dalam argumen pertimbangan hakim

praperadilan.

Karena apabila dalam pokok perkara hakim tidak sependapat dengan MAKI

seharusnya hakim menolak dalil eksepsi KPK dengan menyatakan bahwa objek

permohonan sudah masuk dalam pokok perkara, sehingga beralasan untuk dibahas

lagi dalam pokok perkara bukan mengunakan pertimbangan yang terkesan

menyetujui alasan praperadilan MAKI, namun pada akhirnya (dalam poko perkara )

malah melahirkan pertimbangan yang tidak konsisten dan keragu-raguan dalam

memutuskan pertimbangan hakim.

Sedangkan dalam Hukum Islam sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an dan

Hadits bahwa melaksanakan tugas-tugas peradilan adalah sesuatu kewajiban bagi

Hakim dan setiap manusia. Dalam menegakan suatu hukum tentu harus memiliki para

penegaknya seperti hakim (qadhi) dan aparat keamanan. Menurut ketentuan hukum

Islam, seseorang yang diangkat sebagai hakim (qadhi) mestilah seorang yang benar-

benar layak dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syara.114

Dalam Kasus tersebut hakim tunggal Effendi Mukhtar dianggap lalai menjalankan

profesi hakim karena menurut hukum Islam Qadhi harus menjauhkan diri dari

keadaan yang dapat mempengaruhi mereka di dalam menegakan keadilan, baik dalam

mahkamah maupun di luar mahkamah.

Dan kedua, Hakim memerintahkan sejumlah nama untuk ditetapkan sebagai

tersangka terkait kasus dugaan korupsi dana talangan Bank Century menimbulkan

kontraversi, Pasalnya, permohonan yang diajukan Masyarakat Anti Korupsi

Indonesia (MAKI) yang diputus hakim tunggal Effendi Mukhtar menurut penulis

melampaui batas kewenangan seorang hakim praperadilan.

114

Tan Sari Dato‟Syed Agil Barakbah, Hakim dan Penghakiman dalam Jurnal Al-Ahkam

(Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997),j.5.h.89

Page 87: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

78

Karna dalam hukum acara pidana Islam pada prinsip asas legalitas dalam Islam

yang terkait pada masalh ke dua ini memerintahkan menetapkan menjadi tersangka

dilihat dari Asas Legalitas Islam bukan berdasarkan akal manusia semata, tetapi dari

ketentuan Allah dalam Surat Al-Isra ayat 15 yang berbunyi :

يا كا ت يعز ثعثحر سصل

Artinya: “ Dan kami tidak akan mengazab sebelum kami memutus seorang

Rasul”

Ada dua macam penerapan asas legalitas dalam hukum acara pidana, yaitu: 1)

dari segi penentuan macamnya tindak pidana. Pada tindak pidana hudud dan qisas

serta ta‟zir biasa, syariah telah menentukan macamnya perbuatan-perbuatan yang

membentuk tindak pidana, sedangkan pada tindak pidana ta‟zir untuk kepentingan

umum perbuatannya tidak ditentukan, hanya sifatnya saja yang ditentukan; dan 2)

dari segini penentuan hukuman, sedangkan pada tindak pidana ta‟zir syariat tidak

menyediakan sekumpulan hukuman, hakimlah yang menentukan.115

Dari poin ini dasarnya syariat Islam menentukan macamnya hukuman dengan

jelas sehingga tidak mungkin bagi hakim untuk menciptakan hukuman dari dirinya

sendiri yang mana pada kaitannya memerintahkan menetapkan menjadi tersangka itu

diluar kewenangan hakim dan harus berpacu pada peraturan yang terkait menurut

hukum acara pidana Islam.

Dan dalam hal pembuktian Hakim juga harus melihat karna hakim sebelum

memutuskan perkara harus melihat kepada bukti-bukti yang terkait sepertihalnya

kesaksian, pengakuan, Sumpah, Bukti dalam bentuk dokumen, qarinah,

sepengetahuan hakim sendiri, Al-Khibarah (Keterangan Para Ahli) dan al-

Mu‟aayanah, surat kepada qadhi kepada qadhi lain.

Seperti penulis sebutkan Pembuktian yang diatas harus benar-benar dilihat karna

agar suatu putusan tidak menyimpang dan tidak menimbulkan pro konta. Maka dari

itu harus diperhatikan.

115

Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, cet.4 (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), h.73-74

Page 88: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

79

Sedangkan, menurut hukum Positif dalam hal hakim memutuskan suatu perkara

sudah tertera jelas dalam suatu peraturan perundang-undang yang terkait dengan

praperadilan seperti penjelasan yang penulis jabarkan dibawah ini terkait undang-

undang yang terkait.

Putusan praperadilan itu menyimpang secara fundamental. Sebab, Putusan

praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN/Jkt.Sel , tidak sesuai dengan rambu-rambu

yang ditentukan dalam KUHAP dan Peraturan MA. Karna hakim praperadilan dalam

hal memutuskan harus melihat peraturan yang berlaku serta tidak bisa menolak

praperadilan. Dalam hal ini kewenangan hakim praperadilan tertuang dalam Pasal 1

Angka 10 KUHAP tentang praperadilan memiliki wewenang untuk memeriksa dan

memutus :

1. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan/atau penahanan atas permintaan

tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;

2. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan Atas

permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan; dan

3. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya

atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan pengadilan.

Kemudian dalam Pasal 77 KUHAP dijelaskan bahwa Pengadilan Negeri

berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam undang-undang ini tentang ;

1. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau

penghentian penuntutan;

2. Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya

dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.

Dalam KUHAP, objek praperadilan yang sebelumnya hanya membahas tentang

sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian

penuntutan, tetapi objek praperadilan sudah diperluas oleh Mahkamah Konstitusi

dalam putusannya Nomor 21/PUU-XII/2014.

Page 89: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

80

Amar Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 21/PUU-

XII/2014 tanggal 28 Oktober 2014 menyatakan :

Mengadili,

Menyatakan:

1. Mengabulkan permohonan PEMOHON untuk sebagian;

1.1 Frasa “bukti permulaan”, bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti

yang cukup” sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17, dan

Pasal 21 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1981, Nomor 76,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak

dimaknai bahwa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan

“bukti yang cukup” adalah minimal dua alat bukti yang termuat dalam Pasal

184 Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana;

1.2 Frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti

yang cukup” sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17, dan

Pasal 21 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1981, Nomor 76,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) tidak

mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa

“bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup”

adalah minimal dua alat bukti yang termuat dalam Pasal 184 Undang-undang

Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana;

1.3 Pasal 77 huruf a Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaga Negara Republik Indonesia tahun 1981, Nomor 76,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) bertentangan

dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Page 90: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

81

sepanjang tidak dimaknai termasuk penetapan tersangka, penggeledahan, dan

penyitaan;

1.4 Pasal 77 huruf a Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang

Hukum Acara Pidana (Lembaga Negara Republik Indonesia tahun 1981,

Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209)

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai

termasuk penetapan tersangka, pengeledahan, dan penyitaan.

Menolak permohonan PEMOHON untuk selain dan selebihnya;

Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik

Indonesia sebagaimana mestinya.116

Serta dalam Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 4 Tahun 2016 tentang

Larangan Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan.

Pasal 2

(1) Objek Praperadilan adalah :

a. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian, penyidikan atau

penghentian penuntutan, penetapan tersangka, penyitaan dan pengeledahan;

b.Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya

dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan117

Artinya, jika di dalam Pasal 77 huruf (a) KUHAP mengatur kewenangan

praperadilan hanya sebatas pada sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,

penghentian penyidikan atau penuntutan, maka melalui putusan ini Mahkamah

Konstitusi memperluas ranah praperadilan termasuk sah atau tidaknya penetapan

tersangka, pengeledahan dan penyitaan.

Menurut Penulis, seharusnya tugas hakim praperadilan hanya mengadili dan

memutus perkara sesuai batas kewenangannya. Meskipun hakim boleh bersikap

progresif, tentu tidak boleh pula melanggar hukum acara pidana, dalam hal ini hukum

acara praperadilan. Seperti penjelasan KUHAP dan Putusan Mahkamah Kostitusi

116

Salinan Putusan MK No.21/PUU-XII/2014, h. 110 117

Peraturan Mahkamah Agung No.4 Tahun 2016

Page 91: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

82

Nomor 21/PUU-XII/2014 serta dalam Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 4

Tahun 2016. Namun, kewenangan (memerintahkan) menetapkan tersangka baru

dalam putusan praperadilan bukan kewenangan hakim. kewenangan penyidik

sepanjang adanya dua alat bukti. Jadi, putusan praperadilan ini diluar

kewenangannya.

B. Pertimbangan Hakim Pada Putusan Preperadilan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan No. 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel Sudah Beralasan Secara

hukum Mura’faat dan hukum pidana di Indonesia

Dalam proses peradilan peranan hakim sangat besar dan mulia, dalam hadist Nabi

disebutkan “ apabila seorang hakim telah berijtihad118

ketika memutus suatu perara

dan ijtihadnya benar maka akan mendapatkan dua pahala, apabila salah maka

mendapatkan satu pahala.”119

Dalam hadist lain riwayat Ibnu Majah yang

menyebutkan bahwa “barang siapa yang memohon jabatan hakim maka ia sendiri

akan dipertanggungjawabkan, tetapi siapa saja yang dipaksa untuk menjabatnya maka

malaikat akan turun untuk membantunya”.120

Hal ini menunjukan beratnya peran

seorang hakim, karena hakim adalah seorang yang berwenang dalam menyelesaikan

berbagai konflik yang terjadi di masyrakat dan menciptakan keadilan bagi masyarakat

dan hakim merupakan pemimpin, pemimpin dalam menyelesaikan masalah. Oleh

karenanya hakim dalam bertindak dan mengambil keputusan harus didasari oleh

ijtihad yang bersumber dari ilmu bukan dari hawa nafsu.

Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada perkara Nomor

24/Pid/Pra/2014/PN.Jkt.Sel memutuskan untuk mengabulkan permohonan

Praperadilan pemohon yaitu Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) untuk sebagian,

118

Abu Hamid Al Ghazali, Al Mustashfa min Ilmil Ushul (Beirut : Daar al Kutub al „Ilmiyah, tt),

527 119

Abu Abdillah Bukhari Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah, al-Shahih al Bukhari.

Juz XXII, hadits no. 6805 120

Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Gazwani, Sunan Ibn Majah, jilid II (Mesir:

Matba‟ah Isa alBab al-Halabi, tt), 774. Hadist sama lihat Ibn Hajar, Fathu al-Bari Sharah Shahih

Bukhari jilid III (Mesir: Bab al-Halabi, tt), 103.

Page 92: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

83

Memerintahkan Termohon untuk melakukan proses hukum selanjutnya sesuai dengan

ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku atas dugaan tindak

pidana korupsi Bank Century dalam bentuk melakukan penyidikan dan menetapkan

tersangka Boediono, Mualiaman D Hadad, Raden Pardede dkk, (sebagaimana

tertuang dalam surat dakwaan atas nama Terdakwa Budi Mulya) atau

melimpahkannya kepada kepolisian dan atau kejaksaan untuk dilanjutkan dengan

penyelidikan, penyidikan dan penuntutan dalam proses persidangan di Pengadilan

Tipikor Jakarta Pusat, Menolak permohonan pemohon praperadilan untuk selain dan

selebihnya.121

Selanjutnya, penulis akan menganalisa Putusan Praperadilan Nomor

24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel kepada dua pembahasan yaitu;

Karna seorang hakim wajib mematuhi aturan-aturan yang berkaitan dengan

sumber hukum yang menjadi landasan dalam menetapkan keputusan, prosedur

menetapkan keputusan, baik dengan bukti maupun ikrar atau lainnya.

1) Hakim Tidak Memenuhi Syarat Melakukan ijtihad

Karna seorang hakim wajib mematuhi aturan-aturan yang berkaitan dengan

sumber hukum yang menjadi landasan dalam menetapkan keputusan, prosedur

menetapkan keputusan, baik dengan bukti maupun ikrar atau lainnya.

Keputusan yang ditetapkan oleh seorang hakim harus keputusan yang menurutnya

merupakan hukum Allah SWT baik atas dasar dalil yang qathi, yaitu nas dari Al-

Qur‟an, Sunnah yang mutawatir atau yang masyhur, atau dari ijma yang maknanya

jelas tidak ada kemungkinan makna lain. Dapat juga berdasarkan dalil yang zahir

yang bisa dijadikan dasar amal, seperti nas-nas yang zahir dalam Al-Qur‟an atau

Sunnah, atau yang ditetapkan berdasarkan qiyas syar‟i dan dapat diamalkan dalam

masalah-masalah ijtihadiyah yang memiliki potensi untuk diperselisihkan oleh ulama.

121

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel.h.77

Page 93: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

84

Jadi menurut penulis, dari penjelasan diatas bahwa hakim tidak perlu melakukan

ijtihad karna dalam hal materi ketentuan dari peraturan perundang-undangan yang

mengatur perkara telah ada dan telah jelas, maka hakim menerapkan ketentuan

tersebut; karna bila dikaitkan dengan pertimbangan hakim dalam memerintahkan

melakukan penyidikan dan menetapkan tersangka dalam perkara tipikor terhadap

seseorang berdasarkan Putusan praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

No.24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel. dikaitkan dengan kewenangan lembaga praperadilan

adalah hakim dalam menjatuhkan putusan praperadilan tidak didasarkan kewenangan

lembaga praperadilan. Selanjutnya, hakim pun tidak dapat melakukan penemuan

hukum dengan dasar Putusan Mahkamah Kostitusi No. 22/PUU-XII/2014 dimana

didalamnya terdapat perkembangan objek praperadilan yang dibenarkan menurut

hukum.

Dalam Hukum Islam penemuan hukum dapat dikatakan sebagai Ijtihad, Ijtihad

merupakan upaya menemukan hukum dengan mengunakan potensi-potensi yang

dimiliki (kecerdasan akal, kehalusan rasa, keluasaan imanjinasi, ketajaman intuisi).

Ijtihad juga bertujuan untuk menjembatani jarak antara harapan atau tuntutan

masyarakat dengan idealitas hukum.122

Alasan seorang hakim juga dipertimbangan

hakim juga harus terhadap bukti-bukti yang ada pada persidangan tidak boleh

menyimpang dari kebenaran yang tertera dalam firman Allah Swt dalam surat An-

Nisa ayat 135 yang berbunyi :

ا ۞ أ تٱنز ي ٱنقضطءاياكاق أفضكىأ عه ن شذا ءلل نذ هٱن غائكٱلقشت

اف فقش أ فلذرثعاٱلل ا ت ن أ أذعذنٱن

ها ئذه ا ۥ ذعشظافا أ اذٱلل ت اكا خثش ه ع

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-

benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri

atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih

tahu kemaslahatannya, maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin

122

M. Natsir Asnawi, Hermeneutika Putusan Hakim, (Yogyakarta: UII Press, 2014), h.25

Page 94: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

85

menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau enggan

saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu

kerjakan”.

Dan ditambahkan tentang dalil Maslahah Mursalah yang mana dalam kaitan

dengan Putusan Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel yang mana dalam

penemuan hukumnya diluar KUHAP dan Peraturan yang terkait. Dijelaskan oleh

ulama landasan hukum membuat persyaratan sebagai berikut :

a. Mashlahah yang ingin dicapai itu benar-benar nyata, bukan sekedar dugaan

yang tidak menyakinkan adanya.

b. Maslahah harus bersifat Umum, bukan maslahah perorangan atau kelompok

tertentu saja.

c. Maslahah harus tidak bertentangan dengan ketentuan hukum atau prinsip

agama yang ditetapkan oleh agama dengan nash atau ijma.123

Bila dilihat pada poin ketiga yg diatas yang mana syarat Maslahah harus tidak

bertentangan dengan ketentuan hukum atau prinsipnya yang telah ditetapkan dengan

nash dan ijma. Dalam permasalahan ini dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP) dan Peraturan Mahkamah Kostitusi 21/PUU-XII/2014. Hakim

harus lebih teliti dalam menganalisa setiap perkara agara tidak menjadi putusan yang

menyimpang.

Pengaturan tentang upaya hukum praperadilan sudah ada pengaturanya, sehingga

menurut penulis, tidak diperlukan lagi ijtihad dalam menemukan hukum karena tidak

ada kekosongan hukum.

123

Muhammad Sallam, Madkur, Al-Madkhal lil Fiqh al-Islamy ,(Kairo, Dar an Nadhah al-

Arabiyah, 1960), h.30

Page 95: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

86

2) Perintah Penetapan Tersangka Lampaui kewenangan Hakim

Dalam permasalahan kedua ini yang mana hakim memerintahkan menetapkan

menjadi tersangka lampaui kewenangan hakim karena dalam pandangan hukum Islam

yang mana dalam Asas praduga tak bersalah dapat disamakan dengan al-tuhmah yang

berarti tuduhan sementara yang ditunjukan kepada pelaku tindak pidana. Sementara

pelaku sendiri dikenal dengan istilah al-mudda‟a alayah yang berati

tertuduh/terdakwa.

Karena menurut penulis, hakim dalam memutuskan suatu perkara harus melihat

bukti pendukung terdahulu, yang mencakup: 1) pengakuan terdakwa (iqrar); 2) saksi

(al-bayyinah), 3) sumpah (al-Yamin) dan penolak sumpah dari pengugat (nukul) ; 4)

sumpah (qasamah) bagi keluarga korban dalam delik pembunuhan, dan 5)

pengetahuan hakim (ilm al-qadi).

Karna hakim dalam memutuskan suatu perkara harus mempertimbangkan dengan

ilmunya dan fakta-fakta yang ada dipersidangan untuk mencapai nilai-nilai keadilan

semaksimal mungkin bagi kedua belah pihak sebagaimana firman Allah SWT dalam

surat An-Nisa ayat 58 :

ئ اأأيشكىٱلل دذإد ٱلي هائن ئراأ رى حك اأٱناست تٱنعذلهذحك ئ اٱلل ۦ عظكىع ت ئ

ٱلل اكا ع اص تصش

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat”

Dari ayat ini, bahwa didalam memberikan putusan apapun harus memperhatikan

pertimbangan yang ada pada kedua belah pihak, agar penjatuhan putusan yang

diberikan hakim mencapai nilai keadilan.

Karna bila mengkaitakan pertimbangan hakim yang mana dalam Putusan

Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memerintahkan sejumlah nama

untuk ditetapkan sebagai tersangka terkait dengan dugaan kasus korupsi dana

Page 96: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

87

talangan Bank Century menimbulkan Kontroversi. Pasalnya, permohonan yang

diajukan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang diputus hakim tunggal

Effendi Muhtar ini menurut penulis melampaui batas kewenangan seorang hakim

praperadilan.

Putusan Praperadilan itu menyimpang secara fudanmental sebab, Putusan

Praperadilan Nomor 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel., tidak sesuai dengan Undang-

Undang yang ditetapkan dalam KUHAP dan Peraturan MA. Merujuk Pasal 2 ayat (1)

Peraturan MA (Perma) No.4 tahun 2016 tentang Larangan Peninjauan Kembali

Putusan Praperadilan disebutkan : “Objek Praperadilan adalah : a. Sah atau tidaknya

penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan,

penetapan tersangka, penyitaan dan pengeledahan; b. Ganti kerugian dan atau

rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat

penyidikan atau penuntutan”.

Pemeriksaan praperadilan hanya sebatas aspek formil, bukan substansi perkara.

Namun faktanya, putusan tersebut hakim memutuskan di luar kewenangannya.

Bahkan cenderung menjadi putusan yang menyimpang secara fundamental

menimbulkan persoalan baru. Sebab, merujuk pada Perma No. 4 tahun 2016, putusan

praperadilan tidak bisa diajukan upaya hukum biasa (kasasi) maupun luar biasa (PK).

Makanya, koreksi terhadap putusan ini menyimpang secara fundamental itu belum

ditemukan solusinya.124

Seharusnya tugas hakim mengadili dan memutus perkara sesuai batas

kewenangannya. Meskipun hakim boleh bersikap progresif, tentu tidak boleh pula

melanggar hukum acara pidana, dalam hal ini hukum acara praperadilan. Merujuk

KUHAP dan Putusan MK No. 21/PUU-XII/2014, objek pemeriksaan praperadilan

hanya menyangkut persoalan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penyitaan,

pengeledahan, dan penetapan tersangka. Namun, kewenangan (memerintahkan)

menetapkan tersangka baru dalam putusan praperadilan bukan kewenangan hakim.

124

Peraturan Mahkamah Agung RI No.4 Tahun 2016

Page 97: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

88

kewenangan penyidik sepanjang adanya dua alat bukti. Jadi, putusan praperadilan ini

di luar kewenangannya. Diperlukan pengaturan hukum acara khusus bagi

praperadilan baik melalui revisi KUHAP maupun aturan lain. Sebab, selama ini

hukum acara praperadilan dalam KUHAP dan Peraturan MA belum cukup memadai.

Page 98: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Bahwa dalam hal ini tidak adanya kesesuaian menurut hukum acara pidana

Islam (fiqih Murafa‟at) dan praperadilan dalam segi penerapan pada

putusan praperadilan No.24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel. karna dalam putusan

ini tidak adanya konsistensi seorang hakim yang mana dinilai dari amar

putusannya dan menabrak dari asas legalitas yang berakhir putusan yang

menyimpang menurut hukum acara pidana dan praperadilan.

2.Alasan Pertimbangan hakim menurut Hukum Acara Pidana Islam (fiqih

Murafa‟at ) terdapat dua permasalahan yang pertama hakim tidak

memenuhi syarat melakukan ijtihad karena seorang hakim bila tidak

adanya suatu hukum yang terkait, kedua perintah penetapan tersangka

lampaui kewenangan hakim karena hakim hanya perlu melihat kepada

aspek formil yang mana sudah diatur dalam perundang-undangan yang

berlaku dan melihat bukti-bukti persidangan..

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan terhadap permasalahyang

dibahas dalam skrispi ini sebagai berikut :

1. Sekiranya ada pembatasan yang lebih tegas dalam Kewenangan dalam

setiap instansi Peradilan karna penemuan hukum seperti halnya hakim

dalam praperadilan banyak yang bertentangan dengan undang-undang

yang berlaku sehingga, banyak pro kontra yang timbul dalam setiap

putusan yang melewati batas kewenangan peradilan tersebut.

2. Perlu dikaji ulang tentang kewenangan praperadilan agar kedepannya

Praperadilan tidak sewenang-wenang dalam mengambil keputusan dan

Page 99: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

90

tidak menimbulkan efek yang menimbulkan kebingungan dalam perkara

praperadilan.

Page 100: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

91

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdullah, Jamaluddin Abu Muhammad. Nashbu ar-Rayah,jld.XIV. Kairo: Idaroh

Majlis Ilmi Pakistan.t.th.

Afiah, Ratna Nurul . Praperadilan dan Ruang Lingkupnya.Jakarta: Akademika

Pressindo, 1986.

Ahmad, Abiy Husain ibn Faris ibn Zakariyyah, Mu'jam Maqayis alLughah, Juz,

I.Beirut: Dar al-Fikr li al-aba'ah wa al-Nasyr, 1979.

Al Asqalani, Ibnu Hajar. Fath al-Qadir, jld.VI. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

AL- Ghazali, Abu Hamid.Al Mustashfa min Ilmil Ushul .Beirut : Daar al Kutub al

„Ilmiyah, t.th.

Al-Ansari, Zakariya.Ghaya al-Wus-l. Singapura: al-aramain, t. th.

Al-Faruq Asadulloh .Hukum Acara Peradilan Islam. Yogyakarta: Pustaka Yustika

2009

Al-Faruq, Asadulloh .Hukum Acara Peradilan Islam .Yogyakarta: Pustaka Yustika

2009.

Al-Ghani, Abdul . al-Lubab Syarh al-Kitab, jld.IV. Mesir: Dar Al Hadith.t.th.

Al-Ghazali, Abu Hamid. Al Mustashfa min Ilmil Ushul .Beirut : Daar al Kutub al

„Ilmiyah, t.th.

Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Gazwani, Sunan Ibn Majah, jilid II

.Mesir: Matba‟ah Isa alBab al-Halabi, t.th.

Ali, Acmad . Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis,. Jakarta,

Gunung Agung, 2002.

Ali, Muhammad Daud Ali, Hukum Islam di Indonesia, cet.8 .Jakarta; PT.Raja

Granfindo Persada,2000.

Al-Saleh, Osman Abdul Malik.“The Right of the Individula to Personal Security in

Page 101: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

92

Islam” dalam M.Cherif Bassiouni, The Islamic Criminal Justice System, cet.I

.London: Oceana Publication, 1982.

Al-Sarkhasi, Syamsuddin Abu Bakar Muhammad. Al-Mabsuth,jld.XVI. Beirut:

Darul Marifat. 1989.

Amin,Muhammad , Ad-Durr al-Mukhtar, jld.IV. Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah

1Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi . Peradilan dan Hukum Acara Islam.

Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1997.

Assiddiqie , Jimly dan M. Ali Safa‟at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum , Jakarta,

Sekertaris Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Kostitusi RI, 2016

Asy-Syirbini, Syamsuddin Al-Khothib.Mughni al-Muhtaj, jld.IV. Beirut: Dar Al-

Ma‟rifah.

Audah, Abdul qadir. Al-Tasyri al-Jind‟i. Beirut: Darul Kitab Al Araby,t.th.

Awdah, Abd al-Qadir. Al-Tasyri al-Jina‟i al-Islami .Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi,

t.th.

Az-Zuhaili, Wahbah, Ilm Usul al-Fiqh al-Islami.Juz II.Beirut: Dar al-Fikr, 1986.

Az-Zuhaili, Wahbah.Fiqih Islam Wa Adillatuhu , jld. 8. Cet. 10 .Damaskus: Darul

Fikr, 2007 M/1428 H.

Bisri, Cik Hasan, Peradilan Islam dalam Tatanan Masyarakat Indonesia. Bandung:

Rosda Karya , 1997.

Dahlan, Abdul Azis. Ensiklopedi Hukum Islam, cet.I .Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1996.

Dahlan, Abdul Aziz .Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

1996.

H. Minhajuddin, Posisi Fiqih Muqaran, (Fiqih Perbandingan dalam

PenyelesaianMasalah Ikhtilafiyyah), .Makassar: CV Berkah Utami, 1999.

Hamzah, Andi .Hukum Acara Pidana Di Indonesia, Edisi Kedua, cet. Ketujuh.

jakarta: Sinar Grafika.2013.

Hanafi, Ahmad. Asas-asas Hukum Pidana Islam, cet.4 .Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Hanafi,Ahmad . Asas-asas Hukum Pidana Islam, cet.4 .Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Page 102: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

93

Harahap, M. Yahya . Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (

Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali).

Jakarta: Sinar Grafika, 2003.

Harahap, M. Yahya .Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP

Penyelidikan dan Penuntutan. Jakarta, Sinar Grafika, 2002.

Ishaq,Pengantar Hukum Indonesia (PHI). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2015.

Kansil, CST. etal., Kamus Istilah Aneka Hukum. Jakarta, Jala Permata Aksara, 2009.

Lubis, Sulaikin . Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia.Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup, 2005.

Madkur, Muhammad Salam Madkur, Peradilan Dalam Islam. Surabaya: PT. Bina

Ilmu, 1993.

Madkur, Muhammad Salam . Al-Qadha fil Islam.Kairo: Dar an-Nah‟ah al-

Arabiyyah,t.th.

Madkur, Muhammad Salam, al-Qadha fi al-Islam, terj.Imran A.M., .Surabaya: Bina

Ilmu, 1982.

Madkur, Muhammad Salama Madkur, al-Qadha fi al-Islam. Diterjemahkan oleh

Imran A.M., dengan judul Peradilan dalam Islam ,Cet.IV. Surabaya:PT.Bina Ilmu,

1988.

Madkur, Muhammad Sallam. Al-Madkhal lil Fiqh al-Islamy .Kairo, Dar an Nadhah

al-Arabiyah. 1960.

Manan, Abdul. Etika Hakim dalam Penyelenggaraan Peradilan, Suatu Kajian dalam

Peradilan Islam cet.1 .Jakarta : Kencana, 2007.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta, Kencana Prenada Media Grup.

Mawardi, Imam.Hukum Tata Negara Dan Kepemimpinan Dalam Takaran Islam. Cet.

ke-1.Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Mertokusumo, Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar.

Yogyakarta: Liberty 2007.

Mudzhar, H.M. Atho. Membaca Gelombang Ijtihad.Yogyakarta: Titian Ilahi Press,

1998.

Page 103: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

94

Muhammad, Al-Hafidz Abi Abdillah bin Yazid al-Gazwani. Sunan Ibn Majah, jilid

II .Mesir: Matba‟ah Isa alBab al-Halabi, tt.

Muhammad, Abu Abdullah ibn Yazid al-Qazwinil ibn Majah, Sunan ibn Majah

.Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,t.t.

Muhammad, Abu Isa bin Sawrah al-Tirmizi, Sunan al-Tirmizi .Beirut: Dar al-Fikr,

1988 M/1408 H.

Muhammad, Rusli, Hukum Acara Pidana Kontemporer. Bandung, Citra Aditya

Bakti, 2007.

Natsir, Asnawi, M. Hermeneutika Putusan Hakim.Yogyakarta: UII Press, 2014.

Ngani, Nico dkk. Mengenal Hukum Acara Pidana Tentang Dan Sekitar Pengadilan

Negeri Tinggi Dan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Yogyakarta: Liberty,

1985.

Rasyid, Roihan A. Hukum Acara Peradilan Agama. Cet.VIII, Jakarta:Rajawali Pers,

2001.

Rato, Dominikus . Filsafat Hukum Mencari : Memahami dan Memahami Hukum

.Yogyakarta, Laksabang Pressido, 2010.

Rusyd, Ibnu. Bidayah al-Mujtahid, jld.II,

Sabiq, Sayyid. Fiqih al-Sunnah, cet.I .Beirut: Dar al-Kitab al-Araby, 1971 M/1391 H.

Sanad, Nagaty .The Theory of Crime and Criminal Responsibility in Islamic Law,

cet.I .Chicago: Office of International Criminal Justice, 1991.

Santoso, Topo. Menggagas Hukum Pidana Islam, cet.I. Bandung: Asy-Syamil, 2000.

Sofyan, Andi Muhammad Sofyan & Abdul Asis. Hukum Acara Pidana Suatu

Pengantar. Jakarta: Kencana, 2014.

Syahrani, Riduan. Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Bandung, Citra Aditya Bakti,

1999.

Syaukani, Imam.Nailu al-Awthar. Mesir : Dar Ibnu Affant.th..

Tanubroto, S. Tanubroto, Peran Praperadilan Dalam Hukum Acara

Pidana.Bandung, Alumni, 1983.

Yunus, H. Mahmud . Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Surabaya; Apollo,1997.

Page 104: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

95

Website

http://icjr.or.id/perluasan-objek-pra-peradilan-kuhap-desak-pemerintah-dan-dpr-

siapkan-hukum-acara/, “Perluasan objek Praperadilan: KUHAP desak pemerintah dan

DPR siapakan hukum acara”, Diakses pada Sabtu, 7 September 2019.

https://nasional.kompas.com/read/2015/02/17/08532481/Tanda.Tanya.di.Balik.Putusa

n.Hakim.Sarpin, “ Tanda tanya Dibalik Putusan hakim Sarpin”, Diakses pada Sabtu,

7 September 2019

https://www.beritasatu.com/nasional/4888514-setelah-6-kali-praperadilan-kasus-

century-masuk-babak-baru.html, “Setelah 6 kali praperadilan, kasus century masuk

babak baru”, Diakses pada Sabtu, 7 September 2019.

Jurnal

.

Tan Sari Dato‟Syed Agil Barakbah, Hakim dan Penghakiman dalam Jurnal Al-

Ahkam .Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997.

A. Minhaji, “ Reorientasi Kajian Ushul Fiqh “, Al-Jami‟ah Journal Of Islamic

Studies, No 65/VI/1999.

KITAB

Al-Qur‟an

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Putusan Mahkamah Kostitusi 21/PUU-XII/2015.

Undang-Undang N0.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 4 Tahun 2016

Page 105: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor : 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili

perkara-perkara permohonan telah menjatuhkan Putusan sebagai tersebut

di bawah ini dalam perkara permohonan antara:

Perkumpulan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) dalam

hal ini diwakili oleh BOYAMIN bin SAIMAN, SH,

KOMARYONO, S.H dan RIZKI DWI CAHYO PUTRA, S.H,

beralamat di Jalan Budi Swadaya 133 Kebon Jeruk, Jakarta

Barat. selanjutnya disebut PEMOHON;

M e l a w a n :

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

REPUBLIK INDONESIA (“KPK”) cq. PIMPINAN KOMISI

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

REPUBLIK INDONESIA (”KPK”), dalam hal ini

berdasarkan Surat Kuasa Nomor : 12 /HK.07.00/01-

55/03/2018 tanggal 19 Maret 2018, diwakili dan dikuasakan

kepada Setiadi, S.H., M.H., Efi Laila Kholis, S.H., M.H.,

Rasamala Aritonang, S.H., M.H., Indah Oktianti Sutomo,

S.H., M.Hum., Rr. Suryawulan, S.H., M.H., Indra Mantong

Batti, S.H., LL.M., Juliandi Tigor Simanjuntak, S.h., M.H.,

Mia Suryani Siregar, S.H., Imam Akbar Wahyu N, S.H.,

Raden Natalia Kristiono, S.H., Firman Kusbianto, S.H.,

M.H., Naila Fauzanna Nst, S.H., Ade Juang Nirboyo, S.H.,

Togi Robson Sirait, S.H., Hasna Wahida Yunastri, S.H.,

M.H., Muhammed Hafez A, S.H., M.H., Dion Valerian, S.H.,

masing-masing selaku pegawai KPK berkedudukan di

Jakarta, beralamat di Jalan Kuningan Persada Kavling 4,

Setiabudi, Jakarta Selatan 12950, untuk selanjutnya disebut

TERMOHON;

Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan Nomor : 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel, tanggal 5 Maret 2018 tentang

Hal 1 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 106: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Penunjukan Hakim ;

Setelah membaca Penetapan Hakim Nomor : 24/Pid/Prap/2018/

PN.Jkt.Sel, tanggal 5 Maret 2018 tentang hari sidang;

Setelah membaca berkas dan surat-surat yang berhubungan

dengan perkara tersebut;

Setelah mendengar keterangan kedua belah pihak;

Setelah mendengar keterangan saksi-saksi, pendapat ahli dan

memeriksa bukti-bukti surat yang diajukan oleh kedua belah pihak;

TENTANG DUDUK PERKARA :

Menimbang, bahwa Pemohon melalui surat permohonan tertanggal

1 Maret 2018 yang telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan pada tanggal 1 Maret 2018 dengan register Nomor :

24/Pid.Prap/2018/PN.Jkt.Sel, telah mengajukan permohonan praperadilan

dengan alasan-alasan sebagai berikut:

I. TENTANG HAK DAN KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON :

1. Bahwa Anggaran Dasar MAKI pasal 4 dan pasal 5 ayat (1),

Pemohon bertujuan penegakan hukum dan pembelaan negara

dalam menyelamatkan harta masyarakat dan negara;

2. Bahwa Anggaran Dasar MAKI Pasal 5 ayat (2 dan 3),

PEMOHON membela masyarakat untuk menciptakan

Pemerintah yang bersih bebas dari KKN dan memberdayakan

masyarakat untuk membantu Pemerintah dalam Pencegahan

Pemberantasan KKN di NKRI;

3. Bahwa Anggaran Dasar MAKI Pasal 6 menyatakan Pemohon

berhak mengajukan Praperadilan kepada pihak-pihak terkait

“seperti” Kepolisian....(frasa “seperti” untuk menyebut

perwakilan namun dapat mencakup semua aparat penegak

hukum Penyidik termasuk Termohon dalam perkara ini) yang

diindikasikan tidak melakukan proses hukum dan atau lamban

melakukan tindakan terhadap tindak pidana KKN, sehingga sah

dan berdasarkan hukum Pemohon mengajukan Praperadilan;

4. Bahwa dalam perkara aquo terdapat dugaan KKN terhadap

peristiwanya dan juga terdapat dugaan KKN dalam perkara

Hal 2 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 107: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

penghentian penyidikan yang tidak sah, KKN mana diduga oleh

oknum pejabat sehingga menjadikan Pemohon berkewajiban

dan berwenang mengajukan Praperadilan;

5. Bahwa berdasar Pasal 80 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981

tentang KUHAP, Praperadilan terhadap tidak sahnya

penghentian penyidikan dan penghentian penuntutan dapat

diajukan oleh Penyidik/Penuntut dan Pihak Ketiga

Berkepentingan;

6. Bahwa siapa yang dimaksud dengan frasa “pihak ketiga yang

berkepentingan” dalam pasal 80 KUHAP, Mahkamah Konstitusi

dalam putusannya pada perkara nomor 98/PUU-X/2012 yang

diucapkan tanggal 21 Mei 2013 dimana Pemohonnya adalah

Perkumpulan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) dalam

amar putusannya menyatakan :

Mengabulkan permohonan Pemohon;

1.1. Frasa “pihak ketiga yang berkepentingan“ dalam Pasal 80

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3209) adalah bertentangan

dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai

“termasuk saksi korban atau pelapor, lembaga swadaya

masyarakat atau organisasi kemasyarakatan”;

1.2. Frasa “pihak ketiga yang berkepentingan“ dalam Pasal 80

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3209) tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai

“termasuk saksi korban atau pelapor, lembaga swadaya

masyarakat atau organisasi kemasyarakatan”;

Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas, maka Pemohon

memiliki kualifikasi secara hukum untuk bertindak sebagai pihak

Hal 3 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 108: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

ketiga yang berkepentingan untuk mengajukan Permohonan

Praperadilan a quo;

II. DALIL PENGHENTIAN PENYIDIKAN SECARA MATERIEL :

1. Bahwa Pasal 1 butir 10 point b, UU NO. 8 Tahun 1981 Kitab

undang Undang Hukum Acara Pidana menjelaskan

"Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk

memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam

undang-undang ini, tentang sah atau tidaknya penghentian

penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi

tegaknya hukum dan keadilan";

2. Bahwa Pasal 77 huruf a UU NO. 8 Tahun 1981 Kitab undang-

Undang Hukum Acara Pidana menyatakan "pengadilan negeri

berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan

ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini, tentang sah

atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian

penyidikan atau penghentian penuntutan";

3. Bahwa Penghentian Penyidikan dalam permohonan aquo

adalah permohonan pemeriksaan tidak sahnya penghentian

penyidikan secara materiil ;

4. Bahwa Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana tidak

secara tegas menyebutkan bentuk penghentian penyidikan

harus berupa Surat Penghentian Penyidikan. Ini berbeda

dengan penghentian penuntutan yang ditegaskan dalam pasal

140 ayat (2) huruf a menyatakan penghentian penuntutan

dituangkan dalam surat ketetapan;

5. Bahwa berdasarkan pasal 1 angka 2 KUHAP, Penyidikan

didefinisikan sebagai serangkaian tindakan penyidik dalam

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang

ini untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti

itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna

menemukan tersangkanya;

6. Bahwa dalam pasal 109 ayat (2) KUHAP, memang diatur bahwa

jika penyidik menghentikan penyidikan, maka wajib

memberitahu penuntut umum dan tersangka atau keluarganya;

Hal 4 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 109: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Namun, dalam prakteknya, penyidik jarang menerbitkan Surat

Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3) dengan alasan

khawatir korban/pelapor akan melakukan Praperadilan.

Akibatnya, tak jarang penyidik mendiamkan perkara hingga

perkara tersebut tidak dapat diproses karena terjadi daluwarsa

penuntutan sebagaimana diatur dalam pasal 78-80 KUHP;

Kalaupun penyidik melakukan pelimpahan berkas perkara,

terjadi pelimpahan bolak balik yang tak kunjung selesai antara

penyidik dengan jaksa peneliti berkas, karena penyidik enggan

atau tidak melaksanakan petunjuk yang diberikan jaksa agar

berkas dapat dinyatakan lengkap sebagai dasar menyusun

dakwaan ataupun Jaksa memberi petunjuk subyektif yang sulit

dipenuhi oleh Penyidik;

7. Bahwa karena tidak terdapat panduan baku dalam KUHAP dan

rawan terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaannya, maka

beberapa hakim melakukan terobosan dengan melakukan

penafsiran atas perbuatan-perbuatan penyidik yang

dikategorikan sebagai bentuk penghentian penyidikan

sebagaimana dimaksud dalam frasa “penghentian penyidikan”

dalam KUHAP, melalui beberapa putusan pengadilan, yaitu :

a. Putusan Pengadilan Negeri Tanjungkarang Nomor :

01/PID/PRA 2008/PN TK;

b. Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo No.

04/Pid.Pra/2007/PN.Skh;

c. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat nomor

04/PID.PRAP/2010/PN.JKT.PST dengan Pemohon Muspani

(mantan DPD) melawan Jaksa Agung RI dalam perkara

Penghentian Penyidikan Tidak Sah kasus dugaan tindak

pidana korupsi dengan Tersangka Mantan Gubernur

Bengkulu Agusrin Nazamudin;

d. Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor :

01/PRA/2014/PN. Byl yang diputuskan tanggal 05

Desember 2014 dan diucapkan tanggal 08 Desember 2014;

Hal 5 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 110: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

8. Bahwa dalam Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor :

01/PRA/2014/PN.Byl yang diputuskan tanggal 05 Desember

2014 dan diucapkan tanggal 08 Desember 2014, pada halaman

25 dijelaskan :

“Menimbang, bahwa dengan adanya tindakan Termohon I

tersebut telah membuat perkara in casu menjadi

menggantung yang berlangsung selama bertahun-tahun

mengakibatkan ketidakpastian hukum terhadap perkara

tersebut;

Menimbang bahwa Termohon I merupakan organ yang

melaksanakan tugas jalannya penegakan hukum sehingga

didalam melaksanakan tugasnya sebagai aparat hukum tidak

boleh menimbulkan ketidakpastian hukum terhadap suatu

perkara;

Menimbang, bahwa oleh karena Praperadilan merupakan

fungsi kontrol tehadap jalannya penyidikan dan untuk

adanya kepastian hukum terhadap perkara a quo maka

terhadap perkara a quo Hakim berpendapat walaupun

secara formil Termohon I tidak mengeluarkan Surat

Perintah Penghentian Penyidikan terhadap perkara a quo

namun secara materiil tindakan Termohon I yang tidak

menindaklanjuti proses penyidikan selama bertahun-tahun

dapat dikatakan tindakan Termohon I tersebut

dipersamakan dengan Termohon I telah melakukan

Penghentian Penyidikan Terhadap Perkara a quo;

Menimbang, bahwa oleh karena hakim berpendapat tindakan

Termohon I yang telah lama tidak menindaklanjuti proses

penyidikan terhadap perkara a quo merupakan tindakan yang

dapat dikualifikasikan sebagai tindakan penghentian penyidikan

yang tidak sah maka pengadilan memerintahkan.........”;

9. Bahwa selain itu, berdasar Pasal 25 Undang-Undang No. 31

tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

penanganan perkara korupsi harus didahulukan dan

diutamakan dari perkara lain guna penyelesaian secepatnya,

sedangkan Termohon telah melakukan Penyidikan Perkara

Hal 6 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 111: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Korupsi, maka berlaku ketentuan ini. Ketentuan ini menunjukkan

bahwa penanganan perkara tindak pidana korupsi seharusnya

mendapatkan perhatian lebih dibandingkan penanganan

perkara tindak pidana lain;

10. Bahwa berlarut-larutnya penanganan suatu perkara dugaan

korupsi telah melanggar ketentuan perundang-undangan yang

berlaku sehingga harus dilakukan upaya hukum pemaknaan

secara diperluas sebagai bentuk penghentian penyidikan

materiel dikarenakan bertentangan dengan azas dan filosofi

yang termuat dalam Undang Undang :

Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970

sebagaimana diamandemen dengan Undang-undang Nomor

4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, mengharuskan

tentang pelaksanan penegakan hukum itu untuk memedomani

asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan serta tidak

berbelit-belit. Dari rumusan itu diketahui bahwa setiap

“kelambatan” penyelesaian perkara pidana yang disengaja oleh

aparat penegak hukum merupakan pelanggaran terhadap HAM;

Pasal 9 ayat (3) International Convenant on Civil and

political Right (ICCPR) tahun 1966 yang menyatakan bahwa

pemeriksaan harus dilaksanakan sesegera mungkin;

III. Alasan pokok perkara yang mendasari Permohonan

Pemeriksaan Praperadilan adalah sebagai berikut :

1. Bahwa pada sekitar bulan April 2010-2013, Termohon telah

melakukan penyelidikan dan penyidikan dugaan tindak pidana

korupsi berkaitan dengan pemberian sejumlah dana

penyelamatan Bank Century dalam bentuk Fasilitas Pinjaman

Jangka Pendek (FPJP) dan Penempatan Modal Sementara

(PMS) yang diduga melibatkan Budi Mulya dan Siti C. Fajriyah ,

dkk;

2. Bahwa setelah pemberian FPJP gagal menyehatkan Bank

Century, kemudian dilanjutkan dengan skema penyelamatan

bank Century dalam bentuk PMS pada awalnya rencana

disuntikkan dana sejumlah Rp. 1,3 trilyun. Namun demikian

Hal 7 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 112: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

ternyata realisasi selanjutnya telah disuntikkan dana sebesar

Rp. 6,7 trilyun dan terakhir dikucurkan dana sebesar Rp.

1.250.000.000.000,- sehingga Negara patut diduga mengalami

kerugian sebesar Rp. 8.012.221.000.000,- (8,012 trilyun) ;

3. Bahwa berkaitan dengan penyelamatan bank Century, Bank

Indonesia telah menggelontorkan dana sebesar Rp. 689 milyar

yang mana penggelontoran ini tidak melalui mekanisme dan

prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengucuran dana

Rp. 689 milyar dilakukan secara tertutup, tidak tepat sasaran

dan mubadzir sehinnga merugikan Negara total lost Rp. 689

milyar. Dana ini dikenal dengan istilah FPJP;

4. Bahwa Bank Century tidak layak diselamatkan dan diambil alih

oleh pemerintah karena jelas dan nyata sebagai bentuk

perampokan oleh pemiliknya sehingga sudah semestinya

dilikuidasi. Dengan demikian segala bentuk penyelamatan

berupa pengucuran sejumlah dana patut diduga sebagai bentuk

KKN;

5. Bahwa Pemohon telah melakukan upaya hukum Praperadilan

Penghentian Penyidikan Tidak sah atas perkara korupsi Bank

Century sebagaimana putusan perkara No. 10/Pid.Prap/2010/

PN.Jkt.Sel, nomor : 12/Pid.Pra/2016/PN.Jkt.Sel. Tertanggal 10

Maret 2016 dan beberapa putusan praperadilan berikutnya yang

diajukan Pemohon kepada Termohon dengan amar putusan

TIDAK DAPAT DITERIMA dengan alasan masih penyelidiakn

dan atau penyidikan perkara korupsi memerlukan kehati-hatian

dan kecermatan. Namun senyatanya kemudian Termohon

dalam jangka waktu yang panjang tidak melakukan kegiatan

Penyidikan sekitar 2 tahun sejak perkara Terdakwa Budi Mulya

mendapat putusan inkracht tingkat Kasasi pada tahun 2015;

6. Bahwa perkara korupsi Century telah memasuki babak baru

dengan telah inkrachtnya putusan atas Terdakwa Budi Mulya

dengan vonis bersalah. Dalam putusan tersebut dimuat

dakwaan Budi Mulya bersama-sama Boediono, Muliaman D

Hadad, Raden Pardede dkk, fakta hukum pertimbangan hakim

perbuatan Budi Mulya bersama-sama Boediono, Muliaman D

Hal 8 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 113: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hadad, Raden Pardede dkk, dan amarnya Budi Mulya

dinyatakan bersalah bersama-sama melakukan korupsi;

7. Bahwa dalam pertimbangan putusan Kasasi Mahkamah Agung

No. 861 K/Pid.Sus/2015 pada halaman 826 dengan jelas

menolak alasan Kasasi yang diajukan Budi Mulya dengan

alasan “perbuatan terdakwa yang menyetujui penetapan Bank

Century sebagai bank Gagal Berdampak Sistemik yang

mengakibatkan kerugian keuangan Negara merupakan tindak

pidana Korupsi”. Dengan demikian siapapun pejabat lainnya

dari Bank Indonesia termasuk Boediono, Muliaman D Hadad,

Raden Pardede dkk yang menyetujui penetapan Bank Century

sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik sehingga bank

Century menjadi sakit dan kemudian merugikan Negara dalam

bentuk pemberian FPJP sebesar Rp. 689 Milyar dan biaya

Penyelamatan sebesar Rp. 8.012.221.000.000,- haruslah

dinyatakan sebagai Tersangka dan diproses ke Pengadilan

Tipikor sebagaimana yang sudah terjadi pada Budi Mulya;

8. Bahwa dalam pertimbangan putusan Kasasi Mahkamah Agung

No. 861 K/Pid.Sus/2015 pada halaman 826 dengan jelas

menerima dan membenarkan alasan Kasasi yang diajukan

Jaksa Penuntut Umum dan menambahkan pertimbangan : “

Bahwa Terdakwa Budi Mulya selaku Deputi Gubernur Bank

Indonesia Bidang Pengelolaan Moneter dan Devisa melakukan

perbuatan melawan hukum secara bersama-sama dengan

pejabat yang nama-namanya disebutkan dalam Surat

Dakwaan Jaksa/Penuntut Umum, Robert Tantular dan Raden

Pardede telah merugikan keuangan negara dalam pemberian

Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) sebesar

Rp.689.394.000.000,00 (enam ratus delapan puluh sembilan

milyar tiga ratus sembilan puluh empat juta rupiah) dan dalam

proses penetapan PT. Bank Century,Tbk sebagai Bank gagal

berdampak Sistemik sebesar Rp.6.762.361.000.000,00(enam

trilyun tujuh ratus enam puluh dua milyar tiga ratus enam puluh

satu juta rupiah) sesuai Laporan Hasil Audit Investigasi Badan

Pemeriksa Keuangan RI Nomor : 64/LHP/XV/12/2013 tanggal

20 Desember 2013, serta dana PMS (Penyertaan Modal

Hal 9 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 114: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Sementara) yang dikucurkan sebesar Rp.1.250.000.000.000,00

(satu trilyun dua ratus lima puluh milyar rupiah) sehingga total

berjumlah Rp. 8.012.221.000.000,00( delapan trilyun dua belas

miliar dua ratus dua puluh satu juta rupiah)”. Dengan demikian

siapapun pejabat lainnya dari Bank Indonesia termasuk Budiono

yang menyetujui penetapan Bank Century sebagai Bank Gagal

Berdampak Sistemik dan persetujuan pengucuran FPJP

haruslah dinyatakan sebagai Tersangka dan diproses ke

Pengadilan Tipikor sebagaimana yang sudah terjadi pada Budi

Mulya;

9. Bahwa Mahkamah Agung dalam menerima Kasasi JPU

membenarkan : alasan-alasan kasasi Jaksa / Penuntut Umum

Angka II butir 1.2. huruf B. Butir 1,2,3,4 dapat dibenarkan,

karena Judex Facti kurang dalam pertimbangan hukumnya

(Onvoldoende gemotiveerd), yaitu kurang mempertimbangkan

hal-hal yang memberatkan sebagaimana ditentukan dalam

Pasal 197 ayat(1) huruf f KUHAP. Bahwa pemberian

persetujuan penetapan pemberian FPJP kepada bank century

oleh terdakwa dilakukan dengan etikat tidak baik yang dilakukan

dengan cara melanggar pasal 45 (berikut penjelasannya UU

No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah

diubah dengan nomer 3 tahun 2004, dengan demikian

perbuatan terdakwa merupakan perbuatan melawan hukum;

10. Bahwa dalam perjalanannya persidangan korupsi Bank Century,

tersangka Siti C. Fajriyah meninggal dunia sehingga otomatis

gugur demi hukum. Atas meninggalnya Siti C. Fajriyah

semestinya Termohon melanjutkan Penyidikan kepada pihak-

pihak yang satu cluster dengan Siti C. Fajriyah dalam bidang

pengawasan yaitu Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru

Kristiyana dengan dugaan penyimpangan kesalahan melakukan

pengawasan sehingga bank Century menjadi sakit dan

kemudian merugikan Negara dalam bentuk pemberian FPJP

sebesar Rp. 689 Milyar;

11. Bahwa dengan demikian siapapun pejabat lainnya dari Bank

Indonesia termasuk Boediono dkk yang menyetujui penetapan

Hal 10 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 115: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Bank Century sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik serta

Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana dalam

dugaan keterlibatan dalam proses penyimpangan dalam

pengawasan bank Century sehingga menimbulkan persetujuan

pengucuran FPJP haruslah dinyatakan sebagai Tersangka dan

diproses ke Pengadilan Tipikor sebagaimana yang sudah terjadi

pada Budi Mulya;

12. Bahwa dugaan keterkaitan dan atau keterlibatan Zaenal Abidin,

Pahla Santoso dan Heru Kristiyana dalam fungsi pengawasan

Bank Century dan persetujuan pemberian FPJP adalah :

‒ Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana dalam

melakukan pengawasan sangat longgar terhadap bank

century, bahkan cenderung membiarkan Century mempunyai

SSB bodong, kegiatan fiktif, LC fiktif, pemberian pinjaman

kepada kelompok sendiri tanpa jaminan yang memadai dan

perbuatan menyimpang lainnya sehingga Century makin

sakit. Bukti Heru membiarkan Century tambah sakit dengan

bukti adanya temuan audit independen terdapat banyaknya

penyimpangan yang dibiarkan oleh Zenal Abidin dan Heru

Kristiyana;

‒ Ketiganya ikut menyetujui FPJP padahal keduanya sebagai

pengawas mengetahui persis Century tidak berhak

mendapatkan FPJP. Terbukti awalnya ketiganya menolak

FPJP namun kemudian menyetujui atau tidak melakukan

penolakan secara tegas dan tertulis. Dengan awalnya

menolak berarti keduanya sangat paham bahwa Century

sakit dan tidak berhak FPJP;

13. Bahwa namun demikian sampai dengan didaftarkannya

Praperadilan ini, Termohon belum menetapkan Boediono,

Muliaman D Hadad, Raden Pardede, dkk sebagai Tersangka

korupsi Bank Century sehingga haruslah dimaknai telah terjadi

penghentian Penyidikan perkara korupsi Bank Century dengan

tidak ditetapkannya Boediono , Muliaman D Hadad, Raden

Pardede dkk sebagai Tersangka dalam perkara korupsi Bank

Century. Termohon dalam jangka waktu yang panjang tidak

Hal 11 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 116: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

melakukan kegiatan Penyidikan sekitar 2 tahun sejak perkara

Terdakwa Budi Mulya mendapat putusan inkracht tingkat

Kasasi pada tahun 2015;

14. Bahwa sejak Termohon dipimpin oleh Saut Situmorang sebagai

Wakil Ketua KPK maka tidak ada perkembangan perkara

korupsi Century. Hal ini haruslah dimaknai karena sejak awal

termasuk fit and proper test di DPR dan setelah dilantik , Saut

Situmorang menyatakan secara tegas tidak akan meneruskan

dan tidak memproses perkara Century, yang pada saat ini dapat

dipastikan berhenti dan tidak akan berlanjut. Untuk ini sudah

semestinya Saut Situmorang didengar langsung keterangannya

dalam persidangan praperadilan aquo berdasar ketentuan

KUHAP Pasal 82 ayat (1) huruf B ;

(https://www.cnnindonesia.com/nasional/20151221192000-12-

99699/saut-situmorang-emoh-usut-century-dan-blbi)

http://nasional.kompas.com/read/2015/12/17/21300311/Tolak.U

sut.BLBI.dan.Century.Kenapa.Saut.Situmorang.Terpilih.Jadi.Pim

pinan.KPK;

15. Bahwa dengan berlarut-larutnya perkara korupsi Century

menjadikan pihak-pihak yang diduga terkait dan atau terlibat

malah mendapat status bersih sehingga sekarang ini

menduduki jabatan-jabatan strategis misalnya Heru Kristiyana

menjadi Dewan komisioner OJK dan Muliaman D Hadad

menjadi Duta Besar ;

16. Bahwa Termohon tidak menjalankan amanah Hakim dalam Pu-

tusan Perkara Praperadilan nomor : 12/Pid.Pra/2016/PN.Jkt.Sel.

Tertanggal 10 Maret 2016, pada Pengadilan Negeri Jakarta Se-

latan, dalam Pertimbangan Hakim alinea 3 halaman 24 diny-

atakan :

“……………Adapun Termohon yang belum melakukan

penyelidikan dan/atau penyidikan terhadap dugaan

keterlibatan Budiono dalam kasus korupsi Bank Century,

hal ini lebih kepada masalah etika hukum daripada

pelanggaran hukum, sebagaimana pendapat Ahli Adnan

Hal 12 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 117: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pasliadja, sehingga yang diperlukan adalah kesadaran dari

Termohon untuk bisa lebih cepat memulai penyelidikan

dan/atau penyidikan kasus tersebut dan melimpahkannya

ke penuntut umum apabila memenuhi syarat untuk dituntut

dan disidangkan atau sebaliknya menghentikan

penyelidikan kalau tidak ditemukan bukti yang cukup, dan

dengan demikian ada kejelasan dan kepastian hukum atas

kasus tersebut.”;

17. Bahwa Termohon terbukti mengabaikan dan menutup mata atas

fakta hukum pada putusan incracht Terdakwa Budi Mulya seba-

gaimana tertuang dan terulang dengan alasan dan dalih yang

sama dalam Jawaban Praperadilan yang diajukan termasuk

Jawaban atas Perkara Permohonan Praperadilan Nomor

12/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Pst., tertanggal 30 Januari 2018 , pada

halaman 20 sampai dengan 21 menyatakan :

“Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum

tetap dalam perkara dengan Terdakwa Budi Mulya tersebut

tentu tidak serta merta dapat dilanjutkan untuk menetapkan

seseorang sebagai tersangka dan tidak secara otomatis

berlaku atau dimbil alih untuk perkara lainnya, namun

harus dimulai dengan proses yang baru untuk menetapkan

sesorang sebagai tersangka. Fakta-fakta yang terungkap

dalam persidangan perlu dilakukan pendalaman dan

analisa lebih lanjut, dan sampai saat ini Termohon masih

dilakukan pengumpulan bahan dan keterangan dalam

rangka mendalami dan melakukan analisa terhadap perkara

Bank Cantury;

Bahwa tidak ada ketentuan hukum yang mengatur kapan

suatu perkara harus diimulai penyelidikan dan tidak ada

ketentuan hukum yang mengatur batasan waktu suatu

proses penyelidikan/penyidikan. Ketentuan Pasal 102 ayat

(1) KUHAP hanya mengatur : “Penyelidik yang mengetahui,

menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu

peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana wajib

segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan”.

Hal 13 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 118: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Sedangkan Pasal 106 KUHAP berbunyi : “Penyidik yang

mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang

terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan

tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyidikan

yang diperlukan”;

Sedangkan dalam Pasal 25 UU Tindak Pidana Korupsi

berbunyi : “Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di

sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana korupsi

harus didahulukan dari perkara lain guna penyelesaian

secepatnya”;

Demikian maka kata “segera” atau “secepatnya”

sebagaimana bunyi ketentuan tersebut diatas tentunya

bersifat kasuistis karena setiap perkara berbeda-beda

tingkat kerumitannya maupun waktu penyelesaiannya,

apalagi perkara korupsi Bank Century yang melibatkan

banyak pihak dan sulit pembuktiannya;

Oleh karena itu, perlu dipahami apabila Termohon

memerlukan waktu yang cukup dalam menangani perkara

korupsi Bank Century yang dikenal sebagai kasus mega

skandal keuangan terbesar pasca reformasi, melibatkan

banyak pihak, rumit, dan sulit pembuktiannya;

Termohon dituntut sangat hati-hati dan cermat dalam

menangani perkara aquo dan tentunya harus berpedoman

pada asas-asas yang diatur dalam Pasal 5 UU KPK, yaitu :

kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan

umum, dan proporsionalitas. Oleh karena itu, Termohon

mengedepankan prinsip kecermatan dan kehati-hatian

dalam setiap tindakan termasuk yang bersifat administratif

dan procedural (formil), unutk meminimalisir potensi risiko

termasuk risiko adanya gugatan praperadilan khususnya

setelah diperluasnya obyek praperadilan melalui Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28

April 2015. Termohon harus melakukan tindakan yang

cermat termasuk tindakan yang bersifat formil baik dalam

tahap penyelidikan maupun penyidikan (pro justitia) sesuai

Hal 14 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 119: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

hukum acara dan peraturan perundang-undangan sehingga

segala tindakan Termohon adalah SAH dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Terlebih lagi karena

tidak adanya kewenangan Termohon untuk menghentikan

penyidikan dan penuntutan. Selanjutnya Termohon pun

dituntut untuk melakukan tindakan yang cermat secara

materiil, agar tuntutan yang diajukan oleh Termohon dapat

terbukti secara SAH dan meyakinkan sehingga terdakwa

diputus bersalah oleh Majelis Hakim dalam persidangan di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi”;

18. Bahwa Termohon selalu mengulang dan mamakai dalil yang

sama untuk menutupi ketidakmampuan dan ketidakmauan

melanjutkan Penyidikan Perkara Korupsi Bank Century seba-

gaimana tertuang dalam Jawaban Perkara Praperadilan Nomor

12/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Pst., tertanggal 30 Januari 2018, pada

halaman 22 alinea 2 menyatakan :

“Sampai saat ini Termohon masih dilakukan pengumpulan

bahan dan keterangan dalam rangka melakukan

pendalaman dan analisa lebih lanjut terkait Perkara Bank

Century. Termohon tidak pernah menerbitkan Surat

Penghentian Penyidikan atas perkara tindak pidana korupsi

sehubungan dengan pemberian Fasilitas Pendanaan

Jangka Pendek (FPJP) kepada PT Bank Cntury, Tbk., dan

proses penetapan PT. Bank Century, Tbk sebagai Bank

Gagal Berdampak Sistemik, bahkan Termohon tidak

memiliki kewenagan untuk mengeluarkan surat perintah

penghentian penyidikan dan penuntutan dalam perkara

tindak pidana korupsi (vide Pasal 40 UU KPK) sehingga

tidak dimungkinkan bagi Termohon untuk melakukan

penghentian penyidikan;

19. Bahwa berdasarkan informasi dari publik, TERMOHON telah

melakukan serangkaian pengumpulan data, atau telaah analisis

atau penyelidikan dan atau penyidikan perkara korupsi Bank

Century berupa pengumpulan bukti-bukti secara tertutup dan

tidak adanya progers report, hal mana jelas dan nyata

Hal 15 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 120: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

bertentangan dengan asas-asas dalam Pasal 5 UU No. 30

Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, yang

berbunyi sebagai berikut :

“Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi

Pemberantasan Korupsi berasaskan pada :

a. kepastian hukum;

b. keterbukaan;

c. akuntabilitas;

d. kepentingan umum; dan

e. proporsionalitas.”;

20. Bahwa Termohon dalam penanganan perkara korupsi bank

Century tidak mengembangkan dan melanjutkan Penyidikan

berdasar Putusan Budi Mulya yang telah incracht , maka sangat

jelas mengabaikan dan tidak merujuk ketentuan Pasal 6 UU

No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi,

yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 6 : “Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:

c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan

terhadap tindak pidana korupsi;

21. Bahwa berpijak pada ketentuan dalam Pasal 5 dan 6 UU No.

30 tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, jelas

dan nyata TERMOHON tidak melaksanakan tugas, fungsi dan

kewenangan yang diatur dalam undang-undang tersebut,

sehingga jelas dan nyata bentuk tindakan dimaksud merupakan

tindakan penghentian penyidikan yang tidak sah;

22. Bahwa berdasar putusan Budi Mulya yang telah incraht hampir

dua tahun dan dikaitkan ketentuan Pasal 44 UU KPK seharus-

nya Termohon sudah dapat melakukan Penyidikan dengan

menetapkan Tersangka baru perkara korupsi bank Century , na-

mun senyatanya Termohon melanggar ketentuan Pasal 44 UU

KPK yang berbunyi sebafgai berikut :

(1) Jika penyelidik dalam melakukan penyelidikan

menemukan bukti permulaan yang cukup adanya

Hal 16 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 121: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dugaan tindak pidana korupsi, dalam waktu paling

lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal

ditemukan bukti permulaan yang cukup tersebut,

penyelidik melaporkan kepada Komisi Pemberantasan

Korupsi;

(2) Bukti permulaan yang cukup dianggap telah ada

apabila telah ditemukan sekurang-kurangnya 2 (dua)

alat bukti, termasuk dan tidak terbatas pada informasi

atau data yang diucapkan, dikirim, diterima, atau

disimpan baik secara biasa maupun elektronik atau

optik;

(3) Dalam hal penyelidik melakukan tugasnya tidak

menemukan bukti permulaan yang cukup

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelidik

melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi

dan Komisi Pemberantasan Korupsi menghentikan

penyelidikan.;

(4) Dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi

berpendapat bahwa perkara tersebut diteruskan,

Komisi Pemberantasan Korupsi melaksanakan

penyidikan sendiri atau dapat melimpahkan perkara

tersebut kepada penyidik kepolisian atau kejaksaan.

(5) Dalam hal penyidikan dilimpahkan kepada kepolisian

atau kejaksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

kepolisian atau kejaksaan wajib melaksanakan

koordinasi dan melaporkan perkembangan penyidikan

kepada Komisi Pemberantasan Korupsi;

23. Bahwa Termohon tidak segera melakukan Penyidikan dengan

dalil tidak ada batas waktu Penyidikan, namun hal ini haruslah

disinkronkan dengan ketentuan Pasal 78 KUHP tentang Dalu-

arsa, sehingga upaya mengulur-ulur waktu haruslah dimaknai

Termohon akan menunggu daluarsa sehingga perkara secara

otomatis berhenti penyidikannya sebagaimana ketentuan pasal

109 ayat 2 KUHAP;

Hal 17 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 122: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

24. Bahwa Termohon dalam mendalilkan dirinya tidak melakukan

Penghentian Penyidikan selalu berlindung ketentuan Pasal 40

UU KPK : “Komisi Pemberantasan Korupsi tidak berwe-

nang mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan

dan penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi.”

Betul bahwa KPK tidak boleh mengeluarkan Surat Perintah

Penghentian Penyidikan (artinya tidak boleh mengeluarkan

SURAT (SP3)), namun jika Termohon mengulur-ulur waktu,

tidak adanya laporan kemajuan atas perkara yang seharusnya

ditangani dan tidak memberikan kepastian hukum dan keadilan

maka haruslah dimaknai tindakan Termohon tersebut telah

melakukan Penghentian Penyidikan atau setidak-tidaknya

dimaknai telah melakukan Penghentian Penyidikan secara

materiel;

25. Bahwa dalam penanganan perkara korupsi bank Century yang

berlarut-larut dan belum menetapkan Tersangka baru, TERMO-

HON melanggar :

a. Pasal 9 ayat (3) International Convenant on Civil and politi-

cal Right (ICCPR) tahun 1966 yang menyatakan bahwa pe-

meriksaan harus dilaksanakan sesegera mungkin;

b. Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 se-

bagaimana diamandemen dengan Undang-undang Nomor 4

Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, mengharuskan

tentang pelaksanan penegakan hukum itu untuk memedo-

mani asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan

serta tidak berbelit-belit. Dari rumusan itu diketahui bahwa

setiap “kelambatan” penyelesaian perkara pidana yang dis-

engaja oleh aparat penegak hukum yang berbelit-belit dan

merupakan pelanggaran tershadap HAM;

c. Pasal 102, 106 KUHAP, dan khususnya 50 KUHAP yang

benbunyi :

‒ Ayat (1) KUHAP menegaskan bahwa: ”Tersangka berhak

segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selan-

jutnya dapat diajukan ke penuntut umum”;

Hal 18 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 123: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

‒ Ayat (2) KUHAP menegaskan bahwa: ”Tersangka berhak

perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh penun-

tut umum”; dan

‒ Ayat (3) KUHAP menegaskan bahwa: ”Terdakwa berhak

segera diadili oleh pengadilan”;

26. Bahwa untuk mengatasi ketidakpastian dan berlarut-larutnya

penanganan perkara korupsi Bank Century diperlukan recht

finding (penemuan hukum) dalam rangka mengisi kekosongan

hukum atas kebuntuan penanganan perkara korupsi bank Cen-

tury oleh Termohon dalam bentuk Hakim mengabulkan permo-

honan praperadilan aquo dan Perintah Hakim kepada TERMO-

HON untuk melakukan proses hukum selanjutnya sesuai den-

gan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku atas dugaan tindak pidana korupsi Bank Century dalam

bentuk melakukan Penyidikan dan menetapkan tersangka ter-

hadap Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk dan

melanjutkan dengan Pendakwaan dan Penuntutan proses persi-

dangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat;

27. Bahwa tujuan Praperadilan adalah sebagaimana tertuang dalam

Penjelasan Pasal 80 KUHAP berbunyi : “Pasal ini bermaksud

untuk menegakkan hukum, keadilan dan kebenaran melalui

sarana pengawasan secara horizontal.” Bukan bermaksud

menggurui, jika terjadi ketidakpastian hukum dan ketidak-adilan

bagi Korban Korupsi Seluruh rakyat NKRI dengan berlarut-larut-

nya penanganan perkara korupsi Bank Century, maka atas

dasar kewenangannya maka Hakim dalam memberikan putusan

Praperadilan tidak semata-mata atas formalitas dan kepastian

hukum, tetapi Hakim harus memutus Praperadilan aquo demi

tegaknya hukum, keadilan dan kebenaran dengan mengabulkan

seluruh Petitum Permohonan Praperadilan dalam perkara aquo.

Mohon diijinkan Pemohon merasakan hukum tegak, keadilan

dan kebenaran ( JEJEGIN ADIL);

28. Bahwa dapat dilihat dan diresapi dengan jelas, senyatanya

Termohon terhadap semua fakta dan bukti diatas terbukti tidak

melanjutkan penyidikan Korupsi Bank Century dengan tidak

Hal 19 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 124: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

menetapkan Tersangka baru atas nama Budiono, Muliaman D

Hadad, Raden Pardede dkk sehingga dengan demikian

tindakan ini sebagai bentuk PENGHENTIAN PENYIDIKAN

KORUPSI BANK CENTURY secara tidak syah dan melawan

hukum;

29. Bahwa oleh karena Penghentian Penyidikan atas atas perkara

a quo adalah tidak sah dan batal demi hukum dengan segala

akibat hukumnya, maka selanjutnya TERMOHON diperintahkan

untuk melakukan proses hukum selanjutnya sesuai dengan

ketetentuan hukum yang berlaku;

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PEMOHON mengajukan permohonan

kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, untuk berkenan memeriksa

selanjutnya memutus sebagai berikut :

PENETAPAN :

Penetapan Hakim Pemeriksa Praperadilan aquo pada sidang hari pertama

setelah pembacaan Permohonan Praperadilan yang memuat

Pemanggilan Pejabat Berwenang atas nama Saut Situmorang ( Wakil

Ketua KPK) guna didengar keterangan dalam pemeriksaan praperadilan

aquo berdasar Pasal 82 ayat (1) huruf (b) KUHAP ;

PRIMAIR :

‒ Menyatakan menerima dan mengabulkan permohonan PEMOHON

untuk seluruhnya;

‒ Menyatakan Pemohon sah kedudukannya sebagai pihak ketiga

berkepentingan dan berhak mengajukan Permohonan Praperadilan

dalam perkara aquo;

‒ Menyatakan secara hukum TERMOHON telah melanggar ketentuan

dalam Pasal 5 dan 6 UU No. 30 tahun 2002 Tentang Komisi

Pemberantasan Korupsi, Pasal 25 UU Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi dan Pasal 50, 102 dan 106 KUHAP serta ketentuan

perundang-undangan yang berlaku dalam menagani korupsi bank

Century, sehingga pelanggaran aquo merupakan bentuk penghentian

penyidikan secara tidak sah dan batal demi hukum dengan segala

akibat hukumnya atas perkara korupsi Bank Century berupa tidak

Hal 20 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 125: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

ditetapkannya Boediono , Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk

sebagai Tersangka dalam perkara korupsi Bank Century;

‒ Memerintahkan TERMOHON untuk melakukan proses hukum

selanjutnya sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku atas dugaan tindak pidana korupsi

Bank Century dalam bentuk melakukan Penyidikan dan menetapkan

tersangka terhadap Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede

dkk dan melanjutkannya dengan Pendakwaan dan Penuntutan dalam

proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat;

SUBSIDAIR :

Memeriksa dan mengadili Permohonan Pemeriksaan Praperadilan ini

dengan seadil-adilnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (ex

aequo et bono);

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah

ditetapkan Pemohon datang menghadap sendiri dan Kuasanya

Kuasanya KURNIAWAN NADI NUGROHO, SH berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tertanggal 21 Maret 2018, sedangkan untuk Termohon

datang menghadap Kuasanya Efi Laila Kholis, S.H., M.H., Rasamala

Aritonang, S.H., M.H., Indah Oktianti Sutomo, S.H., M.Hum., Rr.

Suryawulan, S.H., M.H., Indra Mantong Batti, S.H., LL.M., Juliandi Tigor

Simanjuntak, S.h., M.H., Mia Suryani Siregar, S.H., Imam Akbar Wahyu N,

S.H., Raden Natalia Kristiono, S.H., Firman Kusbianto, S.H., M.H., Naila

Fauzanna Nst, S.H., Ade Juang Nirboyo, S.H., Togi Robson Sirait, S.H.,

Hasna Wahida Yunastri, S.H., M.H., Muhammed Hafez A, S.H., M.H., Dion

Valerian, S.H;

Menimbang, bahwa setelah membacakan surat permohonannya,

Pemohon menyatakan tetap pada permohonannya;

Menimbang, bahwa terhadap permohonan praperadilan yang

diajukan oleh Pemohon tersebut, Termohon mengajukan tanggapannya

tertanggal 2 April 2018 sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN :

Hakim Praperadilan Yang Terhormat,

Perkenankanlah kami selaku Kuasa dari Termohon menyampaikan

ucapan terimakasih kepada Hakim Praperadilan yang memeriksa dan

Hal 21 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 126: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mengadili permohonan Praperadilan yang telah memberi kesempatan

kepada Kuasa Termohon untuk menyusun dan membacakan

jawaban terhadap dalil-dalil maupun alasan-alasan yang dijadikan

dasar bagi Pemohon mengajukan permohonan Praperadilan ini;

Pemohon Yang Terhormat,

Kuasa Termohon menghargai upaya hukum Praperadilan yang telah

diajukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang

tentunya tidak lain dimaksudkan untuk tegaknya hukum dan

perlindungan hak-hak Pemohon selaku lembaga swadaya

masyarakat yang peduli dengan upaya pemberantasan korupsi.

Upaya yang Pemohon ajukan ini merupakan bagian penting dari

proses penegakan hukum sebagaimana yang diatur dalam Kitab

Hukum Acara Pidana (KUHAP);

Perlu disampaikan, bahwa Praperadilan merupakan sarana

pengawasan horizontal atas tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

penyidik dan penuntut umum dalam melakukan upaya paksa seperti

penangkapan, penahanan, penyitaan, penghentian penyidikan dan

penghentian penuntutan;

Selanjutnya, Termohon akan memberikan Jawaban/Tanggapan

terbatas pada dalil atau alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

yang berkaitan langsung dengan masalah yuridis tindakan yang

dilakukan oleh Termohon;

II. TANGGAPAN/JAWABAN :

Hakim Praperadilan Yang Terhormat,

Setelah membaca dan mencermati seluruh materi permohonan

Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon dalam permohonan

Praperadilan Nomor: 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel, maka Termohon

terlebih dahulu mengajukan Eksepsi atas permohonan Praperadilan,

sebagai berikut:

a. DALAM EKSEPSI :

1. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN

NEBIS IN IDEM :

Hal 22 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 127: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Permohonan Praperadilan diatur dalam hukum acara pidana

(KUHAP) akan tetapi dalam pelaksanaan persidangan

menggunakan hukum acara perdata (quasi perdata),

sehingga asas-asas hukum perdata berlaku, termasuk asas

nebis in idem sebagaimana diatur dalam Pasal 1917 KUH

Perdata sebagai berikut :

“Kekuatan suatu putusan Hakim yang telah memperoleh

kekuatan hukum yang pasti hanya mengenai pokok perkara

yang bersangkutan. Untuk dapat menggunakan kekuatan

itu, soal yang dituntut harus sama, tuntutan harus didasarkan

pada alasan yang sama, dan harus diajukan oleh pihak yang

sama dan terhadap pihak-pihak yang sama dalam hubungan

yang sama pula.”;

Hal ini pun juga sesuai dengan pendapat hukum dari M.

Yahya Harahap, SH dalam bukunya yang berjudul Hukum

Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian dan Putusan pengadilan halaman 439, yang

menyatakan bahwa:

“Ne Bis In Idem disebut juga excpite van gewijsde zaak yang

berarti bahwa sebuah perkara dengan obyek sama, yang

diputus oleh pengadilan yang berkekuatan tetap / yang

sudah memiliki kekuatan yang mengikat oleh badan

peradilan yang berwenang”;

Selain itu, asas ne bis in idem mutlak untuk diterapkan oleh

Hakim dalam memeriksa suatu perkara yang sama dengan

perkara terdahulu sebagaimana kaidah hukum Putusan

Mahkamah Agung, Putusan Mahkamah Agung No. 588

K/Sip/1973 tanggal 03 Oktober 1973, yang menyatakan

sebagai berikut:

"Karena perkara ini sama dengan perkara yang terdahulu,

baik mengenai gugatannya maupun obyek-obyek perkara

dan juga penggugat-penggugatnya, yang telah mendapat

keputusan dari Mahkamah Agung (Putusan tanggal 19

Desember 1970 No. 350 K/Sip/1970), seharusnya gugatan

dinyatakan tidak dapat diterima";

Hal 23 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 128: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Adapun asas ne bis in idem dalam Pasal 1917 KUH Perdata

dalam praktek peradilan telah mengalami perkembangan

penafsiran, antara lain :

‒ Putusan Mahkamah Agung tanggal 13 April 1976 No.

647K/Sip/1973, yang kaidah hukumnya yaitu : “Ada atau

tidaknya azas nebis in idem tidak semata-mata ditentukan

oleh para pihak saja, melainkan terutama bahwa obyek

dari sengketa sudah diberi status oleh keputusan

Pengadilan Negeri yang lebih dulu dan telah mempunyai

kekuatan pasti dan alasannya sama”;

‒ Putusan Mahkamah Agung tanggal 20 Mei 2002 No.

1226K/Pdt/2001, yang kaidah hukumnya yaitu : “Meski

kedudukan subyeknya berbeda tetapi obyek sama dengan

perkara yang diputus terdahulu dan berkekuatan hukum

tetap maka gugatan dinyatakan nebis in idem”;

Pokok perkara dalam Praperadilan yang diajukan Pemohon

saat ini (Perkara No.24/Pid.Pra/2018/PN.JKT.Sel. tanggal 01

Maret 2018) adalah SAMA dengan perkara Praperadilan

Nomor : 12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel. yang telah

berkekuatan hukum tetap, baik subyek maupun obyek

perkara, yaitu :

‒ Pemohon (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia/MAKI);

‒ Termohon (KPK);

‒ Obyek permohonan terkait penghentian penyidikan secara

materil tidak sah dalam penanganan perkara Bank

Century;

Dalam perkara Praperadilan Nomor: 12/Pid.Prap/2016/

PN.Jkt.Sel. tersebut, Hakim Praperadilan telah memeriksa

substansi permohonan praperadilan yang diajukan oleh

Pemohon (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia/MAKI) dengan

memberikan pertimbangan diantaranya pada halaman 24

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor :

12/Pid.Prap/2016/ PN.Jkt.Sel., sebagai berikut:

Hal 24 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 129: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

“Menimbang, bahwa namun pada faktanya dalam persidangan

praperadilan ini tidak ada bukti Termohon telah melakukan

penyelidikan dan/atau penyidikan sehingga secara logika tidak

ada penyelidikan maupun penyidikan yang dihentikan oleh

Termohon …”;

Adapun Amar Putusan dari Perkara Praperadilan Nomor :

12/Pid.Prap/2016/ PN.Jkt.Sel., adalah sebagai berikut:

Mengadili

1. Menolak Permohonan Praperadilan Pemohon untuk

seluruhnya;

2. Menetapkan biaya perkara sebesar nihil;

Demikianlah, diputuskan pada hari Kamis, tanggal 10 Maret

2016 oleh Hakim Martin Fonto Bidara, SH, Hakim pada

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, putusan mana diucapkan

oleh Hakim tersebut dalam sidang yang terbuka untuk umum

pada hari itu juga dengan didampingi Nining Hendarti SH,

Panitera Pengganti serta dihadiri Pemohon dan Termohon;

Berdasarkan hal tersebut, dengan demikian telah dilakukan

pemeriksaan terhadap obyek sengketa yang memiliki

subtansi yang sama, dan juga telah diadili dan diputus oleh

Hakim, sehingga asas Nebis in Idem secara mutlak telah

terpenuhi;

Pada prinsipnya, asas nebis in idem berfungsi untuk menjaga

kepastian hukum, mencegah terjadinya penilaian yang saling

bertentangan atas obyek sengketa yang telah diberikan

status hukum tertentu dalam putusan Pengadilan

sebelumnya yang telah berkekuatan hukum tetap;

Sejalan dengan hal tersebut, Mahkamah Agung menerbitkan

Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2002

tentang Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Azas

Nebis In Idem, angka 2 huruf c menyebutkan :

”Majelis Hakim wajib mempertimbangkan, baik pada putusan

eksepsi maupun pada pokok perkara, mengenai perkara

serupa yang pernah diputus di masa lalu.”;

Hal 25 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 130: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Berdasarkan hal tersebut, oleh karena subjek dan objek

dalam perkara permohonan Praperadilan aquo adalah sama

dengan subjek dan objek dalam perkara Praperadilan Nomor

: 12/Pid.Prap/2016/ PN.Jkt.Sel. yang telah diputus oleh

Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (Yang Mulia

Bapak Hakim Matin Fonto Bidara, SH), yang telah

berkekuatan hukum tetap, maka permohonan Praperadilan

aquo telah melanggar asas nebis in idem;

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menghindari

adanya pertentangan Putusan Hakim atas obyek

sengketa yang sama yang telah diperiksa dan diputus

terdahulu oleh Hakim lainnya, maka sudah selayaknya

apabila Hakim Praperadilan aquo untuk tidak lagi memeriksa

dan memberikan putusan atas Perkara Praperadilan aquo,

dengan menyatakan bahwa asas nebis in idem telah

terpenuhi. Dengan demikian, sudah selayaknya

permohonan praperadilan aquo ditolak atau setidak-

tidaknya harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet

ontvankelijke verklaard);

2. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN

PREMATUR :

Dalil-dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada

pokoknya:

Termohon tidak melanjutkan penyidikan Korupsi Bank

Century dengan tidak menetapkan Tersangka baru atas

nama Budiono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk

sehingga dengan demikian tindakan ini sebagai bentuk

PENGHENTIAN PENYIDIKAN KORUPSI BANK

CENTURY secara tidak syah dan melawan hukum; (Posita

angka 13 halaman 7 dan Posita angka 28 halaman 11

Praperadilan);

Bahwa berpijak pada ketentuan dalam Pasal 5 dan 6 UU

No. 30 tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan

Korupsi, jelas dan nyata TERMOHON tidak melaksanakan

tugas, fungsi dan kewenangan yang diatur dalam undang-

Hal 26 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 131: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

undang tersebut, sehingga jelas dan nyata bentuk tindakan

dimaksud merupakan tindakan penghentian penyidikan

yang tidak sah. (Posita angka 21 halaman 10 dan Petitum

ketiga Permohonan Praperadilan);

Jika Termohon mengulur-ulur waktu, tidak adanya laporan

kemajuan atas perkara yang seharusnya ditangani dan

tidak memberikan kepastian hukum dan keadilan, maka

haruslah dimaknai tindakan Termohon tersebut telah

melakukan Penghentian Penyidikan atau setidak-tidaknya

dimaknai telah melakukan Penghentian Penyidikan secara

materiel. (Posita angka 24 halaman 10 dan 11

Permohonan Praperadilan);

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak

benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan

jawaban/tanggapan sebagai berikut:

Sampai dengan Jawaban ini diajukan, Termohon tidak

pernah menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan atas

perkara tindak pidana korupsi sehubungan dengan

pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)

kepada PT Bank Century, Tbk., dan proses Penetapan PT.

Bank Century, Tbk sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik.

Bahkan Termohon tidak memiliki kewenangan untuk

mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan

dan penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi

(vide Pasal 40 UU KPK) sehingga tidak dimungkinkan

Termohon melakukan penghentian penyidikan;

Oleh karena itu, permohonan Praperadilan yang diajukan

oleh Pemohon adalah prematur sehingga seharusnya

ditolak atau setidak-tidaknya harus dinyatakan tidak

dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);

3. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN

BUKAN LINGKUP PRAPERADILAN (ERROR IN

OBJECTO):

Hal 27 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 132: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Dalil-dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada

pokoknya:

Bahwa sejak Termohon dipimpin oleh Saut Situmorang

sebagai Wakil Ketua KPK maka tidak ada perkembangan

perkara korupsi Century, karena sejak awal termasuk fit

and proper test di DPR dan setelah dilantik, Saut

Situmorang menyatakan secara tegas tidak akan

meneruskan dan tidak memproses perkara Century, yang

pada saat ini dapat dipastikan berhenti dan tidak akan

berlanjut. (Posita angka 14 halaman 7 Permohonan

Praperadilan);

Termohon tidak segera melakukan Penyidikan dengan dalil

tidak ada batas waktu Penyidikan, namun hal ini haruslah

disinkronkan dengan ketentuan Pasal 78 KUHP tentang

Daluarsa, sehingga upaya mengulur-ulur waktu haruslah

dimaknai Termohon akan menunggu daluarsa sehingga

perkara secara otomatis berhenti penyidikannya

sebagaimana ketentuan pasal 109 ayat 2 KUHAP. (Posita

angka 23 halaman 10 Permohonan Praperadilan);

Berdasarkan informasi publik, TERMOHON telah

melakukan serangkaian pengumpulan data, atau telaah

analisis atau penyelidikan dan atau penyidikan perkara

korupsi Bank Century berupa pengumpulan bukti-bukti

secara tertutup dan tidak adanya progress report,

sehingga bertentangan dengan asas-asas dalam Pasal 5

UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan

Korupsi (Posita angka 19 halaman 9 Permohonan

Praperadilan);

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak

benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan

jawaban/tanggapan sebagai berikut:

Bahwa dikaitkannya hal-hal yang terjadi dalam proses fit dan

proper test oleh Saut Situmorang yang dimaknai oleh

Pemohon dengan penghentian kasus Bank Century yang

Hal 28 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 133: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

telah ditangani oleh KPK sejak tahun 2012, dan upaya

mengulur-ulur waktu menunggu daluwarsa penanganan

perkara berdasarkan Pasal 78 KUHP sehingga perkara

secara otomatis berhenti penyidikannya, hanyalah

merupakan asumsi Pemohon dan tidak ada hubungan

sebab dan akibat secara hukum dengan permohonan

Praperadilan sehingga haruslah diabaikan;

Pada dasarnya Pasal 78 KUHP adalah ketentuan hukum

yang mengatur mengenai jangka waktu daluwarsa

penuntutan atas suatu tindak pidana. Ketentuan Pasal 78

KUHP hanyalah mengatur batas waktu bagi Penegak Hukum

untuk melakukan penuntutan atas suatu tindak pidana, dan

tidaklah mengatur mengenai jangka waktu penyelidikan

ataupun penyidikan terhadap suatu perkara tindak pidana.

Sehingga dalam hal ini ketentuan hukum yang diatur dalam

Pasal 78 KUHP tidak ada korelasinya dengan obyek

sengketa yang dimohonkan oleh Pemohon dalam perkara

aquo, yaitu terkait dengan penghentian penyidikan secara

materil;

Termohon melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam UU KPK dan sebagai

bentuk pertanggungjawaban Termohon kepadaka publik atas

pelaksanaan tugasnya maka Termohon menyampaikan

laporan secara terbuka dan berkala kepada Presiden RI,

DPR RI, dan BPK sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat

(1) UU KPK. Laporan atas seluruh tindakan Termohon dapat

diakses secara terbuka oleh publik melalui website

http://www.kpk.go.id atau dapat diminta secara langsung

melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

KPK. Pelaksanaan pertanggungjawaban publik oleh KPK

pun telah diatur dalam Pasal 20 ayat (2) UU KPK;

Pasal 20 UU KPK berbunyi sebagai berikut:

(1) Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab

kepada publik atas pelaksanaan tugasnya dan

menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala

Hal 29 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 134: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa

Keuangan;

(2) Pertanggungjawaban publik sebagaimana dimaksud

pada ayat dilaksanakan dengan cara :

a. wajib audit terhadap kinerja dan

pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan

program kerjanya;

b. menerbitkan laporan tahunan; dan

c. membuka akses informasi;

Pada prinsipnya, pelaksanaan tugas dan kewenangan KPK

terbuka untuk diinformasikan kepada publik termasuk kepada

Pemohon apabila mengajukan permintaan informasi kepada

KPK, namun demikian sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(UU KIP), maka terdapat informasi yang dikecualikan

sebagaimana ketentuan Pasal 17 huruf a UU KIP yang

berbunyi :

”Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap

Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi

Publik, kecuali:

a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan

kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat

proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:

1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan

suatu tindak pidana;

2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi,

dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak

pidana;

3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-

rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan

penanganan segala bentuk kejahatan transnasional;

Hal 30 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 135: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

4. membahayakan keselamatan dan kehidupan

penegak hukum dan/atau keluarganya; dan/atau

5. membahayakan keamanan peralatan, sarana,

dan/atau prasarana penegak hukum;

Berdasarkan ketentuan tersebut, tentu apabila terdapat data

dan informasi terkait dengan penanganan perkara tindak

pidana korupsi Bank Century termasuk pengumpulan bukti-

bukti maka hal tersebut termasuk dalam informasi yang

dikecualikan sebagaimana ketentuan Pasal 17 huruf a UU

KIP, karena jika informasi tersebut dibuka untuk publik maka

dapat menghambat proses penegakan hukum. Tindakan

KPK dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

dan kewenangannya sebagaiman ditentukan dalam Pasal 20

UU KPK serta kewajiban KPK untuk membuka akses bagi

Pemohon Informasi Publik sebagaimana diatur dalam UU KIP

serta ketaatan KPK terhadap UU KIP dengan tidak membuka

dan menginformasikan kepada publik berkaitan dengan

informasi yang dikecualikan sebagaimana ketentuan Pasal

17 huruf a UU KIP untuk menjaga dan memperlancar proses

penegakan hukum BUKAN merupakan lingkup

Praperadilan;

Praperadilan adalah lembaga yang mengawasi dan menguji

atas tindakan-tindakan yang dilakukan penyidik atau penuntut

umum sebagai sarana pengawasan horizontal atas segala

upaya paksa yang dilakukan oleh aparat penegak hukum

untuk kepentingan pemeriksaan perkara pidana agar

tindakan aparat penegak hukum tersebut tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan;

Lingkup kewenangan Praperadilan secara limitatif telah

ditentukan dalam Pasal 1 Angka 10 jo. Pasal 77 KUHAP dan

berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-

XII/2014 tanggal 28 April 2015 lingkup kewenangan

mencakup juga praperadilan mengenai sah atau tidaknya

penetapan tersangka, penggeledahan, dan penyitaan;

Hal 31 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 136: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Lebih lanjut, secara tegas Mahkamah Agung mengatur

lingkup Praperadilan dalam Pasal 2 Peraturan Mahkamah

Agung RI (PERMA) Nomor 4 tahun 2016 tentang Larangan

Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan menyatakan

bahwa objek Praperadilan terbatas pada sah atau

tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian

penyidikan atau penghentian penuntutan, penetapan

tersangka, penyitaan dan penggeledahan, serta ganti

kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara

pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau

penuntutan;

Dengan demikian, sudah jelas bahwa permohonan

Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon adalah TANPA

ALASAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG karena

dalil-dalil yang diajukan oleh Pemohon Praperadilan

bukan lingkup (obyek) Praperadilan atau Error in

Objecto, sehingga permohonan sudah sepatutnya

ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat

diterima (niet ontvankelijke verklaard);

4. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN

MERUPAKAN MATERI POKOK PERKARA :

Dalil-dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada

pokoknya:

Siapapun pejabat lainnya dari Bank Indonesia termasuk

Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk yang

menyetujui penetapan Bank Century sebagai Bank Gagal

Berdampak Sistemik serta Zaenal Abidin, Pahla Santoso

dan Heru Kristiyana dalam dugaan keterlibatan dalam

proses penyimpangan dalam pengawasan Bank Century

sehingga menimbulkan persetujuan pengucuran FPJP

haruslah dinyatakan sebagai Tersangka dan diproses ke

Pengadilan Tipikor (Posita angka 7, 8 dan 11 halaman 6

dan 7 Permohonan Praperadilan);

Bahwa dalam perjalanannya persidangan korupsi Bank

Century, tersangka Siti C. Fajriyah meninggal dunia

Hal 32 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 137: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

sehingga otomatis gugur demi hukum. Atas meninggalnya

Siti C. Fajriyah semestinya Termohon melanjutkan

Penyidikan kepada pihak-pihak yang satu cluster dengan

Siti C. Fajriyah dalam bidang pengawasan yaitu Zaenal

Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana dengan dugaan

penyimpangan kesalahan melakukan pengawasan

sehingga bank Century menjadi sakit dan kemudian

merugikan Negara dalam bentuk pemberian FPJP sebesar

Rp. 689 Milyar; (Posita angka 10 halaman 7 Permohonan

Praperadilan);

Bahwa dugaan kesalahan Zaenal Abidin, Pahla

Santoso dan Heru Kristiyana dalam fungsi pengawasan

Bank Century dan persetujuan pemberian FPJP adalah :

Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana

dalam melakukan pengawasan sangat longgar terhadap

Bank Century, bahkan cenderung membiarkan Century

mempunyai SSB bodong, kegiatan fiklif, LC fiktif,

pemberian pinjaman kepada kelompok sendiri tanpa

jaminan yang memadai dan perbuatan menyimpang

lainnya sehingga Century makin sakit. Bukti Heru

membiarkan Century tambah sakit dengan bukti adanya

temuan audit independen terdapat banyaknya

penyimpangan yang dibiarkan oleh Zenal Abidin dan

Heru Kristiyana;

Ketiganya ikut menyetujui FPJP padahal keduanya

sebagai pengawas mengetahui persis Century tidak

berhak mendapatkan FPJP. Terbukii awalnya ketigaya

menolak FPJP namun kemudian menyetujui. Dengan

awalnya menolak berarti keduanya sangat paham

bahwa Century sakit dan tidak berhak FPJP (Posita

angka 12 halaman 7 Permohonan Praperadilan);

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak

benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan

jawaban/tanggapan sebagai berikut:

Hal 33 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Page 138: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Dalil-dalil permohonan Praperadilan tersebut yang telah

menunjuk orang-orang tertentu yang seharusnya menjadi

tersangka atau turut serta dalam perkara tindak pidana

korupsi Bank Century telah memasuki materi pokok perkara

tindak pidana korupsi;

Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum

tetap dalam perkara dengan Terdakwa Budi Mulya tentu tidak

serta merta dapat dilanjutkan untuk menetapkan seseorang

sebagai tersangka dan tidak secara otomatis berlaku atau

diambil alih untuk perkara lainnya, namun harus dimulai

dengan proses yang baru untuk menetapkan seseorang

sebagai tersangka. Fakta-fakta yang terungkap dalam

persidangan perlu dilakukan pendalaman dan analisa lebih

lanjut, dan sampai saat ini Termohon masih dilakukan

pengumpulan bahan dan keterangan dalam rangka

mendalami dan melakukan analisa terhadap perkara

Bank Century;

Pembuktian keterlibatan orang-orang yang diduga melakukan

tindak pidana atau turut serta melakukan tindak pidana

haruslah dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh

dalam tahap penyelidikan dan penyidikan serta selanjutnya

pembuktian unsur-unsur tindak pidana dilakukan dalam

pemeriksaan di persidangan pokok perkaranya (PN Tipikor)

dengan jumlah Majelis Hakim yang lengkap sebagaimana

ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009

tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (UU Pengadilan

Tipikor);

Lembaga Praperadilan tidak memiliki kewenangan untuk

menentukan orang-orang yang seharusnya dituntut dalam

suatu perkara, ditetapkan menjadi tersangka, ataupun dinilai

turut serta dalam suatu perkara tindak pidana korupsi;

Oleh karena itu, tidak ada kewenangan Hakim Praperadilan

untuk menilai materi pokok perkara, mengingat lembaga

Praperadilan merupakan sarana pengawasan horizontal yang

terbatas melakukan pemeriksaan formil. Hal ini sebagaimana

Hal 34 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Page 139: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung No. 227/K/Kr/1982

tentang Praperadilan, yang menyatakan sebagai berikut:

“Bahwa wewenang Pengadilan Negeri merupakan

wewenang pengawasan horisontal”;

Yurisdiksi/kewenangan mengadili hal-hal tersebut diatur dan

disebutkan dalam Pasal 1 Angka 10 jo. Pasal 77 KUHAP

sebagai berikut:

Pasal 1 angka 10 KUHAP:

“Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk

memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam

undang-undang ini tentang:

a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau

penahanan atas permintaan tersangka atau

keluarganya;

b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau

penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya

hukum dan keadilan;

c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh

tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas

kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke Pengadilan.

Pasal 77 KUHAP:

“Pengadilan Negeri berwenang untuk memeriksa dan

memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam

undang-undang ini tentang:

a. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,

penghentian penyidikan atau penghentian

penuntutan;

b. Ganti kerugian atau rehabilitasi bagi seorang yang

perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan

atau penuntutan”;

Lingkup kewenangan lembaga Praperadilan telah diperluas

berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-

XII/2014 tanggal 28 April 2015 yang menyatakan lingkup

Hal 35 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Page 140: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kewenangan praperadilan mencakup juga mengenai sah

atau tidaknya penetapan tersangka, penggeledahan, dan

penyitaan;

Mahkamah Agung RI telah memberikan pedoman

mengenai pemeriksaan praperadilan sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (4) Peraturan

Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 yang

pada pokoknya bahwa pemeriksaan Praperadilan terhadap

permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka

hanya menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit

2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak memasuki materi

perkara dan persidangan perkara Praperadilan tentang tidak

sahnya penetapan tersangka, penyitaan dan penggeledahan

dipimpin oleh Hakim Tunggal karena pemeriksaannya

tergolong singkat dan pembuktiannya yang hanya

memeriksa aspek formil;

Berdasarkan ketentuan-ketentuan KUHAP dan PERMA

Nomor 4 Tahun 2016 yang diuraikan di atas, maka dalil-dalil

Pemohon telah nyata-nyata memasuki materi pokok perkara

dugaan tindak pidana korupsi;

Dengan demikian, sudah jelas bahwa permohonan

Praperadilan yang diajukan Pemohon adalah TANPA

ALASAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG karena

dalil-dalil yang diajukan oleh Pemohon merupakan materi

pokok perkara yang seharusnya diperiksa, diadili, dan

diputus dalam persidangan oleh Majelis Hakim pada

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan bukan

kewenangan Hakim Tunggal pada persidangan

Praperadilan, sehingga permohonan sudah sepatutnya

ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat

diterima (niet ontvankelijke verklaard);

5. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN

KABUR (OBSCUUR LIBEL):

Dalil-dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada

pokoknya:

Hal 36 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Page 141: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Siapapun pejabat lainnya dari Bank Indonesia termasuk

Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk yang

menyetujui penetapan Bank Century sebagai Bank Gagal

Berdampak Sistemik serta Zaenal Abidin, Pahla Santoso

dan Heru Kristiyana dalam dugaan keterlibatan dalam

proses penyimpangan dalam pengawasan Bank Century

sehingga menimbulkan persetujuan pengucuran FPJP

haruslah dinyatakan sebagai Tersangka dan diproses ke

Pengadilan Tipikor (Posita angka 7, 8 dan 11 halaman 6

dan 7 Permohonan Praperadilan);

Dalil-dalil permohonan dan petitum tersebut adalah

keliru, tidak benar, tidak beralasan, dan tidak

berdasarkan hukum. Terhadap dalil-dalil tersebut,

Termohon memberikan jawaban/ tanggapan sebagai

berikut:

Secara formil, dalil-dalil dalam permohonan Praperadilan

(posita) atau Fundamentum Petendi yaitu bagian yang berisi

dalil yang menggambarkan secara jelas adanya hubungan

yang menjadi dasar atau uraian dari suatu tuntutan. Dalam

mengajukan suatu tuntutan, Pemohon/penggugat juga harus

menguraikan terlebih dahulu secara jelas dan tidak kabur

alasan-alasan atau dalil-dalil yang melandasi pengajuan

tuntutannya atau dengan kata lain posita/fundamentum

petendi berisi uraian tentang kejadian perkara atau duduk

persoalan suatu kasus, sedangkan petitum berisi tuntutan

apa saja yang dimintakan oleh Pemohon/penggugat kepada

hakim untuk dikabulkan;

Pemohon telah mengajukan dalil-dalil permohonan

Praperadilan yang tidak jelas dan kabur, karena Pemohon

tidak menguraikan alasan yang jelas dalam menyatakan

bahwa Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana

merupakan pihak yang terlibat sebagai pelaku tindak

pidana korupsi Bank Century;

Dalam obyek permohonan aquo, Pemohon telah menyatakan

bahwa Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana

Hal 37 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Page 142: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

merupakan pelaku yang turut serta terlibat dalam tindak

pidana korupsi perkara aquo, tanpa uraian yang jelas,

berdasar hukum dan didukung bukti-bukti yang valid.

Padahal, dalam perkara tindak pidana korupsi sehubungan

dengan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek

(FPJP) kepada PT Bank Century, Tbk., dan proses

Penetapan PT. Bank Century, Tbk. sebagai Bank Gagal

Berdampak Sistemik, pada faktanya Zaenal Abidin, Pahla

Santoso dan Heru Kristiyana sama sekali tidak pernah

didakwakan bersama-sama dengan Budi Mulya dalam

perkara tindak pidana korupsi tersebut, sebagaimana

Surat Dakwaan dari Penuntut Umum dalam Perkara Nomor:

21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST tanggal 16 Juli 2014

dengan terdakwa Budi Mulya;

Demikian pula dalam pertimbangan Majelis Hakim tingkat

pertama dalam Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Jakarta Pusat Nomor : 21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST

tanggal 16 Juli 2014, pertimbangan Majelis Hakim tingkat

banding dalam Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta

No.67/PID/TPK/2014/PT.DKI, maupun pertimbangan Majelis

Hakim pada tingkat Kasasi dalam Putusan Mahkamah Agung

No. 861 K/Pid.Sus/2015, tidak ada fakta hukum dalam

pertimbangan Majelis Hakim yang menyebutkan nama

Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana sebagai

pelaku yang melakukan tindak pidana secara bersama-sama

dalam pemberian FPJP kepada PT. Bank Century, Tbk;

Dengan demikian, POSITA dan PETITUM dalam

permohonan Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon

adalah kabur, tidak berdasar dan tidak jelas (Obscuur

Libel), TANPA ALASAN BERDASARKAN UNDANG-

UNDANG, sehingga permohonan sudah sepatutnya

ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat

diterima (niet ontvankelijke verklaard);

BERDASARKAN URAIAN-URAIAN TERSEBUT DI ATAS,

PERMOHONAN PRAPERADILAN YANG DIAJUKAN

Hal 38 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Page 143: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

PEMOHON SEHARUSNYA DITOLAK ATAU SEPATUTNYA

DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET

ONTVANKELIJKE VERKLAARD), KARENA DIDASARKAN

PADA DALIL-DALIL YANG KELIRU, TIDAK BENAR, TIDAK

BERALASAN, DAN TIDAK BERDASARKAN HUKUM;

b. DALAM POKOK PERKARA :

Hakim Praperadilan Yang Terhormat,

Setelah menyampaikan Eksepsi terhadap dalil-dalil permohonan

Praperadilan, maka selanjutnya Termohon menyampaikan

jawaban/tanggapan terkait pokok perkara yang pada pokoknya

menyatakan:

‒ Termohon menolak seluruh dalil-dalil yang disampaikan oleh

Pemohon dalam permohonannya kecuali terhadap hal-hal

yang secara tegas-tegas diakui oleh Termohon dalam

jawaban/tanggapan ini;

‒ Seluruh dalil-dalil dalam Eksepsi yang telah Termohon

sampaikan di atas harus dianggap sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari jawaban/tanggapan Termohon;

1. TERMOHON TIDAK MELAKUKAN PENGHENTIAN

PENYIDIKAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

BANK CENTURY :

Dalil permohonan Praperadilan yang diajukan Pemohon pada

pokoknya yaitu:

Penanganan perkara korupsi bank Century yang berlarut-

larut dan belum menetapkan Tersangka baru,

TERMOHON melanggar: Pasal 9 ayat (3) International

Convenant on Civil and political Right (ICCPR), Pasal 4

ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970

sebagaimana diamandemen dengan Undang-undang

Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman,

Pasal 102, 106 KUHAP, dan khususnya 50 KUHAP (Posita

angka 21 Halaman 11 Permohonan Praperadilan);

Termohon tidak melanjutkan penyidikan Korupsi Bank

Century dengan tidak menetapkan Tersangka baru atas

Hal 39 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Page 144: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

nama Budiono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk

sehingga dengan demikian tindakan ini sebagai bentuk

PENGHENTIAN PENYIDIKAN KORUPSI BANK

CENTURY secara tidak syah dan melawan hukum; (Posita

angka 13 halaman 7 dan Posita angka 28 halaman 11

Praperadilan) ;

Bahwa berpijak pada ketentuan dalam Pasal 5 dan 6 UU

No. 30 tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan

Korupsi, jelas dan nyata TERMOHON tidak melaksanakan

tugas, fungsi dan kewenangan yang diatur dalam undang-

undang tersebut, sehingga jelas dan nyata bentuk tindakan

dimaksud merupakan tindakan penghentian penyidikan

yang tidak sah. (Posita angka 21 halaman 10 dan Petitum

ketiga Permohonan Praperadilan);

Jika Termohon mengulur-ulur waktu, tidak adanya laporan

kemajuan atas perkara yang seharusnya ditangani dan

tidak memberikan kepastian hukum dan keadilan maka

haruslah dimaknai tindakan Termohon tersebut telah

melakukan Penghentian Penyidikan atau setidak-tidaknya

dimaknai telah melakukan Penghentian Penyidikan secara

materil. (Posita angka 24 halaman 10 dan 11 Permohonan

Praperadilan);

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak

benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan

jawaban/tanggapan sebagai berikut:

Sampai dengan Jawaban/Tanggapan ini diajukan, Termohon

tidak melakukan penghentian penyidikan perkara tindak

pidana korupsi Bank Century dan Termohon tidak pernah

menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan atas perkara

tindak pidana korupsi sehubungan dengan pemberian

Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada PT Bank

Century, Tbk., dan proses Penetapan PT. Bank Century, Tbk

sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik, bahkan

Termohon tidak memiliki kewenangan untuk

Hal 40 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Page 145: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan

dan penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi

(vide Pasal 40 UU KPK), sehingga Termohon tidak

dimungkinkan melakukan penghentian penyidikan;

Justru dalam penanganan perkara tersebut, Termohon telah

menangani perkara dengan sampai dengan tahap

penuntutan di Pengadilan, yang telah diperiksa, diadili dan

diputus oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta

Pusat, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, dan Putusan

Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi dengan Terdakwa

Budi Mulya, sebagai berikut:

Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat

No. 21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST tanggal 16 Juli

2014;

Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta

No.67/PID/TPK/2014/PT.DKI tanggal 3 Desember 2014;

Putusan Mahkamah Agung No. 861 K/Pid.Sus/2015

tanggal 8 April 2015;

Terkait dengan dalil Pemohon yang pada intinya menyatakan

bahwa sejak Putusan Mahkamah Agung Nomor

861K/PID.SUS/2015 dengan Terdakwa Budi Mulya diputus

dan telah berkekuatan hukum tetap, Termohon tidak

melakukan tindakan apapun sehubungan dengan

penanganan perkara tersebut yang dapat dipersamakan

bahwa Termohon telah melakukan penghentian penyidikan

atas Perkara Tindak Pidana Korupsi Bank Century, adalah

dalil yang keliru dan tidak berdasar;

Dalam melakukan suatu penyidikan terhadap tindak pidana

korupsi dan menetapkan seseorang sebagai tersangka, maka

harus ditemukan terlebih dahulu bukti permulaan yang cukup

sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti sebagaimana diatur

dalam Pasal 44 ayat (1) dan (2) UU KPK. Tanpa ditemukan

bukti permulaan yang cukup, Termohon tidak akan pernah

menetapkan seseorang sebagai tersangka dugaan tindak

Hal 41 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Page 146: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pidana korupsi. Hal tersebut adalah sebagai konsekuensi

logis dari tidak diberikannya kewenangan Termohon untuk

mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan dan

penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi

sebagaimana diatur dalam Pasal 40 UU KPK;

Putusan Mahkamah Agung Nomor 861K/PID.SUS/2015 yang

telah berkekuatan hukum tetap dalam perkara dengan

Terdakwa Budi Mulya tentu tidak serta merta dapat

dilanjutkan untuk menetapkan seseorang lain sebagai

tersangka dan tidak secara otomatis berlaku atau diambil alih

untuk perkara lainnya, namun harus dimulai dengan proses

yang baru untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka,

yang mana dalam hal ini Termohon harus menganalisa lebih

lanjut secara mendalam dan seksama atas fakta-fakta yang

terungkap dalam persidangan perkara tindak pidana korupsi

Bank Century. Hal ini sesuai dengan pertimbangan Hakim

pada halaman 23 Putusan Praperadilan nomor

12/Pid.Prap/2016/PN.JKT.SEL, adalah sebagai berikut:

”Menimbang, bahwa begitu pula kendatipun sudah ada

Putusan Mahkamah Agung Nomor 861K/PID.SUS/2015,

tanggal 8 April 2015 yang mengindikasikan adanya

keterlibatan Budiono dalam kasus korupsi Bank Century,

hal itu tidak sendirinya menjadikan Budiono menjadi

tersangka. Oleh sebab itu, Pengadilan tidak sependapat

dengan Ahli Firman Wijaya yang berpendapat dengan

adanya Putusan Mahkamah Agung tersebut, maka tidak

perlu lagi dicari bukti permulaan melainkan penyidik

tinggal melimpahkan saja ke penuntut umum;

Menimbang, bahwa Pengadilan sependapat dengan Ahli

Adnan Pasliadja yang berpendapat putusan pengadilan

(Mahkamah Agung) yang telah berkekuatan hukum

tetap tidak otomatis putusan itu berlaku untuk perkara

lainnya. Jadi tidak bisa diambil alih begitu saja

melainkan semua harus dimulai dengan proses baru,

yaitu dengan surat perintah baru, penyelidikan baru

Hal 42 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Page 147: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dan penyidikan baru, walaupun keterangan saksi atau

keterangan tersangka bisa jadi sama dengan perkara

terdahulu.”;

Adapun hingga saat ini, dan sampai saat ini Termohon

masih melakukan pengumpulan bahan dan keterangan

dalam rangka mendalami dan melakukan analisa

terhadap perkara Bank Century. Hal tersebut tentunya

perlu untuk dipahami apabila Termohon memerlukan waktu

yang cukup dalam menangani perkara korupsi Bank Century

yang dikenal sebagai kasus mega skandal keuangan

terbesar pasca reformasi, melibatkan banyak pihak, rumit,

dan sulit pembuktiannya. Hal ini juga telah sejalan dengan

pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

pada halaman 23 Putusan Praperadilan nomor

12/Pid.Prap/2016/PN.JKT.SEL, adalah sebagai berikut” :

“Menimbang, bahwa kasus Bank Century dikenal sebagai

kasus mega skandal keuangan terbesar pasca reformasi

yang mengindikasikan dugaan keterlibatan banyak pihak

sehingga bisa dipahami kalau proses hukumnya

memerlukan waktu serta ketelitian yang lebih untuk

membongkar dan mengusutnya.”;

Berdasarkan hal tersebut, Hakim yang telah memeriksa

permohonan praperadilan yang memiliki obyek sengketa

yang sama dengan perkara aquo pun telah berpandangan

bahwa adalah hal yang bisa dipahami dan sangat wajar

apabila Termohon sangat hati-hati dan cermat dalam

menangani perkara aquo karena sifat dari perkara korupsi

bank century yang memerlukan waktu serta ketelitian yang

lebih untuk membongkar dan mengusutnya;

Selain itu, tidak ada ketentuan hukum yang mengatur kapan

suatu perkara harus dimulai penyelidikan dan tidak ada

ketentuan hukum yang mengatur batasan waktu suatu proses

penyelidikan/penyidikan sebagaimana diatur oleh Pasal 102

ayat (1) KUHAP dan Pasal 106 KUHAP. Sedangkan dalam

Pasal 25 UU Tindak Pidana Korupsi berbunyi : ”Penyidikan,

Hal 43 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Page 148: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam

perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari perkara

lain guna penyelesaian secepatnya”. Demikian maka kata

”segera” atau ”secepatnya” sebagaimana bunyi ketentuan

tersebut diatas tentunya bersifat kasuistis karena setiap

perkara berbeda-beda tingkat kerumitan maupun waktu

penyelesaiannya. Oleh karena itu, dapat dipahami apabila

Termohon memerlukan waktu yang cukup dalam menangani

perkara korupsi Bank Century yang dikenal sebagai kasus

mega skandal keuangan terbesar pasca reformasi,

melibatkan banyak pihak, rumit, dan sulit pembuktiannya;

Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, KPK harus

berpedoman pada asas-asas yang diatur dalam Pasal 5 UU

KPK, yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,

kepentingan umum, dan proporsionalitas. Oleh karena itu,

Termohon mengedepankan prinsip kecermatan dan kehati-

hatian dalam setiap tindakan, termasuk yang bersifat

administratif dan prosedural (formil), untuk meminimalisir

potensi risiko termasuk risiko adanya gugatan praperadilan

khususnya setelah diperluasnya obyek praperadilan melalui

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014

tanggal 28 April 2015. Termohon harus melakukan tindakan

yang cermat termasuk tindakan yang bersifat formil baik

dalam tahap penyelidikan maupun penyidikan (pro justitia)

sesuai hukum acara dan peraturan perundang-undangan

sehingga segala tindakan Termohon adalah SAH dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Terlebih lagi karena

tidak adanya kewenangan Termohon untuk menghentikan

penyidikan dan penuntutan. Selanjutnya Termohon pun

dituntut untuk melakukan tindakan yang cermat secara

materiil, agar tuntutan yang diajukan oleh Termohon dapat

terbukti secara SAH dan meyakinkan sehingga terdakwa

diputus bersalah oleh Majelis Hakim dalam persidangan di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi;

2. TERMOHON MELAKSANAKAN TUGAS DAN

KEWENANGAN SESUAI UU KPK :

Hal 44 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Page 149: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Dalil permohonan Praperadilan pada pokoknya yaitu:

Bahwa sejak Termohon dipimpin oleh Saut Situmorang

sebagai Wakil Ketua KPK maka tidak ada perkembangan

perkara korupsi Century, karena sejak awal termasuk fit

and proper test di DPR dan setelah dilantik, Saut

Situmorang menyatakan secara tegas tidak akan

meneruskan dan tidak memproses perkara Century, yang

pada saat ini dapat dipastikan berhenti dan tidak akan

berlanjut. (Posita angka 14 halaman 7 Permohonan

Praperadilan);

Termohon tidak segera melakukan Penyidikan dengan dalil

tidak ada batas waktu Penyidikan, namun hal ini haruslah

disinkronkan dengan ketentuan Pasal 78 KUHP tentang

Daluarsa, sehingga upaya mengulur-ulur waktu haruslah

dimaknai Termohon akan menunggu daluarsa sehingga

perkara secara otomatis berhenti penyidikannya

sebagaimana ketentuan pasal 109 ayat 2 KUHAP. (Posita

angka 23 halaman 10 Permohonan Praperadilan);

Berdasarkan informasi publik, TERMOHON telah

melakukan serangkaian pengumpulan data, atau telaah

analisis atau penyelidikan dan atau penyidikan perkara

korupsi Bank Century berupa pengumpulan bukti-bukti

secara tertutup dan tidak adanya progress report,

sehingga bertentangan dengan asas-asas dalam Pasal 5

UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan

Korupsi (Posita angka 19 halaman 9 Permohonan

Praperadilan);

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak

benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan

jawaban/tanggapan sebagai berikut:

Bahwa dikaitkannya hal-hal yang terjadi dalam proses fit dan

proper test oleh Saut Situmorang yang dimaknai oleh

Pemohon dengan penghentian kasus Bank Century yang

telah ditangani oleh KPK sejak tahun 2012, dan upaya

Hal 45 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Page 150: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mengulur-ulur waktu menunggu daluwarsa penanganan

perkara berdasarkan Pasal 78 KUHP sehingga perkara

secara otomatis berhenti penyidikannya, hanyalah

merupakan asumsi Pemohon dan tidak ada hubungan

sebab dan akibat secara hukum dengan permohonan

Praperadilan sehingga haruslah diabaikan;

Pada dasarnya Pasal 78 KUHP adalah ketentuan hukum

yang mengatur mengenai jangka waktu daluwarsa

penuntutan atas suatu tindak pidana. Ketentuan Pasal 78

KUHP hanyalah mengatur batas waktu bagi Penegak Hukum

untuk melakukan penuntutan atas suatu tindak pidana, dan

tidaklah mengatur mengenai jangka waktu penyelidikan

ataupun penyidikan terhadap suatu perkara tindak pidana.

Sehingga dalam hal ini ketentuan hukum yang diatur dalam

Pasal 78 KUHP tidak ada korelasinya dengan obyek

sengketa yang dimohonkan oleh Pemohon dalam perkara

aquo, yaitu terkait dengan penghentian penyidikan secara

materil;

Sampai saat ini Termohon masih dilakukan pengumpulan

bahan dan keterangan dalam rangka melakukan

pendalaman dan analisa lebih lanjut terkait perkara Bank

Century. Termohon tidak pernah menerbitkan Surat

Penghentian Penyidikan atas perkara tindak pidana korupsi

sehubungan dengan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka

Pendek (FPJP) kepada PT Bank Century, Tbk., dan proses

Penetapan PT. Bank Century, Tbk sebagai Bank Gagal

Berdampak Sistemik, bahkan Termohon tidak memiliki

kewenangan untuk mengeluarkan surat perintah

penghentian penyidikan dan penuntutan dalam

perkara tindak pidana korupsi (vide Pasal 40 UU KPK)

sehingga tidak dimungkinkan bagi Termohon untuk

melakukan penghentian penyidikan;

Termohon melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam UU KPK dan sebagai

bentuk pertanggungjawaban Termohon kepada publik atas

Hal 46 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Page 151: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pelaksanaan tugasnya maka Termohon menyampaikan

laporan secara terbuka dan berkala kepada Presiden RI,

DPR RI, dan BPK sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat

(1) UU KPK. Laporan atas seluruh tindakan Termohon dapat

diakses secara terbuka oleh publik melalui website

http://www.kpk.go.id atau dapat diminta secara langsung

melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

KPK;

Bahwa pertanggungjawaban publik sebagaimana diatur

dalam Pasal 20 ayat (1) UU KPK diatur pelaksanaanya dalam

Pasal 20 ayat (2) UU KPK;

Pasal 20 UU KPK berbunyi sebagai berikut:

(1) Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab

kepada publik atas pelaksanaan tugasnya dan

menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala

kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa

Keuangan;

(2) Pertanggungjawaban publik sebagaimana dimaksud

pada ayat dilaksanakan dengan cara :

a. wajib audit terhadap kinerja dan

pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan

program kerjanya;

b. menerbitkan laporan tahunan; dan

c. membuka akses informasi;

Pada prinsipnya, pelaksanaan tugas dan kewenangan KPK

terbuka untuk diinformasikan kepada publik termasuk kepada

Pemohon apabila mengajukan permintaan informasi kepada

KPK, namun demikian terdapat informasi yang dikecualikan

sebagaimana ketentuan Pasal 17 huruf a UU KIP yang

berbunyi :

”Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap

Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi

Publik, kecuali:

Hal 47 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Page 152: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan

kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat

proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:

1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan

suatu tindak pidana;

2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi,

dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak

pidana;

3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-

rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan

penanganan segala bentuk kejahatan transnasional;

4. membahayakan keselamatan dan kehidupan

penegak hukum dan/atau keluarganya; dan/atau

5. membahayakan keamanan peralatan, sarana,

dan/atau prasarana penegak hukum;

Berdasarkan ketentuan tersebut, tentu apabila terdapat data

dan informasi terkait dengan penanganan perkara tindak

pidana korupsi Bank Century maka hal tersebut termasuk

dalam informasi yang dikecualikan sebagaimana ketentuan

Pasal 17 huruf a UU KIP, karena jika informasi tersebut

dibuka untuk publik maka dapat menghambat proses

penegakan hukum;

Dengan demikian tindakan yang dilakukan oleh Termohon

dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya telah sesuai

dengan asas-asas dalam Pasal 5 UU KPK;

3. Mengenai Permohonan Penetapan Pemanggilan Pejabat

Berwenang a.n. Saut Situmorang :

Dalil permohonan Praperadilan pada pokoknya yaitu:

Bahwa sejak Termohon dipimpin oleh Saut Situmorang

sebagai Wakil Ketua KPK maka tidak ada perkembangan

perkara korupsi Century, karena sejak awal termasuk fit

and proper test di DPR dan setelah dilantik, Saut

Situmorang menyatakan secara tegas tidak akan

Hal 48 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Page 153: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

meneruskan dan tidak memproses perkara Century, yang

pada saat ini dapat dipastikan berhenti dan tidak akan

berlanjut. Untuk itu sudah semestinya Saut Situmorang

didengar langsung keterangannya dalam persidangan

praperadilan aquo berdasar ketentuan KUHAP Pasal 82

ayat (1) huruf B. (Posita angka 14 halaman 7 Permohonan

Praperadilan dan Halaman 12 Permohonan Penetapan

Pemanggilan Pejabat Berwenang a.n Saut Situmorang);

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak

benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan

jawaban/tanggapan sebagai berikut:

Ketentuan Pasal 82 ayat (1) huruf b KUHAP berbunyi:

”cara pemeriksaan praperadilan untuk hal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 79, Pasal 80 dan Pasal 81

ditentukan sebagai berikut:

....

b. dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau

tidaknyapenangkapan atau penahanan, sah atau tidaknya

penghentian penyidikan atau penuntutan; permintaan ganti

kerugian dan atau rehabilitasi akibat tidak sahnya

penangkapan atau penahanan, akibat sahnya penghentian

penyidikan atau penuntutan dan ada benda yang disita

yang tidak termasuk alat pembuktian, hakim mendengar

keterangan baik dan tersangka atau Pemohon maupun

dan pejabat yang berwenang; ” ;

Merujuk pada ketentuan Pasal 6 huruf c jo Pasal 7 huruf a

UU KPK maka Termohon adalah lembaga yang berwenang

dalam penyelidikan, penyidikan dan penuntutan perkara

tindak pidana Korupsi yang dipimpin oleh Ketua dan Wakil

Ketua selaku pejabat negara [Pasal 21 ayat (1) dan (3) UU

KPK];

Dalam perkara aquo Pimpinan KPK termasuk Saut

Situmorang selaku pemberi kuasa telah memberikan kuasa

Hal 49 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Page 154: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

berdasarkan Surat Kuasa Nomor: 12 /HK.07.00/01-

55/03/2018 yang secara tegas memberikan kuasa kepada

penerima kuasa untuk menghadiri persidangan bertindak

untuk dan atas nama pemberi kuasa dalam perkara a quo

termasuk untuk menghadap di depan persidangan;

Surat Kuasa menurut ketentuan Pasal 1792 jo Pasal 1795

KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1792 KUHPerdata :

”Pemberian kuasa ialah suatu persetujuan yang berisikan

pemberian kekuasaan kepada orang lain yang menerimanya

untuk melaksanakan sesuatu atas nama orang yang

memberikan kuasa.”

1795 KUHPerdata :

”Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu

hanya mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih,

atau secara umum, yaitu meliputi segala kepentingan

pemberi kuasa.”;

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa secara hukum apabila seseorang telah memberikan

kuasa kepada pihak lain terhadap suatu perkara, sepanjang

kewenangan penerima kuasa disebutkan dalam surat kuasa,

maka penerima kuasa berwenang untuk melaksanakannya

untuk kepentingan pemberi kuasa. Dengan demikian

dikarenakan Saut Situmorang sebagai salah satu Pimpinan

KPK telah memberikan kuasa kepada nama-nama yang

disebutkan dalam Surat Kuasa Nomor: 12 /HK.07.00/01-

55/03/2018 tanggal 19 Maret 2018, maka Hakim Praperadilan

tidak perlu lagi menghadirkan Saut Situmorang ke hadapan

persidangan perkara aquo untuk didengar keterangannya;

Pada faktanya, permintaan keterangan terhadap pernyataan

Saut Simorang dalam fit and proper test bukanlah hal yang

baru diajukan oleh Pemohon. Hal serupa sebelumnya telah

diajukan Pemohon dan diputus oleh Hakim Praperadilan

dalam putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor:

Hal 50 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Page 155: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel yang menegaskan bahwa Saut

Situmorang sebagai pimpinan KPK telah diwakili oleh Kuasa

Termohon sehingga tidak diperlukan lagi hadir di

persidangan, sebagaimana pertimbangan hakim yang

selengkapnya berbunyi:

”Menimbang, bahwa Pengadilan berpendapat tidak

diperlukan untuk memanggil Saut Situmorang dalam

kedudukannya sebagai pejabat yang berwenang atau dalam

hal ini sebagai Pimpinan KPK sebab sudah diwakili oleh

Termohon. Kalau Saut Situmorang dipanggil sebagai saksi,

inipun tidak bisa dilakukan sebab Saut Situmorang adalah

Pimpinan KPK yang berarti sebagai Termohon dalam

Praperadilan ini, dan Termohon tidak bisa sekaligus didengar

sebagai saksi sehingga terhadap permohonan tersebut tidak

dapat dikabulkan.”;

Dengan demikian permohonan penetapan pemanggilan

pejabat berwenang a.n. Saut Situmorang, yang diajukan oleh

Pemohon Praperadilan aquo adalah tidak sesuai dengan

ketentuan Pasal 82 ayat (1) huruf b KUHAP, sehingga sudah

seharusnya ditolak atau sepatutnya dinyatakan tidak dapat

diterima (niet ontvankelijke verklaard);

BERDASARKAN URAIAN-URAIAN TERSEBUT DI ATAS,

PERMOHONAN PRAPERADILAN YANG DIAJUKAN PEMOHON

SEHARUSNYA DITOLAK ATAU SEPATUTNYA DINYATAKAN

TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET ONTVANKELIJKE VERKLAARD),

KARENA DIDASARKAN PADA DALIL-DALIL YANG KELIRU,

TIDAK BENAR, TIDAK BERALASAN, DAN TIDAK

BERDASARKAN HUKUM;

III. PENUTUP :

Berdasarkan uraian-uraian sebagaimana tersebut di atas, Termohon

berkesimpulan bahwa semua dalil-dalil yang dijadikan alasan

Pemohon untuk mengajukan permohonan Praperadilan ini adalah

tidak benar dan keliru oleh karena itu selanjutnya Termohon

memohon kepada Hakim Praperadilan untuk memeriksa, mengadili

Hal 51 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Page 156: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dan memutus perkara Praperadilan ini dengan amar putusan sebagai

berikut:

DALAM EKSEPSI:

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Termohon untuk

seluruhnya;

2. Menyatakan permohonan Praperadilan Nebis in Idem;

3. Menyatakan permohonan Praperadilan Prematur;

4. Menyatakan permohonan Praperadilan Bukan Lingkup

Praperadilan (Error In Objecto);

5. Menyatakan permohonan Praperadilan Merupakan Materi

Pokok Perkara;

6. Menyatakan permohonan Praperadilan Kabur (Obscuur Libel)

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menerima dan mengabulkan Jawaban/Tanggapan Termohon

untuk seluruhnya;

2. Menolak permohonan Praperadilan yang diajukan Pemohon

sebagaimana terdaftar dalam register perkara Nomor:

24/Pid.Prap/2018/PN.Jkt.Sel. atau setidaknya menyatakan

permohonan Praperadilan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk

verklaard);

3. Menyatakan Termohon telah melaksanakan tugas dan

kewenangan sesuai UU No. 30 Tahun 2002;

4. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara yang

timbul akibat permohonannya;

Atau apabila Hakim Praperadilan berpendapat lain, mohon putusan yang

seadil-adilnya (ex aquo et bono);

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya,

Pemohon telah mengajukan surat bukti sebagai berikut :

1. Foto kopi Akta Pendirian MAKI Nomor 175 tanggal 30 April 2007 yang

dibuat oleh Ikke Lucky A, SH. Notaris di Sukoharjo. (Bukti P-1);

2. Foto kopi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor :

98/PUU-X/2012, tanggal 21 Mei 2013. (Bukti P-2);

Hal 52 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Page 157: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

3. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor :

01/PRA/2014/PN.Byl, tanggal 8 Desember 2014. (Bukti P-3);

4. Foto kopi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 21/Pid.Sus/TPK/2014/

PN.Jkt.Pst, atas nama Terdakwa BUDI MULYA. (Bukti P-4);

5. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Nomor : 12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel,tanggal 10 Maret 2016. (Bukti

P-5);

6. Print Out Berita Online dengan Judul Berita : Saut Situmorang Emoh

Usut Century dan BLBI. (Bukti P-6);

7. Foto kopi Print Out Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi No. LK

TPK-18/KPK/11/2012, tanggal 19 Nopember 2012. (Bukti P-7);

8. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Nomor : 31/Pid.Prap/2014/PN.Jkt.Sel, tanggal 26 Maret 2014.

M(Bukti P-8);

9. Foto kopi Salinan Resmi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan Nomor : 117/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Sel, tanggal 24

Oktoer 2017. (Bukti P-9);

10. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Nomor : 141/Pid.Prap/2017/PN.Jkt.Sel, tanggal 18 Januari 2018.

(Bukti P-10);

11. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Semarang Nomor

: 05/Pid.Prap/2017/PN.Smg, tanggal 18 Juli 2017. (Bukti P-11);

Surat bukti berupa foto kopi tersebut telah dibubuhi meterai cukup dan

setelah dicocokan dengan aslinya ternyata sesuai aslinya, kecuali bukti

bertanda P-2, P-3, P-4, P-7, P-8 dan P-8 tidak diajukan aslinya, sedangkan

Bukti P-6 sesuai Print Out;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil sangkalannya,

Pemohon juga mengajukan seorang saksi bernama Dra. ANNE S. MULYA

dan 2(dua) orang ahli bernama HERI FIRMANSYAH S.H.,M.Hum.MPA

dan DR. FUAD BAWAZIER, MA, yang dibawah sumpah telah

memberikan keterangan sebagaimana tertuang dalam berita acara sidang;

Hal 53 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Page 158: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil sangkalannya,

Termohon telah mengajukan surat bukti sebagai berikut :

1. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Nomor : 12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel,tanggal 10 Maret 2016. (Bukti

T-1);

2. Foto kopi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor :

21/PUU-X/2014, tanggal 28 April 2015. (Bukti T-2);

3. Foto kopi Laporan Tahunan Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun

2015 halaman 79-82, 93-94 dan 97-104. (Bukti T-3);

4. Foto kopi Laporan Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2017

halaman 91-142. (Bukti T-4);

5. Foto kopi Print Out website kpk htps://www.kpk/go.id/splash/. (Bukti

T-5);

Surat bukti berupa foto kopi tersebut telah dibubuhi meterai cukup dan

setelah dicocokan dengan aslinya ternyata sesuai aslinya, kecuali bukti

bertanda T-2 dan T-5 sesuai Print Out;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini Termohon tidak mengajukan

saksi dan ahli;

Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon dan Termohon telah

mengajukan Kesimpulan secara tertulis masing-masing tertanggal

6 April 2018 yang isi dan maksudnya sebagaimana terlampir dalam Berita

Acara Persidangan perkara ini yang untuk singkatnya dianggap telah

dipertimbangkan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan

putusan ini;

Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak menyatakan tidak

mengajukan hal-hal lainnya lagi dalam perkara ini dan mohon Putusan;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian Penetapan ini,

maka segala sesuatu yang termuat dalam Berita Acara Persidangan

dianggap telah termuat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :

DALAM EKSEPSI :

Hal 54 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Page 159: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut,

Termohon telah mengemukakan eksepsi yang setelah disimpulkan sbb :

1. Permohonan Praperadilan Ne bis in idem;

2. Permohonan Praperadilan Prematur;

3. Permohonan Praperadilan bukan ruang lingkup Praperadilan ( error in

objecto );

4. Permohonan Praperadilan merupakan materi pokok perkara;

5. Permohonan Praperadilan kabur ( obscuur libel );

Ad. 1. Permohonan Praperadilan ne bis in idem:

Menimbang, dalam jawabannya Termohon mengemukakan bahwa

perkara ini sudah ne bis in idem sebagaimana datas dalam Pasal 1917

KUHPerdata sebagai berikut:

“Kekuatan suatu putusan Hakim yang telah memperoleh kekuatan

hukum yang pasti hanya mengenai pokok perkara yang

bersangkutan. Untuk dapat menggunakan kekuatan itu, soal yang

dituntut harus sama, tuntutan harus didasarkan pada alasan yang

sama, dan harus diajukan oleh pihak yang sama dan terhadap pihak-

pihak yang sama dalam hubungan yang sama pula.”;

Hal ini pun juga sesuai dengan pendapat hukum dari M. Yahya Harahap,

SH dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,

Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan pengadilan halaman

439, yang menyatakan bahwa:

“Ne Bis In Idem disebut juga exceptie van gewijsde zaak yang berarti

bahwa sebuah perkara dengan obyek sama, yang diputus oleh

pengadilan yang berkekuatan tetap / yang sudah memiliki kekuatan

yang mengikat oleh badan peradilan yang berwenang”;

Selain itu, asas ne bis in idem mutlak untuk diterapkan oleh Hakim dalam

memeriksa suatu perkara yang sama dengan perkara terdahulu

sebagaimana kaidah hukum Putusan Mahkamah Agung, Putusan

Mahkamah Agung No. 588 K/Sip/1973 tanggal 03 Oktober 1973, yang

menyatakan sebagai berikut:

Hal 55 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Page 160: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

"Karena perkara ini sama dengan perkara yang terdahulu, baik

mengenai gugatannya maupun obyek-obyek perkara dan juga

penggugat-penggugatnya, yang telah mendapat keputusan dari

Mahkamah Agung (Putusan tanggal 19 Desember 1970 No. 350

K/Sip/1970), seharusnya gugatan dinyatakan tidak dapat diterima";

Adapun asas ne bis in idem dalam Pasal 1917 KUH Perdata dalam

praktek peradilan telah mengalami perkembangan penafsiran, antara lain :

‒ Putusan Mahkamah Agung tanggal 13 April 1976 No. 647K/Sip/1973,

yang kaidah hukumnya yaitu : “Ada atau tidaknya azas nebis in idem

tidak semata-mata ditentukan oleh para pihak saja, melainkan terutama

bahwa obyek dari sengketa sudah diberi status oleh keputusan

Pengadilan Negeri yang lebih dulu dan telah mempunyai kekuatan pasti

dan alasannya sama”;

‒ Putusan Mahkamah Agung tanggal 20 Mei 2002 No. 1226K/Pdt/2001,

yang kaidah hukumnya yaitu : “Meski kedudukan subyeknya berbeda

tetapi obyek sama dengan perkara yang diputus terdahulu dan

berkekuatan hukum tetap maka gugatan dinyatakan nebis in idem”;

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut hakim

Praperadilan berpendapat bahwa walaupun seluruh kaidah pasal 1917

KUHPerdata telah terpenuhi secara formal, tapi putusan praperadilan

hanya memutus apakah secara formil proses yang dilakukan oleh penyidik

dan belum memutus tentang pokok perkara yang harus diperiksa secara

majelis, sehingga hakim berpendapat dalam suatu permohonan

praperadilan tidak ada pembuktian tentang materi pokok perkara, sehingga

tidak ada ne bis in idem dalam perkara praperadilan, sehingga dengan

demikian sepanjang eksepsi poin ini adalah tidak beralasan dan harus

ditolak;

Ad. 2. Permohonan Praperadilan Prematur:

Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya mengemukakan

bahwa Termohon tidak pernah menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan

atas perkara tindak pidana korupsi sehubungan dengan pemberian

Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada PT Bank Century,

Tbk., dan proses Penetapan PT. Bank Century, Tbk sebagai Bank Gagal

Berdampak Sistemik. Bahkan Termohon tidak memiliki kewenangan untuk

Hal 56 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56

Page 161: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan dan penuntutan

dalam perkara tindak pidana korupsi (vide Pasal 40 UU KPK) sehingga

tidak dimungkinkan Termohon melakukan penghentian penyidikan;

Oleh karena itu, permohonan Praperadilan yang diajukan oleh

Pemohon adalah prematur sehingga seharusnya ditolak atau setidak-

tidaknya harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke

verklaard);

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut Hakim

Praperadilan berpendapat bahwa kalau memang Termohon tidak atau

belum mengeluarkan SP3 dengan alasan Termohon dalam undang-

undang tidak ada kewenangan untuk menerbitkan SP3, harus ada

penjelasan secara hukum sampai kapan status seseorang yang

disebutkan dalam dakwaan yang di junctokan dengan Pasal 55 KUHP

apakah akan diteruskan atau dikeluarkan dari dakwaan tersebut, sehingga

dengan demikian apa yang diinginkan demi tegaknya hukum dan keadilan,

masyarakat pencari keadilan harus dapat mengujinya dan hakim

berpendapat bahwa lembaga praperadilan sebagai lembaga kontrol secara

horizontal setiap tindakan penegak hukum sehingga permohonan ini tidak

prematur dan dengan demikian eksepsi ini tidak beralasan dan harus

ditolak;

Ad. 3. Permohonan Praperadilan bukan ruang lingkup Praperadilan

(error in objecto):

Menimbang, dalam jawabannya Termohon mengemukakan bahwa

dikaitkannya hal-hal yang terjadi dalam proses fit dan proper test oleh

Saut Situmorang yang dimaknai oleh Pemohon dengan penghentian kasus

Bank Century yang telah ditangani oleh KPK sejak tahun 2012, dan upaya

mengulur-ulur waktu menunggu daluwarsa penanganan perkara

berdasarkan Pasal 78 KUHP sehingga perkara secara otomatis berhenti

penyidikannya, hanyalah merupakan asumsi Pemohon dan tidak ada

hubungan sebab dan akibat secara hukum dengan permohonan

Praperadilan sehingga haruslah diabaikan;

Menimbang, lebih lanjut Termohon mengemukakan bahwa

Praperadilan adalah lembaga yang mengawasi dan menguji atas tindakan-

tindakan yang dilakukan penyidik atau penuntut umum sebagai sarana

pengawasan horizontal atas segala upaya paksa yang dilakukan oleh

Hal 57 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Page 162: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

aparat penegak hukum untuk kepentingan pemeriksaan perkara pidana

agar tindakan aparat penegak hukum tersebut tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan. Lingkup kewenangan Praperadilan

secara limitatif telah ditentukan dalam Pasal 1 Angka 10 jo. Pasal 77

KUHAP dan berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-

XII/2014 tanggal 28 April 2015 lingkup kewenangan mencakup juga

praperadilan mengenai sah atau tidaknya penetapan tersangka,

penggeledahan, dan penyitaan. Lebih lanjut, secara tegas Mahkamah

Agung mengatur lingkup Praperadilan dalam Pasal 2 Peraturan

Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 4 tahun 2016 tentang Larangan

Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan menyatakan bahwa objek

Praperadilan terbatas pada sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,

penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan, penetapan

tersangka, penyitaan dan penggeledahan, serta ganti kerugian dan atau

rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada

tingkat penyidikan atau penuntutan. Dengan demikian, sudah jelas bahwa

permohonan Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon adalah TANPA

ALASAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG karena dalil-dalil yang

diajukan oleh Pemohon Praperadilan bukan lingkup (obyek) Praperadilan

atau Error in Objecto, sehingga permohonan sudah sepatutnya ditolak

atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke

verklaard);

Terhadap jawaban Termohon ini , Hakim praperadilan berpendapat

bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014

tanggal 28 April 2015, yang mengemukakan bahwa untuk memenuhi

maksud dan tujuan yang hendak ditegakkan dan dilindungi dalam proses

praperadilan adalah tegaknya hukum dan perlindungan hak asasi manusia

sebagai tersangka/ terdakwa dalam pemeriksaan penyidikan dan

penuntutan, serta dengan memperhatikan nilai-nilai hak asasi manusia

yang terdapat dalam Undaang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia dan perlindungan hak asasi manusia, yang termaktub

dalam BAB XA UUD 1945, maka setiap tindakan penyidik yang tidak

memegang teguh prinsip kehati-hatian dan diduga telah melanggar

hak asasi manusia, dapat dimintakan perlindungan kepada pranata

praperadilan , meskipun hal tersebut dibatasi secara limitatif oleh

ketentuan Pasal 1 angka 10 jungto Pasal 77 huruf a KUHAP……..dst;

Hal 58 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Page 163: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa lembaga praperadilan tugasnya adalah sebagai

lembaga kontrol secara horizontal atas setiap kegiatan atau tindakan

penegak hukum yang dilakukan dalam proses melaksanakan hukum

formil dalam KUHAP dan kalau ada yang belum jelas atau remang-

remang disitulah tugas hakim untuk memberi penjelasan atau penafsiran

sebagaimana diatur dlam undang-undang pokok kekuasaan kehakiman

No. 48 Tahun 2009, Undang Undang Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2009

tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985

tentang Mahkamah Agung dan konstitusi kita UUD 1945, bahwa penegak

hukum bukan hanya menegakkan hukum tetapi juga menegakkan hukum

dan keadilan, sehingga dengan demikian eksepsi ini tidak beralasan dan

harus ditolak;

Ad. 4. Eksepsi tentang permohonan praperadilan merupakan materi

pokok perkara:

Menimbang, bahwa dalam jawabanya Termohon mengemukakan

bahwa dalil-dalil permohonan Praperadilan tersebut telah menunjuk orang-

orang tertentu yang seharusnya menjadi tersangka atau turut serta dalam

perkara tindak pidana korupsi Bank Century telah memasuki materi pokok

perkara tindak pidana korupsi. Putusan Mahkamah Agung yang telah

berkekuatan hukum tetap dalam perkara dengan Terdakwa Budi Mulya

tentu tidak serta merta dapat dilanjutkan untuk menetapkan seseorang

sebagai tersangka dan tidak secara otomatis berlaku atau diambil alih

untuk perkara lainnya, namun harus dimulai dengan proses yang baru

untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka. Fakta-fakta yang

terungkap dalam persidangan perlu dilakukan pendalaman dan analisa

lebih lanjut, dan sampai saat ini Termohon masih melakukan pengumpulan

bahan dan keterangan dalam rangka mendalami dan melakukan analisa

terhadap perkara Bank Century. Pembuktian keterlibatan orang-orang

yang diduga melakukan tindak pidana atau turut serta melakukan tindak

pidana haruslah dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dalam

tahap penyelidikan dan penyidikan serta selanjutnya pembuktian unsur-

unsur tindak pidana dilakukan dalam pemeriksaan di persidangan pokok

perkaranya (PN Tipikor) dengan jumlah Majelis Hakim yang lengkap

sebagaimana ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009

tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (UU Pengadilan Tipikor).

Lembaga Praperadilan tidak memiliki kewenangan untuk menentukan

Hal 59 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Page 164: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

orang-orang yang seharusnya dituntut dalam suatu perkara, ditetapkan

menjadi tersangka, ataupun dinilai turut serta dalam suatu perkara tindak

pidana korupsi. Oleh karena itu, tidak ada kewenangan Hakim

Praperadilan untuk menilai materi pokok perkara, mengingat lembaga

Praperadilan merupakan sarana pengawasan horizontal yang terbatas

melakukan pemeriksaan formil. Hal ini sebagaimana Yurisprudensi

Putusan Mahkamah Agung No. 227/K/Kr/1982 tentang Praperadilan, yang

menyatakan sebagai berikut:

“Bahwa wewenang Pengadilan Negeri merupakan wewenang

pengawasan horisontal”;

Bahwa Mahkamah Agung RI telah memberikan pedoman mengenai

pemeriksaan praperadilan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 2

ayat (2) dan ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 4

Tahun 2016 yang pada pokoknya bahwa pemeriksaan Praperadilan

terhadap permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka hanya

menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang

sah dan tidak memasuki materi perkara dan persidangan perkara

Praperadilan tentang tidak sahnya penetapan tersangka, penyitaan dan

penggeledahan dipimpin oleh Hakim Tunggal karena pemeriksaannya

tergolong singkat dan pembuktiannya yang hanya memeriksa aspek formil.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan KUHAP dan PERMA Nomor 4 Tahun

2016 yang diuraikan di atas, maka dalil-dalil Pemohon telah nyata-nyata

memasuki materi pokok perkara dugaan tindak pidana korupsi. Dengan

demikian, sudah jelas bahwa permohonan Praperadilan yang diajukan

Pemohon adalah TANPA ALASAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

karena dalil-dalil yang diajukan oleh Pemohon merupakan materi pokok

perkara yang seharusnya diperiksa, diadili, dan diputus dalam persidangan

oleh Majelis Hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan bukan

kewenangan Hakim Tunggal pada persidangan Praperadilan, sehingga

permohonan sudah sepatutnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan

tidak dapat diterima ( niet ont vankelijke verklaard );

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut, Hakim

Praperadilan berpendapat bahwa dengan tetap mengacu kepada KUHAP

dan Perma No. 4 Tahun 2016, Hakim Praperadilan tidak memasuki materi

perkara dengan menetukan bersalah atau tidaknya para Terdakwa, akan

Hal 60 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60

Page 165: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tetapi hanya akan mengujui berdasarkan teori hukum apakah dakwaan

yang disusun oleh Termohon dalam suatu dakwaan yang mengikutkaan

beberapa orang disebutkan melakukan tindak pidana secara bersama-

sama dan mengaitkannya dengan Pasal 55 KUHP tentang delneeming/

turut serta apakah harus diperlakukan sama dengan terdakwa lainnya

yang sudah diputus oleh hakim dalam perkara pokoknya dan dinyatakah

bersalah dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap ( in kracht van

gewijsde ), atau pencantuman nama-nama terdakwa lainnya itu hanya

suatu formalitas belaka dan tidak punya arti apa-apa sehingga tidak perlu

dilakukan penuntutan terhadap mereka;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan - pertimbangan

tersebut di atas, maka permohonan praperadilan ini belum mmemasuki

materi pokok perkara sehingga dengan demikian eksepsi Termohn

tersebut adalah tidak berdasar hukum dan sudah seharusnya ditolak;

Ad. 5. Permohonan Praperadilan kabur ( obscuur libel ):

Menimbang, bahwa dalam jawabannya Termohon mengemukakan

bahwa PERMOHONAN PRAPERADILAN KABUR (OBSCUUR LIBEL),

Secara formil, dalil-dalil dalam permohonan Praperadilan (posita) atau

Fundamentum Petendi yaitu bagian yang berisi dalil yang menggambarkan

secara jelas adanya hubungan yang menjadi dasar atau uraian dari suatu

tuntutan. Dalam mengajukan suatu tuntutan, Pemohon/penggugat juga

harus menguraikan terlebih dahulu secara jelas dan tidak kabur alasan-

alasan atau dalil-dalil yang melandasi pengajuan tuntutannya atau dengan

kata lain posita/fundamentum petendi berisi uraian tentang kejadian

perkara atau duduk persoalan suatu kasus, sedangkan petitum berisi

tuntutan apa saja yang dimintakan oleh Pemohon/penggugat kepada

hakim untuk dikabulkan;

Pemohon telah mengajukan dalil-dalil permohonan Praperadilan yang

tidak jelas dan kabur, karena Pemohon tidak menguraikan alasan yang

jelas dalam menyatakan bahwa Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru

Kristiyana merupakan pihak yang terlibat sebagai pelaku tindak pidana

korupsi Bank Century;

Dalam obyek permohonan aquo, Pemohon telah menyatakan bahwa

Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana merupakan pelaku yang

turut serta terlibat dalam tindak pidana korupsi perkara aquo, tanpa uraian

Hal 61 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Page 166: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

yang jelas, berdasar hukum dan didukung bukti-bukti yang valid. Padahal,

dalam perkara tindak pidana korupsi sehubungan dengan pemberian

Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada PT Bank Century,

Tbk., dan proses Penetapan PT. Bank Century, Tbk. sebagai Bank Gagal

Berdampak Sistemik, pada faktanya Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan

Heru Kristiyana sama sekali tidak pernah didakwakan bersama-sama

dengan Budi Mulya dalam perkara tindak pidana korupsi tersebut,

sebagaimana Surat Dakwaan dari Penuntut Umum dalam Perkara Nomor:

21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST tanggal 16 Juli 2014 dengan terdakwa

Budi Mulya. Demikian pula dalam pertimbangan Majelis Hakim tingkat

pertama dalam Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat

Nomor : 21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST tanggal 16 Juli 2014,

pertimbangan Majelis Hakim tingkat banding dalam Putusan Pengadilan

Tinggi DKI Jakarta No.67/PID/TPK/2014/PT.DKI, maupun pertimbangan

Majelis Hakim pada tingkat Kasasi dalam Putusan Mahkamah Agung No.

861 K/Pid.Sus/2015, tidak ada fakta hukum dalam pertimbangan Majelis

Hakim yang menyebutkan nama Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru

Kristiyana sebagai pelaku yang melakukan tindak pidana secara bersama-

sama dalam pemberian FPJP kepada PT. Bank Century, Tbk;

Dengan demikian, POSITA dan PETITUM dalam permohonan

Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon adalah kabur, tidak berdasar

dan tidak jelas (Obscuur Libel), TANPA ALASAN BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG, sehingga permohonan sudah sepatutnya ditolak atau

setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke

verklaard);

Menimbang, Hakim Praperadilan berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan permohonan kabur/ tidak jelas atau obscuur libel adalah

permohonan yang berisi pernyataan pernyataan yang saling bertentangan

satu sama lain, sehingga tidak dapat dijawab dengan mudah oleh pihak

Termohon;

Menimbang, bahwa salah satu yang kerap mengakibatkan suatu

gugatan/ permohonan dianggap cacat formil adalah karena dalil-dalil

permohonan kabur, artinya permohonan tidak jelas. Kekaburan atau

ketidak jelasan suatu permohonan dapat ditentukan berdasarkan hal-hal

sebagai berikut :

Hal 62 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Page 167: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Posita (fundamentum petendi) tidak menjelaskan dasar hukum

(rechtgrond) dan kejadian yang mendasari permohonan atau ada

dasar hukum tetapi tidak menjelaskan fakta kejadian atau sebaliknya.

Dalil gugatan yang demikian tentunya tidak memenuhi syarat jelas

dan tegas;

2. Tidak jelas objek yang disengketakan;

3. Terdapat saling pertentangan antara posita dengan petitum;

4. Petitum tidak terinci, tapi hanya berupa kompositur atau ex aequo et

bono;

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut di atas, Hakim Praperadilan

berpendapat bahwa permohonan Pemohon telah cukup jelas

menguraikan tentang dalil-dalil permohonannya , yaitu tentang tidak

konsekuennya Termohon dalam membuat dakwaan dalam suatu tindak

pidana yang dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama

(delneeming), akan tetapi setelah salah satu orang terdakwa dihukum

penjara dan telah berkekuatan hukum tetap, terhadap terdakwa yang

lainya tidak ada kejelasan dan penjelasan dari Termohon apakah mereka

harus dimintakan pertanggungjawabannya sebagai terdakwa atau hanya

sebatas formalistas belaka dan selalu berlindung dibelakang UU bahwa

Termohon tidak mengenal penghentian penyidikan dan tidak juga

menindaklanjuti apakah akan diteruskan atau tidak sehingga dapat

menimbulkan ketidakadilan bagi keluarga terdakwa yang telah diputus dan

dipidana dan telah berkekuatan hukum tetap, sehingga dengan demikian

eksepsi Termohon tersebut adalah tidak beralasan hukum dan sudah

seharusnya ditolak;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut di atas, maka seluruh eksepsi Termohon adalah tidak beralasaan

hukum dan harus ditolak seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA:

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Praperadilan

ini sebagaimana tersebut di atas ;

Menimbang, bahwa yang menjadi persoalan pokok dalam

permohonan praperadilan ini adalah bahwa Pemohon mendalilkan bahwa

Termohon telah melakukan seolah-olah ”penghentian penyidikan

Hal 63 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63

Page 168: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

secara materil” karena membiarkan berlarut-larutnya kasus Bank Century

dimana salah seorang terdakwanya Budi Mulya yang telah di vonnis oleh

Pengadilan sampai pada tahap Kasasi dan telah berkekuatan hukum

tetap ( inkracht van gewijsde ) sejak tahun 2015, akan tetapi terhadap

terdakwa lainnya yang didakwa secara bersama-sama dengan terdakwa

Budi Mulya tidak pernah diproses dan tidak jelas status hukumnya

sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian dan ketidakadilan dan

pelanggaran terhadap asas hukum pidana dan hak asasi manusia;

Menimbang, bahwa permohonan Pemohon tersebut telah dibantah

oleh Termohon, maka kewajiban Pemohon untuk membuktikan terlebih

dahulu dalil-dalil permohonannya dan Termohon untuk membuktikan dalil

bantahannya dapat juga mengajukan bukti lawan ( tegen bewijs );

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonan nya,

maka Pemohon telah mengajukan surat-surat bukti yang diberi tanda

dengan surat bukti P-1 sampai dengan P – 11, dan mengajukan 1 ( satu )

orang saksi Dra. ANNE S. MULYA dan 2 ( dua ) orang ahli bernama

HERI FIRMANSYAH S.H.,M.Hum.MPA dan DR. FUAD BAWAZIER, MA,

yang menerangkan di bawah sumpah sesuai dengan agamanya yang

keterangannya sebagaimana tertuang dalam berita acara sidang;

Menimbang, bahwa demikian pula sebaliknya Termohon guna

meneguhkan dalil-dalil sangkalannya telah pula mengajukan surat-surat

buktinya yang diberi tanda dengan surat bukti T –1 sampai dengan T – 5,

akan tetapi tidak mengajukan baik saksi maupun ahli;

Menimbang, bahwa selanjutnya hakim akan mempertimbangkan

petitum permohonan Pemohon sebagai berikut:

Menimbang, bahwa petitum permohonan Pemohon pada poin 2 dan

3 yaitu agar menyatakan secara hukum TERMOHON telah melanggar

ketentuan dalam Pasal 5 dan 6 UU No. 30 tahun 2002 Tentang Komisi

Pemberantasan Korupsi, Pasal 25 UU Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi dan Pasal 50, 102 dan 106 KUHAP serta ketentuan perundang-

undangan yang berlaku dalam menangani korupsi Bank Century, sehingga

pelanggaran aquo merupakan bentuk penghentian penyidikan secara tidak

sah dan batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya atas perkara

korupsi Bank Century, karena tidak ditetapkannya Boediono , Muliaman D

Hadad, Raden Pardede dkk sebagai Tersangka dalam perkara korupsi

Hal 64 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64

Page 169: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Bank Century dan memerintahkan TERMOHON untuk melakukan proses

hukum selanjutnya sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku atas dugaan tindak pidana korupsi

Bank Century dalam bentuk melakukan Penyidikan dan menetapkan

tersangka terhadap Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk

dan melanjutkannya dengan Pendakwaan dan Penuntutan dalam proses

persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, akan dipertimbangkan

sebagai berikut:

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P – 4 yaitu Putusan

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat Nomor

21/Pid.Sus/TPK/2014/PN. Jkt.Pst. tanggal 16 Juli 2014, atas nama

terdakwa BUDI MULYA, terlihat pada dakwaan ( halaman 211 ) “ Bahwa

terdakwa BUDI MULYA…………..dst………… bersama-sama dengan

BOEDIONO selaku Gubernur Bank Indonesia, MIRANDA SWARAY

GOELTOM, selaku Deputy Senior Gubernur BI , SITI CHALIMAH

FADJRIAH, Selaku Deputy Gubernur bidang 6 Pengawasan Bank Umum

dan Syariah, S. BUDI ROCHADI ( saat ini sudah almarhum ) selaku

Deputy Gubernur Bidang 7 sisitim pembayaran, pengedaran uang, BPR

dan perkreditan, MULIAMAN DARMANSYAH HADAD , selaku Deputy

Gubernur Bidang 5 Kebijakan perbankan/ stabilisasi sistim keuangan dan

selaku Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan ( LPS ) ,

HARTADI AGUS SARWONO, selaku Deputy Gubernur Bidang 3 Kebjakan

Moneter dan ARDHAYADI MITROATMODJO, selaku Deputy Gubernur

Bidang 8 Logistik, keuangan , penyelesaian Asset, Sekretariat dan KBI

serta RADEN PARDEDE, selaku sekretaris Komite Stabilitas Sistim

keuangan ( KSSK ) ………………..dst….. ………” telah melakukan atau

turut serta melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungan

sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai sebagai suatu

perbuatan berlanjut , secara melawan hukum yaitu secara

bertentangan dengan Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1999 tentang

bank Indonesia, jo. UU No. 3 tahun 2004, tentang perubahan Undang-

Undang ……………..dst……… “;

Menimbang, bahwa dakwaan seperti tersebut di atas, menurut teori

hukum pidana disebut dengan Turut Serta atau Delneeming , yang

artinya terhadap satu perbuatan pidana telah dilakukan oleh beberapa

orang secara bersama-sama;

Hal 65 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65

Page 170: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan ahli yang diajukan

Pemohon yaitu HERI FIRMANSYAH, SH, MHUM. MPA menerangkan

bahwa apabila dakwaan yang di jungto-kan dengan Pasal 55 membawa

konsekuensi bahwa orang-orang yang disebutkan dalam dakwaan tersebut

harus dituntut juga dan diajukan juga sebagai tersangka dan harus dijatuhi

pidana, akan tetapi lama pemidanaanya bisa berbeda tergantung

peranannya dalam tindak pidana tersebut, seperti apakah ia orang yang

melakukan (pleger), turut serta melakukan (medepleger),menyuruh

lakukan (doenpleger) atau dibujuk melakukan (uitlokker) atau membantu

melakukan perbuatan pidana (medeplichtige). Menurut ahli adalah

merupakan suatu ketidakadilan dan pelanggaran terhadap hak asasi

manusia khususnya terdakwa dan keluarganya yang telah dipidana,

apabila hanya seorang saja yang dilakukan penuntutan dan dijatuhi

pidana, sementara yang lainnya tidak dan hal tersebut juga merupakan

pelanggaran terhadap asas-asas dasar hukum pidana yang diakui secara

universal dalam sisitim hukum pidana continental dan Penuntut Umum

harus bertangungjawab dan konsekuen kenapa ia memasukkan nama-

nama orang tersebut ke dalam dakwaannya dan tidak bisa sebagai

formalitas saja dalam menyusun dakwaan yang pasalnya ada turut serta;

Menimbang, bahwa terhadap ahli Pemohon lainnya yaitu

DR. FUAD BAWAZIER yang menerangkan bahwa sebenarnya keadaan

Bank Century pada waktu itu hanya bank kecil dan apabila ditutup tidak

akan menimbulkan dampak sistemik dan pengucuran dan penggelontoran

bantuan kepada Bank Century tersebut adalah suatu kesalahan karena

Bank Century tersebut telah dirampok oleh pemiliknya sendiri, serta

keterangan saksi Dra. ANNE S MULYA selaku istri dari terdakwa

Budi Mulya yang menerangkan bahwa keputusan yang diambil oleh

suaminya bukan suatu keputusan yang dilakukan secara sendiri tetapi

merupakan suatu keputusan yang kolektif kolegial dan pada saat itu BI

dipimpin oleh BOEDIONO sebagai Gubernur BI dan suami saksi hanyalah

sebagai Deputy, dan saat BOEDIONO selaku Wakil Presiden, pernah

mengunjungi Terpidana BUDI MULYA di Penjara Suka Miskin Bandung

bersama putrinya saksi, yaitu Nadya Mulya, Boediono secara pribadi

menyampaikan permohonan maafnya kepada Terpidana Budi Mulya atas

musibah yang dialaminya sehingga menjadi terpidana padahal itu

bukanlah kesalahannya dalam mengambil kebijakan;

Hal 66 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66

Page 171: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa terhadap keterangan ahli DR. FUAD

BAWAZIER dan saksi ANNE S MULYA di atas, hakim praperadilan

berpendapat bahwa keterangan tersebut adalah sudah menyangkut pokok

perkara dan sudah diputus dan dipertimbangkan dalam perkara pokoknya

yang saat ini sudah berkekuatan hukum tetap ( inkracht van gewijsde);

Menimbang, bahwa mensitir pendapat MAHRUS ALI, SH. MH,

dalam bukunya DASAR-DASAR HUKUM PIDANA, Penerbit Sinar

Grafika, Cetakan Pertama Juni 2011, pada halaman 126……… “

menjelaskan bahwa turut serta (medepleger), Van Hammel dan Trapmen

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan turut serta adalah apabila

perbuatan masing-masing peserta memuat semua anasir-anasir perbuatan

pidana yang bersangkutan, sedang Moelyatno mengatakan bahwa

medepleger adalah setidak-tidaknya mereka itu semua melakukan unsur

perbuatan pidana dan yang perlu ditekankan disini adalah dalam turut

serta terjadi kerjasama yang erat antara mereka pada waktu

melakukan perbuatan pidana. Dengan demikian di dalam turut serta

terdapat tiga ciri penting yang membedakannya dengan bentuk penyertaan

yang lain. Pertama, pelaksanaan perbuatan pidana melibatkan dua orang

atau lebih, Kedua, semua yang terlibat benar-benar melakukan kerjasama

secara fisik ( saling membantu ) dalam pelaksaan perbuatan pidana yang

terjadi. Ketiga, terjadinya kerjasama fisik bukan karena kebetulan, tetapi

memang telah merupakan kesepakatan yang telah direncanakan bersama

sebelumnya;

Menimbang, bahwa Pemohon telah berulangkali mengajukan Prap-

eradilan terhadap hal yang sama yaitu kenapa terdakwa yang lainnya yang

bersama-sama didakwakan dengan terpidana Budi Mulya tidak pernah dia-

jukan sebagai tersangka, apalagi terdakwa, sebagaimana terlihat dalam

alat bukti Pemohon bertanda P – 8 yaitu perkara Praperadilan No.

12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel. tanggal 10 Maret 2016, dalam Pertimbangan

Hakim alinea 3 halaman 24 dinyatakan:

“……………Adapun Termohon yang belum melakukan penyelidikan

dan/atau penyidikan terhadap dugaan keterlibatan Budiono dalam

kasus korupsi Bank Century, hal ini lebih kepada masalah etika hukum

daripada pelanggaran hukum, sebagaimana pendapat Ahli Adnan

Pasliadja, sehingga yang diperlukan adalah kesadaran dari Termohon

Hal 67 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67

Page 172: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

untuk bisa lebih cepat memulai penyelidikan dan/atau penyidikan

kasus tersebut dan melimpahkannya ke penuntut umum apabila

memenuhi syarat untuk dituntut dan disidangkan atau sebaliknya

menghentikan penyelidikan kalau tidak ditemukan bukti yang cukup,

dan dengan demikian ada kejelasan dan kepastian hukum atas kasus

tersebut.”;

Menimbang, bahwa dalam Praperadilan yang diajukan termasuk

Jawaban atas Perkara Permohonan Praperadilan Nomor

12/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Pst., tertanggal 30 Januari 2018, pada halaman 20

sampai dengan 21 (dalam permohonan Pemohon), menyatakan:

“Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap

dalam perkara dengan Terdakwa Budi Mulya tersebut tentu tidak

serta merta dapat dilanjutkan untuk menetapkan seseorang sebagai

tersangka dan tidak secara otomatis berlaku atau dimbil alih untuk

perkara lainnya, namun harus dimulai dengan proses yang baru

untuk menetapkan sesorang sebagai tersangka. Fakta-fakta yang

terungkap dalam persidangan perlu dilakukan pendalaman dan

analisa lebih lanjut, dan sampai saat ini Termohon masih dilakukan

pengumpulan bahan dan keterangan dalam rangka mendalami dan

melakukan analisa terhadap perkara Bank Cantury;

Bahwa tidak ada ketentuan hukum yang mengatur kapan suatu

perkara harus diimulai penyelidikan dan tidak ada ketentuan hukum

yang mengatur batasan waktu suatu proses penyelidikan/penyidikan.

Ketentuan Pasal 102 ayat (1) KUHAP hanya mengatur : “Penyelidik

yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang

terjadinya suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana

wajib segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan”.

Sedangkan Pasal 106 KUHAP berbunyi : “Penyidik yang mengetahui,

menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa

yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan

tindakan penyidikan yang diperlukan”;

Sedangkan dalam Pasal 25 UU Tindak Pidana Korupsi berbunyi :

“Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan

dalam perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari perkara

lain guna penyelesaian secepatnya”;

Hal 68 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68

Page 173: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Demikian maka kata “segera” atau “secepatnya” sebagaimana bunyi

ketentuan tersebut diatas tentunya bersifat kasuistis karena setiap

perkara berbeda-beda tingkat kerumitannya maupun waktu

penyelesaiannya, apalagi perkara korupsi Bank Century yang

melibatkan banyak pihak dan sulit pembuktiannya;

Oleh karena itu, perlu dipahami apabila Termohon memerlukan waktu

yang cukup dalam menangani perkara korupsi Bank Century yang

dikenal sebagai kasus mega skandal keuangan terbesar pasca

reformasi, melibatkan banyak pihak, rumit, dan sulit pembuktiannya;

Termohon dituntut sangat hati-hati dan cermat dalam menangani

perkara aquo dan tentunya harus berpedoman pada asas-asas yang

diatur dalam Pasal 5 UU KPK, yaitu : kepastian hukum, keterbukaan,

akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas. Oleh karena

itu, Termohon mengedepankan prinsip kecermatan dan kehati-hatian

dalam setiap tindakan termasuk yang bersifat administratif dan

procedural (formil), untuk meminimalisir potensi risiko termasuk risiko

adanya gugatan praperadilan khususnya setelah diperluasnya obyek

praperadilan melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-

XII/2014 tanggal 28 April 2015. Termohon harus melakukan tindakan

yang cermat termasuk tindakan yang bersifat formil baik dalam tahap

penyelidikan maupun penyidikan (pro justitia) sesuai hukum acara dan

peraturan perundang-undangan sehingga segala tindakan Termohon

adalah SAH dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Terlebih lagi karena tidak adanya kewenangan Termohon untuk

menghentikan penyidikan dan penuntutan. Selanjutnya Termohon pun

dituntut untuk melakukan tindakan yang cermat secara materiil, agar

tuntutan yang diajukan oleh Termohon dapat terbukti secara SAH dan

meyakinkan sehingga terdakwa diputus bersalah oleh Majelis Hakim

dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi”;

Menimbang, bahwa dalam Jawaban Perkara Praperadilan Nomor

12/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Pst., tertanggal 30 Januari 2018, pada halaman 22

alinea 2 (dalam permohonan Pemohon), menyatakan:

“Sampai saat ini Termohon masih melakukan pengumpulan bahan dan

keterangan dalam rangka melakukan pendalaman dan analisa lebih

lanjut terkait Perkara Bank Century. Termohon tidak pernah

Hal 69 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69

Page 174: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan atas perkara tindak pidana

korupsi sehubungan dengan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka

Pendek (FPJP) kepada PT Bank Cntury, Tbk., dan proses penetapan

PT. Bank Century, Tbk sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik,

bahkan Termohon tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan

surat perintah penghentian penyidikan dan penuntutan dalam perkara

tindak pidana korupsi (vide Pasal 40 UU KPK) sehingga tidak

dimungkinkan bagi Termohon untuk melakukan penghentian

penyidikan;

Menimbang, bahwa dalam putusan Praperadilan Nomor

12 /PId.Pra/2016/ PN. Jkt. Sel. tanggal 10 maret 2016, ahli yang diajukan

oleh Termohon Adnan Pasliadja, menerangkan bahwa ………….. “

sehingga yang diperlukan adalah kesadaran dari Termohon untuk bisa

lebih cepat memulai penyelidikan dan/atau penyidikan kasus tersebut dan

melimpahkannya ke penuntut umum apabila memenuhi syarat untuk

dituntut dan disidangkan atau sebaliknya menghentikan penyelidikan kalau

tidak ditemukan bukti yang cukup, dan dengan demikian ada kejelasan

dan kepastian hukum atas kasus tersebut.”;

Menimbang, dari alat bukti bertanda P – 6 yaitu berita online dari

CNN-TV yang ditulis oleh Aghnia Adzkia CNN Indonesia, senin , tanggal

21 Desember 2015 jam 19.20 WIB dengan judul “ Saut Situmorang

Emoh usut Century dan BLBI “ menulis bahwa Wakil Ketua KPK Saut

Situmorang menegaskan dirinya enggan mengusut dugaan korupsi kasus

Bank Century dan BLBI, alasannya , ada kesulitan dalam mencari dua alat

bukti kasus tersebut. Meski demikian Saut mengatakan tidak menutup

kemungkinan dua kasus tersebut akan tetap diusut jika empat pimpinan

lain menginginkannya. “ Saya ingin membangun korupsi dari nol jadi saya

tidak fokus ke kasus yang lalu seperti Century dan BLBI. Manurutnya

selain sulitnya pembuktian, kasus tersebut juga dinilai menghabiskan

banyak waktu tanpa hasil yang konkret. Terlebih muncul sejumlah

ancaman kriminalisasi pada penyidik dan jaksa yang mengungkap

sejumlah kasus “………….dst;

Menimbang, bahwa pernyataan Saut Situmorang tersebut sangat

bertentangan dengan Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi No. LK

TPK-18/KPK/11/2012 yang dilaporkan oleh ARRY WIDYATMOKO selaku

Hal 70 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70

Page 175: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Direktur Penyelidikan pada KPK yang pada halaman 17 dari 17 halaman

alinea terakhir, (vide bukti P – 7) yang menyebutkan bahwa : …….” Dari

fakta-fakta yang telah diperoleh sebagaimana tersebut di atas, telah

diketemukan bukti permulaan yang cukup tentang dugaan perbuatan

tindak pidana korupsi berupa Penyalahgunaan kewenangan dalam

pemberian FPJP dan Penetapan Bank Century sebagai Bank gagal

berdampak sistemik oleh Pejabat Bank Indonesia yaitu Siti Ch. Fadjriah,

Budi Mulya…….yang dapat menimbulkan kerugian keuangan Negara

yang dapat disangkakan telah melanggar Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal

64 ayat (1) KUHP “ dan laporan tersebut juga diketahui WARIH SADONO

sebagai Deputy Bidang Penindakan pada KPK;

Menimbang, bahwa hakim Praperadilan berpendapat bahwa adalah

suatu kejanggalan bahwa apa yang ditetapkan sudah mempunyai dua

alat bukti yang cukup oleh pejabat KPK terdahulu pada tahun 2012,

tetapi oleh Saut Situmorang dikatakan tidak akan diusut atau emoh usut

Century dan BLBI dengan alasan yang sangat subyektif yaitu “terlebih

muncul sejumlah ancaman kriminalisasi pada penyidik dan jaksa

yang mengungkap sejumlah kasus“ . Hakim Praperadilan sebaliknya

berpendapat bahwa dengan tantangan yang sedemikian hebatnya karena

apakah ada oknum-oknum tertentu yang menghalangi pengusutan tindak

pidana kasus Century, sulitnya menemukan dua alat bukti yang cukup dan

adanya kriminalisasi terhadap penyidik dan jaksa pada KPK dalam

menyidik sejumlah kasus, hal tersebut justru semakin membulatkan tekad

para komisioner KPK yang baru untuk lebih merapatkan barisan dalam

pemberantasan korupsi di Indonesia, karena korupsi telah menjadi

“ extra ordinary crime “ sehingga pemberantasannya juga harus

menggunakan metode atau cara dan alat-alat yang juga bersifat extra

Ordinary pula;

Menimbang, bahwa korupsi bukan lagi sebuah kejahatan yang

biasa, dalam perkembangannya, korupsi telah terjadi secara sistematis

dan meluas. Menimbulkan efek kerugian negara dan dapat

menyengsarakan rakyat. Karena itulah korupsi kini dianggap sebagai

kejahatan luar biasa (extra ordinary crime);

Hal 71 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71

Page 176: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa kejahatan korupsi telah disejajarkan dengan

tindakan terorisme. Sebuah kejahatan luar biasa yang menuntut

penanganan dan pencegahan yang luar biasa. Karenanya sebagai sebuah

kejahatan yang dikategorikan luar biasa, maka seluruh lapisan masyarakat

harus dibekali pengetahuan tentang bahaya laten korupsi dan

pencegahannya. Korupsi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap

demokrasi, bidang ekonomi, dan kesejahteraan umum negara. Dampak

negatif terhadap demokrasi korupsi mempersulit demokrasi dan tata

pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan

proses formal. Secara umum, korupsi mengikis kemampuan institusi dari

pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan

pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat

yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai

demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi;

Dampak negatif terhadap bidang ekonomi, korupsi juga mempersulit

pembangunan ekonomi karena ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor

perdata, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari

pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat

korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Dampak

negatif terhadap kesejahteraan umum, Korupsi politis ada di banyak

negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Korupsi

politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan pemberi

sogok, bukannya rakyat luas;

Menimbang, terhadap kondisi seperti diuraikan di atas, hakim

Praperadilan berpendapat bahwa bukankah KPK telah diberikan

kewenangan yang sangat besar yang tidak diberikan kepada Penegak

Hukum lainnya ( lembaga super body ), dan lagi pula pendapat

Saut Situmorang tersebut hanya bersifat pribadi yang diucapkan dalam

rangka fit proper test dan tidak menjadi sikap para komisioner KPK secara

kolektif sebagai suatu kelembagaan;

Menimbang, bahwa Hakim Praperadilan berpendapat pernyataan

Saut Situmorang, seorang calon Komisioner KPK, yang akhirnya terpilih

sebagai salah satu Komisioner KPK saat ini, menjadi paradoks dan kontra

produktif dengan apa yang ditemukan dan dilaporkan oleh Penyidik KPK

sebelumnya, bahwa telah ditemukan dua alat bukti yang cukup;

Hal 72 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72

Page 177: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa menarik apa yang telah disampaikan dan ditulis

oleh RIDWAN, SH. MHum. dalam disertasinya pada Program Pasca

sarjana ( S3) Universitas Airlangga Surabaya tahun 2013 yang berjudul :

“DISKRESI DAN TANGGUNGJAWAB PEJABAT DALAM

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA “ pada hlaman

64 dst mengatakan bahwa : “sebagaimana diberitakan, dalam

perkembangan penanganan kasus Bank Century ini, KPK telah

menetapkan pejabat BI yakni SF, mantan deputy bidang V Pengawasan

BI, dan BM, mantan Deputy Bidang IV Pengelolaan Moneter Devisa BI,

sebagai tersangka. BM dalam laporan audit investigasi Badan Pemeriksa

Keuangan diduga mendapat aliran dana Rp. 1 Milyar dan SF diketahui

memberikan disposisi untuk pemberian dana talangan ke Bank Century

meskipun Bank tersebut dinilai tidak layak. Penetapan dua orang

tersangka ini diduga kuat terkait dengan pelanggaran-pelangaran tersebut

di atas. Jika dilihat beberapa indikasi pelanggaran di atas, pihak yang

harus memikul tanggungjawab itu tidak hanya terbatas pada dua

orang tersangka tersebut, tetapi semua pihak yang terbukti

melakukan pelanggaran termasuk Gubernur BI, sesuai dengan asas

Contrarius Actus;

Menimbang, bahwa asas contrarius actus ini adalah asas yang

menyatakan bahwa Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara (“TUN”) yang

menerbitkan Keputusan TUN dengan sendirinya juga berwenang untuk

membatalkannya. Gubernur BI yang berwenang membuat peraturan BI

dan Gubernur itu pula yang berwenang mengubahnya. Untuk selanjutnya

pembuktian atas dugaan pelanggaran itu ditempuh melalui proses hukum

termasuk menguji motivasi di balik perubahan peraturan BI yang

mengakibatkan terjadinya kasus mega skandal korupsi Bank Century “;

Menimbang, bahwa pasal 44 UU KPK ayat (4) menyebutkan bahwa

dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi berpendapat bahwa perkara

tersebut diteruskan, Komisi Pemberantasan Korupsi melaksanakan

penyidikan sendiri atau dapat melimpahkan perkara tersebut kepada

penyidik kepolisian atau kejaksaan, dan pada ayat (5) dalam hal

penyidikan dilimpahkan kepada kepolisian atau kejaksaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4), kepolisian atau kejaksaan wajib melaksanakan

koordinasi dan melaporkan perkembangan penyidikan kepada Komisi

Pemberantasan Korupsi;

Hal 73 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73

Page 178: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa hakim Praperadilan berpendapat sesuai

dengan keterangan ahli KPK Adnan Pasliaja dalam perkara terdahulu,

yang mengatakan bahwa sehingga yang diperlukan adalah kesadaran

dari Termohon untuk bisa lebih cepat memulai penyelidikan dan/atau

penyidikan kasus tersebut dan melimpahkannya ke penuntut umum

apabila memenuhi syarat untuk dituntut dan disidangkan atau

sebaliknya menghentikan penyelidikan kalau tidak ditemukan bukti

yang cukup, dan dengan demikian ada kejelasan dan kepastian

hukum atas kasus tersebut;

Menimbang, bahwa sejalan dengan pendapat ahli tersebut, hakim

Praperadilan berpendapat bahwa daripada KPK digugat praperadilan

berkali-kali dan selalu menjawab dengan jawaban yang sama bahwa KPK

masih terus mendalami dan mengumpulkan bukti-bukti dan karena KPK

tidak bisa menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan yang waktunya tidak

jelas, dan yang sampai saat ini sudah tiga tahun sejak perkara Budi Mulya

berkekuatan hukum tetap, maka akan lebih terhormat dan elegant bila

KPK melimpahkan perkara tersebut ke Penuntut Umum atau Kepolisian

dan sesuai ayat 5, kepolisian atau kejaksaan wajib melaksanakan

koordinasi dan melaporkan perkembangan penyidikan kepada Komisi

Pemberantasan Korupsi, dengan pertimbangan ini, biarlah kepolisian dan

atau kejaksaan yang melanjutkan pengusutan penyelidikan dan penyidikan

kasus Bank Century untuk pada masa mendatang, dan apabila kepolisian

dan atau kejaksaan berpendapat penyidikan harus dihentikan sesuai

dengan pasal 109 ayat (2) KUHAP yaitu karena karena tidak terdapat

cukup bukti, bukan merupakan tindak pidana, dan penyidikan dihentikan

demi hukum, maka penyidik kepolisian dan atau kejaksaan bisa

menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan (SP3), sehingga ada kejelasan

apakah perkara atas nama-nama orang yang disebutkan secara bersama-

sama (turut serta) dalam perkara Budi Mulya menjadi jelas statusnya,

sehingga terpenuhi prinsip transparansi dan ada keadilan di dalamnya,

bukankah dalam setiap undang-undang dan peraturan yang dibuat oleh

Legislatif dan Eksekutif, sebagaimana tertuang dalam konstitusi kita,

Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Mahkamah

Agung, selalu menyebutkan bahwa penegak hukum harus menegakkan

hukum dan keadilan dan bukan menegakkan hukum an sich, semata;

Hal 74 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74

Page 179: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut di atas, hakim Praperadilan tidak sependapat dengan Pemohon

bahwa KPK telah melakukan penghentian penyidikan secara materil,

akan tetapi sebaliknya demi hukum dan keadilan serta perlindungan

terhadap hak asasi manusia, KPK harus melanjutkan pemeriksaan dan

penuntutan perkara ini secara tuntas terhadap nama-nama yang

disebutkannya dalam dakwaan perkara Budi Mulya, apapun resikonya

karena itulah konsekuensi logis yang harus dipertanggungjawabkan oleh

KPK kepada masyarakat, bahwa dalam melakukan penegakan hukum

tidak boleh melanggar prinsip-prinsip dan asas-asas hukum yang telah

diakui dalam teori hukum pidana yang berlaku universal, kalau tidak kita

akan ditertawakan oleh masyarakat dan dunia internasional, bahwa KPK

memang telah melakukan tebang pilih dalam pemberantasan tindak

pidana korupsi;

Menimbang, bahwa walaupun demikian, tujuan akhir dari proses

penegakan hukum dan proses peradilan adalah untuk menemukan

keadilan, kebenaran, dan manfaat dari penegakan hukum tersebut

sehingga oleh karena itu penegakan hukum harus didasarkan dengan

tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-

Undang dan berbagai peraturan lain yang mengatur dalam rangka

mewujudkan rasa keadilan masyarakat (Social Justice), rasa keadilan

moral (Moral Justice) dan keadilan menurut Undang-undang itu sendiri

(legal Justice) sehingga pada akhirnya diperoleh suatu keadilan total (total

Justice);

Menimbang, bahwa sejalan dengan tuntutan reformasi dan

paradigma dalam penyelenggaraan peradilan, maka sesungguhnya peran

dan tugas Aparatur penegak hukum adalah mengembalikan fungsi dan

tujuan penegakan hukum agar tidak kehilangan kekuatannya memberikan

perlindungan hukum bagi semua orang sehingga penegakan hukum

tersebut tidak hanya tajam kebawah tetapi juga tajam keatas yang

mencerminkan rasa keadilan yang bersifat total Justice tersebut;

Menimbang, bahwa oleh karena itu adanya lembaga Praperadilan

adalah sebagai kontrol yang bersifat horizontal dari Lembaga Yudikatif

terhadap proses penegakan hukum oleh aparat penegak hukum

sehingga pada akhirnya diharapkan aparat penegak hukum tersebut tetap

Hal 75 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75

Page 180: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

bekerja pada ruang dan ruang lingkup yang ditentukan peraturan hukum

dan perundang-undangan;

Menimbang, bahwa pertimbangan-pertimbangan tersebut perlu

dikemukakan karena apabila Pengadilan Negeri mempertimbangkan

dasar-dasar dan alasan yuridis putusan ini menjadi jelas, baik ratio

pertimbangan hukumnya maupun obitur diktum putusan sehingga dapat

difahami oleh semua pihak dan masyarakat, bagaimana sesungguhnya

penegakan hukum telah di laksanakan dengan sungguh-sungguh dalam

rangka menegakkan keadilan dan kebenaran, sehingga semangat

pemberantasan korupsi tetap dilakukan dalam koridor-koridor aturan

hukum tanpa melanggar aturan hukum itu sendiri;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut di atas, sepanjang petitum nomor poin 3 yaitu memerintahkan

Termohon untuk melakukan proses hukum selanjutnya sesuai dengan

ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku atas

dugaan tindak pidana korupsi Bank Century dalam bentuk melakukan

Penyidikan dan menetapkan tersangka terhadap Boediono, Muliaman D

Hadad, Raden Pardede dkk, atau melimpahkannya kepada Kepolisian dan

atau Kejaksaan untuk melanjutkan dengan Pendakwaan dan Penuntutan

dalam proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, karena

beralasan hukum, berkeadilan dan berkepastian hukum dan demi

perlindungan terhadap hak asasi manusia, maka harus dikabulkan;

Menimbang, bahwa Hakim telah mempelajari secara cermat seluruh

bukti-bukti, baik surat maupun saksi-saksi serta Ahli-Ahli yang diajukan

dan kesimpulan oleh kedua belah Pihak, akan tetapi selain dari pada yang

telah dipertimbangkan di atas, tidak ada lagi bukti-bukti yang dapat

menguatkan dalil Pemohon dan bantahan Termohon;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon dikabulkan

untuk sebagian dan menolak untuk selain dan selebihnya, maka

Termohon adalah pihak yang kalah, maka biaya perkara permohonan ini

dibebankan kepada Termohon ;

Menimbang, bahwa menurut Pasal 197 huruf i KUHAP,

menyebutkan bahwa Surat Putusan pemidanaan memuat ketentuan

kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya

yang pasti ;

Hal 76 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76

Page 181: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa Putusan Praperadilan bukanlah putusan yang

bersifat pemidanaan, maka dalam perkara a quo biaya perkara haruslah

diperhitungkan nihil ;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat putusan ini, segala

sesuatu yang tertuang dalam Berita Acara Sidang, adalah merupakan satu

kesatuan yang tak terpisah dengan Putusan ini;

Mengingat dan memperhatikan ketentuan Undang-Undang No.08

Tahun 1981 Tentang KUHAP, Undang-Undang No.30 Tahun 2002, Tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Putusan Mahkamah

Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, Undang-Undang

No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, serta peraturan hukum

lainnya yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I :

DALAM EKSEPSI :

− Menolak Eksepsi Termohon seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan permohonan Praperadilan Pemohon untuk

sebagian ;

2. Memerintahkan Termohon untuk melakukan proses hukum

selanjutnya sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku atas dugaan tindak pidana

korupsi Bank Century dalam bentuk melakukan Penyidikan dan

menetapkan tersangka terhadap Boediono, Muliaman D

Hadad, Raden Pardede dkk, (sebagaimana tertuang dalam

surat dakwaan atas nama Terdakwa BUDI MULYA) atau

melimpahkannya kepada Kepolisian dan atau Kejaksaan untuk

dilanjutkan dengan Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan

dalam proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat;

3. Menolak Permohon Pemohon Praperadilan untuk selain dan

selebihnya;

4. Membebankan biaya perkara kepada Termohon, sebesar

NIHIL;

Hal 77 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77

Page 182: IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · IJTIHAD HAKIM PADA PENETAPAN TERSANGKA . BERDASARKAN . PUTUSAN PRAPERADILAN

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Demikianlah diputuskan pada hari ini Senin, tanggal 9 April 2018,

oleh kami : EFFENDI MUKHTAR, S.H.,M.H, Hakim pada Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan, yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan sebagai Hakim Tunggal, untuk memeriksa dan mengadili

perkara Praperadilan ini, putusan mana telah diucapkan dalam sidang

yang terbuka untuk umum oleh Hakim Tunggal Praperadilan tersebut,

dengan dibantu MURATNO S.H.,M.H, Panitera Pengganti pada

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, serta dihadiri oleh Kuasa Pemohon

dan Kuasa Termohon.-

Panitera Pengganti, Hakim Tinggal Tersebut,

MURATNO. S.H.,M.H. EFFENDI MUKHTAR, S.H.,M.H.

Hal 78 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78