Pranata Dan Manajemen Pembangunan

14
PRANATA DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN IMPLEMENTASI PRANATA PEMBANGUNAN DI KOTA MALANG Oleh: Ellysa Bella Sukma Ramdhani 135060501111053 Kelas: B Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

description

arsitektur

Transcript of Pranata Dan Manajemen Pembangunan

Page 1: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

PRANATA DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN

IMPLEMENTASI PRANATA PEMBANGUNAN DI KOTA MALANG

Oleh:

Ellysa Bella Sukma Ramdhani

135060501111053

Kelas: B

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Page 2: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

Kajian Tentang Implementasi Perda RTRW Kota Malang Terhadap Penerbitan

IMB yang Melanggar Tata Ruang)

Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, telah

dan akan terus berkembang pesat sejalan dengan perkembangan dan perubahan sosial-budaya

ekonomi dan politiknya. Untuk terwujudnya kota Malang yang mandiri, berbudaya, sejahtera

dan berwawasan lingkungan yang saat ini merupakan visi dari pembangunan daerah kota

Malang. Terwujudnya kota malang yang mandiri dan sejahtera dibuktikan dengan

pertumbuhan perekonomian Kota Malang, dimana pada saat ini angka pertumbuhan

perekonomian mengalami peningkatan, angka pertumbuhan perekonomian mencapai 6,7

persen. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bangunan seperti mall, ruko, perumahan dan lain-

lain. Namun bila dicermati, pembangunan kota malang pada akhir-akhir ini lebih mengarah

pada pendekatan teori kapitalis, hal ini dibuktikan dengan arah pembangunan di kota malang,

dimana pembangunan pada saat ini diarahkan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-

besarnya dan kebebasan pasar tanpa memperhatikan aspek yang lain seperti halnya kondisi

sosiologi masyarakat, aspek lingkungan maupun hukum. Hal dibuktikan dengan banyaknya

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Malang,tidak sesuai dengan rencana tata

ruang dan wilayah (RT RW) Kota Malang. Seperti halnya penetrasi pusat-pusat perdagangan

di wilayah pendidikan, hilangnya taman-taman kota diganti dengan perumahan mewah, hutan

kota di buldoser, lahan ruang terbuka hijau menjelma menjadi ruko-ruko, hotel, mall dan

SPBU serta perubahan fungsi aset-aset publik menjadi pusat perdagangan/mall. Berikut

beberapa contoh pembangunan di Malang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan

wilayah (RT RW) Kota Malang namun masih tetap dilakukan oleh pemerintah, antara lain:

1. Pembangunan Mall MATOS (malang town square) di kawasan pendidikan/jalan

veteran, seharusnya area ini dipergunakan sebagai RTH(Ruang Terbuka Hijau) dan

tidak boleh dialihfungsikan dengan alasan apapun;

hal ini melanggar Perda No. 7 Tahun 2001 karena dibangun di ruang terbuka hijau. Selain itu pembangunan mall Matos ini juga menyalahi peraturan tentang tata guna lahan kota malang. Karna sejatinya area pembangunan Mall Matos merupakan kawasan pendidikan

Page 3: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

Peta tata guna lahan kota malang

Sumber:blog.ub.ac.id

Malang town square terletak di kawasan pendidikan

Sumber: kompassiana.com

2. Pembangunan apartemen pertama di malang

Page 4: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

Salah satu contoh pembangunan yang menyalahi RTRW yaitu pembangunan

apartemen pertama di Kota Malang yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No.2

Malang, tepatnya di tepi jembatan Soekarno Hatta, di tepi sungai Brantas dan

berhadapan dengan Politeknik Negeri Malang. Softlaunching apartement ini di

lakukan pada 9 Desember 2009 padahal IMB dikeluarkan pada Juni 2010.

Pembangunan apartement tersebut menimbulkan banyak dampak negatif, selain

mengurangi Lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pembangunan apartment tersebut

seharusnya tidak boleh dilakukan lantaran lokasinya yang berada di tepi/sempadan

sungai.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Malang terkait pemberian

izin berdirinya Apartemen Menara Soekarno Hatta menimbulkan banyak persoalan,

baik persoalan hukum, persoalan lingkungan dan persoalan sosial. Lokasi berdirinya

apartemen yang terletak berbatasan dengan Sungai Brantas menjadikan

pembangunannya dipertanyakan oleh banyak kalangan utamanya pengelola Sungai

Brantas serta instansi yang memiliki otoritas sumber daya air lainnya. Berdasarkan

rencana tata ruang dan wilayah kota Malang pembangunan apartemen Menara

Soekarno Hatta yang dibangun diwilayah kecamatan Lowokwaru tidak sesuai dengan

rencana tata ruang dan wilayah kota malang khususnya di kecamatan Lowakwaru hal

ini diungkapkan oleh anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Bambang. (Berita

Jatim.com). Pembangunan apartemen Soeha tjuga menimbulkan permasalahan

semakin berkurangnya Ruang Terbuka Hijau. Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kota Malang hanya sekitar 14 persen dari total luas wilayah daerah itu, padahal

ketentuan yang ditetapkan minimal 20 persen dari luas wilayah.

Pada saat awal didirikannya apartemen, terjadi pelanggaran yang dimana pada saat itu

masih berlaku Perda Nomor 7 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Malang tahun 2001-2011.

Selain itu, Komisi C DPRD Kota Malang mempertanyakan keluarnya izin

mendirikan bangunan (IMB) apartemen Menara Soekarno Hatta (Soehatt) yang belum

melengkapi dengan analisa mengenai dampak lingkungan lalu lintas (Amdal Lalin).

Sesuai dengan Perda No. 7 tahun 2010, Amdal Lalin sebagai prasyarat pengajuan

IMB. Amdal Lalin yang diajukan pengembang sangat dibutuhkan Dinas Perhubungan

(Dishub) Kota Malang untuk melakukan rekayasa lalu lintas di pintu masuk dan

keluar apartemen.

Page 5: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

Mengingat Jalan Soekarno Hatta yang menjadi pintu masuk apartemen masuk

dalam daerah padat kendaraan yang berpotensi kemancetan panjang. Dalam Perda No.

7 tahun 2010, Andal Lalin menjadi prasyarat bagi pengajuan permohonan IMB. Jika

belum ada Andal Lalin, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Malang

tidak bisa mengeluarkan IMB. Tapi, meski belum memiliki Andal Lalin, Menara

Soehatt sudah mengantongi IMB. (http://www.malangraya.info)

Keluarnya izin mendirikan bangunan(IMB) apartement ini oleh wali kota

Malang juga menjadi sorotan dari berbagai pihak, hal ini dikarenakan selain belum

memiliki amdal lalin dan sebelumnya PT Jasa Tirta sebagai salah satu pihak

pengelolah sungai Brantas belum memberikan izin terkait pembangunan apartement

didaerah sempadan sungai, keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Malang

juga bertentangan dengan pendapat dari para wakil rakyat atau anggota DPRD Kota

Malang maupun Jawa Timur. Dari sini sudah jelas bahwasanya terjadi ketidak

serasian dan perbedaan pendapat antara pejabat eksekutif dengan pejabat legeslatif

yang berfungsi sebagai pengontrol kinerja dari lembaga eksekutif, selain itu dalam

proses perizinan dan penetapan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota

Malang terdapat pembagian wewenang yang tidak sama antara kedunya. Dalam

proses perizinan dan penetapan kebijakan terkait pembangunan apartemet terdapat

transaksi politik dan ekonomi antara kedua belah pihak yaitu pihak pengelolah

apartement dengan pemerintah kota malang yang pada akhirnya dapat

menguntungkan kedua belah pihak namun akan berdampak terhadap kehidupan sosial

masyarakat dan lingkungan hidup Kota Malang.

Pada proses perizinan dan penetapan kebijakan terkait pembangunan

apartement terlihat seolah-olah bahwa terdapat transaksi politik dan ekonomi antara

pihak yaitu pihak pengembang/pengelola apartement dengan Pemerintah Kota Malang

yang pada akhirnya dapat menguntungkan kedua belah pihak dengan melanggar

hukum serta menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat dan

lingkungan hidup Kota Malang.

Page 6: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

Apartemen suhat dilihat dari gedung fakultas teknik universitas Brawijaya

Sumber: google.com

Apartemen suhat

Smuber: gambarrumah.com

Page 7: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

3. Pembangunan Ruko (Rumah Toko) yang menyimpangi ketentuan perda kota malang

nomor 7 tahun 2001 terhadap ruang terbuka hijau.Hal ini terjadi di kawasan ruko

sawojajar di jalan danau toba dikawasan ini terdapat sederetan ruko yang terbentang

disepanjang jalan ,padahal area ini seharusnya menjadi kawasan RTH;

Ruko di kawasan sawojajar

Sumber: rumahdijual.com

Page 8: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

Ruko di kawasan sawojajar

Sumber: rumahdijual.com

Ruko di kawasan sawojajar

Sumber: rumahdijual.com

4. Pembangunan RSAUB,padahal Universitas Brawijaya belum mengantongi ijin

Page 9: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

mendirikan bangunan (IMB) dan belum mengantongi advise plan(AP) tapi konstruksi

bangunan sudah terbentuk. (www.suarakarya-online.com).

Pembangunan RSAUB

Sumber: media.halomalang.com

Protes warga sekitar terkait pembangunan RSAUB

Sumber: memoarema.com

Dapat dilihat masih banyak bangunan bangunan di kota malang yang Selain

melanggar Perda Nomor 7 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Page 10: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

Malang. Kini Kota Malang menggunakan Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Malang untuk mengatur tata ruang Kota Malang. Walaupun dengan

adanya Perda baru terkait penataan ruang Kota Malang, tidak ada jaminan bahwa tidak terjadi

pelanggaran terkait penataan ruang dan fungsi lahan, yaitu dimana tidak ada kesesuaian dan

sinkronisasi antara fakta di lapangan dengan apa yang direncanakan di dalam Perda Nomor 4

Tahun 2011.

Tidak hanya itu, terdapat kejanggalan terkait terbentuknya Perda Nomor 4 Tahun 2011. Salah

satu contoh adalah Perda yang diundangkan pada tanggal 7 Maret 2011 terlihat melunak dan

menyesuaikan atas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada saat berlakunya Perda Nomor

7 Tahun 2001. Dari sini kita bisa menilai bahwa sifat tegas, mengikat dan memaksa dari

sebuah peraturan daerah tidak terlihat sama sekali. Padahal, terdapat banyak sekali bangunan-

bangunan di Kota Malang yang melanggar atau tidak sesuai dari segi penataan ruang dan dari

segi perubahan perencanaan tata ruang yang dituangkan di dalam perda. Padahal sudah jelas

bahwa pelanggaran di dalam penataan ruang memiliki dampak negatif bagi aspek lingkungan,

sosial-budaya, ekonomi dan lain-lain. Namun entah dari dan bagaimana bangunan-bangunan

yang melanggar tata ruang tersebut mendapatkan IMB atau dapat berdiri dengan kokoh

sekarang ini Menurut Pasal 73 ayat (9) Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Malang dinyatakan :

“Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan

rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah

daerah dengan memberikan ganti kerugian yang layak.”

Sanksi-sanksi yang diancamkan pun baik sanksi administrasi maupun pidana seolah-

olah hanya berupa ancaman yang tidak ada realisasinya. Hal tersebut dapat terlihat bahwa

banyak bangunan yang melanggar Perda Nomor 7 Tahun 2001 tentang RTRW yang berlaku

pada saat itu berdiri atau mendapatkan IMB.

Dengan kata lain, baik Perda Nomor 1 Tahun 2001 maupun Perda Nomor 4 Tahun

2011 seolah-olah hanya sebagai formalitas tertulis saja yang tidak begitu dipedulikan

eksistensinya. Walaupun dengan dikeluarkannya Perda Nomor 4 Tahun 2011, masih belum

terlihat upaya-upaya dan keseriusan dari pemerintah untuk menerapkan perda tersebut dengan

baik.

Perbandingan antara kondisi dan keadaan Kota Malang secara fakta dengan kedua

pasal di atas, maka dapat dilihat bahwa kondisi dan keadaan Kota Malang masih jauh dari

Page 11: Pranata Dan Manajemen Pembangunan

harapan, yaitu sesuai dengan visi dan fungsi penataan ruang Kota Malang menurut Perda

Nomor 4 Tahun 2011. Walaupun terkesan masih terlau dini untuk membicarakan tentang

efektivitas Perda tersebut lantaran masih terbilang baru dan masa berlakunya masih panjang

yaitu mulai dari tahun 2010-2030, namun tanda-tanda keseriusan dari pemerintah untuk

mengoptimalisasikan Perda Nomor 4 Tahun 2011 belum tampak di sini.

Visi dan fungsi penataan ruang Kota Malang di atas tidak akan terlaksana dengan

baik apabila masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran penataan ruang yang terjadi di

Kota Malang. Terlabih lagi pelanggaran penataan ruang terkait pemberian izin mendirikan

bangunan (IMB) yang sangat banyak terjadi di Kota Malang.

Jadi, setiap subjek hukum baik orang maupun badan hukum perdata tidak diperkanan

atau diberi izin untuk mendirikan bangunan atau menggunakan tanahnya jika tidak sesuai

dengan apa yang telah ditentukan peruntukannya dalam rencana tata ruang.

Namun fakta yang ada di Kota Malang adalah masih ada orang ataupun badan hukum

perdata memperoleh izin mendirikan bangunan (IMB) atau memiliki bangunan, tetapi

melanggar Perda kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW