Praktikum PTLF 2014 modul 1

download Praktikum PTLF 2014 modul 1

of 43

description

laporan praktikum ptlf 2014

Transcript of Praktikum PTLF 2014 modul 1

  • PROPOSAL TENDER MANAJEMEN ORGANISASI DAN PEMASARAN

    PT. KERETA MAINAN KAYU

    2014

    1 [Type the company name]

    1/1/2014

    A

    PT. ANNAFI PONDOK KARYA

    PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

  • PROPOSAL TENDER

    MANAJEMEN ORGANISASI DAN PEMASARAN

    Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan

    Mata Kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF)

    Disusun Oleh :

    Kelompok : 4 (Satu)

    Nama/ NPM : Iyep (10070211022)

    Muhammad Aulia Andani (10070211027)

    PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

    2014 M / 1435 H

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Pembahasan tentang lokasi pasti tidak dapat dipisahkan dengan ruang dan

    wilayah, karena yang menjadi landasan dari lokasi adalah ruang. Ruang dalam studi

    tentang wilayah dinyatakan bahwa permukaan bumi baik yang ada diatas maupun

    yang ada di bawahnya sepanjang manusia masih dapat menjangkaunya. Lokasi

    mengambarkan posisi atau koordinat pada ruang tertentu. Dalam ilmu ekonomi

    regional telah diterapkan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait dengan wilayah serta

    sudah memasukkan unsur lokasi dalam pembahasannya. Pembahasan tentang lokasi

    yang menjadi perhatian bukanlah kemampuan untuk membuat daftar posisi berbagai

    benda dan kegiatan yang ada dalam lokasi tersebut, melainkan analisis akan dampak

    dan keterkaitan antara kegiatan di suatu lokasi dengan berbagai kegiatan lain pada

    lokasi yang berbeda. Studi tentang lokasi adalah bagaimana melihat kedekatan atau

    jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain serta apa dampaknya atas setiap kegiatan

    tersebut karena lokasi yang berdekatan atau berjauhan tersebut.

    Tata letak atau layout pabrik merupakan salah satu masalah yang sangat

    penting karena tata letak sangat berpengaruh terhadap efisiensi operasi dalam jangka

    panjang. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak

    menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya

    dan mutu kehidupan kerja. Sistem tata letak memegang peranan yang sangat penting

    dalam perencanaan suatu pabrik. Dari hasil pengamatan, tata letak pabrik dapat

    mereduksi biaya pemindahan bahan (material handling). Dengan demikian jelaslah

    bahwa perencanaan tata letak pabrik atau tata letak fasilitas pabrik akan berkaitan erat

    dengan perencanaan proses pemindahan bahan. Perencanaan tata letak pabrik tidak

    bisa mengabaikan signifikasi dari aktifitas pemindahan bahan dan juga sebaliknya,

    tidak mungkin menerapkan sistem pemindahan bahan secara efektif tanpa

    memperhatikan tata letak fasilitasnya.

    1.2 Perusahaan 1. Badan Hukum Perusahaan

    PT Annafimerupakan perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Untuk mendirikan perusahaan Perseroan Terbatas (PT) membutuhkan modal

    yang besar. Untuk memperluas usaha persusahaan dengan badan hukum

    Perseroan Terbatas (PT) dapat memperoleh tambahan modal. Manajemen dari

    Perseroan Terbatas (PT) memungkinkan pengelolaan sumber-sumber modal

    secara efisien.

  • 2. Struktur Organisasi

    Direktur

    Manager Arsitektur Manager StrukturManager Mekanik

    dan Elektrik

    Manager

    Proyek

    Pelaksana

    Utama

    Logistik &

    Peralatan

    HRD &

    Keuangan

    Uraian jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Direktur - Melakukan koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pengelola dan eksekutor

    atas segala bentuk operasional atau segala hal yang berjalan pada roda perusahaan

    Manager Arsitektur - Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan - Perencanaan arsitektural bangunan

    Manager Struktur

    - Perencanaan dan perhitungan kontruksi

    Manager Mekanik

    - Perencanaan gambar kontruksi Pelaksana Utama

    - Memahami gambar desain dan spesifikasi Teknik dan pedoman lain terkait sebagai pedoman dalam memimpin pelaksanaan kerja dilapangan

    - Bersama bagian teknik dan Adm Kontrak menyususn metode kontruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

    - Membuat program kerja mingguan, dan mengadakan pengarahan kegiatan harian pada pelaksanaan dilapangan

    Logistik Dan Peralatan

    - Bersama dengan bagian Teknik dan Adm kontrak membuat jadwal pengadaan matrial dan peralatan di proyek

    - Melakukan survey dan dan memberikan informasi kepada Kepala Proyek tentang sumber dan harga material, alat dan sewa alat.

    - Menyelenggarakan pemebelian material dan alat yang telah diputuskan oleh Kepala Proyek sesuai dengan jadwal pengadaan dan prosedur perusahaan.

    - Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman material dan alat diproyek.

  • HRD & Keuangan - Melakukan budgeting dengan rincian kebutuhan dana pada tiap bidang yang terlibat

    dalam proses produksi

    - Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai sesuai kebutuhan perusahaan

    3. Deskripsi Perusahaan

    PT. Annafi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi untuk membuat dan merancang suatu perusahaan baru serta mengatur kinerja

    perusahaan tersebut.

    Visi PT. Annafi adalah menjadi perusahaan konsultan yang dapat memajukan perusahaan yang dirancangnya. Misi perusahaan yaitu menghasilkan

    perusahaan yang berkualitas dan menghasilkan produk yang aman untuk

    digunakan semua kalangan masyarakat. PT. Annafi bertujuan untuk memuaskan pelanggan, memperoleh keuntungan yang progresif untuk

    perusahaan, memberikan harga termurah kepada pelanggan, dan membangun

    perusahaan yang ramah lingkungan.

    1.3 Prosedur Standar Perancangan Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik pada umumnya terdiri dari sejumlah masalah terpisah dari

    pengaturan fasilitas, dan setiap masalah sekecil apapun pada dasarnya dapat dikelola

    dengan baik. Pernyataan ini belum tentu benar jika sebuah Industri dihadapkan pada

    permasalahan rumit terkait dengan masalah-masalah besar dan kompleks. Namun

    demikian, prosedur pengelolaan masalah dapat dijelaskan dalam bab ini dengan

    mengikuti rancangan tata letak untuk membantu arstiktektur pabrik dalam pemecahan

    masalah komplek yang dihadapi perusahaan sehingga masalah sebesar apapun dapat

    diatasi dengan baik Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan

    area kerja yang ada adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri.

    Kita tidak dapat menghindarinya, sekalipun kita cuma sekedar mengatur peralatan

    atau mesin didalam bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup kecil serta

    sederhana.

    Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Dalam

    tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin(machine

    layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department

    layout).Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita

    artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing

    arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang

    baru (the new layout plan).

    Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut

    menentukanefisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup

    ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan industri yang mahal harganya,

    peralatan yang canggih, dan suatu desain produk yang bagus akan tidak ada artinya

    akibat perencanaan layout yang sembarangan saja.

  • BAB II

    TUJUAN

    Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan ini yaitu :

    1. Menentukan bentuk badan hukum yang akan digunakan perusahaan berdasarkan kriteria badan hukum

    2. Mendeskripsikan perkembangan perusahaan dan rencana perkembangan perusahaan.

    3. Menentukan daerah aspek pemasaran yang baik untuk pemasaran produk kereta kayu mainan.

    4. Menentukan pasar untuk penjualan produk tersebut dan proyeksi kebutuhan produk sebagai informasi untuk perencanaan produksi.

    5. Melakukan forecasting untuk titik acuan perusahaan dari jumlah penduduk pada wilayah pemasaran.

    6. Menentukan lokasi pabrik yang paling efektif sebagai lokasi menggunakan teori fasilitas.

  • BAB III

    LANDASAN TEORI

    3.1 Organisasi

    Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok individu, yang

    saling berinteraksi menurut suatu pola tersetruktur dengan cara tertentu sehinga setiap

    anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai

    suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batasan-batasan

    yang jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.

    (Daft, 2001)

    Dalam membangun sebuah perusahaan baru, sebaiknya tidak perlu membuat

    struktur organisasi yang terlalu rumit terlebih dahulu. Yang harus menjadi perhatian

    utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh sebuah perusahaan baru.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membangun sebuah perusahaan, adalah :

    1. Fungsi Perencanaan (Planning) Dalam membangun sebuah perusahaan fungsi dari perencanaan sangatlah

    penting. Karena menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi

    kecenderungan di masa yang akan dating dan untuk menentukan strategi dan taktik

    yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

    Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Perencanaan yaitu:

    Menetapkan tujuan dan target bisnis Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan Menetapkan standar/indicator keberhasilan dalam pecapaian tujuan dan target

    bisnis

    2. Fungsi Pengorganisasian Merupakan proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah

    dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat

    dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan

    bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna

    pencapaian tujuan organisasi.

    Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Pengorganisasian, yaitu:

    Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan

    Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab

    Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja

    Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat

  • 3. Fungsi Pengarahan dan Implementasi Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam

    organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan

    tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

    Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi,

    yaitu:

    Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien

    daam pencapaian tujuan

    Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan Menjelaskan kebijaksanaan yang ditetapkan

    4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang

    telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai

    dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam

    lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

    Adapun kegiatan yag dilakukan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian,

    yaitu:

    Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan

    Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan

    Melakukan bebagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis

    3.2 Perusahaan

    Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas

    pengolahan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang

    dan jasa bagi masyarakat, mendistribusi serta melakukan uapaya lain dengan tujuan

    memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Atau suatu unit

    kegiatan ekonomi yang di organisasikan dan dijalankan sebagai organisasi produksi

    yang tujuannya untuk menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi

    dengan tujuan untuk menyediakan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan

    dengan cara yang menguntungkan.

    Berkaitan dengan organisasi dan perusahaan, maka hakekat dari organisasi

    perusahaan adalah adanya orang-orang yang usahanya harus dikoordinasi, tersusun

    dari sejumlah sub-sistem yang saling berhubungan dan saling bergantung, bekerja

    sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang, serta mmepunyai tujuan yang

    hendak dicapai. Elemen dari lingkungan internal perusahaan dapat dibagi atas elemen

    fungsional perusahaan dan tingkatan manajemen. Secara umum fungsional

    perusahaan dapat dibagi lagi menjadi beberapa fungsi yaitu pemasaran, sumber daya

    manusia, keuangan, produksi atau operasi dann sistem informasi mannajemen.

    Sedangkan tingkatan manajemen dapat dibagi menjadi manajemen tingkat atas,

    menengah, dan bawah.

  • Selain lingkungan internal perusahaan perlu juga diketahui aspek lingkunagn

    eksternal, yaitu kondisi-kondisi yang berada diluar perusahaan dan tidak dapat

    dikendalikan oleh perusahaan, meliputi kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi,

    hukum, dan lingkungan hidup. Lingkungan ekstenal lain adalah lingkungan

    persaingan, dimana produk-produk dari berbagai perusahaan yang ada bersaing selain

    bekerja sama agar produk-produknya

    3.3 Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas

    Pabrik atau dalam istilah asing dikenal dengan istilah factory atau plant,

    adalah tempat dimana faktor-faktor produksi seperti manusia, mesin dan fasilitas atau

    peralatan produksi, material, energi, uang atau modal, informasi dan sumber daya

    alam dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu

    produk atau jasa secara efektif, efisien dan aman. Istilah pabrik ini sering

    dihubungkan dengan industri, meskipun industri sebenarnya memiliki pengertian

    yang lebih luas. Pabrik pada dasarnya merupakan salah satu jenis industri yang

    terutama akan menghasilkan produk jadi (finished good product), seperti halnya yang

    dijumpai dalam industri manufaktur.

    Industri manufaktur (the manufacturing industries), yaitu industri yang

    memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk atau model produk,

    baik yang masih berbentuk produk setengah jadi (semi finished goods product)

    ataupun sampai berupa produk jadi (finished goods product). Disini akan terjadi suatu

    transformasi proses baik secara fisik maupun kimiawi terhadap input material, dan

    akan memberikan nilai tambah pada material tersebut. Untuk mendukung proses

    produksi dalam industri manufaktur, diperlukan suatu rancangan fasilitas yang dapat

    memfasilitasi serangkaian kegiatan produksi dan memberikan kebutuhan secara

    sistematis.

    Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses

    perancangan fasilitas, perencanaan, desain dan susunan fasilitas, peralatan fisik dan

    manusi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan sistem pelayanan.

    Aplikasi perencanaan fasilitas dapat ditemukan pada perencanaan layout.

    Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri

    yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas

    dimaksudkan sebagai rencana dalam penanganan material (material handling) dan

    untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalam

    perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan

    fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) dan

    perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik,

    perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material.

    Perancangan sistem fasilitas merupakan perancangan bangunan dengan

    memepertimbangkn beberapa aspek seperti sistem pencahayaan, kelistrikan, sistem

    komunikasi, suasana kerja, sanitasi, pembuanagan limbah dan lain sebagainya. Aspek

    yang perlu diperhitungkan secara matang dalam perancangan tata letak antara lain

    meliputi peralatan-peralatan yang akan digunakan, mesinmesin dan semua perabotan

    perusahaan. Sedangkan dalam perancangan sistem material handling meliputi

  • mekanisme yang dibutuhkan agar interaksi antara fasilitas yang ada seperti material,

    personal, informasi dan peralatan untuk mendukung produksi berjalan sempurna.

    Perencanaan fasilitas yang baik harus dapat memberikan kemungkinan yang

    besar bahwa fasilitas yang dirancang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dimasa

    yang akan datang. Perencanaan fasilitas meliputi perancagan sistem fasilitas, tata

    letak pabrik dan sistem penanganan material atau material handling. Untuk lebih

    jelas, dibawah ini disajikan skema dari perencanaan fasilitas manufaktur.

    3.4 Teori Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus

    dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi

    usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut (Nurul Indarti, 2004). Namun,

    penelitian-penelitian tersebut masih didominasi oleh pemilihan lokasi di sector

    manufaktur, industri teknologi tinggi, dan perusahaan besar, dimana pemilihan lokasi

    usaha-usaha tersebut didorong oleh pertimbangan besarnya biaya transportasi bahan

    produksi.

    Von Thunnen mengembangkan teori lokasi pada awal abad 19. Thunnen

    melakukan pengamatan di daerah tempat tinggalnya, dari pengamatan tersebut

    Thunnen menemukan berbagai komoditas pertanian diusahakan menurut pola

    tertentu. Dengan memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola

    tersebut memasukkan variabel keawetan, berat, dan harga dari berbagai komoditas

    pertanian. Asumsi dari teori lokasi Von Thunnen adalah sebagai berikut :

    Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri dari daeerah perkotaan dengan daerah pedalamannya yang merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan

    pokok komoditas pertanian.

    Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah

    lain.

    Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan tersebut.

    Daerah pedalaman merupakan daerah homogen dan cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah.

    Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil tanaman dan

    peternakannya dengan permintaan yang terdapat didaerah perkotaan.

    Angkutan yang ada hanya angkutan darat berupa gerobag yang dihela kuda.

    Biaya angkut ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani menjual hasil dalam bentuk segar.

  • Dengan asumsi tersebut maka daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan

    berkembang dalam bentuk lingkaran tidak beraturan yang mengelilingi daerah

    pertanian.

    Di lain pihak, Melvin Greenhut berusaha menyatukan teori lokasi biaya

    minimum dengan teori ketergantungan lokasi. Greenhut lebih menekankan segi

    permintan, permintaan tidak hanya ditentukan oleh lokasi tetapi juga mempengaruhi

    pemilihan lokasi usaha. William J. Reilly menerbitkan buku pertamanya tentang

    model kawasan perdagangan pada tahun 1929. Hukum Reilly menyatakan gravitasi

    usaha berurusan dengan seberapa besar daerah perkotaan menarik pelanggan dan

    melayani masyarakat yang lebih kecil di pedesaan. Dua dekade kemudian Paulus

    Converse merevisi hokum Reilly dengan menentukan batas-batas suatu kawasan

    perdagangan kota atau membuat sebuah titik ketidakpedulian antara dua kota. Titik ketidakpedulian ini adalah titik dimana pembeli akan acuh tak acuh untuk pergi ke

    satu kota maupun ke kota lainnya dalam upaya pemenuhan kebutuhannya.

    Lokasi usaha adalah pemacu biaya yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya

    memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan) strategi bisnis sebuah

    usaha. Disaat pemilik usaha telah memutuskan lokasi usahanya dan beroperasi di satu

    lokasi tertentu, banyak biaya akan menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Pemilihan

    lokasi usaha mempertimbangkan antara strategi pemasaran jasa dan preferensi

    pemilik. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan

    pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya

    pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik

    biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih

    mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat

    dengan pasar mereka.

    Harding di dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi

    pemilihan lokasi yakni lingkungan masyarakat, sumber-sumber alam, tenaga kerja,

    pasar, transport, pembangkit tenaga, dan tanah untuk ekspansi (Harding, 1976 : 67).

    Lingkungan masyarakat adalah kesediaan dari masyarakat disuatu daerah untuk

    menerima segala konsekuensi baik konsekuensi positif maupun konsekuensi negative

    daripada didirikannya suatu tempat usaha didaerah tersebut merupakan suatu syarat

  • untuk dapat atau tidaknya didirikannya usaha tersebut didaerah itu. Besarnya

    populasi, kepadatan penduduk, dan karakteristik masyarakat menjadi faktor dalam

    mempertimbangkan suatu area perdagangan. Basis ekonomi yang ada seperti industry

    daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman, dan fasilitas

    keuangan di daerah sekitar juga harus diperhatikan oleh pemilik dalam memilih

    lokasi usahanya.

    Suatu perusahaan juga senang berdekatan dengan pesaingnya. Trend ini,

    disebut sebagai clustering, sering terjadi jika sumber daya utama ditemukan di

    wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam, informasi, modal

    proyek, dan juga bakat. Menurut Alcacer (2004) dengan lokasi yang berdekatan

    dengan pesaing usaha, perusahaan dapat melakukan strategi kompetisi total baik

    dalam kepemimpinan harga atau jasa lain yang diberikan. Seorang pengusaha harus

    mengenali jumlah dan ukuran usaha lain serta situasi persaingan yang ada di daerah

    tersebut. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan

    pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya

    pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik

    biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih

    mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat

    dengan pasar mereka.

    Biaya tanah dan pajak lokal kadang-kadang merupakan salah satu faktor

    pemilihan lokasi, meskipun pada umumnya kedua hal tersebut relatif tidak penting.

    Biaya tempat, termasuk pajak dan lansekap, mungkin hanya 3% dan biasanya kurang

    dari 10% dari total biaya fasilitas. Pada kenyataannya, kadang-kadang seperti faktor

    kecil bahwa masyarakat industri menginginkan untuk menyumbangkan tanah (atau

    menawarkannya dengan harga spesial) untuk suatu organisasi yang mau mencari di

    daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya suatu usaha didaerah tersebut akan

    membawa keuntungan bagi masyarakat disekitarnya. Suatu usaha apabila terletak

    jauh daripada suppliernya maka akan semakin tinggi biaya transportasi dan distribusi

    barang. Harga jual barang akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bahan dasar

    dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Harga daripada

    bahan-bahan dasar dan bahanbahan pembantu dipengaruhi pula oleh biaya yang harus

    ditanggung oleh supplier untuk mendistribusikan barang tersebut. Pemasok

    mempunyai pengaruh pada usaha dalam hal kecepatan penyediaan, kualitas produk

    yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain-lain sehingga kedekatan dengan sumber

    pemasok perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha.

    Tersedianya tenaga kerja baik tenaga kerja terdidik ataupun tenaga kerja

    terlatih yang cukup banyak merupakan faktor yang terpenting. Di dalam penentuan

    lokasi usaha harus dipertimbangkan besarnya kebutuhan tenaga kerja baik tenaga

    kerja skilled, trained dan unskilled. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan maka

    harus dipertimbangkan kemungkinan tersedianya tenaga-tenaga tersebut. Hampir

    setiap usaha memerlukan tenaga listrik yang sering di dalam hal ini mempengaruhi

    pula letak usaha yang ekonomis. Oleh karena itu, kedekatan dengan infrastruktur

    perlu diperhatikan. Tersedianya pembangkit tenaga listrik dan air, faktor lebar jalan,

    kondisi jalan, dan juga sarana dan prasarana transportasi akan menjadi nilai tambah

    atau nilai kurang dan harus menjadi perhatian penting dalam pemilihan lokasi usaha.

  • Harga tanah dan sewa bangunan di perkotaan harganya lebih mahal dibandingkan

    didaerah pedesaan. Oleh karena itu, ketersediaan tanah yang luas perlu

    dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha jika dimasa yang akan datang pemilik

    usaha memiliki rencana untuk melakukan ekspansi. Layout atau penataan ruang

    usaha perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha. Hal ini selain memudahkan dalam

    alur pergerakan pegawai dalam bekerja juga dapat memberikan kenyamanan pada

    pelanggan serta memberikan ciri khas tempat usaha yang dapat membedakannya

    dengan para pesaingnya. Tiap-tiap jenis usaha memerlukan penataan ruang yang

    berbeda, namun satu hal yang sama adalah mempertimbangkan kemudahan

    pergerakan karyawan dan kenyamanan pelanggan. Berikut adalah faktor-faktor yang

    dapat mempengaruhi pemilihan lokasi suatu usaha.

    3.5 Konsep Dasar Perancangan Tata Letak Pabrik

    Pengertian desain suatu pabrik (Plant Design) dengan pengaturan tata letak

    pabrik (Plant Layout) seringkali membingungkan dan diartikan sama. Kedua istilah

    ini sebenarnya mempunyai arti yang berbeda, meskipun ada kaitannya satu dengan

    yang lain. Istilah Plant Design mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu meliputi:

    Perencanaan Finansial Penentuan Lokasi Pabrik Seluruh perencanaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

    fisik pabrik.

    Secara umum desain pabrik ini dapat didefinisikan sebagai the overall design of enterprise. Selanjutnya dengan tata letak pabrik, akan dilakukan perencanaan dan pengaturan tata letak fasilitas - fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran

    proses produksi secara optimal. Tujuan utama perancangan tata letak pabrik pada

    dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya, yang antara lain menyangkut

    elemen-elemen biaya sebagai berikut:

    Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan, mesin maupun fasilitas produksi lainnya.

    Biaya pemindahan bahan (material handling cost) Biaya produksi, tenaga kerja, safety, dan storage cost. (Wignjotosoebroto,

    1996 : 68) dapat diterima pasar, bertahan, dan terus berkembang.

  • BAB IV

    PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 Aspek Manajemen Organisasi 4.1.1 Badan Hukum Perusahaan

    Annafi pondok karya didirikan oleh 2 orang. Perusahaan ini merupakan perusahaan

    berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Perseroan terbatas merupakan perserikatan

    beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama,

    di mana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk

    menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.

    Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam UU RI Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan

    Terbatas. Pasal 1 Undang-Undang tersebut menyatakan: Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan

    perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi

    dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini

    serta peraturan pelaksanaannya. Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan para pemiliknya (pemegang saham).

    Kekuasaan tertinggi dalam PT dipegang oleh Rapat Umum Pemegang Saham

    (RUPS) dan setiap hasil keputusan rapat umum pemegang saham biasanya

    dilimpahkan kepada komisaris yang membawahi dewan direksi untuk menjalankan

    kebijaksanaan manajemennya. Saham-saham yang dikeluarkan pada umumnya ada

    dua yaitu saham biasa dan saham istimewa.

    Kelebihan dan Kekurangan Badan Usaha Perseroan Terbatas

    KELEBIHAN KEKURANGAN

    Memiliki masa hidup yang tidak terbatas.

    Pemisahan kekayaan dan utang-utang pemilik dengan

    kekayaan dan utang-utang

    perusahaan.

    Kemampuan keuangan yang sangat besar.

    Kemampuan manajerial yang tinggi

    Kontinuitas kerja karyawan yang panjang.

    Pajak yang besar karena PT merupakan subyek pajak tersendiri sehingga bukan

    perusahaan saja yang kena pajak, tetapi

    deviden yang dibagikan kepada pemegang

    saham juga kena pajak

    Penangan aspek hukum yang rumit karena dalam pendirian PT memerlukan akta

    notaris dan izin khusus untuk usaha

    tertentu.

    Biaya pembentukkan yang relatif tinggi dibandingkan dengan badan usaha lain

    Kerahasian perusahaan kurang terjamin karena setiap aktivitas perusahaan harus

    dilaporkan kepada pemegang saham. Sumber : Studi Kelayakan Bisnis DR. Suliyanto (2010)

  • 4.1.2 Perencanaan dan Perkembangan Perusahaan

    Kereta Api Mainan adalah perusahaan kereta mainan kayu yang berkeinginan

    untuk terus mengembangkan pangsa pasar baik domestik maupun global. Oleh karena

    itu, perusahaan harus mengembangkan visi dan strategi melalui:

    Mengembangkan konsep bisnis dan visi jangka panjang dengan mengikuti perubahan lingkungan eksternal, mengikuti kebutuhan dan keinginan pasar, serta

    melakukan perbaikan internal, dan

    Mengambangkan staregi bisnis. Dengan siklus hidup produk yang semakin pendek, maka perusahaan terus

    melakukan desain dan pengembangan terhadap produk dan jasa agar dapat diterima

    pasar. Untuk itu, maka perusahaan melakukan pengembangan strategi pemasaran dan

    sistem distribusi, periklanan, pricing, dan promosi.

    Untuk menjamin kualitas produk, maka membuat sistem pengadaan material

    dan jasa yang dibutuhkan melalui tahapan mulai dari sistem transaksional sampai

    dengan sistem kolaborasi dengan para supplier. Selain kualitas produk, harga produk

    juga harus dijamin lebih murah dari pesaing melalui sistem produksi atau sistem

    manufaktur yang ramping. Kecepatan memasuki pasar juga akan menentukan

    keberhasilan perusahaan dalam memperkenalkan produk. Oleh karena itu, perusahaan

    mengembangkan sistem distribusi melalui kerjasama dengan para partner yang

    terpercaya. Selanjutnya, kepuasan pelanggan harus dijamin melalui sistem pelayanan

    purna jual yang dikelola dengan baik.

    Semua upaya yang dilakukan melalui proses-proses diatas tidak akan berjalan

    sesuai rencana jika tidak ditunjang oleh proses pendukung, seperti: pengembangan

    dan pengelolaan SDM, pengembangan dan pengelolaan teknologi informasi,

    pengelolaan sistem finansial, pengelolaan properti perusahaan, pengelolaan kesehatan

    dan keselamatan kerja (K3), pengelolaan hubungan dengan investor, pemerintah dan

    pemangku kepentingan lainnya, dan pengelolaan perbaikan dan perubahan

    diantaranya mengukur kinerja organisasi.

    Visi

    Menjadi perusahaan yang padat karya.

    Misi

    Menyediakan produk kereta mainan kayu yang kreatif dan inovatif beserta

    jasanya kepada pelanggan dan meningkatkan nilai masyarakat, partner, dan

    lingkungan.

    Tujuan

    1. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk kereta mainan kayu beserta jasa yang berkualitas tinggi.

    2. Menyediakan produk kereta mainan kayu beserta jasa melalui kegiatan produksi yang bersih dan ramah lingkungan.

    3. Meningkatkan kualitas kehidupan dalam bekerja. 4. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan dimana

    perusahaan beraktivitas.

  • Strategi

    Untuk mecapai tujuan-tujuan diatas maka perusahaan menyusun starategi

    melalui kegiatan SWOT analysis/strategi yang disusun melalui SWOT analysis

    adalah:

    A. Stertegi pengembangan produk dan jasa Melakukan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan

    pelanggan.

    Menghitung dan menentukan target biaya yang dibutuhkan dan tingkat kualitas yang diinginkan.

    Memperkirakan umur produk dengan menentukan waktu setiap tahap pada siklus hidup dari produk yang dikembangkan.

    Mencari dan mengintegrasikan teknologi dan komponen yang dibutuhkan kedalam produk.

    Memuat prototype dan melalukan uji pasar. B. Strategi pengembangan pasar

    Mencari pasar baru melalui kolaborasi dengan pelaku bisnis setempat untuk menambah agent penjualan.

    Membuat sistem periklanan dan sistem promosi yang lebih menarik minat pelanggan.

    Menawarkan harga produk dan sistem pembelian yang meringankan pelanggan.

    Membuat sitem pelayanan yang memudahkan konsumen mendapatkan informasi tentang produk, mendapatkan layanan perbaikan,

    mendapatkan layanan complain, dan pelayanan untuk resale.

    C. Strategi pengembangan kualitas produk Membina dan memberikan bantuan menajemen kepada supplier baru

    untuk membuat komponen yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas

    yang diinginkan.

    Mengajak supplier lama untuk meningkatkan kerjasama kearah kolaborasi untuk menjamin kualitas dan keberlanjutan pasokan.

    Mengambangkan cara berproduksi dengan mengadopsi metode-metode yang membuat sistem produksi menjadi ramping dan ramah

    lingkungan.

    D. Strategi pengembangan SDM Membuat gugus mutu agar pekerjaan dapat dilibatkan dalam

    penyelesaian masalah.

    Mengambangkan pekerjaan agar meningkatkan respek pekerjaan terhadap sejawat,atasan, perusahaan, pelanggan, dan pemangku

    kepentingan lainnya.

    Mengambangkan pekerjaan untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap kualitas produk dan jasa.

    Mengembangkan pekerjaan melalui cross training untuk mencegah kejenuhan karena rutinitas.

    Mengembangkan pekerjaan tentang kesadaran akan pentingnya perawatan terhadap asset/properti/ perusahaan.

  • E. Starategi pengembangan teknologi informasi Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mengembangkan

    sistem transaksi yang memudahkan bagi pelanggan, supplier, agent, dan pihak

    lainnya.

    F. Strategi Pengembangan pengembangan masyarakat dan lingkungan Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa beasiswa

    pendidikan bagi masyarakat kurang mampu yang berpotensi manimbulkan

    masalah sosial.

    Membantu masyarakat dengan menyediakan fasilitas untuk menjaga kelestarian lingkungan.

    Membantu pemerintah untuk program kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan

    4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

    Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok individu, yang

    saling berinteraksi menurut suatu pola tersetruktur dengan cara tertentu sehinga setiap

    anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai

    suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batasan-batasan

    yang jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.

    (Daft, 2001)

    Dalam membangun sebuah perusahaan baru, sebaiknya tidak perlu membuat

    struktur organisasi yang terlalu rumit terlebih dahulu. Yang harus menjadi perhatian

    utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh sebuah perusahaan baru. Skema Organisasi hasil pengelompokkan unit organisasi secara keseluruhan dipresentasikan

    dalam bentuk skema organisasi perusahaan, yang di dalamnya termuat nama jabatan. Skema

    organisasi PT. Annafi Pondok Karya ditampilkan pada Gambar 3.1.

    Direktur

    Wakil Direktur

    General Manager

    Manager Produksi Manager Pemasaran Manager Keuangan Manager HRD

    Gambar 4.1 Skema Organisasi Perusahaan

    Uraian jabatan dari setiap fungsi organisasi pada PT. Annafi adalah sebagai berikut.

    Direktur

    Melakukan koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pengelola dan eksekutor atas segala bentuk operasional atau segala hal yang berjalan pada roda perusahaan

  • Wakil Direktur

    Mengkoordinasi Manajer-manajer bidang dalam menjalankan kinerjanya.

    Mengkoordinasi Manajer dalam peningkatan kualitas dan kuantitas perusahaan.

    Membantu Direktur dalam menjalankan tugas-tugasnya.

    General Manager

    Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal

    Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat

    Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya.

    Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul.

    Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan

    Manager Produksi

    Melakukan perencanaan produksi mengenai jumlah produk yang harus diproduksi, due-date produksi

    Mengontrol inventory yang tersedia di gudang seperti jumlah dan status barang

    Melakukan pengadaan material yang akan digunakan selama proses produksi berlangsung

    Membuat rencana kualitas dengan menentukan spesifikasi-spesifikasi.

    Manager Pemasaran

    Mempromosikan produk dengan cara membuat brosur untuk disebarkan kepada konsumen atau memasang iklan pada space-space iklan yang terdapat di tempat strategis.

    Membuat strategi-strategi promosi lain agar menarik minat pasar.

    Menentukan target pasar yang akan dituju berdasarkan pangsa pasar, tingkat persaingan, dan kapabilitas perusahaan.

    Melakukan penerimaan order, negosiasi dan rekap order dengan data seperti nama pemesan, banyaknya produk yang dipesan, tujuan pengiriman.

    Manager Keuangan

    Melakukan audit keuangan dan membuat laporannya yang berisi tingkat pencapaian perusahaan dan melaporkannya kepada pihak yang berkepentingan.

    Melakukan budgeting dengan rincian kebutuhan dana pada tiap bidang yang terlibat dalam proses produksi

    Membuat laporan keuangan yang menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan

    perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang,

    kelangsungan usaha, serta piutang.

    Manager HRD

    Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai sesuai kebutuhan perusahaan

    Mengkoordinasikan perumusan pengadaan, penempatan, dan pengembangan pegawai

  • Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai

    Tabel 4.1 Tabel Uraian Tugas

    No Level Nama Elemen

    Organisasi Tanggung Jawab

    1

    1 Marketing Menarik minat pasar terhadap produk Kereta mainan kayu

    2 Market Research Menganalisis Pasar & memberikan informasi tentang pasar

    yang menjadi target pemasaran

    2 Periklanan Mempromosikan produk Kereta mainan kayu

    2 Penangan Order Melayani pemesananpelanggan

    2 Penjualan Menjual produk Kereta mainan kayu

    2

    1 Produksi Memproduksi Produk Kereta mainan kayu sesuai standar

    2 PPIC Melakukan perencanaan produksi, dan mengontrol inventory

    / persediaan

    2 Produksi Melakukan kegiatan produksi

    2 Quality Assurance Mengawasi & mengendalikan kualitas produk

    3

    1 Finance&Account (sesuai proses bisnis yang telah diidentifikasi)

    2 Audit Mengontrol & memeriksa keuangan perusahaan

    2 Badgeting Mengatur pemasukan & pengeluaran keuangan perusahaan

    4 1 HRD Pengembangan kinerja pegawai & perusahaan

    Berdasarkan uraian tugas pada Tabel 4.1 maka struktur organisasi

    perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut. Direktur

    Wakil Direktur

    General Manager

    Manager Marketing Manager Keuangan Manager HRD

    Market

    ResearchPenjualan Promosi

    Penanganan

    OrderPPIC Produksi

    Quality

    AssuranceAccounting Budgeting Audit

    Manager Produksi

    Gambar 4.2 Skema Organisasi Perusahaan Berdasarkan Fungsi

    4.2.1 Aspek Pemasaran 4.2.1.1 Penentuan Pasar 4.2.1.1 Letak Geografis

    Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat,

    Indonesia. Ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

    berada pada 6,41' - 7,19' Lintang Selatan dan diantara 10722' - 1085' Bujur

    Timur dengan luas wilayah 176.239 ha. Batas Utara Kabupaten Bandung Barat;

    Sebelah Timur Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; Sebelah Selatan

    Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di

    bagian Tengah Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31

    kecamatan, 266 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 2.943.283

  • jiwa (Hasil Analisis 2006) dengan mata pencaharian yaitu disektor industri,

    pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa. (http://www. Kabupaten

    Bandung.go.id/).

    Sebagian besar wilayah Bandung adalah pegunungan. Di antara puncak-

    puncaknya adalah: Sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m), Gunung

    Tangkubanperahu (2.076 m) (Wilayah KBB) di perbatasan dengan Kabupaten

    Purwakarta. Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung

    Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249

    m), keduanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut. Wilayah Kabupaten Bandung

    beriklim tropis dipengaruhi oleh angina muson dengan curah hujan rata-rata berkisar

    antara 1500 sampai dengan 4000 mm/tahun, suhu rata-rata berkisar antara 19C

    sampai dengan 24C. ((http://www. Kabupaten Bandung.go.id/).

    Sumber : KBDA 2010

    Penentuan wilayah pemasaran PT. kereta api mainan di Kabupaten Bandung

    disesuaikan dengan luas wilayah dalam suatu kecamatan dan potensi pengembangan

    perusahaan. Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui kecamatan dengan luas wilayah tertinggi

    yaitu:

    Kecamatan Pangalengan Kecamatan Pasirjambu Kecamatan Kertasari, dan Kecamatan Rancabali

    Semantara itu, kecamatan dengan potensial potensial market tertinggi terletak di

    kecamatan soreang yang merupakan Ibukota Bandung Barat. Empat kecamatan yang terdapat

    di Kabupaten Bandung tersebut dapat dilihat dari Gambar 4.3.

  • Gambar 4.3 Struktur Ruang Kota Kabupaten Bandung

    Sumber: http://www.bandungkab.go.id/

    4.2.1.2 Jumlah Penduduk Kebutuhan produk dari kereta mainan kayu sangat banyak diminati oleh anak-anak di

    usia moda (0-14 tahun) dan berjenis kelamin laki-laki. Pengambilan keputusan dalam

    memilih wilayah pemasaran di Kabupaten Bandung, perusahaan juga mempertimbangkan

    dari data jumlah perkembangan penduduk di Kabupaten Bandung, khususnya jumlah

    penduduk yang berumur muda yang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data yang

    diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Kabupaten Bandung adalah

    sebagai berikut.

    Sumber : KBDA 2010

  • Selama tiga tahun terakhir tingkat pertumbuhan penduduk di Kab. Bandung

    cukup tinggi mencapai 2.6 per tahun. (http://www.soreangonline.com) . Dengan laju

    pertumbuhan penduduk berkisar antara 2.6 persen (Asumsi: Laju pertumbuhan

    penduduk berlaku untuk semua kelompok umur) maka dapat diketahui:

    Jumlah penduduk usia muda tahun 2011 = 513.714 + (2.6 % * 513.714)

    = 527.071 Jiwa

    Jumlah penduduk usia muda tahun 2012 = 527.071 + (2,6 % * 527.071)

    = 540.775 Jiwa

    Jumlah penduduk usia muda tahun 2013 = 540.775 + (2,6 % * 540.775)

    = 554.836 Jiwa

    Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Usia Muda di Kab. Bandung

    No Tahun Jumlah Penduduk

    1 2009 453.081

    2 2010 513.714

    3 2011 527.071

    4 2012 540.775

    5 2013 554.836

    4.2.1.3 Peramalan Peramalan adalah suatu tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu

    produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan

    datang. (Biegel, 1992, hal 19). Dalam melakukan peramalan (forecasting) ini,

    prosedur yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

    1. Plotting Data Analisis serial time dimulai dengan memplotting data pada suatu skala waktu,

    mempelajari plotting tersebut, dan akhirnya mencari suatu bentuk atau pola yang

    konsisten pada data. Plotting data dari data pada tabel jumlah penduduk usia muda di

    kab. bandung dapat dilihat pada Gambar 4.3.

  • Gambar 4.3 Plotting data peramalan

    Berdasakan plotting data diatas dapat diketahui bahwa data permintaan masa

    lalu berpola Trend. Pola data ini terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan

    sekuler jangka panjang dalam data. Trend dapat dimodifikasi oleh fenornena

    musiman. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai

    indikator bisnis ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend selama perubahannya

    sepanjang waktu. Metode peramalan yang sesuai dengan pola data Trend adalah

    double moving average (DMA), double exponential smoothing dan single

    exponential smoothing.

    2. Melakukan Peramalan a. Metode Double Moving Average (DMA)

    Metode Double moving Average secara tidak langsung dinamakan set pertama

    dihitung moving averagenya dan set kedua dihitung sebagai moving average dari set

    pertama. Tujuannya dari metode DMA ini adalah untuk dapat mengatasi adanya trend

    yang lebih baik. Rumus yang digunakan dalam perhitungan peramalan dengan

    metode Double Moving Average adalah sebagai berikut:

  • Tabel 2.4 Hasil Ramalan Double Moving Average (DMA)

    Untuk melihat grafik Peramalan dengan menggunakan Metode Double

    Moving Average dadpat dilihat Gambar 4.4.

    Gambar 4.4 Hasil Peramalan metode DMA

    Berdasarkan hasil perhitungan peramalan permintaan produk kereta kayu

    mainan dengan mengguanakan metode double moving average untuk periode tahun

    2014 sampai periode tahun 2018 yang telah ditampilkan pada Grafik 4.4, dapat

    diketahui bahwa jumlah permintaan senantiasa meningkat. Peningkatan permintaan

    produk kereta mainan kayu yang terjadi pada setiap periode cenderung konstan yaitu

    sebanyak 14061 produk.

  • b. Metode Single Exponential Smoothing (SES) Metode pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing)

    menambahkan parameter dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman.

    Metode pemulusan eksponensial tunggal hanya akan efektif apabila serial data yang

    diamati memiliki pola horizontal (stationer). Jika metode itu digunakan untuk serial

    data yang memiliki unsur trend (kecenderungan) yang konsisten, nilai-nilai

    prakiraannya akan selalu berada di belakang nilai aktualnya (terjadi lagging yang

    terus-menerus). Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi masalah

    penyimpanan data karena tidak perlu lagi menyimpan semua data historis. Nilai

    ramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini

    c. Metode Double Exponential Smoothing (DES) Metode ini merupakan metode forecast yang dikemukakan oleh Brown dengan

    menggunakan persamaan kuadrat. Di dalam metode double exponential smoothing

    brown dilakukan proses smoothing dua kali, yaitu menghitung nilai pemulusan

    eksponensial tunggal dan nilai pemulusan eksponential ganda.

  • 3. Uji Kesalahan Peramalan Suatu peramalan sempurna jika nilai variabel diramalkan sama dengan nilai

    sebenarnya. Untuk melakukan prakiraan yang selalu tepat sangat sukar, bahkan dapat

    dikatakan tidak mungkin. Oleh karena itu, diharapkan prakiraan dapat dilakukan

    dengan nilai kesalahan sekecil mungkin. Kesalahan prakiraan tidak semata-mata

    disebabkan kesalahan dalam pemilihan metode, tetapi dapat juga disebabkan jumlah

    data yang diamati terlalu sedikit sehingga tidak menggambarkan perilaku atau pola

    yang sebenarnya dari variabel yang bersangkutan. Berikut ini beberapa ukuran yang

    dipakai untuk menghitung kesalahan prakiraan.

    Uji kesalahan peramalan dilakukan pada semua metode peramalan. Metode

    uji kesalaha yang digunakan dalam peramalan ini terdiri dari Mean Absolute Error

    (MSE), Mean Square Error (MSE), Standard Deviation Error (SDE), Mean Average

    Percentage Error (MAPE), U-theil, dan Batting,

    a. Mean Absolute Error (MAE) Mean absolute error (MAE) digunakan untuk mengukur ketepatan peramalan

    oleh pengukuran rata-rata dari peramalan yang error (nilai absolute pada setiap

    error). MAE paling banyak digunakan ketika analisis ingin mengukur peramalan

    yang error dalam unit yang sama sebagai seri yang asli.

    b. Mean Square Error (MSE) Mean Square Error (MSE) atau rata rata kuadrat kesalahan adalah

    pengestimasian nilai kesalahan dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan

    peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.

    c. Standard Deviation Error (SDE) Standard Deviation Error (SDE) merupakan pengestimasian nilai kesalahan

    dengan menjumlahkan semua kesalahn peramalan pada setiap perode dan

    membaginya dengan jumlah peramalan yang kemudian diakarkan. Uji kesalahan

    peramalan ini berhubungan dengan standar deviasi dari nilai error.

    d. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Rata-rata persentase kesalahan kuadrat merupakan pengukuran ketelitian

    dengan cara persentase kesalahan absolute. MAPE menunjukkan rata-rata kesalahan

    absolut prakiraan dalam bentuk persentasenya terhadap data aktualnya.

    e. U-Theil dan Batting U-Theil adalah suatu metode evaluasi ketepatan ramalan yang

    membandingkan antara metode peramalan formal dengan pendekatan naif dan juga

    mengkuadratkan kesalahan yang terjadi sehingga kesalahan yang besar diberikan

    lebih banyak bobot daripada kesalahan yang kecil. Karakteristik positif yang

    ditimbulkan dalam menggunakan U-Theil sebagai ukuran ketepatan adalah mengenai

    interpretasi yang intuitif. Sedangkan Batting merupakan penyelesaian daru U-theil,

    ukuran rata-rata batting digunakan untuk mengukur keakuratan suatu pengukuran.

  • a. Metode Double Moving Average (DMA) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving

    Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.3.

    Tabel 4.3 Uji kesalahan Peramalan Double Moving Average

    Mean Absolute Error (MAE)

    1

    n

    i

    i

    e

    MAEn

    = 15.993,33

    Mean Square Error (MSE)

    n

    E

    MSE

    N

    I

    I 1

    2

    MSE =

    = 745089344.667

    Standard Deviation Error (SDE)

    1

    1

    2

    N

    E

    SDE

    N

    I

    I

    = 176.018

    Periode Data

    Aktual

    Ramalan

    Permintaan Error

    Abs.

    Error Sqr. Error PE APE Pembilang Penyebut

    1 453081 - - - - - - - 0.0179

    2 513714 - - - - - - - 0.0007

    3 527071 574347 47276 47276 2.235.020.176 -8.970 8.97 0,000 0.0007

    4 540775 540428 -347 347 120.409 0.064 8.97 0,000 0.0007

    5 554836 554479 -357 357 127.449 0.064 0.064 - -

    Jumlah 47980.000 2235268034 41.19 0,000 0.0199

  • Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

    100

    I

    III

    X

    FXPE

    = -8.970

    n

    PE

    MAPE

    N

    I

    I 1

    = -2.987

    U-Theil dan Batting

    Pembilang = 0.0000

    Penyebut = 0.0199

    n

    i

    n

    i

    Penyebut

    Pembilang

    TheilU

    1

    1

    = 0.000

    Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 0.000) x 100 = 400

    b. Metode Single Exponentian Smooting (SES) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving

    Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.4.

    Tabel 4.4 Uji kesalahan Peramalan Single Exponentian Smooting (SES)

    Periode Data

    Aktual

    Ramalan

    Permintaan Error

    Abs.

    Error Sqr. Error PE APE Pembilang Penyebut

    1 453081 - - - - - - - 0.0179

    2 513714 453081.00 60633.000 60633.000 3676360689.000 11.803 11.803 0.0000 0.0007

    3 527071 527070.00 1.000 1.000 1.000 0.000 0.000 0.0000 0.0007

    4 540775 541128.00 -353.000 353.000 124609.000 -0.065 0.065 0.0000 0.0007

    5 554836 554754.00 82.000 82.000 6724.000 0.015 0.015 - -

    Jumlah 61069.000 3676492023.000 11.753 11.883 0.0000 0.0199

  • Mean Absolute Error (MAE)

    1

    n

    i

    i

    e

    MAEn

    = 15267,250

    Mean Square Error (MSE)

    n

    E

    MSE

    N

    I

    I 1

    2

    = 919123005,750

    Standard Deviation Error (SDE)

    1

    1

    2

    N

    E

    SDE

    N

    I

    I

    = 18281.864

    Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

    100

    I

    III

    X

    FXPE

    = 11.803

    n

    PE

    MAPE

    N

    I

    I 1

    = 2.938

  • U-Theil dan Batting Pembilang = 0.0000

    Penyebut = 0.0199

    n

    i

    n

    i

    Penyebut

    Pembilang

    TheilU

    1

    1

    = 0.004

    Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 0.004) x 100 = 399.600

    c. Metode Double Exponentian Smooting (DES) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving

    Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.5.

    Tabel 4.5 Uji kesalahan Peramalan Double Exponentian Smooting dari Brown (DES-

    Brown)

    Mean Absolute Error (MAE)

    1

    n

    i

    i

    e

    MAEn

    = 27480.500

    Periode Data

    Aktual

    Ramalan

    Permintaan Error Abs. Error Sqr. Error PE APE Pembilang Penyebut

    1 453.081 - - - - 0.0179

    2 513.714 453.081 - 60.633 3.676.360.689 11.803 11.803 0.0028 0.0007

    3 527.071 499.887 47276 27.184 738.969.856 5.158 5.158 0.0000 0.0007

    4 540.775 540.711 -347 64 4.096 0.012 0.012 0.0017 0.0007

    5 554.836 576.877 -357 22.041 485.805.681 -3.973 3.973 - -

    Jumlah 109.922 4901140322 13 20.946 0.0044614 0.0199

  • Mean Square Error (MSE)

    n

    E

    MSE

    N

    I

    I 1

    2

    = 122528080.500

    Standard Deviation Error (SDE)

    1

    1

    2

    N

    E

    SDE

    N

    I

    I

    = 23336.048

    Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

    100

    I

    III

    X

    FXPE

    =11.803

    n

    PE

    MAPE

    N

    I

    I 1

    = 3.15

    U-Theil dan Batting Pembilang = 0.00044614

    Penyebut = 0.0199

    n

    i

    n

    i

    Penyebut

    Pembilang

    TheilU

    1

    1

  • = 0.473

    Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 0.4735) x 100 = 352.700

    Error DMA SES DES Terpilih Metode

    MAE 15993.333 15267.250 27480.5 15267.250 SES

    MSE 745089344.7 919123005.750 1225285081 1225285081 DES

    SDE 176.018 18281.864 23336.048 176.018 DMA

    MAPE -2.94 2.938 3.25 -2.947 DMA

    Utheil 0 0.004 0.473 0 DMA

    Batting 400 399.600 352.7 400 DMA

    Berdasarkan hasil rekapitulasi uji kesalahan peramalan pada tabel 2.15, dapat

    diketahui metode yang digunakan dalam peramalan adalah Double Moving Average

    (DMA) karena memiliki tingkat error yang paling kecil dan memiliki nilai Batting

    paling tinggi. Metode yang terpilih ini akan dilakukan Moving Range Test atau uji

    validitas

    4. Moving Range Test (Uji Validitas )

    Moving range digunakan untuk membandingkan nilai-nilai observasi atau

    data aktual dengan nilai peramalan dari kebutuhan yang sama. Dapat dikatakan

    bahwa moving range adalah peta kontrol statistik yang digunakan pada pengendalian

    kualitas. Peta moving range memiliki batasan-batasan yang terdiri dari batas kontrol

    atas dan batas kontrol bawah. Jika ada sebuah titik atau data yang berada di luar batas

    tersebut maka ada beberapa data yang harus dihilangkan atau mencari metode

    peramalan yang lain. Moving Range digunakan untuk mengetahui sejauh mana arah

    pergerakan (misal: permintaan) bergerak. Perhitungan Moving Range menggunakan

    rumus:

    1 1t t t t tMR X F X F

    n

    MR

    MR

    n

    i

    i 1

  • Contoh perhitungan Moving Range Test pada peramalan metode Double

    Exponential Smoothing Brown (DES Brown)

    MR5 = | (X5-F5) (X4-F4) |

    = | (3319.000 3111.968 )-( 3201.000 3078.720) | = 84.752

    MR = 1022.317/8 = 127.790

    Hasil perhitungan keseluruhan ditampilkan pada tebel 4.6.

    Tabel 4.6 Moving Range Test

    Periode Data Aktual Ramalan Permintaan Error MR I MR I

    1 453081 - - - -

    2 513714 - - - -

    3 527071 574347.00 47276.000 - -

    4 540775 540428.00 -347.000 47623.000 47623.000

    5 554836 554479.00 -357.000 10.000 10.000

    JUMLAH 47633.000

    n = jumlah periode MR

    UCL = + 2.66 MR = + 2.66 (47633) = 63351.890

    CL = 0

    LCL = - 2.66 MR = - 2.66 (47633) = -63351.890

    Region A = + 1.77 MR = + 1.77 (47633) = 42155.205

    Region A = - 1.77 MR = - 1.77 (47633) = -42155.205

    Region B = + 0.89 MR = + 0.89 (47633) = 21196.685

    Region B = - 0.89 MR = - 0.89 (47633) = -21196.685

    Region C = CL = 0

  • Gambar 4.6 Moving Range Test

    Berdasarkan perhitungan moving range test atau uji validitas yang

    ditampilkan pada gambar 4.6 dapat diketahui semua nilai Moving Range (MR)

    berada didalam batas kendali atas (Under Class Limmit) dan batas kendali bawah

    (Lower Class Limmit), sehingga dapat disimpulkan hasil peramalan dengan

    menggunakan metode Double Moving Average adalah valid dan dapat digunakan

    untuk memprediksi permintaan kereta mainan kayu untuk 5 periode yang akan

    datang.

    Grafik data aktual dan ramalan dari metode terpilih dapat dilihat pada

    gambar 4.7.

  • Gambar 4.7 Grafik Pola Double Moving Average (DMA)

    Berdasarkan hasil perhitungan peramalan terhadap permintaan produk mainan kayu

    cargo dengan menggunakan metoda Double Moving Average yang telah ditampilkan

    dalam bentuk grafik 4.7, maka diperoleh jumlah permintaan pada periode 6 sampai

    periode 10 senantiasa mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan kereta kayu

    mainan pada setiap periode cenderung sama yaitu sebanyak 14061 produk.

    Hasil peramala Untuk 5 priode yang akan datang dengan menggunakan

    metode yang terpilih yaitu Double Moving Average (DMA) dapat dilihat pada tabel

    4.7.

    Tabel 4.7 Tabel Hasil Pemilihan Ramalan Terbaik Double Moving Average (DMA)

    Data Aktual Peramalan Permintaan

    453081 -

    513714 -

    527071 574347.00

    540775 540428.00

    554836 554479.00

    568897.00

    582958.00

    597019.00

    611080.00

    625141.00

  • 4.2.1.4 Menentukan Lokasi Pabrik Menggunakan Teori Fasilitas

    Perencanaan fasilitas yang pertama berkaitan dengan perencanaan dan

    penentuan lokasi usaha. Perencanaan dan pertimbangan penentuan lokasi usaha untuk

    usaha baru dan perluasan usaha, akan berbeda.Pemilihan lokasi pabrik merupakan

    salah satu hal yang penting dalam perancanagan pabrik yang memproduksi barang

    maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan

    dalam proses perancangan. Alasan yang mendasarinya diantaranya yaitu sektor

    barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang

    tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan

    tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen.

    Pertimbangan lain dalam perencanaan dan pemilihan lokasi pabrik yaitu

    faktor sumber bahan baku, area pemasaran, dan tersedianya tenaga kerja. Setiap

    pabrik akan berusaha menjaga agar penyaluran bahan baku dapat berkesinambungan

    dengan harga layak dan transportasi rendah. Berbagai industri memilih tempat

    fasilitas produksinya di dekat area pemasaran dengan tujuan untuk memperpendek

    jaringan distribusi produk sehingga cepat sampai di tangan konsumen. Meskipun

    tidak semua perusahaan menyadari dan menggunakannya, beberapa metode ilmiah

    yang biasanya dipergunakan untuk perencanaan dan penentuan lokasi usaha. Salah

    satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi pabrik yaitu metode

    Factor Rating.

    Penentuan lokasi usaha dengan metode Metode Factor Rating dilakukan

    dengan beberapa langkah sebagai berikut :

    Pertama, menentukan dan mengurutkan faktor-faktor yang diperkirakan akan

    mempengaruhi aktivitas perusahaan nantinya.

    Kedua, setelah faktor-faktor tersebut diberikan bobot sesuai dengan tingkat

    kepentingannya. Semakin penting pengaruh faktor tersebut pada operasional

    perusahaan, semakin besar bobot yang harus diberikan. Perlu diingat bahwa total

    bobot dari keseluruhan faktor haruslah 100%.

    Ketiga, tentukan beberapa lokasi alternatif usaha, selanjutnya bandingkan beberapa

    alternatif lokasi tersebut dengan mengacu pada faktor yang telah ditentukan

    sebelumnya

    Keempat, menganalisis kemungkinan dampak setiap faktor pada masing-masing

    lokasi alternatif. Lokasi yang lebih baik kondisinya untuk setiap faktor akan diberikan

    nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh dalam tabel di bawah, untuk faktor pasar,

    ternyata lokasi 1 lebih baik dari lokasi 2, sehingga nilainya diberi lebih tinggi.

    Kelima, Setelah semua faktor dibandingkan dan semua lokasi memiliki nilai, kalikan

    masing-masing nilai dalam setiap lokasi dengan bobotnya, dan selanjutnya dijumlah

    ke bawah. Lokasi yang memiliki nilai total tertinggi akan dipilih menjadi lokasi usaha

    perusahaan.

    Berikut adalah faktor pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik.

    Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk sangat penting dijadikan sebagai salah satu indicator

    penenruan lokasi pabrik. Wilayah dengan jumlah penduduk yang tinggi dapat

    mempermudah perusahaan untuk memasarkan produk yang dihasilkannya.

  • Gambar 4.7 Peta Administratif Kab. Bandung

    Dilihat dari luas wilayah setiap kecamatan yang ada pada Kab. Bandung, dapat

    diketahui bahwa Kecamatan Pasirjambu memiliki luas wilayah yang lebih luas dibandingkan

    dengan kecamatan lainnya. Setelah mengetahui kecamatan mana yang memiliki luas daerah

    lebih luas dibandingkan kecamatan lainnya, hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah

    jumlah penduduk yang ada pada di setiap kecamatan. Dalam pemilihan lokasi pabrik

    sebaiknya memilih daerah yang memiliki jumlah penduduk yang relative lebih sedikit

    dibandingkan dengan kecamatan lainnya, hal tersebut dikarenakan untuk meminimalisir

    dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah pabrik. Atas dasar tujuan tersebut, maka dapat

    diketahui data jumlah penduduk Kota banjar per kecamatan pada tahun 2013, sbb :

    Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Kota Banjar 2013

    Wilayah Jumlah Penduduk

    Jumlah Laki-laki Perempuan

    Kecamatan Pangalengan 69863 68980 138843

    Kecamatan Pasirjambu 40863 39095 79958

    Kecamatan Kertasari 33281 32433 65714

    Kecamatan Rancabali 24129 23571 47700

    Kecamatan Soreang 53,427 50,961 104,388

    Dilihat dari jumlah penduduk Kecamatan Rancabali memiliki jumlah penduduk yang

    lebih sedikit dibandingkan kecamatan lainnya. Setelah mengetahui luas daerah dan jumlah

    penduduk dari setiap kecamatan , hal berikutnya yang perlu diketahui adalah distribusi

    penduduk per km2 dari setiap kecamatan. Adapun hal tersebut dapat diketahui, berdasarkan

    tabel di bawah ini :

  • Tabel 4.9 Jumlah Kepadatan Penduduk Kab. Bandung per kecamatan (Distribusi

    Penduduk) 2013

    Wilayah Jumlah Penduduk

    Jumlah Luas

    Wilayah

    Kepadatan

    Penduduk Laki-laki Perempuan

    Kecamatan Pangalengan 69863 68980 138843 19540,93 5

    Kecamatan Pasirjambu 40863 39095 79958 23957,64 4

    Kecamatan Kertasari 33281 32433 65714 15207.36 4

    Kecamatan Rancabali 24129 23571 47700 14837.00 4

    Kecamatan Soreang 53,427 50,961 104,388 2550.68 43

    Dengan mengasumsikan untuk NILAI Distribusi kepadatan penduduk (input Rating

    Factor), adalah sebagi berikut :

    Tabel 4.10 Nilai Rating Kepadatan Penduduk

    Nilai Rating

    0-5 10

    6-10 20

    11-15 30

    16-20 40

    21-25 50

    26-30 60

    31-35 70

    36-40 80

    45-50 90

    45-55 100

    Maka dapat ditentukan nilai untuk tenaga kerja untuk setiap kecamatan adalah sebagai

    berikut :

    Kecamatan Pangalengan = 5 = 10 Kecamatan Pasirjambu = 4 = 10 Kecamatan Kertasari = 4 = 10 Kecamatan Rancabali = 4 = 10 Kecamatan Soreang = 43 = 80

    Luas Wilayah ` Luas wilayah penting dipertimbangkan untuk menentukan lokasi pabrik. Dalam

    pelaksanaannya suatu pabrik selalu berusaha untuk melakukan pengembangan pabrik. Luas

    wilayah sangat penting karena dengan wilayah yang luas maka perusahaan dapat dengan

    mudah menyusun rencana pengembangan pabrik.

  • Tabel 4.11 Nilai Rating Luas Wilayah

    Nilai Rating

    0 2500 10

    2501 5000 20

    5001 7500 30

    7501 10000 40

    10001 - 12500 50

    12501 - 15000 60

    150001 - 1750 70

    17501 - 20000 80

    20001 - 22501 90

    22501 - 25000 100

    Maka dapat ditentukan nilai untuk tenaga kerja untuk setiap kecamatan adalah sebagai

    berikut :

    Kecamatan Pangalengan = 19540,93 = 80 Kecamatan Pasirjambu = 23957,64 = 100 Kecamatan Kertasari = 15207.36 = 70 Kecamatan Rancabali = 14837.00 = 60 Kecamatan Soreang = 2550.68 = 20

    Bahan Baku ` Berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur umumnya didirikan di

    lokasi yang dekat dengan bahan baku (Perusahaan pengolahan kayu, miniman, makanan, dll).

    Dalam penentuan nilai dari setiap faktor-faktor tersebut, penulis tidak mampu memberikan

    data yang valid untuk disajikan, dikarenakan penulis tidak menemukan data pendukung untuk

    faktor-faktor tersebut. Adapun langkah yangdiambil penulis adalah dengan memberikan nilai

    adalah dengan cara mengasumsikan nilai untuk setiap faktor tersebut.

    Faktor Bahan Baku : Diasumsikan nilai bahan baku oleh penulis adalah sebagai berikut :

    Kecamatan Pangalengan = 80 Kecamatan Pasirjambu = 70 Kecamatan Kertasari = 80 Kecamatan Rancabali = 60 Kecamatan Soreang = 50

    Faktor Transportasi : Diasumsikan nilai transportasi oleh penulis adalah sebagai berikut :

    Kecamatan Pangalengan = 70 Kecamatan Pasirjambu = 60 Kecamatan Kertasari = 70 Kecamatan Rancabali = 80 Kecamatan Soreang = 90

  • Faktor Listrik dan Air : Diasumsikan nilai listrik dan air oleh penulis adalah sebagai berikut :

    Kecamatan Pangalengan = 90 Kecamatan Pasirjambu = 80 Kecamatan Kertasari = 80 Kecamatan Rancabali = 80 Kecamatan Soreang = 80

    Setelah mengetahui nilai dari setiap faktor yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi

    pabrik PT. Kereta Api Mainan maka dalam pemilihan daerah untuk dijadikan lokasi pabrik

    penulis menggunakan pendekatan metode rating factor. Adapun hasil rating factor tersebut

    ditampilkan pada Tabel 4.12.

    Tabel 4.12 Factor Rating Lokasi Pabrik PT.Kereta Api Mainan

    Faktor Bobot Pangalengan Pasirjambu Kertasari Rancabali Soreang

    N B x N N B x N N B x N N B x N N B x N

    Kepadatan Penduduk 0.15 10 1.5 10 1.5 10 1.5 10 1.5 80 12

    Luas Wilayah 0.15 80 12 100 15 70 10.5 60 9 20 3

    Bahan Baku 0.3 80 24 70 21 80 24 70 21 80 24

    Transportasi 0.3 70 21 60 18 70 21 80 24 90 27

    Listrik dan air 0.1 80 8 80 8 80 8 80 8 80 8

    Jumlah 1 66.5 63.5 65 63.5 74

    Berdasarkan hasil data di atas, maka dapat diketahui maka Kecamatan Purwaharja

    merupakan lokasi terideal dalam penempatan lokasi pabrik PT.Kereta Api Mainan. Hal

    tersebut dikarenakan bobot point Kecamatan Soreang lebih besar dari kecamatan lainnya

    yang terdapat di Kab. Bandung.

  • BAB V

    ANALISIS

    Aspek manajemen organisasi dari PT. Kereta Api Mainan merupakan perusahaan

    berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dimana kekayaan PT terpisah dengan kekayaan

    para pemiliknya (pemegang saham). Dalam merencanakan dan mengembangkan perusahaan

    dijelaskan melalui visi dan strategi perusahaan yang mana visi perusahaan adalah menjadi

    perusahaan yang padat karya, dan misi perusahaan adalah Menyediakan produk kereta

    mainan kayu yang kreatif dan inovatif beserta jasanya kepada pelanggan dan meningkatkan

    nilai masyarakat, partner, dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan perusahaan disusun

    melalui kegiatan SWOT analysis yang mencakup strategi pengembangan produk dan jasa,

    strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan kualitas produk, strategi pengembangan

    SDM, strategi pengembangan teknologi informasi, dan strategi pengembangan masyarakat

    dan lingkungan. Berdasarkan strategi strategi perusahaan tersebut kemudian dibuat skema organisasi PT. Kereta Api Mainan.

    Struktur organisasi PT. Kereta Api Mainan terdiri dari direktur, wakil direktur,

    general manager yang membawahi langsung manager produksi, manager pemasaran,

    manager keuangan, dan manager HRD. Struktur organisasi teresebut bekerja bersama sama untuk mencapai tujuan perusahaan berdasarkan uraian jabatan masing masing bagian. Untuk

    aspek pemasaran produk,, penentuan pasar dipengaruhi oleh letak geografis kabupaten

    Bandung. Penentuan wilayah pemasaran PT. kereta api mainan di Kabupaten Bandung

    disesuaikan dengan luas wilayah dalam suatu kecamatan dan potensi pengembangan

    perusahaan. Semantara itberdasarkan hal tersebut, dapat diketahui kecamatan dengan

    potensial potensial market tertinggi terletak di kecamatan soreang yang merupakan Ibukota

    Bandung Barat. Perusahaan tidak lupa melakukan peramalan untuk permintaan produk

    mainan kereta api yang sesuai dengan prosedur peramalan (forecasting).

    Berdasarkan hasil plotting data diketahui pola data actual untuk peramalan yaitu pola

    data trand. Metode terpilih yang digunakan untuk peramalan yaitu double moving average

    (DMA) dan diperoleh jumlah permintaan pada periode 6 sampai periode 10 senantiasa

    mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan kereta kayu mainan pada setiap periode

    cenderung sama yaitu sebanyak 14061 produk. Peramalan telah dilakukan, dilanjutkan

    dengan menentukan lokasi pabrik menggunakan teori fasilitas.

    Dalam menentukan lokasi pabrik mainan kereta api di kabupaten Bandung dibantu

    menggunakan metode Factor Rating, dengan mempertimbangkan kepadatan penduduk dan

    luas wilayah, kabupaten Bandung, Bahan baku, factor bahan baku, dan factor tranportasi.

    Dapat diketahui bahwa kecamatan Soreang merupakan lokasi terideal dalam penempatan

    lokasi pabrik PT.Kereta Api Mainan. Hal tersebut dikarenakan bobot point Kecamatan

    Soreang lebih besar dari kecamatan lainnya yang terdapat di Kab. Bandung berdasarkan

    perhitungan menggunakan metode Factor Rating.

  • BAB VI KESIMPULAN

    Berdasarkan uraian manajemen organisasi dan pemasaran, dapat disimpulkan sebagai

    berikut:

    a. Pemilihan lokasi pabrik dapat menentukan keberhasilan maupun kegagalan usaha yang dilakukan perusahaan karena merupakan elemen penting dalam menentukan

    pendapatan yang diperoleh maupun biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.

    Berbagai faktor perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik.

    b. Manajemen organisasi dan pemasaran dilakukan untuk menentukan daerah aspek pemasaran yang baik untuk pemasaran produk kereta kayu mainan .

    c. Manajemen organisasi dan pemasaran bertujuan untuk menentukan pasar untuk penjualan produk kereta kayu mainan dan proyeksi kebutuhan produk kereta kayu

    mainan sebagai informasi untuk perencanaan produksi.

    d. Manajemen organisasi dan pemasaran untuk melakukan forecasting untuk titik acuan perusahaan dari jumlah penduduk pada wilayah pemasaran kereta kayu mainan di

    kabupatem bandung.

    e. Manajemen organisasi dan pemasaran bertujuan untuk menentukan lokasi pabrik yang paling efektif sebagai lokasi untuk memproduksi kereta kayu mainan.