Praktikum Peluang Dan Alternatif Usaha Kelas C Bengkoang a'Lay
-
Upload
widya-erja-syafitri -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Praktikum Peluang Dan Alternatif Usaha Kelas C Bengkoang a'Lay
ICM
BENGKOANG A’lay
PELUANG DAN ALTERNATIF USAHA
Oleh :
Fadry AW 1310211021 General Manajer
Desi Larasati 1210213047 Manajer Produksi
Widya Erja Syafitri 1310211153 Manajer Pemasaran
Rahyuni 1310211131 Manajer Keuangan
Kelas : C
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
PERMASALAHAN DI KOTA PADANG
Kota Padang memiliki luas 69.496 Ha, dari luas tersebut 3.500 Ha
merupakan kawasan yang sangat rentan terhadap banjir, sekitar 50% -nya
merupakan kawasan permukiman. Kawasan pesisir Kota Padang yang terancam
abrasi adalah; Purus, Ulak Karang, Pasir Air Tawar, Perupuk Tabing serta Pasie
Nan Tiga. Kemunduran garis pantau di daerah tersebut mencapai 6 meter
pertahun.
Berbagai permasalahan di Kota Padang menjadi tanggung jawab bersama
warga Kota. Akan tetapi, Pemerintah Kota adalah penanggung jawab terdepan
terhadap segala permasalahan tersebut. Untuk itu, perencanaan pembangunan
harus matang dan terimplementasi dengan baik. Harus juga merupakan suatu
pemecahan yang benar - benar dibutuhkan warga.
Walikota Padang mengatakan bahwa persoalan yang mendasar saat ini di
kota Padang adalah menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dalam
pembangunan, di samping penataan kota secara fisik pasca bencana. Banyak
kondisi sosial Kota Padang yang dicuatkan, seperti warung kelambu dan warung
baremoh yang tak kunjung habis walaupun berkali - kali dirazia dan ditertibkan.
Tawuran pelajar juga menjadi sorotan karena masih kerap terjadi. Rekruting
penghuni Rusunawa Purus juga perlu dievaluasi. Kemudian, kesemrawutan pasar
raya dan penataan kawasan Pantai Padang juga merupakan permasalahan yang
ada di Kota Padang.
Penataan Pantai Padang harus dilakukan secara komprehensif dan serius.
Yaitu, dengan melihat prospek dari potensi wisata untuk dikembangkan dan
memberikan solusi bagi warga Purus yang sudah menjadikan kawasan tersebut
sebagai habitat dan komunal mereka.
Kawasan Padang Kota Tua akan dikembangkan ke depannya sebagai
tempat wisata. Sebelumnya, Pemko Padang telah menganggarkan Rp 1 miliar
untuk bangunan - bangunan tua yang ada. Tapi, memang butuh dana yang besar
untuk menjadikan kota tua tersebut bisa tertata dan terawat dengan ideal.
Tak hanya itu, bengkoang merupakan tanaman khas di Kota Padang
sehingga Kota Padang dinamakan pula sebagai Kota Bengkoang. Bengkoang
banyak dijual pedagang sebagai oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke
Kota Padang. Bengkoang yang berasal dari Kota Padang rasanya manis, banyak
air dan enak dimakan. Meski demikian, bengkoang diusahakan secara kurang
intensif dengan menggunakan benih lokal. Sangat jarang dipupuk, dan kurang
dalam kontrol bunga, yaitu memotong bunga yang muncul agar umbinya tumbuh
sempurna. Menurut DPKKP (2005) produktivitasnya hanya 7,27 ton/ha dimana
produktivitas bengkoang menurut Asriyunaldi (1996) dapat mencapai 20 ton/ha.
Walaupun menjadi tanaman khas di Kota Padang, perkembangan budidaya
bengkoang Padang ini tidak begitu menggembirakan. Luas panennya hanya
berkisar antara 106–140 ha per tahun dari tahun 2002–2004 dan hanya diusahakan
di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kuranji, Pauh, Koto Tangah dan Nanggalo.
Bengkoang ini dijual sampai ke luar daerah seperti ke Pekanbaru di
Provinsi Riau. Cara pelaksanaan panennya beragam yaitu ada yang dipanen oleh
petani sendiri dan ada pula oleh pedagang pengumpul.
Meski dikenal sebagai kota bengkoang, namun produksi bengkoang belum
tergolong optimal. Kurangnya hasil produksi bengkoang di Kota Padang ini di
duga : 1) Cara pengelolaan yang kurang tepat, seperti kurangnya pemupukan, cara
pemotongan putik bunga bengkoang sampai panen. Masyarakat hanya bepanduan
dengan ilmu turun menurun tidak mempertimbangkan sesuai atau tidak lahannya
untuk ditanam bengkoang 2) Masyarakat sudah kurang berminat berladang
bengkoang 3) Curah hujan yang terlalu tinggi dapat menurunkan kualitas
bengkoang. Selain faktor di atas ada juga faktor yang tidak bisa diabaikan yaitu
karakteristk lahan yang belum optimalnya pemanfaatan lahan dan teknis budidaya
pemeliharaan tanaman bengkoang yang baik.
POTENSI KOTA PADANG
Indonesia merupakan suatu negara yang banyak memiliki pulau-pulau,
tiap-tiap pulau memiliki banyak kekayaan yang terkandung di dalamnya, dapat
kita lihat dari segi hutannya, pertanian, perkebunan, maupun perindustrian darat
dan laut semua itu adalah kekayaan alam Indonesia. Kekayaan alam tersebut
diperuntukkan untuk Negara maupun penduduk Indonesia yang mendiami pulau-
pulau atau daerah tersebut. Tinggal masyarakatnya yang harus bekerja keras
dalam pemanfaatan lahan maupun lainnya yang telah disediakan oleh alam.
Salah satu provinsi di Indonesia adalah Sumatera Barat yang beribu kota
kan Padang. Padang memiliki pantai yang indah sepanjang 84 km dan 19 pulau
kecil berpasir putih. Tak jauh dari sana, pemerintah kota membuat sebuah danau
buatan. Pemerintah daerah juga membuat mesjid raya megah khas minang yang
mungkin bisa diproyeksikan menjadi icon kota ini. Potensi kota Padang sebagai
kota wisata diantaranya kawasan Padang kota tua, Jembatan Siti Nurbaya, cagar
budaya batu malin kundang, tugu dan monumen sejarah kota.
Tak hanya wisata, Padang juga memiliki potensi dalam bidang kuliner.
Berbagai kuliner kaya bumbu tersedia di Kota Padang. Begitu halnya dengan
pertanian, hasil pertanian salah satunya adalah bengkoang sebagai produk
hortikultural. Saat ini bengkoang banyak ditanam di Jawa dan Madura pada
dataran rendah. Padang salah satu tempat diluar Jawa dan Madura yang menjadi
berhasil bengkoang yang diangap buah spesifik kota Padang (Badan Pusat
Statistik, 2001).
Kota padang dijuluki kota bingkuang. "Padang Kota Bingkuang". Karena
padang merupakan penghasil bengkoang terbesar di Sumatera Barat dan menjadi
oleh-oleh utama bagi wisatawan jika berkunjung ke Kota Padang. Dahulunya
Kota Padang memiliki budidaya kebun bengkoang, walaupun tidak seluruh
kecamatan yang menanam bengkoang, hanya ada empat dari sebelas kecamatan di
Kota Padang yang menanam bengkoang yaitu Koto Tangah, Nanggalo, Kuranji,
dan Pauh.
Bengkoang khas dari kota Padang, banyak diminati pula sebagai oleh-
oleh para wisatawan yang mengunjungi kota Padang. Bengkoang yang ditanam di
kota ini menghasilkan buah yang renyah, berukuran lebih besar daripada
bengkoang yang dihasilkan daerah lain, manis, dan daging buahnya tidak berserat
sehingga tidak akan tersangkut di gigi saat dimakan. Anehnya, walaupun berasal
dari bibit yang sama, tetapi bengkoang khas dari kota Padang tetap menghasilkan
buah yang lebih unggul, hal ini konon karena dipengaruhi jenis tanah di wilayah
Padang.
Selain dimakan langsung, bengkoang juga dapat digunakan sebagai bahan
kosmetik dan buah-buahan, diolah menjadi keripik dan olahan makanan lain,
tentunya ini akan meningkatkan permintaan akan bahan baku buah bengkoang.
Biaya penanaman dan perawatan bengkoang juga tergolong murah, karena
tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang banyak seperti tanaman lainnya.
PELUANG DARI POTENSI DAN MASALAH YANG
DIHADAPI DI KOTA PADANG
Kota Padang terkenal dengan buah bengkoangnya. Setiap wisatawan yang
pulang dari kota Padang selalu dimintai buah bengkoang dari kota Padang. Di
sepanjang jalan menuju Bandara Internasional Minangkabau dan terminal di
kawasan air tawar terdapat pedagang buah bengkoang.
Hampir semua bagian tanaman bengkoang bermanfaat bagi kebutuhan
pangan bergizi, pemelihara kesehatan, kecantikan, pestisida nabati dan juga
kelestarian lingkungan indikasi ini menunjukkan bengkuang layak mendapat
perhatian dalam pengembangan peningkatan dan pelestarian nilai manfaatnya
sebagai wahana bisnis maka kini masa depan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan manusia.
Di sisi lain, inovasi-inovasi terobosan berbasis teknologi tepat guna terkait
dengan bengkoang serta peluang bisnis yang tidak terbayangkan berkembang
pesat. Permintaan bahan baku bengkoang meningkat untuk memenuhi kebutuhan
produk olahan bengkoang. Olahan bengkoang ini nantinya akan dikemas dalam
bentuk oleh-oleh khas kota Padang.
Permintaan bahan baku bengkoang tentu tidak hanya dalam jumlah yang
cukup banyak namun juga saat yang tepat. Mengupayakan teknik budidaya yang
tepat dapat mengusahakan pemenuhan bahan baku bengkoang dalam jumlah
banyak dan waktu yang tepat.
Oleh karena itu tim penulis ingin memenuhi permintaan bahan baku
bengkoang dengan cara budidaya bengkoang yang nantinya akan dikerjakan
bersama-sama dengan petani bengkoang lainnya. Tim penulis akan menggunakan
benih unggul dan menerapkan cara budidaya yang baik dan benar. Diharapkan
dengan adanya pengawasan dan panduan oleh tim penulis kepada petani
bengkoang, produksi bengkoang semakin meningkat.
ALASAN MENCIPTAKAN PELUANG
Padang sebagai kota bengkoang terkenal dengan maskotnya, bengkoang.
Bengkoang memiliki rasa manis, mengandung banyak air, memang cocok
mewakili topografi Kota Padang yang panas karena berada di pinggiran pantai.
Alasan mendasar lainnya, ada nilai-nilai filosofis dan tentu saja karena buah ini
banyak dibudidayakan yang kemudian menjadi produk khas Kota Padang. Yang
terakhir ini mungkin akan jadi cerita saja. Pertanian bengkoang semakin susah
ditemukan menyusul semakin tergerusnya lahan pertanian akibat perkembangan
kota. Atau ada alasan lain bagi petani untuk tidak menanam bengkuang, karena
harga jualnya yang tidak menjanjikan. Untuk kondisi yang terakhir ini, agaknya
kontekstual dengan alasan menjadikan bengkoang sebagai maskotnya Kota
Padang, karena bisa jadi suatu saat buah ini akan langka di Kota Padang, dan
dengan mengenangnya sebagai maskot, itu sudah cukup menjadi sebuah kearifan
sejarah.
Petani bengkoang di kota Padang hanya ada di empat kecamatan dari 11
kecamatan yang ada di Kota Padang. Langkanya petani bengkoang karena hasil
produksi yang rendah, dan jarang dilakukan penyuluhan tentang tanaman ini.
Petani belum dapat menemukan jarak penanaman yang tepat, dalam mendapatkan
benih, petani mendapatkan benih dari tanaman sebelumnya, hal lain yang
membuat petani bengkuang kurang berminat dalam menanam tanaman ini yaitu
disebabkan oleh harga jual yang rendah, sementara modal produksi saat ini
semakin tinggi sehinggakan keuntungan yang didapatkan kecil sekali bahkan
untuk mengembalikan modal produksi saja cukup sulit.
Demi tetap lestarinya bengkoang kota Padang, maka terbentuklah
perusahaan yang bergerak di bidang budidaya bengkoang. Produksi bengkoang
yang belum optimal diharapkan dapat ditingkatkan dengan adanya pengawasan
dan panduan dari tim penulis. Sehingga tidak hanya sekedar berbudidaya
bengkoang dan menghasilkan keuntungan, perusahaan diharapkan dapat membagi
wawasan ilmunya kepada petani mengenai cara berbudidaya bengkoang yang
benar dan mendapatkan hasil yang optimal.
ALTERNATIF USAHA
Alternatif usaha selain budidaya bengkoang adalah penanaman ubi jalar.
Tim penulis mengajukan budidaya ubi jalar karena masih lemahnya kapasitas para
pelaku utama dalam budidaya ubi jalar (contohnya pola pikir yang belum
komersial, keterampilan pemanfaatan pupuk organik dan penanganan hama,
penangganan pasca panen termasuk upaya diversifikasi produk turunan ubi jalar);
masih lemahnya kapasitas kelembagaan pelaku utama dalam rantai nilai ubi jalar
(contohnya belum adanya asosiasi / kelompok tani yang kuat); terbatasnya jumlah
tenaga penyuluh; tren penurunan luas areal tanam.
Ubi jalar merupakan kelompok tanaman pangan yang paling banyak
dibudidayakan sebagai komoditas pertanian bersumber karbohidrat setelah
gandum, beras, jagung dan singkong. Alasan utama banyak yang
membudidayakan adalah karena tanaman ini relatif mudah tumbuh, tahan hama
dan penyakit serta memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Ubi Jalar juga
merupakan bahan pangan yang baik, khususnya karena patinya yang memiliki
kandungan nutrisi yang sangat kaya antara lain karbohidrat yang tinggi. Oleh
karena itu di beberapa daerah ubi jalar juga digunakan sebagai bahan makanan
pokok.
Ubi jalar dipilih tim penulis karena memenuhi syarat alternatif usaha.
Budidaya ubi jalar tidak mengeluarkan biaya usaha tani yang melebihi budidaya
bengkoang. Tak hanya itu, budidaya ubi jalar juga tidak menambah modal biaya
investasi dari budidaya bengkoang. Sehingga dalam hal ini tidak dibutuhkan biaya
yang besar dari usaha utama.
Oleh karena itu, tim penulis membudidayakan ubi jalar sebagai alternatif
usaha selain budidaya bengkoang agar terciptanya peningkatan pendapatan
melalui peningkatan produktivitas dan pelibatan petani setempat sehingga
meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Buletin Ubi Jalar Edisi Oktober 2012, Kementerian Pertanian
http://pkslubeg.blogspot.co.id/2013/04/inilah-permasalahan-kota-padang-saat.html Diakses pada 10 Februari 2016 pukul 19:56 WIB
Usman, Yusri. 2013. Analisis Keadilan Tataniaga Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang. Jurnal Agribisnis Kerakyatan. Padang: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Andalas