Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
-
Upload
fadhila-suryantini -
Category
Documents
-
view
250 -
download
5
Transcript of Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
1/12
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PARASITOLOGI
DisusunOleh :
Nama : FadhilaSuryantini
Nim : G1B013086
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2014
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
2/12
PEMERIKSAAN CACING TREMATODA PADA KEONG
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG PRAKTIKUM
Parasitologi adalah suatu cabang ilmubiologi yang mempelajari
tentang semua organism parasit. Parasitologi mempelajari organism parasit
yang tergolong hewan parasit meliputi protozoa, helminthes,
arthopodadaninsektaparasit. Cacing daun adalah cacing yang hidup sebagai
parasit yang termasuk kelas Trematoda, phylum Platyhelminthes. Spesies
yang merupakan parasit manusia termasuk sub kelas Digenia yang mengalami
reproduksi seksual pada masa dewasanya, diikuti oleh reproduksi aseksual
selama stadium larvanya di dalam keong. Trematoda berasal dari kata
Trematos yang artinya berlubang dan berlekuk, yaitu cacing yang tubuhnya
terdapat satu atau lebih bagian yang berlekuk untuk menempel pada
hospesnya. Trematoda mempunyai bentuk umum seperti daun dengan tubuh
tidak bersegmen.
Ukuran tubuhnya berkisar antara 1 mm dan beberapa centimeter
(Arifin, 2006). Beberapa spesies yang ditemukan di Indonesia seperti
Fasciolopsisbuski,Echinostoma,HeterophyidaedanSchistosomajaponicum.Dalam siklus hidupnya, trematoda memerlukan hospes perantara
berupa keong untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keong dapat dengan
mudah ditemukan di lingkungan yang lembab atau berair. Salah satu contoh
lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan keong adalah daerah persawahan.
Keberadaan keong di persawahan ini diikuti dengan terdapatnya hewan-
hewan lain seperti bebek, sapi, dan kambing yang merupakan hospes definitif
dari trematoda. Hal ini menyebabkan keong yang terdapat di persawahan
kemungkinan mengandung trematoda yang berpotensi sebagai penyebab
infeksi pada manusia (Khalidi, Sarjana, Winarsih, 2006).
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
3/12
2. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menemukanadatidaknyalarva trematoda (serkaria)padakeong mas,
kkracadansumpil.
2. Mengamatibentukserkariapadakeong mas, kracadansumpil.
B. METODE
1. METODE PEMERIKSAAN
1.1Pengambilansampeldanpengamatannya di lapangan
Pengambilansampeldialakukan di sawah yang terletak di
belakang Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
1.2Pengamatandanidentifikasigastropoda di laboratorium
Setelah sampel diambil lalu dilakukan pengamatan dan
identifikasi dengan menggunakan mikroskop.
1.3Analisis data
Setelah dilakukan pengamatan ditemukan hasil apakah ada
larva trematoda (serkaria) atautidak, bila tidak ada dilakukan
analisia
2.ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan padapraktikum pemeriksaan
cacing trematoda pada keong diantaranya :
a. Alat :
- Pisau
-
Telenan
- Objek glass
-
Cover glass
- Mikroskop
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
4/12
b. Bahan :
- Keong (mas, kraca dan sumpil)
3.
CARA KERJA
a. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
disiapkan
b. Keong yang akan diamati diambil dan diletakkan pada
telenan
c. Dipotong cangkang keong pada ruas segmen ke-3 dari
belakang
d. Lendir keong diulaskan pada objek glass
e. Ditutup dengan cover glass
f. Diamati dengan mikroskop
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
5/12
C. HASIL
No Namakeong Keterangan
1. Keong Mas Tidak ditemukan serkaria pada tubuh
keong
2 KeongKraca Tidak ditemukan serkaria pada tubuh
keong
3 KeongSumpil Tidak ditemukan serkaria pada tubuh
keong
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
6/12
D. PEMBAHASAN
Telur Trematoda yang telah menetas di perairan akan menetas menjadi larva
mirasidium yang bersilia dan berenang di perairan. Mirasidium akan menginfeksi
tubuh siput yang sesuai melalui kulit siput. Di dalam tubuh siput, larva
mirasidium akan berubah menjadi kantung-kantung panjang yang disebut
sporokista yang kemudian berubah menjadi redia. Redia akan memperbanyak diri
dan berubah menjadi larva berstadium empat yang berekor disebut serkaria.
Stadium-stadium tersebut berada dalam organ hati
siput.Olehkarenaitusiputataukeongmerupakanhospesperantarapertamacacingtrema
todaini.Hospesdefinitifcacingtrematodaantara lain kucing, anjing, sapi, tikus,
burung, musang, harimau dan manusia.
Trematoda diketahui bisa menyebabkan penyakit infeksi pada manusia.
Kelainan yang disebabkanolehtrematodainitergantungdarilokalisasicacing di
dalamtubuhhospes, selain itu juga ada pengaruh rangsangan setempat dan zat
toksi yang dikeluarkan oleh cacing. Cacing daun yang hidup di rongga usus
biasanya tidak member gejala atau hanya gejala gastrointestinal ringan seperti
mual, muntah, sakit perut dan diare. Bila cacing hidup di jarignan paru akan
menimbulkan gejala batuk, sesak napas dan batuk darah (hemoptisis). Cacing
daun yang hidup di saluran empedu, menyebabkan penyumbatan aliran empedu
dan peradangan saluran empedu, akibat lainnya adalah peradangan hati atau
hepatomegali yang dapat mengakibatkan sirosis hati. Cacingdaun yang hidup di
pembuluh darah terutama telurnya menimbulkan kelainan yang berupa
peradangan, pseudo-abses dan akhirnya fibrosis jaringan yang diinfiltrasi telur
cacing ini seperti hati, jantung, otak, lainya (Staff Pengajar, 2008). Secara garis
besar gangguan cacing tremato dadapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel
hati dan penyumbatan saluran empedu. Manusia yang terinfeksi ditandai dengan
sakit perut yang kuat atau menimbulkan sakit kuning.
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
7/12
Manusia dapat terinfeksi cacing trematoda apabila :
a) Memakan ikan yang mengandung metasercaria yang tidak dimasak
sampai matang, karena ikan merupakan hospes perantara yang kedua.b) Memakan sayuran atau tumbuhan air yang mengandung metasercaria
yang tidak dimasak sampai matang.
c) Manusia berada di perairan yang di dalamnya terdapat sercaria spesies
Schistosoma sp. yang dapat menembus kulit.
Infeksi cacing trematoda dapat dicegah dengan beberapa cara antara lain :
a)
Membudayakan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,misalnya pemeliharaan sanitasilingkungan.
b) Mencuci bersih sayur-sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi.
c) Pemeliharaan dan pengobatan sedini mungkin apabila terjadi gejala
infeksi cacing Trematoda.
Sebagian besar siputataukeongberperan sebagai hospes perantara cacing
Trematoda, stadium perkembangannya (sporokista, redia, serkaria) yang ada
dalam hati organ siputataukeong. Oleh karena itu, dalam pemeriksaan
pemotongan tubuh siputataukeong dilakukan pada lingkaran atau ruas ke tiga
cangkang siput. Cacing Trematoda menempel pada hospes dengan batil isap yang
berbentuk separti cangkir, duri, atau kulit. Batil isap ada dua yaitu pada bagian
kepala (oral sucker) letaknya mengelilingi mulut dan berhubungan langsung
dengan saluran pencernaan, sedangkan batil isap lainnya terdapat pada bagian
perut (ventral sucker), yang ukurannya lebih besar dari pada oral sucker. Pada
pemeriksaan keong yang dilakukan pada keong mas, kraca dan sumpil tidak
ditemukan adanya larva trematoda (serkaria). Faktor faktor yang menyebabkan
tidak ditemukannya serkaria di dalam tubuh keong keong tersebut antaralain :
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
8/12
Pemotongan cangkang tidak pas pada organ hati siput yaitu bukan pada
lingkaran apec yang ketiga.
Keong memang belum terinfeksi cacing Trematoda.
Daerah ditemukannya siput belum tercemar sehingga cacing
Trematodanya tidak ada.
Saat melakukan identifikasi praktikan kurang teliti dan tidak mengikuti
prosedur yang ada sehingga pada beberapa siput tidak ditemukan stadium
perkembangan cacing trematoda.
Telur Trematoda menetas pada hospes yang tidak cocok.
Sawah kemungkinan dibajak tidak menggunakan hewan tetapi memakai
mesin
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
9/12
E. KESIMPULAN
1. Pemeriksaan pemotongan tubuh siput atau keong dilakukan pada lingkaran
atau ruas ke tiga cangkang siput karena sebagian besar siput atau keong
berperan sebagai hospes perantara cacing trematoda, stadium
perkembangannya (sporokista, redia, serkaria) yang ada dalam hati organ
siput atau keong.
2. Faktor faktor yang menyebabkan tidak ditemukannya serkaria pada keong
antara lain karena pemotongan cangkang tidak pas pada organ hati siput yaitu
bukan pada lingkaran yang ketiga, daerah belum tercemar, saat identifikasi
praktikan kurang teliti, sawah kemungkinan dibajak menggunakan mesin.
3.
Salah satu cara mencegah terjadinya infeksi karena cacing trematoda adalah
membudayakan pola hidup bersih dan sehat.
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
10/12
DAFTAR PUSTAKA
Arifin M., 2006.Pengaruh Iradiasi Terhadap Infektivitas Metaserkaria Fasciola
giganticapada Kambing.
http://digilib.batan.go.id/eprosiding/File%Prosiding/ Kesehatan/ Risalah %
2000/2000/M-Arifin.pdf.
Michella, D.J , Sorensen, R.E. 2010. Snail-trematode life history interactions: past
trends and future directions. Cambridge University. Nomor 07 Volume 123.
Stafpengajardepartemennparasitologi.2008. ParasitologiKedokteran .FKUI.Jakarta
:Erlangga.
Teguh Wahyu Sardjono, Sri Winarsih, M. Rizqan Khalidi. 2006.Larva Trematoda
pada Berbagai Jenis Keong Persawahan di Daerah Blimbing Malang Jawa
Timur dan Marampiau Rantau Kalimantan Selatan.
Wahyono,Sri. 2005. IdentifikasiPopulasiGastropoda Air Tawar di Waduk Seguling
dan Sekitarnya.
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
11/12
LAMPIRAN
Hasilpengamatan di bawahmikroskop
No gambar keterangan
1 Pengamatankeong mas
(tidakditemukanserkaria)
2 Pengomatankeongkraca
(tidakditemukanserkaria)
-
8/10/2019 Praktikum Parasitolog1 3 (Autosaved)
12/12
3 Pengamatankeongsumpil
(tidakditemukanserkaria)