PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR AIR · PDF filePRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II...
Transcript of PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR AIR · PDF filePRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II...
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT
EKA NOVIANA NINDI ASTUTY
1112016200016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
TUJUAN PRAKTIKUM
o Untuk menentukan kadar air pada produk makanan khususnya pada biscuit pada pemanasan 100 105
C.
o Untuk menentukan kadar abu pada produk makanan khususnya pada biscuit pada pemanasan 100 105
C.
ABSTRACT
Biskuit merupakan salah satu kue kering ynag sangat digemari. Inti dari pembuatan kue kering adalah
pencampuran antara tepung dan air yang dijadikan adonan kemudian ditambahkan dengan bahan yang mengandung lemak
agar renyah. Biscuit dibuat dengan adonan lunak. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan biscuit terdiri dari dua
bagian yaitu bahan-bahan yang berfungsi sebagai pengikat adalah tepung., telur, air, dan garam serta bahan-bahan yang
berfungsi sebagai bahan pengembang dan kuning telur (Departemen Perindustrian, 2003).
Kandungan air dalam bahan pangan ikut menentukan penerimaan, kesegaran dan daya tahan pangan tersebut.
Kandungan air pada biscuit akan mempengaruhi penerimaan konsumen terutama pada tekstur kerenyahan. Biscuit dengan
kadar air yang tinggi cenderung tidak renyah, sehingga teksturnya kurang disukai (Winamo, 2004)
Prinsipnya adalah sample dikeringkan oven 100-105 C sampai mencapai massa yang konstan. Metode
thrmogravimetri pada dasarnya adalah cara penentuan kadar air dengan cara menguapkan air dari dalam bahan makanan
khususnya pada biscuit dengan jalan pemanasan. Metode penentuan kadar air tersebut merupakan cara yang relative
mudah dan murah.
TABEL PERSYARATAN MUTU BISKUIT (SNI No.01-2973-1991)
Kriteria Uji
Persyaratan
Air Max 5%
Protein Min 9%
Abu Max 1.5%
Lemak Min 9.5%
Karbohidrat Min 70%
Logam berbahaya - (negative)
Serat kasar Max 0.5%
Kalori Min 400%
Jenis tepung Terigu
Bau, rasa Normal dan tidak tengik
Warna Normal
Kadar air
1. Biscuit yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 2 gram kemudian dimasukkan kedalam cawan yang
diketahui beratnya.
2. Bahan yang dikeringkan dalam oven suhu 100 - 105 C selama 1 jam 30 menit, selanjutnya didinginkan
dalam desikator dan ditimbang. Bahan kemudian dikeringkan lagi dalam oven vurnes selama 30 menit,
didinginkan dalam desikator dan kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai mendapatkan massa
yang konstan.
3. Dihitung kadar airnya dengan rumus :
Kadar air = Berat awal berat akhir 100 %
Berat akhir
Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic atau dapat juga disebut sebagai unsure mineral.
Kadar abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Prinsipnya adalah sample
dipanaskan pada suhu 500-700 C.
Kadar abu (sudarmaji dkk.1997)
Kadar abu ditentukan dengan metode tanur. Prosedur kerja penentuan kadar abu sebagai berikut :
1. Cawan pengabuan dibakar dalam tanur kemudian di dinginkan selama 5 menit lalu ditimbang.
2. Dimasukkan dalam cawan pengabuan kemudian dimasukkan ke dalam tanur dan dibakar sampai didapat abu
berwarna abu-abu atau sampai massanya konstan
3. Bahan didinginkan kemudian ditimbang.
4. Dihitung kadar bunya dengan rumus :
% abu = berat abu (gr) 100 %
Berat sample (gr)
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :
- OVEN - BISKUIT
- CAWAN PORSELEN
- CAWAN KRUS
- TANG PENJEPIT
- NERACA ANALITIK
- DESIKATOR
- LUMPANG DAN ALU
CARA KERJA
1. Untuk mencari kadar air, cawan porselen kosong dikeringkan dalam oven selam 5 menit dan didinginkan
dalam desikator selama 15 menit, kemudian cawan porselen kosong tersebut ditimbang menggunakan neraca
analitik.
2. Haluskan biscuit, untuk dijadikan sample sebanyak 2 gram
3. masukkan porselen yang sudah berisi sampelselama 1 jam 30 menit pada temperature 105 C
4. Dinginkan ke dalam desikator selama 15 menit, kemudian timbang kembali menggunakan neraca analitik
5. Panaskan kembali porselen selama 10 menit dan dinginkan ke desikator selama 5 menit, kemudian timbang
kembali massanya.
6. Ulangi langkah diatas sampai diperoleh massa yang constant, setelah itu masuk ke vurnes 600 C
menggunakan cawan krus untuk mencari kadar abu
7. Sebelum masuk ke vurnes, cawan krus dicuci dengan alcohol, kemudian dipanaskan selama 5 menit pada
oven 105 C, kemudian dimasukkan ke desikator selama 10 menit.
8. Setelah itu cawan krus ditimbang dengan neraca analitik, dan masukkan sample biscuit nya lalu panaskan ke
dalam vurnes selama 30 menit.
HASIL PENGAMATAN
PORSELEN
KOSONG 57,0860 gr
CAWAN KRUS
KOSONG 22,9114 gr
MASSA
PORSELEN +
SAMPEL
59,0463 gr CAWAN KRUS + SAMPEL 24,8020 gr
MASSA
PEMANASAN 1 58,9317 gr MASSA PEMANASAN 1 23,1766 gr
MASSA
PEMANASAN 2 58,9330 gr MASSA ABU
( 23,1766 - 22,9114 = 0,2652
gr )
Perhitungan : Kadar air = Berat awal berat akhir 100 %
Berat akhir
Kadar air : 59,0463 58,9323 100 % = 5,18 %
1,9603
Perhitungan kadar abu :
% abu = Berat abu (gr) 100 %
Berat sample (gr)
% abu = 0,2652 100 % = 13,52 %
1,9603
KESIMPULAN
Hasil analisis biscuit yang diperoleh yang mendekati Standar Nasional Indonesia (SNI). Untuk biscuit yang kami uji,
dengan kadar air 5.18% dan dengan kadar abu 19.52 %.
DAFTAR PUSTAKA
Dep. Perindustrian.2003.biskuit. penanganan gizi buruk
Dep. Perindustrian.1990 Standar Industri Indonesia (SII). Standar Mutu Biskuit (SII 0177 90)
Akses Tanggal 27 maret 2014