Praktikum Ke 3 Dodol

25
Praktikum Ke-3 Selasa, 15 September 2015 DODOL RUMPUT LAUT ( Kappaphycus alvarezii ) Oleh: Riska Nofiyanti 4443121744 7B Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2015 Abstrak Membuat produk hasil olahan dari ikan biasanya membutuhkan proses pengolahan produk perikanan yang tidak hanya memberikan hasil inovasi terbaik dari tampak depannya saja melainkan melihat dari gizi yang akan di hasilkan. Dilaksanakan pada hari Selasa 15 September 2015 bertempat di Laboratorium Tempat Penangana Hasil Perikanan. Alat-alat yang digunakan ialah kompor, panci, sendok, piring, cetakan dodol, plastik, pisau. Lap, spatula, Kertas lebel, Nampan.Bahan yang di gunakan ialah bubur rumput laut, gula pasir 250 gram, gula merah 100 gram, tepung ketan 50 gram, garam 5 gram, santan 75 gram, vanili 5 gram, air 375 gram, pewarna makanan 2- 3 tetes. Dengan hasil terbaik pada rasa terbaik dengan menggunakan konstrasi 1

description

praktikum diversivikasi

Transcript of Praktikum Ke 3 Dodol

Page 1: Praktikum Ke 3 Dodol

Praktikum

Ke-3

Selasa, 15 September 2015

DODOL RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii )

Oleh:

Riska Nofiyanti

4443121744

7B

Jurusan Perikanan

Fakultas Pertanian

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2015

Abstrak

Membuat produk hasil olahan dari ikan biasanya membutuhkan proses pengolahan produk perikanan yang tidak hanya memberikan hasil inovasi terbaik dari tampak depannya saja melainkan melihat dari gizi yang akan di hasilkan. Dilaksanakan pada hari Selasa 15 September 2015 bertempat di Laboratorium Tempat Penangana Hasil Perikanan. Alat-alat yang digunakan ialah kompor, panci, sendok, piring, cetakan dodol, plastik, pisau. Lap, spatula, Kertas lebel, Nampan.Bahan yang di gunakan ialah bubur rumput laut, gula pasir 250 gram, gula merah 100 gram, tepung ketan 50 gram, garam 5 gram, santan 75 gram, vanili 5 gram, air 375 gram, pewarna makanan 2- 3 tetes. Dengan hasil terbaik pada rasa terbaik dengan menggunakan konstrasi 100% gula putih dan pada parameter aroma terbaik menggunakn konstrasi gula 100% tanpa karamel, kemudian pada parameter tekstur terbaik menggunakn konstrasi 100% gula putih, lalu pada parameter warna terbaik ialah dengan menggunakan konstrasi 100% gula putih.

Kata kunci : Dodol, Gula putih, Gula merah

PENDAHULUAN

Membuat produk hasil olahan dari ikan biasanya membutuhkan proses

pengolahan produk perikanan yang tidak hanya memberikan hasil inovasi terbaik

1

Page 2: Praktikum Ke 3 Dodol

dari tampak depannya saja melainkan melihat dari gizi yang akan di hasilkan pada

olahan tersebut agar dapat termanfatkan lebih baik lagi. Pada roduk perikanan di

Indonesia pada saat ini sudah mulai bermunculan seiring dengan berkembangnya

teknologi pengolahan perikanan. Dengan permasalahan yang sering muncul pada

pengolah produk perikanan di karenakan ikan mudah busuk.

Perikanan Indonesia pada era globalisasi ini memiliki prospek

pengembangan yang sangat potensial. Hal ini dapat dilihat dari industri pangan

hasil perikanan yang semakin berkembang dan beragam jenisnya. (Santoso,

2008). Laut Indonesia sangat luas karena letaknya yang dikelilingi oleh beberapa

samudera. Hasil lau mengandung banyak kandungan gizi yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh manusia.

Perairan Indonesia memiliki potensi sumber daya rumput laut yang sangat

tinggi. Tercatat sedikitnya ada 55 jenis rumput laut di perairan Indonesia,

diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan

(Ditjenkanbud, 2006 dalam Kurniayu, 2007).

Seiring dengan menguatnya gerakan kembali ke alam (back to nature),

pemanfaatan rumput laut kian dimaksimalkan. Upaya untuk membudidayakannya

pun kian digencarkan. Di Nusa Dua dan Nusa Lembongan Bali misalnya, upaya

budidaya jenis Eucheuma / Kappaphycus alvarezii  sudah dimulai pada tahun

1983. Upaya serupa juga dilakukan pada jenis Gracillaria di berbagai wilayah

Indonesia lainnya, diantaranya yaitu Paciran (Lamongan), Sulawesi Selatan,

Pantai Utara Pulau Jawa. Dan budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii juga

dilakukan pada peraian Nusa Tenggara Barat tepatnya di  Balai Budidaya Laut

Stasiun Grupuk Kabupaten Lombok Tengah sejak tahun 1990 hingga saat ini.

Di bidang industri, ternyata pengolahan rumput laut sudah cukup lama

dikenal di Indonesia, meskipun dengan teknologi proses dan peralatan yang

sederhana. Rumput laut telah diolah menjadi beragam jenis makanan, di antaranya

kue, puding, dodol, dan agar. Disamping itu, hidrokoloid yang terkandung di

dalam rumput laut merupakan alasan utama untuk menjadikannya sebagai bahan

baku industri kosmetik, farmasi, cat, tekstil, pakan ternak, dan industri lainnya.

2

Page 3: Praktikum Ke 3 Dodol

Tujuan dari praktikum pembuatan dodol rumput laut Kappaphycus

alvarezii ini lah untuk menentukan konstrasi gula yang optimum untuk

menghasilkan dodol rumput laut yang terbaik.

TINJAUAN PUSTAKA

Olahan pada produk prikanan di antranya dodol rumput laut, Dodol

rumput laut merupakan salah satu bentuk difersifikasi produk pengolahan rumput

laut. Resep dodol laut, proses Dodol rumput laut dibuat dengan menambahkan

rumput laut guna meningkatkan nilai guna dari rumput laut. Beberapa faktor yang

perlu diperhatikan karena dapat memepengaruhi kualitas dodol adalah komposisi

bahan bakunya.

Oleh karena itu, perlu diketahui proporsi tepung ketan dan rumput laut

yang optimum agar dihasilkan dodol rumpul laut dengan kualitas yang baik

(Rukhanah, 2005). Dodol adalah makanan tradisional yang banyak ditemui di

seluruh wilayah Indonesia. Jajanan yang satu ini awalnya dibuat untuk tujuan hari

raya tertentu. Dodol atau bahasa jawa disebut jenang memang cara membuat

jajanan yang paling unik. Membutuhkan waktu yang lama dan perlu persiapan

khsusu. Dodol selalu dibuat untuk suguhan atau hantaran khusus. Jadi pasar dodol

sebenarnya sudah lama sekali dikenal di Indonesia.

Dodol tradisional yang pertama kali dikenal adalah dari bahan beras/ketan

dengan tambahan santan dan gula sebagai snak legit yang selalu ditunggu.

Berlanjut dengan perkembangan dodol buah serta akhir akhir ini adalah dodol

rumput laut. Usaha dodol tak ada matinya, apalagi jika produk ini dikonsep

sebagai oleh oleh khas daerah. Oleh oleh khas daerah lebih unik jika mengacu

keunggulan daerah. Karena menghasilkan banyak rumput laut, maka memilih

variasi dodol dari rumput laut bisa menjadi pilihan yang menarik.

Rumput laut yang netral dengan tekstur yang kenyal dan mudah digigit

akan menghasilkan cita rasa dodol rumput laut yang lebih variatif. Agar olahan

dodol up to date inovasi dengan menambahkan aneka jenis rasa. Cukup

ditambahkan aneka bahan lainnya dan perasa maka dodol akan tampil lebih trendi.

Dodol rumput laut tak hanya rasa original rumput laut tapi juga bisa ditambahkan

3

Page 4: Praktikum Ke 3 Dodol

coklat, buah, susu, cappuccino atau tambahan kacang kacangan sehingga tampil

lebih komplit.

Dodol rumput laut adalah produk yang berasal dari adonan rumput laut

yang diberi bahan tambahan gula dan tepung ketan atau tepung terigu yang

dimasak hingga homogen dan kental, kemudian dicetak dan dijemur hingga keluar

lapisan gula dipermukaannya.

Rumput Laut Kappaphycus alvarezii 

Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Seaweed dalam dunia perdagangan

dikenal sebagai rumput laut, namun sebenarnya dalam dunia ilmu pengetahuan

diartikan sebagai alga (ganggang) yang berasal dari bahasa latin yaitu algor yang

berarti dingin. Ganggang laut adalah tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki

perbedaan susnan kerangka seperti akar, batang, dan daun.

Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya

merupakan bentuk thallus belaka. Bentuk thallus ganggang laut bermacam

macam, ada yang bulat seperti tabung, kantung, rambut, dan sebagainya

(Duddington, 1971). Menurut Atmadja W. S dkk (1996), rumput laut yang dalam

bahasa Inggris disebut “seaweed” adalah alga makro yang bersifat bentik dan

termasuk tumbuhan tingkat rendah Thallophyta.

Tumbuhan tersebut mempunyai sistem morfologi dan reproduksi tersendiri

yang umumnya berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi tumbuhan berbunga yang

biasa hidup di darat. Rumput laut merupakan ganggang yang hidup di laut dan

tergolong dalam divisio thallophyta. Keseluruhan dari tanaman ini merupakan

batang yang dikenal dengan sebutan thallus, bentuk thallus rumput laut ada

bermacam-macam ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti

kantong, rambut dan lain sebagainya.

Thallus ini ada yang tersusun hanya oleh satu sel (uniseluler) atau banyak

sel multiselule (Soegiarto et al, 1978). Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii

merupakan salah satu carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karagenan,

yang berupa senyawa polisakarida. Karagenan dapat terekstraksi dengan air panas

yang mempunyai kemampuan untuk membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada

4

Page 5: Praktikum Ke 3 Dodol

rumput laut ini dibutuhkan untuk menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk

ke dalam golongan Rhodophyta yang menghasilkan florin starch Winarno 1990.

Klasifikasi rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii menurut Doty (1986)

dalam atmadja et al.( 1996). Gambar rumput laut Kappaphycus alvarezii.

Kingdom         : Plantae

Divisi               : Rhodophita

Kelas               : Rhodophyceae

Ordo                : Gigartinales

Famili              : Solieriacceae

Genus              : Kappaphycus

Spesies             : Kappaphycus alvarezii

Gambar 1. Rumput laut Kappaphycus alvarezii

Morfologi dari Ciri fisik  yang dimilki spesies ini diantaranya Thalus yang

kasaar, agak pipih dan bercabang teratur, yaitu bercabang dua atau tiga, ujung-

ujung percabangan ada yang runcing dan tumpul dengan permukaan bergerigi,

agak kasar dan berbintil-bintil ( afrianto dan liviani 1933  dalam syukron

2009). Kappaphycus alvarezii tumbuh melekat kesubtrat dengan alat perekat

berupa cakram. Cabang cabang pertama dan kedua  tumbuh membentuk rumpun

yang rimbun dengan cirri khusus mngarah kearah datangnya sinar matahari.

Cabang cabang tersebut ada yang memanjang atau melengkung seperti

tanduk ( Atmadja . 1996). Rumput laut Kappaphycus alvarezii adalah salah satu

5

Page 6: Praktikum Ke 3 Dodol

jenis rumput laut dari kelas Rhodophyceae anggang Merah dan merupakan salh

satu carragenophytes, yaitu rumput laut penghasil keraginan. Keraginan

merupakan senyawa polisakarida yang dapat terektraksi dengan air panas untuk

membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada rumput laut ini dibutuhkan untuk

menghsailkan pasta yan baik Winarno 1990.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat pada Praktikum ke-3 diversivikasi dengan judul proses

pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii  yang dilaksanakan pada hari

Selasa 15 September 2015 bertempat di Laboratorium Tempat Penangana Hasil

Perikanan Jurusan perikanan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Praktikum ini

dilaksanakan pada pukul 15:30 WIB.

Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum diversivikasi yang berjudul

proses pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii  ialah kompor, panci,

sendok, piring, cetakan dodol, plastik, pisau. Lap, spatula, Kertas lebel, Nampan.

Bahan yang di gunakan pada saat praktikum diversiviakasi yang bberjudul

proses pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii  ialah bubur rumput

laut, gula pasir 250 gram, gula merah 100 gram, tepung ketan 50 gram, garam 5

gram, santan 75 gram, vanili 5 gram, air 375 gram, pewarna makanan 2- 3 tetes.

Prosedur kerja pada saat pembuatan dodol rumput laut kappaphycus

alvarezii  ialah pertama blender rumput laut hingga halus, kemudian siapkan alat

dan bhan yang akan digunkan pada saat pembutan dodol rumput laut. Kemudian

buat karamel dengan konsetrasi gula sesuai kelompok yaitu pada kelompok 3 gula

putih 50 % dan gula merah 50%.masukan air dan gula kemudian di aduk hingga

menjadi karamel. Dan persiapkan tepung ketan cair di beri air. Setelah karamel

sudah jadi masukan bahan bahan sperti vanili, santan, garam kemudian masukan

tepung ketan caur secara perlahan dan aduk hingga merata setelah itu masukan

campuran pewarna mkanan yang akan dapat membuta warna dodol menjadi

leboih menarik. Di beri air sedikit demi sedikit. Kemduian sudah kenyal masukan

kedalam cetakan dodol yang sudah di siapakan setelah itu beri lebel. Potong kecil

kemudian di jemur. Kemduian lakukan orleb.

6

Siapkan alat dan bahan pembuatan dodol rumput laut

Page 7: Praktikum Ke 3 Dodol

Diarga alir prosedur pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Masukan tepung cair

Potong dodol rumput laut

Masukan ke dalam Cetakan

Haluskan rumput laut dengan blender

Beri pewarna makanan

Membuat karamel

Masukan bahan

Membuat tepung ketan cair terlebih dahulu

Kemudian jemur dodol rumput laut

Lakukan uji organoleptik dodol rumput laut

Page 8: Praktikum Ke 3 Dodol

Pada pembuatan dodol rumput laut ini ialah mendapakan hasil dengan

sesuai konstrasi gula agar mendapatkan yang optimal sehingga menghasilkan

dodol rumput laut yang terbaik. Ada 6 konstrasi gula sesuai kelompok.

Tabel grafik batang pembuatan dodol rumput laut kappaphycus alvarezii 

Gambar 1. Diagram batang uji organoleptik dodol rumput laut parameter

rasa

Pada grafik tabel diagram batang di atas menujukan bahwa dengan melihat

konstrasi gula di pembuatan dodol rumput laut yaitu ada 6 konstrasi gula yang

berbeda agar dapat menentukan rasa terbaik. Maka yang terbaik konsentrasi gula

pada gula putih yang menggunakan 100 % gula putih kemudian setelah di uji

hedonik maka pada hasilnya yaitu 3,25 nilainya. Jadi dengan konstrasi yang

memakai gula putih 100% maka sangat baik juga pada hasil dodol rumput

lainya.sehingga membuat rasa semakin enak dan sangat lebih terasa kelezatanya

dari dodol rumput laut tersebut saat di uji organoleptik. Albashir, (2010)

mengatakan bahwa dengan menggunakan gula pada pembuatan dodol rumput laut

yang terbaik menggunakan gula putih sebanyak 90% karena gula putih yang

memiliki rasa manis biasa dan kekentalannya sangat sedikit sehingga mudah larut

dan mempengaruhi rasa dari dodol rumput laut tersebut. Di bandingkan dengan

gula jenis lainya.

8

Page 9: Praktikum Ke 3 Dodol

Gambar 2. Diagram batang. Hasil uji organoleptik pembuatan dodol

rumput laut dengan parameter aroma

Pada hasil diagram batang di atas menunjukan bahwa pada saat pembuatan

dodol rumput laut yang terbaik dengan konstrasi gula 100% tanpa karamel

memiliki aroma yang khas di bandingkan dengan konstrasi gula yang lainnya.

Kemudian pada saat di uji hedoniknya mendapatkan hasil 3,55 nilainya. Dan 100

% tanpa karamel membuat aroma semakin baik karena bahan gula langsung di

campurkan pada ppembuatan dodol rumput laut yang membuat aroma semakin

meresap dan tidak memberikan pengaruh lainnya sehingga aroma dari dodol

rumput laut ini masih menyatu dengan baik. Menggunakan gula tanpa karamel

pada pembuatan dodol membuat aroma yang semakin baik, koonstrasi gula yang

di pakai ialah baiknya 110%, sehingga memberikan aroma yang lebih baik lagi

karena semakin banyak gula aroma yang ditimbulkan hasilnya akan semakin baik

( Hasandy,2001).

9

Page 10: Praktikum Ke 3 Dodol

Gambar 3. Diagram batang uji organoleptik dodol rumput laut pada

parameter tekstur

Pada hasil diagram di atas ialah pembuatan dodol rumput laut dengan

melihat yang terbaik pada parameter tekstur yang menggunakan konstrasi gula

yang berbeda. Dengan diagram batang di atas mendapatkan hasil terbaik dengan

konstrasi gula 100% gula putih sebab menggunakan gula putih yang tidak terlalu

kental dan teksturnya mudah terlarut pada bahan adonan rumput laut sehingga

membuat dodol rumput laut menjadi lebih pas tidak terlalu lembek dan tidak

terlalu keras. Tingkat kering dari dodol rumput lautnya juga pas sehingga sangat

baik untuk tekstur yang di hasilkan. Kerrly,(2002) mengatakan bahwa menggukan

gula yang baik untuk pembentukan tekstur dengan konstrasi gula 100% membuat

tekstur sangat baik pada saat di makan kenyal yang pas dan sangat enak.

Gambar 4. Diargam batang uji organoleptik dodol rumput laut pada

parameter warna

Pada dirgam batang di atas menunjukan bahwa yang terbaik melihat

konstrasi gula adengan parameter warna ialah dodol rumput laut yang

menggunakan konstrasi 100 % gula putih. Dengan hasil 3,55 nilai rata rata

hedonik yang di hasilkana. Sehingga pada saat menggunakan gula putih warana

yang di pengaruhi tidak ada karena terlarutnya warna yang di buat karame terlebih

dahulu menyatu sangat baik dengan adonan dodol rumput laut tersebut. Di

bandingkan dengan menggunakan gula merah karena warna coklatnya akan

10

Page 11: Praktikum Ke 3 Dodol

mempengaruhi warna dari dodol rumput laut tersebut menjadi tidak bagus di

pandang mata.

Trisnadhi,(2005) menyatakan bahwa mengguanakn konsentrasi gula putih

yaitu 90 % tidak booleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit sehingga

warna yang di hasilkan tidak terlalu pucat dan apabila terlalu banyak akan

membuat warnanya semakin tidak bagus. Warna yang baik di hasilkan paduan

dari adonan dan penmabhan pewarna namun di bantu dengan warna dodol

sebelom di beriknan pewarna membuat warnanya semakin baik. Pada tabel anova

telah di hitung maka dengan hasil sig parameter yang berbeda nyata ialah

parameter rasa, tekstur dan warna pada pembutan dodol rumput laut tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dapat di simpulkan bahwa olahan dodol rumput laut yang memberikan

inovasi setiap dodol rumput laut yang menggunakan konstrasi gula sehingga

memberikan hasil terbaik dengan menggunakan konstrasi gula berapa persennya.

Kemudian dengan hasil terbaik pada rasa terbaik dengan menggunakan konstrasi

100% gula putih dan pada parameter aroma terbaik menggunakn konstrasi gula

100% tanpa karamel, kemudian pada parameter tekstur terbaik menggunakn

konstrasi 100% gula putih, lalu pada parameter warna terbaik ialah dengan

menggunakan konstrasi 100% gula putih.

Saran untuk praktikum kedepannya memberikan masukan untuk lebih

kreatif lagi menggunakan inovasi dari pewarnanya alami dari buah-buahan atau

dari sayuran sehingga menginovasikan dodol rumput laut namum memberikan

gizi tinggi saat di konsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja J. T., Ahmad Zatnika, Heri Purwanto dan Sri Istini. 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.

Afrianto dan liviani 1933  dalam syukron 2009 morfologi rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan jenisberagam di perairan indonesia, Unisertas Lampung

Albashir, 2010, Pembuatan inovasi dodol rumput laut Kappaphycus alvarezii. Universitas padjajaran bandung.

11

Page 12: Praktikum Ke 3 Dodol

Atmadja et al. 1996 morfologi rumput laut Kappaphycus alvarezii, Universitas Yogyakarta

Atmadja W. S dkk 1996, defini rumput laut Kappaphycus alvarezii, universitas negri semarang

Ditjenkanbud, 2006 dalam Kurniayu, 2007, jurnal ekosistem budidaya pada rum put laut Kappaphycus alvarezii. Sumber daya rumput laut Kappaphy cus alvarezi i. Universitas negri semarang

Duddington, 1971 budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perairan air

laut. Universitas negri semarang

Doty 1986 dalam atmadja 1996, klasifikasi rumput laut Kappaphycus alvarezii . Universitas yogyakarta

Hasandy,2001. Penmabahan gula putih dan gula merah pada pembuatan olahan manis produk perikanan. Universitas Lampung

Kerrly,2002, Pembuatan dodol rumput laut dengan penyajian bahan berbeda. Sekolah tinggi ilmu perikanan jakarta.

Kurniayu. 2007. Pengelolaan Usaha Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Metode Long line di Perairan Teluk Lasongko Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Rukhanah, 2005. Pengertian rumput laut Kappaphycus alvarezii. Universitas yogy akarta.

Santoso, 2008, sektor perikanan hasil indonesia terutama hasil untuk rumput laut di laut, penebar swadaya. Jakarta

Soegiarto et al, 1978 budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii pada peraiiran air laut. Universitas lampung

Trisnadhi,2005, proses pembuatan dodol rumput laut di daerah pinggir pantai dengan memanfatkan hasil budidaya rumput laut. Universitass sriwijaya.

Winarno 1990. Morfologi dan Buudidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perairan laut. Universitas negri semarang.

12

Page 13: Praktikum Ke 3 Dodol

LAMPIRAN

Gambar 5. Proses karamelisasi Gambar 6. Penambahan garam

Gambar 7. Bubur RL dan tepung ketan Gambar 8. Proses pengadukan

Gambar 9. Penambahan pewarna Gambar 10. Dodol rumpu laut

ANOVA

Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

rasa

Between Groups 6,267 5 1,253 1,353 ,247

Within Groups 105,600 114 ,926

Total 111,867 119

aroma

Between Groups 13,742 5 2,748 3,719 ,004

Within Groups 84,250 114 ,739

Total 97,992 119

13

Page 14: Praktikum Ke 3 Dodol

tekstur

Between Groups 14,400 5 2,880 3,191 ,010

Within Groups 102,900 114 ,903

Total 117,300 119

warna

Between Groups 13,642 5 2,728 2,673 ,025

Within Groups 116,350 114 1,021

Total 129,992 119

Aroma

Duncan

dodol_rumput_laut N Subset for alpha = 0.05

1 2

75% + gula pasir + 25%

gula merah20 2,4500

25% gula pasir + 75%

gula merah20 2,8500 2,8500

50% gula pasir + 50%

gula merah20 3,2000

100% gula merah 20 3,3000

100% gula pasir tanpa

karamel20 3,3500

100% gulag pasir karamel 20 3,4000

Sig. ,144 ,073

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.

tekstur

Duncan

dodol_rumput_laut N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

75% + gula pasir + 25%

gula merah20 2,3500

100% gula pasir tanpa

karamel20 2,7000 2,7000

25% gula pasir + 75%

gula merah20 2,7000 2,7000

50% gula pasir + 50%

gula merah20 2,8000 2,8000

100% gula merah 20 3,1000 3,1000

100% gulag pasir karamel 20 3,4500

Sig. ,177 ,231 ,246

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.

14

Page 15: Praktikum Ke 3 Dodol

rasa

Duncan

dodol_rumput_laut N Subset for

alpha = 0.05

1

50% gula pasir + 50%

gula merah20 2,6000

25% gula pasir + 75%

gula merah20 2,6500

75% + gula pasir + 25%

gula merah20 2,7500

100% gula pasir tanpa

karamel20 2,9000

100% gula merah 20 3,0500

100% gulag pasir

karamel20 3,2500

Sig. ,063

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.

warna

Duncan

dodol_rumput_laut N Subset for alpha = 0.05

1 2

50% gula pasir + 50%

gula merah20 2,6000

25% gula pasir + 75%

gula merah20 2,6000

75% + gula pasir + 25%

gula merah20 2,6000

100% gula merah 20 2,8000

100% gula pasir tanpa

karamel20 2,9000

100% gulag pasir karamel 20 3,5500

Sig. ,413 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.

15

Page 16: Praktikum Ke 3 Dodol

Descriptives

N Mean Std.

Deviati

on

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimu

m

Maxim

um

Lower

Bound

Upper

Bound

rasa

100% gula

pasir karamel20 3,2500 1,01955

,2279

82,7728 3,7272 1,00 5,00

100% gula

pasir tanpa

karamel

20 2,9000 1,16529,2605

72,3546 3,4454 1,00 5,00

50% gula pasir

+ 50% gula

merah

20 2,6000 1,04630,2339

62,1103 3,0897 1,00 5,00

25% gula pasir

+ 75% gula

merah

20 2,6500 ,81273,1817

32,2696 3,0304 2,00 4,00

75% gula pasir

+ 25% gula

merah

20 2,7500 ,85070,1902

22,3519 3,1481 1,00 4,00

100% gula

merah20 3,0500 ,82558

,1846

02,6636 3,4364 2,00 5,00

Total 120 2,8667 ,96956,0885

12,6914 3,0419 1,00 5,00

aroma

100% gulag

pasir karamel20 3,4000 ,94032

,2102

62,9599 3,8401 2,00 5,00

100% gula

pasir tanpa

karamel

20 3,3500 ,81273,1817

32,9696 3,7304 1,00 4,00

50% gula pasir

+ 50% gula

merah

20 3,2000 1,00525,2247

82,7295 3,6705 2,00 5,00

25% gula pasir

+ 75% gula

merah

20 2,8500 ,58714,1312

92,5752 3,1248 2,00 4,00

75% + gula

pasir + 25%

gula merah

20 2,4500 ,75915,1697

52,0947 2,8053 1,00 4,00

100% gula

merah20 3,3000 ,97872

,2188

52,8419 3,7581 1,00 5,00

Total 120 3,0917 ,90745,0828

42,9276 3,2557 1,00 5,00

16

Page 17: Praktikum Ke 3 Dodol

tekstur

100% gulag

pasir karamel20 3,4500 1,05006

,2348

02,9586 3,9414 2,00 5,00

100% gula

pasir tanpa

karamel

20 2,7000 ,80131,1791

82,3250 3,0750 1,00 4,00

50% gula pasir

+ 50% gula

merah

20 2,8000 1,00525,2247

82,3295 3,2705 1,00 4,00

25% gula pasir

+ 75% gula

merah

20 2,7000 ,97872,2188

52,2419 3,1581 1,00 4,00

75% + gula

pasir + 25%

gula merah

20 2,3500 ,93330,2086

91,9132 2,7868 1,00 4,00

100% gula

merah20 3,1000 ,91191

,2039

12,6732 3,5268 2,00 5,00

Total 120 2,8500 ,99283,0906

32,6705 3,0295 1,00 5,00

warna

100% gulag

pasir karamel20 3,5500 1,05006

,2348

03,0586 4,0414 1,00 5,00

100% gula

pasir tanpa

karamel

20 2,9000 1,11921,2502

62,3762 3,4238 1,00 4,00

50% gula pasir

+ 50% gula

merah

20 2,6000 ,88258,1973

52,1869 3,0131 1,00 4,00

25% gula pasir

+ 75% gula

merah

20 2,6000 ,88258,1973

52,1869 3,0131 1,00 4,00

75% + gula

pasir + 25%

gula merah

20 2,6000 ,94032,2102

62,1599 3,0401 1,00 4,00

100% gula

merah20 2,8000 1,15166

,2575

22,2610 3,3390 1,00 5,00

Total 120 2,8417 1,04516,0954

12,6527 3,0306 1,00 5,00

17