Praktikum i Salep Ilres Dessy

19
PRAKTIKUM I UNGUENTUM A. Tujuan Tujuan diadakannnya praktikum ini yaitu untuk mengetahui permasalahan yang terdapat dalam resep dan untuk mengetahui secara jelas cara pembuatan unguentum. B. Dasar Teori Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 %. Pengglongan Salep Menurut Konsistensinya yaitu: a. Unguenta : adalah salep yang memiliki konsistensi seperti mentega. Tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. b. Cream : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. c. Pasta : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu salep

Transcript of Praktikum i Salep Ilres Dessy

Page 1: Praktikum i Salep Ilres Dessy

PRAKTIKUM I

UNGUENTUM

A. Tujuan

Tujuan diadakannnya praktikum ini yaitu untuk mengetahui

permasalahan yang terdapat dalam resep dan untuk mengetahui secara jelas

cara pembuatan unguentum.

B. Dasar Teori

Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk

pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau

tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang

mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 %. Pengglongan Salep

Menurut Konsistensinya yaitu:

a. Unguenta : adalah salep yang memiliki konsistensi seperti mentega.

Tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa

memakai tenaga.

b. Cream : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap

kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.

c. Pasta : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat

(serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau

pelindung bagian kulit yang diberi.

d. Cerata : adalah suatu salep berlemak yang mengandung presentase

tinggi lilin (waxes), sehingga konsistensinya lebih keras.

e. Gelones Spumae (Jelly) : adalah suatu salep yang lebih halus.

Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin.

Penggolongan salep Menurut Efek Terapinya yaitu:

a. Salep Epidermic (Salep Penutup)

Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk

melindung kulit dan menghasilkan efek local, karena bahan obat

tidak diabsorbsi. Dasar salep yang terbaik adalah senyawa

hidrokarbon (vaselin).

Page 2: Praktikum i Salep Ilres Dessy

b. Salep Endodermic

Salep dimana bahan obatnya menembus kadalam tetapi tidak melalui

kulit dan terabsorbsi sebagian. Dasar salep yang baik adalah minyak

lemak.

c. Salep Diadermic (Salep Serap)

Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit dan

mencapai efek yang diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya. Dasar

salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao.

Penggolongan salep Menurut Dasar Salepnya yaitu :

a. Salep hydrophobic : yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak,

misanya campuran dar lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tak

tercuci dengan air.

b. Salep hydrophilic : yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar

salep tipe o/w atau seperti dasar salep hydrophobic tetapi

konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain

campuran sterol dan petrolatum (Nugraha, 2009).

Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air

yang tersedia maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan

bagian dasar salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air

terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan

diaduk hingga homogen. Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain

ialah Adeps Lanae, Unguentum Simplex, Hydrophilic ointment. Dan dasar

salep yang sudah mengandung air antara lain Lanoline (25% air),

Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum (40%)

( Anief, 2005 )

Salep terdiri dari bahan obat dan dasar salep. Bahan obat harus

dicampurkan ke dalam dasar salep menurut peraturan-peraturan salep. Ada 4

peraturan salep yaitu :

1. Bahan obat yang dapat larut dalam dasar salep (lemak atau

campuran lemak) dilarutkan ke dalam dasar salep, bila perlu dengan

pemanasan.

Page 3: Praktikum i Salep Ilres Dessy

2. Bahan obat yang dapat larut dalam air, dilarutkan dulu dalam air,

baru dicampurkan dengan dasar salep, dengan ketentuan air yang

ditambahkan guna melarutkan obat tersebut harus dapat diserap

oleh dasar salep, dan banyaknya air yang ditambahkan dikurangi

dari dasar salep.

3. Bahan obat yang tidak larut dalam dasar salep dan air, dijadikan serbuk

100 (B40) kecuali dengan acidum boricum yang dijadikan serbuk

120 (B50), kemudian dicampur dulu dengan setengah sampai sama

banyak dengan dasar salepnya, jika perlu dasar salepnya dicairkan

terlebih dahulu, kemudian sisa dasar salep ditambahkan sedikit demi

sedikit dalam keadaan cair atau tidak.

4. Jika salep dibuat dengan peleburan, maka salep harus diaduk

dampai dingin.

(Nugraha, 2009).

Baik dalam ukuran besar maupun kecil, salep dibuat dengan dua

metode umum, yaitu :

Pencampuran

Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama-

sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.

Peleburan

Dengan metode peleburan, semua atau beberapa komponen dari salep

dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan dengan

pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen

yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang

mengental setelah didinginkan dan diaduk. 

Cara pembuatan salep ditinjau dari zat khasiat utamanya

1. Zat padat

a. Zat padat dan larut dalam dasar salep

Camphorae

1. Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan

didalam pot salep tertutup (jika tidak dilampaui daya

larutnya).

Page 4: Praktikum i Salep Ilres Dessy

2. Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak (Ol. sesami),

camphorae dilarutkan lebih dahulu dalam minyak tersebut.

3. Jika dalam resep terdapat salol, menthol, atau zat lain

yang dapat mencair jika dicampur (karena penurunan titik

eutektik), camphorae dicampurkan supaya mencair, baru

ditambahkan dasar salepnya.

4. Jika camphorae itu berupa zat tunggal, camphorae ditetesi

lebih dahulu dengan eter atau alkohol 95%, kemudian

digerus dengan dasar salepnya.

Pellidol

1. Larut 3% dalam dasar salep, pellidol dilarutkan bersama-

sama dengan dasar salepnya yang dicairkan (jika dasar

salep disaring tetapi jangan lupa harus ditambahkan pada

penimbangannya sebanyak 20% ).

2. Jika pellidol yang ditambahkan melebihi daya larutnya,

maka digerus dengan dasar salep yang mudah dicairkan.

Iodum

1. Jika kelarutannya tidak dilampaui, kerjakan seperti pada

camphorae.

2. Larutkan dalam larutan pekat KI atau NaI (seperti pada

unguentum iodii dari Ph. Belanda V).

3. Ditetesi dengan etanol 95% sampai larut, baru

ditambahkan dasar salepnya

b. Zat padat larut dalam air

Protargol

1. Taburkan diatas air, diamkan ditempat gelap selama ¼ jam

sampai larut.

2. Jika dalam resep terdapat gliserin, tambahkan  gliserin

tersebut, baru ditambahkan airnya dan tidak perlu

ditunggu ¼ jam lagi karena dengan adanya gliserin,

protargol atau mudah larut.

Colargol

Page 5: Praktikum i Salep Ilres Dessy

Dikerjakan seperti protargol

Argentum nitrat (AgNO3)

1. Walaupun larut dalam air, zat ini tidak boleh dilarutkan

dalam air karena akan meninggalkan bekas noda hitam

pada kulit yang disebabkan oleh terbentuknya Ag2O,

kecuali pada resep obat wasir.

Fenol/fenol

1. Sebenarnya fenol mudah larut dalam air, tetapi dalam

salep tidak dilarutkan karena akan menimbulkan

rangsangan atau mengiritasi kulit dan juga tidak boleh

diganti dengan Phenol liquifactum (campuran fenol dan

air 77-81,5% FI ed.III).

c. Bahan obat yang larut dalam air tetapi tidak boleh dilarutkan dalam

air, yaitu :

Argentum nitrat : stibii et kalii tartars

 Fenol : oleum iocoris aselli

Hydrargyri bichloridum : zink sulfat

Chrysarobin : antibiotik (misalnya penicilin)

Pirogalol : chloretum auripo natrico.

d. Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep :

Ichtyol

- Jika ditambahkan pada massa salep yang masih panas atau

digerus terlalu lama, akan terjadi pemisahan.

Balsem-balsem dan minyak yang mudah menguap.

- Balsem merupakan campuarn damar dan minyak mudah

menguap ; jika digerus terlalu lama, damarnya akan keluar.

Air

- Ditambahkan terakhir karena berfungsi sebagai pendingin;

disamping itu, untuk mencegah permukaan mortir menjadi

licin.

Gliserin

Page 6: Praktikum i Salep Ilres Dessy

- Harus ditambahkan ke dalam dasar salep yang dingin,

karena tidak bisa bercampur dengan bahan dasar salep

yang sedang mencair dan harus ditambahkan sedikit demi

sedikit karena tidak mudah diserap oleh dasar salep.

Marmer album

- Dimasukkan terakhir karena dibutuhkan dalam bentuk kasar,

yang akan memberikan pengaruh percobaan pada kulit.

e. Zat padat tidak larut dalam air

Umumnya dibuat serbuk halus dahulu, misalnya :

- Belerang (tidak boleh diayak)

- Ac. Boricum (diambil bentuk yang pulveratum)

- Oxydum zincicum (diayak dengan ayakan No. 100/B40).

- Mamer album (diayak dengan ayakan No.25/B10)

- Veratrin (digerus dengan minyak, karena jika digerus tersendiri

akan menimbulkan bersin).

2.    Zat cair

a.    Sebagai pelarut bahan obat

Air

- Terjadi reaksi

Contohnya, jika aqua calcis bercampur dengan minyak

lemak akan terjadi penyabunan sehingga cara

penggunaannya adalah dengan diteteskan sedikit demi

sedikit kemudian dikocok dalam sebuah botol bersama

dengan minyak lemak, baru dicampur dengan bahan

lainnya.

- Tak terjadi reaksi

o Jumlah sedikit : teteskan terakhir sedikit demi

sedikit

o Jumlah banyak : diuapkan atau diambil bahan

berkhasiatnya saja dan berat airnya diganti dengan

dasar salepnya

Spiritus/etanol/alcohol

Page 7: Praktikum i Salep Ilres Dessy

- Jumlah sedikit : teteskan terakhir sedikit demi sedikit

- Jumlah banyak :

o Tahan panas : Tinct. Ratanhiae, panaskan diatas

tangas air sampai sekental sirop atau sepertiga

bagian.

o Tak tahan panas :

- Diketahui pembandingnya, maka diambil bagian-

bagiannya saja, misalnya tinct. Iodii

- Tak diketahui pembandingnya, teteskan terakhir

sedikit demi sedikit

- Jika dasar salep lebih dari 1 macam, harus

diperhitungkan menurut perbandingan dasar

salepnya.

Cairan kental

Umumnya dimasukan sedikit demi sedikit. Contohnya :

gliserin, pix lithantratis, pix liquida, balsem peruvianum,

ichtyol, kreosot.

3.Bahan berupa ekstrak/extractum

Extractum sicccum /kering

Umumnya larut dalam air, maka dilarutkan dalam air, dan berat air

dapat dikurangkan dari dasar salepnya

Extractum spissum/kental

Diencerkan dahulu dengan air atau etanol

Extractum liquidum

Dikerjakan seperti pada cairan dengan spiritus.

4.Bahan-bahan lain

Hydrargyrum

Gerus dengan adeps lanae dalam lumpang dingin, sampai halus

(<20µg) atau gunakan resep standar, misalnya : Unguentum

Hydrargyri (Ph.Belanda V) yang mengandung 30% dan Unguentum

Hydrargyri Fortio (C.M.N) mengandung 50%

Naphtolum

Page 8: Praktikum i Salep Ilres Dessy

Dapat larut dalam sapo kalicus, larutkan dalam sapo tersebut. Jika

tidak ada sapo, dikerjakan seperti Camphorae. Mempunyai D.M/T.M

untuk obat luar.

Bentonit

Serbuk halus yang dengan air akan membentuk massa seperti salep.

C. Resep

1. Resep Unguentum

1.1 Resep Standar

Page 9: Praktikum i Salep Ilres Dessy

D. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum yaitu:

1. Batang pengaduk

2. Cawan porselen

3. Mortar dan stamper

4. Neraca analitik

5. Penangas

6. Pot salep

7. Sendok tanduk

8. Serbet

9. Sudip

10. Tisu

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum yaitu

1. Aquadest

2. Cera flava

3. Iodium

4. Kalium iodide

5. Oleum sesame

Page 10: Praktikum i Salep Ilres Dessy

E. Penimbangan Bahan

Unguentum

Kalium iodida = 15

100 x 3 = 0,45 gram

Iodium = 15

100 x 2 =0,3 gram

Air = 15

100 x 5 = 0,75 gram

Unguentum simplex = 15

100 x 90 = 13,5 gram

o Cera flava = 30

100 x 13,5 gram = 4,05 gram

o Oleum sesami = 70

100 x 13,5 gram = 9,45 gram

F. Cara Kerja

1. Menimbang semua bahan.

2. Membuat ung. Simplex dengan mencampurkan cera flava dan oleum

sesame dicawan kemudian panaskan diatas waterbath.

3. Setelah meleleh kemudian memindahkannya ke dalam mortar yang

sebelumnya sudah dihangatkan.

4. Menggerusnya sampai dingin, kemudian ditambahkan dengan iodium

dan gerus lagi hingga homogen.

5. Setelah homogen kemudian tambahkan dengan kalium iodida yang

sudah ditambahkan dengan sedikit air kemudian lanjut digerus hingga

homogen.

6. Setelah semua homogen, salep tersebut dimasukkan dalam pot salep

dan diberi etiket biru dan diberi tanda untuk pemakaian luar.

G. Pembahasan

Salep adalah sediaan setengah padat ditunjukan untuk pemakaian

topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik.

Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat

keras atau narkotika adalah 10%. Cara pembuatan salep dari resep pada

Page 11: Praktikum i Salep Ilres Dessy

praktikum kali ini yaitu dengan cara menimbang semua bahan. Membuat ung.

Simplex dengan mencampurkan cera flava dan oleum sesame dicawan

kemudian panaskan diatas waterbath, cera flava dilelehkan terlebih dahulu

agar mudah untuk digerus. Setelah meleleh kemudian memindahkannya ke

dalam mortar yang sebelumnya sudah dihangatkan ini bertujuan pada saat

penggerusan mudah dan cera flava tidak membeku cepat saat digerus.

Kemudian menggerusnya sampai dingin, kemudian ditambahkan dengan

iodium dan gerus lagi hingga homogen. Setelah homogen kemudian

tambahkan dengan kalium iodide yang sudah ditambahkan dengan sedikit air

kemudian lanjut digerus hingga homogen. Bila masa salep mengandung air

dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia maka obatnya dilarutkan dulu

dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep yang dapat menyerap air,

setelah seluruh obat dalam air terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain

dasar salep, digerus dan diaduk hingga homogen. Setelah semua homogen,

salep tersebut dimasukkan dalam pot salep dan diberi etiket biru dan diberi

tanda untuk pemakaian luar. Salep yang dibuat tersebut mengandung bahan

kalium iodide, iodium, dan unguentum simplex. Kalium idodida yang

berfungsi sebagai zat tambahan, iodium memiliki indikasi sebagai antiseptic

extern dan sebagai antifungi, sedangkan unguentum simplex sebagai basis

salep atau dasar salep yang mengandung cera flava dan oleum sesame,

berdasarkan pada itu tipe dari dasar salepnya yaitu dasar salep hidrokarbon.

Dasar salep hidrokarbon (dasar bersifat lemak) bebas air, preparat yang berair

mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja, bila lebih

minyak sukar bercampur. Dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk efek

emolien. Dasar salep tersebut bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan

tidak memungkinkan larinya lembab ke udara dan sukar dicuci. Kerjanya

sebagai bahan penutup saja. Tidak mengering atau tidak ada perubahan

dengan berjalannya waktu. Salep ini dibuat mengacu pada peraturan salep

nomor empat yaitu salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan,

campurannya harus digerus sampai dingin” bahan-bahan yang ikut dilebur,

penimbangannya harus dilebihkan 10-20% untuk mencegah kekurangan

Page 12: Praktikum i Salep Ilres Dessy

bobotnya.Berdasarkan dari indikasi bahan obat tersebut obat ini diberikan

pada penderita gatal-gatal yang disebabkan oleh jamur atau fungi.

H. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu:

1. Salep adalah sediaan setengah padat ditunjukan untuk pemakaian topikal

pada kulit atau selaput lender.

2. Indikasi dari salep yang dibuat yaitu sebagai antifungi.

Page 13: Praktikum i Salep Ilres Dessy

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2004. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia ed.III. Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. 1988. Farmakologi (Sinonim). Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia ed.IV. Depkes RI. Jakarta.

Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat. Penerbit ITB. Bandung.

Nugraha,L.S.A. 2009. Unguentum, Ophtalmic Ointments, Dan Suppositoria.Akademi Farmasi Theresiana. Semarang.

Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC. Jakarta.