PRAKIRAAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN... · Web viewDalam suatu periode (misal satu tahun)...
Click here to load reader
Transcript of PRAKIRAAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN... · Web viewDalam suatu periode (misal satu tahun)...
MODUL PERKULIAHAN
MANAJEMENKEUANGAN
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi Akuntansi 04 Manajemen Keuangan
Veny, SE. MM
Abstract KompetensiModul yang menjelaskan perencanaan keuangan dan model-modelnya dengan pendekatan persentase penjualan, pendanaan dan pertumbuhan
Mampu melakukan perencanaan keuangan jangka panjang terkait dengan pertumbuhan perusahaan
PRAKIRAAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN
Analisis terhadap apa yang telah terjadi memang penting, tetapi perencanaan untuk
masa yang akan datang lebih penting lagi. Untuk pengambilan keputusan, prakiraan
tentang masa yang akan datanglah yang relevan, bukan apa yang telah terjadi.
Meskipun demikian, sering kali untuk perencanaa di masa yang akan datang kita
mungkin penggunakan kejadian historis sebagai titik tolaknya, meskipun dapat juga kita
menggunakan dasar pertimbangan lain.
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
Dalam suatu periode (misal satu tahun) laporan-laporan keuangan yang disajikan
perusahaan menunjukkan adanya penambahan atau pengurangan dana (kas).
Sumber dana berasal dari :
1. Penurunan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas
2. Penurunan bruto aktiva tetap
3. Kenaikan bersih kewajiban dan hutang
4. Penambahan modal sendiri
5. Dana yang diperoleh dari operasi
Sedangkan penggunaan dana berasal dari :
1. Kenaikan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas
2. Penambahan bruto aktiva tetap
3. Penurunan kewajiban dan hutang
4. Pengurangan modal sendiri
5. Pembayaran dividen
Analisis sumber dan penggunaaan dana lebih diarahkan pada penerapan matching
principle dalam pendanaan. Prinsip ini mengatakan bahwa penggunaan jangka panjang
seharusnya didanai dengan dana jangka panjang, sedangkan dana jangka pendek
hanya untuk keperluan jangka pendek. Dengan demikian prinsip ini lebih menekankan
pada pertimbangan likuiditas.
2017 2 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Kalua kita terapkan milisi sumber dan penggunaan dana untuk PT. TSR, maka hasilnya
akan nampak seperti yang tercantutm pada Table 6.1. Dari analisis tersebut dapat dilihat
bahwa sebagian besar sumber dana adalah dari operasi perusahaan (yaitu laba setelah
pajak dan penyusutan). Penggunaan dana sebagian besar adalah untuk membayar
dividen dan pengurangan hutang jangka panjang. Karena sumbernya bersifat jangka
panjang, maka penggunaan tersebut (yaitu untuk mengurangi hutang jangka panjang
dan pembayaran dividen) tidaklah menyalahi matching principle.
Tabel 6.1 Analisis sumber dan penggunaan dana PT. TSR 20X2 (dalam jutaan rupiah)
Sumber Dana :(1) Laba setelah pajak Rp 166(2) Penyusutan Rp 50 Dana dari hasil operasi Rp 216(3) Berkurangnya persediaan Rp 5(4) Bertambahnya hutang pajak Rp 2 Jumlah sumber dana Rp 223
Penggunaan dana :(1) Penambahan dividen Rp 87(2) Penambahan sekuritas Rp 5(3) Penambahan piutang Rp 6(4) Pengurangan hutang dagang Rp 2(5) Pengurangan hutang wesel Rp 20(6) Pengurangan hutang Jl pnjang Rp 100
Jumlah penggunaan dana Rp 220 Penambahan dana Rp 3 Jumlah Rp 223
Beberapa analis menyukai melakukan analisis sumber dan penggunaan modal kerja
(dalam artisan aset lancar dikurangi kewajiban lancar). Kalau kita kembali ke tabel 5.1
maka kita melihat bahwa modal kerja (sekali lagi dalam artisan selisih antara aset lancar
dengan kewajiban lancar) pada 20X1 adalah RP 38 juta, sedangkan pada tahun 20X2
sebesar Rp 67 juta. Berarti terjadi kenaikan sebesar Rp 29 juta. Dari mana sumber
modal kerja tersebut dan digunakan untuk apa saja modal kerja tersebut? Untuk kita bisa
melakukan analisis sebagai berikut :
2017 3 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 6.2 Analisis sumber dan penggunaan modal kerja PT. TSR 20x2 (dalam jutaan rupiah)
Sumber modal kerja :(1) Laba setelah pajak Rp 166(2) Penyusutan 50 Modal kerja dari hasil operasi Rp 216
Penggunaan Modal Kerja :(1) Pembayaran dividen Rp 87(2) Pengurangan hutang jangka panjang Rp 100
Jumlah penggunaan modal kerja Rp 187 Penambahan modal kerja Rp 29 Jumlah Rp 216
Analisis tersebut menunjukkan bahwa sumber modal kerja adalah berasal dari operasi
perusahaan dan digunakan untuk mengurangi hutang jangka panjang dan membayar
dividen. Kalau kita amati tabel 6.1 dan 6.2 maka kita bisa menyimpulkan bahwa
penggunaan dana tersebut tidak menyimpang dari matching principle. Penggunaan yang
terbesar, yaitu untuk mengurangi hutang jangka pajan dan pembayaran dividen, bisa
dipenuhi dengan dana dari hasil operasi. Karena itu diharapkan tidak akan menimbulkan
masalah likuiditas.
Analisis yang kita lakukan adalah untuk data historis, kita juga bisa melakukan analisa
dengan meggunakan data keuangan dimasa yang akan datang (laporan keuangan yang
diproyeksikan atau proforma Financial statements). Masalah ini yang kita bicarakan
berikut ini.
PERENCANAAN KEUANGAN
Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan posisi dan kondisi
keuangan perusahaan dimasa yang akan datang (bisa jangka pendek bisa juga jangka
panjang). Untuk menyusun rencana keuangan tersebut dipergunakan serangkaian
asumsi (skenario) baik yang menyangkut hubungan antara variabel-variabel keuangan,
maupun keputusan-keputusan keuangan.
Perencanaan keuangan jangka panjang
2017 4 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Perusahaan mengetahui (memperkirakan) bagaimana posisi keuangan perlahan setelah
mengambil keputusan strategis tertentu. Misal setelah melakukan investasi yang cukup
besar dengan menggunakan sumber pendanaan tertentu. Karena itulah kemudian
disusun laporan keuangan yang diproyeksikan (atau laporan keuangan proforma),
konsisten dengan keputusan-keputusan keuangan yang diambil. Dengan demikian
perencanaan keuangan jangka panjang dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan
rencana operasi perusahaan menjadi informasi keuangan untuk memperkirakan posisi
dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (biasanya 5 tahuh yang
akan datang).
Karena itu tujuan perencanaan dan peramaian keuangan jangka panjang adalah:
Untuk memperkirakan posisi keuangan dimasa yang akan datang
Untuk menaksir kebutuhan dana dimasa yang akan datang. Beberapa pertanyaan
yang relevan :
Apakah internal financing (dana dari hasil operasi) mencukupi ? haruskan
perusahaan menghimpun External financing? Bagaimana kebijakannya ?
Bagaimana menggunakan rencana tersebut untuk sistem kompensasi manajemen.
Dengan menggunakan model-model keuangan tertentu perusahaan bisa memperkirakan
posisi keuangannya setelah mengambil keputusan-keputusan keuangan tertentu. Secara
sederhana model perencanaan keuangan bisa digambarkan sebagai berikut :
Model perencanaan keuangan mendasarkan diri pada pemikiran bahwa apabila kegiatan
perusahaan meningkat maka perusahaan akan memerlukan aset yang makin banyak.
Pertambahan aset tersebut harus ada sumber pendanaannya. Mungkin sumber
pendanaan internal (dari hasil operasi) cukup untuk membiayai, tapi mungkin pula
diperlukan tambahan pendanaan dari luar perusahaan (memerlukan External financing).
Bagaimana pengaruh peningkatan penjualan terhadap (penambahan) aset-aset
2017 5 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Input :
Laporan keuangan saat ini Peramalan variabel :
variabel kunci
Model Perencanaan :
Hubungan satu variabel dengan variabel lain
Output :
Laporan keuangan proforma
Proyeksi rasio keuanggan
perusahaan, dan bagaimana penambahan aset mempengaruhi pendanaan perusahaan
ditunjukkan oleh hubungan antar variabel-variabel tersebut.
Model persentase penjualan (sale percentage model). Model ini menggunakan pemikiran
bahwa : (1) kegiatan perusahaan diukur dengan penjualan yang dicapai oleh
perusahaan, (2) biaya, aset-aset dan kewajiban-kewajiban meningkat proporsional
dengan peningkatan penjualan, dan (3) ekuitas menjadi akun penyeimbang. Berikut ini
diilustrasikan penggunaan model tesebut.
Misalkan kita berada pada awal tahun 20X3 dan diperkirakan bahwa penjualan PT TSR
(contoh perusahaan pada bab 5) pada tahun 20X3 akan meningkat sebesar 25%
menjadi Rp 2.750 juta (penjualan tahun 20X2 sebesar Rp 2.200 juta, lihat tabel 5.2).
Dengan peramalan ini maka :
1. Diperkirakan laba setelah pajak (EAT) pada tahun 20X3 juga akan meningkat 25%
menjadi Rp 207.5 juta (EAT tahun 20X2 sebesar Rp 166 juta, lihat tabel 5.2)
2. Diperkirakan aset lancar pada akhir 20X3 akan meningkat 25% menjadi Rp 410 juta
(aset lancar tahun 20X2 sebesar Rp 328jt. Lihat tabel 5.1)
3. Diperkirakan aset tetap neto pada akhir 20X3 akan meningkat 25% menjadi Rp
687.5juta (aset tetap net tahun 20X2 sebesar Rp 261 juta, lihat tabel 5.1)
4. Kewajiban lancar pada akhir tahun 20x3 akan meningkat 25% menjadi Rp 326, 25
juta (kewajiban lancar tahun 20X2 sebesar Rp 261jt, lihat tabel 5.1)
5. Hutang jangka panjang pada akhir tahun 20X3 akan meningkat 25% menjadi Rp
125juta (hutang jangka panjang tahun 20X2 sebesar Rp 100jt, lihat tabel 5.1)
6. Akun ekuitas menjadi akun penyeimbang
Dengan proyeksi tersebut maka bisa disusun laporan rugi/laba dan neraca proforma
tahun 20X3 sebagai berikut :
Laba Rugi Proforma PT. TSR tahun 20X3 (juta rupiah)
PenjualanBiaya bunga dan pajak
2.750.02.542.5
Laba setelah pajak 207,5
Neraca Proforma PT. TSR tahun 20X3 (juta rupiah)
Aset lancar 410,00 Kewajiban Lancar 326, 25
2017 6 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Aset tetap neto 687,50 Hutang Jangka PanjangEkuitas
125,00 646.25
Total Aset 1.097,5 Total kewajiban & Ekuitas 1.097,50
Dari proyeksi tersebut ditunjukkan bahwa ekuitas meningkat dari Rp 517 pada akhir 20X2 menjadi Rp 646,25 pada akhir 20X3, meningkat sebesar RP 129,25 jt. Karena EAT tahun 20X3 diperkirakan sebesar Rp 205,5juta, berarti tahun 20X3 perusahaan diproyeksikan akan membagikan dividen Rp 78, 25 juta.
Modal tersebut sangat sederhana dan karenanya mengundang berbagai kritik, seperti misalnya : (i) mengapa laba bersih bersih setelah pajak yang berubah proporsional dengan penjualan ? lebih masuk akal kalau yang berubah proporsional dengan penjualan adalah laba operasi karena hal ini berarti diasumsikan profit margin yang konstan, (ii) aset tetap umumnya tidak selalu berubah secara proporsional dengan penjualan, kalau hutang bank dan hutang jangka panjang umunya tidak. Karena itulah kemudian dikembangkan model yang diperbaiki.
Model yang diperbaiki (an improved model), model yang diperbaiki ini memerlukan :
1. Identifikasi akun-akun yang berubah proporsional apabila perusahaan berubah, dan mana yang tidak
2. Kebijakan keuangan yang akan digunakan oleh perusahaan
Dengan model tersebut kemudian bisa ditaksir apakah perusaahaan memerlukan External financing (penambahan dana dari luar perusahaan) ataukah tidak, bagaimana posisi keuangan tahun depan, rasio-rasio keuangan tahun depan dan sebagainya.
Berikut ini diilustrasikan penggunaan model yang diperbaiki untuk memproyeksikan laba rugi dan neraca PT. TSR tahun 20X3. Skenario yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Penjualan diperkirakan naik 25% pada tahun 20X32. Profit margin pada tahun 20X3 tetap seperti tahun 20X2 yaitu 13,64% (=300
+2.200)3. Aset-aset lancar pada tahun 20X3 meningkat proporsional dengan penjualan4. Kewajiban-kewajiban lancar (kecuali hutang bank) meningkat proporsional
dengan penjualan5. Akan dilakukan pembelian aset tetap pada awal tahun 20X3 sebesar Rp 200 juta6. Penyusutan aset tetap lama sebesar RP 50 juta pada tahun 20X3 dan aset tetap
baru sebesar Rp 20juta7. Perusahaan akan membagikan dividen sebesar 50% dari laba setelah pajak. 8. Perusahaan tidak akan menambah setoran ekuitas baru9. Kalau perusahaan memerlukan External financing, hutang bank akan ditambah
pada awal tahun. Bunga pinjaman tetap sebesar 17.5%
2017 7 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
10.Tarif pajak penghasilan tetap sebesar 32%
Dari skenario tersebut bisa diidentifikasikan akun-akun dineraca yang berubah sesuai dengan penjualan, dan berapa persen akun-akun tersebut apabila dibandingkan dengan penjualan.
Tabel 6.3 Akun-akun yang berubah apabila penjualan berubah, dan persentasenya terhadap penjualan
KasSekuritasPiutangPersediaanAset tetap neto
1.10.78.05.1na
Hutang dagangUpah yang belum dibayarPajak yang belum dibayarHutang BankHutang jangka panjangEkuitas
4.00.91.5NaNaNa
Na = not applicable
Kalau kita jumlahkan persentase terhadap penjualan aset-aset lancar pada sisi aktiva, jumlahnya adalah 14.9. Pada sisi pasiva, yaitu kewajiban-kewajiban lancar, akan meningkat sebesar 6.4. Dengan kata lain, aset-aset lancar akan meningkat dengan 14.9 tetapi di sisi pendanaan akan tersebut 6.4. Hal ini berarti bahwa apabila penjualan meningkat sebesar Rp 100 aset-aset tersebut akan meningkat Rp 14.9 tetapi tersedia pembiayaannya sebesar RP 6.4. Karena itu masih kekurangan Rp 8.5. Kekurangan ini, plus penambahan aset tetap akan dibiayai dari hasil operasi atau menggunakan External financing.
Tahun 20X3 penjualan ditaksir akan menjadi 1.25 x Rp 2.200 = Rp 2.750. Dengan profit margin sebesar 13.64%, maka taksiran laba operasi = 13,64% x Rp 2750 = Rp 375
Karena tambahan hutang akan dicari pada awal tahun 20X3, maka taksiran laba setelah pajak (sebagai sumber pendanaan internal setelah dikurangi dengan pembayaran dividen) bisa kita hitung sebagai berikut :
Tabel 6.4 Taksiran awal laba rugi selama tahun 20X3
PenjualanBiaya
Rp 2.750 Rp 2.375
Laba operasiBiaya bunga
375 0,175 (220 +D)
Laba sebelum PajakPajak (32%)
375 – [0.175(220+D)]0,32 [375 – {0,175(220+D)}]
Laba setelah pajak 0.68 [375 – {0.175(220+D)}]
Karena laba operasi ditaksir RP 375, sedangkan penjualan sebesar RP 2.750, maka taksiran biaya-biaya adalah selisihnya, yaitu Rp 2.375. karena kita belum tahu berapa
2017 8 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
tambahan hutang yang akan digunakan selama tahun 20X3, maka kita beri notasi D, Perhatikan bahwa jumlah hutang pada akhir tahun 20X2 adalah Rp 220 juta yang berasal dari hutang bank (lama) sebesar Rp 120 juta dan hutang jangka panjang sebesar Rp 100 juta. Karena tingkat bunga 0,175 maka biaya bunga = 0,175 (220 +D)
Dari laba setelah pajak pada tabel 6.4 a, 50% nya dibagikan sebagai dividen. Karena itu tambahan laba yang ditahan pada tahun 20X3 adalah sebesar 50%nya atau sebesar
0.34 [375 – {0.175(220+D)}]
Penyusutan selama tahun 20X3 berasal dari dua aset tetap, yaitu aset tetap lama sebesar Rp 50juta, dan aset tetap baru sebesar Rp 20juta. Karena itu aset tetap neto pada akhir 20X3 adalah sebesar (Rp 550 + Rp 200) – (Rp 50 +Rp 20) = Ro 680 juta.
Kita masukkan semua angka-angka tersebut dalam taksiran awal neraca pada akhir 20X3 (tabel 6.4b). Jumlah total aset sebesar Rp 1.090 juta. Sesuai dengan struktur neraca maka jumlah kewajiban dan ekuitas juga harus sama dengan Rp 1.090 juta.
Tabel 6.4b Taksiran awal neraca pada akhir 20X3
KasSekuritasPiutangPersediaanAset tetap neto
31,25 18,75 220,00 140,00 680,00
Total Asset 1.090,00Hutang dagangUpah yang belum dibayarPajak yang belum dibayarHutang bank lamaHutang bank baruHutang jangka panjangEkuitasTambahan laba ditahan
111,25 25,00 40,00 120,00 D 100,00 517,00
Kewajiban & Ekuitas 0.34 [375 – {0.175(220+D)}]
Dari proyeksi pada tabel 6.4b tersebut kita bisa susun persamaan1.090 = (111,25+25,00 +40,00+120,00 +D +100,00 + 517,00 + 0,34 [375- {0.175(220+D)}]176,75 = D+ 0.34 [375 – {0.175(220+D)}]D = 66,28
Dengan D, tambahan hutang, sebesar Rp 66.28 juta, maka total hutang yang digunakan perusahaan = Rp 220 + Rp 66.28 juta. Biaya bunga = 0.175 x Rp 286,28 juta = Rp 50,10 juta. Dengan demikian kita bisa menyusun taksiran final laba rugi tahun 20X3 seperti tabel 6.5
2017 9 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Dari laba setelah pajak tersebut, 50% nya dibagikan sebagai dividen, dan 50% nya ditahan. Karena itu tambahan laba yang ditahan pada akhir tahun 20X3 = 0,5 (220, 93) = RP 110, 47 juta. Dengan demikian bisa disusun proyeksi final neraca tahun 20X3 sebagai berikut.
Tabel 6.5 Proyeksi final laba rugi selama tahun 20X3
PenjualanBiaya
Rp 2.750,00 2.375,00
Laba OperasiBiaya Bunga
357,00 50,00
Laba sebelum pajakPajak 32%
324,90 103,97
Laba Setelah Pajak 220,93
Tabel 6.6 Proyeksi Final Neraca pada akhir 20X3
KasSekuritasPiutangPersediaanAset tetap neto
31, 25 18, 75 220,00 140, 00 680, 00
Total Aset 1.090,00Hutang DagangUpah yang belum dibayarPajak yang belum dibayarHutang bank lamaHutang bank baruHutang jangka panjangEkuitasTambahan laba ditahan
111, 25 25,00 40,00 120,00 66,28 100,00 517,00 110,47
Kewajiban & ekuitas 1.090,00
Dari proyeksi-proyeksi tersebut bisa dihitung taksiran rasio-rasio keuangan. Seperti BEP 20x3 = 375/[(878 + 1090)/2] = 0,381, diharapkan membaik apabila dibandingkan dengan BEP 20x2 yang sebesar 0,334. Rasio kewajiban terhadap total aset tahun 20x3 menjadi = 462,53/1.090 = 42,4%, sedikit meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 20X2 yang hanya sebesar 41%
PERENCANAAN KEUANGAN JANGKA PENDEKSebagaimana menunjukkan, perencanaan keuangan jangka pendek umumnya berdimensi waktu kurang dari satu tahun. Tujuan utamanya sering kali untuk menjaga likuiditas perusahaan. Alat yang dipergunakan adalah dengan menyusun anggaran kas.Anggaran kas merupakan taksiran tentang kas masuk dan kas keluar pada periode waktu tertentu. Berikut ini diberikan ilustrasi penyusunan anggaran kas.
2017 10 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
PT. ANNA merupakan perusahaan perdagangan. Pada akhir September 2011 perusahaan akan menyusun anggaran kas untuk bulan Oktober, November, dan Desember 2011. Data yang tersedia adalah sebagai berikut :
1. Taksiran dan realisasi penjualan adalah sebagai berikut :Bulan Realisasi TaksiranSeptember 2011 Rp 120 Juta Rp 115 jutaOktober - Rp 150 jutaNopember - Rp 180 jutaDesember - Rp 160 juta
Penjualan tersebut 30% dibayar tunai dan 70% dibayar satu tahun kemudian. Untuk memudahkan, semua pernjualan dianggap terjadi pada akhir tahun.
2. Pembelian barang dagangan dengan harga pokok 80%, dilakukan satu bulan sebelum taksiran penjualan
3. Pembelian barang dagangan dilakukan secara kredit, dan pembayarannya dilakukan satu bulan kemudian
4. Gaji dibayar setiap bulan sebesar Rp 15 juta5. Penyusutan per bulan dibebankan Rp 10 juta6. Pada akhir Desember dibayar bunga pinjaman sebesar Rp 10 juta. Bunga ini adalah
untuk periode Oktober s/d Desember7. Saldo kas akhir bulan September (atau awal Oktober) sebesar Rp 20juta. Jumlah ini
merupakan jumlah yang minimal harus dipertahankan8. Kalau saldo kas melebihi jumlah kas minimal, kelebihannya akan dipergunakan untuk
mengangsur hutang, dan bila kurang akan menambah hutang.
Berdasarkan informasi tersebut bisa disusun anggaran kas sebagai berikut :
Tabel 6.7 Anggaran kas PT. ANNA bulan Oktober sd Desember 2011
September Oktober Nopember Desember Januari1. Penjualan2. 30% tunai3. 70% dibayar satu bulan
kemudian4. Jumlah penerimaan kas5. Pembelian barang
Dagangan (80% dari penjualan bulan yad)
6. Pembayaran pembelian7. Gaji8. Pembayaran bunga9. Jumlah pengeluaran kas10.Surplus (defisit)
Rp 120 36
Rp 150 45
84 129
Rp 120
120 15 -
Rp 135( 6)
Rp 180 54
105Rp 159
Rp 144
144 15 -
Rp 159
Rp 220 66
126Rp 192
Rp 176
176 15 10
Rp 201
Rp 160 48
154Rp 202
Rp 128
2017 11 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
11.Saldo kas awal bulan
12.Surplus (defisit)
13.Saldo tanpa pinjaman
14.Saldo kas minimal
15.Pinjam (melunasi) (14-13)
16.Saldo kas akhir bulan (13+15)
17.Saldo pinjam kumulatif
Rp 20
( 6)
14
20
6
20
6
0
Rp 20
0
20
20
0
20
6
( 9)
Rp 20
( 9)
11
20
9
20
15
Untuk menyusun laporan laba rugi performa, kita bisa menyajikan sebagai berikut :
Tabel 6.8 Laporan Laba Rugi Proforma PT. ANNA, Oktober 2011 (dalam jutaan)
Penjualan Rp 550,0Harga Pokok (80%) 440, 0Laba Bruto 110,0
Gaji Rp 45,0Penyusutan 30,0 Rp 75,0Laba Operasi Rp 35,0Bunga 10,0Laba sebelum pajak Rp 25,0
Kita lihat bahwa selama tiga bulan tersebut, diperkirakan perusahaan akan memperoleh laba, meskipun dipandang dari arus kas perusahaan tidak pernah mengalami surplus.
Untuk menyusun neraca proforma kita perlu mengetahui neraca pada awal Oktober (atau akhir September) 2011. Misalkan neraca tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 6.9 Neraca PT. ANNA pada akhir September 2011 (dalam jutaan rupiah)
Kas 20 Hutang Dagang 150,0Piutang 84 Hutang Bank 200,0Persediaan 50 Modal Sendiri 404,0Aktiva Tetap (net) 600Jumlah Aktiva 754 Jumlah kewajiban & MS 754,0
Saldo kas pada akhir Desember 2011 diketahui dari anggaran kas sebesar Rp 20juta.
2017 12 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Piutang bisa dihitung sebagai berikut :
Piutang awal Rp 84 juta
Tambahan Piutang 385 juta
Rp 469 juta
Pelunasan Piutang 315 juta
Piutang akhir Rp 154 juta
Persediaan bisa dihitung sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 50 jt
Pembelian 448 juta
Rp 498 juta
Harga Pokok 440 juta
Persediaan akhir Rp 58 juta
Aktiva Tetap dihitung sebagai berikut :
Aktiva tetap awal Rp 600 juta
Penyusutan 30 juta
Aktiva tetap akhir 570 juta
Hutang Dagang dihitung sebagai berikut :
Hutang dagang awal Rp 150 juta
Pembelian kredit Rp 448 juta
Rp 598 juta
Pelunasan hutang dagang Rp 440 juta
Hutang dagang akhir Rp 158 juta
2017 13 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Hutang bank meningkat sebesar Rp 15 juta, sehingga saldo akhirnya menjadi Rp 215 juta. Sedangkan modal sendiri bertambah sebesar Rp 25 juta (diasumsikan ditathan semua, dan tidak membayar pajak), sehingga modal sendiri naik menjadi Rp 429 juta. Berdasarkan normal itu maka bisa disusun neraca proforma sebagai berikut :
Tabel 6.10 Neraca Proforma PT. ANNA akhir Desember 2011 (dalam jutaan rupiah)
Kas Rp 20 Hutang Dagang Rp 158Piutang 154 Hutang Bank 215Persediaan 58 Modal Sendiri 429Aktiva Tetap (net) 570Jumlah Rp 802 Rp 802
Sama seperti sewaktu kita menyusun rencana keuangan jangka panjang, kita bisa melakukan analisis keuangan untuk laporan proforma tersebut. Kita bisa menghitung rasio-rasio keuangan yang kita pandang penting terahadap laporan-laporan keuangan.
2017 14 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka 1. DASAR MANAJEMEN KEUANGAN - SUAD HUSNAN
2017 15 Akuntansi Manajemen
Pusat Bahan Ajar dan eLearningVeny, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id