Pra Darwin Dan Darwin
-
Upload
septiany-dwi-hastuti -
Category
Documents
-
view
265 -
download
9
Transcript of Pra Darwin Dan Darwin
BAB I
PENDAHULUAN
Evolusi adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh makhluk hidup secara
perlahan-lahan dalam waktu yang lama sehingga terbentuk species baru. Dalam arus
globalisasi, ilmu pengetahuan semakin berkembang , teori evolusipun berkembang sejalan
dengan perubahan zaman. Pemikiran tentang teori evolusi selalu berubah dalam kurun
waktu tiga abad lebih.
Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan buku “On The Oringin of Species
by Means of Natural Selection”. Buku ini sempat mengguncangkan dunia ilmu
pengetahuan karena isinya yang cukup kontroversial untuk masa itu. Kontroversial muncul
karena adanya kesalahan penafsiran atas pernyataan yang dikeluarkannya. Dalam buku
tersebut, Darwin menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang ada di bumi ini
merupakan hasil dari moyang yang sama, yang mengalami modifikasi. Dengan kata lain,
teori ini menyatakan bahwa spesies bukanlah merupakan sesuatu yang kekal atau tidak
mengalami perubahan, melainkan berevolusi melalui proses perubahan bertahap dari
berbagai spesies yang telah ada. Teori yang dikeluarkan Darwin merupakan hasil analisis
data yang didapat dari proses observasinya selama keikutsertaannya dalam ekspedisi-
ekspedisi yang diikutinya. Meskipun Darwin membuat konsep evolusi yang dapat
diterima, tetapi pemikiran mengenai evolusi ini sudah sangat tua dan bertahun-tahun lebih
tua dari Darwin. Pada masa 400 tahun sebelum Masehi paham evolusi masih bersifat
sepotong-sepotong dan tidak didasari oleh fakta. Fakta yang dikemukakan umumnya
hanya terbatas pada fakta yang menyangkut makhluk hidup tanpa memperhitungkan
kondisi lingkungan hidupnya.
BAB II
ISI
Teori Evolusi Pra Darwin
Berikut uraian singkat tentang pendapat dari berbagai ahli pada masa sebelum teori evolusi
Darwin dicetuskan.
1. Plato (428-348 sebelum masehi)
Ia membayangkan seorang pencipta yang menciptakan dunia dari kehancuran dan
kemudian menciptakan dewa-dewa yang lalu membuat manusia laki-laki. Wanita dan
hewan timbul dari reinkarnasi jiwa laki-laki. Makin cacat jiwa itu makin rendah
reinkarnasinya.
2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi)
Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan melihat banyak bukti mengenai desain dan
tujuan. Dia mengatur semua organisme di dalam suatu ”skala alam” yang meliputi dari
yang sederhana sampai yang kompleks. Organisme yang ada dianggap tidak sempurna
tetapi bergerak kearah keadaan yang lebih baik.
3. Anaximander (600-546 sebelum masehi)
Beliau dapat dipandang sebagai pelopor dari ajaran desendensi (ajaran penurunan) karena
ia mengajarkan bahwa kosmos itu mungkin terbentuk dari kekacaun (chaos), kehidupan itu
timbul dari zat mati, sedangkan makluk yang tinggi tingkatannya timbul dari makluk yang
rendah tingkatannya.
4. Carolus Linnaeus (1707-1778)
Carolus Linnaeus dilahirkan tanggal 23 Mei 1707 disebuah desa kecil di Swedia, sebagai
anak seorang pendeta. Dia mula-mula bekerja untuk menjadi pendeta tetapi kemudian dia
lebih tertarik pada tumbuh-tumbuhan dan binatang. Pada tahun 1735 ia telah lulus dari
Universitas Harderwijk yang dibubarkan dalam abad 19. Kemudian ia pergi ke Leiden dan
mencetak buku ”Systema Naturae”. Dalam buku ini pembagian sistematiknya sudah
dibentangkan secara skematis. Linnaeus menyampaikan bahwa :
1. Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini dahulu dengan serentak
diciptakan diatas bumi oleh satu ciptaan saja.
2. Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang tampak sekarang ini.
3. Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang lain di bumi ini kecuali
tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup sampai sekarang.
5. Cuvier (1769-1832)
George Cuvier ( 1769 – 1832 ) adalah seorang ahli Paleontologi atau ilmu fosil Ia
menyusun teori yang terkenal dengan Teori Catalysma atau disebut juga teori
Katastropisme. Teori ini dalam ilmu Geologi dikenal dengan nama Catastrophisme; yaitu
revolusi besar di permukaan bumi.
Lapisan-lapisan tanah (yang merupakan kulit bumi) menandakan berbagai periode dalam
sejarah bumi. Hewan-hewan yang telah mati menjadi fosil di berbagai lapisan tanah
merupakan petunjuk dari berbagai spesies yang hidup di periode tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, ia berkeyakinan bahwa makhluk hidup muncul selama masa yang beraneka
ragam dalam tataran geologi. Lantaran revolusi besar dan tiba-tiba yang pernah terjadi
yaitu semacam kiamat di permukaan bumi (misal air bah, gunung meletus, hujan meteor
dll) seluruh makhluk hidup itu musnah. Setelah itu, Tuhan menciptakan kelompok
binatang baru dalam bentuk yang lebih sempurna. Periode-periode makhluk selanjutnya
juga muncul dengan cara yang serupa. Ia juga meyakini teori fixisme yaitu adanya
keanekaragaman makhluk hidup bersifat independen, suatu spesies berasal dari spesies itu
sendiri (misal manusia dari manusia) sehingga ia mengingkari seluruh jenis hubungan
kekerabatan antara makhluk hidup pada masa kini dan makhluk-makhluk yang pernah
hidup sebelumnya
6. Lammarck (1744-1829)
J.B. Lamarck (Jean Baptist Pierre Antoine De Monet, Chavalier De Lamarck) (1744-1829
M) mengemukakaan bahwa suatu organisme berubah sesuai dengan aktivitas ataupun
kebiasaan dan perubahan /sifat perolehan tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya.
Aktivitas/ kebiasaan yang terjadi berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya perubahan
fisik dan fungsinya.
Teori Lamarck
Awal abad ke-19, Lamarck memperkenalkan bahwa sifat fenotip perolehan lingkungan
dapat diwariskan secara genetik. Bagian dari tubuh yang tidak digunakan akan mengalami
retardasi atau tidak bergkembang, bagian atau alat tubuh yang digunakan akan mengalami
perkembangan lebih kuat dan lebih besar.
Lammarck memberi contoh Ular adalah binatang yang mempunyai kebiasaan untuk
merangkak/merayap dengan cepat masuk ke dalam tanah, kalau mereka mau bersembunyi.
Kaki-kaki yang panjang malah merugikan untuk merangkak dan bersembunyi di dalam
tanah dan keberadaan kaki tersebut justru merintangi gerakan. Jadi kebiasaan bergerak dari
binatang itu menyebabkan lenyapnya kaki-kaki pada tubuhnya sendiri.Sedangkan jerapah
memiliki leher yang panjang karena mereka mempunyai kebiasaan hidup untuk
mengambil daun-daunan dari pohon-pohon yang tinggi.
Jadi, menurut Lamarck evolusi disebabkan oleh pewarisan sifat genetik yang diperoleh
dari lingkungannya. Teori Lamarck mengandung kesalahan yang dapat dibuktikan melalui
percobaan. Yang paling sederhana adalah percobaan Weissman yang menunjukkan bahwa
tikus yang ekornya dipotong di laboratorium tidak mewariskan pengalaman tanpa ekornya
itu pada keturunannya.
7. Charles Lyell (1797-1875)
Berbeda dengan yang dikemukakan Cuvier, Charles Lyell dalam bukunya “Principle of
Geology” mengemukakan bahwa terjadinya strata lapisan bumi yang mengandung fosil
tidak karena terjadinya bencana alam, tetapi berlangsung sedikit demi sedikit seperti yang
kita alami seperti sekarang ini., dengan menggunakan teori Uniformitarianisme, yaitu teori
yang menyatakan bahwa proses-proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam,
sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu. Lyell
mengemukakan bahwa gunung dan lembah dan ciri-ciri fisik permukaan bumi tidak
diciptakan seperti bentuknya sekarang atau tidak dibentuk oleh bencana yang berturut-
berturut, tetapi terbentuk oleh berlanjutnya proses vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan
sebagainya dalam jangka waktu yang sangat lama dan masih berlangsung sampai
sekarang. Uniformitarianisme sangat penting bagi perkembangan lebih lanjut dari
pengertian mengenai evolusi organik. Evolusi organik pada satu pihak merupakan
penerapan prinsip uniformitarianisme pada dunia organik. Proses yang pada waktu ini
berlangsung dan berlanjut selama periode waktu yang lama dapat menjelaskan mengenai
asal-usul spesies.
9. Wilhelm Hofmeister (1824-1877)
Dalam bukunya yang terkenal mengenai sejarah perkembangan Kryptogamen (paku-
pakuan dan lumut) telah menulis : Perubahan dari Jungermanniaceae (suku dari Lumut
Hati) yang tak berdaun ke Jungermanniaceae yang berdaun adalah lambat sekali dan
perubahan itu terjadi dengan jalan suatu deret bentuk antara yang sedikit-sedikit bedanya,
yang tak ada putus-putusnya. Pernyataan itu sangat berprinsip, dan benar-benar
Darwinistis. Akan tetapi aneh sekali pernyataan itu tidak terlalu dianggap pada masa itu.
10. Leopold Von Buch
Leopold Von Buch pada abad 19 telah menarik kesimpulan dari penyebaran tanaman-
tanaman di Kepulauan Canari, oleh karena proses evolusi, maka di dalam jurang-jurang
yang dalam, disitu terjadilah jenis-jenis tanaman yang baru dari jenis tertentu.
11. Robert Chambers (1802-1871)
Chambers adalah seorang penerbit dan ahli filsafat alam bangsa Scot. Chambers
menyetujui pendapat Lyell yang menyatakan bahwa perubahan kulit bumi yang
berlangsung secara perlahan-lahan karena pengaruh tenaga-tenaga alam itu adalah sesuai
dengan kemauan Tuhan. akan tetapi tenaga-tenaga alam itu pun bertanggungjawab atas
segala perubahan da pembentukan dari makluk hidup yang berkembang serasi dan
bersama-sama dengan perkembangan bumi ini.Perubahan dari jenis-jenis makluk hidup
dan penciptaan jenis baru yang terus menerus yang berasal dari jenis yang rendah
tingkatannya bagi Chambers sudah pasti, seperti anggapan Lammarck, St. Hilaire dan
pengikut-pengikutnya. Akan tetapi Chambers tidak percaya bahwa perubahan-perubahan
jenis binatang itu disebabkan karena seringnya pemakaian dan tidak seringnya pemakaian
dari alat-alat tubuh, ataupun karena pengaruh yang berlangsung dari keadaan lingkungan
hidupnya. Dia berpendapat bahwa keinginan yang sewajarnya dari makluk-makluk itu
sendirilah yang menjadi sebab. Ia mengemukakan ”Theory of Organic Development”
(Teori Perkembangan Organik).Hal yang berkaitan dengan manusia, juga disinggung oleh
Chambers dengan menyatakan bahwa terjadinya manusia itu tidak lain ialah dari jenis-
jenis binatang-binatang
12. Weismann Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada
tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap
faktor genetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari
lingkungannya tetapi dengan perubahan diatur oleh faktor genetik atau gen. Weismann
memotong ekor tikus sampai 20 generasi, tetapi anaknya (generasi 21) tidak ada yang
tidak berekor (tetap berekor) dan percobaan ini menyanggah teori evolusi Lamarck.
Teori Evolusi Darwin
Charles Robert Darwin, seorang ahli Biologi berkebangsaan Inggris. Ia lahir pada
tahun 1809 M. Di permulaan usianya, ia menekuni ilmu kedokteran. Setelah itu, ia
mempelajari ilmu agama. Akan tetapi, ia tidak pernah memiliki keinginan untuk menekuni
bidang ilmu kedokteran dan juga tidak berminat untuk melakukan tugas-tugas seorang
pendeta.
Dalam membuktikan teori Tranformisme, Darwin mengajukan riset-riset yang telah
dilakukannya tentang embriologi binatang, periode-periode kesempurnaan nenek moyang
makhluk hidup sesuai dengan pembuktian fosilologi, dan keserupaan struktur janin
manusia dengan ikan dan katak kepada para ahli ilmu Biologi yang hidup semasa
dengannya. Ia juga membawakan sebuah bukti bahwa klan manusia masih memiliki
hubungan kefamilian dengan klan binatang.
Pada hakikatnya, teori Darwin adalah perluasan cakupan siasat ekonomi klasik dari
buku Malthus, terhadap dunia binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ketika mengajukan
interpretasi tentang keseimbangan antara jumlah umat manusia dan binatang, Darwin
mengetengahkan teori “perjuangan untuk hidup” (struggle for existence). Perjuangan ini
akan terealisasi akibat sebuah pilihan alamiah, dan akhirnya sebuah makhluk yang lebih
pantas hidup akan kekal. Pilihan sintetis yang dilakukan oleh manusia dan dengan jalan
memperkuat pertumbuhan sebagian tumbuhan dan binatang dapat mewujudkan generasi
yang lebih bagus.
Menurut Dawin,faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi) adalah
seleksi alam (faktor alam yang mampu menyeksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan
penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam). Jerapah yang berleher
panjang berasal dari yang berlehar panjang pula, sedangkan yang berleher pendek musnah.
Dalam bukunya “On The Origin of Spesies by Means of Natural Selection”,
Darwin mengeluarkan beberapa fakta atau prinsip yang menjadi dasar teori Seleksi Alam
Darwin, yaitu:
1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul
dalam penampakan fenotip organisasi tersebut. Keanekaragamn tersebut, berkenaan
dengan struktur, tingkah laku, maupun aktifitas, yang terlihat mulai dari tingkat antara
divisio/filum sampai antar individu seketurunan. Adanya keanekaragaman itu
menyebabkan keberhasilan “perjuangan untuk hidup”.
2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap.
Sekalipun fertilitas makhluk hidup tinggi, tetapi kenyataannya jumlah individu tidak
melonjak secara tidak terkendali. Hal ini bisa disebabkan karena adanya faktor pembatas
seperti jumlah makanan yang tersedia, predator, perubahan iklim dan proses persaingan.
3. Struggle for existance (perjuangan untuk hidup) merupakan suatu usaha individu
organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-
kondisi yang umum di alam,akan tersingkir. Adapun individu- individu dengan variasi
menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan
berproduksi.
4. Adanya the survival of fittest yang didapat dari organisasi yang memiliki kualitas paling
sesuai dengan lingkungan..Individu ini lebih berhasil dalam “perjuangan untuk hidup”.
Selanjutnya individu ini akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi
berikutnya
Seleksi Alam dan Struggle for existance
Seperti yang telah diketahui dari waktu ke waktu komponen atau faktor
lingkungan terus berubah. Contohnya perubahan iklim, perubahan geografis ataupun
fluktuasi cadangan makanan dan sebagainya. Dalam situasi lingkungan yang demikian,
individu yang sesuai dengan keadaan alam saja yang dapat bertahan, sedangkan yang tidak
sesuai akan mati.
Terdapat keberhasilan perjuangan untuk hidup yang tidak sama antar individu,
kenyataan itu dikarenakan adanya keanekragaman individu yang memilki ciri yang
berbeda satu sama lain. Individu yang memilki ciri yang cocok dengan lingkungannya
lebih berhasil dalam “perjuangan untuk hidup” . Siapa yang kuat, maka ialah yang menang
atau lebih dikenal dengan istilah survival of the fittest. Individu yang sesuai inilah yang
kemudian memilki peluang besar untuk melanjutkan keturunannya dan sekaligus
melanjutkan ciri-cirinya pada generasi mendatang. Sebaliknya, individu yang kurang
sesuai dengan lingkungannya lama kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi.
Darwin mengartikan seluruh proses tersebut sebagai adanya peristiwa seleksi alam yang
menyebabkan individu semakain adaptif (Widodo, dkk; 2003).
Apabila seleksi alam berlangsung terus menerus maka berpeluuang muncul
kelompok individu yang memiliki ciri-ciri yang semakin adaptif dan spesifik lingkungan
tertentu. Kelompok individu semacam ini sangat mungkin berbeda ciri morfologi, perilaku,
dsb dari kelompok individu lainnya dan merupakan tanda mulai adanya perubahan yang
menuju terbentuknya spesies baru.
Dalam teorinya, Darwin juga mengemukakan bukti-bukti yang mendukung kevalidan teori
yang diajukannya, adapun bukti tersebut adalah sebagai berikut (Abdul, :2009)
Bukti utama
Di antara individu-individu kebanyakkan spesis, terdapat berbagai variasi dan
perubahan. Variasi ini sangat jelas di kalangan hewan ternak dan tumbuhan
pertanian.
Dalam perjuangan hidup, organisme (hewan atau tumbuhan) yang akan terus hidup
ialah yang paling mampu untuk mempertahankan diri atau menyesuaikan diri
dengan keadaan iklim dan lingkungan sekitarnya.
Mutasi dan pemencilan memainkan peranan yang penting untuk mewujudkan
sesuatu spesies yang baru.
Catatan rekaman fosil dari zaman purba yang dijumpai di lapisan geologi telah
memberi bukti bahawa evolusi telah berlaku.
Bukti sampingan
a. Persamaan yang dapat dilihat dari "embrio" ke tahapan "fetus" antara
organisme yang jelas berbeda pada saat dewasa.
b. Dapat digolongkan organisme dalam kelas-kelas tertentu menurut keturunan
dan tingkat kesempurnaan.
c. Adanya anggota-anggota (organ) yang dianggap tidak berkembang.
Meskipun teori ini banyak ditentang oleh orang awam, namun para ahli ilmu
pengetahuan di dunia semakin yakin bahwa teori evolusi menurut darwin merupakan satu-
satunya penjelasan yang paling rasional. Hanya saja pada masa itu Darwin tidak dapat
menjelaskan darimana timbulnya keanekaragaman. Gagasan evolusi Darwin ini dikenal
juga sebagai Darwinisme (Abercombie et al, 1973 dalam Widodo, 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rosmina. 2009. Perkembangan Teori Evolusi Darwin.(online)(
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/27/perkembangan-teori-evolusi/ diakses
17 Februari 2012)
Agustinus, Made Dedi. 2009. Teori Evolusi. (online)(http://www.google.co.id/search?
q=perkembangan+teori+evolusi&hl=id&ei=5hOYTLKYCNKqcaObmZ0P&start
=20&sa=N diakses 17 Februaru 2012)
Anonim. 2012. Sejarah Perkembangan Teori Evolusi Makhluk Hidup. Di unduh dari
http://supeksa.wordpress.com/2012/04/20/sejarah-perkembangan-teori-evolusi-
makhluk-hidup/ tanggal 17 Februari 2012
Khusrupanah, Abdulhusein. Tth. al-Qur'an wa Nazhariye Tahawwul Arif, Saysul. Terj.
Teori Evolusi Al-Qur'an dan Teori Evolusi Diterjemahkan oleh Syamsul Arif
dari.
Waluyo, Lud. 2005. Evolusi Organik. Malang:UMM Press