pr tht

5
1. zat yang terkandung dan cara kerja fenol gliserol ? Zat yang terkandung pada fenol gliserol adalah fenol dan gliserin. Kata fenol berasal dari Fenil Alkohol ( Phenyl Alcohol). Selain itu, nama fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air , yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H + dari gugus hidroksilnya. Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Raschig , Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP ( trichlorophenol ). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik . Gliserol merupakan zat tambahan/pembawa. Gliserin dan propilen glikol sering dipakai sebagai pelarut, karena dapat melekat dengan baik pada bagian dalam telinga sehingga obat lebih lama kontak dengan jaringan telinga Gliserol atau gliserin adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik . Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai macam lipid , termasuk trigliserida . Gliserol terasa manis saat dikecap, namun bersifat racun . Gliserin dapat dilarutkan dengan mudah ke dalam alkohol dan air tetapi tidak menjadi

description

tht

Transcript of pr tht

1. zat yang terkandung dan cara kerja fenol gliserol ?Zat yang terkandung pada fenol gliserol adalah fenol dan gliserin. Kata fenolberasal dari Fenil Alkohol (Phenyl Alcohol).Selain itu, nama fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memilikikelarutanterbatas dalamair, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+dari gugus hidroksilnya. Fenol didapatkan melaluioksidasisebagian padabenzenaatauasam benzoatdenganproses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol dapat digunakan sebagaiantiseptikseperti yang digunakan SirJoseph Listersaat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang,triklorofenolatau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotankloraseptik.Gliserol merupakan zat tambahan/pembawa. Gliserin dan propilen glikol sering dipakai sebagai pelarut, karena dapat melekat dengan baik pada bagian dalam telinga sehingga obat lebih lama kontak dengan jaringan telinga Gliserol atau gliserin adalah senyawagliseridayang paling sederhana, dengan hidroksil yang bersifathidrofilikdanhigroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai macamlipid, termasuktrigliserida. Gliserol terasa manis saat dikecap, namun bersifatracun. Gliserin dapat dilarutkan dengan mudah ke dalam alkohol dan air tetapi tidak menjadi minyak. Senyawa kimia murni disebut Gliserol, yang menunjukkan bahwa itu adalah alkohol.Faktanya gliserol juga mudah menyerap air dari udara sekitarnya berarti bahwa gliserin adalah higroskopis. Jika sebagian gliserin dibiarkan di tempat terbuka, ia akan menyerap air dari udara sekitarnya hingga cairan itu akhirnya 20% air. Jika sejumlah kecil ditempatkan di lidah akan menyebabkan pelepuhan, karena dehidrasi. Ketika produk kecantikan yang mengandung senyawa ini digunakan pada kulit sebagai pelembap, dapat membantu menjaga kelembaban yang masuk. Pada penggunaan sebagai serumenolitik gliseron dapat menyerap air dari udara sehingga serumen dapat melunak

2. Hubungan penyakit diabetes melitus dengan Otitis eksternaPada penderita Diabetes Melitus ph serumennya lebih tinggi di bandingkan dengan ph serumen non diabetes, kondisi ini menyebabkan penderita diabetes lebih mudah terjadi otitis ekterna, selain itu adanya faktor imunokompromise dan mikroangiopati otitis eksterna dapat berlanjut menjadi otitis eksterna maligna3. farmakologi dan farmakokinetik sofratulleSofratulle mengandung antibiotik framisetine Framisetin adalah antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara topikal. Potensi 1 mg framisetin, tidak kurang dari 630 unit Neomisin B. Konsentrasi 1% untuk sediaan kulit anti infeksi. Konsentrasi 0,5% untuk sediaan mata dan telinga anti infeksi. Framisetin tidak digunakan secara parenteral, karena sifatnya yang terlalu toksik dibandingkan aminoglikosid lainnya Aminoglikosida bekerja dengan tiga cara, yaitu (1) penghambatan sintesis protein dari bakteri. Setelah memasuki sel aminoglikosida akan mengikatkan diri dengan reseptor pada 30s ribosom bakteri, kemudian menghambat pengikatan dari aminoasil-tRNA dan mengakibatkan kesalahan pembacaan mRNA, sehingga protein yang tidak berfungsi yang disintesis; (2) mengganggu kompleks awal pembentukan peptida; dan (3) menyebabkan suatu pemecahan polisom menjadi monosom yang tidak berfungsi Antibiotik aminoglikosida merupakan bakterisid yang kerjanya cepat. Pembunuhan bakteri tergantung pada konsentrasi, tetapi aktivitas bakterisid residual masih ada walaupun konsentrasi serum telah menurun di bawah konsentrasi penghambatan minimum Aminoglikosida berdifusi melalui saluran-saluran encer yang dibentuk oleh protein porin pada membran terluar dari bakteri gram negatif dan memasuki ruang periplasma. Proses yang kecepatannya terbatas ini dapat diblok atau dihambat dengan penurunan pada pH atau kondisi anaerobik, seperti pada bisul. Sekali berada di dalam sel, aminoglikosida mengikat polysome dan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan kesalahan pembacaan dan terminasi prematur dari translasi mRNA. Protein abnormal yang dihasilkan mungkin dimasukkan ke dalam membran sel, mengubah permeabilitas dan kemudian menstimulasi transpor aminoglikosidaEfek samping :Potensinya untuk menimbulkan alergi rendah. Kadang-kadang dapat terjadi reaksi kulit memerah, eosinofilia, demam, kelainan darah, dermatitis, angioudem, stomatitis dan syok anafilaksis.

4. Stadium Otitis eksterna difusaMenurut Senturia HB (1980) otitis ekterna dibagi menjadi 3 stadium :1. PreinflamasiTahap preinflammatory dimulai ketika stratum korneum menjadi edematous karena hilangnya lapisan lipid pelindung canalis akustikuseksternus, sehingga menyumbat unit apopilosebaceous. proses obstruksiterus berlanjut, rasa penuh dan gatal telinga dimulai. Terganggunya lapisan epitel memungkinkan invasi bakteri yang baik berada di CAE atau benda asing dari luar masuk ke dalam saluran, seperti kapas atau kuku kotor2. Inflamasi akut (ringan/sedang/berat)Tahap inflamasi akut disertai dengan rasa sakit dan nyeri dari daun telinga.Tahap ringan , kulit saluran pendengaran eksternal menunjukkan eritemaringan dan edema minimal. Tampak adanya sekret yang terlihat pada CAE.Rasa sakit dan gatal meningkat.tahap sedang, CAE menunjukkan lebih edema dan eksudat tebal lebihbanyak. Jika tidak diobati maka akan menjadi lebih berat, ditandai denganpeningkatan rasa sakit dan kerusakan pada lumen CAE. Banyaknyaeksudat purulen dan edema pada kulitCAE memungkin mengaburkangambaran membran timpani. Pseudomonas aeruginosa atau bakteri lain basil gram negatif hampir selalu dapat dikultur pada tahap ini .tahap berat, terjadi perluasan infeksi di luar CAE dengan melibatkan kelenjar getah bening didaerah leher

3. Inflamasi kronikPada tahap peradangan kronis, nyeri berkurang tapi gatal lebih terasa.Kulit CAE menebal, dan mengelupas. Auricula dan concha seringmenunjukkan perubahan sekunder, seperti eczematization, lichenification,dan ulserasi dangkal