PR Praujian

9
Perbedaan DBD dan DD: DBD: DD: Klasifikasi demam dengan ruam: 1. Campak: - Etiologi: morbili virus - Masa inkubasi: 14-21 hari - Lesi pertama: retroauricula a!ah leher "a"a punggung seluruh tubuh - Lesi makulapapular - #an"a pathognomonic berupa $oplik%s spot 2. &ubella: - Etiologi: &ubivirus - Masa inkubasi: 14-21 hari - Lesi pertama: a!ah seluruh tubuh - Lesi makulapapular - 'orscheimer spot (. )carlet 'ever: - Etiologi: : *roup + ,-hemol tic streptococcus - Masa inkubasi: 1- hari - Lesi pertama: leher "a"a ekstremitas - Lesi makulapapular - #er"apat hipertro/i tonsil0 hiperemis0 "an eksu"at putih keabuan pa"a p uvula - #an"a pathognomonic berupa )traberr tongue - ucat "i "aerah sirkumoral

description

PR Praujian

Transcript of PR Praujian

Perbedaan DBD dan DD:DBD: DD:

Klasifikasi demam dengan ruam:

1. Campak:

Etiologi: morbili virus

Masa inkubasi: 14-21 hari

Lesi pertama: retroauricula ( wajah ( leher ( dada ( punggung ( seluruh tubuh

Lesi makulapapular

Tanda pathognomonic berupa Kopliks spot

2. Rubella:

Etiologi: Rubivirus Masa inkubasi: 14-21 hari

Lesi pertama: wajah ( seluruh tubuh

Lesi makulapapular

Forscheimer spot

3. Scarlet Fever: Etiologi: : Group A -hemolytic streptococcus Masa inkubasi: 1-7 hari

Lesi pertama: leher ( dada ( ekstremitas

Lesi makulapapular

Terdapat hipertrofi tonsil, hiperemis, dan eksudat putih keabuan pada palatum dan uvula

Tanda pathognomonic berupa Strawberry tongue Pucat di daerah sirkumoral

4. Roseola Infantum:

Etiologi: Human herpes virus type 6 (HHV 6) Masa inkubasi: sulit ditentukan Lesi pertama: trunk ( leher, ekstremitas atas, wajah, dan ekstremitas bawah Lesi makulapapular

Demam tinggi, anorexia, conjungtivitis, batuk

5. Varicella:

Etiologi: Varicella-zooster Masa inkubasi: 10-21 hari Lesi pertama: kulit kepala, wajah, atau Lesi vesikulopapular

Demam, sakit tenggorokan, penurunan nafsu makan, malaiseDasar diagnosis Thypoid:

Anamnesis:

Demam > 7 hari, naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi, lisis pada minggu ketiga

Anak sering mengigau (delirium), malaise, letargi, nyeri kepala

Gangguan GIT: anoreksia, nyeri perut, kembung, diare atau konstipasi , muntah

Pada demam tifoid berat daoat ditemukan penurunan kesadaran, kejang, dan ikterus

Pemeriksaan fisik:

Rhagaden

Lidah tifoid

Bradikardi relatif

Meteorismus

Hepatomegali

Kesadaran menurun

Kadang terdengar ronki pada pemeriksaan paruKriteria diagnosis:

Demam tifoid klinis:

Demam > 7 hari, didukung gejala klinis lain: gangguan GIT, hepatomegali, tidak ditemukan penyebab lain dari demam

Demam tifoid:

Demam tifoid klinis + Salmonella thypi (+) pada biakan darah, urine atau feses dan/atau pemeriksaan serologis yang mendukung

Demam tifoid berat:

Demam tifoid + keadaan: lebih dari minggu kedua sakit, toksik, dehidrasi, delirium jelas, hepatomegali dan/atau splenomegali, leukopenia 38,5

2. Antibiotik

Lini pertama:

Klorampenikol 50-100mg/kg/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari, kontraindikasi pada leukosit 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum dengan frekuensi > 1 kali dalam 24 jam.

Meningitis: Dasar diagnosis PJR:

Diagnosis demam rematik ditegakkan berdasarkan Kriteria WHO tahun 2003 (berdasarkan revisi kriteria Jones)

Tabel 1.Kriteria WHO Tahun 2002-2003 untuk Diagnosis Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik (berdasarkan Revisi Kriteria Jones)

Kategori DiagnostikKriteria

Demam rematik serangan pertama Dua mayor atau satu mayor dan dua minor ditambah dengan bukti infeksi SGA sebelumnya

Demam rematik serangan rekuren tanpa PJR Dua mayor atau satu mayor dan dua minor ditambah dengan bukti infeksi SGA sebelumnya

Demam rematik serangan rekuren dengan PJR Dua minor ditambah dengan bukti infeksi SGA sebelumnya

Korea Sydenham Tidak diperlukan kriteria mayor lainnya atau bukti infeksi SGA

PJR (stenosis mitral murni atau kombinasi dengan insufisiensi mitral dan/atau gangguan katup aorta) Tidak diperlukan kriteria lainnya untuk mendiagnosis sebagai PJR

Manifestasi Mayor

-Karditis

-Poliartritis migrans

-Korea

-Eritema marginatum

-Nodulus subkutanManifestasi Minor

Klinis:

-Artralgia

-Demam

Laboratorium:

-Peningkatan reaktan fase akut yaitu: LED dan atau CRP yang meningkat

-Interval PR yang memanjang

Diagnosis demam rematik ditegakkan bila terdapat 2 manifestasi mayor atau 1 manifestasi mayor ditambah 2 manifestasi minor dan didukung bukti adanya infeksi streptokokus sebelumnya yaitu kultur apus tenggorok yang positif atau kenaikan titer antibodi streptokokus (ASTO) >200.

CHD sianotik dan asianotik

Asianotik:1. VSD

Murmur pansistolik grade 3/6 atau lebih

Chest X-Ray:

Kardiomegali

Apex down ward

Segmen arteri pulmonal menonjol

Peningkatan tanda vaskular pulmo

2. ASD

Bunyi jantung I normal atau mengeras

Bunyi jantung II pecah lebar (widely split and fixed 2nd HS)

Murmur ejeksi sistolik

Chest X-Ray:

Kardiomegali

Hipertrofi atrium kanan dan ventrikel kanan

Dilatasi arteri pulmonalis dan vena pulmonalis

3. PDA

Small defect tidak ada gejala

Significant defect: penurunan toleransi terhadap latihan, peningkatan BB tidak baik, sering mengalami ISPA atas

Spesific case: pulsus seler pada 4 ekstremitas (denyut nadi silih berganti kuat dan lemah)

Chest X-Ray mirip dengan VSD

4. Stenosis Pulmonal

Ringan: murmur ejeksi sistolik, BJ II melebar, klik ejeksi

Sedang: ejeksi sistolik dan early klik ejeksi (+)

Berat: ejeksi sitolok dan early klik ejeksi (-)

Chest X-Ray: normal atau kardiomegali ringan

Echo: untuk mengkonfirmasi diagnosis

5. Coartation Aorta

CoA berat pada neonatus: gagal jantung pada 1 minggu awal kehidupan

Hipertensi arterial

Biasanya asimptomatik

Pulsus berbeda pada ekstremitas atas dan bawah, lemah pada ekstremitas bawah

Thrill sistolik

BJ I dan II normal

Murmur ejeksi sistolik

Chest X-Ray: kardiomegali ringan, katup aorta menonjol

Sianotik:

1. Tetralogy of Fallot

Terdiri dari:

VSD

Stenosis pulmonal

Aortic over-riding

Hipertrofi ventrikel kanan

Murmur ejeksi sistolik

Chest X-Ray:

Boot shaped

Segmen pulmonal berbentuk konkav

Apex up turned

Penurunan aliran darah pulmonal

Echo: untuk konfirmasi diagnosis2. Transposition of Great Artery Terbagi menjadi:

Tidak disertai VSD

Disertai VSD besar

Disertai VSD dan stenosis pulmonal

BJ II single dan mengeras

Murmur tidak ada sampai murmur pansistolik atau murmur kontinu

Chest X-Ray:

Kardiomegali

Egg on side heart

Peningkatan corak vaskular

3. Truncus arteriosus

Suspect jika: neonatus dengan sianosis dan BJ II single, murmur bervariasi

Chest X-Ray:

Kardiomegali

Peningkatan corak vaskular

Echo: untuk konfirmasi diagnosis

4. Atresia Trikuspid

Dibagi menjadi:

Aorta dan arteri pulmonal normal

TGA

Sianosis segera setelah lahir

Peningkatan aktivitas ventrikel kanan

Peningkatan aktivitas ventrikel kiri

BJ I dan II single

Hampir semua tidak ada murmur

Jika ada murmur: murmur diastolik karena stenosis mitral, murmur pansistolik karena VSD

Chest X-Ray:

Jantung membesar minimal

Segmen arteri pulmonal berbentuk konkav

Echo: penting utnuk diagnosis

SN SNA

Penyebab Idiopatik Tersering karena Infeksi Streptokokus Grup A

Edema Edema anasarka Paling sering pada daerah periorbital

Proteinuria + ++(masif) Berkisar antara (-) sampai ++, jarang sampai +++

Hiperkolesterolemia + (>200 mg/dl) -

Hematuria Bisa + Gross hematuria (BAK seperti air cucian daging)

Hipertensi 15-20% anak mengalami hipertensi 60-80% mengalami hipertensi

Patofisiologi edema anasarka pada SN:

Jenis anemia Pucat Perdarahan Hepatomegali/splenomegali Limfadenopati Ikterus

Anemia defisiensi + - - - -

Anemia aplastik + + - - -

Anemia hemolitik + - + - +

Anemia pasca perdarahan + + - - -

Anemia karena keganasan + + + + -

Dasar diagnosis Thalassemia: