PR Orthopaedi

9
TUGAS BEDAH ORTHOPAEDI KOMPLIKASI FRAKTUR Oleh : Ida Bagus Ananta W G99142090 Wahyu Aprillia G99141087 Egtheastraqita Chithivema G99142091 Himmatul Fuad G99141088 Dhia Ramadhani G99142094 Aryo Seno G99141071 Dzulfiar Nasir Umam G99142098 Pembimbing: dr. Udi Herunefi, Sp.B, Sp.OT

description

bedah orthopedi

Transcript of PR Orthopaedi

Page 1: PR Orthopaedi

TUGAS BEDAH ORTHOPAEDI

KOMPLIKASI FRAKTUR

Oleh :

Ida Bagus Ananta W G99142090 Wahyu Aprillia G99141087

Egtheastraqita Chithivema G99142091 Himmatul Fuad G99141088

Dhia Ramadhani G99142094 Aryo Seno G99141071

Dzulfiar Nasir Umam G99142098

Pembimbing:

dr. Udi Herunefi, Sp.B, Sp.OT

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH ORTHOPEDI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2015

Page 2: PR Orthopaedi

Komplikasi Fraktur

Biasanya komplikasi fraktur dibagi berdasarkan waktu, sesuai dengan lokalisasinya, di

mana dibagi menjadi :

A. Komplikasi Segera

a. Komplikasi Lokal

i. Komplikasi pada Kulit

Biasanya komplikasi ini terjadi bersama dengan traumanya, di mana

biasanya ada abrasi, disertai dapat ada luka terbuka, apalagi bila ada fraktur

terbuka. Edema yang terbentuk juga dapat menyebabkan kerusakan kulit

sekitar, termasuk saat pemasangan gips dan plaster of Paris dapat terbentuk

penekanan hingga terjadi ulkus dekubitus.

ii. Komplikasi Vaskular

Dapat terjadi kerusakan pada arteri kecil maupun arteri besar. Di mana,

pada kerusakan arteri besar maka akan nampak tanda – tanda perdarahan

hingga syok, apalagi jika fraktur terjadi pada femur yang merusak arteri

femoralis. Pada kerusakan arteri kecil maka kerusakan tidak terlalu besar

jika hanya obliterasi biasa, namun pada oklusi arteri akibat penekanan pada

struktur organ karena posisi tulang. Di sini terjadi Volkmann Ischemic

Contracture. Biasanya tandanya ialah adanya nyeri, kesemutan, dan

turunnya CRT, serta hilangnya pulsasi arteri distal.

iii. Komplikasi Neurologis

Komplikasi neurologis yang segera terjadi biasanya berkaitan langsung

dengan traumanya, misalnya trauma pada kepala, SSP, dll.

iv. Komplikasi Pada Otot

Dapat terjadi kerusakan otot dan robekan yang berat.

b. Komplikasi pada Organ Lain

i. Trauma Multiple

ii. Hemorrhagic Shock

Page 3: PR Orthopaedi

B. Komplikasi Awal

a. Komplikasi Lokal

i. Komplikasi pada Sendi

Dapat terjadi septic arthritis akibat masuknya bakteri ke dalam tulang

ii. Komplikasi pada Tulang

1. Infeksi pada Tulang [Osteomyelitis]

Infeksi dapat terjadi akibat kontak tulang dengan luar, di mana sangat

sering terjadi pada fraktur terbuka yang tidak segera ditangani.

2. Nekrosis Avaskular

Terjadi karena kerusakan sistem pembuluh darah yang mendarahi tulang

pada kanalikuli havers, akibatny perfusi ke tulang menurun, tulang

mengalami iskemia dan akibatnya kematian sel.

b. Komplikasi pada Organ Lain

i. Emboli Lemak & Emboli Paru

Release dari struktur intra tulang dan sekitarnya disertai kerusakan

pembuluh darah dapat menebabkan masuknya lemak ke dalam sirkulasi dan

menyebabkan emboli, di mana yang paling sering adalah emboli paru yang

dapat berakibat fatal. Dapat diserai dengan kerusakan kapiler pada paru –

paru dan ditandai dengan respiratory distress, biasanya keadaan ini muncul

pada hari kedua.

ii. Tetanus

C. Komplikasi Lanjut

a. Komplikasi pada Sendi

Dapat terjadi kontraktur dan kekakuan sendi, biasanya hal ini disebabkan

karena adanya adhesi / perlekatan pada sekitar sendi maupun dengan struktur

sekitarnya seperti otot dan tulang.

b. Komplikasi pada Tulang

i. Penyembuhan fraktur yang abnormal

Page 4: PR Orthopaedi

1. Malunion

Penyembuhan tulang yang disertai dengan deformitas oleh karena

penyambungan tulang tidak persis seperti semula.

2. Delayed Union

Delayed union adalah proses penyembuhan yang terus berjalan dengan

kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal. Delayed union

merupakankegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang

dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena

penurunan suplai darah ke tulang

3. Non-Union

Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan

memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6 - 9

bulan. Nonunion di tandai dengan adanya pergerakan yang berlebih

pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseuardoarthrosis.

Di mana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan kedua

fragmen tulang.

o Tipe I (hypertrophic non union) : 

Tidak akan terjadi proses penyembuhan fraktur dan diantara

fragmen fraktur tumbuh jaringan fibrous yang masih mempunyai

potensi untuk union dengan melakukan koreksi fiksasi dan bone

grafting.

o Tipe II (atrophic non union) :

Disebut juga sendi palsu (pseudoartrosis) terdapat

jaringan sinovial sebagai kapsul sendi beserta rongga sinovial yang

berisi cairan, proses union tidak akan dicapai walaupun dilakukan

imobilisasi lama.

Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti disrupsi

periosteum yang luas, hilangnya vaskularisasi fragmen-fragmen

Page 5: PR Orthopaedi

fraktur, waktu imobilisasi yang tidak memadai, implant atau gips

yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi dan penyakit

tulang (fraktur patologis)

Gambar 1. Komplikasi Non Union

ii. Gangguan pertumbuhan karena kerusakan pada ephyphiseal plate

iii. Osteoporosis pasca trauma

iv. Sudeck – Atrophy

Biasanya terjadi dalam kondisi di mana pasien gagal mengembalikan fungsi

normal kaki dan tangannya, dapat terjadi kekakuan sendi dengan nyeri saat

digerakkan.

Page 6: PR Orthopaedi

DAFTAR PUSTAKA

John P, Ign. Riwanto. In: Sjamsuhidajat R, Jong W.D, editors. Buku Ajar Ilmu Bedah.

3rd ed. EGC. Jakarta; 2011.

Nayagam S. 2010. Principle of fractures. Dalam Apley’s System of Orthopaedics and

Fractures. Ed 9. London.

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar: Bintang

Lamumpatue.