PR kulit kelamin

5
JAMUR Organisme geofilik tumbuh di tanah dan hanya menginfeksi manusia secara sporadis; biasanya setelah menginfeksi, akan berbentuk tipe inflamatori. Jenis yang paling umum yaitu M gypseum. Organisme zoofilik dapat ditemukan pada binatang, tetapi hanya bertransmisi ke manusia secara sporadis. Hewan lokal dan binatang peliharaan menjadi sumber infeksi pada area perkotaan (M canis pada anjing dan kuncing). Transmisi dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang spesifik atau secara tidak langsung melalui bulu binatang yang terbawa pada pakaian atau yang ada di makanan atau gedung terkontaminasi. Area terbuka seperti scalp, jenggot, wajah, dan lengan adalah tempat favorit untuk infeksi. Infeksi pada manusia cenderung menjadi suppurative, tetapi pada hewan cenderung tenang, menunjukkan ada adaptasi jamur terhadap hewan hospesnya. Jenis anthropofilik sudah beradaptasi sehingga hospesnya adalah manusia. Infeksi anthropofilik cenderung epidemis. Ditransmisikan dari manusia ke manusia lain dengan kontak langsung atau melalui benda yang dipakai bersama. Tingkat inflamasi dipengaruhi oleh virulensi dan kerentanan hospes. Pembentukan kerion, suppurasi, atau manifestasi lain dari tinea inflamatoris dapat membuat diagnosis awal. Penyakit noninflamasi sebaliknya, membuat infeksi menjadi silent carrier yang memperlambat diagnosis dan mempermudah infeksi

description

kulit kelamin

Transcript of PR kulit kelamin

JAMUROrganisme geofilik tumbuh di tanah dan hanya menginfeksi manusia secara sporadis; biasanya setelah menginfeksi, akan berbentuk tipe inflamatori. Jenis yang paling umum yaitu M gypseum. Organisme zoofilik dapat ditemukan pada binatang, tetapi hanya bertransmisi ke manusia secara sporadis. Hewan lokal dan binatang peliharaan menjadi sumber infeksi pada area perkotaan (M canis pada anjing dan kuncing). Transmisi dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang spesifik atau secara tidak langsung melalui bulu binatang yang terbawa pada pakaian atau yang ada di makanan atau gedung terkontaminasi. Area terbuka seperti scalp, jenggot, wajah, dan lengan adalah tempat favorit untuk infeksi. Infeksi pada manusia cenderung menjadi suppurative, tetapi pada hewan cenderung tenang, menunjukkan ada adaptasi jamur terhadap hewan hospesnya.Jenis anthropofilik sudah beradaptasi sehingga hospesnya adalah manusia. Infeksi anthropofilik cenderung epidemis. Ditransmisikan dari manusia ke manusia lain dengan kontak langsung atau melalui benda yang dipakai bersama. Tingkat inflamasi dipengaruhi oleh virulensi dan kerentanan hospes. Pembentukan kerion, suppurasi, atau manifestasi lain dari tinea inflamatoris dapat membuat diagnosis awal. Penyakit noninflamasi sebaliknya, membuat infeksi menjadi silent carrier yang memperlambat diagnosis dan mempermudah infeksi

EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE

Agen penyebab penyakit, termasuk di antaranya bakteri, virus, parasite, jamur, bahan kimia, radiasi, venomHospes organisme yang memiliki penyakit, tetapi tidak selalu terkena penyakit tersebut. Hospes menjadi tempat berkumpul organisme penyebab. Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor imun, genetic, tingkat paparan, keadaan umum.Environment lingkungan sekitar pada manusia atau binatang yang menyebabkan atau memperbolehkan transmisi penyakit. Termasuk di antaranya, social budaya, dan aspek fisik dari lingkungan. Time termasuk waktu inkubasi, panjang waktu hidup hospes atau pathogen, durasi penyakit. Lainnya yaitu keparahan penyakit tergantung seberapa lama pasien menderita atau sampai kondisi tersebut menyebabkan kematian atau melewati batas bahaya dan menuju pemulihan. Faktor hospes juga berperan membentuk presentasi klinis. Pasien immunocompromised lebih rentan terkena dermatofitosis berat atau berulang, dan kemjuan dalam kemoterapi dan kedokteran transplantasi meningkatkan infeksi opportunistic dari dermatofitosis yang sebelumnya non pathogen. Hanya tingkat keparahan dermatofitosis yang dipengaruhi oleh HIV, bukan prevalensinya. Usia, jenis kelamin, ras termasuk faktor epidemiologis yang penting karena pria lima kali lebih banyak daripada wanita. Tetapi, T. tonsurans pada tinea capitis lebih umum terjadi pada wanita daripada pria, dan paling sering terjadi pada anak-anak Afrika-AmerikaFaktor agents harus melewati beberapa tahap, yaitu bertahan dari sinar UV, variasi suhu dan kelembaban, competisi dari flora normal, dan asam lemak fungistatic dan sphingosines yang diproduksi oleh keratinocyte. Setelah menempel, spora harus berkembang dan mempenetrasi stratuk korneum lebih cepat dari proses deskuamasi. Penetrasi ini dapat diselesaikan dengan sekresi proteinase, lipase, enzim musinolitik, yang juga memberi nutrisi. Trauma dan maserasi juga memfasilitasi penetrasi. Pertahanan tubuh yang baru akan muncul setelah bagian dalam epidermis tecapai, termasuk kompetisi besi oleh transferrin tidak jenuh dan kemungkinan inhibisi pertumbuhan jamur oleh progesterone.

TINEA CRURIS DIAGNOSA BANDINGDDx Tinea Cruris Psoriasis Dermatitis seboroik Candidiasis Erythrasma Lichen simplex chronicus Familial benign pemphigus