Ppt Ske2 Blok Endokrin (Final) (1)
-
Upload
ika-farikah -
Category
Documents
-
view
285 -
download
11
Embed Size (px)
description
Transcript of Ppt Ske2 Blok Endokrin (Final) (1)

SKENARIO 2 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME:
GONDOK
KELOMPOK A-6

KELOMPOK A6:
Ketua : Darayani Amalia 1102013070Sekretaris : Harvien Bhayangkara 1102013124Anggota : Fitria Nengsih 1102012092
Diana Yunus 1102013083 Ayu Nujma Paradis 1102011058 Dea Melinda Sabila 1102013072 Bayu Hernawan Rahmat Muharia 1102013054 Bayu Adhitya Wicaksana 1102013053 Ahmad Rizky 1102013014 Aiman Idrus Alatas 1102013015

SKENARIO: GONDOK
Ny. S, berusia 36 tahun, mengeluh terdapat benjolan di leher depan yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu. Tidak ada keluhan nyeri menelan, perubahan suara ataupun gangguan pernafasan. Pasien juga tidak mengeluh berdebar-debar, banyak berkeringat, dan perubahan berat badan. Pada leher depan sebelah kanan teraba nodul berukuran 5x4 cm, berbatas tegas, tidak nyeri tekan, dan turut bergerak saat menelan, dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid, USG tiroid, sidik tiroid (thyroid scintigraphy) dan pemeriksaan aspirasi jarum halus.
Hasil sitologi yang diperoleh menunjukan tidak didapatkannya sel ganas, sehingga pasien diberikan terapi hormone tiroksin sambal dimonitor fungsi tiroidnya. Pasien juga diingatkan bahwa bila nodulnya makin membesar maka perlu dilakukan operasi tiroidektomi. Mendengar penjelasan dokter, pasien yang merupakan seorang muslimah merasa cemas menghadapi kemungkinan akan dilakukannya tindakan operasi.

HIPOTESA:
Kekurangan hormon tiroksin menyebabkan kadar TSH meningkat yang merangsang perkembangan kelenjar tiroid sehingga menjadi membesar (goiter/struma). Pembesaran kelenjar tiroid tidak memberikan keluhan karena belum menekan esophagus dan saraf. Untuk penatalaksanaannya diberi terapi hormon tiroksin, dan tiroidektomi sesuai dengan indikasinya.
Bila pasien merasa cemas sebelum melakukan tindakan operasi, dokter harus memberikan nasihat untuk sabar, tawakal, dzikir, ikhlas.

SASARAN BELAJAR:
1. Memahami dan Menjelaskan Kelenjar Tiroid1.1. Makroskopik1.2. Mikroskopik
2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi dan Biokimia Tiroksin
3. Memahami dan Menjelaskan Kelainan Kelenjar Tiroid3.1. Definisi3.2. Epidemiologi3.3. Klasifikasi
3.4. Patofisiologi3.5. Manifestasi Klinik3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding3.7. Tatalaksana3.8. Komplikasi3.9. Prognosis3.10. Pencegahan
4. Memahami dan Menjelaskan Mengatasi Rasa Cemas Menurut Pandangan Islam

1. Memahami dan Menjelaskan Kelenjar Tiroid

1.1. Makroskopis
• Berat: 20-30 gr, rata-rata 25 gr• Kelenjar endokrin tanpa ductus• Bersifat bilobular• Kedua lobus dipisahkan oleh isthmus (di depan cincin trachea 2, 3,
dan 4)• Posisi axis (puncak): linea obliqua cartilaginis thyroidea. Basis (dasar):
cincin trachea ke-4 atau ke-5.

1.1. Makroskopis

1.1. Makroskopis
TIROIDArteri :1.Arteri thyroidea superior2.Arteri thyroidea inferior3.Arteri tyroidea ima
Vena :Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:1. V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).2. V. thyroidea medialis (bermuara di V.
jugularis interna).3. V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).
PARATIROIDKelenjar paratiroid superior diperdarahi oleh A. Thyroidea superior. Sedangkan,kelenjar paratiroid inferior diperdarahi oleh A. thyroidea inferior atau dari anastomose antara pembuluh darah superior dan inferior. Kira-kira 1/3 kelenjar paratiroid pada manusiamemiliki 2 atau lebih arteri paratiroid.

1.2. Mikroskopis
• Terdiri atas ribuan folikel-folikel• Lumennya mengandung substansi gelatinosa disebut Colloid• Bila sel folikel epitel pipih → tidak aktif, epitel kuboid rendah → aktif dan
kuboid tinggi atau toraks → hiperaktif. • Sel folikel memiliki inti besar, vesikular, yang berada ditengah atau ke arah
basal. • Colloid merupakan senyawa glikoprotein yang disebut tiroglobulin (Tg). • Colloid yang menggambarkan sel folikel sedang aktif dan dalam metabolisme
tinggi yaitu bersifat basofil (keunguan)• Colloid yang menggambarkan sel folikel tersebut sedang tidak aktif yaitu
berwarna asidofil (merah muda) dan terlihat penuh.

1.2. Mikroskopis


2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi dan Biokimia Tiroksin

Struktur Molekul

Regulasi

Biosintesis dan Sekresi


3. Memahami dan Menjelaskan Kelainan
Kelenjar Tiroid

3.1. Definisi
• Hipotirodisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolik. Hipotiroidisme pada bayi dan anak-anak berakibat pertambatan pertumbuhan dan perkembangan jelas dengan akibat yang menetap yang parah seperti retardasi mental. Hipotiroidisme dengan awitan pada usia dewasa menyebabkan perlambatan umum organisme dengan deposisi glikoaminoglikan pada rongga intraselular, terutama pada otot dan kulit, yang menimbulkan gambaran klinis miksedema. Gejala hipotiroidisme pada orang dewasa kebanyakan reversibel dengan terapi.
• Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Tirotoksikosis adalah keadaaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar T3 dan T4 bebas, terutama disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid .

3.2. Epidemiologi
• HipertiroidismeDistribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroid amat bervariasi dari berbagai klinik. Perbandingan wanita dan laki-laki yang didapat di RSUP Palembang adalah 3,1 : 1 di RSCM Jakarta adalah 6 : 1, di RS. Dr. Soetomo 8 : 1 dan di RSHS Bandung 10 :1. Sedangkan distribusi menurut umur di RSUP Palembang yang terbanyak adalah pada usia 21 – 30 tahun (41,73%), tetapi menurut beberapa penulis lain puncaknya antara 30–40 tahun. Jumlah penderita penyakit ini di seluruh dunia pada tahun 1960 diperkirakan 200 juta, 12 juta di antaranya terdapat di Indonesia. Angka kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonsia berkisar antara 44,44% — 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita hipertiroid, biasanya sering pada usia di bawah 40 tahun.
• HipotiroidismeInsidens berbagai penyebab hipotiroidisme akan berbeda-beda tergantung faktor-faktor geografis dan lingkungan seperti diet iodida dan asupan bahan-bahan goitrogenik, ciri-ciri genetika dan populasi dan distribusi umur populasi (anak atau dewasa). Hipotiroidisme terutama terjadi pada usia setelah 40 tahun. Sesudah 65 tahun prevalensinya meningkat sebesar 10% pada wanita dan 83% pada pria.

3.3. Klasifikasi
• Hipertiroid:
-Hipertiroid Primer
Grave’s disease
Functioning adenoma
Toxic multinodular goiter
Tiroiditis
-Hipertiroid Sekunder
Tumor hipofisis
Pemberian hormone tiroid dalam jumlah besar
Pemasukan iodium berlebihan
• Hipotiroid:
-Hipotiroidisme Sentral :
50% diakibatkan kegagalan hipofisis
-Hipotiroidisme Primer
Pascaoperasi
Pascaradiasi
Tiroiditis subakut
Tiroiditis Pasca Partum
Tiroiditis Autoimun (Tiroiditis Hashimoto)

3.4. Patofisiologi

3.4. Patofisiologi (Penyakit Graves)

3.4. Patofisiologi

3.5. Manifestasi KlinikTable 341-5 Signs and Symptoms of Hypothyroidism (Descending Order of Frequency)
Symptoms
Tiredness, weakness
Dry skin
Feeling cold
Hair loss
Difficulty concentrating and poor memory
Constipation
Weight gain with poor appetite
Dyspnea
Hoarse voice
Menorrhagia (later oligomenorrhea or amenorrhea)
Paresthesia
Impaired hearing
Signs
Dry coarse skin; cool peripheral extremities
Puffy face, hands, and feet (myxedema)
Diffuse alopecia
Bradycardia
Peripheral edema
Delayed tendon reflex relaxation
Carpal tunnel syndrome
Serous cavity effusions
Table 341-7 Signs and Symptoms of Thyrotoxicosis (Descending Order of Frequency)
Symptoms
Hyperactivity, irritability, dysphoria
Heat intolerance and sweating
Palpitations
Fatigue and weakness
Weight loss with increased appetite
Diarrhea
Polyuria
Oligomenorrhea, loss of libido
Signsa
Tachycardia; atrial fibrillation in the elderly
Tremor
Goiter
Warm, moist skin
Muscle weakness, proximal myopathy
Lid retraction or lag
Gynecomastia

3.6. Diagnosis dan Diagnosis BandingAnamnesis:1. Keluhan utama2. Riwayat penyakit sekarang dan terdahulu3. Riwayat obat
Pemeriksaan Fisik:4. Inspeksi: ukuran benjolan, tekstur kulit, bekas luka dan bergerak5. Palpasi: ukuran, bentuk, konsistensi, nyeri tekan dan simetri6. Auskultasi: bruit

3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding (Hipo)Pemeriksaan Penunjang:
1. Lab: T4 Serum, T3 Serum, T3 Ambilan Resin, TSH (Thyroid Stimulating Hormone), Thyrotropin Releasing Hormone dan Tiroglobulin
2. Ambilan Iodium Radioaktif
3. Pemindai Radio atau Pemindai Skintigrafi Tiroid
4. Ultrasonografi
5. Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)
6. Pemeriksaan radiologik di daerah leher

3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding (Hipo)

3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding (Hipo)
Diagnosis Banding HipotiroidSering disertai hipotiroid kongenital, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan faal tiroid secara rutin.
1. epikantus (+)2. makroglosi (+)3. miksedema (-)4. retardasi motorik dan mental5. ”Kariotyping”, trisomi 21

3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding (Hiper)AnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan Penunjang:• USG (Data Pasien) : memberikan ukuran tiroid yang lebih luas dan bebas bias
pengukuran. Pengukuran yang tepat untuk melihat pembesaran volume tiroid berdasarkan panjang, jarak dan ketebalan.• Skintigrafi : teknik ini akan menghasilkan gambaran visual yang menentukan lokasi
radioaktivitas di daearah yang dipindai.• Pemeriksaan Lab• Pemeriksaan Lain
Pemeriksaan EKGUSG tiroid

3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding (Hiper)

3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding (Hiper)

3.7. Tatalaksana
Pengobatan pada HipertiroidismePengobatan yang diberikan terhadap penderita hipertiroidisme bergantung pada faktor usia, gejala yang dialami, dan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dalam darah. Di bawah ini adalah jenis pengobatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme, yaitu:

3.7. Tatalaksana
• ThionamideThionamide adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk
menekan produksi hormon tiroksin dan triiodotironin. Contoh obat-obatan thionamide adalah carbimazole dan propylthiouracil. Obat ini perlu dikonsumsi sekitar 1-2 bulan agar bisa dilihat perubahan pada kondisi hipertiroidisme.
Dosis obat ini akan diturunkan secara perlahan setelah produksi hormon oleh kelenjar tiroid bisa dikendalikan. Efek samping yang jarang terjadi akibat obat ini adalah sakit persendian dan ruam kulit yang gatal. Risiko mengalami hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) akibat pengobatan ini lebih kecil dibandingkan radioterapi

3.7. Tatalaksana
• RadioterapiRadioiodine adalah sejenis prosedur radioterapi untuk mengobati
hipertiroidisme. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid akan berkurang ketika iodine radioaktif (dalam tingkat rendah dan tidak berbahaya) menyusutkan kelenjar tiroid. Pengobatan radioiodine dapat konsumsi dalam bentuk obat cair atau kapsul.
Terdapat beberapa kelompok orang yang tidak dianjurkan untuk melakukan pengobatan radioiodine, antara lain:
Wanita yang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.Orang yang mengalami gangguan mata, seperti pandangan kabur dan
bola mata yang menonjol

3.7. Tatalaksana
• Beta-blockerBeta-blocker atau penghambat beta adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi gejala yang muncul akibat hipertiroidisme, seperti hiperaktif, detak jantung cepat, dan tremor. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh penderita asma.
Beta-blocker diberikan setelah produksi hormon kelenjar tiroid bisa dikendalikan oleh thionamide. Efek samping yang paling umum akibat obat ini adalah mual, kaki dan tangan menggigil, insomnia, dan selalu merasa lelah.• Operasi tiroid
Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi disebut parsial jika hanya sebagian yang diangkat dan total jika seluruhnya jaringan kelenjar diangkat

3.8. Komplikasi
-HIPERTIROID
Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
-NODUL TIROID
Masalah menelan atau bernapas.
Hyperthryoidism.
Masalah yang terkait dengan kanker tiroid.
-HIPOTIROID
Gondok
Gangguan jantung
Gangguan mental
Peripheral neuropathy
Myxedema
Infertilitas
Cacat lahir

3.9. Prognosis
HipotiroidPerjalanan miksedema yang tidak diobati adalah penurunan
keadaan secara lambat yang akhirnya menjadi koma miksedema dan kematian. Namun, dengan terapi sesuai, prognosis jangka panjang sangat bagus. Prognosis telah sangat membaik dengan diketahuinya pentingnya respirasi yang dibantu secara mekanis dan penggunaan levotiroksin intravena. Pada saat ini, hasilnya mungkin tergantung pada seberapa baiknya masalah penyakit dasar dapat dikelola.

3.9. Prognosis
Hipertiroid
Secara umum, perjalanan penyakit Graves adalah ditandai oleh remisi dan eksaserbasi untuk jangka waktu yang lama kecuali kalau kelenjar dirusak dengan pembedahan atau iodin radioaktif. Walaupun beberapa pasien bisa tetap eutiroid untuk jangka waktu lama setelah terapi, banyak yang akhirnya mendapatkan hipotiroidisme. Jadi, follow-up seumur hidup merupakan indikasi untuk semua pasien dengan penyakit Graves.

3.10. Pencegahan
1. Penyakit Gondok timbul akibat dari kekurangan yodium, maka langkah utama untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mengkonsumsi garam yang mengandung yodium tinctura (larutan yodium dalam alkohol).
2. Mengkonsumsi ganggang laut yang dicampurkan pada makanan serta mengkonsumsi seafood (seperti kepiting, kerang, ikan laut dll) juga dipercaya bisa mencegah penyakit gondok.
3. Hindari makanan yang dapat mengurangi hormone tiroksin, seperti kol, kacang kedelai, kacang tanah, kacang polong, bayam dan stroberi

4. Memahami dan Menjelaskan Mengatasi Rasa Cemas Menurut
Pandangan Islam

4. Memahami dan Menjelaskan Mengatasi Rasa Cemas Menurut Pandangan Islam
• Pertama, tidak tamak. Sifat tamak sekarang menjadi trend. Contohnya gaji ingin naik tetapi minus prestasi.
Fasilitas yang dimiliki penuh kemewahan tetapi tidak sebanding dengan kinerja dan “jumlah hitungan”
pendapatan. Tamak atau serakah adalah pangkal sebuah kecemasan
• Kedua, selalu ingat Allah dalam berbagai aktivitas (dzikrullah). Ingat kita kepada Allah SWT akan menjadi
pengawasan yang melekat baik dilihat orang maupun tidak dilihat orang.
• Ketiga, tawakal dan tidak berhenti berikhtiar. Orang yang tawakal kepada Allah SWT selamanya akan
mendapatkan ketenangan dan ketentraman.
• Keempat, yakin setiap masalah ada jalan keluarnya. Setiap hamba yang baik dan shaleh akan menerima ujian
untuk meningkatkan kualitas hidupnya
• Kelima, doa. Bedanya orang beragama dan tidak beragama kita mempercayai penting doa bagi ketenangan
hidup. Dalam beberapa riwayat hadits dijelaskan bahwa do’a adalah senjatanya umat Islam.

DAFTAR PUSAKA
Ganong W.F. 2008. Buku Ajar FIsiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Greenspan, Francis S. 2008. Kelenjar Tiroid dalam Endokrinologi Dasar dan Klinik Edisi 4.Jakarta : EGC.http://www.bio.davidson.edu/courses/immunology/students/spring2003/breedlove/gravesdisease.html 19 september 2015, 9.00 amhttp://mythyroide.blogspot.co.id/2010/12/pathophysiology_28.html 19 september 2015 9.10 amMansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3.Jakarta: Media Aesculapius FKUIMurray,RK et al (2003). Biokimia Harper edisi 25.Jakarta.EGCPrice, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 1995. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Ed. 4. Jakarta : EGC.Schteingart, David E. 2012. Gangguan Kelenjar Tiroid dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6.Jakarta : EGCSetiati,S.dkk.2014.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.Jakarta:InternaPublishingSherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: dari sel ke system. Ed 2. EGC: JakartaSnell,RS.(2006).Anatomi Klinik untuk Mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta.EGCSuherman, Suharti K. dan Elysabeth.2009. Hormon Tiroid dan Anti Tiroid dalam Farmakologi dan Terapi.Jakarta : Penerbit FKUI.

Terimakasih